ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh ROBI’ATUL AWALIYAH NIM: 201 10 012
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
LEMBAR PERSETUJUAN Lamp : 3 (tiga) eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di tempat Asalamu’alaikum Wr.Wb Setelah memperoleh berbagai pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan, maka tugas akhir di bawah ini: Nama : Robi’atul Awaliyah Nim
: 201 10 012
Judul
: Analisis Proposal Pengajuan Pembiayaan Implan Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga
Dapat diajukan dalam Sidang Munaqasah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
iii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
TUGAS AKHIR ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA DISUSUN OLEH ROBI’ATUL AWALIYAH 201 10 012 Telah dipertahankan di hadapan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Islam (A.Md E.Sy)
iv
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dalam segala proses hidup serta proses penyelesaian Tugas Akhir penyusun memperoleh dukungan dan doa dari berbagai pihak. Sebagai bentuk apresiasi, saya persembahkan Tugas Akhir ini kepada: 1. Kedua orangtua, Bapak Suadi dan Ibu Suyat Mini, serta adikku Salma Sabilla. Keluarga besar Alm. Bapak Sukiman dan Alm. Bapak Ridwan. 2. Saudara, sahabat, serta motivator terhebat, kawan-kawan STAIN Music Club (SMC). Khususnya teman-teman angkatan Zealous (Nanda, Inas, Irsa, Laela, Wini, Anis, Tika, Ika, Andre, Ageng, Lukas, Dongong, Rizal). Teman-teman LET’S PLAY, LADIES NOISE (Maya, Marsel, Nana, Ella), kakak-kakakku (Tuba, Zulfi, Ari, Udin, White, Pakjo, Danang, Teguh), dan cewek-cewek VOICE ALTO yang tak henti memberi pengertian, semangat, motivasi, dan hiburan. Precious One, Syaiful Azhar atas bantuan dan doa yang saling terpanjatkan. 3. Sahabatku yang selalu membuatku tersenyum dan selalu menagih traktiran atas wisudaku. My Lovely Best Friends, Harnum, Diva, Gee, Imam, Hell, Uhad, Upik, Pepi, Fitri, Yuni, Qjul, Tenggek, Panjul, Gejrod, Eek, Tiwi. 4. Teman-teman Kampus STAIN lainnya, terutama Genk Chorow, Egha dan Kejus. Serta teman-teman D-III Perbankan Syariah yang kepanjangan jika disebut satu per satu. Terima kasih untuk segala dukungannya.
vi
MOTTO
TIDAK PERLU BELI MOBIL UNTUK BISA MENYETIR, NAMUN JANGAN MENYETIR JIKA TANPA TUJUAN
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul “Analisis Proposal Pembiayaan Implan Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga ”. Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang senantiasa kita harapkan syafaatnya kelak dihari kiamat. Terselesaikannya tugas akhir ini merupakan sebuah apresiasi bagi berbagai pihak yang selama ini turut membimbing penyusun dalam perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir. Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan tugas akhir ini tidaklah mudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan tugas akhir ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan. Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalam penyusunan di masa mendatang. Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari beberapa pihak demi terwujudnya tugas akhir ini sebagai syarat lulus dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini khususnya kepada:
viii
1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Bapak Drs. H. Mubasirun, M.Ag selaku Ketua Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 3. Bapak Abdul Aziz N.P, S.Ag, M.M selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 4. Bapak Anton Bawono, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas saran, koreksi, arahan, dan motivasinya. 5. Bapak/Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas. 6. Bapak Sri Wijono Aji Nugroho, S.E selaku Kepala Cabang, bapak Wisudoto Patria, selaku Acoount Officer dan juga kepada segenap Staf Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. 7. Ayahanda dan Ibunda (Suadi dan Suyat Mini) beserta adik serta keluarga terdekat yang penuh kasih sayang telah berusaha memberikan motivasi,
doa
serta
dalam
menempuh
kehidupan
khususnya
perkuliahan ini. Semoga Allah memberi rahmat dan hidayahnya kepada mereka. Amin. 8. Teman-teman Progdi Perbankan Syariah, teman-teman STAIN Musik Club, terima kasih telah memberikan motivasi serta kesan yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup penyusun yaitu kekompakan, keceriaan dan semangat.
ix
9. Semua pihak yang penyusun tidak bisa disebutkan satu persatu yang selama ini telah membantu penyusun, semoga amal ibadah mereka dijadikan sebagai amal kebajikan oleh Allah SWT. Amin. Akhir kata, penyusun harap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga segala bantuan, do’a dan motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini mendapat ridha dari Allah SWT. Amin. Salatiga, 4 September 2013 Penyusun
Robi’atul Awaliyah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI .................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... iv LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................
v
M O T T O ... ......................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................... vii DAFTAR ISI .........................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv ABSTRAK ... ......................................................................................... xvi BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
8
D. Penelitian Terdahulu ..................................................................
8
E. Jenis dan Metode Penelitian........................................................ 10 F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 13 G. Batasan Masalah.......................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan ............................................................... 15
xi
BAB II: Landasan Teori A. Telaah pustaka ............................................................................. 16 1. Perbankan Syariah................................................................. 16 2. Analisis Pembiayaan ............................................................. 18 3. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah................................... 21 4. Pembiayaan BSM Implan ..................................................... 23 5. Teori Penghitungan Plafond Pembiayaan Implan ................ 34 6. Analisis 5C dan 7A ............................................................... 37 7. Prosedur Pembiayaan ............................................................ 45 B. Kerangka Teoritik........................................................................ 49 BAB III LAPORAN OBJEK A. Lokasi Penelitian ......................................................................... 50 B. Paparan data Hasil Penelitian ...................................................... 50 1.
Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM) ................................ 50
2.
Profil Perusahaan.................................................................. 53
3.
Visi dan Misi ........................................................................ 54
4.
Struktur Organisasi............................................................... 56
BAB IV ANALISIS DATA A. Tahapan Pelaksanaan Pembiayaan Implan.................................. 57 B. Tahap Prospek, Permohonan dan Investigasi .............................. 60
xii
C. Analisis Proposal Pembiayaan Implan ........................................ 61 1.
Analisis 7A ........................................................................... 61
2.
Analisis 5C ........................................................................... 70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................. 83 B. Saran ........................................................................................... 84 DAFTAR KATA DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : BSM PKPA ....................................................................... 25 Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BSM Cabang Salatiga ....................... 56 Gambar 4.1 : Proses Pembiayaan Implan ............................................... 57 Gambar 4.2 : Skema Pembiayaan Implan ............................................... 58 Gambar 4.3 : Analisis 5C ........................................................................ 70 Gambar 4.4 : BI Checking 1 ................................................................... 71 Gambar 4.5 : BI Checking 2 ................................................................... 72 Gambar 4.6 : BI Checking 3 ................................................................... 73 Gambar 4.7 : BI Checking 4.................................................................... 73
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perbedaan BSM Implan dan BSM PKPA............................. 25 Tabel 2.2 : Tujuan BSM Implan ............................................................. 27 Tabel 2.3 : Ketentuan Umum BSM Implan ............................................ 29
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Formulir Permohonan Pembiayaan Lampiran 2: Nota Analisa Pembiayaan Lampiran 3: Nota Analisa Pembiayaan Pola Channeling Lampiran 4: Surat Edaran Pembiayaan Lampiran 5: Nota Pembimbing Lampiran 6: Dokumentasi (Foto)
xvi
ABSTRAK Robi’atul Awaliyah. 2013. TUGAS AKHIR. Judul: ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA Pembimbing : Anton Bawono,S.E,M.Si Kata Kunci : Bank Syariah, Pembiayaan Implan Pembiayaan merupakan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank kepada nasabah kekurangan dana. Sebelum bank menentukan sebuah pembiayaan, terlebih dahulu calon nasabah harus memenuhi ketentuan yang dimiliki oleh bank. Setelah beberapa persyaratan dipenuhi, maka pihak bank akan melakukan penganalisaan terhadap proposal yang diajukan. Beberapa model analisis data seperti Analisis 7A DAN 5C direkomdasikan untuk mengetahui keadaan calon nasabah. Sehingga resiko yang mungkin dihadapi oleh bank dapat terakomodir. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan aplikasi 7A dan 5C pada proposal pembiayaan yang diajukan calon nasabah. Selain itu metode ini membantu peneliti untuk memperoleh berbagai informasi tentang ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi pada proposal pembiayaan. Dengan metode kuantitatif yang digunakan secara bersamaan, membantu penyusun untuk melakukan analisa terhadap aspek keuangan yang dimiliki oleh calon nasabah. Analisis 5C (Caracter, Capital, Capacity, Collateral, dan Condition of Economic) yang diterapkan oleh BSM Cabang Salatiga dalam menganalisis pembiayaan benar-benar diterapkan dan analisis ini dalam prakteknya untuk lebih memfalidkan data, maka dikembangkan lagi dan ditambah dengan adanya analisis 7A. Adapun analisis 7A tersebut meliputi: Aspek hukum/legalitas, Aspek Manajemen, Aspek Tekhnik atau Produksi, Aspek Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Jaminan, dan Aspek Sosial Ekonomi-AMDAL. Namun dalam prakteknya terdapat ketentuan yang berbeda pada Analisis 7A, karena BSM Cabang Salatiga melakukan penyesuaian dengan jenis produk yang sedikit lebih berbeda dengan jenis pembiayaan lain. Dalam hal ini sasaran pembiayaan merupakan dinas pendidikan sehingga beberapa aspek tidak diikutsertakan, yakni Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Sosial Ekonomi dan Aspek AMDAL.
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana memiliki berbagai jenis jasa yang menawarkan berbagai kemudahan pada manusia untuk memenuhi kebutuhan akan modal kerja, kebutuhan konsumtif, tabungan masa depan, maupun sekedar memenuhi kebutuhan hiburan semata. Banyak harapan yang ditujukan pada lembaga ini.Baik dari masyarakat umum, investor, wirausahawan, maupun pemerintah. Yang dimaksud dengan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah salah satu badan usaha finansial yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. (Darmawi, 2011 : 1) Bank merupakan salah satu faktor yang dapat membantu tergeraknya perekonomian di negara kita. Seperti kita ketahui kebutuhan akan sandang dan pangan sangatlah tinggi, sedangkan tingkat keinginan masyarakat akan kebutuhan tersier semakin meningkat seiring dengan
2
perkembangan teknologi. Semakin tinggi gaji yang diperoleh bukan menjadikan semakin terjaminnya kehidupan masyarakat namun justru memicu tingginya tingkat konsumerisme yang menuju titik dimana gaji yang diterima masih belum cukup untuk memenuhi keinginan tersebut. Kenyataan ini diperoleh setelah melihat fenomena pada beberapa bank, dimana para pegawai pemerintahan masih mengharap dana tambahan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun wirausaha. Dapat dilihat bahwa rincian gaji yang diterima seorang pegawai pemerintahan pun ternyata masih belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan pegawainya.Maka dari itu pihak bank perlu meneliti secara lebih lanjut penggunaan pembiayaan yang diajukan oleh pegawai. Sebagai lembaga penggerak perekonomian negara, tidaklah mudah untuk mempertahankan konsistensi dan kedisiplinan administratif demi kelancaran kegiatan dan tentunya mengurangi tingkat kesalahan akan keputusan pemberian pembiayaan. Bank sebagai lembaga penyalur dana perlu mengetahui motivasi serta tujuan penggunaan dana. Pemberian pembiayaan yang kurang mendapat informasi yang akurat dapat menjadikan pembiayaan tersebut gagal.Pembiayaan dapat dikatakan gagal apabila pembiayaan tersebut mengalami macet, atau yang kita pahami sebagai tagihan yang menunggak.Maka dari itu perlu adanya prosedur yang digunakan dalam sebuah perbankan.Hal ini dimaksudkan supaya bank dapat memprediksikan tingkat resiko yang mungkin dapat
3
terjadi akibat pemberian pembiayaan.Seluruh pembiayaan memiliki tingkat resiko tertentu yang dapat diantisipasi bank melalui seleksi administratif yang ketat dan konsisten demi mengurangi resiko tersebut. Perusahaan atau organisasi yang bergerak di bidang jasa peminjaman dana atau yang kita sebut dengan pembiayaan pasti memiliki prosedur
pembiayaan
untuk
menghindari
kesalahan
pengambilan
keputusan. Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah analisis proposal pengajuan pembiayaan. Proposal pengajuan pembiayaan diharapkan mengandung beberapa unsur yang nantinya dapat membantu bank untuk memperoleh informasi mengenai
calon
debitur.
