PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL SISWA KELAS IV SDN BANARAN 01 KAUMAN TULUNGAGUNG Eka Yuliana Sari Dosen STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi (1) penerapan model pembelajaran inkuiri sosial dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Banaran 01 Kauman Tulungagung, dan (2) keefektifan model pembelajaran inkuiri sosial dalam meningkatkan pemahaman konsep masalah sosial bagi siswa kelas IV SDN IV Banaran 01 Kauman Tulungagung. Data dikumpulkan dengan analisis dokumen, pengamatan, observasi, dan tes. Hasil penelitian adalah: (1) terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri sosial, (2) siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan (3) dari 12 siswa hanya satu siswa yang belum tuntas setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama dua siklus. Kata kunci: model pembelajaran inkuiri sosial, pemahaman konsep, masalah sosial
Sekolah Dasar (SD) merupakan
menyatakan bahwa, “Siswa SD berada pada
salah satu lembaga pendidikan dasar yang
tahap operasional kongkrit, pada tahap ini
memiliki fungsi fundamental yaitu sebagai
siswa mengembangkan pemikiran logis,
fundasi pendidikan pada jenjang berikutnya
masih sangat
dalam
Daya
perseptual, artinya siswa mampu berpikir
berkualitas.
logis, tetapi masih terbatas pada objek-
menyiapkan
Masyarakat Sutama
(SDM) (dalam
Sumber yang Sa’dun
2009:27)
terikat
pada fakta-fakta
objek kongkrit”.
menegaskan, “Pendidikan SD hendaknya
Karakteristik
siswa
yang
telah
dilakukan dengan cara-cara yang benar agar
diuraikan menuntut guru untuk dapat
benar-benar mampu menjadi landasan yang
menyiapkan perencanaan dan pengalaman
kuat untuk jenjang pendidikan berikutnya.
belajar yang akan diberikan kepada siswa
Pada saat melaksanakan kegiatan
dengan baik, menyampaikan hal-hal yang
pembelajaran di SD, maka guru harus
ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa
memahami karakteristik para siswanya, hal
sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang
tersebut merupakan suatu upaya untuk
dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna
melancarkan
bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya
sehingga tercapai.
kegiatan
tujuan Piaget
pembelajaran
pembelajaran (dalam
Yuli,
dapat
diberi
kesempatan
untuk
2010)
aktif
dan
mendapatkan pengalaman langsung baik Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips 219
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
secara individual maupun dalam kelompok.
konsep-konsep abstrak yang dalam program
Sehingga
studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa
dalam
proses
pembelajaran
diperlukan penggunaan strategi, model dan
SD.
juga metode pembelajaran yang bervariasi.
Berdasarkan pernyataan di
Pengertian strategi pembelajaran menurut
Sardjiyo (2008:1.29) memberikan solusi,
Abdul
dalam kegiatan pembelajaran IPS siswa
(2009:83)
merupakan
adalah,
“Strategi
keterampilan-keterampilan
dapat
dibawa
langsung
ke
atas
dalam
tertentu yang telah dikuasai guru dan
lingkungan alam dan masyarakat. Dengan
dilakukan secara berulang-ulang sehingga
memanfaatkan alam sekitar, siswa akan
merupakan pola perilaku mengajar yang
akrab dengan kondisi setempat sehingga
bertujuan membantu siswa untuk mencapai
mengetahui makna serta manfaat mata
tujuan-tujuan pengajaran”.
pelajaran IPS secara nyata. Selain itu
Pembelajaran IPS di SD harus memperhatikan
kebutuhan
mempelajari
kehidupan
sosial,
yang
siswa secara langsung dapat mengamati dan
berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam
mempelajari norma-norma/peraturan serta
kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget
kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku
(1963)
perkembangan
dalam masyarakat tersebut sehingga siswa
kemampuan intelektual/ kognitifnya pada
mendapat pengalaman langsung adanya
tingkatan operasional kongkrit. Mereka
hubungan
memandang dunia dalam keseluruhan yang
mempengaruhi antara kehidupan pribadi
utuh, dan menganggap tahun yang akan
dan
sebagai
diperoleh siswa setelah mempelajari IPS
berada
dalam
waktu
yang
siswa
dengan
masih
jauh.
