PERSIDANGAN SEMU (MOOT COURT) Muhamad Hasib Dosen STKIP PGRI Tulungagung Abstraksi : Moot court (persidangan semu) memberikan tambahan belajar bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri, terutama perwujudan konkrit dari mata kuliahmata kuliah hukum acara. Meskipun belum sepenuhnya benar, tapi proses belajar yang dialami mahasiswa dapat diupayakan untuk mengerti lebih jauh mengenai kebiasaankebiasaan praktek beracara. Tugas hakim, jaksa, penasehat hukum, dan bahkan kedudukan terdakwa serta saksi-saksi di pengadilan menarik untuk digali dan dicerna sisi-sisi ilmiahnya. Mahasiswa yang belajar di dalam moot court mencernakan pelajaran yang ia dapat selama kuliah, menganalisis kasus dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan oleh penegak hukum dalam upaya menangani kasus-kasus. Tentu saja dengan demikian moot court sendiri memberikan peluang bagi mahasiswa untuk berkarya, mencoba-coba, dan sekaligus “pura-pura” menjadi penegak hukum sesungguhnya. Mereka dapat menjadi hakim, jaksa, penasehat hukum (PH), dan bahkan saksi dan terdakwa dalam suatu acara pengadilan.
Pendahuluan Apa itu moot court. Bagi mereka yang awam
diupayakan untuk mengerti lebih jauh
dan bukan mahasiswa
mengenai kebiasaan-kebiasaan praktek
Fakultas Hukum, mungkin belum pernah
beracara. Tugas hakim, jaksa, penasehat
mendengar istilah ini. Secara etimologis,
hukum, dan bahkan kedudukan terdakwa
”moot” dapat diartikan sebagai “dapat
serta saksi-saksi di pengadilan menarik
diperdebatkan” atau “semu,” dan “court”
untuk
dapat
digali
dan
dicerna
sisi-sisi
diartikan
sebagai
ilmiahnya. Mahasiswa yang belajar di
“pengadilan/peradilan.”
Dengan
dalam moot court mencernakan pelajaran
demikian, apabila dirangkaikan, “moot
yang
court” dapat berarti “peradilan yang
menganalisis
dapat
Dalam
tindakan yang perlu dilakukan oleh
perkembangannya sekarang ini, moot
penegak hukum dalam upaya menangani
court dikenal sebagai peradilan semu.
kasus-kasus. Tentu saja dengan demikian
diperdebatkan.”
Moot
court
memberikan
ia
dapat kasus
selama dan
kuliah, tindakan-
moot court sendiri memberikan peluang
tambahan belajar bagi mahasiswa untuk
bagi
mengembangkan
mencoba-coba, dan sekaligus “pura-
diri,
terutama
mahasiswa menjadi
untuk penegak
berkarya,
perwujudan konkrit dari mata kuliah-
pura”
hukum
mata kuliah hukum acara. Meskipun
sesungguhnya. Mereka dapat menjadi
belum sepenuhnya benar, tapi proses
hakim, jaksa, penasehat hukum (PH),
belajar yang dialami mahasiswa dapat Mohamad Hasib: Persidangan Semu (Moot Court)
127
dan bahkan saksi dan terdakwa dalam
mengenai peradilan yang bersih dan
suatu acara pengadilan.
berwibawa. Dengan demikian, apa yang
Moot court juga berisi mengenai perdebatan-perdebatan
akademis
ideal yang ditanamkan kepada generasi penerus penegak hukum di Indonesia
mengenai telaah kasus-kasus fiksi dan
tersebut
nonfiksi
pelaksanaan peradilan di Indonesia masa
yang
dilihat
berdasarkan
dapat
membantu
perbaikan
analisis dalam kerangka yuridis normatif
depan.
berdasarkan
A. Deskripsi Peradilan Semu
teori-teori
mahasiswa
dapatkan
Perlahan
tapi
diperhadapkan
hukum selama
pasti pada
yang kuliah.
