Pclindung Keha Jurusan auilektu. rrl univenids syiah Kuata
Pen$ggugJ,rab Hu$ussas.b.ST MT
t. Mi,n
Desan Editor Prci lohan Silas lr$2nslah
MB
. Mt_A.Ph.D
h rziah,M
sc. Ph D rr. Punniih s.rrldnd. M sc Ph.D Ir. Lryah Enitd eati, ph.D
Dr Sanvd ST.M.Ens lr. EIy$ Wutandari, MT Rcdaksi P.l,ksana Taqiuddi', S.Sn 'ta Ena Mulia, S'l . MT Teuku lvo, ST. MT
Raut adalah wacana brsi Dahasiss?, slaf pengajd dln scse.ap masr a.a&al a^irckrur utul benukd pddanean rdnr g nnekntr dd l-inskunsb, perkolad daD pcmu(inan
d
Rautakln nEmpeninbxnskaf
JL. T8k Sych
AbdrautNo
D?
04 x4p,4
N6kahdisemhk dsk'n brnruk
irri,r o/4
dan
a.
Nskrri harusasliyangbenprhasiLpciejnian
b.
ahu studl litcrarur yanc bclum penah dipublikasiken scbslumnya: Naskah tiis ditu is d,t.h bahasa tndoiesia ah! lngsris dcngan di engkapi rbrnkd!tam
c d
uahr$ Indon6i. rh! lnggristemAuk krra kuncidergsnjunlab halananb kisa'anbm 5 s/d r0 h.liman pada kcnas A4i Men*nt'mkan sufrberd senM !.mbar. bbcr. lrctrF araL p€mikin, yanc trtrk,i merupahn hasilk.!-a pen! n; Kuiip4 p.da naskrri bail dahm r! is.n.labet
da!samb dirulis:. (saorx.,200r):
r
' c.
Dandpunake dru
is dan diururkan
abjad dari
na'I
pen8adng,
Sanlon, Mrs (20031. r,r,1rdr ,t.rr.k,r tiapis, TtaTi:i, M.d.tht.s da /sk olasr', Pidaro Pensuktrhatr unluk .rabdan curu Bcerdatanr sanr A*ircktr, FrSP ITS Surabayrr KdLkaia tutr nrihhrsi'rg dirutisdenean
DeBan Edilor. ltcdaks i lelaks.na d a n se.lua pihal yxnlr lenibar p.d, Jumll tuul denaan nrimcnyatakan brh$a ridal benang3ung.jrslb tcrhadap a(si plariat yana dilalukan oleh pcnulis. (daupu. hal inilerjadi. sceah akibal dan iesiko
alandihbankan kcpadatcruln Dahn view naskah. derva n cdnor htuya kL\csuain lbrnrxr dan rinskal keiiniahrn karya ilmian m crc
ISSN 208s-0S0s
hasit carakan
cD(fite), densD kd.nruan
6uda*rkin
CaDri{ht ta Rdd all inr/iridud! atthots
mcnjtrar
i
tlaa.. hf)tq
R3ul Jumrl A6iickirr Fakuhls Tckrik
u[ut
m!milikilrasi )mgaktrnr.]rngakrndn.rbirkan prd, h!1.,r Marer. Ju i, din No!cDhcrliap rahrr
7
Dan$a ,n- Banda Acsh E mail: ra4jrnl@yahoo con
y
,B,n.n'pakatr tulisan ],arg rcargani*si dsnsan brik, j el,s rcrbaca. k, kohcq. 'ncnie.krualdri menrpunvai nilai ar3trdionri*i nrskah,
Zulfi
AlnmnrRedakri Lnb. Desain datr Modct stuktur lurusanAnnekur r*uhasTckilk unive^irA srriah KLat.
hal lain yans berkairan deneannvr.
mclih
BaUf Edn
]t t tt 2 t n.t1.
vet..a.q^M
Ra
z|tj
UT
JurnolArsilektur
DAfT'R ISi
SUDAH(JI\IPIAHRI A\C rcRAUKA qI'AL Dr KOTA
BIREUEN?...
......................................
34
-95
........ 96
IO]
Zuaiha, da" zdinud.lin ASPEK KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMASALAHAN SOSIAL DI MALAYSIA ...
,,...,,....,,
PERGANTIAN UDAM PADA HLNIAN TMDISIONAL ACEH DALAM LINGKTjNGAN
URSAN
....... _.........
