U UNIVERS SITASGU UNADARM MA FAKU ULTASEK KONOMI
EVALUA ASI PERL LAKUAN AKUNTA ANSI AK KTIVA TE ETAP PAD DA U UMKM D WILAY DI YAH DEP POK
Disusunoleh:
Naama
:Amalia Heerfina
NP PM
:27209015--
Jurrusan
:Akuntansi
Pem mbimbing
:Dr. Aris Budi B Setyaw wan
ngunamelenngkapisyaratt Diajukan d dalammencap paigelarsarjaanastratasatuu(S1)
DEPOK K 2012
[Type text]
[Type textt]
[Type text]
LEMBARPERNYATAA N
Yangbertandatangandibawahini:
Nama
: AMALIA HERFINA
NPM
:27209015
Jurusan
:Akuntansi
Fakultas
:Ekonomi
Judul Skripsi :”Evaluasi perlakuan akuntansi aktiva tetap pada UMKM Di Wilayah Depok”
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakanhasilkaryasendiridan
benarkeasliannya.Apabilaternyatadikemudianhari
penulisanskripsiinimerupakanhasilplagiatataupenjiplakanterhadapkaryaorang
lain,maka
saya bersediamempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturantatatertibdiUniversitasGunadarma. Demikianpernyataaninisayabuatdalamkeadaansadardantidakdipaksakan.
Penulis,
( Amalia Herfina)
[Type text]
[Type text]
[Type text]
LEMBARPENGESAHAN
KomisiPembimbing No 1 2 3
Nama Aris Budi Setyawan, Dr Teddy Oswari, Dr Sariyati SE.,MM
Kedudukan Ketua Anggota Anggota TanggalSidang:22September2012
PanitiaUjian No 1 2 3 4 5
Nama Dr.RaviAhmadSalim Prof.Dr.WahyudiPriyanto TjahjoDwinutri,SSi.,MMSI BudiPrijanto,SE,MM Dr.AdiKuswanto,SE,MBA
Kedudukan Ketua Sekertaris Anggota Anggota Anggota TanggalLulus:22September 2012
Mengetahui,
Pembimbing
BidangSidangUjian
( Aris Budi Setyawan.,Dr )
(Dr.EdiSukirman,MM)
[Type text]
[Type text]
[Type text]
ABSTRAKSI
Amalia Herfina. 27209015. Evaluasi Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada UMKM Di Wilayah Depok. KataKunci:Aktiva Tetap,UMKMBidang Manufaktur, JasadanDagang. (xvi + 96 +lampiran ) Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penerapan praktek akuntansi,perhitungan aktiva tetap, dan gambaran praktek akuntansipada UMKM bidang manufaktur,jasa dan dagang. Pengumpulan data diperoleh dari data primer berupa penyebaran kuisioner dan wawancara. Setelah dilakukan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa secara umum sebagian besar pelaku UMKM sudah melakukan pencatatan dan pembukuan pada usahanya. Pembukuan yang dilakukan masih sangat sederhana karena pelaku UMKM beranggapan bahwa skala usaha yang dijalankan masih berskala kecil.Dalam penerapan praktek akuntansi pelaku UMKM sebagian besar belum menerapkan praktek akuntansi, akan tetapi telah melakukan perhitungan aktiva tetap. Walaupun telah melakukan perhitungan aktiva tetap, namun perhitungan yang dilakukan masih kurang optimal. Pada studi kasus yang penulis teliti yaitu UMKM Batik Prada dalam melakukan perhitungan aktiva tetapnya masih kurang sempurna. Elemen yang digunakan belum sesuai dengan yang telah dijelaskan dibuku akuntansi, hal ini disebabkan karena ketidaktahuan pelaku UMKM dalam pemisahan biaya. Kurangnya pemahaman para pelaku UMKM dalam bidang akuntansi diantaranya seperti belum adanya pembukuaan yang rapi, kurangnya pemahan terhadap perhitungan aktiva tetap sehingga timbulnya perhitungan aktiva yang tidak semestinya. Hal ini tentu akan mempengaruhi laba usaha tersebut. Apabila hal itu terus terjadi akan menghambat perkembangan usaha tersebut. Untuk meningkatkan produksi yang diharapkan perusahaan dengan kualitas yang baik, maka diperlukan kemampuan manajemen dalam mengelola faktor-faktor produksi yang ada dalam perusahaan tersebut.Salah satu asset yang perlu dikoordinir oleh UMKM, baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa adalah keberadaan aktiva tetap yang merupakan bagian penting dari keseluruhan aktiva yang dimiliki UMKM.
DaftarPustaka(1997 -2010 )
[Type text]
[Type text]
[Type text]
KATAPENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan karunia-Nya yang begitu besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini disusun sebagai satu
salah
syarat
guna
mencapai
gelar
sarjana
strata
satu
UniversitasGunadarma,
(S1)jurusanAkuntansipadaFakultasEkonomi denganadanyapenulisantugasakhirinidiharapkanpenulisdapat menerapkansebagaiilmuyangtelahdidapatselamaini. Tidaksedikitkendala-kendalayang
penulishadapidalampembuatanpenulisantugas
akhirini,mulaidaripencarian judul,terbatasnya buku-buku
referensi,pencariandatadan
sebagainya tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan.Dalampenulisantugasakhirini,
penulisinginmenyampaikanrasa
hormatdan
terimakasihyangsebesar-besarnyakepada: 1. IbuProf.Dr.E.SMargianti,SE.MM,selakuRektorUniversitasGunadarma. 2. BapakIr.TotoSugiharto,Msc,Ph.D.,selakuDekanFakultasEkonomiUniversitasGunadar ma. 3. Bapak
Dr.
Imam
Subaweh,
SE.,
MM.,selakuKetuaJurusanAkuntansiFakultasEkonomiUniversitasGunadarma. [Type text]
[Type text]
[Type text]
4. Bapak
Dr.
Edi
Sukirman,
MM.,
selaku
Kepala
Bagian
Sidang
Ujian
UniversitasGunadarma. 5. Bapak
Dr.
Aris
Budi
Setyawan,
selakudosenpembimbingsaya
yangtelahbersediameluangkan waktu,tenaga,sertasarandankritikdanpengarahannyadalammenyusuntugasakhir ini. 6. SeluruhstaffdosenyangtelahmembimbingpenulisselamamenuntutilmudiFakultasEkon omiUniversitasGunadarma. 7. CV
Batik
Pradayangtelahmemberikandata-datakepada
penulissehinggapenulisantugasakhirinidapatdiselesaikan. 8. Kedua orang tua, kakak serta saudari kembar saya ( Kak Tio, Mba indah, dan Winda )
danseluruh
keluarga
ku
tercinta
yang
memberikan
telah
dukunganmoralmaupunmaterildando’aselamaini. 9. Sahabat-sahabatku tercinta di kampus maupun di rumah dari D3 sampai sekarang (Mia, Niken, Nene, Mike, Ika, Bonces) yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu dukungan kalian sangat berarti sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. 10. Teman terdekat ku Egi Rediansyah yang telah memberikan doa, support dan motivasinya selama ini tempat berkeluh kesah sehingga tugas akhir ini dapat di selesaikan. 11. Sertasemuapihak yang
secara langsung maupun tidaklangsung yangtidakdapat
disebutkansatupersatusehinggaterselesainyapenulisantugasakhirini.
Dalampenulisanini keterbatasankemampuandan
tentusaja
masihjauhdarisempurnayang
pengetahuanyangpenulismiliki.Walaupundemikian,penulis
telahberusahamenyelesaikanpenulisanskripsiini
dengansebaikmungkin.Oleh
apabilatedapatkekurangandidalampenulisanini,dengansenanghati dan
kritik.Penulisberharapsemoga
[Type text]
disebabkanoleh
penulisanskripsiini [Type text]
karenaitu,
penulismenerimasaran
dapatbermanfaatbagi
penulis [Type text]
khususnyadanpembacapadaumumnya.Akhirkata
semogaAllahSWTmembalassegala
kebaikanBapak/Ibu/saudarasekalian.
DAFTARISI Halaman HALAMANJUDUL.................................................................................….
i
LEMBARPERNYATAAN............................................................................ iiLEMBARPENGESAHAN............................................................................. iiiABSTRAKSI. ..................................................................................................
iv
KATAPENGANTAR................................................................…………….. vDAFTARISI... ....................................................................................................
viii
DAFTARTABEL.....................................................…………………….……….. xiiDAFTARGA MBAR………………………………………………...………….
xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..….. [Type text]
[Type text]
xiv [Type text]
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah………………………………..…….
1
1.2
Rumusan dan Batasan Masalah…………..………….……….
12
1.2.1 Rumusan Masalah………………………………...……..
12
1.2.2 Batasan Masalah……………………………..……….....
13
Maksud dan Tujuan…………………………………………..
14
1.3.1 Tujuan Penelitian……………………………...................
14
1.4
Manfaat Penelitian………………………………………..….
15
1.5
Kerangka Pemikiran…………………………….……...……
16
1.3
BAB II
TELAAH PUSTAKA 2.1
Pengertian Aktiva Tetap…………………..…………………
2.2
Sifat dan Pengelompokan Aktiva Tetap…………………... 19
2.3
Pengakuan Awal Aktiva Tetap………………………..……...
20
2.4
Pengeluaran Setelah Perolehan…………………………...…..
22
2.5
Penyusutan Aktiva Tetap……………….…………………....
26
2.5.1 Pengertian Penyusutan…………....................................
18
26
2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusutan Aktiva Tetap…………………………………………………….. 2.5.3 Metode Penyusutan……………..................................... [Type text]
[Type text]
28 28 [Type text]
2.5.4 Sistem Penilaian Aktiva Tetap…………........................
30
2.6
Pengertian Laporan Keungan…………………......................
32
2.7
Tujuan Laporan Keungan…..…………………......................
33
2.8
Unsur-unsur Laporan Keungan………………......................
34
2.9
Pelaporan Keungan dan Perubahan Harga…….....................
36
2.10 Pengertian Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian yang dilakukan Usaha Kecil dan Menengah……............................................
37
2.11 Komputer Program SPPS Uji Khi Kuadrat (Chi-Square).......
40
2.11.1 Uji K Proporsi (K>2)……………………......................
40
2.11.2 Uji Tabel r x k…………………….................................
41
2.12 Pengertian dan Jenis Usaha Kecil dan Menengah…..............
42
2.13 Penelitian Sejenis…………………………............................
45
2.14 Metode Analisis……………………………...........................
46
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Objek Peneltian………..……………………………….........
3.2
Data dan Variabel Penelitian…………………………….... 48
47
3.2.1 Data Penelitian…………………………………………..
48
3.2.2 Variabel Penelitian…………………..……………….....
48
3.3
Metode Pengumpulan Data ……………..………………….
49
3.4
Alat………………………………………..………………….
51
[Type text]
[Type text]
[Type text]
3.4.1 Alat Analisis…………………………………………….
51
BAB IV PEMBAHASAN 4.1
GambaranUmumResponden ………..…………………..... 53
4.2
Analisis Gambaran Umum Usaha Kecil dan Menengah di WilayahDepok ……………………………………………………………
4.3
53
4.2.1 Usia………………………………………………………
55
4.2.2 Tingkat Pendidikan………………………………….......
56
4.2.3 Ijin Usaha ……………..………………………………...
57
Kondisi Praktek Perhitungan Aktiva Tetap Pada UMKM Di Wilayah Depok ……………………………………………………………….
57
4.3.1 KondisiPencatatatan dan pembukuan pada UMKM…. …. 58 4.3.2 PenerapanPraktekAkuntansiPadaUMKM …………
62
4.3.3 RingkasanAnalisisDeskriptif ………………………... 67 4.3.4 Analisis Inferensial……………………………….........
73
4.3.4.1 Uji K Proporsi ( K> 2 )…………………............ 74 4.4
Contoh PerhitunganAktiva TetapPadaUMKM………....
79
4.4.1 ProfilUMKMBatik Prada …………………...............
81
4.4.2 Kebijakan perusahaan atau Suatu Usaha Mengenai Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap ……………….......
82
4.4.3 DataYangDibutuhkanDalamPerhitunganAktiva tetapPadaUKMBatik Prada ……………………….............. [Type text]
[Type text]
86 [Type text]
4.4.4 Evaluasi Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada UMKM Batik Prada …………………………….......................... BAB V
91
PENUTUP 5.1
Kesimpulan ………..…………….........................................
93
5.2
Saran ………………………………………………………
94
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………................
95
LAMPIRAN…………………………………………………………................
97
DAFTARTABEL Judul Tabel
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya……………………………………...….… 45 Tabel 4.1 RekapitulasiUMKM Unggulankota Depok…............................
54
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Kuisioner …....................................................... 68
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden………………............................
75
Tabel 4.4 Tingkat pendidikan berpengaruh dalam penerapan akuntansi..... 75 Tabel 4.5 Tingkat Usia dengan Penerapan Akuntansi………………............. 76 Tabel 4.6 Ijin Usaha dengan Penerapan Akuntansi......................................... 77 Tabel 4.7 Mulai Usaha dengan Penerapan Akuntansi……............................. 78 Tabel 4.8 Jumlah Karyawan dengan penerapan Akuntansi.............................. 79 Tabel 4.9 Data aktiva tetap periode 1 Januari 2009 UKM Batik Prada......... 87
.
DAFTARGAMBAR Judul Gambar Gambar 1.1
Halaman Jumlah Pelaku Usaha Nasional berdasarkan Skala Usaha Tahun 2006-2010…...................................................................................
[Type text]
[Type text]
3 [Type text]
Gambar 1.2
Penyerapan Tenaga Kerja UMKM dan UB Tahun 2006-2010 (orang)……………………………………………………….....
4
Gambar 1.3
Kerangka Peneletian………………………………….................