timbal
masyarakat.
balik
yang
Manfaat
saling
yang
Kebanyakan siswa hanya peduli pada
disamping
keadaan saat ini (konkrit), dan bukan masa
berbaur
depan
pahami
membentuk diri siswa sebagai anggota
(abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh
masyarakat yang baik dengan mentaati
dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak.
aturan yang berlaku dimasyarakat.
yang
belum
mereka
Konsep-konsep seperti waktu, perubahan,
mempersiapkan
akan
dalam
Pada
diri
untuk
masyarakat,
juga
kurikulum
kesinambungan (continuity), arah mata
pendidikan
(KTSP)
angin,
2008:162)
dikemukakan
lingkungan,
kekuasaan, permintaan,
ritual,
demokrasi, atau
akulturasi,
nilai,
kelangkaan
peranan, adalah
merupakan
pelajaran
tingkat
satuan
(Permendiknas, bahwa, yang
“IPS
mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
220
generalisasi yang berkaitan dengan
isu
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
sosial”. Berdasarkan pernyataan tersebut,
analitis,
maka dalam pembelajaran IPS hendaknya
merumuskan sendiri penemuannya dengan
guru
penuh
mampu
menerapkan
model
sehingga
percaya
diri.
mereka
dapat
Melalui
model
pembelajaran yang mampu membuat siswa
pembelajaran inkuiri sosial, siswa secara
aktif. Sapriya (2009: 57) menegaskan
aktif akan belajar untuk mencari informasi,
bahwa, “Salah satu pendekatan dalam
berdiskusi dengan teman kelompok, dan
pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi
belajar untuk
tugas guru pada tingkat pendidikan SD
temuan.
adalah menerjemahkan materi yang sulit
pembelajaran siswa tidak lagi menjadi
menjadi mudah atau materi pelajaran yang
duduk diam mendengarkan ceramah guru,
bersifat
konkrit”.
namun mereka dapat belajar secara aktif
Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas
dengan memanfaatkan berbagai sumber
IV SDN Banaran 01 khususnya pada mata
belajar yang dapat menunjang keberhasilan
pelajaran IPS belum sesuai KTSP. Karena
pembelajaran.
abstrak
menjadi
mempresentasikan hasil
Sehingga
selama
proses
proses pembelajaran guru sangat tergantung pada penggunaan buku teks, terpusat pada guru, belum memanfaatkan lingkungan
METODE Pendekatan yang digunakan adalah
nyata, dan keaktifan siswa dalam kegiatan
penelitian
pembelajaran juga masih rendah.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan
penerapan
kualitatif,
dengan
peneliti
desaian
bertindak
model
sebagai instrumen sekaligus pengumpul
pembelajaran yang mampu meningkatkan
data. Instrumen yang digunanakan dalam
pemahaman dan keaktifan siswa dalam
penelitian ini antara lain tes, lembar
pembelajaran.
sosial
observasi, dan dokumentasi. Peran peneliti
yang
dalam penelitian ini sebagai perencana
dipilih untuk mengatasi masalah tersebut.
kegiatan, pelaksana kegiatan, pengumpul
Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007:135)
data, menganalisis data, dan menyusun
keunggulan model pembelajaran inkuiri
hasil laporan. Ciri utama PTK adalah: 1)
sosial yaitu suatu rangkaian kegiatan belajar
masalahnya berasal dari latar/kelas tempat
yang melibatkan secara maksimal seluruh
penelitian dilakukan; 2) proses pemecahan
kemampuan siswa untuk mencari dan
masalah
merupakan
adanya
penelitian
kualitatif
Model
model
inkuiri
pembelajaran
tersebut
dilakukan
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
secara 221
bersiklus;
dan
3)
memecahkan masalah kelas,
atau
tujuannya
untuk
dengan refleksi. Pada tahap pra tindakan
pembelajaran di
ini, peneliti melakukan observasi dan
meningkatkan
kualitas
wawancara dengan guru kelas IV mengenai
pembelajaran di kelas. Secara umum, pada
pengalaman
siklus PTK setiap kali putaran terdiri atas:
menyampaikan
planning (perencanaan), acting (tindakan),
melakukan penelitian. Selain itu juga
observing (pengobservasian), dan reflekting
melakukan
(perefleksian),
mengajar
hasil
perefleksian
ini
dalam
mengajar,
maksud
dan
tujuan
pengamatan terhadap praktik guru
dalam
meningkatkan
kemudian dipergunakan untuk memperbaiki
pemahaman konsep masalah sosial. Setelah
perencanaan (revise plan) berikutnya.