PENERAPAN TEMA "RUMOH ACEI]" PADA KARYA TUCAS AKI]IR MAHASISWA (sebuah Pemahaman rena Peftnc-cu)...................................................... ...............
KORELASI TDRTTORIALITAS WARUNG LESE}]AN TERHADAP SPACE CENTERED TERMINAL coNDoNG CATUR yOGyAKAR I A. ..... ..........................
..
lo4-
l
ll2-120
Zumihan dan Zainudtlin: SUDAH CUKU7KAH RUANG...
SUDAH CUKUPKAH RUANG TERBUKA HIJAII DT KOTA BIREUEN?
fili2:;";,:?:ffi:iffi,*o,"o* ,^ rrodt.,,-*,E FT Uniuersitas Almuslin Mariig D.tJt,4rsiteAr,ur
Ceutumpang Dua -Jururan Ar.tireAtltr FT Unsyiah Darussalan banda Aceh
ABSTRAK
Ketika kota dipenuhi gedung-gedung pencakar langit, tiba-tiba kerinduan akan 'apufugi kawasan aiami di dalam koti k"-bali saat kota mulai -enye.gui. berhadapan dengan masalah degradasi tingtungan.'S'ulu makin panas, air minum berbau akibat pencemaran. intruii air raut.-banjir aun irnnyu. Tiap waktu, keluhan itu terus. bertambah panjang. a;t"fupturr t.prtusan untuk membangun ,Akhirnya,
ruang terbuka hijau. Itu dilakukan supaya keharmonisan dengan alam bisa kembali. Tulisan ini membahas masalah ruang Lrbuka y""g-rJ" il"f."t" metode kajian pustaka. Hasil dari tulisan i"i aaatatiterus berkurang J."g* perkembangan kota dalam memenuhi kebutuhan perkantoran atau f.*n-'urrun, kebutuhan sosoial lainnya, sedangkan O, f S% nfH yaig-U".f""gi hij;; juga masih akan terus berkurang J"ngun-uaunyu p"ning;ui;; p"teua.an iata.r.
B;r;;-l;;;;; ,"d"i ,;*.t j"l*
kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Bireuen
PENDAHULUAN Masalah perkotaan pada saat
ini telah menjadi masalah yang cukup pelik
untuk diatasi. Perkembangan perkotaan membawa pada konsekuensi negatif pada beberapa aspek, termasuk aspek lingkungan. perkembangan kota membutuhkan ruang sebagai tempat hidup penduduk dengan aktivitasnya. pertambahan jumlah penduduk kota berarti juga peningkatan kebutuhan ruang. Karena ruang tidak dapat bertambah, maka yang terjadi adalah perubahan penggunaan lahan, yang cenderung menurunkan proporsi lahan-lahan yang sebelumnya merupakan ruang terbuka hijau. Pada saat ini hanya 1,2o/o lahan di dunia merupakan kawasan perkotaan, namun coverage spasial dan densitas kota-kota diperkirakan akan terus meningkat
di
masa
yang akan datang. PBB telah melakukan estimasi dan menyatakan bahwa pada tahun
2025, sekitar 60% populasi dunia akan tinggal di kota_kota. Pada saat ini telah
diakui bahwa iklim perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan iklim kawasan di sekitamya yang masih memiliki unsur-unsur arami 84
Raut Edisi
II
l/ol. 2, Periode Mei _ ,lgusnu
ZOI S
Zuraihan dan Zainuddin: SUDAH CLIKU?KAH RUANG...
cukup banyak. Perubahan unsur-unsur ringkungan dari yang arami menjadi unsw buatan menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik iklim miko. Berbagai aktivitas manusia di perkotaan, seperti kegiatan industri dan transportasi, mengubah komposisi atmosfer yang berdampak pada perubahan komponen siklus air, siklus karbon dan perubahan ekosistem. Selain itu, polusi udara di perkotaan menyebabkan perubahan visibilitas dan daya serap atmosfer terhadap radiasi matahari. Radiasi
matahari
itu sendiri merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
karakteristik iklim di suatu daerah. Perubahan-perubahan tersebut sangat penting untuk. menjadi bahan pertimbangan dalam perancangan dan perencanmn kota. Namun di sisi lain, pemahaman mengenai urbanisasi dan dampaknya pada sistem iklim-bumi belum lengkap. Dan dalam sistem perencanaan pembangunan perkotaan di Indonesia, unsur
iklim masih dianggap sebagai elemen statis, dimana diasumsikan tidak ada interaksi timbal balik antara iklim dengan perubahan guna lahan. Data-data iklim lebih sering dipergunakan sebagai data yang mendukung pemyataan kesesuian lahan dan lokasi bagi pengembangan fungsi sebuah kawasan, terutama untuk pengembangan kawasan
pertanian. Namun dalam perancangan dan perencanaan kawasan perkotaan di Indonesia, hampir tidak pemah dipertimbangkan bahwa perubahan guna lahan yang direncanakan akan memberikan implikasi yang sangat besar terhadap sistem iklim.
