Dari Redaksi Pembaca yang terhormat,
R
asanya bangga sekali kami bisa hadir menyapa pembaca kembali. Tanpa terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2013, demikian juga Majalah Penataran edisi ini merupakan edisi yang terakhir di tahun 2013. Pada edisi kelima ini kami kembali menyajikan beberapa liputan tentang berbagai kegiatan di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar. Diawali pada rubrik gerbang sebagai pembuka berita menyajikan kegiatan Larung sesaji di Pantai Tambakrejo. Di Kabupaten Blitar, larung sesaji merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap peringatan 1 Suro. Kegiatan ritual ini digelar agar masyarakat di Kabupaten Blitar aman, damai, dan mendapat berkah dari Tuhan. Larung sesaji juga merupakan salah satu aset budaya yang harus dilestarikan. Dengan melestarikan budaya ini sama halnya dengan nguri-nguri budaya Jawa. Selain itu acara larung sesaji ini bisa menarik wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara. Hal ini dikarenakan Pantai Tambakrejo dan juga pantai-pantai lain terutama yang ada di Blitar selatan masih sangat asri. Selain itu juga ada liputan Bupati Blitar menerima Penghargaan sebagai peringkat 2 PPID Award tingkat Provinsi Jawa Timur. PPID Award merupakan sebuah anugerah penghargaan yang diberikan bagi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dengan tujuan untuk mendorong bagaimana implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) mengalami percepatan. Membuka informasi kepada masyarakat merupakan supremasi yang luar biasa untuk menumbuh kembangkan masyarakat yang percaya terhadap badan publik baik pemerintah maupun non pemerintah. PPID Award Tahun 2013 merupakan pelaksanaan tahun kedua. Saat ini kita sudah memasuki era open goverment atau pemerintahan yang terbuka. Sebelumnya ada good goverment (Pemerintahan yang baik) dan sebelumnya lagi atau sekitar Tahun 80’an ada strong goverment (Pemerintahan yang kuat). Maka pada era sekarang ini, pemerintah tidak cukup hanya good melainkan juga harus open dalam hal informasi yang memang untuk publik. Pada rubrik hambangun praja kami menyuguhkan kegiatan besar yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar, yaitu pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara serentak yang telah dilaksanakan pada 27 Oktober lalu. Sebanyak 153 desa berhasil menggelar pemilihan langsung kepala desanya dengan aman dan lancar. Peran serta masyarakat di desa dalam pilkades ini sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya antrian warga yang hendak menyalurkan hak pilihnya di TPS yang ada di setiap desa yang menggelar pilkades. Alhasil, warga masyarakat berhasil memilih sosok pemimpin yang bakal menjadi kepala desa dalam periode selanjutnya. Para Kepala Desa ini rencananya akan dilantik bersamaan akhir tahun ini. Selain itu rubrik-rubrik, Edukatif, Pelangi Bumi Penataran, Artikel, Profesi, Lensa Sport, Ono Dino Ono Upo, Peluang Bisnis, Liputan Khusus, Pelesir dan lainnya tetap menampilkan dan menyajikan kabar-kabar dan cerita-cerita menarik bagi para pembaca setia Majalah Penataran. Harapan kami semoga Majalah Penataran akan selalu menjadi sumber informasi yang bermanfaat untuk para pembaca setia. Terima kasih tak terhingga atas dukungan dan partisipasi serta kerja sama semua pihak. Redaksi
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
Pelindung : HERRY NOEGROHO, SE. MH Drs. RIJANTO, MM Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung jawab : SUYANTO, SH. MM Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : Ir. BUDI IRIANTO, MM Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO HENDRA NOVARIADI M. ENDRA PRASETYA Anggota : JONI HARSONO DWI AGUS SANTOSO, ST ASYIK FAUZI, ST
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
Majalah PEN ATARAN PENA
(foto-foto:humaspemkabblitar)
Larung Sesaji Selalu Dipadati Warga
B
Setiap peringatan 1 Suro para nelayan di Kabupaten Blitar, senantiasa mengadakan acara larung sesaji. Tak hanya nelayan, kegiatan ini juga menjadi kegiatan Pemerintah Kabupaten Blitar. Kali ini ritual larung sesaji dipusatkan di Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto. Ritual ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan ini dihadiri ribuan warga Blitar maupun luar daerah yang turut menyaksikan ritual yang unik tersebut.
4
upati Blitar Herry Noegroho, Rabu (6/11) saat menghadiri ritual larung sesaji di Pantai Tambakrejo mengatakan,larung sesaji merupakan momentum untuk melestarikan tradisi adat budaya Jawa. Selain itu, acara ini juga digelar dalam rangka memperingati 1 Suro atau 1 Muharam dalam kalender Islam. “Larung sesaji untuk melestarikan tradisi sekaligus sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rejeki.
Majalah PEN ATARAN PENA
Dengan sedekah ini, diharapkan bisa menambah rejeki serta dapat menolak segala mara bahaya,” katanya. Di Kabupaten Blitar, larung sesaji merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap peringatan 1 Suro. Kegiatan ritual ini digelar agar masyarakat di Kabupaten Blitar aman, damai, mendapat berkah dari Tuhan. Larung sesaji juga merupakan salah satu aset budaya yang harus dilestarikan. “Dengan melestarikan budaya ini sama halnya dengan nguri-
nguri budaya Jawa,” tandas Herry Noegroho. Orang nomor satu di Pemkab Blitar ini juga berharap, acara larung sesaji ini bisa menarik wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara. Hal ini dikarenakan Pantai Tambakrejo dan juga pantai-pantai lain terutama yang ada di Blitar selatan masih sangat asri. “Semoga dengan adanya event seperti larung sesaji ini, kunjungan wisatawan di Kabupaten Blitar juga semakin meningkat,” harap Herry Noegroho. Herry Noegroho juga menegaskan, kegiatan larung sesaji dari tahun ke tahun di Kabupaten Blitar dilaksanakan tidak di satu tempat saja, namun selalu berpindah tempat. Semisal tahun ini di Pantai Tambakrejo, tahun depannya bisa digelar di Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo, atau di Pantai Jolosutro. Bupati Blitar juga berjanji bakal menambah fasilitas di tempat wisata pantai. Seperti yang direncanakan di lokasi wisata Pantai Serang akan dibangun prasarana yang bertujuan menambah kenyamanan wisatawan. Diharapkan pula, seluruh tempat wisata yang ada di Kabupaten Blitar bakal direhab tanpa mengurangi keaslian dan untuk kenyamanan pengunjung.
Bupati Blitar Herry Noegroho bersama Ketua DPRD Kabupaten Blitar Guntur Wahono turut melarung sesaji ke tengah laut dengan menaiki perahu nelayan
Diharapkan Herry Noegroho, bukan saja di bidang pariwisata yang diharapkan mampu terangkat, namun juga di bidang yang lain. Yakni bidang perekonomian, kesehatan, sosial, pendidikan serta kegiatan infrasrtuktur bisa berjalan lancar. Untuk itu Bupati Blitar juga mengajak warga Blitar untuk menjadikan Kabupaten Blitar sebagai daerah sentra penghasil produksi peternakan, pusat wisata kuliner, wisata budaya, pusat pertanian berbasis industri, serta pusat kerajinan. Pantauan di lapangan, dalam ritual larung sesaji itu diawali dengan kirab sejumlah tumpeng yang berisi
hasil bumi menuju ke tepi Pantai Tambakrejo yang sudah dipadati ribuan massa. Selain mengarak hasil bumi, para nelayan juga mengarak dengan ukuran raksasa berisi nasi lengkap dengan lauk pauk, sayur mayur dan buah-buahan. Selain itu ada pula warga yang menandu kepala kerbau. Kegiatan arak-arakan itu dipimpin langsung sesepuh desa Tambakrejo. Puluhan warga membawa berbagai tandu berisi hasil bumi serta kepala kerbau ke tepi laut. Selanjutnya, seluruh tumpeng persembahan itu pun dibawa ke atas perahu dan dibawa ke tengah laut untuk dilarung. Acara larung sesaji ini menjadi tontonan warga. Ratusan warga dari berbagai daerah baik dari Kabupaten Blitar ataupun luar berkerumun di bibir pantai untuk melihat langsung acara ritual larung sesaji. Sejumlah warga bahkan sempat terjepit ketika hendak menonton lebih dekat. Bahkan ada warga yang pingsan saat menyaksikan ritual larung sesaji akibat berdesak-desakan dengan warga lainnya. Namun meski demikian antusias warga tetap tinggi menyaksikan jalannya ritual larung sesaji hingga acara usai. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
5
Gerbang
Pemkab Blitar Raih
PPID Award 2013
Ruang Pelayanan Informasi
M
engutip sambutan dari Joko Tetuko – Ketua Komisi Informasi Prov Jatim, PPID Award merupakan sebuah anugerah penghargaan yang diberikan bagi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Dengan tujuan untuk mendorong bagaimana implementasi UndangUndang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) mengalamai percepatan. Sedangkan harapan dari kegiatan ini, kata Ketua Komisi Informasi Prov Jatim, “Agar masyarakat memperoleh layanan informasi yang berkualitas dengan sepuas-puasnya dan sebaik-baiknya.”. Dan sesuai amanat dari Undangundang Keterbukaan Informasi Publik, sudah tidak jamannya dan tidak boleh lagi terdengar adanya keluhan dari masyarakat sulit untuk mendapatkan akses informasi.
6
Membuka informasi kepada masyarakat merupakan supremasi yang luar biasa untuk menumbuh kembangkan masyarakat yang percaya terhadap badan publik baik pemerintah maupun non pemerintah. PPID Award Tahun 2013 yang merupakan pelaksanaan tahun kedua ini, lanjut Joko Tetuko, “Diselenggarakan sekaligus untuk meningkatkan layanan informasi kepada masyarakat dan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada badan publik pemerintah.”. Sementara itu Abdul Hamid Dipo Pramono - Ketua Komisi Informasi Pusat dalam sambutannya menyampaikan, “Melihat jamannya, saat ini rupanya kita sudah memasuki era open goverment atau pemerintahan yang terbuka.”. Sebelumnya ada good goverment (Pemerintahan yang baik) dan sebelumnya lagi atau sekitar
Majalah PEN ATARAN PENA
Bertempat di Studio II JTV – Surabaya, pada Rabu (30/10) Pemkab Blitar telah menerima penghargaan PPID Award Tahun 2013 Provinsi Jawa Timur. Dimana pada acara yang disiarkan live mulai pukul 20.00 WIB itu, penghargaan diberikan oleh Dr. H. Rasio – Sekrearis Daerah Prov Jatim dan diterima langsung oleh Bupati Blitar – H. Herry Noegroho, SE, MH.
Sekretaris PPID Kab. Blitar dengan Piala PPID Award
Tahun 80’an ada strong goverment (Pemerintahan yang kuat). Maka pada era sekarang ini rupanya pemerintah tidak cukup hanya good melainkan juga harus open dalam hal informasi yang memang untuk publik.
Dan sesuai amanat dari undang-undang, “Semua lembaga publik harus membentuk PPID.”, dengan Lembaga Publik yang dimaksud disini yaitu lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif maupun lembaga-lembaga non pemerintah yang mendapatkan dana sebagaian atau seluruhnya dari APBN, APBD, bantuan luar negeri atau dana masyarakat. PPID Award penting diselenggarakan mengingat tugas dari PPID sebagai ujung tombak dari pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008 ini sangat berat. Kesadaran masyarakat akan keberadaan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik membuat gairah atau keinginan masyarakat untuk memperoleh informasi juga semakin tinggi. Dan terkait pengelolaan informasi ini PPID bukan hanya terbatas pada prinsip manejemen saja. “Melainkan terdapat tugas tambahan dalam bentuk melayani masyarakat akan pemenuhan kebutuhan informasi.”. Sehingga dalam hal ini apabila pemohon informasi tidak puas meminta infomasi kepada lembaga publik bisa mengajukan sengketa. Meskipun nantinya yang digugat adalah atasan dari PPID, “Namun perlu diingat yang me-manage informasi adalah PPID.”. Dari tiga puluh empat provinsi di Indonesia, sebanyak dua puluh satu provinsi sudah membentuk PPID dan tiga belas provinsi lainnya masih belum. “Semoga PPID Award Tahun 2013 Provinsi Jawa Timur bisa menjadi role model di provinsi lain untuk melakukan hal serupa.”, tutur Ketua Komisi Informasi Pusat di akhir sambutannya. PPID Award Tahun 2013 Provinsi Jawa Timur diselenggarakan oleh Komisi Informasi Prov Jatim melalui beberapa tahap penilaian yang dilakukan oleh tim dari konsultan komisi informasi, tim independen komisi informasi dan komisioner komisi informasi Prov Jatim. Penilaian meliputi tujuh indikator atau standar minimal yang
Komisi Informasi Provinsi Jatim saat Melakukan Penilaian di PPID Kab. Blitar
meliputi SK PPID, administrasi PPID, SK atasan PPID, administrasi atasan PPID, SOP, daftar informasi publik dan desk (bangku) layanan informasi. Dalam prosesnya dari tiga puluh delapan Kab./Kota se - Jatim ditentukan oleh penyelenggara sepuluh nominator PPID untuk kategori Pemerintah Kab./Kota terbaik yang terdiri dari Kab. Mojokerto, Kab. Sidoarjo, Kota Pasuruan, Kota Blitar, Kota Malang, Kab. Bojonegoro, Kab. Malang, Kab. Banyuwangi, Kab. Blitar dan Kota Surabaya. Kemudian dari sepuluh nominator itu diambil lima PPID Kab./Kota terbaik yang berhak memperoleh PPID Award Tahun 2013 Provinsi Jawa Timur. Dan lima PPID Kab./Kota terbaik itu secara berurutan yakni Kota Surabaya, Kab. Blitar, Kab. Banyuwangi, Kota Malang dan Kota Blitar. Ditemui di tempat terpisah, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Blitar melalui Dra. Sri Wahyuni, MSi – Kabid Kominfo/Sekretaris PPID Kab. Blitar menyambut baik prestasi Kab. Blitar dalam ajang PPID Award Tahun 2013 Provinsi Jawa Timur. Selain menunjukkan keseriusan dari Pemkab Blitar dalam menjalankan amanat undang-undang KIP, prestasi ini juga menunjukkan standar minimal atau tujuh indikator penilaian dari Komisi Informasi Prov Jatim sudah terpenuhi. Sri Wahyuni juga menyampaikan, sejak sebelum
terbentuknya PPID pihaknya sudah berupaya menyediakan informasi bagi publik. “Dimana proses ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menghapus kesenjangan informasi antara pemerintah dan masyarakat.”. Berbagai media informasi pun digunakan dengan salah satunya terutama melalui website resmi Pemkab Blitar atau www.pemkabblitar.go.id. Sekretariat PPID Kab. Blitar berkedudukan di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Blitar. Namun begitu, semua SKPD di Kab. Blitar juga memiliki PPID. “Namanya PPID Pembantu.”, tutur Sekretaris PPID. Sedangkan informasi lebih lengkap tentang PPID Kab. Blitar bisa dilihat pada subdomain website resmi Pemkab Blitar atau www.ppid.pemkabblitar.go.id. Berbagai layanan informasi yang bahkan sampai pada informasi besarnya nilai anggaran akan ditampilkan dengan mengakses/ mengunjungi alamat situs diatas. Dengan demikian waktu pelayanan akan jauh lebih singkat dan baik pengelola maupun masyarakat pengguna informasi akan sama-sama diuntungkan. “Tidak perlu repotrepot mendatangi atau menemui siapa-siapa di SKPD. Cukup dari desk atau bangku layanan informasi kebutuhan informasi akan terpenuhi.”, pungkas Kabid Kominfo. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
7
Gerbang
Potensi galian pertambangan di salah satu usaha pertambangan
Pertambangan Blitar Selatan Potensi asset pertambangan di Kabupaten Blitar, masih menjadi primadona di kalangan investor. Kekayaan mineral yang terkandung di perut buminya, memungkinkan dieksplorasi demi kesejahteraan masyarakatnya.