Deskripsi ini berorientasi pada
mahasiswa
memberikan bekal pengetahuan dan
tataran
ideal
ketrampilan
praktis
berbasis
Peradilan
kepada
kekuatan peradilan yang dapat memutus
Hukum
perkara mengenai berbagai kasus yang
mahasiswa dalam posisi sebagai calon
terjadi. Kemampuan untuk membuat atau
praktisi
bidang
praktek membuat berkas-berkas yang
Advokat,
LBH,
diperlukan untuk beracara di pengadilan
perkara).
dipertaruhkan bagi
Hukum para
(Hakim,
pihak
dalam
mata
Mata kuliah Hukum Acara Perdata
kuliah Hukum Acara di dalam moot
adalah mata kuliah yang mempelajari
court. Surat dakwaan, surat tuntutan,
tentang
putusan
menyangkut
hakim,
mahasiswa
Acara
yang
pembelaan,
adalah
segala
beberapa di antara berbagai berkas yang
lingkungan
mutlak diperlukan untuk melaksanakan
peraturan
acara peradilan.
berlaku,
Hadirnya sarana
moot
belajar
court
(dalam
akademis) menjadi
sebagai
konstruksi
bahan olok-olok
hal proses
ihwal
yang
beracara
peradilan
berdasarkan
perundang-undangan kaidah-kaidah
di
yang
hukum
dan
pendapat ahli hukum dipadukan dengan praktek hukum yang berlaku. Guna menegakkan Hukum Perdata
dalam melihat praktek-praktek peradilan
Materiil,
di Indonesia. Adalah hal yang tabu bagi
memberikan pengetahuan pemahaman
mahasiswa
tentang tata cara seseorang bertindak di
untuk
memperlihatkan
maka
mata
ini
sesuatu yang tidak benar di hadapan
depan
hukum.
bagaimana tergugat menyikapi gugatan
Secara umum, moot
court
persidangan
kuliah
memberikan gambaran ideal yang perlu
penggugat,
untuk
mempertahankan
ditanamkan
semenjak
dini
Mohamad Hasib: Persidangan Semu (Moot Court)
bagaimana hak
Pengadilan,
para
pihak
masing-masing 128
dengaan menghadirkan bagaimana
Hakim
pembuktian, dalam
asas-asas hukum acara Peradilan
menangani, mengadili dan memutus
Agama memahami dan membedakan
perkara
kompetensi obsolut dan kompetensi
dan
bertindak
acara Peradilan Agama, memahami
bagaimana
melaksanakan
putusan
pengadilan sebagaimana
yang dikehendaki oleh peraturan hukum yang berlaku.
2.
Mahasiswa pengertian
Guna melaksanakan Hukum Acara Perdata
pada
Agama,
deskripsi
pendekatan
relative Pengadilan Agama.
lingkungan ini
menggunakan
menjelaskan materiel
/permohonan,
syarat
gugatan,
formil
dan
membedakan
antara perkara kontensius dengan voluntair,
memahami
Gugatan
pembuatan berkas perkara bersifat teknis
komulatif
(subjektieve
comulatie,
secara lengkap, meliputi surat gugatan,
obyektieve comulatie ), memahami
jawaban tergugat,
format gugatan (unsur-unsur surat
tergugat,
dalam
gugatan
menjelaskan
bentuk
duplik
praktis
Peradilan
mampu
replik penggugat, teknik
pembuktian,
berita acara persidangan dan teknik membuat putusan. .
gugatan ). 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang
Proses
Sebagai pengalaman yuridis yang
pendaftaran perkara di Pengadilan,
bersifat aplikatif deskripsi ini juga
memahami tata cara pemanggilan dan
bertujuan sebagai wahana pelatihan bagi
asas
mahasiswa
berperkara,
dalam
yang tatacara
calon praktisi hukum, pelatihan yang
prmanggilan para pihak
apabila
dimaksud
pihak ada di Luar Negeri, berada di
bentuk
sebagai
pihak
memahami
dalam
perannya
pemanggilan
simulasi
persidangan atau persidangan semu .
wilayah hukum Pengadilan Agama
C. 1. Kompetensi Dasar
(PA)
1. Mahasiswa mampu memahami dan
alamatnya /gaib, pihak di Lembaga
menjelaskan pengertian Hukum acara
Pemasyarakatan, pihak gila, pihak
Peradilan
diwakili kuasa hukum.