itu,
menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP), menyiapkan materi, lembar
Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan
data
penelitian
kegiatan
siswa
(LKS),
kunci
jawaban dan penilaian.
dilaksanakan di SD Negeri Banaran 01 Kecamatan
Kauman
Kabupaten
Prosedur Penelitian
Tulungagung. Subyek penitian ini adalah
Penelitian ini menggunakan jenis
siswa kelas IV SDN Banaran 01 Kecamatan
penelitian tindakan (action research) yaitu
Kauman Kabupaten Tulungagung semester
penelitian
genap ( II ) Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan
Jumlah siswa kelas IV adalah 12 siswa,
penelitian ini menggunakan prosedur kerja
yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 2
yang dipandang sebagai suatu siklus spiral
siswa perempuan. Observer terdiri dari
dan perencanaan, tindakan observasi dan
seorang guru kelas yaitu Bapak Mulyono,
refleksi. Berikut ini adalah model spiral
S,Pd.
penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Berdasarkan
tindakan,
penelitian
jenis ini
penelitian
tindakan jenis
kelas
(PTK).
penelitian
tindakan,
Taggart (dalam Sa’dun, 2009:28).
menggunakan
prosedur kerja yang dipandang sebagai suatu
siklus
spiral
dan
perencanaan,
tindakan observasi dan refleksi. Kegiatan yang dilakukan setiap siklus
diawali
dengan perencanaan, melakukan tindakan, observasi terhadap tindakan, dan diakhiri Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
222
pemahaman konsep masalah sosial. Setelah itu,
menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP), menyiapkan materi, lembar
kegiatan
siswa
(LKS),
kunci
jawaban dan penilaian. Selanjutnya pada pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai PTK yang mengacu model Kemmis dan Taggrat yang
berlangsung
Kegiatan
setiap
dalam siklus
dua yaitu
siklus. rencana
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi.
Instrumen Penelitian Model Spiral Penelitian Tindakan Kelas
Untuk informasi
dari Kemmis dan Taggart
mendapatkan
tentang
jawaban
sumber penelitian
diperlukan data. Data yang dimaksud adalah sejumlah fakta atau keterangan yang
Tahap-tahap Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
digunakan sebagai sumber atau bahan menentukan kesimpulan atau membuat
(PTK) ini ada dua tahap kegiatan yaitu
keputusan-keputusan. Sumber data yang
tahap pra tindakan dan tahap tindakan.
digunakan untuk penelitian ini adalah
Kegiatan yang dilakukan setiap siklus
peningkatan pemahaman konsep siswa
diawali dengan perencanaan, melakukan
yang berupa keterampilan proses dan
tindakan, observasi terhadap tindakan, dan
produk. Agar lebih jelasnya data tersebut
diakhiri dengan refleksi. Pada tahap pra
dapat diuraikan sebagai berikut.
tindakan ini, peneliti melakukan observasi
(a) Keterampilan proses yaitu data yang
dan wawancara dengan guru kelas IV
diperoleh dari hasil penilaian kegiatan
mengenai pengalaman dalam mengajar,
siswa dalam merumuskan pertanyaan
menyampaiakan
untuk wawancara dan kegiatan siswa
maksud
dan
tujuan
melakuakan penelitian. Selain itu juga melakukan mengajar
pengamatan terhadap praktek guru
dalam
meningkatkan
selama melakukan wawancara. (b) Hasil penilaian produk merupakan penilaian hasil laporan yang disusun
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
223
oleh siswa berdasarkan wawancara
keterampilan
menyusun
laporan
taraf
yang telah dilaksanakan.
keberhasilan yang dicapai hanya 75%.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
Selain itu nilai akhir siklus menunjukkan
dalam
penelitian
dokumentasi,
ini
catatan
adalah
tes,
bahwa terdapat 6 siswa atau 50% dari 12
lapangan,
dan
siswa yang mendapatkan nilai dibawah
observasi. Teknik pengumpulan data ini
KKM.
