STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS (RAHN) PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIPULIR
SKRIPSI Diajukan kepadaFakultasDakwahdanIlmuKomunikasi UntukmemenuhipersyaratanmeraihgelarSarjanaKomunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
DewiKartika NIM: 1110053000052
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/ 2014 M
ABSTRAK Dewi Kartika (1110053000052) Strategi Produk Gadai Emas (Rahn) Pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir Peranan perbankan Syariah dalam perekonomian relatif masih sangat kecil, bila dibandingkan dengan perbankan Syariah. Ada beberapa kendala dalam target pemasaran. Berangkat dari beberapa permasalahan tersebut, maka diperlukan starategi usaha yang fokus dengan suatu core competence tertentu sebagai daya saing serta memperkuat basis sistem oprasional untuk emperluas sistem distribusi penyaluran kredit. Berbagai upaya yang dilakukan perbankan dalam meningkatkan kualitas produknya. Bank Syariah Mandiri pada bulan November 2010 mengeluarkan produk Gadai Emas, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakan serta meningkatkan kinerja Bank itu sendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggambarkan atau melukiskan suatu objek, apakah objek tersebut memberikan sebuah nilai ataupun sebaliknya. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis terkait dengan fakta atau karakteristik populasi tertentu atau permasalahan tertentu secara faktual dan cermat. Strategi pemasaran merupakan langkah awal agar produk atau program yang dimiliki perusahaan dapat dikenal masyarakat. Dalam merancang strategi pemasaran, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para manajer, seperti faktor pendukung dan penghambat perusahaan, baik faktor internal maupun eksternal. Hal ini dilakukan agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan guna menarik minat calon konsumen. Salah satu biro perjalan strategi pemasaran produk gadai emas syariah tersebut adalah PT. Bank Syariah Mandiri. Dalam memasarkan program unggulannya ini, perusahaan merancang kegiatan strategi pemasarannya dengan menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari penjualan perorangan (personal selling), yaitu dengan cara presentasi langsung dengan calon nasabah melalui tatap muka, promosi penjualan (sales promotion), yaitu dengan cara melakukan pameran atau demonstrasi dilingkungan masyarakat, periklanan (advertising), yaitu melalui media spanduk dan brosur. Pada kenyataannya, penjualan perorangan lebih efektif digunakan dalam kegiatan bauran pemasaran, karena konsumen dapat lebih mengenal tentang produk atau program unggulan yang ditawarkan perusahaan.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena rahmatNya penulis dapat melaksanakan hasil karya tulisan dari pemikiran yang diaktualisasikan lewat skripsi ini, sehingga terlaksana sesuai dengan harapan. Shalawat serta salam tercurahakan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita selaku ummatnya mampu mengenal, mencari, dan menegakkan syariat Islam. Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mengalami berbagai halangan dan rintangan, akan tetapi karena adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis perlu menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. Bapak H. Mulkanasir, BA, S.Pd.,MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah. 3. Prof. Dr. H. Murodi, MA., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
serta arahannya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. 5. Segenap Staff Akademik dan Staff Perpustakaan Dakwah serta Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Dosen penguji I Bapak Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS., dan penguji II Bapak Drs. Study Rijal LK, MA,. yang telah memberikan masukan kepada panulis. 7. Teristimewah yang penulis muliakan kedua orang tua, Ayah Abdul Rosyid (alm) dan Ibu Taimah yang senantiasi mencurahkan cinta, kasih sayang serta doanya yang selalu mengiringi disetiap langkah penulis dalam menjalankan aktifitas. 8. Bapak Anandito Dwilaksono, Ibu Dwi Elandari dan seluruh staff (PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir) yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan wawancara dan penelitian dalam pembuatan skripsi ini.
ii
9. Untuk keluarga : Kakak-kakak dan Adik, yaitu Yuyun Rosita beserta suami Marta, Cunnayah beserta suami Marjuki, Yasin Rasyid beserta istri Ria Farida, Nurdin Arya beserta istri Mega, Desi Rosmalia beserta suami Ahmad Fauzi, Adik Nurul Rosalinda yang selalu memberikan do’a serta bantuan kepada penulis hingga saat ini.. 10. Untuk Teman-teman MD 2010 dan Teman-teman LKS yang Senasib dan Seperjuangan dengan penulis. 11. Seluruh teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah angkatan 2010 dan temanteman Kuliah Kerja Nyata Kelompok 121 Desa Muara Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Semoga kita semua sukses selalu kedepannya serta talisilaturahmi di antara kita tidak terputus. Semoga Allah membalas semua kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang setimpal.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam penelitian skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Jakarta, 5 Juni 2014
Dewi Kartika
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..………………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR ………………………………………………………….... ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... iv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 6 C. Tujuandan Manfaat Penelitian ........................................................ 7 D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8 E. Metodologi Penelitian ..................................................................... 9 F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 12
BAB II : KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN GADAI SYARIAH A. Strategi Pemasaran ......................................................................... 15 1. Pengertian Strategi Pemasaran ............................................ 15 2. Segmenting, Targeting, Positioning
.................................. 19
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ................................... 25 B. Gadai Syariah ................................................................................ 32 1. Pengertian Gadai Syariah ................................................... 32 2. Landasan Hukum Gadai Syariah
....................................... 34
3. Rukun Gadai Syariah ........................................................ 35 4. Syarat Gadai Syariah ......................................................... 36 5. Persamaan dan Perbedaan anatara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional .................................................................... 36
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIPULIR DAN PRODUK GADAI EMAS SYARIAH A. Sejarah Singkat dan Perkembangan ................................................ 40 B. Visi dan Misi ................................................................................. 45 C. Budaya Struktur ............................................................................. 46 D. Struktur Organisasi ........................................................................ 47 E. Produk-produk Yang Dihasilkan .................................................... 48 iv
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas (Rahn) pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir .................................................................. 51 B. Implementasi Promosi Produk Gadai Emas (Rahn) pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir .................................................................. 56 C. Hasil Analisa .................................................................................. 58
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 60 B. Saran ............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup, tidak akan pernah bisa terlepas dari kegiatankegiatan berorientasi pada aspek pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari termasuk ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tidak cukup hanya dengan bekerja keras juga harus memiliki ilmu. Karena ilmu lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam pemenuhan kebutuhannya. Dalam konteks ini, ilmu ekonomi dipelajari pemanfaatan suatu benda secara efektif dan efisien, dipelajari pula bagaimana mengelola keuangan dengan baik, yang sesuai dengan ajaran Islam. Secara teoritas konseptual, Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu.Agama ini memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek kehidupan manusia termasuk sektor bisnis dan transaksi keuangan. Hal ini terlihat dari prinsif kegiatan tersebut yang dipergunakan didalam bertransaksi Syariah. Diharapkan dengan menggunakan prinsip Syariah, dapat memberikan maslahat bagi umat manusia. Salah satu kelebihan dari lembaga keuangan Syariah adalah tidak boleh meminta kelebihan dari pokok pinjaman, karena hal demikian itu termasuk riba diharamkan. a. Al-Qur’an ٍأَﺛِﯿﻢ
ﺐ ُﻛﻞﱠ ﻛَﻔﱠﺎ ٍر ت ۗ وَاﻟﱠﻠﮫُ ﻟَﺎ ُﯾﺤِ ﱡ ِ ﺼﺪَﻗَﺎ َﯾ ْﻤﺤَﻖُ اﻟﻠﱠﮫُ اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ وَ ُﯾ ْﺮﺑِﻲ اﻟ ﱠ
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”(Q.S. albaqarah 2 : 276)
1
2
b. Al-Hadist Dari Ubada bin Sami r.a, Rasulullah SAW Bersabda, “Emas untuk emas, perak untuk perak, gandum untuk gandum. Barang siapa yang membayar lebih atau menerima lebih dia telah berbuat riba, pemberi dan penerima saja (dalam dosa).“ (H.R Muslim dan Ahmad)” Dalam konteks ini dapat dilihat bahwa perkembangan lembaga-lembaga keuangan Islam di Indonesia bergerak dengan cepat. Perkembangan ini disebabkan oleh faktor adanya keyakinan masyarakat muslimbahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang agama Islam. Asumsi ini membuat mereka lebih tertarik menanamkan Investasinya pada perbankan Syariah.Mereka lebih merasa aman, nyaman, dan terbebas dari perbuatan riba.1 Dalam perkembangan selanjutnya, lembaga yang mendasari gerakan bisnisnya pada Syariat Islam, tidak hanya perbankan, juga perum pegadaian Syariah. Perum pegadaian merupakan salah satu badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.2 Produk Gadai merupakan tempat bagi konsumen untuk meminjam uang dengan barang-barang pribadi konsumen sebagai jaminan. Produk Gadai merupakan salah satu alternatif pendanaan sangat efektif karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit atau yang tidak dapat menyulitkan nasabah untuk memperoleh dana pinjaman. Cukup dengan membawa bawa barang jaminan yang bernilai ekonomis masyarakat sudah bisa mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik secara produktif maupun konsumtif. Sekarang ini, selain terdapat pegadaian konvensional telah beroprasi pula pegadaian Syariah, yang memang didirikan oleh pegadaian. Perkembangan konsep 1 2
Zainul Arifin, Dasar-dasar manajemen Bank Syariah, ( jakarta: Alvabet, 2002 ), h.8 Heri Sudarso, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia, 2003 ), hal.153
3
syariah ini merupakan pegadaian untuk menghindari rante atau riba.Keberadaan pegadaian syariah pada awalnya didorong oleh perkembangann dan keberhasialan lembaga-lembaga keuangan syariah.Disamping itu juga, dilandasi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah pegadaian yang menerapkan prinsipprinsip Syariah.3 Implementasi oprasional pegadaian syariah hampir mirip degan pegadaian konvensional, pegadaian syariah juga menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan barang bergerak. Nasabah dapat memperoleh dana yang diperlukan dalam waktu yang relatif cepat. Pada tanggal 16 Juli 2008 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disahkan yang memberikan landasan hukum industri perbankan Syariah nasional, dan diharapkan dapat mendorong perkembangan Bank Syariah yang selama lima tahun terakhir asetnya tumbuh lebih dari 65% pertahun namun pasarnya secara nasional masih dibawah 5%. Undang-undang ini mengatur secara khusus mengenai Perbankan Syariah, baik secara kelembagaan maupun kegiatan usaha. 4 Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari bankyang digadaikan.Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yang memerlukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan.Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman untuk memasarkan produk tersebut, diperlukan strategi yaitu agar tujuan penjualan produk tersebut dapat berhasil. Pada umumnya masyarakat tidak memahami pemasaran, mereka melihat pemasaran sebagai sebuah penjualan. Padahal pemasaran ini mempunyai arti lebih luas
3
4
Heri Sudarso, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia, 2003 ), hal.154 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:Kencana, 2009) hal.65