Ketiga
unsur
pokok
tersebut
adalah
(Darmawi,2011:106): 1. Untuk apa dana kredit itu akan dipergunakan oleh peminjam. 2. Sumber dana yang primer untuk melunasi kredit itu. 3. Sumber dana sekunder yang akan dipakai untuk membayar kembali kredit. Jika salah satu dari ketiga hal tersebut tidak memenuhi kriteria yang diinginkan oleh bank, maka tidak akan dilakukan pencairan atas proposal tersebut. Namun dalam penilaiannya, sebuah bank tidak akan berhenti sampai disitu, namun banyak faktor lain yang dipertimbangkan. Faktor-faktor lainnya tidaklah sama antara satu bank dengan bank lainnya.
4
Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan managemen yang mengatur berjalannya suatu bank. Beberapa faktor lainnya dapat diperoleh dari wawancara maupun penelitian lapangan oleh pihak bank. Dari wawancara dan penelitian lapangan tersebut harus memenuhi beberapa poin (Darmawi,2011:108) sebagai berikut: 1. Karakter si pemohon kredit. 2. Kewenangan (kapasitas) si pemohon untuk melakukan pinjaman. 3. Kapital yang sudah dimiliki. 4. Kemampuan perusahaan untuk mengeluarkan laba. 5. Kualitas manajemen perusahaan yang bersangkutan. 6. Kolateral yang dapat dikuasai oleh bank. 7. Kondisi perekonomian. Ketujuh poin diatas dianggap sangat penting bagi kelanjutan pembiayaan yang diberikan. Seorang nasabah yang memiliki karakter yang baik, dalam artian ia jujur, bertanggungjawab, serta memiliki komitmen tentu saja sangat mempermudah pelunasan suatu pembiayaan. Namun karakter yang baik tidaklah menjadi acuan utama.Berbagai poin yang tercantum saling terkait satu dengan lainnya.Seluruh poin yang telah disebutkan diatas haruslah dapat terpenuhi supaya mampu mencapai sebuah pembiayaan yang berkualitas.
5
Selain poin diatas, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memberikan kelancaran serta kenyamanan dalam proses pembiayaan yaitu fasilitas kredit. Adapun unsur yang terkadung dalam fasilitas kredit adalah kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa (Kasmir, 2002: 103-104). Lalu bagaimana penerapan teori-teori diatas ke dalam praktek perbankan?Perlu kajian yang lebih dalam untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan
tersebut.Dalam
kesempatan
ini
penyusun
mengkaji
pembiayaan implan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.Produk implan merupakan sebuah produk yang cukup mendapat respon baik dari sebagian besar nasabah pembiayaan bank tersebut.Pembiayaan implan adalah sebuah produk pembiayaan yang ditujukan kepada pegawai instansi Negara maupun swasta.Dimana calon nasabah menjaminkan Surat Keterangan Pegawai untuk memperoleh pembiayaan tersebut. Dengan melihat secara sederhana akan terlihat bahwa pembiayaan ini dirasa tidak memiliki resiko yang cukup tinggi mengingat nasabah merupakan pegawai yang memiliki penghasilan tetap. Namun tidak ada pembiayaan yang tidak memiliki resiko.Terdapat banyak hal yang harus terpenuhi untuk menunjukkan potensi pembiayaan. Bank syariah mandiri sangat menyadari akan pentingnya penganalisaan terhadap calon nasabah pembiayaan. Pemberlakuan prosedur dan syarat-syarat terhadap pembiayaan Implan diharap mampu
6
menghasilkan pembiayaan yang berkualitas.Selain prosedur yang harus dilaksanakan sesuai komitmen, analisis terhadap calon nasabah sangat menentukan
kualitas
pembiayaan
bank.Gagalnya
suatu
analisismenyebabkan kesalahan presepsi bank terhadap nasabah maupun sebaliknya. Analisis yang dilaksanakan terhadap produk Implan tidak jauh berbeda dengan produk pembiayaan lainnya. Dirasa bank tidak akan menemui kesulitan yang berlebih pada produk ini. Namun, prinsip kehatihatian perlu tetap dijunjung tinggi untuk mengurangi kemungkinan merugi pada bank. Standar yang diinginkan untuk memenuhi sebuah pembiayaan yang berkualitas, perlu diketahui oleh pihak bank dan nasabah. Hal ini dimaksudkan supaya terdapat persamaan presepsi atas suatu pembiayaan sehingga dapat mempermudah jalannya pembiayaan pada waktu mendatang. Sebuah solusi untuk mempermudah hal tersebut adalah dengan mengkaji sebuah proses penganalisaan suatu proposal pembiayaan. Melalui mendeskripsikan
penelitian syarat
tersebut, dan
dimaksudkan
ketentuan
produk
bank
mampu
pembiayaan
Implan.Sehingga lebih mudah bagi calon nasabah untuk dapat memenuhi dan memahami maksud dan tujuan dari penganalisaan pembiayaan. Masih banyak pihak yang kurang mengetahui untuk apa penganalisaan dilakukan. Terutama dari pihak calon nasabah, seringkali
7
memaksakan
diri
untuk
memperoleh
produk
pembiayaan
tanpa
mengetahui bagaimana kelanjutan bagi dirinya sendiri maupun bank.Maka dari itu, penelitian atas produk pembiayaan, dalam hal ini produk Implan, dirasa sangat menarik untuk dilakukan. Berdasarkan berbagai latar belakang yang telah disebutkan diatas, penyusun tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA”. Sebuah pembiayaan terwujud atas kesepakatan antara pihak bank maupun nasabah.Sehingga sangat diharuskan adanya sebuah kesepakatan mengenai
keuntungan
yang
diperoleh
dari
masing-masing
pihak.Penyusunberharap, melalui penelitian yang dilakukan mampu memberi keuntungan bagi banyak pihak. B. Rumusan Masalah Dari berbagai latar belakang yang telah penyusun sampaikan diatas maka muncul beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembiayaan Implan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga? 2. Bagaimana proses analisis yang dilakukan terhadap sebuah proposal pengajuan Implan?
8
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tahapan pengajuan pembiayaan Implan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. 2. Menganalisis sebuah proposal pengajuan pembiayaan Implan. D. Penelitian Terdahulu Dari hasil analisis yang dilakukan oleh Nurul melalui skripsinya yang berjudul “APLIKASI 6CDALAM ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG MALANG”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Adapun analisis 6C yang ada di BSM Cabang Malang, yakni Caracter, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economic dan Constraint. Analisis 6C yang diterapkan oleh BSM Cabang Malang dalam
menganalisis
pembiayaan
murabbahah
benar-benar
diterapkan dan analisis ini dalam prakteknya untuk lebih memfalidkan data, maka dikembangkan lagi dan ditambah dengan adanya analisis 7A. Adapun analisis 7A tersebut meliputi: Aspek hukum/ legalitas, Aspek Manajemen, Aspek Tekhnik atau Produksi, Aspek Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Jaminan, dan Aspek Sosial Ekonomi-AMDAL. 2. Dalam penilaian analisis 6C Account Officer (AO) di lapangan akan membuat
analisis
kelayakan
nasabah
dari
berbagai
segi.
9
AccountOfficer juga akan menilai dengan apa adanya sesuai apa yang ada dilapangan (obyektif). Sifat kehati-hatian merupakan prinsip yang dianut oleh petugas lapangan (AO) BSM Cabang Malang. Adapun masalah yang timbul pada aplikasi 6C dalam analisis pembiayaan murabahah di BSM Cabang Malang, masih ada permasalahan dalam aplikasi 6C-nya, salah satu masalah yang terjadi adalah pada jaminan atau collateral. Adapun kebijakan dari BSM Cabang Malang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah: 1) Membaca permasalahan yang terjadi pada nasabah tersebut, apakah masih ada I tikat/ kemauan untuk membayar. 2) Adapun
untuk
mempunyai
penyelesaian
model-model
masalah
tersebut
penyelamatan
dan
pihak
BSM
penyelesaian
pembiayaan bermasalah. Seperti: Penyehatan pembiayaan melalui Rescheduling dan Restruring, Penyelamatan pembiayaan melalui Reconditioning, dan yang terakhir adalah dengan cara penyelesaian pembiayaan melalui saluran hukum. Dalam penelitian yang cukup terkait yang dilakukan oleh Lika Nur Ahtofareni (2010) melaui skirpsinya yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Implan PadaBank Syariah Mandiri(Studi Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor CabangPembantu Pasuruan)” menghasilkan kesimpulan “Bahwa analisis pelaksanaan pembiayaan implan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasuruan adalah dengan menggunakan analisis 5C+6A dan aspek internal Bank Syariah Mandiri
10
Kantor Cabang Pembantu Pasuruan yang meliputi komposisi dan kualitas SDM. Pelaksanaan pembiayaan implan pada BSM KCP Pasuruan menggunakan pola chaneling, yaitu pihak BSM KCP Pasuruan hanya sebagai
penyalur
saja,
dan
yang
bertanggung
jawab
adalah
perusahaan/instansi tempat karyawan itu bekerja. Hal diatas dilaksanakan dengan mudah, karena persyaratannya juga mudah, sehingga pelaksanaan pembiayaan implan ini membawa kemudahan bagi nasabah. Dengan menitikberatkan pada kemudahan bagi nasabah, pembiayaan implan konsumtif tanpa agunan ini membawa kontribusi terhadap pendapatan sebesar 38,25%”. E. Jenis Dan Metode Penelitian
1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, menurut Hasan (2000:13-14) penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh suatu fenomena. Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagianbagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
11
alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatanempiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. 2. Metode Pengumpulan Data Agar dapat diperoleh data-data yang dapat diuji kebenarannya, relevan dan lengkap, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan, yaitu dengan membaca beberapa literatur buku yang ada kaitannya dengan tema dan judul penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori untuk membahas permasalahan yang ada, misalnya teori bank syariah, penerapan pembiayaan implan dan lain sebagainya. b. Studi Lapangan 1) Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiono,2008:240). Peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai sarana untuk mendapatkan data tentang pembiayaan Implan, analisis pembiayaan mendukung.
Implan,
serta
data-data
lainnya
yang
12
Sedangkan
menurut
Arikunto
(2002:206)
dokumentasi adalah metode yang dipakai untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, baku, surat kabar, agenda dan lain sebagainya. Data ini berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, menu atau dalam bentuk laporan program. Dari dokumen-dokumen yang ada peneliti akan memperoleh data tentang sejarah berdirinya BSM, struktur organisasi, jobdiscription, visi dan misi, kegiatan operasionalnya, serta penerapan analisis pembiayaan yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. 2) Wawancara Wawancara adalah cara memperoleh data dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga tentang pembiayaan Implan yang terkait
dengan
prosedur
pelaksanaan,
prinsip-prinsip
pembiayaan, analisis data, dan data-data terkait lainnya. Dalam hal ini, penyusun memperoleh narasumber dari marketing pembiayaan terkait, dan Account Officer (AO). 3) Observasi Observasi (2002:134)
adalah
atau
pengamatan
metode
menurut
pengumpulan
data
Bungin yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data
13
penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut
dihimpun melalui
pengamatan
penelitian dengan menggunakan panca indra. Peneliti melakukan pengamatan langsung dalam kegiatan penerapan pelaksanaan pembiayaan Implan di Bank Syari ah Mandiri Cabang Salatiga. F. Manfaat Penelitian Diharap melalui penelitian dan penyusunan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun pada khususnya, serta bagi akademisi dan masyarakat pada umumnya mengenai produk pembiayaan implan. 1. Bagi Penyusun Penelitian mempraktekan
diharap teori
yang
mampu telah
mengembangkan diterima
pada
dan
bangku
perkuliahan.Serta menambah kemampuan baru dalam menganalisa sebuah proposal pengajuan pembiayaaan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
14
2. Bagi Akademisi Penelitian diharap dapat memberikan informasi bagi akademisi mengenai produk pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri dan praktik penganalisaannya dalam hal ini produk pembiayaan implan.Sekaligus sebagai sumber pembanding antara teori yang dipelajari dengan praktek yang dijalankan. 3. Bagi Masyarakat Penelitian
diharap
mampu
memperkenalkan
produk
pembiayaan implant kepada masyarakat luas sehingga menjadi sebuah referensi baru dalam dunia perbankan. G. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penyusun mencoba meneliti mengenai analisis proposal pembiayaan implan yang diajukan oleh calon nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.Perlu adanya batasan masalah untuk lebih mempermudah penelitian ini untuk lebih efektif dan efisien. Pembatasan penelitian pada tugas akhir ini yaitu pada syarat pengajuan pembiayaan implan bagi institusi dan perorangan, serta analisis terhadap proposal yang diajukan.Baik institusi maupun perorangan.
