PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TERBUKA (OPEN-ENDED LEARNING) DAN TPS (THINK PAIR SHARE) PADA SISWA KELAS VII SMPN 17 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016
ARTIKEL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi
Oleh NURAINI NIM. E1A 012 033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
1
PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TERBUKA (OPEN-ENDED LEARNING) DAN TPS (THINK PAIR SHARE) PADA SISWA KELAS VII SMPN 17 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016. Nuraini1), Dwi Soelistya Dyah Jekti 2), Ahmad Raksun2) Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram 2) Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram Universitas Mataram, Jalan Majapahit No.62, Mataram Email: k2.nuraini@gmail
1)
ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan di SMPN 17 Mataram dari bulan Mei sampai Juni 2016. Jenis penelitian adalah kausal komparasi dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran terbuka (open-ended learning) dan TPS (think pair share). Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest non-control group design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 17 Mataram tahun ajaran 2015/2016. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling dan diperoleh kelas VII A sebagai kelas eksperimen I dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen II. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis adalah soal dalam bentuk uraian dan untuk mengukur hasil belajar adalah test obyektif (pilihan ganda). Uji hipotesis data hasil penelitian menggunakan rumus independent sample t-test dengan taraf signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS 17 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran open ended dan think pair share (p<0,05), (2) tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran open ended dan think pair share (p>0,05). Kata-kata kunci: Model Pembelajaran Terbuka (Open-Ended Learning), Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share), Berpikir Kritis, dan Hasil Belajar.
ABSTRACT This research has been conducted in SMPN 17 Mataram from May to June 2016. The type of this research is causal comparative that aim to determine the differences of critical thinking skills and learning achievement of biology that taught by open-ended learning model and TPS (think pair share) learning model. Research design was used pretest-postest non-control group design. Populations of this study were all students at grade VII SMPN 17 Mataram of academic year 2015/2016. The sampling was done by cluster random sampling technique and obtained class VII A as the experimental I and VII B as the experimental II. The instrument to measure the ability of critical thinking skills is an essay and to measure learning achievement is an objective test (multiple choice). Hypothesis testing of data was used an independent sample t-test formulation with significance 5% which is calculated by SPSS 17 for Windows. The results of research shown that (1) there is significance difference of critical thinking skills between student that taught by open-ended learning model and think pair share 2
learning model (p<0,05), (2) there is not significance difference of learning achievement between student that taught by open-ended learning model and think pair share learning model (p>0,05). Key Words: Model of Learning Open-Ended, Model of Learning TPS (Think Pair Share), Critical Thinking Skills, and Learning Outcomes.
PENDAHULUAN Pembelajaran biologi sebagai bagian
berdasarkan
hasil
wawancara
yang
dari sains terdiri dari produk dan proses.
dilakukan dengan
Produk biologi terdiri atas teori dan prinsip
pelajaran IPA diperoleh informasi bahwa
dari kehidupan makhluk hidup beserta
terdapat beberapa masalah yaitu proses
interaksinya
pembelajaran yang kurang menekankan
dengan
lingkungan.
Kenyataan yang terjadi di lapangan, dalam
pada
proses
cenderung
pembelajaran,
aspek
salah satu guru mata
berpikir
sehingga
mengoptimalkan
siswa dirinya
produk
lebih
proses.
Siswa
dengan menerima saja apa yang dijelaskan
kurang berperan dalam mengembangkan
oleh guru. Guru sering menggunakan
keterampilan
untuk
model pembelajaran konvensional seperti
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
ceramah, tanya jawab dan penugasan tanpa
diutamakan
dari
pada
berpikir
kritis
Dalam setiap proses pembelajaran
variasi
dengan
menambahkan
model
secara
pembelajaran yang menuntut siswa untuk
ditempatkan
aktif dalam proses pembelajaran dalam
sebagai subjek bukan sebagai objek dalam
kelas. Hal ini menyebabkan kemampuan
proses
berpikir
dituntut
keterlibatan
langsung.