Tabel
berikut
merupakan
bertujuan untuk mendapatkan data yang
rekapitulasi nilai yang diperoleh siswa pada
valid sebagai penunjang keberhasilan dari
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
penelitian. HASIL Data yang diperoleh pada penilitian ini
merupakan
hasil
pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan dengan alokasi pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Uraian pada setiap siklus adalah sebagai berikut.
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Hasil
pelaksanaan
pembelajaran
pada siklus I yang dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan
menunjukkan,
bahwa
pemahaman konsep yang diperoleh siswa masih rendah. Siswa belum terampil dalam menyusun pertanyaan, melakukan diskusi, dan menyusun laporan hasil diskusi. Hal
Penilaian Peningkatan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siklus I Nam a Sisw a 1 MD H 2 AAR 3 AK 4 LK 5 DP 6 ZA 7 DLF 8 DAP 9 IN 10 TAF 11 AN 12 RW H Jumlah Rata-rata Persentase Kberhasila n N o
tersebut ditunjukkan berdasarkan nilai yang diperoleh
siswa
secara
klasikal
pada
keterampilan menyusun pertanyaan hanya mencapai taraf keberhasilan 77%, dalam melakukan wawancara taraf keberhasilan yang
dicapai
hanya
76%,
dan
Aspek yang Diamati NA
Ke t
P1
P2
P3
TA S
66
67
73
33
54
BT
66 66 66 83 83 83 83 83 83 83 83
67 78 89 89 67 56 89 89 78 67 78
73 73 73 66 66 66 66 87 87 87 87
63 65 90 90 71 39 29 90 40 58 75
65 69 82 84 72 57 59 88 66 71 80
T T T T T BT BT T T T T
928 77 77 %
914 76 76 %
904 75 75 %
743 61 61 %
865 72 72 %
Berdasarkan hasil observasi guru kelas
IV
pembelajaran
terhadap yang
pelaksanaan
dilaksanakan
oleh
peneliti dengan menerapkan metode inkuiri sosial yang dilaksanakan selama tiga kali
pada
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
224
pertemuan menunjukkan bahwa terjadi
rekapitulasi nilai yang diperoleh siswa pada
peningkatan kemampuan mengajar. Pada
pelaksanaan pembelajaran siklus II.
pertemuan pertama dan kedua peneliti memeroleh nilai 78, dan pada pertemuan ketiga nilai yang diperoleh adalah 83. Berdasarkan pemahaman konsep belum tuntas dan keterampilan mengajar peneliti yang
belum
sempurna,
dilaksanakan
tindak
maka
lanjut
perlu melalui
pelaksanaan pembelajaran siklus II.
Peningkatan Pemahaman Masalah Sosial pada Siklus II N Nama o. Siswa 1. MDH 2. AAR 3. AK 4. LK 5. DP 6. ZA 7. DLF 8. DAP 9. IN 10 TAF 11 AN 12 RWH Jumlah
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pada
pelaksanaan
pembelajaran
siklus II terjadi peningkatan pemahaman
Rata-rata Persentase Keberhasila n
Aspek yang Diamati P1 P2 P3 100 56 93 100 67 93 100 89 93 100 100 93 83 100 93 83 78 93 83 78 93 83 78 93 100 100 93 100 78 93 100 78 93 100 78 93 113 980 111 2 6 94 81 93 94% 81% 93%
Konsep N A 73 88 92 99 92 85 80 87 97 86 88 84 10 51 88 88 %
TAS 58 90 90 100 90 85 70 90 95 80 85 75 100 8 84 84%
Ket T T T T T T T T T T T T
konsep. Taraf keberhasilan kemampuan menyusun
pertanyaan
pada
siklus
II
Peningkatan
Pemahaman
Konsep
mencapai 94%, kemampuan melakukan
Masalah Sosial dari Siklus I sampai
wawancara
Siklus II
mencapai
81%,
dan
keterampilan menyusun laporan mencapai
Peningkatan
pemahaman
konsep
rata-rata
masalah sosial pada siswa kelas IV SDN
pemahaman konsep yang diperoleh siswa
Banaran 01 Kauman dari siklus I sampai
pada siklus II adalah adalah 88. Sehingga
siklus II, diurakan pada tabel 4.15 .
