BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENGALIHAN UTANG KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN
A. Analisis Mekanisme Pengalihan Hutang Kredit Kepemilikan (KPR) di Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan Pengalihan hutang di Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan di perlakukan sebagai mana pembiayaan baru. Di mana BNI Syariah memberikan talangan dana kepada nasabah untuk menutup hutangnya di bank konvensional. Selanjutnyanasabahharus melunasisisa hutang/pembiayaannya yang telah ditutup oleh BNI Syariah,namun jika nasabah menginginkan pengalihan
hutangnya
sekaligus
mengajukan
tambahan
dana
untuk
menambah pembiayaannya ataupun untuk mengajukan pembiayaan baru, maka nasabah harus melunasi sebesar total jumlah pembiayaannya yang diberikan oleh Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan. Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan dalam kasus pembiayaan take over, biasanya nasabah/masyarakat yang ingin melakukan pembiayaan take over di BNI Syariah sekitar 10 atau 20 orang, tetapi dari pihak BNI Syariah umumnya yang tidak menyetujui sekitar 10 orang. Di karenakan tidak sesuai prosedur dalam Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan, berarti dalam presentasi satu tahun yang melakukan pembiayaan take over di BNI Syariah sekitar 120 orang. Nasabah yang menggunakan pembiayaan take over 74
75
kebanyakan berprofesi pegawai negeri dan wiraswasta perbandingan 60:40 persen. Adapun contoh sebagai berikut, nasabah bank konvensional ingin melakukan pembiayaan take overkepada bank BNI Syariah Cabang Pekalongan. Nasabah datang ke BNI Syariah, nasabah tersebut sudah membawa berkas-berkas pengajuan surat permohonan pembiayaan guna melengakapi syarat-syarat. Setelah syarat-syarat dilengkapi nasabah harus melengkapi prosedur, selanjutnya nasabah melakukan mekanisme yang diterapkan di BNI Syariah, kemudian bank BNI Syariah Cabang Pekalongan melakukan analisis mekanisme pembiayaan take over(pengalihan hutang) Kredit Kepemilikan Rumah (KPR),1adapun tahapan-tahapan analisis tersebut yaitu sebagai berikut: 1. BI Checking SID yang dimiliki oleh bank sentral dari nasabah yang sudah melakukan kredit di bank/lembaga keuangan non bank. Account officer akan memintaberkas-berkas nasabah seperti, foto kopi ktp, foto kartu keluarga dll, guna mengecek BI checking nasabah yang ingin melakukan pembiayaan take over, bank harus melihat repotasi di perbankan, bahwa nasabah itu memang baik dalam dunia perbankan, dalam segi kelancaran pembayaran pinjaman. Apabila nasabah itu memang BI Checking SID nya bagus
1
tidak
tergolong
daftar
hitam,
pembayaran
pinjaman
Data-data dari hasil wawancara dengan Bapak Zainal Abidin bagian marketing pembiayaan take over kredit kepemilikan rumah (KPR), tanggal 10 november 2014
76
(kolektibilitasnya dalam kategori kredit lancar), maka account officer menyetujui proses dalam nasabah yang ingin melakukan pembiayaan take over. 2. Repayment Kemampuan untuk membayar kembali, hutang berupa bunga atau pokok pinjaman.Penilian ini di lihat dari gaji perbulan nasabah, sisa outstanding bank sebelumnya berapa, kemudian account officer menilai nasabah mampu membayar kembali pinjaman sesuai dengan nasabah tersebut dengan wawancara kepada nasabah. 3. Jaminan Nilai dari benda/barang jaminan yang akan di jaminkan. Mungkin account officerakan menilai nasabah yang melakukan pembiayaan take overdilihat dari nilai dari benda/barang jaminan yang akan di jaminkan atau asset-aset nasabah tersebut, sesuai kreteria atau tidak (marketable). 4. Character Nasabah Nasabah yang melakukan pembiayaan take overdi Bank Syariah ini, account officer sudah menyeleksi nasabah di lihat dari kelancaran pembayaran hutang oleh bank sebelumnya dan nasabah benar-benar aman dari daftar hitam atau mengalami kredit macet, yang di lakukan account officer yang berupa wawancara terhadap nasabah. Dari ke empat analisis tersebut nasabah sudah mencakup kreteria analisis mekanisme di BNI Syariah, selanjutnya account officer menyuruh nasabah melengkapi berkas selangkap-lengkap apabila ada berkas yang
77
