BAB IV ANALISIS KINERJA PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH DALAM MENIGKATKAN PROFITABILITAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A) Pengertian Gadai Emas Gadai Emas Syariah - BNI Syariah atau disebut juga pembiayaan Rahn merupakan penyerahan jaminan / hak penguasaan secara fisik atas barang berharga berupa emas (lantakan dan atau perhiasan beserta aksesorisnya) kepada bank sebagai jaminan atas pembiayaan (qardh) yang diterima. Gadai emas syariah ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan dana jangka pendek dan keperluan yang mendesak. Misalnya menjelang tahun ajaran baru, hari raya, kebutuhan modal kerja jangka pendek dan sebagainya. 1.
Keunggulan. a. Cepat, karena keseluruhan proses hanya memakan waktu kurang dari 30 menit; b. Mudah, karena dengan prosedur yang sederhana dan diperuntukkan untuk segenap lapisan masyarakat; c. Murah, karena tarif penitipan ditetapkan harian dan tidak dikaitkan dengan nominal pembiayaan; d.
Berkah, karena dikelola secara syariah dan tidak menggunakan bunga sebagai patokan mengambil keuntungan;
e.
Amanah, maksudnya disimpan dilembaga perbankan nasional dan dilindungi asuransi baik jiwa maupun kerugian.
49
50
2. Persyaratan a. Memiliki bukti identitas yang jelas dan masih berlaku; b. Menyerahkan barang gadai berupa emas perhiasan atau lantakan yang dilengkapi dengan sertifikat logam mulia; c. Dana gadai dapat dipindahbukukan ke Tabungan Syariahplus atau Giro Wadiah atau diambil tunai; d. Pembiayaan dapat diberikan maksimal 80% dari nilai taksiran untuk emas lantakan atau 75% dari nilai emas perhiasan dengan minimal Rp.500.000,-- atau + 10 gram emas. 3. Barang-barang yang diterima sebagai agunan Barang yang dapat diterima sebagai agunan adalah emas perhiasan dan emas batangan/lantakan bersertifikat, emas perhiasan tidak harus dilengkapi kuitansi pembelian sedangkan emas batangan harus dilengkapi sertifikat resmi aneka tambang/ logam mulia atau perusahaan terkait. 4. Tarif Gadai. a) Biaya meterai; b) Biaya administrasi; c) Biaya penitipan / jasa penyimpanan yang dihitung secara harian. 5. Realisasi Gadai Syariah Berikut ini realisasi pengajauan pembiayan gadai emas rahn di BNI Syariah cabang pekalongan adalah sebagai berikut. a. Realisasi kurang dari 10 juta = 10.000 + 6000 = 16.000; b. Realisasi 10 - 25 juta = 25.000 + 6.000 = 31.000;
51
c. Realisasi lebih dari 25 juta = 50.000 + 6000 = 56.000; BNI Syariah pun tidak mau ketinggalan. Sejumlah strategi pun disusun untuk peningkatan bisnis gadai emasnya. Salah satunya dengan memperbanyak layanan gadai emas. Saat ini, layanan gadai emas baru ada di
28
kantor
cabang
BNI
Syariah
saja.
BNI
Syariah
berencana menambah layanan ini di 31 kantor cabang pembantu BNI Syariah Tidak hanya itu, BNI Syariah juga berencana menambah lagi 10 kantor cabang baru dan 27 kantor cabang pembantu. Selain itu BNI Syariah juga sudah menyiapkan terobosan lain. Yakni melakukan kerjasama dengan toko-toko emas yang merupakan distributor Logam Mulia Antam. Dengan adanya kerjasama ini, nasabah hanya tinggal menghubungi BNI Syariah untuk menggadaikan emas yang dibeli disebuah toko. Nanti pihak BNI Syariah yang menghubungi langsung tokonya. Ini akan jauh mempermudah nasabah.1 Jasa gadai emas syariah merupakan suatu bentuk penitipan barang, ini merupakan amanah yang harus dijaga oleh penerima titipan dan berkewajiban untuk memelihara serta mengembalikan pada nasabah sudah melunasi pembiayaannya. Dalam gadai syariah menggunakan prinsip jasa titipan (wadiah) sesuai dengan ketentuan hukum Islam yang berlaku beserta prinsip-prinsipnya. 2
1
Yudhi wahyu, Sistem Pelayanan Nasabah Rahn BNI Syariah Cabang Pekalongan pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012 pukul 16.30 WIB 2
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 1996, hlm. 69.
