Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
PENGARUH KOMPETENSI DOSEN TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN DI STKIP PGRI LAMONGAN Ninies Eryadini* Dosen STKIP PGRI Lamongan
[email protected] ABSTRAK Kompetensi dosen dapat terlihat jelas apabila ia memiliki nilai berfikir tinggi serta memiliki komitmen (tanggung jawab) yang besar dalam melaksanakan tugas mengajar. Dari cara dan gaya mengajar guru dan dosen inilah akan timbul kemampuan yang dimiliki dalam menjalakan tugas berhubungan dengan nilai berfikir dan komitmen yang dimiliki. Jika semua hal tersebut dimiliki oleh guru dan dosen, tentunya bisa membuat suasana kelas atau proses belajar mengajar siswa bisa dinamis yang diharapkan bisa membawa dampak positif. Berdasarkan analisis data, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Kompetensi dosen di STKIP PGRI Lamongan tergolong baik. Hal ini dibuktikan dengan deskripsi dari jawaban angket yang berkatagori sangat tinggi mencapai 8%, kategori tinggi 52% serta kategori sedang 40%. Sebagian besar dosen memiliki etos kerja tinggi dan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Namun demikian masih diperlukan pelatihan untuk peningkatan kompetensi dosen terutama dalam bidang penggunaan multimedia sebagai penunjang pembelajaran. (2) Mutu pelaksanaan pembelajaran di STKIP PGRI Lamongan tergolong baik. Deskripsi hasil angket membuktikan 56% menyatakan hal tersebut. Dosen melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan dan kondisi mahasiswa serta melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis. Kompetensi dosen mempunyai hubungan yang efektif dan pengaruh signifikan terhadap mutu pelaksanaan pembelajaran. Disamping itu kompetensi dosen dan mutu pelaksanaan pembelajaran secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan pembelajaran. Kata Kunci: Kompetensi Dosen, Profesional, Mutu Pembelajaran LATAR BELAKANG Ketika membicarakan kegiatan belajar mengajar dalam dunia pendidikan, kita tak pernah terlepas dari sosok guru atau dosen, karena profil seorang guru atau dosen merupakan cermin yang paling diperhatikan oleh siswa atau mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Bahkan ada anggapan, keberhasilan usaha pendidikan terletak pada bagaimana sikap, kemampuan dan tanggung jawab seorang guru dan dosen dalam menjalankan tugas mengajarnya. Kompetensi dan komunikasi yang baik dari guru dan dosen akan meningkatkan kualitas atmosfir akademik, meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, memudahkan proses pembe-
lajaran dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu atau hasil kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan. Kompetensi guru dan dosen dapat terlihat jelas apabila ia memiliki nilai berfikir tinggi serta memiliki komitmen (tanggung jawab) yang besar dalam melaksanakan tugas mengajar. Melihat betapa beratnya tanggung jawab guru dan dosen terhadap kesuksesan usaha pendidikan maka konsekuensi guru dan dosen dalam tugas mengajar harus benarbenar profesional. Karena dengan profesinya, seorang guru dan dosen dapat menekuni dan menghayati pekerjaannya sehingga selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Gaya mengajar yang dimiliki oleh 50
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
seorang guru dan dosen mencerminkan kompetensi mendasar dalam melaksanakan kewajiban sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik. Dari cara dan gaya mengajar guru dan dosen inilah akan timbul abilities of activities yaitu kemampuan yang dimiliki dalam menjalakan tugas berhubungan dengan nilai berfikir dan komitmen yang dimiliki. Jika semua hal tersebut dimiliki oleh guru dan dosen, tentunya bisa membuat suasana kelas atau proses belajar mengajar siswa bisa dinamis yang diharapkan bisa membawa dampak positif pada perkembangan diri mahasiswa. Perkembangan siswa dan mahasiswa yang tampak pada naiknya grafik prestasi belajar dapat diartikan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau dosen sebagai pengelola kelas berhasil, dan hal ini hanya bisa dicapai oleh guru atau dosen yang benar-benar profesional, yang bukan hanya mampu mengajar, akan tetapi juga selalu mengembangkan profesionalitasnya. Sebagian di antara para guru atau dosen masih ada yang menggunakan pola lama, yaitu mempunyai sikap yang kaku, cenderung statis dan tidak demokratis. Hal ini menyebabkan suasana kelaspun kaku, siswa atau mahasiswa tidak berani bertanya, cenderung statis dan proses belajar kurang maksimal. Padahal jika guru atau dosen memiliki pemikiran ke depan yaitu mempunyai paradigma kearah modernisasi maka suasana kelas akan tampak hidup, ia akan mampu mengembangkan mental siswa sehingga suasana menyenangkan tersebut membawa dampak yang baik bagi perkembangan dan proses belajar siswa atau mahasiswa. Saat ini siswa atau mahasiswa cenderung ingin bebas dalam mengeluarkan pendapat dan juga bebas bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Kondisi ini sering menimbulkan permasalahan jika guru atau dosen tidak dapat memenuhi keinginan tersebut. Akan tetapi semuanya tergantung kepada guru, selama bisa mengatur strategi dalam proses belajar mengajar maka materi yang diajarkan akan bisa tersampaikan dengan baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelaksanaan pembelajaran.
Terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini diantaranya: (1) Mengetahui kompetensi dosen STKIP PGRI Lamongan (2) Mengetahui mutu pelaksanaan pembelajaran di STKIP PGRI Lamongan (3) Mengetahui seberapa jauh pengaruh kompetensi dosen terhadap mutu pelaksaan pembelajaran di STKIP PGRI Lamongan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif deskriptif, yakni penelitian yang bersifat analis, yaitu suatu penelitian yang bertujuan menguji kebenaran dari suatu pendapat. Menurut Saiful Azwar (1999), penelitian kuantitatif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melu-kiskan keadaan subyek penelitian seseorang, lembaga, pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang ada atau bagaimana tampaknya bentukbentuk diskriptif, berupa: (1) Survey (Survey Studies), (2) Studi Hubungan (International ship Studies), (3) Studi Perkembangan. Analisa statistik sebagai metode yang menggunakan, mengolah, menyajikan, menganalisa, menginterpre-tasikan kesimpulan dari hasil analisa yang dilakukan atas dasar data kuntitatif (Marzuki, 1993) sedangkan analisis data dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan analisis data dilakukan setelah data didapat atau setelah dilakukan penelitian. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan dengan menganalisis data hasil angket yang diperoleh setelah proses penelitian. Sampel adalah sebagian populasi yang akan dijadikan objek penelitian. Menurut Joni (1984) Sampel adalah individu atau kasus-kasus yang diteliti, yang sanggup mewakili populas. Hal ini berarti sejumlah individu yang mampu mewakili populasi dapat dijadikan sampel. Sehubungan dengan sampel, Arikunto (2002) mengatakan, jika sumber sampel kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitin populasi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sekaligus populasi sejumlah 25 orang dosen STKIP PGRI Lamongan.
51
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
memudahkan mendeskripsikan hasil penelitian tersebut, maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses merubah data instrumen pengumpulan (angket) menjadi tabel-tabel angka (persentase). Untuk lebih jelasnya aspek-aspek tersebut, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
HASIL PENELITIAN Pada kategori ini peneliti memberikan 23 item pertanyaan yang disebarkan kepada responden untuk melihat bagaimana kompetensi dosen yang meliputi standar pendidikan, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional dosen. Untuk
Tabel 1. Hasil Mutu Pelaksanaan Pembelajaran Rentang Skor 100-90 80-70 60-50 40-30 20-10
Kriteria Jumlah Tinggi Sekali 3 Tinggi 14 Sedang 8 Rendah Sangat Rendah Sumber : Analisis Peneliti
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mutu pelaksanaan pembelajaran di STKIP PGRI Lamongan tergolong baik , hal ini dibuktikan dengan jawaban angket yang berkatagori sangat tinggi mencapai 3 orang dosen atau 12%, yang berkategori tinggi 14 orang dosen atau 56% serta kategori sedang
8 orang dosen atau 32%, sementara itu tidak ada yang berkategori rendah atau sangat rendah, yaitu 0 %. Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, dapat diketahui kompetensi dosen dan mutu pelaksanaan pembelajaran STKIP PGRI Lamongan tahun pelajaran 2013-2014.
