Dari Redaksi Pembaca yang terhormat,
R
asanya bangga sekali kami bisa kembali hadir menyapa pembaca kembaliPada edisi kedua ini kami kembali menyuguhkan beberapa liputan tentang berbagai kegiatan di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar. Diawali pada rubrik gerbang sebagai pembuka berita menyajikan kegiatan Bupati Blitar Menerima Penghargaan Piagam dan Plakat Wahana Tata Nugraha. Ini merupakan pertama kalinya Pemerintah Kabupaten Blitar ikut lomba Wahana Tata Nugraha dan menerima penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN). Setelah melalui serangkaian penilaian di bidang penyelenggaraan transportasi perkotaan di Wlingi, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : KP 429 Tahun 2012 tentang Penerima Penghargaan Wahana Tata Nugraha Tahun 2012. Bupati Blitar Herry Noegroho menerima langsung Piagam dan Plakat dari Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, di Ruang Mataram Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta Pusat. “Terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Blitar, dan kota Wlingi khususnya, yang telah mendukung dan taat dalam hal berlalu lintas. Sehingga Wlingi mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha kategori Kota Kecil,” kata Bupati Blitar Herry Noegroho. Wahana Tata Nugraha merupakan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik Selain itu juga ada liputan Upacara Pembukaan Bulan Bakti Gorong Royong Masyarakat (BBGRM) ke X dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 41, di kompleks areal rencana Kantor Pemkab Blitar, Kanigoro. Dalam kesempatan tersebut Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengajak masyarakat tidak meninggalkan budaya gotong-royong. Perkembangan zaman cenderung membuat orang menjadi individualistik. Jika kehilangan semangat gotong-royong, maka dikhawatirkan identitas sebagai bangsa Indonesia akan memudar. Dalam kesempatan itu, masyarakat Kabupaten Blitar juga melontarkan semangat kebersamaan yang dinamakan IKRAR SEGORO, yaitu ikrar semangat gotong royong. Pernyataan tersebut disampaikan oleh tokoh-tokoh perwakilan berbagai agama, dan berbagai lapisan sosial masyarakat. Inti ikrar tersebut adalah spirit menjadikan gotong royong sebagai sendi pergaulan dan bermasyarakat. Bupati Blitar, Herry Noegroho dalam sambutannya menyampaikan harapan, Ikrar Segoro itu dapat dibacakan dalam kegiatan nasional, dengan harapan menjadi ilham semangat kebersamaan oleh seluruh rakyat Indonesia. “Kami memohon dukungan Bapak Gubernur, semoga Ikrar Segoro ini dapat dijadikan sebagai pernyataan nasional,” kata Herry Noegroho. Pada rubrik hambangun praja kami menyuguhkan kegiatan Bupati Resmikan Pasar Hewan Terpadu di Srengat. Pemerintah Kabupaten Blitar sukses mendirikan pasar khusus untuk jual beli hewan ternak. Bangunan Pasar Hewan Terpadu ini berdiri berkat dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pasar hewan ini akan dimanfaatkan para peternak dan pedagang ternak di Srengat dan sekitarnya untuk melakukan transaksi jual beli. Diharapkan pula, keberadaan pasar hewan baru ini akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Srengat dan sekitarnya. Selain itu rubrik-rubrik, Real Action, Edukatif, Pelangi Bumi Penataran, Ono Dino Ono Upo, Peluang Bisnis, Kesiapan Partai Songsong Pileg 2014, Liputan Khusus, Pelesir dan lainnya tetap menampilkan dan menyajikan kabar-kabar dan cerita-cerita menarik bagi para pembaca setia Majalah Penataran. Harapan kami semoga Majalah Penataran akan selalu menjadi sumber informasi yang bermanfaat untuk para pembaca setia. Terima kasih tak terhingga atas dukungan dan partisipasi serta kerja sama semua pihak. Redaksi
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
Pelindung : HERRY NOEGROHO, SE. MH Drs. RIJANTO, MM Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung jawab : SUYANTO, SH. MM Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : Ir. BUDI IRIANTO, MM Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO HENDRA NOVARIADI M. ENDRA PRASETYA Anggota : JONI HARSONO DWI AGUS SANTOSO, ST ASYIK FAUZI, ST
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
Majalah PEN ATARAN PENA
GERBANG
Kabupaten Blitar Raih Piagam dan Plakat Wahana Tata Nugraha
Penataan transportasi dan lalu lintas yang baik oleh Pemerintah Kabupaten Blitar mendapat apresiasi dari Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Kabupaten Blitar mendapatkan Piagam dan Plakat Wahana Tata Nugraha Tahun 2012 untuk kategori kota kecil. Bupati Blitar Herry Noegroho menerima langsung Piagam dan Plakat dari Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, pada Senin (6/5) di Ruang Mataram Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta Pusat.
D
alam kesempatan tersebut, Menhub mengatakan pentingnya sektor transportasi sebagai urat nadi dalam pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, apapun yang dilaksanakan di sektor lain jika tidak terhubung dengan transportasi maka akan mengganjal dalam rangka pertumbuhan ekonomi. “Jika fungsi (transportasi) ini berjalan, akan mengangkat seluruh fungsi yang ada secara komprehensif, untuk itu perlu kerja keras dari kita semua untuk mewujudkan hal ini,” ujar Menhub. Menhub menambahkan, pemberian penghargaan ini juga merupakan stimulus bagi daerah untuk mendapatkan tambahan anggaran khususnya di sektor transportasi. “Akan kita perhatikan, tentunya bukan hanya memberikan stimulus tetapi justru dari stimulus itu akan lebih banyak keberhasilan yang di dapat demi untuk kesejahteraan dan
4
Majalah PEN ATARAN PENA
Wabub Rijanto memberikan sambutan pada paparan hasil penilaian. (foto-foto: dok Dishubkominfo Kab. Blitar)
demi penyelenggaraan transportasi bagi pengguna jasa,” katanya. Mangindaan mengharapkan melalui acara ini, akan muncul masukan-masukan baru dari pemerintah daerah yang berguna untuk pengembangan sektor transportasi. “Dari kegiatan ini juga kami mengharapkan adanya usulan-usulan dari pemerintah daerah, apalagi yang perlu kami perhatikan, karena perencanaan harus buttom up karena Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 2009 dan Undang-Undang otonomi daerah mengacu ke situ,” pesan Menhub. Ini merupakan pertama kalinya Pemerintah Kabupaten Blitar ikut lomba Wahana Tata Nugraha dan menerima penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN). Setelah melalui serangkaian penilaian di bidang penyelenggaraan transportasi perkotaan di Wlingi, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : KP 429 Tahun 2012 tentang Penerima Penghargaan Wahana Tata Nugraha Tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Blitar mendapatkan apresiasi tertinggi tersebut. “Terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Blitar, dan kota Wlingi khususnya, yang telah mendukung dan taat dalam hal berlalu lintas. Sehingga Wlingi mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha kategori Kota Kecil,” kata Bupati Blitar Herry Noegroho. Bersaing dengan kota kecil se-Indonesia, Kota Wlingi yang mewakili Kabupaten Blitar dalam penilaian Wahana Tata Nugraha , memang memiliki keistimewaan. Herry mengungkapkan, Wlingi selain menonjol di bidang ketertiban dan penataan lalu lintas, kesadaran masyarakat juga tinggi. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Blitar juga menyinergikan kebijakan dalam berlalu lintas dengan program Adipura. “Memang penataan lalu lintas dan transportasi menjadi prioritas. Semoga nantinya diikuti diwilayah lain di Kabupaten Blitar,” tambah Herry. Sekedar diketahui, Wahana Tata Nugraha merupakan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penghargaan ini diberikan setiap tahun. Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Pemberian penghargaan Wahana Tata Nugraha dimaksudkan untuk membangun dan mewujudkan budaya keamanan dan keselamatan serta meningkatkan kinerja
Ketua Tim Penilai WTN Memaparkan hasil Penilaian
penyelenggaraan dan kinerja operasional sistem transportasi perkotaan. Adapun tujuan pemberian penghargaan adalah untuk meningkatkan penyelenggaraan transportasi di kawasan perkotaan yang handal,
berkelanjutan dan menjamin kesamaan hak pengguna jalan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam disiplin berlalu lintas sehingga dapat menurunkan kecelakaan lalu lintas. (*erdhe)
Daftar Penerima Pakat Wahana Tata Nugraha Tahun 2012 A. Kota Metropolitan : Pemkot Medan, Prov. Sumut B. Kota Besar : 1. Pemkot Padang, Prov. Sumbar; 2. Pemkot Tasikmalaya, Prov. Jabar 3. Pemkot Cimahi, Prov. Jabar; 4. Pemkot Samarinda, Prov. Kaltim C. Kota Sedang : 1. Pemkot Tebing Tinggi, Prov. Sumut; 2. Pemkot Tanjung Balai, Prov. Sumut; 3. Pemkot Payakumbuh, Prov. Sumbar; 4. Pemkot Bukittinggi, Prov. Sumbar; 5. Pemkot Pagar Alam, Prov. Sumsel; 6. Pemkab Ogan Komering Ulu, Prov. Sumsel; 7. Pemkot Pekalongan, Prov. Jateng; 8. Pemkab Sukoharjo, Prov. Jateng; 9. Pemkot Pasuruan, Prov. Jatim 10. Pemkab Bone, Prov. Sulsel; 11. Pemkot Palopo, Prov. Sulsel D. Kota Kecil : 1. Pemkab Deli Serdang, Prov. Sumut 2. Pemkab Tanah Datar, Prov.Sumbar 3. Pemkot Solok, Prov. Sumbar 4. Pemkab Bangka, Prov. Bangka Belitung 5. Pemkab Bangka Selatan, Prov. Bangka Belitung 6. Pemkab Belitung, Prov. Bangka Belitung 7. Pemkab Wonogiri, Prov. Jateng 8. Pemkab Kulon Progo, Prov. Jateng 9. Pemkab Probolinggo, Prov. Jatim 10. Pemkab Situbondo, Prov. Jatim 11. Pemkab Blitar, Prov. Jatim 12. Pemkab Lamongan, Prov. Jatim 13. Pemkab Klungkung, Prov. Bali 14. Pemkab Jembrana, Prov. Bali 15. Pemkab Gianyar, Prov. Bali 16. Pemkab Bangli, Prov. Bali 17. Pemkab Lombok Timur, Prov. NTB 18. Pemkab Sumbawa, Prov. NTB 19. Pemkab Barito Timur, Prov. Kalteng 20. Pemkab Kutai Kartanegara, Prov. Kaltim 21. Pemkab Barru, Prov. Sulsel 22. Pemkab Gowa, Prov. Sulsel 23. Pemkab Soppeng, Prov. Sulsel
Majalah PEN ATARAN PENA
5
GERBANG
Gubernur Sukarwo dan Bupati Blitar di kursi utama.
Pakdhe Karwo Ingatkan Budaya Gotong Royong Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengajak masyarakat tidak meninggalkan budaya gotong-royong. Perkembangan zaman cenderung membuat orang menjadi individualistik. Jika kehilangan semangat gotong-royong, maka dikhawatirkan identitas sebagai bangsa Indonesia akan memudar.
P
akdhe Karwo, panggilan populernya, menyampaikan wanti-wanti tersebut pada Upacara Pembukaan Bulan Bakti Gorong Royong Masyarakat (BBGRM) ke X dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 41, di kompleks areal rencana Kantor Pemkab Blitar, Kanigoro, Rabu (15/5). “Negeri kita ini berhasil dipersatukan, karena ada kebersamaan antara suku yang satu dengan suku yang lain,” kata Pakdhe. “Coba saya tanya, apa hadirin di sini masih ada yang tahu kegiatan yang bernama udhar gelung?” kata Pakdhe Karwo yang khas ke-jawa-annya kepada 3000 hadirin yang datang kala itu. Udhar gelung, lanjutnya, adalah sebuah tradisi berkumpulnya warga untuk musyawarah desa di bulan Suro. Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan bertema gotong royong seperti gugur-gunung, yaitu
6
Majalah PEN ATARAN PENA
Salah satu pintu masuk Expo Gotong Royong Jatim
kerja bakti memperbaiki fasilitas umum, dan sebagainya. Dalam kesempatan itu, masyarakat Kabupaten Blitar melontarkan semangat kebersamaan yang dinamakan IKRAR SEGORO, yaitu ikrar semangat gotong royong. Pernyataan tersebut disampaikan oleh tokoh-tokoh perwakilan berbagai agama, dan berbagai lapisan sosial masyarakat. Inti ikrar tersebut adalah spirit menjadikan gotong royong sebagai sendi pergaulan dan bermasyarakat. Bupati Blitar, Herry Noegroho dalam sambutannya menyampaikan harapan, Ikrar Segoro itu dapat dibacakan dalam kegiatan nasional, dengan harapan menjadi ilham semangat kebersamaan oleh seluruh rakyat Indonesia. “Kami memohon dukungan Bapak Gubernur, semoga Ikrar Segoro ini dapat dijadikan sebagai pernyataan nasional,” kata Herry Noegroho. Seremoni pembukaan BBGRM itu ditandai dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah desa dan kelurahan yang memenangi Lomba Gotong Royong. Kategori kelurahan dimenangkan oleh Kelurahan Semolowaru, Surabaya. Sedangkan untuk kategori desa, dimenangkan oleh Desa Ngadisari, Kecamatan Ngadipuro, Pasuruan. Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Jawa Timur, Nina Sukarwo, dalam kesempatan itu juga memberikan penghargaan PIN Emas kepada 150 kader PKK se - Jawa Timur. Penghargaan “Adibhakti Madya PKK” diberikan karena pengabdian para kader yang serius mengabdikan diri pada masyarakat melalui PKK. “Saya terharu. Usia Gerakan PKK itu baru 41 tahun. Tapi ada kader yang mengabdi selama 49 tahun. Luar biasa,” ungkap Nina Sukarwo. Catatan Penataran, pelaksanaan pembukaan BBGRM ini molor dari jadwal yang direncanakan, yaitu tanggal 5 Mei 2013. Kepala Bapemas Kab Blitar, Agus Budi Handoko selaku Wakil Ketua Panitia menyampaikan, penundaan itu dilakukan hingga 10 hari, karena ada kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Surabaya pada awal Mei 2013. Kendati demikian, menu acaranya tetap berjalan seperti semula antara lain Expo Gotong Royong Jawa Timur yang diikuti 111 unit stand pameran, dan diakhiri Lomba Sepeda Santai Gotong Royong. (pur)
Perwakilan masyarakat menyampaikan “Ikrar Segoro”
Sekretariat Pengendali BBGRM
Pintu Utama arena BBGRM
Salah satu aksi sosial pada Pencanangan BBGRM. (foto-foto: purwanto)
Majalah PEN ATARAN PENA
7
GERBANG
KIM Wara Desa pada sesi Visualisasi Komunikatif
KIM WARADESA JUARA III LCCK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Setelah menempuh beberapa sesi Lomba akhirnya KIM Waradesa Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar sebagai wakil BAKORWIL Madiun harus legowo menjadi Juara III dalam Lomba Cerdik Cermat Komunikatif (LCCK) pada Pekan KIM Jatim VII di Sumenep Madura. Sedangkan Juara I diraih oleh KIM Bijak Kabupaten Malang, Juara II diraih KIM Semanggi Surabaya dan Juara Harapan diraih oleh KIM KOM Kabupaten Bojonegoro.
L
omba Cerdik Cermat Komunikatif dilaksanakan hari pertama pada acara Pekan KIM VII sebelum acara Pembukaan yang dihadiri Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo, M.Si di halaman Gedung Serba Guna “Graha Adi Poday” Kabupaten Sumenep pada tanggal 23 Mei 2013. Peserta diwajibkan datang di lokasi pada pukul 06.30 WIB untuk melakukan pendaftaran peserta. Acara yang dijadwalkan dimulai pukul 06.45 mundur sampai pukul 07.30 sehingga posisi peserta tepat menghadap matahari.