Siswa
harus
pembelajaran,
berperan
sebagai
fasilitator,
namun
siswa
sedangkan
guru
pembimbing
dan
terbentuk
kritis pada
dalam diri
belajar siswa
tidak
sehingga
kenyataannya
mengakibatkan hasil belajar biologi siswa
proses belajar mengajar masih berpusat
SMP Negeri 17 Mataram berada di bawah
pada guru. Hal ini menyebabkan siswa
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Nilai
kesulitan
KKM (kriteria ketuntasan minimal) adalah
dalam
pada
mempelajari
Biologi
terlihat dari rendahnya hasil belajar. Berdasarkan hasil observasi selama PPL yang telah dilaksanakan di SMP
75 yang ditentukan oleh guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 17 Mataram. Model pembelajaran
open-ended
Negeri 17 Mataram pada bulan Agustus-
adalah pembelajaran yang menyajikan
Desember tahun 2015 terkait proses
suatu masalah yang memiliki metode atau
pembelajaran di kelas VII serta
penyelesaian lebih dari satu (Shimada 3
dalam Ruslan dan Santoso, 2013). Dalam
berpikir, berani mengambil keputusan dan
pembelajaran terbuka (open-ended) siswa
konsisten dengan keputusan tersebut.
dituntut
untuk
permasalahan langkah
Huda
(2013)
sintak
memiliki
variasi
open-ended learning (OEL) adalah: 1)
penyelesaian
bahkan
menyajikan
yang
dalam
Menurut
menyelesaikan
masalah;
2)
mendesain
memiliki variasi jawaban yang benar. Hal
pembelajaran; 3) memperhatikan respon
ini akan membuat siswa terbiasa berpikir
siswa dalam pemecahan masalah; dan 4)
kritis
membuat kesimpulan.
terhadap
permasalahan
yang
Selain model pembelajaran terbuka
diberikan serta akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Suprijono dalam
(open-ended
Widodo
pembelajaran
dan
Widayanti
(2013)
learning), lain
model
yang
mampu
mengemukakan bahwa hasil belajar yang
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
menjadi objek penilaian kelas berupa
serta hasil belajar adalah model TPS
kemampuan-kemampuan
(Think Pair Share), model
kognitif yang
TPS ini
diperoleh siswa setelah mereka mengikuti
merupakan salah satu tipe pembelajaran
proses
kooperatif.
belajar-mengajar
tentang
mata
Pembelajaran
kooperatif
pelajaran tertentu dengan menggunakan
merupakan salah satu model pembelajaran
model pembelajaran. Pembelajaran Open-
yang
Ended sebelumnya telah digunakan oleh
bekerja dalam kelompok yang memiliki
peneliti lain yaitu Nadhifatul (2012) dalam
aturan-aturan tertentu (Jufri, 2013). Model
penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian
pembelajaran
kooperatif
dapat
tersebut menunjukan adanya peningkatan
meningkatkan
aktivitas
siswa,
prestasi belajar dan kemampuan berpikir
meningkatkan
kritis. Menurut Lestari (2014) bila berpikir
penguasaan
kritis
akan
pembelajaran, dan akan meningkatkan
kebenaran,
kemampuan berpikir siswa dalam proses
dikembangkan,
cenderung
untuk
seseorang
mencari
mengorganisasikan
interaksi, siswa
berpikir divergen (terbuka dan toleran
pembelajaran.
terhadap ide-ide baru), dapat menganalisis
Model
siswa
untuk
meningkatkan
terhadap
materi
think pair share dapat
masalah dengan baik, berpikir secara
memberi
siswa
lebih
banyak
waktu
sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa
berpikir, merespon dan saling membantu
dalam berpikir, dan dapat berpikir secara
(Trianto
mandiri. Siswa yang berpikir kritis akan
Model pembelajaran ini berpusat pada
menjadikan penalaran sebagai landasan
siswa
dalam Surayya, dkk, 2014).
dengan
melibatkan
dan
memaksimalkan kemampuannya melalui 4
bimbingan guru untuk berpikir secara
pembelajaran think pair share. Materi
individual (think), berpasangan dengan
yang diajarkan dalam penelitian ini adalah
teman
organisasi
sebangku
(pair)
dan
berbagi
kehidupan
jawaban dengan pasangan lain atau seluruh
Kompetensi
kelas (share).
keanekaragaman
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
yaitu
6
Standar
(Memahami
makhluk
hidup).
