Poyehbuhan luka poe op@i dipcng@hi oteh takoi intnnsik da. fahor luk yde tidat normal dapal ne.yebabkan hdi rawaran ne' cd, bdmbM Di rR\A B baal R
ektrinsik Peiyembuhan
treopeRtif
Kaia
kumi penvembuhd luk! pon opsd, Jpdoioni
BAB I
?ENDAIIULIIAN
A. LrtarBelak ng MNdah
Luka didennisikan sebagai keaddn hilanlerprrusnya kontinunas Fringa. (Mansjoer, 2002). Luka adalah hal ya.g ufrun dan ba.yak dialani dalam kehidupan sehari-hari Berdasarkan penlebabnya, luka dapat dibedahn
kedalan dua kelonpok, yairu luka ya.g terjadi karena takbr ketidatsengajan atau kecelaken dan iuka yang reladi kaEna
laltor k€sengajaan Luka ysng
retadi akibat fakror kesengajan .rhalnta tuka yang teladi datam
proses
penbualan talo, alibal usukm jarum suniik ataupun tusukan jatum a(ulun&tur pada
piakek-prak€k p.ngobard cina tradisional
do
luka seretah penbedahan
(loner & Perry,2005 ) Tindakan pemb€dahan arau operasi adahn senua yang
frensgunak
hrbuh ya.g akan
ka
ri.dakd
p€ngobaran
invasif dengd nembuka arau henanpilkan basian
dnmsmi Penbukaan
bagian lubuh ini uhumnya ditslukan
dengn menbuar sayare Sdelah bagian yang a16 dnesani ditmpjlkan. dilakukan
lindatd
perbaikan ymg diakhin dcngm lenutupan dm penjahnm
(Sjansuhidajar. 200s) Pada prakek kedokreran nodern proses pembedahan
nenjadi pilihan keputusan dalan nelakukan
tindak
pcngobatan berbagai
nasalah kesehatan atau penyatn Luka akibar penbedahan pada unumnya betukuran besddan dalah, sehi.sSa menbutubld waku penyembuhan yanB
Lapdoroni nerupakan salah satu prosedur pdbedahan mayor, denean melakukan penyayatM pada lapien dinding abdonen untuk nendapatkm bagian organ abdomen yang nengalani nasalah (hemorasi perfoosj, dan ob$tuksi)
ka.td
Laproioni dilaLakan pada kN$trasus : apendisiris perforasi,
henia insualis, kdker lanbung, kankq mlon dm rellruh. obstmksi inflaoasi usus konis. kolesistitis
Menu
d
pcrironitl
s (Sj
usus.
msuh idaj at. 2oos ).
Koner (1995) ada enpal fase dalam p€nyenbuhan luka yanu
lase h€noslasiq lase innamasi,
las proliferatii
dan fase
naturasi Henostask
le4adi dalao waku bebsapa menil sererah injuri kecuali ada gangsua. tattor
penbekuan
lase liedua yaitu inuarasi yang monanpil*an
eritena"
pefrbengkala! dan peninskatan suhu/hangar yans seri.g dihubungkan densan
nyei
Tahap in,
bi
asnya berlangsung hinega 4 hari sesudah inlurj Setanjurny!
lase prolifemtitgranulasi bdawal dari hari ke empal sesudah penuken da. blasanya benangsung hireea han ke
luka
2t. pada luka atuj lelsmtung pada ukurdn
Setelah strukrur dasar komplil nutaitah finishins inte,ior (taso nalurasi)
Dalan penatalaksanaan bedah penyembuha. luka diganbarkan ebagai penlenbuhan melalui intensi pentuna. kedua atau kctiea (Smeltzr, 2oo2) Luka luka yang beaih sembuh densan ctra intensi penama (penyembuhan
priner), nisalnya luka operdi, luka kecit yarg be6ih penyembuha. rerjadi
hpa
lomplikasi, penyembuhan {iensan cda ini berjatan cepat dan hasilnya
s4aE kosm€rik baik o<arakata I 995)
Ada beberapa masalah yang sering mu.cul pada tuka p6ca pembedahan Duntaranya
nasalahtsNbu adalah lukayans rengalani nress
BAB TIII
KESIMPULAN DAN SARAN
Bddasku
hasil penelirian yang telah ditrkukan neneenai ganbmn
lattor lahor yang nenshambar pe.yenbuha. luka pada pasi€n luka posl operBi laptrorori ya.g infeksi di IRNA B (Bedatr) RS[]t Padmg
I
talun 2010, naka
Sebagian
dapat diambil
kesinpulo
besr Bponde. (90,0%) nemiliki
Dr M Djanil
sebagai benkut
sratus nutdsi kurang
ddi
Sebagia. besd lesponden (83,3%) nemiliki kadu hemoglobin kurang
3
Lebih
dri sepdh
rcsponden (66,7%)
d€niliki riwayal merokok
Sebagian besar responden (9:l,l%) nelal
I
BaCi peawal
di IRNA B
ridat
sesuai
Bedah, dihtrapkan dapat menberjkan
pendidikan kesenatu pada pasien yang alan nenjala.i operai mengenai
fahotsfakor yans dapat nensnambal penyembuhd tuka post opfasi dan hal hal yang hms dilahukan setelah menjalani operasi sepe.ti pehenuban nurrisi, melalsanatan nobilisasi sesuai lrosedur
dd idak nerckok
AJikunro, S. (1996) P/orszldlerdni@, Jadana: pT tunekaCipta
A\vai
(2009) Bahala kelokt*, bahala bas pera*ok pag, at )rMA
daldn
t
bk, 41"
2010 dan
catd
pe,ugthann a. Di.kes pda
rangsat
bttotAn? !5 Aslstus
hnor/anraisordDresscont20o9/07/29lbahava,mernk.lr
bahaya baei oerokok-pasif,zalvangr€rkMdune-datanjokok-da.-c@
Ps@cli@ryd Dahlaq S (2009) Statiiik uDt& kedokletu dM
DNis, I
E Daryanti,
i4"rala,
[email protected]: Salemba
(2007) Adw ce ea,h.] cse bde an eride,.? ?adang, rndonesian orosbnd Thempiest Nu4e Arsocialion.
HK
(2003) hhaF.fahot ldng nenpe gtuthi k patuhdn
ddkm penetupdn pnlap
tEtNdM
llt|lD D| Mo ardi .t rarara
tuka post
.Eq6i di tua s
NMal cendaho
Surakana: Fatollas ltmu Keseh*,n
Univ€Gnas Muhahmadiyah Surahrta
David. S (2003)
A,atni fsiologl
kutit dan pehren
Ai.lanssa Diats€s pada r@ggal nnp]
dz, /,ta. FK Unive6itas
25
Agustus
,O'() d,i
ur_alalaola csureervbtouspot cor,/2or)8/o5/anatomi-fi sioloqi
GM dkt \2a1q Otrent diagnasx & ieatuekl erserr ,dir,r USA MC Graw rnll Medical
Doheny.
EEendi,E 1t999) PetutdlaLtaiw bedthun n
Ai
dnahnkjr Jala.ra
thjtleeD
EGC