4
karena pemasaran adalah suatu proses yang teratur dan jelas untuk memikirkan dan merancanakan pasar. Proses pemasaran dapat diterapkan tidak sekedar pada barang dan jasa, tetapi juga pada segala sesuatu yang dapat dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi tempat dan kepribadian. Namun penting untuk ditekankan bentuk pemasaran tidak dimulai denngan suatu produk atau penawaran, tetapi dengan pencarian peluang pasar.5 Strategi pemasaran antara konvensional dengan yang sesuai syariah tentulah berbeda dalam prosesnya. Tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu ;bagaimana meningkatkan jumlah nasabah. Maju mundurnya perusahaan dapat dilihat dari strategi pemasaran mereka yang berdampak pada meningkatnya minat nasabah, sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah dalam menggunakan produk jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan kata lain, dapat meningkatkan volume penjualan, sehingga pemasaran yang baik akan berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan.6 Berdasarkan pengamatan di lapangan pertumbuhan pegadaian syariah menunjukan peningkatan yang pesat semenjak pertama kali didirikannya gadai Syariah di Bank Mandiri syariah (BSM) Kantor Cabang Jakarta-Cipulir, Jln. Ciledug Raya No. 123 E Jakarta Selatan 12230. Salah satu contohnya, seperti kita ketahui pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pegadaian syariah masih minim, karena pegadaian syariah terbilang masih baru dan kantor cabang Syariahnya pun masih terbilang sedikit, tetapi pertumbuhan pegadaian syariah menunjukan peningkatan yang pesat, sehingga penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan oleh pegadaian syariah atas produk gadai syariah sehingga tumbuh menjadi pesat dan dapat menarik minat nasabah dalam menggunakan jasa tersebut. Dalam menarik minat nasabah memang tidak
5
Hendra, dkk, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan kontrol, ( Jakarta:
PT Prenhallindo, 1997 ). Jilid I, h. 18 6
Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Marketing. (Bandung: Mizan, 2006), h. 28
5
hanya dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang digunakan pegadaian syariah. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya seperti kebutuhan nasabah yang mendesak yang memerlukan proses pencairan dana yang cepat, nasabah yang menginginkan transaksi gadai tanpa adanya unsur ribawi (bunga) di dalamnya, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian diatas, maka pembahasan ini layak untuk diangakat dan dikaji melalui penelitian dengan topik strategi pemasaran, dan menuangkan kedalam bentuk skripsi dengan judul “Srategi Pemasaran Produk Gadai Emas (Rahn) pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembahasan hanya dibatasi pada strategi pemasaran yang diterapkan pada produk Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir terhadap produk gadai syariah yang dimilikinya serta pengaruhnya terhadap meningkatnya minat nasabah dalam menggunakan jasa pegadaian Syariah, pada priode Januari sampai dengan April 20014. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan di sisni dalam perumusan masalah skripsi ini adalah : a. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Syariah pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir ? b. Implementasi Promosi Gadai Emas Syariah pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir ? c. Hambatan, Peluang,dan Tantangan Pemasaran Produk Gadai Emas Syariah pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
6
1. Tujuan Penelitian Adapun keinginan yang ingin dicapai dalam penelitian : a. Untuk menganalisa strategi apa yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir dalam melakukan pemasaran produk gadai Syariah yang dimilikinya. b. Untuk mengetahui dan menjelaskan penerapan dari Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Syariah yang diterapkan mampu mempengaruhi perkembangan jumlah nasabah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir. c. Untuk menganalisa apa saja Hambatan, Peluang dan Tantangan Pemasaran Produk Gadai Syariah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : a. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dibidang ekonomi dan dapat memberikan konstribusi pemikiran bagi dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang ekonomi, umumnya pada pegadaiaan syariah dan khususnya fakultas Manajemen Dakwah dan Ilmu Komunikasi. b. Manfaat Praktis Dengan tersususnnya skripsi ini, diharapkan dapat memberikaninformasi dan manfaat bagi masyarakat, akedemisi, pegadaian Syariah, danpenulis sendiri khususnya. D. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini, langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terhadap pustaka-pustaka yang ada sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah.
7
Adapun kajian pustaka yang memiliki judul hampir sama adalah milik Ibnu hamim, dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Study Pada BMT Al-fath Pamulang)7”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian lapangan. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan wawancara terhadap staff pembiayaan mikro BSM dan menyebar angket atau questioner pada nasabah pembiayaan mikro.8 Sedangkan yang penulis kaji membahas mengenai dalam mencapai pasar sasaran, BMT Al-fath menerapkan strategi pemasaran pembiayaan musyarakah yang diliputi empat komponen yaitu : strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi distribusi. Namun perkembangan pembiayaan musyarakah BMT Al-fath tidak begitu menyenangkan, hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan tahun 2004-2005 dimana pembiayaan musyarakah mengalami penurunan.Dan ini menunjukan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap produk pembiayaan musyarakah. Kajian pustaka selanjutnya yaitu milik Nurhasanah, dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mudharabah Dalam Menarik Minat Masyarakat.”.9 Dalam penelitian ini membahas tentang kegiatan pemasaran, PT. BPRS Wakalumi berusahauntuk menerapkan perencanaan secara matang dan terarah menggunakan konsep, segmenting, targeting, dan positioning serta dengan menerapkan empat unsur atau komponen yang terdapat pada bauran pemasaran atau marketing mix, yakni : strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Kajian pustaka selanjutnya
yaitu milik Faridatun sa’adah , dalam
penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah dalam upaya 7
Hamim Ibnu, Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Study Pada BMT Al-fath Pamulang), fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. hal. 10 8 Teza Ryandi, “Efektivitas Pembiayaan Mikro pada Nasabah PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Cililitan” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Studi Muamalat, UIN Jakarta, 2011). 9 Nurhasanah, Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mudharabah Dalam Menarik Minat Masyarakat,Fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. hal. 11
8
Menarik Minat Nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.10 Dalam penelitian ini membahas tentang pemasarkan produk pembiayaan, strategi yang digunakan Pegadaian Syariah Dewi Sartika tergabung dalam bauran pemasaran, yaitu: product, price, place, dan promotion. Dalam strategi pemasaran produk pembiayaan yang digunakan di Pegadaian Dewi Sartika, mengalami peningkatan pada omzet yang menyebabkan pertumbuhan jumlah nasabah semakin meningkat. E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang diperlukan maka penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif,
peneliti
berusaha
mengumpulkan data yang akurat dengan cara observasi dan wawancara. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan yaitu deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif melalui observasi untuk memaparkan data-data yang didapat di lapangan kemudian menganalisisnya dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.11 Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investaigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang terkait di tempat penelitian. Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
10
Sa’adah Faridatun, Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah dalam upaya Menarik Minat Nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika,Fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. hal. 14 11 Dr. Prasetya Irawan, M. Sc, Logika dan Prosedur Penelitian, (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara: 2004)
9
Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.12 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengakap dan akurat.Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif dimana metode ini merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau prediksi. 13 3. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri pada Kantor Cabang Cipulir. 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di Kantor Bank Mandiri syariah (BSM) Kantor Cabang Jakarta-Cipulir, Jln. Ciledug Raya No. 123 E Jakarta Selatan 12230. Waktu penelitian yaitu pada bulan Januari sampai dengan April 2014. 5. Teknik Analisis Data Analisis dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari, menelaah dan menganalisis data dengan menggunakan analisis yang didapat dari pelaksanaan Strategi pemasaran produk gadai emas Syariah. Selanjutnya dari proses analisa tersebut, penulis mengambil kesimpulan dari masalah yang bersifat khusus (deduktif). 6. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
12
http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.htmldiakses pada 01 Februari
2014 13
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistic.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), cet 11, h.24
10
a.
Riset keperpustakaan, riset ini dimaksudkan untuk mendapatkan acuan teori dalam melengkapi data yang ada. Dengan cara membaca buku-buku, mempelajari literature dan catatan yang sesuai dengan masalah yang dibahas, agar yang diperoleh benar-benar memiliki landasan teori dan acuan yang jelas.
b.
Riset lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer yang dilakukan peneliti sebagai pelengkap data dalam hasil penelitian kelak yaitu dengan melakukan wawancara dengan pejabat yang berwenang, beberapa nasabah dan masyarakat untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
c.
Dokumentasi yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
7. Tekhnik Penulisan Skripsi Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah “Buku Pedoman Penulisan Skripsi” Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. F. Sistematika Penulisan Sistematika ini disusun dalam lima bab, dimana lima setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan merupakan uraian secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang dibahas, guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab dengan yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah sebagai berikut: BabI:Pendahuluan pada bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah yang terdiri dari pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
11
kerangka teori, study riview, objek penelitian, metode penelitian, yang dipergunakan sebagai kerangka menuju uraian yang sistemattis, dan yang terakhir sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Berisikan tinjauan umum mengenai perusahaan Produk Gadai Syariah, yang didalam nya menguraikan pengertian gadai syariah, landasan hukum gadai syariah, rukun gadai syariah, syarat gadai syariah, persamaan dan perbedaan antara gadai syariah dengan gadai konvensional. Dan juga strategi pemasaran yang membahas tentang pengertian tentang strategi pemasaran, fungsi dan tujuan strategi pemasaran, segmenting, targeting, positioning, bauran pemasaran (Marketing Mix), dan yang terakhir strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat nasabah. Bab III:Gambaran Umum Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir Berisikan gambaran umum mengenai perusahaan Produk Gadai Syariah pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir, yang berisikan tentang sejarah singkat dan perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk-prduk yang dihasilkan. Bab IV :Analisis Data dan Pembahasan Berisikan tentang tinjauan umum tentang Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas syariah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir.Implementasi Promosi Produk Gadai Syariah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir.Hambatan, Peluang dan Tantangan Pemasaran Produk Emas Gadai Syariah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir. Bab V :Penutup Merupakan bab akhir, dalam bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran yang dapat mendukung kesempurnaan skripsi, serta akan dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran dari Produk Gadai Emas Syariah.
