PROSPEK GADAI ( RAHN ) EMAS DI PERBANKAN SYARIAH STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)
Oleh : AMI APRIANI 206046103804 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
PROSPEK GADAI (RAHN) EMAS DI PERBANKAN SYARIAH STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh : AMI APRIANI NIM : 206046103804
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Dedy Nursamsi, SH., M. Hum. NIP : 19611101199303 1 002
Drs. Abu Tamrin, SH., M. Hum. NIP: 19650908199503 1 001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya yang diajukan untuk memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 16 September 2010
(Ami Apriani)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga terselesaikannya tugas akhir ini. Shalawat serta salam tak luput tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman. Sebagai insan yang tak lepas dari ketidak sempurnaan, penulis menyadari skripsi yang berjudul “PROSPEK GADAI (RAHN) EMAS DI PERBANKAN SYARIAH STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI” ini masih banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu serta pengalaman yang penulis miliki. Proses penyelesaian skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan dan kontribusi banyak pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terkira kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
2. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA dan Drs. H. Ahmad Yani, MA, masing-masing Ketua dan Sekretaris Kordinator Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum. 3. Bapak Dedy Nursamsi, SH., M. Hum. Dosen Pembimbing I Skripsi yang dengan kesabaran dan ilmunya telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan saran dan masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Abu Tamrin, SH., M. Hum. Dosen pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, serta mencurahkan segala perhatiannya untuk membimbing penulis selama melakukan penelitian. 5. Pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi dan segenap karyawan Gadai Emas Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, Mas Piping Tobana dan Mba Nisa khorunnisa yang telah berkenan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuan, ilmu serta pengalamannya. 6. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, terima kasih atas penyediaan fasilitas kepustakaan sehingga membantu penulis untuk melakukan studi kepustakaan.
vii
7. Yang teristimewa bagi penulis untuk mama, papa, rasa ta’zim dan terima kasih yang mendalam atas dukungan moril dan materil, kesabaran, keikhlasan, perhatian serta cinta dan kasih sayang yang tidak pernah habis bahkan do’a yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT, senantiasa agar penulis mendapatkan kesuksesan dalam segala hal. Juga atas perjuangan mereka yang telah mendidik dan mengajarkan arti kehidupan. 8. Kakak dan adikku tercinta Baroroh Barid, Kholishoh Febriana makasih buat semangat dan dukungannya serta kasih sayang yang sudah diberikan kepada penulis baik yang secara langsung maupun tidak langsung, makasih teh, makasih de. 9. Teman-teman SBC dan Angkatan 2006 tanpa terkecuali, terima kasih atas segala bantuan, pengalaman berharga, dan semangat kebersamaannya selama menuntut ilmu di kampus tercinta. 10. Buat Dewi Nur Rahmah Murbani dan Putri Kamilah yang ingin dicantumkan namanya. Makasih buat semuanya, makasih buat persahabatan kita. Sukses ya!! 11. Untuk penyemangat hidupku sekaligus calon suamiku M. Irvan Nurzeha dan keluarganya yang selalu setia mendukung dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca. Amin Ya Rabbal’alamin.
Wassalamua’laikum Wr. Wb Jakarta, 24 September 2010
Ami Apriani
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tak bisa dipungkiri bahwa perekonomian global saat ini sangat tergantung pada dolar Amerika. Perekonomian global terbentuk untuk menghasilkan barang dan jasa semurah mungkin untuk dikonsumsi oleh Amerika sebagai Negara paling besar menyerap produksi. Kompetisi yang terjadi untuk itu makin ketat dari waktu ke waktu. Akan tetapi, di sisi lain konsumen Amerika tidak punya tabungan dan dikenal hidup boros. Lebih parah lagi, pendapatan yang mereka peroleh secara riil terus menurun sebagai akibat terdeflasinya mata uang mereka 1 . Sementera itu, Negara yang dianggap mampu membantu menyerap produksi seperti China, Jepang, Korea, India, Taiwan, dan sebagainya ternyata belum memiliki kemampuan untuk menyerap konsumsi sebesar itu dalam waktu dekat. Mau tak mau, Negara-negara tersebut terpaksa mengakumulasi dolar untuk mempertahankan agar nilainya tidak terus anjlok agar mereka tetap mampu terus menjual kepada Amerika. Terbukti
dalam
kurun
waktu
30
tahun
terakhir
telah
terjadi
ketidakseimbangan dalam perdagangan, tabungan, cadangan devisa, ekspor, 1
Nofie Iman, “INVESTASI EMAS (Investasi Bijak di Masa Krisis),” cetakan 1, h. 32-33
1
2
output, konsumsi maupun utang antarnegara. Krisis ekonomi sekarang ini, juga dilatar belakangi dengan instrument investasi “konvensional” seperti saham, obligasi, reksadana, valuta asing, hingga properti amatlah beresiko. Sudah banyak yang terjerumus dalam pilihan investasi sehingga nilai asset mereka jauh merosot. Pemburukan ekonomi yang terjadi di banyak Negara maju inilah, selain membawa dampak buruk, juga membuka peluang bagi jenis investasi logam mulia. Emas dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia, sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum masehi. Emas acapkali diidentikan dengan sesuatu yang nomor satu, prestisius, dan elegan. Hal ini dikarenakan emas adalah Logam Mulia. Disebut logam mulia karena dalam keadaan murni dalam udara biasa emas tidak dapat teroksidasi atau dengan kata lain akan tahan karat. Emas banyak digunakan sebagai standard keuangan di banyak negara dan juga sebagai perhiasan, cadangan devisa dan sampai saat ini emas merupakan alat pembayaran yang paling utama di dunia. Emas juga mempunyai manfaat emosional untuk dinikmati keindahannya. Nilai keindahannya berpadu dengan harganya yang menarik sehingga emas menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, dan emas telah menjadi simbol status di berbagai sub kultur masyarakat Indonesia. Dengan melihat kebutuhan masyarakat Indonesia dan ketertarikannya terhadap nilai emas yang fluktuatif, selain hanya digunakan untuk menghiasi penampilan agar terlihat sempurna termasuk kaum hawa, ternyata emas juga bisa digunakan sebagai investasi.
3
Gadai Emas bisa digunakan sebagai investasi karena sifat harga emas dalam jangka panjang yang mengimbangi nilai inflasi, maka kegiatan menyimpan emas, atau menggadaikan emas untuk ditebus dan dijual pada saat nilai emas lebih tinggi dapat kita golongkan sebagai kegiatan investasi. Kegiatan yang lebih progresif lagi adalah konsep berkebun emas, yang secara umum diartikan sebagai kegiatan gadai ulang emas sebagai asas tuas (leverage), sehingga relasi keuntungan simpanan kita terhadap kenaikan harga emas meningkat dari 1:1 menjadi lebih dari 1:5. 2 Permintaan terhadap produk suatu perbankan sangat ditentukan oleh kebutuhan masyarakat terhadap keinginan ataupun permintaan nasabah. Peluang suatu perbankan akan lancar karena adanya permintaan dari masyarakat terhadap produk yang mereka keluarkan. Di Indonesia, ekonomi islam diakui eksistensinya ketika krisis moneter memukul rata setiap kehidupan bangsa. Hal ini yang kemudian menjadi keterkaitan banyak orang untuk beralih kepada system ekonomi yang berazazkan halalan thayyiban dan bersumber pada Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Hal ini ditandai dengan mulai berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang dalam oprasionalnya berdasarkan prinsip syariah islam. Salah satunya adalah lembaga keuangan perbankan syariah yang mulai eksis sejak berlakunya UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan dan peraturan pemerintah No. 72 Tahun 1992. 2
Dikutip oleh Jide, Gadai Emas (Kategori http://gadaiemas.co.cc/gadai-emas-gadai-emas-syariah.
Investasi
Emas),
9
juli
2009,
4
Berdirinya Bank Muamalat di Indonesia sebagai “Bank pertama murni syariah” dengan system bagi hasil mampu bertahan ketika terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 sehingga membuat sebagian perbankan nasional berkemas diri untuk ambil peran dalam bisnis perbankan syariah. Hal ini ditandai dengan beroperasinya beberapa bank dengan menggunakan system syariah antara lain Bank DKI Syariah, Bank Danamon Syariah, BNI Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah. Bank Syariah Mandiri sebagai bank syariah terbesar di Indonesia selalu berupaya untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah. Hal ini dilakukan antara lain dengan menawarkan produk-produk baru bagi nasabah dan masyarakat pada umumnya. Gadai Emas BSM iB adalah salah satu produk yang tergolong baru di BSM yang mulai diperkenalkan kembali ke masyarakat pada tanggal 16 Maret 2009. Gadai Emas BSM iB adalah produk pembiayaan BSM dengan emas sebagai jaminan. Dengan menggunakan layanan Gadai Emas BSM iB, masyarakat dapat secara mudah dan cepat memenuhi kebutuhan akan dana tunai 3 . Dalam tinjauan konsep ekonomi Islam, penerapan produk ini menggunakan aqad rahn. “Inilah salah satu fleksibelitas dari Bank Syariah, yakni bisa menawarkan berbagai produk yang tidak dimiliki oleh bank konvensional.” Meski baru beroperasi sejak Maret 2009, akan tetapi Bank Syariah Mandiri 3
Piping Tobana, Penaksir Gadai Emas di BSM cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi 13 Juli 2010
5
sudah memiliki 90 nasabah. Omset outstanding hingga September tahun ini sudah mencapai Rp700 juta dari target Rp1,6 milyar di akhir tahun. 4 Layanan gadai emas di perbankan syariah mendapat animo yang cukup besar dari masyarakat membuat Bank Syariah Mandiri (BSM) melakukan diversifikasi produk gadai emasnya. Sampai Maret 2010, omzet gadai emas di BSM secara nasional mencapai Rp125 miliar, sedangkan hingga sekarang sebesar Rp2,7 miliar 5 . Dilihat dari pertumbuhan angka yang terus meningkat dari awal di operasikannya produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri merupakan pertumbuhan yang sangat cepat bagi perkembangan dan kemajuan gadai emas. Menurut sejarah, kota Bekasi merupakan kota terbesar kelima di Indonesia yang terletak di lingkungan megapolitan Jabodetabek, Indonesia. Bekasi merupakan tempat tinggal kaum urban serta tempat dikembangkannya berbagai industri. Kegiatan perekonomian di Kota Bekasi cukup menggeliat, hal ini terlihat dari banyaknya mal, pertokoan, bank, dan restoran yang berdiri disini. Kota Bekasi menjadi pilihan BSM untuk membuka kantor cabang di daerah ini. Produk gadai emas syariah mulai banyak dilirik nasabah sebagai alternatif sumber pembiayaan. Sejumlah penyedia jasa gadai emas syariah mengaku pengguna jasa ini tumbuh signifikan selama beberapa bulan belakangan.