15
H. Sistematika Penulisan Penyusunmembatasi penyusunan ini kedalam lima bab. Bab pertama adalah Bab Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Kerangka Pemikiran, Batasan Masalah, Objek Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab selanjutnya adalah Landasan Teori. Dalam bab ini diuraikan tentang
Pengertian
Bank,
Pengertian
Pembiayaan,
Jenis-Jenis
Pembiayaan, dan Jenis Pembiayaan Implan. Bab ketiga adalah Laporan Objek. Dalam bab ini diuraikan tentang Sejarah Objek Penelitian dan Susunan Organisasi. Bab keempat adalah Analisis Data. Dalam bab ini membahas mengenai Tinjauan Umum terhadap Produk Pembiayaan Implan Bank Syariah Mandiri, Pengolahan dan Analisis Data, Pembahasan. Bab terakhir adalah Penutup. Dalam bab ini penyusun menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil berdasarkan pada penelitian yang dilakukan melalui analisis data.
16
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka 1. Perbankan Syariah a. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan). Menurut Ascarya (2007:2) secara umum bank syariah dapat didefinisikan sebagai bank dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk lainnya. Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Bank yang berprinsip syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan syariat islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan
17
lainnya yang sesuai dengan syariat. Usaha bank syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan usaha patungan (musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa (ijarah). Dari beberapa pengertian diatas, kegiatan perekonomian dianjurkan menggunakan prinsip bagi hasil, prinsip jual beli, maupun sewa. Prinsip lain yang dianggap merugikan, seperti bunga, tidak diperkenankan dalam kegiatan bank syariah. Diharapkan dengan berjalannya sistem syariah, mampu mengurangi eksploitasi dana oleh pihak bank secara berlebih sehingga memberatkan nasabah. b. Fungsi Pokok Bank Syari ah Perbankan
Syariah
merupakan
lembaga
yang
melaksanakan tiga fungsi utama selayaknya Bank umum lain, yaitu menerima simpanan dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa pengiriman uang. Dalam Pasal 3 dan 4 Undang -Undang Perbankan menyebutkan fungsi dan tujuan Perbankan Indonesia, yaitu: 1) Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. 2) Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
18
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Di
dalam
sejarah
perekonomian
umat
Islam,
pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW.Bentuk akad seperti menerima titipan, meminjamkan uang dan pembiayaan usaha, serta melakukan berbagai akad terkait dengan jasa keuangan sudah merupakan bagian dari kehidupan muamalat saat itu.Dengan demikian, fungsi utama perbankan modern seperti menerima deposit, memberikan kredit dan melakukan jasa transfer keuangan, dan lain-lain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam.
2. Analisis Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan BAB I Pasal 1 Nomor12,yang dimaksud pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
19
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam buku yang ditulis oleh Muhammad (2005:17) pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan
untuk
mendukung
investasi
yang
telah
direncanakan. b. Unsur Pembiayaan Menurut
Kasmir
(2001:74)
adapun
unsur-unsur
pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) Kepercayaan Yaitu
suatu
keyakinan
pemberi
kredit/pembiayaan (bank) bahwa pembiayaan yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan benarbenar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang. 2) Kesepakatan Antara si pemberi dengan penerima pembiayaan harus ada kesepakatan.Kesepakatan ini dituangkan
20
dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 3) Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4) Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak senagaja.Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. 5) Balas Jasa Balas jasa atas kredit pada bank konvensional dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.Sedangkan bagi bank syariah atas pembiayaan yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
21
3. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syari ah Pada prinsipnya jenis pembiayaan hanya terdapat satu saja, yaitu pemberian pinjaman dana yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang akan dikembalikan kembali pada suatu waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya. Akan tetapi, perkembangan penggunaan dana bank mulai variatif serta variabel yang mendorong peminjaman dana pun juga makin beraneka macam. Oleh karena itu jenis pembiayaan kini mulai dipilah-pilah menurut penggunaan, jangka waktu dan keperluan.Jenis pembiayaan menurut Kasmir (2001:74) dibagi ke dalam 3 kriteria, yaitu menurut
penggunaan,
jangka
waktu
dan
keperluan.Akan
didiskripsikan pada penjelasan di bawah ini. Jenis Pembiayaan menurut penggunaan antara lain: a. Pembiayaan konsumtif Pembiayaan ini digunakan nasabah untuk keperluan konsumsi, dengan arti dana pembiayaan yang diberikan bank, akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan nasabah. Misalnya untuk pembelian barang rumah tangga, peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya. b. Pembiayaan produktif Dengan pembiayaan ini kegunaan atas dana pembiayaan bank akan meningkat dan terlihat dengan jelas
22
karena pembiayaan ini digunakan untuk penggunaan usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Jenis Pembiayaan menurut jangka waktu antara lain: a. Pembiayaan Jangka Pendek, yaitu pembiayaan dengan jangka waktu maksimal 1 tahun. b. Pembiayaan Jangka Menengah yaitu pembiayaan dengan jangka waktu antara 1-10 tahun. c. Pembiayaan Jangka Panjang yaitu pembiayaan dengan jangka waktu lebih dari10 tahun. Jenis Pembiayaan menurut keperluannya antara lain: a. Pembiayaan produksi Pembiayaan ini diberikan kepada perusahaan atau lembaga yang bermaksud untuk meningkatkan hasil produksi perusahaan baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Bantuan ini kebanyakan digunakan untuk menutupi biaya-biaya perusahaan secara luas, seperti biaya bahan baku, bahan pembantu dan biaya produksi lainnya. b. Pembiayaan perdagangan Pelaksanaan pemberian pembiayaan perdagangan dimaksudkan untuk membantu lancarnya perdagangan antar Negara maupun dalam suatu Negara.
23
c. Pembiayaan investasi Pembiayaan
ini
sering
disamakan
dengan
pembiayaan produksi, padahal pada dasarnya memiliki maksud
yang
dimaksudkan
berbeda.Pembiayaan untuk
keperluan
perdagangan
investasi
bagi
ini para
pengusaha. Maka terdapat beberapa ciri yang membedakan pembiayaan
itu,
antara
lain:
(1)
digunakan
untuk
penanaman modal, (2) mempunyai perencanaan yang terarah
dan
matang,
dan
(3)
waktu
penyelesaian
pembiayaan berjangka menengah dan panjang. Dengan melihat berbagai ciri yang telah disebutkan di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan pembiayaan ini adalah untuk keperluan menambahan barang modal, perbaikan barang modal beserta fasilitas lain yang berkaitan dengan hal tersebut. 4. Pembiayaan BSM Implan Implan merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris “Implant” secara bahasa berarti menanamkan atau memasukkan. Sedangkan dalam kamus ekonomi, Implant berarti menanamkan atau invest. Menurut keterangan yang berhasil diperoleh dari web milik Bank Syariah Mandiri, pengertian dari produkBSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya
24
dilakukan
secara
massal
(kelompok).BSM
Implan
dapat
mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas. Produk Implan merupakan sebuah produk pembiayaan yang menjadi sub bagian dari produk konsumtif massal. Dimana terdapat 2 produk jasa yaitu BSM PKPA dan BSM Implan.BSM PKPA sendiri memiliki diartikan sebagai pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA) adalah penyaluran
pembiayaan
melalui
koperasi
karyawan
untuk
pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang mengajukan penyaluran
pembiayaan yang
kepada
dipergunakan
koperasi adalah
karyawan.
executing
Pola
(koperasi
karyawan sebagai nasabah), sedangkan proses pembiayaan dari koperasi karyawan kepada anggotanya dilakukan dan menjadi tanggung jawab penuh koperasi karyawan. Produk BSM Implan merupakan pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan/koperasi karyawan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok).BSM Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para anggota koperasi karyawan atau
25
karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.
BANK SYARIAH MANDIRI INSTANSI
Karyawan
Executing (PKPA)
Karyawan
Karyawan
Chaneling (Implan)
Sumber: Data Terolah Gambar 2.1 BSM PKPA
Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa produk pembiayaan PKPA
sangat
berkaitan
erat
dengan
produk
Implan
ini
sendiri.Namun tentu terdapat perbedaan dan persamaan diantara kedua produk ini. Tabel 2.1 Perbedaan BSM Implan dan BSM PKPA BSM PKPA Persamaan Pendaftaran dilakukan secara massal melalui instansi terkait.
BSM Implan
26
Bersifat konsumtif multiguna Perbedaan Debitur adalah Instansi
Debitur adalah perorangan
Penandatanganan
akad Penandatanganan
dilakukan oleh Instansi Tanpa
akad
dilakukan oleh Calon Debitur
penandatanganan Menandatangani
perjanjian kerja sama karena kerja
sama
perjanjian
untuk
bersedia
telah tercantum pada akad yang dipotong gaji melalui instansi sebelumnya ditandatangani Sumber : Data Terolah BSM
Implan
memberikan
fasilitas
pembiayaan
konsumer kepada sejumlah karyawan (kolektif) dengan rekomendasi perusahaan/instansi (approve company), di mana pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/instansi melalui pemotongan gaji langsung. Hal ini memiliki banyak keuntungan bagi pihak bank dan meminimalisir rawannya kredit macet karena menggunakan sistem potong gaji pada setiap tanggal yang disetujui pada perjanjian kerja sama. Produk BSM Implan memiliki tujuan. Antara lain: a. Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan retail. b. Meminimalisasi collection,
overhead/operational
melalui
kerja
sama
cost
dan dengan
27
perusahaan/instansi dengan cara pemotongan gaji langsung. c. Meningkatkan jumlah customer based (number of account) pembiayaan, sehingga terjadi spreading risk. Dari beberapa tujuan diatas akan memunculkan keuntungan bagi bank instansi maupun anggota. Tabel 2.2 Tujuan BSM Implan Instansi
Anggota Instansi
Salah satu bentuk penghargaan Kesempatan kepada karyawan.
dan
kemudahan
memperoleh fasilitas pembiayaan.
Outsourcing sumber dana dan administrasi pinjaman.
Sumber: Data Terolah
Pembiayaan Implan terdiri atas dua komponen yang masing-masing memiliki kriteria yang harus dimiliki supaya pembiayaan ini dapat terealisasikan.Komponen tersebut adalah instansi/perusahaan dan perorangan/indifidu yang dalam hal ini adalah karyawan instansi terkait.Menurut Surat Edaran pembiayaan terdapat beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh instansi yang akan berkerja sama dalam pembiayaan ini antara lain:
28
a. Lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD,
perusahaan
multinasional, perusahaan besar yang telah masuk bursa/go publik, atau perusahaan swasta yang bonafide yang telah berjalan minimal 5 tahun dan tidak dalam proses hukum. b. Lembaga Koperasi sesuai dengan SE No. 8/032/PEM tanggal 13 Juli 2006 tentang Rating Sektor Ekonomi untuk Pembiayaan). c. Memiliki legalitas usaha seperti Akte Pendirian Usaha/Anggaran Dasar, SIUP, NPWP, TDP dan telah memiliki organisasi. Kriteria yang telah disebutkan di atas merupakan objek bagi
produk
pembiayaan
Implan
ini.
Supaya
saling
berkesinambungan, terdapat beberapa kriteria yang diharap dimiliki oleh indifidu calon debitur yang akan memperoleh pembiayaan ini, antara lain: a. Nasabah Cakap Hukum sesuai dengan pasal 1330 KUHP b. Usia minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas maksimal 55 tahun dan belum pensiun c. Keanggotaan sebagai anggota koperasi dan karyawan tetap minimal 2 tahun dan memiliki penghasilan THP di atas Rp. 1.000.000
29
d. PNS/CPNS, mengisi dan menandatangani formulir permohonan pembiayaan, kartu identitas suam/istri, KK, akte nikah/cerai, surat persetujuan suami/istri, NPWP, slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir, SK pengangkatan, surat pernyataan persetujuan SKPG. Untuk dapat mempermudah analisis terhadap calon debitur terlebih dahulu kita harus memahami kententuan umum yang dimiliki oleh produk pembiayaan ini. Karena calon debitur yang tidak memenuhi kententuan umum yang telah ditetapkan, maka tidak akan tercapainya dana pembiayaan yang ia harapkan. Penyusuntelah mencari informasi mengenai ketentuan produk pembiayaan Implan kepada karyawan terkait.Beberapa kententuan tersebut dapat dilihat melalui tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Ketentuan Umum BSM Implan Ketentuan Umum 1
Akad, terdiri dari: a. PKPA
Wakalah wal Murabahah/ijarah
Channeling/ BSM Implan b. PKPA Executing
Mudharabah wal Murabahah/ijarah
30
2
3
Tujuan
Pembiayaan konsumer untuk anggota
Pembiayaan
koperasi
Plafond maksimal
a. Maksimal Rp50 juta untuk per
pembiayaan
anggota pegawai swasta b. Maksimal Rp35 juta untuk CPNS c. Maksimal Rp100 juta per anggota untuk PNS, BUMN, TNI/POLRI
4
Jangka Waktu
a. 1
s.d.