12
Daftar Pustaka Pustaka
BAB II KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN GADAI SYARIAH
A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran a) Pengertian Strategi Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang: Siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan. 1 Sedangkan dalam istilah strategi berasal dari kata Yunani, strategate (stratos = militer dan ag = pemimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Konsep ini relevan deengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagi dan penggunan kekuatan militer dan matrerial pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.2 Strategi adalah orientasi tindakan jangka waktu pengalokasian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Strategi ini menunjukan arah tujuan jangkapanjang organisasi dan cara pencapaiannya, serta cara
1
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani,
1996), H. 462. 2
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (yogyakarta: Andi Press, 2001), cet. Ke 5 h. 3.
13
14
mengalokasikan sumber daya. Dengan kata lain, strategi adalah rencana jangka panjang suatu instruksi atau perusahaan untuk mencapai tujuan. b) Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial, di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhakan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.3 Dalam hal ini William J. Staton mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar yaitu:4 Pertama,alam arti kemasyarakatan.Dalam hal ini, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia. Kedua, dalam arti bisnis.Dalam hal ini, pemasaran adalah sebuah sistem dari keinginan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan, dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar. Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatuproses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Didalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan dan permintaan, dan produk-produk (barang-barang, layanan, dan 3
Kolter dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. INDEKS, 2003), Edisi
Kesembilan Jilid I,h.6 4
William J. Stanton, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1994), h. 34.
15
ide), value atau nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan pasar dan para pemasar, serta prospek”.5 Menurut Kotler, dasar pemikiran pemasaran bermula dari kebutuhan dan keinginan manusia. Kebutuhan manusia adalah ketindakan beberapa kepuasan dasar. Keinginan adalah hasrat akanpemuas kebutuhan yang spesifik. Permintaanadalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Kebutuhan dan keinginan
seseorang akan terpuaskan, salah
satunya dengan produk yang ditawarkan. Karena itu, produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa, dan gagasan. Konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar, sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing.6 Jadi, pemasaran adalah suatu kegiatan ekonomi antara satu pihak dengan pihak lain yang didalamnya terjadi proses penciptaan, penawaran dan pertukaran suatu produk demi memenuhi kebutuhan dan keinginannya. 7 Dalam konteks Syariah, M. syakir Sula mendefinisikan pemasaran Syari’ah sebagai sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari satu inisiator kepada
5 6 7
Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, hal. 7. Philip Kolter, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1994), Jilid 1, h. 2. philip Kolter, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1994), Jilid 1, h. 7-8.
16
stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.8 Syakir mengungkapkan definisi itu dengan merujuk pada definisi yang disepakati pakar marketing dunia. Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqh dalam Islam , yaitu:9 “ kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-keepakatan bisnis (syaratsyarat) yang mereka buat, kecuali kesepakatan (syarat) yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”. “ pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.
Sehingga menurut Syakir, kata kunci dalam definisi pemasaran syariah adalah bahwa dalam seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan yang zalim dalam bisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam pemasaran. 10 Jadi
strategi
pemasaran
adalah
logika
pemasaran
yang
dilaksanakan dengan harapan bahwa unit bisnis akan mencapai sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik untuk pasar
8
Hermawan dan M. Syakir, Syariah Marketing, h. 26-27.
9
A. Dzajuli dan Nurol Aen, Ushul Fiqh Metodologi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2000), h. 53. 10
Hemawan Dan M. Syakir, Syariah Marketing, h. 27.
17
sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran.11 2. Segmenting, Targeting, dan Positioning a.
Segmentasi Pasar (segmenting) Segmentasi
pasar
adalah
membagi
pasar
menjadi
kelompokpembeliyang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar industrial.Setiap segmen memiliki variabel tertentu, namun pada dasarnya variabel yang digunakan tidak jauh berbeda. Varibel utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar konsumen adalah: Segmentasi Geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu, seperti Negara, regional, kota, kabupaten, kecamatan, atau lainnya. Pertama Segmentasi demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti, umur, jenis kelamin, ukuran
keluarga,
pendapatan,
pekerjaan,
agama,
ras,
dan
kebangsaan.Kedua Segmentasi Psikografik,yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian. Ketiga Segmentasi Tingkah Laku, yaitu mengelompokan
11
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 54
18
pembeli berdasarkan pada pengetahuan, siakap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu suatu produk.12 Sedangkan variabel untuk melakukan segmentasi pasar industri adalah: Pertama Segmentasi berdasarkan demografik,yaitu jenis industri, ukuran perusahaan,lokasi perusahaan, dan lainnya. Kedua Karakteristik pengoprasian, yaitu: teknologi yang difokuskan, gaya hidup, status pengguna, kepribadian, dan lain sebagainya.pendekatan pembeli, yaitu: sifat hubungan yang ada, kriteria pembeli, atau lainnya. Karakteristik personil industri, yaitu: kesamaan pembeli, kesetiaan, sikap terhadap risiko, atau lainnya. Faktor situsional, seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya.13 b.
Menentukan Sasaran Pasar (Targeting) Setelah perusahaan selesai melakukan segmentasi pasar, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar.Menentukan sasaran pasar artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan.14 Kegiatan menetapkan pasar sasaran adalah:Pertama, evaluasi Segmen Pasar, meliputi: ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang usia nasabah, pendataan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap
12
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 57. Kamsir, Pemasaran Bank, (Jakarta; Kencana, 2004), h. 115-116. 14 Kamsir, Pemasaran Bank, (Jakarta; Kencana, 2004): h. 118-119.
13
19
segmen.
Struktural
segmen
yang
menarik
dilihat
dari
segi
profitabilitas.Kurang menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan juga ancaman dari produk pengganti (subtitasi) misalnya dari lembaga keuangan lainnya, untuk pinjaman seperti bank, kantor pos, dan giro, leasing atau money charger. Sasaran dan sumber daya perusahaan dengan
memperhatikan
ketersediaan
energi
sumber daya
yang
manusia
memiliki termasuk
perusahaan
yaitu
keterampilan
yang
dimilikinya. Kedua, memilih segmen adalah menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan.Kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan dapat dilakukan dengan cara membagi pemasaran menjadi pemasaran tanpa perbedaan, pemasaran denga perbedaan, dan pemasaran terkonsuliasi.15 Pemasaran Tanpa Pembedaan, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Biasanya untuk produk massal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan, maupun wilayah. Keuntungan pemasaran tanpa pembedaan adalah biaya. Pemasaran dengan pembedaan, strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen.Contohnya procter dan gambel memperoleh pangsa pasar total
15
Kamsir, Pemasaran Bank, (Jakarta; Kencana, 2004): h. 119-120.
20
yang lebih tinggi dengan sebelas merk deterjen saja. Strategi ini jelas memerlukan biaya yang lebih tinggi.16 Pemasaran Terkonsentrasi, strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mencari pangsa pasar besar dalamsatu atau beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas. 17 Menentukan
sasaran
pasar
dilakukan
dengan
cara
mengavaluasi segmen pasar. Setelah dievaluasi, langkah selanjutnya adalah memilih segmen pasar berdasarkan apakah pemasaran perusahaan tersebut cocok dengan pemasaran tanpa pembeda, pemasaran dengan pembeda, atau pemasaran terkonsentrasi. c.
Menentukan Posisi Pasar (positioning) Menentukan posisi pasar yaitu, menetukan posisi yang
kompetitif untuk produk atau suatu pasar.Produk atau jasa diposisikan pada posisi yang diinginkandengan nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang dimasuki dengan cara menentukan dimana dan posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.18 Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu dilakukan
16
dengan
berbagai
tahap
agar
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 252. Kamsir, Pemasaran Bank, h. 119. 18 Kamsir, Pemasaran Bank, h. 121. 17
hasil
yang
diharapan
21
optimal.Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar sebagai berikut.19 Pertama, identifikasi Keunggulan Kompetitif.Didalam suatu produk terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan produk pesaing.Tujuan manajemen mengindentifikasikan keunggulan tersebut sebanyak dan selengkap mungkin. Identifikasi keunggulan kompotitif yang mungkin memberikan nilai yang terbesar dengan cara mengadakan perbedaan, yaitu: 1) Diferensiasi Produk Sebuah
perusahaan
dapat
mendiferensikan
produk
secara
fisik.Contohnya, beberapa perusahaan menawarkan produk dengan standar tinggi yang hanya memungkinkan sedikit variasi. 2) Deferensiasi Jasa Beberapa
perusahaan
memperoleh
keunggulan
bersaing
lewatpenyerahan yang cepat, nyaman, atau cermat.Contohnya, Bank One telah membuka cabang ditoserba dengan melayankan lengkap untuk menyediakan lokasi yang mudah dijangka di hari Sabtu, Minggu, dan di sore hari pada hari kerja. 3) Deferensiasi Personal Perusahaan dapat meraih keunggulan yang sangat bersaing lewat memperkejakan dan melatih orang lebih baik ketimbang yang bekerja di perusahaan pesaing.Contohnya, Singapore Airlines
19
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 256.
