PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: Bukhori Muslim NIM : 207046100798
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Bukhori Muslim
NIM z
207046100798
Drs. H. Ahmad Yani, M.As NrP. 196404t2199403 1 004
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432Ht2011 M
Pengesahan Panitia Ujian
Skripsi yang berjudul PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH
MANDIRI CABANG BEKASI telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 28 Juli 2011. Skripsi
ini telah di terima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.sy) pada Program Studi Muamalat (ekonomi islam). Jakarta,28 Juli 2011 Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
NIP. 165
051982031012
PANITIA UJIAN 1. Ketua
Drs. H. Ahmad Yani. M.Ag. NIP. 1 9640 4121994031004
2. Sekretaris
Mochammad S)'af i. SEI
3. Pernbimbing
Drs. H. Ahmad Yani. M.Ag. NIP. 1 9640 4121994031 004
4. Penguji I
Dr. H. Abd. Wahab Abd. Muhaimin. Lc. MA. NrP. 1 95s07 06199203 100r
5. Penguji 2
Mu'min Rauf, S.Ag, MA. NIP. 1 9700 4161997 031004
tht^
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta:
28Ju l i 26 Syaban
Penulis
iii
2011 M 1432 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Selanjutnya salawat serta salamsenantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW, segenap Keluarga, Sahabat serta ummatnya sepanjang zaman. Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT,penulis bersyukur karena telah meyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembiayaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi”, dengan baik. Proses perjalanan untuk menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah. Banyak hambatan dan rintangan yang penulis temui, namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta doa dari semua pihak, akhirnya penulis sampai pada titik akhir penulisan skripsi ini. Penulis juga tidak menutup mata akan peran berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. DR. Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak. Mu’min Rauf, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Sekertaris Konsentrasi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
iv
membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saransaran,sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini. 4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan di sisi Allah SWT. 5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tempat penulis memperoleh berbagai informasi dan referensi sehingga skripsi dapat terselesaikan. 6. Pimpinan dan Staf Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, terkhusus untuk Ibu Charunnisa Almahmudi dan Bapak Piping Tobana, yang telah berkenan mengizinkan melakukan penelitian, meluangkan waktu, dan membimbing penulis dalam mendapatkan materi. Jasa kalian tak terkira. 7. Yang tercinta Ayahanda (Alm. H. Nijan), yang figurnya selalu menjadi motivasi dan panutan bagi penulis di setiap langkah hidup ini.Demikian pula yang tercinta Ibunda (Hj. Sopiah), yang telah melimpahkan kasih sayang, yang tidak hentihentinya mendoakan agar anaknya menjadi pribadi yang baik, pribadi yang tegar dan bijaksana, pribadi yang bisa menjadi kebanggaan untuk Ayah dan Ibu,Amin. Dan kakak-kakak tercinta, (Abdul Aziz, Nur Laela, Eti Sulastri, Aminuddin, Ahmad Fauzi, dan yang spesial untuk Nur Fitriah, kecupan yang termanis untukmu). Semoga penulis bisa membuat suatu perubahan yang baik bagi keluarga ini. 8. Untukmereka yang telah membantu penulis,terkhusus untuk Bunda Aini (semoga ikatan persahabatan ini abadi), Syaiful, Maris, Junis, Kiki (sahabat lesehan) & Syauqi (sahabat kosan sejati). Terima kasih untuk curahan motivasi dan keprcayaan yang diberikan.
v
9. Buat sahabat-sahabatterbaik penulis angkatan 2007, khususnya kelas PS-C ekstensi dan terutama Gank C07(Makmur, Afsohul, Cholik, Ryanda, Fikri, Daris & Abe) yang telah menggoreskan banyak kenangan manis, canda dan tawa selama menjalani perkuliahan, semoga tali silaturahmi kita selalu terjalin. 10. Teruntuk sahabatku 6+ (Darla, Oci, Neng, Bita, Taky & May), persahabatan kita akan selalu abadi. Kecupan manis kupersembahkan untuk kalian. Akhirnya sekali lagi tiada untaian kata yang paling berharga kecuali ucapan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin atas Rahmat dan Karunia serta Ridha-Nya. Dan ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak, semoga kebaikan dan bantuan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat ridha dari Allah SWT. Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.Untuk itu kritik dan saran kiranya dapat memperbaiki skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang membacanya.
Jakarta:
28Ju l i 26 Syaban
Penulis
vi
2011 M 1432 H
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing .....................................................................
i
Lembar Pengesahan Penguji..............................................................................
ii
Lembar Pernyataan ............................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................
iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
7
D. Review Studi Terdahulu .............................................................
8
E. Metodologi Penelitian ................................................................
10
F. Sistematika Penulisan ................................................................
13
LANDASAN TEORI A. Pembiayaan ................................................................................
15
B. Investasi.......................................................................................
38
C. Analisis SWOT ..........................................................................
41
vii
BAB III
BAB IV
PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ........
43
B. Visi & Misi Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ...................
45
C. Produk Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ..........................
47
DESKRIPSI & ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Mekanisme dan Operasional PembiayaanGadai Emas pada
BAB V
Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ......................................
50
B. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Gadai Emas.......................
66
C. Analisis SWOT Terhadap Pembiayaan GadaiEmas ..................
71
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
76
B. Saran ............................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ......
82
LAMPIRAN
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan yang kita terima sebenarnya adalah amanah yang harus digunakan atau dinafkahkan sesuai dengan ketentuan-Nya, karena kekayaan yang dilimpahkan kepada kita bukanlah semata-mata untuk diri kita sendiri. Dalam kekayaan tersebut juga terdapat amanah berupa hak pihak-pihak lain yang diberikan melalui kita. Amanah tersebut adalah amanah untuk orang lain, untuk masa kini, untuk masa sulit, untuk masa depan, serta amanah untuk masyarakat yang harus dikelola.1Karena setiap manusia akan ditanya tentang hartanya, dengan cara apa dia memperolehnya dan bagaimana dia menafkahkannya. Amanah yang keempat dari yang telah disebutkan diatas adalah Hak masa depan.Kita sebagai manusia hendaknya mampu untuk menyimpan sebagian dari rizki masa kini untuk kehidupan masa depan, baik masa depan diri kita sendiri maupun masa depan keluarga dan keturunan kita.Hendaknya kita mampu mengatur dan membuat suatu manajemen keuangan yang baik agar mampu menciptakan kebahagiaan yang seimbang antara kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan ukhrowi. Hal ini
karena memang kedua unsur
tersebut idealnya harus selalu ada dan tidak dapat dipisahkan. Beberapa instrumen investasi yang digunakan oleh masyarakat umum adalah investasi saham syariah, investasi sukuk, investasi reksadana syariah, investasi properti tanah, bangunan dan investasi emas. 1
P. Pontjowinoto, Iwan. Kaya & Bahagia Cara Syariah, cet. I (Jakarta Selatan: PT Mizan Publika, 2010), h. 68
1
2
Do not put all your eggs in one basket (jangan letakkan semua telur anda dalam satu keranjang), adalah sebuah pepatah asing yang sering digunakan untuk memberi suatu gambaran bagaimana diversifikasi bisa mengurangi resiko investasi. Jika kita meletakkan ssemua telur kita dalam satu keranjang dan keranjangnya jatuh, kemungkinan besar semua telur akan pecah. Berbeda jika kita meletakkan telur kedalam beberapa keranjang, tentu kemungkinan pecahnya semua telur bisa dikurangi, karena kalau satu keranjang jatuh yang lain mungkin tidak.2 Oleh karena itu kita harus pandai dan cermat dalam memilih jenis instrumen investasi yang baik yang akan kita gunakan agar modal atau jumlah dana yang kita tanamkan dalam investasi tersebut bisa memberikan keuntungan yang optimal dengan tingkat resiko yang minimal. Ada beberapa hal yang harus di teliti lebih dalam saat berinvestasi yaitu dua kondisi ekstrem pada kebijakan moneter, yaitu inflasi dan deflasi.3 Para pengamat memberikan definisi inflasi sebagai suatu kemerosotan nilai mata uang karena terlalu banyak uang beredar sehingga harga barang dan jasa menjadi naik Kita harus lebih memilah-milah investasi yang menguntungkan dan tidak terlalu dipengaruhi hal tersebut. Investasi pada emas adalah salah satu jenis instrumen yang banyak dianjurkan oleh banyak tokoh dan pakar di bidang investasi, karena investasi pada jenis instrumen ini memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki oleh instrumen investasi lainnya. 2
Fardiansyah, Tedy.Kiat dan Strategi Menjadi Investor Piawai. PT Elex Media Komputindo, (Jakarta 2002) Hal 39. 3
Iqbal, Muhaimin. Dinar Solution. Gema Insani, (Jakarta 2008), Cet I. Hal 18.
3
Fakta membuktikan, semakin tinggi laju inflasi maka semakin tinggi harga emas.4 Harga emas dipercaya akan selalu bisa mengamankan kemampuan beli kita, artinya harga emas akan naik, setidaknya sama dengan tingkat inflasi dalam suatu waktu tertentu.5 Jelaslah bahwa emas adalah investasi yang paling aman dan menguntungkan karena relatif tahan terhadap inflasi. Emas juga sering disebut sebagai produk investasi penangkal inflasi.Sedangkan definisi Deflasi adalah kebalikannya, yaitu suatu kondisi dimana harga yang turun terus menerus disebabkan menurunnya jumlah uang yang beredar secara drastis. Deflasi yang kisarannya juga lepas kontrol disebut kepanikan atau depresi ekonomi, dimana daya beli melambung karena harga barang dan jasa menurun, sedangkan harga emas cenderung konstan.6 Memang masyarakat indonesia umumnya sudah mempraktekkan investasi dengan menggunakan emas sejak dulu. Dengan cara membeli emas dengan harga tertentu dan karat tertentu, dalam bentuk perhiasan untuk digunakan atau disimpan. Kemudian emas yang telah dibeli tersebut di simpan dalam kurun waktu tertentu sampai tiba nanti saat harga emas tersebut naik, baik naik secara signifikan ataupun tidak, baru kemudian mereka jual emas tersebut. Selisih harga antara harga beli emas dimasa lalu dengan harga jual emas dimasa kini adalah merupakan keuntungan yang diperoleh.
4
Muhammad Ihsan, Tita Agustini, Rudi Kurniawan. Kemilau Investasi Emas: Menjaga dan Melejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas. Science Research Fondation, (Jakarta 2006). Cetakan ke I. Hal 69. 5
Joko Salim, Jangan Investasi Emas sebelum Baca Buku Ini !, Transmedia Pustaka,(Jakarta: desember 2010), cet 4. Hal.160. 6
Muhammad Ihsan, Tita Agustini, Rudi Kurniawan. Hal 70.
4
Adapula beberapa masyarakat yang membeli emas dalam bentuk koin emas atau batangan emas dalam jumlah dan harga tertentu. Ini bagi mereka masyarakat menengah keatas yang berpenghasilan cukup besar. Artinya tidak banyak masyarakat yang mampu berinvestasi dengan emas dalam bentuk koin atau batangan. Seiring berkembangnya zaman yang semakin modern, beberapa lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank ataupun non bank, seperti Pegadaian Syariah dan beberapa Bank Syariah membuat suatu inovasi didalam produk investasi menggunakan emas sebagai instrumennya. Inovasi yang berbentuk investasi emas ini tentunya mempunyai keunggulan masing-masing yang diperuntukkan bagi masyarakat atau nasabah yang ingin berinvestasi dengan emas yang tentunya sangat menguntungkan. Bank Syariah Mandiri adalah salah satu dari lembaga keuangan yang melihat peluang pasar tersebut di Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Pada tahun 2001, Bank Syariah Mandiri meluncurkan produk Gadai Emas Syariah. Pada dasarnya Gadai Emas di bank syariah hampir sama dengan gadai konvensional. Perbedaannya adalah hanya pada bunga yang dibebankan pada pinjaman. Adapun di bank syariah menggunakan biaya administrasi seperti biaya penjagaan barang, pemeliharaan dan biaya penaksiran yang ditetapkan di awal. Salah satu cara berinvestasi baru dengan emas yang ada pada Bank Syariah Mandiri adalah Pembiayaan Gadai Emas. Pembiayaan ini sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2010 lalu, dimana nasabah yang ingin
5
berinvestasi dengan membeli emas secara cicil dapat mengajukan pembiayaan kepada Bank Syariah Mandiri. Pembiayaan gadai emas ini dapat dikatakan adalah suatu cara berinvestasi dengan menggunakan produk gadai emas yang ada di Bank Syariah Mandiri, dengan tujuan memudahkan seluruh masyarakat yang berminat untuk berinvestasi dengan emas dengan modal awal yang tidak terlalu besar serta relatif mudah dalam prosedurnya. Pembiayaan gadai emas dalam bentuk ini belum tersedia di semua kantor Bank Syariah Mandiri di seluruh Indonesia. Saat ini baru terdapat kurang lebih di 183 konter yang tersebar di kantor utama, kantor cabang, dan kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia.7 Akad yang digunakan dalam produk ini antara lain adalah qardh,wakalah,ijarah dan rahn. Dari paparan di atas, penulis tertarik untuk membahas dan meneliti tentang bagaimanamekanisme dan operasional pembiayaan investasi emas pada Bank Syariah Mandiri, bagaimana keuntungan yang ditawarkan kepada investor, bagaimana tingkat perkembangannya, bagaimana pengaruh produk tersebut kepada pendapatan Bank serta bagaimana prospek pembiayaan investasi emas tersebut, yang difokuskan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat tema skripsi dengan judul “PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI.”