52
Aplikasi rahn dalam Lembaga Keuangan. a. Akad ini digunakan sebagai tambahan pada pembiayaan yang beresiko dan memerlukan jaminan tambahan; b.
Akad ini juga dapat menjadi produk tersendiri untuk keperluan nasabah yang sifatnya jasa dan konsumtif, seperti pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Lembaga keuangan tidak menarik apapun kecuali biaya pemeliharaan atau keamanan barang tersebut.3
6. Perbandingan Gadai Syariah BNI Syariah Pekalongan dengan Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. BMI menerapkan prinsip Rahn dalam dua hal. Pertama, sebagai jaminan pembiyaan. Ia menyertai pembiayaan yang dikucurkan kepada nasabah, seperti pembiayaan Murabahah dan Salam. Pengucuran dana itu perlu jaminan dari nasabah. Dalam hal ini Bank tidak menahan jaminan secara fisik, tetapi hanya surat-suratnya (fidusia). Kedua, sebagai produk tersendiri, yaitu gadai. Bank dapat menerima jaminan dan menahannya, misalnya dalam bentuk emas dan barang yang bernilai untuk pinjaman yang diberikan dalam jangka pendek. Perum pegadaian adalah lembaga kredit yang melayani hampir semua jenis kebutuhan dana. Kredit tersebut berupa kredit untuk kebutuhan konsumsi atau terlebih untuk kebutuhan produksi. Perum pegadaian hanya memberikan pinjaman untuk jangka pendek, yaitu 3
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Jakarta : AlvaBet, 2000), hlm. 205.
53
berkisar antara 3 sampai 6 bulan, serta dalam jumlah yag relatif kecil. Dalam pegadaian berlaku hukum gadai, yaitu adanya kewajiban calon peminjam untuk menyerahkan harta geraknya sebagai agunan kepada kantor cabang Pegadaian, disertai dengan pemberian hak kepada pegadaian untuk melakukan penjualan (lelang). Harta gerak meliputi hampir seluruh harta barang bergerak, seperti perhiasan, kendaraan dan lain sebagainya. Perbedaan dengan produk rahn dipegadaian konvensional adalah sebagai berikut. 1. Dalam gadai, nasabah dikenakan bunga atas kredit yang diberikan kepadanya. Pada produk rahn, yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan penaksiran; 2. Bunga gadai bisa berakumulasi dan berlipat ganda. Sedangkan biaya rahn, hanya sekali ditetapkan dimuka; Kesamaan antara gadai konvensioanal dan produk rahn BMI terletak pada. a. Memfungsikan gadai untuk pembiayaan jangka pendek; b. Mengharuskan penyerahan barang bergerak 4 Disimpulkan bahwa unsur yang paling membedakan antara pegadaian syariah dengan pegadaian konvensional adalah bunga. Dimana menurut pendapat para ulama bunga dianggap sama dengan riba, dan riba hukumnya adalah haram karena berbentuk tambahan dan pungutan. 4
217.
