ANALISIS MODEL MATEMATIKA INTERAKSI INANG DAN PARASITOID SAAT PARASITOID BERHASIL MENEKAN INANGNYA Oleh : Dewi Anggreini Dosen STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAKSI: Model matematika merupakan cabang dari matematika yang di dalamnya mengkaji penerapan matematika yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah model matematika interaksi inang Whitefly (Trialeurodes vaporariorum) dengan parasitoid Encarsia formosa. Parasitoid Encarsia Formosa adalah serangga yang hidup dengan cara menumpang dan mengambil sari-sari makanan dari inang Whitefly (Trialeurodes vaporariorum). Whitefly merupakan sejenis serangga hama yang menyerang tanaman rumah kaca. Encarsia formosa digunakan sebagai musuh alami atau pengendali hayati bagi Trialeurodes vaporariorum. Di dalam jurnal ini akan dibahas mengenai model matematika yang dikonstruksi dari interaksi inang Trialeurodes vaporariorum dengan parasitoid Encarsia Formosa. Selanjutnya akan dilakukan analisa dan simulasi model menggunakan program Matlab. Jika Diasumsikan bahwa laju pertumbuhan maksimum dari parasitoid Encarsia formosa lebih besar daripada laju pertumbuhan inang maka solusi dari sistem dengan menggunakan asumsi tersebut adalah
d r rt p(t ) p0 e rt dan ht h0 e rt p0 te . Sehingga untuk jangka waktu yang lama a populasi parasitoid akan naik secara eksponensial sedangkan populasi hama Whitefly turun secara eksponensial. Jadi penggunaan parasitoid Encarsia formosa efektif untuk mengendalikan hama kutu putih Trialeurodes vaporariorum. Kata Kunci: Model Interaksi, parasitoid, menekan inang
Model matematika merupakan
standar untuk mencari penyelesaian
cabang dari matematika yang di
sistem
dalamnya
nonlinear,
mengkaji
penerapan
persamaan
diferensial
sedangkan
persamaan
matematika yang berkenaan dengan
diferensial linear secara teori sudah
kehidupan
ada metodenya meskipun terkadang
sehari-hari.
Model
matematika juga mempunyai peran
sulit
dalam pemecahan masalah riil salah
Analisa bidang fase digunakan untuk
satunya adalah
mengetahui sifat kualitatif perilaku
bidang
biologi,
penerapan dalam pertanian
dan
entomologi. Banyak sistem persamaan yang
mencari
sistem nonlinear. inang
penyelesaiannya.
persamaan
diferensial
Berdasarkan Whitefly
interaksi
(Trialeurodes
diterapkan dalam menyusun model
vaporariorum)
dengan
matematika, salah satunya adalah
Encarsia formosa, model matematika
persamaan diferensial linear dan
yang
nonlinear. Saat ini belum ada metode
diferensial dan sistem persamaan
berbentuk
parasitoid
persamaan
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
45
diferensial merupakan cara yang
digunakan
cocok
mengendalikan
dalam
menggambarkan
interaksi antara inang-parasitoid. Parasitoid
Encarsia
tanaman
secara
luas
kutu
rumah
untuk
putih
kaca.
pada
Encarsia
formosa
formosa digunakan sebagai musuh
adalah serangga yang hidup dengan
alami atau pengendali hayati bagi
cara menumpang dan mengambil
Trialeurodes
sari-sari makanan dari inang Whitefly
Encarsia
formosa
(Trialeurodes
ditemukan
pada
vaporariorum).
vaporariorum. mula-mula
sejenis
bunga
Whitefly merupakan sejenis serangga
spesies Pelargonium pada tahun
hama
tanaman
1924 dalam sebuah rumah kaca di
rumah kaca salah satunya adalah
Idaho, Amerika Serikat (Hoddle,
tomat dan mentimun. Whitefly dalam
1998).
yang
menyerang
istilah pertanian dan ekologi biasa
Di dalam penelitian ini akan
disebut sebagai kutu putih atau kutu
dibahas mengenai model matematika
kebul. Hama menyebabkan kerugian
yang
dikonstruksi
petani
inang
Trialeurodes
karena
berkurangnya
dari
interaksi
vaporariorum
produktivitas pertanian, kerusakan
dengan parasitoid Encarsia formosa
tanaman
dan Amitus bennetti.