8
Acara lomba diawali dengan sesi Perkenalan Peserta dan Yel-Yel yang masingmasing mendapat jatah waktu 5 menit dilanjutkan perkenalan Dewan juri sehingga ketika Sesi Lomba dimulai konsentrasi peserta terpecah oleh terik matahari. Pada sesi Pengisian Blog KIM Waradesa mendapat apresiasi terbaik dari Tim Juri. Bisa dilihat jumlah artikel yang diunggah rata-rata per bulan, jumlah pengunjung dan isi dari KIM Waradesa unggul dibanding peserta lain. Pada sesi “Cepat Tepat” inilah KIM Waradesa kurang beruntung. “Sebenarnya
Majalah PEN ATARAN PENA
pertanyaan Juri sangatlah mudah namun pada sesi ini KIM Waradesa ketinggalan menekan tombol bel dan hanya mampu mengantongi dua jawaban” ungkap Shofia salah seorang dari KIM Waradesa. Setelah Sesi Cepat Tepat masih ada sesi Visualisasi Komunikatif yakni peserta harus memperagakan penyampaian informasi terkait dengan bidang yang telah didapat pada sesi I. Kim Waradesa mendapatkan bagian Bidang Lingkungan Hidup. Sedangkan tema yang diangkat adalah tentang Reboisasi atau Gerakan Go Green.
Para peserta LCCK
Pada sesi ini sebenarnya KIM Waradesa dapat memvisualisasikan dengan baik antara tema yang diangkat dengan peragaan tidak menyimpang namun pengambilan blocking yang kurang tepat menjadi evaluasi tim juri. “Kami sangat legowo hanya dapat Juara III Jatim karena kurang beruntung saja.” Ungkap Kang Endrik Suprianto. “ Meskipun demikian kami akan membuktikan siapa yang patut menjadi Juara dalam prakteknya di masyarakat dan bukan karena cepat menekan bel saja. Saya berharap Lomba KIM mendatang penilaian langsung di lapangan atau keberadaan dan kegiatan KIM secara langsung meskipun Waradesa sudah tidak boleh mengikuti perlombaan lagi.” tambah Kang Endrik sambil mengelap keringat ketika di temui Majalah Penataran di Lokasi lomba. Pekan KIM adalah agenda rutin Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur yang digelar setiap dua tahun sekali. Pada acara tersebut diselenggarakan berbagai kegiatan seperti Pameran Produk Unggulan, Sarasehan/Workshop Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK), Festival Pertunjukan Rakyat dan LCCK adalah salah satu acara pada Pekan KIM tersebut. (pri)
Kim Wara Desa Memperkenalkan diri kepada Dewan Juri
Penyerahan Piala LCCK oleh Gubernur Jawa Timur
Majalah PEN ATARAN PENA
9
HAMBANGUN PRAJA
Bupati Resmikan Pasar Hewan Terpadu di Srengat Pemerintah Kabupaten Blitar sukses mendirikan pasar khusus untuk jual beli hewan ternak. Bangunan Pasar Hewan Terpadu ini berdiri berkat dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pasar hewan ini akan dimanfaatkan para peternak dan pedagang ternak di Srengat dan sekitarnya untuk melakukan transaksi jual beli. Diharapkan pula, keberadaan pasar hewan baru ini akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Srengat dan sekitarnya.
B
upati Blitar, Herry Noegroho, SE. MH. diselasela kegiatan peresmian Pasar Hewan Terpadu di Desa Dandong, Kecamatan Srengat pertengahan Mei lalu mengungkapkan, sangat bangga atas dibangunnya Pasar Hewan Terpadu di Desa Dandong Srengat tersebut. “Kita patut bersyukur berkat perhatian Bapak Gubernur dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur kita bisa memiliki pasar hewan yang sangat luas,” ungkap Herry Noegroho. Pasar ini bisa dimanfaatkan masyarakat khususnya peternak untuk memasarkan produk ternaknya. Ditambahkan Herry Noegroho, keberadaan Pasar Hewan Terpadu di Srengat ini memiliki fasilitas yang lengkap. Bahkan di pasar ini juga disediakan tempat penimbangan untuk hewan kambing, sapi, dan kerbau. “Semoga dengan fasilitas yang lebih baik ini, masyarakat peternak semakin maju tingkat perekonomiannya,” tegasnya.
10
Majalah PEN ATARAN PENA
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, drh. Mashudi, M.Si mengatakan, Pasar Hewan Terpadu di Desa Dandong, Kecamatan Srengat ini dibangun
di atas tanah asset Pemerintah Kabupaten Blitar. “Pasar hewan ini dibangun di atas eks lahan bengkok Kelurahan Kauman seluas 2,2 hektare,” jelasnya. Ditambahkannya, pembangunan Pasar Hewan Terpadu ini dibiayai dana bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2012 sebesar Rp. 4 milyar. Pasar Hewan Terpadu di Srengat ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan semi modern. “Mulai dari fasilitas umum, fasilitas teknis seperti timbangan ternak dan alat pemeriksaan kebuntingan berupa USG sudah tersedia di sini,” ungkap Mashudi. Sehingga di tempat ini jual beli ternak akan lebih transparan yang cenderung menguntungkan pembeli dan penjual. Pasar Hewan Terpadu ini ditangani dan diawasi langsung Dinas Peternakan Kabupaten Blitar. Di pasar ini, juga ditempatkan dokter hewan yang selalu siap melakukan pengawasan hewan ternak yang dijual di tempat ini. “Pasar Hewan Terpadu ini buka setiap hari pasaran Wage. Ini merupakan hari pasaran pedagang ternak/ molang sapi, kambing, dan kerbau. Sementara untuk ternak unggas menggunakan hari pasaran Kliwon. Kendati demikian diharapkan hari pasaran yang lain juga bisa dimanfaatkan para peternak di Kabupaten Blitar khususnya di Kecamatan Srengat dan sekitarnya,” jelas Mashudi. Pantauan di lapangan, Peresmian Pasar Hewan Terpadu di Desa Dandong, Kecamatan Srengat tersebut ditandai pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Blitar, Herry Noegroho,
Bupati Blitar, Herry Noegroho, didampingi Wabub Blitar Rijanto, Ketua DPRD Kab Blitar Guntur Wahono meninjau lokasi Pasar Hewan Terpadu di Srengat. Fasilitas timbangan ternak dan dokter ternak juga tersedia di tempat ini. (foto-foto: hendranova)
SE. MH.. Kegaiatan ini juga disaksikan Wabub Blitar Drs. Rijanto, MM, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Guntur Wahono, SE., Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar Edi Masna Nurohman dan Suswati, serta Forum
Pimpinan Daerah Kabupaten Blitar. Kegiatan ini juga dihadiri Sekretaris Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, drh. Irawan S, M.Si, Kepala Dinas, Badan, Camat se-Kabupaten Blitar, serta undangan yang hadir. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
11
HAMBANGUN PRAJA
Pemkab Blitar Berikan PAS Kapal Gratis Nelayan di pesisir pantai selatan di Kabupaten Blitar layak untuk berbesar hati. Ini lantaran Pemerintah Kabupaten Blitar memberikan PAS Kapal gratis kepada nelayan. Selama ini, para nelayan di Blitar selatan kesulitan dalam memasarkan ikan tangkapan mereka ke daerah lain karena belum memiliki surat sejenis STNK tersebut. Sebelum memiliki PAS Kapal, para nelayan asal Blitar dikucilkan saat menjual hasil tangkapannya ke luar daerah.
B
upati Blitar, Herry Noegroho, SE. MH. usai menyerahkan secara simbolis PAS Kapal kepada nelayan di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, pertengahan Mei lalu mengungkapkan, pemberian PAS Kapal ini merupakan salah satu bentuk perhatian serius Pemerintah Kabupaten Blitar terhadap masalah yang dihadapi nelayan di Kabupaten Blitar. “Syukurlah , para nelayan sudah mendapatkan PAS Kapal, sehingga para nelayan asal Kabupaten Blitar bisa leluasa mencari ikan di perairan Indonesia,” jelasnya. Herry Noegroho juga berharap, para nelayan di Kabupaten Blitar bisa menggunakan PAS Kapal ini dengan sebaiknya untuk mencari nafkah keluarga. Ini dikarenakan para nelayan Blitar, sudah leluasa memasarkan ikan hasil tangkapanya
12
Majalah PEN ATARAN PENA
Suyanto,SH, MM
hingga ke luar daerah tanpa harus dikucilkan nelayan dari luar daerah. “Semoga PAS Kapal ini dapat dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya para nelayan di Kabupaten Blitar,” tambah Herry Noegroho. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Blitar, Suyanto,SH, MM, kepada Majalah Penataran mengatakan, baru tahun 2013 ini Pemerintah Kabupaten Blitar dapat mengabulkan harapan para nelayan di Blitar selatan. “Tahun ini, diawali sebanyak 150 nelayan kita berikan PAS Kapal. Lainnya akan menyusul, kita terus melakukan pendataan dan pengawasan kelayakan kapal perahu milik nelayan di Kabupaten Blitar ,” katanya. Kebijakan dari pemerintah pusat, kewajiban memiliki PAS Kapal dilakukan sejak tahun 2000 silam. Sementara di Jawa Timur, hanya Kabupaten Blitar yang
terlambat memberikan PAS Kapal kepada para nelayannya. “Syukurlah di Kabupaten Blitar tahun ini nelayan kita sudah diberikan PAS Kapal. Kapal perahu untuk ukuran tidak lebih dari 7 gt (gross tonage) ditangani kabupaten/ kota,” jelas Suyanto. Di Kabupaten Blitar PAS Kapal tersebut diberikan kepada nelayan di 3 kecamatan dari 4 kecamatan. Yakni, Nelayan asal Kecamatan Bakung, Kecamatan Panggungrejo, dan Kecamatan Wates. Sementara, nelayan yang berada di Kecamatan Wonotirto masih menunggu proses. Kepala Bidang Angkutan, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, Drs. Luluk Ismojo, M.Si, kepada Majalah Penataran membenarkan, masih ada 150 PAS Kapal yang diberikan kepada nelayan di Kabupaten Blitar. “Kami terus melakukan sosialisasi terkait PAS Kapal ini kepada nelayan di 4 Kecamatan. Belum rampungnya masalah PAS Kapal ini dikarenakan kurangnya anggaran. Namun kami terus berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut,” ungkapnya. Menurut Luluk Ismojo, Pemerintah Kabupaten Blitar telah meminta Nomor PAS Kapal kepada Kementerian Perhubungan di
Drs. Luluk Ismojo, M.Si
Jakarta. Alhasil Kabupaten Blitar telah mendapatkan “Plat Nomor” untuk lambung kapal. “Kita mendapatkan nomor J154 untuk nomor depan PAS Kapal. Digit setelah angka 154 … akan diisi nomor urut kapal nelayan mulai angka 001 hingga seterusnya,” jelasnya. Diakui Luluk Ismojo, PAS Kapal ini akan bermanfaat bagi nelayan sendiri sebagai bukti kelengkapan perahu nelayan itu sendiri. Disamping itu, para nelayan dapat menggunakan PAS Kapal ini untuk memudahkan mendapatkan BBM bersubsidi untuk kapalnya. Diharapkan pula seluruh nelayan di Kabupaten Blitar akan mendapatkan PAS Kapal agar memudahkan nelayan dalam mencari nafkah untuk meningkatkan perekonomian keluarga. (hend)
Petugas Dishibkominfo Kab Blitar saat melakukan pengukuran kapal
Majalah PEN ATARAN PENA
13
HAMBANGUN PRAJA
Kontes Ternak 2013 di Srengat
Ajang Pembuktian Peternak Kreatif Ratusan hewan ternak memadati Pasar Hewan Terpadu di Desa Dandong, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, pertengahan Mei lalu. Ratusan hewan yang terdiri dari hewan sapi dan kambing peranakan etawa tersebut dilombakan dalam Kontes Ternak 2013. Lomba tersebut melibatkan para peternak dari seluruh penjuru Kabupaten Blitar dan luar daerah.
K
epala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, drh. Mashudi, M.Si kepada Majalah Penataran mengungkapkan Kontes Ternak 2013 ini sebagai ajang untuk mempromosikan keunggulan ternak hasil inseminasi buatan atau kawin suntik di Kabupaten Blitar. “Selain itu kegiatan ini digelar guna memotivasi para peternak dalam membudidayakan ternak dan memanfaatkan sumber daya lokal,” kata Mashudi. Lomba ini diharapkan juga dapat memacu para peternak di Kabupaten Blitar untuk mendukung target swasembada daging nasional 2014 melalui peningkatan mutu bibit ternak. Untuk dapat menjadi yang terbaik dalam Kontes Ternak 2013 ini, ternak harus melalui proses penilaian dan penjurian meliputi penimbangan berat badan, pengukuran, pemeriksaan umur, dan
14
Majalah PEN ATARAN PENA
drh. Mashudi, M.Si
pengamatan fisik. Penilaian ini dilakukan untuk ternak sapi hasil inseminasi buatan atau kawin suntik yang terbagi dalam 7 kelas lomba yang diikuti peternak dari 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Sedangkan di kelas Kambing Peranakan Etawa, dibagi dalam 9 kelas lomba yang diikuti peserta dari Kabupaten Blitar dan luar daerah. Bupati Blitar, Herry Noegroho, SE. MH mengungkapkan, Kontes Ternak 2013 ini sebagai langkah untuk memotivasi peternak di Kabupaten Blitar untuk lebih meningkatkan produksi peternakan. “Kabupaten Blitar merupakan pusat ternak yang ada di Jawa Timur, dan diharapkan melalui kontes ini, hasil peternakan di Kabupaten Blitar semakin meningkat,” tegasnya. Orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Blitar ini juga meminta kepada
Bupati Blitar, Herry Noegroho, SE. MH., Wabub Blitar Drs. Rijanto, MM, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Guntur Wahono, SE., berfoto bersama dengan para juara Kontes Ternak. Bupati Herry Noegroho juga turut memberikan selamat kepada para pemenang lomba Kontes Ternak 2013. (foto-foto: hendranova)
para peternak di daerah ini untuk terus bersaing positif dalam menciptakan hasil ternak yang lebih unggul dari sebelumnya. Sehingga nantinya, potensi ternak di Kabupaten Blitar dapat lebih baik guna menunjang swasembada daging di tahun 2014. Pantauan di lapangan, Kontes Ternak 2013 yang digelar di Pasar Hewan Terpadu Dandong, Srengat tersebut dihadiri Bupati Blitar, Herry Noegroho, SE. MH., Wabub Blitar Drs. Rijanto, MM, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Guntur Wahono, SE., Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar Edi Masna Nurohman dan Suswati, serta Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Blitar. Selain itu kegiatan ini juga dihadiri Sekretaris Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur drh. Irawan S, Msi. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
15
HAMBANGUN PRAJA
KORPRI dan Pengusaha Bangun Tempat Ibadah Korp Pegawai Negeri, pengusaha, dan donator di Kabupaten Blitar beramai-ramai menyumbangkan sebagian hartanya untuk membangun tempat ibadah. Tempat ibadah bagi umat muslim, telah sukses dibangun di area Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Blitar di Jalan Raya Dandong, Srengat. Sumbangan yang terkumpul sebesar lebih dari Rp 200 juta diwujudkan dengan terbangunnya sebuah mushola yang dinamai “Mushola Al-Munawwir”.
M
ushola Al Munawwir ini diresmikan langsung Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. yang disaksikan pula Wabub Blitar, Drs. H. Rijanto, MM., Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Abdul Munib, Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar Drs. Palal Ali Santoso, MM, Kepala SKPD, Camat, dan Muspika Srengat. Peresmian mushola baru tersebut ditandai dengan pemukulan bedug dan pengguntingan pita yang dilakukan Bupati Blitar, H. Herry Noegroho. Dalam sambutannya, orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Blitar tersebut menyatakan, sangat bangga dengan berdirinya tempat ibadah di Kabupaten Blitar. “Semakin banyak tempat ibadah di Kabupaten Blitar maka akan semakin bagus. Hal ini menunjukkan semakin baiknya rasa cinta kepada Alloh SWT,” katanya.
