ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] Betty Rofatin2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi Dedi Darusman 3) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya, dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga akibat perubahan biaya dan harga jual, dan jangkawaktu yang diperlukan
dalam pengembalian
modal pada usahatani
tumpangsari manggis dengan kapulaga. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada seorang petani yang melakukan usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga sangat menguntungkan dan layak diusahakan, diperoleh NPV sebesar Rp 65.139.225,00 sedangkan nilai Net B/C yaitu 6,5 dan IRR sebesar 41,8 persen. Untuk modal yang di investasikan dalam kegiatan usahatani manggis sistem tumpangsari dapat dikembalikan setelah kegiatan usahatani berjalan 2 tahun 5 bulan, pada simulasi harga jual turun dan biaya naik 10 persen, usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga menguntungkan dan
layak diusahakan, jika terjadi
penurunan harga jual sebesar 75 persen dengan nilai NPV sebesar Rp. 17.391.462 nilai Net B/C yaitu 2,5 dan IRR 43,8 persen, sedangkan modal yang di investasikan dalam kegiatan usahatani manggis sistem tumpangsari dapat dikembalikan setelah kegiatan usahatani berjalan 2 tahun 5 bulan. Sedangkan jika terjadi kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen, masih menguntungkan dengan nilai NPV Rp.62.908.681 dan nilai Net B/C yaitu 6,2 dan IRR yang diperoleh sebesaar 49 persen. Sedangkan
1
modal yang di investasikan dalam kegiatan usahatani manggis sistem tumpangsari dapat dikembalikan setelah kegiatan usahatani berjalan 2 tahun 6 bulan. Kata Kunci :Kelayakan Finansial, Tumpangsari, Payback Periods, Perubahan Biaya dan Harga Jual ABSTRACT This research was conductedin Puspajaya,Puspahiang,Tasikmalaya, with intent to determine the feasibility the fram intercropping mangosteen with cardamom, due to changes in costs and selling prices, and the length of time needed to payback the farm intercroping mangosteen wit cardamom. Method used is case study on farmers practicing farm intercropping mangosteen with cardamom. The research demonstrates that the fram financial analysis intercropping mangosteen with cardamom is very profitable and viable, obtained NPV of Rp65.139.225,00 and Net B / C of 6,5 and an IRR of 41,8 percent. To capital invested in farming activities intercropping mangosteen with cardamom can be restored after farming activities running 2 years and 5 months, the simulation costs down and selling prices rose 10 percent, farming profitable intercropping mangosteen with cardamom and viable, if a decline in the selling price by 75 percent the NPV of Rp. 17.391.462 value Net B / C are 2,5 and an IRR of 43,8 percent, while the capital invested in farming activities intercropping mangosten with cardamoncan be restored after farming activities running 2 years and 5 months. Meanwhile, if there is an increase in operating expenses of 10 percent, it is still beneficial to the NPV of Rp. 62.908.681 and the value of Net B / C are 6,2 and IRR obtained 49 percent. While capital invested in farming activities intercropping manggis with cardamom can be restored after farming activities running 2 years and 6 months. Key Word: Financial Feasibility, Intercroping, Payback Periods, Changes in Costs and Seilling Price PENDAHULUAN Kabupaten Tasikmalaya merupakan wilayah sentra produksi utama buah manggis di Jawa Barat, yang memiliki kondisi iklim, lahan dan sumberdaya hayati yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha yang berorientasi ke agribisnis.