7
Info didapat dari hasil wawancara via Handphone dengan Kepala Officer GadaiEmas BSM Cabang Bekasi pada hari kamis tgl 03 maret 2011.
6
B. Identifikasi Masalah Bank Syariah Mandiri yang sudah mengadakan fasilitas pembiayaan untuk nasabah yang ingin berinvestasi dalam bentuk emas (logam mulia dan dinar bersertifikat) sejak
pertengahan 2010 ini, dapat dikatakan adalah
merupakan suatu halbaru dari Bank Syariah Mandiri sehingga masih banyak aspek yang dapat dikaji, diteliti dan dipelajariuntuk mendapatkan lebih banyak hasil informasi yang akurat. Seperti misalnya bagaimana akad yang digunakan, bagaimana prosedur serta aplikasinya, bagaimana sistem pembayarannya, bagaimana penyimpanan fisik emasnya, apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan dari produk tersebut, serta bagaimana signifikansi pengaruhnya terhadap pendapatan Bank Syariah Mandiri.
C. Pembatasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup yang akan menjadi bahan penelitian agar tidak terjadi tumpang tindih, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada hal-hal mengenai: 1. Mekanisme dan Operasional. 2. Tingkat perkembangannya. 3. Analisis SWOT di tinjau dari keunggulan dan kekurangan
D. Perumusan Masalah Adapun rumusan yang diambil dari identifikasi dan pembatasan masalah yang menjadi materi dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Mekanisme dan Operasional Pembiayaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi ? 2. Bagaimana Tingkat Perkembangannya ?
7
3. Bagaimana Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pembiayaan tersebut ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan pada masyarakat umum dan para akademisi untuk lebih mengenalpembiayaan gadai emas yang ada pada Bank Syariah Mandiri. Lebih khusus lagi penelitian ini bertujuan: a. Untuk mengetahui akad yang digunakan dalam pembiayaan gadai emas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. b. Untuk
mengetahui
Mekanisme
dan
Operasional
pembiayaan
gadaiemas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. c. Untuk mengetahui perkembangannya d. Untuk mengetahui prospek dengan menganalisis Pembiayaan Investasi Emas ini melalui Analisis SWOT. 2. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah: a. Akademisi Memberikan
sumbangan
pemikiran
dan
menambah
literatur
perpustakaan dengan memperkenalkan Pembiayaan Investasi Emas melalui analisis SWOT. b. Bank Syariah Mandiri dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
8
Memberikan sumbangan pemikiran kepada praktisi perbankan secara keseluruhan, khususnya Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan prinsip-prinsipperekonomian yang sesuai dengan aturan syariat Islam .
F. Review Studi Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu mengenai investasi. Tetapi hanya membahas sebatas dan seputar investasi itu sendiri. Namun ada pula yang sudah membahas investasi dinar dan investasi berkebun emas. Seperti beberapa penelitian sebagai berikiut: 1. Skripsi yang diitulis oleh Anna Madania pada tahun 2009, dengan judul skripsi “ANALISIS INVESTASI DINAR (Studi Pada Gerai Dinar)”. Skripsi ini membahas mengenai mekanisme pengelolaan dinar di gerai dinar, analisis return and risk investasi dinar, dan investasi SWBI untuk melihat keunggulan diantara keduanya. 2. Skripsi yang ditulis oleh Rindy Antika Rosnia pada tahun 2010, dengan judul “INVESTASI BERKEBUN EMAS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah). Skripsi ini membahas tentang bagaimana konsep dan implementasi investasi berkebun emas di BRI Syariah dan bagaimana tinjauannya menurut ekonomi Islam . 3. Skripsi yang ditulis oleh Sumarna pada tahun 2009, dengan judul “SISTEM INVESTASI DANA ASURANSI SYARIAH PADA AJB BUMIPUTERA 1912 DIVISI SYARIAH”. Skripsi ini membahas
9
mengenai sistem investasi dana asuransi syariah, strategi investasi yang dilakukan Perusahaan Asuransi AJB BUMIPUTERA Divisi Syariah,pada sektor apa saja perusahaan menginvestasikan dananya dan tantangan apa saja yang dihadapi perusahaan dalam berinvestasi. Pada penelitian-penelitian terdahulu, fokus penelitian berbeda dengan fokus isi skripsi yang ditulis oleh penulis saat ini. Penulis memfokuskan kajian mengenai mekanisme dan aplikasi pembiayaanGadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, bagaimana investor mendapatkan keuntungan, bagaimana tingkat perkembangannya, serta bagamana analisis SWOT dari pembiayaan investasi emas tersebut.
G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Judul skripsi ini masuk kedalam tipe deskriptif. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaankeadaan nyata sekarang. Menurut Gay (1976) metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.8 Dalam
metode
penelitiannya,
skripsi
ini
menggunakan
pendekatan Mix Research (penelitian campuran), yaitu suatu metode yang 8
Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI-Press, 1993), cet.I, hal.71.
10
digunakan untuk meneliti data-data dengan cara menggabungkan dua metode penelitian atau lebih. Adapun kedua metode itu adalah: Pertama, Library Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara mempelajari,mengkaji dan meneliti bahan-bahan pustaka yang relevan. Kedua, Field Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara melihat langsung fenomena yang ada dan terjadi di lapangan. Penelitian ini juga menggunakan bantuan teknik observasi dan wawancara agar mampu memperkuat data-data yang diteliti. 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini, dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Data Primer9 Merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu hasil wwawancara yang dilakukan langsung kepada objek penelitian. Dengan teknik pengumpulan data dari para karyawan terkait mengenai pembiayaan investasi emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. b. Data Sekunder Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer. Data yang telah didapat dari hasil wawancara,observasi, literatur-literatur keputakaan, dan dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan materi penelitian ini. 9
Umar Husein,Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Ed.Baru. Cet
6, h.42
11
3. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini oleh penulis diantaranya adalah dengan wawancara dan observasi agar mampu mendapatkan informasi yang tepat antara teori yang didapat dengan praktek yang ada di lapangan. a. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada petugas dan pegawai yang terlibat perihal pembiyaan gadai untukinvestasi emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. b. Observasi Teknik ini dilakukan dengan pengamatan, baik langsung ataupun tidak langsung terhadap Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, untuk mengetahui bagaimana prosedur dan praktek yang terjadi mengenai pembiyaan tersebut. 4. Teknik Analisis Data Seluruh data yang penulis peroleh baik dari observasi, wawancara dan literatur-literatur yang ada mengenai materi penelitian, akan diolah dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Hal ini karena data yang didapat akan berupa kata-kata dan angka-angka yang akan diolah menjadi suatu kesimpulan. Selanjutnya, langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring, pembobotan, dan rating masing-masing faktor.
12
2) Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot dan rating akan menunjukkan nilai faktor SWOT sesungguhnya. 3) Hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua pendekatan tersebut. 5. Objek Penelitian Objek Penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi yang terletak di wilayah Kota Bekasi. Beralamat di Ruko Central Niaga Kalimalang Blok A5/6-7 Jl. Jendral A. Yani, Bekasi.
H. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan pembahasan skripsi ini, penulis mengurutkan permasalahnnya menjadi 5 bab, yaitu: BAB I
: PENDAHULUAN. Bab ini memuat;latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi ini.
BAB II : LANDASAN TEORI. Bab ini memuat: landasan teori yang mana mencakup konsep pembiayaan, teori tentang investasi dalam konvensional dan Islam, dan membahas akad yang digunakan dalam produk pembiayaan investasi emas. BAB III : PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI. Bab ini memuat: tentang profil, produk dan layanan, visi dan misi, serta kode etik Bank Syariah Mandiri
13
BAB IV : HASIL PENELITIAN. Bab ini memuat: tentang bagaimana prosedur dan pelaksanaan pembiayaan gadai untuk investasi emas di
Bank
Syariah
perkembangannya,
Mandiri
pembahasan
Cabang
Bekasi,
mengenai
analisa
Tingkat kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman akan produk tersebut serta keunggulannya bagi para nasabah pengguna. BAB V : PENUTUP. Bab ini memuat: tentang uraian kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta beberapa saran yang akan ditujukan kepada para pihak terkait dan berkepentingan dengan tema yang diteliti.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan 1. Rahn a. Pengertian Rahn Secara etimologi, kata ar-rahn berarti tetap, kekal, dan jaminan. Akad ar-rahn dalam istilah hukum positif disebut dengan barang jaminan, agunan, dan rungguhan. Dalam Islam, ar-rahn merupakan sarana saling tolong menolong bagi umat Islam, tanpa adanya imbalan balas jasa.1 Ada beberapa definisi ar-rahn yang dikemukakan oleh ulama fiqih. Ulama Malikiyyah mendefinisikannya dengan:2
ٍ الصوٚ دٙؤخز يٍ يبنكّ رٕثمب ثّ فٚ ء يزًّٕلٙش “Harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat”
Artinya:
Ulama Hanfiyyah mendefinisikan ar-rahn dengan
ثٍٛ ثحٚمخ ثذٛ ٔثٙ َظش انششعٙخ فًٛخ يبنٍٛ نٓب لٛجعم ع ٍٍٛ كهٓب أٔ ثععٓب يٍ رهك انعًٚكٍ أخز انذٚ “Menjadikan sesuatu (barang) sebagi jaminan terhadap hak (piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak (piutang) itu, baik seluruhnya maupun sebagiannya”
Artinya:
Sedangkan Ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah mendefinisikan arrahn dengan: 1
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Gaya Media Pratama, (Jakarta: 2007), cet.2,
h.251.
14
15
ِسزٕفٗ يُٓب عُذ رعزّس ٔفبءٚ ٍٚمخ ثذٍٛ ٔثٛجعم ع Artinya:
“Menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar utangnya itu”
Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.3 b. Landasan Hukum 1) Al-Qur’an Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis. Hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).(Al-Baqarah:283)
2) Al-Hadits
ّٛ اهلل عُٓب أٌّ سسٕل اهلل صهّٗ اهلل عهٙعٍ عبئشخ سظ ُّٕٓد٘ طعبيب إنٗ أجم يعهٕو ٔ اسرٍٓ يٚ ٍٔسهّى اشزشٖ ي )٘ذ ( سٔاِ ثخبسٚدسعب يٍ حذ Artinya:“Aisyah r.a berkata bahwa Rosulullah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan cara tangguh dan menjaminkan kepadanya baju besi.” (HR Bukhori)4 3
Syafii M. Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Gema Insani Press, (Jakarta: 2001), Cet. 1, h.128 4
Shohih Bukhori, Kitab Al-Buyu‟, Bab ar-rahn fi as-salam, (Kairo:2008), Cet.1, Daarul Hadits, no.2252, h.184.
16
Menurut kesepakatan pakar fikih, peristiwa Rasul SAW merahn-kan baju besinya itu adalah kasus ar-rahn pertama dalam Islam dan dilakukan sendiri oleh Rasullullah SAW.5 Berdasarkan ayat dan hadits diatas, para ulama fiqih sepakat mengatakan bahwa akad ar-rahn itu dibolehkan, karena banyak kemaslahatan yang terkandung didalamnya dalam rangka hubungan antar sesama manusia. 3) Rukun dan Syarat Ar-rahn. Para ulama fikih berbeda pendapat dalam menetapkan rukun ar-rahn. Menurut jumhur ulama, rukun ar-rahn itu ada empat, yaitu shigat (lafal ijab dan qabul),orang yang berakad (ar-rahin dan almurtahin), harta yang dijadikan agunan (al-marhun), dan utang (almarhun bih). Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa rukun ar-rahn itu hanya ijab (pernyataan menyerahkan barang sebagai agunan oleh pemilik barang) dan qabul (pernyataan kesediaan memberi utang dan menerima barang agunan itu). Disamping itu menurut mereka, untuk sempurna dan mengikatnya akad ar-rahn ini, maka diperlukan alqabdh (penguasaan barang) oleh pemberi utang. Adapun kedua orang yang melakukan akad, harta yang dijadikan agunan, dan utang, menurut Ulama Hanafiyyah termasuk syarat-syarat ar-rahn, dan bukan rukunnya.6
5
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, h.253.