16
Lebih lanjut Herry Noegroho menambahkan, bertambahnya tempat ibadah di Kabupaten Blitar merupakan salah satu penunjang suksesnya visi Pemerintah Kabupaten Blitar “Terwujudnya Kabupaten Blitar yang Sejahtera, Religius, dan Berkeadilan”. “Saya juga mengucapkan terima kasih kepada KORPRI, pengusaha, dan donatur pembangunan mushola AlMunawwir, semoga amal ibadahnya diterima Alloh SWT,” katanya. Pembangunan Mushola-Al Munawwir, menurut Herry Noegroho, SE. MH. sudah tepat. Ini mengingat mushola ini dibangun di area Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Blitar, yang selalu ramai dikunjungi masyarakat yang melakukan Uji KIR. “Sudah tepat mushola dibangun di tempat ini, sehingga tempat ibadah ini akan dimanfaatkan bagi pemilik kendaraan
Majalah PEN ATARAN PENA
bermotor yang melakukan Uji KIR,” tambahnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Blitar, Suyanto, SH, MM mengatakan, banyak masukan dari masyarakat yang melakukan Uji KIR agar di tempat ini dibangun mushola untuk tempat ibadah. “Banyak masyarakat yang uji KIR, menunggu proses pengujian hingga jam 2 karena memang bertambah banyak yang melakukan uji kendaraannya. Mereka membutuhkan tempat ibadah untuk melaksanakan sholat dhuhur,” kata Suyanto. Sementara, menurut Suyanto, tempat ibadah untuk umat muslim letaknya jauh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Blitar. “Alasan ini yang mendasari kami untuk mendirikan bangunan tempat ibadah yang sangat-sangat dibutuhkan masyarakat dan pegawai di sini. Akhirnya sejak April 2012 kita segera melakukan penggalian dana, dan Alhamdullilah kini sudah dapat berdiri kokoh di tempat ini,” tambah Suyanto. Ia juga berharap, Mushola Al-Munawwir akan terus dimanfaatkan masyarakat yang melakukan Uji KIR, pegawai, dan masyarakat di sekitar tempat ibadah ini untuk digunakan beribadah. Pantauan di lapangan, dalam kesempatan tersebut diagendakan pula, penyerahan penghargaan Piagam dan Plakat Wahana Tata Nugraha kategori kota kecil
untuk Kecamatan Wlingi. Penghargaan tersebut dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Bersamaan dengan kegiatan itu, diserahkan pula piala penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Waradesa, Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok. Ini merupakan penghargaan juara III pada
Lomba Cerdik Cermat Komunikatif yang digelar di Sumenep, Madura pada 23 April lalu. Penghargaan-penghargaan tersebut diserahkan Bupati Blitar Herry Noegroho, kepada para pemenang. Selain itu juga diserahkan Dokumen Pas Kapal Kepada kepada Nelayan di wilayah pantai selatan Kabupaten Blitar oleh Bupati Blitar. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
17
HAMBANGUN PRAJA
Pelayanan catatan sipil untuk warga Kabupaten Blitar
E-KTP Dekati Penyelesaian Seluruh warga Kabupaten Blitar diproyeksikan memiliki KTP elektronik yang di-launching pemerintah. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang memiliki kesadaran rendah, menyikapi keberadaan KTP modern itu.
P 18
Eko Budi Winarso, Kepala Dispenduk Kab Blitar
rogram pembuatan E-KTP di Kabupaten Blitar memang terus digenjot. Hasilnya,
hingga pertengahan tahun 2013, telah dibereskan 789.452 unit KTP elektronik, dari target sebesar 903.362 unit. Secara prosentase,
Majalah PEN ATARAN PENA
perolehanya mencapai 87 persen. Kepala Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Blitar, Eko Budi Winarso kepada Majalah Penataran mengungkapkan, kendala yang ia hadapi guna membereskan pembuatan KTP versi baru ini, adalah cara pandang masyarakat yang masih menyepelekan keberadaan sebuah KTP. “Misalnya para orang tua yang sudah memegang KTP Seumur Hidup. Mereka merasa, KTP Manual yang sudah di tangan, dianggap sudah cukup dipakai untuk segala kepentingan. Jadi mereka enggan, harus antri lagi, toh juga membuat KTP seumur hidup lagi,” ungkap Eko. Eko menunjukkan betapa beresikonya, apabila para orang tua menyepele-kan KTP elektronik ini. Contohnya, kebijakan penyaluran bantuan dari Pemerintah Pusat di masa mendatang, didasarkan pada nama-nama yang tercantum pada database KTP elektronik. Bantuan itu seperti yang pernah populer seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Subsidi BBM, dan sebagainya. Masalah mulai muncul, manakala bantuan itu datang. Bisa diduga, akan terjadi
Masyarakat meninggal tanpa laporan, menyulitkan administrasi
protes dimana-mana, karena para orang tua merasa di-diskriminasi sehingga tidak mendapat bantuan.”Padahal sumbernya jelas, mereka tidak memenuhi undangan pembuatan E-KTP, sehingga namanya tidak tercantum dalam NIK secara nasional,” imbuh Eko. Penyebab lain yang menghambat Dispenduk Capil Kabupaten Blitar memberesi pembuatan E-KTP adalah warga Blitar yang pergi keluar negeri secara illegal. Nama-nama mereka tidak tercantum dalam daftar warga yang menjadi TKI, tetapi masih tercantum di Kartu Keluarga. “Kalau yang menjadi TKI secara resmi, datanya sudah dipindahkan dari dokumen Kemendagri ke dalam catatan Kementerian Luar Negeri. Tapi yang pergi secara illegal, tidak meninggalkan catatan apa pun,” lanjutnya. Hal serupa juga bersumber pada warga yang bekerja di luar daerah, tetapi tidak membawa Surat Boro. Akibatnya,
Masyarakat rentan sosial harus ber-KTP, karena warga Negara Indonesia.
pihak aparat desa tidak memiliki dokumen yang menjelaskan posisi warga yang bersangkutan. “Kita tidak bisa menghapus begitu saja, karena mereka masih tercatat sebagai warga desa sesuai Kartu Keluarga,” lanjutnya. Problem yang tidak kalah pelik adalah keberadaan masyarakat yang rentan sosial, dan berdomisili di kawasan Kabupaten Blitar.
Mereka adalah para tuna wisma, yang secara empiris hidup sehari-hari di Kabupaten Blitar, entah di kolong jembatan, di gudang kosong, atau di kawasan-kawasan lain, yang bukan rumah tinggal miliknya. Dalam perspektif kenegaraan, masyarakat jenis ini tidak boleh terlewatkan, karena mereka tidak pernah dicabut hak adminsitrasinya sebagai Warga Negara Indonesia. (pur)
Majalah PEN ATARAN PENA
19
HAMBANGUN PRAJA
Jaranan Blitar, Tak Hilang Ditelan Jaman
Nanggap jaranan di event pemerintahan, strategi pengembangan jaranan
Seniman-seniman jaranan alias kuda lumping di Kabupaten Blitar layak mendapat penghargaan. Di tangan mereka, warisan kebudayaan itu tidak hilang. Bahkan jaranan berusaha menciptakan trend baru. Simaklah musik dangdut di era 2010-an yang menggunakan asesori musik jaranan agar terdengar lebih rancak.
P
enampilan group-group jaranan, banyak dijumpai di berbagai event. Lazimnya adalah pada peristiwa-peristiwa hajatan di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, jaranan juga ditampilkan dalam kegiatankegiatan pemerintahan. Misalnya saja kegiatan peresmian, pengiriman duta kesenian, festival-festival, dan sebagainya. Jika menyaksikan pertunjukanpertunjukan jaranan di masa kini, kesan yang pertama muncul adalah keindahan dari tata busana dan tariannya. Tidak bisa dipungkiri lagi, para seniman jaranan di Kabupaten Blitar selalu mengikuti perkembangan fashion dan tidak ketinggalan zaman. Jarang sekali terlihat group jaranan yang bermain dengan baju lusuh dan apa adanya. Mereka selalu tampak nge-jreng dan serba gemerlap. Menurut Suwandito, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar, hingga tahun 2013 ini, potensi kesenian jaranan di Kabupaten Blitar masih bisa dibanggakan. “Kita simak dari sisi kuantitas, jumlah groupgroup jaranan di daerah kita ini masih cukup
20
banyak,” katanya kepada reporter Penataran. Data di Dinas Porbudpar menunjukkan, jaranan masih menempati posisi group kesenian terbanyak, yaitu
Majalah PEN ATARAN PENA
mencapai 68 group kesenian di seluruh Kabupaten Blitar. Keberadaannya masih unggul dibanding kelompok seni wayang, dan ludruk yang mencapai 38 unit organisasi, dan group kroncong/campursari, karawitan,
Pemain jaranan di Blitar terus tumbuh, karena ada re-generasi
serta tayub yang ditotal keseluruhanya mencapai 62 unit. Suwandito menjelaskan, kemampuan group-group jaranan itu bertahan di tengah kepungan kemajuan industri, politik, serta perubahan-perubahan global ini, karena masyarakat juga masih mencintai keberadaan bentuk-bentuk seni tradisional. “Masyarakat masih memiliki rasa cinta pada jaranan. Mereka masih ada yang menonton pertunjukkan itu. Sehingga, group-group kesenian itu masih eksis hingga sekarang,” katanya. Faktor lain yang menyebabkan group-group jaranan itu tidak musnah ditelan zaman, karena para pegiatnya juga mahir menyesuaikan dengan trend kemajuan zaman. “Lihat saja, jarananjaranan itu busana-nya menarik, karena ikut perubahan fashion. Musiknya menarik, karena ada musik dangdut di dalamnya. Tariannya menarik, karena ada unsur dance modern yang diselipkan,” imbuhnya. Penambahan ornament-ornamen seperti itu, membuat group-group jaranan makin kreatif dengan merekam penampilan mereka dalam bentuk keping VCD, yang dijual ke masyarakat. Masyarakat pun bisa menerima bentuk kreasi baru ini, karena VCD jaranan yang dijual di lapak-lapak maupun toko-toko musik, terus terjual laris. Cermatilah trend perkembangan musik dangdut dalam 30 tahunan
Ketua Dewan Kesenian Kab Blitar, Penghargaan Karti Budaya pada seniman Jaranan
belakangan ini. Pada era tahun 90-an, masyarakat dikejutkan munculnya gelombang dangdut koplo yang berbasis pada permainan gendang Sunda. Maka pada era 2010 belakangan ini, muncul varian baru berupa dangdut berbasis musik kuda lumping. Lagu-nya tetap lagu dangdut, tetapi atmosfir musiknya tidak koplo lagi, melainkan suasana bonang dan saron, yang tidak lain musik dasar pengiring kuda lumping. Ketua Dewan Kesenian Kabupaten
Blitar, Wima Bramantya, memberikan penghargaan Karti Budaya kepada Mbah Juni, selaku penggerak dan pelestari jaranan di desanya. Mbah Juni layak mendapat Penghargaan Sebagai Pengembang Budaya bersama 5 orang yang dinilai berjasa dalam pengembangan seni, di antaranya Sriniati pendiri group “Kroncong Sruni”, Ki Anom pendiri group “Ketoprak Anom Budoyo”, Ki Adam Sumeh pendiri “Kentrung Tri Santosa Budaya”, dan Ki Sujarwo pegiat Seni “Tugu Budaya”. (pur)
Musik pengiring masih setia pakem, meski ada tambahan asesoris
Majalah PEN ATARAN PENA
21
HAMBANGUN PRAJA
Teras-sering, penanganan lahan miring agar menjadi subur di kawasan Selopuro
Pertahankan Hutan Rakyat Masyarakat Kabupaten Blitar boleh berbangga, karena hutan rakyat di Kabupaten Blitar mampu menjaga kenyamanan masyarakat. Penanganan terhadap lahan kritis terus diupayakan, agar kualitas hidup masyarakat tidak mengalami degradasi.
P
emandangan hijau aneka tanaman, seperti tidak ada habis-habisnya di tiap kawasan Kabupaten Blitar. Bandingkan dengan suasana kawasan Sidoarjo, Surabaya, dan kota-kota industri yang makin menyusut jumlah hutan rakyatnya. Menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten, Supandi, melalui Kabid Perlindungan dan Konservasi, Subowo, kondisi ini menjadikan Kabupaten Blitar menjadi kawasan yang mendapat penilaian positif dari Pemprov Jatim. “Kami pernah dijadikan objek penilaian Tim Independen dari provinsi, karena potensi hutan rakyatnya yang membanggakan,” kata Subowo. Para peneliti itu menilai 3 aspek kegunaan hutan rakyat, yaitu aspek produksi, lingkungan, dan sosial. Yang menarik, dari ketiga faktor tersebut, Kabupaten Blitar mendapatkan persepsi yang positif. “Artinya dari segi produksi, hutan rakyat kita memang bernilai guna. Dari sisi lingkungan, jelas menghadirkan kenyamanan. Begitu pun dalam aspek sosial
22
memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat,” imbuh Subowo. Ia mencontohkan jenis tumbuhan yang memiliki nilai produksi yang
Majalah PEN ATARAN PENA
menguntungkan secara ekonomis itu antara lain pohon jati, pohon mahoni, sengon, akasia, dan sebagainya. Golongan tanaman MPTS (multiple purpose tree species) atau tanaman
Subowo, Kabid Perlindungan dan Konservasi
multi guna, juga menjadi minat masyarakat. Seperti pohon duren, rambutan, sukun, dan sebagainya. Menurutnya, penanganan hutan rakyat memang terus-menerus mendapat perhatian. Saat ini terdapat sekitar 24 hektar hutan rakyat yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Blitar. Kawasan hutan rakyat ini merupakan kawasan yang di luar keberadaan hutan primer yang merupakan kawasan Perhutani. Hutan rakyat merupakan kawasan hijau yang kepemilikannya berada di tangan masyarakat. K e n d a t i demikian, Subowo tidak memungkiri keberadaan lahan kritis di sejumlah kawasan yang jumlahnya mencapai 10 ribu hektar. Kawasan ini terutama berada di kawasan lereng yang memiliki kemiringan mencapai 30 derajat. “Menangani lahan yang memiliki kemiringan seperti itu, memang cukup berat,” ujarnya. Ia menyebutkan sejumlah kawasan yang terhampar di Blitar selatan, antara lain
Hutan rakyat akan mendatangkan air di sepanjang waktu, seperti di Sumber, Ponggok.
Wates, Binangun, Panggungrejo, Wonotirto, dan Bakung. Kesulitan yang dihadapi para pemilik lahan di kawasan itu, potensi tanahnya berjenis bebatuan sehingga sulit untuk membiakkan tanaman. Kondisi ini berbeda dengan kawasan pegunungan yang berada di Blitar utara.
Tanah di bebukitan utara relatif subur, sehingga potensi tumbuhanya cukup lebat. Tidak mengherankan, pegunungan di Blitar utara menghasilkan air yang menjadikan sawah di sana cukup mendapat pasokan air di sepanjang tahun. (pur)
Penanganan lahan kritis di Blitar selatan, butuh kesabaran.
Majalah PEN ATARAN PENA
23
HAMBANGUN PRAJA
Peringatan Hari Koperasi Jelang Ramadhan 1434 H Para pelaku koperasi di Kabupaten Blitar akan memamerkan potensi kemajuan, pada Peringatan Hari Koperasi ke 66 yang jatuh pada tanggal 12 Juli 2013. Mengambil tema “Sejahtera Bersama Koperasi”, masyarakat koperasi akan terus menggelorakan keberhasilan gerakan koperasi di Kabupaten Blitar.
