65
BAB IV ANALISIS PROSEDUR MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA JAMINAN PADA GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKALONGAN BERDASARKAN FATWA DSN No.25/DSN-MUI/III/2002
Prosedur Penyelesaian Sengketa Jaminan pada Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang PekalonganBerdasarkan Fatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002 Sengketa yang terjadi pada Gadai Emas Di Bank Syariah Mandiri (BSM)) Cabang Pekalongan terjadi semata–mata bukan tanpa sebab. Ada beberapa penyebab terjadinya sengketa jaminan tersebut. 1. Sebab-sebab terjadinya sengketa pada gadai emas di Bank Sayriah Mandiri Cabang Pekalongan Terjadinya sengketa pada gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongansebenarnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu: a. Dari pihak perbankan, yaitu dimana adanya ketidaktepatan dalam menilai nasabah yang layak untuk diberikan pembiayaan. Sehingga menimbulkan terjadinya kejadian diluar prediksi sebelumnya. Itu semua disebabkan karena pihak bank kurang menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam memberiakn pembiayaan kepada calon nasabahnya. Bank syariah mandiri cabang pekalongan berangapan bahwa barang jaminan yang
66
diberikan nasabah sudah cukup untuk mengcover nasabah untuk mendapatkan pembiayaan dari pihak bank. b. Dari pihak nasabah, dari pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan mengatakan ada 2 hal yang menjadi hambatan pihak bank dalam menghadapi penyebab terjadinya sengketa, yaitu: 1)
Iktikad kurang baik dari nasabah pembiayaan Dari pihak bank syariah mandiri mengatakan bahwa kurang adanya
kesadaran
dari
nasabah
untuk
melakukan
kewajibannya, yaitu melunasi pembiayaan yang telah didapatkan. Kelalaian tersebut sering kali dilakukan secara sengaja. Sebenarnya nasabah telah mempunyai cukup dana untuk melunasi pembiayaannya, namun terkadang nasabah kurang
memliki kesadaran untuk membayar kembali
kewajibannya kepada Bank Sayariah Mandiri Cabang Pekalongan. Terkadang juga ada nasabah yang merasa sayang jika dana mereka digunakan untuk melunasi pembiayaan mereka. 2) Ketidaktepatan waktu Yang dimaksud ketetidaktepatan waktu adalah diaman nasabah sebenarnya telah mempunyai dana untuk melunasi pembiayaannya kepada bank syariah mandiri, namun terkadang dana yang seharusnya dibayarkan digunakan nasabah
untuk
keperluan
lainnya
yang
kemudian
67
menyebabkan pembiayaan menjadi berlarut-larut dan beban yang ditanggung nasabah semakin besar. Padahal dari pihak bank sendiri telah mengingatkan nasabah untuk melunasi pembiayaannya 1 minggu sebelum jatuh tempo. Itulah penyebab terjadinya sengketa pada gadai emas di Bank Syariah Mandiri. Tapi dari pihak bank mengatakan bahwa ketidaksadaran nasabah dan ketidaktepatan waktulah yang lebih sering menyebabkan terjadinya sengketa tersebut. Karena terkadang nasabah terlalu menyepelekan pelunasan pembiayaannya karena mereka berfikir ketika mereka belum bisa melunasi pembiyaannya setelah jatuh tempo, mereka masih bisa melakukan perpanjangan selama 2 kali. Padahal setelah 2 kali melakukan perpanjangan namun belum juga bisa melunasi pembiayaan, maka barang jaminan akan menjadi sengketa antara pihak bank dan nasabah.1 2. Strategi Penyelesaian Sengketa Jaminan pada Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Penyelesaian sengketa jaminan berdasarkan Fatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002 berawal dari musyawarah, yang dimana musyawarah ini dilakukan oleh kedua belah pihak yaang bersengketa untuk mencapai sebuah kesepakatan. Jika musyawarah belum juga dapat menyelesaikan sengketa yang terjadi, maka akan masuk pada
1
Data-data dari hasil wawancara dengan Ibu Laila Fadhilah selaku Officer Gadai, pada hari Rabu, 18 Maret 2015
68