kurang dari nasabah, guna di serahkan kepada unit processing, setelah unit processing menganalisis berkas-berkas nasabah data tersebut di serahkan kepada pemimpin guna di setujui atau tidak pembiayaan take overtersebut. Dari prosedur, mekanisme, analisis mekanisme yang dilakukan nasabah, maka pembiayaan take over (pengalihan hutang) KPR di Bank Syariah Cabang Pekalongan, dikatakan masuk kedalam kreteria dalam Fatwa DSN nomor: 31/DSN-MUI/VI/2002 alternatif satu yang berisi : 1) Lembaga Keuangan Syariah (LKS) memberikan qardh (pinjaman hutang)kepada nasabah. Dengan qardh tersebut nasabah melunasi hutangnya, dan dengan demikian, asset yang dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh. 2) Nasabah menjual asset dimaksud angka 1 kepada LKS dan dengan hasil penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada LKS. 3) LKS menjual secara murabahah asset yang telah menjadi miliknya tersebut kepada nasabah dengan pembayaran secara cicilan. 4) Fatwa DSN nomor: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qardh dan fatwa
DSN
nomor:
04/DSN-MUI/IV/2000
tentang
murabahahberlakupuladalam pelaksanaan pembiayaan pengalihan hutang sebagaimana dimaksud alternatif I ini. Jika kredit atau pembiayaan yang akan dialihkan ke BNI Syariah Cabang Pekalongan berasal dari lembaga keuangan konvensional, maka BNI Syariah Cabang Pekalongan akan menggunakan akad qardh untuk memberikan talangan kepada nasabah untuk menutup hutangnya di lembaga
78
keuangan konvensional yang terkait. BNI Syariah Cabang Pekalongan menggunakan akad qardh,karena alokasi penggunaan qardh tidak terbatas, termasuk untuk menalangi hutang yang berbasis bunga yang biasanya digunakan dalam kredit di lembaga keuangan konvensional. Setelah ditentukan akad untuk melunasi kredit atau pembiayaan di bank sebelumnya, maka langkah selanjutnya BNI Syariah melakukan akad perjanjian baru dengan nasabah sama seperti pengajuan pembiayaan baru dengan menggunakan akad-akad tertentu sesuai dengan jenis pembiayaan yang dialihkan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil contoh KPR dari bank konvensional yang dialihkan ke BNI Syariah Cabang Pekalongan, jadi setelah ditutup hutangnya di bank konvensional, BNI Syariah Cabang Pekalongan mengadakan perjanjian akad baru dengan nasabah dengan menggunakan akad murabahah karena pembiayaan pemilikan rumah di BNI Syariah Cabang Pekalongan menggunakan akad murabahah. Jadi perlakuannya tetap sama dengan pengajuan pembiayaan pemilikan rumah yang baru.
79
B. Faktor-Faktor
Apa
Yang
Mempengaruhi
Dalam
Penerapan
Pengalihan Hutang Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan Bahwa masyarakat dahulu sebelum adanya perbankan syariah bermunculan,sebagian besar masyarakat Indonesia menempatkan dananya ataupun mengajukan pinjaman/kredit di perbankan konvensional. Namun sekarang seiring adanya kesadaran dan ketertarikan masyarakat terhadap perbankan syariah, banyak masyarakat yang ingin mengalihkan dananya ataupun mengalihkan pembiayaan/kreditnya ke bank syariah. Dalam rangka menyambut baik respon masyarakat yang ingin mengalihkan dananya ataupun mengalihkan pembiayaan/kreditnya ke bank syariah, demikian munculah istilah Pengalihan hutangatau dalam perbankan syariah mengeluarkan produk baru yaitu pembiayaan take over (pengalihan hutang). Tujuan pembiayaan take overkhususnya KPR secara umum yaitu membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi nonsyariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah. Sedangkan tujuan pembiayaan take over adalah untuk mengalihkan hutang atau pembiayaan nasabah yang berasal dari lembaga keuangan yang satu ke lembaga keuangan yang lainnya. Sehingga salah satu alesan nasabah Bank konvensioanal ingin mengalihkan hutangnya khususnya pembiayaan take over KPR banyak diminati masyarakat dianggapan cicilannya tidak tergantung suka bunga dalam bank konvensioanal, cicilan pembiayaan
80
take over KPR lebih tetap, meskipun suka bunga naik akan berpengaruh pada cicilan rumah. Pembiayaan yang diberikan oleh Bank BNI Syariah
Cabang
Pekalongan didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan demikian pengalihan
utang/Pembiayaan
take
over
merupakan
pemberian