4
Sulfaedar Pay, Bank Syariah Berebut Nasabah GadaiEmas di Makassar, 2 november 2009, http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/11/02/brk,20091102-205848,id.html 5 BSM Perluas Layanan Gadai Emas Kepulauan Riau, 28 April 2010, http://www.sinarharapan.co.id/berita/content/browse/4/read/bsm-perluas-layanan-gadai-emaskepulauan-riau/
6
Dari peningkatan inilah penulis melihat prospek yang bagus untuk produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri. Sehubungan dengan latar belakang masalah inilah penulis mengangkat masalah ini sebagai judul skripsi yaitu “PROSPEK GADAI (RAHN) EMAS DI PERBANKAN SYARIAH STUDI PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan yang terdiri atas: a. Prospek gadai emas pada Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi. b. Praktek dan mekanisme gadai emas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi 2. Perumusan Masalah Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan menghindari kesalahan data dalam penelitian, maka diperlukan perumusanperumusan dengan pembatasan masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Bagaimana praktek pelaksanaan gadai emas (rahn) di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi?
7
b. Apa kekuatan, kelemahan peluang serta ancaman gadai emas di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi? c. Bagaimana tingkat perkembangan gadai emas Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitan ini meliputi: 1. Untuk mengetahui praktek pelaksanaan gadai emas (rahn) di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi 2. Untuk mengetahui tentang produk kelemahan dan kelebihan investasi gadai emas di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi 3. Untuk mengetahui tentang tingkat perkembangan gadai emas Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi 4. Untuk mengetahui strategi pengembangan gadai emas pada Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi Dari penelitian ini, penulis memperoleh berbagai manfaat yang diharapkan berguna bagi semua orang. Hal terutama yang diharapkan penulis adalah : 1. Manfaat bagi akademisi: sebagai upaya menambah khasanah ilmu-ilmu tentang teori ekonomi islam umumnya, dan khususnya untuk prospek gadai emas diperbankan syariah. 2. Manfaat bagi Perusahaan: Memberikan kontribusi bagi perkembangan produk gadai emas iB di Bank Syariah Mandiri dan peluangnya produk
8
tersebut di masyarakat. Sebagai acuan dan pertimbangan bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi untuk dapat mengembangkan kualitas pelayanan pada investasi gadai emas yang berjalan sesuai syariah. 3. Manfaat bagi masyarakat: memberikan informasi pada masyarakat tentang investasi gadai emas di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi sehingga masyarakat dapat melakukan transaksi di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi.
D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian, dengan menggunakan pendekatan Mix Research (penelitian campuran), yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara menggabungkan dua metode penelitian atau lebih. Sedangkan kedua metode tersebut adalah : Pertama, Library Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara mempelajari, meneliti, dan mengkaji bahan-bahan pustaka yang relevan. Kedua, Field Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara melihat fenomena yang terjadi dengan terjun langsung ke lapangan. Penulisan penelitian ini selain harus mengkaji berbagai literatur, dalam teknis pengumpulan datanya juga dilakukan observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan untuk lebih memperkuat data-data yang diteliti.
9
2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi yang berada di wilayah Kota Bekasi yang beralamat di Ruko Central Niaga Kalimalang Blok A5/6-7 Jl. Jendral A. Yani Bekasi. 3. Sumber Data Dalam penelitian diharuskan menggunakan data, maka dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengelompokkan data sesuai dengan karakteristiknya, yaitu : a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu hasil dari wawancara yang diperoleh langsung dari obyek penelitian 6 . Dengan tehnik pengumpulan data pada karyawan dan nasabah dari hasil pertanyaan melalui wawancara mengenai Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer. 7 Data yang sudah tersedia dari hasil wawancara, data yang diperoleh dari dokumendokumen, literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini. 6 7
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Ed. Baru. Cet 6 , h.42 Opcit, h.42
10
4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis diantaranya adalah dengan wawancara untuk mengetahui ketepatan antara hipotesa yang dipakai dengan teori yang ada dalam syariat Islam. a. Observasi Teknik ini dilakukan dengan pengamatan peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi 8 . Instrumen yang dipakai dengan menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan untuk mengetahui praktek gadai emas pada Bank Syariah Mandiri. Tujuan menggunakan metode ini untuk mengetahui hal-hal, perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang gadai emas Bank Syariah Mandiri, dan untuk memperoleh data yang akurat. b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada pegawai yang terlibat langsung dalam Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. 8
Opcit, h.51
11
Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang gadai emas pada Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi. 5. Teknik Analisa Data Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara terhadap pegawai Gadai Emas BSM cabang Bekasi, nasabah Gadai Emas BSM, dan data-data yang telah didapatkan dari BSM Bekasi yang berupa laporan keuangan. Kemudian data-data tersebut diolah dengan pendekatan deskriptif analisis karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan motode kualitatif, selain itu metode yang dikumpulkan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Adapun teknik penulisan skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
D. Review studi terdahulu 1. Nuraeni, prodi Perbankan Syariah, jurusan muamalat, fakultas syariah dan hokum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004. “Konsep dan Aplikasi Gadai Emas Syariah pada Bank Syariah (studi kasus PT. Bank Danamon Syariah)”. Hasil penelitian ini adalah mekanisme gadai emas syariah pada Bank Danamon Syariah meliputi; barang jaminan yang dibawa nasabah akan taksiran oleh spesialis gadai untuk mengetahui
12
besar pinjaman dan biaya penitipan yang ditanggung nasabah. Biaya penitipan didasarkan pada nilai taksir marhun, yaitu 2.2 % perbulan sebagai antisipasi terhadap resiko kerusakan dan kehilangan atas barang yang digadaikan. 2. Atep Misbahudin, prodi perbankan syariah, jurusan muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Strategi pemasaran produk gadai emas (rahn) pada BPRS PNM ALMA’SUM dalam meningkatkan pendapatan Bank”. Hasil penelitian ini adalah strategi produk, strategi harga. 3. M. Romi Neskens, prodi perbankan syariah, jurusan muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. “Analisis SWOT terhadap Deposito Mudharabah (studi kasus; PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, cabang pembantu kalimalang)”. Hasil penelitian ini adalah analisis SWOT deposito mudharabah tentang kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman. Dari beberapa review studi terdahulu yang penulis amati, dapat ditarik perbandingan bahwa skripsi yang penulis angkat lebih menitik beratkan pada prospek gadai emas di perbankan syariah ditinjau dari analisis SWOT.
E. Sistematika Penulisan. BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini penulis membahas pendahuluan dengan sub-sub : Latar Balakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
13
Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Review studi terdahulu, Sistematika Penulisan BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG RAHN, IJARAH, DAN ANALISIS SWOT Pada bab ini penulis membahas tinjauan teoritis tentang akad yang digunakan pada gadai emas Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi yaitu rahn, pengertian rahn, syarat dan rukun rahn, dasar hukum rahn. Ijarah, pengertian ijarah, syarat dan rukun ijarah, dasar hukum ijarah. Analisis SWOT, pengertian dari analisis SWOT, langkah-langkah analisis data dalam analisis SWOT, logika strategi.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI Pada bab ini penulis membahas gambaran umum Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi dengan sub-sub : Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Visi dan Misi, Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. BAB IV GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI Pada bab ini penulis membahas prospek gadai emas di perbankan syariah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi dengan sub-sub : Pelaksanaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi,
14
Prospek Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Analisis Perkembangan Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, dan mekanisme dan operasional gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi. BAB V
PENUTUP Merupakan bab terakhir yaitu penutup yang berisikan kesimpulan dan saran yang relevan dengan masalah-masalah yang dibahas.
BAB II LANDASAN TEORITIS RAHN, IJARAH, DAN ANALISIS SWOT
A. Rahn 1. Pengertian Rahn Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai. 9 Rahn dalam bahasa Arab memiliki pengertian tetap dan kontinyu. 10 Dikatakan dalam bahasa Arab: ( ﻦ ُ )اﻟﻤَﺎ ُء اﻟﺮﱠا ِهapabila tidak mengalir dan kata ( ) ِﻧﻌْ َﻤﺔٌ رَا ِه َﻨ ٌﺔbermakna nikmat yang tidak putus. Ada yang menyatakan kata Rahn bermakna tertahan dengan dasar firman Allah:
(38:ﺴ َﺒﺖْ َرهِﻴ َﻨﺔٌ )اﻟﻤﺪاﺛﺮ َ ﺲ ِﺑﻤَﺎ َآ ٍ ْﻞ َﻧﻔ ُّ ُآ
9
128
Muhammad Syafi’I Antonio, “Bank Syariah dari teori ke praktek”, tazkia cendikia, 2001, h.