Kompetensi Dasar 6.3 (Mendeskripsikan
mengetahui: 1) Perbedaan kemampuan
keragaman
pada
sistem
organisasi
berpikir kritis yang diajarkan dengan
kehidupan mulai dari tingkat sel sampai
model pembelajaran terbuka (open-ended
organisme).
learning) dan TPS (think pair share) pada
Variabel bebas dalam penelitian ini
siswa kelas VII SMPN 17 Mataram tahun
adalah model pembelajaran open-ended
ajaran 2015/2016. 2) Perbedaan hasil
dan model pembelajaran think pair share,
belajar biologi yang diajarkan dengan
sedangkan
model pembelajaran terbuka (open-ended
kemampuan berpikir kritis dan hasil
learning) dan TPS (think pair share) pada
belajar Biologi. Instrumen yang digunakan
siswa kelas VII SMPN 17 Mataram tahun
untuk mengukur kemampuan berpikir
ajaran 2015/2016.
kritis berupa tes uraian yang telah valid
variabel
terikatnya
adalah
dan reliabel sebanyak 8 soal dan untuk mengukur hasil belajar berupa tes pilihan
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kausal komparasi.
Desain
penelitian
yang
ganda yang telah valid dan reliabel sebanyak 26 soal. Analisis uji hipotesis
digunakan adalah pretest-postest non-
menggunakan
control
program SPSS 17 for Windows.
group
dilaksanakan di
design.
Penelitian
ini
uji-t
dengan
bantuan
SMPN 17 Mataram
terhadap siswa kelas VII semester genap
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun ajaran 2015/2016. Populasi dalam
1. Kemampuan Berpikir Kritis
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
Hasil post-test merupakan nilai
VII yang terbagi dalam lima kelas, sampel
rata-rata dari materi yang diajarkan. Nilai
ditentukan dengan teknik cluster random
rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa
sampling dan diperoleh kelas VII A
di kelas eksperimen I sebesar 79,03
sebagai kelas eksperimen I yang diajarkan
dengan nilai standar deviasi sebesar ±
dengan model pembelajaran open-ended
15,75 dan di kelas eksperimen II sebesar
dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen
70,33 dengan nilai standar deviasi sebesar
II
± 17,20. Perbandingan rata-rata di kedua
yang
diajarkan
dengan
model
5
kelas sampel tersebut dapat dilihat pada
lebih baik dari pada pembelajaran think
gambar 1.
pair share terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widana
100 90
(2013)
79.03
80
70.33
rata-rata
70
bahwa
dengan
berorientasi pemecahan masalah openended berpengaruh terhadap kemampuan
60 50
berpikir
40
mempengaruhi hal tersebut diantaranya
30
adalah
20
Faktor
dari
yang
model
Pada saat melakukan orientasi eksperimen I (open eksperimen II (think ended learning) pair share learning)
Gambar 1. Diagram nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Batang galat menunjukkan standar deviasi Uji perbedaan post-test dianalisis menggunakan rumus t-Test: IndependentSample T Test pada program SPSS 17 for Windows.
Berdasarkan
analisis
data
diperoleh nilai ttabel sebesar 1,999 dengan nilai thitung sebesar 2,108
dan p-value
sebesar 0,039, sehingga Ho ditolak dan diterima,
perbedaan
dengan
kemampuan
yang
pembelajaran
diajarkan
demikian
ada
berpikir
kritis
dengan
model
terbuka
(open-ended
learning) dan TPS (think pair share) di SMPN
siswa.
langkah-langkah
0
siswa
kritis
pembelajaran open-ended.