8
tahun
untuk
PNS,
BUMN/BUMD, TNI/POLRI b. Renovasi dan pembangunan rumah, jangka waktu maksimal15 tahun c. Perusahaan Swasta/PTdengan aset < Rp25 miliar jangka waktu 1 sampai dengan 3 tahun dan jangka waktu 1 sampai dengan 5 tahun untuk
Perusahaan
Swasta/PT
dengan aset ≥ Rp25 miliar d. 1 sampai dengan 10 tahun untuk nasabah BSM Implan 5
Pendapatan Bank
6
Debt to Service Untuk PNS/CPNS/BUMN/TNI POLRI Ratio (DSR)
Bagi Hasil
(vide SE No. 11/043/PEM, tanggal 14 Desember 2009)
31
a. 33% untuk penghasilan 2,5 kali UMP b. 40% untuk penghasilan 2,5 kali UMP s.d. Rp10 juta c. 50% untuk penghasilan > Rp10 juta Untuk Swasta dan yayasan (vide SENo. 10/017/PEM, tanggal 10 Juni 2008) a. 33% untuk penghasilan 2,5 kali UMP b. 40% untuk penghasilan 2,5 kali UMP s.d. Rp15 juta c. 50% untuk penghasilan > Rp15 juta 7
Asuransi
a. Asuransi jiwa & pembiayaan b. PNS,BUMN, TNI/POLRI cukup dicover asuransi jiwa c. Pegawai swasta dan CPNS di-cover asuransi
penjaminan/jiwa
perluasan PHK 8
Biaya-biaya
a. Biaya Administrasi 1% b. Biaya Premi Asuransi, c. Biaya Notaris d. Biaya Materai
dan
32
9
Pemberian
Non revolving
Fasilitas Pembiayaan 10
Jaminan
Bagi Instansi: a. Jaminan
kelancaran
pembayaran
angsuran b. Anggota koperasi/ karyawan adalah pegawai tetap c. Kebenaran dan keabsahan data anggota koperasi/ karyawan d. Jaminan tidak adanya sidestreaming Bagi Anggota Instansi: a. SKPG kepada bendahara b. Sesuai
bentuk
agunan,
tanggungan/fiducia
hak untuk
pembiayaan dengan agunan c. Menyerahkan dokumen pembiayaan 11
Price
PNS,
TNI/POLRI,
antara lain: 1 tahun
12,25%
2 tahun
12,75%
3 tahun
13,25%
4 tahun
13,75%
BUMN/BUMD
33
5 tahun
14,00%
6 tahun
14,50%
7 tahun
15,00%
8 tahun
15,50%
9 tahun
16,00%
10 tahun
16,50%
Untuk Pegawai Swasta antara lain: 1 tahun
12,50%
2 tahun
13,00%
3 tahun
13,50%
4 tahun
14,00%
5 tahun
14,50%
Sumber : BSM Cabang Salatiga Setiap calon debitur yang menginginkan produk pembiayaan ini haruslah mampu memenuhi ketentuan yang telah menjadi standar. Melalui proses wawancara, analisa dan komite yang dilakukan oleh bagian terkait dapat diperoleh sebuah keputusan pembiayaan. 5. Teori Penghitungan Plafond Pembiayaan Implan pada Bank Syariah Mandiri Setiap bank memiliki standar penghitungan yang berbedabeda pada tiap produk pembiayaan yang dimiliki.Pembiayaan Implan pada Bank Syariah Mandiri menggunakan beberapa rumus
34
pengembangan untuk memperoleh perhitungan kapasitas yang dimiliki oleh calon nasabah.Dalam penelitian kali ini, peneliti memperoleh berbagai rumus pengembangan yang telah dibuat oleh karyawan BSM Cabang Salatiga.Rumus pengembangan ini dianggap penting, mengingat banyak karyawan yang bekerja secara instan menggunakan formula pada program yang telah disediakan. Dengan mengetahui rumus pengembangan ini, perhitungan akan terlihat lebih sederhana sehingga karyawan akan mudah memahami dasar dari perhitungan tersebut. Rumus pengembangan tersebut terlihat pada tabel di bawah ini: DSR (Debt Service Ratio)=40% x 90% x Pendapatan Keterangan: DSR
:Potensi Awal Pembiayaan
40%
:diibaratkan pendapatan nasabah 100% (60% keperluan pribadi dan 40% sisa dana)
90%
:diibatarkan total pegawai pada lembaga adalah 100% (90% mengambil pembiayaan dan 10% tidak)
Pendapatan
:Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh pegawai pada lembaga
35
Kapasitas keuangan harus dihitung paling awal untuk mengetahui seberapa potensi keuangan yang dimiliki oleh calon nasabah.Setelah mengetahui kapasitas nasabah, selanjutnya dapat diketahui potensi yang dimiliki oleh calon nasabah dengan menggunakan rumus yang telah tersedia pada Nota Analisa Pembiayaan. Jika dituliskan menggunakan formula, maka akan tampak seperti tabel di bawah ini.
Perhitungan Potensi Pembiayaan Pendapatan
=
x
Potensi Awal Pembiayaan (DSR)
=
x
Kewajiban Karyawan pada Bank Lain
=
x
Kewajiban Instansi pada Bank Lain
=
x
Sisa Potensi Pembiayaan
=
x
-
Keterangan: Pendapatan
:Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh pegawai pada lembaga
DSR
:Potensi Awal Pembiayaan
Kewajiban pada Bank Lain:Kewajiban yang dikeluarkan oleh pegawai ke Bank selain BSM
36
Kewajiban Instansi pada Bank Lain:Kewajiban yang dikeluarkan oleh instansi ke Bank selain BSM
Dari penghitungan di atas dapat diketahui potensi yang dimiliki oleh calon nasabah. Jika masih terdapat sisa potensi yang tersedia, maka bank akan meneruskan analisis pada tahap selanjutnya.
Perhitungan
dilakukan
sesuai
dengan
tahapan
perhitungan pada Nota Analisa Pembiayaan.Dengan menggunakan rumus yang telah tertera pada Nota Analisa Pembiayaan seperti pada tabel di bawah ini: Perhitungan Plafond Induk Pembiayaan
=
Potensi Pembiayaan x Rate of Return x JangkaWaktu (bulan)
Keterangan: Potensi Pembiayaan :DSR Rate of Return
:Pricing yang ditentukan oleh bank
Jangka Waktu
:Jangka Waktu Pembiayaan yang diinginkan
37
6. Analisis 5C, dan 7A a. Analisis 5C Analisis 5C dianggap sebagai analisis yang cukup efektif digunakan pada Perbankan karena analisis ini terbukti telah cukup mendiskripsikan keadaan nasabah pembiayaan. Analisa ini dapat dijabarkan ke dalam poinpoin di bawah ini: 1) Character Characterdisini adalah watak atau sifat calon debitur.Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank syariah bahwa sifat atau watak
dari
debitur
benar-benar
dapat
dipercaya.Keyakinan ini tercermin dari tercermin dari latar belakang calon debitur baik pekerjaannya maupun kepribadiannya.Menurut Kasmir (2000: 104), Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah untuk membayar pembiayaan. Orang yang memiliki karakter baik, akan berusaha semaksimal
mungkin
untuk
membayar
pembiayaannya. Untuk menilai karakter ini memang sulit, karena masing-masing manusia mempunyai sifat atau watak yang berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu pihak bank atau bagian pembiayaan
38
harus menguasai praktek untuk dapat mengetahui sifat atau watak dari pada calon debiturnya dan harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam menilai
karakter
seseorang
sehingga
dapat
mengambil kesimpulan tentang karakter calon debitur dengan benar. Unsur-unsur character: (1) dapat dipercaya, (2) akhlaknya baik dan (3) kemauan untuk membayar. Untuk
mendapatkan
gambaran
tentang
karakter, pihak bank dapat menempuh dengan berbagai cara yaitu, sebagai berikut: meneliti dari daftar riwayat hidupnya, meminta informasi tentang debitur dari lingkungan sekitarnya, sebagaimana sikap kesehariannya dan lain-lainnya. 2) Capacity Untuk menilai kemampuan calon debitur dalam
membayar
pembiayaannya,
dapat
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan
pembiayaan.
Semakin
banyak
sumber pendapatan seseoarang, maka semakin besar kemampuannya untuk membayar pembiayaan yang
39
diperolehnya.Menurut Kasmir (2000: 104) terdapat beberapa unsur Capacity, yaitu: (1) kemampuan dalam berbisnis dan (2) kemampuan dalam mencari keuntungan. Pada buku yang ditulis oleh Kasmir (2000: 104) pengukuran kapasitas dari calon debitur dapat diperoleh melalui beberapa pendekatan, yaitu Pendekatan Historis dan Pendekatan Finansial. Pendekatan Historis, yaitu menilai nasabah dari sejarah usaha nasabah yang bersangkutan, apakah usahanya
banyak
mengalami
kegagalan
atau
mengalami perkembangan yang semakin maju dari waktu kewaktu. Sedangkan Pendekatan Finansial adalah dengan menilai posisi neraca dan laporan perhitungan laba rugi untuk beberapa periode terakhir
untuk
mengetahui
seberapa
besar
keuntungan atau kerugian serta resiko usahanya. 3) Collateral Menurut
Kasmir
(2000:
104),
Collateraldapat diartikan sebagai jaminan yang diberikan calon debitur baik yang berupa fisik (barang) maupun non fisik (surat berharga). Jaminan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika
40
terjadi suatumasalah yang menyalai kesepakatan awal, jaminan yang dititipkan akan dapat dicairkan secepat mungkin. Unsur-unsur collateral dapat dijelaskan ke dalam beberapa poin, antara lain:(1) mempunyai nilai lebih tinggi dari pada jumlahpembiayaan yang akan dianjurkan (2) harus dilihat keabsahan barangnya (3) memiliki nilai ekonomis, yakni jika dijual, laku dipasarandan produktif. 4) Capital Capitaldipergunakan
untuk
mengetahui
sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki debitur terhadap usaha yang akan dibiayai. Calon debitur wajib
memiliki
memperoleh Penilaian
sejumlah
pembiayaan terhadap
dana yang
permodalan
guna ia
dapat
inginkan.
sangat
erat
hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankan. Besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimiliki.Semakin besar perusahaan yang dimiliki, semakin mudah memperoleh data modal
41
sendiri.Tapi untuk usaha kecil biasanya tidak tidak mempunyai laporan keuangan maka pihak bank harus melakukan wawancara, dan kunjungan ke calon nasabah untuk menyusun sendiri perkiraan laporan keuangan sehingga diperoleh informasi tentang modal sendiri. Beberapa unsur-unsur capital, antara lain: (1) mempunyai sumber modal yang jelas dan tetap dan (2) penggunaan modal yang efektif. Jika kedua unsur tersebut tidak dapat terpenuhi oleh calon debutir, maka tidak akan terperoleh pembiayaan yang diinginkan. 5) Condition of economic Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga menilai bagaimana kondisi ekonomi sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pembiayaan untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu, harus melihat bagaimana prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang. Penilaian terhadap kondisi ini untuk mengetahui sejauh mana kondisi-kondisi yang mempengaruhi perekonomian suatu daerah
42
sehingga dapat memberikan dampak, baik bersifat positif maupun negatif terhadap perusahaan yang akan dibiayai. Unsur-unsur condition antara lain: (1) usahanya lancar, (2) mempunyai prospek kedepan yang baik dan (3) kondisi perekonomian. b. Analisis 7A Untuk menganalisa sebuah proposal pembiayaan, baik dalam bank konvensional maupun bank syariah, tidaklah cukup menggunakan sebuah sistem analisis seperti yang dibahas sebelumnya. Dalam prakteknya, penggunaan sistem 5C selalu diimbangi dengan penggunaan sistem 7A, yang meliputi 7 aspek penilaian kredit, atau dalam hal ini kita sebut sebagai pembiayaan. Penilaian dengan 7 aspek ini sering disebut sebagai studi kelayakan usaha. a) Aspek Yuridis/Hukum Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.Menurut Kasmir (2004:120)
penilaian
keabsahan
dan
dimulai
dengan
meneliti
akte
pendirian
kesempurnaan
perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemiliknya
dan
besarnya
modal
masing-masing
pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya dari
43
dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti: Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha Industri (SIUI), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan lain sebagainnya. b) Aspek Pasar dan Pemasaran Dalam aspek ini yang kita nilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang, sehingga diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Menurut Kasmir (2004:120) yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah hasil penjualan atau produksi minimal 3 bulan yang lalu, rencana penjualan dan produksi minimal 3 tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang ada, seperti market share yang dikuasai, dan prospek produk secara keseluruhan. c) Aspek Keuangan Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang
dimiliki
untuk
membiayai
usahanya
dan
bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping itu hendaknya dibuatkan cash flow keuangan perusahaan. Dari cash flow tersebut terlihat pendapatan dan biaya
44
sehingga dapat dinilai layak atau tidak usaha tersebut, termasuk keuntungan yang diharapkan. d) Aspek Teknis/Operasi Merupakan aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi usaha seperti
kantor
pusat,
cabang
atau
pergudangan.