Hukum
agama, acara
membedakan
yang
berlaku
di
lain, pihak tak diketahui
4. Mahasiswa
mampu
menjelaskan
Peradilan Agama dengan Hukum
kewajiban hukum bagi PNS / TNI
acara Perdata yang berlaku dalam
/POLRI/yang disamakan dengan itu
lingkungan
Umum,
yang hendak bercerai atau melakukan
menjelaskan sumber-sumber hukum
Poligami, mampu memahami tentang
Peradilan
Mohamad Hasib: Persidangan Semu (Moot Court)
129
tahapan
pemeriksaan
perkara
(putusan dikabulkan, ditolak atau
/persidangan, pembukaan sidang ,
putusan
upaya
diterima /Niet On Vankelijk Verklaar
perdamaian,
pembacaan
gugatan (mungkin ada perubahan
5.
dapat
(N.O). 8. Mahasiswa memahami tentang Upaya
(Jawaban Tergugat Replik penggugat
Hukum, pengertian upaya hukum,
Duplik tergugat.
macam-macam upaya hukum, tata
Mahasiswa
mampu
tahapan
persidangan,
memahami
cara pengajuan Banding, Kasasi dan
pemeriksaan
tingkat PK (peninjauan kembali),
memahami
pembuktian,
Tahapan
memahami
serta
teori
beban pembuktian, memahami apa
syarat-syarat
dipenuhi
pembuktian, menguasai pembagian
untuk
yang
harus
melakuka
upaya
hukum. 9.
Mahasiswa
mampu
memahami
yang harus dibuktikan, dan yang
tentang
tidak perlu dibuktikan, membaca
pengertian eksekusi, dan macam-
pengertian alat-alat bukti dan macam-
macam
macamnya
pengertian eksekusi riil dan eksekusi
serta
kekuatan
pembuktiannya. Mahasiswa
Eksekusi,
eksekusi,
Memahami
membedakan
pembayaran uang, mengerti prosedur mampu
memahami
permohonan
dan
pelaksanaan
pengertian Konpensi dan Rekonpensi
eksekusi, memahami eksekusi hak
kapan dapat diajukan, memahami
asuh anak (hadlonah ) di Pengadilan
pengertian intervensi dan macam-
Agama.
macamnya, memahami pengertian
C. 2. Kompetensi Dasar
eksepsi
relatif
memahami
dan
obsolut,
1. Mahasiswa mampu memahami dan
pengertian
Verstek,
mengerti tentang teknis membuat
Verzet dan proses pemeriksaanya. 7.
tidak
gugatan ), proses jawab menjawab
lanjutan
6.
dinyatakan
Mahasiswa
memahami
tentang
surat gugatan meliputi menentukan tempat mengajukan perkara (ke
pengertian putusan, macam-macam
Pengadilan
putusan dari segi
mengidentifikasi
sifat, macam-
apa, para
pihak
&
macam putusan dari segi jenis dan
kedudukanya
kekuatan
putusan,
proses
(identitas
pengambilan
putusan,
beberapa
menguraikan pokok sengketa dalan
kemungkinan
tentang
putusan
posita (uraian berdasarkan peristiwa
Mohamad Hasib: Persidangan Semu (Moot Court)
dalam
dimana),
perkara
lengkap para pihak),
130
dan uraian berdasarkan hukum),
pihak ke ruang sidang, menerapkan
menguraikan
teknis
tentang
obyek
Pemeriksaan
kelengkapan
sengketa, menjelaskan petitum ( hal
berkas perkara
yang dimintakan pada Pengadilan),
PMH(Penetapan Majelis Hakim),
menyelaraskan
PPP(Penunjukan
antara posita dan
(Surat gugatan,
Panitera
petitum, menyusun surat gugatan
Pengganti), PHS (Penetapan Hari
(format
gugatan)
dalam
bahasa
Sidang), relaas, Surat Kuasa (bila
hukum
dengan
memperhatikan
ada) kebenaran identitas para pihak,
syarat formil dan materiil dengan
melaksanakan asas perdamaian /cara
mencantumkan beberapa peraturan
mendamaikan
perundang undangan.