16
Gambar 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia………........... 56
Gambar 4.2
Karakteristik responden beradasarkan tingkat pendidikan……..… 56
Gambar 4.3
Karakteristik responden berdasarkan ijin usaha………………….. 57
Gambar 4.4
Kondisi pencatatan dan pembukuan pada UMKM………………. 58
Gambar 4.5
Persentase Pencatatatan Langsung Transaksi Terjadi…………….. 59
Gambar 4.6
Persentase Bentuk Catatan Pembukuan ………………………….. 60
Gambar 4.7
Persentase Kendala dalam Pencatatan dan Pembukuan…………. 61
Gambar 4.8
Persentase Penerapan Praktek Akuntansi Pada UMKM…………. 62
Gambar 4.9
Karakteristik Responden Beradasarkan Pemisahan biaya………. 63
Gambar 4.10
Persentase Praktek Perhitungan Aktiva Tetap……………………. 64
Gambar 4.11
Karakteristik Responden Berdasarkan dalam perhitungan Aktiva Tetap………………………………………………………………. 65
Gambar 4.12
Persentase Kendala belum Diterapkannya Praktek Akuntansi…… 65
Gambar 4.13
Persentase Terhadap Sumber Informasi Aktiva Tetap………........ 66
Gambar 4.14
Persentase Praktek Perhitungan Aktiva Tetap ……………………. 67
[Type text]
[Type text]
[Type text]
DAFTARLAMPIRAN
Halaman Lampiran1
Kuisioner
Lampiran2
Profil Batik Prada
Lampiran4
OutputSPSS
[Type text]
[Type text]
[Type text]
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang masalah Dalam kehidupan perekonomian yang semakin berkembang peran perusahaan sangat
dibutuhkan guna meningkatkan kebutuhan masyarakat, peranan pada sektor terutama perusahaan-perusahaan kecil dan menengah seperti UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis, namun banyaknya persaingan serta kurangnya kepercayaan masyarakat pada produk-produk mikro terutama UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) mengalami stagnasi bahkan berhenti akifitasnya sehingga perusahaan mikro pun sempat terpuruk, mengingat pengalaman Indonesia yang pernah mengalami krisis kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UMKM terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil yang sedang berkembang. Manggara Tambunan (2004) menyebutkan bahwa setelah krisis ekonomi berjalan selama tujuh tahun, salah satu pelajaran berharga yang dapat diambil adalah bahwa : (1) ekonomi Indonesia tidak dapat hanya mengandalkan peranan usaha besar, (2) Usaha kecil menengah (UMKM) memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan usaha besar karena UMKM lebih efisien dan (3) hingga sekarang belum ada kejelasan kebijakan industri dan bagaimana yang diadopsi agar lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bagi pengangguran dan kemiskinan, maka agar perusahaan mikro bisa kembali menjadi disukai masyarakat pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) [Type text]
[Type text]
[Type text]
mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.Perusahaan mikro dalam hal ini perusahaan mikro diharapkan dapat menyusun setiap aktivitas keuangannya, masing-masing perusahaan dituntut dapat mempertanggung jawabkan laporan keuangan yg dibutuhkan. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Berbagai permasalahan mikro yang terdapat pada kebanyakan UMKM, dapat menghambat
UMKM
untuk
dapat
berkembang
dengan
baik,
terutama
dalam
mengoptimalkan peluang yang ada.Kondisi tersebut memberikan isyarat bahwa UMKM sepantasnya diberikan bantuan sesuai dengan kebutuhannya. Sehubungan dengan permasalahan
yang
dialami
oleh
UMKM,
menurut
Badan
Pusat
Statistik
mengidentifikasikan sebagai berikut: (1) Kurang permodalan, (2) Kesulitan dalam pemasaran, (3) Persaingan usaha ketat, (4) Kesulitan bahan baku, (5) Kurang teknis produksi dan keahlian, (6) Keterampilan manajerial kurang, (7) Kurang pengetahuan manajemen keuangan, (8) Iklim usaha yang kurang kondusif (perijinan, aturan/perundangan). Di satu sisi UMKM sangat memerlukan bantuan permodalan bagi pengembangan usahanya, tetapi di lain sisi perbankan dan mungkin juga perorangan masih kelebihan dana. Walaupun secara makro penyaluran kredit bagi UMKM terus meningkat dalam lima tahun terakhir ini, ternyata peningkatan terbesar masih berada pada kredit konsumsi. Peningkatan kredit perbankan untuk UMKM khususnya bagi keperluan tambahan modal kerja dan investasi masih jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kredit konsumsi.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan maka permasalahan utama yang dialami oleh UMKM ada tiga hal, yaitu: (1) Kurang permodalan (modal kerja dan Investasi), (2) Pasar yang sangat bersaing (produsen banyak dan harga jual yang sama atau mendekati harga pokok produksi, dan (3) Sulit mendapatkan bahan baku (harganya tinggi dan sulit didapat). Kondisi tersebut akan sangat menyulitkan UMKM untuk dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, agar usaha UMKM dapat berkembang dengan baik diperlukan adanya bantuan bimbingan atau layanan bisnis yang jenisnya disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh setiap kelompok UMKM yang mengusahakan produk sejenis, sehingga UMKM dapat mengakses ke sumber pembiayaan, pemasaran (pasar output) dan sumber bahan baku (pasar input). Ini artinya bahwa dalam mengembangkan UMKM untuk lima tahun ke depan diperlukan adanya strategi yang paradigma berubah dari strategi yang mungkin pernah dilakukan di masa yang lalu. Untuk meningkatkan produksi yang diharapkan perusahaan dengan kualitas yang baik, maka diperlukan kemampuan manajemen dalam mengelola faktor-faktor produksi yang ada dalam perusahaan tersebut.Salah satu asset yang perlu dikoordinir oleh UMKM, baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa adalah keberadaan aktiva tetap yang merupakan bagian penting dari keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan. Praktek akuntansi keuangan pada Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) masih rendah dan memiliki banyak kelemahan (Suhairi, 2004) yang mungkin salah satu masalah pencatatan yang dihadapi oleh UMKM adalah masalah dalam pencatatan aktiva tetap.Sebagian UMKM mungkin sudah melakukan perhitungan aktiva tetap, tetapi perhitungannya belum sesuai dengan ketetapan akuntansi yang ada. Perlakuan akuntansi aktiva tetap pada UMKM sangatlah penting dan berpengaruh, karena perlakuan akuntansi akan mempengaruhi laba yang akan didapat.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Dalam skala usaha kecil dan menengah, mungkin terkadang biaya yang digunakan untuk melakukan perhitungan aktiva tetap tidak dipisahkan dengan pembiayaan sehari-hari (rumahan) misalkan biaya bangunan, mesin, dan biaya yang tidak berkaiatan langsung dengan proses produksi, tetapi ikut serta dalam mendukung pelaksanaan proses produksi tersebut. Biaya-biaya tersebut sering kali tidak dipisahkan mana yang merupakan pengeluaran usaha mana yang merupakan pengeluaran rumah tangga. Disamping hal di atas seringkali terdapat aktiva yang tidak ikut diperhitungkan dalam menetapkan penyusutan barang dari sebuah hasil proses produksi. Kendati memiliki kelebihan dengan biaya reparasi para pengusaha kecil sudah merasa senang. Apabila dilakukan perhitungan kembali mungkin saja harga jual yang ditetapkan tersebut tidak bisa menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk. Di dalam proses kelangsungan usahanya kalangan Usaha Kecil dan Menengah menurut BPS (Badan Pusat Statistik) rata-rata tidak memiliki pola manajemen keuangan yang rapi, sehingga penyajiannya kadang tidak dapat dimengerti. Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan telaah keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan dan kondisi ketidakpastian. (IAI;2004:1.3). Dalam penyajian tersebut perusahaan biasanya juga mengungkapkan kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos tertentu, misalnya metode penyusutannya dan dasar penilaiannya, berhasil atau tidaknya perusahaan tergantung dari kemampuan untuk mengetahui nilai suatu tujuan perusahaan dan perumusan kebijakan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang baik jangka pendek, menengah atau pun jangka panjang. Kurangnya pemahaman para pelaku UMKM dalam bidang akuntansi diantaranya seperti belum adanya pembukuaan yang rapi, kurangnya pemahan terhadap perhitungan [Type text]
[Type text]
[Type text]
aktiva sehingga timbulnya perhitungan aktiva tetap tidak semestinya. Hal ini tentu akan mempengaruhi laba usaha tersebut. Apabila hal itu terus terjadi akan menghambat perkembangan usaha tersebut. Suatu perencanaan yang matang pada saat pengadaan aktiva tetap sangat diperlukan karena berakibat pada kinerja UMKM. Apabila perencanaan pengadaan dan pemeliharaan aktiva tetap kurang baik, UMKM membutuhkan dana operasional yang besar untuk membiayainya. Begitu besarnya nilai aktiva tersebut menyebabkan perusahaan menanggung beban biaya tetap yang tinggi, seperti biaya penyusutan, pajak bumi dan bangunan serta biaya pemeliharaan dan perbaikan atas aktiva yang dimiliki.Pedoman penyelenggaraan akuntansi atas aktiva tetap tersebut adalah prinsip-prinsip akuntansi yang telah diterima umum agar informasi yang dihasilkan dapat berguna bagi para pemakainya dan tidak menimbulkan salah penafsiran serta dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Proses akuntansi aktiva tetap dimulai saat aktiva itu diperoleh sampai aktiva itu dihapuskan. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara seperti pembelian, pertukaran, leasing, pembangunan sendiri dan hibah. Metode penyusutan pun bermacammacam misalnya : disusutkan berdasarkan waktu, berdasarkan penggunaan dan kriteria lainnya. Biaya-biaya penggunaannya dapat diperlakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dikapitalisasi atau dibebankan pada periode berjalan. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai proses perhitungan data keuangan aktiva tetap yang dilakukan oleh pelaku UMKM. Maka dari itu penulis membuat penelitian tentang UMKM yang berjudul “EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA UMKM DI WILAYAH DEPOK”.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
1.2
Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Sebagaimana diuraikan di atas diketahui bahwa dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah nampaknya pengelolaan keuangan menjadi permasalahan yang cukup serius.ketidak mampuan sebagian besar usaha kecil dan menengah dalam mengatur penyajian keuangan, dimana penyajian yang ada kadang saat dimasukan ke dalam system akuntansi terjadi kesalahan sehingga jumlah rupiah tersebut mempengaruhi pos pelaporan keuangan serta pengukuran aktiva tetapnya menjadi tidak sesuai mengakibatkan usaha kecil dan menengah lebih memperhatikan arus kas dibandingkan dengan laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka pertanyaan penelitian masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran praktek penerapan akuntansi aktiva tetap dilingkungan UMKM? 2. Bagaimanakah penyajian perolehan dan pemanfaatan aktiva tetap dilakukan pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)?
1.2.2 Batasan Masalah Karena bidang cakupan yang luas dari perlakuan akuntansi aktiva tetap dan tidak mungkin akan diuraikan secara mendetail, sehingga agar skripsi ini lebih terarah maka penulis membatasi permasalahaan dalam hal perlakuan akuntansi, pengakuan, pengukuran, dan penyajian aktiva tetap berwujud mulai dari perolehan aktiva tetap sampai dengan pengungkapan aktiva tetap dalam laporan keuangan.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitan ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari masalah-masalah
yang menjadi latar belakang penelitian.Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi atas aktiva tetap yang diterapkan oleh UMKM telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan untuk mengetahui bagaimana metode penyusutan aktiva tetap yang dilaksanakan oleh UMKM. 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan utama yang ingin dicapai penulis dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui penerapan praktek perlakuan akuntansi pada UMKM. 2. Mengetahui gambaran praktek perlakuan akuntansi yang digunakan pada UMKM. 3. Mengetahui metode penyusutan aktiva tetap yang dilaksanakan oleh UMKM.
1.4
Manfaat Penelitian Bagi penulis penilisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pihak yang bekepentingan, antara lain : a. Bagi penulis, Untuk memperoleh wawasan dan daya nalar untuk menganalisis suatu pekerjaan. Khususnya berkaitan dengan bidang akuntansi dan penulis dapat membandingkan antara teori yang telah dipelajari dari literatur dengan pengelolaan aktiva tetap yang sebenarnya terjadi pada perusahaan, diharapkan dapat berguna sebagai masukan dalam rangka penyempurnaan terhadap hal-hal yang dianggap perlu sehubungan dengan pengelolaan aktiva tetap, dan untuk menambah pengetahuan serta memperluas wawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan ilmu tersebut di lapangan.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
b. Bagi pihak Universitas Gunadarma, diharapkan menjadi masukan bagi mahasiswa untuk lebih mendalami dan melanjutkan penelitian khususnya tentang teori-teori evaluasi perlakuan akuntansi aktiva tetap yang dibahas dalam skripsi ini serta memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan serta dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. c. Bagi Usaha Kecil dan Menengah yang saya bahas dalam penulisan ini diharapkan dapat menarik kesimpulan dan mengevaluasi dan memperbaiki laporan aktiva tetap usaha mereka dari hasil penelitian melalui sistem yang sudah ada sehingga menjadi sebuah masukan atau pedoman serta memebrikan tambahan informasi dalam langkah-langkah pengembanagn usaha melalui pengakuan aktiva tetap, pengukuran aktiva tetap pada saat perolehan dan saat pemanfaatan yang diterapkan perusahaan serta bagaimana penyajian perolehan dan pemanfaatan aktiva tetap dilakukan pada perusahaan itu sendiri.
1.5
Kerangka Pemikiran Pada gambar dibawah ini (Gambar 1.3), penulis mencoba untuk menjelaskan atau mendeskripsikan alur penelitian yang dilakukan kedalam sebuah bentuk kerangka atau paradigma pemikiran.