22
menikmati reputasi luar biasa karena keramahan pramugari dan pramugara. 4) Deferensiasi Citra Ketika pesaing menawarkan bentuk yang serupa, pembeli mungkin menganggap berbeda berdasarkan pada citra perusahaan atau merk.Contohnya, lengkung emas Mc. Donals. Kedua, memilih keunggulan kompetitif
yang tepat.Setelah
didentifikasikan keunggulan-keunggulan yang kompotitif, lalu langkah selanjutnya adalah dipilih yang paling memberikan keunggulan yang paling banyak.Pertimbangan pemilihan keunggulan kompetitif adalah berapa banyak perbedaan yang dipromosikan.Banyak pemasar pendapat bahwa perusahaan harus secara agresif mempromosikan hanya satu manfaat kepada pasar sasaran. Kemudian perbedaan mana yang dipromosikan.Tidak semua perbedaan merk itu bearti atau cukup bernilai.Tidak setiap perbedaan dapat menjadi pembeda yang baik.Setiap perbedaan mempunyai potensi untuk menimbulkan biaya bagi perusahaan dan manfaat bagi pelanggan. Suatu perbedaan itu bernilai jika memenuhi kriteria berikut ini: a) Penting :Perbedaan memberikan suatu manfaat yang sangat bernilaibagi pembeli sasaran. b) Khas : Perusahaan dapat menawarkan dengan carayang khas. c) Terjangkau harganya : Pembeli dapat membayar perbedaan itu d) Dapat dikomunikasikan : Perbedaan itu dapat dikomunikasikan dan
23
dapat dilihat oleh pembeli. Ketiga, Mewujudkan dan mengkomunikasikan Posisi yang dipilih. Posisi pasara yang telah dipilih sebaiknya diwujudkan, kemudian dikomunikasikan keberbagai pihak yang membutuhkan termasuk pihak intern perusahaan.20 Dalam menentukan posisi pasar, produk atau jasa suatu perusahaan ditetapkan pada posisi yang banyak diinginkan oleh nasabah.Dalam menentukan posisi pasar mengindentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki merupakan langkah awal dalam menentukan posisi pasar dengan menggunakan diferensiasiproduk, jasa, personil, atau citra.Langkah selanjutnya adalah memilih keunggulan kompotitif yang tepat
dengan
pertimbangan
berapa
banyak
perbedaan
yang
dipromosikan.Langkah terakhir dalam penentuan posisi pasar adalah mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang di pilih. 3. Bauran Pemasaran (marketing MIX) Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan apayang dinamakan Marketing mix (bauran pemasaran). Marketing mix adalah deskripsi dari suatu kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan.21 Kotler
dan
Amstrong
mendefinisikan
pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran.Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan 20 21
22.
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 123. Firdaus NH dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h.
24
perusahaan untuk mempengeruhi permintaan produk nya. Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal sebagai “empat P” :22Product, Price, Place, dan Promotion (Produk, Harga, Distribusi, Promosi). Empat P dalam marketing mix yaitu: a.
Product (produk) Menurut Philip Kotler “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan
kepasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan, atau untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.” 23 Dalam definisi secara luas produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sahari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Dalam persepektif syariah produksi merupakan sesuatu yang penting.Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang arti yang sangat luas.Tekanan Al-Qur’an diarahakan pada manfaat dari barang yang diproduksi.Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia.Bearti barang itu harus diproduksi untuk kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia. 24
22
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 48 Kotler dan Armstrong, Prinsip-prisip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga,2001), jilid I ed. Ke-8 h. 346. 24 Firdaus, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 23. 23
25
Selain keberadaan produk, Islam juga memerintahakan untuk memperhatikan kualitas produk.Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian. Dari uraian diatas dapat penulis simpulakan bahwa produk dalam perspektif syariah (fiqh muamalah) harus memiliki standarisasi mutu dan keberdaan barang.Fiqh muamalah tegas mengharamkan praktik jual beli yang menipu dengan ketidakjelasan mutu dan keberadaan barang. Setiap produk yang diluncurkan kepasar tidak selalu mendapat respon yang positif.Bahkan cenderung mengalami kegagalan jauh lebih besar dibandingkan keberhasilannya.Untuk mengantisipasi agar produk yang diluncurkan berhasil sesuai tujuan yang diharapkan, maka peluncuran produk diperlukan strategi-strategi tertentu. Khusus dengan yang berkaitan dengan produk, strategi ini kita kenal dengan nama strategi produk.25 Dalam
strategi
produk
yang
harus
dilakukan
untuk
mengembangkan suatu produk adalah : 1)
Menentuan logo dan moto. Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata yang berisi visi dan misi
2)
Menciptakan merk. Karena jasa memiliki beranekaragam, maka setiap jasa harus memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat.
25
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 141.
26
3)
Menciptakan kemasan. Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam hal ini kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada para nasabah. Dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk
apa yang lebih dibutuhakan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak nasabah. Selain itu kualitas dan keberadaan produk juga harus diperhatikan sehingga tidak berpotensi terjadi penipuan. b. Price (harga) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggar untuk memperoleh suatu produk.26Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatankekuatan permintaan dan penawaran.Dan pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara sukarela.Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan dizalimi. Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan.Ini berarti bahwa dalam praktik fiqh muamalah harga mestinya harus proporsional.27 Tujuan penentuan harga secara umum adalah: Pertama, untuk bertahan hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi.Dalam hal ini perusahaan menentukan harga
26 27
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 48 Firdaus, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 24-25
27
semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran. Kedua, untuk memaksimalkan laba, tujuan harga ini dengan mengharapkan
penjuualan
yang
meningkat
sehingga
laba
dapat
ditingkatkan.Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah dan tinggi. Ketiga, untuk memperbesar market share.Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih keproduk yang ditawarkan. Keempat, Mutu Produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin. Kelima,Karena Pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing.Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing. 28 Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah strategi kedua pada bauran pemasaran.Dimana perusahaan sebisa mungkin menawarkan harga yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah.Tetapi dalam Islam harga haruslah proporsional tidak boleh terlalu tinggi tidak boleh juga terlalu rendah.
28
Kamsir, Pemasaran Bank, h. 153-154.
28
c. Place (Distribusi) Dalam sektor jasa, distribusi didefinisikan sebagai setiap sarana yang meningkatkan keberadaan atau kenikmatan suatu jasa yang menambah penggunaannya atau pendapatan dari penggunaannya, baik dengan mempertahankan pemakai yang ada, ataupun menarik pemakai baru.29 Sarana-sarana tersebut dapat berupa kantor pusat, kantor cabang, dan lain-lin yang dapat memudahkan nasabah untuk memperoleh manfaat dari jasa perusahaan tersebut. Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran.Setiap perusahaan haruslah memiliki pandangan saluran distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya ke pemakai akhir.Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran.Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Dalam kegiatan distribusinya perusahaan dapat memperhatikan, pertama, kantor pusat pemasaran, yaitu departemen ekspornya atau divisi yang membuat keputusan mengenai salura distribusi dan elmen-elmen bauran pemasaran lainnya. Kedua, mengenai jenis-jenis perantaranya, yaitu agen, perusahaan perdagangan dalam hal ini adalah kantor cabang.
29
Mutri Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997), h. 269
29
Letak kantor-kantor yang mudah dijangkau oleh masyarakat dapat mempermudah pendistribusian produk yang ditawarkan kepada nasabah.30 Dalam distribusi tempat yang mudah dijangkau oleh nasabah merupakan hal yang penting. Karena dapat menghemat waktu dan biaya dalam menjangkau kantor atau persahaan yang menawarkan suatu produk yang dibutuhkan oleh nasabah. d. Promootion (promosi) Peromosi
merupakan
kegiatan
bauran
pemasaran
yang
terakhir.Promosi berarti aktivitas yang menkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. 31Kegiatan ini setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Dalam Islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan.Hanya saja dalam berpromosi tersebut mengedepankan faktor kejujuran dan menjahui penipuan.Disamping itu, metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah Islam.32 Secara garis besar ada tiga macam sasaran promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu:33 Pertama, Periklanan merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, koran, majalah, televisi, atau radio. 30
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993), Vol.1II ED. KE-7, H. 181. 31 Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, h. 49 32 Firdaus, Dasar dan Strategi Peasaran Syariah, h. 27 33 Kamsir, Pemasaran Bank, h. 176-177
30
Kedua, Publisitas merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan disepan para calon nasabah atau nasabahnya melui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial. Ketiga, Penjualan Pribadi merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah. Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi unsur penipuan. B.
Gadai Syariah 1.
Pengertian Gadai Syariah (Rahn) Gadai dalam bahasa arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa
adalah: jaminan hutang, gadaian.34 Seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya: Penahanan.35 Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.Dengan demikian,
pihak
yang menahan
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seleruh atau sebagian
34
A. W. Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), Ed. II, h.
35
Ibid, h. 231
542
31
piutangnya.Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan piutang atau gadai. 36 Sebagai kita ketahui dalam kitab undang-undang Hukum Pasal 1150 yang menyatakan bahwa:Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau seorag lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari orang-orang untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.37 Gadai adalah menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan utang, dengan adanya benda yang menjadi tanggungan itu seluruh atau sebagian utang dapat diterima.38 Sedang menurut Hasbi Ash Shiddieqy rahn adalah akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna dirinya. 39 Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan milik si peminjam (rahim), baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.Barang yang diterima
36
Syayid Sabiq, Fiqhus Sunnah, (Beirut: Darul-Kiab al-Arabi, 1987) cetakan. Ke-8, vol.
III h. 169 37
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek), Penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Ps. 1150 38 Ahmad Azhar Basyir, Riba, Utang-Piutang, dan Gadai, (Bandung: Al-ma’rif, 1984), h. 86-87 39 Hasbi Ash-Siddieqy, Pengantar Fiqh Muaamalah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 86-67
32
tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya. 2.