10
Lihat Kitab Taudhih Al Ahkam Min Bulugh Al Maram, Syeikh Abdullah Al Bassaam cetakan kelima tahun 1423, Maktabah Al Asadi, Makkah, KSA 4/460
15
16
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab (tertahan) atas apa yang telah diperbuatnya, (QS. 74:38)” kata “Rahienah” bermakna tertahan. Pengertian kedua ini hampir sama dengan yang pertama karena yang tertahan itu tetap ditempatnya sebagai jaminan. 11 Ar Rahn merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada bank/pegadaian sebagai jaminan sebagian atau seluruhnya atas hutang yang dimiliki nasabah. Transaksi di atas merupakan kombinasi/penggabungan dari beberapa transaksi atau akad yang merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan meliputi: a. Pemberian pinjaman dengan menggunakan transaksi/akad Qardh b. Penitipan barang jaminan berdasarkan transaksai/akad Rahn c. Penetapan sewa tempat khasanah (tempat penyimpanan barang) atas penitipan tersebut diatas melalui transaksi/akad ijaroh. Gadai (Rahn) dalam Fiqh adalah perjanjian suatu barang sebagai tanggungan utang atau menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan pinjaman (marhun bih), sehingga dengan adanya tanggungan utang ini seluruh atau sebagian utang dapat diterima. Gadai merupakan salah satu kategori dari perjanjian utang-piutang, yang mana untuk suatu kepercayaan dari orang yang berpiutang, maka orang 11
Lisan Al Arab karya Ibnu Mandzur pada kata Rahana, dinukil dari kitab Al Fiqh Al Muyassarah, Qismul Mu’amalah, Abdullah bin Muhammad Al Thoyaar, Abdullah bin Muhammad Al Muthliq dan Muhammad bin Ibrohim Alumusa, cetakan pertama tahun 1425H, Madar Al Wathoni LinNasyr, Riyadh, KSA h. 115
17
yang berutang menggadaikan barangnya sebagai jaminan terhadap utangnya itu. Praktik seperti ini telah ada sejak jaman Rasulullah SAW dan Rasulullah sendiri pernah melakukannya. Gadai mempunyai nilai sosial yang sangat tinggi dan dilakukan secara sukarela atas dasar tolong-menolong. Gadai dalam perspektif islam disebut dengan istilah rahn, yaitu suatu perjanjian untuk menahan sesuatu barang sebagai jaminan atau tanggungan utang. Kata rahn secara etimologi berarti tetap, berlangsung dan menahan, maka dari segi bahasa rahn bisa diartikan sebagai menahan sesuatu dengan tetap. Gadai secara terminologi berarti menjaminkan suatu kolateral untuk mendapatkan sejumlah dana cash. Gadai emas berarti menjaminkan barang modal berupa emas kepada sebuah lembaga untuk mendapatkan dana cash, yang umumnya sekitar 70% - 85% dari nilai taksir emas. 12 Gadai Emas syariah adalah penggadaian atau penyerahan hak penguasaan secara fisik atas harta/barang berharga (berupa emas) dari nasabah (arrahin) kepada Bank (al-murtahin) untuk dikelola dengan prinsip ar-Rahnu yaitu sebagai jaminan (al-Marhun) atas peminjam (al-marhunbih) yang diberikan kepada nasabah/peminjaman tersebut. Pengertian Gadai menurut KUH Perdata pasal 1150 Adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang 12
Jide, Gadai Emas (kategori: Cara Investasi), 9 juli 2009, http://gadaiemas.co.cc/gadaiemas-gadai-emas-syariah
18
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berhutang atau oleh seorang lain atas dirinya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. Prinsip yang dianut oleh gadai emas syariah adalah sesuai prinsip syariah yang meniadakan riba. Dalam hal ini barang jaminan (berupa emas) disimpan di unit gadai syariah untuk ditukar dengan nilai tunai kemudian ditebus dalam jangka waktu maksimal tertentu dengan nilai yang disepakati atau barang jaminan disimpankan kepada unit gadai syariah untuk ditukar dengan nilai tunai kemudian ditebus dengan nilai gadai ditambahkan dengan sewa tempat penyimpanan barang gadai. Bila dalam periode gadai maksimal barang jaminan tersebut tidak ditebus atau tidak diperpanjang masa gadainya maka barang jaminan tersebut atas sepengetahuan pemilik barang dijual oleh unit gadai, dan selisih nilai barang tersebut terhadap nilai gadai menjadi milik/resiko dari pemilik barang. 2. Syarat dan Rukun Rahn a. Rukun Rahn Mayoritas ulama memandang rukun Al rahn (Gadai) ada empat yaitu:
19
1) Al Rahn atau Al Marhuun (barang yang digadaikan) 2) Al Marhun bihi (hutang) 3) Shighah 13 4) Dua pihak yang bertransaksi yaitu Raahin (orang yang menggadaikan) dan Murtahin (pemberi hutang) Sedangkan madzhab Hanafiyah memandang Al rahn (gadai) hanya memiliki satu rukun yaitu shighah, karena ia pada hakekatnya adalah transaksi. b. Syarat Rahn Disyaratkan dalam Al Rahn sebagai berikut: 1) Syarat yang berhubungan dengan transaktor (orang yang bertransaksi) yaitu Orang yang menggadaikan barangnya adalah orang yang memiliki kompetensi beraktivitas, yaitu baligh, berakal dan rusyd (kemampuan mengatur) 14 . 2) Syarat yang berhubungan dengan Al Marhun (barang gadai) ada dua: a) Barang gadai itu berupa barang berharga yang dapat menutupi hutangnya baik barang atau nilainya ketika tidak mampu melunasinya 15 .
13
Shighah adalah sesuatu yang menjadikan kedua transaktor dapat mengungkapkan keridhoannya dalam transaksi baik berupa perkataan yaitu ijab qabul atau berupa perbuatan. 14 lihat Al Majmu’ Syarhul Muhadzab 12/302, Al Fiqh Al Muyassar hal 116 dan Taudhih Al Ahkam 4/460 15 Al Fiqh Al Muyassarah h. 116
20
b) Barang gadai tersebut adalah milik orang yang manggadaikannya atau yang diizinkan baginya untuk menjadikannya sebagai jaminan gadai 16 . Barang gadai tersebut harus diketahui ukuran, jenis dan sifatnya, karena Al rahn adalah transaksi atau harta sehingga disyaratkan hal ini 17 . 3) Syarat berhubungan dengan Al Marhun bihi (hutang) adalah hutang yang wajib atau yang akhirnya menjadi wajib 18 . 3. Dasar Hukum Rahn a. Al-Qur’an Ayat-ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum perjanjian gadai adalah QS Al-Baqarah ayat 283. Allah Swt. berfirman:
☺
⌧ ☺ ☺
⌧
⌧ ☺
16
Taudhil Al Ahkam 4/460 dan Al Fiqh Al Muyassarah h. 116 Taudhih Al Ahkam 4/460 18 Al Fiqh Al Muyassarah h. 116 17
21
⌧ ⌧ ⌦ ⌧ ☺
22
282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksisaksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. [179] Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya. “Dan Jika kalian dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai), sementara kalian tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikannya,
23
sungguh, hatinya kotor (berdosa.) Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS al-Baqarah: 283). Dalam ayat ini walaupun ada pernyataan “dalam perjalanan” namun tetap menunjukkan keumumannya, baik dalam perjalanan atau dalam keadaan mukim, karena kata “dalam perjalanan” dalam ayat hanya menunjukkan keadaan yang biasa membutuhkan sistem ini. Para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa ar-rahn boleh dilakukan dalam perjalanan dan dalam keadaan hadir ditempat, asal barang jaminan itu bisa langsung dipegang/dikuasai (al-qabdh) secara hukum oleh pemberi piutang secara langsung, maka paling tidak ada semacam pegangan yang dapat menjamin bahwa barang dalam status marhun (menjadi agunan utang). Misalnya, apabila barang jaminan itu berbentuk sebidang tanah, maka yang dikuasai (al-qabdh) adalah surat jaminan tanah itu 19 . Kemudian dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa:
ﻃ َﻌﺎ ًﻣﺎ َ ﺳﱠﻠ َﻢ ِاﺷْ َﺘ َﺮى ِﻣﻦْ َﻳ ُﻬﻮْ ِدى َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ِ ﺻﱠﻠﻰ ا َ ﷲ ِ لا ُ ْﺳﻮ ُ َانْ َر (ﺣ ِﺪﻳْ ٍﺪ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري وﻣﺴﻠﻢ َ ْﻋﺎ ِﻣﻦ ً َْر ِهﻴْ َﻨ ُﻪ ِدر Rasulullah saw. membeli makanan dari seorang Yahudi dengan menjadikan baju besinya sebagai barang jaminan. (HR al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah). Menurut kesepakatan pakar fiqh, peristiwa Rasul saw. Me-rahnkan baju besinya itu, adalah kasus ar rahn pertama dalam Islam dan dilakukan sendiri oleh Rasulullah saw. Kisah yang sama juga 19
Nasrun Haroen, FIQH MUAMALAH, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), h.253
24
diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal, al-Bukhari, al-Nasa’I, dan ibn Majah dari Anas ibn Malik. Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan bahwa Rasul saw, bersabda:
ﻏﺮْ ُﻣ ُﻪ ُ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َ ﻏﻨْ ُﻤ ُﻪ َو ُ ﺣ ِﺒ ِﻪ اﱠﻟ ِﺬي َر ِه َﻨ ُﻪ َﻟ ُﻪ ِ ﺻﺎ َ ْﻦ ِﻣﻦ َ ْﻖ اﻟ ﱠﺮه ُ ﻻ َﻳﻐَْﻠ َ ()رواﻩ اﻟﺸﺎﻓﻌﻰ و اﻟﺪارﻗﻄﻨﻰ Pemilik harta yang diagunkan jangan dilarang memanfaatkan hartanya itu, karena segala hasil barang itu menjadi milik (pemilik) – nya dan segala kerugian barang itu menjadi tanggung jawab (pemilik) –nya. (HR Imam asy-Syafi’i dan ad-Daruquthni). Berdasarkan ayat dan hadis-hadis di atas, para ulama fiqh sepakat mengatakan bahwa akad ar-rahn itu dibolehkan, karena banyak kemaslahatan yang terkandung di dalamnya dalam rangka hubungan antar sesame manusia. 20
B. Ijarah 1. Pengertian Ijarah Lafal Al-ijarah dalam bahasa Arab berarti upah, sewa, jasa, atau imbalan. Ijarah merupakan salah satu bentu kegiatan muamalah dalam memenuhi keperluan hidup manusia, seperti sewa menyewa, kontrak, atau menjual jasa perhotelan dan lain-lain. Al- ijarah berasal dari kata “al-ajru” yang berarti “al-‘iwadu” (ganti) 21 , oleh karena itu as-sawab (pahala) dinamai (upah). Menurut istilah 20
21
Ibnu Qudamah, al-Mugni, (Riyadh: Maktabah ar-Roiyadh al-Haditsah, tt.), Jilid V, h.337 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah Jilid 3, Dar al-Kitab al-Araby, Beirut, 1983, h. 177.
25
syara’ ijarah berarti, “suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian”. Menurut Sayyid Sabiq, Ijarah adalah suatu jenis akad yang mengambil manfaat dengan jalan penggantian dengan demikian pada hakikatnya ijarah adalah penjualan manfaat yaitu pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dan jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. 2. Syarat dan Rukun Ijarah a. Rukun Ijarah Sebagai sebuah transaksi umum, ijarah baru dianggap sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat ijarah. Adapun rukun-rukun ijarah adalah sebagai berikut: 1)
Mu’jar ( Orang / barang yang diupah/disewa).
2)
Musta’jir ( Orang yang menyewa/ mengupah)
3)
Shighot ( Ijab dan qobul).