M. Nur Yasin, Hukum Ekonomi Islam, (Malang : UIN-Malang Press, 2009), hlm. 216-
54
7. Contoh perhitungan pembiayaan gadai emas di BNI syariah cabang Pekalongan dan Lembaga Keuangan Lainnya Jika Nasabah menggadaikan emas sebesar 10 gram yang bersertifikat ANTAM (24 karat) Perhitungan. 10 gram antam 24 karat Asumsi Harga per gram : Rp. 499.600 Taksiran
(T)
Qord (pembiayaan)
= 499.600 x 10 = 4.996.000 = 80% x T = 80% x 4.996.000 = 3.996.800
Ujroh (biaya pemeliharaan) = 1,6 % x T = 1,6 x 4.996.000 30
30
= 79.936 30 = 2.665/ hari = 3.996.800 + 319.000 + 15.000 = 4.331.6005 Simulasi perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan analisis perhitungannya adalah nilai pembiayaan yang dapat dicairkan adalah tergantung pada jenis dan kualitas emas yang digunakan nasabah sebagai barang gadai atau jaminan. Kualitas dan jenis emas tersebut sangat 5
Upik, Penaksir gadai emas BNI Syariah cabang Pekalongan pada hari jumat, 13 April 2012 Pukul 17.00 WIB.
55
mempengaruhi jumlah nominal pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabahnya. Selain itu, besaran nilai ujroh yang dibebankan nasabah kepada Bank ditentukan berdasarkan berat jenis emasnya dan besaran qord adalah total harga taksiran emas x 80%. Semakin besar berat emas yang digadaikan, maka semakin murah biaya yang dibayar. Perbedaan utama antara biaya rahn dan bunga pegadaian adalah dari sifat bunga yang bisa berakumulasi dan berlipat ganda, sedangkan biaya rahn hanya sekali dan ditetapkan di muka.6 Sedangkan perbedaan gadai emas syariah dengan konvensional adalah gadai emas syariah menggunakan
bagi
hasil,
sedangkan
kovensional
menggunakan
prosentase.7 Cara penaksiran di Pegadaian syaraiah adalah mengikuti harga pasar di kantor pusat. Berikut ini adalah Contoh di Pegadaian syariah. Standar taksiran yang digunakan oleh Pegadaian Syariah adalah 90%. Misal harga pasaran emas adalah Rp. 400.000/gram. 90%x Rp. 400.000= Rp. 360.000. berat emas 10gram. Besarnya nilai taksiran adalah 10gramx Rp 360.000=Rp. 3.600.000. besarnya uang pinjaman 91% x Rp. 3.600.000= Rp. 3.726.000. biaya administrasi sebesar. Rp.15.000. Biaya ijarah/10 hari Rp.3.600.000 x Rp79x10=Rp.28.0008 Rp.10.000 6
10
Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik Cetakan ke-12. (Jakarta : Gema Insani Press bekerja sama dengan Tazkia Cendekia,2001), hlm. 128-130. 7 Seko, Bagian Penaksir Pegadaian Syariah Pekalongan, pada hari selasa, tanggal 21 Februari 2012 pukul 11.00 Wib 8 Yusmita Amelia, Pengaruh Nilai Taksir Barang Jaminan Gadai (AR-Rahn) Terhadap Peningkatan Omzet Pegadaian Syariah cabang Solo Baru Sukoharjo Tahun 2007-2009 hlm. 67 2010 Skripsi STAIN PEKALONGAN
56
Produk gadai emas di BNI syariah cabang pekalongan mulai ada pada tahun 2009, pada awalnya nilai pinjaman adalah 90% dari nilai taksiran harga emas dan dirubah jadi 80% dari nilai taksiran harga emas. Dari periode 2009 sampai dengan 2011 nasabah pembiyaan gadai terus meningkat. Pada bulan Februari tahun 2012, Bank Indonesia menerbitkan surat edaran Bank Indonesia no. 4/ 7/ DPbs tanggal 29 Februari 2012 tentang keputusan mengenai Pembatasan Pembiayaan Gadai Emas Syariah di Bank Syariah dengan maksimal pembiayaan sebesar Rp. 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah). Peraturan Bank Indonesia tersebut berdampak menurunnya jumlah nasabah pembiayaan gadai emas syariah sehingga dapat mengurangi keuntungan Perbankan syariah. Sebelum adanya peraturan tersebut, nasabah gadai emas syariah diperbankan syariah bisa mengajukan pembiayaan gadai emas sampai milyaran rupiah per orang.9
9
Yudhi wahyu, Sistem Pelayanan Nasabah Rahn BNI Syariah Cabang Pekalongan pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012 pukul 16.30 WIB.