Tabel 2. Pengaruh Kompetensi Dosen Terhadap Mutu Pelaksanaan Pembelajaran STKIP PGRI Lamongan No.
X
Y
Xy
x2
y2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
84 82 70 69 66 71 84 67 85 66 77 90 67 82 64 92 87 69 64 81
84 83 74 64 69 74 83 69 83 69 75 92 68 83 66 92 86 71 69 77
7056 6806 5180 4416 4554 5254 6972 4623 7055 4554 5775 8280 4556 6806 4224 8464 7482 4899 4416 6237
7056 6724 4900 4761 4356 5041 7056 4489 7225 4356 5929 8100 4489 6724 4096 8464 7569 4761 4069 6561
7056 6889 5476 4096 4761 5476 6889 4761 6889 4761 5625 8464 4624 6889 4356 8464 7396 5041 4761 5929 52
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
21. 22 23. 24. 25.
72 77 88 69 69
76 78 90 69 72
5472 6006 7920 4761 4968
5184 5929 7744 4761 4761
5776 6084 8100 4761 5184
Jumlh
1892
1916
146.736
145.132
148.508
Rata2
75,68
76,64 Data hasil analisis angket penelitian
Perhitungan Penentuan ∑ β = n . ∑xy – ( ∑x ) (∑y ) n . ∑x2 - ∑x (∑x )2 = 25 . 146.736 – ( 1892 ) . (1916) 25 . 145.132 – ( 1892 ) . ( 145.132 ) = 3668400 – 1916 3628300 – 145132 = 3666484 3483168 = 1,83 α = ∑y - β . ∑x n n = 1916 – 1,83 . 1892 25 25 = 76,64 – 13,87 = 62,77 Jadi persamaan regresinya adalah : Y = 62,77 + 1,83 (x) 62,77 merupakan nilai konstanta (a) merupakan nilai tambah garis regresi pada sumbu vertikal (Y) terletak pada 62,77. Nilai ini tergantung pada nilai variabel bebas (X) kompetensi dosen dan nilai tersebut juga berarti bahwa STKIP PGRI Lamongan tidak melakukan kebijaksanaan peningkatan kompetensi guru pada mutu pelaksanaan pembelajaran, maka STKIP PGRI Lamongan masih meraih volume perubahan mutu pelaksanaan pembelajaran sebesar 62,77 sedangkan 1,83 merupakan nilai koefisien regresi b Uji F 1) μ ( Rata – Rata Populasi ) μ = ∑x n = 1892 25
= 75, 68 2) Anova ( uji F ) σ2 = Variasi populasi σ2 = ( ∑x - μ. n ) 2 n = (1892 – 75,68 . 25 ) 2 25 = 45,40 25 = 82,4 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan melalui pendekatan kuadrat terkecil ternyata nilai parameternya dapat diketahui, dan bentuk regresi tersebut adalah Y = 62,77 + 1,83 (x). Secara konseptual dapat diketahui bahwa 62,77 merupakan intercept dan berperan 53
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
sebagai titik potong pada sumbu y bilamana dianggap nilai x tidak ada sama sekali. Sedangkan nilai 62,77 merupakan koefisien arah dari garis regresi dan mempunyai peran sebagai nilai perubah bilamana terdapat pertambahan nilai x yang selanjutnya nilai y akan berubah besar 62,77 satuan dan regresi telah terbentuk selanjutnya nilai parameter tersebut perlu diuji terlebih dahulu bilamana hendak dipergunakan sebagai prediksi. Angka tersebut menunjukkan bahwa kombinasi antara variabel kompetensi dosen dan variabel mutu pelaksanaan pembelajaran memberikan sumbangan variasi perubahan terhadap pelaksanaan pembelajaran sebesar 85%, sedangkan sisanya 15% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian. Sedangkan dari hasil perhitungan uji F atau anova didapatkan besarnya F hitung sebesar 82,4 sedangkan nilai F tabel pada taraf signifikan 0,5 diperoleh nilai 3,39. Sehingga diperoleh F hitung > F tabel. Jadi kedua variabel tersebut yaitu kompetensi dosen dan mutu pelaksanaan pembelajaran secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan pembelajaran di STKIP PGRI Lamongan. Berdasarkan adanya kenyataan tersebut diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi dosen mempunyai pengaruh dan hubungan yang efektif dan signifikan terhadap mutu pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian ini terbukti kebenarannya sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa kompetensi dosen dapat meningkatkan mutu pelaksanaan pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Kompetensi dosen di STKIP PGRI Lamongan tergolong baik. Hal ini dibuktikan dengan deskripsi dari jawaban angket yang berkatagori sangat tinggi mencapai 8%, kategori tinggi 52% serta kategori sedang 40%. Sebagian besar dosen memiliki etos kerja tinggi dan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Namun demikian masih diperlukan pelatihan untuk peningkatan kompetensi dosen terutama dalam