10
Ha
pembelajaran
17
Mataram
tahun
ajaran
2015/2016 (p<0,05). Hal ini berarti model pembelajaran
open-ended
berpengaruh
masalah, siswa dirangsang untuk berpikir tentang mengidentifikasi masalah apa yang akan diselesaikan dan bagaimana upaya dalam menyelesaikannya. Masing-masing siswa bisa mempunyai cara-cara yang berbeda dalam meyelesaikan masalah tersebut. Model open-ended memberikan kesempatan
kepada
mengembangkan
siswa
untuk
penalaran
dan
komunikasi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat keputusan dan
menjelaskan
sendiri.
keputusan
mereka
Silver
melalui
ended,
siswa
dan
metode
melalui
proses
Menurut
pendekatan
open
menganalisa
masalah
pemecahan
masalah
pemecahan masalah dalam satu arah dan kemudian membahas dan mengevaluasi berbagai
metode
solusi
yang
telah
dikembangkan dan disajikan oleh teman sekelas (Fahrurrozi, 2015).
6
Kegiatan mendesain pembelajaran,
mengemukakan ide-ide atau gagasannya
siswa dituntut untuk menentukan sudut
secara bebas akan memacu peningkatan
pandang yang akan digunakan dalam
kemampuan berpikir yang lebih tinggi
menyelesaikan permasalahan di LKS,
(high order thinking). Kegiatan
siswa mengorganisasikan tugas belajar
pembelajaran
yang
yang berkaitan dengan masalah tersebut,
terakhir dari model pembelajaran open
pada tahap ini siswa dibimbing oleh guru.
ended adalah membuat kesimpulan serta
Selanjutnya siswa melakukan kegiatan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok
pemecahan masalah. Siswa dituntut untuk
di depan kelas. Pada proses ini siswa
menyelesaikan
yang
dengan bantuan guru akan meyimpulkan
dalam
proses pemecahan masalah yang telah
memiliki
permasalahan
variasi
langkah
menyelesaikannya bahkan juga memiliki
dilakukan
variasi
diskusinya dengan kelompok lain. Dengan
jawaban
yang
benar.
Dalam
dan
membandingkan
penyelesaian masalah siswa tidak bisa
demikian,
melakukannya secara individu melainkan
mengevaluasi
dilakukan secara berkelompok. Apabila
diambil bersama kelompok dan siswa
siswa terus dilatih untuk memecahkan
terlatih untuk menganalisis penyelesaian
masalah, hal ini menjadikan siswa selalu
masalah.
menjadikan
kemampuan
siswa
berpikir
mempunyai
kritis
sehingga
akan
terlatih
untuk
yang
telah
keputusan
Perbedaan
memberdayakan kemampuan berpikirnya dan
siswa
hasil
kemampuan
berpikir
kritis siswa antara kelas eksperimen I dengan kelas eksperimen II
disebabkan
dan
oleh kelemahan dari model pembelajaran
tujuan
think pair share yang terlihat pada saat
pembelajaran yang ingin dicapai. Hal ini
proses pembelajaran. Model pembelajaran
sesuai dengan pendapat
Parantina dan
think pair share terdapat banyak kelompok
Hidayati (2014) bahwa tujuan model
dalam kelas hal ini menjadi kendala karena
pembelajaran dengan pendekatan open
tidak
ended adalah membantu siswa dalam
mempresentasikan hasil kerjanya sehingga
mengembangkan kreativitas dan pola pikir
dapat menurunkan motivasi siswa hal ini
secara berkesinambungan. Kreativitas dan
menyebabkan siswa kurang maksimal
pola pikir ini harus dikembangkan dengan
melatih dirinya untuk mengembangkan
memperhatikan
berpikir
kemampuan berpikir kritis. Sedangkan
setiap siswa. Aktivitas pembelajaran yang
menurut Zeidler salah satu karakteristik
memberikan peluang bagi siswa untuk
orang yang mampu berpikir kritis ialah
mampu
memecahkan
menghubungkan
masalah
dengan
kemampuan
semua
kelompok
dapat
7
memiliki perangkat pikiran tertentu yang
yang diberikan terhadap jawaban tersebut
dipergunakan untuk mendekati gagasannya
juga bervariasi.