S
Joenarto, memegang dokumen di tengah, di lokasi pertambangan
8
Majalah PEN ATARAN PENA
umber daya alam itu, tersebar di seluruh wilayah kabupaten Blitar. Tetapi deposit mineral yang terbanyak, justru terletak di Blitar selatan. Itu bisa dilihat dengan maraknya aktivitas puluhan truk-truk pengangkut bahan tambang, yang setiap hari hilir-mudik di jalan-jalan arteri di Blitar selatan itu. Dari kantong-kantong hasil tambang itu, kemudian hasil galian dikirim ke kota-kota lain untuk diolah, seperti ke Tulungagung, Sidoarjo, Malang, dan sebagainya. Data yang dihimpun Majalah Penataran menyebutkan, investor-investor yang bergerak melakukan
usaha eksplorasi hasil tambang di Blitar, berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Mereka memiliki modal dan jaringan yang luas, sehingga memungkinkan melakukan usaha penambangan serta mengirimkan bahan mentah itu ke pabrik-pabrik untuk diolah menjadi barang yang dibutuhkan masyarakat. Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar, Sumantri, melalui Kabid ESDM, Dwi Putri, menyebutkan bahwa para pengusaha yang melakukan eksplorasi di Kabupaten Blitar merupakan pemain-pemain lama yang sudah memiliki ijin sebagaimana diatur oleh Kementerian ESDM. “Sedangkan sepanjang tahun 2011 hingga sekarang, belum ada ijin baru karena memang ada edaran dari Kementerian ESDM yang isinya belum mengijinkan diterbitkanya surat-surat ijin yang baru,” kata Dwi Putri. Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Dinas PU Cipta Karya Tata Ruang dalam buku “Pertambangan Dalam Angka” menyebutkan adanya 22 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP). Mereka menguasai penggalian bahan tambang seperti bentonit, feldspar, batu gamping, pasir besi, mangan, dan tembaga. Potensi mineral logam/ non logam yang berada di perut bumi Blitar masih cukup besar. Berdasarkan perkiraan tim Pemkab Blitar, bahan tambang bentonit memiliki cadangan 970.000 m3 (di Wates, Binangun), tras sebanyak 12.800 m3 (Gandusari), kaolin sebanyak 1.495.000 m3 (Sutojayan), feldsfar 2.830.000 m3 (Wonotirto), zeolit 630.000 (Wonotirto, Panggungrejo), ballclay 1.864.390 m3 (Wonotirto, Wates, Kademangan), gamping 1.068.176 m3 (Binangun, Kademangan) pasir besi 298.000 m3 (di Panggungrejo, Bakung, Wates) pirophyilit 740.000 m3 (Bakung, Kademangan), emas 0,7 – 1,79 gr/ton (Gunung Klithik Wates, Wonotirto), dan pasir-batuan
Aktivitas pengurusan ijin di Pemkab Blitar
3.100.000 m3 (S Lekso, Semu, Bladak). Salah seorang operator penambang pasir besi, Joenarto, dalam sebuah perbincangan dengan reporter Majalah Penataran mengatakan, masih ada sejumlah potensi tambang yang bisa dioptimalkan. “Blitar selatan memang dianugerahi kekayaan bahan mineral,” ujarnya yang mengaku melakukan penambangan sejak tahun 1979 dan memiliki gudang penampungan di Jimbe, Kademangan.
Menanggapi adanya moratorium atau ditangguhkannya pemberian ijin usaha pertambangan sejak tahun 2011 hingga sekarang, Joenarto memperkirakan hal itu dilakukan terkait dengan penataan ijin secara nasional yang sedang dibenahi. “Di luar Jawa, banyak usaha pertambangan yang perlu ditata ulang. Seperti pertambangan batubara, minyak, dan lain-lain. Kita tunggu yang terbaik sajalah,” ujarnya. (pur)
Kondisi jalan-jalan menuju lokasi pertambangan.
Majalah PEN ATARAN PENA
9
Hambangun Praja
Festival Ngudhek Jenang Ramaikan Puncak Peringatan Hari Jadi Blitar
Pada Sabtu (12/10) bertempat di Lapangan Brubuh, Kec. Sutojayan telah dilaksanakan acara puncak peringatan Hari Jadi Kab. Blitar Ke – 689 Tahun 2013. Beberapa agenda acara digelar sejak pagi, kemudian bersambung lagi pada malam harinya. Acara utama pada acara itu, pagi hingga siang berupa Festival Ngudhek (mengaduk, red.) Jenang dan Jajanan Tradisional yang diikuti dengan Fashion Show Batik Khas Kab. Blitar (Batik Tutur). Sedangkan pada malam harinya berupa acara Hiburan Rakyat dan penyerahan penghargaan kepada masyarakat berprestasi di bidang seni budaya dan pariwisata.
F
estival ngudhek jenang berlangsung sangat seru. Sebab tidak seperti lazimnya proses pembuatan jenang yang mungkin pernah kita saksikan, dalam festival ngudhek jenang tingkat kecamatan se-Kab. Blitar ini terdapat beberapa unsur penilaian yang wajib dipenuhi para peserta. Yakni dari sisi kekompakan, kostum yang dikenakan, joged, yel-yel, kreasi rasa, kerapian/kebersihan dan cara penyajian. Dan bukan saja menjadi tontonan yang menarik bagi warga, bahkan Bupati Blitar, Ketua DPRD, anggota Forpimda, beberapa Kepala SKPD dan Pengurus TP PKK Kab. Blitar beberapa saat tampak ikut bersenang-senang ngudhek jenang bareng. Bupati H. Herry Noegroho, SE, MH dalam sambutan pembukaannya menyampaikan, acara yang digelar pagi itu bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang ada dalam proses pembuatan jenang yang sudah ada sejak dahulu di masyarakat kita. Bahwa proses pembuatan jenang merupakan cermin dari kebersamaan dan kegotong-royongan yang biasanya dilakukan untuk membantu tetangga yang sedang memiliki hajatan besar misalnya temanten, khitanan atau acara tradisional lainnya.
10
Majalah PEN ATARAN PENA
Wakil Ketua TP PKK Kabupaten meninjau stand peserta Festival Jajanan Tradisional Khas Blitar
“Sedangkan saat ini, rasa kebersamaan dan kegotong-royongan itu sudah semakin pudar,” tutur H. Herry Noegroho. Untuk itu, Pemkab Blitar memandang perlu mengadakan event ini sebagai salah satu upaya untuk memupuk dan melestarikan rasa kebersamaan dan kegotong-royongan bagi warga Kab. Blitar. Selain itu,
Bupati juga berharap acara yang sekaligus bermaterikan festival jajanan tradisional ini mampu memunculkan jajanan tradisional khas Kabupaten Blitar yang diharapkan bisa menjadi branding-nya Kabupaten Blitar selain jenang yang memang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Sedangkan dari agenda acara Fashion Show Batik Khas Kab. Blitar yakni Batik Tutur, H. Herry Noegroho mengharapkan, “Event ini menjadi ajang pengenalan dan promosi dari batik khas Kabupaten Blitar yang saat ini sedang gencar dikembangkan.” Yang mana keberadaan batik tutur ini sebenarnya sudah sangat lama yang kemudian digali kembali berdasarkan arsip/file yang tersimpan di salah satu museum yang ada di Negeri Belanda. Kontras, namun sama-sama menarik. Begitu kira-kira yang ada dalam benak pengunjung di Lapangan Brubuh pagi itu. Pada satu sisi menampilkan acara tradisional berupa proses pembuatan jenang diatas tungku kayu bakar dan aneka jajanan khas tradisional, sedangkan pada bagian lain menampilkan busana batik tutur yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga terlihat sangat modern dan disajikan oleh model-model nan menawan. Acara hiburan rakyat yang digelar malam harinya juga tak kalah menarik. Malam itu ada sebuah panggung super besar diantara ribuan pengunjung yang memadati Lapangan Brubuh menyaksikan acara panggung/ pentas musik. Bukan hanya artis-artis dari Jawa Timur yang tampil memberikan hiburan. Tetapi Bupati Blitar yang memiliki nama ‘panggung’ Kang Herry tak ketinggalan ikut serta menghibur warga Kab. Blitar baik
Ngudhek jenang bersama Bupati di stand Kec Wates
secara langsung bagi yang menyaksikan disana maupun melalui media tv karena acara malam itu live on JTV. Pada kesempatan itu, Bupati H. Herry Noegroho, SE, MH tidak lupa menyampaikan ajakannya kepada seluruh warga Kabupaten Blitar untuk terus berusaha mewujudkan Kabupaten Blitar yang lebih baik lagi. Dan melalui acara pentas musik malam itu, “Semoga akan lebih terjalin rasa kebersamaan dan kegotongroyongan diantara kita,” tutur Bupati. Sedangkan dua penghargaan dari Pemkab Blitar yang diberikan pada malam itu masing-masing diberikan kepada Mbah Sanidi dan Karang Taruna Puspo Jagad Desa Semen Kec. Gandusari. Mbah Sanidi adalah seorang pengamen tua renta yang sudah berusia delapan puluh tahun dalam keadaan buta. Dimana selama lebih dari lima puluh tahun bersama Mbah Kasih –pasangannya, warga Dusun Jari Kel. Kaweron Kec. Talun itu mengamen dengan menggunakan Sitter Tlempung (alat musik yang terbuat
dari papan kayu dan dawai kawat). Untuk itu, kepada Mbah Sanidi diberikan penghargaan atas jiwa seni dan pengabdiannya pada budaya di Kab. Blitar. Kemudian Karangtaruna Puspo Jagad dari Desa Semen Kec. Gandusari menerima penghargaan dari Pemkab Blitar atas prestasi mereka yang mengharumkan nama Kab. Blitar. Dimana Karangtaruna Puspo Jagad ini pernah memperoleh penghargaan sebagai Juara Nasional Karang Taruna dan Juara Nasional pada Lomba Sadar Wisata. Diumumkan juga untuk para pemenang festival ngudhek jenang tingkat kecamatan seKab. Blitar. Berturut-turut sesuai kategori lomba, peserta paling kompak yaitu dari Kec. Garum. Kostum terbaik Kec. Sutojayan, Joged paling asyik Kec. Nglegok, Yel yel terbaik Kec. Kesamben, Kreasi Rasa paling enak Kec. Kademangan, peserta paling Rapi/bersih Kec. Talun dan Penyajian terbaik Kec. Doko. (moza)
Fashion Show untuk mempromosikan Batik Tutur sebagai batik khas Blitar
Majalah PEN ATARAN PENA
11
Hambangun Praja
Sukses Gelar Pilkades Serentak Pemilihan Kepala Desa secara serentak sukses digelar di Kabupaten Blitar. Sebanyak 153 desa berhasil menggelar pemilihan langsung kepala desanya dengan aman dan lancar. Rencananya, para kepala desa terpilih dari 153 desa itupun akan dilantik Bupati Blitar, Herry Noegroho, SE. MH. pada Desember mendatang.
K
epala Bagian Pemerintahan Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso, S,STP. MSi. kepada Majalah Penataran mengatakan, pelaksanaan pemilihan Kepala desa di Kabupaten Blitar telah sukses digelar pada 27 Oktober lalu. Saat itu sebanyak 153 desa, serentak melakukan pilkades. “Rencana awal sebanyak 155 desa yang, melaksanakan pilkades. Namun ada dua desa yang gugur lantaran ada calon meninggal dunia dan ada calon kades yang sakit akhirnya kedua desa tersebut batal menggelar pemilihan pada 27 Oktober lalu,” katanya. Diakui Suhendro Winarso, peran serta masyarakat di desa dalam pilkades ini sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya antrian warga yang hendak menyalurkan hak pilihnya di TPS yang ada di setiap desa yang menggelar pilkades. Alhasil, warga masyarakat berhasil memilih sosok pemimpin yang bakal menjadi
12
kepala desa dalam periode selanjutnya. “Para Kepala Desa ini rencananya akan dilantik bersamaan akhir tahun ini, atau pada Desember mendatang,” jelasnya. Pilkades serentak yang digelar Minggu (27/10) diikuti sebanyak 23 pasang suami istri. Menurut Suhendro Winarso, fenomena politik yang unik ini terjadi akibat kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjadi Kepala desa. Hal ini dikarenakan masih kuatnya pengaruh politik kepala desa incumbent. “Rendahnya partisipasi masyarakat untuk menjadi kepala desa. Akhirnya, daripada tidak ada lawan politiknya, calon incumbent menjadikan pasangan mereka sebagai lawan tarung politik dalam maju dalam pilkades,” ungkap Suhendro. Diharapkan pula, calon yang kalah dalam pilkades dapat menerima dengan legowo dan bersama-sama turut membangun desa agar lebih baik. Selain itu, pasca terjadinya
Majalah PEN ATARAN PENA
gesekan-gesekan yang mungkin pernah terjadi selama proses Pilkades sama- sama dilupakan untuk kepentingan desa ke depan yang lebih baik. Sehingga, bersama- sama membangun desa demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di desa masing-masing.
Suhendro Winarso
Demi kelancaran pemilihan kepala desa serentak 27 Oktober lalu, Pemerintah Kabupaten Blitar juga telah menggelar gladi pasukan pengamanan pilkades serentak yang ditandai dengan penandatanganan surat kesepakatan (MoU) antara Pemkab Blitar dengan Polres Blitar dan Polres Kota Blitar tentang pembangunan daerah, Rabu (23/10) di Lapangan Tawangsari Garum. Hal ini dilakukan agar pesta demokrasi untuk kemajuan desa bisa berjalan tertib, aman dan damai. Pilkades akan diikuti 106 desa di wilayah hukum Polres Blitar dan 49 desa dibawah wilayah Hukum Polres Kota. Untuk mengamankan Pilkades serentak tersebut, melibatkan sekitar 3.164 orang yang terdiri dari, 465 anggota TNI, 1.935 anggota Polri, dan 764 anggota Linmas dan SatPol PP. Seperti disampaikan Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, untuk mensukseskan kegiatan Pilkades, diperlukan kerjasama semua pihak yang terkait, yakni pemerintah, Satuan Perlindungan Masyarakat, Toga, Tomas, TNI, POLRI dan masyarakat. “Untuk itu sinergitas pemerintah, POLRI,TNI dapat terus dipelihara dan ditingkatkan eksistensinya dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara,” katanya. Dari hasil pantauan sejumlah SKPD yang mengadakan monitoring, Pilkades serentak, 27 Oktober 2013 di 153 desa berjalan lancar, aman. Warga desa bisa menggunakan hak pilihnya dengan rasa nyaman. Bahkan di setiap desa yang punya hajatan pilkades tersebut, 80 persen masyarakatnya menggunakan hak pilihnya. (hend)
(foto atas) Proses Pencoblosan Pilkades berjalan lancar. (foto bawah) massa berdemo terkait sengketa Pilkades di Desa Penataran
Majalah PEN ATARAN PENA
13
Hambangun Praja
Pemkab Blitar Siap Tangani PBB P-2 Aparat Pemerintah Kabupaten Blitar terus bersiap diri untuk pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan, Perdesaan dan Perkotaan PBB P-2. Sebelumnya, pajak bumi dan bangunan tersebut ditangani pemerintah pusat. Namun mulai awal tahun 2014 mendatang, PBB P-2 harus sudah ditangani Pemerintah Kabupaten Blitar.
