Dari Redaksi Pembaca yang terhormat,
B
ahagia sekali rasanya kami bisa hadir kembali dihadapan para pembaca setia Majalah Penataran di bulan Agustus ini. Karena tepatnya tanggal 5 Agustus 2013 Kabupaten Blitar kembali merayakan Hari Jadi-nya yang ke 689. Kita semua merasakan dari waktu ke waktu, Kabupaten Blitar selalu mengalami berbagai macam dinamika kehidupan. Baik bidang ekonomi, sosial, politik maupun budaya. Tantangan, hambatan, dan harapan juga menyertai dinamika tersebut. Semua itu merupakan pengalaman yang patut kita jadikan motivasi untuk menatap masa depan yang lebih baik dan menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi. Untuk itu momentum peringatan hari jadi Kabupaten Blitar tahun ini hendaknya dapat kita gunakan sebagai wahana koreksi diri dan merenungkan apa saja yang telah berhasil kita laksanakan dan mencermati hal-hal yang belum dapat kita laksanakan sebagai bahan menyusun program dan kegiatan di masa mendatang. Kita patut bersyukur, karena Kabupaten Blitar mampu melewati sejarah yang panjang penuh dengan capaian prestasi yang bagus. Namun bersyukur saja tentu tidaklah cukup, jajaran birokrasi Pemerintah Kabupaten Blitar tentu harus terus berkarya dan berinovasi dalam menghadapi tuntutan perubahan jaman untuk mensejahterakan manyarakatnya. Dalam usianya yang ke-689, Kabupaten Blitar telah banyak mengukir prestasi yang membanggakan. Prestasi-prestasi tersebut antara lain adalah: telah diraihnya Piala Adipura Kategori Kota Kecil untuk Kota Wlingi, Juara Nasional Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan yang diwakili oleh Kelurahan Jegu Kecamatan Sutojayan, kemudian Penghargaan Adiwiyata Mandiri untuk MTsN Jabung, Adiwiyata Nasional untuk SDN Babadan, Plakat Wahana Tata Nugraha untuk Kota Wlingi, Juara Penyuluh Swadaya Teladan dan masih banyak prestasi membanggakan lainnya. Untuk itu, Bupati menyampaikan penghargaan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Blitar, karena prestasi itu sesungguhnya hasil kerja masyarakat yang dimonitor oleh para juri sesuai dengan bidang-bidang yang dilombakan. Anugerah demi anugerah itu, bukan hasil rekayasa, atau jorjoran upeti kepada para juri agar bisa disebut sebagai kabupaten yang berprestasi. Tema Hari Jadi Kabupaten Blitar Tahun ini adalah “Dengan Semangat Hari Jadi ke-689 dan Ulang Tahun Kemerdekaan ke-68 Republik Indonesia Tahun 2013 Kita Tingkatkan Prestasi Kerja dan Pelayanan Publik Menuju Masyarakat Yang Sejahtera, Religius dan Berkeadilan”. Sejalan dengan tema diatas semoga masyarakat yang sejahtera, religius dan berkeadilan dapat segera terwujud di Kabupaten Blitar. Selamat Hari Jadi Kabupaten Blitar ke-689..!! Redaksi
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
Pelindung : HERRY NOEGROHO, SE. MH Drs. RIJANTO, MM Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung jawab : SUYANTO, SH. MM Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : Ir. BUDI IRIANTO, MM Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO HENDRA NOVARIADI M. ENDRA PRASETYA NIZAR NUSFIANTO Anggota : JONI HARSONO DWI AGUS SANTOSO, ST ASYIK FAUZI, ST BINTORO, ST
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Diterbitkan berdasarkan STT dari Menteri Penerangan RI No. 2470/SK/Dirjen PPG/ STT/1998, 09 September 1998. SK Bupati Blitar No. 188/211/409.012/KPTS/2012. Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
Majalah PEN ATARAN PENA
Swasembada pangan, bukti kehebatan petani Blitar.
gerah itu, bukan hasil rekayasa, atau jor-joran upeti kepada para juri agar bisa disebut sebagai kabupaten yang berprestasi. “Sekarang ini kita berada di era keterbukaan. Banyak kok, kabupaten-kabupaten di luar sana yang kaya raya dan uang berlimpah karena PAD-nya berlebihan. Tapi nyatanya, mereka tetap seret mendapat penghargaan,” imbuhnya. Belakangan diketahui, ternyata sumber uangnya dari satu sektor saja, yaitu pertambangan saja. Sedang sektor lain, masyarakatnya tidak kreatif di bidang-bidang yang lain. Bupati kemudian menunjukkan, betapa dinamisnya rakyat Kabupaten Blitar di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, hingga olahraga. Sampai saat ini, panen beras yang dihasilkan di Kabupaten Blitar, selalu melebihi kebutuhan pangan untuk rakyat Kabupaten Blitar. Sehingga kelebihanya yang disetor ke Dolog, bisa dikirim untuk memenuhi daerah lain yang produktivitas berasnya masih kurang. Di bidang peternakan, telurtelur ayam dari Blitar sudah menguasai 2/3 pasar di Jawa Timur.
Susu dari kandang-kandang di pedesaan, menjadi pemasok utama pabrikan nasional seperti Dancow, Nestle, Frisian Flag, dan sebagainya. “Satu hari saja ada pemogokan pengiriman susu dari pemilik kandang di Blitar, maka pabrik-pabrik besar itu bisa kelimpungan dibuatnya,” lanjut Bupati.
Prestasi di bidang olahraga, juga bisa dibanggakan. Klub sepak bola PSBI yang digemari masyarakat Kabupaten Blitar, saat ini masih bertengger di Divisi Utama Kompetisi yang digelar PSSI. Kalau pun posisinya dalam klasemen menjadi naik turun, penyebabnya bukan dari pembinaan, tetapi dari faktor eksternal. ”Kita semua tahu, dualisme kepemimpinan di PSSI tahun-tahun kemarin, menjadikan kompetisi sepak bola kita malah morat-marit dan tidak jelas juntrungnya,” lanjutnya lagi. Fakta-fakta di atas merupakan bukti, rakyat Kabupaten Blitar memang memiliki kelebihankelebihan yang layak mendapat aneka penghargaan itu. Bupati berharap, akan mampu merealisasikan visi dan misinya untuk membangun masyarakat Blitar yang religius dan berkeadilan. Ia optimis akan mampu mengejar beberapa ketertinggalan, berpasangan dengan Wabup Drs. Rijanto, MM. (pur)
Pendidikan PAUD di desa pelosok, pembangunan SDM.
Majalah PEN ATARAN PENA
5
Gerbang
Wabup Menjamin Soliditas Birokrasi
Hubungan erat antar pimpinan, modal keberhasilan di Kabupaten Blitar.
Wakil Bupati Blitar, Drs. Rijanto MM, merasa bersyukur, Kabupaten Blitar dalam usia yang lebih dari setengah abad, dalam situasi birokrasi yang solid dan mantap. Situasi ini menjadi modal dasar para birokrat sehingga lancar dalam menjalan tugas fungsinya mengimplementasikan tugas-tugas kemasyarakatan. Prestasi demi prestasi memang sudah kembali menjadi langganan bagi Kabupaten Blitar. Dalam tahun 2013 ini saja, telah diraih Piala Adipura untuk Kategori Kota Kecil bagi Kota Wlingi, kemudian Penghargaan Adiwiyata Mandiri untuk MTsN Jabung, Adiwiyata Nasional untuk SDN Babadan, Piala Wahana Tata Nugraha untuk Kota Wlingi, Juara Nasional KB Kesehatan untuk Desa Jegu, dan Juara Penyuluh Swadaya Teladan. “Semua itu bisa dicapai, karena birokrasi dalam kondisi yang kompak, Wabub Rijanto saat dilantik bersama Bupati Herry Noegroho
6
Majalah PEN ATARAN PENA
sehingga bisa berpikir jernih untuk bekerja dengan masyarakat membangun prestasi,” kata Wakil Bupati kepada Majalah Penataran. Ia mencontohkan banyak daerahdaerah lain yang paceklik prestasi, padahal masyarakatnya dikenal pintar dan kreatif, serta sumber daya alamnya potensial. Penyebabnya ternyata, birokrasinya pincang terpancing ikut dalam gontok-gontokan antara kepala daerah dan wakilnya. Stamina para pegawai hanya diforsir untuk menjadi pengikut salah satu pihak yang bersaing. Hal tersebut disadari betul oleh Rijanto. “Saya ini birokrat tulen. Saya sudah berpengalaman bekerja di
Seberat apa pun problem sosial, bisa dipecahkan bersama. Misalnya penutupan Lokalisasi PSK seperti di atas
birokrasi selama 36 tahun. Jadi gampang bagi saya, untuk mendeteksi munculnya ancaman yang bisa membahayakan keutuhan birokrasi di Kabupaten Blitar,” tegasnya. Pemicunya adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor-faktor eksternal yang sering muncul adalah cara berpikir destruktif sejumlah pihak, yang tega mengadu domba antar pimpinan. Dengan dalih ini dan itu, alasanya bisa ditebak, yaitu oknum tersebut berusaha untuk mendapat keuntungan pribadinya dengan memanfaatkan kesenjangan antar pimpinan. “Sikap saya tegas, yaitu mengesampingkan model-model cara berpikir seperti itu. Jika diberi peluang, resikonya akan merugikan orang banyak,” imbuhnya. Penyebab lain adalah faktor internal, sebagaimana banyak terjadi di daerah lain. Ambisi pribadi, sering menyebabkan runtuhnya saling percaya. “Seorang wakil seperti saya ini, tugas utamanya adalah membantu pimpinan. Apa pun alasannya, posisi saya adalah mediator, katalisator, dan filter. Sedangkan keputusan,
sepenuhnya di tangan pimpinan,” paparnya.
Pembangunan Terpadu Obsesi yang saat ini berada di benak Wabup Rijanto, adalah mengajak para birokrat berpikir holistik dalam merealisasikan pembangunan. Salah satu bentuknya adalah melaksanakan pembangunan terpadu yang melibatkan berbagai
SKPD. “Saya contohkan dengan membangun Kawasan Wisata Penataran, yang tidak melulu diurusi oleh Dinas Porbudpar. Di sana membutuhkan keterlibatan Dinas PU untuk memoles infrastruktur fisiknya,” imbuhnya. Di masa depan, lanjutnya, jalan menuju Kawasan Penataran membutuhkan jalur ring road, untuk mempersiapkan kemungkinan ledakan-ledakan pengunjung. Selain Dinas PU, juga membutuhkan partisipasi Dinas Perindag di dalamnya. Sampai saat ini, belum pernah muncul souvenir khusus yang ditangani secara serius, sehingga mampu menjadi karakter khas Kabupaten Blitar. Perlu dilakukan penataan, misalnya, jangan sampai ada penjual gamping di sekitar kawasan wisata, karena mengganggu wisatawan. “Berhasil atau tidaknya konsep tadi, bergantung cara berpikir masingmasing pelaku. Motivasinya terhadap pembangunan menuju kemana? Kalau potensi birokratnya memang masih bisa diharapkan, maka rencana pembangunan holistik itu akan tercapai,” tambahnya. Hanya dengan birokrat yang solid dan kompak, maka prestasi-prestasi besar, tinggal menunggu waktu saja. (pur)
Inovasi-inovasi produk birokrasi, terus ditunggu masyarakat
Majalah PEN ATARAN PENA
7
Gerbang
Pembangunan Jalan Terus Pembangunan di Kabupaten Blitar bak air mengalir yang tiada henti-hentinya dilaksanakan pemerintah daerah. Termasuk pembangunan satu tahun belakangan ini. Tentu saja, pembangunan ini dilakukan untuk kepentingan seluruh masyarakat di Kabupaten Blitar. Ini sekaligus untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di Bumi Penataran.