Herman Widodo, SH, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Blitar
J
ika tidak ada kendala teknis, agenda perayaan hari lahir koperasi itu akan dilaksanakan tanggal 20 Juni 2012. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Blitar, Herman Widodo, SH, jadwal pelaksanaan puncak acara kegiatan sengaja dimajukan pada bulan Juni 2013. “Pertimbangan kami adalah supaya perayaan itu nanti tidak mengganggu kekhusyuk-an masyarakat yang sedang melaksanakan kegiatan ibadah puasa Ramadhan 1434 Hijriah,” tuturnya. Peringatan dalam syahrul ukhuwah (kebersamaan) dan bulan syahrul rahman (bulan penuh kasih) dirancang untuk
24
Majalah PEN ATARAN PENA
Logo Lama Koperasi
Logo Baru Koperasi
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat koperasi, tentang pentingnya kebersamaan dan berbagi. “Kami akan menciptakan image positif tentang eksistensi gerakan koperasi di Kabupaten Blitar yang sudah klop berada di jalur strategi gerakan koperasi,” imbuhnya. Rancangan kegiatan yang diupayakan tidak bersamaan dengan bulan ramadhan itu antara lain, pameran produk masyarakat koperasi dan UMKM, jalan sehat, dan lomba tumpeng. Menu kegiatan tersebut sudah dirancang bersama, antara aparat Dinas Koperasidan UMKM Kabupaten Blitar bersama dengan para pengelola KSU, UMKM, Forum Kopwan, APTI, Gapero, dan sebagainya. Sebagaimana pelaksanaan kegiatan serupa di tahun-tahun sebelumnya, Dinas Koperasidan UMKM Kabupaten Blitar mendapat dukungan dari anggotanya yang tersebar di seluruh Kabupaten Blitar. Saat ini koperasi di Kabupaten Blitar tercatat mencapai 839 unit, dengan anggota mencapai 56.590 orang. Dari jumlah tersebut, koperasi yang aktif mencapai 695 unit. Lokasi pelaksanaan kegiatan, akan dipusatkan di Desa Sidorejo Kecamatan Ponggok. Desa ini dipilih dengan pertimbangan, berada di kawasan pinggiran Kabupaten Blitar yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri. “Kami ingin berada di tengah masyarakat pedesaan. Dalam sejarahnya, gerakan koperasi memang selalu dengan rakyat kecil,” katanya lagi.
Logo Baru Koperasi Herman Widodo menambahkan, peringatan Hari Koperasi ke 66 tahun 2013 diwarnai kontroversi terhadap terbitnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Sekelompok pegiat koperasi di Malang, melakukan reaksi keras terhadap undang-undang tersebut. “Ada sekelompok masyarakat koperasi yang keberatan terhadap beberapa pasal,” kata Herman. Untuk itu, mereka mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstusi Namun Dinas Koperasidan UMKM Kabupaten Blitar bersikap hati-hati dalam menghadapi masalah itu. “Kami ingin juga menjaring aspirasi masyarakat, dengan
Usaha masyarakat kecil, anggota koperasi
mengadakan sarasehan, dengan harapan dapat menjembatani kesenjangan atas terbitnya undang-undang baru itu,” lanjut Herman. Sarasehan itu juga terasa afdol ketika dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Harkop ke-66 ini. Data yang dihimpun Majalah Penataran menyebutkan, Kementerian Koperasi RI telah me-launching logo baru untuk gerakan koperasi. Logo itu dituangkan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ( Permen KUKM ) NOMOR : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia , yang diberlakukan mulai tanggal 17 April 2012. (pur)
Majalah PEN ATARAN PENA
25
EDUKATIF
MTsN Gandusari,
Satu Hati, Tekad dan Semangat Menuju Madrasah Bisa!
Berbicara tentang pendidikan di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari madrasah. Dalam sejarahnya madrasah berangkat dari pesantren dengan metode pembelajaran yang masih tradisional jika dibandingkan pendidikan kolonial Belanda pada saat itu. Namun konsistensinya akan pendidikan adalah ruh yang terus hidup sampai saat ini.
S
ebagai pengetahuan, ada 9 MTsN di Kabupaten Blitar. Dan satu di antaranya adalah MTsN Gandusari. Cikal bakal MTsN Gandusari bermula dari MTs Gandusari yang beralamat di Jalan Kawi No. 32, Gandusari. MTs Gandusari lahir pada 25 November 1995. Karena statusnya yang bukan merupakan MTs Negeri, maka animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke MTs Gandusari bisa dikatakan sangat minim. Atas usulan KH. Imam Sugrohwardi yang merupakan Ketua Komite sekaligus pimpinan PP. Gondang, kemudian MTs Gandusari ini menjadi filial atau kelas jauhnya MTsN Jabung Blitar. Dimana sejak status MTsN Gandusari sebagai filial dari MTsN Jabung itu mulailah mendapat perhatian dari masyarakat luas. Setahun kemudian, MTsN Gandusari mulai memperluas lahan ke daerah Sukoreno. Tepatnya berada di jalan Desa
28
Sukosewu Sukoreno. Tahun pertama, ada empat kelas yaitu Kelas IX yang boyong ke Sukoreno dimana pada saat itu masih ada 4 ruang kelas dan 1 ruang guru. Sedangkan yang ada di Gandusari Kelas VII dan VIII yang pada tahap perkembangannya selanjutnya juga boyong ke Sukoreno. Sementara MTs yang berada di Jalan Kawi menjadi MTs Ma’arif Gandusari atau kelas swastanya MTsN Gandusari. Selama 17 tahun usia MTsN Gandusari telah terjadi empat kali pergantian Kepala Madrasah, dengan sekarang ini khalifah-nya bernama H. Syaiful Ridhwan Muchdi, M. A. yang telah menjabat sejak Tahun 2009. Di bawah kepemimpinan H. Syaiful Ridhwan Muchdi, M. A. ada perubahan yang sangat signifikan terutama pada bangunan fisik madrasah. Dimulai dengan adanya board name, Laboratorium Bahasa, Lab. Komputer dan Lab. IPA. Kemudian Ruang kelas yang
Majalah PEN ATARAN PENA
Kepala MTsN Gandusari mengenakan jersey kebanggaan
semula 12 sekarang menjadi 21 kelas, dan 3 di antaranya adalah kelas khusus. Ruang Tata Usaha, Ruang Kepala Madrasah, Ruang Satpam, Aula, Kantin Sehat, Koperasi, UKS, Indoor, kamar mandi yang semula 6 menjadi 15, tempat wudlu, halaman utama yang hijau, taman madrasah, green house, gazebo, kolam ikan, dll. Selain bangunan fisik yang kasat mata, Kata Nanik Sulistiani salah seorang staf pengajar disana, “Suasana kerja di madrasah ini menjadi sangat demokratis.” Selain juga adanya pemerataan kesempatan untuk ‘unjuk kebolehan’ bagi semua pegawai dan tidak ada kesenioritasan dalam disiplin kerja dengan semua saling melengkapi. “MTsN Gandusari memiliki karakteristik dibanding MTsN yang lain di Kabupaten Blitar,” kata H. Syaiful Ridhwan Muchdi. Sehingga meski secara geografis jarak tempuhnya 20 (dua puluh) kilo meter dari pusat kota, tapi daya tarik yang dimilikinya mampu menyedot 769 siswa dari berbagai penjuru tanah air. Tidak hanya diminati oleh putra putri daerah atau siswa/ siswi luar kota di Jawa Timur misalnya dari Kab./Kota Malang, Bangil, dsb. Tetapi juga putra putri dari luar Pulau Jawa seperti Bali, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi tertarik menimba ilmu di madrasah ini. Ini menandakan bahwa gaung keberadaan MTsN Gandusari tidak hanya terdengar di lokal daerah tetapi sudah membahana pada tingkat regional bahkan nasional. Didukung tenaga pendidik sejumlah 37 orang dengan kualifikasi jurusan sesuai dengan mata pelajaran dan tenaga kependidikan sejumlah 6 orang yang mahir di bidangnya, “MTsN Gandusari terus berusaha untuk meraih dan menorehkan prestasi atas rida Illahi Robbi,” tandas H. Syaiful. MTsN Gandusari memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap dan representatif. Dengan luas tanah 10.229 m2, dengan 21 kelas yang terdiri dari Kelas IX: Ula Arofah, Wustho, Aqobah, Sofa, Marwa, Mina. Kelas VIII: Darusalam, Firdaus, Adnin, Ma’wa, Naim, Khuldi dan Kelas VII: Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Muria. “Masing-masing tingkatan kelas ada kelas unggulan,” kata Kepala Madrasah. Secara akademik dan KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal anak-anak kelas unggulan berbeda dengan kelas regular.
Pemilahan antara kelas unggulan dan kelas regular tidak memiliki maksud untuk mengkotakkotakkan anak, tetapi lebih ke memotivasi anak untuk bersaing sehat di bidang akademik. “Mengapa? Karena bisa jadi anak-anak yang di kelas unggulan akan digeser oleh anak Bupati Blitar mengunjungi MTsN Gandusari pada pelaksanaan UN 2013 kelas regular kalau mereka lalai belajar.” Adapun fasilitas untuk anak-anak undangan Gubernur Jawa Timur di Gedung kelas unggulan adalah ruang kelas ber-LCD, Grahadi Surabaya,” ujar H. Syaiful Ridhwan 1 komputer untuk 1 bangku, AC, Muchdi bangga. Kemudian pada tanggal 18 Maret pendalaman materi UN, kursus komputer 2013, bertempat di aula MTsN Jabung, dengan program perakitan komputer, Kepala MTsN Gandusari menerima SK komputer animasi, serta adanya program study Madrasah Adiwiyata Tingkat Kabupaten reality yang antara lain diselenggarakan ke dengan perolehan Nilai 78, yang diserahkan pabrik pembuatan genteng, TPA secara simbolis oleh utusan dari Badan Talangagung dan Ecogreen di Kota Batu. Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar. Untuk Tidak hanya peduli pada aspek selanjutnya pada tanggal 15 April 2013, akademik yang telah dibuktikan dengan 3 MTsN Gandusari divisitasi oleh asesor kali berturut-turut lulus seratus persen pada adiwiyata Subbid Peningkatan Peran Serta UN sejak Tahun 2009, MTsN Gandusari pun Masyarakat BLH Provinsi Jawa Timur serta perwakilan dari LSM Ecoton. memberikan porsi yang sama untuk anakMeski belum ada pengumuman resmi anak yang ingin mengembangkan dirinya hasil visitasiti dari tim provinsi itu, tetapi asesor melalui kegiatan ekstrakurikuler. adiwiyata dari provinsi mengungkapkan Ada lebih dari sepuluh (10) kegiatan kepada Kepala Madrasah, “MTsN Gandusari ekstrakurikuler yang meliputi olahraga luar biasa!”. Hal ini terutama karena madrasah Sepak Bola, Bola Voli, Bulutangkis, PSHT, ini telah berhasil mensinergikan program Karate, Drumband, PMR, Pramuka, MIPA, adiwiyata ke madrasah utamanya kepada peserta didik, civitas akademika dan stakeBahasa Inggris, Jurnalistik, Teater, KIR dan holders. SKUA (Standar Kecakapan Ubudiyah dan Keberhasilannya dibuktikan dengan Akhlakul-karimah) untuk pendalaman dasar adanya keterlibatan secara langsung dari agama secara global. Kepala Kantor Kementerian Agama Untuk cabang olah raga Bulutangkis Kabupaten Blitar, Forpika (Forum ganda putri, prestasi yang terukir adalah Komunikasi Kecamatan) yang meliputi perolehan medali emas pada event Porseni Camat, Koramil dan Kapolsek serta UPTD Jatim di Kediri pada bulan Februari 2013. (Unit Pelaksana Teknis Dinas) yang beranggotan Kepala Dinas Pendidikan dan PSHT juga ikut meramaikan bursa prestasi Kepala Dinas Kesehatan Kecamatan ekstrakurikuler, yang mana kontingen Gandusari serta komite madrasah, baik madrasah ini merupakan Juara Umum I Pra- dalam program maupun tindakan nyata. remaja dengan raihan thropi Kepala Dinas “Kebersamaan adalah ciri gerakan kami,” pungkas H. Syaiful Ridhwan Muchdi, Pendidikan Daerah Kabupaten Blitar. Sementara prestasi Drumband M. A. “Tempat, program, strategi sebagus apa Indraloka siswa/siswi MTsN Gandusari tidak pun tanpa adanya kebersamaan musykil bisa dianggap enteng, dimana salah satunya terwujud. Untuk itu kebersamaan MTsN Gandusari adalah akar, dan anda sekalian kelompok drumband ini pernah menjadi Juara yang menjadi saksi akan kerja keras kami Umum I Festival Drumband dan untuk mewujudkan bahwa Madrasah Bisa. Marchingband se-Jawa Bali di Pamekasan. Bravo Madrasah,” tegas Kepala Madrasah “Dan menjadi tamu kehormatan atas penuh arti. (Moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
29
PELANGI BUMI PENATARAN
Nitya Krishinda Maheswari Korwa, Atlit Kampung Yang Go International
P
emain nasional kita itu bernama Nitya Krishinda Maheswari Korwa, dara asli Blitar kelahiran 16 Desember 1988 putri sulung dari pasangan Endang Sri Utami Takariati dan Panus Korwa warga Kabupaten Blitar yang tinggal di Dusun Bendorejo, Desa Bendosewu, Kecamatan Talun. Sebagai pebulu tangkis nasional sudah cukup banyak prestasi Kristin – demikian ia akrab dipanggil oleh keluarganya. Dan sebagai pemain ganda putri, cewek manis yang tingginya 168 sentimeter antara lain pernah berpasangan dengan pemain bulutangkis nasional Anneke Feinya Agustin, Gresia Polii dan Shendi Puspa Irawati. Prestasinya? Diantaranya pada Tahun 2008, berpasangan dengan Greysia Polii, Kristin mencapai Semi final Denmark Open Super Series 2008, setahun kemudian mencapai Semifinal Tim Piala Sudirman Indonesia 2009, Runner-Up Aviva Singapore Super Series 2009, Semifinal Yonex Open Japan Super Series 2009 dan Semifinal Yonex French Super Series 2009. Kemudian pada Tahun 2010 ia berhasil mencapai perempat final Li-Ning Singapore Open Super Series dan Semifinal Vietnam Grand Prix bersama Shendy Puspa Irawati. Selanjutnya pada Tahun 2011, prestasinya sampai di perempat final Yonex-
Kristin peraih Medali Emas Ganda Putri Sea Games Tahun 2011
Kalau pembaca salah seorang penggemar olah raga bulutangkis tetapi belum sempat tahu informasi tentang para pemainnya, nah ini salah satunya. Ternyata ada satu diantara para pemain nasional kita yang ternyata adalah warga Kabupaten Blitar. Dia yang sudah tergabung dalam Pelatnas - PBSI (Pemusatan Latihan Nasional Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) - Cipayung sejak anakanak itu ternyata juga sudah mampu menorehkan prestasi hebat untuk negeri ini. Sunrise Malaysia Open Grand Prix Gold, perempat final SCG Thailand Open Grand Prix Gold, Juara Yonex Sunrise Vietnam
Kristin bersama Ibu dan adiknya
30
Majalah PEN ATARAN PENA