dan
kerugian
secara
ekonomis. Penggunaan bahan-bahan
LANDASAN TEORI
kimia
dan
Definisi 1 (Anton dan Rorres,
insektisida pada tanaman pertanian
2005) Misalkan A adalah matriks
selain
kerusakan
bujur sangkar. Det (A) didefinisikan
tanaman juga menyebabkan hama
sebagai jumlah semua hasil kali
menjadi kebal terhadap pestisida
elementer bertanda dari A.
seperti
pestisida
menyebabkan
(resisten). Hal ini bisa menyebabkan dampak kerusakan lingkungan dan ekonomi bagi petani. Untuk itu diperlukan
cara
untuk
mengendalikan populasi hama yang
Definisi 2 (Anton dan Rorres, 2005)
Misalkan
berukuran vektor
matriks
A
dan
n n . Skalar
xn1 0
yang
memenuhi
alami atau istilahnya dikenal dengan
Ax x
biological control. Encarsia formosa
nilai eigen dan vektor eigen dari A .
merupakan
jenis
serangga
masing-masing
disebut
yang
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
46
x0 E
Definisi 3 (Perko, 1993) Misalkan L
n
menyatakan
Diberikan
n
f:
fungsi
n
.
n
,
x0 E. Selanjutnya f
T
f C1 E ,
n
Df x0 L
n
yang
diferensiabel,
x0 h f x0 D f x0 h
h 0
h
dengan transformasi linear Df x0 disebut derivatif f di titik x 0 dan h
n
.
didefinisikan
merupakan x n
norm
Euclide
pada dengan
n
2
n
2
disebut
norm
jika untuk semua x, y
n
vektor berlaku:
x 0 , x 0 Jika dan hanya jika kx k x untuk
x = 0, k
maka
selalu
semua
dan berlaku x + y x + y .
turunan
ada.
Teorema
berikut menjelaskan tentang suatu fungsi
yang
diferensiabel
selalu
memiliki turunan parsial. Teorema 5 (Perko, 1993) Diberikan n
n
,
E
dengan
himpunan terbuka. Jika fungsi f diferensiabel
di
x0 E, maka
fi , i, j 1, 2,..., n , x j
derivatif parsial
x = x1 x2 ... xn . 2
:
0,
f :E
Selanjutnya
dikatakan
f diferensiabel
jika
parsialnya
f
di
Jika suatu fungsi diketahui
memenuhi:
lim
kontinu
kontinu di setiap x E.
jika terdapat suatu transformasi linear
parsial
diferensiabel kontinu pada E, ditulis
dengan f = f1 , f 2 ,..., f n . Fungsi f dikatakan diferensiabel di x0
derivatif
fi , i, j 1, 2,..., n x j
himpunan
semua transformasi linear pada
dan
ada di x 0 dan untuk setiap x0 E, berakibat
f x0 x j j 1 x j n
Df x0 x
dengan
x x1 , x2 ,..., xn
T
Definisi 4 (Perko, 1993) Diberikan
f :E
n
himpunan
f f1 , f 2 ,..., f n . T
n
,
dengan
terbuka.
Fungsi
E f
dikatakan diferensiabel kontinu di
x0 E jika f
dan
diferensiabel
Dari Teorema 5 jika f suatu fungsi diferensiabel di x0 E, maka
di
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
47
Df x0 dituliskan dengan matriks
terbuka.