S
esuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tentang pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P-2) harus dilaksanakan atau ditangani pemerintah kabupaten/kota masing-masing daerah. Pengalihan proses PBB P-2 ini paling lambat pada 1 Januari 2014 mendatang. Bupati Blitar H. Herry Noegroho melalui Sekretaris Daerah, Drs. Palal Ali Santoso, MM saat membuka Sosialisasi Pengalihan PBB P-2 menjadi Pajak Daerah, di LEC Pojok Garum awal Oktober lalu mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Blitar menyambut baik rencana pengalihan pajak ini ke daerah. Pemerintah Kabupaten Blitar tengah bersiap untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 28
14
Drs. Palal Ali Santoso, MM saat membuka Sosialisasi Pengalihan PBB P-2 di LEC Garum
tersebut. “Harapannya proses pengalihan PBB P-2 menjadi pajak daerah dapat berjalan dengan baik,”
Majalah PEN ATARAN PENA
ungkapnya. Palal Ali Santoso menjelaskan, indikator kesuksesan pengalihan ini
terletak pada kemampuan untuk mendorong dan memastikan besaran potensi PBB P-2 menjadi realisasi yang akan semakin meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Blitar. PAD kabupaten yang memiliki 22 kecamatan ini sekitar Rp 106 milyar yang bersumber dari 42 sumber pendapatan. “Targetnya kedepan bisa meningkat hingga mencapai lebih dari 0,3 persen,” katanya. Ditambahkan Palal Ali Santoso, potensi PBB P-2 terbilang cukup besar dan bahkan dari tahun ke tahun diprediksikan terus meningkat. Hal ini seiring dengan perkembangan investasi sektor properti dan gairah investasi pemilik modal di Kabupaten Blitar. Sebelumnya, bagi hasil PBB P-2 kabupaten/kota memiliki porsi tidak lebih dari 64,8 persen saja. Sisanya sebesar 16,2 persen yang harus diserahkan untuk provinsi, dan 10 persen untuk pemerintah pusat. Namun, dengan perubahan ini seluruh hasil PBB P-2 akan menjadi hak kabupaten/kota. “Untuk itu, PBB P-2 ini harus dapat dioptimalkan dengan menyiapkan berbagai langkah persiapan,” ujarnya. Palal Ali Santoso juga mengingatkan, adanya tantangan dalam mengimplementasikan PBB P2 sebagai pajak daerah di Kabupaten Blitar. Hal ini terkait dengan jumlah objek pajak PBB P-2 yang Tahun 2013 sudah mencapai 765.665 objek pajak dengan ketetapan baku sejumlah Rp. 20.060.451.594,-. Angka ini di tahun 2014 mendatang tentu akan mengalami peningkatan. Jumlah objek pajak yang besar ini akan menjadi potensi bagi peningkatan PAD Kabupaten Blitar yang sekaligus mempunyai potensi permasalahan baik dari sisi administrasi pengelolaan maupun pemungutannya. Dalam rangka menerima pengalihan kewenangan pemungutan PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam
Para pegawai di lingkup Pemkab Blitar antusias mengikuti sosialisasi PBB-P2
Pasal 2 ayat (1), Pemerintah Daerah bertugas dan bertanggung jawab antara lain; sarana dan prasarana, struktur organisasi dan tata kerja, sumber daya manusia, peraturan daerah, dan kerjasama dengan pihak terkait. Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar, Drs. Ismuni, MM. mengungkapkan Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar sebagai lembaga yang menangani PBB P-2 ini sudah berbenah diri untuk penyiapan pelimpahan Pajak Bumi dan Bangunan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. “Peralatan sudah kami siapkan seluruhnya untuk pelimpahan PBB perkotaan dan perdesaan kepada pemerintah daerah. Tak hanya peralatan, SDM yang
profesional juga disiapkan untuk menangani PBB ini di tahun depan,” jelasnya. Menurutnya persiapan ini sudah dilakukan sejak awal tahun 2013. Dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ini cukup beragam. Dampak positifnya , Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar bakal bertambah. Namun dampak lainnya, masyarakat akan menanggung beban dengan naiknya pajak PBB P-2 tersebut. Rencananya tarif pajak bumi dan bangunan tahun depan bakal dinaikan sebesar 0,3 persen. (hend)
Peralatan komputer serba baru disiapkan di Kantor Dispenda Kabupaten Blitar untuk menangani PBB-P2
Majalah PEN ATARAN PENA
15
Hambangun Praja
Pemkab Blitar
Bantu Korban Puting Beliung
Beberapa masyarakat Desa Kebonduren Kecamatan Ponggok kembali mendapat musibah. Sekitar 25 rumah mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung, akhir Oktober lalu. Pemerintah Kabupaten Blitar pun segera merespon dengan memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban keganasan angin puting beliung tersebut.
W
akil Bupati Blitar , H. Rijanto, MM. yang didampingi Komandan Kodim 0808 Blitar Letkol
(Inf) Sunaryo, Kapolresta Blitar AKPB Yulia Agustin, Perwakilan Korem 081 Dhirot Sahajaya Kolonel Widodo menyerahkan bantuan berupa
Wabub Rijanto didampingi Kapolresta dan Dandim 0808 Blitar meninjau lokasi bencana
16
Majalah PEN ATARAN PENA
tenda darurat, selimut dan sembako. Rijanto menyatakan rasa keprihatinannya atas bencana angin puting beliung yang telah menyebabkan para korban kehilangan tempat tinggal. “Saya berharap para korban tidak larut dalam kesedihan dan terus berdoa agar bencana ini tidak melanda lagi,” ungkapnya. Lebih lanjut Rijanto mengatakan, Pemerintah Kabupaten Blitar akan mengupayakan perbaikan rumah warga yang rusak diterjang angin puting beliung. “Pemerintah Kabupaten Blitar akan mengupayakan perbaikan rumah warga yang rusak sesuai dengan prosedur yang ada,” tambahnya. Pemerintah Kabupaten Blitar akan bekerjasama dengan Kodim 0808 untuk turut membantu memperbaiki rumah yang rusak.
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Senin (28/10) siang sekitar pukul 14.30 WIB, membawa bencana di dua desa di Kecamatan Ponggok. Puluhan rumah warga di dua desa, yakni Desa Dadaplangu dan Desa Kebonduren rusak akibat diterjang angin puting beliung. Meski tak ada korban jiwa namun kerugian yang dialami warga mencapai puluhan juta. Banyak rumah warga yang roboh akibat angin puting beliung. Saat mendengar suara angin itupun warga tampak sangat ketakutan. Terdengar suara gemuruh dan pohon ambruk. Banyak rumah milik warga mengalami kerusakan. Rata-rata rumah mereka rusak parah. Tak hanya atap yang roboh atau terbang melayang, ada pula yang rumahnya ambruk total. Dari pengakuan beberapa warga, angin puting beliung menyapu rumah warga sekitar 10 hingga 15 menit. Setelah angin reda, suara warga yang minta tolong terdengar dari berbagai penjuru. Angin yang datang bersama hujan deras tersebut juga menerbangkan genting, meluluhlantakkan tiang dan atap puluhan rumah warga. Termasuk menumbangkan pepohonan di pinggir jalan. Pusaran angin itu mengamuk dan menerjang pepohonan. Beberapa pohon kenanga tua roboh. Bahkan ada yang tercerabut dari akarnya dan menimpa rumah warga. Hal tersebut segera dilaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar. Laporan warga tersebut segera direspon dengan turun tangannya tim dari BPBD Kabupaten Blitar ke lapangan untuk mensterilkan area. Tim BPBD Kabupaten Blitar melakukan koordinasi dengan perangkat desa setempat, untuk tetap melaksanakan pemantauan dan meminimalisir timbulnya korban. Bencana angin puting beliung di Kecamatan Pongok ini merupakan
Wabub Rijanto menyerahkan bantuan sembako dan selimut kepada korban puting beliung di Ponggok
bencana kali kedua. Tahun sebelumnya, bencana serupa juga pernah terjadi di wilayah ini. Hanya saja, tingkat kerusakan yang ditimbulkan ketika itu tidak separah yang terjadi akhir Oktober lalu. Usai penyerahan bantuan, Wabub Rijanto didampingi Komandan Kodim 0808 Blitar Letkol (Inf) Sunaryo, Kapolresta Blitar AKPB Yulia
Agustin, Perwakilan Korem 081 Dhirot Sahajaya Kolonel Widodo mengunjungi lokasi korban puting beliung di Kecamatan Ponggok. Beberapa rumah warga tampak rusak berat dan ringan. Bahkan banyak pohon tumbang akibat angin tersebut. Ada pula pohon yang tumbang menimpa rumah warga. (hend)
Wabub Rijanto bersama Forpimda Kabupaten Blitar meninjau lokasi bencana angin puting beliung di Ponggok
Majalah PEN ATARAN PENA
17
Hambangun Praja
Alat-alat beroperasi 24 jam
BUMDes, Solusi Perijinan Pasir Kelud?
D
Pemkab Blitar benar-benar dibuat galau oleh problem pertambangan pasir Gunung Kelud. Mau ngasih ijin, tidak memiliki wewenang. Tapi kalau tidak ditambang, warga desa terancam kena luberan pasir. Bisakah BUMDes menjadi terobosan untuk mencari solusi?
iberitakan Majalah P e n a t a r a n sebelumnya, beberapa bulan belakangan ini terjadi heboh pemberitaan media, menyoal tambang pasir di Blitar Utara. Pemicunya, 64 alat berat alias bego yang beroperasi di seluruh jalur anak sungai yang berhulu di Kelud, tidak memiliki surat ijin tambang alias eksplorasi liar. Kepala Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Blitar, Sumantri, mengatakan lembaganya tidak berhak memberi ijin untuk penambangan pasir itu, karena kewenangan berada di tangan Dirjen Energi dan Sumber Daya Mineral di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta. Secara teknis di lapangan, kewenangan itu diberikan ke Propinsi Jawa Timur, yaitu pada Balai Besar
18
Wilayah Sungai Brantas (BBWS) yang berkedudukan di Surabaya. “Selama ini, kami tidak mendapat rekomendasi dari Balai Besar. Jika memaksakan diri menerbitkan ijin tambang, kami nanti dianggap melangkahi mereka,” ujar Sumantri. Akibatnya, Pemkab Blitar tidak dapat berbuat banyak, ketika ratusan truk pasir mengirim armada ke seluruh Jawa Timur. Problem yang muncul kemudian, jalan-jalan aspal dibuat hancur akibat pelanggaran tonase kendaraan. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Blitar dan Polres Blitar hanya bisa memasang patok, untuk memberi jalan pada truk-truk kecil saja yang bias masuk ke lokasi pertambangan.
Majalah PEN ATARAN PENA
Darwanto, warga Sumberasri
Di tengah kegalauan itu, komunitas pemberdayaan BUMDes di Kabupaten Blitar melontarkan ide untuk menengahi kemelut itu.
“BUMDes berhak mendayagunakan seluruh asset desa. Maka lahan pasir, bisa dikelola oleh BUMDes,” demikian ide dilontarkan FASKAB BUMDes dalam Pelatihan Fasilitator BUMDes yang dilaksanakan Bapemas Kabupaten Blitar dan PIBLAM Universitas Brawijaya, 31 Oktober 2013 lalu. Darwanto, warga Sumberasri, Nglegok, Blitar, menyambut gembira oleh gagasan itu. Pasalnya, di desanya terhampar ribuan meter kubik pasir Kelud yang bisa mengancam warganya, jikalau terjadi hujan lebat. “Sesungguhnya, pasir Kelud ini kan semacam lahar dingin, yang meluncurnya sedikit demi sedikit. Tapi kalau sudah ngumpul banyak begini, ya bisa berbahaya kalau ada hujan lebat,” ujarnya. Pria yang cukup dikenal warga Nglegok itu, menyambut baik jikalau BUMDes di desanya akan
Kepala Bapemas, Drs. Agus Budi Handoko, M.Si di lapangan.
diberdayakan untuk mengelola ijin pasir. “BUMDes memang dibentuk untuk menangani asset desa, dalam
rangka memperbanyak pendapatan desa. Ya monggo saja, kalau BUMDesnya dipercaya membantu Pemda untuk menata retribusinya. Kami malah senang lho,” ujarnya semangat. Sambutan positif juga dirasakan Kepala Bapemas Kab. Blitar, Drs. Agus Budi Handoko, M.Si “Ini wacana menarik. BUMDes menangani asset pertambangan ini, merupakan hal baru. Mari kita kaji bersama-sama, agar tujuan baik ini juga bisa memberi hasil yang baik,” tuturnya ketika dihubungi Majalah Penataran. Ia menyarankan, agar dilakukan pembicaraan yang matang di antara pengurus BUMDes yang desanya memiliki potensi pertambangan. Dengan cara ini, maka akan dicapai kata mufakat, untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. (pur)
Truk-truk menggantungkan hidup pada pasir
Majalah PEN ATARAN PENA
19
Hambangun Praja Menengok TMMD ke 91
TMDD ke 91 di Blitar
Sukses Digelar
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kabupaten Blitar sukses digelar. Hal ini tampak pada acara penutupan kegiatan TMMD ke-91 Tahun 2013, di Lapangan Sidodadi Kecamatan Garum, akhir Oktober lalu. Bersama Pemerintah Kabupaten Blitar, POLRI, dan masyarakat kegaiatn TMMD ke 91 ini berhasil membangun infrastruktur yang dibutuhkan di tiga desa yakni Desa Slorok, Desa Sidodadi, dan Desa Sumberagung.