57
8. Prosedur pemberian pembiayaan rahn di BNI SYARIAH NO PELAKSANA 1
RAHN
LANGKAH 1
AKTIVITAS Mengisi Formulir permintaan Pinjaman (FPP)
2
Menyerahkan FPP yang telah ditandatangani dengan melampirkan fotocopy KTP/ kartu Identitas lainnya serta barang yang akan dijaminkan kepada penaksir.
3
Menerima kembali duplikat FPP sebagai tanda bukti penyerahan dan penaksiran marhun.
4
Menyerahkan duplikat kepada kasir.
5
Menandatangani Surat Bukti Rahn (SBR) asli dan duplikat yang diserahkan oleh kasir
6
Menyerahkan sejumlah uang UP (marhun bih) dan SBR asli setelah membayar biaya administrasi
2
PENAKSIRAN
7
Menerima FPP, KTP/ kartu identitas lain, Marhun
8
Memeriksa kebenaran pengisian FPP dan marhun
58
9
Menentukan taksiran Marhun berdasarkan Buku Pedoman Menaksir dan STLE atau harga emas yang berlaku serta menetapkan UP (batas tertinggi) sesuai kewenangannya
10
Menentukan biaya adminstrasi
11
Menyerahkan duplikat FPP yang telah ditandatangani oleh Rahin
12
Mengisi dan menandatangani SBR rangkap dua sesuai kewenangannya.
13
Merobek kitir bagian luar SBR duplikat dan menyimpan bersama marhun
14
Menyerahkan asli dan duplikat SBR kepada kasir
15
Menyegel kitir marhun kantong dan gudang
16
Menyusun SBR duplikat, menghitung jumlah Marhun, taksiran dan UP, kemudian menuliskan pada halaman belakang SBR duplikat nomor terakhir pada hari itu
59
17
Mencocokkan jumlah marhun yang telah disegel atau diikat, dan menyerahkan kepada penyimpan/ pemegang gudang dengan menggunakan BSTM dengan memberikan tanda tangan di kolom “penyerahan”
3
KASIR
18
Menerima SBR asli dan duplikat yang telah ditandatangani KPM
19
Memeriksa kelengkapan dan keabsahan SBR dan KPM
20
Mencocokkan duplikat FPP dari Rahin dengan SBR
21
Meminta tanda tangan Rahin dan melakukan pembayaran UP sebesar yang tercantum di SBR
22
Mengisi Buku Pinjaman (BP) berdasarkan SBR duplikat
23
Menyerahkan SBR duplikat ke KPM dan FPP duplikat ke petugas Tata usaha.
60
a) Formulir Yang Terkait. 1. Formulir Permintaan Pinjaman (FPP); 2. Surat Bukti Rahin (SBR); 3. Buku Tabungan; 4. Buku Register Serah Terima Marhun; 5. Buku Laporan Perkembangan Pembiayaaan Rahn; 6. Buku Rekapitulasi Master Data Rahin;
61
b) Flow chart prosedur pemberian pinjaman rahn Rahin
Penaksir
Kasir
Tata Usaha
Gudang
RPP 1
Mrh
BPd SBR 1
RPP 1 RPP 2
3
2
Nilai dan dilengkapi pendukung Siapkan pembayaran
Nilai dan dilengkapi pendukung
2
3
RPP 1
SBR 2
Distribusikan
2
Mrh
Mrh Mrh
3
SBR 1
Catat SBR 2
BPd
BR
Rp Menerbitkan SBR DP
Lihat sidaur Akuntansi
SBR 1 Rp 2
LHK BRDR
Sistem Keterangan : FPP : Formulir Permintaan Pinjaman BPd ; Bukti Pendukung BJ : Barang Jaminan/ marhun Rp : Uang Tunai SBR : Surat Bukti Rahn BP : Buku Pinjaman LHK : Laporan Harian Kas BRDR : Buku Registrer Data Rahin
Lihat pengelol aan BJ
62