Jacobian n x n sebagai berikut:
x0 E, maka f kontinu di x0 E .
f diferensiabel
Jika
Selanjutnya jika f1 x0 x1 f x 2 0 Df x0 x1 f n x0 x1
f1 x0
f1 x 0 xn f 2 x 0 xn f n x 0 xn
x2
f 2 x0 x2 f n x0 x2
Definisi 8 (Perko, 1993) Diberikan
E
n
, E himpunan terbuka dan
f C E . Vektor x t disebut solusi
Sistem persamaan diferensial
Teorema 6 (Perko, 1993) Diberikan
f :E
n
terbuka.
n
diferensiabel
2.4
I
jika
x t
pada
I dan
untuk
interval
setiap t I
dari f di titik x 0 .
diferensiabel
pada E , maka f kontinu pada E .
pada Df x0 dinamakan matriks Jacobian
f
di
berlaku x t E dan
x t f x t , dengan
C E
menyatakan himpunan semua fungsi
E
,
himpunan
f dikatakan
Fungsi
diferensiabel kontinu pada E jika
fi , i, j 1, 2,..., n x j
dan hanya jika
E dan
kontinu pada
I
interval
terbuka. Teorema 9 (Perko, 1993) Jika
E
n
,E
himpunan
terbuka,
f C1 E dan x0 E maka terdapat
ada dan kontinu pada E . Fungsi yang kontinu pada
a > 0 sehingga masalah nilai awal
suatu domain belum tentu menjadi
x = f x dengan
fungsi
mempunyai solusi tunggal x t pada
yang
domain
diferensiabel
tersebut,
akan
pada tetapi
sebaliknya selalu berlaku. Teorema
x 0 x0
interval a, a .
berikut memberikan hubungan antara
Definisi 10 (Olsder, 1994)
fungsi
x
kontinu
dan
fungsi
diferensiabel.
n
disebut
titik
Titik
ekuilibrium
Sistem 2.4 jika f x 0.
Teorema 7 (Perko, 1993) Diberikan
f :E
n
n
,
E
himpunan
METODE PENELITIAN
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
48
Sebelum diperlukan
membuat
model,
mendasari
terbentuknya
model
informasi-informasi
interaksi inang-parasitoid. Berikut ini
terkait dengan interaksi inang dan
adalah model dasar interaksi mangsa
parasitoid. Informasi yang diperlukan
pemangsa.
berupa
fakta-fakta
terkait
laju
pertumbuhan intrinsik dari inang, efek oviposisi parasitoid dewasa, laju kematian
parasitoid
fungsional.
dan
Setelah
diperoleh
respon
selanjutnya
disusun
pembentukan
model
matematika dengan memperhatikan fakta-fakta dan asumsi-asumsi yang ada. Selanjutnya dari model dicari solusi dari model tersebut kemudian dilakukan analisa dan simulasi dari model matematika tersebut. Setelah itu dilakukan interpretasi dari model
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Pengendalian Hayati
fakta-fakta
asumsi-asumsi yang akan digunakan dalam
HASIL
Pengendalian merupakan
hayati
pemanfaatan
penggunaan
musuh
dan
alami
untuk
mengendalikan populasi hama yang merugikan. Penggunaan musuh alami seperti
parasitoid
bertujuan
atau
untuk
predator
menurunkan
populasi hama agar tetap rendah. Pengendalian
hayati
fenomena
penting
merupakan dalam
pengendalian alami.
matematika. Bentuk persamaan matematika dari
Menurut Nyoman Oka (2005)
model tersebut dirumuskan dengan
Musuh alami atau agen pengendalian
memperhatikan
transfer
hayati dapat dikelompokkan menjadi
yang menggambarkan interaksi inang
parasitoid, predator dan patogen.
dengan
Pengendalian
diagram
parasitoid.
hayati
adalah
yang
dihasilkan
pengendalian populasi hama dengan
sistem
persamaan
musuh alami yang sudah terjadi
matematika berbentuk
Model
campur
diferensial.
tangan
manusia
untuk
mencapai tujuan melindungi tanaman Sebelum
membahas
mengenai respon fungsional interaksi inang-parasitoid terlebih dahulu akan diberikan
model
dasar
budidaya
dari
serangan
hama,
melalui cara pemasukan musuh alami dari satu tempat ke tempat lain.