bidang penggunaan multi media sebagai penunjang pembelajaran. (2) Mutu pelaksanaan pembelajaran di STKIP PGRI Lamongan tergolong baik. Deskripsi hasil angket membuktikan 56% menyatakan hal tersebut. (3) Dosen melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan dan kondisi mahasiswa serta melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis. Disamping itu juga dikembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi. (4) Kompetensi dosen mempunyai hubungan yang efektif dan pengaruh signifikan terhadap mutu pelaksanaan pembelajaran. Disamping itu kompetensi dosen dan mutu pelaksanaan pembelajaran secara bersama-sama berpe-ngaruh signifikan terhadap pelaksanaan pembelajaran di STKIP PGRI Lamongan. Dengan demikian jika kompetensi dosen ditingkatkan maka akan dapat meningkatkan mutu pelaksanaan pembelajaran di STKIP PGRI Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: (1) Perlu adanya peningkatan dan pengembangan profesionalisme dan kompetensi dosen dalam rangka meningkatkan mutu pelaksanaan pembelajaran. (2) Perlu peningkatan dan pengembangan kompetensi dosen dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. (3) Perlu kegiatan penerapan dan pelaksanaan pembelajaran secara variatif dan berkelanjutan oleh dosen untuk meningkatkan kreatifitas kompetensi dosen dalam rangka peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Afandi, Mohammad. 2009. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Dasar. Purwakarta: FKIP.PGSD.UMP Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Mina Aksara. Azwar, Saifuddin. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar. Darajat, Zakiyah. 1992. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang. Dimyati dan Mujiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional. 54
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora ISSN: 2407-7550 Desember 2014, Vol. 1, No. 1
Faisal, Sanafiah. 1981. Dasar dan Tekhnik Pengumpulan Angket. Surabaya: Usaha Nasional. Faisal, Sanafiah. 1992. Metodologi Riset. Surabaya: Usaha Nasional. Grafika, Redaksi Sinar. 2006. UU RI No. 14 Tahun 2005. Jakarta: Surya Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Hamalik, Oemar. 2001. Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Joni, Raka. 1984. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Malang: Yayasan PPLPM. Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV Mundur Maju. Marzuki, 1982. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII. Mulyasa, E, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya Ngalim Purwanto, M. 1995. Ilmu Pendidikan (Teoretis dan Praktis), Bandung: Remaja Rosdakarya. Piet A. Sahertian dan Ida Alceida Sahertian, 1990. Pendidikan Dalam Rangka
Intervice Education. Jakarta: Penica Cipto. Saifullah, Azwar. 1999. Metodologi Penelitian, Jakarta: Pustaka Pelajar. Subagyo, Joko. 1991. Metodologi Penelitian Dalam Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengaja. Bandung: Sinar Baru. Suparlan, 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi Paikem), Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Surahmad, Winarno. 1992. Dasar dan Tekhnik Research. Bandung: Tarsito. Suryabrata, Sumadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV.Rajawali Suyanto, Bagong, dkk. 1995. Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press. Uzer Usman M, 1996. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wiyono, Bambang Budi. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Malang: Elang Emas.
55