c) Alur Pengajuan dan Alur Pelunasan Pembiayaan Rahn Gadai Emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan (Gadai Profesional Sebagai Proyeksi) 1. Alur pengajuan pembiayaan rahn gadai Emas di BNI Syariah cabang Pekalongan secara singkat. a. Nasabah datang ke kantor BNI syariah
cabang Pekalongan
dengan membawa perhiasan emas, surat kepemilikan emas dan identitas yang masih berlaku; b. Nasabah menemuni bagian gadai emas untuk melakukan mengajukan
permohonan
pembiayaan
rahn,
dilanjutkan
pengisian formulir permintaan pinjaman (FPJ) dan melampirkan persyaratannya; c. Bagian penaksir melakukan taksiran atas emas yang dibawa; d. Setelah menaksir maka keluarlah harga taksiran dan ditawarkan ke nasabah, apabila nasabah setuju maka dibuatkan akad perjanjian pembiayaan rahn, kemudian nasabah mendapatkan surat bukti Rahn (SBR) sebagai jaminan dari Bank dan untuk pengambilan / pelunasan. 2. Alur Pelunasan pembiayaan rahn gadai Emas di BNI Syariah cabang Pekalongan secara singkat a. Nasabah datang ke kantor BNI syariah cabang Pekalongan membawa formulir surat bukti Rahn SBR sebagai syarat utama. b. Nasabah menemui bagian kasir untuk melunasinya.
63
c.
Bank menyerahkan barang gadaian berupa emas dan menutup buku
tabungan
gadai emas. Setelah
berakhirlah akad gadai. 10
proses ini, maka
11
d) Penilaian Barang Jaminan 1. Appraissal (Penilai/ penaksir) APPRAISSAL (PENILAI/ PENAKSIR)
METODE 5 T’S
PRAKIRAAN (METODE & ALAT UJI) ALAT UJI (AIR, BATU, JARUM)
PENAKSIR/ KPK
TOLERANSI DEVIASI
(-2 S/D +2 KARAT) AUDITOR (-1 S/D +1 KARAT)
1. 2. 3. 4.
11
BERAT KERING/ BERAT JENIS KADAR KARATASE EMAS TOLERANSI DEVIASI KARAT HARGA PASAR PERUSAHAAN
Yudhi wahyu, Assten Pelayanan Nasabah Rahn BNI Syariah Cabang Pekalongan pada hari Selasa tanggal 24 April 2012 pukul 20.00 WIB
64
2. Metode & Sistem Penilaian NILAI MARHUN KEBIJAKAN PERUSAHAAN
PENIL AIAN
1. 2.
PROSENTASE PEMBIAYAAN
PEMBEBANAN IJAROH
(80% S/D 93%) X TAKS DASAR PENETAPAN MENUTUP BEBAN BIAYA
1. TARIF IJAROF (SE) 2. JANGKA WAKTU 3. CARA BAYAR
3. Kebijakan Harga Agunan Emas HARGA PASAR UMUM
HARGA PASAR PERUSAHAAN
KT.I : 100% (24-21K)
(SE : NIS : 80%)
KT. II : 85% (20-17 K) KT.III : 80% (16-4 K)
HARGA PASAR LOKAL/ SETEMPAT
DAFTAR SPLE
TOLERANSI (-2% S/D +2%)
BUKU CATATAN HARGA PASAR SETEMPAT DAFTAR
65
4. Proses prosedur kerja bidang pembiayaan gadai syariah KREDIT
PELUNASAN
LELANG
BARANG
KADALUARSA
PERUSAHAAN RAHIN
RAHIN
GUDANG
RAHIN
RAHIN
PENAKSIR
KASIR
PENAKSIR
TU
TU
KASIR
TU
LELANG
GUDANG
TU
GUDANG
RAHIN
GUDANG
e) Pelunasan a. Syarat-syarat Pelunasan. 1. Membawa SBR Asli;
66
2. Jika yang menebus yang bersangkutan, harus membawa KTP asli dan diperlihatkan; 3. Jika yang menebus bukan yang bersangkutan maka harus mengisi dan menandatangani pernyataan pengalihan hak yang terdapat di belakang SBR asli dilampiri Fotocopy kedua belah pihak. Jenis pelunasan ada dua yaitu. 1.