4)
Upah dan manfaat.
b. Syarat Ijarah Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam, sebagai berikut :
26
1) Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus tertentu dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak. 2) Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab pemeliharaannya, sehingga aset tersebut harus dapat memberi manfaat kepada penyewa. 3) Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam periode kontrak, akad ijarah masih tetap berlaku. 4) Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang ditetapkan sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila asset akan dijual harganya akan ditentukan pada saat kontrak berakhir. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSNMUI/IV2000 tanggal 13 April 2000 Tentang ditetapkannya Pembiayaan Ijarah. 3. Dasar Hukum Ijarah Ijarah sebagai suatu transaksi yang sifatnya saling tolong menolong mempunyai landasan yang kuat dalam al-Qur’an dan Hadits. Konsep ini mulai dikembangkan pada masa Khlaifah Umar bin Khathab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi kaum muslim di wilayah yang ditaklukkan dan sebagai langkah alternatif adalah membudidayakan tanah
27
berdasarkan pembayaran kharaj dan jizyah. Adapun yang menjadi dasar hukum ijarah adalah 22 :
☺ ☺ ☺ ⌫ ⌧ ⌫ (32 : )اﻟﺰ ﺧﺮف ☺ ☺ Artinya : Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagaian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagaian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan . (al-Zukhruf : 32)
☺
(26:)اﻟﻘﺼﺺ Artinya : Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : Hai ayahku! Ambilah ia sebagai orang yang bekerja pada (kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.(al-Qashash : 26) Para ulama fiqh juga mengemukakan alasa dari beberapa buah sabda Rasulullah saw., di antaranya adalah sabda beliau yang mengatakan:
ﻋ َﺮ َﻗ ُﻪ ) رواﻩ اﺑﻮﻳﻌﻠﻰ واﺑﻦ َ ﻒ ﺠ ﱡ ُ ﻞ َأنْ َﻳ َ ْﺟﻴْ َﺮ َاﺟْ َﺮ ُﻩ َﻗﺒ ِ ﻷ َ ﻄﻮْا ا ُ َْاﻋ (ﻣﺎﺟﻪ وا ﻟﻄﺒﺮ ﻧﻰ و ﺗﺮﻣﺬى 22
Sutardi, Tatang,. Ijarah – Aplikasinya Pada Lembaga Keuangan Syari’ah
28
Berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringat mereka. (HR Abu Ya’la, Ibnu Majah, ath-Thabrani, dan atTirmizi). Dalam riwayat Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri Rasul saw bersabda:
( ﺟﻴْ ًﺮا َﻓﻠْ َﻴﻌَْﻠﻤْ ُﻪ َاﺟْ َﺮ ُﻩ ) رواﻩ ﻋﺒﺪ اﻟﺮزاق واﻟﺒﻴﻬﻘﻰ ِ ﺠﺎ َر َأ َ َﻣﻦْ اﺳْ َﺘ Siapa yang menyewa seseorang maka hendaklah ia beritahu upahnya. (HR ‘Abd ar-Razzaq dan al-Baihaqi). Selautnya dalam riwayat ‘Abdullah ibn ‘Abbas dikatakan:
) ﺠﺎ َم َأﺟْ َﺮ ُﻩ َﺤ ِ ﻄﻰ اﻟ َ ْﺠ َﻢ َو َاﻋ َ ﺣ َﺘ َ ﺳﱠﻠ َﻢ ا َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﺻﱠﻠﻰ ا َ ﷲ ِ لا ُ ْﺳﻮ ُ ن َر َأ ﱠ ( رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى و ﻣﺴﻠﻢ Rasulullah saw. Berbekam, lalu beliau membayar upahnya kepada orang yang membekamnya. (HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad ibn Hanbal). Dalam Hukum Islam ada dua jenis ijarah, yaitu: a. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa. Pihak yang mempekerjakan disebut mustajir, pihak pekerja disebut ajir dan upah yang dibayarkan disebut ujrah. b. Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk ijarah ini mirip dengan leasing (sewa) pada bisnis konvensional. Pihak yang menyewa (lessee) disebut mustajir, pihak yang menyewakan (lessor) disebut mu’jir/muajir dan biaya sewa disebut ujrah.
29
Ijarah bentuk pertama banyak diterapkan dalam pelayanan jasa perbankan syari’ah, sementara ijarah bentuk kedua biasa dipakai sebagai bentuk investasi atau pembiayaan di perbankan syari’ah. 1. Berakhirnya akad ijaroh 23 Akad ijarah akan berakhir apabila: a. Salah satu pihak meninggal dunia (Hanafi); jika barang yang disewakan itu berupa hewan maka kematiannya mengakhiri akad ijaroh (Jumhur). b. Kedua pihak membatalkan akad dengan iqolah. c. Barang yang disewakan hancur atau rusak. d. Masa berlakunya akad telah selesai. 2. Ketentuan Objek Ijarah Obyek ijarah merupakan sesuatu yang biasa disewakan, seperti rumah, mobil, dan hewan tunggangan. Oleh sebab itu tidak boleh dilakukan akad sewa menyewa terhadap sebatang pohon yang akan dimanfaatkan penyewa. Berikut adalah ketentuan obyek ijarah. a. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa. b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak. c. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan. d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.
23
Ascarya, Akad dan Produk Syari’ah, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2007, h. 99.
30
e. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah (ketidak tahuan) yang akan mengakibatkan sengketa. f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik. g. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada lembaga keuangan syariah sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijarah. h. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak. i. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak. 3. Kewajiban Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah Kewajiban Lembaga Keuangan Syariah sebagai pemberi sewa : a. Menyediakan aset yang disewakan. b. Menanggung biaya pemeliharaan aset. c. Penjamin bila terdapat cacat pada aset yang disewakan. Kewajiban nasabah sebagai penyewa : a. Membayar sewa dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan aset yang disewa serta menggunakannya sesuai dengan kontrak.
31
b. Menanggung biaya pemeliharaan aset yang sifatnya ringan (materiil). Jika aset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dan penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penyewa dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
C. Analisis SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT singkatan bahasa Inggris dari kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), kesempatan (opportunities), dan ancaman (threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. 24 Analisis SWOT mempunyai diagram yang terdiri dari 4 kuadran, yaitu: 25 24
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,. Manajemen, 24 Mei 2010, http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT
32
Kuadran 1 :
Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi memiliki
peluang
dan
kekuatan
sehingga
dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan
adalah
dengan
mendukung
kebijakan
pertumbuhan yang agresif. Kuadran 2 :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan peluang jangka panjang.
Kuadran 3 :
Perusahaan menghadapi peluang pasar yag sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strateginya adalah dengan meminimalkan
masalah-masalah
internal
perusahaan,
sehingga dapat merubah peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 :
Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Keterangan kombinasi strategi dari Matrik SWOT adalah sebagai berikut: 1) Strategi SO Yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 25
Metodelogi, Riset,. 29 maret 2009, http://islamkuno.com/2009/03/29/metode-analisis-swot/
33
2) Strategi ST Yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. 3) Strategi WO Strategi
yang
memanfaatkan
peluang
yang
ada
dengan
cara
meminimalkan kelemahan yang ada. 4) Strategi WT Yaitu strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 2. Langkah – Langkah Analisis Data dalam analisis SWOT Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan, mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai. Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut: a. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel informasi SWOT. b. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).
34
c. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. 26 3. Logika Strategi Menetapkan logika strategi juga merupakan hal yang penting. Pernyataan mengenai kekuatan dalam persoalan SWOT adalah untuk lebih mudah dipahami.
26
Metodelodi, Riset,. 29 Maret 2009, http://islamkuno.com/2009/03/29/metode-analisis-swot/
35
S-T Strategy adalah pernyataan untuk memanfaatkan kekuatan dengan melihat peluang. Demikian juga S-O, W-O, dan T-W adalah bentuk-bentuk strategi untuk menjelaskan. Apabila kita belum menemukan secara spesifik sewaktu membuat SWOT, maka pernyataan strateginya akan lebih bersifat global dan tidak jelas langkah taktis apa yang ditemukan. Namun, jika yang kita buat tepat, maka peluang untuk mendapatkan pemahaman baru yang sebelumnya tidak tampak, akan terlihat dengan memerinci dan menganalisis dengan model ini. Untuk mendapatkan analisis yang baik, lakukan proses analisis SWOT berkali-kali, buang yang tidak relevan dan peluang untuk mendapatkan strategi yang lebih akurat atau relevan muncul. Kita bisa membandingkan dengan asumsi awal yang biasanya sudah masuk ke dalam pikiran sebelum SWOT ini dibuat.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BEKASI
A. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi 1. Sejarah Berdiri Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan Pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.
36
37
PT. Bank Susila Bakti (PT. Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestas berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara, mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila
38
Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT.
Bank
Syariah
Mandiri
hadir
sebagai
bank
yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia. 2. Perkembangan Bank Syariah Mandiri Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus
berkah
pasca
krisis
ekonomi
dan
moneter
1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional,
39
telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah (Prinsip-prinsip Bank Syariah Mandiri: Keadilan, Kemitraan, Keterbukaan, Universalitas.) Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap Akhlaqul Karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, Yaitu; a. Siddiq (Integritas). Menjaga martabat dengan integritas, awali dengan niat dan hati yang tulus, berfikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan. b. Istiqomah (Konsisten). Konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran, dan percaya diri. c. Fathanah (Profesionalisme). Profesionalisme adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.
