DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT
1. Politik Luar Negeri; 2. Pertahanan; 3. Keamanan; 4. Yustisi; 5. Moneter & Fiskal Nasional; dan 6. Agama.
KONKUREN
WAJIB
PILIHAN
YAN DASAR
NON YAN DASAR
SPM
PENATAAN KELEMBAGAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAHAN UMUM
urusan Pemerintah Pusat yang dilimpahkan pelaksanaannya kepada gubernur dan bupati/walikota di wilayahnya masingmasing, misalnya urusan menjaga 4 konsensus dasar
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
WAJIB tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
berkaitan dengan pelayanan dasar
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pendidikan Kesehatan PU PR Sosial Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman Ketertiban umum dan perlindungan masyarakat
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
www.apeksi.or.id
Tenaga Kerja; Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Pangan; Pertanahan; Lingkungan Hidup; Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; Perhubungan; Komunikasi dan Informatika; Kperasi, Usaha Kecil, dan Menengah; Penanaman Modal; Kepemudaan dan Olah Raga; Statistik; Persandian; Kebudayaan; Perpustakaan; dan Kearsipan.
PILIHAN Potensi dan keunggulan daerah 1. 2. 3. 4. 5.
Kelautan dan perikanan; Pariwisata; Pertanian; kehutanan; Energi dan sumberdaya mineral; 6. Perdagangan; 7. Perindustrian; dan 8. Transmigrasi.
Urusan berbasis ekosistem Kehutanan; pertambangan; kelautan dan perikanan.
Provinsi
URUSAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN
KONKUREN
PENDIDIKAN MERUPAKAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
KEBUDAYAAN MERUPAKAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
Kab/Kota
Dapat bagi hasil
1
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN NO.
SUB URUSAN
PEMERINTAH PUSAT
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
1
MANAJEMEN PENDIDIKAN
a. PENETAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. b. PENGELOLAAN PENDIDIKAN TINGGI
a. PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH. b. PENGELOLAAN PENDIDIKAN KHUSUS
a. PENGELOLAAN PENDIDIKAN DASAR. b. PENGELOLAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL.
2
KURIKULUM
PENETAPAN KURIKULUM NASIONAL PENDIDIKAN MENENGAH, PENDIDIKAN DASAR, PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, DAN PENDIDIKAN NONFORMAL.
PENETAPAN KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN MENENGAH DAN MUATAN LOKAL PENDIDIKAN KHUSUS.
PENETAPAN KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN DASAR, PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, DAN PENDIDIKAN NONFORMAL
3
AKREDITASI
AKREDITASI PERGURUAN TINGGI, PENDIDIKAN MENENGAH, PENDIDIKAN DASAR, PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, DAN PENDIDIKAN NONFORMAL.
4
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
a. PENGENDALIAN FORMASI PENDIDIK, PEMINDAHAN PENDIDIK, DAN PENGEMBANGAN KARIER PENDIDIK. b. PEMINDAHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LINTAS DAERAH PROVINSI.
--
PEMINDAHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LINTAS DAERAH KABUPATEN/KOTA DALAM 1 (SATU) DAERAH PROVINSI.
--
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN NO.
1 1
SUB URUSAN 2 KEBUDAYAAN
PEMERINTAH PUSAT 3 a. PENGELOLAAN KEBUDAYAAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA LINTAS DAERAH PROVINSI. b. PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) KOMUNAL DI BIDANG KEBUDAYAAN. c. PELESTARIAN TRADISI YANG MASYARAKAT PENGANUTNYA LINTAS DAERAH PROVINSI.
DAERAH PROVINSI 4
DAERAH KABUPATEN/KOTA 5
d. PEMBINAAN LEMBAGA KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA.
2
PERFILMAN NASIONAL
PEMBINAAN PERFILMAN NASIONAL.
3
KESENIAN TRADISIONAL
PEMBINAAN KESENIAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA LINTAS DAERAH PROVINSI.
PEMBINAAN KESENIAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA LINTAS DAERAH KABUPATEN/KOTA.
PEMBINAAN KESENIAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA DALAM DAERAH KABUPATEN/ KOTA
4
SEJARAH
PEMBINAAN SEJARAH NASIONAL.
PEMBINAAN SEJARAH LOKAL PROVINSI.
PEMBINAAN SEJARAH LOKAL KABUPATEN/KOTA.
www.apeksi.or.id
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
PERIZINAN PENDIDIKAN
a. PENERBITAN IZIN PERGURUAN TINGGI SWASTA YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT. b. PENERBITAN IZIN PENYELENGGARAAN SATUAN PENDIDIKAN ASING.
a. PENERBITAN IZIN PENDIDIKAN MENENGAH YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT. b. PENERBITAN IZIN PENDIDIKAN KHUSUS YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT.
a. PENERBITAN IZIN PENDIDIKAN DASAR YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT. b. PENERBITAN IZIN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT.
6.
BAHASA DAN SASTRA
PEMBINAAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.
PEMBINAAN BAHASA DAN SASTRA YANG PENUTURNYA LINTAS DAERAH KABUPATEN/ KOTA DALAM 1 (SATU) DAERAH PROVINSI.
PEMBINAAN BAHASA DAN SASTRA YANG PENUTURNYA DALAM DAERAH KABUPATEN/KOTA.
PEMINDAHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM DAERAH KABUPATEN/KOTA.
a. PENGELOLAAN KEBUDAYAAN YANG a. PENGELOLAAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT PELAKUNYA LINTAS YANG MASYARAKAT PELAKUNYA DAERAH KABUPATEN/KOTA DALAM DALAM DAERAH KABUPATEN/ 1 (SATU) DAERAH PROVINSI. KOTA. b. PELESTARIAN TRADISI YANG b. PELESTARIAN TRADISI YANG MASYARAKAT PENGANUTNYA MASYARAKAT PENGANUTNYA LINTAS DAERAH KABUPATEN/ KOTA DALAM DAERAH KABUPATEN/ DALAM 1 (SATU) DAERAH PROVINSI. KOTA. c. PEMBINAAN LEMBAGA ADAT YANG PENGANUTNYA LINTAS DAERAH c. PEMBINAAN LEMBAGA ADAT YANG KABUPATEN/KOTA DALAM 1 (SATU) PENGANUTNYA DALAM DAERAH DAERAH PROVINSI. KABUPATEN/KOTA.)