Usaha Kecil Menengah
Kendala‐kendala yang dihadapai Usaha Kecil Menengah
Masalah Permodalan
[Type text]
Proses dan Kepemilikan Ijin Usaha
Pencatatan Akuntansi
Perlakuan akuntansi
Keterbatasan SDM
[Type text]
Strategi Pemasaran
Kendala‐ kendala lainnya
[Type text]
Penyusutan aktiva tetap
Praktek Akuntansi UMKM Yang Baik
Gambar 1.3 Kerangka Penelitian Perkembangan UMKM di Indonesia sangat pesat dan dengan pertumbuhan yang pesat tersebut UMKM mampu menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia karena kontribusi UMKM cukup besar. Namun dengan berkembang dan berpengaruhnya UMKM dalam perokonomian, UMKM tidak luput dari kendala yang dihadapi seperti Permodalan, ijin usaha, pemasaran, pencatatan akuntansi, SDM dan juga kendala lainnya, seperti kendala dalam menghitung besarnya pajak yang harus dibayar.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1
Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan salah satu elemen dari aktiva pada neraca yang digunakan
dalam perusahaan. Pada umumnya setiap perusahaan memiliki aktiva tetap untuk menunjang kegiatan usahanya. Aktiva tetap diharapkan dapat memberikan masukan sehingga menghasilkan pendapatan di masa yang akan datang. Beberapa pendapat mengenai pengertian aktiva tetap yang dikemukakan oleh para ahli akuntansi dari berbagai literatur antara lain sebagai berikut : Menurut Al Haryono Jusup (2001:153) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Definisi aktiva tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Paragraf 5 (2007:16.2) adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva dapat disebut aktiva tetap apabila memiliki karaktristik sebagai berikut :
a. Berupa wujud fisik b. Bersifat permanen c. Digunakan dalam operasi prusahaan [Type text]
[Type text]
[Type text]
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. e. Memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun
2.2. Sifat dan Pengelompokkan Aktiva Tetap
Pengelompokan berdasarkan penyusutan mengenal dua macam jenis aktiva tetap, yaitu :
1. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang mengalami penurunan manfaat melalui penyusutan yang dilakukan perusahaan seperti Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinery (Mesin), Inventaris, Jalan dan lain-lain. 2. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang mempunyai manfaat relatif tetap selama masa penggunaannya karena itu tidak perlu disusutkan nilainya seperti Land (Tanah).
Menurut Zaki Baridwan (1999:272) aktiva tetap dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu :
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan. 2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan dan lain-lain. 3. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa pengunaanya tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti bahan tambang, hutan dan lain-lain.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Jadi secara umum penggolongan aktiva tetap untuk tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan dibagi dua, yaitu aktiva yang disusutkan dan aktiva tidak disusutkan.
Menurut Al Haryono Jusup (1999: 156) aktiva tetap berdasarkan jenis dapat dibagi menjadi:
1. Tanah 2. Bangunan atau gedung 3. Mesin dan alat-alat 4. Kendaraan 5. Inventaris peralatan kantor
2.3.
Pengakuan Awal Aktiva Tetap
Pengakuan atas aktiva tetap yang akan dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Kriteria suatu aktiva diakui dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap seperti diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Paragraf 6 (2007:16.3) adalah sebagai berikut:
1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat perekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan 2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Paragraf 13 (2007:16.5) menyatakan bahwa suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur brdasarkan biaya perolehan. [Type text]
[Type text]
[Type text]
Sementara itu, pada bagian lain dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Paragraf 5 (2007:16.2) menyatakan bahwa biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Zaki Baridwan (1999:274) membagi cara-cara perolehan aktiva tetap sebagai berikut:
1. Pembelian tunai 2. Pembelian angsuran 3. Pertukaran dengan surat-surat berharga 4. Pertukaran dengan aktiva lain 5. Diperoleh dari hadiah/donasi 6. Aktiva yang dibangun sendiri atau pihak ketiga
2.4.
Pengeluaran Setelah Perolehan
Selama aktiva tetap dipergunakan dalam operasi perusahaan, biasanya timbul pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan aktiva tetap yang bersangkutan, misalnya pengeluaran untuk reparasi dan pemeliharaan rutin, penambahan atau penggantian komponen aktiva yang bersangkutan. Pengeluaran semacam ini disebut pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditure).
Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran tersebut diatas dapat dikelompokkan menjadi:
[Type text]
[Type text]
[Type text]
1. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) yaitu pengeluaran-pengeluaran utnuk aktiva tetap yang manfaatnya dinikmati tidak lebih dari satu priode akuntansi. 2. Pengeluaran Modal (capital expenditure) yaitu pengeluaran untuk aktiva tetap yang manfaatnya dapat dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Jenis pengeluaran yang bersifat demikian dicatat sebagai tambahan bagi harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Paragraf 23 (2007:16.7) menyatakan bahwa pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan.
Pengeluaran yang biasa terjadi menyangkut aktiva tetap, antara lain:
a.
Pemeliharaan (Maintenance)
b.
Reparasi (Repairs)
c.
Perbaikan (Improvement)
d.
Penambahan (Addition)
e.
Perombakan (Rearrengement)
f.
Penggantian (Replacement)
Aktiva tetap adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan, aktiva tetap merupakan aktiva yang masa penggunaanya dari satu
[Type text]
[Type text]
[Type text]
tahun, yang setiap tahunnya diadakan biaya terhadap harga perolehan, yang disebut depresiasi. Istilah relatif permanen adalah menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunkan dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk tujuan yang berhubungan dengan akuntansi penggunaan ini dibatasi lebih dari satu periode akuntansi. Dalam akuntansi ada dua jenis aktiva yaitu : -
Aktiva lancar
-
Aktiva tetap
Aktiva lancar adalah aktiva atau harta atau kekayaan yang dimiliki perusahaan atau sumbersumber lain yang diharapkan akan direalisirkan menjadi uang kas atau dijual selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam jangka waktu satu tahun. (Zaky Baridwan) Elemen-elemen yang termasuk dalam golongan aktiva lancar ialah : 1 ).Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat disamakan dengan kas, cek, poswesel dan lainnya. 2 ). Persediaan barang dagangan, bahan mentah, bahan dalam proses, barang jadi, bahanbahan pembantu serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-alat atau mesin-mesin. 3 ). Piutang dagang 4 ). Piutang pegawai, arah perusahaan jika akan diterima dalam jangka waktu 1 tahun. Aktiva tetap meliputi : 1. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan untuk operasi misalnya sebagai halaman dan lain-lain. 2. Bangunan baik toko, kantor atau pabrik. 3. Mesin. 4. Kendaraan dan peralatan-peralatan, perlengkapan-perlengkapan kantor atau took misalnya : meja, kursi, mesin, computer dan lain-lain. [Type text]
[Type text]
[Type text]
Karakteristik aktiva tetap ( Mulyadi, 2001;594 ) a. Frekuensi terjadinya transaksi yang mengubah aktiva tetap relative sedikit dibandingkan dengan transaksi yang mengubah aktiva lancar, namun umumnya menyangkut jumlah rupiah yang besar. b. Pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap, sehingga sistem otorisasai perolehan aktiva tetap diterapkan pada saat perencanaan perolehan dan pada saat rencana perolehan aktiva tetap. c. Pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap perlu dibedakan menjadi dua macam pengeluaran yaitu pendapatan dan pengeluaran modal.
2.5.
Penyusutan Aktiva Tetap
2.5.1.
Pengertian Penyusutan Menurut Al Haryono Jusup (1999:162) depresiasi atau penyusutan adalah proses
pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara rasional dan sistematis. Sedangkan menurut Zaki Baridwan (1999:307) depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 17 Paragraf 2 (2007:17.1) menyatakan bahwa penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang: a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi b. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi. [Type text]
[Type text]
[Type text]
Ada beberapa macam istilah yang digunakan untuk penyusutan diantaranya adalah sebagai berikut: a. Depresiasi b. Deplesi c. Amortisasi 2.5.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusutan aktiva tetap Menurut Mardiasmo (2000:160) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
penyusutan yang akan diperhitungkan sebagai beban atau biaya tiap-tiap tahun adalah: a. Harga Perolehan b. Taksiran Nilai Residu (Residual/Solvaga Value) c. Taksiran Umur Kegunaan
2.5.3
Metode Penyusutan Untuk menghitung penyusutan dapat dilakukan beberapa metode perhitungan.
Hal ini disesuaikan dengan karakteristik kegunaan ekonomis aktiva yang bersangkutan. Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu:
Metode Garis Lurus (Straight-Line Method) Besar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai sisa
Umur Ekonomis
Menurut Zaki Baridwan (1999:310) menjelaskan bahwa dalam metode garis lurus ini, beban penyusutan tiap periode jumlahnya sama. Beban penyusutan setiap periode didapat dengan mengurangkan taksiran nilai sisa/residu dari harga perolehan aktiva dan kemudian dibagi dengan masa manfaat aktiva yang disusutkan.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Metode ini dianganggap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva akan mengalami penurunan fungsi yang sama dari period eke periode hingga ditarik dari penggunaannya. Dengan neraca sebagai berikut : Depreciation
Rp.
Acc Depreciation
Rp.
Metode ini dianggap akan memberikan kontribusi terbesar pada periode diawal pengggunaanya namun biasanya metode ini digunakan dalam bidang usaha yang cukup besar.
2.5.4
Sistem Penilaian Aktiva Tetap Sehubungan dengan penilaian aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud, para
akuntansi menyatakan bahwa penilaian aktiva tetap dicatat pada mulanya sebesar harga perolehan ditambah dengan penegluaran-pengeluaran untuk memperoleh aktiva tetap tersebut. Jika aktiva tetap diperoleh dari pertukaran, maka harga pasar aktiva yang diserahkan dipakai sebagai harga perolehan aktiva yang diterima.
Konsep Dasar Penilaian dan Cara perolehan Aktiva Tetap a. Konsep dasar penilaian aktiva tetap Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap berwujud, prinsip akuntansi Indonesia menyatakan :” Aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya “.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Yang dimaksud dengan harga perolehan aktiva tetap adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap tersebut. Jika aktiva tetap diperoleh dari pertukaran maka harga pasar aktiva yang diserahkan dipakai sebagai ukuran harga perolehan aktiva yang diterima. Apabila harga pasar aktiva yang diserahkan tidak diketahui, maka harga pasar aktiva yang diterima dicatat sebagai harga perolehan aktiva tersebut. Sesudah aktiva tetap itu diperoleh dan dalam masa penggunaan maka untuk aktiva umumnya tidak terbatas seperti tanah, dilaporkan dalam neraca sebesar harga perolehannya, sedang untuk aktiva tetap yang umumnya terbatas dicantumkan dalam neraca sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi atau depresiasi. Harga perolehan dikurangi depresiasi atau deplesidisebut nilai buku. Penyimpangan dari prinsip diatas dapat dilakukan dalam hal sewaktu aktiva diperoleh dari hadiah atau donasi. Kuasi reorganisasi (penurunan aktiva tetap) dan penilaian kembali aktiva tetap (reevaluasi) juga merupakan kegiatan-kegiatan yang meyimpang dari “Cost Principle”, penyimpangan-penyimpangan seperti tersebut diatas dapat diterima jika dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. b. Cara-cara perolehan aktiva tetap Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain : 1. Pembelian Tunai Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam bukubuku dengan jumlah sebesar yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap dipakai seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. 2. Pembelian Angsuran
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Bila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran , maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan sendiri. Harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. 3. Ditukar dengan surat-surat berharga 4. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain 5. Diperoleh dari hadiah atau donasi 6. Aktiva tetap yang dibuat sendiri.
2.6
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan
inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan
keputusan.
Disamping
itu
laporan
keuangan
sebagai
pertanggungjawaban atau accountability sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya Harahap (2007). Sejalan dengan Harahap (2007), Hery (2009) menyatakan laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. 2.7
Tujuan Laporan Keuangan Menurut PAI (Harahap, 2007) menyatakan laporan keuangan adalah sebagai berikut.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi. e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. Sementara itu SAK No.1 menyatakan, tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
c. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Tujuan laporan keuangan ini diadopsi dari IASC.
2.8
Unsur-unsur Laporan Keuangan Menurut FASB dalam SFAC No.6 (Hery, 2009) unsur-unsur laporan keuangan
sebagai berikut. a.
Aktiva adalah manfaat ekonomis yang mungkin terjadi di masa depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa yang lalu.
b.
Kewajiban adalah pengorbanan atas manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan yang timbul dari kewajiban entitas pada saat ini untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu.
c.
Ekuitas adalah kepemilikian atau kepentingan residu dalam aktiva entitas yang masih tersisa setelah dikurangi dengan kewajibanya
d.
Investasi oleh pemilik adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) entitas yang dihasilkan dari penyerahan sesuatu yang bernilai oleh entitas lain untuk memperoleh atau meningkatkan bagian kepemilikannya.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
e.
Distribusi kepada pemilik adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) entitas yang disebabkan oleh penyerahan aktiva, jasa, atau terjadinya kewajiban entitas kepada pemilik.
f.
Laba komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas entitas sepanjang suatu periode sebagai akibat dari transaksi dan peristiwa serta keadaan-keadaan lainnya yang bukan bersumber dari pemilik.
g.
Pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas atau kombinasi dari keduannya dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
h.
Beban adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atau terjadinya kewajiban entitas yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
i.
Keuntungan adalah kenaikan dalam ekuitas entitas yang ditimbulkan oleh transaksi feriferal (transaksi diluar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaski insidental (transaksi yang kejadiannya jarang) dan dari seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan lainnya yang mempengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
2.9
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga Menurut Yuli Tri Cahyono (2003) laporan keuangan yang disajikan oleh proses
akuntansi keuangan (menurut prinsip akuntansi Indonesia atau yang konvensional) adalah [Type text]
[Type text]
[Type text]
laporan keuangan yang didasarkan pada prinsip harga perolehan (cost) historis yang mengasumsi bahwa harga-harga (unit moneter) adalah stabil. Ada 2 persoalan yang dihadapi oleh akuntansi yang mendasarkan pada historical cost pada saat terjadi inflasi, yaitu : a. Persoalan penilaian (valuation problem) Nilai aktiva individual (aktiva spesifik) akan berubah jika dibandingkan dengan aktiva lain, meskipun daya beli uang tidak berubah. Dapat juga perubahan itu disebabkan oleh perubahan persepsi orang terhadap manfaat barang tertentu akan berubah, sehingga akan mempengaruhi nilai barang tersebut. b. Persoalan unit pengukur (measurement unit problem) Karena adanya inflasi, daya beli uang berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogen lagi jika dikaitkan dengan waktu. Pada kenyataannya harga selalu berubah, cenderung naik atau yang disebut dengan inflasi. Sebagai contoh, tanah yang dibeli atau diperoleh tahun 2000 sebesar Rp 100.000.000,00- tidak sama nilainya dengan tahun 2008. Melihat keadaan seperti ini profesi akuntansi menganggap bahwa dalam penentuan nilai aktiva dengan mengakumulasi harga perolehan aktiva pada waktu yang berbeda kurang tepat karena harga perolehan aktiva tersebut tidak dapat diperbandingkan, sehingga diperlukan adanya penyesuaian untuk menyatakan nilai perolehan aktiva tersebut menurut nilai uang yang konstan agar dapat diperbandingkan.