40
d. Amanah (Tanggung Jawab). Terpercaya klarena penuh tanggung jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin. e. Tabligh (Kepemimpinan). Kepemimpinan berlandaskan kasih sayang. Selalu
transparan,
membimbing,
visioner,
komunikatif
dan
membudayakan. Sikap Akhlaqul Karimah ini selalu ditanamkan kepada setiap jajaran karyawan dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kepada para nasabah. Perkembangan BSM dalam kurun waktu 10 tahun terakhir telah mampu memberikan hasil maksimal dengan menegakkan operasinya di atas landasan prinsip keadilan, kemitraan, keterbukaan dan universitas dalam layanan. Prinsip BSM yang dilaksanakan selama ini, telah dituangkan dalam lima misi BSM diantaranya mengutamakan penghimpunan dana konsumen dan penyaluran pada segmen Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM). Dari berbagai jaringan yang ada, telah didukung 43.595 jaringan ATM yang menjangkau seluruh tanah air, bahkan jaringan ATM itu menembus hingga ke negeri jiran Malaysia terdiri dari ATM BSM 151 jejaringan, ATM Mandiri 4.212, ATM Bersama 19.045, Prima 13.444 dan di Malaysia electronic Payment System (MPES) sebanyak 7.107 unit. Saat ini, BSM memiliki hampir 1 juta rekening. Didukung lebih dari 2 ribu karyawan; mempunyai 278 gerai; 190 kantor layanan yang tersebar di
41
24 provinsi di seluruh Indonesia. BSM memiliki 51 ATM Syariah Mandiri, yang terhubung ke jaringan ATM Bersama, Link, dan ATM Prima. Begitu pula dengan jumlah aset BSM terus mengalami pertumbuhan atau perkembangan dari Rp448 miliar pada awal berdiri sekitar November 2009 lalu menjadi Rp20,10 triliun per November 2010. Jumlah dana pihak ketiga saat ini sebesar Rp17,57 triliun dengan pembiayaan sebesar Rp15,45 Triliun dan memiliki laba setelah pajak Rp264,47 miliar. Dalam hal diversifikasi produk dan jasa layanan, BSM telah memiliki produk-produk perbankan berbasis teknologi terkini dan tampil sebagai bank devisa yang modern. Selain itu, untuk mendukung pemberdayaan potensi perekonomian daerah, BSM pun memandang pemerintah daerah dan semua kalangan masyarakat sebagai mitra, tanpa membedakan suku, agama dan golongan. Dengan semangat itu, BSM sama sekali tidak membatasi pelayanannya kepada ummat Islam saja, akan tetapi juga dilakukan kemitraan semua pihak dengan cara bagi hasil, lebih adil dan menentramkan. B. Visi dan Misi Visi Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. Misi 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
42
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. 4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
43
C. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi Struktur Organisasi Cabang Kelas I : Bekasi - Posisi 1 Agustus 2010 Kepala Cabang Jeffry Prayana
DKN
PKP Cahyo W
Marketing Manager Firmansyah
Account Officer Eman S Ari Fitriah Umi H Konter Layanan Gadai Choirunnisa Piping
Funding Officer Haryanti Endah Riantry
Pelaksana Marketing Support Dimas Ibnu M Patriot
Operation Manager Fauzi
CS Officer Evi Dewi L
KCP Cikarang Kusuma W
KCP Karawang Yunianto
Head Teller Renny
KCP Bekasi Timur Yatni Risjka
KCP Tambun Sumarnis
KLS **) Pd Kelapa Indri Harseno
Back Office Officer Meirisa
Teller Rahma KD Faulin Cs Respresentatif Dwi W Asep A
KCP Cikampek Ari
Pelaksana D&C Arief S Pel. Admin Pembiaya an & TS Erlangga Fajar Tri M
IT Coordinator
Pelaksana SDI& GA Pelaksana Accounting
- Satpam :Marwata,Surahli,Rohmat,Maksum - Messenger : Jafar, Andi Riswanto - Driver : Hendri,Jaya,Rahmat S,Hilmi,Pici - Office Boy : Sugimin,Agus R,Irfan
44
D. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri memiliki tiga jenis produk perbankan yaitu: 1. Pendanaan meliputi Giro, Tabungan, Deposito dan Tabungan Haji dan Umroh. 2. Jasa Perbankan meliputi, Wakalah (Transfer, Kliring, INkaso dan SKBDN), Kafalah (Garansi Bank) dan ATM. 3. Pembiayaan meliputi pembiayaan Modal Kerja, Investasi, Konsumtif dan Pinjaman Kebajikan. Konsep/akad yang dipakai adalah Murabahah, Musyarakah, Mudharabah, Ijarah,Salam,Istisna, dan Qard. Berikut akan sedikit penulis paparkan tentang produk Bank Syari’ah Mandiri: a) Pendanaan 1) Giro Sya’riah Mandiri, yaitu titipan dana dari satu pihak (nasabah) kepada pihak lain (bank), dimana penerima titipan dapat memanfaatkan barang titipan tersebut atas izin pemiliknya. Nasabah akan mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana tersebut oleh bank. Besarnya bonus tidak ditetapkan di muka melainkan merupakan kebajikan bank. Produk ini dijalankan dengan prinsip wadi’ah yadu ad-dhamanah. 2) Tabungan syari’ah mandiri, yaitu dana yang disimpan nasabah dalam bentuk tabungan dan disepakati bahwa dana tersebut dapat dikelola oleh bank dan akan disalurkan dalam aktivitas pembiayaan. Keuntungan dari pembiayaan tersebut akan diberikan pada nasabah berdasarkan formula
45
bagi hasil yang disepakati bersama. Produk ini dijalankan dengan prinsip mudharabah al-mutlaqah. 3) Tabungan mabrur (haji dan umrah), yaitu dana yang disimpan masyarakat (nasabah) untuk membantu nasabah yang merencanakan ibadah haji. Dana yang disimpan tidak dapat ditarik kecuali untuk melunasi BPIH atau dalam kondisi darurat yang harus dibuktikan oleh nasabah calon haji yang bersangkutan. Produk ini dijalankan dengan prinsip mudharabah almutlaqah. 4) Deposito syari’ah mandiri, yaitu simpanan dana pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan. Keuntungan dari pembiayaan tersebut akan diberikan pada nasabah berdasarkan formula bagi hasil yang disepakati bersama. Produk ini dijalankan dengan prinsip mudharabah al-mutlaqah. b) Penyaluran dana 1. Murabahah, yaitu pembiayaan atas dasar jual beli, dimana harga beli didasarkan atas harga asal yang diketahui bersama ditambah dengan margin keuntungan bagi bank yang telah disepakati. Margin keuntungan adalah selisih antara harga jual dikurangi harga asal yang merupakan pendapatan bak, jenis pembiayaan ini bersifat konsumtif dan produktif, antara lain: a) Pembiayaan pembelian rumah b) Pembiayaan pembelian kendaraan
46
c) Pembiayaan dalam rangka eskpor/impor d) Pembiayaan barang modal 2. Mudharabah, yaitu konsep pembiayaan bsecara total atau 100% yang diberikan bank kepada nasabah. Keuntungan dari usaha tersebut dibagi bersama sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati, jenis usahanya antara lain adalah: Perdagangan, usaha atas dasar kontrak, industri manifactoring dan lain-lain. 3. Musyarakah, yaitu konsep pembiayaan bersama (kongsi), berdasarkan kesepakatan bersama antara bank dengan nasabah untuk saling memberikan kontribusi dana
sesuai dengan kebutuhan modal usaha.
Selanjutnya keuntungan usaha dibagi bersama sesuai dengan nisbah yang disepakati, jenis usahanya antara lain adalah: Perdagangan, usaha atas dasar kontrak, industry manufacturing dan lain-lain. 4. Salam, yaitu pembiayaan atas dasar jual beli dimana nasabah terlebih dahulu disyaratkan untuk menyerahkan sejumlah uang pembelian suatu barang yang telah dijelaskan spesifikasinya dengan system pengantaran kemudian. 5. Istisna, yaitu pembiayaan atas dasar akad sewa, dimana pihak bank menyewakan barang modal kepada nasabah dengan imbalan uang sewa. Setelah masa sewa berakhir maka barang sewa dikembalikan pada bank, namun nasabah dapat memiliki barang sewa tersebut dengan pemindahan hak kepemilikan dari pihak bank pada nasabah.
47
6. Gadai Emas BSM adalah produk pembiayaan/pinjaman dari Bank Syariah Mandiri
yang
terbuka
bagi
siapa
saja
dengan
menjaminkan
(menggadaikan) emas. Proses mudah dan cepat. Fitur Produk: a) Pembiayaan: Rp500 ribu ke atas. b) Jaminan: Emas (Perhiasan atau Lantakan/Logam Mulia). c) Jangka waktu: 4 bulan dan dapat digadai ulang (diperpanjang). d) Besarnya pinjaman: 85% s.d. 90% dari nilai emas. e) Harga Dasar Emas saat ini: Rp343.120/gram 24 Karat. Manfaat : a) Proses cepat b) Proses mudah c) Jaminan keamanan Peruntukkan: Perorangan Syarat: a) Tanda pengenal b) Jaminan berupa emas. Akad : Akad yang digunakan adalah akad Qardh dalam rangka Rahn. Qardh dalam rangka Rahn adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. Biaya pemeliharaan menggunakan akad ijarah.
48
Biaya-biaya: Biaya bulanan meliputi administrasi dan pemeliharaan: Rp 4.800 per gram (24 karat). Jangka Waktu: Empat bulan dan dapat digadai ulang (setelah dilakukan penaksiran dan melunasi biaya gadai).