yang
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
49
Menurut
Aditya
Perdana
(2010) keuntungan penggendalian hama dengan parasitoid antara lain
menyatakan mangsa
perubahan
terhadap
waktu
dp dt
persamaan
daya kelangsungan hidup parasitoid
populasi dan
menyatakan
tinggi, parasitoid hanya memerlukan
perubahan
satu atau sedikit individu inang untuk
terhadap waktu. Konstanta m, a* , q, r
melengkapi daur hidupnya, populasi
semua bernilai positif. Dengan m
parasitoid dapat bertahan meskipun
adalah angka pertumbuhan murni
tingkat populasi inangnya rendah,
dari populasi mangsa,
sebagian besar parasitoid bersifat
angka kematian murni dari populasi
monofag
dan
oligofag
sehingga
memiliki kisaran inang yang sempit. Sifat ini mengakibatkan populasi parasitoid memiliki respon numerik yang
baik
terhadap
perubahan
populasi inangnya.
populasi
a*
pemangsa,
adalah
q
adalah
angka
penangkapan mangsa oleh pemangsa (angka
kematian
dari
r
adalah
mangsa), pertumbuhan pemangsa, interaksi
Model Dasar Mangsa Pemangsa
pemangsa
hp
antara
populasi angka
dari
populasi
adalah
lambang
mangsa
dan
pemangsa. Dalam kehidupan yang Model
dasar
mangsa
pemangsa dari dua interaksi populasi diberikan oleh persamaan LotkaVolterra (1926):
dan dalam interaksi terdapat saling respon antara mangsa dan pemangsa. Selanjutnya, akan diberikan ini
h
adalah populasi mangsa dan
p
persamaan
adalah populasi pemangsa, dengan t waktu.
relevan karena populasi mangsa tidak
pemangsa tidak selamanya menurun
dp qp ra*hp dt
adalah
Lotka Voltera di atas sudah tidak
selamanya meningkat atau populasi
dh mh a*hp dt
Dalam
nyata saat ini, model persamaan
Persamaan
dh dt
pembentukan
respon
fungsional
Holling tipe II interaksi inangparasitoid berdasarkan model dasar interaksi persamaan
mangsa-pemangsa Lotka
Volterra.
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
50
Representatif dari populasi mangsa
dengan
yang ditangkap pemangsa dari model
ditangkap
*
N b populasi mangsa yang pemangsa
per
satuan
Lotka Voltera adalah a h yang tidak
waktu. Selain itu, seluruh waktu
bergantung
waktu
yang tersedia bagi pemangsa untuk
kemudian
a*h dinamakan
pemangsaan,
Na .
mencari dan menangani mangsa
Berdasarkan asumsi yaitu terjadi
dilambangkan dengan T , sedangkan
respon antara mangsa dan pemangsa,
waktu yang digunakan untuk mencari
mangsa
merespon
pemangsa
mangsa dilambangkan Ts dan waktu
sehingga
pemangsa
memerlukan
yang digunakan untuk menangani
waktu untuk menangkap mangsa.
mangsa
Selanjutnya N a dimodifikasi menjadi
mengolah, memakan, mengolah dan
representatif
mencerna)
baru
(dilambangkan
(mengejar,
menangkap,
Th .
dilambangkan
Nb ) yang bergantung waktu mencari
Parameter Th ini bergantung dengan
mangsa, angka penangkapan mangsa
populasi mangsa yang ditangkap
dan populasi mangsa yang tersedia.
pemangsa
Hal ini menyatakan bahwa populasi mangsa
yang
ditangkap
yang
sehingga diperoleh persamaan:
per
pemangsa akan berbanding lurus
Ts T Th Na .
dengan angka penangkapan mangsa oleh pemangsa (dilambangkan a* ), populasi
mangsa
(dilambangkan
yang
Na
dinamakan
tersedia
h), dan waktu yang
Dari
persamaan
3.2 3.1 dan 3.2
diperoleh hubungan sebagai berikut: Nb a*h T Th Na
digunakan untuk mencari mangsa (dilambangkan Ts ) . Parameter ini tidak
bergantung
mangsa,
pada
sehingga
populasi
Nb a*hTh Na a*hT
diperoleh
persamaan: Nb a*hTs
Nb a*hT a*hTh Na
3.1
N Nb 1 a a*hTh a*hT Nb
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
51
Nb
cukup. Sebelum adanya pemangsa,
a*hT Na * a Th h 1 N b
laju
pertumbuhan
inang proporsional terhadap jumlah populasinya. Dalam hal ini inang menjadi
Na * a Th b Nb
dan
(laju
kelahiran dikurangi laju kematian)
N a* h b . T 1 bh
Dengan
intrinsik
Nb T
makanan
utama
bagi
parasitoid sehingga sebelum adanya inang,
pertumbuhan
populasi
adalah laju pemangsaan predator atau
parasitoid akan menurun dikarenakan
populasi mangsa yang ditangkap
laju kematian dari parasitoid.