2
Hal ini sejalan dengan visi misi Kabupaten Tasikmalaya yaitu kompetitif di bidang agribisnis. Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan visi misi tersebut yaitu dengan memfokuskan pada peningkatan produksi, salah satunya buah manggis sebagai komoditi unggulan. Produksi manggis di Kecamatan Puspahiang per satu kali musim tahun 2013 sebesar 15.321.000 kg dengan produktivitas rata-rata 14.000 kg perhektar. Adapun produktivitas terbesar ada di Desa Puspahiang yaitu 14.300 kg/ha. Untuk lebih jelasnya mengenai produksi dan produktivitas tanaman manggis di Kecamatan Puspahiang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data luas, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Manggis Tahun 2013 di Kecamatan Puspahiang. Kondisi Pertanaman Saat ini Populasi No
Desa Luas Lahan
Pohon
Luas Panen
Produksi
Produktivitas
(Ha)
(Kg)
(Kg/Ha)
(Ha)
1
Puspahiang
280.609
206
154,56
2.210.000
14.300
2
Pusparahayu
33.507
335
251,30
3.493.000
13.900
3
Puspajaya
34.026
340
255,19
3.623.000
14.200
4
Luyubakti
26.010
260
195,07
2.691.000
13.800
5
Cimanggu
23.102
231
173,26
2.425.000
14.000
6
Puspasari
8.500
851,30
63,75
879.000
13.800
7
Sukasari
-
-
-
.-
8
Mandalasari
-
-
-
-
405.754
2.223,3
1.093,13
15.321.000
84.000
67.625
370,55
182,18
2.553.500
14.000
Jumlah Rata-rata
Sumber : BP3K Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya,2013
Manggis termasuk salah satu tanaman tahunan yang mengalami masa juvenil yang lama yaitu sekitar 8 tahun, untuk itu dalam pengembangan kebun manggis perlu dilakukan sistem tumpangsari dengan tanaman yang lebih cepat berbuah, seperti kapulaga. Kapulaga merupakan salah satu tanaman rempah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berprospek cerah. Selain itu, dalam pembudidayaannya tanaman ini pun tidak memerlukan lahan tersendiri, dalam arti tumbuh dibawah naungan tanaman lain sebagai tanaman tumpangsari. Adapun tujuan petani dalam
3
menggunakan sistem tumpangsari ini adalah untuk meningkatkan macam dan jumlah produksi per satuan luas per satuan waktu, mengurangi resiko kegagalan panen, meningkatkan produktivitas penggunaan tanah, waktu, dan sumberdaya yang tersedia, mendapatkan total output dalam arti nilai ekonomis tinggi. Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana kelayakan sistem tumpangsari manggis dengan kapulaga Bagaimana kelayakan
usahatani
dilihat dari aspek financial 2)
usahatani sistem tumpangsari manggis dengan kapulaga
apabila terjadi perubahan biaya dan harga jual ? 3) Pada tahun ke berapa seluruh modal yang dikeluarkan pada usahatani
sistem tumpangsari manggis dengan
kapulaga dapat dikembalikan ? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usahatani manggis secara finansial, kelayakan usahatani akibat perubahan biaya dan harga jual, dan jangka waktu yang diperlukan dalam pengembalian modal pada usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan responden dipilih secara sengaja sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa petani tersebut merupakan petani teladan dan dianggap cukup berhasil dalam melakukan usahatani manggis. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis finansial, payback periods. Analisis data yang dimaksud dijabarkan sebagai berikut : 1) Analisis Finansial Menurut Abdul Choliq dan Ofan Sofwan (1989), alat analisis finansial yang dapat digunakan sebagai kriteria investasi adalah : a. NPV (Net present Value)
4
NPV =
Bt Ct (1 1)
NPV = ∑ (Bt-Ct) DF NPV = ∑ ( Net Benefit ) DF
Keterangan : Bt= Benefit pada tahun ke t Ct= Cost pada tahun ke t DF= Discount Factor b. Net B/C (Net Benefit Of Cost Rasio) t n
(Bt Ct )(DF) t 0 (Ct Bt )(DF)
NetB/ C
tn
NetB / C
( NetBenefit Positif )( DF ) Negatif )( DF )
( NetBenefit t0
NPV NetB / C NPV
( ) ( )
c. IRR ( Internal Rate of Return ) IRR =
NPV+
i1 +
+
(i2 – i1) -
NPV −NPV Keterangan : i1
= Discount
Faktor pertama yang diperoleh NPV positif
i2
= Discount
Faktor kedua yang diperoleh NPV negative
1) Payback Period Payback Periods = T +
NBKNegatif x 12 Bulan NB *
Keterangan : T
: Tahun terakhir nilai net benefit kumulatif negatif
NBK negatif : Nilai terakhir net benefit kumulatif negatif NB*
: Nilai net benefit saat nilai net benefit kumulatif positif pertama
5
2) Analisis Sensitivitas (sensitivity Analysis) Simulasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Skenario satu : biaya produksi (pupuk NPK) diperkirakan naik 10 persen, sedangkan biaya pupuk kandang dan biaya lainnya tetap. b. Skenario dua : harga jual diperkirakan turun 10 persen, sedangkan biaya dianggap tetap. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identitas Petani Petani dalam penelitian ini adalah seorang petani yang melaksanakan usaha tani tumpangsari manggis dengan kapulaga di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Tabel
8. Identitas Petani Usahatani Manggis Sistem Tumpangsari di Desa Puspajaya.
No
Uraian
1
Nama
: Rustandi
2
Umur
: 38
3
Pendidikan Formal
: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
4
Tanggungan Keluarga : 2 orang
5
Pengalaman Usaha tani : 10 tahun
6
Luas lahan
: 1 hektar
7
Status lahan
: Milik sendiri
Sumber : Data Primer
2. Biaya Produksi a. Biaya Investasi Biaya investasi yang dimaksud dalam usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan dari mulai usahatani tersebut dilaksanakan sapai usahatani tersebut berjalan ( Abdul Choliq, dkk 1994). Tabel 9. Rincian Biaya Investasi Usahatani Manggis Sistem Tumpanngsari pada Luas Lahan 1 ha di Desa Puspajaya.