dan memiliki motivasi kuat untuk mencari
2. Hasil Belajar Hasil uji perbedaan pada posttest
dan memecahkan masalah (Jufri, 2013). Perbedaan
kemampuan
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
berpikir
kritis melalui kedua model pembelajaran
hasil
tersebut, dapat terlihat juga pada rata-rata
eksperimen I
kemampuan berpikir kritis eksperimen I
eksperimen II. Nilai rata-rata post-test
(79,03) lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar siswa pada kelas Eksperimen
rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas
I
eksperimen II (70,33). Dari data rata-rata
deviasi
ini, model pembelajaran open-ended lebih
Eksperimen II diperoleh nilai rata-rata
berpengaruh
dalam
meningkatkan
sebesar 69,35 dengan nilai standar deviasi
kemampuan
berpikir
kritis
sebesar ± 18,53. Perbandingan nilai rata-
siswa
di
kelas
dengan siswa di kelas
sebesar
±
14,00.
Di
kelas
dengan penelitian yang 100
pembelajaran dengan pendekatan open
90
ended berpengaruh positif dan signifikan
80
analisis
statistik
menunjukkan bahwa rata-rata pretest yaitu 26,3 sedangkan rata-rata posttest yaitu sehingga terdapat
69.35
60 50 40 30 20
peningkatan
10
skor kemampuan berpikir kritis sebelum
0
perlakuan dengan setelah perlakuan yaitu
74.94
70 rata-rata
terhadap kemampuan berpikir kritis, hal ini
85,3,
siswa
sebesar 74,94 dengan nilai standar
dilakukan oleh Fahrurrozi (2015) bahwa
berdasarkan
antara
rata posttest diperlihatkan pada gambar 2.
dibandingkan dengan model pembelajaran TPS. Sejalan
belajar
eksperimen I (open ended learning)
eksperimen II (think pair share learning)
sebesar 59. Faktor lain yang menyebabkan perbedaan
kemampuan
berpikir
kritis
adalah jenis soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu soal uraian dengan rentang
Gambar 2. Diagram nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Batang galat menunjukkan standar deviasi Uji perbedaan posttest dianalisis
penyekoran
menggunakan rumus t-Test: Independent-
dari 0-3, hal ini memungkinkan jawaban
Sample T Test dengan Equal Variances
dari soal tersebut bervariasi serta skor 8
assumed dengan bantuan program SPSS 17
informasi dan saling membelajarkan. Hal
for
ini
Windows.
Berdasarkan
analisis
akan
menyebabkan
siswa
saling
diperoleh nilai ttabel sebesar 1,999 dengan
mengisi untuk bertukar informasi. Adanya
nilai thitung sebesar 1,354 dan p-value
interaksi sosial akan menyebabkan adanya
sebesar 0,181, maka Ho terima dan Ha
dukungan
ditolak.
dapat
kemampuan kognitif, memberikan efek
dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang sangat ampuh dalam waktu singkat,
hasil belajar biologi siswa yang diajarkan
baik dalam aspek pembelajaran akademik
dengan
maupun aspek skill.
Dengan
model
demikian
pembelajaran
terbuka
sosial
Penerapan
(open-ended learning) dan TPS (think pair
dan
meningkatkan
model pembelajaran
share) di SMPN 17 Mataram tahun ajaran
open ended pada kelas eksperimen I
2015/2016
ini
terlihat jelas setiap siswa bekerja sama dan
menunjukkan bahwa model pembelajaran
bertanggung jawab terhadap kelompoknya
open ended memberikan pengaruh yang
hal ini menyebabkan siswa yang telah
sama baiknya dengan model pembelajaran
mengerti
think pair share terhadap hasil belajar
membantu temannya yang belum mengerti
biologi siswa.
sehingga mencapai tujuan pembelajaran
Faktor
(p>0,05).