Demikian pula dengan masalah lay out gedung dan ruangan. e) Aspek Manajemen Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki
serta
latar
belakang
pendidikan
dan
pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada juga menjadi pertimbangan lain. f) Aspek Sosial Ekonomi Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat secara umum, seperti meningkatnya ekspor barang atau sebaliknya mengurangi ketergantungan terhadap impor, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan
45
masyarakat, tersedianya sarana dan prasarana, dan membuka isolasi daerah tertentu. g) Aspek Amdal Amdal
atau
analisis
dampak
lingkungan
merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga proyek
yang
dibiayai
tidak
akan
mengalami
pencemaran lingkungan di sekitarnya. 7. Prosedur pembiayaan Secara umum prosedur pemberian pembiayaan oleh badan hukum menurut pendapat Kasmir (2010:110) adalah sebagai berikut: a. Pengajuan Berkas-Berkas Dalam permohonan
hal
ini
kredit
pemohon
yang
kredit
dituangkan
mengajukan dalam
suatu
proposal.Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi antara lain alatr belakang, maksud dan tujuan, besarnya kredit
dan
jangka waktu, cara
pemohon
mengembalikan kredit, jaminan, akte notaris, TDP, NPWP,
46
neraca dan laporan laba rugi, bukti diri dari pinjaman perusahaa, fotokopi sertifikat jaminan dan nomor rekening. Latar belakang perusahaan berisi hal-hal seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pegetahuan dan
pendidikanya,
perkembangan
perusahaan
serta
relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta. Sedangkan maksud dan tujuan ialah apakah untuk memperbesar omset penjualan atau peningkatan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik (perluasan) serta tujuan lainnya Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya. Hal yang tak kalah penting adalah jaminan kredit.Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi setengah resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian terhadap jaminan ini harus teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu atau sebagainya b. Penyelidikan Berkas Pinjaman Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah sesuai persyaratan dan sudah
47
benar.Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi
kekurangan
tersebut,
maka
sebaiknya
permohonan kredit dibatalkan saja. c. Wawancara Pertama Merupakan penyedikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan bank yang inginkan.Wawancara ini juga ingin mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. d. On the sport Merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemungkinan hasilnya dicocokkan dengan hasil wawancara.Pada saat hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberi tahu pada nasabah. Sehingga apayang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yangsebenarnya. e. Wawancarakedua
48
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan onthespot di lapangan.Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara satu dicocokkan dengan pada saat on thespot apakah ada kesesuaian dan mengandung unsur kebenaran. f. Keputusan kredit Keputusan kredit dalam hal ini menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika aditerima maka kan dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit dan biaya yang harus dibayar. Keputusan ini biasanya merupakan keputusan team. Begitu juga dengan kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasan masing-masing. g. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya Kegiatan
ini
merupakan
kelanjutan
dari
diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit tersebut, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian
atau
pernyataan
yang
dianggap
perlu.
Penandatanganan dilaksanakan antara bank derngan debitur secara langsung atau dengan melalui notaris.
49
h. Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. i. Penyaluran dan penarikan dana Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu sekaligus atau secara bertahap. B. Kerangka Teoritik
Jenis Pembiayaan BSM IMPLAN Analisis Proposal Pembiayaan
Penerapan Analisis 5C
Penerapan Analisis 7A Kesesuaian Proposal Diterima
Proposal Ditolak
50
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga, yang berlokasi di Ruko Diponegoro No.A6-A7 Jalan Diponegoro No.77 ASalatiga. B. Paparan Data Hasil Penelitian 1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga Dari informasi yang telah tersedia pada web Bank Syariah Mandiri, penyusun menemukaan bahwa perusahaan Perbankan ini memiliki
nilai-nilai
perusahaan
yang
menjunjung
tinggi
kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah akhirnya
51
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan
layanan
perbankan
syariah
di
kelompok
perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat
52
untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Pada tahun-tahun selanjutnya mulai didirikan Kantor Cabang Pembantu di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya berada di kawasan Salatiga yaitu Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga yang mulai beroperasi pada tanggal 10 Januari 2011.Bank Syariah ini berada pada Ruko Diponegoro A6-A7, Jalan Diponegoro Nomor 77 Salatiga.
53
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. 2. Profil Perusahaan Untuk mengetahui informasi mengenai Perusahaan, dapat diakses pada web yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Yang mencakup profil sebagai berikut: a. Profil: Nama
: PT Bank Syariah Mandiri
Alamat
: Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 Indonesia
Telepon
: (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting)
Faksimili : (62-21) 3983 2989 Situs Web : www.syariahmandiri.co.id Tanggal Berdiri
: 25 Oktober 1999
Tanggal Beroperasi: 1 November 1999
54
Modal Dasar
: Rp2.500.000.000.000,-
Modal Disetor
: Rp1.158.243.565.000,-
Kantor Layanan
: 796 kantor, yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Jumlah jaringan ATM BSM: 825 ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri 10,361, ATM Bersama 47,669 unit (include ATM Mandiri dan ATM BSM), ATM Prima 50,316 unit, EDC BCA 196,870 unit, ATM BCA 10,596 dan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) 7,435 unit. Jumlah Karyawan: 16.554 orang (Per Mei 2013) b. Kepemilikan Saham 1) PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.: 231.648.712 lembar saham (99,999999%) 2) PT Mandiri Sekuritas: 1 lembar saham (0,000001%). 3. Visi dan Misi a. Visi Bank Syariah Mandiri Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
55
b. Misi 1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan
yang
berkesinambungan. 2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. 4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
56
4. Struktur Organisasi Susunan Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga
KEPALA CABANG
DKP PKP Pelaksana
OPERATIONMA NAGER
MARKETING MANAGER
AccountOf ficer
Funding Officer
Costumer Service
Pelaksana Admin
Teller
Pelaksana SDI & GA
Pelaksana D&C
PelaksanaMarketingSup port
Security Sumber: BSM Cabang Salatiga
Messenger Driver OfficeBoy
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BSM Cabang Salatiga
57
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tahapan Pelaksanaan Pembiayaan Implan Terdapat langkah-langkah yang ditempuh oleh BSM Cabang Salatiga selaku penggerak bisnis BSM di Salatiga.Dilakukan dengan sistematis dan terarah supaya mampu meminimalisir resiko yang mungkin saja timbul dalam pembiayaan. Jika digambar secara sederhana, proses pembiayaan Implan dapat dilihat melalui gambar di bawah ini. BSM IMPLAN
INSTANSI
KEBUTUHAN ANGGOTA MODAL INSTANSI KERJA/INVES Sumber: Data Terolah TASI Gambar 4.1 Proses Pembiayaan Implan
Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa BSM Implan dapat memberikan manfaat bagi Instansi antara lain untuk kebutuhan penambahan modal maupun investasi dan mencukupi kebutuhan konsumtif multiguna bagi anggota instansi. Namun langkah tersebut dapat dikembangkan kembali menurut kebutuhan kantor cabang masing-masing. Dalam pengerjaan pembiayaan di lapangan, BSM KC Salatiga sering
58
melakukan improvisasi untuk menemukan langkah yang tepat dalam menghadapi calon debitur yang cukup variatif. Beberapa langkah yang sering ditempuh dapat digambarkan melalui skema di bawah ini: Wakalah
2b Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan
BANK
Perusahaan
Komite Pembiayaan
SYARIAH 1
2a
MANDIRI
Persetujuan Alokasi Plafond Induk Sesuai Wewenang Pemutusan
Penjaminan Pembiayaan
Sumber: BSM Cabang Salatiga
Rekomendasi
4
Anggot a
Channeling (wewenang pemutusan pembiayaan cabang/KCP)
Cabang melakukan fungsi: Penjualan, analisa, dan pemantauan pembiayaan
Instan 5si
Akad pembiayaan (murabahah/ijarah) Langsung ke BSM
Perusahaan Penjamin (Asuransi)
3
Tanpa agunan de Dengan agunan
Pemutusan penjaminan pembiayaan (disetujui/tidak
disetujui)
Gambar 4.2 Skema Pembiayaan Implan
Melalui skema di atas, dapat kita lihat proses pelaksanaan pembiayaan Implan pada BSM Cabang Salatiga. Untuk lebih memahami dalam analisis yang akan dilakukan nantinya, terlebih dahulu akan dibahas secara singkat mengenai proses pelaksanaan pembiayaan Implan dengan bantuan skema di atas.
59
Pada kasus pembiayaan ini peneliti mengambil contoh sebuah Instansi Pendidikan di wilayah Kabupaten Semarang.Setelah dilakukan penawaran dan persetujuan, instansi berkewajiban memasukkan data-data terkait pembiayaan. Data-data tersebut antara lain: 1. Akte pendirian/Anggaran Dasar perusahaan yang telah mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dan telah memiliki perizinan/legalitas usaha lainnya seperti SIUP, TDP, dan NPWP. 2. Untuk instansi, melampirkan susunan manajemen perusahaan yang sesuai dengan akta pendirian/perubahan terakhir. Hal itu untuk membuktikan pengurus tersebut benar adanya dan tidak fiktif. 3. Telah memiliki laporan keuangan perusahaan yang tersusun dengan baik dan wajar, minimal untuk periode 2 tahun terakhir. Laporan tersebut hendaknya telah disahkan oleh Badan Pemeriksa yang telah dibentuk. Data laporan keuangan perusahaan diperlukan untuk menilai kapasitas perusahaan terkait dengan tingkat resiko pembiayaan sebagai dasar penentuan besarnya alokasi pembiayaan yang diberikan. Data yang telah masuk kemudian akan dibawa ke rapat komite dimana BSM melakukan penentuan plafond induk pembiayaan yang dapat diberikan kepada instansi terkait. Penentuan ini merupakan wewenang dari kepala cabang dan karyawan terkait pembiayaan, dalam hal ini marketing lending.
60
Jika langkah pertama telah dilakukan. Selanjutnya BSM dan instansi akan melakukan perjanjian kerja sama. Setelah penandatanganan perjanjian kerja sama, instansi memiliki peran sebagai channeling agent yaitu penyalur pembiayaan kepada end user dalam hal ini adalah karyawan instansi. Dengan begitu segala pembiayaan yang diajukan kepada BSM akan terlebih dahulu melalui seleksi oleh kepengurusan instansi. Dalam hal ini dapat melalui bendahara dan ketua instansi. Pembiayaan yang telah lolos dari bendahara instansi akan masuk ke BSM dan akan ditindaklanjuti sedemikian sehingga terwujud pembiayaan Implan antara BSM dengan karyawan instansi melalui proses channeling oleh instansi terkait.
B. Tahap Prospek, Permohonan dan Investigasi Dalam penelitian ini peneliti memiliki beberapa analisis yang akan digunakan dalam mengkaji pembiayaan Implan. Dalam hal ini adalah analisis 7A dan 5C. Pembahasan ini akan dipisahkan menjadi beberapa tahapan. Unit Cabang memiliki kewenangan untuk menentukan target pasar.Dalam penelitian yang diambil oleh penyusun, BSM Cabang Salatiga menentukan target pasar yaitu pada Dinas Kependidikan di daerah Kabupaten Semarang.Setelah melalui pengamatan dan pertimbangan, bank melakukan penawaran padaInstansi.Pada awal pengenalan produk, terlebih dahulu bank perlu memastikan apakah sekolah tersebut termasuk ke dalam
61
kriteria yang terdapat pada salah satu ketentuan Instansi. Ketentuan tersebut antara lain: 1. Instansi Pemerintah, BUMN/BUMD, Perusahaan Multinasional atau Perusahaan Swasta Bonafide. 2. Perusahaan telah beroperasi minimal 5 tahun dan tidak fiktif. 3. Perusahaan dengan reputasi baik. 4. Sektor industri sangat menarik, menarik atau cukup menarik. Setelah melalui wawancara pada anggota instansi, rekanan instansi, penduduk sekitar wilayah instansi berada serta pada studi kasus pembiayaan
sebelumnya,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
instansimemenuhi 4 ketentuan di atas dan layak melanjutkan langkah analisis.Sebuah instansi yang telah memenuhi ketentuan tersebut dapat dikatakan lolos dari langkah investigasi dan verifikasi.
C. Analisis Proposal Pembiayaan Implan 1. Analisis 7A Setelah proses investigasi dan verifikasi dilakukan dan memenuhi beberapa target market, langkah selanjutnya yang perlu dianalisis adalah Analisis 7A. Analisa ini terdiri dari AnalisisAspek Yuridis/Hukum, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Teknis/Operasi, Aspek Manajemen, Aspek Sosial Ekonomi dan Aspek AMDAL.