6
No
Uraian
Satuan
Tahun 0 (Rp)
1
Pembelian bibit manggis
Pohon
1.575.000
2
Pembelian bibit kapulaga
Pohon
400.000
3
Pembelian pupuk kandang
Kg
560.000
4
Pembelian Peralatan
Unit
3.485.000
5
Persiapan lahan
HOK
2.560.000
6
Upah Tenaga kerja
-
7
Sewa Lahan
ha Jumlah
1.500.000 10.080.000
Sumber: Data primer diolah
b. Biaya Operasional Biaya operasional yang dimaksud dalam usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga sejalan dengan pendapat Abdul Choliq, dkk (1994), yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung artinya secara rutin biaya harus dikeluarkan. Tabel 10. Rincian Biaya Operasional pada Luas Lahan 1 Ha di Desa Puspajaya. Tahun
Pupuk (Rp)
Upah Tenaga
Reinvestasi
Kerja
Peralatan
(Rp/HOK)
( Unit )
Sewa Lahan (Rp/ha)
1
1.160.000
2.480.000
1.500.000
2
1.160.000
3.120.000
1.500.000
3
1.580.000
3.680.000
1.500.000
4
2.400.000
3.060.000
5
2.400.000
2.760.000
6
2.160.000
2.810.000
1.500.000
7
2.160.000
2.660.000
1.500.000
8
4.580.000
3.447.600
1.500.000
1.500.000 3.485.000
1.500.000
9
4.400.000
3.998.000
10
4.160.000
5.360.000
1.500.000
11
4.160.000
5.015.200
1.500.000
12
4.160.000
5.492.800
1.500.000
13
4.580.000
5.752.400
1.500.000
14
4.400.000
9.045.600
1.500.000
15
4.400.000
7.973.200
16
4.160.000
10.955.200
1.500.000
17
4.160.000
16.140.800
1.500.000
3.485.000
3.485.000
7
1.500.000
1.500.000
18
4.400.000
19.202.000
1.500.000
19
4.400.000
16.004.000
1.500.000
20
4.400.000
16.198.000
21
4.160.000
14.924.000
1.500.000
22
4.160.000
22.870.000
1.500.000
23
4.400.000
24.486.000
1.500.000
24
4.400.000
24.864.000
1.500.000
3.485.000
1.500.000
25
4.400.000
26.470.000
3.665.000
1.500.000
Jumlah
92.900.000
255.533.600
17.605.000
37.500.000
Sumber : Data Primer diolah 3. Peneriman dan Pendapatan Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah hasil produksi dengan harga jual. Penerimaan yang diperoleh setiap tahunnya berbeda-beda. Sedangkan pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga ini. Penerimaan pertama diperoleh dari penjualan kapulaga. Penerimaan dan pendapatan pada tahun ke 2 sampai tahun ke 3 setelah masa tanam kapulaga mengalami kenaikan dikarenakan jumlah produksi kapulaga meningkat. Untuk kapulaga setiap 5 tahun sekali tanaman diganti dengan tanaman kapulaga yang baru. Tabel 11. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Tumpangsari manggis dengan Kapulaga pada Luas Lahan 1 Ha di Desa Puspajaya. Tahun
Penerimaan (Rp)
Biaya (Rp)
Pendapatan (Rp)
1
3.168.000
5.140.000
(1.972.000)
2
12.012.000
5.872.000
6.140.000
3
21.120.000
6.760.000
14.360.000
4
15.840.000
6.960.000
8.880.000
5
10.890.000
9.875.000
1.015.000
6
6.336.000
5.840.000
496.000
7
10.810.800
8.660.000
2.150.000
8
24.684.000
10.207.600
14.476.400
9
26.736.000
10.018.000
16.718.000
10
36.105.000
14.595.400
21.509.600
11
28.332.000
10.275.200
18.056.800
12
36.236.400
11.212.800
25.023.600
13
40.908.000
12.142.400
28.765.600
8
14
74.844.000
15.205.600
59.638.400
15
60.855.000
17.388.200
43.466.800
16
81.552.000
16065.200
65.486.800
17
135.072.000
17.257.200
117.814.800
18
162.000.000
19.950.000
142.050.000
19
133740.000
17.124.000
116.616.000
20
136.080.000
20.813.000
115.267.000
21
122.040.000
15.954.000
106.086.000
22
203.400.000
24.090.000
179.310.000
23
216.960.000
25.446.000
191.514.000
24
223.740.000
24.124.000
197.616.000
25 Jumlah
240.000.000
31.415.000
208.585.000
2.063.461.200
374.340.600
1.689.030.600
Sumber : Data primer diolah 4. Analisis Finansial Evaluasi dilakukan pada tingkat bunga 20 persen . untuk menambah kepercayaan atas usaha yang dijalankan, dilakukan simulasi dengan beberapa kemungkinan terhadap perubaha harga jual dan biaya, yaitu: c. Skenario satu : biaya produksi (pupuk NPK) diperkirakan naik 10 persen, sedangkan biaya lainnya tetap. d. Skenario dua : harga jual diperkirakan turun 75 persen, sedangkan biaya dianggap tetap. Tabel 12. NPV, Net B/C dan IRR pada Tingkat Bunga 20 PersenUsahatani Tumpangsari Manggis dengan Kapulaga pada Luas Lahan 1 Ha di Desa Puspajaya. No