2.10
Pengertian pengakuan, pengukuran dan penyajian yang dilakukan Usaha Kecil dan Menengah Dalam SAK (IAI; 2007:13) menyatakan, unsur yang berkaitan secara langsung
dengan pengukuran posisi keuangan adalah: aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, [Type text]
[Type text]
[Type text]
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aktiva merupakan unsur penting dalam laporan keuangan, karena didalamnya terdapat catatan atas posisi kekayaan perusahaan. Menurut Smith dan Skousen (1996:65) aktiva meliputi aktiva moneter, seperti kas, sekuritas tertentu yang dapat dipasarkan, serta piutang dan aktiva non moneter sperti persediaan, asuransi dibayar dimuka, peralatan dan paten yang biaya-biayanya diakui dapat dipulihkan dan dialokasikan secara tepat pada pendapatan periode-periode mendatang. Sedangkan Harahap (2002;76) mengatakan aktiva terdiri dari: aktiva lancar, investasi (penyertaan), aktiva tetap, aktiva yang tidak berwujud, dan aktiva-aktiva lainnya. Selanjutnya, aktiva dalam hal penyajiannya diklasifikasikan menurut urutan likuiditas Aktiva tetap merupakan salah satu aktiva yg sulit dilikuidasi secara cepat. Disamping bukan dimaksudkan untuk diperjual belikan, aktiva tetap yang dimiliki perusahaan biayanya mempunyai nilai yang besar dan juga masa manfaatnya relative lama. Dalam perkembangannya aktiva tetap terbagi dalam dua kategori utama, yaitu aktiva tetap berwujud (plant asset) dan tak berwujud (intangible asset). Aktiva yang umum dilaporkan di dalam kategori aktiva tetap berwujud meliputi tanah, bangunan, dan berbagai jenis peralatan. Sedangkan aktiva yang umumnya dilaporkan sebagai aktiva tetap tak berwujud seprti paten, hak cipta, cap, merek dagang, biaya pendirian, biaya pengembangan software dan goodwill (Smith, Skousen;1996:430). Seluruh pos-pos dalam laporan keuangan sudah melalui suatu proses perlakuan akuntansi. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi secara teknis mengandung unsur definisi atau pengertian, pengukuran atau penilaian, pengakuan, penyajian dan pengungkapan atas [Type text]
[Type text]
[Type text]
pos-pos dalam laporan keuangan (Suwardjono;2006:251). Dengan demikian aktiva tetap yang dimunculkan dalam laporan keuangan sudah melalui suatu tahapan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan. Pengakuan menurut Suwardjono (2006:195) adalah penyajian suatu informasi melalui statement keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Sedangkan menurut Smith dan Skousen (1996;45) pengakuan adalah proses pencatatan suatu pos dan pada akhirnya pelaporan pos tersebut sebagai salah satu unsur di dalam laporan keuangan. Lebih lanjut Suwardjono (2006;195) menjelaskan secara teknis pengakuan berarti pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebutakan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam pelaporan keuangan. Pengukuran (measurement) adalah penentuan angka satuan pengukuran terhadap suatu objek untuk menunjukan makna tertentu objek tersebut. Kalau unit moneter dijadikan satuan pengukuran untuk menentukan makna ekonomik suatu objek maka pengukuran disebut dengan penilaian. Penilaian adalah proses penentuan jumlah rupiah suatu objek utntuk menentukan makna ekonomiknya di masa lalu, sekarang, atau mendatang (Suwarjdono;2006:274). Ada lima atribut pengukuran yang sekarang digunakan dalam praktek, yaitu; (1) biaya histories, (2) biaya pengganti saat ini, (3) nilai bersih yang dapat direalisasi, (4) nilai pasar saat ini, (5) nilai sekarang yang didiskontokan (Smith, Skousen;1996:47). Lebih lanjut Suwardjono (2006:275) mengatakan dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi menggunakan berbagai dasar penilaian (Based for valuation), yaitu (1) nilai massukan, (2) kos histories, (3) kos pengganti, (4)nilai wajar, (5) nilai keluaran, (6) harga jual masa lalu, (7) harga jual sekarang.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
2.11
Komputer Program SPSS Uji Khi Kuadrat (Chi-Square)
2.11.1 Uji K Proporsi (K>2) Danang Sunyoto (2010:175) Pengujian ini dilakukan untuk menguji dari hipotesis nihil yang menyatakan proporsi-proporsi dai ebebrapa individu (sampel) yang diteliti mempunyai sifat/criteria yang sama. Dengan kata lain uji K proporsi digunakan untuk menguji satu karakteristik saja. Langkah pengujian : 1. Menentukan Ho dan Ha Ho : P1=P2=P3=P4 ------------------ = Pk (semua proporsi adalah sama) Ha : P1== P2== P3== P4== ------------------ == Pk (Tidak semua proporsi adalah sama) 2. Menentukan level of significance Di sini dapat menggunakan taraf keyakinan 80%,90% ---- 99%. Sesuai dengan taraf keyakinan si penguji, dengan derajat kebebasan (degree of freedom)=k1, di mana K adalah banyak sampel yang diuji proporsinya. Dalam hal ini menentukan taraf keyakinan dan tingkat toleransi kesalahan (x). Besar kecilnya taraf keyakinan ditentukann oleh tingkat kesulitan data. 3. Kriteria pengujian Khi adalah pengujian utnuk satu sisi kanan, dengan alasan proporsi tidak ada yang negatif. 2.11.2 Uji Tabel r x k Uji tabel r x k, digunakan untuk menguji proporsi-proporsi beberapa sifat/criteria tertentu dari beberapa sampel yang diteliti. Karena pada kenyataannya yang [Type text]
[Type text]
[Type text]
terjadi seseorang dapat menyatakan pendapatnya berupa, setuju, netral, tidak setuju. Seorang karyawan menyatakan sangat puas terhadap pekerjaan yang dilakukan selama ini. Dalam sebuah acara tertentu seseorang menyatakan bahwa acara tersebut sangat penting dan tidak penting. Langkah pengujian : 1. Menentukan Ho dan Ha Ho : P11=P12=P13=P14= ------------ = p1.k (Semua proporsi d\adalah sama) P21=P22=P23=P24= ------------- = p2.k Ha : P11==P12==P13==P14== ---------------- == P1.k (Tidak semua proporsi adalah sama) 2. Menentukan level of significance Dapat menggunakan salah satu taraf keyakinan 80%,90% ---- 99%. Sesuai dengan taraf keyakinan si penguji dengan derajat kebebasan (degree of freedom)=(r-1)(k-1), dimana r adalah banyak kriteria dan k adalah banyak sampel yang di uji proporsinya. Dalam menentukan taraf keyakinan tidak terdapat ketentua matematis, tetapi berkaitan dengan tingkat kesulitan data. 3. Kriteria pengujian Uji khi adalah pengujian untuk satu sisi kanan dengan alasan proporsi tidak ada yang negatif. 2.12
Pengertian dan jenis Usaha Kecil dan Menengah UMKM adalah suatu usaha yang digolongkan dalam kegiatan usahanya didasarkan
pada suatu ukuran tertentu. Kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan dalam 3 jenis usaha, yaitu perdagangan atau distribusi , produksi atau industri, pertanian dan jasa komersial. [Type text]
[Type text]
[Type text]
a.
Usaha Perdagangan Merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan memindahkan barang dari produsen ke konsumen atau dari tempat yang mempunyai kelebihan persediaan ke tempat yang dibutuhkan.
b.
Usaha Produksi atau Industri Merupakan jenis usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan atau barang lain yang berbeda bentuk dan sifatnya dan mempunyai nilai tambah.
c.
Usaha Pertanian Merupakan jenis usaha yang terutama bergerak meliputi perkebunan ( pembibitan, sayur-sayuran kebun buah-buahan dan lain-lain ), peternakan ( ternak ayam, petelur, susu sapi dan lainnya ), perikanan darat atau laut ( tambak udang, kolam ikan dan lainnya ) dan lain sebagainya.
d.
Usaha Jasa komersial Merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,dan milik warga Negara Indonesia (UU no.9 tahun 1995). Sesuai surat edaran Bank Indonesia No.3/9/BKr tanggal 17 mei 2001 mengemukakan bahwa usaha kecil adalah usaha yang memenuhi criteria sebagai berikut : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,c. Milik warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi bak langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atermasuk koperasi. sesuai instruksi presiden No.10 tahun 1999 mengemukakan bahwa usaha menengah yang memilik kriteriia sebagai berikut ; a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Milik warga Negara Indonesia c. Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi bak langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar d. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atermasuk koperasi Menurut Badan Puasat Statistik usaha kecil memiliki jumlah pekerja 5-19 orang. Sedangkan untuk usaha menengah memiliki jumlah pekerja sebanyak 20-99 orang. 2.13
Penelitian Sejenis
Hasil penelitian tersebut disajikan dalam bentuk tabel 2.1 seperti berikut ini : Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya Penulis
Tahun
Judul
Jurnal pengkajian
2009
Evaluasi Program
[Type text]
[Type text]
Kesimpulan program ini [Type text]
koperasi
Bantuan Dana Bergulir Melalui KSP/USP Koperasi (Pola PKPS-BBM, Agribisnis dan Syariah)
diharapkan menjadi inisiasi dan trigger untuk mengembangkan perekonomian wilayah melalui aktivitas ekonomi produktif sesuai dengan keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah bersangkutan. Secara teoritis, dalam kerangka kelembagaan, aturan main (rules of the game) dan aturan representasi (rules of the representation) sangat perlu dituangkan dalam bentuk petunjuk program perguliran dana.
Rival Rudianshah
Normanshah
[Type text]
2002
2007
Perlakuan akuntansi terhadap kebijakan akuntansi penyusutan aktiva tetap
Dalam hal penetapan tariff dan masa manfaat dari aktiva tetap yang bersangkutan bertentangan dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Penerapan metode penyusutan aktiva tetap berwujud pada PT.BPR
Aktiva tetap berwujud merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan terutama untuk perusahaan
[Type text]
[Type text]
perbankan.
Samsuri
2010
Metode dan perlakuan akuntansi penyusutan aktiva
Metode garis lurus yang digunakan dapat dikatakan efektif untuk jenis aktiva tetap berwujud dirasakan sederhana dan lebih
2.14
Metode Analisis Semua data dianalisis dengan metode deskripstif dan metode statistic inferensial.
Hasil kajian yang disajikan disini hanya meliputi analisis pengaruh (Effect Analysis) yaitu evaluasi pengaruh perlakuan akuntansi terhadap penyajian perolehan dan pemanfaatan aktiva tetap pada UMKM Analisis dibatasi kepada aspek (a) Gambaran praktek pengakuan aktiva tetap yang digunakan oleh UMKM, dan (b) evaluasi Pengelolaan dan Pemanfaatan aktiva yang dilakukan pada beberapa variabel dinamika seperti jumlah dana yang diterima dan disalurkan.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Peneltian Dalam penelitian ini yang menjadi objek utama adalah UMKM yang bergerak pada sektor manufaktur, dagang dan jasa di daerah Sawangan – Depok dengan pemilihan UMKM pada penelitian ini adalah berdasarkan data UMKM yang terdapat di UMKM wilayah Depok dan sekitarnya serta UMKM yang sesuai dengan kriteria berdasarkan ketetapan yang sudah ada. Ketetapan di sini adalah UMKM yang punya prospek yang baik yaitu dapat berkembng menjadi UMKM yang mampu mensejahterakan masyarakat di sekitarnya. Ketiga jenis UMKM tersebut merupakan UMKM yang paling banyak kita jumpai dan ketiga UMKM tersebut rawan terhadap kebangkrutan yang disebabkan kurangnya pemahaman akuntansi oleh para pelaku UMKM tersebut yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha mereka. Penulis melakukan penelitian pada sektor ini karena produk yang dihasilkan sangat berkualitas dan harga yang terjangkau, tetapi penerapan praktek akuntansi khususnya perhitungan aktiva tetap sangatlah kurang sehingga di khawatirkan akan berdampak pada harga jual dan laba ruginya Periode penelitian dimulai pada tahun 2009, sementara itu untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan survey pada tahun 2011.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
3.2 Data dan Variabel Penelitian 3.2.1 Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu: 1. Data primer, data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang akan diteliti. Data primer yang digunakan anatara lain adalah data tentang : a. Data responden b. Profil usaha c. Penerapan informasi akuntansi yang sudah dilakukan oleh responden dalam pengelolaan aktiva tetap 3.2.2 Data sekunder, data literatur dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian dan informasi dari Suku Dinas Koperasi dan UMKM Walikota Depok. 3.2.3 Variabel Penelitian Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Aktiva tetap, pencatatan dan pembukuan pada UMKM serta penerapan praktek akuntansi aktiva tetap pada UMKM. 3.3 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data tersebut adalah: 1) Riset Lapangan Cara pengumpulan data secara langsung kelapangan, yang terdiri dari ; a). Wawancara atau Tanya jawab (Interview) b). Penelitian Lapangan (field research) [Type text]
[Type text]
[Type text]
c). Observasi atau pengamatan langsung 2). Penelitian Kepustakaan (library research) Penelitian yang dilakukan penulis dengan cara mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan perhitungan aktiva tetap dan penerapan perhitungan praktek akuntansi, serta literatur yang berkaitan yang menunjang penelitian lapangan dan juga melalui internet dengan cara membuka website-website yang berkaitan dengan UMKM (www.bps.go.id dan www.depkop.go.id) 3).Penyebaran Kuisioner Yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan Kuisioner kepada pelaku UMKM serta memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, sehingga penulis mendapat data yang lengkap. Kuisioner yang diambil berdasarkan seputar tentang pencatatan akuntansi khususnya dalam perhitungan aktiva tetap dan pemanfaatan teknologi dalam pencatatan/perhitungan akuntansi. Penyebaran kuisioner dilakukan sebanyak 40 kuisioner kepada responden berdasarkan pertimbangan yang sesuai. Penyebaran kuisioner dilakukan berdasarkan asumsi. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 40 sampel dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian, yaitu n=30 (Suwito, 2007). Teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, sedangkan dikatakan random karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak (Sugiyono,2007).