pemangsa
per
satuan
bergantung
mangsa.
waktu
Selanjutnya
persamaan tersebut dituliskan dalam bentuk
Parasitoid inangnya fungsional. adanya
f h
a* h 1 bh
satu
inang,
berdasarkan
respon
Sebaliknya
dengan
interaksi
tersebut,
oleh
populasi parasitoid akan dikonversi
3.3
untuk
Dengan b menyatakan waktu untuk menangani
menyerang
f h
menyatakan banyaknya inang yang
pertumbuhannya.
Rasio
parasitoid belum dewasa dengan parasitoid dewasa adalah konstan dan populasinya
memiliki
laju
pertumbuhan yang maksimum.
diserang parasitoid per satuan waktu Parameter-parameter
atau banyaknya inang yang diparasit, a* menyatakan angka penyerangan
inang oleh parasitoid. Persamaan
3.3
merupakan respon fungsional
yang
diberikan untuk membentuk model interaksi
antara
parasitoid
inang
adalah
dengan yang
h(t )
menyatakan populasi inang pada saat Holling tipe II untuk interaksi inang
t, p(t )
menyatakan
populasi
parasitoid. parasitoid Dalam model ini ada dua spesies yang berinteraksi yaitu inang dan
parasitoid.
Populasi
inang
diasumsikan memiliki makanan yang
pada
saat
t,
f h
menyatakan respon fungsional, a menyatakan efek dari oviposisi pada populasi
parasitoid
menyatakan
laju
dewasa,
r
pertumbuhan
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
52
intrinsik dari inang, d menyatakan
kontinu dengan f 0 0 , dan f h
laju kematian dari parasitoid. Semua
diferensiabel kontinu.
parameter tersebut bernilai positif. Respon diasumsikan
f h
fungsional merupakan
fungsi
f h fungsi
f :R R ,
naik
Berdasarkan tersebut,
dapat
asumsi-asumsi dibuat
diagram
transfer untuk model interaksi inangparasitoid sebagai berikut:
f (h)
af h p
f (h) p
h
rh
Berdasarkan asumsi-asumsi dan diagram
dp
p
af h d r
h h* .
untuk
Laju
transfer di atas diperoleh model interaksi
pertumbuhan inang akan selalu terbatas
inang-parasitoid sebagai berikut:
untuk p 0 , dengan tujuan bahwa laju
dh rh f (h) p dt
pertumbuhan
3.4
inang
akan
selalu
dikendalikan oleh parasitoid, dimana nilai h memenuhi h h * .
