Berbagi Pengalaman, Maju Bersama Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI
Best Practice :
Garda Emas: Model Program Pengentasan Kemiskinan Kota Bogor
Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah (YIPD) Jl. Tebet Barat Dalam III A no 02 Jakarta 12810, Indonesia Phone: +62-21-83794469 Fax: +62-21-83791270 E-mail:
[email protected]
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD - 1
Garda Emas: Model Pengentasan Kemiskinan Kota Bogor
Kota Bogor
Gambaran singkat Kota Tangerang
Bogor merupakan kota yang indah sejuk dan kaya akan nilai sejarah. Gunung gede, Pangrango dan Salak yang mengelilingi Kota Bogor membuat pemandangan sekitar Bogor menjadi sangat menarik. Selain itu banyak tempat bersejarah yang patut untuk dikunjungi seperti Istana Presiden, Situs Batu Tulis, beberapa museum, dan kebun Raya Bogor. Letaknya yang sangat dekat dengan Ibukota Negara (Jakarta) membuat Bogor menjadi Kota Satelit yang berkembang pesat.
Letak geografis
: 6° 26’ LS dan 116° 48’ BT
Luas wilayah : 118,500 km² Batas Wilayah
:
Utara – Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec. Sukaraja Kab. Bogor Timur – Kec. Sukaraja, Kec. Ciawi, Kab. Bogor Selatan – Kec. Cijeruk, Kec. Caringin, Kab. Bogor Barat – Kec. Darmaga, Kec. Ciomas, Kab. Bogor Jumlah Penduduk: 830.551 (2003) Kepadatan pddk : 7009 jiwa/km² (2003) Pertumbuhan pddk : 1,01% per tahun (2003) Jumlah KK miskin : 16 258 KK (2003) Perdapatan per kapita : Rp 4.282.841,12 (2003) Laju pertumbuhan ekonomi : 6,2% (2003)
Fasilitas Kesehatan
Pendidikan
Transportasi
5 Rumah sakit
12 Perguruan Tinggi
20 Puskesmas
49 SMU dan 43 SMK
Terminal bisa Baranang Siang merupakan terminal bis yang mealayani angkutan antar kota dan antar propinsi Stasiun Kereta Api
92 SMP
Angkutan dalam kota dilayani oleh angkota kota bertrayek
263 SD
Ringkasan Untuk mengatasi tingginya laju pertumbuhan penduduk miskin, Pemerintah Kota Bogor pada 20 Juni 1999 meluncurkan Program Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Garda Emas) sebagai upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara holistik, terpadu, dan melibatkan seluruh
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 2
stakeholder kota. Program ini melibatkan 9 dinas pemda, lembaga swadaya masyarakat (LSM), lembaga keuangan mikro (LKM) lokal dan stakeholder lokal yang terkait. Pada 20 Juni 1999 Pemerintah Kota Bogor meluncurkan program Garda Emas yan gmerupakan upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Empat prioritas utama program Garda Emas adalah: a) Penguatan lembaga keuangan mikro dengan cara melakukan pelatihan peningkatan kualitas manajemen LKM dan memberikan bantuan modal usaha; b) Pemberdayaan usaha/pengusaha kecil melalui pemberian bantuan modal dan pendampingan/pembinaan usaha; c) penanggulangan penganggur dengan cara melatih keterampilan, pemagangan dan bimbingan usaha; d) program khusus pengentasan kemiskinan merupakan program khusus bagi keluarga miskin (prasejahtera, sejahtera 1, cacat dan jompo) melalui usaha ekonomi produktif. Setelah berjalan selama empat tahun, program ini menunjukan hasil yang sangat positif, yaitu: • Penurunan jumlah KK miskin, dari 34.501 KK pada tahun 1999 menjadi 16.258 KK pada tahun 2003 • Program ini telah membantu 9.157 orang dan menyerap 17.769 orang tenaga kerja • Dari anggaran yang telah dikucurkan pemerintah sebesar ± Rp 2,84 M sekarang telah bergulir hingga mencapai ± Rp 4,5 M dengan tingkat pengembalian 60,81% Dengan hasil nyata seperti disebutkan di atas, kiranya Kota Bogor telah menemukan format pengentasan kemiskinan yang sangat baik. 1. Situasi Sebelum Inisiatif • Program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah kota kurang menunjukan hasil yang optimal, karena program yang dilakukan masih bersifat parsial dan kurang melibatkan stakeholder • Kurangnya keterpaduan program pengentasan kemiskina antar dinas di Kota Bogor. Pada umumnya setiap dinas di Pemerintah Kota Bogor memiliki program pengentasan kemiskinan sendiri-sendiri • Sampai