kepercayaan kepada nasabah. Oleh karena pembiayaan take over oleh bank dimaksudkan sebagai salah satu bentuk usaha BNI syariah Cabang Pekalongan untuk mendapatkan keuntungan, maka BNI Syariah hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk pembiayaan, jika BNI Syariah benar-benar yakin bahwa nasabah akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sebelum memberikan persetujuan pembiayaan terhadap nasabah, BNI Syariah harus mengetahui terlebih dahulu keadaan seorang nasabah mempunyai masalah atau tidak dengan bank lain. Sehingga Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan
mempunyai analisis faktor-faktor
yang
mempengaruhi dalam penerapan pengalihan hutang kredit kepemilikan rumah (KPR),2 adapuntahapan-tahapan analisis tersebut yaitu sebagai berikut:
2
Data-data dari hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Zuaim Ruzdy bagian Konsumen Sales Heat, Pada hari jum’at, 11 april 2014
81
a) Di lihat dari nasabah: 1) Bank sebelumnya mengalami kenaikan angsuran (Bunga) Nasabah bank konvensional dalam angsuran tiap bulan mengalami kenaikan suku bunga sesudah berjalannya angsuran selama 2 tahun.Ketika angsuran mengalami kenaikan, lama kelamaan nasabah tidak kuat mengangsur,
angsuran
tiap
bulannya.Jadi
nasabah
tertarik
ingin
mengalihkan hutangnya ke BNI Syariah dengan tujuan angsurannya murah. 2) Sesuai dengan Syariah Mungkin nasabah tau bahwa bank Syariah itu sesuai dengan prinsipprinsip syariah yang terhindar dari praktek riba. 3) Mencari angsuran yang tetap Nasabah bank konvensional dalam angsuran tiap bulannya mengalami kenaikan suka bunga, sehingga nasabah bank konvensional ingin mencari angsuran tetap. Di Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan itu sendiri dalam pembiayaan take overangsuran tiap bulannya itu tetap (Flat) tidak mengikuti suka bunga, sehingga
nasabah bank konvensional
tertarik
untuk
mengalihkan hutangnya (pembiayaan take over) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. a) Dilihat dari perbankan syariah 1. Prinsip Pemberian Kredit (5C Principle) a. Character (kepribadian atau watak) Account officerharus menilai nasabah bank konvensional, mungkin dalam segi wawancara terhadap nasabah, marketing
82
sedikit mengetahui karekter nasabah tersebut, dalam segi cara berbicara, sikap, hubungan dengan bank sebelumnya. Bahwa nasabah itu layak atau tidak dalam mengajukan pembiayaan take over b. Capacity (kemampuan atau kesanggupan) Account officer akan menilai nasabah dalam segi kesanggupan nasabah dalam angsuran tiap bulannya, dilihat dari angsuran bank sebelumnya. c. Capital (modal atau kekayaan) Mungkin account officerakan melihat gaji pokok nasabah tiap bulan, pekerjaan nasabah itu apa, dan kesanggupan dalam mengangsur tiap bulannya. d. Condition (persyaratan) Nasabah yang akan dianalis oleh account officerdalam segi kondisi pekerjaan nasabah, dalam persaingan usaha nasabah apabila nasabah itu memiki usaha (wiraswasta), peraturan pemerintah dan keamanan perekonomian Negara apabila nasabah itu pegawai negeri sipil. e. Collateral (jaminan) Account officer akan menilai barang yang dijaminkan oleh nasabah atau nilai barang yang akan dijaminkan dari nasabah bank sebelumnya.
83
2. Sisa Outstanding Pinjaman yang tersisa dari Bank sebelumya, Jadi BNI Syariah Cabang Pekalongan sebelum melakukan take over. Harus melihat sisa pembiayaan nasabah dari bank sebelumnya, simisal nasabah bank lain akad awal pembiayaan/pinjamannya 70 juta di angsur selama 15 tahun, selama 2 tahun sudah di angsur 20 juta masih sisa 50 juta, jadi yang tidak boleh di take over di BNI Syariah itu bukan yang 70 juta tapi sisa pembiayaan 50 juta tersebut. 3. Akad dari Bank sebelumya Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan sebelum melakukan pembiayaan take over KPR harus melihat akad dari bank sebelumya, Karena kalau semisal akadnya sama pada BNI Syariah, tidak bisa di take over di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Sedangkan BNI Syariah itu sendiri mengunakan akad murabahah. Karena murabahah Landasan hukumnya adalah jual beli jadi sudah menjadi hak milik nasabah, tetapi kalau akadnya selain murabahah Bank BNI Syariah Cabang Pekalongan bisa melakukan
pembiayaan take over KPR
tersebut. 4. Jangka Waktu Tersisa BNI Syariah Cabang Pekalongan harus mengetahui jangka waktu tersisa dari Bank sebelumnya, untuk melanjutkan pembiayaan take over KPR di BNI Syariah Cabang Pekalongan.