84%.
secara
Secara
klasikal
klasikal
nilai
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri sosial telah tuntas. Namun secara individual
terdapat
satu
siswa
secara
individu
yang
diperoleh
menunjukkan bahwa siswa tersebut belum tuntas.
Tabel
berikut
Aspek Penilian
merupakan
Tindakan
77%
Siklus II 94%
Persentase Peningkatan (%) 17 %
76%
81%
5%
Siklus I
yang
mengalami kelaianan berpikir, sehingga nilai
Peningkatan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siklus I dan Siklus II
Keterampilan menyusun pertanyaan Keterampilan melakukan wawancara
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
225
Keterampilan menyusun laporan hasil wawancara Hasil tes akhir siklus
75%
93%
18 %
siklus II mengalami peningkatan sebesar 23%. Sehingga dapat dari data tersebut
61%
84%
diketahui bahwa peningkatan pemahaman
23 %
konsep siswa dari siklus I menuju siklus II
Peningkatan
pemahaman
konsep
mengalami
peningkatan
sebesar
16%.
masalah sosial dalam tabel 4.15 akan
Tetapi secara individual terdapat satu siswa
diperjelas dalam bentuk diagram batang
atau 8% yang belum tuntas karena ada
pada gambar 4.15 Berikut.
kelainan berpikir. Temuan Penelitian
Nilai Rata-rata
Peningkatan Pemahaman Konsep Masalah Sosial
100 80 60 40 20 0
94 77
Pada siklus I ditemukan bahwa
93 76
81
siswa belum terampil untuk menyusun
84 75 61
pertanyaan, melakukan wawancara, dan menyusun
Ket. Menyusun Pertanyaan
Ket. Menyusun Laporan
Nilai
pemahaman
konsep masalah sosial yang diperoleh siswa secara
Aspek Penilaian
klasikal
standar Siklus I
laporan.
juga
ketuntasan
belum
mencapai
yang direncanakan.
Siklus II
Sehingga perlu dilaksanakan pelaksanaan Diagram Peningkatan Pemahaman Konsep Masalah Sosial dari Siklus I
siklus II sebagai tindak lanjut kegiatan pembelajaran. Pada siklus II diperoleh temuan
sampai dengan Siklus II Berdasarkan diagram iagram di atas
bahwa, pada kemampuan siswa terjadi
menginformasikan bahwa nilai rata-rata
peningkatan keterampilan dalam menyusun
keterampilan
pertanyaan, melakukan wawancara, dan
siswa
dalam
menyusun
pertanyaan dari siklus I sampai siklus II
menyusun
mengalami peningkatan sebesar 17%. Nilai
konsep masalah sosial yang diperoleh siswa
rata-rata
telah meningkat dari siklus I dan telah
keterampilan
melakukan
laporan.
Nilai
wawancara dari siklus I menuju siklus II
mencapai
mengalami peningkatan sebesar 5%. Nilai
direncanakan.
rata-rata keterampilan menyusun laporan
kegiatan
dari siklus I menuju siklus II mengalami
dikatakan telah berhasil.
standar
ketuntasan
Sehingga
pembelajaran
pemahaman
pada
pelaksanaan siklus
peningkatan sebesar 18%. Sedangkan nilai rata-rata hasil tes akhir dari siklus I menuju
PEMBAHASAN
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
yang
226
II
Penerapan Metode Inkuiri Sosial dalam
yang
Peningkatan
Keterampilan yang diajarkan kepada siswa
Pemahaman
Konsep
terdiri
dari
tiga
pertemuan.
pada tiap pertemuan meliputi keterampilan
Masalah Sosial Berdasarkan paparan data pada bab
menyusun
pertanyaan,
melakukan
IV, diketahui bahwa kondisi awal pada
wawancara, dan menyusun laporan hasil
kegiatan pembelajaran IPS di kelas IV SDN
wawancara
Banaran 01 Kecamatan Kauman Kabupaten
hasilnya.
