BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)
A. Analisis Konsep Pembiayaan Emas dengan Akad Murabahah di BNI Syariah Cabang Pekalongan Dengan latar belakang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan instrumen investasi yang aman, dan untuk peningkatan portofolio pembiayaan banyaknya
konsumtif Bank
memasuki pasar untuk
pesaing ini.
mengeluarkan
BNI
Syariah
cabang
Pekalongan,
dan
lembaga
keuangan
non
bank
serta telah
Maka,
BNI
Syariah mempunyai inovasi baru
produk
baru
yang
telah
berlandaskan
hukum
Perbankan
Syariah
sebagai berikut :1 a) Persetujuan
Bank
Indonesia
cq.
Direktorat
No.14/1134/DPbS tanggal 24 Juli 2012 perihal Pelaporan Produk Pembiayaan Emas iB Hasanah. b) Surat Edaran Bank Indonesia No.14/16/DPbS tanggal 31 Mei 2012 perihal Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas Bagi Bamk Syariah dan Unit Usaha Syariah. c) Keputusan KKR No. 19/KKR/2012 tanggal 12 April 2012 telah menyetujui usaha
Produk
Pembiayaan Murabahah Emas,
Nama Produk Pembiayaan Emas iB Hasanah.
1
Dokumen BNI Syariah Cabang Pekalongan, tanggal 23 Oktober 2014.
57
dengan
58
d) Peraturan
Bank
Indonesia
No.10/16/PBI/2008
tanggal
25
September 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007 tentang Pelaksanaan Prinsip
Syariah
dalam
Kegiatan
Penghimpunan
Dana
dan
Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah. e) Surat Edaran Bank Indonesia No.10/14/DPBS tanggal 17 Maret 2008
tentang
Pelaksanaan
Prinsip
Syariah
dalam
Kegiatan
Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah. f) Peraturan Bank Indonesia No.9/19/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007
tentang
Pelaksanaan
Prinsip
Syariah
dalam
Kegiatan
Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah. g) Peraturan 2005
Bank
Indonesia
tentang
No.7/9/PBI/2005
Transparansi
Informasi
tanggal Produk
20 Bank
Januari dan
Penggunaan Data Pribadi Nasabah. h) Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/25/DPNP tanggal 18 Juli 2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. i) Fatwa
Dewan
Syariah
Nasional
No.77/DSN-MUI/V/2010
tanggal
03 Juni 2010 perihal Jual Beli Emas secara Tidak Tunai. Dari mengeluarkan
kajian produk
tersebut,
maka
pembiayaan
secara
emas
iB
resmi Hasanah
BNI pada
Syariah bulan
59
Januari
awal
nasabah
untuk
ANTAM dan
tahun
syariah
dengan
maksud
memenuhi
kebutuhan
dengan
kemampuan
sesuai
bertujuan
2013
untuk
sehingga
membeli
ditujukan
Emas
portepel
meningkatkan
calon
nasabah
Mulia
nasabah,
pembiayaan
jumlah
kepada
Logam
masing-masing
meningkatkan
bisa
yang
konsumtif
BNI
Syariah
Cabang Pekalongan. Produk masyarakat pembelian
pembiayaan umum
Emas
Emas
yang
Logam
iB
Hasanah
mebutuhkan
Mulia
ANTAM
ini
ditujukan
pemenuhan khususnya
untuk
kebutuhan
pegawai
yang
berpenghasilan tetap dengan obyek pembiayaan yang dapat diterima adalah Emas Logam Mulia bersertifikat PT. ANTAM. Pembiayaan Pekalongan
emas
merupakan
iB salah
Hasanah satu
di
BNI
produk
Syariah
bank
Cabang
syariah
menjalankan konsep Murabahah. Murabahah adalah jual beli
