PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement Division) PADA PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015 – 2016
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika
Oleh MUHAMMAD ASMU’I E1R112046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
ii
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ARTIKEL SKRIPSI ....................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
iii
ABSTRAK ..............................................................................................................................
iv
ABSTRACT ...........................................................................................................................
v
I.
PENDAHULUAN ..........................................................................................................
1
II. METODE PENELITIAN ................................................................................................
4
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................................................
6
IV. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................
10
iii
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement Division) PADA PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015 – 2016. Oleh Muhammad Asmu’i, Sripatmi, Syahrul Azmi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram Email :
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram pada materi pokok kubus dan balok tahun pelajaran 2015-2016 melalui penerapan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila rata-rata skor aktivitas belajar siswa minimal berkategori tinggi serta prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila rata-rata nilai hasil evaluasi siswa dengan ketuntasan klasikal minimal 85%. Aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 berkategori tinggi, serta siklus II pertemuan 1 dan 2 berkategori sangat tinggi. Rata-rata nilai hasil evaluasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus, yaitu pada siklus I rata-rata nilai hasil evaluasi belajar 62,88 dengan ketuntasan belajar 47,62% dan pada siklus II rata-rata nilai hasil evaluasi belajar 71,88 dengan ketuntasan belajar 85,71%. Berdasarkan pencapaian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) secara optimal dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram pada materi pokok kubus dan balok tahun pelajaran 2015-2016. Kata Kunci: Aktivitas belajar, prestasi belajar, dan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)
iv
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD (Student Teams Achievement Division) ON LEARNING CUBE AND BEAMS TO IMPROVE STUDENT’S ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT CLASS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM ACADEMIC YEAR 2015-2016 By Muhammad Asmu’i, Sripatmi, Syahrul Azmi Study Program of Mathematics Education Mathematics and Basic Science Education Department, FKIP Mataram University Email :
[email protected] ABSTRACT The purpose of this classroom action research was to increase student’s activity and learning achievement class VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram on the material cubes and beams academic year 2015-2016 by applying cooperative learning STAD (Student Teams Achievement Division) type. This classroom action research was divided in two cycles. Indicator of the success of this research was increased student’s activity and learning achievement. Student’s learning activity was said to increase when average of the score student’s learning activity have the minimum high category and student’s achievement was said to increase when the average value of the evaluation results of student learning more than or equal to with classical completeness minimum The student’s learning activity in the cycles I of first and second meeting was high category, and the cycles II of first and second meeting was very high category. The average value of the evaluation results of student’s learning has increased in each cycle, in the first cycle an average value of with classical completeness and the second cycle an average value of with classical completeness . Based on these targets, it could be concluded that the application of cooperative learning STAD (Student Teams Achievement Division) type optimally could increase student’s activity and learning achievement class VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram on the material cubes and beams academic year 2015-2016. Keywords: Learning activity, learning achievement, cooperative learning STAD (Student Teams Achievement Division) type.
v
I. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang diberikan sejak pendidikan dasar, menengah dan bahkan sampai pada tingkat pendidikan tinggi dimana pada tingkat pendidikan dasar dan menengah waktu yang dialokasikan untuk mempelajari matematika cenderung lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Penguasaan ilmu ini sangat dibutuhkan oleh siswa, baik dalam pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari, karena begitu banyak aktivitas yang mereka lakukan melibatkan bantuan matematika. Namun di MTs. Negeri 3 mataram masih terdapat beberapa permasalahan, salah satunya adalah masih terdapat prestasi belajar siswa yang rendah, khususnya di kelas VIII-B. Hal ini terlihat dari data hasil ujian semester ganjil siswa pada mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2015-2016, yaitu rata-rata nilai siswa 39,11 dengan ketuntasan klasikal 0,00%. Terlihat bahwa rata-rata yang diperoleh masih di bawah KKM yang ditetapkan, yaitu 70. Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh kurangnya aktivitas belajar siswaselama proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) terlihat bahwa dalam pembelajaran matematika guru matematika masih menerapkan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran teacher centered learning (TCL). Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam model pembelajaran ini guru memberikan materi dengan memberikan rumus dan contoh soal, kemudian menyuruh siswa untuk mencatat. Setelah itu, guru memberikan soal-soal latihan tanpa pernah berusaha menjelaskan proses penurunan rumus, akibatnya aktivitas belajar siswa berkurang selama proses pembelajaran. Siswa jarang bertanya pada guru apabila ada materi yang belum dipahami. Tetapi sebaliknya, siswa cenderung bertanya pada temannya apabila mereka mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi. Diduga permasalahan tersebutlah yang menyebabkan belum tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu diterapkan model pembelajaran yang mengarah pada metode diskusi kelompok agar siswa dapat berperan aktif dalam membangun pengetahuannya bersama. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif dipilih sebagai alternatif, dimana pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam 1
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran [1]. Selain itu banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar, serta meningkatkan aktivitas belajar. Ada berbagai jenis model pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Dimana model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif [2]. Selain itu STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal [3]. Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masingmasing beranggotakan 4-6 siswa, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan yang beragam, serta berasal dari berbagai suku atau ras. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen penting yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor perkembangan individual dan penghargaan kelompok [2]. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD [2]: a.