B
Drs. Palal Ali Santoso, MM
8
erbagai pembangunan infrastruktur telah dikerjakan Pemerintah Kabupaten Blitar . Di antaranya peningkatan jalan yang ada. Jalan ini setiap saat dimanfaatkan masyarakat untuk mobilitas perekonomian. Jalan yang sudah baik ini tentu akan berdampak sangat positif bagi masyarakat pengguna jalan sebagai sarana untuk meningkatkan perekonomian warga. Pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar juga harus dibarengi pelayanan aparatur yang professional. Pelayanan yang baik kepada masyarakat juga menjadi bagian yang penting suksesnya pembangunan di Kabupaten Blitar. Sekretaris Daerah Kabupaten
Majalah PEN ATARAN PENA
Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Blitar terus berupaya untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Salah satunya dengan membangun fasilitas umum seperti peningkatan jalan dan jembatan. “Tahun ini sudah dianggarkan Rp 120 milyar untuk perbaikan jembatan dan peningkatan jalan yang ada di Kabupaten Blitar,” katanya. Langkah pemerintah daerah ini demi terwujudnya sarana dan prasarana yang layak bagi masyarakat di Kabupaten Blitar. Tak hanya pembangunan jalan yang mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Blitar, namun juga sarana publik lainnya juga tengah dibangun. Di antaranya, pembangunan gedung pemerintahan baru, yang ada di
Area gedung sekretariat Pemkab Blitar di Kanigoro yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan Bulan Bhakti Gotong Rotong Masyarakat se-Jatim
Kanigoro. Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Blitar telah menyelesaikan pembangunan gedung baru DPRD Kabupaten Blitar yang ada di Kanigoro. “Alhamdullilah, tahun ini kita sudah menyelesaikan pembangunan gedung DPRD Kabupaten Blitar di Kanigoro, sementara pembangunan kantor
sekretariat Kabupaten Blitar yang baru masih dalam proses pembangunan,” katanya. Menurut Palal Ali Santoso, tahun ini sebanyak Rp 40 milyar telah disiapkan untuk membangun gedung kantor pemerintahan di Kanigoro. “Rencananya, sebagai tahap awal, sebesar Rp 40 milyar akan digunakan
untuk membangun gedung sekretariat, pendopo, alun-alun, jalan masuk, dan pagar,” katanya. Rencananya total Rp 120 milyar dibutuhkan untuk membangun secara keseluruhan area kantor pemerintahan baru di Kanigoro tersebut. Diharapkan pembangunan kantor baru yang memiliki luas 6,1 hektare ini akan berakhir pada 2015 mendatang. Palal Ali Santoso juga berharap, masyarakat dapat menjaga produk pembangunan yang sudah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Blitar . “Tak hanya fokus terhadap pembangunan, peningkatan pelayanan SDM aparatur pemerintah juga harus ditingkatkan. Pelayanan yang maksimal akan memberikan kepuasan kepada masyarakat itu sendiri,” tambahnya. Dinamika masyarakat yang bertambah volumenya memaksa aparatur Pemerintah Kabupaten Blitar harus sigap dan bijak dalam menghadapinya. (hend)
Sarana infrastruktur yang baik akan berdampak pula peningkatan perekonomian masyarakat
Majalah PEN ATARAN PENA
9
Hambangun Praja
Wlingi Kembali Raih Adipura
Tahun Depan Targetkan Piala Adipura Kencana Masyarakat di Wlingi kembali bergembira. Untuk kesekian kalinya, Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar kembali meraih penghargaan piala Adipura untuk kategori kota kecil. Penghargaan ini dari Kementerian Lingkungan Hidup RI yang diserahkan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Bupati Blitar H. Herry Noegroho, SE. MH. , Senin (10/07) lalu di Istana Negara Jakarta. Penghargaan tersebut juga diterimakan sekitar 142 kota lain seluruh Indonesia dari berbagai kategori.
B
upati Blitar, H. Herry Noegroho mengaku senang dan bangga atas diraihnya kembali piala Adipura dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Penghargaan ini sebagai sarana untuk menyemangati pemerintah dalam membangun Kabupaten Blitar ,” katanya. Piala Adipura ini merupakan sarana untuk menciptakan lingkungan yang bersih, asri dan nyaman. Lingkungan yang bersih dan hijau dengan banyak tanaman menjadikan lingkungan yang sehat. “Semoga ke depan, Kabupaten Blitar bisa memboyong Adipura Kencana,” harap Herry Noegroho. Harapan orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini cukup berlasan mengingat Kabupaten Blitar khususnya Kecamatan Wlingi sudah menjadi langganan juara Adipura. Hal ini juga tak dapat dilepaskan dari peran
10
Majalah PEN ATARAN PENA
Bupati Herry Noegroho memberi ucapan selamat Satgas Bangun Praja
serta pemerintah dan masyarakat Kabupaten Blitar khususnya warga Wlingi. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Ir. M. Krisna Triatmanto, M.Si, mengatakan, keberhasilan Kota Wlingi langganan mendapatkan Adipura setiap tahun. Program bersih dan sehat ini akan dikembangkan ke daerah lainnya. “Kebersihan dan keasrian lingkungan perkotaan akan dikembangkan ke setiap ibukota kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar,” katanya. Program ini dikembangkan melalui “Gema Adipura” ( Gerakan Memasyarakatkan Adipura ) dan Lomba Kebersihan dan Keasrian Ibukota Kecamatan. Diakui M. Krisna, program Gema Adipura, telah dilaksanakan sejak tahun 2008. Kriteria penilaiannya, fisik dan non fisik. Kriteria fisik meliputi kebersihan ruang terbuka, pengendalian pencemaran air dan udara. Sedangkan kriteria non fisik gambaran proses pengelolaan lingkungan perkotaan yang terdiri dari perencanaan pengelolaan lingkungan perkotaan dan konsistensi pelaksanaan kegiatannya. Dijelaskan pula, persiapan lomba untuk meraih Adipura antara lain : menggerakkan seluruh warga yang dikoordinasikan melalui “Satgas Bangun Praja Wibawa“ Kota Wlingi. Satgas Adipura ini terdiri dari gabungan warga masyarakat yang peduli atas kebersihan dan keasrian Kota Wlingi. Warga di Wlingi juga berinovasi dalam pengelolaan lingkungan dengan membangun instalasi pengelolaan sampah plastik menjadi BBM di TPA Tegalasri. Selain itu poin lain diraihnya penghargaan Adipura yakni dengan memperbanyak pendirian “Bank Sampah” di lingkungan perumahan. Bahkan hingga sampai saat ini di Kota Wlingi sudah berdiri 5 Bank Sampah, sebagai bentuk pengelolaan sampah mandiri.
Partisipasi masyarakat diakui sangat besar dalam meraih penghargaan Adipura tersebut. Mereka telah sadar memilah sampah sejak dari rumah tangga, yaitu sampah organik dan sampah an- organik. Selain itu, setiap rumah memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman organik dengan menanam sayuran dalam polybag. Ke depan untuk menyiapkan diri dalam meraih Adipura Kencana, Pemerintah Kabupaten Blitar akan membangun instalasi 3R di Lingkungan Majegan, Kelurahan Wlingi, dan Lingkungan Kromasan, Kelurahan Beru. Selain itu juga mengembangkan dan menyempurnakan RTH Kota Wlingi sebagai paruparu kota dan pusat kegiatan masyarakat yang rekreatif dengan
menambah sarana prasarana permainan anak, jogging track, air mancur, lapangan senam, taman keaneragaman hayati, rumah kompos, yang dapat dijadikan sarana pembelajaran lingkungan. Langkah tersebut diyakini dapat memboyong Piala Adipura Kencana Kota Wlingi tahun depan. Kota Wlingi sudah menjadi langganan peraih Piala Adipura. Seperti sebelum reformasi, Adipura pernah diraih Kota Wlingi 4 kali yakni tahun 1992-1993; 1993-1994; 19941995; dan 1995-1996. Setelah reformasi, Kota Wlingi berhasil meraih Pengahrgaan bidang kebersihan lingkungan tersebut selama 6 kali yakni tahun 2006-2007; 2007-2008; 2008-2009; 2009-2010; 2011-2012; dan 2012-2013. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
11
Hambangun Praja
Kado Ultah dari Gerakan PKK
Piala Juara Nasional KB Kes untuk Blitar sebagai wakil Jawa Timur dalam lomba Kesatuan Gerak PKK KB Kes
Kabupaten Blitar yang menjadi wakil Jawa Timur, akhirnya dinobatkan menjadi Juara Nasional dalam lomba Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan. Kelurahan Jegu yang menjadi andalan dalam lomba ini, akhirnya mampu mengungguli skor seluruh peserta yang mencapai 530 kabupaten/kota di Indonesia.
B
upati Blitar, H Herry Noegroho benar-benar sumringah, ketika memimpin rombongan dari Kabupaten Blitar menghadiri puncak Hari Keluarga Nasional ke XX di Kendari, Sultra. Pemerintah RI dalam kesempatan itu juga menyerahan tanda penghargaan Manggala Karya Kencana kepada Gubernur, Bupati dan Walikota sebanyak 38 orang, Ketua TP PKK Provinsi, Kabupaten dan Kota sebanyak 21 orang, serta Penghargaan Dharma Karya Kencana kepada 6 orang. “Penghargaan ini adalah bukti nyata, keberhasilan masyarakat
12
Kabupaten Blitar menjalankan 10 pokok program PKK,” ujarnya kepada repoter Majalah Penataran. Kemenangan ini juga bukan kegiatan sulap ala sim salabim, tetapi betulbetul mengakar dari aktivitas masyarakat. Point-point kemenangannya terletak pada keseungguhan pelaksanaan Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Poskesdes, dan sebagainya. Peran masyarakat Kelurahan Jegu sangat nyata. Mereka tidak hanya sukses menjalankan 10 program
Majalah PEN ATARAN PENA
Ny. Rijanto, mewakili Ketua Tim Penggerak PKK, menerima piala di Kendari.
pokok PKK, tetapi juga kaderkadernya aktif berpartisipasi dalam penarikan iuran pajak PBB. Inilah yang mendapat apresiasi, karena keterlibatan kader PKK dalam kegiatan seperti itu merupakan wujud gotong royong nyata antara masyarakat dengan kepentingan Negara. Ashri Awanah, Ketua TP PKK Kelurahan Jegu mengungkapkan, beberapa kegiatan yang benar-benar ditangani warga desanya antara lain keberadaan taman baca, rumah sehat, taman gizi, taman posyandu, nenek asuh, keluarga dasa wisma, gubug tahan kencana yang berfungsi sebagai tempat diskusi berbagai masalah keluarga, bayi maupun balita. Catatan Majalah Penataran, torehan prestasi terbaru ini telah membuktikan bahwa Kabupaten Blitar merupakan kabupaten prestisius di negeri ini. Rak lemari kabupaten telah diisi empat penghargaan dalam lomba PKK, antara lain: Juara Pertama KB Kesehatan 2013 tingkat Nasional, Juara 2 PHBS Tingkat Nasional , Juara 2 Lingkungan Bersih dan Sehat, serta Juara Harapan Posyandu Tahun 2012. Inilah kado yang membuat bangga masyarakat Kabupaten Blitar, berupa oleh-oleh dari Peringatan Harganas yang merupakan agenda rutin Pemerintah RI sejak pencanangannya pada tahun 1993. Harganas merupakan merupakan momentum penting bagi keluarga Indonesia untuk melakukan introspeksi serta pembenahan ke dalam, untuk mewujudkan masyarakat yang baik, kuat dan berkualitas. Peringatan ini merupakan suatu simbol dalam program Kependudukan dan KB, sebagai bentuk apresiasi bagi para pengelola program KB mulai dari tingkat bawah sampai ke tingkat pusat serta bagi para mitra kerja di lapangan. Tema yang diangkat kali ini adalah “Melalui Hari Keluarga Kita Bangkitkan Keluarga Indonesia
Para lansia, tak luput dari perhatian PKK Kab Blitar.
Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”. Peringatan ini diramaikan dengan road show PKK-KB Kesehatan, di 4 (empat) Provinsi yaitu Gorontalo, Bangka Belitung, Jawa Timur dan Kalimantan Tengah . Dan puncak peringatannya berlangsung di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara tanggal 26 - 29 juni 2013. Aneka menu kegiatan, di antaranya seminar nasional, Gebyar Genre atau Generasi
Berencana, bazar, panggung hiburan, dan bhakti sosial lainya. Hj. Era Herry Noegroho, selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar dalam berbagai kesempatan selalu mengajak masyarakat untuk serius menangani kepentingan keluarga. Dan hasilnya, kesungguhan itu berbuah aneka penghargaan nasional. (pur)
Kesehatan anak-anak, pusat perhatian PKK Kab Blitar.
Majalah PEN ATARAN PENA
13
Hambangun Praja
Kebersamaan dan Kekompakan Yang Digalang Bupati, Hadirkan Banyak Prestasi
Dr Kuspardani bersama rombongan saat menerima penghargaan nasional di Kendari
Selamat Hari Jadi Kabupaten Blitar Ke-689, jaya jaya jaya … luar biasa! Demikian cara dr. Kuspardani –Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar memberikan ucapan selamat kepada Pemkab Blitar dan seluruh warga di Bumi Penataran yang tengah merayakan Hari Jadi-nya yang Ke-689.
B
ersemangat? Tentu saja. Namun tentu saja semangat yang menggelora dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar ini bukan melulu soal keberhasilannya dalam ikut serta mengantarkan Kelurahan Jegu Kecamatan Sutojayan menjadi yang terbaik di Indonesia ketika mewakili Provinsi Jawa Timur dalam Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tahun 2013 Tingkat Nasional. Kantor dinas yang memiliki empat bidang kerja ini, kata dr. Kuspardani, “Masing-masing bidang memiliki prestasi dan kelebihannya sendiri-sendiri.” Baik Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK), Bidang Pengembangan Sumberdaya Kesehatan (PSDK), Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat (PPKM) didukung oleh aparatur pemerintahan yang cakap telah melaksanakan masing-masing tupoksi-nya dengan baik. Melalui bidang Pelayanan Kesehatan atau Yankes, Dinas Kesehatan Kabupaten
14
Blitar telah berhasil menurunkan jumlah angka kematian ibu di Kabupaten Blitar melalui program ANC Terpadu atau Antenatal Care Terpadu yang mulai dilaksanakan pada Tahun 2012. Jika pada Tahun 2011 terdapat 22 kematian ibu, kemudian pada
Majalah PEN ATARAN PENA
Tahun 2012 turun menjadi 18, “Maka sampai pada bulan Juni Tahun 2013 (semoga tidak bertambah lagi) angka kematian ibu yaitu enam orang,” tutur dr. Kuspardani. ANC Terpadu merupakan inovasi dari Dinas Kesehatan Provinsi sebagai
Kepala Dinas Kesehatan melihat langsung pelaksanaan program kesehatan di posyandu
pengembangan dari program sebelumnya ANC (Antenatal Care). Yang mana dengan program ANC, pemeriksaan terhadap ibu hamil cukup dilakukan oleh bidan. Namun karena angka kematian ibu tidak menurun dengan adanya kecenderungan merangkak naik, kemudian melalui program ANC Terpadu ini, “Paling tidak sekali selama masa kehamilan ibu harus diperiksa oleh dokter.” Selain itu, bidang Pelayanan Kesehatan juga telah melaksanakan tugas dengan baik terkait pelaksanaan program ‘Menuju Indonesia Bebas Pasung Tahun 2014’. Seluruh elemen bidang ini selalu responsif terhadap adanya laporan dari masyarakat tentang adanya pemasungan yang kemudian ditindak lanjuti dengan mengirimkan pasien ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Menur atau Lawang. Sedangkan untuk program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Surat Pernyataan Miskin (SPM) dan Jaminan Persalinan (Jampersal) yang banyak ditangani oleh bidang Pengembangan Sumberdaya Kesehatan (PSDK) mengalami peningkatan jumlah peserta pada Tahun 2013 untuk peserta program Jamkesmas. Kuota peserta Program Jamkesmas di Kabupaten Blitar naik 101.000 orang. Sehingga jumlah peserta yang awalnya sebanyak 244.000 orang, pada Tahun 2013 jumlah totalnya menjadi 345.000 orang peserta. Sedangkan untuk peserta Program Jamkesda turun dari 12.000 menjadi 9.000 orang. Menurunnya jumlah peserta Jamkesda ini dikarenakan sebanyak 3.000 pesertanya sudah masuk sebagai peserta program Jamkesmas. Disampaikan juga oleh Kepala Dinkes Kabupaten Blitar, sampai dengan saat ini kebijakan pemerintah daerah terkait Surat Pernyataan Miskin (SPM) bagi warga miskin yang tidak termasuk dalam Program Jamkesmas maupun Jamkesda masih tetap diberlakukan. SPM masih berlaku untuk rujukan ke rumah sakit pemerintah di kabupaten. Sedangkan rujukan untuk berobat ke rumah sakit provinsi, “Harus selektif karena mengingat keterbatasan ketersediaan dana dari pemerintah.” Untuk memperoleh rujukan ke rumah sakit provinsi, pasien harus mengajukan proposal kepada Bupati terlebih dahulu melalui Kepala Desa setempat. Setelah proposal disiapkan, tim verifikator tingkat kabupaten yang terdiri dari Dinas Kesehatan dan lintas sektor terkait seperti
Pertemuan ANC Terpadu Dinkes Kab Blitar
Bappeda, Kesra, Dinas Sosial, dll. akan melakukan verifikasi ke lapangan untuk membuat keputusan apakah pasien atau warga tersebut perlu dibantu atau tidak. Baru setelah semua persyaratan dipenuhi berikut semua tahapan-tahapan prosesnya sudah dilalui dan memenuhi semua kriteria yang sudah ditetapkan, kemudian akan dibuatkan nota dinas untuk selanjutnya pasien akan dikirim ke Rumah Sakit (RS) Saiful Anwar - Malang atau RS. Dr. Soetomo - Surabaya. Dan yang paling baru tentunya sukses bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat atau PPKM yang memiliki sub bidang Promosi Kesehatan (Promkes) dalam kerjasamanya dengan PKK dan Badan PPKB meraih Juara Nasional saat mewakili Provinsi Jawa Timur dalam Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tahun 2013 Tingkat Nasional. Bukan saja sebagai kado indah di Hari Jadi Kabupaten Blitar yang Ke-689. Namun lebih dari itu, prestasi tingkat nasional ini juga sekaligus mengantarkan Kabupaten Blitar sebagai satu-satunya kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur yang bisa meraih penghargaan tingkat nasional pada empat bidang lomba yang ada dalam Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan. Sedikit membuka lagi catatan yang telah lalu untuk prestasi Kabupaten Blitar dalam Lomba-lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan yaitu: Kabupaten Blitar Juara I Tingkat Nasional pada Lomba Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2008. Kemudian keluar sebagai Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Lingkungan Bersih dan Sehat Tahun 2010. Selanjutnya Meraih Juara Harapan II Tingkat Nasional sebagai Pelaksana Terbaik Posyandu yang
diwakili oleh Posyandu Desa Plosorejo pada Tahun 2011 dan Juara Nasional yang diwakili oleh Kelurahan, Jegu Kecamatan Sutojayan dalam Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tahun 2013. Kepala Dinas Kesehatan ini juga memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kepemimpinan Bupati H. Herry Noegroho dan Wakil Bupati H. Rijanto sebagai Kepala Daerah. Menurutnya, “Pasangan Bupati dan Wabup Blitar ini sangat kekeluargaan, sangat sabar dan sangat menekankan kebersamaan dan kekompakan.” Dan karena alasan itu pula, “Sehingga Kabupaten Blitar bisa menjadi juara pada berbagai event yang telah diikuti selama ini,” pungkas dr. Kuspardani. Dibawah kepemimpinan H. Herry Noegroho dan H. Rijanto, lanjut Kepala Dinas Kesehatan, “Semua SKPD saling dukung satu sama lain.” Ia lantas memberikan contoh pada saat pelaksanaan Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tahun 2013 di Kelurahan Jegu, Kecamatan Sutojayan. Dimana ketika dinas yang dipimpinnya membuat Taman Gizi Balita, maka untuk pemenuhan segala keperluannya ia tinggal mengkontak pada Dinas Pertanian dan Hutbun. Demikian juga ketika dr. Kuspardani akan membuat Kolam Balita, secara otomatis sebagaian besar yang ia perlukan dipenuhi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan. Pada acara peringatan Hari Jadi Kabupaten Blitar Ke-689 ini, dr. Kuspardani – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar berharap agar kebersamaan dan kekompakan yang selama ini sudah terbina dibawah kepemimpinan Bupati H. Herry Noegroho dan Wakil Bupati H. Rijanto bisa terus ditingkatkan. Sehingga segera terwujud Kabupaten Blitar yang jaya jaya jaya … luar biasa! (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
15
Hambangun Praja Kankemenag Kab. Blitar
Dukung Visi Bupati Blitar
Bupati sesaat setelah melepas CJH Kab. Blitar
Wakil Bupati ketika mengikuti forum
Selamat Hari Jadi Kabupaten Blitar Ke-689 disampaikan oleh Drs. H. Mubasyir, MA -Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar. Hal itu seperti yang diucapkannya ketika ditemui di ruang kerjanya yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 103 Kota Blitar.