Efek pemanasan global yang dirasakan saat ini, selain berakibat pada perubahan iklim, juga berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan permukiman. Karena itu, keberadaan Ruang Terbukah Hijau (RTH) memberikal
kontribusi yang besar dalam mengurangi efek pemanasan global serta mencegah degradasi infrastruktur seperti air bersih, drainase atau lainnya.
Menurut Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen pekerjaan Umum RI yang dimaksud Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman,
dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau
tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu
keamanan,
kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah. Keberadaan RTH di setiap kota
sesungguhnya memiliki 3 fungsi penting: ekologis, sosial-ekonomi dan evakuasi.
Raut Edisi
II
Yol. 2, Periode Mei - Agustus 2013
85
Zuraihan dan Zainutlrlin; SUDAH CUKUpKAH RUANG...
Dalam UU No' 26 tahun 2007 tentang penataan Ruang disebutkan jumlah RTH di setiap kota harus sebesar 30 oZ dari luas kota tersebut. Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka yang tercantum dalam Undang_ undang No' 26/2007 tentang penataan Ruang merupakan sub sistem tata ruang dan
infrastruktur wilayah, khususnya dalam pengembangan permukiman dan kawasan perkotaan, yang berbasis pada potensi keanekaragaman hayati sebagai sumber daya alam setempat. RTH merupakan amanar dari UU No. 2612007 yang telah mengatur pengembangan kawasan perkotaan dilihat dari aspek penataan ruang yang salah satu unsumya adalah Ruang Terbuka Hijau. Dalam UU tersebut disyaratkan dalam kawasan perkotaan harus tersedia RTH sebesar r0% RTH privat dan 20%
RTH
Publik. RTH Privat adalah RTH yang ada dalam ruang terbangun seperti lingkungan perumahan. Sedangkan RTH publik berada dalam ruang terbuka (publik) di kawasan perkotaan.
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau diklasifikasi berdasarkan status kawasan, bukan berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya (Fander i,2004). Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri
No. 14 Tahun lggg
tentang
Penataan ruang terbuka hijau
di wilayah perkotaan, Ruang terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas. baik dalam bentuk area,/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam penggunaannya rebih bersifat terbuka pada dasarnya tanpa bangunan. Daram ruang terbuka hijau pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuhtumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya.
TINJUAN TEORITIS Ruang terbuka adalah ruang_ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas balk dalam bentuk area,/kawasan maupun dalam bentuk area memanjangljalur di mana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang Terbuka Hijau Kawasan perkotaan yang selanjutnya disingkat 86
Raut Edisi
II
Vol_ 2, Periode
Mei - Agustus 2013
Zuraihan dan Zainuddin: SUDAH CUKU?KAH RUANG
RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman. dan
vegetasi (endemik' introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan,
kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut.
Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi:
.
RTH alami (habitat liar/alami, kawasan lindung)
.
RTH non alami atau RTH binaan (pertanian kota, pertamanan
kota.
lapangan olah raga, pemakaman)
. .
RTH kawasan (areal, non linear)
.
RTH jalur (koridor, linear),
Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi menjadi:
Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya dikrasifi kasikan menjadi:
.
RTH kawasan perdagangan.
.
RTH kawasan perindustrian.
.
RTH kawasan permukiman.
.
RTH kawasan penanian.
.
RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah.
Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi:
'
RTH pubtik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah (pusat, daerah)
Raut Edisi
II
Vol. 2, Periode Mei - Agustus 2013
87
Zuraihan dan Zainuddin; SUDAH CUKU\KAH RL:ANG...
.
RTH privat atau non publik. yaitu RTH vang berlokasi pada lahanlahan milik privar.