Landasan Hukum Rahn a. Al-Qur’an Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan muamalah
tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan), tetapi jika sebagian kamu mempercayayi sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanay (utangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah SWT, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikan nya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah (2): 283). Ayat tersebut secara ekspelisit menyebutakan “barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan)”.Dalam dunia finansial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan (collateral) atau objek pegadaian. b. Al-Hadist
33
Artinya: “Aisyah r.a berkata bahwa Rasulluah SAW membeli makanan dariseorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR. Bukhari).40 Dari hadist diatas dapat dipahami bahwa bermuamalah dibenarkan juga dengan nonmuslim dan harus ada jaminan sebagai pegangan, sehingga terjadi ada kekhawatiran bagi yang memberi utang. c. Ijtihad Ulama Para ulama semuanya sendapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya mubah (boleh).Namun ada yang berpegang kepada zakir ayat, yaitu gadai hanya diperbolehkan dalam keadaan berpergian saja, seperti paham yang dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujahid dan al-Dhahak.Sedangkan Jumhur (kebanyakan Ulama) membolehkan gadai, baik dalam keadaan berpergian maupun tidak, seperti telah disebutkan dalam hadis diatas.Jadi secara umum rahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. 3. Rukun Gadai Syariah (Rahn) Dalam menjalankan gadai syariah, gadai harus memenuhi rukungadai syariah. Rukun rahn tersebut antara lain: Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian (shigat). Aqid terdiri dari dua pihak yaitu: pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang akan digadaikan.kedua, murtahin (yang menerima gadai), yaitu
40
Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997), jilid I, H. 753
34
orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang ( gadai).Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin untuk dijadikan barang jaminan dalam mendapatkan uang.Marhun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan
murtahin
kepada
rahin
atas
dasar
besarnya
tafsiran
marhun.Shigat (ijab dan qobul), yaitu sejumlah dana yang diberikan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai. 41 4. Syarat Gadai Syariah (Rahn) Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:Syarat Aqid, baik rahin dan murtahin adalah harus ahli tabarru’ yaituorang yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh, dan orang yang terpaksa, serta tidak boleh seorang wali. Marhun bih (utang) syaratnya adalah jumlah atas marhun bih tersebut harus berdasarkan kesepakatan aqid.Marhun (barang) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi murtahin dan bukan barang jaminan.Shigat (ijab dan qobul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi dengan ucapan yang lain selain ijab dan qobul dan diam terlalu lama pada waktu transaksi. Serta tidak boleh terkait oleh waktu.42 5. Persamaan dan Perbedaan Antara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional 41
Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab Ia’Natut Tholibin, (Beirut: Darul Fikr, 2004), Juz 3 h. 66. 42 Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab Ia’Natut Tholibin, (Beirut: Darul Fikr, 2004), Juz 3 h. 68.
35
Persamaan antara gadai syariah dengan gadai konvensional adalahjangka waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si peminjam tidak dapat membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena sebelum dilelang dibuat dahulu panitian lelang. Pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan tersebut dilelang, uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan dikembalikan oleh nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan dimasukan ke dalam dana ZIS ( Zakat, Infak, Sadaqah) pegadaian syariah. Sedangakan pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar
hutang,
maka
nasabah
diharuskan
membayar
sisa
hutangnya.Sedangkan perbedaan mendasar antara gadai syariah dan konvensional adalah dalam pengenaan biayanya.Gadai konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipatganda.43
43 Sa’adah Faridatun, Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah dalam upaya Menarik Minat Nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika,Fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 50
36
Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya titipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran. Untuk lebih jelasnya perbedaan teknis antara gadai syariah dan gadai konvensional akan disajikan pada tabel dibawah ini.44 Tabel 1 No 1
2 3
4
Gadai Syariah Gadai Konvensional Biaya Administrasi berdasarkan Biaya administrasi berupa golongan barang prosentase yang didasarkan pada golongan barang Uang pinjaman (marhun bih) Uang pinjaman (UP) untuk Gol 90% dari nilai taksiran A 92% dan Gol BCD 88-86% Jasa simpanan dihitung dengan Sewa modal dihitung konstanta x taksiran dengan:prosentase x uang pinjaman Kelebihan uang hasil dari Kelebihan uang hasil lelang penjualan barang yang tidak barang yag tidak diambil oleh diambil oleh nasabah, nasabah menjadi milik diserahkan kepada lembaga ZIS pegadaian Berikut disajiakn tabel perbandinagn pembebanan biaya-biaya di
pegadaian syariah dan pegadaian konvensional. Misal: barang jaminan berupa emas 22 karat seberat 60 gram dengan taksiran Rp. 10. 000.000,00. Tabel 2
Benar pinjaman Biaya Administrasi
Biaya Selama bulan 44
Pegadaian Syariah 90% x Rp. 10. 000.000 = Rp. 9. 000.000 Rp. 25.000
Rp. 10.000.000=Rp.80x12 4 10.000 = Rp. 960.000
Pegadaian Konvensional 92% x Rp. 10.000.000 = Rp. 9.200. 000 0,75% x Rp. 9.200.000 =Rp. 690.000
1,25% x 8 Rp.9.200.000 = Rp. 9.200.000
Firdaus, Mengatasi Masalah dengan Pegadaian Syariah, h. 51
37
Total Biaya Rp.9.000.000+Rp.960.000 yang harus = 9.960.000 di bayar
Rp.9.200.000+Rp.9.200.000 =Rp. 1.8400.000
Dari perhitungan diatas, maka perhitungan di Gadai Syariah sudah sesuai dengan Fatwa DSN No. 25 tentang Rahn yaitu, besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.45 Untuk total biaya yang harus dibayar di Pegadaian Syariah memang lebih besar dibandingkan pegadaian Konvensional, karena tidak semua halal itu lebih murah.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rahn lebih adil karena hanya sekali membayar biaya sebagai jasa simpan barang yang digadaikan. Sedangkan gadai konvensional jika pokok pinjaman dan bunga (sewa modal) belum dilunasi, maka bunga akan terus berjalan dan berkembang dan ini adalah termasuk riba yang sudah jelas diharamkan.
45
Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 545
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIPULIR DAN PRODUK GADAI EMAS SYARIAH
A. Sejarah Singkat Gadai Syariah Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai untuk pertamakalinya hadir di Indonesia pada abad ke-17 yang dibawa dan dikembangkan oleh mencapai perdagangan dari negri Belanda V.O.C ( Vereenigde Ost Indisice Compagnie ) dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomiannya. Pada tanggal 20 Agustus 1746 V.O.C melalui surat keputusan Gubernur Jendral Van Imhof didirikanlah pegadaian yang bernama Bank Van Leening. Lembaga tersebut merupakan lembaga kredit yang memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai.Sejak itu, bentuk usaha pegadaian telah mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubahan peraturan-peraturan yang mengaturnya.1 Pada masa selanjutnya pegadaian mengalami beberapa kali perubahan bentuk badan hukum, yaitu pada tahun 1969 Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi perusahaan Jawatan (Perjan) pegadaian, dan pada tahun 1990 perusahaan. Jawatan pegadaian diubah menjadi perusahaan umum (perum) pegadaian melalu peraturan pemerintah (PP) No. 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990.Seiring dengan dikeluarkannya fatwa DSN-MUI tentang haramnya Ribba maka perum pegadaian meresponnya dengan mendirikan 1
Pirgong matua, Sejarah Singkat Perum Pegadaian, ( Jakarta : Perum Pegadaian, 2003),
h.1
38
39
Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai diversifikasi produk Gadai.Hal tersebut bukan semata-mata respon terhadap fatwa DSN-MUI, melainkan dalam rangka membentengi pegadaian sendiri terhadap persaingan dari perbankan Syariah. Syariah pun telah gencar meluncurkan produk serupa berkat pertolongan dari Undang-undang no. 10 tahun 1998 tenang Perbankan Syariah yang isinya menyatakan Perbankan Syariah boleh mendirikan Usaha Rahn ( gadai ).2 Pada tepat dihari ulang tahun keduanya, November 2001 yang lalu Bank Syariah Mandiri meluncurkan sebuah produk yang disebut Gadai Emas. Produkpembiayaan yang didasarkan pada akad Rahn ini berusaha merespon permintaan akan adanya pembiayaan yang tidak memerlukan proses berbelit. Seperti biasa, responpun bermunculan, komentar miringdatang dari perum pegadaian yang menurut sebagian orang merasa tersaingi dengan datangnya produk ini.Padahal secara bisnis semua orang tahu, penggadaian telah menggondok produk Syariah untuk dipasarkan didaerah yang tengah berusaha menerapkan syariat Islam, seperti di Aceh.Dengan alasan Bank tidak berhak mengeluarkan produk gadai, penggadaian meminta agar Bank Syariah Mandiri minta Izin dulu dari Departemen Keuangan.Nampaknya pegadaian masih memahami Bank Syariah seperti Bank Konvensional yang hanya mengeluarkan produk pinjaman.Padahal ketentuan yang menyatakan Bank Syariah dapat menggunakan produk Rahn sudah jelas tentang SK