6
Imam al-Kasani, Al-Bada‟i‟u ash-Shana‟i‟u, (Mesir:al-Muniriyah, tt.), Jilid VI, h.125.
17
Adapun syarat-syarat yang berlaku bagi ar-rahn, para ulama fikih mengemukakan syarat-syarat ar-rahn sesuai dengan rukun arrahn itu sendiri. Dengan demikian, syarat-syarat rahn meliputi: 1) Syarat yang terkait dengan orang yang berakad adalahahli tasharruf(cakap bertindak hukum). Kecakapan bertindak hukum yaitu mampu membelanjakan harta dan dalam hal ini memahami persoalan-persoalan yang berkaitan dengan gadai. Menurut jumhur ulama, kecakapan bertindak hukum adalah orang yang telah baligh dan berakal. 2) Akad ijab dan qabul, seperti seseorang berkata “aku gadaikan mejaku ini dengan harga Rp 10.000,00” dan yang satu lagi menjawab “Aku terima gadai mejamu seharga Rp 10.000,00” atau bisa pula dilakukan selain dengan kata-kata, seperti dengan surat, isyarat, atau yang lainnya. 3) Barang yang dijadikan jaminan, syarat pada benda yang dijadikan jaminan adalah keadaan barang tersebut tidak rusak sebelum janji utang harus dibayar. Rasulullah bersabda:
ُّْعّ جبص سٛم يب جبص ث ّك Arinya: “Setiap barang yang boleh diperjualbelikan boleh dijadikan barang gadai” 4) Syarat al marhun bih (utang) adalah: 1) merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada orang tempat berutang. 2) Utang itu boleh dilunasi dengan agunan itu. 3) Utang itu jelas dan tertentu.
18
4) Pengambilan Manfaat Barang Gadai Dalam pengambilan manfaat barang-barang yang digadaikan, para ulama berbeda pendapat, diantaranya jumhur fuqaha dan Ahmad. Jumhur fuqaha berpendapat bahwa murtahin tidak boleh mengambil suatu manfaat barang-barang gadaian tersebut, sekalipun rahin mengizinkannya, karena hal ini termasuk kepada utang yang dapat menarik manfaat,sehingga bila dimanfaatkan termasuk riba. Rasul bersabda:
كم لشض ج ّش يُفعخ فٕٓ سثب Artinya: “Setiap utang yang menarik manfaat adalah termasuk riba” (Riwayat Harits bin Abbi Usamah). Menurut Imam Ahmad, Ishak, al-Laits dan al-Hasan, jika barang gadai berupa kendaraan yang dapat diambil susunya, maka penerima gadai dapat mengambil manfaat dari kedua benda gadai tersebut disesuaikan dengan biaya pemeliharaan yang dikeluarkannya selama kendaraan atau binatang ternak itu ada padanya. Rasul bersabda:
ّششة ثُفمزٚ ّشكت ثُفمزّ إرا كبٌ يشَْٕب ٔنجٍ انذسٚ انظٓش ششة انُفمخٚ ٔ شكتٚ ٘إرا كبٌ يشَْٕب ٔعهٗ انز Artinya: “Binatang tunggangan itu boleh ditunggangi karena pembiayaannya apabila digadaikan, binatang boleh diambil susunya untuk diminum karena pembiayaannya bila digadaikan, dan bagi orang yang memegang dan meminumnya wajib memberikan biaya”.7 7
Wahbah Az-Zuhaili, AL-Fiqhu Al-Islami Wa Adillatuhu, Daarul Fikr (Damasykus : jilid 6) cet.4, h.62
19
Pengambilan manfaat benda-benda gadai diatas ditekankan kepada biaya atau tenaga untuk pemeliharaan sehingga bagi yang memegang barang-barang gadai seperti diatas punya kewajiban tambahan. Pemegang barang gadai berkewajiban memberikan makanan bila barang gadai itu adalah hewan. Harus memberikan bensin bila pemegang barang gadaian berupa kendaraan. Jadi, yang dibolehkan disini adalah adanya upaya pemeliharaan terhadap barang gadaian yang ada pada dirinya.8 5) Risiko Kerusakan Marhun Bila marhun hilang dibawah penguasaan murtahin, maka murtahin tidak wajib menggantinya, kecuali bila rusak atau hilangnya itu karena kelalaian murtahin atau karena disia-siakan, umpamanya murthain bermain-maindengan api, lalu barang gadaian itu terbakar, atau gudang tidak dikunci, lalu barang-barang itu hilang dicuri orang. Pokoknya
murtahin
diwajibkan
memelihara
sebagaimana
layaknya,bila tidak demikian, ketika ada cacat atau kerusakan apalagi hilang, menjadi tanggung jawab murtahin. Menurut
Hanafi,
murtahin
yang
memegang
marhun
meenanggung resiko kerusakan marhun atau kehilangan marhun, bila marhun itu rusak atau hilang, baik karena kelalaian (disia-siakan) maupun tidak. Demikian pendapat Ahmad Azhar Basyir.
8
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, PT.Raja Grafindo Persada, (Jakarta: 2007), h.109.
20
Perbedaan dua pendapat tersebut ialah menurut Hanafi, murtahin harus menanggung risiko kerusakan atau kehilangan marhun yang dipegangnya, baik marhun hilang karena disia-siakan maupun sendirinya, sedangkan menurut Syafi’iyyah murtahin menanggung risiko kehilangan atau kerusakan marhun bila marhun itu rusak atau hilang karena disia-siakan murtahin. 6) Penyelesaian Gadai. Untuk menjaga supaya tidak ada pihak yang dirugikan, dalam gadai tidak boleh diadakan syarat-syarat,misalkan ketika akad gadai diucapkan, “Apabila rahin tidak mampu melunasi hutangnya hingga waktu yang telah ditentukan, maka marhunmenjadi milik murtahin sebagai pembayaran utang”, sebab ada kemungkinan pada waktu pembayaran yang telah ditentukan untuk membayar utang harga marhun akan menjadi lebih kecil daripada utang rahin yang harus dibayar, yang mengakibatkan ruginya pihak murtahin. Sebaliknya ada kemungkinan juga harga marhun pada waktu pembayaran yang telah ditentukan akan lebih besar jumlahnya daripada utang yang harus dibayar, yang akibatnya akan merugikan pihak rahin. Apabila syarat seperti diatasdiadakan dalam akad gadai, akad gadai itu sah tetapi syarat-syaratnya batal dan tidak perlu diperhatikan. Apabila pada waktu pembayaran yang telah ditentukan rahin belum membayar utangnya, hak murtahin adalah menjual marhun, pembelinya boleh rahin sendiri atau yang lain, tetapi dengan harga
21
umum yang berlaku pada waktu itu dari penjualan marhun tersebut. Hak murtahin hanyalah sebesar piutangnya, dengan akibat apabila harga penjualan marhun lebih besar dari jumlah utang, sisanya dikembalikan kepada rahin. Apabila sebaliknya, harga penjualan marhun kurang dari jumlah utang, rahin harus menanggung pembayaran kekurangannya. 7) Riba dan Gadai Perjanjian gadai pada dasarnya adalah perjanjian utang piutang, hanya saja dalam gadai ada jaminannya, riba akan terjadi dalam gadai apabila dalam akad gadai ditentukan bahwa rahin harus memberikan tambahan kepada murtahin ketika membayar utangnya atau ketika akad gadai ditentukan syarat-syarat, kemudian syarat tersebut dilaksanakan. Bila rahin tidak mampu membayar utangnya hingga pada waktu yang telah ditentukan, kemudian rahin menjual marhun dengan tidak memberikan kelebihan harga marhun kepada rahin, maka disini juga telah berlaku riba. 8) Aplikasi Dalam Perbankan9 Kontrak rahn dalam perbankan bsa menjadi ke dalam 2 bentuk, bisa sebagai produk pelengkap atau produk tersendiri. Adapun jika rahn sebagai produk pelengkap artinya sebagai akad tambahan (jaminan/collateral) terhadap produk lain seperti dalam pembiayaan 9
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori kePraktek, h.130
22
bai‟ al-murobahah. Bank dapat menahan barang nasabah sebagai konsekuensi akad tersebut. Adapun jika sebagai produk tersendiri, rahn telah dipakai sebagai alternatif dari pegadaian konvensional. Bedanya dengan pegadaian biasa, dalam rahn, nasabah tidak dikenakan bunga, yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan serta penaksiran. Adapun risiko yang mungkin terdapat pada rahn jika diterapkan sebagai produk adalah: 1) risiko tidak terbayarkan utang nasabah (wanprestasi). 2) risiko nilai aset yang ditahan menjadi turun atau biasa saja rusak. 2. Al–Qardh a. Pengertian Al–Qardh Pengertian qardh10 menurut terminologi, antara lain yang dikemukakan oleh ulama Malikiyyah adalah“suatu penyerahan harta kepada orang lain yang tidak disertai iwadh (imbalan) atau tambahan dalam pengembaliannya”. Sedangkan menurut ulama Syafi’iyaah, qardh mempunyai pengertian yang sama dengan term as-Salaf, yakni “akad pemilikan sesuatu untuk dikembalikan dengan yang sejenis atau yang sepadan”.
10
Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, UIN Jakarta Press, (Jakarta: 2005), cet.1,h.150
23
Al–Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fikih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.11 b. Landasan Syariah Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majjah dan ijma ulama. 1) Al- Qur’an Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak.” (al-Hadiid: 11) Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diseru untuk meminjamkan kepada Allah, artinya untuk membelanjakan harta dijalan Allah. Sama halnya dengan meminjamkan kepada Allah, kita juga diperintahkan untuk “meminjamkan kepada sesama umat manusia” 2) Al-Hadits
ٍ إال كبٌ كصذلخ يشحٛمشض يسهًب لشظب يشرٚ يبيٍ يسهى ) ٙٓمٛ( سٔاِ اثٍ يبجّ ٔاثٍ حجبٌ ٔانج 11
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, h.131
24
Artinya: Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda, “Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah” (HR Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi).12
انصذلخ ثعشش: عهٗ ثبة انجُّخ كًزٕثبٙهخ أسش٘ ثٛذ نٚسأ يبثبل،مٚب ججشٚ : فمهذ،خ عششَٛأيثبنٓب ٔ انمشض ثثًب ،ِسأل ٔ عُذٚ انمشض أفعم يٍ انصذلخ ؟ لبل ألٌ انسبئم ّسزمشض إال يٍ حبجخ (سٔاِ اثٍ يبجٚ ٔانًسزمشض ال ) ٙٓمٛٔانج Artinya: Anas Bin malik berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Aku melihat pada waktu malam di-isra‟kan, pada pintu surga tertulis : sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya, “Wahai Jibril, mengapa qardh lebih utama dari sedekah?” Ia menjawab, “Karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan.” (HR Ibnu Majah dan Baihaqi)13 3) Ijma’ Para ulama telah menyepakati bahwa qardh boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya.14 Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan didunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya. 12
Sunan Ibni Majah, Bab al-Qardh, (Mesir:2005), Daar Ibni Haitsam, cet.1, no.2430, h.80. 13
Sunan Ibni Majah, Bab al-Qardh, no. 2431, h.80.
14
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, h.133
25
4) Rukun dan Syarat Qardh15 Adapun yang menjadi rukun qardh adalah, 1. Muqridh (pemilik
barang/yang
memberikan
pinjaman),
2.