Pola dan Struktur Fungsional
Pola RTH kota merupakan struktur RTH yang ditentukan oleh hubungan fungsional (ekologis, sosial, ekonomi, arsitektural) antar komponen
pembentuknya
terdiri dari
:
(a) RTH struktural,
(b) RTH non struktural. RTH struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar komponen pembentuknya yang mempunyai pola hierarki planologis yang bersifat antroposentris. RTH tipe ini didominasi oreh fungsi-fungsi non ekologis dengan struktur RTH binaan yang berhierarkhi. contohnya adalah struktur RTH berdasarkan fungsi sosial dalam merayani kebutuhan rekreasi luar ruang (ourdoor
recreation) penduduk perkotaan seperti yang diperlihatkan dalam urutan hierakial sistem pertaman an kota (urban park system) yang dimulai dari taman perumahan, taman lingkungan, taman kecamatan, taman kota, taman regional, dst).
RTH non struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh
hubungan
fungsional antar komponen pembentuknya yang umumnya tidak mengikuti pola hierarki planologis karena bersifat ekosentris. RTH tipe ini memiliki fungsi ekologis yang sangat dominan dengan struktur RTH alami yang tidak berhierarki. contohnya
adalah struktur RTH yang dibentuk oleh konfigurasi ekologis bentang alam perkotaan tersebut, seperti RTH kawasan lindung, RTH perbukitan yang terjal, RTH sempadan sungai, RTH sempadan danau, RTH pesisir.
Untuk suatu wilayah perkotaan, maka pola RTH kota tersebut dapat dibangun dengan mengintegrasikan dua pola RTH ini berdasarkan
bobot tertinggi
pada
kerawanan ekologis kota (tipologi alamiah kota: kota lembah, kota pegunungan. kota pantai, kota pulau, dll) sehingga dihasilkan suatu pola RTH struktural.
88
Raut Edisi
II Vo| 2, periode
Mei - Agustus 2013
Zuraihan dan Zoinuddin: SLDAH CUKU?KAH RUANG...
Fungsi dan Manfaat Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di setiap kota mem
iki tiga fungsi
penting yaitu ekologis, sosial-ekonomi dan evakuasi. Dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan, jumlah RTH di setiap kota harus sebesar 30
persen dari luas kota tersebut. RTH perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oreh tumbuhan, tanaman dan vegetasi. Ruang Terbuka Hijau, baik RTH publik maupun RTH privat,
memiliki fungsi
utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi
arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanj utan kota.
Fungsi ekologis RTH yaitu dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah
banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim miko yang menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti
RTH untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar.
Fungsi lainnya yaitu sosial-ekonomi untuk memberikan fungsi sebagai ruang
interaksi sosial, sarana rekeasi dan sebagai tetenger (tandmark) kota. sementara evakuasi berfungsi antara lain untuk tempat pengungsian saat terjadi bencana selain
itu RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi,
arsitektural) merupakan RTH
pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut,
sehingga dapat berlokasi
dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan
dan
kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota.
Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat langsung (dalam
pengedian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar), keingin-an dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.
Raut Edisi
II
VoL 2, Periode Mei - Agustus 2013
89
Zuraihan dan Zainuddin; SUDAH CI\KU\KAH RUANG...
Elemen Pengisi RTH
RTH dibangun dari kumpulan tumbuhan dan tanaman atau vegetasi yang telah diseleksi dan disesuaikan dengan lokasi serta rencana
dan rancangan peruntukkannya. Lokasi yang berbeda (seperti pesisir, pusat kota, kawasan industri, sempadan badan-badan air, dll) akan memiliki permasalahan yang juga berbeda yang selanjutnya berkonsekuensi pada rencana dan rancangan R.IH yang berbeda. Untuk keberhasilan rancangan, penanaman dan kelestariannya maka sifat dan ciri serta kriteria (a) arsitektural dan (b) hortikulturar tanaman dan vegetasi penyusun RTH harus menjadi bahan pertimbangan dalam menseleksi jenis_jenis yang akan ditanam. Persyaratan umum tanaman untuk ditanam di wilayah perkotaan:
.
' . . ' r .