2
Perum Pegadaian, Manual Oprasional Gadai Syariah, (Jakarta: Perum Pegadaian, 2003)
40
Direktur Bank Indonesia No. 32/34/Kep/Dir tentang Tata Cara Pembukaan Kantor Bank Syariah.3 Komentar lain datang dari kalangan perbankan Syariah. Para Bankir menyatakan bahwa akad Rahn adalah akad pendukung dari transaksi lainnya seperti murabahah atau salam. Dengan kata lain tidak bisa berdiri sendiri. Padahal
Rahn
gadai.Menganggap
bisa
bernamakan
bahwaRahn
hanya
dua, akad
jaminan
(fiducia)
pendukung
juga
dan tidak
sepenuhnya tepat.Dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu transaksi jual beli atau pinjaman mendahului jaminan.Seringkali jaminan datang mendahului transaksi.Pada kondisi ini jaminan telah menjadi gadai yang juga menjadi akad utama, sedangkan jual beli atau pinjaman menjadi akad pendukung. 4 Kekhawatiran para Bankirmemang beralasan mengingat produk Rahn bukanlah asset produktif dalam dapat menghasilkan keuntungan.Para fuqaha mengkataakan akad ini sebagai akad Tabbaru’ alias transaksi yang didasarkan atas tolong menolong, seperti hal nya wadiah (titipan), dan Qard (pinjaman uang).Padahal Bank adalah lembaga komersial yang berusaha mencari keuntungan dari setiap transaksi yang dilakukan. Dan dana yang digunakan untuk produk gadai biasanya dana yang dititipkan kepada bank oleh nasabah dengan prinsif Investasi.5 Lalu dari mana Bank akan memperoleh pendapatan? Mayoritas ulama memang membolehkan upah pemeliharaan barang gadai, meskipun ulama Hanafi tidak membolehkannya, kecuali sebuah nafkah yaitu ongkos untuk 3
Pedoman Pembiayaan Gadai Emas Bank Mandiri IB, hal.6 http//ekonomi-keuangan-syariah.blogspot.com/2009/02/gadai-syariah.(19 maret 2014) 5 Pedoman Pembiayaan Gadai Emas Bank Mandiri IB, hal.8 4
41
membeli makanan dan minuman jika yang digunakan itu ternak.Masalah muncul ketika imbalan pemeliharaan ini berbentuk persentase dari pinjaman yang diberikan, sebagaimana lazimnya praktek perbankan.Atas praktek ini ulama di Dewan Syariah Nasional sepakat tidak menyetujuinya, mengingat uang yang keluar, karena gadai adalah pinjaman, sedangkan pinjaman yang mewajibkan imbalan berbentuk persentase tidak lebih dari kredit yang berbunga. Jika hal itu yang terjadi, maka gadai Syariah sama dengan praktek pegadaian yang selama ini dilakukan perum Pegadaian. Karena itu disepakati agar upah dikaitkan dengan jumlah pinjaman yang diberikan, tetapi dengan nilai emas yang digadaikan.6 Selain ini komponen pembentuk imbalan juga harus masih diteliti lebih lanjut.Bank Syariah Mandiri diantaranya unsur Asuransi, sewa gedung dan nilai tukar valuta asing sebagai dasar perhitungan. Asuransi dan sewa gedung mungkin bisa difahami, tapi apa hubungan nilai uang valuta asing dengan emas yang digadaikan? Dikhawatirkan imbalan yang harus dibayar oleh nasabah akan berfluktuasi mengikuti naik turunya nilai valuta asing. 7 Beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi Islam meningkat tajam, baik ditingkat lokal maupun global.Muncul nya berbagai institusi dan produk keuangan syariah sebagai alternatif pilihan ditengah era sistem konvensional menjadi indikator utamanya.Hingga saat ini, lembaga keuangan syariah telah memiliki pasar modal syariah, perbankan syariah, microfinance Syariah, asuransi Syariah, Islamic fand, dan produk keuangan sukuk. 6 7
http//ekonomi-keuangan-syariah.blogspot.com/2009/02/gadai-syariah.(19 maret 2014) http//ekonomi-keuangan-syariah.blogspot.com/2009/02/gadai-syariah.(19 maret 2014)
42
Patut diketahui, sepanjang 2009, BSM terus menambah jaringan. Sebagai gambaran, hingga pekan ke-2 november 2009, outlet BSM tercatat telah mencapai 370 perinciannya adalah 59 Kantor Cabang (KC), 96 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 92 Kantor Kas (KK), 49 Kantor Layanan Syariah (KLS), 48 Payment Point, 13 Kas keliling, (mobiel cash), dan 13 gerai Online. BSM adalah anak Usaha PT Bank Mandiri Tbk, BSM beroprasi mulai 25 Rajab 1420 H, bertepatan 1 November 1999.BSM hadir sebagai Bank yang mengkobinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi oprasinya.Inilah yang menjadi salah satu keunggulan BSM sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.Sejak kemunculannya, visi BSM ingin menjadi Bank Syariah terpercaya pilihan mitra usaha. Adapun misinya mewujudkan pertumbuhan dan keuntungn yang berkesinambungan dan mengutamakan penghimpunan dana serta penyaluran pembiayaan
pada
segmen UMKM. Guna mewujudkan cita-cita tersebut, BSM merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.8 Pembentukan pegadaian syariah ini juga berdasarkan fatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn dan fatwa DSN No.26/DSNMUI/III/2002 tentang rahn emas.konsep oprasi pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern, yaitu azas rasionalitas, efisiensi, dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam.Fungsi oprasi pegadaian syariah itu sendiridijalankan oleh kantor-kantor cabang pegadaian syariah / ULGS sebagai unit organisasi dibawah binaan Divisi Usaha Lain Perum 8
Pedoman Pembiayaan Gadai Emas Bank Mandiri IB, hal.8-9
43
Pegadaian. Namun, baru pada awal tahun 2004 Perum Pegadaian memisahkan Pegadaian Syariah kedalam divisi tersendiri yaitu Devisi Usaha Syariah serta menjadikan setiap cabangnya sebagai binaan Kantor Wilayah (Kanwil) Perum Pegadaian. Selain itu, perum pegadaian juga telah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) sendiri yang berguna untuk memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap kehalalan produk yang diluncurkan. 9 B. Visi dan Misi Visi
Pegadaian
“pegadaian
pada
tahun
2010
menjadi
perusahaanmodern,dinamis, inovattif dengan usaha utama gadai”.Dari visi pegadaian diatas dapat dijelaskan artinya sebagai berikut: modern, dilihat dari kondisi, sarana dan prasarana sisem kerja. Sebagaimana halnya sebuah perkantoran modern.Modern juga diartikan mampu menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern atau mampu memberi solusi bagi masalah ekonomi masyarakat yang hidup dizaman modern seperti sekarang ini. Dinamis, dicerminkan dari sikap dan dari prilaku seluruh pegawaidalam hal kecepatan pelayanan dan kemampuan menyesuaikan diriyang tertumpu pada peningkatan keterampilan, ikap yang lebih komunikatif, efisien, dan integritas yang tinggi.Dinamis juga harus semakin mampu merespondengan cepat kebutuhan konsumen baik internal maupun eksternal. Inovatif,
tercermin
dari
kemampuan
perusahaan
dalam
menyempurnakan produk yang susah ada dana menciptakan berbagai macam
9
http//ekonomi-keuangan-syariah.blogspot.com/2009/02/gadai-syariah.(19 maret 2014)
44
produk-produk baru yang menguntungkan. Selain itu, sistem dan prosedur harus selalu diperbaiki dan disempurnakan. Oleh karenanya, dimana depan pegadaian diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang solid. Misi pegadaian:“ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahtraan masyarakat golongan menengah kebawah, melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan”.10 C. Budaya Perusahaan Pegadaian syariah di dalam tindakan oprasional nya sehari-hari mempunyai budaya perusahaan yang dilakukan kedalam bentuk simbol atau maskot si INTAN yang bermakna:11 Inovatif
: Penuh gagasan (kreatif), aktif, dan menyukai
tantangan. Nilai Moral Tinggi
: Taqwa, jujur, berbudi luhur dan Royal.
Terampil
: Menguasai pekerjaan, tanggap, cepat, dan akurat.
Adi Layanan
: Sopan, ramah, berkepribadian dan impatik.
Nuansa Citra
: Berorientasi bisnis, mengutamakan kepuasan
pelanggan untuk selalu mengembangkan diri. Dengan
kecemerlangan
itulah,
kemudian ia
disebut berlian.
Karakteristik batu Intan itu diharapkan terdapat juga didalam setiap insan pegadaian.Sikap tubuh dengan tangan terbuka dengan wajah tersenyum 10 11
Perum Pegadaian, Pedoman Oprasional Gadai Syariah, h. 11 http//ekonomi-keuangan-syariah.blogspot.com/2009/02/gadai-syariah.(19 maret 2014)
45
memberi makna sikap seorang pelayanan yang selalu siap memberikan pelayanan prima
kepada siapa saja.Sedangkan rompi warna hijau
memberikan warna keteduhan sebagai insan pegadaian. D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jakarta-Cipulir, Jln. Ciledug Raya No. 123 E Jakarta Selatan 12230. Struktur Organisasi Kantor Cabang Syariah adalah : Struktur Organisasi Produk Gadai Cabang Kepala Cabang
Marketing
( Manajer Marketing )
Oprasional
( Manajer Oprasional )
Gadai
Officer Gadai Pelaksana Penaksir Manajer Cabang, bertugas mengelola oprasional cabang yaitu menyalurkan uang pinjaman (Qardh) secara hukum gadai yang didasarkan pada penerapan prinsip syarat Islam. Disamping itu, Pimpinan Cabang juga melaksanakan usaha-usaha lain yang telah ditentukan oleh manajemen serta mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan pihak lain.