Grand Prix Open 2011, perempat final Yonex Denmark Open, Semifinal Korea Grand Prix Gold 2011, Runner-up kategori beregu putri SEA Games XXVI 2011 dan keluar sebagai juara ganda putri kategori individual SEA Games Ke-26 Tahun 2011 di Jakarta – Palembang bersama Anneke Feinya Agustin. Kata Kristin, ia sudah mulai belajar bulutangkis sejak masih Kelas III SD dengan klub pertamanya yaitu Merpati Blitar. “Awalnya saya pemain tunggal,” tutur Kristin. Di klub lokal ini bakat dan potensinya terasah sehingga sejak saat itu ia sudah banyak memenangi kejuaraan pada berbagai event yang ada di daerah. Kenyataan ini lalu membuat orang tuanya berkeinginan ‘menyekolahkan’ Kristin ke klub yang lebih besar agar kelak dia bisa menjadi atlit pelatnas. Gayung pun
bersambut, akhirnya bersama sang ibu ia mencari klub bulu tangkis yang lebih profesional. Perjalanan mencari klub yang lebih besar dimulainya pada Tahun 2001. Klub yang pertama dituju yakni Klub Djarum Kudus, sayangnya disana ia tidak lolos seleksi. Kristin mengaku tidak tahu pasti alasan penolakannya, padahal baik secara fisik, teknik maupun kemampuan ia yakin tidak kalah dengan pemain-pemain yang diterima di Klub Djarum Kudus saat itu. “Ya mungkin karena kami tidak memiliki kenalan disana,” Kristin mengkira-kira alasan kegagalannya. Tak mau berlama-lama meratapi kegagalan, Kristin bersama ibundanya melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Kali ini yang dituju Klub Bulu Tangkis Jaya Raya. Seleksinya cukup sederhana, Kristin diminta bertanding melawan pemain-pemain yang lebih senior. “Puji Tuhan, saya berhasil mengalahkan beberapa dari mereka (pemain senior),” kenang Kristin awal dia bisa diterima di klub yang pernah membesarkan Susi Susanti itu. “Nah, sejak itu saya pindah sekolah ke SMP, lalu ke SMA Ragunan. Disana ikut berbagai lomba mewakili klub, juga masuk pelatnas,” ujar gadis yang mengidolakan Susi Susanti ini. Setelah menjadi pemain nasional, Nitya Krishinda Maheswari Korwa tentu lebih banyak menghabiskan waktunya di asrama. Sampai-sampai, tutur Kristin, dalam dua tahun terakhir ini ia baru dapat cuti pada akhir Tahun 2012. “Itu pun cuma tiga hari,” pungkasnya. Kesempatan yang jarang ini rupanya benar-benar dimanfaatkan oleh Kristin. Selain melepas rindu bersama keluarga, waktu yang singkat itu digunakan cewek manis ini untuk memenuhi nadzar ibunda tercintanya. Kata Kristin, “Ibu sangat ingin bisa sowan ke Bupati Blitar apabila kelak anaknya bisa menjadi atlet pelatnas.” Pebulutangkis peringkat empat belas Ganda Putri International Badminton Federation (IBF) ini pun mendapat sambutan yang luar biasa dari orang nomor satu di Kabupaten Blitar yang kebetulan pada saat itu sedang ada syuting dengan salah satu stasiun televisi swasta di Jawa Timur. Dan Kristin pun pada akhirnya ikut diwawancarai bersama dalam acara Cak Eko dari JTV di ruang transit Pendopo Kabupaten Blitar. Bupati Herry Noegroho begitu bangga dengan prestasi dari dara manis yang
Nitya bersama Bupati ketika syuting acaranya Cak Eko dari JTV
kini fokus di pelatnas itu. “Semoga PBSI Kabupaten Blitar bisa termotivasi untuk meningkatkan prestasinya. Sehingga ada Kristin-Kristin lagi selanjutnya,” kata Bupati. “Siapa yang niat, mau berusaha dan terus berlatih, tentu bisa mencapai impiannya,” Herry Noegroho menandaskan. Kami tentu bangga ada atlet asli Kabupaten Blitar yang bisa go international, lanjut Bupati. Semoga prestasi Kristin ini bisa menjadi motivasi bagi semuanya, khususnya bagi generasi muda kita. Tentang apa yang sudah sukses diraihnya, “Ya, saya juga tidak menyangka bisa seperti ini. Yang jelas semua saya syukuri,” jawab putri Endang Sri Utami Takariati, PNS yang juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kab./Kota Blitar ini singkat. Sementara itu, kata ibunya, setiap kali Kristin bermain dan ditayangkan di televisi, maka di Dusun Bendorejo bakal ramai dengan acara nonton bareng. Warga ramai-ramai mendukung Kristin. Keluarga besarnya tidak hanya merasa bangga. Tetapi juga deg-degan, bercampur bahagia dan juga terharu. “Anak dari kampung kok bisa jadi atlet nasional. Kami sungguh bersyukur,” tutur Endang Sri Utami Takariati haru. Endang Sri Utami punya cerita sendiri tentang masa kecil Nitya Krishinda Maheswari Korwa, putri kebanggaannya. Kristin sebenarnya belajar olah raga bulutangkis secara tidak sengaja, boleh dibilang karena terpaksa. Kata Ketua PHDI ini, Kristin kecil saat masih usia TK pandai menyanyi, dia lantas mendaftarkan putri
sulungnya itu untuk mengikuti les olah vokal. Namun sayang, Kristin kurang fasih mengucapkan bunyi huruf ‘R’-sampai sekarang, sehingga dengan rasa kecewa les olah vokal pun ditinggalkan. Selang beberapa tahun, ada salah satu keponakan yang oleh orang tuanya hendak diikutkan les bulutangkis, “Tetapi dengan syarat harus ditemani Kristin.” Jadilah Kristin ikut les bulutangkis dengan statusnya pada saat itu hanya menemani kakak keponakannya. “Dan seiiring perjalanan waktu, kemampuan Kristin berkembang bagus, sedangkan kakak keponakannya malah mrotol di tengah jalan,” tutur Bu Endang. Selain itu, lanjut Bu Endang, keluarga besar kami adalah penggemar berat Susi Susanti. Bahkan saking nge-fans-nya ibu saya (nenek Kristin), ketika Susi Susanti meraih emas pada Olimpiade Barcelona 1992 neneknya sampai menggelar acara selamatan. “Padahal dia (Susi Susanti) bukan siapa-siapa bagi keluarga kami dan Kristin pada waktu itu juga belum lahir,” pungkas Endang Sri Utami. “Nggak tahu juga, apa dia (Kristin) dapat berkah do’a selamatan waktu itu,” kata Bu Endang sambil tertawa. Namun yang pasti, “Dia (Kristin) itu anaknya nekad. Kristin akan selalu berusaha keras untuk mewujudkan mimpi atau keinginannya,” pungkas Endang. Di akhir obrolan Nitya Krishinda Maheswari Korwa mengatakan, “Jadi impian semua atlet untuk bisa menjadi juara dunia. Mohon do’a restu agar tercapai,” kata kakak dari Indrawati ini sembari tersenyum. (moza/ dari berbagai sumber)
Majalah PEN ATARAN PENA
31
SUARA WAKIL RAKYAT
Mengintip Kegiatan Reses anggota DPRD Kabupaten Blitar
Banyak Mendapat Keluhan Masyarakat
Anggota legislatif Kabupaten Blitar memanfaatkan jadwal reses tahun 2013 ini. Masa istirahat dari aktivitas rutin sidang DPRD Kabupaten Blitar dilaksanakan 20-25 Mei lalu. Para anggota dewan pun melaksanakan reses dengan turun langsung ke masyarakat. Momen ini pun dimanfaatkan warga untuk menyampaikan aspirasi terhadap pembangunan Kabupaten Blitar ke depan.
S
eperti yang dilakukan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Edi Masna Nurochman yang telah memanfaatkan jadwal reses
dengan turun langsung ke masyarakat. “Tentu saja masa reses ini kami gunakan dengan sebaik-baiknya dengan bertemu dengan masyarakat. Melalui kegiatan reses
Edi Masna Nurochman
32
Majalah PEN ATARAN PENA
ini seakan menjadi reunian dengan masyarakat,” katanya. Pria kader Partai Demokrat ini menambahkan, selama turun di masyarakat,
Kegiatan Reses juga melibatkan narasumber yang kompeten. (foto-foto: hendranova)
ia banyak mendapat keluhan masyarakat tentang pembangunan di Kabupaten Blitar. “Intinya beberapa masyarakat mengeluhkan pembangunan di Kabupaten Blitar yang belum menyentuh di lingkunganya,” jelas Edi Masna. Atau ada masyarakat yang membutuhkan pembangunan sarana publik yang rusak dan perlu mendapatkan perbaikan segera. Dia mengaku, ada pula masyarakat yang meminta bantuan alat pertanian, serta pelatihan keterampilan usaha tertentu. “Masyarakat ada yang membutuhkan pelatihan usaha untuk membuka peluang usaha demi meningkatkan pendapatan keluarga, biasanya mereka telah tergabung dalam suatu kelompok masyarakat,” jelas Edi Masna. Hal senada juga diungkapkan anggota Komisi I DRPD Kabupaten Blitar, Sukamdi, SH. Dikatakannya, reses merupakan waktu rehat bagi anggota dewan yang harus dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya bertatap muka langsung dengan masyarakat. “Selama seminggu ini saya bertemu dan melakukan koordinasi dengan masyarakat. Salah satu caranya, saya mengumpulkan masyarakat dari perwakilan desa dan kecamatan untuk duduk bersama membahas evaluasi dan rencana pembangunan ke depan,” ungkapnya. Tak hanya sekedar bertemu dengan masyarakat, beberapa narasumber dari eksekutif juga diundang untuk memberikan gambaran pembangunan di Kabupaten Blitar. Kader Partai Demokrat itu juga mengaku, aspirasi masyarakat itu akan ia tampung dan membawanya ke rapat kerja dengan legislatif maupun eksekutif. Selanjutnya, hasil reses tersebut akan diperjuangkan agar dapat direalisasikan aspirasi masyarakat tersebut. Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar Marhaenis Urip Widodo mengaku tak membutuhkan jadwal reses untuk bertemu dengan masyarakat. “Bertemu dengan masyarakat kan tidak
Edi Masna (baju kotak) , saat bersama warga di Wlingi
Sukamdi, SH.
hanya saat reses. Karena setiap saat, kita selalu bertemu dengan warga untuk senantiasa mendengarkan aspirasi mereka,” katanya. Marhaenis juga selalu aktif menghadiri undangan kelompok masyarakat untuk melaksanakan diskusi pembangunan. “Asal jadwal saya longgar, siang ataupun malam saya siap diundang masyarakat untuk berdiskusi tentang pembangunan Kabupaten Blitar ke depan,” tegasnya. Sama seperti anggota dewan lainnya yang melakukan reses, Marhaenis juga berjanji akan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Blitar. (hend)
Dalam kegiatan Reses, banyak warga yang mengeluhkan kurangnya pembangunan di lingkungan mereka
Majalah PEN ATARAN PENA
33
KPU
Pileg 2014, KPUD Tetapkan 514 Bacaleg Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Blitar menetapkan sebanyak 514 bakal calon legislatif (bacaleg) yang akan bertarung dalam Pemilihan Umum Legislatif pada 9 April tahun depan. Keputusan ini setelah dilakukanya verifikasi lanjutan dari KPU Kabupaten Blitar. Dari 519 nama bacaleg, 5 orang di antaranya dinyatakan tak memenuhi syarat administrasi.
K
Jemali, S.Pd.
34
PUD Kabupaten Blitar juga tengah melakukan persiapan-persiapan guna menghadapi pesta demokrasi yang digelar rutin 5 tahunan ini. Persiapan tersebut dilakukan sesuai dengan jadwal tahapantahapan yang ada. Mulai dari sosialisasi, persiapan penyelenggara di tingkat kecamatan, desa/kelurahan, hingga persiapan logistik. Ketua KPUD Kabupaten Blitar, Miftakhul Huda melalui Divisi Teknik Penyelenggraan dan Data, Jemali, S.Pd. kepada Majalah Penataran, Kamis (30/5) lalu mengungkapkan, KPUD telah menetapkan daftar calon sementara (DCS) anggota legislatif sebanyak 514 orang. “KPUD Kabupaten Blitar telah memutuskan DCS sebanyak 514 orang dari 519 bacaleg yang lolos dalam verifikasi awal,” katanya.
Majalah PEN ATARAN PENA
Tidak lolosnya 5 bacaleg ini, menurut Jemali, ada beberapa alasan di antaranya ada bacaleg yang tersangkut masalah hukum, tidak terdaftar sebagai pemilih, dan tidak menyertakan pengganti ijazah terlegalisir. “Intinya, 5 bacaleg yang gugur ini lantaran tidak menyertakan persyaratan administrasi dengan lengkap dan ada juga yang tersangkut masalah hukum,” jelasnya. Kelima bacaleg tersebut 2 orang dari Partai Persatuan Pembangunan, 2 orang dari Partai Bulan Bintang, dan 1 orang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sebanyak 514 yang telah ditetapkan menjadi DCS ini akan ditetapkan menjadi daftar calon tetap (DCT) pada pertengahan Agustus 2013. Sebelum ditetapkan menjadi DCT, daftar nama-nama bacaleg itu diumumkan KPUD Kabupaten Blitar melalui media cetak maupun media
KPUD Kabupaten Blitar, siap sukseskan Pemilu 2014
elektronik, dan di Kantor KPUD Kabupaten Blitar sendiri kepada masyarakat. “Selama belum ditetapkan menjadi DCT, masyarakat dapat memberikan masukan kepada KPUD Kabupaten Blitar terkait penetapan DCS ini. Sudah layak apa belum sesuai dengan
UndangUndang dan administrasi tahapan Pemilu. Masyarakat berhak mengajukan protes dalam kurun waktu tersebut,” tambah Jemali.
Warga Blitar siap sukseskan Pemilu 2014
Saat ini, KPUD Kabupaten Blitar tengah melakukan pemutahiran data pemilih untuk Pemilu Legislatif 2014. Sebanyak 786.955 pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS). “Data ini masih berdasar pada program e-KTP, karena hingga akhir Mei ini petugas pemutahiran data masih bekerja di lapangan,” terang Jemali. Namun data tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan data Pilkada tahun 2000 yang tercatat sebanyak 994.934 pemilih. KPUD Kabupaten Blitar juga telah melakukan sosialisasi Pileg ini. Sosialisasi ini telah dilakukan kepada penyelenggara Pemilu yakni PPK. Sebanyak 110 anggota PPK sudah disiapkan untuk mengcover Pemilu Legislatif tahun depan. Selanjutnya anggota PPS juga akan disiapkan untuk mensukseskan Pileg 2014 mendatang. KPUD Kabupaten Blitar juga menyiapkan 2.956 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh pelosok yang ada di Kabupaten Blitar. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
35
KPU
Jelang Pilgub, KPUD Kabupaten Blitar Gencar Sosialisasi Masyarakat di Jawa Timur kembali berpesta pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang akan berlangsung 29 Agustus mendatang. Jelang pesta demokrasi tersebut, KPUD Kabupaten Blitar pun sibuk mempersiapkan tahapan-tahapan dalam Pilgub Jatim. Salah satu persiapanya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Bumi Penataran ini.