62
a. Analisis Manajemen Analisis kelengkapan instansi.Dalam
Manajemen
persyaratan hal
ini
dilakukan
yang seperti
dengan
menyangkut Akta
melihat
manajemen
Pendirian
dan
perubahannnya/AD/ART, RAT, KTP pengurus, SIUP, TDP, NPWP serta Surat Keterangan Sehat dari Dinas Koperasi apabila ada. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan pada manajemen instansi, ditemukan sebuah resiko yang mungkin terjadi yaitu tidak terbayarnya kewajiban angsuran nasabah karena saldo pada rekening nasabah tidak mencukupi untuk melakukan pendebetan. Namun dengan berbagai dialog yang dilakukan, ditemukan sebuah mitigasi dengan cara pembayaran gaji karyawan atau guru yang melalui bendahara sekolah telah terlebih dahulu di debet untuk pembayaran angsuran. Dengan demikian, resiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran masingmasing karyawan sekolah dapat dicegah dengan baik. b. Aspek Yuridis Berbagai syarat pada Aspek Manajemen berkaitan dengan Aspek Yuridis instansi. Dengan tambahan lampiran berupa susunan manajemen perusahaan yang sesuai dengan akta pendirian/perubahan terakhir, KTP, KK, Akta Nikah, Slip Gaji serta SK yang kesemuanya terkait dengan pengurus harian
63
instansi. Dalam kasus ini, instansi telah memenuhi persyaratan yang
berkaitan
disimpulkan
dengan
bahwa
Aspek
proposal
Yuridis.Sehingga
dapat
lanjut
ke
dapat tahapan
selanjutnya. c. Aspek Sosial Ekonomi Dalam pembahasan aspek ini menyangkut kondisi sosial
ekonomi
yang
dapat
terbangun
akibat
adanya
pembiayaan Implan.Tidak dipungkiri bahwa gaji yang diterima seorang guru belum dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan secara keseluruhan.Pembiayaan Implan membantu mewujudkan atas kebutuhan tersebut.Namun, belum dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi secara luas, karena sifat dari produk ini konsumtif multiguna.Dalam pembahasan pada Nota Analisis Pembiayaan yang dibuat oleh BSM Cabang Salatiga tidak mencantumkan mengenai Aspek Sosial Ekonomi ini. Karena pandangan yang menganggap bahwa jenis pembiayaan apapun secara umum akan membantu pergerakan ekonomi masyarakat. penyusun berpandangan bahwa, analisa akan lebih efektif jila Aspek Sosial Ekonomi akan lebih menguntungkan jika diterapkan pada Analisa Pembiayaan Implan ke depannya.
64
d. Analisis Teknis/Operasi Pada analisis teknis yang dilakukan oleh BSM Cabang Salatiga dibagi menjadi 2 tahap. Yaitu: 1) Mekanisme pembiayaan kepada karyawan Dalam pemberian fasilitas Implan kepada karyawan instansi, skim yang digunakan adalah Murabahah. Skim ini dianggap sesuai dengan tujuan pembiayaan yaitu konsumtif pembelian barang-barang yang diperlukan oleh karyawan instansi dimana pada tahap awal pihak sekolah telah melakukan seleksi terhadap para karyawan yang mengajukan permohonan fasilitas Implan dan memberikan rekomendasi apabila memang layak untuk diberikan fasilitas Implan. Karyawan yang menjadi rekomendasi sekolah selanjutnya
diwajibkan
menyetorkan
persyaratan
pembiayaan ke bank untuk kemudian dilakukan penganalisaan lebih lanjut. Persyaratan bagi nasabah perseorangan meliputi, mengisi dan menandatangani formulir permohonan pembiayaan, kartu identitas suam/istri, KK, akte nikah/cerai, surat persetujuan suami/istri,
NPWP,
penghasilan
terakhir,
slip SK
pernyataan persetujuan SKPG.
gaji/surat
keterangan
pengangkatan,
surat
65
Jika persyaratan tersebut dapat dipenuhi maka selanjutnya bank melakukan tahapan kedua.Pada tugas pakhir ini, penyusun fokus terhadap pembiyaan Implan pada
perusahaan.Maka,
penganalisaan
terhadap
pembiayaan Implan indifidu tidak ditampilkan secara kompleks. 2) Mekanisme pencairan dan pembayaran angsuran Nasabah yang lanjut ke tahapan selanjutnya diwajibkan untuk membuka rekening pada Bank Syariah Mandiri karena pencairan dana dilakukan dengan mengkredit rekening masing-masing karyawan. Sedangkan pembayaran angsuran dilakukan dengan mendebet saldo rekening masing-masing nasabah dimana bendahara telah melakukan pendebetan pada setiap rekening karyawan yang telah mendapat fasilitas pembiayaan.
Sehingga
resiko
tidak
terbayarnya
kewajiban angsuran setiap karyawanakan dapat dicegah dengan pendebetan secara otomatis. Namun dengan kedua teknis dan langkah yang demikian, masih ditakutkan akan timbul resiko-resiko antara lain ketakutan jika pegawai belum menyetorkan biaya administrasi, asuransi dan biaya lain. Dengan dialog dan perjanjian antara instansi dan bank, pada akhirnya resiko ini
66
dapat dicegah dengan perjanjian bahwa sebelum pegawai menyetorkan dana pembayaran biaya-biaya tersebut, maka pencairan pembiayaan Implan belum akan dilakukan. Jika aspek teknis dapat dipenuhi dengan baik maka calon nasabah kan dapat menerima pembiayaan dengan syarat, analisa lain terkait pembiayaan implan dapat terpenuhi. e. Aspek AMDAL Analisis ini memperhitungkan dampak pada lingkungan sekitar baik darat, air maupun udara.Instansimerupakan penyedia jasa pendidikan yang tidak berpengaruh pada lingkungan yang dimaksud pada aspek AMDAL ini.Pada Nota Analisa Pembiayaan yang diteliti tidak mencantumkan aspek ini karena secara umum tidak memiliki pengaruh.Pada Bab 2 disampaikan bahwa perusahaan yang kemungkinan memiliki dampak pada lingkungan adalahperusahaan yang mengeluarkan limbah
serta
berkemungkinan
merusak
kelestarian
lingkungan.Bidang usaha pendidikan secara keseluruhan tidak termasuk pada resiko demikian. f. Aspek Keuangan Aspek
yang
sangat
penting
di
dalam
sebuah
pembiayaan adalah aspek keuangan. Dalam hal ini BSM Cabang
Salatiga
memiliki
rumus
pengembangan
atas
pembiayaan Implan yang telah tercantum pada bab II Tugas
67
Akhir ini. Dalam bab ini akan dikaji bagaimana rumus ini diterapkan pada kasus pembiayaan. Untuk menerapkan pada rumus,
terdapat
data-data
yang
harus
diperoleh
bank
diantaranya, Total Gaji Karyawan yang dibayarkan oleh instansi, Rate of Return yang terdapat pada ketentuan pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, serta kewajiban pembiayaan lain yang dikeluarkan oleh karyawan serta instansi. Dari data-data tersebut, bank berhasil menemukan data yang dapat dituliskan sebagai berikut: Diketahui: Total Gaji Karyawan (per bulan)
: Rp35.800.000,-
Rate of Return
: 16.5%
Jangka Waktu Pembiayaan
: 10 tahun
Kewajiban karyawan pada Bank lain
:-
Kewajiban instansi pada Bank lain
:-
Keterangan: Total gaji karyawan: biaya gaji yang dikeluarkan instansi untuk membiayai gaji karyawan dan guru tiap bulan. Dari data-data yang terdapat di atas memungkinkan bank untuk melakukan penghitungan terhadap kemampuan keuangan instansi. Selain dari total gaji yang dikeluarkan oleh instansi, kesehatan laporan keuangan menjadi faktor penentu
68
utama pada aspek kali ini. Namun karena keterbatasan penyusun dan kerahasiaan atas laporan keuangan, maka pada kesempatan kali ini, penghitungan atas laporan keuangan tidak dapat ditampilkan proses penghitungannya. Namun melalui informasi
karyawan
BSM
Cabang
Salatiga
terkait
penganalisaan pada instansi terkait, menginformasikan bahwa komite yang dilakukan Bank atas analisa terhadap laporan keuangan instansi, menunjukkan hasil bahwa instansi memiliki laporan keuangan yang sehat dan kesehatan keuangan yang baik pada 2 tahun terakhir dan diperkiraan tetap pada kondisi yang prima hingga 10 tahun mendatang. g. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek terahir dalam analisa pembiayaan adalah aspek pasar dan pemasaran.Dalam kasus kali ini, pembiayaan dilaksanakan pada sektor pendidikan di daerah kabupaten Semarang.Dapat dikatakan bahwa produk yang ditawarkan adalah jasa kependidikan setingkat Sekolah Menengah Umum pada wilayah Kabupaten Semarang.Lokasi dari sekolah berada di pusat daerah Suruh, dan memiliki riwayat yang baik, sehingga diduga bahwa tidak terdapat permasalahan yang dapat menghambat kemajuan sekolah ini. Namun,
dalam
penelitian
yang
dilakukan
oleh
penyusun, dalam Nota Analisa Pembiayaan yang dibuat oleh BSM Cabang Salatiga tidak mencantumkan adanya Aspek
69
Pasar dan Pemasaran.Diduga karena adanya rasa aman yang dirasakan oleh pihak perbankan, bahwa bisnis di dunia pendidikan masih memiliki prospek yang baik.Tidak dapat disalahkan pendapat yang demikian, karena kini dunia pendidikan
telah
Pemerintah
Pusat
mendapat
perhatian
maupun
Pemerintah
yang
lebih
dari
Daerah.Namun,
pendapat ini dapat membawa pada ketidak telitian analisa, karena tidak seluruh sekolah memiliki riwayat dan prospek yang
baik.
Persaingan
antar
sekolah
semakin
tinggi
mengakibatkan sekolah yang lemah dalam pengajar dan fasilitas akan ditinggalkan oleh kebanyakan pelajar. BSM Cabang Salatiga tidak melakukan penganalisaan ini, diduga karena bank lebih menfokuskan pada Analisa Manajemen, Analisa Keuangan, Analisa Yuridis dan Analisa Teknis. Tidak dapat disalahkan analisa yang demikian, karena setiap bank akan memiliki cara dan tahapan seleksi yang berbeda. Namun akan lebih efektif jika keseluruhan Analisa 7A dapat dilaksanakan dan dipenuhi demi kelancaran pembiayaan. Dapat disimpulkan, dari ketujuh analisis pada Analisis 7A,
BSM
Cabang
Salatiga
hanya
menggunakan
4
Aspek.Dimana dari keempat aspek memiliki nilai positif.Hal menunjukkan bahwa instansi dapat melanjutkan pada Analisis 5C.
70
2. Analisis 5C Untuk dapat lebih mengetahui apakah sekolah ini mampu melewati proses analisis dan berhak memperoleh pembiayaan, kita harus memiliki beberapa sistem analisis. Seperti diketahui sebelumnya penyusun menggunakan 2 analisa yaitu 7A dan 5C.Setelah mengetahui hasil dari analisis 7A, kita beranjak pada sistem analisis 5C.Dalam pelaksanaan analisis ini selalu beriringan dengan analisis 7A, karena dalam kenyataannya keduanya selalu berkaitan.Kelima analisis yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
ANALISA 5C
Character(Karakter)
Capital(Modal)
Capacity(Kapasitas)
Collateral(Jaminan)
Sumber: Data Terolah
Condition of economic(Kondisi Perekonomian) Gambar 4.3 Analisis 5C
a. Analisis Karakter Analisis pada kali ini akan dimulai dari Analisis Karakter. Bagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa karakter
71
instansi
dapat
berpengaruh
besar
pada
pelaksanaan
pembiayaan.Karakter dapat dilihat dari watak pengurus, dalam hal ini Badan Pengurus Harian (BPH), karyawan serta kegiatan yang sering dilakukan. Untuk
memperoleh
informasi
mengenai
karakter
instansi dapat dilakukan dengan wawancara serta melacak informasi yang tersedia pada Bank Indonesia.Pada BSM Cabang Salatiga sering disebut dengan “BI Checking”.Melalui BI Checking dapat diperoleh data-data seperti riwayat pembiayaan instansi. Untuk mempermudah, di bawah ini akan disajikan langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk
mengakses BI Checking.
Gambar 4.4 BI Checking1
Laman ini dimiliki oleh setiap bank untuk memperoleh data calon nasabah.Situs ini juga tidak bisa diakses oleh sembarang orang karena terdapat kode bank, kode cabang yang tentu saja setiap bank memiliki kode
72
yang berbeda.Situs ini dapat diakses oleh karyawan administrasi yang memiliki user pada BI. Dari informasi Bi Checking dapat diketahui riwayat pembiayaan
instansi
meliputi
riwayat
pembiayaan,
kelancaran pembiayaan sebelumnya yang digolongkan ke dalam beberapa kriteria, yaitu lancar, kurang lancar, dan macet.Laman ini diperbaharui setiap harinya oleh setiap usersehingga akurasi atas situs ini tidak diragukan.