arbitrase yang dimana penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah. Sengketa yang terjadi pada gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan tergolong cukup sedikit. Dari tahun 2011 sampai dengan 2013 jumlah nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah yang berpotensi menimbulkan sengketa sekitar 2% dari jumlah nasabah pembiayaan gadai emas yang ada. Hal ini terjadi karena pembiayaan gadai emas memiliki risiko kecil dan jangka waktu yang relatif pendek. Sehingga memudahkan bank syariah mandiri dalam melakukan pengelolaan pembiayaan. Pembiayaan bermasalah pada gadai emas di bank Syariah Mandiri
Cabang
Pekalongan
yang
berpotensi
menimbulkan
terjadinya sengketa tergolong dalam kolektabilitas 1 atau dalam perhatian khusus (spesial mention). Tunggakan yang terjadi pada hampir semua nasabah gadai emas hanya sampai 3 hari dan belum melampaui 90 hari. Namun pemberlakuan pada masing-masing nasabah ketika terjadi wan prestasi atau sudah terjadi sengketa sama. Salah satu pedoman akad rahn pada Gadai Emas Di Bank Syariah
Mandiri
Cabang
Pekalongan
adalah
Fatwa
DSN
No.25/DSN-MUI/III/2002, dimana dalam fatwa ini menyebutkan bahwa “Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah
69
tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah” dan jika dilihat dari Mekanisme Alternatif Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah, penyelesaian sengketa diawali dengan adanya musyawarah dari kedua belah pihak tanpa ada pihak lain yang berlaku sebagai penengah. Bank Syariah Mandiri sendiri menerapkan sistem tersebut, yaitu satu minggu sebelum jatuh tempo pelunasan pembiayaan pegawai gadai emas memberitahukan kepada nasabah untuk segera melunasi pembiayaannya melalui telpon. Jika sampai hari
jatuh
tempo
nasabah
belum
juga
mengkonfirmasi
pemberitahuan pegawai gadai emas dengan kata lain belum ada dana untuk melunasi pembiayaan tersebut. Maka dari pihak Bank Syariah Mandiri akan mengirimkan surat peringatan 1 (SP1) kepada nasabah. Jika
sampai
H+2
nasabah
belum
juga
dapat
melunasi
pembiayaannya, maka surat peringatan 2 (SP2) akan dilayangkan kepada nasabah. Apabila tidak ada etikat baik dari nasabah untuk segera melunasi pembiayaannya, maka disinilah musyawarah akan dilakukan dimana pegawai gadai emas akan mendatangi rumah nasabah untuk merundingkan apakah nasabah akan melakukan perpanjangan gadai atau akan melunasi pembiayaannya dengan segera atau barang jaminan akan dilelang oleh pihak bank. Perpanjangan gadai dan musyawarah ini dirasa cukup meringankan nasabah apabila nasabah sudah jatuh tempo namun belum bisa melunasi pinjamannya. Tetapi terkadang ada juga dimana barang jaminan milik nasabah akan langsung dilelang tanpa pihak bank
70
datang terlebih dahulu kerumah nasabah untuk melakukan musyawarah. Pihak bank menuturkan hal tersebut dilakukan karena nasabah dirasa sudah tidak sanggup lagi melakukan perpanjanga karena nasabah sendiri sudah melakukan perpanjangan selama dua kali ataupun nasabah dirasa sudah tidak sanggup lagi melunasi pinjamannya. Apabila nasabah sudah tidak mempunyai dana untuk melunasi pinjamannya dan memilih untuk melelang barang jaminannya, maka pihak bank akan melelang barang jaminan tersebut. Kemudian jika dari hasil penjualan barang jaminan tersebut sudah dapat menutup kekurangan hutang nasabah dan apabila masih ada sisa penjualan, maka sisa penjualan tersebut akan dikembalikan kepada nasabah dan akan masuk kerekening nasabah secara langsung. Maka dengan kata lain mekanisme alternatif penyelesaian sengketa pada gadai emas di Bank Syariah Mandiri sudah sampai disini saja. Tidak berlanjut ke arbitrase seperti yang ada pada mekanisme alternatif penyelesaian sengketa dan yang tercantum dalam Fatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002karena sudah dapat diselesaikan
dengan
jalan
musyawarah
atau
dengan
jalan
perdamaian. Hal itu dilakukan karena pembiayaan gadai emas ini merupakan jenis pembiayaan jangka pendek yakni hanya 4 bulan atau maksimal 1 tahun. Dan juga hal ini dilakukan karena untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase atau Badan Arbitrase Syariah membutuhkan biaya yang cukup banyak. Jika itu dilakukan maka akan lebih membebankan nasabah dan pihak bank sendiri.