dengan tahun 1998 program pengentasan kemiskinan Kota Bogor hanya mampu menurunkan sekitar 1000 KK per tahun. Awal tahun 1999 jumlah KK miskin masih 34.501 (24%) dan laju pertumbuhan penduduk masih di atas 1%. Hal ini diperparah lagi dengan tingginya jumlah pengangguran terbuka pada tahun 1999 sebesar 100.000 orang. Bila mengacu pada data tersebut, maka masalah kemiskinan Kota Bogor tidak akan pernah diselesaikan 2. Inisiatif Setelah melakukan analisis terhadap keragaman sector ekonomi kerakyatan dan mengevaluasi kebijakan dan pola pengembangan ekonomi rakyat di Kota Bogor, pemerintah daerah melakukan beberapa inisiatif: • Menyusun program pengentasan kemiskinan dengan melibatkan unsur pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan LSM yang kemudian melahirkan Program Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Garda Emas). Inti program Garda Emas adalah menumbuhkembangkan sector ekonomi rakyat Kota Bogor agar mampu menyerap dan diserap oleh seluruh
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 3
• • •
masyarakat sampai lapisan terbawah dalam rangka mewujudkan perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraannya Pelaksanaan program harus melibatkan dinas-dinas terkait yang ada di Pemerintah Kota Bogor, tokoh masyarakat, LSM, swasta maupun masyarakat miskin selaku penerima manfaat Membangun kerjasama dengan lembaga yang berada pada tingkat lokal (LKM, LPED, Koperasi, Pengajian, dll) dan memperkuat manajemen lembaga local tersebut Meluncurkan dan menjalankan program dengan konsekuen agar penerima manfaat dapat merasakan langsung program Garda Emas
3. Strategi Yang Diterapkan 3.1. Menentukan Fokus Utama Garda Emas Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Pemda untuk dapat mengentaskan kemiskinan di Kota Bogor, maka program garda Emas harus terfokus pada empat program kegiatan, yaitu: • Penguatan lembaga keuangan mikro (LKM), program ini ditujukan untuk memperkuat kualitas manajemen pengelolaan keuanganlembaga dan memberikan bantuan permodalan. Kuatnya LKM sebagai lembaga intermediasi akan memberikan akses yang lebih besar terhadap para pengusaha kecil potensial untuk mendapat bantuan permodalan. Selain itu juga akan mempermudah untuk melakukan intervensi dalam community development • Pemberdayaan usaha/pengusaha kecil, bantuan yang diberikan dimulai dari bantuan permodalan tanpa agunan dan bunga hingga capacity building usaha maupun jiwa wira usaha dai para pengusaha kecil tersebut. Hasil akhir yang diharapkan adalah terciptanya penambahan omset maupun perluasan usaha • Penanggulangan penganggur, program yang disediakan adalah memberikan pelatihan keterampilan manajemen usaha dan kewirausahaan. Untuk dapat mengakses modal mereka diikutkan dalam program perberdayaan usaha/pengusaha kecil • Program khusus pengentasan kemiskinan (Prosustaskin), program ini ditujukan bagi keluarga miskin prasejahtera dan sejahtera 1 yang memiliki cacat tubuh dan atau jompo 3.2. Landasan Dasar Garda Emas Dalam menjamin kelangsungan program maka landasan dasar/asas yang dipakai adalah • Terarah dan menguntungkan bagi kelompok masyarakat yang lemah dan terbelakang • Pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat sendiri • Melakukan pendekatan kelompok • Menggerakan partisipasi yang luas dari seluruh stakeholder yang terlibat 3.3. Proses Implementasi Untuk menjaga keberhasilan pengentasan kemiskinan program Garda Emas telah dirancang melibatkan 9 dinas Pemerintah Kota Bogor, LSM Pinbuk (Pusat Inkubasi Usaha Kecil), lembaga ekonomi desa, lembaga keuangan mikro (koperasi dan BMT) dan masyarakat penerima manfaat. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk menjalankan program Garda Emas, yaitu: • Perancangan, penganggaran dan Pembentukan Tim Garda Emas − Pemerintah Kota Bogor beserta LSM Pinbuk Bogor merancang program Gerakan Pemberdayaan Ekonomi masyarakat (Garda Emas)
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 4
− −
−
•