K
etua KPUD Kabupaten Blitar, Miftakhul Huda, ST. MSi. kepada Majalah Penataran mengungkapkan, pihaknya tengah giat melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Kabupaten Blitar. “Kami tengah melakukan sosialisasi kepada penyelenggara Pemilu di antaranya kepada anggota PPK,” katanya. Selain itu sosialisasi juga dilakukan langsung kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan LSM. Sosialisasi juga dilakukan KPUD Kabupaten Blitar bersama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar dengan melakukan pemasangan spanduk tentang pelaksanaan Pilgub Jatim yang digelar akhir Agustus mendatang. “Sosialisasi Pilgub juga dilakukan penyelenggara Pilgub lainnya seperti Kesbanglinmas Kabupaten Blitar,
36
Majalah PEN ATARAN PENA
Anggota PPK se Kabupaten Blitar saat, mengikuti sosialisasi Pilgub di Local Education Center, Garum
dengan bersama-sama melakukan sosialisasi ke masyarakat. Tak hanya itu, sosialisasi melalui media massa juga akan dilakukan ke depan,” terang Miftakhul Huda. Saat ini, tengah dilakukan pendataan pemilih yang dilakukan petugas hingga ke tingkat bawah seperti RT. “Petugas melakukan pendataan door to door. Jadi, ada petugas yang mendatangi setiap Kepala Keluarga guna mendapatkan data yang akurat. Diharapkan data tersebut sudah dapat ditetapkan menjadi Daftar Pemilih Sementara (DPS) pada pertengahan Juni,” jelasnya. Pada Pemilihan Umum Gubernur ini, KPUD Kabupaten Blitar tak banyak mempersiapkan logistik pemilu. Karena logistik Pilgub ditangani langsung KPUD Jawa Timur. Termasuk surat suara yang menjadi tanggung jawab dari KPUD Jawa Timur. Sementara, KPUD Kabupaten Blitar hanya menyiapkan logistik untuk pelaksanaan pencoblosan, seperti pengadaan bilik suara dan alat coblos. “Kita hanya menyiapkan TPS, pengadaan kotak suara,
Miftakhul Huda, ST. MSi.
bilik suara, dan kelengkapan alat coblos. Perelengkapan untuk pemilihan tersebut kita menggunakan alat yang digunakan pada Pemilu sebelumnya,” tegas M. Huda. Dalam pesta demokrasi masyarakat Jawa Timur ini, KPUD Kabupaten Blitar akan mendirikan sebanyak 2800 TPS yang tersebar di 248 desa/ kelurahan di 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Sebanyak 110 orang anggota PPK pun telah direkrut KPUD Kabupaten Blitar yang selanjutnya juga merekrut 744 orang anggota PPS untuk mensukseskan Pilgub 2013 ini. Miftakhul Huda juga berharap, masyarakat Kabupaten Blitar secara keseluruhan yang mempunyai hak pilih dapat memilih pemimpin Jawa Timur untuk periode 5 tahun ke depan. “Diharapkan, warga Kabupaten Blitar yang memiliki Hak Pilih, dapat berpartisipasi dalam Pilgub Jawa Timur dengan memilih calon Gubernur sesuai dengan nuraninya masing-masing, tanpa ada paksaan dari orang lain,” imbuh M. Huda. (hend)
Pemerintah Kabupaten Blitar, melakukan sosialisasi dengan memasang spanduk di jalan-jalan protokol
Majalah PEN ATARAN PENA
37
ONO DINO ONO UPO
Semangat Pak Tua si Bakul Gerabah Di bawah panas sinar matahari yang terik, kira-kira jam 13.00, dari ujung jalan terlihat seorang Pak Tua yang tertatih sedang mendorong sepeda tua dengan se-krenjang (Keranjang dari bambu yang khusus dipasang di buritan sepeda, red.) penuh dagangan. Jalannya perlahan. Sesekali juga tampak ia terseok-seok yang mungkin karena saking beratnya barang-barang yang ada di krenjang itu.
P
Barang dagangan yang sederhana untuk sebuah kehidupan yang sederhana
ak Tua itu mungkin sudah berumur lebih dari enam puluh tahun. Sebuah kesimpulan yang bisa saja diambil dari melihat gambaran fisiknya yang sudah renta dan raut wajahnya yang sebagian sudah tampak
38
kusut, sepuh (tua). Dan sangat menyentuh hati manakala melihat Pak Tua yang bersandal japit itu kulitnya hitam legam seperti terbakar matahari. Suaranya yang serak masih terdengar cukup nyaring menawarkan dagangan yang
Majalah PEN ATARAN PENA
dibawanya, “Lemper, lemper-e Bu…”. Lemper atau Cowek, piring dari tanah liat (gerabah) yang biasanya digunakan untuk membuat sambal. Sehingga kalau di-Bahasa Indonesia-kan, Pak Tua ini kurang lebih menjajakan dagangannya dengan berteriak, “Cowek, cowek-nya Bu…” Ya, walaupun dari tadi tidak terlihat ada warga yang berminat untuk membeli namun ia tetap saja bersemangat. Terus mengulang dan mengulang kalimatnya itu kuat-kuat. Terus mencoba dan mencoba lagi sepanjang jalan agar laku barang-barang dagangannya. Hari masih saja panas. Dan sampailah Pak Tua itu didekat sebuah jalan yang cukup menanjak. Tampak ia berpikir sejenak sebelum sebentar kemudian mengeluarkan sepotong kayu yang kelihatannya memang sudah dibawa kesana kemari khusus untuk mengganjal krenjang-nya agar sepedanya bisa berdiri tegak (tidak roboh). Dilepasnya caping (topi bundar dan lebar yang terbuat dari bambu, red.) yang sedari tadi melindungi mukanya dari panas matahari. Dikibas-kibaskannya caping itu tepat didepan dadanya yang terbungkus baju kotak-kotak yang kedodoran. Sambil mengisap sebatang rokok lintingan, kemudian hussshhh… Pak Tua ini sangat menikmati waktu istirahatnya walaupun hanya dengan lesehan dibawah rindang daun-daun pepohonan ditepi jalan. Matanya terus mengawasi lalu lalang kendaraan yang berseliweran didepannya.
kata Sulisto, masing-masing memberikan keuntungan yang berbeda-beda. Misalnya saja Klowong, ia membeli dari pengrajin seharga seribu rupiah lalu dijual seribu lima ratus rupiah. Kalau Kuali, katanya ia kulak dua ribu rupiah kemudian dijual dengan harga tiga ribu rupiah. Memang sebagian dagangannya itu ada yang ia tawarkan disepanjang perjalanan. Sedangkan sebagaian besar yang lainnya, “Di-drop ke warung-warung
Tetap bersemangat walaupun lelah mendera
Apa yang dipikirkannya? Entahlah. Mungkin ia berharap diantara orang-orang yang lewat itu ada yang berhenti dan membeli dagangannya. Atau mungkin juga ia sedang bertanya-tanya sendiri, masih jauhkah jalan yang harus dilalui untuk menghabiskan dagangannya? Atau Barangkali juga ia sedang berpikir, kemana jalan yang harus ia lewati selanjutnya. Entahlah. Assalamu’alaikum… Wa’alaikumsalam, jawab Pak Tua yang ternyata namanya Sulisto ini tak cukup kuat. Dan seperti kelihatannya, siapapun pasti setuju ia beristirahat karena kelelahan dan bisa jadi saat ini dia sedang mengisi batereinya untuk menaklukkan jalan menanjak yang ada didepannya. Namun begitu, dia masih tampak nyantai saja. Masih bersemangat, apalagi untuk sekedar diajak ngobrol kesana-kemari sambil sesekali diselingi canda dan tawa. Katanya mengawali obrolan, dia sudah hampir dua puluh tahun lamanya berjualan alat-alat memasak dari tanah liat atau gerabah keliling ini. Sejak awal menikah, “Ya kira-kira hampir seusia anak saya yang pertama,” pungkasnya. Bagi dia memang tak tersedia banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidup ini. Berjualan gerabah keliling, seberat apapun itu, merupakan salah satu yang terbaik dari sedikit pilihan yang ada bagi Sulisto untuk mencukupi kebutuhan hidupnya terutama untuk memenuhi kebutuhan empat anaknya yang masih kecil-kecil. Sehingga mau ndak mau suka ndak suka, katanya lugas, “Ya kerjakan saja.” Di krenjang yang dibawa Sulisto ada beraneka macam alat-alat dapur yang dibuat dari tanah
Saking beratnya, sepeda onthel tua itu hanya bisa didorong
liat. Diantara tumpukan gerabah itu ada Lemper (Cobek), Kuali (Periuk), Klueng, Gorengan Kopi, Keren, Luweng, Angklo, Gendhog Ari-ari, Celengan, Angklo, Klowong, dan lain-lain. Alat-alat dapur tradisional yang sebagian besar hanya dikonsumsi oleh warga di pedesaan. Sekali angkut, ia bisa membawa seratus biji gerabah yang bermacam-macam jenisnya. Gerabah-gerabah itu diambil dari para pengrajin yang ada disekitar tempat tinggalnya di Dusun Precet, Desa Plumpungrejo, Kecamatan Kademangan, salah satu wilayah sentra industri gerabah yang ada di Kabupaten Blitar. Gerabah dari desanya itu kemudian dijajakan keliling sampai kemana-mana. Bisa ke wilayah Kecamatan Sutojayan, Kanigoro, Garum bahkan kadang-kadang dibawanya juga sampai ke wilayah Kecamatan Talun. Seperti gambaran diatas tadi, kalau dagangan di krenjang-nya masih penuh, Sulisto hanya bisa mendorong sepedanya itu sampai dimanapun ia akan menemukan pembeli atau pelanggannya. Dan baru setelah tinggal sedikit atau kira-kira tinggal seperempat krenjang, dia baru bisa pulang dengan mengayuh sepedanya. Tergantung dari apa jenis barangnya,
langganan, penjual gerabah.” Sudah dua puluh tahun berjualan tentu sudah banyak warung-warung yang berjualan gerabah langganannya. Ia sebutkan tak kurang dari lima puluh warung gerabah yang dia layani dengan sebulan sekali rutin dia sambangi lagi untuk mengisi ulang barang (gerabah). “Namanya kerja Mas, dimana enaknya,” kata Sulisto. Biar panas terik ya tetap harus jalan. Kalau turun hujan malah lebih repot lagi karena harus membungkus rapat barang-barang dagangannya itu. Sebab apa? Kalau gerabah itu sampai kehujanan akan menyerap air dan beratnya bisa dua kali lipat dari kondisi kering. Dulu, kenang Sulisto, saat masih kuat membawa lebih banyak dagangan dia sering sampai harus menginap kalau gerabahnya tak habis terjual. Tetapi sekarang, berangkat kerja jam enam pagi, meskipun harus sampai rumah lagi jam sembilan malam ia selalu berusaha untuk tetap pulang. “Kasihan anakanak,” tuturnya. Dalam seminggu, kecuali hari Kamis dan Jum’at, Sulisto yang ditanya tahun lahirnya hanya mengatakan kira-kira tahun lima puluhan ini berjualan keliling. “Tapi kalau kepepet ndak ada uang ya tetap jualan juga,” sahutnya sambil tersenyum. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
39
KESIAPAN PARTAI SONGSONG PEMILU 2014
PAN, Target 3 Besar di Pemilu 2014 Ketua DPD PAN Kabupaten Blitar mematok target realistis, ingin masuk jajaran partai 3 besar dalam perolehan suara pada Pemilu 2014 di Kabupaten Blitar. Data ini didasarkan pada mesin partai yang terus bergerak di lapangan, serta membaca animo masyarakat yang menuju trend positif di awal tahun 2013 ini.
H
Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa memulai Jalan Sehat di Penataran beberapa waktu lalu
al itu disampaikan Heri Romadhon, Ketua DPD PAN ketika mereview kinerja tim-nya dalam konsolidasi internal. “Kami sudah merampungkan pembentukan tim di berbagai tingkatan. Tidak hanya Tim Rayon yang mencapai dukuh-dukuh, tetapi Tim Sub Rayon yang penetrasinya hingga ke tingkat RT,” ungkapnya kepada Majalah Penataran. Cara kerja mesin politik di tubuh PAN Kabupaten Blitar tidak jauh berbeda dengan usaha yang mereka lakukan pada Pemilu 2009, yang mampu mengatrol 5 kursi di DPRD Kabupaten Blitar. Dengan membenahi kesalahan-kesalahan yang terjadi sebelumnya, maka target menambah kursi itu diharapkan dapat dicapai dengan kerja keras dan komitmen tinggi. Heri Romadhan menyatakan, jargon yang ampuh untuk mempersatukan tim-nya adalah mengedepan visi, PAN Kabupaten Blitar sebagai partai yang membangun. Strategi yang dilakukan selama ini adalah menggenjot pemberdayaan seluruh kader
40
dan simpatisan. “Dengan cara ini, kami mendapat kepercayaan dari kader dan simpatisan,” imbuhnya. Data ini bisa disimak dengan banyak
Majalah PEN ATARAN PENA
pelamar menjadi bakal caleg untuk Pemilu 2014 yang jumlahnya mencapai 87 orang. Setelah dilakukan seleksi dan verifikasi, maka yang kemudian diloloskan adalah 50
Heri Romadhon bersama caleg DPR RI
bacaleg. Uniknya, 8 di antara bacaleg itu merupakan para kepala desa yang tertarik dengan cara kerja tim PAN Kabupaten Blitar. Padahal, Pengurus DPD PAN Kabupaten Blitar sama sekali tidak melakukan publikasi tentang jadwal dan mekanisme pendaftaran bacaleg. Kenyataan ini menunjukkan, PAN sebagai partai yang baru dilahirkan oleh reformasi Indonesia, saat ini sudah menjadi partai yang diminati masyarakat.
PAN Tidak Eksklusif PAN Kabupaten Blitar memang sudah menjadi kekuatan partai di tengah. Posisinya tidak lagi sebagai partai gurem, dilihat dari komposisi kursi yang terhitung di atas 10 persen dari kuota di DPRD Kabupaten Blitar. Harapan untuk mendongkrak ke level lebih tinggi, tinggal menunggu gong pencoblosan tahun 2014 depan. Heri Romadhon mengakui, salah satu kiat yang dilontarkannya adalah menjadikan PAN sebagai partai Islam yang inklusif. “Kami membuka diri dari bermacam-macam unsur. Bacaleg kami banyak dari nahdliyin, ada yang dari Nasrani, ada yang komunitas Hindu, bahkan kami juga memiliki anggota dari kalangan abangan,” kiatnya. Padahal, masyarakat sudah memiliki kesan umum bagi PAN yang identik dengan kalangan Muhammadiyah. Ini dipengaruhi faktor sejarah, dimana PAN dicetuskan oleh tokoh reformasi Amin Rais yang saat itu menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah. “Kami sudah minta ijin kepada sesepuh-sesepuh PAN di Kabupaten Blitar, bahwa untuk membesarkan partai ini, dibutuhkan cara dengan merangkul semua kalangan,” lanjut Heri. Ia beruntung, tokohtokoh deklarator PAN yang kebanyakan dari lingkungan Muhammadiyah, bisa memahami taktik dan strategi yang ia sampaikan. Salah satu contoh bentuk keterbukaan PAN Kabupaten Blitar saat ini adalah dengan menerima aktor Hengky Kurniawan yang mendaftar sebagai caleg DPR RI dari Dapil 5 yaitu Blitar, Kediri, Tulungagung, dan Trenggalek. “Kami kan tidak ribet menanyakan agamanya apa, terus apakah dari NU atau Muhammadiyah? Enggak… Kami justru senang, karena dia sudah populer di kalangan wanita. Jadi kami sekarang malah optimis, akan mendulang 50 ribu suara dari kalangan wanita,” ungkap Heri membeberkan manfaat punya caleg populis dari artis. (pur)
Acara kesenian karya PAN di Candi Penataran
Heri Romadhon dipanggul massanya
Aktor Hengky Kurniawan, caleg PAN
Majalah PEN ATARAN PENA
41
PELUANG BISNIS
Kripik Kentang Korea Diproduksi di Babadan Wlingi Berbagai jenis makanan ringan atau camilan saat ini banyak sekali bermunculan di pasaran. Mau yang asin, yang manis atau yang rasanya asam juga ada. Ada yang diproduksi lokal dengan cita rasa tradisional, ada pula yang harus didatangkan dari luar negeri dengan selera rasa lidah orang Eropa. Tentu bahan bakunya pun bermacam-macam pula tergantung pilihan selera kita.