P
rogram TMMD merupakan bentuk dari kegiatan bakti TNI yang melibatkan lintas instansi dan masyarakat. Tujuannya, untuk
20
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan. Selain itu, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka membantu pemerintah mewujudkan pembangunan yang merata, seimbang, dan berkesinambungan. Kegiatan TMMD ke 91 di Kabupaten Blitar, secara resmi ditutup Wakil Bupati Blitar, H. Rijanto, MM. di Lapangan Sidodadi Kecamatan Garum. Kegiatan TMMD ini dilakukan selama 21 hari. Selama itu pula, TNI manunggal bersama masyarakat membangun desa dengan membangun sarana fisik maupun non fisik. “Infrastruktur berupa jalan dan rumah yang tidak layak huni di Desa Slorok dan Sumberagung sudah menjadi baik berkat program TMMD
Majalah PEN ATARAN PENA
ini,” kata Wakil Bupati Blitar, Rijanto. Dalam kegiatan TMMD ini, anggota TNI, Polri, pemerintah Kabupaten Blitar, dan masyarakat melakukan kerja bhakti bersama dengan membangun infrastruktur di antaranya memakadam jalan, merehabilitasi tempat ibadah, dan membangun rumah warga miskin. Tak hanya membangun fisik, program TMMD ini juga melaksanakan kegiatan nonfisik di antaranya dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat. Di antaranya bekerja sama dengan Badan Narkotika, PMI Kabupaten Blitar, dan sejumlah SKPD Pemerintah Kabupaten Blitar. Dalam kegiatan bakti karya ini juga digelar sunatan massal, pemasangan alat kontrasepsi gratis, dan kegiatan do-
nor darah. Seluruh kegiatan TMMD pun berjalan dengan lancar. Dalam kesempatan tersebut, Wabup Blitar Rijanto juga memberikan apreasiasi positif atas keberhasilan TNI membangun desa. “Yang paling penting adalah memberikan pelajaran kepada masyarakat agar dapat meniru semangat TNI yang pantang menyerah, disiplin tinggi dalam melaksanakan tugasnya,” jelas Rijanto. Kegiatan penutupan TMMD ke 91 tersebut ditandai dengan menanggalkan tanda peserta TMMD yang dilakukan langsung Wabup Rijanto. Dalam kesempatan itu, TNI juga memberikan bantuan hibah mesin perontok jagung kepada masyarakat. Dalam kegiatan tersebut, dihadiri pula perwakilan Korem 081 Dhirot Sahajaya, Kolonel Widodo. Kepala Kodim 0808, Letkol (Inf) Sunaryo, Kapolres Blitar Kabupaten, Kapolres Blitar Kota, serta undangan. Catatan Redaksi, TMMD ke91 dibuka ditempat yang sama pada Rabu (9/10) lalu. Kegiatan ini dibuka resmi Kepala Dinas Operasi Lanud Iswahyudi Madiun Kolonel Penerbang Djoko Hadi Purwanto SE. Djoko Hadi mengungkapkan Program TMMD ini dapat mewadahi aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah mengingat proses perencanaannya selalu diawali dengan melibatkan berbagai instansi dan masyarakat serta
disusun secara bottom and planing. “Dalam pelaksanaan TMMD sasaran fisik yang menjadi prioritas adalah daerah miskin tertinggal daerah terisolir, terpencil, daerah perbatasan pulau terdepan, daerah kumuh perkotaan, daerah terkena bencana alam dan daerah rawan konflik, penentuan daerah sasaran tersebut diharapkan dapat mempercepat pembangunan di daerah sehingga berbagai ketertinggalan yang ada dapat terselesaikan dengan baik,” kata Djoko. Untuk TMMD ke-91 di wilayah Korem 081 kali ini selain di Kabupaten Blitar juga dilaksanakan di Kabupaten Pacitan dengan sasaran utama merehabilitasi rumah keluarga miskin, pembangunan jalan lingkungan, saluran drainase, plengsengan jaringan irigasi, serta pembangunan non fisik meliputi penyuluhan wawasan kebangsaan serta pengobatan gratis. Lebih lanjut di katakan Djoko Hadi Purwanto SE, manunggalnya masyarakat dengan aparat keamanan dapat mencegah adanya aksi terorisme. TMMD yang dilakukan selama 21 hari, bisa juga dijadikan membangun sinergitas antara TNI dan rakyat guna menciptakan deteksi dini terhadap gerakan teroris yang saat ini marak, serta mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
21
Hambangun Praja
Kementerian Perhubungan Siap Fasilitasi Dermaga Penyeberangan
Perahu penyeberangan di Desa Kunir setiap hari dimanfaatkan warga
Kasubdit Jaringan dan dan Transportasi SDP Direktorat Lalu Lintas ASDP Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jhony Siagian, mengecek langsung beberapa titik tambangan/ penyeberangan di ruas Sungai Brantas, Jumat (25/10). Hal ini dilakukan karena beberapa titik penyeberangan di ruas Sungai brastas tersebut dianggap tidak aman. Ikut mendampingi pada kegiatan tersebut Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, Drs. Luluk Ismojo, M.Si. dan beberapa kasi di lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar.
22
Majalah PEN ATARAN PENA
Jhony Siagian (baju batik) didampingi Kabid Angkutan Dishubkominfo
P
engecekan ini dilakukan menyusul adanya pengajuan rencana pembangunan dermaga yang layak dan aman bagi masyarakat yang memanfaatkan fasilitas penyeberangan tersebut. “Dalam focus discussion group yang berlangsung pada 22 Oktober 2013 kemarin, disampaikan bahwa kondisi penyeberangan di wilayah Kabupaten Blitar masih belum layak, sehingga kami tindak lanjuti dengan pengecekan ke lapangan langsung,” kata Jhony Siagian. Lanjut Jhony, dengan adanya peninjauan langsung tersebut, dimungkinkan adanya pengumpulan data mengenai apa-apa saja yang perlu dipersiapkan oleh Kementerian Perhubungan, terkait usulan dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. “Seperti pemetaan status tanah stren kali yang bisa digunakan sebagai dermaga, lahan parkir sementara kendaraan sebelum masuk ke kapal penyeberangan, serta menara pengawas,” tambah Jhony. Untuk mewujudkan dermaga tersebut Kemeterian Perhubungan masih menunggu koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Karena nantinya para pengusaha penyeberangan ini juga harus membentuk sebuah asosiasi untuk asuransi bagi penumpangnya,” jelas Jhony Setelah melihat kondisi penyeberangan di kawasan tersebut, Jhony mengaku prihatin. Menurut dia, kondisi penyeberangan yang ada masih jauh dari kata aman. “Ini seharusnya menjadi prioritas utama,” tegasnya. Namun, lanjut Jhony, pihaknya masih belum bisa berbuat banyak. “Karena masih tetap menunggu koordinasi dari Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar melalui
Kendaraan roda 4 dan roda 6 bisa pula diseberangkan di Desa Purwokerto, Srengat
Kepala Bidang Angkutan, Luluk Ismojo, mengatakan, bahwa Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar tengah mengajukan proposal pembangunan dan pembenahan dermaga penyeberangan di kawasan sepanjang Sungai Brantas tersebut. “Rancangannya sudah kami tuangkan dalam proposal tersebut, serta sudah kami usulkan ke provinsi, tinggal menunggu hasilnya saja,” jelasnya. Lanjut Luluk, pihaknya sangat
menyambut baik dengan adanya pengecekan langsung dari Kementerian Perhubungan RI mengenai kondisi riil penyeberangan yang ada. “Mudah-mudahan dengan sudah adanya pengecekan ini, program dermaga penyeberangan yang aman bagi masyarakat bias segera terealisasikan. Tentunya setelah adanya koordinasi lebih lanjut, baik dari Kementerian Perhubungan, maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” harapnya. (dur)
Dermaga penyeberangan yang masih sangat tradisional
Majalah PEN ATARAN PENA
23
Hambangun Praja
Wujudkan Kabupaten Layak Anak Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Mereka perlu mendapatkan haknya untuk dapat bertumbuh kembang dengan baik. Mereka juga berhak mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak. Harus ada yang menjamin anak-anak tersebut berkembang dengan baik. Pemerintah Kabupaten Blitar memiliki komitmen yang kuat untuk memenuhi hak-hak anak dalam pembangunan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Blitar bertekad untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang anak demi mewujudkan Kabupaten Blitar Layak Anak.
24
Majalah PEN ATARAN PENA
B
erbagai prestasi yang membangggakan pun telah ditorehkan anakanak di Kabupaten Blitar, baik untuk diri sendiri, pemerintah daerah maupun negara. Kendati demikian, sampai saat ini masih sering terjadi persoalan terhadap anak-anak. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Blitar bertekad akan melindungi dan lebih memperhatikan hak-hak anak. Seperti yang diungkapkan Wakil Bupati Blitar, H. Rijanto, MM. saat membuka Workshop Menuju Kabupaten Layak Anak (KLA) dan Capacity Building Guru Bimbingan Konseling di Aula Hotel Puri Perdana, pertengahan Nopember lalu. Dikatakan Rijanto dalam sambutannya, semua pihak harus melindungi dan menjaga anak. “Semua pihak harus melindungi dan menjaga anak. Mulai dari hak pendidikan, kesehatan, dan tumbuh kembang. Mengingat, anak-anak
adalah potensi penerus generasi masa depan,” katanya. Dijelaskan Rijanto, anakanak sebagai generasi penerus bangsa perlu ditingkatkan kualitasnya. Mereka juga berhak mendapatkan perlindungan secara bersungguh-sungguh. “SDM yang berkualitas tidak dapat lahir secara alamiah. Anak-anak membutuhkan perlindungan untuk tumbuh kembang,” jelas Rijanto. Orang nomor dua di Pemerintah Kabupaten Blitar ini menambahkan, makanan dan pakaian saja belum cukup menjadikan anak sebagai media persemaian SDM yang berkualitas. Anak-anak butuh ruang untuk bermain, berkreasi, dan berinovatif. Sayangnya, selama ini belum tersedia
perlindungan anak. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Kabupaten Layak Anak tersebut, Pemerintah Kabupaten Blitar perlu melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan
Pemerintah Kabupaten Blitar senantiasa peduli anak dengan memberikan penghargaan kepada anak berprestasi
dalam jumlah yang cukup ruang bermain untuk anak. Karena hal tersebut belum menjadi prioritas pembangunan pemerintah daerah. Kebijakan pemerintah daerah terhadap pemenuhan hak anak masih dinilai kurang. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya perencanaan pembangunan Kabupaten Blitar. Kebijakan pembangunan yang ada belum terintegrasi dengan hak
kualitas anak. Hal tersebut harus dibuktikan dengan masuknya dokumen perencanaan dan implementasinya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar. Wabup Rijanto juga berharap, seluruh elemen masyarakat mulai dari para orang tua, keluarga, masyarakat, guru dan para stakeholder agar senantiasa mendukung terwujudnya
Kabupaten Blitar Layak Anak. Hal ini harus pula diikuti pemerintah kecamatan hingga kelurahan/desa bisa mewujudkan hal serupa yakni menuju Kabupaten Blitar Layak Anak. Pemerintah Kabupaten Blitar berkomitmen untuk memprioritaskan anak dalam target peningkatan pembangunan. Pemenuhan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak menjadi hal utama. Di antaranya pemenuhan kebutuhan atau hak anak di bidang pendidikan, kesehatan, dan kelayakan secara ekonomi. Program tersebut sudah melekat di beberapa SKPD terkait di Lingkup Pemkab Blitar. Pemerintah Kabupaten Blitar juga berupaya memberikan perlindungan terhadap anak baik dari kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, serta mengantisipasi munculnya anak di bawah umur yang sudah bekerja. Hal ini diwujudkan dengan terbentuknya Gugus Tugas KLA (Kabupaten Layak Anak) yang beranggotakan sejumlah SKPD dan stakeholder terkait. Gugus Tugas KLA diharapkan akan dapat berperan aktif dalam menentukan kebijakan ke dalam komitmen anggaran yang responsif terhadap hak anak. Catatan Redaksi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan semua kabupaten/kota di Indonesia segera menjadi kabupaten dan kota layak anak. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pengembangan KLA diarahkan supaya kabupaten dan kota di Indonesia beserta lingkungan dan sarananya dapat menjalankan fungsinya secara optimal untuk memenuhi semua hak anak. Sekaligus mampu berperan sebagai sarana pembinaan dan pengasuhan keluarga bagi anak-anak Indonesia. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
25
Edukatif
MTsN Ponggok, Semakin Lebih Baik dari Tahun ke Tahun
M
eskipun berada di wilayah yang hampir paling utara dari kabupaten ini, nyatanya kemajuan dan prestasi tetap bisa ditorehkan oleh madrasah yang beralamatkan di Jl. Masjid Pancirejo No. 01, Desa Sidorejo Kec. Ponggok ini. Pada mulanya madrasah ini merupakan sebuah madrasah swasta yang berdiri sejak Tahun 1996 yang kemudian dinegerikan pada Tahun 2003. Maka sejak tahun itu pula, tutur H. Nurhuda, S. Ag., M. Pd. selaku Kepala Madrasah, “Kami terus berbenah dan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas baik dibidang akademik maupun non akademik.” Sebagai bukti nyata usaha seluruh stakeholder madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di MTsN Ponggok yang semakin lebih baik dari tahun ketahun, nama madrasah ini sempat melambung pada Tahun Ajaran 2009/2010. Dimana pada tahun itu, “Siswa kami
28
Kemajuan pembangunan di bidang pendidikan yang ada di Kabupaten Blitar bukan hanya menjadi dominasi wilayah perkotaan saja. Tetapi cukup menyeluruh sampai di pelosokpelosok wilayah. Hal ini diantaranya bisa kita lihat dengan menilik perkembangan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Ponggok. mendapatkan nilai terbaik UN ketiga tingkat Propinsi Jawa Timur,” kata H. Nurhuda bangga. Di madrasah kami, kata Kepala Madrasah, model pembelajaran yang diterapkan sangat bervariasi. Dalam arti tidak hanya secara monoton berlangsung di dalam ruang kelas melainkan juga memberdayakan pembelajaran di luar kelas atau outdoor, di laboratorium dan juga di perpustakaan. Selain itu, karena mayoritas guru-gurunya sudah melek teknologi alias menguasai TIK, maka dalam pembelajaran juga telah
Majalah PEN ATARAN PENA
menggunakan LCD Proyektor dan media pembelajaran yang bervariasi agar proses pembelajaran lebih fokus dan inovatif. “Sehingga siswa tidak jenuh dan dapat cepat memahami materi yang disampaikan,” pungkas Kepala Madrasah. Oleh karenanya, H. Nurhuda cukup yakin meskipun madrasah yang
H. Nurhuda Kepala MTsN Ponggok
dipimpinnya ini berada di kawasan pedesaan, namun eksistensi MTsN Ponggok yang merupakan salah satu diantara sembilan MTsN se -Kab. Blitar ini tidak kalah bersaing dengan sekolah-sekolah selevel yang berstatus negeri lainnya. Disisi lain, pengembangan dan menanamkan nilai-nilai karakter kepribadian (ahklakul karimah) menjadi prioritas di madrasah ini. Misalnya wajib mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan guru, karyawan dan teman-temannya. Kemudian membiasakan sholat berjama’ah di masjid ketika sholat Dhuha maupun Dzuhur yang diikuti dengan mendengarkan kultum, membaca tahlil bersama dan masih banyak kegiatan lain yang bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti. Madrasah yang berdiri di atas lahan seluas 3.455 m2 ini, dapat dikatakan memiliki fasilitas yang hampir delapan puluh lima persen sudah terpenuhi. Madrasah sudah memiliki gedung yang standard, laboratorium komputer dan IPA, perpustakaan dengan koleksi bukubuku yang memadahi serta halaman sekolah yang luas dan aman untuk menunjang segala kegiatan di madrasah. “Dan jangan salah, biar pun berada di desa MTsN Ponggok sudah di lengkapi dengan Free Hotspot Area,” kata H. Nurhuda sambil tersenyum. Sedangkan dalam perkembangan selanjutnya selain telah memiliki sarana pembelajaran yang memadahi, madrasah juga di kelola oleh guru-guru dan tenaga kependidikan yang mumpuni. Sebanyak empat puluh personilnya mayoritas berpendidikan S1 dan sebanyak delapan orang diantaranya telah menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana. Pembinaan dan kedisiplinan juga merupakan bagian yang serius
Tampilan grup musik MTsN Ponggok pada Porseni MTsN TK Kab Blitar
diterapkan dan ditegakkan oleh MTsN Ponggok. Pembinaan kesiswaan dilakukan dengan menerapkan system point dari buku SKKS (Syarat Kecakapan Khusus Siswa) dengan tanpa mengurangi kebebasan anak untuk berkreasi namun tetap terarah. Setiap awal tahun semua wali murid diundang untuk menerima penjelasan tentang peraturan yang ada di madrasah. Sedangkan bagi siswa/ siswi pembinaan secara terus menerus dilakukan pada saat pelaksanaan upacara bendera dan kegiatan apel yang antara lain berisi tentang materi kedisiplinan, ketertiban dan informasi penting yang harus dipatuhi oleh siswa/siswi.