S
elanjutnya Kepala Kantor Kemenag Kab. Blitar ini tidak segan menuturkan semua ‘kemesraan’ yang telah terbina selama ini antara kantor yang dipimpinnya dengan Pemerintah Kabupaten Blitar sebagai mitra kerja di daerah. “Sepertinya sudah mencakup semua lini (bagian/seksi),” begitu H. Akhmad Mubasyir mengawali perbincangan yang merujuk pada kerjasama antara instansi yang dipimpinnya dengan Pemerintah Kabupaten Blitar. Namun lanjut H. Akhmad Mubasyir, diantara semua bentuk kemitraan antara Kankemenag dengan Pemkab Blitar itu yang paling pokok ia sangat mendukung visi dari Bupati Blitar. Dimana dalam banyak kesempatan Bupati H. Herry Noegroho kerap kali menyampaikan visinya untuk mewujudkan Kabupaten Blitar yang religius, berkeadilan dan sejahtera. Oleh karenanya, seluruh warga Kankemenag Kab. Blitar melalui orang nomor satu di instansi ini siap mensukseskan semua program baik yang
16
digagas oleh Pemkab Blitar maupun program-program bersama yang dibentuk oleh kedua instansi. Sehingga sampai pada pertengahan Tahun 2013 ini, kata Akhmad Mubasyir, “Sudah cukup banyak program yang telah berhasil kita (Kankemenag dan Pemkab Blitar) kerjakan.” Sebut saja diantaranya yaitu Kankemenag Kab. Blitar ikut serta dalam rangka mensukseskan program bisa mengaji bagi siswa/siswi Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maupun siswa/siswi Sekolah Menengah Atas. Kemenag juga mendukung program dari Dinas Pendidikan Kab. Blitar yang mana dalam hal ini Dinas Pendidikan menghendaki penerimaan siswa baru harus melampirkan sertifikat bisa mengaji yang dikeluarkan oleh Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) atau Madrasah Diniyah (Madin). Kemudian prestasi dari MTsN Jabung Kecamatan Talun yang baru saja memperoleh Penghargaan Adiwiyata Mandiri Tahun 2013. Sukses ini tentu tak bisa lepas dari kerjasama antara Kemenag dan Pemkab Blitar. Baik MTsN Jabung
Majalah PEN ATARAN PENA
sebagai pelaksana program maupun support (dukungan) dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kab. Blitar menjadi salah sebuah paket sehingga diperoleh penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Negara. Juga yang tidak boleh dilewatkan yakni prestasi dari kontingen Kabupaten Blitar pada ajang Porseni MI (Madrasah Ibtidaiyah) Ke-IV se-Jawa Timur Tahun 2013 di Kabupaten Blitar yang berlangsung 11 – 13 Juni di Kompleks Batalyon 511. Dimana pada event dua tahunan ini kontingen Kabupaten Blitar berhasil keluar sebagai Juara Umum dengan mengalahkan perolehan medali tiga puluh delapan Kab./Kota se-Jawa Timur. Dan seperti pada tahun-tahun sebelumnya pada saat menjelang dan selama pelaksanaan ibadah puasa ramadhan, kemesraan antara Kankemenag dan Pemkab Blitar juga semakin terasa. Dimulai dengan pelaksanaan rukyatul hilal bersama di Pantai Serang - Kecamatan Panggungrejo. Kemudian setelah kegiatan rukyatul hilal
itu selama hampir sebulan penuh lamanya akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan safari ramadhan ke berbagai penjuru wilayah di Kabupaten Blitar. Selain itu, atas kerjasama antara Kankemenag dan Pemkab Blitar pula yang telah mendorong dan menyebabkan ditutupnya beberapa tempat lokalisasi yang ada di Kabupaten Blitar. Kemudian pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), kata H. Akhmad Mubasyir, “Juga selalu memperoleh dukungan penuh dari Pemkab Blitar.” Dan yang tidak boleh dilupakan, sejak tahun lalu Pemkab Blitar telah mengakomodasi sebagian dari biaya operasional haji, salah satunya terkait biaya transportasi kedalam APBD. Alhasil, bagi para Calon Jama’ah Haji (CJH) yang akan berangkat dari Kabupaten Blitar ke embarkasi Surabaya mulai Tahun 2012 dan seterusnya tidak dipungut biaya alias gratis. Bahkan bukan itu saja, para Calon Jama’ah Haji (CJH) yang selain sudah memperoleh baju seragam batik nasional juga akan mendapatkan seragam batik daerah yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Drs. H. Mubasyir, MA juga menyampaikan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Blitar dengan Kantor Kementerian Kabupaten Blitar sebagai fasilitator, pada bulan April Tahun 2013 telah membentuk organisasi pemuda lintas agama dengan nama Gema Utama atau Generasi Muda Umat Beragama. Organisasi lintas agama ini kedepannya terutama akan bergerak dibidang sosial. Misalnya saja ketika terjadi bencana alam di Kabupaten Blitar, Gema Utama akan menjadi salah satu bagaian yang akan diberdayakan untuk membantu. Kemudian juga bekerja sama untuk pengamanan pada kegiatankegiatan keagamaan, misalnya pada saat perayaan Hari Natal, Ibadah Puasa Ramadhan, dll. “Diharapkan dengan seringnya berkumpul ini akan mengurangi konflik yang mungkin saja bisa terjadi diantara
pemuda lintas agama itu,” begitu Kepala Kankemenag Kabupaten Blitar menyampaikan salah satu tujuan dari pembentukan Gema Utama atau Generasi Muda Umat Beragama ini. Peringatan Hari Jadi Kabupaten Blitar Ke-689 ini terasa istimewa dimana diperingati bersamaan dengan pelaksanaan ibadah puasa bulan Ramadhan. Untuk itu secara khusus H. Akhmad Mubasyir menyampaikan, “Harapan kami bulan Ramadhan ini menjadi moment yang tepat untuk mewujudkan Kabupaten Blitar yang religius. Dan peringatan hari jadi memberi motivasi yang lebih tinggi kepada seluruh aparatur dan masyarakat Kabupaten Blitar untuk membangun.”
Zakat (BAZ) Kabupaten Blitar bisa memperoleh support yang lebih maksimal sehingga keberadaan BAZ Kab. Blitar ini berfungsi dan berdaya guna sebagaimana mestinya atau lebih optimal. Kemudian pada bidang perwakafan, masih sangat banyak mushalla atau langgar maupun masjid-masjid yang pengurusan sertifikat tanahnya belum bisa tuntas. Untuk itu ia meminta agar Pemkab Blitar juga turut serta membantu dalam proses pengurusannya sehingga berbagai permasalahan-permasalahan yang ada bisa segera teratasi. Kemudian pada bagian akhir perbincangan, Drs. H. Mubasyir, MA Mubasyir dengan sangat menyampaikan
Kepala Kemenag Kabupaten Blitar ketika mengikuti kegiatan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar ini juga menyampaikan beberapa harapannya untuk Pemkab Blitar. Ia menginginkan agar pada semua tempat-tempat hiburan dilakukan penutupan total selama bulan suci Ramadhan. Apa yang disampaikannya mengacu pada adanya upaya dari pihak-pihak tertentu untuk membuka kembali tempat-tempat hiburan itu setelah selesai kegiatan ibadah. Kemudian ia juga meminta pengelolaan zakat melalui Badan Amil
keinginannya agar Pemkab Blitar memiliki Peraturan Daerah atau Perda yang lebih ‘menggigit’ terkait upaya-upaya pemberantasan miras dan narkoba di Kabupaten Blitar. Memang Perda yang dia harapkan itu sudah ada. Namun sayangnya sanksi atas pelanggaran itu menurut H. Akhmad Mubasyir, “Masih terhitung ringan alias kurang menggigit. Sehingga tetap saja masih ada yang berani memakainya karena kurang mampu memberikan efek jera pada warga yang melanggar.” (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
17
Hambangun Praja
Kado Prestasi dari Para Penyuluh Penyuluh-penyuluh pertanian di Kabupaten Blitar, turut andil mengharumkan nama Kabupaten Blitar. Sumidi, seorang petani yang tumbuh menjadi penyuluh swadaya, menjadi penyuluh terbaik tingkat Propinsi Jawa Timur. Demikian pula lembaga penyuluh BP3K Kecamatan Srengat, dinobatkan sebagai lembaga terbaik.
B
upati Blitar, H Herry Noegoroho menyatakan rasa bangganya, karena sampai hari ini masih banyak pendekar-pendekar di bidang pertanian seperti Sumidi dan kawankawannya. “Orang-orang muda seperti Sumidi, perlu kita dorong agar dunia pertanian di Kabupaten Blitar tetap dipertahankan eksistensinya,” ujar Bupati. Sumidi yang saat ini dipercaya sebagai Ketua Gapoktan di Desa Gogodeso, sudah mendapat penghargaan dari Gubernur Jatim sebagai Penyuluh Swadaya Teladan. Sejak saat itu, ia diajukan sebagai Duta Jawa Timur untuk maju ke pemilihan tingkat nasional. Saat ini Sumidi memimpin sekitar 70 petani yang tergabung dalam 38 kelompok tani di dusun-dusun sekitarnya. Sehari-hari, ia mengoperasikan Pos
18
Sumidi berpose di tengah tanaman.
Penyuluh Desa “Tani Merdeka”, yang dibangun di belakang rumahnya yang berada di tengah sawah.
Majalah PEN ATARAN PENA
Secara resmi, predikat Juara Nasional itu memang belum diumumkan secara formal. Sebab
Pos Penyuluh Pertanian di Desa Gogodeso, satu-satunya di Blitar
Air melimpah, salah satu faktor keuntungan bagi pertanian di Blitar
hingga berita ini ditulis, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Blitar yang dipimpin oleh Ir. Agung Pudjianto, belum menerima kepastian resmi itu. “Tapi saya sudah dihubungi Jakarta, untuk ngirim fotocopy KTP, membuat rekening, dan ukuran baju,” kata Sumidi kepada Majalah Penataran di pos penyuluhannya. Bahkan pada hari Kamis ( 13 Juni 2013), Tim Pusluhtan Pusat sudah datang di Blitar, dalam rangka verifikasi keberadaan Sumidi sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya, serta lembaga BP3K Kecamatan Srengat yang dinilai berprestasi. Data yang dihimpun Majalah Penataran dari berbagai sumber, Tim Jakarta tersebut mencocokan antara data profil Sumidi dan BP3K yang telah diterima di Jakarta, dengan fakta dan kegiatan di lapangan. Sumidi yang ditemui Penataran di studionya, sedang asyik menggarap data dengan seorang penyuluh swasta dari sebuah pabrikan pembenihan. “Kami sedang terus memutar otak, membantu teman-teman petani di sini agar tidak terus-terusan jadi korban. Ada dua pihak kami hadapi, yaitu para penyedia pupuk kimia yang
suka memain-mainkan harga, dan para tengkulak yang membeli harga panen di bawah standar,” kata Sumidi. Salah satu metodenya adalah mengakali pupuk yang mahal dan disembunyikan itu dengan pertanian terpadu. “Bahasa keren-nya, integrated farming,” katanya. Yang ia maksud pertanian terintegrasi itu, adalah memadukan potensi kandang dan kolam. Ada limbah pertanian seperti
jerami dan sebagainya, yang diberikan sebagai pakan ternak. Selanjutnya, dari kotoran ternak itu, dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tumbuhan lagi. Wakil Bupati Drs. Rijanto MM, mengaku terkesan dengan aktivitas Sumidi dan kawan-kawan. “Reputasi Kabupaten Blitar yang dikenal surplus produksi padi, terus membutuhkan orang-orang seperti Pak Sumidi ini,” ujarnya kepada Majalah Penataran. Saat ini Kabupaten Blitar merupakan satu diantara Kabupaten di Jawa Timur yang mendapat amanat untuk meningkatkan produksi beras dalam rangka swasembada besar sekitar 10 juta ton pada tahun 2014 mendatang. Rijanto menambahkan, alasan kepercayaan untuk Kabupaten Blitar mampu menggenjot produksi beras, adalah berdasarkan fakta, Kabupaten Blitar telah tiga kali berturut-turut mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono. “Kita ini telah mampu meningkatkan produksi beras sekitar 25,67 persen, diatas ratarata angka produksi nasional,” ujar Wabup bangga. (pur)
Panen beras di Blitar, mendapat penghargaan Presiden
Majalah PEN ATARAN PENA
19
Hambangun Praja
Pesona Gus Jeng 2013
Gus dan Jeng 2013, Ilham Thoriq Al Abshori dan Trisna Widyaningtyas
Gus dan Jeng Kabupaten Blitar tahun 2013 tidak sekedar berparas cantik dan tampan belaka. Tetapi mereka memiliki kapastitas intelektual yang memadai, dan kemampuan khusus di bidang seni budaya.