Muqtaridh
(peminjam), 3. Qardh (objek/barang yang dipinjamkan), 4. Ijab qobul. Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam akad qardh adalah sebagai berikut: a) Orang yang melakukan akad (Muqridh dan Muqtaridh) harus baligh dan berakal. Akad qardh ini menjadi tidak sah apabila yang berakad itu anak kecil, orang gila dan dipaksa oleh seseorang. b) Qardh (objek/barang yang dipinjamkan) harus berupa maal mutaqawwim
(harta
yang
menurut
syara‟
boleh
digunakan/dikonsumsi). Mengenai jenis harta yang dapat menjadi objek utang piutang terdapat perbedaan pendapat dikalangan fuqaha. Menurut Hanafiyyah, akad utang piutang hanya berlaku pada harta benda mitslayat, yaitu harta benda yang banyak padanannya, yang lazim dihitung melalui timbangan, takaran dan satuan. Sedangkan harta benda qimiyat tidak sah dijadikan objek utang piutang seperti hasil seni, rumah, tanah, hewan, dan lainlain. Namun menurut Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah setiap harta yang dapat diberlakukan atasnya akad salam maka dapat 15
Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h.151
26
diberlakukan atasnya akad utang piutang, baik berupa harta benda mitsliyat maupun qimiyat. c) Ijab qobul harus dilakukan dengan jelas, sebagaimana jual beli, dengan menggunakan lafal qardh atau yang sepadan dengannya. Menurut Maliki, pemilikan terjadi dengan akad saja sekalipun serah terima belum jadi. 5) Aplikasi Dalam Perbankan Akad qardh biasanya diterapkan sebagai hal berikut: a) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik dananya karena , misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito. c) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh al-hasan. 6) Manfaat al-Qardh16 Manfaat akad al-qardh banyak sekali, diantaranya: a) Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat dana talangan jangka pendek. 16
M Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, h.134
27
b) Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syariah dan bank konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, disamping misi komersial. c) Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningkatan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah. Risiko dalam al-qardh terhitung tinggi karena ia dianggap pembiayaan yang tidak dituup dengan jaminan.Secara umum, al-qardh dapat digambarkan dalam skema berikut. PERJANJIAN QARDH
NASABAH
Tenaga kerja
100%
Modal 100%
PROYEK USAHA
BANK
Kembali modal
Keuntungan
3. Al-Ijarah a. Pengertian Ijarah Al-Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah al-„iwadh yang arti dalam bahasa indonesianya adalah ganti dan upah.
28
Sedangkan
menurut
istilah,
para
ulama
berbeda-beda
mendefinisikan ijarah, antara lain adalah sebagai berikut:17 1) Menurut Hanafiyyah bahwa ijarah adalah:
ٍ انًسزأجشحٛك يُفعخ يعهًٕيخ يمصٕدح يٍ انعٛذ رًهٛفٚ عمذ ثعٕض Artinya: “Akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang diketahui dan disengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan”. 2) Menurut Malikiyyah bahwa ijarah adalah:
ٔ ثعط انًُمٕالدٙخ انزعبلذ عهٗ يُفعخ األديًٛرس Artinya: “Nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan”. 3) Menurut Syeikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah bahwa yang dimaksud dengan ijarah adlah:
عمذ عهٗ يُفعخ يعهًٕيخ يمصٕدح لبثهخ نهجزل ٔ انغجبحخ ثعٕض ٔظعب Artinya: “Akad atas manfaat yang diketahui dan disengaja untuk memberi dan membolehkan dengan imbalan yang diketahui ketika itu” 4) Menurut Sayyid Sabiq bahwa ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.18
17
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h.114
18
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, h.117.
29
Dari definisi-definisi diatas, kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa ijarah adalah menukar sesuatu dengan ada imbalannya. b. Landasan Hukum 1) Al-Qur’an Artinya: “ .... Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233). ... Artinya: “...... Jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya” (At-Thalaq:6) 2) Al-Hadits Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda,
ّف عشل ّ جٚ ٌش أجشِ لجم أٛأعطٕا األج Artinya: “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR Ibnu Majah)19 Dan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:
ِّ ٔسهى ٔ أعطٗ انحجّبو أجشٛإحزجى سسٕل اهلل صهٗ اهلل عه Artinya: “Rasulullah berbekam dan memberikan upahnya kepada tukang bekam itu” (Riwayat Bukhori)20 19
Sunan Ibni Majah, Hadits no.2443, h.83.
20
Imam Bukhori, Shohih Bukhori, kitab bad‟i al-wahyi, (Kairo:Daarus Syu’ab), juz.3, no.2278, h.122.
30
c. Rukun dan Syarat Ijarah Rukun-rukun dan syarat ijarah adalah sebagai berikut:21 1) Mu‟jir dan Musta‟jir, yaitu orang yang melakukan akad sewamenyewa atau upah mengupah. Mu‟jir adalah orang yang memberikan upah dan yang menyewakan, musta‟jir adalah orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa sesuatu. Disyaratkan pada mu‟jir dan musta‟jir adalah baligh, berakal, cakap melakukan tasharruf, dan saling meridhai. 2) Shighat ijab qabul antara mu‟jirdan musta‟jir, ijab qabul sewa menyewa dan upah-mengupah. Ijab qabul sewa meenyewa misalnya “Aku sewakan mobil ini kepadamu tiap hari seharga Rp 100.000,00”, maka musta‟jir menjawab “Aku terima sewa mobil tersebut dengan harga demikian setiap hari”. 3) Ujrah (upah), disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua pihak, baik dalam sewa-menyewa atau upah-mengupah. 4) Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah mengupah, disyaratkan pada barang yang disewakan beberapa hal sebagai berikut: a) Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa dan upah-mengupah dapat dimanfaatkan kegunaannya. b) Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa
21
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h.117
31
dan upah-mengupah dapat diserahkan kepada penyewa dan pekerja berikut kegunaannya (khusus dalam sewa menyewa). c) Manfaat dari benda yang disewa adalah perkara yang mubah (boleh) menurut syariat bukan hal yang dilarang (diharamkan). d) Benda yang disewakan disyaratkan kekal „ain (zat)-nya hingga waktu yang ditentukan menurut perjanjian akad. d. Pembayaran Upah dan Sewa Jika ijarah itu suatu pekerjaan, maka kewajiban pembayaran upahnya pada waktu berakhirnya pekerjaan. Bila tidak ada pekerjaan lain, jika akad sudah berlangsung dan tidak disyaratkan mengenai pembayaran dan tidak ada ketentuan penangguhannya, menurut Abu Hanifah wajib diserahkan upahnya secara berangsur sesuai dengan manfaat yang diterimanya. Menurut Imam Syafi’i dan Ahmad, sesungguhnya ia berhak dengan akad itu sendiri. Jika mu‟jir menyerahkan zat benda yang disewa kepada musta‟jir, ia berhak menerima bayarannya karena penyewa (musta‟jir) sudah menerima kegunaan.22 Hak menerima upah bagi musta‟jir adalah sebagai berikut: 1) Ketika pekerjaan selesai dikerjakan, beralasan kepada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
ّف عشل ّ جٚ ٌش أجشِ لجم أٛأعطٕا األج 22
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 121
32
Artinya: “Berikanlah upah sebelum keringat pekerja itu kering”.23 2) Jika menyewa barang, uang sewaan dibayar ketika akad sewa, kecuali bila dalam akad ditentukan lain, manfaat barang yang di-ijarah-kan mengalir selama penyewaan berlangsung. 4. Al – Wakalah24 a. Pengertian Perwakilan adalah al – wakalah atau al – wikalah. Menurut bahasa artinya adalaah al-hifdz, al-kifayah, al–dhaman, dan al–tafwidhh (penyerahan, pendelegasian, dan pemberian mandat). Al-wakalah atau alwikalah menurut istilah para ulama berbeda, antara lain adalah sebagai berikut: 1) Ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa wakalah ialah:
ّبرٛفعهّ حبل حٛشِ نٛئب إنٗ غٛفّٕض شخص شٚ ٌعجبسح عٍ أ Artinya: “Suatu ibarah seoarng menyerahkan sesuatu kepada yang lain untuk dikerjakan ketika hidupnya” 2) Malikiyyah berpendapat bahwa wakalah adalah:
ّٛزصشّف فٚ ّ حك نٙشِ فٛى ) شخص غٛمٚ ( تُٛٚ ٌأ Artinya: “Seseorang menggantikan (menempati) tempat yang lain dalam hak (kewajiban), dia yang mengelolan pada saat itu” Hanfiyyah berpendapat bahwa wakalah adalah:
23
Sunan Ibni Majah, no.2443, h.83.
24
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, h. 167
33
رصشّفٙشِ يمبو َفسّ فٛى شخص غٛمٚ ٌأ Artinya:“Seseorang menempati diri orang lain dalam tasharruf (pengelolaan)” Menurut Hasbi Ash-Shiddiqie bahwa wakalah ialah:
ّّ شخص شخصب آخش عٍ َفسٛت فُٛٚ طٕٚعمذ رع Artinya: “Akad penyerahan kekuasaan, pada akad itu seseorang menunjuk orang lain sebagai gantinya dalam bertindak.” b. Dasar Hukum Dasar hukum adalah firman Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 19: Artinya: “Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini” Dan surat An-Nisa ayat 35: Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. Rasulullah bersabda:
ّٗ صهٙذ انُجٛجش فأرٛ أسدد انخشٔج إنٗ خ: اهلل عُّ لبلٙعٍ جبثش سظ جش فخز يُّ خًسخ عششٛ ثخٙهٛذ ٔكٛ إرا أر: ّ ٔ سهّى فمبلٛاهلل عه ) ٔسمب(سٔاِ أثٕ دأد
34
Artinya: “Dari Jabir r.a dia berkata: Aku keluar pergi ke Khaibar, lalu aku datang kepada Rasulullah Saw, maka beliau bersabsa, “Bila engkau datang pada waktu di Khaibar, maka ambilah darinya 15 wasaq” (Riwayat Abu Dawud).25
ّ ٔ سهّىٛ صهّٗ اهلل عهٙ اهلل عُّ لبل أن انُجٙعٍ جبثش سظ ٍٛسبق يعّ يبئخ ثذَخ فهًب اَصشف إنٗ انًُحش َحش ثالثب ٔسز )ٌبَ فُحش يب غجش يُٓب ( سٔاِ اثٍ حجبٛذِ ثى أعطٗ عهٛث
Artinya: “Dari Jabir r.a bahwa Nabi Saw.menggiring 100 ekor sapi, dan ketika sampai di tempat penyembelihan, Rosul menyembelih kurban sebanyak 63 ekor hewan kemudian memberikan kepada Ali r.a. , maka ia menyembelih binatang kurban yang belum disembelih” (Riwayat Muslim).26 c. Rukun dan Syarat al-Wakalah Rukun-rukun al wakalah adalah sebagai berikut: 1) Orang yang mewakilkan, syarat-syarat bagi orang yang mewakilkan adalah dia pemilk barang atau dibwah kekuasaannya dapat bertindak padaharta tersebut. Jika yang mewakilkan bukan pemilik, maka wakalah tersebut batal. 2) Wakil (yang mewakili), syarat-syarat bagi yang mewakili adalah bahwa yang mewakili adalah orang yang berakal. Bila seseorang wakil itu idiot, gila, atau belum dewasa, maka perwakilan batal. 3) Muwakkal fih (sesuatu yang diwakilkan), syarat-syarat sesuatu yang diwakilkan adalah: a) Dapat menerima penggantian, maksudnya boleh diwakilkan pada orang lain untuk mengerjakannya. 25
Sunan Abi Dawud, Bab fi al-Wakalah, (Beirut:Daarul Kitab al-Arabi), no.3634, h.350 26
Shohih Ibni Hibban, Kitab az-Zaba‟ih, Bab Zikri Wasfhi Ma Naharo anNabiyyu, (Beirut 1993:Mu’assasah ar-Risalah), cet.2, no.4018, juz.4 , h.327.
35
b) Dimiliki oleh yang berwakil ketika ia berwakil itu, maka batal mewakilkan sesuatu yang akan dibeli. c) Diketahui dengan jelas, maka batal mewakilkan sesuatu yang masih samar, seperti seseorang berkata; “Aku jadikan engkau sebagai wakilku untuk mengawinkan salah seorang anakku” d) Shigat,yaitu lafaz mewakilkan, shigat diucapkan dari
yang
berwakil sebagai simbol keridhoannya untuk mewakilkan, dan wakil menerimanya. d. Mewakilkan untuk Berjual Beli27 Seseorang mewakilkan orang lain untuk menjual sesuatu tanpa adanya ikatan harga tertentu, pembayarannya tunai (kontan) atau berangsur, di kampung atau di kota, maka wakil (yang mewakili) tidak boleh menjualnya dengan seenaknya saja. Dia harus menjual sesuai dengan harga pada umumnya dewasa itu sehingga dapat dihindari ghubun (kecurangan), kecuali bila penjualan tersebut diridhoi oleh yang mewakilkan. Pengertian mewakilkan secara mutlak bukan berarti seseorang dapat bertindak semena-mena, tetapi maknanya dia berbuat untuk melakukan jual beli yang dikenal dikalangan para pedagang dan untuk hal yang lebih berguna bagi yang mewakilkan. Jika perwakilan itu bersifat terikat, wakil berkewajiban mengikuti apa saja yang telah dditentukan oleh orang yang mewakilkan. Ia tidak 27
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, h. 236.