---
PEMERINTAH PUSAT
5.
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN NO.
SUB URUSAN
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN NO.
SUB URUSAN
PEMERINTAH PUSAT
DAERAH PROVINSI
DAERAH KABUPATEN/KOTA
5
CAGAR BUDAYA
a. PENETAPAN CAGAR BUDAYA a. REGISTRASI NASIONAL PERINGKAT PROVINSI. CAGAR BUDAYA. b. PENETAPAN CAGAR BUDAYA b. PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PERINGKAT NASIONAL. PROVINSI. c. PENGELOLAAN CAGAR c. PENERBITAN IZIN MEMBAWA BUDAYA PERINGKAT CAGAR BUDAYA KE LUAR NASIONAL. DAERAH PROVINSI. d. PENERBITAN IZIN MEMBAWA CAGAR BUDAYA KE LUAR NEGERI.
a. PENETAPAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT KABUPATEN/ KOTA. b. PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT KABUPATEN/KOTA. c. PENERBITAN IZIN MEMBAWA CAGAR BUDAYA KE LUAR DAERAH KABUPATEN/KOTA DALAM 1 (SATU) DAERAH PROVINSI.
6
PERMUSEUMAN
a. PENERBITAN REGISTER MUSEUM. b. PENGELOLAAN MUSEUM NASIONAL.
PENGELOLAAN MUSEUM KABUPATEN/KOTA.
7
WARISAN BUDAYA
PENGELOLAAN WARISAN BUDAYA NASIONAL DAN DUNIA.
---
PENGELOLAAN MUSEUM PROVINSI.
--
--
2
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
Perangkat Daerah Provinsi dan Kab/Kota
Psl 209 ayat (3)
Psl 210
• MELAKSANAKAN KEWENANGAN DAERAH • MELAKSANAKAN TUGAS PEMBANTUAN
• HUBUNGAN KERJA BERSIFAT KOORDINATIF DAN FUNGSIONAL (DALAM RANGKA SINKRONISASI PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PERANGKAT DAERAH PROVINSI DAN PERANGKAT DAERAH KAB/KOTA UNTUK MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SAMA)
Perangkat Daerah Provinsi dan Kab/Kota Psl 212 ayat (1)
Psl 212 ayat (2)
Psl 212 ayat (3)
Psl 212 ayat (4)
www.apeksi.or.id
•PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DAERAH
•PERATURAN DAERAH TERSEBUT BERLAKU SETELAH MENDAPAT PERSETUJUAN DARI MENTERI DALAM NEGERI BAGI PERANGKAT DAERAH PROVINSI DAN DARI GUBERNUR SEBAGAI WAKIL DARI PEMERINTAH PUSAT BAGI PERANGKAT DAERAH KAB/KOTA.
•PERSETUJUAN MENTERI ATAU GUB. SBG WAKIL PEMERINTAH PUSAT TSB DIBERIKAN BERDASARKAN PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR DAN URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
19 MEI 2016
Perangkat Daerah Provinsi dan Kab/Kota
Psl 211 ayat (1)
Psl 211 ayat (2)
• PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT UNTUK DAERAH PROVINSI DAN OLEH GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT UNTUK DAERAH KABUPATEN/KOTA
• NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH DAN UNIT KERJA PADA PERANGKAT DAERAH YANG MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DIBUAT DENGAN MEMPERHATIKAN PEDOMAN DARI KEMENTERIAN/LPNK YANG MEMBIDANGI URUSAN PEMERINTAHAN TSB
Pasal 20 ayat (1) UU 23 Tahun 2014 Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah provinsi diselenggarakan: a. sendiri oleh Daerah provinsi; b. dengan cara menugasi Daerah kabupaten/kota berdasarkan asas Tugas Pembantuan; atau c. dengan cara menugasi Desa.
•KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN PERINCIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PERANGKAT DAERAH DITETAPKAN DENGAN PERKADA
3
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
Tugas Pembantuan (Draft RPP Perangkat Daerah)
Cabang Dinas (DraftRPP Perangkat Daerah)
• Provinsi
Pasal 13 ayat (3)
Pasal 35 ayat (3)
• Dinas Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi.
Pasal 22 ayat (1)
• Kabupaten/Kota
Pasal 22 ayat (4)
• Dinas Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu bupati/wali kota melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten/kota.
Pasal 22 ayat (8)
Pasal 23
Tugas Pembantuan dan Cabang Dinas TUGAS PEMBANTUAN
KELEBIHAN
KEKURANGAN
www.apeksi.or.id
CABANG DINAS
• Tidak Menambah Struktur • Efisiensi Anggaran • SDM yang akan menangani sudah tersedia di Kab/Kota
• Pengendalian dan Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Lebih Terkontrol
• Penyelenggaraan Urusan Berpotensi Kurang Maksimal
• Menambah Beban Anggaran Keuangan Daerah dan Negara/Tidak Efisien • Menambah Jumlah Instansi Penyelenggara Urusan • Perlu pengadaan sumber daya
•Pada Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang pendidikan dan Urusan Pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada Daerah provinsi dapat dibentuk cabang dinas di kabupaten/kota.
•Klasifikasi cabang dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas: •a. cabang dinas kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar; dan •b. cabang dinas kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil.
•Ketentuan lebih lanjut mengenai cabang dinas diatur dengan Peraturan Menteri setelah mendapat pertimbangan tertulis dari menteri terkait dan menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang aparatur negara.