46
Penaksir, bertugas menaksir marhun (barang jaminan) untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan. Pemegang Gudang, bertugas melakukan pemeriksaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan marhunselain barang kantong sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan marhun. Penyimpanan marhun, bertugas mengelola marhun emas dengan menerima, menyimpan, merawat, mengeluarkan, mengadministrasikannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mengamankan serta menjaga keutuhan barang milikrahin (penggadai). Keamanan, bertugas mengamankan harta perusahaan dan rahin dalam lingkungan kantor dan sekitarnya. Staf, bertugas memelihara kebersihan, keindahan, kenyamanan gedung
ruang
kerja,
mengirim
dan
mengambil
surat/dokumen
untukmenunjang kelancaran tugas administrasi dan tugas oprasional Kantor Cabang.12 E. Produk-produk yang Dihasilkan 1. Ar-Rahn (Gadai Syariah) Usaha
Pokok
dari
kegiatan
Pegadaian
Syariah
adalah
menyalurkanmarhun bih dalam jumlah skala kecil dengan jaminan harta 12
2003)
Perum Pegadaian, Manual Oprasional Gadai Syariah, (Jakarta: Perum Pegadaian,
47
bergerak maupun tidak bergerak atau dasar hukum Islam.Hal ini sesuai dengan fatwa.Dewan Syariah Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, tanggal 26 juni 2002.13Dan No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas, tanggal 28 maret 2002.Dimana rahin menyerahkan harta bergerak / tidak bergerak sebagai jaminan sekaligus memberi kuasa kepada pegadaian syariah untuk menjual / melelang (secara syariah) jika sudah jatuh tempo rahin tidak mampu/bersedia melunasinya.Hasil lelang untuk melunasi pinjaman pokok ditambah jasa simpan dan biaya lelang.Kelebihannya diserahkan kepada rahin, sedangkan kalau kurang menjadi resiko pegadaian. Gadai syariah merupakan produk dengan menggunakan sistem penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penetapan sistem syariah Islam.Nasabah tidak dikenai bunga pinjaman ataupun sewa modal atau pinjaman yang diberikan. Nasabah dikenai biaya administrasi dan jasa simpan yang dipungut dengan alasan agunan yang diserahkan nasabah wajib disimpan, dirawat, dan diasuransikan gadai syariah pada Bank Mandiri Syariah kantor Cabang Cipulir sementara hanya menerima barang jaminan berupa emas/perhiasan. Hutang dapat diangsur sesuai kemampuan dan masa simpan dapat diperpanjang dengan membayar jasa simpan dan bea administrasi. 14 2. ARRUM (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Keecil) Pegadaian Syariah merupakan suatu institusi yang mengelola usaha gadai, tetapi lebih luas dari itu menjadi intitusi yang mengelola usaha 13
Ahmad Kamil dan M.Fauzan, Kitab Undang-undang Hukum Perbanka Dan Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 545. 14 Perum Pegadaian, Manual Oprasional Gadai Syariah, Jakarta.
48
pembiayaan mikro kecil berbasis sistem syariah.Sebagai langkah awal untuk mengimplementasikan gagasan ini, maka skim pembiayaan dengan sistem Ar-Rahn. Kini mulai dicoba untuk dikembangkan dengan konsep pelunasan pinjaman secara angsuran baik dengan cara gadai (menahan aguanan) maupun fidusia (hanya dokumen kepemilikan barang yang ditahan). Ar-Rahn untuk usaha mikro kecil, selanjutnya disebut skim ARRUM adalah skim pemberian pembiayaan berprinsip syariah bagi pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan usaha yang didasarkan atas kelayakan usaha.Surat Edaran (SE) No. 14/US.200/2008 tentang Penyaluran Pembiayaan ARRUM.Tujuan diluncurkannya pembiayaan arrum disamping sebagai sebuah upaya di versifikasi produk di pegadaian syariah juga dengan maksud meningkatkan pemberdayaan para pengusaha mikro dan kecil yang membutuhkan
pembiayaan
syariah.Pembiayan
diberikan
modal
kerja
dalam
jangka
atau waktu
investasi
secara
tertentu
dengan
pengembalian pinjaman dilakukan secara angsuran dengan menggunakan konstruksi penjaminan secara gadai maupun fidusia. Skim ARRUM ini merupakan pinjaman kepada individual pengusaha mikro kecil.15
15
Perum Pegadaian, Manual Oprasional Arum, Jakarta.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas (Rahn) Syariah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir 1.
Strategi Promosi (Promotion) Strategi Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan
nasabahnya.
Salah
satu
tujuan
promosi
Bank
adalah
menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Strategi promosi Bank adalah strategi penutup dalam penawaran produk baru. Dengan Bank membuat promosi, masyarakat akan lebih mengenal produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Dengan logo dan motto yang bagus, dengan label yang menarik dan kemasan yang baik ini akan lebih cepat menarik perhatian masyarakat.1 a. Promosi Promosi dilakukan oleh Bank guna menarik perhatian minat masyarakat untuk menggunakan produk tersebut. Promosi itu sendiri dilakukan Bank dengancara memberitahukan langsung kepada masyarakat langsung, selain itu juga dengan cara memberikan selembaran pemberitahuan tentang produk gadai Syariah yang sekarang dipasarkan. Sedangkan tujuan promosi dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri adalah: 1) Memperkenalkan dan menjual produk gadai Syariah pada nasabah. 2) Agar Bank Syariah Mandiri mampu bersaing dengan Bank pesaing yang juga mempunyai produk peembiayaan dan menarik nasabah baru. b. Periklanan
1
Kamsir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 156
49
50
Iklan merupakan tempat promosi yang mudah dilihat oleh masyarakat, karena belum tentu masyarakat kebanyakan hanya mengetahui hanya dengan promosi yang dilakukan oleh Bank Mandiri Syariah hanya dengan memperkenalkannya langsung kepada masyarakat. Untuk itu Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir membutuhkan sebuah sarana dalam mempromosikan produk gadai Syariah tersebut dengan cara mengiklankannya, dan iklan tersebut bisa melalui pamflet yang disebarkan kepada masyarakat, spanduk maupun dengan benner yang dipasang didepan gedung Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir. 2.
Strategi Harga (Price) Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Strategi harga Bank adalah salah satu strategi yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran, karena dalam memasarkan suatu produk kita harus tahu harga dari produk yang dipasarkan.Maka dari itu, Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir dalam menentukan harga untuk produk barunya yaitu Gadai Syariah, dengan melihat persentase yang ada dipasaran. Saat ini pembiayaan gadai Syariah yang ada di Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cipulir adalah gadai emas, karena emas adalah benda yang mudah digadaikan dan harganya tidak mudah jatuh.2 Gadai Emas Syariah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir adalah produk yang ditawarkan kepada masyarakat sekitar Bank, dengan harga yang mengikuti pasaran.Emas merupakan benda yang dijadikan agunan karena hampir semua masyarakat mempunyai emas dan harga emas dipasaranpun tidak mudah turun, maka inilah yang dilihat oleh Bank Mandiri dalam membuat sebuah
2
Kamsir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 136
51
produk.Untuk itu, dalam menentukan harga Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir mempunyai tarif sendiri yang mengikuti peningkatan harga emas dipasaran.Jadi, tarif harga yang diterapkan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir selalu berubah mengikuti harga pasaran tersebut. 1.
Strategi Produk (Product) Strategi produk adalah segala suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan.Pada saat ini Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir meluncurkan produk baru yaitu Gadai Syariah, gadai ini termasuk katagori pembiayaan. Gadai Syariah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir bertujuan untuk membantu masyarakat dalam membutuhkan dana dengan waktu yang singkat hanya dengan menjaminkan barang sebagai agunan. Dalam strategi produk Bank, dibutuhkan beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum memasarkan produk tersebut kepada masyarakat, hal ini untuk mengembangakan produk yang akan dipasarkan, antara lain:3 a. Penentuan Logo dan Motto Sebelum memasarkan produk, terlebih dahulu untuk menentukan logo seperti apa yang tadinya akan menjadi logo dari produk tersebutdan logo itu harus bisa menarik perhatian masyarakat karena dengan logo masyarakat mudah untuk mengingat produk tersebut. Selain logo, motto juga dibutuhkan karena dengan kalimat-kalimat yang menarik memudahkan masyarakat tertarik untuk menggunakan produk tersebut dan kata-kata itu mudah diingat. b. Menciptakan Merek
3
140
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hal.
52
Merek ini dibuat untuk menarik perhatian masyarakat atas produkyang ditawarkan. Merek biasanya berada dalam kemasan produk yang akan dipasarkan, karena kemasan adalah pendukung dari pembentukan suatu produk yang dipasarkan. c. Keputusan Label Sama seperti merek, label juga merupakan salah satu hal yangharus ada karena label merupakan suatu pendukung dalam kemasanproduk. Perkembangan produk tergantung bagaimana pemasaran produkitu sendiri, penetapan label adalah langkah terakhir dalam pemasaranproduk. 2. Strategi Distribusi(Place) Penentuan lokasi suatu cabang Bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yang terletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan Bank. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir berada didaerah yang komersil hal ini merupakan salah satu kekuatan yang mendukung Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir untuk dengan mudah memasarkan produk-produknya, karena Bank Syariah Mandiri berada dilokasi yang padat akan penduduk. Penentuan lokasi dikatagorikan menjadi salah satu strategi internal yang penting karena sebelum mendirikan Bank harus tahu apakan lokasi tersebut memiliki daya beli yang tinggi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu Bank adalah pertimbangan sebagai berikut:4 a. Dekat dengan kawasan Industri atau Pabrik b. Dekat dengan perkantoran c. Dekat dengan pasar d. Dekat dengan perumahan atau masyarakat e. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada disuatu lokasi.
4
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alvabeta, 2010)
53
B. Implementasi Promosi Produk Gadai Emas (Rahn) pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir Implementasi promosi produk gadai emas yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Jakarta-Cipulir, Jln. Ciledug Raya No. 123 E Jakarta Selatan 12230, yaitu dengan cara menawarkan atau menyebar brosur dan pasang spanduk. Menawarkan kepada masyarakat menengah kebawah terutama para pedagang, perumahan, pegawai, dan lain sebagainya, dengan strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan srategi promosi juga ternyata dapat menarik minat nasabah, ini dibuktikan dengan peningkatan omzet pada Bank Syariah Mandiri selain karena faktor strategi pemasaran yang digunakan, dapat pula terjadi karena musim pendaftaran ulang siswa sekolah atau biaya pendidikan sebagai salah satu pemicu utama meningkatnya omzet rahn, karena para ibu banyak yang membutuhkan uang secara cepat untuk dapat mendaftar ulang bagi mereka yang memiliki anak yang masih bersekolah dan mereka mamilih untuk menggadaikan emasnya yang mereka milikinya. Peningkatan omzet juga terjadi pada musim lebaran, pada saat menjelang lebaran masyarakat yang pulang kampung lebih memilih menggadaikan barang berharganya (emas) mereka, sebagai langkah untuk memperoleh keamanan terhadap barang yang ditinggalkan saat mereka pulang kampung. Karena manfaat dan kemudahan gadai emas di Bank Syariah Mandiri ini terjamin aman, proses mudah dan cepat, biaya pemeliharaan yang kompotitif, dan terkoneksi dengan rekening tabungan. Dan persyaratannya itupun mudah hanya dengan kartu identitas, dan jaminan berupa emas perhiasan atau lantakan. Karakteristik produk gadai emas sayariah Bank Syariah Mandiri disini ialah: berdasarkan prinsif syariah dengan akad qard dalam rangka rahn dan akad ijarah,
54
biaya administrasi dan asuransi barang jaminan dibayar pada saat pencairan, biaya pemeliharaan dihitung per 15 hari dan dibayar pada saat pelunasan, dan cukup dengan membayar biaya pemeliharaan dan administrasi bila s.d. 4 bulan belum dapat melunasi pinjaman. C. Hasil Analisis Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Syarat Aqid, baik rahin dan murtahin adalah harus ahli tabarru’ yaitu orang yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh, dan orang yang terpaksa, serta tidak boleh seorang wali. Marhun bih (utang) syaratnya adalah jumlah atas marhun bih tersebut harus berdasarkan kesepakatan aqid.Marhun (barang) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi murtahin dan bukan barang jaminan. Shigat (ijab dan qobul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi dengan ucapan yang lain selain ijab dan qobul dan diam terlalu lama pada waktu transaksi, serta tidak boleh terkait oleh waktu.5 Persamaan antara gadai syariah dengan gadai konvensional adalah jangka waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si peminjam tidak dapat membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena sebelum dilelang dibuat dahulu panitian lelang. Pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan tersebut dilelang, uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar hutang rahin.