E. Keunggulan Produk Dan Layanan Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang memiliki ribuan nasabah. Oleh karena itu Bank Syariah Mandiri memiliki Keunggulan prodak dan layanan. Yaitu: a. Produk yang dimiliki oleh Bank Syari’ah Mandiri diciptakan untuk memfasilitasi kegiatan usaha dan meliputi keseluruhan pelayanan yang dapat menggantikan pelayanan perbankan konvensional. Bahkan bank syariah memiliki produk yang tidak dimiliki bank konvensional seperti anjak piutang (factoring), leasing, dan gadai. Keragaman prodak dan jasa perbankan tersebut bukan saja alternative melainkan prangkat yang lengkap berspesifikasi adil dan menentramkan bagi pengusaha b. Para nasabah atau mitra usaha tidak perlu khawatir akan fluktuasi tingkat suku bunga karena bank syari’ah tidak mengenal bunga. Bank syari’ah menetapkan pembagian hasil atas dasar nisbah ditetapkan besaran berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan bank. Para pengusaha
49
mendapatkan kepastian sebagai faktor paling penting dalam menjelaskan bisnisnya. Setiap perubahan apapun dalam menentukan pembiayaan selalu berdasarkan kesepakatan, kepentingan bersama sebagai mitra usaha. c. Seluruh produk Bank Syari’ah Mandiri telah mendapatkan fatwa dari DPS sehingga sesuai dengan prinisp syari’ah islam. Produk pendanaan dan pembiayaannya telah dipersiapkan sedemikian rupa agar memberi kemudahan kepada nasabah untuk bertransaksi dengan nyaman, dengan keuntungan bagi hasil yang bersih dari unsur riba dan gharar. Mengingat perkembangan yang begitu pesat, dalam waktu dekat Bank Syariah Mandiri (BSM) bekerja sama dengan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Yayasan Damandiri) meluncurkan Kredit Pundi Syariah Mandiri. Menurut
direktur utama Bank Syariah Mandiri 27 ,
dengan adanya Kredit Pundi Syariah Mandiri akan dihasilkan sinergi positif dalam upaya kedua lembaga ini dalam mewujudkan misi yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Atas dasar itu, kerja sama ini harus diperdalam dan diperjelas dalam program-program lain yang terintegrasi dengan kebijakan pemerintah. Yayasan dan Bank Syariah Mandiri tidak punya program 100 hari kerja namun punya program mingguan. Bahkan baru dua minggu pertemuan telah ada kata sepakat untuk bersama-sama bergandengan tangan untuk 27
http://www.gemari.or.id/cetakartikel.php?id=1353. Laporan: Haris Fadilah
50
memberdayakan masyarakat kecil dengan sistem pembiayaan syariah (bagi hasil). Sesungguhnya visi dan misi di antara kedua lembaga ini (BSM dan Yayasan Damandiri) terdapat kesamaan misi untuk memberdayakan masyarakat kecil dan prasejahtera serta meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui kegiatan produktif. Dengan mengintegrasikan program BSM, Yayasan Damandiri dan Pemerintah, maka akan mampu menggerakkan endogenous power masyarakat dan daerah untuk menyelesaikan permasalahan ketimpangan sosial ekonomi yang selama ini terbengkalai. Dalam menjalankan bisnis perbankan, Bank Syariah Mandiri tidak semata-mata mencari keuntungan (profit) tetapi juga berusaha meraih kebahagiaan baik dunia maupun akhirat. Di dalam Bank Syariah Mandiri, selain menjalankan produk perbankan konvensional, seperti tabungan, deposito dan produk lain yang dijalankan berdasarkan prinsip perbankan Syariah, BSM juga menyelenggarakan Program BSM Simpati Umat dan Program BSM Mitra Umat. Program Simpati Umat ini dikhususkan bagi pemberian bantuan yang sifatnya emergensi (darurat) dan bersifat karitas. Alokasi dana untuk program ini sebesar 10 persen dari total zakat yang terkumpul. Sedangkan Program BSM Mitra Umat dengan fokus utama pendayagunaan. Kegiatan ini dialokasikan dana sebesar 75 persen dari total dana zakat yang
51
terkumpul. Adapun ashnaf yang dapat masuk dalam proghram ini adalah fakir, miskin, Ghorimin, Fii Sabillah dan hamba Sahaya. Jumlah alokasi yang tinggi ini merupakan implementasi positioning LAZNAS BSM Umat untuk pemberdayaan ekonomi umat. Dua strategi yang digunakan dalam pemberdayaan ekonomi yaitu penyeluran bantuan modal usaha (Revolving Fund) dan Syirkah Mustahiqien melalui pendampingan secara intensif.
BAB IV PROSPEK GADAI (RAHN) EMAS DI PERBANKAN SYARIAH (studi kasus pada Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi)
A. Pelaksanaan Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi Berlandaskan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002, tentang “Gadai Emas” maka pada awal Bulan Juli 2002 produk ini mulai beroperasi dimana di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi produk ini baru berdiri pada 18 Maret 2009 28 . Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat 29 . Manfaat: •
Proses cepat
•
Proses mudah
•
Jaminan keamanan.
Fasilitas •
ATM Syariah Mandiri
•
Pencairan dana cepat
•
Standar keamanan bank.
28
Piping Tobana, Penaksir operasional Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi 22 Juli 2010 29 BSM Gadai Emas, http://www.syariahmandiri.co.id/category/small-micro-business/gadaiemas-bsm/
52
53
Akad: •
Akad yang digunakan adalah akad Qardh dalam rangka Rahn
•
Qardh dalam rangka Rahn adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan
•
Biaya pemeliharaan menggunakan akad ijarah.
Peruntukkan: •
Perorangan
Syarat: •
Tanda pengenal
•
Jaminan berupa emas.
Biaya-biaya: Meliputi biaya administrasi (dipungut di depan) dan biaya pemeliharaan (dipungut di akhir periode). Jangka Waktu: Empat bulan dan dapat digadai ulang (setelah dilakukan penaksiran dan melunasi biaya gadai). 1. Barang Jaminan dan Teknis Penaksiran Barang Gadai Barang jaminan yang berlaku untuk akad rahn emas sebelum ditetapkannya fatwa Dewan Syariah Nasional No. 26 adalah emas dan berlian. Akan tetapi, mengingat berlian adalah barang yang sangat berisiko dan memerlukan kehati-hatian ekstra dalam perawatannya, maka barang jaminan berupa berlian tidak berlaku lagi, dan Bank Syariah Mandiri
54
menerima logam mulia, dinar bersertifikat dan perhiasan sebagai barang jaminan 30 . Barang tersebut akan ditaksir oleh petugas taksir (penaksir) dan akan diuji kemurniannya. Metode penaksiran ini dilakukan untuk mengetahui kadar karat emas dari hasil ini dapat ditetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah. Bank Syariah Mandiri menggunakan beberapa cara untuk menguji atau menaksir barang jaminan (marhun) diantaranya dengan cara 31 : a. Uji Fisik Yaitu untuk jenis emas tertentu seperti perhiasan, logam mulia, dan dinar bersertifikat untuk melihat kondisi barang tersebut apakah layak untuk menjadi barang jaminan atau tidak, masih mulus atau sudah banyak goresan dan lain sebagainya. b. Uji kimia Dengan cara uji kimia, perhiasan akan dicek terlebih dahulu dengan cairan kimia tertentu untuk mengetahui kadar emasnya dan untuk menentukan emas tersebut asli atau tidak. Emas akan ditetesi cairan tertentu. Apabila emas tersebut asli, maka warnanya akan menyesuaikan dengan warna aslinya. 30
Nisa Choirunnisa, Officer Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi 22 Juli 2010 31 Piping Tobana , Penaksir Gadai Emas BSM Cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, 19 Agustus 2010
55
c. Uji Berat Jenis Yaitu dengan mengukur berat basah dan berat kering guna memperoleh berat jenis, dengan cara: Berat udara – berat air = berat jenis
Proses pengukuran berat di air dengan cara memasukkan emas ke dalam air dan ditimbang dengan alat tertentu, karena air memberikan tekanan di atas maka berat di air akan lebih kecil dari berat di udara, rumus kimianya adalah sebagai berikut: Berat jenis = WU – WAIR
Besarnya pinjaman yaitu logam mulia dan dinar bersertifikat 90% untuk perhiasan 85% dari harga taksir 32 , sedangkan harga taksir dihitung sesuai dengan harga pasar saat itu. Prosedur untuk memperoleh pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) Nasabah Gadai Emas Syariah Mandiri datang ke Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi di lantai dua bagian gadai emas, nasabah bisa berkonsultasi untuk menyampaikan maksud kedatangannya terlebih dahulu.
32
Juli 2010.
Nisa Choirunnisa, Officer Gadai Emas BSM cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi 22
56
2) Nasabah dapat memberikan perhiasan atau logam mulia atau dinar kepada officer gadai untuk dilihat jenis emas yang akan digadaikan. 3) Jika nasabah melakukan pembiayaan diatas Rp. 5.000.000,00- (lima juta rupiah) harus memiliki rekening Bank Syariah Mandiri, jika belum memiliki rekening maka harus membuka rekening BSM terlebih dulu. 4) Nasabah langsung mendatangi petugas taksir untuk mengisi formulir akad rahn, kemudian menyerahkan barang yang akan dijaminkan. 5) Barang yang akan dijaminkan terlebih dahulu diteliti kualitasnya oleh petugas untuk menetapkan besarnya pembiayaan yang akan diberikan. 6) Selanjutnya, pemberian uang dilakukan oleh kasir atau teller dengan mengkreditkan uang pinjaman tersebut ke rekening nasabah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
57
NASABAH
Punya Rek?
Hub. Customer Service Untuk Buka Rekening
Petugas Taksir
-
isi formulir Taksir Penawaran Maks. Pinjaman
Nasabah Setuju
no
Batal
yes Akad
Ambil uang Teller/ATM
Gambar 1 Skema Prosedur Pemberian Uang Pinjaman 2. Jangka Waktu Peminjaman Mengingat produk ini diarahkan untuk menolong kebutuhan jangka pendek, maka bank memberikan jangka waktu pinjaman selama 4 (empat) bulan 33 , namun Bank Syariah Mandiri dapat memberikan keringanan bagi nasabah yang kesulitan dalam melunasi pinjaman yaitu dengan diberikannya masa tenggang selama 15 (lima belas) hari sejak jatuh tempo. Selain itu atas kebijakan bank nasabah juga dapat memperpanjang masa pinjaman hingga 6 (enam) bulan atau dua kali perpanjangan. Jika nasabah tidak dapat melunasi pinjaman dan telah habis masa perpanjangan, maka nasabah diberi 33
Juli 2010
Nisa Choirunnisa, Officer Gadai Emas BSM cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi 22
58
kesempatan untuk mendatangkan pembeli barang gadai, namun transaksi tersebut harus diketahui oleh pihak bank. Jika terdapat kelebihan penjualan barang gadai, maka bank akan langsung mengkredit ke rekening nasabah, dan jika terdapat kekurangan dari nilai penjualan maka resiko akan ditanggung oleh nasabah. Penjualan marhun tidak dengan cara lelang sebagaimana yang dilakukan oleh pegadaian konvensional, hal ini merupakan salah satu perbedaan akad rahn di Bank Syariah dan gadai pada Perum Pegadaian. Prosedur pelunasan uang pinjaman akan dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Uang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu selesainya jangka waktu. b. Sistem pelunasan dilakukan secara otomatis melalui rekening nasabah, dengan sistem online, nasabah dapat melakukan pelunasan dari cabang manapun dengan cara menyetor ke rekening sebelum jatuh tempo pinjaman. c. Setelah melakukan pembayaran, nasabah dapat meminta kembali barang yang digadaikan kepada petugas bank dengan menunjukkan bukti pembayaran.
59
Pengeluaran Barang Jaminan
Nasabah
Pelunasan Pinjaman & Terima Bukti Pelunasan Penaksir
Teller
Penyerahan Slip pembayaran
Gambar 2 Skema Prosedur Pelunasan Uang Pinjaman Secara Manual
Berdasarkan skema di atas, setelah nasabah melunasi pinjamannya yang diurus melalui teller, maka teller menyerahkan bukti pelunasan hutang kepada nasabah dan menyerahkan slip pembayaran kepada penaksir (juru taksir). Kemudian juru taksir mengeluarkan barang gadai (marhun), dan nasabah dapat meminta kembali barang gadai (marhun), dan nasabah dapat meminta kembali barang gadai (marhun) melalui petugas bank.