Pemerintah bersama DPRD memutuskan anggaran untuk Garda Emas dalam APBD Kota Bogor Membentuk tim kerja Garda Emas yang dipimpin langsung oelh Asisten Sosial dan Ekonomi Setda Bogor selaku penanggung jawab program. Tim kerja ini dibagi menjadi dua gugus utama yaitu: o Tim asistensi, merupakan gabungan dinas pemda dan LSM yang diketuai oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. Tugasnya antara lain merancang, menggerakkan, mengkoordinasikan program dan melaporkan semuanya kepada walikota o Tim pelaksana teknis yang anggotanya juga gabungan antara pemda dan LSM yang diketuai oleh Direktur Pinbuk Kota Bogor. Adapun tanggungjawabnya adalah melaksanakan kegiatan, melakukan pengadministrasian, mengkoordinaskan denga instasni terkait dan melaporkan kerjanya kepada tim asistensi Tahap selanjutnya adalah melakukan perekrutan lembaga intermediasi/channeling dan lembaga keuangan. Untuk lembaga intermediasi, Garda Emas menggunakan lembaga yang sudah ada pada tingkat kelurahan hingga RT/RW setempat. Mereka yang dapat bergabung adalah organisasi local, Lembaga Pembiayaan Ekonomi Desa (LPED), Koperasi Pembiayaan Ekonomi Kelurahan (KPEK), dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Dengan syarat punya kepedulian terhadap gerakan pemberdayaan masyarakat, dan mau melaksanakan revolving fund dengan sistem syariah/bagi hasil. Sedangkan untuk lembaga keuangan dicari lembaga yang memiliki akuntabilitas cukup baik, untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi keuangan. Dengan dana disimpan pada Bank Pasar maka membuat hilangnya kemungkinan KKN dalam pengucuran kredit. Lembaga yang terpilih adalah Bank Pasar (Bank Perkreditan Rakyat/BPR) o Di tingkat lapangan tim teknis Garda Emas melibatkan stakeholder lain, baik sebagai lembaga channeling maupun tenaga pendamping an Pembina. Adapun institusi yang terlibat adalah: o BPR Bank Pasar Bogor, seluruh dana yang dianggarkan maupun dana hasil revolving fund disimpan di Bank Pasar, hal ini untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi dari seluruh penggunaan dana Garda Emas o Garda Emas melibatkan LKM local maupun lembaga local yang telah ada di tengah masyarakat sebagai lembaga intermediasi pengguliran dana maupun pembinaan, seperti LPED, KPEK, BMT/lembaga keuangan mikro, dalam pelaksanaan di lapangan diistilahkan dengan lembaga channeling o Untuk melakukan proses pendampingan dan pembinaan program Garda Emas merekrut tenaga lapangan dengan kualifikasi memiliki pengalaman dan pemberdayaan masyarakat, memiliki ijasah minimal D3
Sosialisasi program − Melakukan launching program Garda Emas tanggal 20 Juli 1999 di Balaikota dengan mengundang tokoh masyarakat, LSM, dan pelaksana program − Menerbitkan buku panduan program Garda Emas yang dibagikan secara gratis
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 5
−
Melakukan sosialisasi di setiap kecamatan dan kelurahan dengan dialog langsung dengan warga setempat
•
Proses implementasi/pelaksanaan lapangan − Persiapan awal o Melakukan penguatan terhadap lembaga intermediasi dengan cara memberikan pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan, community development, dan aturan main program Garda Emas o Pendataan calon penerima manfaat. Pendataan dilakukan oleh lembaga intermediasi dan data yang dimiliki oleh Pemda seperti data kemiskinan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) o Mengklasifikasi para penerima manfaat ke dalam jenis-jenis rpogram yang ada pada Garda Emas, seperti prosustaskun, pemberdayaan usaha/pengusaha kecil, dll o Menyediakan tenaga pendamping pada setiap kecamatan untuk membantu para penerima manfaat dan lembaga intermediasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi − Prinsip dasar pinjaman Garda Emas o Program ini ditujukan bagi mereka yang tidak mampu an pelaku usaha kecil o Pengajuan pinjaman tanpa dikenakan agunan o Tidak dikenakan biaya administrasi maupun bunga, yang dipakai adalah prinsip syariah/bagia hasil dengan cara, keuntungan yang didapat akan dibagi 80% untuk peminjam dan 20% untuk lembaga intermediasi o