dp (af (h) d ) p. dt
Selanjutnya, pada bagian ini akan
Analisa Parasitoid Encarsia formosa
dicari titik ekuilibrium Sistem (3.4), yang
Dengan
menyatakan
Inangnya
(Kondisi
Ketika
Parasitoid Dapat Menekan Inangnya) Diasumsikan
bahwa
laju
pertumbuhan maksimum dari parasitoid Encarsia formosa lebih besar daripada laju pertumbuhan inang dengan tujuan untuk menekan populasi inang sehingga dapat mengendalikan populasi hama. Jumlah populasi inang yang berhasil ditekan oleh
keadaan
populasi
berada
dalam keadaan setimbang. Titik Ekuilibrium Model Titik ekuilibrium Sistem (3.4), berada dalam keadaan setimbang, jika fungsi:
dh dp , (0, 0) . dt dt
Keberadaan
titik
ekuilibrium Sistem (3.4) diberikan dalam teorema berikut :
parasitoid dinyatakan dengan h * 0 atau Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
53
Teorema 1 Sistem (3.4) mempunyai titik
(h , p) (0,0) dan
ekuilibrium
ar h . Jadi besar pertumbuhan populasi d parasitoid
ar (h , p ) (h, h) . d
sebesar
terhadap
inangnya
adalah
ar . d
Bukti : Analisa Nullcline dan Titik Ekuilibrium Dari Sistem (3.4), diperoleh Pada bagian ini akan di bahas analisa Nullcline Sistem (3.4). Tujuannya dh 0 rh f (h) p 0 dt
3.5
dp 0 (af (h) d ) p 0. dt
3.6
3.6
Dari persamaan atau
Sehingga
diperoleh p 0 atau f (h)
d . a
Dari
jika
disubtitusikan
ke
persamaan
diperoleh h 0 . lebih lanjut disubstitusikan diperoleh p
ke
persamaan
penjelasan
p0
3.5 , f ( h)
p p(t )
dari
Sistem (3.4) mendefinisikan suatu kurva pada bidang h p . Himpunan titik-titik lintasan
berupa
kurva pada bidang h p , kurva ini disebut
d a
3.5 ,
ekuilibrium (h , p) (0,0) dan
_ _ ar h, p h, h d
h h(t ) ,
(h(t ), p(t )) membentuk (3.8)
ar h. Jadi diperoleh titik d
_ _ ar h, p h, h .Titik d
memperoleh
sistemnya tidak mengalami perubahan. Setiap solusi
diperoleh p 0
(3.8),
untuk
mengenai sifat-sifat dari sistem ketika
(af (h) d ) 0. 3.7
persamaan
adalah
ekuilibrium
trayektori solusi Sistem (3.4) dan bidang h p disebut
bidang
fase.
Nullcline
merupakan titik-titik pembuat nol yang trayektorinya memenuhi persamaan : dh h, p dt dp h, p . dt
Jadi,
h, p 0
h, p 0 dan
himpunan merupakan
kurva
yang
bahwa
disebut Nullcline. h, p 0 merupakan
jika besar populasi inang mendekati h
Nullcline sejajar sumbu-p dan h, p 0
maka besar populasi parasitoid mendekati
merupakan Nullcline sejajar sumbu-h.
menunjukkan
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
54
_ _ ar h, p h, h merupakan d
Titik
titik
ekuilibrium lokal yang diperoleh dari perpotongan persamaan 3.5 dan 3.6 . Berdasarkan Nullcline 3.5 dengan asumsi af h d r untuk h h* , akan diestimasi
trayektori
dari
persamaan 3.4 . Berdasarkan
asumsi
yaitu
af (h) d r af h d r
f ( h)
d r . a
Lebih lanjut, diperoleh:
Sistem
dp dp dt af h d p rp rp 0. dh dh rh f (h) p rh f (h) p d r rh p dt a
Jadi berdasarkan asumsi
af h d r
Bukti:
untuk h h * diperoleh gradien trayektori
Ditinjau Sistem persamaan (3.9) dan (3.10)
positif. Karena itu trayektori dari Sistem
yaitu
3.4 memotong sistem linear : dh d r rh p dt a
dan
3.9
dp rp. dt
3.10
dp rp. dt
dh d r rh p dan dt a
Diberikan nilai awal: Kemudian akan dicari solusi dari Sistem
3.9
dan
3.10 ,
h0 h0 0 ,
untuk
p 0 p0 0.
mengetahui interaksi populasi parasitoid Encarsia formosa dan inangnya pada waktu yang akan datang.
Akan dicari solusi dari Sistem persamaan
Teorema 2 : Solusi dari Sistem linear
3.10 .
dp rp dt
(3.9) dan (3.10) adalah p(t ) p0 e rt dan
d r rt ht h0 e p0 te dengan a rt
merupakan nilai awal.
h0 , p0
dp dt rp
1 ln p t c r
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
55
3.16
ln p r (t c) eln p er (t c )
ln
p ert erc p(t ) c1ert dengan c1 erc . 3.11
Dari persamaan (3.11) untuk t 0 dan dari nilai awal p0 p(0) , maka diperoleh p0 p(0) c1e c1 . 0
3.11 ,
ke
h c1ert .