Gambar 4.5 BI Checking2
Setelah admin meng-input user name dan password selanjutnya akanmuncul tampilan di atas, kemudian untuk masuk pada informasi yang dikehendaki, kita pilih Bank Umum karena BSM termasuk ke dalam Bank Umum.
73
Gambar 4.6 BI Checking3
Setelah itu akanmuncul tampilan di atas. Pilih opsi Informasi BI. Setelah itu akan muncul tampilan di bawah ini.
Gambar 4.7 BI Checking4
Dari langkah di atas, user mencantumkan nama instansi sehingga akan muncul nama instani yang diinginkan.
Karena
kerahasiaan
informasi,
maka
74
penyusuntidak dapat menampilkan hasil BI Checkingpada tugas akhir ini. Selain melalui BI Checking, dapat diperoleh informasi lain mengenai karakter instansi dengan cara wawancara pada karyawan instansi, penduduk sekitar, murid-murid dan pihak yang dirasa mampu memberi informasi secara objektif.Wawancara terhadap karyawan dapat meliputi informasi kelancaran pembiayaan gaji, kelancaran pembiayaan spp siswa, kesehatan unit usaha sekolah dan kelancaran kegiatan belajar mengajar pada sekolah ini. Hasil wawancara akan dituliskan pada nota analisa pembiayaan dan hasil dari analisa tersebut menunjukan bahwa tidak ada informasi buruk mengenai instansi tersebut. b. Analisis Kapasitas Analisis yang kedua adalah Analisis Kapasitas.Dalam menentukan kapasitas yang dimiliki oleh instansi, BSM memiliki rumus yang sering disebut rumus DSR (Debt Service Ratio).Rumus tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
DSR (Debt Service Ratio)=40% x 90% x Pendapatan
75
Seperti yang telah diketahui bahwa pendapatan yang dimiliki oleh instansi adalah sejumlah Rp35.800.000,- maka kita dapat menerapkan pada rumus DSR.
DSR(Debt Service Ratio)
= 40% x 90% x Rp35.800.000,= Rp12.888.000,-
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa potensi awal pembiayaan yang dimiliki oleh instansi adalah Rp12.888.000,dalam jangka waktu 1 bulan. Selanjutnya kita harus menghitung
Potensi
Pembiayaan
yang
mungkin
dapat
dikeluarkan oleh instansi. Perhitungan ini diterapkan dengan rumus di bawah ini:
Perhitungan Potensi Pembiayaan Pendapatan
=
x
Potensi Awal Pembiayaan (DSR)
=
x
Kewajiban Karyawan pada Bank Lain
=
x
Kewajiban Instansi pada Bank Lain
=
x
Sisa Potensi Pembiayaan
=
x
-
76
Dari rumus tersebut jika diterapkan pada kasus instansi maka menghasilkan perhitungan sebagai berikut dengan total kewajiban karyawan dan instansi kepada bank lain telah diketahui pada pembahasan Analisis Keuangan 7A. Perhitungan Potensi Pembiayaan Gaji per Bulan
= Rp35.800.000
Potensi Awal Pembiayaan (DSR)
= Rp12.888.000
Kewajiban Karyawan pada Bank Lain
=
0
Kewajiban Instansi pada Bank Lain
=
0
Sisa Potensi Pembiayaan
= Rp12.888.000
-
Perhitungan di atas menghasilkan dugaan bahwa potensi akhir yang dimiliki oleh instansi untuk pembiayaan Implan adalah sebesar Rp12.888.000 dalam satu bulan. Pengajuan pembiayaan diharapkan dengan jangka waktu 3 tahun dan bank menentukan Rate of Return sebesar 16,5%. 77 Dengan keterangan tersebut dapat dihitung Total Plafond Induk Pembiayaan dengan perhitungan sebagai berikut:
Perhitungan Plafond Induk Pembiayaan Potensi Pembiayaan x Rate of Return x Jangka Waktu (bulan) =
Rp12.888.000 x 16,5% x 120 bulan
=
Rp255.182.400
Jadi maksimum pembiayaan dalam 3 bulan adalah Rp765.547.200
Berdasarkan kebutuhan dana di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan karyawan instansi terkait adalah sebesar Rp765.547.200,- dan pada tahap ini diajukan dengan maksimal plafond Rp750.000.000,- Dengan demikian, pada pembiayaan kali ini, instansi dapat memperoleh pembiayaan Implan sebesar Rp750.000.000,- dalam jangka waktu pengajuan selama 3 tahun. c. Aspek Kondisi Perekonomian Selanjutnya Perekonomian.
kita akan
Kondisi
mengkaji
ekonomi
yang
Aspek Kondisi dimaksud
pada
pembahasan kali ini adalah kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja maupun kesehatan instansi.Kita ketahui bahwa instansi merupakan penyedia jasa pendidikan.Untuk 78 mengetahui pengaruh ekonomi yang berpengaruh bagi instansi ini
dapat
dilihat
melalui
ketetapan
yang
dikeluarkan
pemerintah. Karyawan marketing terkait menganggap bahwa guru memiliki prospek baik pada pembiayaan dengan melihat beberapa ketetapan tentang sertifikasi guru tahun 2013 sebagai berikut: 1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. 3) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Guru. 4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan. d. Aspek Jaminan Aspek yang sangat penting bagi pembiayaan yang menyangkut dari pembahasan-pembahasan di atas adalah aspek jaminan.Jaminan yang diperuntukkan bagi sebuah instansi tentu
saja
berbeda
instansi.Dimana
dengan
instansi
jaminan
sekolah
ini
bagi
karyawan
merupakan
agen
channeling yang berperan mengkoordinir pembiayaan Implan dalam pengajuan dan pembayaran pembiayaan. Beberapa jaminan yang harus dipenuhi oleh instansi termaktum di dalam79
Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan, diantaranya sebagai berikut: 1) Menjamin kelancaran pembayaran anguran melalui pemotongan gaji.
2) Menjamin memberikan dahulu hak-hak yang timbul kepada bank untuk menerima terlebih dahulu atas hakhak nasabah, apabila nasabah terputus hubungan kerja samanya oleh sebab apapun juga, termasuk tetapi tidak terbatas pada tunjangan hari tua, gaji terakhir, pesangon, dana koperasi jamsostek atau kompensasi dan sumber-sumber dana lain untuk digunakan sebagai pelunasan hutang nasabah pada bank. 3) Menjamin Debt Service Ratio(DSR) maksimal 40% terhadap seluruh fasilitas pembiayaan nasabah apabila nasabah menerima pembiayaan lain sampai dengan masa pembiayaan berakhir. 4) Menjamin bahwa nasabah yang menandatangani akad pembiayaan dengan bank adalah benar karyawan tetap perusahaan dengan masa kerja minimal 2 tahun. 5) Bertanggung jawab terhadap adanya pemalsuan tanda 80 tangan atau nasabah fiktif, dan apabila hal tersebut terjadi, maka perusahaan bertanggung jawab melunasi fasilitas nasabah yang dimaksud, segera setelah pemberitahuan dari bank. 6) Menjamin kebenaran data yang dimaksud, segera setelah pemberitahuan dari bank.
Setelah penandatangan surat perjanjian kerja sama dilakukan, maka segala tanggung jawab atas nasabah yang merupakan anggota instansi telah dibebankan kepada instansi. Maka,
untuk
resiko
yang
kemungkinan
terjadi
dapat
terakomodir dengan bantuan instansi.Hal ini juga memudahkan monitoring pembiayaan yang dapat meminimalisir resikoresiko
pembiayaan.Pada
kondisi
ini
instansi
telah
menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan sehingga kewajiban atas pemenuhan jaminan telah dilakukan oleh instansi tersebut. e. Aspek Modal Aspek terakhir yang kita kaji pada pembahasan ini =adalah Aspek Modal. Besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimiliki.Semakin besar perusahaan yang dimiliki, semakin mudah memperoleh data modal sendiri.Dari laporan keuangan yang diterima oleh bank menunjukkan bahwa asset yang dimiliki oleh instansi baik asset lancar maupun tetap menunjukkan angka yang signifikan. Namun masih dengan kendala yang sama bahwa laporan keuangan yang dimiliki oleh instansi merupakan rahasia instansi yang tidak dapat diekspose ke dalam penelitian ini. Keterangan ini diperoleh melalui wawancara dengan karyawan pembiayaan
terkait
yang
memberitahukan hasil bahwa instansi memiliki cukup modal untuk mengambil pembiayaan. Dari analisa 5C yang diteliti dapat diketahui bahwa bank hanya menggunakan 3 aspek yaitu Analisa Karakter, Analisa Kapasitas dan Analisa Jaminan.Jika di presentase maka hasil analisa hanya berskor 60% dari keseluruhan aspek yang dianalisa.Namun selain analisa 5C kita juga perlu mempertimbangkan analisa 7A yang telah kita bahas sebelumnya.Dari analisa 7A, bank hanya menggunakan 4 aspek.Hal ini menunjukkan hasil analisa sebesar 57% dari keseluruhan aspek. Dapat disimpulkan bahwa hasil penganalisaan yang dilakukan tidak lebih dari 70% sehingga menimbulkan dugaan bahwa analisa kurang memenuhi
kriteria.Penyusunmenyesuaikan dengan Nota
Analisa Pembiayaan bank dimana bank hanya mengunakan 6 analisa. Yaitu Analisa Yuridis, Analisa Karakter, Analisa Manajemen, Analisa Teknis, Analisa Keuangan dan Analisa Jaminan. Dari ketentuan yang ada pada Nota Analisa Pembiayaan, instansi memenuhi 6 aspek, sehingga instansi berhak memperoleh pembiayaan Implan.
82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian Tugas Akhir yang berjudul ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA adalah sebagai berikut: 1. Dalam
penerapan
analisis
7A
yang
meliputi:
Aspek
Yuridis/Hukum, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Teknis/Operasi, Aspek Manajemen, Aspek Sosial Ekonomi dan Aspek AMDAL, BSM Cabang Salatiga hanya menggunakan Aspek Yuridis, Aspek Keuangan, Aspek Teknis/Operasi, dan Aspek Manajemen sesuai dengan ketentuan yang mengatur BSM Cabang Salatiga. Sedangkan untuk Analisis 5C, yang terdiri dari: Character, Capital,
Capacity,
Collateral, dan Condition
of
Economic. Analisis 5C yang diterapkan oleh BSM Cabang Salatiga dalam menganalisis proposal pembiayaan implan, dalam kasus ini mengambil sampel Dinas Kependidikan di wilayah Kabupaten Semarang. Dalam pelaksanaan analisis 5C telah menghasilkan angka positif pada semua aspek. 2. Dalam proses analisis yang dilakukan oleh marketing BSM Cabang Salatiga dilakukan dengan objektif dan berdasarkan ketelitian. Sehingga tidak terdapat permasalahan pada proses pembiayaan. Dari hasil analisis, menunjukkan bahwa instansi memiliki potensi
83
untuk
memperoleh
pembiayaan
sesuai
dengan
kententuan
pembiayaan yang ditetapkan oleh BSM Cabang Salatiga
B. Saran Dari kedua kesimpulan di atas, penyusun memberikan saran sebagai berikut: 1. BSM Cabang Salatiga diharap selalu
menerapkan
dan
mempertahankan analisis 5C dan 7A yang telah diterapkan sesuai dengan kebijakan di BSM Pusat. 2. Diharapkan analisis terhadap Aspek 7A dilakukan secara sistematis sehingga hasil yang dicapai akan lebih maksimal serta mengurangi resiko pembiayaan.