•Pada Perangkat Daerah yang sudah dibentuk cabang dinas di kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), Perangkat Daerah tersebut tidak mempunyai unit organisasi terendah, kecuali sekretariat.
TUGAS CABANG DINAS Tugas: melaksanakan penyusunan bahan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus di wilayah kerjanya.
4
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
FUNGSI CABANG DINAS Fungsi:
•
•
•
•
• •
penyusunan bahan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus di wilayah kerjanya; penyusunan bahan pelaksanaan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus di wilayah kerjanya; penyusunan bahan pemberian penerbitan izin sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat di wilayah kerjanya; pengumpulan dan penyajian data dan informasi di bidang pendidikan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus di wilayah kerjanya; pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan urusan tata usaha.
PERKEMBANGAN PENGALIHAN P3D URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH Personel, Prasarana dan Sarana, Pendanaan, serta Dokumen (P3D)
18
ROADMAP KEGIATANPENGALIHAN PENGALIHAN PENGELOLAAN RENCANA P3D PENDIDIKAN MENENGAH DARI KAB./KOTA KE PROPINSI Oktober 2014 Ditetapkan UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
1
Agustus - Desember 2015 Pendampingan Inventarisasi P3D dalam bentuk Koordinasi/Workshop Asistensi dalam 7 region: • Dinas Pendidikan Provinsi • Dinas Kab./Kota • Pusat (Kemendikbud dan K/L
Januari – Maret 2016 Validasi dan Pemantauan hasil inventarisasi aset
21 Januari 2016 SE Mendagri 188/232/Bangda 2016 tentang
tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Setelah ditetapkannya UU 23 Tahun 2014
28 Mei 2015 Konsolidasi Nasional dengan Dinas Pendidikan Provinsi Seluruh Indonesia
2
24 Agustus 2015 SE Dirjen Dikdasmen 3603/D/DM/2015 tentang Pengelolaan Pendidikan Menengah setelah ditetapkan UU 23 Tahun 2014
3
4
5
6 5
7 8 6
Percepatan Pengalihan P3D Urusan Pemerintahan sesuai UU 23 Tahun 2014
Juni – Agustus 2015
16 Oktober 2015 SE Mendagri 120/5935/SJ
Inisiasi Koordinasi oleh Provinsi*
Tentang percepatan pelaksanaan pengalihan urusan berdasarkan UU 23 Tahun 2014
9
31 Desember 2016 Serah terima berita acara pendanaan 11 10
1 Januari 2017 Pelaksanaan Pengelolaan Pendidikan Menengah oleh Provinsi
12 8
INVENTARISASI P3D
RAKOR P3D
SUDAH
BELUM
HADIR
TIDAK HADIR
TOTAL SEHARUSNYA
KABUPATEN/KOTA
492
22
427
87
514
PROVINSI
-
-
29
5*)
34
TOTAL REALISASI
492
22
456
92
548
DINAS PENDIDIKAN
April - 2 Oktober 2016 Pelaksanaan serah terima P2D
terkait)
16 Januari 2015 SE Mendagri 120/253/SJ
RAKOR INVENTARISASI P3D
Sumber: Ditjen Dikdasmen 11 April 2016
Ket:* Inisiasi Koordinasi antara Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kab./Kota sudah ada yang memulai sebelum konsolidasi nasional tanggal 28 Mei 2015
www.apeksi.or.id
5
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
TAHAPAN PERALIHAN P3D
DATA DAN RENCANA PENGALIHAN P3D DATA DAN JADWAL PENGALIHAN P3D (1/1) UU No 23 / 2014 Bidang Pendidikan
Inventarisasi P3D
NO
Penyelesaian Inventarisasi P3D sebagai akibat pengalihan urusan pemerintahan konkuren paling lambat tanggal 31 Maret 2016
Serah Terima Serah terima personel, sarana dan prasarana serta dokumen (P2D) paling lambat tanggal 2 Oktober 2016
Serah Terima Serah terima Pendanaan paling lambat tanggal 31 Desember 2016
Pelaksanaan Peralihan Beralihnya kewenangan dan penganggaran dari Kabupaten/Kota dalam urusan pengelolaan pendidikan menengah kepada Provinsi berlaku efektif terhitung sejak 1 Januari 2017
*
Provinsi
1
Aceh
2
Sumatera Utara
3
Sumatera Barat
4
Riau
5
Jambi
6
Sumatera Selatan
7
Bengkulu
8 9
Lampung Kepulauan Bangka Belitung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
Pendampingan Validasi data Inventarisasi Pendataan P3D dan P3D dokumen
Rencana Serah Terima P2D (Maret-Oktober) 3
4
5
6
7
8
9
10
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ Sumber: Ditjen Dikdasmen, 11 April 2016
DATA DAN JADWAL PENGALIHAN P3D (1/2)
18
Nusa Tenggara Barat
19
Nusa Tenggara Timur
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Kalimantan Utara
25
Sulawesi Utara
26
Sulawesi Tengah
27
Sulawesi Selatan
28
Sulawesi Tenggara
29
Gorontalo
30
Sulawesi Barat
31
Maluku
32
Maluku Utara
33
Papua
34
Papua Barat
√ √
√ √ √ √
Kebijakan Penganggaran terkait Pengalihan kewenangan
√ √ √ √
Dari 34 Dinas Pendidikan Provinsi, 22 Disdik telah memberikan konfirmasi jadwal serah terima P3D.
www.apeksi.or.id
6
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
KEBIJAKAN PENGGAJIAN DALAM RANGKA PENGALIHAN WEWENANG PENDIDIKAN MENENGAH
TMT Pengalihan
1. Pengalihan wewenang pendidikan menengah dari Kabupaten/Kota ke Provinsi tidak berdampak secara langsung terhadap belanja Kementerian/Lembaga.