Tulungagung menunjukkan bahwa dalam
sekaligus
mempresentasikan
Pembelajaran
keterampilan
pembelajaran siswa mengalami kesulitan
menyusun pertanyaan, dilaksanakan untuk
untuk memahami konsep masalah sosial.
meningkatkan
hal ini disebabkan antara lain: 1) metode
upaya memperoleh suatu data yang jelas.
pembelajaran
Karena kejelasan suatu data, tergantung dari
yang
digunakan
guru
kreativitas
siswa
dalam
hanyalah metode ceramah, 2) kegiatan
pertanyaan
siswa selama pembelajaran masih bersifat
untuk dapat memperoleh suatu data, maka
pasif yaitu duduk, dengar, dan mencacat
dapat
materi, 3) guru tidak menyediakan media
wawancara. Melalui kegiatan wawancara
pembelajaran yang sesuai dengan pokok
maka siswa akan mendapatkan pengalaman
bahasan.
belajar yang berkesan upaya yang dia
Berdasarkan tindakan kelas yang
yang diajukan. Selanjutnya
dilakukan
lakukan
sendiri.
melalui
kegiatan
Penyusunan
laporan
telah dilaksanakan, menunjukkan adanya
dilaksanakan untuk mendeskripsikan data
perbaikan proses pembelajaran. Perbaikan
yang
pelaksanaan
dilakukan
wawancara, tujuannya supaya siswa dapat
dengan menerapkan metode inkuiri sosial
memperoleh pemahaman konsep yang jelas
untuk meningkatkan pemahaman konsep
terkait dengan masalah yang diselidiki.
masalah
pembelajaran,
sosial.
Azis
(2009:
39)
diperoleh
Pelaksanaan
melalui
kegiatan
pembelajaran
pada
menjelaskan bahwa “ siswa belajar konsep
siklus I belum dapat mencapai standar
melalui
ketuntasan
perbuatan,
guna
memperoleh
secara
klasikal
yang
konsep yang perlu dilakukan pertama-tama
direncanakan. Keterampilan siswa dalam
adalah memilih sebuah pengalaman dan
menyusun pertanyaan masih rendah. Siswa
menyusun dalam pikiran.” Untuk mengukur
masih merasa kesulitan untuk membuat
pemahaman konsep masalah sosial, maka
pertanyaan
dilaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I
bahasan. Selain itu susunan kalimat yang
yang sesuai
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
dengan topik
227
dibuat siswa juga belum sesuai dengan
siklus I hanya mencapai 72%, sedangkan
EYD dan sering kali siswa menempatkan
target
huruf kapital dalam kalimat secara tidak
peneliti adalah 80%. Pada akhir siklus I,
tepat.
peneliti melaksanakan tes akhir untuk Keterampilan
siswa
dalam
keberhasilan
mengukur
yang
pemahaman
dikehendaki
konsep
siswa.
melakukan wawancara juga masih rendah.
berdasarkan hasil tes tersebut, terdapat 5
Ketika melakukan wawancara siswa belum
siswa atau 46% dari 12 siswa yang belum
dapat menyampaikan pertanyaan secara
mencapai KKM individu.
jelas, sehingga nara sumber harus sering
Berdasaran
meminta
penjelasan
soal.
Siswa
juga
diperlukan
uraian
tindak
di
lanjut
atas, kegiatan
terlihat kurang tegas dalam menyampaiakan
pembelajaran siklus II. Kurang berhasilnya
pertanyaan.
Sering
melemparkan
kali
tanggung
siswa
saling
kegiatan pembelajaran pada siklus I, terjadi
jawab
dalam
karena siswa masih asing dengan model
menyampaikan pertanyaan. Keterampilan
pembelajaran
siswa
sosial
Selama
menyusun laporan pada siklus I juga masih
pembelajaran
IPS
rendah. Siswa masih merasa kesulitan
konvensional.
dalam memaparkan data yang diperoleh
pembelajaran siswa juga kurang mendapat
dari hasil wawancara. Selain itu, dalam
bimbingan
penulisan
ditemukan
masalah. Pengalaman belajar yang pernah
ketidaktepatan penempatan huruf kapital.