Pelunasan penuh.
Pelunasan penuh yaitu pelunasan dengan membayar seluruh Marhun Bih (UP) sampai dengan saat pelunasan untuk mengambil Marhun yang digunakan bersamaan dengan pelunasan penuh tersebut, marhun yang dikuasai oleh ULGS dikembalikan kepada rahin, dimana rahin membayar ijaroh sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan. 2.
Pelunasan Ulang Gadai, terdiri dari.
a. Ulang Gadai
(UG);
b. Minta Tambah (MT); c. Nyicil
(N);
d. Tebus Sebagian (TS). b. Prosedur pelunasan penuh NO 1
PELAKSANA
LANGKAH
RAHN
1
AKTIVITAS Menyerahkan SBR asli dan menunjukkan asli identitas diri a.n. yang tercantum dalam SBR, maka harus
67
mengisi kolom, pengalihan hak yang dilampiri fotocopy dengan menunjukkan asli identitas diri. 2
Menyerahkan sejumlah uang untuk pelunasan sesuai dengan jumlah yang harus dibayar
3
Menerima slip pelunasan sebagai bukti untuk mengambil marhun
4
Menerima dan mencocokkan marhun yang telah ditebus sesuai dengan nomor marhun seperti tersebut pada slip pelunasan.
2
KASIR
5
Bagi cabang yanng nonkomputer, membuat tabel Perhitungan Tarif Ijaroh (PTIJ GS-13)
6
Menerima SBR asli dari rahin
7
Memeriksa SBR asli dari
68
rahin 8
Melakukan perhitungan jumlah yang harus dibayar oleh rahin, yaitu pokok pinjaman dan besarnya ijaroh
9
Menerima pembayaran dari rahin
10
Menerbitkan dan meyerahkan Slip Pelunasan (SP gS-12) kepada rahin sebagai bukti tanda pelunasan
11
Memberikan cap “LUNAS”, tanggal dan paraf pada SBR asli yang dilunasi, baik pada badan SBR, mapun kitir
12
Melakukan distribusi SBR: - Kitir kepada petugas gudang - Badan SBR kepada bagian administrasi
3
BAGIAN
13
GUDANG
Menerima kitir SBR dari kasir
14
Memeriksa cap “LUNAS”,
69
tanggal dan paraf kasir 15
Mengambil marhun ke gudang dengan cara mencocokkan nomor kitir SBR dengan kitir SBR dwilipat yang menempel di marhun
16
Memeriksa slip perusahaan dari rahin, jika terdapat kecocokkan slip pelunasan dipotong, bukti pembayaran diparaf dan diberikan kepada rahin, sedang segi pengeluaran barang dimusnahkan, marhun diserahkan kepada rahin.
17
Setiap akhir jam kerja melakukan pencocokkan/ pemeriksaan : a. Menghitung dan mencocokkan kitir SBR yang dimasukkan ke dalam liaspen dengan kitir
70
marhun sesuai bulan pinjaman, nomor rubrik dan UP b. Menyerahkan hasil hitungan pada huruf a kepada bagian adminstrasi 4
BAGIAN
18
Mencatat setiap transaksi
ADMINIS-
pelunasan berdasarkan badan
TRASI
SBR asli yang diterima dari kasir pada Buku Pelunasan, Buku kas, Ikhtiar Pinjaman dan Pelunasan dan Buku Gudang 19
Membuat rekapitulasi Pelunasan, mencocokkannya dengan Buku Gudang dan Buku Pelunasan.