Disenangi dan tidak berbahaya bagi warga kota
Mampu tumbuh pada lingkungan yang marjinal (tanah tidak subur. udara dan air yang tercemar) Tahan terhadap gangguan fisik (vandalisme) Perakaran dalam sehingga tidak mudah tumbang
Tidak gugur daun, cepat tumbuh, bemilai hias dan arsitektural Dapat menghasilkan O, dan meningkatkan kualitas lingkungan kota
Bibit/benih mudah didapatkan dengan harga yang murah/terjangkau oleh masyarakat
. .
Prioritas menggunakanvegetasi endemik/lokal Keanekaragamanhayati
Jenis tanaman endemik atau jenis tanaman lokal yang
memiliki keunggulan tertentu (ekologis, sosial budaya, ekonomi, arsitektural) dalam wilayah kota tersebut menjadi bahan tanaman utama penciri RTH kota tersebut, yang selanjutnya akan dikembangkan guna mempertahankan keanekaragaman hayati wilayahnya dan juga nasional-
90
Raut Edisi
II
Vol. 2, Periode Mei - Agustus 2013
Zuraihan dan Zainwldin: SUDAH CUKU?K4H RUANG...
STUDI KASUS Kabupaten Bireuen merupakan Kabupaten dalam wilayah propinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK)_
nya sedang dalam proses penyesuaian dengan Undang No. 26 tahun 2007. Dalam rangka optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan, Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Bireuen perlu dilakukan pada tingkat yang lebih detail sebagai acuan spasial bagi kegiatan pengembangan sosial dan ekonomi sehingga memberikan hasil yang optimal dan berkelanjutan bagi masyarakat. secara administratif perkotaan Bireuen terdiri dari 5 Kecamatan, dengan luas wilayah 118.091 Ha. Kecamatan terluas adalah Kecamatan peusangan yaitu 39.302
Ha atau
33,3%o dari luas
Kota Bireuen. Sedangkan kecamatan yang terkecil
wilayahnya adalah Kecamatan Jeumpa dengan luas hanya 13.696 Ha atau 11,5g% dari luas Kota Bireuen.
,A\ -*5.:::--" lHt
-,-, *-,.r,, .;,.,, .".,+-'
!:tia,
*i.ry,
1"b4._..-'lnrcE!.!-*...
I "----.-.,nq* s'.
--..--.
KAWASAN PERKOTAA BIREUEN Gambar I: peta Tata Guna Lahan Kabupaten Bireuen Sumber: Sumber : RUTR Kota Bireuen Tahun 200g
Pola pemanfaatan ruang Perkotaan Bireuen dengan mempertimbangkan kebutuhan ruang hingga
l0
tahun ke depan (tahun 2018) yang dipengaruhi oleh
pertimbangan fisik dasar, daya dukung kawasan, faktor limitasi pengembangan serta
pengaruh kecenderungan arah perkembangan (trend). pengembangan diarahlcan dan hanya diperkenankan maksimal mencapai
Raut Edisi
II
Vol.2, Periode Mei - Agustus 2013
fisik
kota
+ 60% (daerah terbangun)
91
Zuraihan dan Zainuddin; SUDAH CUKU\KAH RUANG...
dan selebihnya
+ 40%
merupakan daerah terbuka atau mempakan kawasan yang dominasi tidak terbangun. Tabel I : Arahan pola pemanfaatan Ruang Kawasan perkotaan Bireuen s.d Tahun 20l g
No
Penggunaan Lahan
Luas ([Ia)
2
Jalan Pe.dagangan dar jasa
442.09
3
Perkantoran
13.90
0.1 3
3208.96 1995.24
3 1.01
1
4 5
6 7 8
9 10
l1 12
169.8 I
E*Aun@;iAPermukiman I r(eKreasl oan atau Ulahrasa lSawah
18.87
33t8.67
tseffia;Pa";rSe-pada"
129-38 430.35
Su"eat=-Tempadan -:-----_-- Wairk'-i ambak lv"drk-----. - --
29.17 493.3t 99.43 10349.17
_---- ----.
Jumlah Sumber: RUTR Kota Bireuen Tahun 200g
t.64 4.27
19.28 0.18 32.07 1.25
4.16 0.28 4.77 0.96 100.00
Gambar 2: Lokasi RTH Bireuen yang berada pada rencanajalur kereta api
92
Raut Edisi
II
Vol. 2, Periode Mei - Agustus 2013
Zuraihan dan Zainuddin: SIJDAH CUKU?KAH RUANG _..