diperoleh siswa, berbeda dengan metode
Kemampuan
dalam
yang diterapkan oleh peneliti. Sehingga
belum
siswa harus menyesuaikan dengan iklim
masih
siswa
mempresentasikan
hasil
diskusi
untuk
pembelajaran
Sehingga
kelompok
diterapkan peneliti.
anggota
Pelaksanaan
membacakan
perwakilan
hasil
diskusi,
kelompok lainnya justru membuat gaduh. Berdasarkan uraian diatas, diketahui
siklus
II
kegiatan
dilaksanakan Selama
mampu menarik perhatian para temannya. ketika
ini,
yang
diterapkan.
kalimat
dalam
inkuiri
kegiatan
memecahkan
melalui
telah
secara
suatu
metode
yang
pembelajaran
pada
menunjukkan
adanya
peningkatan pada setiap keterampilan yang
bahwa pelaksanaan pembelajaran pada
diajarkan.
siklus
ketuntasan.
menyusun pertanyaan pada siklus II telah
Keberhasilan kegiatan pembelajaran secara
menunjukkan adanya peningkatan. Siswa
klasikal yang dicapai pada pembelajaran
sudah mampu menyusun kalimat dengan
I
belum
mencapai
Keterampilan
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
siswa
dalam
228
runtut dan jelas. Pertanyaan yang dibuat
kemampuan
juga sudah sesuai dengan topik masalah
memahami
yang akan diselidiki. Aktivitas belajar pada
lambat,
siklus II juga telah menunjukkan adanya
pembelajaran rendah, dan daya pikirnya
peningkatan positif. Siswa mulai aktif
juga rendah.
untuk bertanya dan menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Keterampilan melakukan laporan Siswa
siswa
wawancara
dan
dalam menyusun
juga mengalami peningkatan. sudah
mampu
siswa suatu gairah
tersebut
dalam
perintah
cenderung
untuk
mengikuti
Berdasarkan pernyataan di dapat
dikatakan
keterampilan
bahwa, pada
atas
peningkatan aspek-aspek
pembelajaran melalui model pembelajaraan inkuri
sosial,
berpengaruh
terhadap
mengajukan
peningkatan pemahaman konsep. Melalui
pertanyaan dengan kalimat yang jelas dan
kegiatan menyusun pertanyaan, melakukan
mudah dimengerti oleh nara sumber. Dalam
wawancara, dan menyusun laporan, siswa
penulisan laporan, siswa sudah mampu
menjadi lebih paham terhadap konsep
menulis laporan dengan runtut, rapi, dan
masalah sosial yang sedang diselidiki.
mudah
Peningkatan
Siswa mendapatkan pengalaman belajar
keterampilan-keterampilan yang diajarkan
yang sebenarnya, bila dibandingkan dengan
pada siklus II, juga mempengaruhi nilai
kegiatan membaca, mendengar, melihat,
hasil tes akhir siklus yang diperoleh siswa.
dan
dipahami.
Hingga akhir pelaksanaan siklus II, terdapat satu siswa yang masih mendapat nilai dibawah KKM dalam kemampuan menyelesaikan tes akhir siklus. Mulai dari awal
kegiatan
penelitian
dilaksanakan,
siswa tersebut cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan nilai yang diperoleh melalui penilain individu, diketahui bahwa siswa tersebut tidak pernah tuntas dalam pembelajaran. Ketuntasan yang diperoleh siswa tersebut merupakan hasil
nilai
pada
penilaian
kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti,
mengatakan.
Pernyataan
tersebut
didukung oleh pendapat Sheal (dalam Azis, 2009) yang menjelaskan: “Kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa kita mengajar dengan banyak ceramah, maka siswa akan mengingat 20% karena siswa hanya mendengar. Sebaliknya, jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.”