c. Formulir yang terikat. 1. Surat Bukti Rahin (SBR); 2. Slip Pelunasan (SP); 3. Bukti Pelunasan (BPL); 4. Buku Gudang (BG);
71
5. Laporang Harian kas (LHK); 6. Buku Rekapitulasi Pelunasan (BRPL); 7. Buku Ikhtisar Pinjaman dan Pelunasan (BIPP); 8. Laporan Bulanan Operasional; 9. Bukti Kontrol Pelunasan (BKP). d. Prosedur pelunasan pinjaman Rahin
Kasir
Gudang
Administrasi
e. Prosedur pelunasan UR (ulang rahin) NO
PELAKSANA
1
RAHN
LANGKAH 1
AKTIVITAS Menyerahkan SBR asli dan menunjukkan asli identitas diri a.n. yang tercantum dalam SBR, jika yang
72
melunasi bukan nama yang tercantum dalam SBR, maka harus mengisi kolom pengalihan hak yang dilampiri fotocopy dengan menunjukkan asli identitas diri pemberi dan penerima kuasa 2
Menyerahkan pembayaran sesuai transaksi pelunasan UR yang diinginkan
2
KASIR
3
Menanyakan jenis transaksi UR yang dikehendaki, untuk menetapkan jumlah uang yang harus dibayar oleh rahin
4
Menghitung jumlah ijaroh dan meminta konfirmasi kepada penaksir (KPK/ Manajeger Cabang) sebelum menetapkan jumlah uang yang harus dibayar apabila transaksi dilakukan
73
5
Memberitahukan kepada rahin jumlah yang harus dibayar. Jika rahin sudah sepakat, membubuhkan cap yang diperlukan (UR/A/MT/PS) pada badan SBR dan kitir SBR
6
Menyerahkan bukti pembayaran pelunasan UR kepada rahin
7
Memberikan SBR asli kepada pemegang gudang/ penyimpanan
8
Menerima dan meneliti SBR lama fsn baru dari penaksir kemudian mencatat ke BPP
9
Meminta rahin menandatangani SBR dan memelihara segi pengeluaran marhun dan rahin serta menyerahkan SBR baru
3.
PENAKSIR
10
Menerima badan SBR dan
74
BJ dari pemegang gudang/ penyimpanan, kemudian menaksir kembali untuk transaksi MT/ PS 11
Mengkonfirmasikan hasil taksiran kepada kasir, kemudian mencatat SBR baru dengan memberi tanda jenis transaksi (MT/A/PS), serta menandatangani sesuai dengan kewenangannya.
12
Menyerahkan SBR baru dan lama kepada kasir
4.
PEMEGANG
13
Menerima badan SBR asli
GUDANG/
dan kitir dari kasir,
PENYIMPANGAN
mengambil marhun ke gudang 14
Menyerahkan marhun dan badan SBR kepada penaksir, kitir disimpan di liaspen
75
Formulir yang terkait. 1. Surat Bukti Rahin (SBR); 2. Buku Gudang (BG); 3. Buku Pinjaman dan Pelunasan (BPP).12 B) Kinerja Pembiayaan Gadai Emas (Rahn) di BNI Syariah cabang Pekalongan. Produk gadai emas di BNI Syariah diluncurkan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 kinerjanya sangat bagus dengan peningkatan jumlah nasabah yang sangat signifikan, begitu juga pada tahun 2011 jumlah nansabahnya meningkat sebanyak 192 orang nansabah. Namun sejak awal tahun 2012 Bank Indonesia menerbitkan peratutan nomor 4/7/DPBS tentang pembatasan pembiayaan gadai emas di Bank syariah maksimal Rp. 100 juta per orang kinerjanya sedikit menurun. Berikut ini adalah jumlah nasabah dari tahun ke tahun. Jumlah nasabah Gadai Emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan Tahun
Jumlah Nasabah (Orang)
2009
29
2010
445
2011
637
2012 (1 Januari – 23 Mei 2012)
26811 13
Sumber: Laporan Daftar nasabah gadai emas BNI Syariah cabang Pekalongan
12 13
Power point Pembiayaan Gadai Emas di BNI Syariah Laporan Daftar nasabah gadai emas BNI Syariah cabang Pekalongan Tahun 2009-2012.