[Type text]
[Type text]
[Type text]
3.4 Alat 3.4.1 Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : • Analisis Deskriptif Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu data yang dikumpulkan tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik agar lebih mudah dimengerti, komunikatif dan informatif bagi pihak lain. • Analisis Inferensial Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan analisis inferensial yaitu data yang dikumpulkan tersebut disajikan dalam bentuk uji chisquare dan uji indpendency untuk dapat mengetahui pengaruh penerapan dan pengelolaan data aktiva tetap di dalam melakukan suatu usaha dengan cara penarikan suatu kesimpulan berdasarkan sebagian data (sampel).
[Type text]
[Type text]
[Type text]
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini yang menjadi subjek utama adalah pemilik UMKM yang berada di wilayah Depok. Gambaran umum responden seperti usia, pendidikan, dan ijin usaha diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap responden dengan cara meminta responden untuk mengisi lembar kuisioner yang penulis berikan. Jumlah kuisioner yang disebarkan kepada pemilik UMKM sebanyak 40 kuisioner, hal ini kiranya dapat memberikan gambaran umum mengenai kondisi penerapan praktek akuntansi khususnya dalam perhitungan aktiva tetap pada UMKM di wilayah Depok, dan satu UMKM akan memberikan gambaran khusus sebagai studi kasus agar pemilik UMKM mengetahui cara perhitungan aktiva tetap yang benar dan dengan cara yang lebih mudah agar tidak terjadi kesalahan. 4.2 Analisis Gambaran Umum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Wilayah Depok Dalam penelitian ini penulis mendapatkan informasi data UMKM di Wilayah Depok yang merupakan data perusahaan kecil menengah binaan Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Menengah dan Perdagangan Kota Administrasi Depok, Walikota Depok. Data yang diperoleh berupa jumlah UMKM yang terdapat di Depok, Nama pemilik UMKM dan alamat UMKM tersebut.
Berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis dari Sudin Koperasi, Usaha Mikro dan Menengah dan Perdagangan Kota Depok. Di Wilayah Depok terdapat 171 UMKM unggulan khas Depok.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Tabel 4.1 Rekapitulasi UMKM Unggulan kota Depok No.
Nama Cluster
Jumlah UMKM
1.
Pertanian
8
2.
Jasa
4
3.
Kesenian
11
4.
Handycraft
19
5.
Kerajinan
21
6.
Desain dan Fashion
36
7.
Kuliner
53
8.
Alat rumah tangga
3
9
Kesehatan
3
10
Dll
13 171
JUMLAH Sumber : Portal Berita Resmi Pemerintah Kota Depok
Berdasarkan tabel di atas secara garis besar UMKM di Depok didominasi oleh UMKM bidang manufaktur yang memproduksi antara lain makanan dan minuman (kuliner), handycraft, kerajinan dan konveksi. Dalam penelitian ini penulis mencoba mencari informasi mengenai perhitungan Aktiva tetap yang dilakukan oleh Usaha Kecil dan Menengah yang menjadi unggulan wilayah Depok. Salah satu cara pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini dibagikan kepada para pelaku Usaha Kecil dan Menengah yang berada di wilayah Depok walaupun belum terdaftar pada Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Menengah dan
Perdagangan Kota Administrasi Depok, Walikota Depok.
Jumlah responden usaha kecil dan menengah yang di wawancarai ada 40 orang yang tersebar di wilayah Depok. [Type text]
[Type text]
[Type text]
Berikut adalah gambaran profil responden (UMKM) dari hasil kuisioner yang telah di rangkum oleh penulis : 4.2.1 Usia Berdasarkan kelompok usia dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM yang menjadi responden di Kota Depok berumur antara 36 – 45 tahun sebesar 42,5% dan berusia 25 – 35 tahun sebesar 32,5%. Hal ini menunjukkan pelaku usaha kecil dan menengah masih di dominasi oleh usia produktif. Dengan kelompok usia yang masih produktif ini seharusnya pelaku UMKM mampu berkreatifitas lebih dan mampu melakukan inovasi bagi usahanya seperti melakukan perhitungan Aktiva tetap, sehingga akan memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha mereka. 4.2.2 Tingkat Pendidikan Berdasarkan kelompok pendidikan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM yang menjadi responden di Kota Depok berpendidikan SMP sebesar 15%, SMA/Sederajat sebesar 60% dan Perguruan Tinggi sebesar 25%. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi seharusnya para pelaku UMKM mampu mencari informasi dan mempelajari tentang bagaimana perhitungan Aktiva tetap yang benar,
sehingga bisa
menetapkan harga jual yang tepat dan lebih memberikan keuntungan.
4.2.3 Ijin Usaha Dari data yang diperoleh penulis, menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM memiliki ijin usaha yaitu sebesar 85% UMKM yang memiliki ijin usahanya. Dan UMKM yang tidak memiliki ijin usaha adalah sebesar 15% dari jumlah responden. Ijin Usaha dianggap penting untuk kelangsungan kegiatan usaha mereka karena Ijin Usaha merupakan hal yang penting untuk melakukan suatu usaha baru. Tanpa surat ijin usaha terkadang
suatu usaha tidak bisa berjalan dengan baik terlebih lagi bagi usaha yang
berkenaan dengan menghasilkan barang dalam jumlah besar dimana ijin usaha merupakan [Type text]
[Type text]
[Type text]
suatu bentuk kredibilitas yang menjadikan suatu UMKM dipercaya oleh konsumen.
4.3 Kondisi Praktek Perhitungan Aktiva Tetap Pada UMKM Di Wilayah Depok Untuk mengetahui kondisi pencatatan dan pembukuan pada UMKM di wilayah Depok, penulis memberikan 3 point pertanyaan kepada responden, di mana pertanyaanpertanyaan pada ketiga point tersebut berdasarkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Ketiga point ini terdiri dari kondisi pencatatan aktiva pada UMKM dan penerapan praktek akuntansi pada UMKM, dimana dari masing-masing point tersebut dipisahkan lagi pertanyaan-pertanyaan bagi yang menjawab sudah dan bagi yang menjawab belum, berikut adalah hasil dari kuisioner tersebut.
4.3.1 Kondisi Pencatatatan Laporan Keuangan pada UMKM
Dalam skala usaha kecil dan menengah terkadang para pelaku usaha belum melakukan pencatatan dan pembukuan, dikarenakan belum besarnya usaha dan belum dirasa penting dalam menjalankan usahanya. Sebenarnya suatu pencatatan dan pembukuan dalam menjalankan usaha mempengaruhi kelancaran usaha, dikarenakan suatu pencatatan dan pembukuan dapat memberikan suatu informasi dan gambaran terhadap pencatatan dan pembukuan pada arsip-arsip yang para pelaku usaha telah lakukan. Dibawah ini adalah gambaran tentang kondisi pencatatan keuangan pada UMKM. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang kondisi pencatatan keuangan pada UMKM di wilayah Depok, diketahui bahwa terdapat 90% yaitu 36 responden dari jumlah responden yang telah melakukan pencatatan dan pembukuan pada
usahanya,
dan
terdapat
10% atau 4 responden
dari jumlah yang belum
melakukan pencatatan dan pembukuan pada usahanya. Dari kondisi umum pencatatan k e u a n g a n pada UMKM, penulis melakukan pemisahan pertanyaan bagi yang [Type text]
[Type text]
[Type text]
sudah melakukan pencatatan keuangan dengan yang belum melakukan pencatatan keuangan pada usahanya. Berikut hasil dari penelitian tersebut
a. UMKM yang Sudah Melakukan Pencatatan Keuangan Pencatatan Langsung pada saat Traksaksi Terjadi
Pada umumnya dalam melakukan pencatatan pada setiap transaksi terjadi, para pemilik UMKM itu sendirilah yang melakukan pencatatan pada setiap transaksinya. Dalam hal kesulitan pencatatan hanya sedikit para pelaku UMKM yang mengalami kesulitan pencatatan, ini dikarenakan
pencatatan yang dilakukan oleh para pelaku
UMKM masih sangat sederhana sesuai pengetahuan mereka tentang pencatatan dan biasanya melihat dari usaha rekan-rekan mereka.
Dari 36 responden yang telah melakukan pencatatan keuangannya pada usahanya, diketahui sebesar 80% yaitu sebanyak 28 responden melakukan pencatatan secara langsung pada saat transaksi terjadi, 15%
atau 5 responden yang kadang-kadang
melakukan pencatatan secara langsung, dan 5% atau 3 responden tidak melakukan pencatatan pada saat transaksi itu terjadi dikarenakan pemilik UMKM tidak memiliki pembukuan yang sesuai dengan akuntansi bagi usaha mereka, seperti terlihat pada gambar 4.4. Bentuk Catatan Pencatatan
Berdasarkan hasil penelitian pada gambar 4.6 menunjukan bahwa dari 36 responden sebagian besar yaitu 70% yaitu sebanyak 25 responden yang membuat pembukuan
secara
sederhana/seadanya,
dikarenakan
pemilik
UMKM
belum
mengetahui pembukuan yang sesuai dengan akuntansi di UMKM.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemilik UMKM
yang telah
melakukan pencatatan keuangan setuju bahwa pembuatan pembukuan akan mempengaruhi kelancaran usaha, dan dari pencatatan transaksi yang dilakukan oleh UMKM, sebagian besar pembukuan dilakukan perbulan, hal ini dilakukan oleh UMKM agar mempermudah melihat perkembangan usahannya.
b. UMKM yang Belum Melakukan Pencatatan Keuangan Kendala yang membuat UMKM belum melakukan pencatatan Keuangan Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat langsung dari responden, bahwa dari 4 responden terdapat 75% atau 3 responden yang belum melakukan pencatatan menyatakan kendala yang membuat mereka belum melakukan pencatatan yang benar dan belum merasa penting hal ini disebabkan skala usaha yang para pelaku UMKM jalani belum terlalu besar. Keterbatasan pengetahuan dan informasi dalam pembuatan pencatatan dan pembukuan seperti telah dijelaskan membuat banyak para pelaku UMKM mencoba untuk mencari tahu cara pencatatan yang sesuai dengan kegiatan usahanya, dan mereka bersedia untuk mempraktekannya dalam kegiatan operasional usahanya, karena menurut pembuatan pencatatan pada setiap tranksaksi dan pembukuan dalam suatu usaha akan sangat mempengaruhi kelancaran usaha yang sedang mereka jalani. 4.3.2 Penerapan Praktek Akuntansi Pada UMKM Untuk memenuhi apakah UMKM di wilayah Depok telah menerapkan praktek akuntansi, pertanyaan point kedua diberikan oleh penulis untuk memberikan gambaran tentang penerapan praktek akuntansi oleh UMKM di wilayah Depok, berikut ini hasil dari penelitian :
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang penerapan praktek akuntansi pada UMKM di wilayah Depok, diketahui bahwa terdapat 32 responden yaitu 80% dari jumlah responden belum menerapkan praktek akuntansi pada usahanya, dan terdapat 20% atau 8 responden dari jumlah responden yang sudah menerapkan praktek akuntansi. Belum diterapkannya praktek akuntansi pada UMKM dikarenakan merasa belum terlalu penting bagi usaha mereka. Dari kondisi penerapan praktek akuntansi pada UMKM, melakukan
pemisahan
pertanyaan
bagi
yang
sudah
penulis juga
menerapkan
praktek
akuntansi dengan yang belum menerapkan praktek akuntansi pada usahanya. Berikut hasil dari penelitian tersebut :
a. UMKM yang sudah menerapkan praktek akuntansi Pemisahan biaya Dalam skala usaha kecil dan menengah terkadang para pelaku UMKM tidak melakukan pemisahan biaya bagi usaha terutama yang kegiatan usahanya bercampur dengan tempat tinggal atau industri rumahan. Sebenarnya pemisahan biaya itu perlu dilakukan salah satu gunanya untuk menghitung aktiva tetap. Berdasarkan gambar diatas UMKM yang sudah melakukan pemisahan biaya adalah sebesar 85% sebanyak 6 responden dari 8 responden, hal ini banyak terdapat pada UMKM yang bergerak di bidang manufaktur karena usaha dalam bidang tersebut terdapat banyak aktiva tetap dimana semua jenis aktiva tersebut memiliki masa penyusutan. Perhitungan Aktiva Tetap Berdasarkan data yang didapat dari wawancara dan kuisioner terdapat 80% atau 6 responden dari 8 responden sudah melakukan perhitungan aktiva tetap, walaupun tidak mengikuti cara perhitungan yang sudah dijelaskan pada buku akuntansi, karena sebagian besar para pelaku UMKM mengetahui perhitungan aktiva tetap ini dari [Type text]
[Type text]
[Type text]
kerabat-kerabatnya dan dari pengalaman yang mereka dapat dari usaha-usaha orang lain. Kemudian terdapat 20% atau 2 responden belum melakukan perhitungan aktiva tetap, dikarenakan para pelaku UMKM tersebut tidak memikirkan hal yang sedetail itu dalam menjalankan usahanya dan tidak terlalu mementingkan perhitungan aktiva tetap pada usahanya. Kendala Dalam Perhitungan Aktiva Tetap Berdasarkan hasil penelitian tentang praktek perhitungan aktiva tetap terdapat 65% yaitu 5 responden, tidak banyak para pelaku UMKM yang mengalami kesulitan dalam perhitungan aktiva tetapnya. Berikut dibawah ini adalah data diagram responden yang mengalami kesulitan selama perhitungan aktiva tetap. b. UMKM yang belum menerapkan praktek akuntansi. Kendala UMKM belum menerapkan Praktek akuntansi. Dari data penelitian tentang penerapan praktek akuntansi yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat 32 responden yang belum menerapkan praktek akuntansi. Dimana responden tersebut menyatakan bahwa
80%
atau 25
responden memiliki kendala yang membuat mereka merasa belum penting diterapkan karena skala usaha yang mereka jalani masih relatif kecil dan menengah. Informasi Aktiva tetap yang Diperoleh UMKM Dari hasil penelitian diketahui dari 32 responden yang terlihat pada gambar 4.8, sumber responden yang mengetahui informasi tentang aktiva tetap adalah 15% atau 5 responden dari buku, 75% atau 24 responden dari kerabat dan 10% atau 3 responden dari lain-lain seperti dari acara seminar atau pengalaman yang didapat dari bekerja di tempat lain.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Perhitungan Aktiva Tetap Pada dasarnya para pelaku UMKM masih sebagian yang belum mengetahui bagaimana praktek perhitungan aktiva tetap yang sesuai dengan standar akuntansi, namun berdasarkan data yang di dapat terdapat 70% atau 22 responden yang sudah melakukan perhitungan aktiva tetap, walaupun para pelaku UMKM belum menerapkan praktek akuntansi tetapi untuk perhitungan aktiva tetap pelaku UMKM telah melakukannya, akan tetapi dalam perhitungan yang dilakukannya tidak mengikuti cara perhitungan yang sudah dijelaskan pada buku akuntansi. Kemudian terdapat 30% atau 10 responden belum melakukan perhitungan aktiva tetap, dikarenakan para pelaku UMKM tersebut tidak memikirkan hal yang sedetail itu dalam menjalankan usahanya dan tidak terlalu mementingkan aktiva tetap pada laporan keuangan mereka. Berdasarkan penyebaran kuisioner yang dilakukan oleh peneliti bahwa dari 40 responden baik yang menjawab sudah menerapkan praktek akuntansi maupun yang belum menerapkan praktek akuntansi, mereka sepakat bahwa dalam perhitungan aktiva tetap yang benar nantinya, pendapatan dalam usaha dan bahkan mempengaruhi laba yang didapatnya.