yang barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang sudah disepakati. 2 Produk Murabahah ini merupakan produk pembiayaan di mana pihak bank dapat sebagai mediasi antara pihak yang berkepentingan, yaitu nasabah dan developer atau pemasok, maksudnya dalam hal ini adalah apabila
nasabah
sementara
menginginkan
nasabah
belum
atau memiliki
menbeli
emas
dana
yang
dari
developer
cukup
untuk
membelinya, maka bank dalam hal ini memberikan bantuan berupa pembiayaan 2
dengan
cara
membeli
emas
yang
diinginkan
nasabah
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 101
60
terlebih
dahulu
kepada
developer,
kemudian
pihak
bank
menujual
kembali emas tersebut kepada nasabah dengan harga sesuai pembelian pihak bank dari pihak develpoer dengan metode angsuran ditambah dengan keuntungan bagi pihak bank yang telah disepakati antara pihak bank dengan nasabah sebelum transaksi jual beli dilakukan. Pembiayaan emas adalah jual beli dengan cara angsuran dan akad
yang
mengajukan kemudian
digunakan
adalah
permohonan pihak
bank
akad
murabahah,
pembiayaan membeli
untuk
emas/logam
di
mana
nasabah
kepemilikan mulia
sesuai
emas, dengan
keiingan nasabah kepada pihak developer, dan pihak bank menjual kembali kepada nasabah, kemudian pembayarannya dilakukan kepada pihak bank dengan cara angsuran sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah. Pembiayaan emas/logam
mulia
menggunakan
sistem jual
beli
dengan perhitungan tingkat margin yang berlaku, pembayaran cicilan tetap atau flat. Sistem pembiayaan emas/logam mulia adalah nasabah tinggal memberi tahu berapa gram emas yang akan dibeli, lalu pihak bank
akan
menjual
membeli
emas/logam
ke mulia
pihak
developer.
tersebut
kepada
Selanjutnya nasabah
pihak
bank
dengan
harga
sesuai pembelian pihak bank dari developer. Dengan metode angsuran ditambah keuntungan bagi pihak bank yanng telah disepakati antara pihak bank dan nasabah.
61
Berdasarkan
Wawancara
langsung
dengan
Ibu
Siska
Novita
selaku Coustumer Service Head pada tanggal 29 September 2014, sejak Januari awal tahun 2013 hingga September tahun 2014 produk pembiayaan
emas
di
BNI
Syariah
mempunyai 129 Nasabah, yang
Cabang
Pekalongan
sudah
jumlah total investasinya berkisar
sekitar 1,3 Milyar. Ada
beberapa
Keunggulan
atau
Manfaat
Pembiayaan
Emas
iB
bersertifikat
PT
Hasanah yaitu: -
Objek
pembiaayaan
berupa
logam
mulia
yang
ANTAM. -
Angsuran tetap setiap bulannya selama masa pembiaayaan sampai dengan lunas.
-
Biaya administrasi ringan sesuai ketentuan yang berlaku.
-
Margin kompetitif.
-
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis.
-
Jangka
waktu
pembiaayaan
minimal
2
tahun
dan
maksimal
5
tahun. -
Maksimum pembiaayaan sampai dengan Rp. 150.000.000,Pembiayaan
emas/logam
keuntungan
yang
telah
emas/logam
mulia
memberikan
ketenangan
yang
mulia
disepakati lebih bagi
kedua
bersifat
nasabah
saat
menggunakan belah tetap
margin
pihak,
sehingga
mengambil
cicilan mampu
pembiayaan
ini. Sesuai dengan pengertian di atas maka pembiayaan emas/logam
62
mulia
ini
panjang
dapat
diberikan
disesuaikan
dengan
dengan
jangka
kemampuan
pendek, nasaba
menengah dengan
atau
fasilitas
autodebet dari tabungan BNI untuk membiayai pembelian emas/logam mulia
(konsumtif)
disimpulkan menjadi
bahwa
dengan dengan
alternative
sistem
murabahah.