Berdasarkan tabel
6 di
atas, arahan pora pemanfaatan Ruang Kawasan
Perkotaan , Jumlah RTH yang ada di kawasan perkotaan Bireuen mencapai hampir
68% darl luas wilayah. 63% merupakan RTH yang bersifat privat yang didominasi oleh sawah dan perkebunan/tegalan, sedangk an 4,8 %o lagi merupakan RTH untuk fungsi tertentu, dan hanya 0,18 % atau 18,87
Ha
merupakan RTH yang berfungsi
kegiatan rekreasi dan olah raga.
Jalan Medan
-
Bna
Merupakan kawasan RTH Jalur Hijau Perkotaan yamg merupakan slrmht, trtama
Kawasan RTH perumahan dan perkebunan mencapai 63 o%
RTH Pusat Kota 0,1 8 % merupakan kawasan rel kereta api dan jalur hijau pusat kota pada sumbu utama kota
Jalan Bireuen Takengon
Merupakan kawasan RTH Jalur Hijau
Gambar 3: Peta Gambaran sebaran RTH di Kabupaten Bireuen
Raut Edisi
II
Vol. 2, Periode Mei - Agustus 2013
93
Zurailran dan Zainuddin: SUDAH CUKU\K4H RUANG...
Pada tahun 2030, diperkirakan 60% penduduk dunia akan tinggal
di kawasan merupakan tantangan yang cukup berat. pertambangan penduduk perkotaan menuntut adanya efisiensi dalam sistem ekonomi. termasuk efisiensi dalam intensitas penggunaan ruang. pembangunan pencakar langit dengan kepadatan perkotaan.
Ini
yang tinggi merupakan salah satu bentuk efisiensi penggunaan ruang. penggunaan teknologi bahan yang kedap air untuk meningkatkan daya tahan bangunan, adalah bentuk lain dari efisiensi ekonomi di perkotaan. padahal, tingkat kepadatan yang tinggi dan penggunaan bahan-bahan kedap air dengan kapasitas panas yang tinggi merupakan faktor-faktor yang memberikan kontribusi besar terhadap pemanasan di perkotaan' Respon yang sering muncul terhadap gejala pemanasan ini adalah adanya peningkatan penggunaan energi untuk pendingin ruangan, yang memberikan respon balik dan memperkuat gejala pemanasan di perkotaan.
Gambar 4: Contoh RTH di median Jalan pusat kota Bir€uen
94
Raut Edisi
II
VoL 2, Periode Mei - Agustus 2013
Zuraihan dan Zainuddin: SUDAH CUKU?KAH RUANG...
KESIMPULAN Kota Bireuen merupakan kota yang sedang berkembang dan tidak mustahil
63% RTH yang merupakan lahan privat yang didominasi oleh sawah
dan
perkeb'nan/tegalan, akan terus berkurang seiring dengan perkembangan kota dalarn memenuhi kebutuhan perumahan, perkantoran atau kebutuhan sosoial lain-nya, sedangkan 0,18% RTH yang berfungi sebagai
jalur hijau juga masih akan
terus
berkurang dengan adanya peningkatan pelebaran jalan sehingga RTH yang tidak di rencanakan dalam RTRW Perkotaan Bireuen, sedangkan RTH publik yang bisa
dijadikan kawasan penghijuan pusat kota belum ada dan hanya berupa jalur hijau di median jalan utama, oleh karena itu sudah saatnya kebijakan pemerintah untuk lebih
memperhatikan pengembangan
RTH sehingga dapat mewujudkan
kawasan
perkotaan berkelanj utan.
BIBLIOGRAFI Buletin Cipta Karya, Februari 2009, RTH untuk Mengurangi Dampak pemanasan Global. Inovasi online Vol-8 Ruang.
-XVIII November 2006, Aspek Iklim dalam
perencanaan Tata
Makalah Lokakarya, Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan Dalam Rangkaian Hari Bakti Pekerjaan Umum ke 60, Direktorat Jenderal penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Umum N0. 05PRTA4/2008 tentang Pedoman penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Ruang Terbuka Hijau di Kawasan perkotaan, BAB III.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.l Tahun Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
2007
tentang penataan Ruang
Public Blog Kompasiana, Blog Archive, Ketika RTH Jakarta Berubah Menjadi Hutan Beton. diakses 30 Maret 2009
UU No 23 Tahun 1997, Tentang pengelolaan Lingkungan Hidup.
Raut Edisi
II
Vol. 2, Periode Mei - Agustus 20I3
95