• Ditetapkan 1 Oktober 2016
Perka BKN Nomor 1 tahun 2016 • Bulan Okt, Nov, dan Des
2016 dibebankan APBD Pembayaran Kab/kota Gaji & Tunjangan • Mulai Januari 2017
Pagu dan Pembagian Proporsi DAU
(Pasal 27 ayat (1) UU Nomor 33/2004 ) Dalam hal penentuan proporsi DAU antara provinsi dan kab/kota yang dihitung dari perbandingan antara bobot urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan prov dan kab/kota belum dapat dihitung secara kuantitatif (Pasal 37 ayat (3) dan ayat (4) PP Nomor 55/2005 )
www.apeksi.or.id
2. Implikasi pengalihan pengelolaan pendidikan menengah berdampak pada Gaji PNSD, TPG PNSD, Tambahan Penghasilan Guru PNSD, basis data, serta sarana dan prasarana. 3. Penghitungan Gaji PNSD dilakukan melalui komponen Alokasi Dasar dalam DAU, sedangkan TPG PNSD dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD dialokasikan melalui DAK Non Fisik.
dibebankan APBD Provinsi
Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang ‐ kurangnya 26% dari PDN Neto yang ditetapkan dalam APBN
IMPLIKASI PENGALIHAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH
PERHITUNGAN ALOKASI DAU DAU
AD
PAGU DAU NASIONAL ≥ 26% X PDN NETO Bagian Provinsi
Bagian Kab/Kota
10%
90%
CF KbF
KpF
MEMPERHITUNGK AN BELANJA GAJI PNSD Penghitungan AD dengan memperhitungkan gaji PNSD yang akan dialihfungsikan ke Provinsi
Keterangan: DAU = Dana Alokasi Umum AD = Alokasi Dasar CF = Celah Fiskal KbF = Kebutuhan Fiskal KpF = Kapasitas Fiskal
7
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
KONSEP DAK 2017
LANDASAN KEBIJAKAN DAK
UU 33/2004 PP 55/2005
DAK
DAK UU 23/2014 “Pembagian Urusan”
PRIORITAS NASIONAL RPJMN & RKP
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional (UU 33/2004)
“Diprioritas kan untuk Membantu Daerah dalam Pemenuhan Pelayanan Publik”
DAK REGULER
“Pencapaian Prioritas Nasional melalui Penugasan”
DAK INRASTRUKTUR PUBLIK “POLA INPRES”
Slide ‐ 30
IMPLIKASI PENGALIHAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH DARI KAB/KOTA KE PROVINSI TERHADAP ALOKASI TRANSFER KE DAERAH
DAU
MEMPERHITUNGKAN BELANJA GAJI PNSD
MEMPERHITUNGKAN DATA TEKNIS
PERUBAHAN BASIS DATA
www.apeksi.or.id
PERUBAHAN BASIS DATA DASAR PENGALOKASIAN DAK FISIK TA.2017
No
Jenis Data
1
Data Teknis Pendidikan Menengah
Data Teknis Data Teknis SMA dan SMK SMA dan SMK per per Provinsi Kab./Kota
Penggabungan data teknis SMA dan SMK se-Propinsi
2
Indeks Kemahalan Kontruksi (IKK)
IKK per Kab./Kota
IKK yang dipakai sebagai dasar pengalokasian DAK adalah IKK Propinsi, sehingga kurang mencerminkan besaran kebutuhan per Daerah, karena pada akhirnya pelaksanaan DAK dilaksanakan di SMA dan SMK yang ada di Kab./Kota.
DAK Fisik MEMPERHITUNGKAN IKK
TPG PNSD
MEMPERHITUNGKAN GURU SEKOLAH MENENGAH YANG BERSERTIFIKASI PEMINDAHAN DARI KAB/KOTA KE PROVINSI
TAMSIL GURU PNSD
MEMPERHITUNGKAN GURU SEKOLAH MENENGAH NON SERTIFKASI PEMINDAHAN DARI KAB/KOTA KE PROVINSI
Alokasi DAK <2016
Alokasi DAK 2017
IKK Provinsi
Uraian
8
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
IMPLIKASI TERHADAP DAU DAN DAK
HAL-HAL YANG PERLU DICERMATI Penghitungan alokasi DAU dalam RAPBN 2017 dengan memperhatikan PNSD yang dialihfungsikan, sehingga dibutuhkan data gaji/jumlah PNSD yang komprehensif.
Proses pengalokasian DAU dan DAK dilakukan secara menyeluruh untuk seluruh daerah dan tidak dilakukan secara parsial, sehingga apabila DAK dan DAU akan dialokasikan kepada Pemda Provinsi dengan mengakomodir pengalihan gaji personel pendidikan menengah dari Kabupaten/Kota ke Provinsi, maka hal tersebut juga harus dilakukan terhadap seluruh Pemda Provinsi. Untuk itu, dibutuhkan kepastian kesiapan seluruh Pemda Provinsi untuk mengelola Pendidikan Menengah.
Pemindahan data teknis DAK Pendidikan Menengah dari data kab/kota menjadi data provinsi.
Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Guru Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2014 (2)
Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Guru Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2014 (1) (Miliar Rupiah) No
Provinsi
Perkiraan Pengalihan Belanja Gaji Guru PNSD
Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung
Proyeksi Belanja Gaji setelah pengalihan
Realisasi Total Belanja APBD
Rasio Belpeg TL + Pengalihan / Total Belanja APBD
(1)
(2)
(3) = (1) + (2)
(4)
(5) = ((3)/(4))
(Miliar Rupiah) No
Provinsi
Perkiraan Pengalihan Belanja Gaji Guru PNSD
Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung
Proyeksi Belanja Gaji setelah pengalihan
Realisasi Total Belanja APBD
(1)
(2)
(3) = (1) + (2)
(4)
Rasio Belpeg TL + Pengalihan / Total Belanja APBD (5) = ((3)/(4))
1
Prov. Aceh
519,19
1.405,30
1.924,49
12.045,85
15,98%
16 Prov. Kalimantan Timur
178,17
1.424,61
1.602,78
11.274,56
14,22%
2
Prov. Sumatera Utara
745,36
1.152,70
1.898,06
7.808,56
24,31%
17 Prov. Sulawesi Utara
229,21
502,79
731,99
2.229,48
32,83%
3
Prov. Sumatera Barat
555,66
714,72
1.270,39
3.483,67
36,47%
18 Prov. Sulawesi Tengah
189,82
524,88
714,70
2.445,66
29,22%
19 Prov. Sulawesi Selatan
654,80
1.020,48
1.675,28
5.599,42
29,92%
4
Prov. Riau
307,76
1.125,45
1.433,21
5.602,07
25,58%
20 Prov. Sulawesi Tenggara
244,81
517,03
761,84
2.088,60
36,48%
5
Prov. Jambi
200,88
570,22
771,11
3.204,63
24,06%
21 Prov. Bali
287,35
777,43
1.064,78
4.491,65
23,71%
6
Prov. Sumatera Selatan
364,75
776,25
1.141,00
5.781,57
19,74%
22 Prov. Nusa Tenggara Barat
255,27
592,01
847,28
2.614,10
32,41%
Prov. Bengkulu
23 Prov. Nusa Tenggara Timur
276,98
541,97
818,95
2.688,93
30,46%
7
163,73
547,19
710,92
1.934,72
36,75%
24 Prov. Maluku
165,94
428,69
594,63
1.726,13
34,45%
8
Prov. Lampung
349,02
653,33
1.002,35
4.454,19
22,50%
25 Prov. Papua
146,57
940,66
1.087,23
10.303,79
10,55%
9
Prov. Jawa Barat
1.190,18
1.874,13
3.064,31
20.797,99
14,73%
26 Prov. Maluku Utara
86,25
342,65
428,89
1.481,57
28,95%
626,11
876,74
6.192,16
14,16%
2.197,44
3.454,54
15.086,07
22,90%
250,63
1.257,10
28 Prov. Bangka Belitung
68,22
345,05
413,27
1.596,09
25,89%
296,36
623,92
920,28
2.981,07
30,87%
29 Prov. Gorontalo
98,58
277,74
376,32
1.204,49
31,24%
18,48%
30 Prov. Kepulauan Riau
80,01
435,80
515,81
3.314,60
15,56%
31 Prov. Papua Barat
66,98
314,80
381,77
5.346,21
7,14%
32 Prov. Sulawesi Barat
69,20
210,73
279,93
1.227,42
22,81%
10 Prov. Jawa Tengah 11 Prov. DI Yogyakarta 12 Prov. Jawa Timur
1.417,84
2.280,16
3.698,00
20.006,32
13 Prov. Kalimantan Barat
185,79
698,12
883,91
3.652,91
24,20%
14 Prov. Kalimantan Tengah
189,42
457,03
646,45
3.235,80
19,98%
15 Prov. Kalimantan Selatan
199,16
733,88
933,04
4.917,83
18,97%
Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR)
www.apeksi.or.id
27 Prov. Banten
33 Prov. Kalimantan Utara Total
36,37
82,11
118,48
642,37
18,44%
11.327,38
25.715,36
37.042,74
181.460,46
20,00%
Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR)
9
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Guru Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2015 (1)
Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Guru Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2015 (2) (Miliar Rupiah)
(Miliar Rupiah) No
Anggaran Belanja Pegawai Tidak Langsung (2)
Perkiraan Pengalihan Belanja Gaji Guru PNSD
Provinsi
(1)
Proyeksi Belanja Gaji setelah pengalihan
Anggaran Total Belanja APBD
(3) = (1) + (2)
(4)
Rasio Belpeg TL + Pengalihan / Total Belanja APBD (5) = ((3)/(4))
No
Provinsi
Perkiraan Pengalihan Belanja Gaji Guru PNSD
Anggaran Belanja Pegawai Tidak Langsung
Proyeksi Belanja Gaji setelah pengalihan
Anggaran Total Belanja APBD
(1)
(2)
(3) = (1) + (2)
(4)
Rasio Belpeg TL + Pengalihan / Total Belanja APBD (5) = ((3)/(4))
16 Prov. Kalimantan Timur
178,17
1.051,17
1.229,34
9.336,21
13,17%
17 Prov. Sulawesi Utara
229,21
541,67
770,88
2.641,79
29,18%
18 Prov. Sulawesi Tengah
189,82
604,46
794,28
2.837,56
27,99%
31,47%
19 Prov. Sulawesi Selatan
654,80
991,78
1.646,58
6.167,11
26,70%
10.683,97