36
boleh menyalahinya, kecuali kepada yang lebih untuk orang yang mewakilkan. Bila dalam persyaratan ditentukan bahwa benda itu harus dijual dengan harga Rp 10.000 kemudian dijual dengan harga yang lebih tinggi, misalnya Rp 12.000 atau dalam akad ditentukan bahwa barang itu boleh dijual dengan angsuran, kemudian barang tersebut dijual secara tunai, maka penjualan seperti ini sah menurut pandangan Abu Hanifah. Bila yang mewakili menyalahi aturan-aturan yang telah disepakati ketika akad, penyimpangan tersebut dapat merugikan pihak yang mewakilkan, maka tindakan tersebut bathil menurut padangan mazhab Syafi’i. Menurut Hanafi tindakan itu tergantung pada kerelaan orang yang mewakilkan. Jika yang mewakilkan membolehkannya, maka menjadi sah, bila tidak meridhainya, maka menjadi batal.
B. Investasi Saat ini pamor investasi semakin menanjak seiring teredukasi-nya masyarakat dengan cara mengelola keuangan. Orang semakin sadar bahwa menyimpan uang dalam celengan atau di bawah bantal, tidak lagi memberi nilai lebih. Sebaliknya, semangat untuk membuat uang berkembang baik dengan sendirinya, “membuat uang bekerja untuk Anda”, menyebabkan produk-produk investasi semakin dilirik orang. Orang pun semakin sadar bahwa nilai uang saat ini berbeda dengan masa yang datang.28
28
Istijanto Oei, Kiat Investasi Valas, Emas, Saham, (Jakarta: PT Gramdia Pustaka Utama, 2009), cet.II, h.2.
37
Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangakan harta.Di dalam kamus lengkap ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain, seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan.29 Instrumen yang dapat digunakan untuk berinvestasi antara lain adalah deposito, saham, emas batangan, obligasi, berbagai reksadana, unit link, dan lainlain yang tiap dari masing-masing instrumen tersebut memiliki karakter, resiko dan hasil yang berbeda. Pada dasarnya konsep investasi dalam Islam tidak berbeda dengan konsep investasi pada umumnya (konvensional). Ahmad Rodoni dalam bukunya Investasi Syariah menyatakan bahwa Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang ddilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah Islam. Jadi titik perbedaannya adalah kesesuaian seluruh tindakan investasi dengan aturan syariat Islam, sehingga seluruh praktisi investasi dalam kondisi apapun harus tetap berada dalam koridor syariat Islam. Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, termasuk kegiatan berinvestasi, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut secara konsep dan prinsip adalah hukum yang tidak dapat diubah-ubah. Ada empat landasan normatif dalam etika Islami yang dapat dipresentasikan dalam aksioma etika, yaitu: 29
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, h.28
38
1. Landasan Tauhid, yang merupakan landasan filosofis yang dijadikan fondasi bagi tiap muslim dalam melangkah menjalankan fungsi hidupnya, diantaranya adalah menjalankan kegiatan investasi. Makna tauhid dalam etika Islam adalah kepercayaan penuh dan murni terhadap ke-Esaan Tuhan yang secara khusus menunjukkan dimensi vertikal Islam. 2. Landasan Keadilan dan Kesejajaran, yang dalam hal ini berkaitan dengan pembagian manfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi dan dan kewajiban terjadinya sirkulasi kekayaan pada semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya konsentrasi ekonomi hanya pada segelintir orang. 3. Landasan kehendak bebas, yakni manusia secara sunnatullah terlahir dengan memiliki kehendak bebas dan berpotensi untuk menentukan pilihan yang beragam baik itu benar ataupun salah. 4. Landasan Pertanggung jawaban, yang berkaitan erat dengan aksioma kebebasan karena memang kedua aksioma tersebut merupakan pasangan alamiah. Pilihan yang ditentukan oleh tiap manusia tidak terlepas dari pertanggung jawabannya. Keempat landasan etika Islam tersebut yang memiliki akar dari syariah, dapat dikaitkan dengan permasalahan ekonomi khususnya investasi agar menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal yang dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan adalah pemahaman bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi merupakan bentuk amanah dari Allah Yang Maha Segalanya karena semua
39
sumber daya yang ada di dunia ini adalah mutlak milik Allah dan manusia hanya sebatas mendapatkan amanah untuk mengelolanya.30
C. Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).31 Diagram Analisis SWOT BERBAGAI PELUANG
III
I
KEKUATAN INTERNAL
KELEMAHAN INTERNAL
IV
BERBAGAI ANCAMAN
II
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekeuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). 30
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, h.30
31
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, (Jakarta: juli 2006),cet.16, h.19
40
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memilki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengana cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak , ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak meenguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses). Matriks SWOT adalah merupakan sakah satu alat pencocokan yang penting sebagai dasar, yang membantu seorang pengambil keputusan dalam suatu perusahaan untuk menentukan suatu keputusan dengan cara mengembangkan empat tipe strategi; yaitu strategi SO, Strategi WO, Strategi ST, Strategi WT.32 Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang adalah strategi yang
32
Fred R David, Manajemen Strategis: Konsep, Prentice-Hall Inc, (Edisi Indonesia: 2004), h.184.
41
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadangkadang peluang eksternal itu ada, tetapi sebuah perusahaan mempunyai kelemahan internal yang menghambatnya menggunakan peluang itu. Maka dengan strategi WOsuatu perusahaan harus bisa mencari startegi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Sebuah organisasi dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal mungkin bahkan dalam posisi penuh risiko. Faktanya suatu perusahaan seperti itu mungkin harus berjuang agar dapat bertahan, merjer, penghematan, menyatakan bangkrut atau memilih likuidasi. Adapun untuk skema yang mewakili Matriks SWOT dapat disajikan dalam gambar berikut:
42
Matriks SWOT
PELUANG (O)
ANCAMAN (T)
KEKUATAN (S) 1. 2. 3. 4. STRATEGI SO 1. 2. 3. 4. STRATEGI ST 1. 2. 3. 4.
KELEMAHAN (W) 1. 2. 3. 4. STRATEGI WO 1. 2. 3. 4. STRATEGI WT 1. 2. 3. 4.
Tujuan dari tiap alat pencocokan dalam Matriks SWOT ini adalah menghasilkan strategi alternatif yang baik, bukan untuk memilih atau menetapkan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu, tidak semua strategi yang dikembangkan dalam Matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi.33
33
Fred R David, Manajemen Strategis: Konsep, h.187.
BAB III PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI
A. Sejarah Berdirinya1 Krisis moneter dan ekonomi sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis pilitik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No.10 tahun 1998, tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Udang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang dimilki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.
1
Bank Syariah Mandiri. Laporan Tahunan 2003, Annual Report. Hal.08. Didapat dari Officer Gadai Emas BSM iB
43
44
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) kedalam PT. Bank Mandiri (persero) pada tanggal 31 juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti (BSB) menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Mandiri) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (persero). PT. Bank Mandiri (persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri untuk membentuk unit syariah . Langkah awal dengan mengubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S SH, No 29 pada tanggal 19 mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999, Notaris : Sutjipto, SH, nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999 telah memberikan izin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdadarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Senin tangggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran PT.
45
Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah
di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang
memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (persero). PT. Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
B. Visi dan Misi2 Visi Bank Syariah Mandiri adalah “Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha”. Dengan misi: 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan. 2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. 4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
2
Piping Tobana, Officer Gadai Emas BSM Cabang Bekasi, wawancara pribadi tanggal 23 Mei 2011.
46
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat. Seperti kantor cabang lainnya, kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi juga berkomitmen menerapkan Shared Values. Adapun Shared Values Bank Syariah Mandiri sesuai surat edaran tentang “Visi, misi dan BSM Shared Values” adalah: 1. Excellence (Imtiyaaz), yaitu Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan dengan menerapkan karakter Perfection, Ownership, Prudence, Competence. 2. Team Work („Amal Jamaa‟iy), yaitu Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi dengan menerapkan karakter Trust, Result, Respect, Effective Communication. 3. Humanity (Insaaniyah), yaitu Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius
dengan menerapkan karakter
Sincerty, Universality, Social
Responsibility. 4. Integrity (Shidiq), yaitu Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji dengan menerapkan karakter sebagai berikut Honesty, Dicipline, Responsibility 5. Customer Focus (Tafdhiilu Al „Umalaa), Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan dengan menerapkan karakter Good Governance, Innovation, Customer Satisfying
47
C. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri3 PT bank Syariah Mandiri memiliki tiga jenis produk perbankan, yaitu: 1. Pendanaan a. Tabungan Berencana BSM b. Tabungan Simpatik BSM c. Tabungan BSM d. Tabungan BSM Dollar e. Tabungan Mabrur BSM f. Tabungan Kurban BSM g. Deposito BSM h. Giro BSM Euro i. Giro BSM j. Giro BSM Valas k. Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah) 2. Pembiayaan. a. BSM Customer Network Financing b. Pembiayaan Resi Gudang c. Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA) d. Pembiayaan Edukasi BSM e. BSM Implan f. Pembiayaan Griya BSM 3
www.banksyariahmandiri.co.id
48
g. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi h. Pembiayaan Griya BSM DP 0% i. Gadai Emas BSM j. Pembiayaan Mudharabah BSM k. Pembiayaan khusus untuk modal kerja. l. Pembiayaan Murabahah BSM m. Pembiayaan Talangan Haji BSM n. Pembiayaan kepada Pensiunan 3. Jasa a. BSM Card b. BSM SMS Banking c. BSM Mobile Banking GPRS (MBG) d. BSM Net Banking e. Jual Beli Valas BSM f. BSM Electronic Payroll g. BSM Letter of Credit h. BSM SUCH (Saudi Umrah & Haj Card) i. Layanan Kiriman Uang Domestik dan Luar Negeri Western Union j. Kliring BSM k. Inkaso BSM l. Intercity Clearing m. Transfer Valas BSM
49
n. Pajak Online BSM o. BSM Standing Order p. Reksadana Mandiri Investa SyariahBerimbang.
BAB IV DESKRIPSI & ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Mekansime dan Operasional Pembiayaan GadaiEmas Untuk Investasi Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. 1. Gadai Emas BSM iB Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi Pembiayaan Gadai Emas untuk investas pada Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh pihak Bank Syariah Mandiri kepada calon nasabahnya yang menginginkan kepemilikan aset emas berupa logam mulia atau dinar bersertifikat, dengan menggunakan produk Gadai Emas BSM iB sebagai alat untuk kepemilikan emasnya.1Jadi Pembiayaan ini bukanlah merupakan produk Bank Syariah Mandiri, akan tetapi merupakan layanan yang diberikan untuk kepentingan nasabah Bank Syariah Mandiri. Oleh karena layanan ini menggunakan produk Gadai Emas BSM iB, maka kiranya penulis harus memberikan gambaran tentang produk tersebut terlebih dahulu sebelum membahas tentang layanan kepemilikan aset emas ini. Untuk produk Gadai Emas BSM iB sendiri, berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret Tahun 2002 tentang Gadai Emas, maka pada awal bulan Juli tahun 2002 produk gadai emas ini mulai dioperasikan, dimana di Bank Syariah Mandiri Cabang 1
Piping Tobana, pelaksana taksir Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, wawancara pribadi tgl 22 Mei 2011
50
51
Bekasi produk ini baru diluncurkan pada tanggal 18 Maret 2009. Gadai Emas Bank Syariah Mandiri iB (Gadai Emas BSM iB) adalah produk bank yang memberikan fasilitas pembiayaan kepada nasabah menggunakan prinsip qardh dengan jaminan berupa emas nasabah yang bersangkutan dengan pengikatan secara gadai. Barang atau harta dimaksud ditempatkan dalam penguasaan dan pemeliharaan bank. Atas pemeliharaan tersebut, bank mengenakan biaya sewa atas dasar prinsip ijarah.2 Adapun ketentuan dan fitur produk Gadai Emas BSM iB ini adalaha sebagai berikut:3 Syarat dan Ketentuan: a. Pembiayaan:mulai dari Rp 500 ribu. b. Jaminan: emas merah dan emas kuning (perhiasan atau lantakan). c. Jangka waktu: 4 bulan dan dapat diperpanjang (gadai ulang). Sebelum jatuh tempo 4 bulan jika ingin dilunasi maka dihitung per 15 hari. Manfaat dan Kemudahan: a. Aman dan terjamin. b. Proses mudah dan cepat. c. Biaya pemeliharaan yang kompetitif. d. Terkoneksi dengan rekening tabungan. Persyaratan: 2
Piping Tobana, Pelaksana Penaksir operasional Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, berdasarkan SOP Pembiayaan Gadai, Bekasi 23 Mei 2011. 3
Mei 2011.