W
arga di Kabupaten Blitar pun tak ketinggalan ikut berlomba-lomba ingin menjadi produsen makanan ringan atau camilan itu. Dan salah satu produk yang patut ditonjolkan yaitu keripik kentang yang diproduksi oleh Wahyudi, seorang warga dari Lingkungan Babatan RT. 01 RW. 01 Kelurahan Babatan, Kecamatan Wlingi. Camilan yang berkualitas dengan cita rasa lokal, tetapi sudah mampu menembus pasar nasional. Dari namanya orang pasti sudah tahu camilan ini bahan bakunya kentang. Begitu pula dengan bentuk penyajiannya. Orang juga paham, yang namanya keripik, hampir pasti bentuknya pipih atau tipis dan renyah. Namun yang perlu diingat, bahan baku keripik ini adalah kentang. Jadi biarpun renyah tetapi tidak bisa keras, bahkan kalaupun hanya dihisap sudah lembek dan hancur di mulut. Sekali menikmati keripik kentang produk warga Kabupaten Blitar ini rasanya membuat ketagihan. Dengan bumbu yang khas dan aroma yang menggoda, mulut
42
rasanya tak mau berhenti makan. Ingin lagi, lagi dan lagi sampai perut tak mau lagi diisi. Masyarakat di Kabupaten Blitar mungkin belum banyak yang tahu keripik jenis ini. Produsennya pun mungkin juga belum banyak, sangat berbeda dengan keripik singkong, keripik bayam atau keripikkeripik lain yang jauh lebih umum di lidah dan sudah lama beredar di pasaran. Bahkan diklaim oleh Wahyudi, dia masih menjadi satu-satunya produsen keripik kentang yang ada di Kabupaten Blitar. Mengaku tidak pernah membuat rencana yang rinci atas usaha yang dirintisnya, sekarang Wahyudi di usianya yang masih terbilang muda sudah bisa menikmati hasil jerih payahnya. Pemuda kelahiran 18 September 1984 ini sudah sukses menjadi pengusaha makanan ringan keripik kentang yang sudah berskala nasional. Dulu, kata Wahyudi, dia seorang suplayer (pemasok) dari aneka macam camilan terutama dari jenis keripik untuk wilayah Blitar dan sekitarnya. Pekerjaannya pada waktu itu mengambil aneka jenis
Majalah PEN ATARAN PENA
Yudi bangga dengan kreripik kentang produksinya
produk makanan ringan dari perusahaanperusahaan yang ada di Kota Batu, kemudian membawanya pulang untuk dikemas lantas memasarkannya sendiri hingga beberapa tahun lamanya. Sampai pada suatu hari, lanjut
Proses perendaman kentang supaya warnanya tidak berubah. Kentang dikeringkan terlebih dahulu sebelum di goreng.
Wahyudi, tiba-tiba muncul idenya untuk berusaha membuat sendiri produk makanan ringan itu. Pada saat itu, katanya, yang paling banter (laku, red.) adalah keripik kentang. Dan dia pun ingin bagaimana caranya agar bisa memproduksi keripik kentang sendiri. “Awalnya sih mikir juga, sebab terus terang saja saya merasa masih belum memiliki cukup modal dan pengalaman untuk memulai usaha sendiri.”, kata Wahyudi. Namun karena dorongan agar bisa hidup yang lebih baik sangat kuat, pada akhirnya ya nekad membuka usaha sendiri. Jalan yang cukup panjang dan berliku pun sempat ia jalani demi belajar dan mendapatkan pengalaman sebagai produsen keripik kentang ini. Beruntung ada salah satu perusahaan keripik kentang yang mau menjalin kerjasama (kemitraan) yang sesuai dengan niatnya untuk bisa menjadi produsen keripik kentang. Perusahaan itu bukan melulu memintanya untuk mengemas dan memasarkan produk, melainkan memberinya kesempatan untuk terlibat pada beberapa bagaian dari proses produksi keripik kentang. Salah satu perusahaan di Kota Batu ini mengirimkan bahan mentahnya kepada Wahyudi. Kemudian mengajari dia proses awal pembuatan keripik kentang, mulai dari teknik sampai trik mengupas hingga memproses bahan baku kentang itu bisa menjadi bahan setengah jadi. Bahan setengah jadi ini kemudian dikirimkan kembali ke perusahaan. Setelah dibumbui atau sering diistilahkan dengan proses
bumbing, hasil produk ini lantas dikirim kembali kepada Wahyudi untuk selanjutnya dikemas dan dipasarkan. Proses belajar dan mencari pengalaman ini bukannya dalam waktu yang singkat dijalani Yudi –begitu dia akrab dipanggil. Sampai beberapa bulan lamanya Yudi menimba ilmu. Baginya, “Nggak apaapa sekarang susah dulu, asalkan bisa senang di kemudian hari,” begitu pikirnya waktu itu karena sekaligus ingin menyiasati cara belajar tanpa harus mengeluarkan banyak modal. Lain dulu lain sekarang, Yudi bukan lagi seorang karyawan seperti dulu. Ia sudah bisa menjadi Bos dari produknya yang menggunakan merk dagang ‘Keripik Kentang Korea’. Keripik kentang buatannya bukan saja sudah beredar di wilayah Blitar Raya (Kabupaten/Kota). Hampir di semua kota di Jawa Timur juga sudah ada, bahkan melalui Waralaba Indo Mart produk Yudi sudah sampai kemana-mana. Selain dibantu oleh keluarganya, usaha yang dimulainya sejak Tahun 2011 ini juga sudah bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungannya terutama untuk ibu-ibu rumah tangga. “Pekerjaannya tidak berat, yang lebih dibutuhkan adalah ketelatenan,” begitu Yudi menyampaikan alasannya. Untuk proses produksi keripik kentang ini, lanjut Yudi, diperlukan waktu yang cukup lama. Dari bahan baku berupa kentang gelondong sampai bisa menjadi keripik kentang dalam kemasan yang siap dipasarkan dibutuhkan waktu tak kurang dari dua hari lamanya.
Pertama-tama biji kentang ini dikupas kulitnya. Kemudian di-pasrah (diiris tipis, red.), selanjutnya kentang irisan ini direbus. Setelah direbus lalu direndam air sampai dingin supaya lebih kuat lantas dijemur. Setelah kering, kentang irisan itu kemudian direndam lagi dengan bumbu atau diistilahkan di-bumbing. Kemudian dijemur lagi sampai kering dan setelah benar-benar kering baru bisa digoreng untuk kemudian dikemas dan dipasarkan. Sehingga dalam proses memasak ini, tutur Yudi, “Sangat bergantung pada sinar matahari.” Kalau cukup panas matahari, sekali produksi bisa selesai dalam dua hari. Tetapi kalau mendung terus ya bisa lebih lama lagi. Dan agar bisa mendapatkan hasil produksi yang maksimal, kata Yudi, mulai dari proses pengupasan sampai pengirisan posisi kentang harus terus direndam air. Kalau tidak, “Kentang akan berubah warna.”. Soal bahan baku, Yudi menyampaikan, karena di Blitar Raya tidak ada produsennya, selama ini dia harus mendatangkannya dari luar kota. Ia biasa mendatangkan kentang dari Kota Batu atau kalau disana tidak ada ia mendatangkannya dari Tengger (Kentang Bromo). “Kentangnya sama dengan yang di pakai oleh Mc-Donald,” tambah Yudi bangga. “Prospek usaha ini sangat bagus,” pungkas Yudi. Ia pun tidak pernah kesulitan memasarkan dagangannya, malah sebaliknya kadang-kadang sampai tidak bisa mencukupi permintaan pasar. “Maklum masih babat (mulai, red.) Mas,” kata Yudi. Namun sudah cukup lumayan, dalam seminggu Kentang Korea produksinya sudah bisa menghabiskan satu ton kentang atau setara dengan seribu bungkus keripik kentang kemasan @ 100 gram. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
43
LIPUTAN KHUSUS
Dharma Santi Tahun Baru Saka 1935
Candi Penataran Bukan Lagi Prasasti Bisu Perayaan Dharma Santi Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935 se-Blitar Raya telah dilaksanakan pada Minggu (14/4). Dan untuk yang kedua kalinya, acara keagamaan Umat Hindu ini berlangsung di pelataran Candi Pallah atau Candi Penataran di Kecamatan Nglegok dengan mengambil tema ‘Dengan Persaudaraan Kita Bina Kebersamaan’.
Candi Penataran yang tidak lagi seperti prasasti bisu
P
uncak peringatan Hari Raya Nyepi Tahun 2013 ini berlangsung meriah, menarik dan juga menghibur. Sebab selain berisi kegiatan-kegiatan resmi yang bersifat keagamaan, dalam acara yang berlangsung pagi hingga siang itu ditampilkan pula pertunjukan seni yang disuguhkan untuk para peserta. Ada tampilan seni tari, langgam Jawa serta tidak ketinggalan pula iringan gendinggending Jawa sepanjang acara berlangsung dengan tata dekorasi yang artistik. Menariknya tampilan seni ini tentu tak lepas dari dukungan Wima Bramantya -Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Blitar (DKKB) yang telah berulang kali mengadakan pertunjukan seni ditempat yang sama melalui acara Purnama Seruling Penataran (PSP). Seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia penyelenggara, kegiatan ini setidaknya diikuti oleh sepuluh ribu Umat Hindu yang datang dari berbagai kota di tanah air. Selain warga Hindu dari Blitar Raya
44
Sambutan dari Bupati Blitar
(Kabupaten dan Kota), banyak juga diantaranya Umat Hindu yang jauh-jauh datang dari Kota Kediri, Tulunggagung, Jombang, Nganjuk, Mojokerto, dll. Bupati dan Wakil Bupati Blitar juga
Majalah PEN ATARAN PENA
ikut menghadiri acara ini. Selain itu, turut hadir juga Kepala Bakorwil Madiun, Ketua DPRD Kab. Blitar, Forpinda Kab. Blitar, Kementerian Agama Kab. Blitar, Parisada Hindu Dharma Prov. Jatim, Wayan Putra Dharma Duta dari Bali, Ketua DPC PDIP Kab. Blitar, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dari kota-kota yang disebutkan diatas, dll. Endang Sri Utami Takariati -Ketua Perhimpunan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kab./Kota Blitar mewakili seluruh Umat Hindu menyampaikan terima kasih terutama atas dukungan dari Pemerintah Kabupaten Blitar. Dimana atas kepedulian dari Pemkab Blitar itu umatnya bisa melaksanakan seluruh rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi tahun ini dengan sukses. Endang Sri Utami Takariati mengatakan, “Pemkab Blitar sangat membantu berhasilnya acara-acara kami (Umat Hindu).” Rangkaian Perayaan Hari Raya Nyepi tahun ini sudah dimulai sejak tanggal 03 Maret 2013. Pada saat itu telah dilangsungkan Upacara Melasti yang digelar di Pantai Jolosutro dengan diikuti oleh tak kurang dari delapan ribu peserta dari berbagai kota. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Upacara Pengrupukan atau Tawur Agung Kasanga yang diikuti Pawai Ogoh-ogoh yang pelaksanaannya dipusatkan di PIPP (Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan) Kota Blitar pada tanggal 11 Maret yang diikuti sekitar tujuh ribu Umat Hindu. Umat Hindu, lanjut Ketua PHDI, juga merasa sangat bangga. Sebab, salah satu kegiatan keagamaan mereka yaitu Pawai Ogoh-ogoh mulai Tahun 2013 ini oleh Walikota Blitar telah dicanangkan menjadi salah satu agenda wisata tahunan yang ada di Kota Blitar. Lebih lanjut Endang Sri Utami Takariati dalam sambutannya didepan para tamu undangan juga menuturkan, kami (Umat Hindu) melaksanakan acara Dharma Santi di tempat ini (Candi Pallah atau Candi Penataran) dikandung maksud karena Umat Hindu ingin juga melestarikan benda-benda cagar budaya yang ada disana. Selain itu,
Candi Pallah atau Candi Penataran ini juga merupakan salah satu tempat yang suci bagi Umat Hindu. “Mudah-mudahan kehadiran kami ini bisa mensucikan tempat ini dan bisa memberikan fibrasi kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan kepada para pemimpin kami yang ada di nusantara ini!,” kata Ketua PHDI Kab. dan Kota Blitar ini dengan lugas. Sementara itu, Bupati Blitar Herry Noegroho menyambut baik pelaksanaan Perayaan Dharma Santi Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935 di Candi Pallah atau Candi Penataran. Hal ini sesuai dengan angan-angannya beberapa tahun lalu ketika dalam sebuah kesempatan bertemu dengan Endang Sri Utami Takariati Ketua Perhimpunan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kab./Kota Blitar. Ketika itu, kenang Bupati, ia berharap Ketua PHDI membuat suatu acara yang bisa menjadi suatu momentum, menjadi kenangan atau sebuah acara yang besar bagi umat Hindu yang ada di Kabupaten Blitar. Dan terkait pemilihan tempat pelaksanaannya di Candi Pallah atau Candi Penataran, menurutnya “Sungguh tepat.” Sebab, lanjut Bupati, bagaimanapun Candi Pallah atau Candi Penataran ini pada masanya merupakan salah satu candi yang sangat dihormati pada jaman Majapahit. Memang Blitar bukan bekas kerajaan yang besar, tetapi raja-raja besar di nusantara ini ketika melakukan tapa brata atau pengisian kejiwaan selalu datang ke Candi Pallah atau Candi Penataran. Herry Noegroho juga mengapresiasi, sangat tepat apabila dalam setahun sekali Umat Hindu membuat event yang besar di Candi Pallah atau Candi Penataran ini. “Mari kita jadikan kegiatan ini menjadi kebanggaan khususnya bagi Umat Hindu dan bagi warga Kabupaten Blitar secara umum selain pelaksanaan Upacara Melasti di Pantai Jolosutro,” ajak Bupati. Selanjutnya Bupati Herry Noegroho juga menyampaikan, tahun ini mungkin yang datang baru saudara-saudara kita yang berasal dari Kota Kediri, Tulunggagung, Jombang, Nganjuk dan Kabupaten Mojokerto. Namun pada tahun-tahun mendatang, mari kita jadikan acara ini menjadi acaranya Provinsi Jawa Timur atau bahkan dikembangkan lagi agar bisa menjadi event yang berskala nasional. “Mari kita upayakan Candi Penataran ini jangan menjadi monumen bisu
Tampilan ogoh ogoh yang akan menjadi agenda wisata Kota Blitar
atau monumen mati. Mari kita buat Candi Penataran menjadi monumen kebangkitan dan semangat bagi Kabupaten Blitar,” tegas Bupati. “Pemkab Blitar mendukung semua kegiatan keagamaan dan kegiatan seni budaya di Candi Penataran,” tutur Bupati. Sebab dengan kegiatan seperti itu ekonomi menjadi tumbuh. Warga yang berjualan disekitar lokasi candi menjadi lebih ramai (pembeli), penginapan -meskipun sementara ini masih berupa home stay akan terisi, dll. Mari kita bangun Candi Penataran ini menjadi sebuah kawasan industri pariwisata yang menjadi kebanggaan Kabupaten Blitar. “Dan dalam hal ini Umat
Hindu berperan besar dalam memajukan budaya yang ada di Kabupaten Blitar,” tutur Bupati yang disambut gembira warga Hindu. Atas nama Pemerintah Kabupaten Blitar, Herry Noegroho menyampaikan, “Saya bangga kepada Umat Hindu.” Ia berharap agar Umat Hindu terus mendukung Kabupaten Blitar agar menjadi yang terbaik di Tingkat Jawa Timur maupun Nasional. Warga Hindu menurut Bupati, telah memberikan suri tauladan serta contoh yang baik dalam komunitas yang damai dan kebersamaan. “Mari bersama-sama kita ciptakan Kabupaten Blitar yang lebih sejahtera, religius, berkeadilan dan maju,” pungkas Bupati. (moza)
Candi Penataran yang dipadati sekitar sepuluh ribu umat Hindu. (insert) Umat Hindu bersuci di kolam Penataran
Majalah PEN ATARAN PENA
45
LIPUTAN KHUSUS
Foto bersama sebelum pamitan
Walikota-walikota dari Belanda
P
Para walikota dari Belanda menyalurkan hobi bola ke dalam aksi sosial. Mereka menghimpun dana dengan cara melakukan sepak bola amal. Hasil yang diperoleh, lantas disumbangkan kepada para penderita kusta di Kabupaten Blitar.
ara kepala daerah dari Negeri Kincir Angin itu betul-betul berwatak entrepreneur.