F
akta ini secara gamblang dapat dilihat pada Malam Grand Final Gus Jeng, 28 Juni 2013 lalu. Peraih predikat Gus tahun 2013 yaitu Ilham Thoriq dari MAN Tlogo, secara lugas mampu berbicara di depan publik, atas tema yang dilontarkan oleh dewan juri. Demikian pula peraih predikat Jeng 2013, Trisna Widyaningtyas yang sedang duduk di bangku kuliah Unibraw Malang. Secara meyakinkan, ia mampu memukau juri yang terdiri atas Wima Bramantya (Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Blitar), Reza (praktisi PHRI) dan Purwanto (wartawan budaya), serta penonton yang memadati di Gedung Serbaguna Kabupaten Blitar. Keduanya merupakan bagian dari 20 finalis yang lolos dari babakbabak seleksi sebelumnya. Mereka
20
telah meraih point tinggi mulai dari tahap seleksi tes ilmu pengetahuan umum, tes kepribadian, hingga wawancara berbahasa Inggris. Yang
Majalah PEN ATARAN PENA
Kepala Dinas Porbudpar, Suwandito
tidak kalah penting, para finalis ini juga diketahui memiliki salah satu kemampuan khusus di bidang seni budaya, karena memang tes kemampuan khusus ini merupakan menu wajib yang tidak bisa ditinggalkan seluruh peserta. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Porbudpar) Kabupaten Blitar, Suwandito mengatakan, banyak peserta yang memiliki modal kecantikan dan ketampanan yang lebih hebat dari para pemenang itu. “Tapi mereka tidak lolos dari tahap-tahap seleksi awal. Misalnya, berwajah tampan tetapi attitude-nya mendapat skor rendah. Ada yang cantik banget tetapi tidak memiliki kemampuan di bidang kesenian, sehingga skornya tidak mencukupi untuk ditugaskan sebagai duta wisata,” kata Suwandito.
Dalam event kontes duta wisata kali ini, tidak kurang 163 putra-putri dari berbagai penjuru Blitar, berbondong-bondong antre mendaftar kepada panitia yang berkantor di Dinas Porbudpar Kabupaten Blitar. Suwandito, memberikan apresiasi tinggi terhadap besarnya animo peserta tersebut. “Itu pertanda bahwa masyarakat memberikan kesan positif, kepada event yang dari tahun ke tahun ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Blitar ini,”imbuhnya. Artinya masyarakat percaya, para peserta selama ini mendapat pengalaman bermanfaat bagi perkembangan karir dan cita-cita anak-anak mereka. Lebih lanjut Suwandito menambahkan, bentuk pembinaan itu dapat dilihat pada proses pembekalan terhadap peserta yang sudah lolos hingga babak karantina. “Mereka kita gembleng dengan mendatangi objekobjek wisata di Kabupaten Blitar, pusat-pusat kerajinan rakyat, dan pelatihan wajib standar duta wisata,” lanjutnya. Sehingga putra-putri yang sudah menyelesaikan event ini, telah membawa wawasan dan visi tentang dunia pariwisata. Isu lingkungan yang sedang menjadi trend topik global, juga tidak luput dari perhatian panitia. Menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, seluruh peserta dibekali wawasan pariwisata berbasis lingkungan. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho menyampaikan penghargaan kepada Paguyuban Gus dan Jeng yang mampu menggarap kegiatan ini sehingga memuaskan para pihak yang terlibat di dalamnya. “Khusus kepada seluruh ananda yang mendapat predikat Gus dan Jeng, Favorit, maupun Persahabatan, selamat menjalankan tugas-tugas sebagai Duta Pariwisata Kabupaten Blitar. Manfaatkan kesempatan ini untuk berlatih mengabdi kepada masyarakat, siapa tahu akan berlanjut kepada pengabdian kepada bangsa dan negara kelak di kemudian hari,” tutur Bupati. (pur)
(searah jarum jam) Gaya panggung Gus Jeng Kab. Blitar, mengagumkan. Malam Keakraban, seluruh finalis berkenalan dengan Bupati dan seluruh pejabat teknis. Salah satu kontestan, uji stage. Finalis Gus Jeng wajib city tour, belajar seni budaya.
Daftar Pemenang Grand Final 2013 Predikat
Nama
Sekolah
Gus Jeng Gus Wakil 1 Jeng Wakil 1 Gus Wakil 2 Jeng Wakil 2 Gus Persahabatan Jeng Persahabatan Gus Favorit Jeng Favorit
Ilham Thoriq Al Abshori Trisna Widyaningtyas Rizal Rezki Ramadhan Putri Cendana Al Mauzah Anugerah Fajar Ramadhan Anggina Ike Wulandari Yusuf Agung Bintoro Dea Putri Yohanes Seto Cahyono Devita Dyah Setyawati
MAN Tlogo Unibraw Malang SMAN 1 Garum MAN 3 Malang SMAN 1 Talun SMAN 1 Sutojayan SMAN 1 Sutojayan Unibraw Malang SMAN 1 Talun Poltekes Malang
Majalah PEN ATARAN PENA
21
Hambangun Praja
Gedung Baru DPRD Kabupaten Blitar Diresmikan Rencana pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Blitar ke Kanigoro bukan sekedar isapan jempol semata. Pertengahan Juni lalu, Pemerintah Kabupaten Blitar berhasil meresmikan gedung DPRD Kabupaten Blitar yang baru. Gedung ini merupakan gedung pertama diresmikan di wilayah Kanigoro yang segera dijadikan pusat Pemerintahan Kabupaten Blitar. Kantor baru DPRD Kabupaten Blitar ini berada di Jalan Kotabaru, Kecamatan Kanigoro.
G
edung baru sebagai tempat anggota legislatif Kabupaten Blitar berkantor ini diresmikan langsung Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Dalam sambutannya, orang nomor satu di Jawa Timur tersebut mengungkapkan, gedung baru yang berada ditengah area persawahan ini cukup mengagumkan. “Bangunan yang berdiri diatas lahan sekitar 2 Ha ini, sangat memiliki ciri khas Jawa yakni sinom dan limasan,” katanya. Ditambahkan Soekarwo, keberadaan gedung baru ini akan dapat meningkatkan kinerja Pemerintah Kabupaten Blitar serta Anggota DPRD Kabupaten Blitar. “Gedung tersebut tidak saja terasa
22
Majalah PEN ATARAN PENA
Kantor DPRD Kabupaten Blitar, tampak lebih megah
foto-foto: Bagian Humas Kabupaten Blitar
nyaman, tetapi juga bisa membuat tenang penghuninya. Yang paling penting, dapat melayani masyarakat dengan baik,” jelasnya. Orang nomor satu di Jawa Timur ini juga berharap, dengan dibangunnya gedung DRPD Kabupaten Blitar yang baru ini, dapat menjalin kerjasama yang lebih harmonis antara legislatif dan eksekutif. Hal ini tentu saja akan berdampak positif terhadap kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di Kabupaten Blitar. Fungsi cek dan balance bisa teraplikasikan untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat di Bumi Penataran ini. Dalam kesempatan itu, Soekarwo juga meminta, eksekutif dan anggota legislatif dapat bekerjasama dengan baik untuk meminimalisir konflik terkait anggaran. “Mulai dari konsep sampai dengan finalisasi benar-benar dapat dikerjakan tuntas. Karena hal ini akan berdampak langsung kepada masyarakat,” ungkap Soekarwo. Gubernur Soekarwo juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Blitar untuk dapat menata kawasan Kanigoro yang notabene adalah ibukota Kabupaten Blitar. “Saya berharap Kanigoro ini dapat ditata agar tampak cantik dan banyak taman,” imbuhnya. Sementara itu, Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE.MH. dalam sambutannya mengatakan, dibangunnya gedung tersebut sesuai dengan PP No. 3 Tahun 2010 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten. “Saya berharap setelah peresmian ini, gedung ini dapat segera ditempati,” katanya. Orang nomor satu di Pemkab
Gubernur Jatim Soekarwo dan Bupati Blitar Herry Noegroho tandatangani prasasti
Blitar ini juga berharap, dengan dibangunnya gedung DPRD Kabupaten Blitar yang baru ini, dapat terjalin kerjasama eksekutif dengan legislatif lebih erat. Catatan redaksi, peresmian Gedung DPRD Kabupaten Blitar ini ditandai penandatanganan prasasti Gubernur Jawa Timur yang disaksikan Bupati Blitar Herry Noegroho, Wabub Rijanto, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Guntur Wahono, anggota Forpinda Kabupaten Blitar, Kepala
SKPD dan Camat. Gedung wakil rakyat ini dibangun pada masa bhakti kepemimpinan Bupati Blitar, Herry Noegroho 2011-2016 ini berada di atas lahan eks bengkok. Gedung ini berdiri dilahan seluas sekitar 2 hektar. Dana pembangunan untuk gedung baru ini sekitar Rp 40 milyar yang terbagi dalam dua tahap pembangunan. Tahap pertama tahun 2010, menghabiskan anggaran sekitar Rp16 milyar. Pembangunan tahap 2 di tahun 2011 menelan anggaran Rp 24 milyar. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
23
Hambangun Praja
Tahun Ini Dua Pasar Hewan Baru, Diresmikan
Pemerintah memberikan perhatian serius terhadap para peternak Kabupaten Blitar. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya Pasar Hewan Terpadu di dua tempat berbeda di wilayah Kabupaten Blitar. Yakni, Pasar Hewan Terpadu di Desa Dandong, Kecamatan Srengat dan Pasar Hewan Terpadu di Kelurahan Tangkil, Kecamatan Wlingi.
P
asar Hewan Terpadu Wlingi, diresmikan langsung Gubernur Jawa Timur, Soekarwo pada pertengahan Juni lalu. Pasar Hewan Terpadu Wlingi ini dibangun di atas lahan
seluas 3,2 hektar. Untuk membangun pasar hewan kebanggaan masyarakat Wlingi dan sekitarnya ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengeluarkan biaya sebesar Rp 5,4 milyar. Disela-sela peresmian Pasar
Timbangan ternak, salah satu fasilitas di Pasar Hewan terpadu Wlingi
24
Majalah PEN ATARAN PENA
Hewan Terpadu dan Penutupan Lomba Kontes Ternak se-Jawa Timur di Wlingi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, sangat bangga dengan dibangunnya dua Pasar Hewan Terpadu di Kabupaten Blitar. Pasar khusus hewan ini nantinya dapat dimanfaatkan para peternak untuk melakukan transaksi jual beli. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, drh. Mashudi, M.Si mengungkapkan, Pasar Hewan Wlingi saat ini sudah dioperasionalkan. Pasar Hewan ini buka setiap Hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. “Pasar Hewan Terpadu Wlingi sudah diresmikan Bapak Gubernur Soekarwo, sebelumnya juga digelar kontes dan pameran hewan berskala Jawa Timur mulai 10 hingga 12 Juni 2013,” katanya. Lebih lanjut Mashudi menambahkan, Pasar Hewan Terpadu di Wlingi dibangun sebagai pengganti
pasar hewan yang lama yang sebelumnya menjadi satu dengan Pasar Wlingi. Di pasar hewan yang lama, lokasinya lebih sempit jika dibandingkan dengan pasar hewan yang baru di Kelurahan Tangkil ini. Ditambah lagi area parkir yang nyaman dan luas. Diakui Mashudi, Pasar Hewan Terpadu yang baru ini dilengkapi dengan fasilitas yang lebih lengkap. Di antaranya, kesiapan dokter hewan, alat ukur timbangan, alat deteksi kebuntingan sapi betina. Ia juga menargetkan, Pasar Hewan Terpadu Wlingi bisa menunjang peningkatan usaha ternak yang ada di Kabupaten Blitar. Karena dengan memiliki pasar hewan sendiri maka semakin membuka akses pedagang dari luar Kabupaten Blitar. Dalam kesempatan tersebut juga digelar kontes ternak se-Jawa Timur. Kegiatan expo berlangsung selama tiga hari, mulai 10 hingga12 Juni 2013. Kontes ternak tersebut diikuti peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur di antaranya Kabupaten Pasuruan, Malang, Tuban, Sumenep, Bangkalan, Lumajang, Bondowoso, Probolinggo, Trenggalek, Pacitan, Gresik, Lamongan, dan Sidoarjo. Ternak yang dikonteskan adalah sapi potong meliputi pejantan, calon induk (pedet), sapi perah, dan kambing peranakan etawa.