Sistem bagi hasil tidak dikenakan bagi program khusus pengentasan kemiskinan (prosustaskin) bagi mereka dikenakan akad qardhul hasan/kebajikan/tanpa bahgi hasil − Proses umum pengajuan dan pencairan dana revolving fund o Calon penerima manfaat mewakili keluarga bukan atas nama perorangan o Dalam mengajukan pinjaman mereka tidak dikenakan agunan o Pengajuan pinjaman ditujukan kepada lembaga intermediasi setempat seperti LPED, BMT o Melalui saringan lembaga intermediasi kemudian diajukan kepada tim pelaksana teknis Garda Emas o Setelah disetujui dana dapat dicairkan melalui Bank Pasar o Selanjutnya lembaga intermediasi berurusan langsung kepada Bank Pasar o Laporan kegiatan diserahkan lembaga intermediasi kepada tim pelaksana teknis − Mekanisme evaluasi dan sanksi o Tim pelaksana teknis dan tim asistensi melakukan evaluasi program tahunan berdasar laporan dari lembaga intermediasi, Bank Pasar dan tenaga pendamping o Bagi mereka yang tidak mengembalikan pinjaman, maka tidak akan diikutkan lagi dalam program Garda Emas
•
Jenis-jenis kegiatan pada setiap program Garda Emas − Program penguatan LKM/lembaga intermediasi o Pelatihan mengenai akad-akad syariah o Pelatihan manajemen pengelolaan keuangan
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 6
Pelatihan leadership dan cummunity development Bantuan permodalan untuk program Garda Emas. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan selama berlangsungnya program Garda Emas, ternyata setiap lembaga intermediasi harus menggulirkan/mendapat bantuan penanaman modal minimal Rp 20.000.000 untuk dapat menutup biaya operasionalnya. Dan pada umumnya mereka mendapat tambahan modal melalui Garda Emas lebih besar dari batas minimal tersebut Pemberdayaan usaha/pengusaha kecil o Untuk para penguasa kecil ini diberikan pelatihan manajemen o Pendampingan usaha oleh lembaga intermediasi maupun petugas pendamping Garda Emas yang berada di setiap Kecamatan o Skim kredit Garda Emas dengan plafond Rp 500.000 – Rp 1.500.000 dengan akad bagi hasil sebesar 80% bagi pengusaha dan 20% bagi lembaga intermediasi o Bantuan asistensi maupun teknis dari dinas-dinas terkait pemda. Sebagai contoh pengusaha domba akan diberikan pelatihan dan asistensi beternak domba yan gbaik oleh dinas pertanian kota bogor. Bagi pengusaha makanan diberikan pelatihan teknologi tepat guna oleh dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi ataupun dinas terkait lainnya, bahkan mereka juga diberi pelatihan ISO 9000 Program penanggulangan penganggur o Bagi warga Bogor yang menganggur diberikan tambahan keterampilan sesuai bakat dan minat mereka o Titik berat program ini adalah melatih para pengangguran terbuka menjadi wirausaha baru. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan, pemagangan, bimbingan, hingga bantuan permodalan o Untuk mengajukan permodalan akan diberlakukan cara yang samadengan skim kredit program pemberdayaan usaha/pengusaha kecil Program khusus pengentasan kemiskinan (Prosustaskin). Mereka yang digolongkan sebagai keluarga miskin adalah bila memenuhi salah satu syarat di bawah ini: o Tidak ada penghasilan tetap minimal Rp 20.000/hari/keluarga o Tidak bisa makan dua kali satu hari o Tidak bisa menyekolahkan anak o Tidak bisa berobat o Rumah dengan lantai tanah lebih dari 75% dari luas tanah o o
−
−
−
Bila dilihat dari karakteristiknya keluarga miskin dapat dibagi menjadi dua, yaitu: − Miskin tidak berdaya (fakir) mereka yang memiliki cacat fisik atau telah jompo − Miskin potensial, hanya memiliki sumber daya tenaga Untuk mereka yang memenuhi klasifikasi di atas, dimasukan dalam program Prosustaskin. Bagi program Prosustaskin pinjaman yang diberikan berupa akad qardhul hasan/kebajikan/tanpa bagi hasil. Mereka diharapkan dapat mengkatkan penghasilan keluarganya hingga Rp 20.000/hari/keluarga. Bila mereka berhasil mencapai target tersebut, maka akandidorong untuk masuk kepada kelompok program usaha/pengusaha kecil. Selain bantuan
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 7