3.12
3.17
maka diperoleh :
sehingga diperoleh
1 1 rt 1 h rt e r c1 h e c1
solusi persamaan (3.10) adalah p(t ) p0ert .
h c1 e rt
Selanjutnya kedua ruas 3.16 diturunkan,
Lebih lanjut, dengan mensubstitusikan
3.12
h ln c1 ert
3.13
Selanjutnya akan dicari solusi dari 3.9 ,
1 1 h r c1 h c1
1 dh 1 dc1 r h dt c1 dt
dh h dc1 rh. dt c1 dt
diperoleh :
dh d r rh p. dt a Misalkan ruas kanan konstan, homogen:
maka
3.14 3.14
diperoleh
3.18
Berdasarkan 3.17 , maka diperoleh : bernilai
persamaan
dh rh 0 dt
3.15
dh c1e rt dc1 rh dt c1 dt
dh rdt 0 h
dh dc ert 1 rh dt dt
dh rdt 0 h
dh dc rh ert 1 dt dt
ln h rt k , untuk suatu konstanta k
ert
dc1 d r p dt a
ln h ln ert ln c1 dengan k ln c1 Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
56
d r rt dc1 pe dt. a Dengan
3.19 ,
p(t ) p0 e rt
3.19
mensubstitusikan
3.13
maka
ke
d r rt h t h0ert p0te . a
diperoleh:
d r rt rt dc1 p0e e dt a
Dari Sistem
3.22 dan 3.23
maka h t akan turun dimulai dari suatu t . Sehingga untuk jangka waktu yang lama populasi parasitoid akan naik secara
d r dc1 p0 dt a
eksponensial sedangkan populasi hama Whitefly
d r dc1 p0 dt a
turun
(Trialeurodes secara
vaporariorum)
eksponensial.
Jadi
penggunaan parasitoid Encarsia formosa
3.20
dapat mengendalikan hama kutu putih (Trialeurodes
vaporariorum)
Dengan mensubstitusikan 3.20 ke 3.17
maksimal.
dan dari syarat awal h0 h0 diperoleh :
Simulasi Numerik
d r rt h c1e p0 t c e a rt
d r rt h0ert p0te . a
3.23
diperoleh jika p t naik secara permanen,
d r dc1 p0 dt a
d r c1 p0t c. a
3.22
secara
Berikut ini akan diberikan grafik solusi Sistem 3.22 dan 3.23 serta Nullcline (3.5). Dari Nullcline (3.5) diperoleh nilai
3.21
f ( h)
rh . Diberikan nilai-nilai parameter p
Jadi diperoleh solusi dari Sistem linear
a 0.05, d 0.03, r 0.5, p0 2, h0 6.
3.9 dan 3.10 adalah :
dengan syarat a d , r a d .
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
57
500 kurva p (t) 0
nullcline kurva h (t)
h-p
-500
-1000
-1500
-2000
-2500
0
1
2
3
4
5 t
6
7
8
9
10
Gambar 3.1 Grafik solusi h(t) dan p(t) terhadap t. p(t ) p0 e rt dan
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat
tersebut
bahwa pertumbuhan populasi parasitoid
d r rt ht h0 e rt p0 te . a
untuk waktu yang cukup lama akan naik secara
kontinu
lebih
besar
daripada
pertumbuhan populasi inang dan populasi
adalah
Interpretasi
dari solusi adalah jika p t naik secara
inang akan turun secara kontinu untuk
permanen, maka h t akan turun dimulai
waktu
Akibatnya
dari suatu t . Sehingga untuk jangka waktu
populasi parasitoid berhasil menekan laju
yang lama populasi parasitoid akan naik
pertumbuhan inangnya.
secara eksponensial sedangkan populasi
yang
cukup
lama.
hama Whitefly turun secara eksponensial. SIMPULAN DAN SARAN
Jadi
penggunaan
parasitoid
Encarsia
formosa
efektif
untuk
mengendalikan
parasitoid seperti pada Sistem 3.4 . Dari
hama
kutu
putih
Trialeurodes
penelitian ini dapat diambil kesimpulan
vaporariorum.