Sapi-sapi yang mengikuti kontes ternak se-Jatim di Wlingi. (foto-foto: Bagian Humas Kab Blitar)
Kontes tersebut melombakan 22 kategori dari domba, sapi, dan kambing. Kegiatan expo ternak tersebut juga menampilkan ternak unggulan peternak Jawa Timur. Kontes dan lomba ini, juga meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yang mencatatkan Pemeriksaan Kebuntingan pada Sapi Potong Hasil Inseminasi Terbanyak yaitu sebanyak 264 ekor, dan 233 di antaranya telah bunting. Serta Pameran Pedet Hasil Inseminasi Buatan Terbanyak sebanyak 309 ekor. Melalui kontes ini, Jawa Timur semakin optimis jika bisa memenuhi swasembada daging. Ini cukup
beralasan apalagi melihat quota ternak yang lebih dari cukup. Jumlah ternak sapi potong sebesar 220 ribu ton/tahun, sapi perah 25 ribu ton/ tahun, dan angka kelahiran sapi 40 ribu ekor/tahun, serta populasi kambing 133 ribu ekor/tahun. Kegiatan expo ini menyita banyak perhatian pengunjung. Mereka ada yang membutuhkan informasi atau sekedar ingin melihat ternak-ternak unggulan tiap daerah di Jawa Timur. Di tempat ini pula, pengunjung dapat mengetahui informasi tentang manajemen pemeliharaan sapi potong dari peternak berpengalaman. (hend)
Area parkir lebih luas dibandingkan pasar hewan yang lama. (hendranova)
Majalah PEN ATARAN PENA
25
Hambangun Praja
Panglima TNI Agus Suhartono, menginstruksikan Pangdam V Brawijaya dan Pengurus FPM PETA.
Mencari Ruh Kebangsaan di Blitar Kegiatan bernuansa militer, tiba-tiba berlangsung secara terus di Blitar. Tanggal 17 Juni 2013, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono berkunjung ke Blitar. Dan puncak peringatan Hari Ulang Tahun PEPABRI ke 54 secara nasional, juga akan dilaksanakan di Blitar.
C
Patung Tentara PETA di depan eks Batalion PETA
28
Majalah PEN ATARAN PENA
atatan Majalah Penataran, Laksamana Agus Suhartono berkesempatan beramah-tamah dengan Bupati Blitar beserta seluruh elemen masyarakat di Pendopo Kabupaten Blitar, di sela-sela acara resmi lainya. Panglima TNI yang memang asli warga Blitar, menyempatkan bertemu teman-teman kecilnya, dalam acara yang diselenggarakan semi protokoler itu. “Kegiatan kami yang menyenangkan, ya memberi bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan,” ujar Laks. Agus Suhartono. Dan pernyataan pria yang beralamat di Jalan Mayang Blitar itu pun diwujudkan dengan pemberian kacamata gratis kepada ratusan lansia di Blitar. Selain itu juga bingkisan
kepada para veteran di Blitar, purnawirawan TNI, dan sebagainya. Belum lagi rampung sensasi pemberian aneka bantuan dari Panglima TNI di Blitar itu, tiba-tiba muncul berita menarik lainya. Pengurus Pusat PEPABRI telah mencanangkan, akan menyelenggarakan peringatan hari ulang tahun ke 54, yang secara nasional dipusatkan di Blitar. Ketua PEPABRI Blitar, Letkol (Purn) H, Parkan, membenarkan adanya rencana perayaan besarbesaran di Blitar, yang dijadwalkan tanggal 10 hingga 12 September 2013. “Kami sudah mendapat lampu hijau dari ketua kami, yaitu Bapak Jenderal (Purn) Agum Gumelar, guna melakukan persiapan-persiapan secukupnya,” ujar H. Parkan yang pernah menduduki kursi Fraksi TNI/Polri di DPRD Kabupaten Blitar itu. Tema yang diangkat dalam peringatan kali ini, adalah motto: “Kobarkan Terus Nilai-nilai Juang 45”. Dengan tema besar, PEPABRI berpesan agar rakyat Indonesia menoleh lagi kepada cita- cita bersama ketika merebut kemer-dekaan, yaitu membawa kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. “Salah satu alasan dipilihnya Blitar untuk kegiatan ini, karena kita menyadari bahwa cikal-bakal TNI adalah dibentuknya Tentara PETA. Pada jaman perang kemerdekaan, satu-satunya batalion PETA yang berontak karena ingin merdeka, ya terjadi di Blitar yang dipimpin Supriyadi,” kata Parkan. Sejarah mencatat, Supriyadi merupakan putra kesayangan Bupati Blitar di tahun itu, yaitu R. Darmadi. Untuk meneguhkan sikap itu, panitia sudah menyiapkan acara sarasehan bertema “Pembangunan Museum Pemberontakan PETA”, dengan tujuan membuat fasilitas pendidikan bela-negara untuk pelajar dan generasi muda. Rencana ini sudah mendapat kesepahaman
H. Parkan, Ketua PEPABRI Blitar.
Kantor FPM PETA di Jl. Sultan Agung Blitar.
nasional, yaitu persetujuan dari Panglima TNI Agus Suhartono, yang telah menugaskan Pangdam V Brawijaya, R. Ediwan Prabowo, untuk mempimpin kepanitiaan pembangunan Museum PETA itu. Secara teknis, di Blitar bahkan sudah dibentuk Forum Pembangunan Museum (FPM) PETA yang sekretariatnya dipinjami gedung di sebelah barat Istana Gebang, Jalan Sultan Agung No 57 Blitar. Ketua PEPABRI berharap, pesan moral yang disampaikan oleh
para purnawirawan TNI itu nanti, menjadi modal kepada para penyelenggara negara, agar lebih mementingkan kesejahteraan rakyat daripada kesejateraan kelompok masing-masing, partai masing-masing, atau kolega masing-masing. “Mari kita semua tidak mengkhianati citacita perjuangan 45,” kata Parkan. Benarkah bangsa ini benar-benar membutuhkan ruh kebangsaan di tengah keterpurukan multi dimensi di negeri ini? (pur)
Majalah PEN ATARAN PENA
29
Hambangun Praja
Sembako Naik, Pasar Murah pun Digelar
Harga bahan kebutuhan pokok di pasaran melambung tinggi. Kenaikan kebutuhan pokok ini dipicu kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir Juni lalu. Kenaikan harga tersebut kembali terjadi menjelang Bulan Suci Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri. Kondisi ini langsung direspon Pemerintah Kabupaten Blitar dengan menggelar Pasar Murah.
D
iselenggarakannya pasar murah ini bertujuan untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok. Selain itu untuk membantu meringankan beban warga dalam menghadapi lonjakan harga kebutuhan pokok sehari-hari tersebut. Pasar murah ini merupakan agenda rutin yang digelar Pemerintah Kabupaten Blitar setiap tahun. Langkah baik pemerintah ini dinilai sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan sembako murah, di tengah-tengah melambungnya harga kebutuhan pokok.
30
Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. saat membuka kegiatan Pasar Murah di Desa Lorejo, Kecamatan Bakung mengungkapkan, digelarnya pasar murah ini merupakan wujud perhatian dan kepedulian Pemerintah Kabupaten Blitar terkait dengan kenaikan harga kebutuhan pokok pasca kenaikkan harga BBM dan kenaikan harga menjelang bulan suci ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri. “Dengan digelarnya pasar murah, diharapkan dapat menekan kenaikan harga sembako yang disebabkan kenaikan harga BBM dan kenaikan jelang Ramadhan. Ini
Majalah PEN ATARAN PENA
sebagai bentuk kepedulian pemerintah menyikapi kondisi yang ada,” katanya. Menurut Herry Noegroho, kegiatan pasar murah ini merupakan cara lain selain BLSM untuk meringankan beban masyarakat terkait kenaikan BBM. Akibat kenaikan harga bahan bakar minyak ini, beberapa komoditi pangan di negeri ini mengalami kenaikan harga. Orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini berharap dengan pasar murah ini masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangan terutama saat ramadhan sampai idul fitri.
Khusna Lindarti, Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Blitar saat pembukaan Pasar Murah di Desa Lorejo, Kecamatan Bakung, Jumat (12/7) lalu menjelaskan, harga sembako dijual di bawah harga pasar. “Sembako ini dijual lebih murah dari harga pasar, tujuannya agar masyarakat bisa membelinya dengan harga terjangkau,” ungkapnya. Tak semua warga bisa membeli sembako murah. Hanya warga yang memiliki kupon khusus, yang dapat membeli paket sembako yang terdisi dari beras, gula, dan minyak goreng tersebut. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Blitar membagikan sekitar 13.200 kupon kepada masyarakat di Bumi Penataran ini. Kupon-kupon tersebut dibagikan beberapa warga perwakilan dari 22 kecamatan di Kabupaten Blitar dan lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar. Distribusi kupon ini dibagikan secara proporsional kepada warga utamanya kepada keluarga yang kurang mampu. Bahan kebutuhan pokok yang dijual di pasar murah yang digelar 12 Juli hingga 2 Agustus 2013 tersebut mendapatkan harga subsidi dari Pemerintah Kabupaten Blitar. Beras 5 kg yang semula Rp 43.600 mendapat subsidi sekitar Rp.20.000 menjadi Rp.23.600, gula pasir 2 kg Rp.24.500 mendapat subsidi Rp.8000 menjadi Rp.16.500 dan minyak goreng yang semula Rp.24.800 mendapat subsidi Rp.8000 menjadi Rp.16.800. Selain itu, beberapa SKPD juga menyediakan produk unggulan pendamping yang dijual kepada warga. Di antaranya, Dinas Peternakan menyediakan telur ayam, Dinas Koperasi dan UMKM menyediakan makanan olahan, dan Badan Ketahanan Pangan menyediakan beras berkualitas. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Herry Noegroho memberikan sembako secara simbolis kepada warga yang kurang mampu. Bupati Herry Noegroho juga mengunjungi lokasi pasar murah didampingi beberapa
Bupati Herry Noegroho memberikan sembako secara simbolis kepada warga yang kurang mampu
Kepala SKPD dan Anggota Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar. Bupati juga menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan warga dan penjual di lokasi pasar murah tersebut. Catatan redaksi, berbeda dengan tahun ini pada tahun 2012 lalu saat pasar murah digelar, Pemerintah Kabupaten Blitar menyalurkan paket subsidi sembako di 22 kecamatan yang ada sebanyak 450 paket per kecamatan. Terdiri dari 5 Kg beras seharga Rp. 22.500,- dan gula 2 Kg seharga Rp. 17.200,-. Sekitar 9.900 paket yang setara 49,6 ton beras dan 19,8 ton gula dibagikan
dalam pasar murah tahun lalu. Sedangkan pada pasar murah di Sekretariat Pemerintah Kabupaten Blitar disediakan 3.300 paket bagi PNS. Pasar murah tersebut terselenggara berkat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Blitar dari SKPD terkait, TP PKK, GOW, Dharma Wanita Persatuan. Dukungan lain berasal dari berbagai perusahaan industri kecil yang menjadi binaan Pemerintah Kabupaten Blitar. Ditambah lagi dukungan dari para peternak ayam petelur, dan berbagai forum yang mendukung acara tersebut. (hend)
Bupati Blitar, H. Herry Noegroho saat meninjau stand sembako
Majalah PEN ATARAN PENA
31
Hambangun Praja
Inspektorat : “Biasakan Melakukan Yang Benar”
Layanan KPTSP di Wlingi, bentuk birokrasi jemput bola
Wajah birokrasi di Indonesia, sedang menjadi bintang media setelah satu dasawarsa era reformasi berlangsung. Mencuatnya skandal mega korupsi di sejumlah lembaga, mau tidak mau, menyeret birokrasi menjadi kambing hitam di dalamnya. Lantas bagaimana aparat Pemkab Blitar memasuki usia yang sudah tua ini?