13,39%
20 Prov. Sulawesi Tenggara
244,81
534,85
779,67
2.321,89
33,58%
785,27
3.513,16
22,35%
21 Prov. Bali
287,35
903,50
1.190,86
4.989,47
23,87%
22 Prov. Nusa Tenggara Barat
255,27
567,93
823,20
2.993,64
27,50%
777,04
1.141,79
6.609,71
17,27%
23 Prov. Nusa Tenggara Timur
276,98
508,38
785,36
3.289,13
23,88%
163,73
521,70
685,43
2.258,70
30,35%
24 Prov. Maluku
165,94
494,98
660,92
2.355,71
28,06%
349,02
771,91
1.120,94
4.723,19
23,73%
25 Prov. Papua
146,57
944,43
1.091,00
11.935,51
9,14%
9 Prov. Jawa Barat
1.190,18
1.750,36
2.940,53
24.753,76
11,88%
86,25
344,28
430,52
1.936,90
22,23%
250,63
593,56
844,19
8.947,63
9,43%
10 Prov. Jawa Tengah
1.257,10
2.451,03
3.708,13
17.337,69
21,39%
28 Prov. Bangka Belitung
68,22
329,02
397,24
2.130,56
18,65%
29 Prov. Gorontalo
98,58
302,67
401,25
1.468,73
27,32%
30 Prov. Kepulauan Riau
80,01
300,00
380,01
3.670,46
10,35%
31 Prov. Papua Barat
66,98
322,63
389,61
6.766,73
5,76%
32 Prov. Sulawesi Barat
69,20
241,37
310,57
1.504,48
20,64%
1 Prov. Aceh
519,19
949,43
1.468,62
12.755,64
11,51%
2 Prov. Sumatera Utara
745,36
1.174,30
1.919,66
8.679,94
22,12%
3 Prov. Sumatera Barat
555,66
719,32
1.274,98
4.051,13
4 Prov. Riau
307,76
1.122,75
1.430,51
5 Prov. Jambi
200,88
584,39
6 Prov. Sumatera Selatan
364,75
7 Prov. Bengkulu 8 Prov. Lampung
11 Prov. DI Yogyakarta
296,36
526,62
822,98
3.696,26
22,27%
1.417,84
2.172,65
3.590,50
23.720,92
15,14%
13 Prov. Kalimantan Barat
185,79
691,63
877,42
4.571,00
19,20%
14 Prov. Kalimantan Tengah
189,42
477,35
666,77
3.652,06
18,26%
15 Prov. Kalimantan Selatan
199,16
710,92
910,08
5.246,60
17,35%
12 Prov. Jawa Timur
Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR)
26 Prov. Maluku Utara 27 Prov. Banten
Total
34%
15%
29%
28% 26% 24%
21% 20% 16% 15%
13%
18%19% 15% 15%15%
12% 10%
23%
21%
20% 18%
25%
20%
14% 11%
9%
19%
15%
21%
30%
29%
30%
23% 22%
23%
17% 14% 11% 9%
18%
16% 13%
13%
14%
20%
12%
10%
5%
14%
10%
7%
21%
17% 17%
16% 14% 14%
13% 11%
12%
21% 18%
24%
22%
21%
16%
15%15%
27%
24%
21% 18%
17%
28%
27%
27% 23%
22% 19%
18%
15%
23% 24%
22%
22%
20%
17%
14% 13%
25%
23%
7% 6%
19%
18% 15%
12% 9%
9% 8%
9% 7%
17%
16%
15%
13% 14% 13% 11%
7%
21%
21%
19%
5%
0%
12%
10%
10% 8%
8% 6% 5%
0%
Rasio Belpeg TL/Total Belanja APBD Rasio Belpeg TL/Total Belanja APBD
www.apeksi.or.id
28%
26%
25% 20%
18%
31%
29%
24% 23%
34%
31%
30%
30%
24%
23%
23%
35%
32%
31%
20%
9,84% 17,06%
36% 33%
24%
2.364,62 213.911,87
40%
37%
35%
25%
232,58 36.501,67
Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Guru Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2015
40%
30%
196,21 25.174,28
Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR)
Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Guru Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2014 36%
36,37 11.327,38
33 Prov. Kalimantan Utara
Rasio Belanja TL + Pengalihan / Total Belanja APBD
Rasio Belpeg TL + Pengalihan / Total Belanja APBD
10
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
Estimasi Ruang Fiskal Sebelum dan Sesudah Pengalihan Guru Sekolah Menengah (1)
Estimasi Ruang Fiskal Sebelum dan Sesudah Pengalihan Guru Sekolah Menengah (2)
(Miliar Rupiah) Realisasi NO
DAERAH
Anggaran
Setelah Pengalihan
Estimasi Total Gapok Ruang Fiskal Ruang Fiskal 2014 2015 pengalihan 2014 2015 Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Pendapatan Ruang Fiskal Pendapatan Ruang Fiskal 2014
2014
11.606,32
2015
2015
1
Prov. Aceh
2.634,23 12.010,74
2.978,23
519,19
2.115,04
2.459,04
22,7%
18,2%
24,8%
20,5%
2
Prov. Sumatera Utara
7.772,03
4.651,13
8.674,84
6.908,01
745,36
3.905,77
6.162,65
59,8%
50,3%
79,6%
71,0%
3
Prov. Sumatera Barat
3.635,84
1.973,90
3.952,16
3.037,62
555,66
1.418,23
2.481,96
54,3%
39,0%
76,9%
62,8%
4
Prov. Riau
8.132,41
5.119,66
8.721,57
7.500,68
307,76
4.811,90
7.192,92
63,0%
59,2%
86,0%
82,5%
3.165,06
1.904,39
3.293,25
2.769,29
200,88
1.703,51
2.568,40
60,2%
53,8%
84,1%
78,0%
6
Prov. Jambi Prov. Sumatera Selatan
6.252,14
3.848,82
7.193,70
6.024,33
364,75
3.484,07
5.659,58
61,6%
55,7%
83,7%
78,7%
7
Prov. Bengkulu
1.986,24
932,79
2.204,19
1.752,12
163,73
769,06