Meskipun secara formal telah membentuk sebuah asosiasi, tetapi dalam kunjungan di Indonesia kali ini, mereka menggunakan
dr. Kuspardani, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
46
Majalah PEN ATARAN PENA
gaya ramah. Mereka membentuk sebuah kesebelasan, karena para pejabat itu rata-rata bisa bermain bola. Kendati usia tak lagi muda, mereka memilih bola sebagai sarana diplomasi. Pantauan reporter Penataran menyebutkan, faktor kesulitan bahasa tidak menjadi penghalang komunikasi antara Bupati Blitar dengan para walikota itu. Acara ramah tamah di Pendopo Kabupaten berlangsung gayeng, Rabu (15/5). Herry Noegroho menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia, lantas diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh petugas. Para meneer itu tampak manggut-manggut mendengar translasi bahasa oleh penerjemah. “Kunjungan tidak bersifat protokoler yang kaku. Tapi lebih bersifat berteman,” kata Herry Noegroho kepada Penataran. Walikota sebanyak 36 orang itu pun tidak memiliki agenda kerja birokrasi yang formal, melainkan bersifat rekreatif. Oleh sebab itu, suasana pertemuan itupun berlangsung akrab dan tidak kaku.
Bupati Blitar, Herry Noegroho, SE, MH, menyanyi campursari, para meneer-meneer itu berjoget riang.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, Kabupaten Blitar dipilih sebagai daerah yang disinggahi karena mereka tahu, Bupati-nya gemar bermain bola. “Mereka membentuk tim kesebelasan lho. Jadi agendanya ya nyambangi kepala-kepala daerah yang gila bola,” lanjut bupati terkekeh. Ini bisa dimaklumi, Herry Noegroho terkenal sangat serius menangani sepak bola. PSBI yang mati suri, mendadak bangkit dan menyodok Kompetisi Divisi Utama PSSI, semenjak dirinya menjadi Bupati Blitar. Misi lain kedatangan para Walikota dari Belanda itu adalah memberi bantuan kepada para penderita kusta. Pasalnya meskipun Belanda tergolong negara maju, tetapi mereka juga tidak luput dari gangguan penyakit kusta. Meskipun populasinya tidak banyak, tetapi penyakit yang satu ini cukup menimbulkan kekalutan bagi para kepala daerah itu. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr. Kuspardani mengatakan, para Walikota Belanda itu diajak melihat
langsung kondisi penanganan para penderita kusta di Kabupaten Blitar. “Kami ajak mereka melihat bentuk penanganan pasien kusta di Sutojayan,” kata Kuspardani. Pasalnya di sana sudah terdapat sejenis panti yang khusus memberi pengobatan dan pelatihan kusta. Di Kabupaten Blitar, lanjutnya, terdapat dua panti rehabilitasi. Di Sutojayan bernama “Ngudi Karsa Wakil Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM ikut sibuk menjadi Husada” yang memiliki anggota penerima tamu. Bahasanya.. was-wes-wos.. sebanyak 25 orang. Kemudian di Srengat bernama “Ngudi Karsa Sejahtera” yang kerajinan keset, dan sebagainya. beranggotakan sekitar 30 orang. “Di panti Para walikota itu melihat dengan itu yang kita lakukan adalah pemberdayaan seksama, berbagai penjelasan di panti. serta perawatan diri,”imbuhnya. Mereka menyatakan antusias, untuk serius Bentuk-bentuk perawatan diri itu memberikan bantuan untuk para penderita antara lain pelatihan senam kusta, perawatan itu. Dalam lawatan di Indonesia tersebut, dengan cara rendam, dan pengobatan lain mereka akan bertanding secara amal dengan secara kontinyu. Sedangkan bentuk berbagai tim. Hasil yang diperoleh akan pemberdayaannya adalah memberikan disumbangkan bagi panti-panti rehabilitasi, pelatihan untuk kegiatan sehari-hari seperti atas bantuan pendampingan oleh Yayasan pengolahan jus blimbing, pembuatan gula, Kusta Indonesia. (pur)
Majalah PEN ATARAN PENA
47
PELESIR
Candi Kotes, Sisi Lain Keindahan Panorama Alam Kecamatan Gandusari
Sudah pernahkah anda melihat Candi Kotes? Sayang kalau sampai anda belum pernah berkunjung kesana. Sebab apa? Bagi anda pecinta obyek wisata sejarah, Candi Kotes ini memiliki pesona yang cukup indah diantara obyek-obyek wisata sejarah lainnya yang ada di Kabupaten Blitar. Jadi, jangan lupakan Candi Kotes bila hendak berwisata!
C
andi Kotes terletak di wilayah Kecamatan Gandusari. Tepatnya berada di Desa Sukosewu yang berjarak kurang lebih dua belas (12) kilometer dari pusat Kota Blitar ke arah timur laut. Wilayah Kecamatan Gandusari ini berada di Lereng Gunung Kelud, sehingga, dengan begitu tidak perlu disangsikan lagi keindahan panorama alamnya. Dalam balutan suasana khas kehidupan di desa yang damai dan udara yang sejuk segar, berwisata disana akan terasa sangat menyenangkan. Namun ingat, biarpun terletak di wilayah pedesaan jangan khawatir akan kesulitan untuk menjangkaunya. Akses jalan menuju ke lokasi wisata ini sudah sangat bagus. Selain sudah tersedia jalan aspal hotmix, Pemerintah Kabupaten Blitar dan warga disana rupanya juga sudah sangat peduli dengan keberadaan obyek wisata sejarah ini. Hal ini ditunjukkan dengan keberadaan penunjuk arah yang sangat jelas yang mengarah ke lokasi candi yang berlatar belakang keagamaan Hindu ini. Kata Supriono -Juru Kunci Candi,
48
cukup banyak juga pengunjung yang datang ke Candi Kotes. Mereka datang dari berbagai kota di Indonesia. Dituturkannya, dalam sebulan tak kurang dari seratus orang yang datang dengan bermacam-macam latar belakang. Ada pelancong yang hanya sekedar ingin berlibur, ada rombongan Umat Hindu yang hendak menjalankan ritual agamanya, “Dan ada pula kelompok pelajar yang belajar sambil berwisata.” “Utamanya pada hari Minggu, Candi Kotes ini cukup ramai,” tambah Supriono. Lokasi Candi Kotes ini berada diantara pemukiman penduduk. Baik disisi kanan, kiri maupun belakang adalah rumah-rumah warga. Sedangkan bagian depan, menghadap ke jalan lintas kecamatan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Gandusari dengan desa tetangga di wilayah Kecamatan Talun. Dan selain berada di lokasi yang cukup strategis, Candi Kotes juga menempati areal yang cukup luas yakni sekitar 12 (dua belas) are. Dari depan atau sisi sebelah barat adalah gapura masuk ke komplek Candi Kotes. Baru di pintu masuk ini, hampir semua
Majalah PEN ATARAN PENA
bagian dari candi ini bisa kita lihat dengan jelas. Mengapa? Karena struktur tanah yang ditempati bangunan candi ini letaknya lebih rendah sekitar satu meter dari gapura pintu masuk atau jalan raya. Dengan demikian hampir semua sisinya bisa kita lihat, kecuali tentunya detail-detail dari bangunanya. Dari tempat yang lebih tinggi ini pula tampak jelas Candi Kotes terbagi dalam 2 (dua) kelompok besar yang letaknya hampir sebaris, depan belakang berjajar dari arah barat ke timur. Sehingga dalam banyak literatur disebutkan kalau Candi Kotes memiliki dua bagian utama dengan nama Candi Kotes I dan Candi Kotes II. Kelompok bangunan candi di bagian depan atau disebut Candi Kotes I mempunyai ukuran panjang 3,6 meter, lebar 2,24 meter dan tingginya 1,42 meter. Namun bangunan candinya sudah tidak lengkap, strukturnya hanya tinggal bagian kaki candi yang berbentuk segi empat saja. Candi Kotes I menghadap ke barat dengan bagian timur laut candi memuat angka tahun pembuatannya yakni Tahun 1223 Saka atau Tahun 1301M.
Kemudian di atas bangunan candi yang sudah tidak lengkap ini terdapat tiga buah benda bersejarah berupa dua buah meja altar dan sebuah miniatur candi. Kata Supriono, “Kedua buah altar digunakan untuk tempat sesajen, sedangkan miniatur candi untuk sembahyang Umat Hindu.” Miniatur candi ini memiliki tiga bagian, yaitu atap candi, tubuh candi dan kaki candi. Di bagian tubuh candi terdapat pintu gerbang yang menghadap ke arah barat dan di atas pintunya tersebut terdapat hiasan berupa Kala, pahatan yang berbentuk kepala raksasa. Sedangkan di sisi sebelah utara, timur dan selatan tubuh candi terdapat relung-relung semu yang di atasnya juga memuat hiasan Kala. Dan bagian atap candi berbentuk kubus, penuh dengan ukiran dan hiasan. Sedangkan Candi Kotes II, kata Supriono, “Tahun pembuatannya lebih awal satu tahun daripada Candi Kotes I.” Bentuk bangunannya berupa pendapa, dimana konon bangunan ini digunakan sebagai balai atau tempat pertemuan. Kondisi bangunannya masih cukup bagus dengan ukuran yang lumayan besar pula. Panjangnya mencapai 7,54 meter, lebarnya 5,37 meter dan tingginya 0,90 meter. Bentuk dari Candi Kotes II ini berupa persegi empat. Dimana bangunan yang tersisa hanya berupa dasar candi dan tangga masuk ke candi yang berada di sisi sebelah barat. Dan di sisi tangga itu terdapat pahatan angka tahun yang juga menunjukkan tahun pembuatannya. Yang mana pada pahatan di sisi tangga itu tertulis angka Tahun 1222 Saka atau Tahun 1300 M. Seperti disampaikan oleh juru kunci, baik Candi Kotes I maupun Candi Kotes II, keduanya belum pernah di pugar. “Duaduanya masih asli,” pungkas Supriono. Selain keasliannya itu sebagai daya tarik, lanjut juru kunci, pelancong juga tertarik datang kembali kesana karena kondisi di lokasi candi yang sangat menyenangkan untuk berlibur. Sudah pasti yang utama adalah faktor keamanan yang terjamin, kemudian tersedianya lahan yang cukup luas untuk bermain anak-anak. Dan yang istimewa karena mungkin tiada duanya di Kabupaten Blitar yaitu penataan dan perawatan taman di lokasi candi yang sangat indah. Taman di komplek Candi Kotes selalu bersih serta tanamannya terawat baik. Dan Supriono sang Juru Kunci tampaknya juga sangat kreatif. Ma’af bukan bermaksud
Candi Kotes II yang merupakan bekas pendapa atau balai pertemuan
membandingkan, kalau kita pernah berlibur ke Jatim Park, banyak diantara pepohonan taman disini yang juga dibentuk menyerupai berbagai bentuk binatang. Ada yang mirip bentuk anjing, ayam, burung merak, dll. Kreatif dan sangat cantik! Ditanya tentang sejarah Candi Kotes, Supriono mengatakan, “Candi Kotes merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit.” Ceritanya, dahulu kala Raja Kertanegara sebagai penguasa dari Kerajaan Singosari dibunuh oleh Raja Jaya Katwang dari Kerajaan Kediri. Karena Kerajaan Singasari telah runtuh, kemudian seluruh
keturunannya termasuk salah satu menantunya yang bernama Raden Wijaya yang kelak merupakan pendiri Kerajaan Majapahit, melarikan diri. Dalam pelariannya, Raden Wijaya kemudian sempat tinggal dan dibantu oleh warga disekitar Candi Kotes. Dan sebagai bentuk perhatian/ucapan terimakasih, sebagai pertanda di lokasi Candi Kotes pernah disinggahi dan ada kehidupan serta sekaligus sebagai tempat untuk melakukan ibadah, kemudian Raden Wijaya membangun Candi Kotes ini untuk warga setempat. (moza)
Taman candi yang kreatif
Majalah PEN ATARAN PENA
49
INTELEK Intermezo
lektronik
SETAN PENGEN PENSIUN DINI Suatu ketika setan yang sudah jengkel level 10 sama makhluk yang namanya manusia, maka setan datang ke raja iblis. Setan : “ Ya tuanku.. mohon maaf saya ingin pensiun dini aja, untuk menggoda manusia” Raja Iblis : “Eh eh eh.. kamu ingin melanggar perintahku..??” jawab iblis dengan nada marah... Setan : “Maaf ya tuanku bukan maksud hamba begitu... Raja Iblis : “Terus kenapa ingin pensiun dini ???” Setan : “Ampun dah, amit-amit saya mah, kapok saya ya tuanku.. kelakuan manusia melebihi saya jaman sekarang..saat mereka berzina.. mereka yang enak ane yang disalahin… trus mereka puasanya batal bilangnya saya yang godain mereka… parahnya lagi nich… saat mereka haji ya tuanku masa saya ditimpuk-timpuk pake batu.. Saya sangat jengkel level 10 ya tuanku pada manusia, saya ingin pensiun saja” Jawab setan sambil meneteskan air mata sedih Raja Iblis : “Ah itu mah biasa di jaman sekarang , TEMAN MAKAN TEMAN , kamu yang sabar ya “ jawab raja iblis dengan menenangkan hati setan . DITILANG POLISI POLISI : “Selamat sore... bisa tunjukin SIM atau STNK anda...?!!” Alex : “Aduh saya lupa enggak bawa pak..!!” Polisi kemudian membuat surat tilang,,,””!! Alex : “Tolong jangan tilang saya dong pak... saya mau telpon bapak saya di kantor Ditlantas POLDA sebentar ya pak...!!” Mendengar SI Alex berkata seperti itu... pak polisi langsung kaget,,,””!! POLISI : “Bener itu bapak kamu kerja di Ditlantas Polda..?” Alex : “Iya Bener pak... kalo bapak enggak percaya telepon saja pak... ini nomornya pak,,!!” Si Alex sambil memberikan secarik kertas yang berisi nomer HP bapaknya yang bekerja disana,,!!”” POLISI : “Ya sudah pergi sana...!!” Alex : “Wah Makasih banyak ya Pak,,!!” Pak Polisi pun penasaran kemudian pak polisi menelpon nomer HP tersebut,,??”” POLISI : “Halo... Selamat sore... benar nomor ini di Ditlantas Polda..??” Suara telepon : “Iya benar pak... apa yang bisa saya bantu pak...???” POLISI : “Kalo boleh tau... ini di bagian apa ya...??” Suara telepon : “Ini di bagian KANTIN pak… Bapak mau pesan nasi berapa bungkus..???” BEDA KEYAKINAN
PASIEN RSJ BELI MAKANAN
Budi, seorang pemuda yang setelah sekian lama hidup sendiri menemukan Lina kekasih pujaan hatinya, tapi pernikahan mereka tidak berlangsung lama karena perbedaan keyakinan. Amir yang merupakan sahabat Budi mempertanyakan perihal penyebab perpisahan mereka.
Seorang pasien Pasien RS Jiwa membeli makanan di KFC. Dia pun berkata kepada pelayan yang cantik.
Amir Budi Amir Budi Amir Budi Amir
: “Kenapa sob sampai kalian bercerai, apa masalahnya?” : “Kita berbeda keyakinan mir, aku ngga tahan lagi.” : “Bukannya kalian seagama?” : “Memang sob…” : “Lantas kenapa sampai bercerai karena perbedaan keyakinan?!” : “Selama ini aku selalu yakin bahwa aku ini ganteng, tapi Lina tidak bisa menerima keyakinanku itu dan selalu mempermasalahkannya.” : “…”
Pembeli ya... Pelayan Pembeli ya Pelayan Pembeli Pelayan
: Mbak, nasi ayam 1 porsi dibungkus : Iya Mas... : Tapi tolong nasi dan ayamnya dipisah Mbak... : Kenapa Mas...? : Takut nasinya dimakan ayam... : !@#$^&*()_+
(dari berbagai sumber)
Majalah PEN ATARAN PENA
51