4.3.3 Ringkasan Analisis Deskriptif Data dibawah ini di dapat berdasarkan hasil kuisioner dari para pengusaha UMKM yang ada di wilayah Depok dan sekitarnya maka dapat diketahui bahwa sistem perlakuan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan UMKM sebagian besar telah melakukan perhitungan aktiva tetap dengan benar namun mereka banyak yang mengakui masih terdapat kendala dalam menentukan perhitungan dan pencatatan yang baik menurut standar akuntansi.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Kuisioner
BUTIR PERTANYAAN
PERSENTASE
KETERANGAN
Gambaran Umum
< 25 tahun = 10% Usia
26-35 tahun = 32,5% 36-45 tahun = 42,5% > 45 tahun = 15%
SMP = 15% Tingkat Pendidikan
SMA/Sederajat = 60% Perguruan Tinggi = 25%
BUTIR PERTANYAAN
PERSENTASE
Dalam sisi usia pelaku UMKM yang berada diwilayah Depok memiliki usia yang masih sangat produktif seperti yang terlihat pada persentase Berdasarkan tingkat pendidikan secara umum responden atau para pelaku UMKM memiliki pendidikan menengah yaitu SMA/Sederajat.
KETERANGAN
Dari hasil penelitian di dapat para pelaku UMKM yang berada di wilyah Depok sebagian besar telah memiliki ijin usaha. Ada = 85% Ijin Usaha
BUTIR PERTANYAAN
Tidak ada = 15%
PERSENTASE
KETERANGAN
Kondisi Praktek Akuntansi Pada UMKM
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Kondisi Pencatatan dan
Sudah = 90%
Pembukuan
Belum = 10%
Pencatatan langsung pada transaksi terjadi : Ya= 80% Sudah
Kadang-kadang = 15% Tidak = 5%
Bentuk catatan pembukuan : Sangat rinci = 10% Rinci = 20% Seadanya = 70%
BUTIR PERTANYAAN
PERSENTASE
Kendala belum melakukan pencatatan dan pembukuan : Waktu = 25% Belum
Belum merasa penting = 75%
[Type text]
[Type text]
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang kondisi pencatatan dan pembukuan pada UMKM di wilayah Depok, diketahui bahwa terdapat responden yang sudah melakukan pencatatan dan pembukuan Dari 40 responden pelaku UMKM diwilayah Depok melakukan pencatatan dan pembukuan pada usahanya melakukan pencatatan secara langsung pada saat transaksi terjadi, dari data responden sebagian besar sebanyak 20 responden yang membuat pembukuan secara sederhana/seadanya, dikarenakan pemilik UMKM belum mengetahui pembukuan yang sesuai dengan akuntansi di UMKM
KETERANGAN Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat dari responden, bahwa responden yang belum melakukan pencatatan dan pembukuan yang benar karena belum merasa penting hal ini disebabkan skala usaha yang mereka jalani belum terlalu besar
[Type text]
Penerapan Praktek Akuntansi
Diketahui bahwa dari jumlah responden belum menerapkan praktek akuntansi pada usahanya, Belum diterapkannya praktek akuntansi pada UMKM dikarenakan merasa belum terlalu penting bagi usaha mereka
Sudah = 20% Belum = 80%
Pemisahan biaya : Sudah
Sudah = 85% Belum = 15%
BUTIR PERTANYAAN
PERSENTASE
Praktek Perhitungan aktiva tetap : Sudah = 80% Belum = 20%
[Type text]
[Type text]
Berdasarkan hasil penelitianUMKM yang sudah melakukan pemisahan biaya banyak terdapat pada UMKM yang bergerak di bidang manufaktur karena usaha dalam bidang tersebut terdapat banyak aktiva tetap dimana semua jenis aktiva tersebut memiliki masa penyusutan
KETERANGAN
Berdasarkan data yang didapat terdapat 80% atau sudah melakukan perhitungan aktiva tetap, walaupun tidak mengikuti cara perhitungan yang sudah dijelaskan pada buku akuntansi, karena sebagian besar para pelaku UMKM mengetahui perhitungan aktiva tetap ini dari kerabat-kerabatnya dan dari pengalaman yang mereka dapat dari usaha-usaha orang lain.
[Type text]
Kendala dalam perhitungan aktiva tetap : Ya = 35% Tidak = 65%
Belum
Kendala belum menerapkan praktek akuntansi : Tidak mengetahui caranya = 20% Belum penting = 80%
BUTIR PERTANYAAN
PERSENTASE
Informasi aktiva tetap yang diperoleh : Dari buku = 10% Dari kerabat = 75%
Dari hasil penelitian tentang praktek perhitungan aktiva tetap para pelaku UMKM tidak banyak yang mengalami kesulitan dalam perhitungan aktiva tetapnya Dimana responden menyatakan bahwa responden memiliki kendala yang membuat mereka merasa belum penting diterapkan karena skala usaha yang mereka jalani masih relatif kecil dan menengah.
KETERANGAN
Dari hasil penelitian informasi aktiva tetap diketahui para pelaku UMKM 75% di dapat dari kerabat.
Lainnya = 15% Berdasarkan data yang di dapat terdapat 70% responden yang sudah Perhitungan Aktiva Tetap : Sudah = 70% Belum = 30%
melakukan perhitungan aktiva tetap, akan tetapi dalam perhitungan yang dilakukannya tidak mengikuti cara perhitungan yang sudah dijelaskan pada buku akuntansi.
Berdasarkan analisis deskriptif di atas dapat disimpulkan bahwa pelaku UMKM didominasi oleh usia yang produktif yaitu usia antara 26 – 45 tahun. Sebagian besar tingkat pendidikan terakhir yang dicapai para pelaku UMKM adalah SMA/Sederajat. Sebagian [Type text]
[Type text]
[Type text]
besar usaha yang mereka lakukan sudah memiliki ijin dari pemerintah kota Depok. Usaha yang mereka lakukan rata – rata memiliki karyawan antara 2 – 20 karyawan. Penelitian tersebut dilakukan terhadap tiga jenis UMKM yaitu UMKM bidang Manufaktur, UMKM bidang jasa dan UMKM bidang dagang. Penelitian juga dilakukan berdasarkan tiga tahapan yaitu terhadap kondisi pencatatan pada UMKM, penerapan praktek akuntansi pada UMKM, dan pemanfaatan komputerisasi pada UMKM. Secara umum sebagian besar pelaku UMKM sudah melakukan pencatatan dan pembukuan pada usahanya. Dalam penerapan praktek akuntansi pelaku UMKM sebagian besar belum menerapkan praktek akuntansi, akan tetapi pelaku UMKM telah melakukan perhitungan Aktiva tetap, dan informasi tentang perhitungan Aktiva tetap di dapat dari kerabat. Walaupun telah melakukan perhitungan Aktiva tetap,
para pelaku UMKM belum
menghitungnya dengan cara-cara perhitungan Aktiva tetap yang telah dijelaskan pada bukubuku akuntansi, sehingga perhitungan yang dilakukan oleh pelaku UMKM belum tepat karena masih ada biaya-biaya yang tidak ikut diperhitungkan sehingga berpengaruh terhadap harga jual dari produk mereka. Jadi, hubungan antara profil usaha dengan pengelolaan aktiva tetap pada UMKM adalah dimana profil usaha ini adalah semua aktiva tetap pasti akan mengalami penyusutan sehingga pengusaha itu harus mengetahui kapan mesin itu harus diganti atau di servis itulah gunanya pengelolaan dan pemanfaatan aktiva tetap. 4.3.4 Analisis Inferensial Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis inferensial untuk mendapatkan informasi mengenai hubungan beberapa variabel profil responden dengan kinerja pengelolaan aktiva tetap yang terjadi tingkat pendidikan dapat mempengaruhi penerapan dan [Type text]
[Type text]
[Type text]
pengelolaan data aktiva tetap di dalam melakukan suatu usaha dengan cara penarikan suatu kesimpulan berdasarkan sebagian data (sampel). 4.3.4.1 Uji K Proporsi ( K > 2 ) Pengujian
ini
dimaksudkan
untuk
membahas
kemungkinan
adanya
keselarasan antara dua variabel yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam kegiatannya. Perlunya dilakukan pengujian ini agar diketahui bahwa kendala yang dihadapi UMKM dalam perlakuan akuntansi aktiva tetapnya dipengaruhi oleh sebab-sebab yang telah dijelaskan sebelumnya. Data di bawah ini di dapat berdasarkan hasil kuisioner dari para pengusaha UMKM yang ada di wilayah Depok dan sekitarnya agar dapat diketahui apakah tingkat pendidikan, usia, ijin usaha, mulai usaha dan jumlah karyawan termasuk dalam kendala atau berpengaruh dengan penerapan perlakuan akuntansi pada UMKM dengan menggunakan program komputer SPSS Uji Khi Kuadrat (chi square test). Berikut adalah hasil beberapa hubungan yang dapat mempengaruhi penerapan praktek akuntansi pada UMKM : a.
Tingkat pendidikan dengan praktek akuntansi Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada table 4.5 diperoleh nilai value hitung
sebesar 3.590 > DF tabel 2 dan nilai signifikan sebesar 0,275 yang berarti menerima Ha dan menolak Ho sehingga menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan penerapan akuntansi atau bisa juga dikatakan tingkat pendidikan responden yang lulusan SMA dan SMP masih ada yang belum melakukan Penerapan akuntansi menurut standar akuntansi.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
b. Usia dengan penerapan akuntansi Hasil pengolahan data terlihat pada tabel 4.6 bahwa nilai df hitung sebesar 3, dan nilai signifikan sebesar 0.708 < 0.05, berarti menolak Ha dan menerima Ho sehingga menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara usia dengan penerapan akuntansi. c. Ijin usaha dengan penerapan akuntansi Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada table 4.7 diperoleh nilai value hitung sebesar 1.667 > DF tabel 2 dan nilai signifikan sebesar 0,435 yang berarti menerima Ha dan menolak Ho sehingga menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan akuntansi dengan Ijin usaha atau bisa juga dikatakan para pelaku UMKM yang telah memilik ijin usaha masih ada yang belum menerapkan praktek akuntansi. d. Mulai Usaha dengan Penerapan akuntansi aktiva tetap Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada table 4.8 diperoleh nilai value hitung sebesar 6.228 > DF tabel 2 dan nilai signifikan sebesar 0,44 yang berarti menerima Ha dan menolak Ho sehingga menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan praktek akuntansi dengan mulai usaha atau bisa juga dikatakan mulai usaha responden yang 4-8 tahun dan 8-12 tahun masih ada yang belum menerapkan praktek akuntansi aktiva tetap karena belum di rasa penting bagi usaha mereka. e. Jumlah Karyawan Dengan Penerapan Praktek akuntansi aktiva tetap Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada table 4.8 diperoleh nilai value hitung sebesar 4.823 > DF tabel 3 dan nilai signifikan sebesar 0.250 yang berarti menerima Ha dan menolak Ho sehingga menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah karyawan dengan penerapan praktek akuntansi aktiva tetap atau bisa juga [Type text]
[Type text]
[Type text]
dikatakan jumlah karyawan 15-30 orang dan 30-45 orang masih ada yang belum menerapkan praktek akuntansi aktiva tetap. 4.4 Contoh Perhitungan Aktiva Tetap Pada UMKM Batik Prada Dari kondisi umum tentang praktek akuntansi yang telah dijelaskan sebelumnya, diketahui bahwa UMKM sebagian besar telah menerapkan praktek akuntansi pada usahanya, misalnya pada pencatatatan, pembukuan, dan perhitungan Aktiva tetap namun dari sebagian pelaku UMKM masih ada yang belum melakukan perhitungan aktiva tetap. Pada penelitian ini digunakan studi kasus yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi UMKM yang belum melakukan perhitungan Aktiva tetap dengan tidak bermaksud menyamakan kesimpulan yang didapat dari sampel dengan hasil penelitian yang diperoleh dari responden. Sampel yang dipilih ini bergerak di bidang manufaktur. Pemilihan UMKM yang bergerak di bidang manufaktur ini karena bidang manufaktur merupakan salah satu jenis UMKM yang memiliki resiko yang tinggi bila terdapat kesalahan dalam perhitungan aktiva tetapnya. Dari sampel yang diambil penulis telah mengambil satu sampel dari beberapa responden yang belum melakukan perhitungan aktiva tetap untuk nantinya bisa membantu dalam menghitung aktiva yang berada pada UMKM tersebut yang bisa dijadikan contoh bagi UMKM yang lain agar dapat melakukan perhitungan aktiva tetap yang benar menurut standar akuntansi.
4.4.1 Profil UMKM Batik Prada UMKM Batik Prada yang didirikan pada tahun 2005, usaha ini dipimpin oleh Bapak H. Alwi dan istrinya yang beralamat di Jl.