permodalan mereka juga mendapat pelatihan dan bimbingan oleh lembaga intermediasi maupun tenaga pendamping lapangan. Pola pengajuan pinjaman tetap melalui lembaga intermediasi yang ada di wilayahnya. Untuk semua program, penerima manfaat bukanlah ditentukan dari awal oleh tim kerja Garda Emas, tetapi mekanisme di tingkat RT/RW, dan lembaga intermediasi lah yang melakukan saringan awal siapa yang berhak menerima program Garda Emas. Hal tersebut ditujukan untuk memancing partisipasi masyarakat dari tingkat awal. 4. Hasil Yang Dicapai • Melalui program Garda Emas pengentasan kemiskinan di Kota Bogor tidak lagi bersifat parsial dan berdiri sendiri antar dinas. Tetapi terjadi gerakan pengentasan kemiskinan yang terpadu dengan melibatkan kerjasama antar dinas, LSM dan masyarakat. Sehingga program pengentasan ini menjadi sebuah gerakan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya. • Selama lima tahun terjadi penurunan angka keluarga miskin sebesar 18.243 KK dengan rata-rata penurunan per tahun 9.3% • Terjadi pengurangan tingkat pengangguran terbuka yang signifikan Kota Bogor. Selama empat tahun program ini telah diserap oleh 9.157 orang dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 17.769 orang • Dengan mengedepankan lembaga intermediasi sebagai ujung tombak pembinaan dan pelaksana kegiatan, program Garda Emas telah memberikan dampak yan cukup besar bagi penguatan lembaga-lembaga tersebut. Sampai tahun kelima telah terdapat 163 lembaga intermediasi (koperasi, LKM, dan kelompok usaha dalam 5 kecamatan) bergabung dalam program Garda Emas. Dimana sasaran akhirnya adalah membuat lembaga tersebut dapat menjadi lembaga yang terlatih dan mandiri untuk meneruskan program Garda Emas ini. • MAsyarakat miskin sudah mulai terbiasa dan berani berhubungan dengan lembaga keuangan formal. Manfaat lain berhubungan dengan lembaga keuangan formaladalah menyadarkan mereka akan pentingnyamembuat pembukuan dan memiliki kemampuan menganalisa keuntungan dalam sebuah usaha • Melalui akad syariah/bagi hasil membuat pinjaman terasa lebih ringan, dan sekaligus membebaskan mereka dari jerat rentenir • Dengan memperlakukan penerima manfaat sebagai satuan keluarga tidak menimbulkan pertentangan gender (oposit) di dalam rumah tangga • Terciptanya kerjasama dan proses tukar pengalamanan diantara sesame penerima program Garda Emas, yang akan bermanfaat bagi perbaikan usahanya 5. Pelajaran Yang Dapat Diambil Program yang direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan seluruh stakeholder akan memberikan dampak yang lebih baik dibandingkan dengan program yang dilaksanakan secara parsial dan berdiri sendiri pada masing-masing dinas. Dengan disertakannya unsure masyarakat mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan membuat program Garda Emas dapat berhasil mengentaskan kemiskinan, sebagai bukti adalah menurunnya tingkat keluarga miskin dari 34.501 KK menjadi 16.258 KK dalam waktu 5 tahun.
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 8
Sebenarnya masyarakat miskin dapat meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri bila diberi akses yang sama terhadap ekonomi dan informasi. Pemda dan stakeholder cukup memberikan stimulasi kea rah tersebut. Seluruh komponen masyarakat ternyata dapat bersatu membantu program pemerintah. Dalam program Garda Emas, ditunjukan dengan ikut sertanya 163 lembaga intermediasi dalam pelaksanaan program. Dan masih banyak lagi lembaga maupun perorangan baik LSM maupun RT/RW yang sebenarnya turut membantu mensukseskan program ini. 6. Keberlanjutan Program Garda Emas setiap tahunnya menunjukan perkembangan yang menggembirakan, baik dilihat dari sisi keuangan, jumlah lembaga dan masyarakat yang terlibat. • Dari sisi keuangan, program ini telah menunjukan gejala kemandirian. Dana yang dikucurkan oleh Pemerintah Kota Bogor untuk program Garda Emas selama limat tahun adalah ± Rp 2,84 Milyar. Dari anggaran tersebut, sampai dengan tahun 2003 telah berhasil merealisasikan dana bergulir mencapai ± Rp 4,5 