pembelian
penyaluran
emas/logam
pembiayaan
Di
sini
mulia yang
dapat
ini
dapat
sama-sama
menguntungkan bagi nasabah ataupun bank. Dengan sistim murabahah yanng diterapkan dalam pembiayaan emas/logam
mulia
ini
berarti
pihak
bank
syariah
harus
memberitahukan harga perolehan atau harga asal emas per gram nya dari developer
kepada
nasabah pembiayaan
emas/logam
mulia
dan
menentukan suatu tingkat keuntungan (profit margin). Dalam
produk
murabahah
tidak
mengenal
riba
atau
sistem
bunga tetapi dalam hal ini adanya keterbukaan antara pihak bank dengan nasabah bahwa bank sebelumnya memberikan informasi atas emas/logam mulia yang akan dibeli sesuai dengan keiingan nasabah dan harga yang telah ditentukan oleh developer telah diketahui oleh pihak
nasabah.
Kemudian
bank
menjual
sesuai
harga
pembelian
dan
ditambah
kembali
kepada
keuntungan.
nasabah Tambahan
keuntungan di poha bank ini diperjanjikan di awal transaksi yang didasarkan atas kesepakatan. Jadi dalam hal ini tidak ada terjadi unsur saling mendzalimi.
63
Beberapa murabahah anuitas,
produk
(jual
beli)
sehingga
pinjaman
bank
menggunakan
setiap
nasabah
syariah
perhitungan
harus
dengan margin
mengetahui
akad secara
sejak
awal
transaksi. Jika ada rencana untuk pelunasan sebelum jatuh tempo, formula
perhitungan
flat
mungkin
lebih
menguntungkan.
Hal
ini
dikarenakan nasabah yang ingin melakukan pelunasan hanya melunasi angsuran pokok saja.3 B. Contoh Metode Perhitungan Pembiayaan Murabahah4 SIMULASI PEMBIAYAAN EMAS iB HASANAH Berat Emas Harga satuan *) Total
harga
pembelian Urbuun minimal
20%
Pembiayaan
10
gram
Rp.
469,000
/ gram
Rp.
4,690,000
Rp.
938,000
Rp.
3,752,000
Periode Pembiayaan Margin
Angsuran/bln
Angs/hari
- 2 Tahun (24 Bulan) 7.90%
Rp.
181,034
6,034
- 3 Tahun (36 Bulan) 8.27%
Rp.
129,767
4,330
- 4 Tahun (48 Bulan) 8.70%
Rp.
105,369
3,512
- 5 Tahun (60 Bulan) 9.18%
Rp.
91,236
3,041
*) asumsi harga/bukan harga sebenarnya
3
Hasil wawancara dengan Ibu Siska Novita (Coustomer Service Head) pada tanggal 29 September 2014 pukul 11.00 di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 4 Dokumen BNI Syariah Cabang Pekalongan, diambil pada tanggal 22 Mei 2014
64
Dari
simulasi
tersebutBank
dapat
menyalurkan
dananya
ke
masyarakat dengan margin yang rendah dan berdasarkan pada prinsip jual beli, dalam rangka membantu masyarakat
guna melangsungkan
dan meningkatkan kesejahteraan dan berbagai kegiatan, bank syariah perlu memiliki fasilitas murabahah bagi yang memerlukannya, menjual
suatu
barang
dengan
menegaskan
harga
belinya
yaitu kepada
pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Oleh karena
tentang
murabahah
itu,
DSN
untuk
memandang
dijadikan
perlu
pedoman
menetapkan fatwa oleh
bank
syariah.
Adapun fatwa tersebut berisi ketentuan-ketentuan sebagai berikut. Bank
Syariah
mempunyai
beberapa
ketentuan
umum
murabahah sebagai berikut: -
Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
-
Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat Islam.
-
Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.
-
Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
-
Bank
harus
menyampaikan
semua
hal
yang
berkaitan
dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. -
Bank
kemudian
(pemesan)
dengan
menjual harga
barang jual
tersebut senilai
kepada harga
beli
nasabah plus
65
keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur
harga
pokok
barang
kepada
nasabah berikut
biaya
yang
diperlukan. -
Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
-
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
-
Jika
bank
hendak
mewakilkan
kepada
nasabah
untuk
membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank. 5 Dan adapun ketentuan murabahah kepada nasabah: -
Nasabah
mengajukan
permohonan
dan
janji
pembelian
suatu
barang atau aset kepada bank. -
Jika
bank
menerima
permohonan
tersebut,
ia
harus
membeli
terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. -
Bank kemudian menawarkan aset
tersebut
kepada nasabah dan
nasabah harus menerima (membeliya) esuai engan janji yangtelah disepakatinya,
kaena
sra
hukumjanjitersebut
mengikat,
kemudian
kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.