Abdul Wahab No.5 RT 03/02 kelurahan
Sawangan kota Depok, Jawa Barat. UMKM ini bergerak dibidang konveksi, mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Produk jadi tersebut adalah produk batik. Produk yang [Type text]
[Type text]
[Type text]
dihasilkan UMKM ini menghasilkan produk yang bersifat massal karena menghasilkan poduk dengan menggunakan bahan baku dan ukuran yang sama, maksudnya adalah ukuran batik dimana batik tersebut diberi ornament motif dengan glitter (serbuk) emas dan perak. Daerah pemasaran produk perusahaan ini adalah kota Jakarta dan sekitarnya. Studi kasus diperlukan dalam penelitian ini adalah dikarenakan UMKM ini mengganggap bahwa aktiva tetap tersebut hanya dianggap biaya jadi tidak mengetahui kapan harus diganti atau diservis dan untuk mengetahui penerapan akuntansi yang telah dilakukan oleh UMKM dengan tujuan agar peneliti dapat membantu mengatasi kendala pada UMKM ini dan gunanya untuk UMKM Batik Prada agar dalam penerapan akuntansi aktiva tetapnya lebih rinci dan rapih dan mengetahui kapan masa produktif suatu mesin agar tidak mempengaruhi proses produksi produk UMKM Batik Prada.
4.4.2 Kebijakan perusahaan atau Suatu Usaha Mengenai Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap 1.
Pengakuan Awal Aktiva Tetap Dalam kebijakan mengenai akuntansi aktiva tetapnya, UMKM Batik Prada harus menentukan bahwa setiap barang yang diperoleh perusahaan, baru dapat diakui sebagai aktiva tetap jika memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut : a. Barang-barang tersebut diperoleh melalui pengadaan atau pembelian yang dananya bersumberdari anggaran investasi perusahaan. b. Masa manfaat barang tersebut lebih dari 1 (satu) dan atau, c. Nilai perolehan barang tersebut Rp. 25.000.000,-
2.
Pengeluaran Setelah Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan maka selama
masa penggunaannya akan memerlukan pengeluaran pengeluaran atau biaya-biaya [Type text]
[Type text]
[Type text]
yang tujuannya adalah untuk menjaga agar aktiva tetap selalu berada dalam kondisi yang baik. Pengeluaran tersebut mungkin akan meningkatkan kapasitas, memperbaiki mutu produksi atau memperpanjang masa manfaat. Setiap pengeluaran tersebut harus dievaluasi untuk memutuskan apakah dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya atau pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi. Selama penggunaan aktiva tetap UMKM Batik Prada telah mengeluarkan biayabiaya rutin seperti : 1. Rehabilitasi
yaitu
memperbaiki
kerusakan
yang
mengubah
utilitas
(meningkatkan nilai gunanya) sedangkan arsitektur bangunan maupun strukturnya tidak berubah. 2. Renovasi yaitu kegiatan untuk menjadikan aktiva tersebut selalu dalam kondisi siap pakai. 3. Restorasi atau kanibal yaitu memperbaiki kerusakan yang mengubah struktur dan utilitas tanpa mengubah arsitektur bangunan.
3.
Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Dalam melakukan penyusutan aktiva tetap berwujudnya penulis melakukan
penyusutan terhadap seluruh jenis aktiva tetap pada UMKM Batik Prada kecuali tanah dan aktiva tetap dalam pelaksanaan dengan menggunakan metode penyusutan yang seragam untuk setiap jenis aktiva tetap yaitu menerapkan metode Garis Lurus (Straight Line Method) berdasarkan taksiran masa manfaat umur ekonomis tanpa nilai residu. Alasan penulis dalam penerapan metode garis lurus oleh semua jenis aktiva tetapnya adalah karena dengan pertimbangan bahwa perhitungannya paling sederhana dan mudah dilaksanakan. Sedangkan perhitungan beban penyusutan adalah harga perolehan aktiva tetap dikurangi dengan nilai sisa yang telah ditetapkan perusahaan untuk semua aktiva. [Type text]
[Type text]
[Type text]
Dalam hal ini UMKM Batik Prada menetapkan nilai sisa untuk semua aktiva tetap yang dimiliki sebesar Rp0 atau tanpa nilai sisa.
Penghentian Pelepasan Aktiva Tetap berwujud Penghentian dan pelepasan Harta Benda Modal (HBM) baik Harta Benda Modal Bergerak (HBMB) maupun Harta Benda Modal Tetap (HBMT) dari penggunaannya dapat dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut : a. Rusak tidak dapat diperbaiki dan/atau secara teknis sudah tidak dapat dipergunakan dan/atau apabila pemakaiannya secara ekonomis sudah tidak dapat mgnuntungkan lagi bagi perusahaan. b. Hilang/musnah/ secara fisik barangnya sudah tidak ada. c. Karena tidak atau kurang bermanfaat bagi perusahaan dan sesuai dengan pertimbangan tertentu perlu dihapuskan/dilepaskan. d. Lain-lainya misalnya : Karena adanya suatu ketentuan atau perundang-undangan atau peraturan pememrintah, tukar tambah (trade in) atau tukar guling (ruitslag) diserah terimakan, dialihkan/dihibahkan kepada pihak lain. UMKM Batik Prada menetapkan kebijakan bahwa apabila terdapat aktiva tetap dari hasil pencacahan atau pemeriksaan fisik yang dilakukan setiap satu tahun sekali dalam kondisi yang tidak terpakai atau dalam keadaan rusak, maka aktiva tetap tersebut diusulkan untuk dihapuskan.
4.
Pengungkapan Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan Pengungkapan aktiva tetap dalam laporan keuangan pada UMKM Batik Prada adalah sebagai berikut :
[Type text]
[Type text]
[Type text]
1. Perusahaan mengungkapkan dasar penilaian aktiva tetapnya yaitu sebesar biaya perolehannya (biaya historis). 2. Perusahaan menyebutkan bahwa metode yang digunakan adalah metode garis lurus. Metode ini diterapkan untuk semua jenis aktiva tetap yang dimiliki. 3. Perusahaan mengungkapkan bahwa aktiva tetap dicatat sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. 4. Perusahaan mengungkapkan bahwa beban penyusutan aktiva tetap dilaporkan dalam laporan perhitungan laba rugi sebagai beban penyusutan, depresiasi, amortisasi.
4.4.3. Data Yang Dibutuhkan Dalam Perhitungan Aktiva tetap Pada UMKM Batik Prada Perlu dilakukannya perhitungan aktiva tetap pada UMKM Batik Prada karena pada UMKM tersebut dalam melakukan perhitungan aktiva tetapnya masih sangat sederhana yang dilakukan oleh pemilik UMKM Batik Prada itu sendiri. Data dibawah ini di dapat berdasarkan hasil wawancara langsung kepada pemilik UMKM Batik Prada, serta dari kuisioner yang diisi oleh pemilik/karyawan UMKM Batik Prada. Berikut ini adalah data Aktiva yang di beli oleh UMKM periode 1 Januari 2009 yang didapat dari UMKM Batik Prada yang akan diteliti dalam penulisan ini: Tabel 4.9 Data aktiva tetap periode 1 Januari 2009 UMKM Batik Prada Jumlah yang Keterangan
Sewa Gedung [Type text]
dibutuhkan
Harga satuan Rp
25.000.000
[Type text]
Jumlah Rp
25.000.000
[Type text]
Mesin Potong
4.500.000
4.500.000
Mesin Jahit jarum 1
7
2.250.000
15.750.000
Mesin Jahit Jarum 2
17
3.750.000
56.250.000
Jumlah yang
Harga satuan
Jumlah
Keterangan
dibutuhkan
Rp
Rp
Mesin Obras
5
4.500.000
22.500.000
Mesin Jahit karter
2
3.000.000
6.000.000
Mesin Cetak Batik
5
10.500.000
52.500.000
Mesin Tres
2
12.000.000
24.000.000
Biaya penyusutan 1.583.333 Mesin Biaya pemeliharaan
4.000.000
mesin
Sumber: data UMKM Batik Prada
Di bawah ini adalah cara perhitungan manual yang dilakukan penulis untuk membantu UMKM dalam menghitung aktiva tetap yang para pemilik UMKM miliki dengan menggunakan data aktiva tetap pada UMKM Batik Prada. Keterangan :
Depresiasi/penyusutan = Harga perolehan – Nilai sisa Taksiran Umur kegunaan Sumber : Zaki Baridwan (2004 ; 138)
Dari hasil perhitungan manual yang penulis lakukan diatas diharapkan bisa menjadi pedoman bagi para pelaku UMKM agar dapat lebih rinci dalam menghhitung aktiva tetap sehingga dapat lebih memberi keuntungan bagi para pelaku UMKM dalam menjalankan [Type text]
[Type text]
[Type text]
usahanya.
4.4.4 Evaluasi Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada UMKM Batik Prada 1. Manfaat Pengelolaan Aktiva Tetap pada UMKM Batik Prada Aktiva tetap menuntut pemanfaatan optimum selama taksiran umur ekonomisnya, perlu di bentuk satu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk penggunaan dan pengelolaan aktiva tetap. Berdasarkan perhitungan seperti yang dijelaskan sebelumnya maka manfaat dilakukannya pengelolaan aktiva tetap pada UMKM Batik Prada dapat memberikan contoh agar pemilik UMKM yang ada di wilayah Depok dapat melakukan pencatatan yang baik dan benar menurut standar akuntansi, banyaknya pemilik UMKM yang belum melakukan pengelolaan aktiva tetap di dalam usahanya dikarenakan belum dirasa penting padahal pengelolaan aktiva tetap ini dapat berpengaruh dalam jumlah laba dan biaya yang dikeluarkan untuk membeli aktiva dan pemeliharaan mesin UMKM tersebut.
2. Evaluasi atas pengakuan awal aktiva tetap Pengakuan awal atas aktiva tetap merupakan proses pencatatan aktiva tetap pada saat transaksi perolehan pertama kali dilakukan. Proses ini melibatkan dokumen, bukti-bukti formal yang timbul dari transaksi atau kejadian yang harus diidentifikasikan dan diukur secara andal. Yang menjadi permasalahan dalam pengakuan awal aktiva tetap adalah masalah pengukuran atau penilaian aktiva tetap pada saat pencatatan aktiva tetap yang bersangkutan. Berdasarkan data yang diperoleh, UMKM Batik Prada memperoleh aktiva tetap dengan 3 cara yaitu dengan pembelian, membangun sendiri atau pihak ketiga, dan hibah/sumbangan (donasi). Dibawah ini akan dibahas masing-masing cara perolehan tersebut, yaitu : [Type text]
[Type text]
[Type text]
a. Perolehan dengan pembelian. b. Perolehan dengan membangun sendiri atau pihak ketiga. c. Perolehan dari hadiah/sumbangan atau donasi. 3. Evaluasi perlakuan atas pengeluaran setelah perolehan Aktiva tetap Selama masa penggunaan aktiva tetapnya, perusahaan tentunya tidak dapat menghindari pengeluaran-pengeluaran untuk memelihara agar aktiva tetap tetap baik kondisinya sehingga operasi perusahaan tetap berlangsung. Selama ini perusahaan memprioritaskan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap terutama bila terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan terganggunya
kelancaran
kegiatan
perusahaan
sehari-hari.
Untuk
lebih
memberikan pembahasan yang lebih mendalam, berikut ini akan diuraikan evaluasi mengenai pengeluaran-pengeluaran rutin yang seharusnya selama penggunaan aktiva tetap pada UMKM Batik Prada : a. Rehabilitasi b. Renovasi c. Restorasi d. Reparasi
[Type text]
[Type text]
[Type text]
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis perhitungan Aktiva tetap pada UMKM, UMKM bidang manufaktur, jasa dan dagang di wilayah Depok, maka penulis menarik kesimpulan sabagai berikut: 1. Dalam penerapan praktek akuntansi pelaku UMKM sebagian besar belum menerapkan praktek akuntansi, akan tetapi para pelaku UMKM telah melakukan perhitungan aktiva tetap. Walaupun telah melakukan perhitungan aktiva tetap, namun perhitungan yang dilakukan masih kurang optimal seperti kurangnya eleman biaya yang digunakan untuk menghitung aktiva tetap sehingga perhitungan aktiva tetap yang didapat kurang akurat dan belum tepat karena masih ada biaya-biaya yang tidak ikut diperhitungkan serta belum fahamnya para pelaku UMKM dalam menetukan penyusutan suatu barang sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap proses produksinya. 2. Dari hasil penelitian penerapan perlakuan akuntansi aktiva tetapnya dapat digambarkan dalam pengakuan, pengukuran serta penyajian masih memiliki banyak kendala dari segi tingkat pendidikan dan mulai usaha. 3. Dalam melakukan penyusutannya para pelaku UMKM yang ada di wilayah Depok menggunakan metode yang masih sederhana dan masih belum mengetahui masa manfaat yang harus disusutkan selama jangka waktu atau umur kegunaan suatu aktiva.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
5.2 Saran Penulis mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat bagi pelaku UMKM. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Dalam melakukan transaksi sebaiknya pelaku UMKM membuat bukti transaksi berupa bukti tertulis sehingga nantinya bisa digunakan untuk keperluan lainnya seperti untuk menghitung Aktiva tetap atau membuat laporan keuangan. 2. Praktek perhitungan Aktiva tetap pada UMKM harus lebih ditingkatkan lagi. Bagi para pelaku UMKM yang sudah melakukan perhitungan Aktiva tetap, sebaiknya agar lebih teliti dalam menghitungnya dan perhatikan biaya-biaya yang termasuk dalam perhitungan serta mengetahui masa manfaat suatu aktiva agar tidak terjadi kesalahan dalam penentuan harga jual. 3. UMKM perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aktiva tetap dikarenanakan pengeluaran untuk biaya penggantian cukup besar. Hal ini dilakukan agar tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar Arif & Wibowo, 2004, Akuntansi untuk Bisnis Usaha Kecil dan Menengah, Jakarta: PT Grasindo. Drs. Danang Sunyoto, SE., SH, MM, 2010, Aplikasi SPSS untuk Statistik Ekonomi dan Bisnis Data Portal Berita Resmi Pemerinth Daerah Kota Depok www.bps.go.id Haryono Jusup, A1.. Dasar-Dasar Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta : 2001 Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat. Jakarta 2007 Manggara Tambunan. 2004. Melangkah Ke Depan Bersama UKM. Makalah pada Debat Ekonomi ESEI 2004, Jakarta Convention Centre 15-16 september 2004. Mulyadi, Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga. Salemba Empat. Jakarta : 2001 Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian “Kuantitatif dan Kualitatif”. Bandung: Graha Ilmu. Smith, Jay M. Jr., Ph.D.CPA dan Skousen, Fred. Ph.D.CPA. Akuntansi Intermediate, Edisi Kesembilan. Erlangga. Jakarta. 2005 Sulaeman, Suhendar. 2004. Artikel Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah Dalam Menghadapi Pasar Regional Dan Global. Suwardjono, 1997. Teori Akuntansi, Jakarta : Gunadarma Wahana Komputer., 2009, SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, Cetakan Ketujuh, BPFE. Yogyakarta : 1999
[Type text]
[Type text]
[Type text]
L LAMPIR RAN
KUISIONER
Denggan Hormatt, Dalam raangka penggumpulan data d untuk penulisan skripsi, yaang bertujuan untuk E Universitas U meraiih gelar sarjjana jurusann Akuntanssi, fakultas Ekonomi, Gunadarmaa, dengan judul Evaluasi perlakuan akuntansi aktiva tetap pada UKM, dim mohon ketersediaan m beeberapa perttanyaan di bawah b ini. Bapakk/Ibu/Saudaara untuk menjawab
Identtitas Respon nden dan Keterangan K n Usaha N Nama Lengkkap
:.........................................