Hal
yang
mungkin
akan
dengan
sendirinya
bersama. Dengan demikian, dalam tiap
menyebabkan model pembelajaran open
kelompok,
ended dan think pair share memberikan
pemahaman yang sama tentang konsep
pengaruh yang sama terhadap hasil belajar
yang diajarkan guru. Hal ini sejalan
siswa salah satunya adalah karena model
dengan pendapat Jaya, dkk (2014) yaitu
pembelajaran open ended dan think pair
dalam model pembelajaran open ended
share memiliki karakteristik yang sama di
siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok
dalam
kecil
proses
pembelajaran
yang
dan
siswa
akan
masing-masing
memiliki
anggota
mengorganisasikan siswa untuk bekerja
kelompok mempunyai tanggung jawab
dan belajar dalam kelompok (kooperatif),
yang sama untuk menjawab pertanyaan
hal ini menstimulus perkembangan siswa
dengan berbagai cara, dan keberhasilan
untuk bisa berperan aktif dalam kegiatan
kelompoknya dalam memahami materi
belajar mengajar. Menurut Surayya, dkk
dan menjawab soal. Dari kesamaan prinsip
(2014)
dalam
yang mengoptimalkan peran siswa dalam
pembelajaran kooperatif akan memberikan
proses belajar mengajar, kedua model
kesempatan bagi setiap anggota kelompok
tersebut dapat memberikan hasil belajar
interaksi
tatap
muka
untuk bertatap muka saling memberikan 9
yang sama baiknya sesuai dengan hasil
pembelajaran, hal ini sangat terlihat dari
penelitian.
cara mereka berdiskusi dan bekerjasama
Pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
menemukan jawaban dari pertanyaan-
think pair share
pertanyaan yang terdapat di dalam LKS.
terlihat siswa pada kelas eksperimen II,
Diharapkan dengan menjawab pertanyaan
siswa
di dalam LKS, siswa dapat menemukan
terlihat
sangat
antusias
dalam
mengikuti proses pembelajaran, siswa
dan
membangun
sendiri
pemahaman
lebih aktif baik dalam kegiatan diskusi
tentang konsep-konsep tersebut.
maupun presentasi didepan kelas. Proses pembelajaran tersebut pada akhirnya akan
KESIMPULAN
berpengaruh pada hasil belajar siswa yang
Berdasarkan hasil penelitian dan
optimal. Menurut Putra, dkk (2015) prinsip
pembahasan dapat disimpulkan: (1) Ada
dasar dari model pembelajaran think pair
perbedaan
share yang menitik beratkan pada proses
yang
untuk berpikir (Think) dan berbagi (Share)
pembelajaran
bisa menumbuhkan kepercayaan siswa
learning) dan TPS (think pair share) pada
untuk dapat lebih mengoptimalkan peran
siswa kelas VII SMPN 17 Mataram tahun
setiap individu dengan berbagi peran
ajaran 2015/2016 (p<0,05) ; (2) Tidak ada
bersama teman yang diajak berpasangan
perbedaan hasil belajar biologi yang
dalam menyelesaikan persoalan terkait
diajarkan dengan model pembelajaran
dengan
terbuka (open-ended learning) dan TPS
materi
pelajaran
yang
akan
dipelajari.
kemampuan berpikir kritis
diajarkan
dengan
terbuka
model
(open-ended
(think pair share) pada siswa kelas VII
Penyebab tidak adanya perbedaan hasil belajar pada kedua kelas baik kelas
SMPN
17
Mataram
tahun
ajaran
2015/2016 (p>0,05).