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
229
Peningkatan
Pemahaman
Konsep
mengerjakan tes akhir siklus sebanyak 23%. Terjadinya peningkatan yang ditandai
Masalah Sosial Pada penelitian ini, mengharapkan
dengan
meningkatnya
nilai
tersebut,
adanya peningkatan pemahaman konsep
menunjukkan bahwa metode inkuiri sosial
masalah sosial bagi siswa kelas IV.
telah
Sehingga
meningkatkan pemahaman konsep masalah
peneliti
menerapkan
model
berhasil
diterapkan
pembelajaran inkuiri sosial dalam kegiatan
sosial.
pembelajaran. Pada siklus I peneliti mulai
KESIMPULAN DAN SARAN
membimbing
Kesimpulan
siswa
untuk
menyusun
pertanyaan yang akan digunakan untuk
Berdasarkan
hasil
untuk
penelitian
wawancara. Kegiatan menyusun pertanyaan
tindakan kelas yang telah dilaksanakan,
tersebut akan melatih keterampilan siswa
maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
dalam menyusun pertanyaan yang sesuai
Penerapan model pembelajaran inkuri sosial
dengan topik masalah, selain itu siswa juga
pokok bahasan mengenai masalah sosial,
akan terampil dalam menyusun kalimat
terdiri
yang
diajarakan
diantaranya
keterampilan
menyusun
pertanyaan,
keterampilan
sesuai
pembelajaran
dengan yang
EYD.
Kegiatan
dilaksanakan
pada
dari
tiga
keterampilan
yang
siklus II sama dengan kegiatan pada siklus
melakukan wawancara, dan keterampilan
I. Pembelajaran pada siklus II merupakan
menyusun
tindak lanjut dari pembelajaran pada siklus
pembelaajaraan
I, karena pembelajaran pada siklus I belum
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
mencapai
Hal
standar
ketuntasan
yang
direncanakan oleh peneliti.
ini
rekapitulasi
laporan.
Penerapan
inkuiri
dibuktikan
dari
peningkatan
model
sosial
hasil
dapat
nilai
pemahaman
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan
konsep masalah sosial dari siklus I ke siklus
pembelajaran dari siklus I sampai siklus II
II yang mengalami peningkatan sebanyak
yang
kali
16%. Hingga akhir siklus II diketahui masih
peningkatan
terdapat satu siswa yang belum tuntas
dilaksanakan
selama
pertemuan,
terjadi
keterampilan
menyusun
enam
pertanyaan
sebanyak 17%, peningkatan kemampuan melakukan
sebanyak
Saran
5%,
Berdasarkan uraian dan simpulan
menyusun
tentang hasil penelitian dengan model
laporan sebanyak 18%, dan keterampilan
pembelajaran inkuri sosial, maka diajukan
peningkatan
wawancara
dalam mengerjakan tes akhir siklus.
keterampilan
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
230
beberapa saran sebagai berikut.
Pada
pembelajaran
guru
IPS
hendaknya
Mardaapi, D. 2012. Pengukuran Penilaian & Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Litera.
menggunakan model pembelajaran inkuri sosial dan dilengkapi dengan pemanfaatan media, sehingga dapat membuat siswa aktif selama kegiatan pembelajaran. Guru dalam
Mbulu, J. 2001 Pengajaran Individual (Pendekatan, Metode dan Media Pedoman Mengajar bagi Guru dan Calon Guru). Malang: Yayasan Elang.
memberikan penilaian akhir hendaknya tidak terpacu pada hasil tes tulis saja tetapi juga menerapkan penilaian proses. DAFTAR RUJUKAN Akbar, Sa’dun. 2009. Penelitian Tindakan Kelas: Filosofi, Metodologi, Implementasi. Yogyakarta: Cipta Media Aksara. Akbar, Sa’dun., Margono, & Noorsyam, M. 2009. Model-Model Pembelajaran Terpadu Pendidikan Kewarganegaraan SD. Malang: UniversitasNegeri Malang. Akbar, Sa’dun. & Sriwiyana, H. 2011. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: Cipta Media. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azis, Abdul. 2009. Metode dan Modelmodel Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta. BNSP. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Darma Bhakti. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Putra, R. S. 2012. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jember: Diva Press. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media. Sapriya. 2009. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS): Konsepdan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. E. 2009. Psilologi Pendidikan Teori dan Praktik. PT indeks: Jakarta. Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, A. 1992. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Sudrajat, Ahmad. 2011. Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Sosial, (Online), (http://ahmadsudrajat.wordpress.com) , diakses Kamis, 03 Februari 2011.
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
231
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, H. M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sumaatmadja, Nursid. 2008. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Eka Yuliana Sari: Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Masalah Sosial Siswa Kelas Iv Sdn Banaran 01 Kauman Tulungagung
232