60
Petugas Bank
Mendebet ke rek. Nasabah Pada saat jatuh tempo Tunggu kedatangan nasabah
Nasabah Datang
Pengeluaran Barang jaminan
cetak mutasi buku tabungan Teller
Penaksir
Gambar 3 Skema Prosedur Pelunasan Uang Pinjaman Secara Otomatis Jika melalui sistem otomatis maka petugas langsung mendebet ke rekening nasabah pada saat jatuh tempo, nasabah datang ke bank dan dilakukan pencetakan mutasi buku tabungan melalui teller. Setelah itu juru taksir mengeluarkan barang jaminan dan nasabah dapat mengambil barang jaminan melalui petugas bank.
B. Mekanisme dan Operasional Gadai Emas
61
Gadai emas syariah di BSM cabang Bekasi merupakan produk yang terbilang muda karena baru diluncuncurkan pada tanggal 18 Maret 2009, walaupun terbilang produk yang muda gadai emas BSM mampu mengalahkan produk-produk yang ada, karena prosesnya cepat dan tidak berbelit. Selain itu gadai emas BSM mematok angka 90% untuk logam mulia dan dinar bersertifikat sedangkan untuk perhiasan 85% dari nilai taksiran. Produk gadai emas syariah tengah marak di jasa keuangan syariah. Baik perbankan maupun non perbankan memiliki produk seperti ini sekarang. Landasannya adalah nilai emas yang selalu naik dan tentu demand dari masyarakat. Karena ternyata, saat ini orang menggadaikan emas bukan hanya karena kebutuhan mendadak. Trennya kini malah untuk investasi yang diklaim oleh salah satu medel investasi gadai emas syariah yaitu investasi berkebun emas. Kebun emas, mampu memberikan return di kisaran 30% per tahun. Lebih tinggi dari investasi keuangan “kebanyakan” seperti deposito baik syariah maupun konvensional 34 . Aplikasi akad rahn dalam perbankan syariah secara umum. Kontrak rahn dipakai dalam perbankan syariah sebagai produk pelengkap, artinya sebagai akad tambahan (jaminan/collateral) terhadap produk lain seperti dalam pembiayaan bai’ al-murabahah. Bank dapat menahan barang nasabah sebagai konsekuensi akad tersebut.
34
Dikutip dari majalah Sharing edisi 38 Thn IV Februari 2010, oleh Tia Sejati Mahatmi
62
Perbedaan utama antara biaya rahn dan bunga pegadaian adalah dari sifat bunga yang berakumulasi dan berlipat ganda, sedangkan biaya rahn hanya sekali ditetapkan dimuka. 35 Secara umum, penerapan akad rahn di perbankan syariah dapat digambarkan sebagai berikut:
Marhun Bih Pembiayaan
1. Permohonan Pembiayaan
2. akad Pembiayaan Rahin Nasabah
Murtahin Bank 3. hutang + Mark Up
1. Titipan/Gadai Pembiayaan
Marhun Jaminan
Gambar 1 Skema Rahn di Perbankan Syariah 36 Gambar di atas menjelaskan mekanisme akad rahn di Bank Syariah, adapun penjelasannya: Rahin yang dalam hal ini adalah nasabah Bank Syariah Mandiri, dengan membawa barang jaminan (marhun) dapat mengajukan permohonan pembiayaan dengan sistem akad rahn kepada bank selaku murtahin, dengan jaminan tersebut 35
Muhammad Syafi’I Antonio, “Bank Syariah dari teori ke praktek”, tazkia cendikia, 2001, h. 130-131 36 Ibid, h. 131.
63
bank memberikan pembiayaan yang besarnya tidak melebihi harga taksir dari barang jaminan, dengan terjadinya akad maka rahin berkewajiban untuk membayar hutang dan mark up kepada bank selaku murtahin. Dengan melihat perkembangan gadai yang banyak diminati masyarakat kita yang mayoritasnya muslim, maka tepat di hari ulang tahun Bank Syariah Mandiri meluncurkan sebuah produk rahn (gadai) yang dinamakan gadai emas. Produk ini dinamakan Gadai Emas Syariah Mandiri, karena emas mempunyai arti tersendiri, yakni sebagai lambang kejayaan (glory) dengan harapan produk ini menjadi produk unggulan dan sebagai pemimpin bagi institusi pegadaian syariah lainnya 37 . Selain itu emas juga mempunyai arti khusus dalam sejarah Islam, yaitu sebagai mata uang tertinggi dan nilainya cenderung tetap. Produk pembiayaan ini diluncurkan Bank Syariah Mandiri dilatarbelakangi oleh 3 (tiga) hal 38 . Pertama. Unsur bisnis, usaha pegadaian di Indonesia yang cukup pesat dan aman. Selain itu yang menangani transaksi gadai hanya satu di Indonesia yaitu Perum Pegadaian. Usaha ini cukup pesat dikarenakan jasa pegadaian tidak memerlukan proses yang berbelit dan memakan waktu lama untuk mendapatkan pembiayaan, sehingga pegadaian sangat diminati oleh masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah. Hal ini terbukti jika dilihat dari neraca 37
Opini Purba Pratama, Gadai Emas BSM iB, 22 Maret 2010, http://ekstra.kompasiana.com/group/ibanswer/2010/03/22/gadai-emas-bsm-ib/ . 38 Dikutip dari Sunarto Zulkifli, Kepala Devisi Pengembangan Produk Bank Syariah Mandiri, 26 Juni 2003
64
publikasi Perum Pegadaian tanggal 30 Juni 2001 yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada juni 2000, pinjaman yang diberikan sebesar Rp. 883. 194. 045.000,- dan pada juni 2001 mengalami peningkatan menjadi Rp. 1. 299. 542. 195.000,- (naik sebesar 47%). Sementara itu, data tersebut menunjukkan bahwa minat masyarakat dan peluang usaha gadai masih sangat terbuka luas. Kedua. Bank Syariah Mandiri ingin menyediakan sarana alternatif cara kerja pegadaian yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Karena Perum Pegadaian sebagai lembaga tunggal tanpa memiliki competitor sehingga menetapkan bunga setinggi-tingginya. Ketiga. Pegadaian merupakan transaksi yang tidak dilarang oleh syari’at Islam, bahkan Nabi sendiri pernah melakukannya, dan sudah sering diseminarkan pada kajian-kajian Ekonomi Islam. Barang jaminan yang berlaku pada awal dioperasikannya produk ini adalah emas dan berlian, mengingat keterbatasan ruang penyimpanan, keahlian dan pengalaman serta didukung dengan nilai emas yang cenderung tetap, di samping itu emas lebih mudah untuk dipasarkan dan mempunyai nilai investasi yang tetap. Mekanismenya tidak jauh berbeda dengan Perum Pegadaian, ada juru taksir juga asuransi yang menjamin akan kebutuhan barang gadai, yang membedakan hanya sewa modal atau bunga yang tidak diberlakukan karena cara seperti ini bertentangan dengan prinsip syariah. Nasabah hanya membayar biaya
65
gadai satu kali yang ditetapkan di muka, yaitu sebesar 4% dihitung dari besarnya pinjaman (fee). Fee yang diberikan nasabah tersebut dialokasikan pada pendapatan rahn dan biaya administrasi bank dan termasuk asuransi. Atas praktek pengambilan fee ini para ulama di Dewan Syariah Nasional sepakat tidak menyetujuinya, mengingat uang yang keluar karena gadai adalah pinjaman, sedangkan pinjaman yang mewajibkan imbalan berbentuk presentasi tidak lebih dari kredit berbunga, jika hal itu yang terjadi, maka gadai syariah sama dengan praktek pegadaian yang selama ini dilakukan pegadaian konvensional. Pada pegadaian konvensionl semakin besar pinjaman yang diajukan akan semakin besar pula sewa modal yang harus dibayar setiap 15 (lima belas) harinya. Proses pinjam meminjam seperti ini yang dilarang Islam, untuk penegasannya Yusuf al-Qardowi mengatakan bahwa: “Setiap pinjaman yang disyaratkan sebelumnya keharusan memberikan tambahan adalah riba”. 39 Maka dari itu dapat dipastikan bahwa dalam system gadai ini belum terbebas dari unsur riba. Karena hal itulah maka disepakati agar fee tersebut tidak dikaitkan dengan jumlah pinjaman yang diberikan, tetapi dengan besar kecilnya obyek gadai. Dengan demikian Bank Syariah Mandiri mulai merancang kembali produk baru, dengan cara menggantikan fee untuk biaya gadai dengan sistem sewa (ijarah) 39
Yusuf al-Qordowi, Bunga Bank Haram, diterjemahkan oleh: Setiawan Budi Utomo dan Dewan Syariah Nasional- MUI, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2001), h.10
66
penyimpanan barang gadai dan diperkuat oleh fatwa Dewan Syariah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002 untuk produk rahn dan ijarah.
C. Prospek Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bekasi Prospek suatu perusahaan secara relatif dapat dilihat dari suatu analisis yang disebut SWOT, yakni kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah organisasi. Hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kekuatan Gadai Emas BSM, bersumber dari: a. Pelayanan yang maksimal yang sangat mempengaruhi respon dan minat nasabah. b. Mempunyai nama besar, sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia karena hal inilah gadai BSM mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat Bekasi. c. Penawaran produk yang menarik dan variatif, sehingga dapat menarik minat nasabah. 2. Kelemahan Gadai Emas BSM, bersumber dari: Saat ini Gadai Emas BSM masih dalam tahap perkembangan produk, walaupun pencapaian kemajuan belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
67
Kelemahan yang dimiliki gadai emas BSM cabang Bekasi yaitu alat untuk menaksir barang gadai dan cara penaksirannya barang gadai 40 , hal ini merupakan suatu penghalang kemajuan bagi perusahaan itu sendiri. 3. Peluang Gadai Emas BSM, bersumber dari: a. Banyaknya masyarakat Bekasi yang membutuhkan dana cepat, terutama pada tahun ajaran baru sekolah dan menjelang bulan Ramadhan dimana banyak kebutuhan mendadak diluar perencanaan keuangan keluarga, sehingga
hal
ini
menjadi
peluang
yang
sangat
besar
dalam
mengembangkan produk gadai emas ini. b. Nilai emas yang semakin naik, sehingga masyarakat enggan menjualnya, dan lebih memilih untuk menggadaikannya tanpa harus kehilangan perhiasaan mereka, karena jumlah pinjaman akan lebih besar. Walaupun tidak semua masyarakat tertarik dengan hal ini paling tidak ini merupakan salah satu peluang terhadap perkembangan yang dimiliki Gadai Emas BSM cabang Bekasi. c. Meningkatnya kesadaran kaum muslimin dalam melakukan akses pada perbankan
syariah,
hal
ini
juga
merupakan
peluang
dalam
mengembangkan produk Gadai Emas di BSM. 4. Ancaman Gadai Emas SM, bersumber dari:
40
Piping Tobana, Penaksir Gadai Emas BSM cabang Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi 19 Agustus 2010
68
a. Banyaknya pesaing produk gadai emas pada bank-bank maupun lembaga pegadaian sendiri. b. Promosi Gadai Emas BSM masih kurang baik dibandingkan gadai emas pada BRI syariah.