eksperimen I maupun kelas eksperimen II karena sama-sama menggunakan LKS
DAFTAR PUSTAKA
sebagai
yang
Fahrurrozi. 2015. Pengaruh Pembelajaran
dikembangkan oleh peneliti, yang berisi
Open Ended Berbasis Kecerdasan
pertanyaan-pertanyaan
dikerjakan
Emosional Terhadap Kemampuan
mencari
Berpikir Kritis Dan Kecerdasan
secara
sumber
belajar
berkelompok,
yang siswa
jawaban dari LKS di beberapa sumber
Emosional
seperti buku paket. Pemberian
LKS
Pendidikan Matematika. Volume 8
menjadikan
kelas
nomor 1, hal: 16-32.
tersebut
siswa antusias
pada
kedua
dalam
Mahasiswa.
Jurnal
proses 10
Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan
Pembelajaran.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Parantina, A. S. dan Hidayati, S.W. 2014. Penerapan Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Untuk
Jaya, I. M. S., Wiarta, I. W. dan Wiyasa,
Meningkatkan
Hasil
Belajar
N. K. I. 2014. Penerapan Model
Matematika Siswa Kelas V SDN
Pembelajaran
Tipe
Diwek I. Jurnal Program Studi
Media
Pendidikan Matematika. Volume
Open-Ended Gambar Keaktifan
Kooperatif Berbantuan
Untuk Dan
Meningkatkan Hasil
Belajar
1 Nomor 1, hal: 1-9. Putra, H. R., Budiyono dan Slamet, I.
Matematika Siswa Kelas V SDN 9
2015.
Pedungan
Denpasar.
Pembelajaran
Mimbar
PGSD
E-Journal
Eksperimentasi Model Kooperatif
Tipe
Universitas
Think Pair Share (TPS), Group
Pendidikan Ganesha. Volume 2
Investigation (GI), Dan Problem
nomor 1.
Based
Learning
(PBL)
Pada
Materi Pokok Bangun Ruang Jufri,
A.
W.
2013.
Belajar
dan
Ditinjau
Dari
Kemampuan
Pembelajaran Sains. Bandung:
Spasial Siswa Kelas VIII SMP
Pustaka Reka Cipta.
Negeri Se-Kota Surakarta Tahun
Lestari, E. K. 2014. Implementasi BrainBased
Learning
Meningkatkan
Untuk Kemampuan
Koneksi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Serta Motivasi Belajar Siswa
Pelajaran
2014/2015.
Elektronika
Jurnal
Pembelajaran
Matematika. Volume 3 nomor 6, hal: 576-586. Ruslan, A. S. dan Santoso. 2013. Pengaruh
SMP. Jurnal Pendidikan Uniska.
Pemberian
Volume 2 Nomor 1, 36-46.
Terhadap Kemampuan Penalaran
Nadhifatul, U. 2012. Implementasi Model
Matematis Siswa. Jurnal Kreano
Pembelajaran Problem
untuk
Open-Ended Meningkatkan
Prestasi dan Kemampuan Berpikir
Jurusan
Soal
Open-Ended
Matematika
FMIPA
UNNES Vol.4 (2), hal: 139-150. Surayya, L., Subagia I. W dan Tika, I.N.
Kritis Peserta Didik XI IPA MAN
2014.
Kunir Kabupaten Blitar. Skripsi
Pembelajaran Think Pair Share
Program Studi Pendidikan Fisika,
Terhadap
Hasil
Belajar
Universitas Negeri Malang.
Ditinjau
Dari
Keterampilan
Pengaruh
Model
IPA
11
Berpikir
Kritis.
Program
E-Journal Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4, hal 1-11. Widana,
M.
2013.
Pengaruh
Pembelajaran
Model
Berorientasi
Pemecahan Masalah Open-Ended Problem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kintamani. E-Journal Program
Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Vol.4. Widodo
dan
Widayanti,
Peningkatan
L.
Aktivitas
2013. Belajar
Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIIA MTs Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran
2012/2013.
Jurnal
fisika Indonesia. Volume XVII nomor 49, 32-35.
12