5
Dewan Syariah Nasional, Majlis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Ciputat: CV Gaun Persa, 2006, hlm.24.
66
-
Dalam
jual
membayar
beli uang
ini,
bank
muka
saat
dibolehkan
meminta
menandatangani
nasabah
untuk
kesepakatan
awal
pemesanan. -
Jika nasabah kemudian menolak membeli barang terserbut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.
-
Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugianya kepada nasabah.
-
Jika uang muka memakai kontrak urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka:
Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga.
Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesarr kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut,
dan jika
uang
muka
tidak
mencukupi,
nasabah wajib melunasi kekurangannya. BNI
Syariah
Cabang
Pekalongan
berusaha
semaksimal
mungkin menerapkan prinsip syariah dalam setia kegiatanyya. Salah satunya
dibuktikan
dengan
pelaksanaan
akad
murabahah
dengan
mekanisme yang disesuaikan dengan kaidah syariat Islam. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem syariah pada akad murabahah dalam pembiayaan emas/logam mulia di BNI Syariah ini sudah sesuai dengan aturan-aturan yang telah
67
ditentukan pemerintah,
yaitu fatwa
DSN mengenai ketentuan akad
murabahah yang sesuai dengan prinsip syariah. Dalam hal ini BNI Syariah
Cabang
pembiayaan
Pekalongan
emas/logam
sudah
mulia
yang
sesuai
dalam
menggunakan
memberikan
akad
murabahah
yang dalam penerapannya itu pihak BNI Syariah menjual emas/logam mulia tersebut sesuai yang diingikan oleh nasabah dan pihak bank menyetujui
serta
pembiayaan
menyampaikan
tersebut.
Dalam
semua
hal
akadnya
yang
sendiri
berkaitan dilakukan
dengan dengan
kesepakatan antara kedua belah pihak tanpa adanya paksaan apapun, di
mana
bank
pembelianyaitu
menyampaikan tentang
harga
semua pokok
hal
yang
dan
berkaitan
margin
keuntungan
dengan yang
akan diambil oleh pihak bank. Pembiayaan murabahah dasarnya adalah jual beli dimana
bank
syariah membeli emas sesuai pesanan nasabah dipenjual emas yang sudah berkerjasama dengan bank,
kemudian bank menjual kembali
kepada nasabah yang memesan, dan nasabah pun bisa mencicil emas tersebut
sesuai
kesepakatan
waktu,
harga,
dan
keuntungan
yang
diambil oleh bank. Dengan
mengacu
pada
akad
murabahah,
dapat
disimpulkan
syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi pembiayaan emas di BNI Syariah antara lain sebagai berikut: -
Pihak nasabah.
bank
harus
memberitahukan
pembelian
emas
kepada
68
-
Kontrak transaksi pembiayaan emas harus sah.
-
Kontrak hars terbebas dari riba.
-
Pihak bank syariah harus memberikan kejelasan tentang emas yang dijadikan objek transaksi.
-
Penjual harus menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan proses perolehan barang tersebut.6 Berdasarkan
ilustrasi
penerapan
akad
murabahah
di
bank
tersebut, maka terdapat perbedaan antara praktek akad murabahah di lapangan dengan akad murabahah yang ada di teori fikih muamalah, yaitu pada : Bank sebagai
bukan
penjual
sebagai
murni
(emas/logam mulia)
penjual
yang
murni,
memang
posisi
memiliki
bank
bukanlah
persediaan
barang
sebelum melakukan murabahah dengan nasabah.