Piping Tobana, Berdasarkan brosur Gadai Emas BSM iB yang berlaku, Bekasi 23
52
a. Kartu identitas nasabah (KTP). b. Jaminan berupa emas perhiasan atau lantakan. Peruntukkan: a. Perorangan. Karakteristik: a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad qardh dalam rangarahn dan akad ijarah. b. Biaya administrasi dan asuransi barang jaminan dibayar pada saat pencairan. c. Biaya pemeliharaan dihitung per 15 hari dan dibayar pada saat pelunasan. d. Cukup dengan membayar biaya pemeliharaan dan administrasi bila sampai dengan 4 bulan belum dapat melunasi pinjaman. Adapun prosedur untuk memperoleh pembiayaan Gadai Emas BSM iB adalah sebagai berikut: a. Nasabah bisa datang ke kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi yang beralamat di Jl. A. Yani, Blok A5 No.6 Lantai 2 di bagian Gadai Emas. b. Kemudian nasabah bisa memberikan barang yang akan digadaikan berupa emas perhiasaan, logam mulia atau dinar bersertifikat kepada Officer gadai untuk diperiksa jenis emasnya. Dan nasabah juga dapat berkonsultasi tentang tujuan dari kedatangannya tersebut. c. Jika telah setuju dengan nilai taksiran serta nilai pinjaman yang bisa
53
diberikan oleh bank kepada nasabah, nasabah bisa langsung mengisi Formulir Permohonan Gadai Emas BSM, dan menyerahkan barang yang akan dijaminkan/digadaikan. d. Selanjutnya pemberian uang dilakukan oleh kasir atau teller dengan mengkreditkan uang pinjaman tersebut ke rekening nasabah. e. Jika nasabah melakukan pembiayaan diatas Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) maka harus memiliki rekening Bank Syariah Mandiri, jika belum memiliki maka harus membuka rekening terlebih dahulu. Jangka waktu pinjaman adalah selama 4 (empat) bulan, namun jika nasabah belum bisa melunasi hutangnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan tersebut maka Bank Syariah Mandiri bisa memberikan dispensasi/keringanan bagi nasabah denganmemperpanjang masa tenggang selama 15 (lima belas) hari sejak jatuh tempo. Jika nasabah tidak dapat melunasi juga samapi batas waktu perpanjangan yang diberikan, maka nasabah bisa mendatangkan pembeli barang gadai dari luar atau bank sendiri yang akan menjualnya, tidak dengan cara lelang, melainkan dengan menjualnyake toko emas yang telah bekerja sama dengan bank. Jika terdapat kelebihan penjualan barang gadai, maka bank akan memberikan sisa lebih tersebut kepada nasabah, baik secara langsung atau mengkredit ke rekening nasabah.4 Adapun prosedur pelunasan uang pinjaman dapat dilakukan dengan
4
Piping Tobana, Officer Penaksir Gadai Emas BSM Cabang Bekasi. Wawancara pribadi tgl 23 Mei 2011.
54
langkah seperti berikut: a. Dana pinjaman dapat dilunasi oleh nasabah setipa waktu tanpa harus menunggu masa jatuh tempo (yaitu 4 bulan) b. Pembayaran utang pinjaman bisa dibayarkan dengan cara datang langsung ke bank atau secara otomatis melalui rekening secara online, nasabah dapat melakukan pelunasan dari cabang manapun dengan cara menyetor ke rekening sebelum jatuh tempo masa pelunasan. c. Setelah selesai melunasi pinjaman, nasabah bisa kembali mengambil barang yang digadaikannya kepada petugas bank bagian gadai dengan menunjukkan bukti pelunasan pembayaran. Contoh perhitungan: Pak Fulan datang ke BSM dengan membawa 10 gram logam mulia untuk keperluan biaya pendidikan anaknya. BSM dapat memberikan fasilitas pembiayaan gadai sebagai berikut: a. Nilai taksiran: 10 ram x Rp 400.000,00 = Rp 4.000.000,00 b. Pembiayaan yang dapat diberikan: 90% x Rp. 4.000.000,00 = Rp 3.600.000,00 c. Biaya administrasi & asuransi dibebankan pada saat pencairan: Rp 20.000,00 + Rp 5.320 = Rp. 25.320,00 d. Biaya pemeliharaan per 15 hari : Rp 5.500/gram/bulan x 10 gram x 15/30 hari = Rp 27.500,00 Adapun ketentuan mengenai harga dasar emas, nilai taksiran, biaya
55
pemeliharaan mengikuti ketentuan bank yang berlaku pada saat transaksi.5 2. Pembiayaan Gadai Emas (Kepemilikan Logam Mulia) Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi Kecenderungan masyarakat yang mempunyai kesadaran tinggi untuk berinvestasi yang disebabkan karena kebutuhan hidup di masa mendatang akan semakin besar, mendorong mereka untuk berlomba-lomba mencari solusi, alternatif, dan tekhnik berinvesatsi yang baik sehingga mereka mampu mengoptimalkan dana mereka saat ini. Salah satu obyek investasi yang sedang marak dibicarakan dan memilki prospek baik adalah investasi dengan emas dengan berbagai keistimewaannya. Masyarakat pada umumnya dahulu mengetahui bahwa berinvestasi dengan emas adalah hanya sebatas membeli dan menyimpan perhiasan emas. Namun di kondisi sekarang ini, dengan semakin mengglobalnya informasi tentang berinvestasi dengan emas seperti Kebun Emas, Hujan Emas, Angsa Emas dan lainnya, maka masyarakat mulai mencari cara atau tekhnik untuk berinvestasi dengan mudah dan dengan modal awal yang tidak terlalu besar. Bank syariah Mandiri Sesuai dengan visi dan misinya, selalu ingin memberikan layanan yang terbaik bagi setiap kebutuhan nasabahnya yang pada hal ini adalah nasabah yang menginginkan kepemilikan aset emas sebagai alat investasi.6 Kebutuhan masyarakat inilah yang menjadi landasan
5 6
Brosur Gadai Emas Bank Syariah Mandiri iB , 24 Mei 2011. Piping Tobana, Wawancara pribadi 24 Mei 2011.
56
dan motif Bank Syariah Mandiri, khusunya pada penelitian ini adalah Bank Syariah mandiri Cabang Bekasi, untuk membuat suatu layanan pembiayaan agar nasabah bisa memilki aset emas dengan menggunakan Produk Gadai Emas BSM iB sebagai alat investasinya. Pembiayaan ini adalah suatu layanan pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri kepada calon nasabahnya yang menginginkan kepemilikan aset emas dengan proses yang mudah serta modal yang tidak terlalu besar karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon nasbah itu sendiri. Jadi nasabah yang ingin memilki aset berupa emas bisa menggunakan layanan ini dengan sistem pembayaran secara cicil. Manfaat: a. Proses Cepat b. Proses Mudah c. Jaminan keamanan Akad: a. Akad yang digunakan adalah akad jual beli, akad Wakalah, akad Qardh dalam rangka Rahn dan akad Ijarah. b. Akad jual beli adalah akad yang terjadi antara pihak nasabah dengan toko emas yang telah bekerja sama dengan pihak Bank Syariah Mandiri c. Akad wakalah adalah akad yang terjadi antara bank dengan nasabah, dimana bank adalah yang mewakilkan nasabah dalam transaksi jual beli dengan toko emas, dan nasabah adalah pihak yang terwakili oleh bank.
57
d. Akad qardh dalam rangka rahn adalah akad pemberian pembiayaan pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan emas yang telah dibeli. e. Adapun untuk biaya pemeliharaan menggunakan akad ijarah. Peruntukkan: a. Perorangan Bentuk emas: a. Emas lantakan (LogamMulia) dan Dinar Bersertifikat b. Logam Mulia pecahan 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, 100 gram, 250 gram, dan 1 kg (harga tiap pecahan adalah berbeda-beda). Syarat: a. Kartu Tanda Pengenal (KTP) b. Memiliki rekening tabungan BSM Biaya-biaya: a. Biaya administrasi yang meliputi biaya asuransi dan administrasi (dipungut di awal ketika transaksi). b. Biaya pemeliharaan (dipungut di akhir periode). Jangka waktu: a. Masa pelunasan cicilan emas ini adalah mengikuti prosedur gadai emas yaitu 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang. Adapun prosedur untuk memperoleh pembiayaan kepemilikan aset emas untuk investasi di Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:
58
a. Nasabah datang ke Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi di lantai 2 (dua) bagian Gadai Emas BSM iB, nasabah bisa menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya terlebih dahulu. b. Setelah berkonsultasi dan membahas tentang tujuan, pihak bank akan memberi tahu harga emas (logam mulia dan dinar bersertifikat) yang berlaku di toko pada saat transaksi dan menjelaskan sistem perhitungan biaya yang berlaku secara rinci dan jelas. c. Jika nasabah setuju dengan seluruh persyaratan dan ketentuan yang ada, maka nasabah bisa langsung mengisi formulir akad Rahn (Formulir Permohonan Gadai Emas BSM) yang disediakan (jika nasabah belum memiliki rekening tabungan, maka harus membuka terlebih dahulu di bagian Customer Service). d. Nasabah menyetor uang muka (Down Payment) kedalam rekening sebesar jumlah yang telah dihitung oleh petugas gadai emas. Jumlah uang muka ini tidak dapat dipastikan karena tergantung berapa gram emas yang dibeli nasabah, namun biasanya kurang lebih berkisar pada 15% dari total harga emas. e. Bank akan memberikan pembiayaan talangan dana (talangan dana gadai) dengan cara mengkreditnya ke rekening nasabah. Jumlah yang diberikan adalah total harga emas keseluruhan yang dibeli nasabah dikurangi uang muka yang diserahkan. f. Setelah dana talangan masuk kedalam rekening nasabah, baru bank bertindak sebagai wakil nasabah untuk membeli emas (logam mulia atau dinar bersertifikat) yang diinginkan oleh nasabah dari toko emas yang telah bekerja sama dengan pihak Bank.
59
g. Emas yang telah dibeli akan disimpan dan dipelihara oleh bank sebagai barang jaminan atas pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah.
Nasabah
Bank Syariah Mandiri
Punya Rekening ?
Hub. Customer Service untuk buka rekening
Tidak
Ya
Petugas Gadai Emas
- Penjelasan harga emas - Perhitungan harga + biaya-biaya - Perhitungan pembiayaan dana talangan
Nasabah setuju
Akad
Batal
-
Isi formulir Nasabah menyetor DP Bank memberikan pembiayaan Bank membeli emas
Penyimpanan emas
Gambar 4.1 Skema Prosedur Pembiayaan Investasi Aset Emas (Kepemilikan Logam Mulia)
60
Adapun contoh kasus dari bentuk pembiayaan investasi emas ini adalah, misalnya Pak Fulan pada tanggal 24 Mei 2011 menginginkan kepemilikan aset logam mulia sebesar 30 gram dengan pecahan 10 gram/lantakan. Ia memanfaatkan layanan yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri ini untuk mewujudkan harapannya. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Pengecekan harga emas oleh petugas di toko emas melalui sistem On Line (pengecekan baru bisa dilakukan diatas pukul 11.00 WIB). b. Harga emas per 10 gram/lantakan pada tanggal 24 Mei 2011 adalah Rp 4.315.000. c. Maka perhitungannya; 3 x 10 gram
= 3 x 4.315.000 = 12.945.000
Gadai BSM
Harga toko
= 90% x 12.945.000 = 11.650.500
Qardh (dana talangan)
Adminstrasi Gadai = 1) Administrasi = 20.000 = 2) Asuransi = 0,133% x 12.945.000 = 17.216,85 Total Adm
= Adminstrasi + Asuransi = 37.216,85
Uang Muka (DP)
= (12.945.000 –11.650.500) + 37.216,85 = 1.331.716,85
Qardh (talangan) + Uang Muka = Logam Mulia
Biaya sewa:
@ Rp 5.500 per gram/ bulan
61
5.500 x 30 gram x 4 bulan = 660.000 Angsuran per bulan: (Talangan gadai + biaya sewa 4 bulan) / 4 (11.650.500
660.000) / 4
3.077.625Angsuran per bulan 3. Sistem Pembayaran dan Jangka Waktu Pelunasan. Oleh karena produk ini adalah merupakan jenis layanan yang menggunkaan Produk Gadai Emas sebagai alat investasinya, maka ketentuan jangka waktu pembayarannya adalah selama 4 (empat) bulan mengikuti ketentuan produk Gadai Emas. Jadi nasabah menyicil pembayaran angsurannya setiap bulan sejumlah dana yang telah ditentukan dalam perhitungan (seperti contoh perhitungan Pak Fulan) selama 4 (empat) bulan.Bank tidak mendebet setiap bulannya, tetapi pada saat jatuh tempo bank akan melakukan pendebetan langsung dari rekening nasabah. Bagi nasabah yang tidak mampu melunasi hutangnya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, bank memberikan fasilitas perpanjangan masa pelunasan yaitu dengan cara nasabah bisa memperpanjang masa gadainya (gadai ulang). Namun jika nasabah tidak juga mampu melunasi pinjaman hutangnya dan telah jatuh tempo masa perpanjangan, maka pihak bank akan menjual logam mulia atau dinar bersertifikat yang menjadi barang jaminan tersebut dengan persetujuan dari pihak nasabah. Jika terdapat kelebihan penjualan barang jaminan tersebut, maka pihak bank akan mengembalikan sisa kelebihan tersebut dengan cara langsung
62
mengkreditnya ke dalam rekening nasabah, namun jika ternyata terdapat kekurangan dari nilai penjualan maka sisa kekurangan itu menjadi tanggungan nasabah. Penjualan barang gadai/jaminan oleh pihak bank tidak secara lelang, melainkan bank akan menjualnya kepada toko yang bersedia memberikan harga tertinggi. Adapun prosedur jika nasabah menginginkan perpanjangan masa pelunasan hutang adalah sebagai berikut (Contoh Pak Fulan): a. Nasabah mendatangi petugas Gadai Emas dan berkonsultasi mengenai ketidaksanggupan untuk melunasi hutangnya dan menyatakan ingin memperpanjang masa pembayaran. b. Petugas akan menaksir ulang harga emas yang menjadi barang jaminan tersebut dengan mengacu pada Harga Dasar Emas (HDE) pada saat transaksi. Hal ini dilakukan karena Harga Dasar Emas bisa berubah setiap saat. c. Kewajiban nasabah untuk memperpanjang masa pembayaran adalah hanya: 1) Harus membayar biaya fasilitas sewa 4 (empat) bulan lalu yang telah terpakai. 2) Harus membayar biaya administrasi fasilitas baru. d. Biaya administrasi fasilitas baru didapat dari perhitungan: Harga emas pada saat transaksi (misalnya) Rp 420.000/gram Harga emas
= 30 gram x 420.000 = 12.600.000
63
Gadai BSM
= 90% x 12.600.000 = 11.340.000
Admin Gadai
= 1) Administrasi = 20.000 2) Asuransi = 0,133% x 12.600.000 = 16.758
Total Admin
= 36.758
Biaya sewa
= @ Rp 5.500 per gram/ bulan = 5.500 x 30 gram x 4 bulan = 660.000
Maka kewajiban yang harus dibayar nasabah adalah Rp 696.758. Adapun prosedur pelunasan hutang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. hutang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu waktu jatuh tempo (yaitu 4 bulan). b. Sistem pelunasan dapat dilakukan dengan cara otomatis melalui rekening nasabah dengan sistem On Line dan dapat dilakukan di kantor Bank Syariah Mandiri cabang manapun, dengan cara menyetor ke rekening sebelum jatuh tempo. c. Setelah melunasi seluruh pembayaran, nasabah dapat meminta barang logam mulia atau dinar bersertifikatnya kepada petugas bank dengan menunjukkan bukti pelunasan pembayaran.