M
asih segar dalam ingatan kita, isu KKN bukan barang asing bagi aparat Pemkab Blitar. Sepuluh tahun lalu, Kabupaten Blitar seolah-olah menjadi kloter pertama penanganan korupsi, semenjak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk untuk kampanye anti korupsi secara nasional. Mandegnya serangkaian program kerja hingga beberapa tahun, berhasil diurai oleh aparat penegak hukum dengan ditemukannya moral hazard dalam pengelolaan dana APBD. Inspektur Kabupaten Blitar, Achmad Lazim, secara umum mengakui bahwa birokrat di Blitar masih traumatik oleh peristiwa itu. “Itu realita yang bisa dipahami, bahwa hukum benar-benar hadir pada
32
Achmad Lazim, Inspektur Kabupaten Blitar.
situasi yang tepat. Jika tidak ada penanganan hukum, bisa saja yang
Majalah PEN ATARAN PENA
terjadi adalah kecurigaan dan saling tuding antar pegawai,” katanya kepada Majalah Penataran. Penegakan hukum seperti yang telah terjadi di kala itu, lanjutnya, bisa dimaklumi, karena kelengahan sistem pada awal-awal pelaksanaan otonomi keuangan. Gegar budaya itu berakibat mis-persepsi, sehingga lumpuhnya fungsi tugas birokrasi. Fasilitas-fasilitas umum hancur, seperti jalan dan jembatan yang justru mencelakakan masyarakat. Petani dan nelayan berjibaku dengan nasibnya sendiri, karena Pemkab Blitar abai dalam pembinaan, pemberian bibit, dan sebagainya. Sejak kasus itu rampung ditangani lembaga hukum, situasi pemerintahan kembali normal. Seluruh pegawai bisa kembali
Bupati Herry Noegroho, makin sering mendapat penghargaan Negara.
menjalankan roda birokrasi secara wajar. Kegiatan-kegiatan di masyarakat pun, kembali bergerak massif. Perlahan tapi pasti, penghargaan demi penghargaan akhirnya dipanen lagi, baik berskala regional maupun secara nasional. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, sering diundang untuk menerima penghargaan atas nama pencapaian prestasi oleh masyarakat Kabupaten Blitar. Achmad Lazim mengatakan, dalam situasi yang kondusif seperti saat ini, tugas yang diembannya sebagai
Inspektur Wilayah, tinggal menjaga kesinambungannya saja. “Kami berusaha tidak lengah, dan secara cepat memberikan penanganan apabila mendapatkan informasi tentang potensi pelanggaran,” ujarnya. Saat ini, lembaganya sering mendapat berbagai pengaduan, di antaranya pengaduan resmi dari masyarakat, informasi dari media, ataupun pelimpahan masalah misalnya dari Kotak Pos 2000, dan sebagainya. Dari berbagai pengaduan itu, ia
menyimpulkan ada 3 sumber penyebab kesalahan, antara lain disebabkan kesenjangan kapasitas personil, ketentuan yang multi tafsir, dan masalah kepribadian seorang pegawai. Ia mencontohkan, seorang pegawai yang kapasitasnya tidak pernah belajar akuntansi akan tersandung-sandung karena dipaksakan menjadi bendahara kegiatan. Kesalahan akibat ketentuan, bisa juga disebabkan, tafsir yang kurang pas. “Untuk itu, sejak saya masuk ke lembaga ini, posisi Inspektorat lebih condong saya arahkan sebagai biro konsultan. Alhamdulillah, kita banyak membantu pegawai yang mengalami kendala kapasitas maupun problem pemahaman atas peraturan baru itu,” lanjut Lazim. Saat ini, aparat penyidik di lembaganya mencapai 38 orang untuk menangani 94 objek pemeriksaaan di seluruh instansi di Pemkab Blitar. Para pemeriksa di Inspektorat selalu disegarkan pengetahuannya, dengan workshop internal, peningkatan SDM tentang teknik audit, etika dalam pengawasan, dan sebagainya. Lantaran birokrasi di Kab Blitar sudah berada di jalur track yang baik, moto yang ia kembangkan tidak mulukmuluk. “Biasakan melakukan yang benar, bukan membenarkan hal yang biasa,” ujarnya kepada Majalah Penataran. (pur)
Fasilitas umum yang membaik, perlu pengawasan berkesinambungan.
Majalah PEN ATARAN PENA
33
Hambangun Praja
BLSM Lancar Dibagikan di Blitar Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dari Pemerintah RI sudah dibagikan di Kabupaten Blitar. Secara umum bantuan tersebut lancar dibagikan di sejumlah kantor pos yang tersebar di 22 Kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Ribuan masyarakat pun rela mengantri demi mendapatkan bantuan uang tunai dari pemerintah tersebut.
N
aiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ini tentu banyak menuai protes dari berbagai kalangan termasuk warga miskin di Kabupaten Blitar. Kendati demikian, pemerintah tidak tutup mata. Program jangka pendek digulirkan untuk meringankan beban warga miskin dalam menyikapi kenaikan BBM. Salah satu upayanya adalah dengan mengadakan program BLSM. Tujuannya, untuk membantu mempertahankan daya beli Rumah Tangga Miskin dan Rentan. Sehingga warga tersebut bisa memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga, pembelian obat-obatan kesehatan, biaya pendidikan dan keperluan lainnya.
34
Majalah PEN ATARAN PENA
Bupati Blitar, Herry Noegroho saat menghadiri pembagian BLSM di Sutojayan
Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH dalam sambutannya saat digelarnya acara penyerahan BLSM, awal Juli lalu di Pendopo Kecamatan Sutojayan mengatakan, program BLSM diharapkan akan dapat membantu keluarga miskin dalam menyikapi kenaikan BBM. Herry Noegroho juga menginstruksikan kepada kepala SKPD terkait, Camat, Lurah, Kepala Desa se-Kabupaten Blitar untuk mensukseskan program BLSM. “Saya mengintruksikan kepada SKPD, Camat, Lurah, dan Kepala Desa agar mengawal program ini dengan sebaikbaiknya,” katanya. Penyaluran BLSM ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2013, Instruksi Mendagri tanggal 17 Juni 2013 tentang Pembagian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Penanganan Pengaduan Masyarakat. Orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini juga meminta PT. Pos Indonesia agar dapat melaksanakan pembayaran BLSM dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan dan kewenangan yang diberikan pada PT. Pos Indonesia. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Blitar, Izul Mahrom mengatakan, jumlah penerima BLSM di kabupaten yang memiliki 22 kecamatan ini sebanyak sekitar 72.026 keluarga. Sebelumnya mereka juga menerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Pasca kenaikan BBM tahun ini, setiap keluarga penerima program BLSM dari pemerintah pusat ini mendapatkan uang tunai sebesar Rp 150 ribu per bulan. Uang tunai ini diberikan 3 sampai 4 bulan sekali. Dijelaskan Izul Marom, dalam menghitung APBN 2013 Pemerintah dan DPR RI menyepakati harga minyak mentah Indonesia sebesar US$
Izul Mahrom
100 per barel sebagai patokan. Kenyataannya, selama triwulan I ratarata harga minyak mentah Indonesia saat ini sudah US$ 111,12 per barel. Sedangkan konsumsi premium dan solar di negeri ini juga meningkat dari 41,8 miliar liter pada 2011 menjadi 45,0 miliar liter pada 2012. Lebih lanjut Izul Marom menjelaskan, dari anggaran subsidi sebesar 193,8 triliun atau 11,5% dari pagu APBN itu, lebih dari 50% susbsidi BBM dinikmati oleh 20% orang kaya di Indonesia. Sementara
hanya sekitar 2% dari APBN yang dialokasikan untuk Program Bantuan Sosial berbasis Rumah Tangga Miskin seperti Raskin, Bantuan Siswa Miskin, PKH dan Jamkesmas. “Melihat kebijakan subsidi tersebut, maka Pemerintah RI perlu mengubah dari subsidi harga komoditas menjadi subsidi yang tepat sasaran. Anggaran subsidi BBM direalokasikan untuk Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S),” jelasnya. Dalam kesempatan itu, Bupati Blitar Herry Noegroho menyerahkan secara simbolis BLSM kepada keluarga penerima bantuan tersebut. Di Kecamatan Sutojayan keluarga penerima BLSM dari pemerintah pusat sekitar 2 ribu keluarga. Di hari yang sama, Wakil Bupati Blitar Drs. Rijanto, MM. juga menyerahkan secara simbolis bantuan BLSM di Kecamatan Doko. Sementara, jumlah penerima BLSM di Kecamatan Doko sekitar 1429 keluarga. Di 20 kecamatan lainnya, BLSM juga dibagikan kepada warga penerima bantuan uang tunai sebagai kompensasi kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pertengahan Mei lalu. (hend)
Warga rela antri demi mendapatkan uang tunai
program BLSM
Majalah PEN ATARAN PENA
35
Hambangun Praja
Siap Sukseskan Pilgub 2013
Pemerintah Kabupaten Blitar bertekad untuk mensukseskan Pemilu Gubernur Jawa Timur. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah menjelang pelaksanaan pesta demokrasi rakyat di Jawa Timur tersebut yang akan berlangsung 29 Agustus 2013 mendatang. Harapannya, masyarakat di Kabupaten Blitar menggunakan hak pilihnya pada Pilgub Jatim nanti sesuai dengan hati nurani masing-masing.