Bank hanya melakukan pembelian emas/logam mulia sebagai syarat untuk melakukan murabahah kepada nasabah bilamana sudah dapat dipastikan
ada
nasabah
yang
akan
memesan
(secara
murabahah)
emas/logam mulia tersebut. Pada konteks inilah terlihat bahwa bank memang
merupakan
intermediary
institution
atau
lembaga
pembiayaan, bukan sebagai penjual murni. Secara teoritik dalam akad murabahah, baik pada saat transaksi maupun
tidak,
penjual
memang
sudah
memiliki
persediaan
barang
untuk dimurabahahkan. 6
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm 160.
69
Dalam
akad
murabahah,
bahwa
harga
jual
barang
adalah
penambahan dari harga pokok pembelian barang dan keuntungan yang diambil
penjual.
Setelah
akad
murabahah
disepakati
penjual
dan
pembeli, harga pokok dan keuntungann telah menjadi satu kesatuan yang disebut sebagai harga jual barang murabahah. Tidak ada lagi pemisahan
antara
pokok
pembelian
barang
dan
keuntungan
murabahah. Dalam
akad
jual-beli
tangguh
murabahah,
penjual
boleh
memberikan potongan kewajiban. Potongan tersebut akan digolongkan sebagai
sedekah
penjual
kepada
pembeli.
Namun
penjual
dilarang
untuk melakukan pembahasan atas kewajiban pembeli untuk maksud apapun.
Mengingat,
disepakati anatara maka
jual-beli
kemudian
penjual
telah
adalah
setelah
akad
yang
sempurna
hubungan
murabahah
diikuti
(secara
tangguh)
dengan penyerahan
dilakukan
sehingga
utang-piutang,
yaiutu
barang,
yang
muncul
utang
pembeli
kepada penjual. Sebagaimana diketahui bahwa setiap tambahan atas utang itu dilarang, karena (tambahan tersebut) merupakan riba yang diharamkan. Dalam penilaian prosedur pembiayaan pada bank umum, setiap bank harus menganalisis kelayakan dari pembiayaan yang diajukan. Tujuannya
adalah
untuk
memastikan
apakah
calon
nasabah
yang
70
mengajukan pembiayaan tersebut memang layak
untuk mendapatkan
pembiayaan dari bank.7 Contoh Akad Pembiayaan Bank
sepakat
memberi
pembiayaan
kepada
penerima
pembiayaan dan penerima pembiayaan mengaku dan menyetujui telah memperoleh pembiayaan emas seberat 100 gram dari bank sebesar Rp. 69.727.200,-
(Enam Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Dua Puluh
Tujuh Ribu Dua Ratus Rupiah) selama 5 tahun (60 bulan), dengan rincian sebagai berikut Harga emas
= 51.000.000
Uang muka disiapkan
= 10.200.000 -
Pembiayaan Bank
= 40.800.000
Margin keuntungan
= 18.727.200 +
Harga jual Bank
= 59.527.200
Angsuran/bulan
=
Dengan
melihat
59.527.200
992.120
rincian
diatas
maka,
uang
muka
Rp.
ditambah
harga
jual
10.200.000
bank
Rp.
maka,
total
pembiayaan yang disetujui oleh bank sebesar Rp. 69.727.200,Walaupun Indonesia,
bank
sebagian
syariah
masyarakat
keberadaanya masih
ada
telah
yang
menjamur
berasumsi
di
bahwa
bank syariah hanyalah sebuah label di bidang perbankan. Itulah salah satu 7
bentuk
sikap
masyarakat
tentang
adanya
perbankan
syariah.
Siswanto Sutojo, Analisis Kredit Bank Umum, (Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka, 2007), hlm. 168.
71
Karena
memang
tidak
dapat
dipungkiri bahwa
konotasi
perbankan
sejak dulu memang terpisah secara nyata dengan syariah. Akad yang banyak
mendapat
penilaian
“kehalalan”
pelaksanaanya
adalah
murabahah, yaitu jual beli dengan harga jual terdiri dari harga beli dan keuntungannya yang sudah disepakati.8
8
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 101.