D. Analisis Perkembangan Produk Gadai Emas BSM Cabang Bekasi Berdasarkan statistik harga emas yang menjadi referensi pasar dunia dalam US$ harga emas telah mengalami kenaikan 36%, 39 %, 152 % dan 410% masing-masing untuk 1 (setahun) terakhir, 3 (tiga) tahun terakhir, 5 (lima) tahun terakhir dan 10 (sepuluh) tahun terakhir. Bila dirupiahkan kenaikan tersebut kurang lebih angka-angkanya adalah 15%, 41%, 159 % dan 414 % masing-masing untuk 1 (setahun) terakhir, 3 (tiga) tahun terakhir, 5 (lima) tahun terakhir dan 10 (sepuluh) tahun terakhir. Kenaikan angka-angka tersebut sangat fantastis tingkat perkembangan yang diraih emas sangat baik dari 10 (sepuluh) tahun terakhir. Apalagi jika kita bandingkan dengan deposito US$ maupun deposito Rupiah, maka angka-angka kenaikan harga emas tersebut sangat tinggi. Bila dicontohkan misalnya, bila pada Bulan Januari 2000, kita memiliki Rp 3 juta dan dibagi tiga. Rp 1 juta dibelikan emas saat itu mendapatkan 15.13 Gram. Disaat yang bersamaan Rp 1 juta didepositokan atau ditabung dalam Rupiah dan sisanya Rp 1 juta didepositokan atau ditabung dalam US$.
69
Saat ini setelah hampir sepuluh tahun, emas 15.13 Gram dijual dalam Rupiah, demikian pula deposito atau tabungan Dollar tadi ditukar dengan Rupiah, maka emas kini telah menjadi Rp 5.14 juta atau naik menjadi lima kali lipat (naik 414%), deposito dalam Dollar menjadi Rp 1.77 juta atau hanya naik 77 %; sedangkan deposito dalam Rupiah hanya naik menjadi Rp 2.10 juta atau naik 110% dari modal semula. Dilihat dari perkembangan inilah emas juga bisa digunakan sebagai investasi di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi ada nasabah yang menggadaikan barangnya bukan untuk kebutuhan mendesak melainkan untuk berinvestasi dengan memanfaatkan jasa gadai emas untuk menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Caranya, beli emas batangan 24 karat 99,99% dan menggadaikannya ke bank syariah atau pegadaian. Setelah mendapat uang dari bank syariah atau pegadaian belikan emas gadaikan lagi emasnya ulangi prosesnya hingga timing yang pas atau merasa cukup. Emas yang terakhir jangan dijual karena akan dijadikan modal untuk menebus emas-emas sebelumnya. Tetapi, kebun emas bukan merupakan produk gadai emas BSM melainkan hanya cara nasabah untuk berinvestasi yang menguntungkan. Penerapan produk gadai emas BSM iB cabang Bekasi dinilai cukup baik. Hal ini dilihat dari jumlah nasabah yang diperoleh sejak pertama kali produk ini diluncurkan. Berdasarkan laporan perkembangan usaha gadai emas BSM iB cabang bekasi terus meningkat.
70
Begitu pula dengan produk gadai emas BSM iB cabang bekasi dari awal berdirinya sampai sekarang terus mengalami peningkatan yang cukup memuaskan walaupun tidak setiap bulannya mengalami peningkatan, penurunan nasabah hanya terjadi pada bulan juni. Pada Bulan Maret hanya 4 (empat) nasabah dikarenakan baru dibukanya produk gadai emas di BSM cabang Bekasi ini pada pertengahan Bulan Maret tersebut, prestasi ini tidak terlalu buruk walaupun hanya mendapatkan 4 nasabah dalam waktu ± 14 (empat belas) hari. Bisa dilihat pada table dibawah ini: Table 1 Perkembangan nasabah di BSM cabang Bekasi 41
PERIODE 2009 Bulan Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des Jml total
Jmlh nsbh 4 14 21 19 21 28 35 32 53 57 284
(dalam ribuan rupiah) Nilai jaminan 12.292.125 138.567.325 112.680.750 248.761.240 153.762.180 280.019.239 310.811.955 255.257.716 475.545.463 658.847.005 2.646.544.998
Nilai Biaya Biaya pembiayaan penitipan discount 11.590.593 963.360 106.515.625 9.410.620 95.615.000 7.946.200 723.060 210.851.919 17.554.796 287.820 129.156.700 11.877.253 1.806.167 234.111.400 21.306.453 585.062 264.187.949 22.906.911 1.313.264 216.967.787 18.117.008 6.696.849 404.079.500 32.171.918 5.770.629 560.016.900 47.464.188 2.709.044 2.233.093.373 189.718.707 19.891.895
41
Piping Tobana, Penaksir Gadai Emas BSM cabang Bekasi, laporan keuangan BSM cabang Bekasi, Bekasi 13 Juli 2010
71
Berdasarkan tabel di atas dari pertama produk gadai emas diluncurkan oleh BSM cabang Bekasi, tidak menutup kemungkinan bahwa pembiayaan ini akan berkembang pesat apabila BSM cabang Bekasi terus melakukan inovasi untuk pencapaian yang lebih baik dengan usaha yang maksimal. Dari pertama priduk gadai emas diluncurkan oleh Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, jumlah nasabah tercatat 284 dengan total pembiayaan Rp. 2.233.093.373,- dengan nilai jaminan sebesar Rp. 2.646.544.998,- maka hasil dari biaya penitipan yang menjadi pendapatan bank yaitu sebesar Rp. 189.718.707,tidak menutup kemungkinan bahwa pembiayaan ini akan berkembang pesat apabila Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi melakukan pemasaran yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada para nasabah. Mekanisme penetetapan biaya ijarah (penitipan) oleh Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, melihat biaya operasional yang diperlukan untuk gadai emas ini, meliputi; 1. Biaya lemari atau tempat penyimpanan barang. 2. Biaya gaji karyawan 3. Biaya administrasi 4. Biaya pemeliharaan Jika kita perhatikan mekanisme penetapan biaya produk ini, maka banyak manfaat yang akan dirasakan nasabah sebagai suatu kelebihan jika dibandingkan dengan pegadaian konvensional, diantaranya adalah:
72
1. Proses pembiayaan yang cepat dan mudah 2. Mendapat pembiayaan sesuai standar bank 3. Memperoleh jaminan keamanan sesuai standar bank 4. Dapat diambil melalui fasilitas ATM kapanpun dan dimanapun 5. System pelunasan otomatis dan on line 6. Nasabah dapat melunasi pinjaman dengan proses transfer. 7. Biaya relatif rendah 8. Adanya asuransi apabila terjadi kerusakan pada barang jaminan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Praktek pelaksanaan gadai emas (rahn) di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi menggunakan akad Qardh dalam rangka Rahn. Qardh dalam rangka Rahn adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan nasabah. Biaya pemeliharaan menggunakan akad ijarah. Gadai emas BSM di peruntukan untuk perorangan. Syarat untuk melakukan pembiayaan gadai yaitu Tanda pengenal (KTP), Jaminan berupa emas. Biaya yang dikenakan meliputi biaya administrasi (dipungut di depan) dan biaya pemeliharaan (dipungut di akhir periode). Jangka waktunya Empat bulan dan dapat digadai ulang (setelah dilakukan penaksiran dan melunasi biaya gadai). 2. Setelah meninjau prospek produk gadai emas BSM cabang Bekasi dengan analisis SWOT maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: a. Kekuatan Gadai Emas BSM, bersumber dari: Yang sangat berperan sesungguhnya adalah nama besar yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri sehingga memiliki kepercayaan yang cukup tinggi dari masyarakat Bekasi. Selain itu juga untuk mendukung kekeuatan nama
73
74
besar harus didukung dengan pelayanan yang maksimal untuk mempengaruhi respond an minat nasabah. b. Kelemahan Gadai Emas BSM, bersumber dari: Kelemahan yang sudah diprediksi yaitu masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga banyak mesyarakat yang belum mengetahui produk Gadai Emas BSM, hal ini merupakan suatu penghalang kemajuan bagi perusahaan itu sendiri. c. Peluang Gadai Emas BSM, bersumber dari: Kemudahan proses gadai emas di bank syariah mandiri menjadi daya tarik masyarakat bekasi yang membutuhkan dana dalam waktu yang cepat biaya pembiayaan yang tinggi dari nilai taksiran barang jaminan yaitu 90% untuk logam mulia dan dinar bersertifikat, dan 85% untuk perhiasan. d. Ancaman Gadai Emas SM, bersumber dari: Banyaknya pesaing produk gadai emas pada bank-bank maupun lembaga pegadaian sendiri. Promosi Gadai Emas BSM masih kurang baik dibandingkan gadai emas pada lembaga keuangan syariah lain yang juga memiliki produk gadai emas. 3. Tingkat perkembangan gadai emas Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi Dari pertama produk gadai emas di luncurkan oleh Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, jumlah nasabah tercatat 284 dengan total pembiayaan Rp. 2.233.093.373,- dengan nilai jaminan sebesar Rp. 2.646.544.998,- maka hasil
75
dari biaya penitipan yang menjadi pendapatan bank yaitu sebesar Rp. 189.718.707,- tidak menutup kemungkinan bahwa pembiayaan ini akan berkembang pesat apabila Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi melakukan pemasaran yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada para nasabah. Kriteria emas yang digunakan untuk jaminan di Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi yaitu logam mulia, dinar bersertifikat, dan perhiasan.
B. Saran 1. Dengan meluhat dari analisis SWOT, maka Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi bisa lebih memanfaatkan peluang dan kekuatan, tetapi tidak mengesampingkan kelemahan dan ancaman, sehingga produk gadai emas ini bisa lebih berkembang 2. Promosinya lebih ditingkatkan langkah awal penampilan brosur yang menurut penulis terlalu sederhana tidak dilampirkan biaya gadainya, hanya ada syarat dan ketentuan.