Penyajian kelas Setiap awal pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Materi terlebih dulu diperkenalkan melalui penyajian kelas yang difokuskan pada unit STAD. Penyajian kelas ini akan sangat membantu siswa dalam mengerjakan kuiskuis yang juga akan menentukan skor kelompok mereka. Dengan cara ini, siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama penyajian kelas.
b. Belajar kelompok Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas empat sampai lima siswa yang heterogen. Selama belajar kelompok, tugas siswa adalah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru untuk menguasi materi dan membantu teman satu kelompoknya untuk menguasai materi tersebut. 2
c.
Kuis Setelah satu atau dua periode pengajaran dan satu sampai dua periode latihan tim, siswa mengikuti kuis secara individu. Kuis dikerjakan oleh siswa secara mandiri. Hal ini menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai skor perkembangan individu dan disumbangkan dalam skor perkembangan kelompok.
d. Skor perkembangan individual Setelah diberi kuis, hasil kuis itu dijadikan skor individual dan tiap individu diberi skor perkembangan. Ide yang melatar belakangi skor perkembangan ini adalah memberi prestasi yang harus dicapai siswa jika ia bekerja keras dan mencapai hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Siapapun dapat memberi kontribusi skor maksimal dalam sistem skor ini, tapi tidak siapapun bisa kecuali mereka yang bekerja dengan baik. Masing-masing siswa diberi skor dasar yang berasal dari rata-rata skor yang lalu pada kuis yang serupa. Siswa lalu mendapat poin untuk timnya berdasar pada kenaikan skor kuis mereka dari skor dasarnya. Cara menentukan skor perkembangan setiap individu [2] sebagai berikut: Tabel Kriteria Skor Perkembangan Kriteria Lebih dari 10 point di bawah skor awal 10-1 point di bawah skor awal Skor awal sampai 10 point di atas skor awal Lebih dari 10 point di atas skor awal Nilai sempurna (terlepas dari skor awal) e.