1.588,39
47,0%
38,7%
79,5%
72,1%
5
8
Prov. Lampung
9
Prov. Jawa Barat
10
Prov. Jawa Tengah
4.526,53
1.717,23
4.697,69
3.754,61
349,02
1.368,21
3.405,59
37,9%
30,2%
79,9%
72,5%
22.310,95 13.187,66 23.914,49
18.119,07
1.190,18
11.997,48
16.928,89
59,1%
53,8%
75,8%
70,8%
15.157,46
8.830,50 17.097,69
13.983,24
1.257,10
7.573,40
12.726,14
(Miliar Rupiah)
Proporsi Ruang Fiskal thd Pendapatan
58,3%
50,0%
81,8%
74,4%
Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR)
Realisasi
NO
DAERAH
Anggaran
Pendapatan
Ruang Fiskal
2014
2014
Proporsi Ruang Fiskal thd Pendapatan
Setelah Pengalihan
Estimasi Pendapatan Ruang Fiskal Total Gapok Ruang Fiskal pengalihan 2015 2015 2014
Ruang Fiskal 2015
2014
2015
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
11
Prov. DI Yogyakarta
3.139,87 1.616,99
3.424,28
2.323,67
296,36
1.320,64 2.027,31 51,5%
42,1%
12
Prov. Jawa Timur
20.772,48 11.547,91
22.863,54
18.268,48
1.417,84
10.130,07 16.850,64 55,6%
48,8%
79,9% 73,7%
Prov. Kalimantan Barat Prov. Kalimantan 14 Tengah Prov. Kalimantan 15 Selatan
3.719,77 2.069,86
4.571,00
3.627,07
185,79
1.884,06 3.441,28 55,6%
50,6%
79,3% 75,3%
13
67,9% 59,2%
3.129,69 2.075,69
3.463,60
2.912,95
189,42
1.886,27 2.723,53 66,3%
60,3%
84,1% 78,6%
4.793,16 3.268,23
4.711,60
4.522,16
199,16
3.069,06 4.322,99 68,2%
64,0%
96,0% 91,8%
11.285,83 9.862,63
8.536,21
7.800,58
178,17
9.684,45 7.622,41 87,4%
85,8%
91,4% 89,3%
2.320,81 1.296,57
2.557,56
2.121,85
229,21
1.067,37 1.892,64 55,9%
46,0%
83,0% 74,0% 76,8% 70,0%
16
Prov. Kalimantan Timur
17
Prov. Sulawesi Utara
18
Prov. Sulawesi Tengah
2.440,23 1.254,08
2.768,26
2.126,28
189,82
1.064,26 1.936,46 51,4%
43,6%
Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi 20 Tenggara
5.503,15 2.980,60
6.170,18
4.619,85
654,80
2.325,80 3.965,05 54,2%
42,3%
74,9% 64,3%
2.189,56 1.110,26
2.263,04
1.698,44
244,81
865,44 1.453,62 50,7%
39,5%
75,1% 64,2%
19
Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR)
Estimasi Ruang Fiskal Sebelum dan Sesudah Pengalihan Guru Sekolah Menengah (3)
Proporsi Ruang Fiskal Terhadap Pendapatan TA 2014
(Miliar Rupiah)
100% 90%
4.577,68 2.996,65
4.608,62
3.943,13
287,35
2.709,30
3.655,78
65,5%
59,2%
85,6%
79,3%
80%
2.789,43 1.323,23
3.039,99
2.404,75
255,27
1.067,96
2.149,48
47,4%
38,3%
79,1%
70,7%
70%
2.787,51 1.070,37
3.282,67
2.138,54
276,98
793,40
1.861,56
38,4%
28,5%
65,1%
56,7%
60%
74,5%
69,8%
27
Prov. Banten
7.068,43 4.604,20
7.644,63
6.062,90
250,63
4.353,57
5.812,27
65,1%
61,6%
79,3%
76,0%
28
Prov. Bangka Belitung
1.719,77 1.031,23
1.903,06
1.576,77
68,22
963,01
1.508,55
60,0%
56,0%
82,9%
79,3%
29
Prov. Gorontalo
1.209,05
607,32
1.419,85
1.140,98
98,58
508,74
1.042,40
50,2%
42,1%
80,4%
73,4%
30
Prov. Kepulauan Riau
2.921,33 2.211,75
3.226,96
2.758,97
80,01
2.131,74
2.678,95
75,7%
73,0%
85,5%
83,0%
31
Prov. Papua Barat
5.762,35 2.862,75
6.100,54
3.103,51
66,98
2.795,77
3.036,53
49,7%
48,5%
50,9%
49,8%
32
Prov. Sulawesi Barat
1.240,24
644,10
1.438,12
1.173,02
69,20
574,90
1.103,83
51,9%
46,4%
81,6%
76,8%
33
Prov. Kalimantan Utara
‐
‐
1.565,05
1.276,80
36,37
‐
1.240,44
‐
‐
81,6%
79,3%
30%
Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR)
www.apeksi.or.id
20%
30%
46%
28% 23% 22%
23% 18%
10% 0%0%
0%
Sebelum Pengalihan
Prov. Kalimantan Utara
44,1%
Prov. Papua Barat
47,9%
49,8%
52%
Prov. Sulawesi Barat
49,2%
1.275,87
50% 49%
42%
Prov. Kepulauan Riau
22,0%
665,45
50%
44%
37%
Prov. Banten
23,4%
86,25
38% 38%
Prov. Gorontalo
5.445,67
1.362,12
40%
60% 56%
50%
46%
Prov. Bangka Belitung
2.355,87
1.827,93
42%
47%
Prov. Papua
146,57
751,69
44%
51%
Prov. Maluku Utara
5.592,24
1.508,58
42%
39% 38%
54%
Prov. Maluku
11.357,41
Prov. Maluku Utara
46%
Prov. Nusa Tenggara Timur
Prov. Papua
26
40%
51%
51%
Prov. Bali
25
39%
59%
56%
56%
65% 62%
Prov. Nusa Tenggara Barat
75,9%
49%
Prov. Sulawesi Selatan
83,1%
56% 51%
Prov. Sulawesi Tenggara
37,2%
50%
Prov. Sulawesi Utara
46,3%
60%
58%
54% 47%
Prov. Sulawesi Tengah
1.743,17
59%
56%
65%
Prov. Kalimantan Timur
679,03
62%
Prov. Kalimantan Tengah
165,94
54%
68% 64%
Prov. Kalimantan Selatan
1.909,11
54% 50%
50%