Jeenis Kelam min
: a. Prria b. Wanita W
U Usia
: a. < 25 tahun b. 266 – 35 tahunn c. 366 - 45 tahunn d. > 45 tahun
C Contact Persson
:.........................
P Pendidikan
: a. SD D b. SM MP c. SM MA/Sederajjat d. Peerguruan Tiinggi
N Nama Usahaa
:.........................
A Alamat Usahha
:.................................
M Mulai Usahaa
: . . . . . . Tahun
Ijjin Usaha
: a. Ada A b. Tiidak
Jeenis usaha yang y dilakuukan : a. Jasa [Type text]
[Type textt]
[Type text]
b. Manufaktur c. Dagang Produk/jasa utama yang dihasilkan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jumlah karyawan/pegawai yang dimiliki : a. 1-15 orang
c. 30-45 orang
b. 15-30 orang
d. Lebih dari 45 orang
PETUNJUK PENGISISAN Pilih salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu adalah benar dengan memberikan tanda silang pada butir a, b, c, dan d, serta perhatikan petunjuk yang ada dalam menjawab pertanyaan yang disediakan.
A. Kondisi Pencatatan dan Pembukuan pada UMKM Berikut ini adalah pertanyaan mengenai kondisi umum pencatatan pada UMKM di wilayah Depok, adalah sebagai berikut : Apakah Bapak/Ibu telah melakukan pencatatan dan pembukuan pada setiap transaksi? a. Sudah (lanjut poin A.1) b. Belum (lanjut poin A.2)
A.1 Pertanyaan Bagi Yang Sudah Melakukan Pencatatan dan Pembukuan : 1. Dalam melakukan pencatatan, apakah Bapak/Ibu langsung melakukan pencatatan pada saat transaksi terjadi? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak ( lanjut ke poin A.2 ) 2. Dalam melakukan pencatatan, siapakah yang melakukan pencatatan transaksi? a. Saya sendiri b. Karyawan c. Lainnya,
[Type text]
[Type text]
[Type text]
3. Dalam menjalankan usaha, apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam melakukan pencatatan? a. Ya b. Sedikit sulit c. Kadang - Kadang 4. Bagaimana bentuk catatan pembukuan yang Bapak/Ibu lakukan? a. Sangat rinci b. Rinci c. Seadanya d. Asal saja 5. Dalam melakukan pembukuan, apakah Bapak/Ibu mengetahui pembukuan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan UMKM? a. Tahu b. Sedikit tahu c. Tidak tahu d. Tidak peduli 6. Bagaimana periode pembukuan yang Bapak/Ibu lakukan? a. Sebulan sekali b. 4 bulan sekali c. 6 bulan sekali d. Setahun sekali 7. Apakah menurut Bapak/Ibu terdapat pengaruh pembuatan pembukuan terhadap kelancaran usaha? a. Sangat mempengaruhi b. Mempengaruhi c. Kurang mempengaruhi d. Tidak mempengaruhi
A.2 Pertanyaan Bagi Yang Menjawab Belum Melakukan Pencatatan dan Pembukuan : 1. Kendala apa yang membuat Bapak/Ibu belum melakukan pencatatan pada setiap transaksi? a. Waktu b. Belum merasa penting [Type text]
[Type text]
[Type text]
c. Lainnya, sebutkan 2. Pernahkah Bapak/Ibu mencoba atau mencari tahu cara pencatatan transaksi? a. Pernah b. Tidak pernah, alasannya 3. Bila sudah mengetahui caranya, apakah Bapak/Ibu bersedia untuk mempraktekkan pada usaha Bapak/Ibu? a. Bersedia b. Tidak bersedia, alasannya 4. Kendala apa yang membuat Bapak/Ibu belum melakukan pembukuan pada setiap transaksi? a. Tidak mengetahui b. Belum penting c. Lainnya, sebutkan 5. Pernahkah Bapak/Ibu mencoba atau mencari tahu cara pembukuan transaksi? a. Pernah b. Tidak pernah, alasannya 6. Bila sudah mengetahui caranya, apakah Bapak/Ibu bersedia untuk mempraktekkan pada usaha Bapak/Ibu? a. Bersedia b. Tidak bersedia, alasannya 7. Apakah menurut Bapak/Ibu melakukan pencatatan dan pembukuan berpengaruh terhadap kelancaran usaha? a. Sangat mempengaruhi b. Mempengaruhi c. Kurang mempengaruhi d. Tidak mempengaruh B. Penerapan Praktek Akuntansi aktiva tetap pada UMKM Berikut ini adalah pertanyaan mengenai kondisi penerapan penyajian aktiva tetap pada UMKM di wilayah Depok, adalah sebagai berikut : Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan penyajian aktiva tetap dalam usaha Bapak/Ibu? B.1 Pertanyaan Bagi Yang Sudah Menerapkan Praktek Akuntansi : a. Sudah (lanjut poin B.1) yang sudah Bapak/Ibu terapkan? 1. Dalam hal pencatatan Akuntansi manakah b. Belum a. Penyusutan aktiva(lanjut tetap poin B.2) [Type text]
[Type text]
[Type text]
b. Peencatatan kas masuk dan keluar c. Perhitungan harga pokok d. Lainnya, sebutkan 2. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan pemisahan biaya yang digunakan untuk operasional usaha Bapak/Ibu? a. Sudah b. Belum, alasannya 3. Biaya –Biaya apa saja yang termasuk dalam operasional usaha Bapak/Ibu? (boleh pilih lebih dari 1 pilihan) a. Biaya bahan baku b. Biaya tenaga kerja langsung c. Biaya listrik d. Biaya telepon e. Biaya transportasi f. Biaya sewa gedung g. Biaya administrasi dan umum h. Biaya lainya, sebutkan 4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang istilah aktiva tetap? a. Ya b. Tidak 5. Dari manakah Bapak/Ibu mengetahui tentang istilah aktiva tetap? a. Dari buku pelajaran akuntansi b. Dari kerabat c. Lainnya, sebutkan 6. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap? a. Sudah b. Belum 7. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam menghitung atau menetapkan aktiva tetap? a. Ya b. Tidak 8. Kesulitan apa yang Bapak/Ibu hadapi ketika melakukan perhitungan aktiva tetap? a. Kesulitan dalam menentukan atau menghitung besarnya biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing jenis biaya [Type text]
[Type text]
[Type text]
b. Kesulitan dalam pemisahan biaya c. Lainya, sebutkan 9. Adakah cara lain yang Bapak/Ibu lakukan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap? a. Ada, berikan contoh b. Tidak 10. Apakah dalam menentukan penyusutan aktiva tetap Bapak/Ibu dibantu oleh orang lain? a. Ya, sebutkan b. Tidak 11. Apakah menurut Bapak/Ibu perhitungan penyusutan aktiva tetap yang benar akan mempengaruhi harga jual pada produk yang Bapak/Ibu hasilkan? a. Mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi 12. Apakah menurut Bapak/Ibu perhitungaan aktiva tetap yang benar akan mempengaruhi pendapatan Bapak/Ibu? a. Mempengaruhi b. Tidak Mempengaruhi
C. Penyajian dan pemanfaatan aktiva tetap pada UKM Berikut ini adalah pertanyaan mengenai kondisi penyajian dan pemanfaatan aktiva tetap pada UMKM di wilayah Depok, adalah sebagai berikut : Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan penyajian dan pemanfaatan aktiva tetap usaha Bapak/Ibu? c. Sudah (lanjut poin B.1) d. Belum (lanjut poin B.2) C1. Pertanyaan bagi yang sudah menerapkan perlakuan akuntansi. 1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara penyaian aktiva tetap serta pemanfaatannya? a. Ya b. Tidak 2. Dari manakah Bapak/Iu mengetahui tentang cara penyajian aktiva ? a. Dari buku Akuntansi b. Kerabat c. Lainnya_______________________________________________ 3. Kapankah Bapak/Ibu melakukan penyajian aktiva tetap? a. 1 bln – 2 bln sekali [Type text]
[Type text]
[Type text]
b. 3 bln – 4 bln sekali c. Lainnya_______________________________________________ 4. Kapankah Bapak/Ibu melakukan pemnfaatan aktiva tetap? a. 1 bln – 2 bln sekali b. 3 bln – 4 bln sekali c. Lainnya_______________________________________________ 5. Apakah menurut Bapak/Ibu dalam mel;akukan penyajian serta pemanfaatan aktiva tetap akan mempengaruhi pembukuan yang telah disusun? a. Ya b. Tidak 6. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam melakukan penyajian aktiva tetap serta pemanfaatannya? a. Ya b. Tidak 7. Kesulitan apa yang Bapak/Ibu hadapi ketika melakukan penyajian aktiva tetap? a. Kesulitan dalam penetapan jangka waktu aktiva tetap b. Kesulitan dalam penentuan batas fungsional aktiva tetap c. Lainnya________________________________________________ 8. Bagaimanakah penyajian perolehan aktiva tetap yang Bapak/Ibu terapkan dalam perusahaan? a. Sesuai dengan standar akuntansi b. Lainnya________________________________________________
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam memberikan jawaban atas kuesioner ini.
Jakarta, April 2012
(
[Type text]
[Type text]
)
[Type text]
Output SPSS GET DATA /TYPE=XLSX /FILE='I:\Uji hubungan wina.xlsx' /SHEET=name 'Sheet2' /CELLRANGE=full /READNAMES=on /ASSUMEDSTRWIDTH=32767. >Error. Command name: GET DATA >(2063) Error reading information for sheet. >* Sheet Name: "Sheet2" >This command not executed. CROSSTABS /TABLES=Penerapan BY Tingkat /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ CORR /CELLS=COUNT /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
[DataSet1]
Case Processing Summary Cases Valid
[Type text]
Missing
[Type text]
Total
[Type text]
N Penerapan Akuntansi *
Percent 40
N
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 40
100.0%
Tingkat
Penerapan Akuntansi * Tingkat Crosstabulation Count Tingkat Pergur Penerapan Akuntansi
SMA
SMP
Total
1
8
5
1
14
2
7
15
4
26
15
20
5
40
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
df
sided)
3.590a
2
.166
3.571
2
.168
Likelihood Ratio N of Valid Cases
40
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,75.
Symmetric Measures
a
Value N of Valid Cases
40
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
GET DATA /TYPE=XLSX /FILE='I:\Uji hubungan wina.xlsx' /SHEET=name 'Sheet2' /CELLRANGE=full /READNAMES=on /ASSUMEDSTRWIDTH=32767.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
>Error. Command name: GET DATA >(2063) Error reading information for sheet. >* Sheet Name: "Sheet2" >This command not executed. CROSSTABS /TABLES=Penerapan BY Tingkat /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ CORR /CELLS=COUNT /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes Output Created
04-Aug-2012 11:32:30
Comments Input
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
40 User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
Syntax
CROSSTABS /TABLES=Penerapan BY Tingkat /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ CORR /CELLS=COUNT /COUNT ROUND CELL.
Resources
Processor Time
0:00:00.032
Elapsed Time
0:00:00.046
Dimensions Requested Cells Available
2 174762
[DataSet1]
Warnings CORR statistics are available for numeric data only.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Case Processing Summary Cases Valid N Penerapan Akuntansi * Tingkat
Missing Percent
40
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 40
100.0%
Penerapan Akuntansi * Tingkat Crosstabulation Count Tingkat Pergur Penerapan Akuntansi
SMA
SMP
Total
1
8
5
1
14
2
7
15
4
26
15
20
5
40
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio
df
sided)
3.590a
2
.166
3.571
2
.168
N of Valid Cases
40
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,75.
Symmetric Measures
a
Value N of Valid Cases
40
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
CROSSTABS /TABLES=Penerapan BY Tingkat /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ CORR /CELLS=COUNT /COUNT ROUND CELL /METHOD=MC CIN(95) SAMPLES(40).
Crosstabs
Notes Output Created
04-Aug-2012 11:36:55
Comments Input
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
40 User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
Syntax
CROSSTABS /TABLES=Penerapan BY Tingkat /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ CORR /CELLS=COUNT /COUNT ROUND CELL /METHOD=MC CIN(95) SAMPLES(40).
Resources
Processor Time
0:00:00.031
Elapsed Time
0:00:00.562
Dimensions Requested Cells Available
2 174762
Time for Exact Statistics
0:00:00.000
[DataSet1]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Warnings CORR statistics are available for numeric data only.
Case Processing Summary Cases Valid N Penerapan Akuntansi * Tingkat
Missing Percent
40
N
Total
Percent
100.0%
0
N
Percent
.0%
40
100.0%
Penerapan Akuntansi * Tingkat Crosstabulation Count Tingkat Pergur Penerapan Akuntansi
SMA
SMP
Total
1
8
5
1
14
2
7
15
4
26
15
20
5
40
Total
Chi-Square Tests Monte Carlo Sig. (2-sided) 95% Confidence Interval Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases
df
3.590
a
3.571
sided) 2
Sig. .166
2
.168
3.341
Upper Lower Bound
Bound
.275
b
.137
.413
.300
b
.158
.442
.250
b
.116
.384
40
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,75. b. Based on 40 sampled tables with starting seed 2000000.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Symmetric Measuresa Value N of Valid Cases
40
a. Correlation statistics are available for numeric data only.
SAVE OUTFILE='I:\Data - Wina.sav'
[Type text]
/COMPRESSED.
[Type text]
[Type text]