DAFTAR KATA
(ijarah)
: Leasing, sukuk
(mudharabah) : Spekulasi, bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. (murabahah) : Murabahah, perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah. (musyarakah) : Pos, (syirkah atau syarikah atau serikat atau kongsi) adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil di mana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Takzia Cendekia. Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers Foloans, “Strategi Pemasaran Ditinjau Dari Sudut Pandang Customer (5C) by FOBS”. http://foloans.blogspot.com/2012/08/strategipemasaran-ditinjau-darisudut.html diakses tanggal 10 Juni 2013 pukul 18.55 Kasmir, 1998. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Kasmir, 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia. Mohammad, 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Muhammad. 2009. Lembaga keuangan mikro islam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Prasetyo, Bambang. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sugiono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :Alfabeti Syariah, Mandiri, “Info Perusahaan”. http://www.syariahmandiri.co.id// diakses tanggal 10 Juni 2013 pukul 19.48 Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4 NOTA ANALISA PEMBIAYAAN POLA CHANNELING (BSM IMPLAN) Asalamu’alaikum Wr.Wb Dengan ini kami sampaikan nota analisa pembiayaan atas nama MAN SURUH sebagai berikut: PERMASALAHAN Perusahaan vide surat tanggal 17 September 2012 telah mengajukan permohonan pembiayaan terhadap karyawan-karyawati MAN SURUH dengan rincian sebagai berikut: Jumlah Permohonan
Maksimal Sebesar Rp750.000.000,00
Jangka Waktu Pembiayaan
120 bulan (10 tahun)
Tujuan Pembiayaan
Konsumtif
kepada
karyawan-karyawati
MAN SURUH INFORMASI NASABAH 1. Informasi Umum Nama Perusahaan
: MAN SURUH
Nasabah
: Guru MAN SURUH
Alamat Kantor
: Jalan
Suruh-Salatiga
Kab.Semarang Telepon
: -
Fax
: -
Bidang Usaha
: Pendidikan
Kepala
: Muchlas
Sekretaris
: -
Bendahara
: Ismatul Yatimah
Hubungan dengan BSM
: Baru
2. Susunan Struktur Organisasi Susunan Struktur Organisasi MAN SURUH adalah sebagai berikut:
Km.10,
Suruh,
Kepala Sekolah Bendahara
Guru
Guru
Guru
Guru
Keterangan: Kepala Sekolah
: Muchlas
Bendahara
: Ismatul Yatimah ASPEK YURIDIS
MAN SURUH berkedudukan dan beralamat di Jalan Suruh-Salatiga Km.10, Suruh, Kab.Semarang. Aspek Yuridis untuk masing-masing calon end user adalah sebagai berikut: 1. KTP Suami dan Istri 2. KK 3. Akta Nikah 4. Slip Gaji 5. SK Legalitas Permohonan Pembiayaan Implan Karyawan. Surat permohonan pembiayaan telah ditandatangani oleh pengurus dan karyawan MAN SURUH. ANALISA KARAKTER DAN MANAJEMEN 1. Aspek Karakter a. Reputasi Instansi Fasilitas bank untuk pembiayaan Implan karyawan MAN SURUH dibuatkan Perjanjian Kerjasama antara Kepala Sekolah dengan BSM Cabang Salatiga. Masing-masing karyawan mengajukan pembiayaan Implan diketahui dan direkomendasikan oleh Kepala Sekolah MAN SURUH. b. Profesionalisme Kerja MAN SURUH dipimpin oleh Kepala Sekolah (Bapak Muchlas). Pada saat ini on the spot bertemu langsung dengan Kepala Sekolah. Kepala sekolah tersebut sudah mengetahui secara langsung pembiayaan Implan kepada guru/karyawan
MAN SURUH. 2. Aspek Manajemen Ruang lingkup kegiatan sekolah adalah dalam bidang pendidikan. Sekolah adalah merupakan Sekolah Dasar Negeri, dimana para pengajarnya adalah calon dan Pegawai Negeri Sipil. Risiko dan Mitigasi: a. Risiko Tidak terbayarnya kewajiban angsuran nasabah karena saldo di rekening tidak mencukupi untuk dilakukan pendebetan. b. Mitigasi Pembayaran gaji karyawan atau guru yang melalui bendahara sekolah telah di debet terlebih dahulu untuk pembayaran angsuran, sehingga risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran masing-masing karyawan dapat dimitigasi secara sempurna. ANALISA ASPEK TEKNIS 1. Skim Pembayaran kepada Karyawan-karyawati MAN SURUH Dalam pemberian fasilitas Implan kepada karyawan-karyawati sekolah, skim yang digunakan adalah murabahah, karena sesuai dengan tujuan pembiayaan yaitu konsumtif pembelian barang-barang yang diperlukan oleh karyawan-karyawati sekolah dimana pada tahap awal pihak sekolah telah melakukan seleksi terhadap para karyawannya yang mengajukan permohonan fasilitas Implan dan memberikan rekomendasi apabila memang layak untuk diberikan fasilitas Implan BSM. 2. Mekanisme Pencairan dan Pembayaran Angsuran Pencairan dana dilakukan dengan mengkredit rekening masing-masing karyawan. Masing-masing karyawan telah memiliki rekening BSM. Sedangkan pembayaran angsuran dilakukan dengan mendebet saldo rekening masing-masing karyawan sekolah dimana bendahara telah melakukan pendebetan pada setiap rekening karyawan-karyawati yang mendapat fasilitas pembiayaan Implan BSM untuk kemudian disetorkan ke rekening karyawan-karyawati yang ada di BSM. Sehingga risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran setiap karyawan akan dapat dilakukan mitigasi secara sempurna. 3. Risiko dan Mitigasi a. Risiko
1) Pegawai belum menyetorkan biaya-biaya (administrasi,asuransi,dll) untuk pembiayaan. 2) Pegawai tidak membayar angsuran tiap bulan. b. Mitigasi 1) Sebelum pegawai menyetorkan dana untuk biaya-biaya, tidak akan dilakukan pencairan. 2) Pembayaran gaji karyawan atau guru melalui bendahara sekolah telah di debet terlebih dahulu untuk pembayaran angsuran, sehingga risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran masing-masing karyawan sekolah dapat dimitigasi secara sempurna. ANALISA ASPEK KEUANGAN Analisa Kebutuhan Dana, Skim dan Sumber Pengembalian 1. Perhitungan Limit Plafond Induk Pembiayaan Perhitungan Potensi Pembiayaan MAN SURUH Biaya gaji/bulan
: 35,800,000 (A)
Potensi awal untuk pembiayaan
: 12,888,000 (B) = (40% X 90% X A)
Kewajiban karyawan exiting
:
-
(C) (Misalnya simpanan pokok, wajib, atau angsuran anggota kepada koperasi)
Kewajiban bank exiting
:
-
(D)
Sisa Potensi
: 12,888,000 (E) = B-C-D
Ekuivalen Rate of Return
: 16.5%
Jangka Waktu Pembiayaan
: 120 Jangka Waktu Pembiayaan 10 tahun
Maksimum Plafond Pembiayaan
: 765,547,200 Maksimum pembiayaan untuk jangka waktu 3 tahun
Berdasarkan perhitungan dana di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan karyawan MAN SURUH adalah sebesar 765,547,200. Tetapi pada tahap ini diajukan dengan maksimal plafond Rp.750.000.000,00 2. Penetapan Skim Pembiayaan Berdasarkan transaksi yang dilakukan, maka skim/struktur pembiayaan yang sesuai adalah Wakalah wal Murabahah (untuk pembelian barang) dan Wakalah wal Ijarah (untuk memperoleh manfaat atas jasa), sebagai berikut: Skim Pembiayaan
: Wakalah Wal Murabahah dan Wakalah Wal
Ijarah (disesuaikan dengan peruntukannya) Tujuan Pembiayaan
: Konsumer
kepada
sejumlah
karyawan
(kolektif) dengan rekomendasi Perusahaan Jangka Waktu Pembiayaan
: 120 bulan (10 tahun)
Jangka Waktu Penarikan
: Maksimal 6 bulan setelah penandatanganan akad
3. Sumber Pengembalian Sumber pengembalian adalah dari fixed income (gaji) dimana sistem penggajian telah di debet oleh bendahara, sehingga risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran setiap bulannya dapat dimitigasi dengan sempurna. 4. Risiko dan Mitigasi a. Risiko 1) Risiko terjadinya over financing maupun under financing yang akan mempengaruhi potopolio pembiayaan yang diberikan. 2) Risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran nasabah (karyawan) karena tidak tersedianya dana di rekening yang bersangkutan. b. Mitigasi 1) Telah dilakukan perhitungan jumlah kebutuhan pembiayaan yang dibutuhkan oleh para karyawan MAN SURUH berkaitan dengan fasilitas pembiayaan Implan BM yang diajukan tidak melebihi dari 40% DSR. 2) Pembayaran angsuran kewajiban dilakukan secara potong gaji atas rekening masing-masing karyawan MAN SURUH dimana sistem penggajian telah di debet oleh bendahara, sehingga risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran setiap bulannyadapat dimitigasi dengan sempurna. ANALISA ASPEK JAMINAN Jaminan adalah: 1. SK Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (di atas Rp50.000.000,00) 2. Penjaminan dari Asuransi Penjaminan STACO 3. Standing Intruction yang ditanda tangani oleh calon nasabah dan diketahui oleh pejabat yang berwenang (Kepala Sekolah) untuk memotong pembayarannya kewajiban pembiayaan di BSM sampai dengan lunas USULAN PEMBIAYAAN Berdasarkan kajian dan analisa di atas maka kami mengusulkan agar permohonan Implan
karyawan MAN SURUH dapat disetujui dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut: 1. Struktur Pembiayaan: a. Skim Pembiayaan
: Wakalah al Murabahah dan Wakalah wal Ijarah (disesuaikan dengan peruntukkannya)
b. Tujuan Pembiayaan
: Konsumer
kepada
karyawan
(kolektif)
dengan rekomendasi Instansi c. Limit Pembiayaan
: Maksimal Plafond Rp765,547,200
d. Limit Pembiayaan Indifidual
: Maksimal Rp750,000,000
e. Jangka Waktu Pembiayaan
: Sampai dengan 120 bulan (10 tahun)
f.
: Maksimal 6 bulan setelah akad
Jangka Waktu Penarikan
g. Margin
: Mulai 12.25 untuk 1 tahun
h. Biaya-biaya:
:
1) Biaya Administrasi
1% atau minimal Rp100,000
2) Biaya Keterlambatan
0.00069 dari angsuran per hari
3) Biaya
Asuransi,
Pengikatan Jaminan, Biaya Materai dan biaya lain yang
timbul
akibat
transaksi ini i.
Jaminan
: Asuransi STACO, Surat Rekomendasi dari Kepala Sekolah. Surat Pernyataan dari pejabat berwenang
j.
Pengikatan
: Intern
2. Syarat Penandatanganan Akad Pembiayaan a. Mengembalikan tembusan surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan yang telah ditandatangani di atas materai secukupnya. b. Telah membuka rekening di BSM Cabang Salatiga sebagai media untuk penyaluran pembayaran angsuran dan biaya-biaya yang terkait dengan pembiayaan ini. c. Menyerahkan Standing Intruction yang ditandatangani oleh calon nasabah dan diketahui oleh pejabat yang berwenang untuk memotong pembayaran kewajiban pembiayaan di BSM sampai dengan lunas. d. Menyerahkan surat pernyataan dan kuasa mengenai:
1) Bahwa kewajiban angsuran nasabah disalurkan melalui Rekening nasabah di PT Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga 2) Bahwa nasabah memberi kuasa untuk mendebet rekeningnya di PT Bank Syariah Mandiri sebesar kewajiban angsiran, biaya-biaya administrasi. e. Telah menyerahkan surat persetujuan dari suami/istri f.
Menyediakan sejumlah dana di rekening yang bersangkutan untuk pembayaran biaya-biaya yang timbul sebagai akibat fasilitas pembiayaan ini.
3. Syarat pencairan: Seluruh persyaratan pada poin B telah dipenuhi dan diserahkan seluruhnya kepada bank. a. Telah menandatangani seluruh perjanjian beserta pengikatan jaminan. b. Menandatangani tanda terima uang setiap pencairan. c. Setelah pihak asuransi peminjaman menertibkan Sertifikat Penjaminan. 4. Syarat-syarat lain: a. Selama pembiayaan belum lunas, nasabah berkewajiban untuk: 1) Menggunakan fasilitas pembiayaan sesuai dengan tujuan penggunaan pembiayaan. 2) Mengizinkan PT Bank Syariah Mandiri atau pihak yang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan aktifitas keuangan nasabah. b. Selama pembiayaan belum lunas, tanpa persetujuan tertulis dari bank terlebih dahulu nasabah tidak diperkenankan: 1) Memindah tangankan barang jaminan. 2) Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari pihak ketiga, kecuali dalam rangka transaksi yang wajar dan disetuji oleh Bank Syariah Mandiri. 3) Mengingat diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan kepada pihak lain. c. Syarat lain sesuai ketentuan yang berlaku di PT Bank Syariah Mandiri. 5. Lain-lain a. Kejadian-kejadian pelanggaran (event of default) 1) Nasabah tidak membayar kewajiban pokok dan margin sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan. 2) Nasabah tidak dapat memenuhi atau melanggar sebagian atau seluruh syarat dan ketentuan yang tercantum di dalam perjanjian pembiayaan. b. Perubahan perjanjian pembiayaan hanya dapat dilakukan secara tertulis dan
ditandatangani oleh pihak bank dan nasabah. c. Kelalaian atau kelambatan bank dalam menggunakan hak kekuasaannya sesuai dengan isi perjanjian pembiayaan tidak berarti sebagai pelepasan hak. d. Lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan akan ditetapkan kemudian oleh Bank Syariah Mandiri.
Demikian kami sampaikan, mohon keputusan dari Komite Pembiayaan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Rifqi Aditya Pelaksana Marketing
Lampiran 5
Lampiran 6 DOKUMENTASI PENELITIAN