64
Pelunasan pembayaran dan penerimaan bukti pelunasan Nasabah
Teller
Penyerahan slip pembayaran
Pengeluaran barang jaminan
Petugas Gadai
Gambar 4.2 Skema Prosedur Pelunasan Pembayaran Hutang Secara Manual
Berdasarkan skema diatas, setelah nasabah melunasi seluruh pembayaran hutangnya melalui Teller, maka Teller akan memberikan bukti pelunasan pembayaran kepada nasabah. Kemudian nasabah bisa mendatangi Officer Gadai Emas untuk dapat mengambil barang (logam mulia atau dinar bersertifikat) yang digadaikan agar menjadi milik nasabah sepenuhnya.
65
Officer Gadai
-
Mendebet rekening nasabah pada saat jatuh tempo Dan menunggu kedatangan nasabah Pengeluaran Barang jaminan
Nasabah datang
Teller
Officer Gadai
Gambar 4.3 Skema Prosedur Pelunasan Pembayaran Secara Otomatis Jika nasabah melakukan pembayaran melalui sistem otomatis yang dapat dilakukan di kantor Bank Syariah Mandiri manapun, maka officer gadai akan langsung mendebet dari rekening nasabah pada saat jatuh tempo. Kemudian nasabah datang ke bank dan melakukan cek mutasi buku tabungan di bagian teller, setelah itu officer gadai akan mengeluarkan logam mulia atau dinar bersertifikat yang sudah menjadi milik nasabah tersebut. Jika nasabah telah melunasi seluruh hutang dan mendapatkan logam mulia atau dinar bersertifikat yang ia inginkan, namun ia masih ingin menyimpan asetnya tersebut di Bank, maka nasabah bisa menggunakan produk jasa Bank Syariah Mandiri yang dikenal dengan Safe Deposit Box atau biasa disebut SDB. SDB adalah produk layanan yang disediakan oleh bank dalam bentuk kotak penyimpanan benda berharga, dokumen, dan lain-lain,
66
yang ditempatkan dalam ruangan yang dilengkapi sistem pengamanan terhadap bahaya api dan bahaya-bahaya lain. Nasabah harusmembayar berbagai biaya untuk bisa mendapatkan reward berupa keamanan. Biaya yang ditanggung nasabah adalah biaya pemeliharaan kunci dan biaya sewa selama setahun. Besar biaya sewa selama setahun ini berbeda-beda, sesuai dengan besar box yang disewa.7
B. Perkembangan Layanan Pembiayaan Gadai Emas Tidak dapat dipungkiri bahwa emas memiliki nilai komersial tinggi karena kelebihan-kelebihannya, bahkan kemilaunya membuat emas sangat digemari. Emas merupakan komoditi klasik yang memiliki nilai historis tinggi dan emas menjadi salah satu kekuatan investasi setelah USD sehingga perdagangannya nyaris tak pernah sepi. Fakta yang menunjukkan kenaikan harga emas dari tahun ke tahun cukup besar, mencapai 40% per tahun, sebagai contoh harga emas pada awal 2007 adalah berkisar + Rp 180.000 dan pada awal 2008 berkisar menjadi +Rp 260.000. Harga emas kadar 99% di PT Antam pada akhir 2009 adalah berkisar di Rp. 364.500. Dibanding dengan harga emas 2008 naik hampir 40%. Pada bulan April tahun 2011 ini harga emas sudah mencapai Rp 420.000 per gram nya. Maka tidak berlebihan jika dinyatakan bahwa kenaikan rata-rata harga emas per tahun
7
http://bataviase.co.id/node/320769, Artikel tentang Safe Deposit Box ini penulis akses pada tanggal 2 juni 2011.
67
adalah sekitar 20%. Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Harga Emas Dunia 2009
Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Harga Emas Dunia 2010
Sumber: www.kitco.com Gambar 4.6. Grafik Perkembangan Harga Emas 2000-2011
68
Sumber: www.kitco.com Harga emas dunia yang ditunjukkan oleh grafik diatas adalah harga emas yang mengacu kepada Pasar London. Dari sini kita bisa melihat bahwa harga emas pada akhir desember 2009 adalah jatuh pada USD 1087,50 per ounce (1 ounce = 18,3495 gram), kemudian pada akhir desember 2010 jatuh pada USD 1405,50 per ounce, dan pada januari 2011 sudah mencapai USD 1500 per ounce.Dilihat dari perkembangan inilah emas juga bisa digunakan sebagai instrumen investasi yang cukup menguntungkan selain saham dan valuta asing. Berdasarkan uraian diatas, Bank Syariah Mandiri, khususnya Cabang Bekasi, melihat adanya peluang bisnis yang prospektif dengan membuka layanan pembiayaan kepemilikan aset logam mulia dan dinar bersertifikat dengan menggunakan produk Gadai Emas sebagai alatnya. Penerapan produk Gadai Emas BSM iB di kantor Cabang Bekasi dinilai cukup baik karena sejak awal dibuka sampai saat ini rata-rata mengalami
69
peningkatan, walaupun tidak setiap bulannya mengalami peningkatan yang pasti dikarenakan ada di beberapa bulan mengalami penurunan. Layanan pembiayaan kepemilikan aset emas untuk investasi di kantor cabang Bekasi ini adalah termasuk kedalam produk Gadai Emas BSM iB, jadi seluruh data nasabah dan jumlah omset yang diperoleh Bank masuk kedalam data Gadai Emas BSM iB seperti yang ada pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Perkembangan Nasabah Produk Gadai Emas BSM iB Cabang Bekasi Tahun 2010 Omset No Bulan Jumlah Nasabah (dalam rupiah) 1 Januari 58 295.088.400,00 2
Februari
66
543.977.900,00
3
Maret
104
1.045.061.400,00
4
April
81
905.785.500,00
5
Mei
84
635.422.800,00
6
Juni
89
1.022.993.600,00
7
Juli
91
925.708.400,00
8
Agustus
92
1.175.254.600,00
9
September
75
921.402.500,00
10
Oktober
99
1.446.630.500,00
11
November
84
1.842.278.809,35
12
Desember
141
2.620.898.400,00
Total Omset 2010
1064
13.380.502.809,35
Sumber: Pelaksana Gadai Emas BSM iB Cabang bekasi
70
Tabel 4.2. Perkembangan Nasabah Produk Gadai Emas BSM iB Cabang Bekasi Tahun 2011
1
Januari
94
Omset (dalam rupiah) 2.037.212.100,00
2
Februari
120
1.803.723.369,83
3
Maret
135
2.353.574.000,00
4
April
153
3.639.926.800,00
502
9.834.436.269,83
No
Bulan
Total Omset
Jumlah Nasabah
Data yang diambil adalah dari januari 2010 sampai april 2011 karena layanan ini dimulai dari pertengahan tahun 2010, meskipun produk Gadai Emasnya sudah ada sejak maret tahun 2009. Jika ditotal dari bulan juni 2010 hingga april 2011, maka jumlah nasabah Gadai Emas BSM iB di kantor cabang Bekasi adalah 1.173 nasabah. Memang data nasabah untuk layanan pembiayaan ini belum diklasifikasikan secara khusus dari total data nasabah Gadai Emas, namun menurut pernyataan Officer Gadai yang bersangkutan menyatakan bahwa jumlah nasabah untuk layanan pembiayaan ini adalah + 10% dari jumlah nasabah Gadai Emas keseluruhan. Adapun nasabah Gadai Emas yang masih aktif sampai saat ini adalah berjumlah 451 nasabah, dan 55 darinya adalah nasabah layanan pembiayaan gadai emas untuk investasi ini. Dari pertama layanan ini dibuka di kantor cabang Bekasi, animo masyarakat Bekasi dan sekitarnya cukup baik dan memuaskan. Tidak menutup kemungkinan bahwa pembiayaan ini akan berkembangh pesat nantinya apabila
71
Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi terus melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabahnya.
C. Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunity, and Threats) Prospek suatu perusahaan di masa mendatang dapat ditentukan oleh kombinasi dari faktor internal dan eksternal, dimana kedua hal ini harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Seperti halnya juga layanan Pembiayan kepemilikan aset emas sebagai investasi yang ada pada Bank Syariah Mandiri ini yang memilki aspek SWOT. Hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kekuatan Layanan ini, bersumber dari: a. Pelayanan maksimal dengan mengutamakan kebutuhan nasabah. b. Proses yang mudah, dimana nasabah hanya mengeluarkan biaya yang besarnya tergantung kebutuhan nasabah. c. Proses yang cepat, artinya tidak perlu menunda hari karena bisa langsung bertransaksi pada hari itu juga. d.
Aman, karena menggunakan standar keamanan bank.
e. Menggunakan manfaat asuransi, sehingga aset yang digadaikan sudah tercover. f. Mempunyai nama besar, Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu Bank Umum Syariah ternama di Indonesia akan semakin menambah kepercayaan masyarakat terhadap setiap layanan yang diberikan. 2. Kelemahan layanan ini, bersumber dari:
72
a. Tidak didebet per bulan oleh bank, walaupun sistem pembayarannya adalah dengan cara cicil tiap bulan namun bank hanya mendebet dari rekening nasabah pada saat jatuh tempo. Hal ini tentunya bisa membuat nasabah lalai dalam membayar. b. Term yang pendek, yaitu hanya 4 (empat) bulan sehingga total hutang nasabah harus dibayar dalam 4 (empat) kali cicilan. Hal ini kadang menjadi kendala bagi nasabah karena harus lunas terlalu cepat. c. Masih dalam tahap perkembangan, karena memang layanan ini baru dimulai pada pertengahan tahun 2010 lalu. d. Kurangnya personil di bagian Gadai Emas BSM iB yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. 3. Peluang layanan ini, bersumber dari: a. Harga emas yang cenderung semakin meningkat, sehingga investasi dalam aset ini sangat menguntungkan nasabah. b. Maraknya media, baik buku, majalah, koran, radio dan media lain, yang memberikan informasi mengenai keuntungan berinvestasi dengan logam mulia atau dinar bersertifikat. Hal ini tentunya semakin menambah wawasan masyarakat luas tentang layanan ini. c. Meningkatnya kesadaran masyarakat muslim untuk melakukan akses dengan perbankan syariah, dimana hal ini juga bisa menjadi peluang untuk peningkatan dan perkembangan layanan ini.