berperkara,
2. Mahasiswa mampu memahami dan
pihak
yang
@ teknis pemeriksaan Pokok perkara;
mengerti tentang proses pendaftaran
- Pembacaan surat gugatan (mungkin
perkara di Pengadilan Agama oleh
ada perubahan gugatan), memahami
Para pihak / Kuasa Hukum nya
tahapan proses jawab menjawab ;
(perhatikan
syarat-syarat
- Jawaban tergugat : teknik membuat
memahami
jawaban atas gugatan, apa yang perlu
Penunjukan Majelis Hakim dan
dijawab dan apa yang tidak perlu
Penetapan Hari Sidang, memahami
dijawab, hal apa saja yang boleh dan
teknis
relaas/surat
harus termuat dalam jawaban tergugat,
panggilan bagi para pihak dengan
dasar hukum dalam membuat jawaban,
memperhatikan aturan dan tata cara
pembuatan Replik penggugat, format
pemanggilan.
replik, apa
menguasakan),
membuat
3. Mahasiswa mampu mengerti dan
yang perlu /tidak
perlu
dipertahankan dalam replik, pembuatan
memahami
tentang
Proses
duplik tergugat, format duplik, apa
persidangan
meliputi
teknik
yang perlu/tidak perlu dipertahankan
mengendalikan persidangan, teknik menilai kehadiran para pihak di persidangan
tentang
sidang baik atas permintaan para
Pembuktian,
teknis
pihak
beban pembuktian pada para pihak,
maupun
penundaan
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti
hakim,
dengan
dalan duplik.
inisiatif
menerapkan
tata
majelis cara
membuka sidang, pemanggilan para Mohamad Hasib: Persidangan Semu (Moot Court)
memberi
kesempatan
kepada
para
tahapan menentukan
berimbang
pihak
untuk 131
menghadirkan
pembuktian,
Persidangan, Memahami apa yang
memeriksa dan menilai semua alat-
harus tercantum dalam berita acara
alat bukti yang dihadirkan oleh para
persidangan , keautentikan Berita
pihak, pemeriksaan setempat /PS
Acara persidangan Berita Berita
5. Mahasiswa
mampu
memahami
Acara Persidangan yang memuat
tentang tahapan putusan: memahami
putusan
proses
putusan,
Persidangan (BAP) yang memuat
menelaah teknis membuat putusan
jawaban tegugat, replik / duplik
yang baik dan benar dalam bentuk
tertulis dan lisan, bahasa hukum
susunan /format putusan format dan
keterangan saksi dalam BAP, dan
isi putusan (kepala putusan, identitas
berita acara pemeriksaan setempat.
para
pengambilan
pihak,
duduk
sela,
Berita
Acara
perkaranya,
7. Mahasiswa mampu memahami dan
tentang kejadiannya, pertimbangan
mengerti tentang Upaya Hukum
hukumnya, amar / dictum putusan
Verzet; proses pengajuannya, proses
dan bagian penutup). Apa yang
pemeriksaan di persidangan sampai
tercantum pada kepala putusan dan
putusan, upaya hukum
identitas para pihak, apa yang
proses
termuat dalam duduk perkaranya,
pemeriksaan di persidangan sampai
teknik
putusan, upaya hukum
Kasasi
hukum. Teknik pembuatan dictum /
proses
proses
amar
pemeriksaan dipersidangan sampai
membuat
pertimbangan
putusan,
kemungikinan
beberapa
tentang
putusan
pengajuannya,
pengajuannya,
putusan,
menelaah
Banding, proses
kelengkapan
putusan (dikabulkan, ditolak atau
berkas perkara bundel A dan bundel
tidak dapat diterima), pembacaan
B ( teknik pembuatan memory
putusan
banding dan memory kasasi teknik
terbuka
pemberitahuan
isi
dan
tertutup,
putusan
bagi
membuat kontra memori banding
pihak yang tidak hadir, salinan
dan
putusan.
memahami
6. Mahasiswa mampu memahami dan
kontra
Kembali;
memori (PK)
proses
kasasi), Peninjauan
pengajuannya,
mengerti tentang BAP (Berita Acara
proses pemeriksaan dipersidangan
Persidangan),
sampai putusan.