5 Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab Ia’Natut Tholibin, (Beirut: Darul Fikr, 2004), Juz 3 h. 68.
55
Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan dikembalikan oleh nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan dimasukan ke dalam dana ZIS ( Zakat, Infak, Sadaqah) pegadaian syariah. Sedangakan pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar sisa hutangnya. Sedangkan perbedaan mendasar antara gadai syariah dan konvensional adalah dalam pengenaan biayanya.Gadai konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipatganda.6 Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya titipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran. Untuk lebih jelasnya perbedaan teknis antara gadai syariah dan gadai konvensional akan disajikan pada tabel dibawah ini.7 Tabel 1 No 1
2 3 4
Gadai Syariah Gadai Konvensional Biaya Administrasi berdasarkan Biaya administrasi berupa golongan barang prosentase yang didasarkan pada golongan barang Uang pinjaman (marhun bih) Uang pinjaman (UP) untuk Gol 90% dari nilai taksiran A 92% dan Gol BCD 88-86% Jasa simpanan dihitung dengan Sewa modal dihitung dengan: konstanta x taksiran prosentase x uang pinjaman Kelebihan uang hasil dari Kelebihan uang hasil lelang penjualan barang yang tidak barang yag tidak diambil oleh diambil oleh nasabah, nasabah menjadi milik diserahkan kepada lembaga ZIS pegadaian Berikut disajiakn tabel perbandinagn pembebanan biaya-biaya di pegadaian
syariah dan pegadaian konvensional.
6
Sa’adah Faridatun, Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah dalam upaya Menarik Minat Nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika,Fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 50 7
Firdaus, Mengatasi Masalah dengan Pegadaian Syariah, h. 51
56
Misal: barang jaminan berupa emas 22 karat seberat 60 gram dengan taksiran Rp. 10. 000.000,00. Tabel 2
Benar pinjaman Biaya Administrasi
Biaya Selama 4 bulan Total Biaya yang harus di bayar
Pegadaian Syariah 90% x Rp. 10. 000.000 = Rp. 9. 000.000 Rp. 25.000
Pegadaian Konvensional 92% x Rp. 10.000.000 = Rp. 9.200. 000 0,75% x Rp. 9.200.000 =Rp. 690.000
Rp. 10.000.000=Rp.80x12 10.000 = Rp. 960.000 Rp.9.000.000+Rp.960.000 = 9.960.000
1,25% x 8 Rp.9.200.000 = Rp. 9.200.000 Rp.9.200.000+Rp.9.200.000 =Rp. 1.8400.000
Dari perhitungan diatas, maka perhitungan di Gadai Syariah sudah sesuai dengan Fatwa DSN No. 25 tentang Rahn yaitu, besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.8 Untuk total biaya yang harus dibayar di Pegadaian Syariah memang lebih besar dibandingkan pegadaian Konvensional, karena tidak semua halal itu lebih murah.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rahn lebih adil karena hanya sekali membayar biaya sebagai jasa simpan barang yang digadaikan. Sedangkan gadai konvensional jika pokok pinjaman dan bunga (sewa modal) belum dilunasi, maka bunga akan terus berjalan dan berkembang dan ini adalah termasuk riba yang sudah jelas diharamkan. Biaya administrasi berjenjang sesuai berat perhiasan (Emas) biaya administrasi dibayar dimuka. Tabel biaya administrasi sebagai berikut :
Gol 8
Berat
Biaya administrasi
Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 545
57
I II III IV
2 gram s/d 100 gram emas >100 gram s/d 200 gram >200 gram s/d 300 gram >300 gram
Rp. 12.500; Rp. 15.000; Rp. 17.500; Rp. 20.000;
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian hasil analisis Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas (Rahn) Syariah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang JakartaCipulir,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas (Rahn) Syariah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cipulir sebagai sebuah Produk Gadai Emas Syariah yang merupakan salah satu pembiayaan dan sekaligus produk yang telah menerapkan strategi pemasaran, yaitusebagai berikut : 1. Strategi yang diterapkan oleh Produk Gadai Emas Syariah pada Bank Syariah Mandiri diantaranya adalah: a. Promosi Dalam proses promosi, Produk Gadai Emas Syariah proses itusendiri dilakukan Bank dengan cara memberikan langsung kepada masyarakat langsung, seperti kepara pedagang atau pasar, perumahan, pegawai dan lain sebagainya. Selain itu juga dengan cara memberikan selembaran pemberitahuan tentang produk gadai Syariah yang sekarang dipasarkan atau dengan cara menyebar brosur dan spanduk. b. Harga Biaya administrasi pada Produk Gadai Syariah, sebagai berikut: Biaya
administrasi
berjenjang
sesuai
berat
(Emas)Biayaadministrasi dibayar dimuka. Tabel biaya administrasi sebagai berikut :
Gol I
Berat Biaya administrasi 2 gram s/d 100 gram Rp. 12.500; emas
58
perhiasan
59
II III IV
>100 gram s/d 200 gram >200 gram s/d 300 gram >300 gram
Rp. 15.000; Rp. 17.500; Rp. 20.000;
c. Produk Produk adalah segala suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan para konsumen. d. Distribusi Penentuan lokasi suatu cabang Bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting.Bank yang terletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan Bank. Jadi strategi pemasaran adalah hal yang mendasar yang harus dikerjakan sebelum produk akan diluncurkan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tertarik dan berminat menggunakan produk gadai emas Syariah ini.
B. Saran Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba untuk memberikan saran bahwa hendaknya Produk Gadai Emas Syariah pada Bank Syariah Mandiri kemampuan Sumber Daya Manusia perlu lebih ditingkatkan lagi baik melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan serta penyelesaian calon karyawan baru dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan profesionalitas kerja pada produk gadai Syariah. Evaluasi juga perlu dilakuakan dengan mendengarkan masukan yang diberikan oleh para nasabah sebagai upaya untuk membangun hubungan kekerabatan silaturahmi antara pegadaian Syariah dengan para nasabahnya. Hal ini akan
60
menciptakan kesan positif sekaligus bagian dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan, dan pengenalan produk.
Daftar Pustaka
A. Dzajuli dan Nurol Aen, Ushul Fiqh Metodologi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000). Kamsir, Pemasaran Bank, (Jakarta; Kencana, 2004), h. 115-116. Ahmad Azhar, Basyir, Riba, Utang-Piutang, dan Gadai, (Bandung: Alma’rif, 1984). Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007). Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997). Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab Ia’Natut Tholibin, (Beirut: Darul Fikr, 2004). Andri, Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:Kencana, 2009). A. W. Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997). Fandy, Tjiptono, Strategi Pemasaran, (yogyakarta: Andi Press, 2001). Firdaus, NH dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005). Hamim Ibnu, Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Study Pada BMT Al-fath Pamulang), fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
61
62
Hasbi Ash-Siddieqy, Pengantar Fiqh Muaamalah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984). Hendra,
dkk,
Manajemen
Pemasaran:
Analisis,
Perencanaan,
Implementasi dan kontrol, ( Jakarta: PT Prenhallindo, 1997 ). Heri, Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia, 2003 ) Hermawan dan M. Syakir, Syariah Marketing. Hermawan, Kartajaya dan M. Syakir Marketing. (Bandung: Mizan, 2006). http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitiankualitatif.htmldiakses pada 01 Februari 2014 Jalaluddin, Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistic.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002). Muhammad, Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani, 1996). Kolter dan, Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. INDEKS, 2003). M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alvabeta, 2010) Mutri, Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997). Philip
Kotler,
Manajemen
Pemasaran
(Analisis,
Perencanaan,
Implementasi, dan Pengendalian), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993).
63
Nurhasanah, Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mudharabah Dalam Menarik Minat Masyarakat,Fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Pedoman Pembiayaan Gadai Emas Bank Mandiri IB. http//ekonomi-keuangan-syariah.blogspot.com/2009/02/gadai-syariah.(19 maret 2014). Perum Pegadaian, Manual Oprasional Gadai Syariah, (Jakarta: Perum Pegadaian, 2003). Prasetya, Irawan, M. Logika dan Prosedur Penelitian, (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara: 2004). Pirgong Matua, Sejarah Singkat Perum Pegadaian, ( Jakarta : Perum Pegadaian, 2003). Sa’adah, Faridatun, Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah dalam upaya Menarik Minat Nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika,Fakultas Syariah dan Hukum Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. William J., Stanton, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1994).. Syayid, Sabiq, Fiqhus Sunnah, (Beirut: Darul-Kiab al-Arabi, 1987). Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek), Penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Ps. 1150 Wawacara dengan Bapak Anandito Dwilaksono, Jakarta, 26 Maret 2014 Zainul Arifin, Dasar-dasar manajemen Bank Syariah,( jakarta: Alvabet, 2002 ).