Potensi siswa/siswi juga dikembangkan melalui berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler itu yakni: Seni Baca Al-Quran, Pidato Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bina Vokal, Drum Band, Sepak Bola, Bola Volley, Jurnalistik, KIR/Karya Ilmiah Remaja, OTC Bahasa Inggris, OTC IPA dan MTK, PEC (Pos English Club), PMR, Pramuka. “MTsN Ponggok memberikan beasiswa dan penghargaan kepada siswa siswi yang berprestasi,” tutur H. Nurhuda. Beberapa bentuk penghargaan itu bisa berupa uang, alat-alat/perlengkapan sekolah dan piagam atau sertifikat. (moza)
Kelompok drumb band MTsN Ponggok
Majalah PEN ATARAN PENA
29
Pelangi Bumi Penataran
Fathoni, Populerkan Ketok Magic Kenteng teter buatan Blitar, kini sudah mendunia. Ilmu ciptaan Pak Turut itu sudah berkembang menjadi bengkel-bengkel baru di seluruh dunia. Seperti kita tahu, istilah ketok magic yang lebih populer dibanding keteng-teter. Tapi tahukah Anda, istilah ketok-magic itu diciptakan oleh Ahmad Fathoni.
F
akta ini terungkap dalam hasil riset Tim Penulis Buku “Pak Turut, Pencipta Ketok Magic” yang sudah mendekati tahap finalisasi. Istilah ‘ketok magic’ itu mulai muncul
Ahmad Fathoni, pembuat istilah ketok magic
30
Bengkel ketok magic di Lampung, dibangun murid dari Yogya
pertengahan tahun 80-an. Pencetus ide nakal itu, adalah sekumpulan anak muda dari Blitar yang membuka bengkel kenteng-teter di Yogyakarta, tahun 1982. Kisah itu berawal ketika Ahmad Fathoni, mahasiswa warga Talok, Garum, masuk kuliah di Jurusan Sastra Arab, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kegiatan di luar kampus yang ditekuni saat itu adalah aktif di Gerakan Ansor DIY. Maklum, ketika sekolah di PGA NU Blitar tahun 1977 hingga 1979, ia sudah aktif di IPPNU Blitar. Hobbynya berorganisasi ini, melahirkan gagasan kreatif. “Pikiran saya hanya sederhana saja. Di desa saya, di Blitar sudah ada penemuan teknologi tepat guna. Apa salahnya kalau saya populerkan di Yogya,” ujarnya kepada reporter Majalah Penataran. Semangat itu menyala-nyala, karena ia menyaksikan sendiri, bengkel Pak
Majalah PEN ATARAN PENA
Turut sangat laris didatangi pasien mobil penyok dari berbagai daerah. Terlintas di benaknya, untuk membuka bengkel ketok magic. Tapi sayangnya, ia tidak memiliki ketrampilan di bidang itu. Kesempatan itu tiba, ketika ia liburan di Blitar, bertemu dengan sejumlah karyawan Pak Turut yang keluar kerja, karena ingin membuka bengkel sendiri. Antara lain Harmuji, Mujianto, Royo, Cabuk, dan Nasukan, kakaknya sendiri. Eks karyawan Pak Turut ini kemudian diajak membuka bengkel di Yogyakarta. “Saya nekat aja. Lalu pinjam uang pada Pak Lik saya, yaitu Pak Syaiful Mudjab, untuk ngontrak rumah di Jalan Magelang KM 7,9,” tuturnya. Saiful Mudjab adalah warga Blitar yang sudah menjadi kontraktor di Yogyakarta. Dengan bantuan pamannya itu, maka untuk pertama kali dalam sejarahnya, dibukalah
bengkel kenteng-teter di luar Blitar. Lokasi yang strategis di jalur yang menghubungkan Yogya-Sleman, membuat bengkel itu cepat dikenal. Apalagi di Yogyakarta banyak eksptariat asing, yang menyukai tinggal di kota budaya itu. Tak heran, banyak pasien-pasien di bengkel itu, merupakan orang-orang asing.
Strategi Promo: Bikin Orang Penasaran Harapan untuk memiliki bengkel laris seperti Pak Turut, akhirnya menjadi kenyataan. Tahun pertama, antrian pasien sudah berjejerjejer sepanjang hari. Pikiran cerdasnya ala mahasiswa Yogya terus berkembang. Ia memberi nama bengkelnya, dengan pendekatarn kultur budaya. Ia mengambil nama pusaka hebat dalam pewayangan, yaitu “Wijaya Kusuma”. Konon pusaka milik Sri Kresna itu sangat ampuh. Tidak hanya menyembuhkan orang sakit, bahkan orang mati pun bisa hidup kembali oleh pusaka tersebut. Tidak hanya memberi nama seperti pusaka sakti, Fathoni juga menggunakan strategi promosi yang jitu. Ia mengganti bengkelnya dari kenteng teter, menjadi ketok magic.
Gang Mlathi, Jl Magelang KM 7,9, bengkel Fathoni di Yogya
Bengkel di Semarang, anak-anak Blitar militan
Alasannya, ia merasa istilah kenteng teter bersuasana lokalistik asal Blitar saja. Sedangkan istilah ketok magic, lebih modern dan mudah dipahami oleh publik. Berita tentang bengkel baru ini, bisa dilacak dalam kliping koran Harian Bernas tanggal 10 April 1993. Dalam berita itu, bengkel milik Fathoni sudah dikenal luas dengan nama ketok magic. “Orang yang memunculkan nama berkesan irasional itu sendiri, bukanlah seorang dukun atau orang yang akrab dengan jampi-jampi. Dia seorang pemuda perantauan bernama Fathoni, yang saat itu tengah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sastra Arab Universitas Gadjah Mada,” bunyi kliping itu. Fathoni, Nasukan, Harmuji, dan teman yang lain, masih juga berpikir kreatif. Istilah ketok magic itu tidak berhenti sekedar istilah di papan nama saja. Mereka membuat aturan yang terkesan nyleneh. “Contohnya, ongkos jasa servis tidak pernah dibuat dalam angka bulat, tetapi ganjil. Misalnya, kalau
Harmuji, asli murid Pak Turut, membuka bengkel di Yogya
seharusnya dikenakan ongkos Rp 200 ribu, tetapi oleh teman-teman disebutkan angka sebesar Rp 199.500. Alasannya, ini syarat dan tidak boleh dilanggar,” tutur Fathoni. Padahal, ide itu muncul secara tiba-tiba saja di antara rombongan dari Blitar itu. (pur)
Majalah PEN ATARAN PENA
31
Artikel
Memperingati Hari AIDS se-Dunia
Yuk… Mengenal HIV/AIDS Epidemi HIV dan AIDS masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Tidak hanya menjadi masalah di dalam negeri, jenis penyakit ini juga menjadi masalah bagi masyarakat di dunia. Oleh karena itu perlu perhatian lebih dalam menanggulangi penyakit ini. ficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh timbul berbagai penyakit oportunistik (infeksi sampingan) seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan,otak dan kanker.
H
ari AIDS se-Dunia diperingati setiap tanggal 1 Desember. Menyambut acara tersebut, Majalah Penataran sengaja mewawancarai Eko Wahyudi SKM, M. Kes., Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar yang merangkap sebagai sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kab. Blitar untuk lebih mengenal tentang HIV & AIDS serta untuk mengajak masyarakat agar tanggap terhadap HIV & AIDS karena sudah banyak kasus yang menimpa masyarakat Indonesia. Apakah HIV itu? HIV adalah Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menurunkan kekebalan tubuh manusia dan termasuk golongan retrovirus yang terutama ditemukan di dalam cairan tubuh manusia seperti darah, cairan mani, cairan vagina dan air susu ibu. Apakah AIDS? AIDS adalah Acquired Immune De-
32
Bagaimanakah cara penularannya
makan bersama-sama.
? Melalui darah, lewat transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik di kalangan pengguna narkotika suntik, lewat pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, alat facial wajah; Lewat cairan mani dan cairan vagina dari hubungan seks penetratif; Lewat Air Susu Ibu (ASI). Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positip dan melahirkan lewat vagina, kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi berkisar tiga puluh persen. HIV tidak ditularkan dengan cara: Berpelukan, berjabat tangan; Pemakaian kamar mandi, WC, Wastafel bersama; Berenang di kolam renang; Gigitan nyamuk atau serangga lain; Membuang ingus, batuk atau meludah; Pemakaian alat makan, minum atau
Majalah PEN ATARAN PENA
Eko Wahyudi SKM, M. Kes.
Bagaimana cara melakukan pencegahan ? Menghindari hubungan seks di luar nikah/berganti-ganti pasangan; Pemakaian kondom pada mereka yang mempunyai pasangan HIV positip; Menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lainnya yang steril; Staining donor darah; Perempuan dengan HIV positip agar tidak hamil dan bila hamil mengikuti program pencegahan HIV dari ibu ke anak; Penggunaan kondom untuk seks berisiko. Apa tanda-tanda seseorang terinfeksi HIV? Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah terinfeksi HIV, karena keberadaan virus itu sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5-10 tahun). Adanya virus HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukkan gejala penyakit tertentu. Terdapat masa yang disebut ‘periode jendela’ yaitu periode dimana seseorang
sudah terinfeksi HIV, namun belum bisa di deteksi melalui tes darah. Hal ini disebabkan karena tubuh membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Tetapi pada periode ini orang tersebut sudah bisa menularkan virus HIV pada orang lain melalui perilaku seksual tidak aman atau menggunakan jarum suntik yang tercemar. Secara umum, tanda tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS adalah: Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat (kurang lebih enam bulan); Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan); Diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan). Sedangkan gejala-gejala tambahan berupa: Batuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan); Kelainan kulit dan iritasi (gatal); Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan; Pembengkakan kelenjar getah bening, seperti di bawah telinga, leher, ketiak dan lipat paha. Bagaimana cara mengetahui status HIV? Orang yang sedang dalam tahap HIV tidak bisa kita kenali. Mereka tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun. Status terinfeksi HIV hanya dapat diketahui setelah mengikuti tes HIV yang disertai konseling. Di Kabupaten Blitar untuk tes HIV bisa dilakukan di Layanan Voluntary Conseling and Testing (VCT) di Klinik Cendana RS Ngudi Waluyo Wlingi; Layanan VCT di Puskesmas Srengat atau segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat (Klinik VCT) untuk tes HIV. Apakah ada hubungan antara infeksi HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS)? Infeksi Menular Seksual atau IMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual baik melalui vagina, anus atau mulut. Orang yang mengidap IMS memiliki risiko yang lebih besar untuk terinfeksi HIV. Perlukaan pada kelamin karena adanya IMS dapat mempermudah seseorang tertular HIV
saat berhubungan seks tanpa pengaman. Gejala yang timbul tergantung pada jenis IMS yang diderita. Beberapa gejala IMS yang mungkin timbul adalah: Keluarnya sekret atau nanah dari penis, vagina atau anus; Nyeri atau terasa panas waktu kencing; Benjolan, bintil atau luka pada penis, vagina, anus atau mulut; Pembengkakan di pangkal paha; Perdarahan setelah berhubungan kelamin; Nyeri pada perut bawah (wanita); Nyeri pada buah pelir. Penyakit IMS misalnya Sifilis, Kencing Nanah (Gonore), Klamidia, Herpes Genitalis, Infeksi Trikomunas dan Kutil Kelamin. Catatan: Bila terdapat gejala seperti di atas, segera periksakan diri anda ke layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat; Hindari hubungan seks atau gunakan kondom dalam hubungan seks selama masih dalam pengobatan. Agar infeksi tidak berulang, ajak pasangan untuk diperiksa dan diobati pula; Bila IMS tidak mendapakan pengobatan yang tepat, dapat meningkatkan risiko terkena infeksi HIV, kemandulan, keguguran, atau penularan IMS kepada pasangan atau bayi yang dikandung. Pengobatan HIV? Pengobatan HIV dan AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis, Psikologis dan Aspek Sosial yang meliputi pengobatan supportive (dukungan), pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik dan pengobatan antiretroviral. ARV atau Antiretroviral, yaitu obat yang dapat menghentikan reproduksi HIV didalam tubuh. Bila pengobatan tersebut bekerja secara efektif, maka kerusakan kekebalan tubuh dapat ditunda bertahun–tahun dan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga orang yang terinfeksi HIV dapat mencegah AIDS. Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, ARV memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat sehat melalui strategi penanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan.
Hingga saat ini, ARV masih merupakan cara paling efektif serta mampu menurunkan angka kematian dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup orang terinfeksi HIV sekaligus meningkatkan harapan masyarakat untuk hidup lebih sehat. Sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang pembunuh yang menakutkan. Apakah orang yang telah terinfeksi HIV perlu dihindari? Anda tidak perlu menghindari orang yang telah terinfeksi HIV. Penularan HIV terjadi melalui cara-cara yang spesifik. Berinteraksi sosial dengan orang yang telah terinfeksi HIV tidak menyebabkan penularan HIV. Apa yang dapat anda lakukan untuk menanggulangi HIV AIDS Bertindaklah menghindari penularan kepada diri sendiri; Pelajari fakta yang benar tentang HIV AIDS, karena banyak beredar anggapan dan pemikiran ang keliru tentang hal ini; Hindarkan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS. Perlakukan mereka secara manusiawi; Adakan tindakan untuk meningkatkan kewaspadaan. Semoga informasi ini dapat menghindarkan kita dari penyakit HIV/ AIDS yang memang sampai saat ini menjadi salah satu momok terbesar dalam masyarakat. Dengan menjalani pola hidup sehat dan tetap setia pada pasangan serta selalu mendekatkan diri kepada Allah S.W.T, kemungkinan anda akan terhindar dari HIV/AIDS. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
33
Profesi
Rental Dokar dan Bendi
Mau nyewa mobil? Ah itu sih urusan mudah. Disana sini banyak sekali rental mobil yang menyediakan mobil-mobil keluaran terbaru yang canggih, nyaman dan larinya kencang. Tetapi bagaimana kalau mau nyewa dokar atau bendi? Nah ini dia yang di jaman sekarang ini sudah jarang-jarang ada yang menyediakan.