Prov. Jawa Timur
10.709,82 2.502,44
2.297,21
60%
66%
Prov. Kalimantan Barat
844,97
76% 73% 63% 59% 60%
Prov. Jawa Tengah
1.823,03
87% 86%
Prov. DI Yogyakarta
2015
Prov. Lampung
2015
Prov. Jawa Barat
2014
Prov. Bengkulu
2014
Proporsi Ruang Fiskal thd Setelah Pengalihan Pendapatan Estimasi Total Gapok Ruang Fiskal Ruang Fiskal 2014 2015 pengalihan 2014 2015 Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Prov. Sumatera Selatan
Prov. Maluku
Ruang Fiskal
Prov. Riau
24
Pendapatan
Prov. Jambi
Prov. Bali Prov. Nusa Tenggara 22 Barat Prov. Nusa Tenggara 23 Timur
Ruang Fiskal
Prov. Sumatera Barat
21
Anggaran
Pendapatan
Prov. Aceh
DAERAH
Prov. Sumatera Utara
Realisasi
NO
Setelah Pengalihan
11
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
Proporsi Ruang Fiskal Terhadap Pendapatan TA 2015
80%
77%
86% 82% 84% 84% 78% 79% 79% 72%
71%
Uraian
96% 92% 91% 89% 80% 72%
84%
82% 76% 71%
80%
79% 74% 75%
74%
86%
83%
79% 74%
77%
83%
79% 79% 75%
76%
75%
75% 70%
71%
70%
68%
63%
64%
79% 76%
83% 79% 80%
85% 83%
82% 82% 79% 77%
73%
Jumlah Orang
Total Gaji Pokok Guru
Miliar Rupiah
237.271
11.639,60
65%
64%
59%
Total Estimasi Tunjangan Keluarga
57% 51% 50%
49% 48%
1.629,55
Total Gaji Guru + Tunjangan Keluarga
13.269,15
Total Gaji Tenaga Pendidikan
25% 20%
Sebelum Pengalihan
Prov. Kalimantan Utara
Prov. Papua Barat
Prov. Sulawesi Barat
Prov. Kepulauan Riau
Prov. Banten
Prov. Gorontalo
Prov. Bangka Belitung
Prov. Papua
Prov. Maluku Utara
Prov. Maluku
Prov. Nusa Tenggara Timur
Prov. Bali
Prov. Nusa Tenggara Barat
Prov. Sulawesi Selatan
Prov. Sulawesi Tenggara
Prov. Sulawesi Utara
Prov. Sulawesi Tengah
Prov. Kalimantan Timur
Prov. Kalimantan Tengah
Prov. Kalimantan Selatan
Prov. Jawa Timur
Prov. Kalimantan Barat
Prov. Jawa Tengah
Prov. DI Yogyakarta
Prov. Lampung
Prov. Jawa Barat
Prov. Bengkulu
Prov. Sumatera Selatan
Prov. Riau
Prov. Jambi
Prov. Sumatera Barat
Prov. Aceh
Total Prov. Sumatera Utara
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Estimasi Jumlah Dana Gaji pada Pendidikan Menengah
…Komposisi Guru PNSD terbanyak di masing-masing pulau adalah untuk tingkat Sekolah Dasar…
Jenis Sekolah
Jumlah Guru PNSD
TK SD
666.423 410.378
Kalimantan
123.240
Sulawesi
166.289
SMP SLB SMA
Papua Maluku
53.753
SMK
Sumatera Jenis Sekolah TK SD
Bali NT Grand Total
104.775 1.524.858
SMP SLB SMA
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Data Per 7 April 2016
SMK TOTAL
TOTAL
Jumlah Guru 7.292 241.069 90.057
Jawa Jenis Sekolah Jumlah Guru TK SD
1.834
SMP
48.117
SLB
22.009
SMA
410.378
SMK TOTAL
www.apeksi.or.id
15.196,52
JUMLAH GURU PNSD PER PULAU 2016 Sulawesi
Kalimantan
Sumatera
271.735
Setelah Pengalihan
…Jumlah Guru Terbanyak di Pulau Jawa, jumlah paling sedikit di Pulau Papua Maluku
Jawa
1.927,37
Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR)
Jumlah Guru PNS Daerah Seluruh Indonesia
Pulau
34.464
21.711 402.148 143.325 6.395 55.123 37.721
Jumlah Guru
Jenis Sekolah
Jumlah Guru
TK
3.078
5.743
SD
77.839
89.674
SMP
24.852
39.652
SLB
550
998
SMA
10.790
19.374
SMK
6.131
TOTAL
123.240
10.848
Papua Maluku Jenis Sekolah TK SD
Jumlah Guru 816 29.700
SMP SLB
12.705 212
SMA SMK TOTAL
7.148 3.172 53.753
166.289
Bali NT Jenis Sekolah TK SD SMP SLB SMA SMK TOTAL
Jumlah Guru 2.607 61.915 22.752 663 10.847 5.991 104.775
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Data Per 7 April 2016
666.423
12
DIALOG NASIONAL APEKSI 2016
19 MEI 2016
Jumlah Guru PNSD Seluruh Indonesia …Jumlah Guru Terbanyak berada di Pulau Jawa Pulau
TK SD SMP SLB SMA SMK TOTAL Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
Jawa
21.711
402.148
143.325
6.395
55.123
37.721
666.423
Sumatera
7.292
241.069
90.057
1.834
48.117
22.009
410.378
Kalimantan
3.078
77.839
24.852
550
10.790
6.131
123.240
Sulawesi
5.743
89.674
39.652
998
19.374
10.848
166.289
Papua Maluku
816
29.700
12.705
212
7.148
3.172
53.753
Bali NT
2.607
61.915
22.752
663
10.847
5.991
104.775
Grand Total
41.247
902.345
333.343
10.652
151.399
85.872
1.524.858
TERIMA KASIH
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Data Per 7 April 2016
www.apeksi.or.id
13