71
Dari pihak bank sendiri hanya ingin memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabahnya. Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan adalah lembaga intermediary dari pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Sehingga dalam operasionalnya Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan para nasabahnya yang telah mempercayakan dananya kepada Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan.2 3. Srategi Pencegahan Terjadinya Sengketa pada Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Pencegahan terjadinya sengketa pada dasarnya hampir sama dengan bagaimana mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah. Dalam pembiayaan harus didasarkan atas prinsip-prinsip kehatihatian
dengan
menerapkan
plafond
pembiayaan
dan
akad
pembiayaan yang ditandatangi oleh bank nasabah. Di dalam pencegahan terjadinya sengketa juga sama, yaitu harus menerapkan prinsip kehati-hatian. Adapun strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan untuk mencegah terjadinya sengketa pada gadai emas adalah dengan cara dimana satu minggu sebelum jatuh tempo pihak bank akan menghubungi nasabah yang belum membayar angsuran pembiayaan. Apabila sampai tanggal jatuh tempo nasabah belum mampu melunasi kewajibannya kepada bank,
2
Data-data dari hasil wawancara dengan Ibu Laila Fadhila selaku Officer Gadai, pada hari Jum’at, 20 Maret 2015
72
maka pada hari pertama setelah jatuh tempo (H+1) Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan akan mengeluarkan surat peringatan pertama (SP1) apabila sampai hari kedua (H+2) setelah jatuh tempo nasabah belum juga membayar keawajibannya kepada pihak bank, maka pihak bank akan mengeluarkan surat peringatan kedua (SP2). Kemudian jika sampai dengan hari ketiga (H+3) setelah jatuh tempo nasabah belum juga melunasi kewajibannya terhadap bank dan pihak bank telah mendatangi rumah nasabah guna merundingkan keputusan akhir dari pembiayaan nasabah. Maka pihak bank syariah mandiri cabang pekalongan akan melelang barang jaminan untuk menutup kekurangan hutang nasabah. Selain itu, usaha bank untuk memperoleh keyakinan atas kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman yaitu dengan cara melakukan analisis pembiayaan yang mendalam terhadap calon nasabah.
Bank syariah mandiri
cabang pekalongan sendiri
menerapkan beberapa tahap dalam proses analisis tersebut, yaitu dalam menyalurkan pembiayaan dilakukan dengan analisis 5C (character,
capacity,
capital,
colleteral,
condition).