B
iar pun jarang ternyata masih ada orang yang menyediakan sarana bagi anda yang ingin menikmati enaknya naik kendaraan tradisional yang ditarik seekor kuda itu. Salah satunya yaitu Loso, warga Dusun Mboro Desa Tuliskriyo Kec. Kademangan. Dialah salah satu dari segelintir orang yang masih mempertahankan keberadaan dokar dan bendi di Kabupaten Blitar walaupun jumlahnya terus menurun. Sekitar seratus meter di utara jembatan Kademangan, akan terlihat diteras rumah Loso ada beberapa dokar dan sebuah bendi yang sedang diparkir. Meski bentuk dan rupanya bisa disebut barang antik, tetapi kata Loso, “Dokar dan bendi ini siap pakai.” Ya! sewaktu-waktu bila ada yang ingin menggunakan layanan salah satu dokar atau bendi-nya itu, tinggal dipasangi kuda. Meski sekilas tampak hanya seperti kumpulan besi dan kayu-kayu
34
Teras rumah yang juga difungsikan sebagai tempat parkir rental dokar
tua, namun setiap hari, tutur Loso, ia rutin merawat kendaraan-kendaraan tradisional itu. Minimal dibersihkan, selain itu secara berkala juga di periksa bagian-bagian mana yang memerlukan pelumas atau perawatan
Majalah PEN ATARAN PENA
yang lain. Namun yang jelas, kata Loso, “Merawat dokar atau bendi jauh lebih mudah dari pada merawat mobil. Jarang sekali ada masalah.” Jaman bisa saja berubah. Kendaraan bermotor terus
bermunculan dengan segala perkembangan dan modifikasinya. Namun Loso tetap yakin, katanya, “Dokar masih mendapat tempat di hati masyarakat.” Sebab seringkali dari obrolan para penumpangnya itu, Loso tahu dokar dan bendi ini masih dicintai dan dibutuhkan orang banyak. Ada banyak komentar yang disebutkan penumpang diatas dokar yang bisa dinaiki tujuh orang ini. Mulai dari bebas mabuk darat. Kemudian ingin menikmati perjalanan yang santai sambil melihat-lihat panorama alam di Blitar Raya. Ada yang bilang naik dokar mengasyikkan karena bisa beramai-ramai. Ada pula yang mengatakan karena ingin ikutikutan melestarikan keberadaan kendaraan tradisional yang sudah ada sejak jaman kerajaan itu, dll. Dari tujuan orang yang menyewa dokar atau bendi pun juga berbeda-beda. Ada yang hanya ingin berjalan-jalan santai. Sekedar momong sambil menunjukkan pada anak-anaknya apa itu dokar atau bendi. Namun ada juga yang memang benar-benar butuh. Misalnya saja warga dari tempat-tempat yang tidak dilalui oleh angkutan umum di wilayah Kec. Kademangan, biasanya mereka minta diantar atau dijemput dari stasiun atau terminal bus dengan dokar. Namun puncaknya, dokar atau bendi ini akan laris manis di sewa pada bulan Agustus. Selama sebulan lebih, lima dokar dan sebuah bendi miliknya tidak pernah libur. Ada saja yang menyewa baik untuk kegiatan karnaval murid-murid sekolah maupun kegiatan masyarakat umum. Bahkan penyewa bukan saja dari Blitar Raya namun juga datang dari luar kota. Biasanya dari Tulungagung, Kediri, Malang, dll. “Masa panenlah!,” pungkas Loso. Sedangkan konsumen dokar dan bendi untuk angkutan wisata, dalam satu minggu ia bisa
Kandang kuda di belakang rumah selalu dirawat
Loso pernah menjadi joki kuda balap yang handal
memperoleh dua sampai tiga kali order-an. Pada hari Sabtu atau Minggu, biasanya calon penumpang minta di jemput di stasiun. Lalu para pelancong itu minta diantar ke Makam Bung Karno kemudian ke Istana Gebang. Lumayan, kata Loso. Satu paket perjalanan itu uang sewanya berkisar antara 125 sampai 150 ribu rupiah. Keberadaan dokar sebagai salah satu warisan budaya Jawa memang sudah sangat terpinggirkan dengan beragam alasannya. Kenyataannya ya memang namanya juga kuda, kalau mau BAB (Buang Air Besar) sembarangan saja. Kuda juga belum punya malu jadi kalaupun membawa
penumpang juga tidak pakai baju alias telanjang. Bagimana dengan UU Porno Aksi dan Pornografi? Mungkin karena alasan itu pula, ketika dokar-dokar ini diparkir, kudanya tentu tidak ikut diparkir. Kuda-kuda penarik dokar dan bendi itu tetap masih berada didalam kandang, di belakang rumah pemiliknya. Kuda-kuda itu baru akan dikeluarkan, dipasang, bila dokar atau bendi siap mengantar penumpang. Bagi Loso, dokar dan bendi bisa menjadi ladang usaha yang sederhana. Dokar dan bendi tidak perlu bensin. Untuk perawatan dokar dan bendi juga tidak perlu harus sekolah yang tinggi. Tetapi yang harus telaten, “Kuda-kuda itu perlu rumput untuk pakan.” Loso memang sudah cukup makan asam garam jadi kusir dokar. Maklum pekerjaan itu sudah ditekuninya selama bertahun-tahun, keterampilan yang sudah secara turun temurun diwarisi dari keluarganya. Selain itu, pada waktu mudanya ia juga pernah menjadi joki kuda balap yang cukup berprestasi di masanya. Dan kalau sampai kini di usianya yang sudah berkepala enam masih menggeluti usaha ini, singkat saja ia menjawab, “Karena saya mencintai pekerjaan ini.” (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
35
Lensa Sport
Lari Pro Tar Digelar Lagi
Atlit senior, tertantang lomba di Blitar
Setelah absen selama tiga tahun, Lomba Lari Pro Tar (Proklamator – Penataran) di Kabupaten Blitar, akhirnya digelar lagi. Greget pembinaan olahraga lari, terus dikumandangkan untuk memacu lahirnya atlit-atlit daerah.
C
atatan Majalah Penataran, event lari yang dulu bernama Lari 10 - K Pro Tar itu telah diselenggarakn hingga 4 kali. Hingga perhelatan Pro Tar ke 4 tahun 2009, peserta berasal dari seluruh Indonesia. Atlit-atlit nasional, ikut turun ke lapangan untuk ambil bagian dalam kejuaraan ini. Sebut saja atlit-atlit
Wabup Drs. Rijanto, MM gemar di lapangan
36
Majalah PEN ATARAN PENA
PON semacam Trianingsih, Fery Junaidi, Abdul Manan, Ari Suwanda, dan sebagainya, tidak pernah absen dalam event tahunan itu. Digelarnya kejuaraan atletik, khususnya lari jarak menengah itu, tidak lepas dari keseriusan Wakil Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM selaku inisiator kejuaraan ini sejak edisi pertama kali. “Saya senang dengan munculnya atlit-atlit baru. Saya gagas kejuaraan lari ini, dulu sejak saya masih menjadi karyawan Pemda,” ujarnya mengenang. Kegemaran Rijanto itu tidak surut, meskipun akhirnya mendapat amanah menjadi Wakil Bupati Blitar. Di sela-sela kesibukannya yang padat, dirinya masih menyediakan waktu untuk mengajak diselenggarakannya Lari Pro Tar ke 5 tahun 2013. Sebab dengan kejuaraan yang sistematis seperti ini, maka akan mendorong lahirnya atlit baru. Rijanto mengenang, sejak dilaksanakannya Pro Tar 1 hingga Pro Tar ke 4, beberapa atlit lokal akhirnya
Ribuan peserta memadati garis start
muncul. Sebut saja atlit Blitar semacam Eki Susanti, Nukem Rahman Irfandi, yang kemudian menjadi andalan daerah dalam kegiatan Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Timur. Wabup Rijanto mengaku tidak sia-sia, bersusah-payah menyelenggarakan kejuaraan lari, karena hasilnya ternyata juga membawa harum nama daerah.
Seperti juga edisi sebelumnya, kejuaraan ini akan dilaksanakan dengan mengambil start di Makam Proklamator di Sentul, Kota Blitar. Sedangkan finishnya, di kawasan wisata Candi Penataran di Nglegok, Blitar. Oleh sebab itu, lomba ini lebih cocok disebut Lari Wisata, karena mengambil jalur pada dua objek wisata yang popular di Indonesia.
Trianingsih, atlit nasional yang memenangi Pro tar 3 tahun 2008
Itu sebabnya, lembaga penyelenggaranya pun diprioritaskan kepada instansi yang berhubungan dengan kepariwisataan. Jika pada awal-awal pelaksanaannya, Lari Pro Tar ke 1 hingga ke 4 dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, maka pada Pro Tar 5 tahun 2013 ini, instansi pelaksananya adalah Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Porbudpar) Kabupaten Blitar. Kepala Dinas Porbudpar, Ir. Suwandito, mengaku bangga mendapat kepercayaan melaksanakan kegiatan ini, karena memberi manfaat besar bagi dunia pariwisata. “Secara otomatis, kunjungan wisata menjadi meningkat dengan diadakannya event- event seperti ini,” ujarnya sumringah. Meskipun hadiah yang diberikan tidak menembus angka milyaran rupiah seperti yang dilaksanakan perusahaan-perusahaan raksasa, tetapi Rijanto yakin, Kejuaran Lari Pro Tar di Kabupaten Blitar akan menjadi salah satu kalender olahraga yang digemari masyarakat, di tahun-tahun mendatang. (pur)
Majalah PEN ATARAN PENA
37
Lensa Sport
Wabup Rijanto di tengah atlit
Hadiah Buat Atlit POR SD Pemerintah Kabupaten Blitar memberikan hadiah bagi atlit-atlit cilik berbakat milik Kabupaten Blitar. Dana insentif diberikan kepada siswa-siswi yang usai berlaga dalam event Pekan Olah Raga Sekolah Dasar (POR SD) se Jawa Timur di Gresik tanggal 27 Okt hingga 1 Nov 2013 lalu.
P
uluhan murid didampingi para pelatihnya, tampak suka-cita berkumpul di aula Kantor Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Porbudpar) Kabupaten Blitar, Rabu (13 Nov 2013) lalu. Mereka berkesempatan bercengke-rama dengan Wakil Bupati Blitar, Drs Rijanto MM, yang siang itu memberi tali asih berupa uang kepada pata atlit dan pelatih. Mereka adalah atlit dari lima cabang olahraga, peraih medali emas, perak, dan perunggu dalam event dua tahunan yang diselenggarakan Pemprov Jatim. “Hadiah ini tidak besar, tetapi merupakan perwujudan perasaan kami kami sebagai Bapak, yang sangat bergembira karena anakanaknya meraih prestasi,” kata Wabup Rijanto. Jika prestasi bisa terus dipupuk hingga maksimal, tentu bo-
38
Cabor senam, selalu menyumbang medali
nus-bonus akan terus berdatangan, misalnya dari kalangan sponsor. Oleh sebabnya, Wabup Rijanto
Majalah PEN ATARAN PENA
wanti-wanti kepada para atlit agar tetap rajin berlatih di sela-sela belajar di sekolah, karena namanya sudah
tercatat sebagai anak-anak berprestasi di Kabupaten Blitar. “Silakan diasah terus kemampuannya di bidang olahragas ini, agar bisa berprestasi di tingkat nasional, hingga internasional,” ujarnya. Data yang dihimpun Majalah Penataran menyebutkan, cabangcabang olahraga yang mengharumkan nama Kabupaten Blitar itu antara lain, bola voli putra (emas), bulutangkis ganda putri (emas), bulutangkis single putri (perak), sepak takraw putra (perak), tenis meja ganda putri (perunggu), dan senam lantai (perunggu). Kepala Dinas Porbudpar Kab Blitar, Ir Suwandito mengatakan, uang insentif kepada para peraih medali itu antara lain sebesar Rp 500 untuk peraih medali emas, para peraih medali perak mendapat Rp 300 ribu, sedangkan peraih medali perunggu mendapat Rp 250 ribu. “Dana ini untuk member motivasi saja, agar para murid dan orang tuanya turut bergembira, karena jerih payahnya berolahraga ternyata mendapat perhatian dari Pemkab Blitar,” ujar Suwandito berdampingan dengan Ketua KONI Kab Blitar, Dwi Wahyu. (pur)
(foto atas) Wabup Rijanto memberikan bonus atlit. (foto bawah) Bola voli di Blitar, gudang atlit untuk Jawa Timur.
Daftar Peraih Medali No
Medali
1.
Emas
2.
Emas
3. 4.
Perak Perak
5.
Perunggu
6.