Point 5 10 20 30 30
Penghargaan kelompok Tim mungkin mendapat sertifikat atau penghargaan lain jika rata-rata skor melebihi kriteria tertentu. Adapun kriteria penghargaan menurut Slavin [2] penghargaan yang diberikan kepada kelompok adalah dengan kriteria sebagai berikut: Tabel Kriteria Penghargaan Kelompok Skor rata-rata tim Penghargaan TIM BAIK TIM SANGAT BAIK TIM SUPER Dengan A adalah rata-rata nilai kelompok. 3
Gagasan utama model pembelajaran ini adalah untuk memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai materi yang diajarkan guru, dengan kata lain siswa diarahkan belajar dengan cara mengkonstruksi berbagai pengetahuan yang diperoleh dari belajar sendiri dan hasil kerjasama kelompok. Dengan demikian melalui kerjasama dan saling membantu antara anggota kelompok dalam memahami dan menguasai materi, siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran. Tujuan dari penerapan model kooperatif tipe STAD ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram tahun pelajaran 2015-2016 pada pembelajaran kubus dan balok. II. METODOLOGI PENELITIAN a. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Aqib [4] penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. b. Tempat dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakasanakan di MTs. Negeri 3 Mataram. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B tahun pelajaran 2015-2016 sebanyak 42 orang. c. Faktor yang Diteliti Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu faktor siswa dan faktor guru. d. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan, dua pertemuan untuk pembelajaran dan satu pertemuan untuk evaluasi. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran sama dengan 40 menit. Terdapat empat tahap kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap siklus yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan evaluasi, serta tahap refleksi. e. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan dua instrumen penelitian yaitu lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru saat proses pembelajaran, dan tes hasil belajar untuk mengetahui prestasi 4
belajar siswa digunakan instrumen berupa tes individu yang terdiri dari soal essay pada tiap akhir siklus. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram dan guru matematika kelas VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram tahun pelajaran 2015-2016. f. Anlisis Data 1. Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan rumus: ∑ , Keterangan:
= skor aktivitas belajar siswa, ∑
= total skor indikator aktivitas belajar siswa pada indikator ke-i, dengan i = 1,2,3,..., [5].
Tabel Pedoman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Interval Interval Skor ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
2. Data aktivitas guru dianalisis dengan rumus: ∑ Keterangan: Y ∑
,
= skor aktivitas guru, = total skor aktivitas guru.
Tabel Pedoman Kriteria Aktivitas Guru Interval
Interval Skor
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
5
3. Data prestasi belajar siswa dianalisis dengan menentukan rata-rata nilai hasil tes dan menentukan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. a. Rata-rata hasil tes tiap siklus dihitung dengan menggunakan rumus: ̅
∑
,
Keterangan: ̅ = rata-rata nilai siswa, = nilai siswa ke-i, i = 1,2,3,... , dan = banyak siswa [5]. b. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dianalisis dengan rumus: , Keterangan:
= persentase ketuntasan belajar secara klasikal, = banyak siswa yang memperoleh nilai
70, dan
= banyak siswa yang mengikuti tes. g. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa minimal berkategori tinggi dan prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila rata-rata nilai hasil evaluasi siswa
dengan ketuntasan klasikal minimal 85%.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian Ringkasan hasil penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut: Aktivitas Siswa Aktivitas Guru Prestasi Belajar Siklus Pertemuan Total Total Rata-rata Ketuntasan Kategori Kategori Skor Skor Nilai Belajar 1 19,33 Tinggi 14 Baik I 62,88 47,62% 2 21,00 Tinggi 17 Sangat Baik Sangat 1 23,00 20 Sangat Baik Tinggi II 71,88 85,71% Sangat 2 24,66 21 Sangat Baik Tinggi b. Pembahasan Dari tabel ringkasan hasil penelitian di atas diketahui bahwa aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 berkategori tinggi. Berdasarkan indikator peningkatan aktivitas belajar siswa yang telah ditetapkan, rata-rata skor aktivitas belajar siswa siklus I telah tercapai. Namun demikian, perbaikan tetap perlu dilakukan untuk pertemuan selanjutnya. 6
Aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 berkategori baik dan pada pertemuan 2 berkategori sangat baik. Akan tetapi, perlu adanya perbaikan-perbaikan demi keberhasilan proses pembelajaran selanjutnya. Beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki yaitu pembagian kelompok yang belum heterogen. Siswa-siswa yang berkemampuan rendah dan pasif dalam pembelajaran masih berada dalam kelompok yang sama. Setelah selesai siklus I (berdasarkan pengamatan guru dalam pembelajaran dan hasil evaluasi) baru diketahui bahwa kelompok tersebut belum heterogen, pemberian tugas latihan yang belum maksimal dan bimbingan kepada setiap kelompok yang belum maksimal. Hasil evaluasi siklus I memperlihatkan bahwa rata-rata nilai evaluasi siklus I adalah 62,88 dengan ketuntasan belajar 47,62%. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu ketuntasan belajar mencapai 85%, maka ketuntasan belajar pada siklus I belum tercapai. Belum tercapainya indikator keberhasilan pada siklus I dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran, masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, perlu diadakan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Pada siklus II, guru melakukan beberapa langkah perbaikan berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II antara lain guru membagi ulang kelompok berdasarkan hasil evaluasi siklus I, guru akan meminta atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, guru akan memaksimalkan bimbingan secara merata kepada setiap kelompok dan memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam diskusi kelompok serta memperbanyak tugas latihan agar pemahaman siswa menjadi lebih mantap. Perbaikan-perbaikan tersebut memberikan dampak pada meningkatnya skor aktivitas belajar siswa, dimana pada siklus II aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 dan 2 masing-masing berkategori sangat tinggi. Berdasarkan indikator peningkatan aktivitas belajar siswa yang telah ditetapkan, rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II telah tercapai. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan menjadi 71,88 dengan ketuntasan belajar 85,71%. Berdasarkan indikator
7
keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu ketuntasan belajar mencapai 85%, maka ketuntasan belajar pada siklus II telah tercapai. Secara keseluruhan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran kubus dan balok dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram tahun pelajaran 2015-2016. Hal ini disebabkan karena model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) didominasi oleh kegiatan diskusi kelompok sehingga pemahaman siswa tentang suatu materi akan lebih mudah dikarenakan siswa bisa mendiskusikan hal yang tidak dipahaminya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Shoimin [6] anggota tim menggunakan lembar kegiatan untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok tersebut dapat meningkatkan intrakasi antar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Isjoni [3] yang menyatakan bahwa STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi guna mencapai prestasi yang maksimal. Artinya aktivitas siswa akan meningkat dengan meningkatnya interaksi antar siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. Dimana, meningkatkan aktivitas belajar siswa merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Meningkatnya aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Slameto [7] bahwa dengan partisipasi aktif siswa, pengetahuan mereka akan berkembang dengan lebih baik yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Artinya dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa akan berdampak terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa. Selain itu, dengan adanya sistem skor perkembangan individual pada model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) juga dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi.
8
IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu : 1. Penerapan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram tahun pelajaran 2015-2016 pada pembelajaran kubus dan balok. Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil analisis lembar obsevasi aktivitas siswa pada siklus I dan II. Rata-rata skor hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 berturut-turut 19,33 dan 21,00 masing-masing berkategori tinggi dan pada siklus II pertemuan 1 dan 2 berturut-turut 23,00 dan 24,66 masing-masing berkategori sangat tinggi. Hasil yang diproleh telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu aktivitas belajar siswa minimal berkategori tinggi. 2. Penerapan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII-B MTs. Negeri 3 Mataram tahun pelajaran 2015-2016 pada materi kubus dan balok. Peningkatan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siklus I dan II. Dimana, Rata-rata nilai hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I adalah 62,88 dengan ketuntasan belajar 47,62% dan pada siklus II adalah 71,88 dengan ketuntasan belajar 85,71%. Hasil yang diproleh telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu ketuntasan belajar mencapai 85%. b. Saran Adapun saran-saran yang disampaikan penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru matematika diharapkan dapat menerapkan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam pengembangan model pembelajaran yang digunakan di dalam kelas. 2. Bagi mahasiswa atau pihak-pihak lainnya yang ingin meneliti lebih lanjut tentang penerapan model kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa diharapkan untuk mencoba pengunaannya pada pokok bahasan yang lain dan memperoleh hasil yang lebih sempurna dari penelitian ini. 9
3. Bagi mahasiswa atau pihak-pihak lainnya yang ingin meneliti dengan judul yang sama, agar tidak mengalami kendala yang telah terjadi, maka penulis menyarankan agar peneliti berikutnya memperhatikan hal-hal berikut: a. Anggota setiap kelompok, apakah sudah heterogen atau belum. b. Pemberian penghargaan sebaiknya direncanakan di akhir pembelajaran. c. Lebih dekat kepada siswa, agar siswa tidak malu bertanya kepada guru.
DAFTAR PUSTAKA [1]
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.
[2]
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning, Theory Research And Practice. London: Allymand Bacon.
[3]
Isjoni. 2007. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta.
[4]
Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
[5]
Nurkancana, W.1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.
[6]
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
[7]
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
10