Uraian
Jumlah
1
NPV
Rp. 65.139.225
2
Net B/C
6,5
3
IRR
41,8
Sumber : Data primer diolah 5. Sensivity Analysis Tabel 13. NPV, Net B/C, IRR dan Payback Perriods pada Simulasi Harga Jual Turun 10 Persen dan Biaya Operasional naik 10 persen pada Tingkat Bunga 20
9
Persen Usahatani Tumpangsari Manggis dengan Kapulaga pada Luas Lahan 1 Ha di Desa Puspajaya. No
Uraian
Harga Jual Turun
Biaya Produksi ( Npk )
75%
naik 10%
1
NPV
17.391.462
62.908.681
2
Net B/C
2,5
6,2
3
Internal Rate of
43,8%%
49%
2 Tahun 5 bulan
2 Tahun 6 Bulan
Return (IRR) 4
Payback Period
Sumber : Data primer diolah 6. Payback Periods Payback Periods diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Perhitungan Payback Periods dilakukan dengan menghitung Net Benefit Kumulatif. Dengan menggunakan suku bunga 20 percen. Hasil perhitungan Payback Periods menunjukan bahwa jangka waktu pengembalian modal yang dibutuhkan dalam usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga adalah 2 tahun 5 bulan. Hal ini berarti bahwa modal yang di investasikan dalam kegiatan usaha tani manggis sistem tumpangsari baru dapat dikembalikan setelah umur proyek berlangsung 2 tahun 5 bulan. Simpulan 1) Usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga sangat menguntungkan dan layak diusahakan. Diperoleh NPV sebesar Rp. 65.139.225 sedangkan nilai Net B/C yaitu, 6,5 dan IRR sebesar 41,8 persen. 2) Pada simulasi biaya pupuk naik 10 persen, usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga menguntungkan dan layak diusahakan, dengan nilai NPV sebesar Rp. 62.908.681 nilai Net B/C yaitu 6,2 dan IRR 49 persen, sedangkan payback periodnya adalah 2 tahun 6 bulan. Jika terjadi penurunan harga jual 75 persen, masih menguntungkan dengan nilai NPV 17.391.462 dan nilai Net
10
B/C yaitu 2,5, dan IRR yang diperoleh sebesar 43,8 persen, sedangkan sedangkan payback periodnya adalah 2 tahun 5 bulan. 3) Modal yang di investasikan dalam kegiatan usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga dapat dikembalikan setelah kegiatan usahatani berjalan 2 tahun 5 bulan. Saran Usahatani tumpangsari manggis dengan kapulaga dilihat dari aspek finansial sangat menguntungkan namun pendapatan petani masih bisa ditingkatkan dengan berbagai cara, antara lain dengan peningkatan penanggulangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman dan buah manggis misalnya dengan menggunakan pestisida nabati atau dengan pemeliharaan yang baik sehingga penyebaran hama dan penyakit dapat ditanggulangi. Selain itu agar diperoleh kualitas yang baik maka perlu perbaikan cara panen yang baik salah satunya penggunaan alat dan tempat penyimpanan yang dapat mengurangi kerusakan buah manggis dan kapulaga pada saat pemetikan sehingga tingkat kerusakan akibat gesekan atau benturan buah yang dipetik dapat diminimalisir DAFTAR PUSTAKA Abdul Choliq dan Ofan Sofwan. 1989. Evaluasi Proyek. Linda Karya. Bandung Abdul Choliq, R.A. Rivai Wirasasmita, Ofan Sofwan.1994. Evaluasi Proyek (suatu pengantar). Pionir. Bandung. BP3K Kecamatan Puspahiang. 2013. Data Luas, Produktivitas, Produksi Tanaman Manggis di kecamatan Puspahiang. Tasikmalaya. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2008. Profil komoditi Hortikultura Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya. Direktoral jenderal Hortikultura. 2009. Profil Kawasan Manggis (program pendamping Intensif). Jakarta. Direktoral Jendral Hortikultura. 2012. Standart Operasional Prosedur (SOP) Kapulaga. Jakarta.
11
12