Diberikan model interaksi inang-
Dari simpulan di atas diharapkan
sebagai berikut: laju
penelitian ini bisa memberikan sumbangan
pertumbuhan maksimum dari parasitoid
bagi khasanah ilmu pengetahuan secara
Encarsia formosa lebih besar daripada laju
umum dan
pertumbuhan inang maka solusi dari
matematika) secara khusus. Penelitian ini
sistem
bisa dilanjutkan dengan mengembangkan
Jika
Diasumsikan
dengan
bahwa
menggunakan
asumsi
matematika terapan (model
asumsi yang ada. Seperti kondisi saat Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
58
parasitoid tidak bisa menekan inangnya. Dalam hal ini belum dibahas dalam jurnal penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anton,
H. and Rorres, C., 2005, Elementary Linear Algebra, John Wiley & Sons, Inc., New York. Edelstein, L., Keshet, 2005, Mathematical Models in Biology, Siam, New York. Grasman, J. dkk., 2001, A Two-Component Model of Host-Parasitoid Interaction: Determination of The size of Inundative Releases of Parasitoid in Biological Pest control, J. Math. Bios. 169: 207216. Hoddle, M. dkk., 1998, Encarsia Formosa Hymenoptera: Aphelinidae, Departement of entomology, University of California, Riverside. Holling, C.S., 1959, Some Characteristics of Simple Types of Predation and Parasitism, J.Canad. Entomol. 91: 385-398. Kuznetsov, Y.A., 1998, Elements of Applied Bifurcation Theory, Springer-Verlag, New York. Nelly, dkk., 2004, Tanggap Fungsional Parasitoid Eriborus argenteopilosus (Cameron) Terhadap Crocidolomia Pavonana (Fabricius) pada suhu yang berbeda, J. Hayati, Vol.12, No.1, 17-22. Nyoman Oka, I., 2005, Pengendalian Hama Terpadu Dan Implementasinya Di Indonesia, Gadjah Mada University press. Olsder, G.J., 1997, Mathematical System Theory. Delftse Uitgeverse Maats Capipij b.v, The Netherlands. Perdana, D.A., 2010, Budidaya pertanian (Pengendalian Hayati),
http://dimasadi tyaperdana.blongspot.com/, di akses 3 April 2012. Perko, L., 2001. Differential Equations and Dynamical Systems, Springer-Verlag, New York. Rentokil Indonesia, 2012, Panduan Hama Whitefly Trialeurodes Vaporariorum, http://www.rentokil.co.id/pandua n-hama/serangga/, diakses 5 April 2012. Shelton, A., 2011, Biological Control Encarsia
Formosa,
Cornell
university, America. Skalski, G.T. and Gilliam, J.F., 2001, Functional Responses With Predator Interference: Viable Alternatives to the Holling Tipe II Model, J. Ecol. 82: 3083-3092. Soenarko, H., 2009, Biologi Kutu Kebul, http://www.herrysoenarko.blongs pot.com, diakses 23 Februari 2012. Sulistyowati, E. dkk., 2001, Respon Fungsional Parasitoid Cephalonomia Stephanoderis Betr Terhadap bubuk Buah Kopi, Hypothenemus Hampei Ferr, Program Studi Ilmu Hama Tumbuhan, Universitas Gadjah Mada. Tarumingkeng, R.C., Dinamika Populasi (Kajian Ekologi Kuantitatif), 1994, Pustaka Sinar harapan dan Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta. Tim UC IPM Online, 2011, Bagaimana Mengelola Hama: Manajemen Hama dan Identifikasi, http: //www.ipm.ucdavis.edu/PMG/NE/ encarsia_formosa.html, diakses 1 Maret 2012. Tobing, M.A., 2011, Parasitoid, Program Studi Mikrobiologi dan Bioteknologi, Universitas Sumatra Utara.
Dewi Anggreini : Analisis Model Matematika Interaksi Inang Dan Parasitoid Saat Parasitoid Berhasil Menekan Inangnya, April 2014
59