Milyar dengan tingkat pengembalian 60,81%. Dana bagi hasil (profit) yang diterima oleh 163 lembaga mediasi sebesar ± Rp 351 Juta. • Dari tahun ke tahun jumlah lembaga intermediasi yang ingin terlibat terus bertambah. Pada tahun pertama hanya melibatkan 30 lembaga, tetapi pada tahun kelima telah terjaring 163 lembaga yang ikut berperan serta mensukseskan program ini. Artinya masyarakat semakin antusias untuk terlibat dalam mensukseskan program Garda Emas • Dengan terbiasanya keluarga miskin, pelaku usaha kecil dan mikro berhubungan dengan lembaga keuangan formal akan mempermudah mereka untuk dapat mengakses sumber-sumber ekonomi lainnya. • Program Garda Emas tidak merusak tatanan budaya dalam keluarga karena mendudukan penerima manfaat dalam sebuah entitas keluarga. Tidak terdapat kasus yang membuat pertentangan gender di tingkat domestic (rumah tangga). Karena siapapun yang meminjam baik suami atau istri maupun anak dihitung sebagai perwakilan keluarga • Khusus untuk Program Prosustaskin harus dilihat secara terpisah karena dalam penyaluran dana bergulirnya tidak menggunakan sistem bagi hasil. Dan penerima manfaat program khusus ditujukan bagi porr of the poor (masyarakat paling miskin). Walau tidak menggunakan sistem bagi hasil lembgaa intermediasi tetap antusias berpartisipasi dalam program ini. Sebab dapat memberikan image positif bagi lembaga. Sedangkan biaya operasional yang timbul akibat program Prosustaskin masih dapat diperoleh dari program lain yang ada pada program Garda Emas • Untuk tahun 2002 tingkat pengembalian pinjaman yang digulirkan oleh dinas Pemda hanya 26%, tetapi yang dilakukan langsung oleh lembaga intermediasi sebesar 73,38%. Dan pada tahun 2003 tidak ada lagi proyek yang dikucurkan dari dinas, dan hasilnya tingkat pengembalian meningkat menjadi 100%, dengan jumlah keluarga penerima masfaat sebesar 3.809 Melihat perkembangan tersebut, kiranya dalam waktu dekat Garda Emas dapat menjadi program yang mandiri dan hidup di tengah masyarakat tanpa campur tangan Pemda secara mendalam.
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 9
7. Kemampuan Untuk Ditransfer Program Garda Emas sangat mudah untuk ditransfer oleh Pemda lain. Karena hampir di seluruh kota di dunia memiliki perangkat dasar yang dimiliki oleh Kota Bogor, yang diperlukan hanyalah memberi sedikit penyesuaian dengan kondisi sosial, budaya, politik dan ekonomi setempat. Hingga tahun 2003, ada dua negara yang belajar ke Kota Bogor untuk mengadopsi keberhasilan program pengentasa kemiskinan, yaitu Filipina dan India. Kunci keberhasilan dari program ini adalah: a) membuat program terpadu antar dinas yang ada di lembaga pemerintah, b) mengikutsertakan seluruh komponen masyarakat (LSM< LKM, Perguruan tinggi, Swasta), c) menyerahkan pengelolaan uang kepada lembaga independen yang mempunyai akuntabilitas dan transparansi yang baik (Kota Bogor menempatkan dananya di lembaga keuangan seperti BPR/Bank Pasar), d) menerapkan pola bagi hasil/syariah dalam pengguliran dana pinjaman, e) meletakan masyarakat sebagai ujung tombak pelaksanaan (Kota Bogor meletakan lembaga intermediasi sebagai ujung tombak pemberdayaan), f) tetap melaksanakan pendampingan/bimbingan bagi para penerima manfaat, g) memberi reward yang sepadan kepada masyarakat/lembaga intermediasi yang terlibat, h) meletakan entitas keluarga sebagai kelompok sasaran.
Alamat Kontak PEMERINTAH KOTA BOGOR Hj. Erna Hernawati, Kepala Sarana Ekonomi Alamat : Jl. Ir. Juanda No. 10 Bogor 16121 Telepon : 62 – 251– 321 075 Fax : 62 – 251– 321 000 Email :
[email protected] Bambang Hermanto, Kadis Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Alamat : Jl. Dadali No. 4 Bogor Telepon : 62 – 251– 326 661 Fax : 62 – 251– 326 661 Email :
[email protected] APEKSI Budi Chairuddin Alamat : Wisma Dharma Niaga Lt. 3 Jalan Abdul Muis No. 6-10, Jakarta Pusat 10160 Telepon : 62 – 21 – 344 8201 Fax : 62 – 21 – 344 8183 email :
[email protected]
Dokumentasi Best Practices Kota-Kota - APEKSI Clearinghouse YIPD/CLGI - 10