Perunggu
Atlit Dinda Sifa Amelia Revita Ayuningtyas Endah Puspita Sinta Ayu Indriastuti Anggita Fepta Nur Azizah Kumala Valenesi Devi A Dana Raka Mustofa Valensi Devi A. Maulana Reo S. Moh. Nur Cahyono Bima Perkasa Amin F A. Novita Sari Rara Cantika Berlian Andi Satriyo Widodo
Cabor
Pelatih
Bola Voli Putri Bola Voli Putri Bola Voli Putri Bola Voli Putri Bola Voli Putri Bola Voli Putri Bulutangkis Ganda Putri Bulutangkis Ganda Putri Bulutangkis Tunggal Putri Sepak Takraw Sepak Takraw Sepak Takraw Sepak Takraw Tenis Meja Ganda Putri Tenis Meja Ganda Putri Senam Lantai
Mukarom Sudarsono Siti Marheni
Mungid Abduh Siregar Imam Tobroni Hendra Eka Ari Suzan Maelan Agus Haryanto Eko Sugiono
Data: KONI Kab Blitar
Majalah PEN ATARAN PENA
39
Ono Dino Ono Upo
Potret Kehidupan si Tukang Njaring Manuk
Usia Mbah Sanusi atau yang lebih akrab dengan panggilan Mbah Cepur ini sudah lebih dari tujuh puluh tahun. Namun warga Desa Plosorejo, Kec. Kademangan itu masih tampak bersemangat meniti kehidupan ini dengan caranya yang sangat sederhana. Menjadi seorang pencari burung atau pekerjaan yang dalam Bahasa Jawa-nya sering disebut dengan tukang njaring manuk. Di lahan seperti ini Mbah Cepur biasa melakukan aktifitasnya njaring manuk
K
Mbah Sanusi menunjukkan salah seekor burung hasilnya njaring
40
onon kata Mbah Sanusi, sudah hampir lima belas tahun terakhir ini ia menekuni pekerjaannya sebagai tukang njaring manuk. Alasan yang diungkapnya, “Menyesuaikan dengan kondisi fisik yang sudah semakin ringkih (renta, red.).” Selain itu juga karena malu dilihat orang serta bingung juga kalau sampai menganggur tanpa pekerjaan dan penghasilan, tambah kakek yang seluruh rambut dan jenggotnya sudah memutih ini. Menekuni pekerjaan sebagai tukang njaring manuk, kata Mbah Cepur memang secara fisik tidak begitu menguras tenaga. Modal yang utama adalah sabar dan telaten menunggu kapan burung akan datang dan terjaring. Tetapi biarpun tampak sederhana, mencari burung ini katanya memerlukan beberapa keterampilan khusus yang harus dipenuhi dan sedikit keberuntungan
Majalah PEN ATARAN PENA
agar diperoleh hasil seperti yang diharapkan. Mbah Sanusi masih menggunakan cara tradisional untuk mendapatkan burung. Perangkat kerjanya pun hanya berupa lembarlembar jaring burung dan beberapa bilah bambu sebagai pengaitnya. Kemudian lembaran jaring yang ukurannya bervariasi dengan ratarata panjang dua puluh lima meter dan lebar tiga meter itu dikaitkan pada ujung dan pangkal bilah-bilah bambu yang sudah disediakan tadi. Lantas bilah bambu dan lembaran jaring ini ditancapkan di sepanjang pinggiran sawah atau ladang, kemudian menunggu sampai ada burung yang terbang dan tersangkut. Sedangkan keterampilan khusus yang dibutuhkan, sambung Mbah Cepur, “Si pencari burung harus paham kebiasaan burung-burung liar yang diincarnya.” Tukang njaring manuk harus
tahu melalui jalur mana burung-burung liar itu terbang turun dari pepohonan di hutan menuju ladang atau sawah, juga sebaliknya melalui jalur mana burung-burung liar itu akan terbang kembali ke pepohonan hutan. Untuk itulah pencari burung harus melakukan pengintaian terlebih dahulu agar dapat diketahui kebiasaan terbang burung liar yang akan ditangkap. Sedangkan kebiasaan burung liar lainnya, tutur Mbah Cepur, “Burung-burung itu akan terbang turun ke sawah atau ladang saat sedang lapar atau haus.” Karenanya, kebiasaan terbang turun ke sawah atau ladang mereka lakukan pada saat fajar menyingsing sekitar jam lima pagi untuk mencari makanan atau pada siang hari ketika sedang panas-panasnya untuk mencari air minum di saluran irigasi sawah atau ladang. Satu catatan penting sehingga burung-burung liar itu memungkinkan untuk ditangkap, tegas Mbah Cepur, “Burung-burung liar itu selalu turun dari dan naik ke pepohonan hutan lagi melalui jalur terbang yang relatif tetap.” Nah kalau sudah begitu, tinggal pintar-pintarnya si tukang njaring manuk mengatur letak jaringnya sehingga burung-burung itu gampang nyanthol di jaring. Teori memasang jaringnya, lanjut Mbah Sanusi Cepur, jaring burung akan tampak jelas bila dilihat dari samping. Namun samar dan bahkan nyaris tidak kelihatan sama sekali apabila diperhatikan lurus dari depan, bahkan oleh mata manusia sekalipun. “Kan benang jaring yang dipakai itu sangat lembut,” pungkas Mbah Sanusi. Mbah Sanusi memiliki ‘daerah
tukang njaring manuk yang berpengalaman, bukan berarti Mbah Cepur bisa membawa pulang berpuluh-puluh ekor burung setiap hari. Ratarata, katanya, ia hanya bisa membawa dua sampai empat ekor burung saja meskipun sudah memulai pekerjaannya selepas Shalat Subuh sampai ba’da Shalat Dzuhur. Namun pengalamannya selama lebih dari lima belas tahun menangkap burung liar, “Tidak pernah sekalipun pulang dengan tangan hampa,” tetap saja bisa membawa pulang burung tangkapan walaupun jumlahnya sedikit. Dan cukup tidak cukup, itulah rejekinya untuk menghidupi dirinya yang sudah hidup menduda. Sebagai pencari Mbah Cepur memamerkan jaring burung kesayangannya burung, saat ini pekerjaan itu katanya sudah semakin operasi’ di hutan jati Perhutani di sulit. Terutama tidak bisa memperoleh barat Gunung Bethet atau di sekitar banyak buruan karena keberadaan wilayah Desa Darungan Kec. burung liar itu sudah semakin langka. Kademangan. Namun tidak seperti Selain itu, Mbah Sanusi Cepur dulu saat masih ada banyak jenis sekarang memiliki ‘musuh’yang samaburung liar di hutan yang bisa sama ingin mendapatkan burungditangkap, dalam beberapa tahun burung liar itu. Hanya bedanya, kalau terakhir jenis burung tangkapannya Mbah Sanusi mencari burung untuk sangat terbatas. Hasilnya njaring mencukupi kebutuhan hidupnya, manuk ini kebanyakan hanya berupa sedangkan saingannya itu mencari jenis burung Tekukur, Deruk, kadang- burung hanya sekedar untuk kadang Perkutut atau sesekali burung bersenang-senang. Kutilang. Musuh atau saingan Mbah Imbasnya penghasilan si tukang Cepur itu adalah para pemburu yang njaring manuk ini pun praktis juga mencari burung dengan turun (baca: kecil). Misalnya burung menggunakan senapan angin. Tekukur, tengkulak membeli dari Makanya, akhir-akhir ini ia tidak Mbah Cepur hanya lima ribu rupiah pernah mau njaring manuk pada hari per ekor. Dan harga seekor burung Minggu atau hari libur. Sebab apa? Deruk pada Mbah Sanusi itu dua Pada hari-hari itu banyak sekali belas ribu lima ratus rupiah. remaja-remaja yang iseng menembak Meskipun sudah tergolong burung di hutan. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
41
Peluang Bisnis
Menyulap Kembang Tebu Menjadi Kerajinan yang Bernilai Tinggi
Priyo Handoko hanya lulus SMP tetapi karyanya sangat diminati
Apa yang dipikirkan banyak orang tentang kembang tebu? Mungkin bagi Sang pemilik lahan adalah kabar gembira karena tak lama lagi panen tebu akan segera dimulai. Bagi orang lain? Dibuang, dibakar atau dijadikan penyulut api untuk kayu bakar. Namun bagi Priyo Handoko warga RT. 02/02 Desa Tawangrejo Kec. Binangun, kembang tebu tak berakhir atau terbuang percuma.
“Untuk tempat tissue saya jual lima puluh ribu per biji, untuk pigora dijual kisaran seratus tiga puluh sampai seratus lima puluh ribu rupiah,” kata Handoko saat ditemui di bengkel produksinya di selatan jembatan Ngadri. Handoko tidak pelit membeberkan proses kreatifnya. Kembang tebu diambil dari ladang
saat proses panen atau tebang tebu sudah berjalan sehingga mudah memperolehnya. Kembang tebu yang kering dan bagus (tidak keropos) dipilih lalu dibersihkan. Kemudian diukur dan dilakukan pemotongan dengan cutter lantas ditempelkan dengan lem ke model perkakas yang diinginkan. “Bisa ditempelkan ke nampan, tempat tissue dan lain-lain.
D
i tangan kreatif lajang kelahiran Blitar, 11 Juni 1986 yang hanya lulusan SMP ini, kembang tebu bisa disulap menjadi berbagai hasil kerajinan yang bernilai tinggi. Seperti tempat tissue, tempat pulpen, asbak, pigora, nampan, tempat toples/ makanan, vas bunga. Bahkan dari kembang tebu bisa dibuat tempat sampah kreatif, dll. Mengagumkan, hasil karya Handoko memang terlihat cantik dan unik, serta bernilai ekonomi tinggi.
42
Majalah PEN ATARAN PENA
Kembang tebu yang biasanya dibuang kini menjadi bahan kerajinan tangan yang berharga
Mudah kok!,” ujarnya sambil tersenyum. Kata Handoko, ide kreatifnya itu muncul saat ia membantu adiknya mengerjakan tugas sekolah membuat hasta karya dengan bahan dasar dari kembang tebu. “Ketika itu saya buatkan adik saya vas bunga,” tuturnya. Dan tanpa disangkasangkanya, ternyata hasil karyanya itu disukai oleh guru-guru di tempat adiknya belajar yang kemudian diikuti adanya pesanan untuk dibawa pulang. Sejak saat itulah, kenang Handoko, ia terus coba-coba berkarya dan berkarya dengan kembang tebu sebagai bahan dasarnya. “Akhirnya ya seperti sekarang,” pungkasnya. Dari mulut ke mulut, kerajinan buah tangan Handoko mulai dikenal orang. Tetapi entah bagaimana kejadiannya, lanjut Handoko, dulu konsumennya kebanyakan malah berasal dari luar kota bahkan ada yang dari luar pulau. Ada pemesan dari kota Surabaya, Jakarta dan kotakota besar lainnya. Ada juga pemesan dari Pulau Sumatera, Kalimantan dan bahkan beberapa kali ia juga pernah mengirimkan produknya ke Papua Nugini. Selama beberapa tahun Handoko juga pernah menjadi salah satu pemasok produk kerajinan untuk acara Malang Tempo Doeloe. Namun begitu, warga Blitar Raya masih jarang ada yang pesan atau mungkin malah juga tidak tahu keberadaan kerajinan kembang tebu dari Desa Tawangrejo ini. Baru pasca lebaran tahun lalu (1434 H/2013 M), dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi Kab. Blitar mengunjungi tempatnya. “Ya masih hanya sebatas mengunjungi dan mengajak ikut pameran saja,” timpal Handoko lirih. Kini, kerajinan karya pria lajang ini sudah dikenal luas. Pesanan demi pesanan pun datang kepadanya. Pemuda pemudi di desanya yang dulu
Unggulan 03 Bangga bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan
sering kebingungan mencari lapangan pekerjaan kini mulai bisa menikmati buah kreatifitasnya. Setidaknya setiap hari Priyo Handoko bisa mempekerjakan tidak kurang dari tujuh belas anak-anak muda di bengkel produksinya yang di beri nama Wong Han Production. Tutur Handoko, usaha ini memang terlihat sepele dan dulunya sering kali disepelekan orang. Bisa jadi karena bahan bakunya bagi kebanyakan orang hanya sampah itu. Sedangkan jarang ada orang yang mau berpikir bagaimana bisa satu sampai dua batang kembang tebu yang terbuang di ladang itu bisa dihargai lima puluh ribu? Jangankan orang lain. Orang tua Handoko sendiri awalnya juga mencibir usaha anaknya yang dianggap hanya buangbuang waktu percuma. Sampaisampai nama bengkel produksinya Wong Han Production diambil dari kalimat “Wong Handoko bisa apa dengan kembang tebunya?.” “Itu masa lalu Mas!,” pungkas Handoko. Kini setelah tahu tingginya permintaan kerajinan kembang tebu dan keuntungan yang hampir mencapai lima puluh persen per item, “Tidak ada orang yang komentar.” Tidak ada dendam, semua cibiran itu adalah pelecut semangat untuk meraih sukses. Dan Handoko tetap menerima siapa saja yang mau
belajar kepadanya. Karena keterampilannya itu pula ia seringkali diundang sebagai narasumber untuk pelatihan-pelatihan keterampilan yang diselenggarakan oleh sekolahsekolah maupun kelompok PKK Kecamatan. Handoko senang, meskipun hanya lulus SMP tetapi bisa mengajarkan keterampilan untuk bekal hidup orang lain. Selain itu, dalam angan-angannya ia ingin agar bisa memiliki teman untuk mengatasi ramainya order yang seringkali membuatnya kewalahan. “Ya syukursyukur kalau ada dari peserta pelatihan itu yang mau meminjami saya modal usaha,” harapannya yang tak pernah kesampaian. (moza)
Produk unggulan Binangun yang sudah terkenal
Majalah PEN ATARAN PENA
43
Liputan Khusus
Mengenang Eyang Djoego dengan Napak Tilas
R
ibuan massa yang k e b a n y a k a n berpakaian warna hitam memadati kawasan Petilasan Mbah Djoego di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Mereka hendak mengikuti napak tilas spriritual dari Kesamben menuju ke Kawasan Makam Mbah Djoego di Gunung Kawi, Malang. Peserta yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur itu tampak
antusias dengan berjalan kaki melintasi hutan dan perkampungan menuju ke kawasan kaki Gunung Kawi. Peserta napak tilas ini diberangkatkan langsung Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. Dengan sukarela tanpa mendapatkan imbalan atau hadiah para peserta mengikuti napak tilas ini. Ini sebagai wujud rasa cinta mereka terhadap sosok Mbah Djoego yang merupakan leluhur dan telah menjadi
Bupati Blitar Herry Noegroho, Wabub Rijanto, dan Ketua DPRD Kab Blitar Guntur Wahono memberangkatkan peserta napak tilas Eyang Joego
44
Majalah PEN ATARAN PENA
panutan warga setempat. Sekitar 1500 peserta tampak sangat antusias mengikuti napak tilas tersebut. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. dalam sambutannya di depan peserta napak tilas Mbah Djoego, awal Nopember lalu mengungkapkan, sangat bangga dengan dilaksanakannya kegiatan napak tilas ini. Menurutnya, kegiatan napak tilas tersebut merupakan langkah untuk mengenang leluhur. “Saya menyambut baik kegiatan ini. Dengan napak tilas ini, kita akan mengenang leluhur atau sosok pahlawan yang telah berjasa,” katanya. Ditambahkan Herry Noegroho, napak tilas ini merupakan kegiatan positif untuk mengenang sosok leluhur yakni Mbah Djoego yang telah banyak berjasa dalam membangun Kabupaten Blitar. “Mbah Djoego merupakan panutan warga yang layak untuk dikenang jasanya. Semoga kegiatan napak tilas ini dapat menjadi sarana untuk mengenang jasa-jasa Mbah Djoego,” ungkapnya. Hal senada juga diungkapkan ketua kegiatan napak tilas Mbah Djoego, Arif Yulianto. Diungkapkannya, kegiatan napak
tilas ini bertujuan untuk mengenang sosok Mbah Djoego yang merupakan tokoh yang menjadi panutan warga. “Kegiatan napak tilas ini untuk nguringuri sejarah Perjuangan Mbah Djoego,” katanya. Menurutnya kegiatan napak tilas ini merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap malam 1 Suro (penanggalan Jawa) atau 1 Muharam (Penanggalan Arab). Dijelaskan Arif Yulianto, kegiatan napak tilas ini merupakan kegiatan untuk mengenang sosok Mbah Djoego yang dahulu kala juga melakukan perjalanan dari kesamben menuju lereng Gunung Kawi untuk membuka hutan belantara di sana. “Yang paling utama adalah meniru perilaku Eyang Djoego untuk dijadikan semangat dalam menjalani kehidupan ini,” ujar Arif Yulianto yang juga sebagai juru kunci petilasan Mbah Djoego, di Desa jugo, Kesamben itu. Menurut Arif Yulianto, kegiatan napak tilas ini merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahunnya. “Dua kali dalam setahun kita mengadakan napak tilas seperti ini. Yakni digelar dalam rangka Haul Eyang Djoego yang jatuh setiap Minggu Legi Bulan Selo dan peringatan malam 1 Suro (penanggalan Jawa),” katanya. Napak tilas ini menempuh perjalanan sejauh 45 kilometer dari Petilasan Mbah Djoego di Kesamben menuju pemakamannya di lereng Gunung Kawi di Wonosari, Malang. Arif Yulianto juga mengaku, Petilasan Eyang Djoego tak pernah sepi dari peziarah. Umumnya peziarah melakukan ritual dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa di petilasan Eyang Djoego. “Tak hanya dari Kabupaten Blitar, para peziarah juga banyak datang dari berbagai luar daerah di Jawa. Mereka bahkan berasal dari luar pulau seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua,” jelas Arif Yulianto. Sementara itu, Camat
peserta yang datang dari berbagai daerah. “Kegiatan ini juga dapat dijadikan ikon wisata religius di Kabupaten Blitar,” ungkapnya. Pantauan di lapangan, sebanyak 1500 peserta napak tilas diberangkatkan langsung Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. dari area Petilasan Eyang Djoego. Pemberangkatan para peserta napak tilas juga disaksikan Wakil Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM., Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Guntur Wahono, SE. dan Kapolres Blitar, AKBP Indarto. (hend) Arif Yulianto
Kesamben, Achmad Cholik mengungkapkan, kegiatan napak tilas ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang digelar masyarakat di Kesamben. “Ini merupakan kegiatan budaya yang patut untuk dilestarikan,” katanya. Menurutnya, dengan adanya kegiatan ini, dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap leluhur serta peninggalan warisan budayanya. Achmad Cholik juga menyambut positif digelarnya kegiatan napak tilas KesambenGunung Kawi. Kegiatan napak tilas ini juga dapat dijadikan ajang untuk menjalin silaturahim diantara para
Achmad Cholik
Majalah PEN ATARAN PENA
45
Liputan Khusus Bupati Blitar Resmikan Makam Syeh Sentono Dowo
Warisan Leluhur yang Patut Dilestarikan Area pemakaman tua ini terletak sekitar 1 kilometer ke utara dari arah Candi Penataran atau 500 meter dari Makam Syeh Subakir. Atau tepatnya di Dusun Sumberkecek, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok. Area pemakaman Peninggalan sejarah yang tak dapat dipisahkan dari perkembangan Kabupaten Blitar. Ini adalah area Makam Syeh Sentowo Dowo Syeh Subakir yang baru direnovasi dan diresmikan Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. pertengahan Oktober lalu.