teknik
membuat
Berita Acara Persidangan (BAP), Menelaah
format
Berita
Acara
Mohamad Hasib: Persidangan Semu (Moot Court)
8. Mahasiswa mampu mengerti
tentang
memahami dan Eksekusi 132
:
menelaah
prosedur
eksekusi,
menelaah
pelaksanaan
eksekusi,
permohonan
1. Tergugat / Termohon Prinsipal
proses
2. Kuasa Tergugat / Termohon: Kuasa
memahami
Insidentil
dan
eksekusi hak asuh anak di Pengadilan
/Advokat)
(Penasihat
Hukum
c. Saksi –saksi
Agama. 9. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan pemeriksaan
tentang
tata
persidangan
- Saksi Penggugat / Pemohon
cara
1. Saksi I Penggugat / Pemohon
dalam
2. Saksi II Penggugat / Pemohon
bentuk simulasi persidangan secara
-
sistimatis dan terarah, memerankan
1. Saksi I Tergugat / Termohon
para
2. Saksi II Tergugat / Termohon
pihak
dalam
persidangan
Saksi Tergugat / Termohon
(Hakim, Advokat(Penasehat Hukum
(Kecuali Tergugat / Termohon
(PH)), penggugat, tergugat, dan
Prinsipal tidak bisa menerima saksi-
saksi-saksi),
saksi Penggugat / Pemohon)
membuat
berkas
perkara lengkap (bundel A (Berkas untuk Pengadilan Tingkat Pertama dan bundel B (Berkas untuk upaya hukum banding))
(Majelis hakim lebih dari 3 Hakim asalkan jumlahnya ganjil) (Majelis Tunggal : Majelis hakim yang hanya terdiri dari 1 (satu) hakim)
D. Susunan Persidangan Semu :
@ Peradilan Umum (Negeri)
@ Peradilan Agama
- Pihak Dalam Pengadilan
- Pihak Dalam Pengadilan
a. Majelis Hakim :
a. Majelis Hakim :
1. Hakim Ketua
1. Hakim Ketua
2. Hakim Anggota I
2. Hakim Anggota I
3. Hakim Anggota II
3. Hakim Anggota II
4. Panitera Pengganti
4. Panitera Pengganti
- Pihak Luar Pengadilan
- Pihak Luar Pengadilan
a. Tim Kejaksaan / Jaksa Penuntut
a. Penggugat / Pemohon
Umum
1. Penggugat / Pemohon Prinsipal
Dakwaan)
2. Kuasa Penggugat / Pemohon: Kuasa
1. Jaksa Penuntut Umum I
Insidentil
dan
(Penasihat
Hukum
/Advokat)
(JPU)
(sebagai
Penuntut
2. Jaksa Penuntut Umum II 3. Jaksa Penuntut Umum III
b. Tergugat / Termohon Mohamad Hasib: Persidangan Semu (Moot Court)
133
(kecuali
untuk
Tipiring
(Tindak
Pidana Ringan ) JPU hanya satu JPU) b. Terdakwa
g. Yahya
Harahap,
SH.
Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan (conservation Beslaq).
1. Terdakwa Prinsipal 2. Kuasa
h. Zainal Abidin Abu Bakar, SH.
Terdakwa
:
Kuasa
Kumpulan Peraturan Perundang-
Insidentil dan (Penasihat Hukum
Undangan
/Advokat)
Peradilan Agama,
c. Saksi –saksi
Dalam
Lingkungan
i. Buku II Edisi 2009 Mahkamah
1. Saksi – saksi dari JPU sebagai
Agung RI , Pedoman Teknis
pendakwa (penuntut)
Adminsitrasi dan Teknis Peradilan Agama,
D. Bahan Rujukan / Referensi a. Darwan
Sprint,
Menyusun
dan
SH.
Strategi
Menangani
Gugatan Perdata. b. Elise T. Sulistini, SH dan Rudy T. Erwin,
SH,
petunjuk
Praktis
Menyelesaikan Perkara Perkara Perdata c. Hensyah Syeklani, SH, Juru Sita dan
Penyitaan,
Putusan
dan
Eksekusi pada Pengadilan Agama, d. Jerimas Lemek, SH. Penentuan Membuat Gugatan. e. Soeroso R, SH, Praktek Hukum Perdata, Contoh Bentuk SuratSurat di Bidang Kepengacaraan Perdata. f. Taufiq, Drs. H, SH. MH. Teknik Membuat Putusan, mengalah pada Tema
Karya
Hukum,
Hakim
Pengadilan Tinggi Se Jawa,
Mohamad Hasib: Persidangan Semu (Moot Court)
134