Untuk
memperoleh keyakinan tersebut, sebelum Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan memberikan pembiayaan kepada nasabah, pihak bank harus meneliti terlebih dahulu watak calon nasabah, potensi kemampuan nasabah dalam melunasai pembiayaan, modal yang dimiliki calon nasabah, agunan dan kondisi perekonomian yang terjadi dimasa sekarang dan akan datang. Bukan hanya itu saja,
73
setelah melakukan analisis 5C tersebut pihak vank syariah mandiri masih harus meneliti terlebih dahulu kepada siapa pembiayaan akan diberikan, untuk tujuan apa pembiayaan tersebut, apakah nantinya pihak nasabah mampu melunasai kewajibannya dengan tepat waktu, dan berapa jumlah pembiayaan yang akan diberikan, sehingga pembiayaan
yang
diberikan
aman
dari
resiko
pembiayaan
bermasalah yang tentunya akan menimbulkan pula sengketa diantara dua belah pihak tersebut. Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan juga tak lupa untuk meneliti kelengkapan data nasabah agar tidak memberikan celah kepada nasabah untuk melakukan wanprestasi. Apabila dikemudian hari nasabah melakukan wanprestasi, maka akan lebih mudah
menyelesaikannya
karena
pihak
bank
mempunyai
kelengkapan data dari nasabah tersebut. Dalam memberikan pembiayaan, pihak bank juga menerapkan batas maksimum pembiayaan yang dapat diberikan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia., yaitu batas maksimum pembiayaan yang dapat diberikan Bank Syariah Mandiri adalah Rp. 250.000.000,00 selebihnya pihak bank tidak dapat memberikan pembiayaan. Pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan banyak digunakan untuk kegiatan konsumsif. Tapi tidak menutup kemungkinan pembiyaan tersebut digunakan untuk kegiatan produktif. Apabila pembiayaan tersebut digunakan untuk kegiatan
produktif,
maka
Bank
Syariah
Mandiri
Cabang
74
Pekalongantidak boleh memberikan pembiayaan untuk usaha-usaha yang tidak sesuai dengan syariat islam. Selain itu, Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan juga tidak boleh memberikan pembiayaan kepada nasabah yang telah masuk daftar hitam Bank Indonesia dan mempunyai usaha yang masuk daftar usaha yang harus dihindari Bank Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui bahwa perbankan tidak dapat menghindari terjadinya pembiayaan bermasalah yang menimbulkan terjadinya sengketa. Suatu pembiayaan dikatakan bermasalah pada awalnya ditandai dengan adanya tanda-tandadari nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan pembiayaan sebagaimana mestinya. Walaupun usaha telah dilakukan untuk
mencegah
menimbulkan
terjadinya
terjadinya
pembiayaan
sengketa,
tidak
bermasalah dapat
yang
menutup
kemungkinan untuk terjadi pembiayaan bermasalah dimasa yang akan datang. Namun dengan menerapkan prinsip kehti-hatian tersebut, setidaknya bank dapat meminimalisir risiko pembiayaan bermasalah dikemudian hari.3 Jika ditilik berdasarkan pedoman akad rahn gadai emas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan yaitu fatwa DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002, ada sedikit ketidaksesuaian dimana fatwa tersebut sebenarnya diperuntukkan untuk semua jenis gadai
3
Data-dari dari hasil wawancara dengan Bapak M. Saifudin selaku Pelaksana Gadai, pada hari Jum’at, 27 Maret 2015
75
seperti gadai elektronik, kendaraan bermotor, tanah dan sebagainya. Sebenarnya gadai emas sendiri telah mempunyai pedoman fatwa dsn yaitu fatwa DSN NO.26/DSN-MUI/III/2002 yang lebih sesuai dengan gadai emas tersebut. Hal ini terjadi karena fatwa DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002
dengan
fatwa
DSN
NO.26/DSN-
MUI/III/2002 dianggap cenderung mempunyai isi dan dasar hukum yang sama. Sehingga dianggap tidak ada masalah jika menggunakan fatwa dsn NO.25/DSN-MUI/III/2002 yang mana di dalamnya mengandung unsur akad rahn yang sama seperti akad yang dipakai pada gaadi emas di bank syariah mandiri cabang pekalongan yang isinya tentang dimana ketika ingin mendapatkan pinjaman maka harus menyertakan barang berharga sebagai jaminan. Terlebih FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 lebih dulu diterbitkan dari pada fatwa DSN NO.26/DSN-MUI/III/2002. Seharusnya pedoman akad rahn pada gadai emas di bank syariah mandiri cabang pekalongan bisa lebih disesuaikan dengan fatwa dsn terbaru.