73
4. Ancaman layanan ini, bersumber dari: a. Banyaknya kompetitor, baik dari lembaga keuangan bank ataupun non bank seperti pegadaian syariah dan konvensional. Tiap dari masingmasing lembaga saling bersaing dalam beberapa aspek termasuk harga. b. Tidak ada promosi formal untuk layanan ini, karena memang pembiayaan gadai emas untuk investasi ini bukan produk Bank Syariah Mandiri secara khusus. Tentunya hal ini dapat menjadi ancaman bagi perkembangannya di masa mendatang. Adapun keunggulan dan kekurangan dari sisi nasabah adalah sebagai berikut: 1. Keunggulannya bersumber dari; a. Membantu nasabah untuk mendapatkan logam mulia dengan cara yang mudah dan diberi waktu untuk mengangsur selama waktu yang telah ditentukan. b. Tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa barang (logam mulia) yang dibeli adalah asli karena di lakukan oleh lembaga keuangan syariah yang besar yang memiliki reputasi baik. c. Jika suatu saat nasabah ingin menjual kembali logam mulia tersebut maka pihak bank bersedia menjadi mediasi untuk menjualnya dengan harga yang sesuai di toko emas yang telah menjalin kerjasama. 2. Kekurangannya hanya bersumber dari biaya sewa tempat penyimpanan logam
74
mulia yang masih dianggap cukup kurang berkompetisi dengan biaya sewa di lembaga keuangan lain.
TABEL 4.2. EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL PELUANG: Peningkatan harga emas Dukungan media Kesadaran mengakses perbankan syariah
BOBOT
RATING
BOBOT X RATING
0,30 0,20 0,15
4 4 3
1,2 0,80 0,45
3 2 1
0,60 0,20 0,5
ANCAMAN: Meningkatnya persaingan Tidak ada promosi khusus Keterbatasan aset emas TOTAL
0,20 0,10 0,5
1,00
3,75
TABEL 4.3. IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL KEKUATAN: Pelayanan maksimal Proses mudah, cepat dan aman Menggunakan manfaat asuransi Image baik
BOBOT RATING
BOBOT X RATING
0,20 0,20
4 4
0,80 0,80
0,15
3
0,45
0,15
3
0,45
75
KELEMAHAN: Pendebetan tidak perbulan Term pendek Masih dalam pengembangan Personil tidak banyak TOTAL
0,05
2
0,10
0,10 0,10 0,05
2 2 1
0,20 0,20 0,5
1,00
3,05
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Adapun prosedur untuk memperoleh pembiayaan gadai emas untuk investasi di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi adalah sebagai berikut: a. Nasabah datang ke Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi di lantai 2 (dua) bagian Gadai Emas BSM iB, nasabah bisa menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya terlebih dahulu. b. Setelah berkonsultasi dan membahas tentang tujuan, pihak bank akan memberi tahu harga emas (logam mulia dan dinar bersertifikat) yang berlaku di toko pada saat transaksi dan menjelaskan sistem perhitungan biaya yang berlaku secara rinci dan jelas. c. Jika nasabah setuju dengan seluruh persyaratan dan ketentuan yang ada, maka nasabah bisa langsung mengisi formulir akad Rahn (Formulir Permohonan Gadai Emas BSM) yang disediakan (jika nasabah belum memiliki rekening tabungan, maka harus membuka terlebih dahulu di bagian Customer Service). d. Nasabah menyetor uang muka (Down Payment) kedalam rekening sebesar jumlah yang telah dihitung oleh petugas gadai emas. Jumlah uang muka ini tidak dapat dipastikan karena tergantung berapa gram emas yang dibeli 76
77
nasabah, namun biasanya kurang lebih berkisar pada 10% sampai 15% dari total harga emas. e. Bank akan memberikan pembiayaan talangan dana (talangan dana gadai) dengan cara mengkreditnya ke rekening nasabah. Jumlah yang diberikan adalah total harga emas keseluruhan yang dibeli nasabah dikurangi uang muka yang diserahkan. f. Setelah dana talangan masuk kedalam rekening nasabah, baru bank bertindak sebagai wakil nasabah untuk membeli emas (logam mulia atau dinar bersertifikat) yang diinginkan oleh nasabah dari toko emas yang telah bekerja sama dengan pihak Bank. g. Emas yang telah dibeli akan disimpan dan dipelihara oleh bank sebagai barang jaminan atas pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah. 2. Tingkat perkembangan layanan pembiayaan ini cukup baik, walaupun tidak setiap bulannya mengalami peningkatan yang pasti dikarenakan ada di beberapa bulan mengalami penurunan Total dari bulan juni 2010 hingga april 2011, jumlah nasabah Gadai Emas BSM iB di kantor cabang Bekasi adalah 1.173 nasabah dan 10% dari jumlah tersebut adalah merupakan nasabah pembiayaan investasi emas ini. Nasabah yang masih aktif sampai saat ini adalah berjumlah 451 nasabah, dan 55 darinya adalah nasabah layanan pembiayaan kepemilikan aset emas untuk investasi ini.
78
3. Adapun kekuatan, kelemahan serta peluang dan ancaman untuk layanan ini, dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kekuatan Layanan ini, bersumber dari: 1) Pelayanan maksimal dengan mengutamakan kebutuhan nasabah. 2) Proses yang mudah, dimana nasabah hanya mengeluarkan biaya yang besarnya tergantung kebutuhan nasabah. 3) Proses yang cepat, artinya tidak perlu menunda hari karena bisa langsung bertransaksi pada hari itu juga. 4) Aman, karena menggunakan standar keamanan bank. 5) Menggunakan manfaat asuransi, sehingga aset yang digadaikan sudah ter-cover. 6) Mempunyai nama besar, Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu Bank Umum Syariah ternama di Indonesia yang memiliki reputasi baik akan semakin menambah kepercayaan masyarakat terhadap setiap layanan yang diberikan. b. Kelemahan layanan ini, bersumber dari: 1) Tidak didebet per bulan oleh bank, walaupun sistem pembayarannya adalah dengan cara cicil tiap bulan namun bank hanya mendebet dari rekening nasabah pada saat jatuh tempo. Hal ini tentunya bisa membuat nasabah lalai dalam membayar. 2) Term yang pendek, yaitu hanya 4 (empat) bulan sehingga total hutang
79
nasabah harus dibayar dalam 4 (empat) kali cicilan. Hal ini kadang menjadi kendala bagi nasabah karena harus lunas terlalu cepat. 3) Masih dalam tahap perkembangan, karena memang layanan ini baru dimulai pada pertengahan tahun 2010 lalu. 4) Kurangnya personil di bagian Gadai Emas BSM iB yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. c. Peluang layanan ini, bersumber dari: 1) Harga emas yang cenderung semakin meningkat, sehingga investasi dalam aset ini sangat menguntungkan nasabah. 2) Maraknya media, baik buku, majalah, koran, radio dan media lain, yang memberikan informasi mengenai keuntungan berinvestasi dengan logam mulia atau dinar bersertifikat. Hal ini tentunya semakin menambah wawasan masyarakat luas tentang layanan ini. 3) Meningkatnya kesadaran masyarakat muslim untuk melakukan akses dengan perbanknan syariah, dimana hal ini juga bisa menjadi peluang untuk peningkatan dan perkembangan layanan ini. d. Ancaman layanan ini, bersumber dari: 1) Banyaknya kompetitor, baik dari lembaga keuangan bank ataupun non bank seperti pegadaian syariah dan konvensional. Tiap dari masingmasing lembaga saling bersaing dalam beberapa aspek termasuk harga.
80
2) Tidak ada promosi formal untuk layanan ini, karena memang pembiayaan kepemilikan aset emas untuk investasi ini bukan produk Bank Syariah Mandiri secara khusus. Tentunya hal ini dapat menjadi ancaman bagi perkembangannya di masa mendatang. 3) Persediaan aset emas yang terbatas, karena Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi tidak dapat selalu menentukan ketersediaan aset emas yang ada di toko yang telah bekerja sama dengannya.
B. Saran Setelah menganalisa kekuatan, kelemahan serta peluang dan ancaman layanan, kiranya penulis memiliki saran yang dapat digunakan untuk peningkatan dan pengembangan layanan ini, antara lain adalah: 1. Membuat strategi pemasaran yang formal untuk layanan ini secara khusus jika memungkinkan. Walaupun pembiayaan ini bukan merupakan produk Bank Syariah Mandiri namun layanan ini memiliki prospek yang baik kedepannya. 2. Agar memperpanjang jangka waktu pelunasan paling tidak sampai 6 bulan agar dapat lebih meringankan nasabah. 3. Menambah jumlah personil petugas Gadai Emas BSM iB dengan perekrutan yang selektif agar mendapatkan calon sumber daya manusia yang tepat yang mampu mengembangkan layanan ini. 4. Mendebet pembayaran nasabah tiap bulan jika hal itu adalah langkah yang
81
tepat. Hal ini agar meminimalisasi wanprestasi nasabah dalam pembayaran hutang, walaupun dengan aset emas yang digadaikan sudah menjadi cover bagi hutang tersebut. 5. Mempertahankan semua layanan terbaik yang sudah ada dengan terus membuat inovasi baru yang lebih baik dalam melayani kebutuhan nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim &Al-Hadits as-Syarif. Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. PT Raja Grafindo Persada, 2007: Ed. 1. Atmaja, Lukas Setia. Manajemen Keuangan, edisi revisi.Andi Offset, Jakarta: 2003 Darmawi, Herman. Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial. Sinar Grafika, 2006, cetakan pertama. David, Fred R. Manajemen Strategis: Konsep. Prentice-Hall Inc, Edisi Indonesia 2004. Fardiansyah, Tedy. Kiat dan Startegi Menjadi Investor Piawai. PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2002. Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. Gaya Media Pratama, Tangerang: Cetakan 2 2007. Hasan, M.Ali. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam(Fiqh Muamalt). PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: Cetakan kedua 2004. Iqbal, Muhaimin. Dinar Solution. Gema Insani, Cet. 1, Jakarta: 2008. Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fikih dan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, 2007. Ed. 3. Kurniawan, J Endy. Think Dinar!, AsmaNadia Publshing House, Depok: Cet 3, 2011. Lathif, Ah. Azaharuddin. Fiqh Muamalat. UIN Jakarta Press, Jakarta Selatan: Cetakan 1 2005. Muhammad Ihsan, Tita Agustini, Rudi Kurniawan. Kemilau Investasi Emas: Menjaga dan Melejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas. Science Research Fondation, Jakarta: 2006. P Pontjowinoto, Iwan. Kaya & Bahagia Cara Syariah, PT Mizan Publika, Jakarta Selatan: Cetakan I 2010.
82
83
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: Cetakan keempat belas 2006. Rodoni, Ahmad. Yong, Orhman. Analisis Investasi& Teori Portofoilo.PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: Cetakan pertama 2002. Salim, Joko. Jangan Investasi Emas sebelum Baca Buku Ini !, Transmedia Pustaka, Jakarta: Cet 4, desember 2010. Sevilla, G Consuelo. Pengantar Metode Penelitian, UI Press, Jakarta 1993. Shohih Ibni Hibban, Kitab az-Zaba’ih, Bab Zikri Wasfhi Ma Naharo an-Nabiyyu, (Beirut:Mu’assasah ar-Risalah), cet.2, juz.4 1993. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis.Bandung: Alvabeta 1999. Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: Cetakan 1 2002. Oei, Istijanto. Kiat Investasi Valas, Emas, Saham. PT Gramedia Pustaka Utama. Cet 2. Jakarta: juli 2009
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN GRAFIK DAN DAFTAR HARGA EMAS DUNIA Grafik harga emas dunia di Pasar London Tahun 2009
Grafik harga emas dunia di Pasar London Tahun 2010
Grafik harga emas dunia di Pasar London Tahun 2011
Laporan harga emas dunia di Pasae Emas London Tahun 2009
Laporan harga emas dunia di Pasae Emas London Tahun 2010
Laporan harga emas dunia di Pasae Emas London Tahun 2011
Grafik harga emas dunia di pasar emas London Januri – Mei 2011
Grafik harga emas dunia di pasar emas London Juni 2010 – Mei 2011
Grafik harga emas dunia di pasar emas London Juni 2006 – Mei 2011
Grafik harga emas dunia di pasar emas London Juni 2001 – Mei 2011