B
upati Blitar H. Herry Noegroho, SE. MH. disela- sela peresmian joglo dan peletakan batu pertama
masjid di area Makam Syeh Sentono Dowo mengungkapkan, Kabupaten Blitar memiliki banyak aset budaya atau sejarah. Salah satunya adalah
Bupati Blitar, Herry Noegroho meletakan batu pertama pendirian Masjid Syeh Sentono Dowo
46
Majalah PEN ATARAN PENA
keberadaan makam-makam tua yang merupakan makam tokoh-tokoh yang berjasa bagi Kabupaten Blitar. Termasuk Makam Syeh Sentono Dowo merupakan aset sejarah yang layak untuk dilestarikan. Dikatakan, Herry Noegroho, renovasi area makam Syeh Sentono Dowo merupakan salah satu cara Pemerintah Kabupaten Blitar untuk menghormati dan melestarikan warisan leluhur. Area makam ini merupakan aset sejarah yang keberadaanya layak untuk diperhatikan. Area makam ini sering kali dikunjungi banyak peziarah untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa di tempat keramat tersebut. Dengan dibangunnya, bangunan joglo ini diharapkan, para peziarah yang datang ke area makam Syeh Sentono Dowo akan lebih nyaman. Kenyamanan para peziarah
ini akan bertambah dengan rencana dibangunnya sebuah masjid di area makam Syeh Sentono Dowo. Keberadaan tempat ibadah ini diharapkan akan dapat dimanfaatkan pengunjung atau peziarah dan juga warga setempat untuk beribadah. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. meresmikan bangunan joglo yang telah berdiri kokoh di area makam Syeh Sentono Dowo. Tak hanya meresmikan bangunan joglo, orang nomor satu di Pemkab Blitar ini juga melakukan peletakan batu pertama menandai dibangunnya Masjid Syeh Sentono Dowo yang letaknya berdekatan dengan makam-makam tua tersebut. “Cukup banyak peninggalan budaya dan Sejarah di Kabupaten Blitar, seperti Candi Penataran, Candi Simping, dan yang lainnya termasuk makam seperti Syeh Sentono Dowo,” kata Herry Noegroho. Hal inilah yang menjadikan Kabupaten Blitar mendapat sebutan “Kabupaten Seribu Candi”. Bupati Herry Noegroho juga
mengajak masyarakat di Kabupaten Blitar untuk senantiasa menjaga warisan leluhur sebagai warisan budaya yang layak untuk dilestarikan. Pantauan di lapangan, Makam Syeh Sentono (artinya: kerabat) Dowo (diartikan: jauh) Syeh Subakir merupakan nama sebuah area makam. Sementara di area Makam Sentono Dowo itu sendiri terdapat 3 buah makam yakni Makam Syeh Badrudin, Makam Syeh Badruzzaman, dan Syeh Badrualim. Ketiga tokoh yang dimakamkan di area Makam Syeh Sentono Dowo ini diyakini warga setempat masih merupakan kerabat Syeh Subakir. Warga setempat juga meyakini masih ada kerabat Syeh Subakir yang makamnya masih belum ditemukan. Yakni Makam Syeh Marzuki yang ditengarai berada di sekitar gunung Gedang atau di Blitar Bagian Utara. Seorang tukang sapu di area Makam Syeh Sentono Dowo, Joedi mengatakan, Makam Syeh Sentono Dowo selalu ramai dikunjungi peziarah. Pengunjung yang datang
melakukan doa dan istigosah diarea makam secara berjamaah. “Selain berjamaah, ada pula yang sendiri melakukan ziarah ke makam ini,” katanya. Diakui Joedi, para peziarah yang datang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Blitar dan luar daerah. Para peziarah ini ada datang bersama rombongan dan menggelar kegiatan pembacaan ayat suci Al Quran dan Tahlil. “Biasanya, malammalam tertentu saja makam ini dijejali peziarah. Biasanya yang paling rame malam Jum’at Legi dan malam Selasa Kliwon,” katanya. Ditambahkan Joedi, di sekitar makam Syeh Sentono Dowo ini terdapat sumber air (tirto) bening yang keramat. Konon, jika seseorang meminum air tersebut, bisa awet muda, mendapat rejeki, bisa naik pangkat atau jabatan dalam hal pekerjaan. “Banyak para peziarah yang meminum air dari sumber yang ada di sisi makam. Bahkan ada pula yang dibawa pulang. Diyakini air dari tempat ini mampu menyembuhkan berbagai penyakit,” kata Joedi. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
47
Pelesir
Pantai Pangi Nan Eksotik Anda ingin menikmati indahnya pesona pantai? Nah ini dia salah satu tempat pilihan yang ada di pesisir selatan Kabupaten Blitar yang bisa anda kunjungi. Silahkan datang ke Pantai Pangi yang terletak di Dusun Kepuh Desa Tumpak Kepuh Kecamatan Bakung.
M
ungkin nama Pantai Pangi belum cukup familiar di telinga kita. Akan tetapi soal keindahannya, pantai ini rasanya tidak kalah menarik dari pantai-pantai lain yang sudah terlebih dahulu populer dikalangan para pelancong. Dan bisa jadi karena belum terkenalnya itu pula, membuat Pantai Pangi ini terasa spesial. Masih jarangnya pengunjung yang datang juga menjadi keuntungan tersendiri yang membuat pantai ini tampak selalu bersih dan sangat menawan, jauh dari ulah orang-orang yang tidak mengerti akan arti keindahan.
48
Kondisi alam dan suasana di pantai ini masih sangat alami. Dalam bingkai pasir putihnya yang terhampar disepanjang bibir pantai, semua yang tersaji disana masih merupakan karya alam yang asli tanpa sedikit pun ada rekayasa ataupun sentuhan modernisasi. Sekilas memandang Pantai Pangi terasa seperti sebuah cekungan kecil di tepian laut selatan yang sangat luas. Dengan di kanan dan kirinya berpagar batu-baru karang yang kokoh yang di penuhi oleh pahatan ombak elok dipandang mata. Berhias debur ombak yang tak pernah berhenti menghantam bibir pantai, rasanya tiada jemu-jemu mata ini memandang. Buih-buih ombak yang tertiup angin pun menambah segar suasana di atas hamparan pasir putih di Pantai Pangi. Ditepian pantai itu ditanami banyak sekali pohon-pohon cemara. Teduh dan rindang sehingga menjadikan suasana di Pantai Pangi ini terasa lebih asri. Terlebih lagi saat
Majalah PEN ATARAN PENA
di ujung-ujung dahan pohon cemara yang terus bergoyang-goyang tertiup angin itu beraneka macam burungburung liar bernyanyi bersahutan, sungguh pantai ini sangat menakjubkan. Bila anda ingin menikmati pemandangan kapal-kapal nelayan disana yang sedang bersandar, di Pantai Pangi terdapat puluhan jumlahnya. Berwarna warni dalam berbagai ukuran yang biasanya oleh para pengunjung dijadikan background foto yang artistik. Pesona alami di pantai ini juga semakin terasa manakala kita perhatikan butir-butir pasir di tepian Pantai Pangi. Ternyata bukan hanya biji-biji pasir putih yang terbawa ombak. Namun bersama gulungan ombak pantai laut selatan itu banyak terdapat hewan dan tumbuhan laut yang ikut terbawa ke tepian. Ada batu karang, rumput laut, kerang dan jenis-jenis hewan maupun tumbuhan lainnya. Dan bukan hanya pada pesona
pantainya, di tempat ini kita juga bisa menyaksikan indahnya panorama sungai dari pegunungan yang bermuara di Pantai Pangi menuju ke laut bebas. Danau air payau yang terbentuk disana cukup luas, tenang dengan airnya yang jernih dan segar sepanjang waktu. Keindahannya yang menyatu dengan akar-akar pohon raksasa yang tumbuh liar di tepian danau benar-benar akan memberikan sensasi tersendiri di mata para pengunjung. Tetapi awas hati-hati terhadap danau air payau ini. Seperti kata pepatah ‘air tenang menghanyutkan’, sebaiknya anda tidak mandi atau berenang di muara sungai itu. Seperti papan peringatan yang terpasang disana, danau air payau ini kedalamannya mencapai enam meter. Sehingga sudah beberapa kali menelan korban jiwa karena tidak memiliki keterampilan berenang yang cukup ketika mandi atau berenang di danau air payau yang tenang itu. Dan manakala kita melihat cara-cara yang dilakukan oleh warga masyarakat disana ketika menangkap ikan, pesona Pantai Pangi semakin terasa. Meskipun sudah ada puluhan kapal nelayan, tetapi sebagian besar nelayan disana menangkap ikan dengan cara-cara tradisional. Nelayan disana melaut hanya untuk memancing. Sedangkan sisanya, nelayan-nelayan itu mendapatkan ikan laut di tepian pantai dengan cara menggunakan jala (jaring, red.) ikan. Oleh karenanya, ikan-ikan laut hasil tangkapan nelayan disana tidak pernah sampai ke bawah (baca: kota). Kata beberapa nelayan yang sempat ditemui, ikan laut hasil tangkapan dengan cara-cara tradisional itu lebih segar dengan rasa yang lebih alami pula. Sehingga untuk memasarkannya tidak perlu susah-susah. Warga di sekitar pantai banyak yang mau membeli selain para pengunjung yang kebetulan ada disana saat para nelayan itu pulang dari melaut.
Kumpulan perahu nelayan menambah cantik suasana di Pantai Pangi
Perjalanan menuju Pantai Pangi memang tidak mudah, walaupun sebenarnya juga tidak bisa dikatakan sulit untuk mencapainya. Jalan yang menanjak dan berbelok-belok, itu pasti. Seperti di tempat lain, untuk mencapai pantai tentunya melintasi pegunungan terlebih dahulu. Namun begitu, dari kota menuju ke pantai yang jaraknya kurang lebih tiga puluh kilometer ini hampir semuanya sudah beraspal. Tinggal sejengkal saja, kirakira seratus meter dari tempat parkir yang disediakan menuju bibir ke pantai yang masih berupa jalan tanah dan makadam. Pesona Pantai Pangi yang eksotik sebenarnya sudah terasa ketika kita dalam perjalanan menuju kesana. Mungkin belum pernah atau bahkan bisa jadi tidak pernah anda jumpai di tempat-tempat lain saat ini, masih ada salah satu sisi kehidupan
warga disana yang sangat tradisional. Dimana di wilayah ini di kiri dan kanan jalan-jalan yang akan kita lalui dipenuhi dengan gubuk-gubuk kecil untuk menaruh hewan-hewan ternak milik warga yang umumnya berupa sapi atau kambing. Aman? Untuk saat ini ya!, jawab mereka. Namun entah sampai berapa tahun lagi atau tepatnya setelah jalur lintas selatan benar-benar terealisasi. Maka dari itu, segeralah berkunjung kesana sebelum pesona Pantai Pangi terkikis oleh perkembangan jaman. (moza)
Muara sungai menuju laut lepas nan cantik
Majalah PEN ATARAN PENA
49
intermezo LOWONGAN PEKERJAAN PENEBANG KAYU Seorang penebang kayu pergi melamar pekerjaan. Mandor : “Kini, di sebuah hutan kecil di depan, kamu boleh memperagakan kebolehanmu......, yaitu dalam satu menit kamu bisa menggergaji berapa batang pohon?” Sesudah lewat satu menit... Mandor : “Wah... 1 menit 20 batang? Sungguh-sungguh luar biasa... Kamu dulu bekerja di mana?” Buruh : “Di hutan Sahara...” Mandor : “Ah, tak pernah dengar... Aku hanya pernah dengar Gurun Sahara di Afrika.” Buruh : “Betul, nggak salah... ia kemudian ganti nama menjadi Gurun Sahara...” KACANG MEDE Ibu Mira sebagai penduduk baru di komplek rumahnya, datang ke rumah tetangga sebelahnya yang dihuni oleh satu orang nenek-nenek. Ibu Mira : Nek, kenalin nek, saya tetangga baru nenek, nama saya Mira. Nenek : Oh, silakan duduk silakan duduk. Pas lagi ngobrol, di meja ada setoples kacang mede. Ibu Mira : Wah nek, boleh yah saya cicipi kacang medenya. Nenek : Oh yah yah boleh boleh boleh. Saking enaknya kacang mede tersebut, sampai habis satu toples. Ibu Mira : Wah, maaf nek, kacang medenya sampai habis nih. Nenek : Oh, nggak apa-apa koq, nenek juga nggak bisa makan, maklum gigi nenek udah nggak kuat, Nenek kan sering dikirimin sama cucu nenek coklat silver queen, nenek hanya mampu jilatin coklatnya aja dan kacang medenya nenek kumpulkan dalam toples itu. MENCABUT GIGI GERAHAM ATAS Pada suatu hari ada seorang wanita pergi ke klinik gigi untuk mencabut giginya.. Lalu dokter gigi bertanya…… “Mbak….. gigi mana yang hendak dicabut ?” Lalu wanita itu menjawab…….. “Gigi bagian atas paling belakang” Tak lama kemudian dokter dengan peralatanya mulai mencabut gigi wanita itu…. Tetapi yang dicabut adalah gigi di bagian depan. Lalu wanita itu bertanya….. “Dokter …… kenapa gigi depan saya yang dicabut ? Kan yang sakit yang bagian belakang ?” Dokter gigi itu menjawab, “Sabarlah……. Sebentar lagi sampai ke belakang kok…….” BATUK KARENA BANYAK MAKAN ASIN Nenek mengeluh sayur mayur buatan Kakek agak asin, tapi Kakek sama sekali tak mengakuinya. Kebetulan saat itu terdengar Kakek batuk-batuk sebanyak dua kali, maka Nenek pun segera berkata: “Kamu batuk-batuk tentu karena makan sayur terlalu asin, terlalu banyak makan garam bisa batuk-batuk.” Mendengar omongan ini, Kakek segera meletakkan sendoknya di atas meja makan, dan dengan sikap serius ia berkata kepada Nenek: “Air laut asin nggak? Air laut kamu bilang asin nggak? Tapi mana ada ikan di dalam laut yang batuk-batuk?” (dari berbagai sumber)
Majalah PEN ATARAN PENA
51