U
ntuk mengantisipasi angka golput atau pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, Pemerintah Kabupaten Blitar gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Berbagai langkah strategis dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam sosialisasi Pilgub Jatim 2013. Dengan sosialisasi ini, diharapkan angka golput di Kabupaten Blitar dapat diminimalisir. Hal ini diakui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Blitar, Drs. H. Mujianto. Diungkapkannya, Pemerintah Kabupaten Blitar telah gencar melakukan sosialisasi Pilgub Jatim kepada masyarakat di Kabupaten Blitar. “Kita telah melakukan sosialisasi Pilgub Jatim melalui media cetak, media radio, dan bertatap muka langsung dengan tokoh
36
masyarakat di Kabupaten Blitar,” katanya. Diakui Mujianto, sosialisasi Pilgub Jatim telah dilakukan terhadap sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, dan camat se-Kabupaten Blitar. Sementara, di media elektronik, sosialisasi pesta demokrasi masyarakat Jatim ini juga digelar dengan kegiatan “Cangkrukan” yang disiarkan langsung oleh salah satu radio di Blitar. Kegiatan ini diikuti para forum pimpinan daerah, pimpinan ormas, pimpinan partai politik, tokoh agama, dan wartawan. “Kegiatan ini digelar dalam rangka mewujudkan situasi yang kondusif selama pelaksanaan tahapan Pilgub nanti. Untuk menciptakan situasi yang kondusif, Bakesbangpol juga telah membuat peta kerawanan untuk mengantisipasi gesekan yang terjadi.
Majalah PEN ATARAN PENA
Hal ini dilakukan sekaligus sebagai langkah antisipasi pada Pemilihan Kepala Desa yang berlangsung serentak pada 27 Oktober mendatang. Pemetaan ini diharapkan akan dapat
Drs. H. Mujianto
meminimalisir gangguan pada pelaksanaan Pilgub maupun Pemilihan Kepala Desa. Mujianto berharap, masyarakat di Kabupaten Blitar dapat menyalurkan aspirasinya sesuai dengan hati nuraninya masingmasing. “Pilihlah calon gubernur sesuai hati nurani dan jangan terpengaruh dengan iming-iming calon gubernur,” ujarnya. Dia juga meminta kepada penyelenggara Pemilu Gubernur Jatim yang menjadi relawan di TPS agar melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Dalam pesta demokrasi masyarakat Jawa Timur ini, KPUD Kabupaten Blitar akan mendirikan sebanyak 2800 TPS yang tersebar di 248 desa/ kelurahan di 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Sebanyak 110 orang anggota PPK pun telah direkrut KPUD Kabupaten Blitar yang selanjutnya juga merekrut 744 orang anggota PPS untuk
Masyarakat Kabupaten Blitar siap sukseskan Pilgub Jatim 2013
mensukseskan Pilgub 2013 ini. Catatan redaksi, pada 15 Juli lalu di Hotel JW Marriot Surabaya, KPUD Jawa Timur telah melakukan pengundian dan menetapkan nomor urut calon Gubernur Jawa Timur .
Ditetapkan, pasangan nomor urut 1, Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa), pasangan nomor urut 2, Eggi SudjanaMuhammad Sihat (Beres), dan Nomor urut 3, Bambang D.H.-Said Abdullah (BDH-Said). (hend)
Sukarelawan yang terpilih, diminta untuk profesional demi suksesnya Pilgub Jatim 2013
Majalah PEN ATARAN PENA
37
Hambangun Praja
Sekilas Tentang KPAD Kabupaten Blitar Semakin bertambahnya jumlah pengidap HIV AIDS tentu mengundang keprihatinan tersendiri bagi masyarakat luas. Menurut evaluasi program HIV AIDS Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara nasional sampai dengan Maret Tahun 2013, jumlah komulatif infeksi HIV yang ditemukan sebanyak 103.759 kasus.
T
Bupati Blitar memberikan sambutan pada Seminar AIDS Tahun 201
ragisnya, dan yang patut untuk menjadi perhatian, dari jumlah tersebut Provinsi Jawa Timur termasuk dalam lima besar provinsi dengan jumlah infeksi HIV terbesar. Atau berada pada urutan kedua setelah DKI Jakarta kemudian diikuti oleh Provinsi Papua, Provinsi Jawa Barat kemudian Provinsi Bali di urutan kelima. Sedangkan jumlah kumulatif AIDS sampai dengan bulan Maret Tahun 2013 sebanyak 43.347. Dan lagi-lagi, Provinsi Jawa Timur termasuk lima besar penyumbang kasus AIDS. Atau nomor urut dua setelah Provinsi Papua sebagai penyumbang terbesar kemudian diikuti DKI Jakarta, Jawa Barat dan pada urutan kelima, Bali. Untuk itu warga Kabupaten Blitar tentu berharap banyak pada Komisi Penanggulangan AIDS Daerah atau KPAD dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV AIDS. Eko Wahyudi SKM, M.Kes., Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit (P2)
38
Dinas Kesehatan Kab. Blitar yang merangkap sebagai Sekretaris KPA Kab. Blitar menjelaskan panjang lebar tentang Komisi Penanggulangan AIDS Daerah atau KPAD. Komisi Penanggulangan AIDS Daerah atau KPAD, merupakan suatu lembaga yang melakukan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di tingkat kabupaten. Sehingga dalam hal ini, kata Eko Wahyudi SKM, M.Kes., “Tujuan pembentukan KPAD adalah dalam rangka melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkordinasi.” Komisi ini sudah dibentuk pada Tahun 2009. Bupati Blitar selaku Ketua KPAD, kemudian Wakil Bupati sebagai Ketua Pelaksana, Wakil Ketua I yaitu Kepala Dinas Kesehatan dan Wakil Ketua II yakni Kepala Dinas Sosial. Sedangkan anggota dari KPAD berasal dari beberapa unsur yang meliputi, unsur DPRD Kabupaten Blitar,
Majalah PEN ATARAN PENA
Bappeda, Kepolisian , Diknas, Bakesbangpol, Bagian Hukum, Kementerian Agama, RSU Ngudi Waluyo, PPKB, PMI, Porbudpar, Disnakertrans dan Kesra. Sekretaris KPA Kabupaten Blitar ini menyebutkan, terdapat empat Kelompok Kerja atau Pokja dalam struktur organisasi KPA Kab. Blitar. Empat Kelompok Kerja itu terdiri dari Pokja Pengembangan Organisasi, Pokja Pelayanan Medik dan Pendampingan, Pokja Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pokja Penelitian dan Epidemiologi. Dan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV AIDS, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah memiliki tugas-tugas antara lain: Mengkoordinasikan perumusan penyusunan kebijakan, strategi dan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS. Kemudian memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan
Kegiatan Sosialisasi HIV AIDS oleh tim dari KPA Kab Blitar
penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten/ Kota. Menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan memanfaatkan sumberdaya yang berasal dari pusat, daerah, masyarakat dan bantuan luar negeri secara efektif dan efisien untuk kegiatan penanggulangan HIV/AIDS. KPAD juga bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing instansi yang tergabung dalam keanggotaan KPA Kabupaten/Kota. Mengadakan kerjasama regional dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS. Menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan HIV/ AIDS kepada aparat dan masyarakat. Kemudian memfasilitasi pelaksanaan tugastugas Camat dan Pemerintah Desa/ Kelurahan dalam penanggulangan HIV/ AIDS, Mendorong terbentuknya LSM/ Kelompok Peduli HIV/AIDS serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS serta menyampaikan laporan secara berkala dan berjenjang kepada KPA Nasional. Sekretariat KPAD Kabupaten Blitar berada di Kantor Pemkab Blitar di Jl. Sodanco Supriyadi. Sedangkan kegiatan KPAD Kabupaten Blitar, tutur Eko Wahyudi, selama ini mendapatkan dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten Blitar melalui dana hibah dan hanya untuk Tahun 2013 ini mendapatkan bantuan dari IPF. Beberapa kegiatan juga telah dilakukan oleh KPAD Kabupaten Blitar sepanjang Tahun 2013 ini. Diantaranya yaitu Sosialisasi HIV di tingkat kecamatan, Sosialisasi pada sekolah-sekolah dan pondok pesantren. Kemudian sosialisasi HIV kepada para calon TKI, melalui Talkshow di Radio, rapat koordinasi lintas sektor, pertemuan
dengan kelompok dukungan sebaya, Pelatihan Konseling dan testing bagi petugas kesehatan. KPAD Kabupaten Blitar juga telah memberikan sosialisasi Pemulasaraan jenazah ODHA dan peringatan Hari AIDS Sedunia. Berikut ini tabel situasi perkembangan kasus penyakit HIV AIDS yang ada di Kabupaten Blitar Tahun
HIV
AIDS
Meninggal
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Total
18 10 6 22 18 55 63 46 14 252
17 6 16 14 23 34 62 77 26 275
18 8 9 9 9 24 46 52 15 190
Dari tabel itu, kata Sekretaris KPA Kabupaten Blitar, proporsi berdasarkan kelompok usia tertinggi usia antara 25 - 33 tahun atau 42 persen, usia 35 - 44 (31%), lebih dari 45 tahun (13%), 15 - 24 tahun (10%), dan usia 0 - 4 tahun (3%). Dan sesuai data Tahun 2012, berdasarkan profesi atau pekerjaan, urutan paling banyak yakni profesi buruh kasar atau 22 persen, ibu rumah tangga (15%), PSK (15%), karyawan (11%) dan wiraswasta (9%). Lebih lanjut Sekretaris KPA Kab. Blitar ini menyampaikan, untuk mengetahui status seseorang tentang penyakit HIV AIDS harus dilakukan pemeriksaan laboratorium melalui layanan klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau Konseling dan
Testing Sukarela (KTS). Dimana pelayanan ini di wilayah Blitar Raya, bisa dilakukan di Klinik VCT Cendana - RSU Ngudi Waluyo Wlingi dan Klinik VCT di Puskesmas Srengat. “Konseling dan Testing Sukarela sendiri merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV AIDS berkelanjutan,” tegas Sekretaris KPA. Testing HIV dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dan tekanan segera setelah klien memahami berbagai keuntungan, konsekuensi, dan risiko. Sosialisasi tentang penyakit HIV AIDS juga telah dilakukan terhadap para calon TKI. Hal ini dengan maksud, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para TKI, agar bisa mewaspadai atau tidak tertular penyakit HIV AIDS baik sebelum berangkat sampai sekembalinya ke tanah air. “Mengingat para TKI juga merupakan kelompok beresiko untuk tertular penyakit HIV AIDS,” pungkas Eko Wahyudi. Lebih jauh Eko menjelaskan, pemeriksaan atau tes HIV bisa dilakukan pada seseorang dengan menganut Prinsip 3C. Yaitu Counselling yang meliputi Pre Tes dan Post Tes Counselling, adanya persetujuan dari yang bersangkutan atau Informed Consent dan Confident atau kerahasiaan. “Atau dengan kata lain, prinsip testing HIV adalah sukarela dan terjaga kerahasiaannya,” tambah Eko Wahyudi. Pada tabel diatas bisa dilihat, data pada Tahun 2010 menunjukkan adanya peningkatan kasus HIV AIDS. Hal ini, kata Eko Wahyudi dikarenakan kasus HIV AIDS seperti ‘fenomena gunung es’. Kasus yang ditemukan baru yang dipermukaan, sedangkan yang di dasar atau kasus lain yang belum ditemukan lebih banyak. Pada waktu itu dengan peningkatan kegiatan sosialisasi di masyarakat dan dengan dibantu LSM, penjangkau lapangan serta dukungan pendanaan melalui Global Fund (GF AIDS) serta didukung adanya layanan klinik VCT di RS Ngudi Waluyo sebagai pintu masuk untuk testing HIV sehingga penemuan kasus HIV AIDS meningkat dibanding tahun sebelumnya. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
39
Edukatif
MTsN Jabung, Raih Penghargaan Madrasah Adiwiyata Nasional
Kepala MTsN Jabung menerima penghargaan Adiwiyata Mandiri dari Presiden RI
Penghargaan kembali diraih oleh MTsN Jabung. Tidak tanggung-tanggung, kali ini madrasah yang terletak di Desa Jeblog Kecamatan Talun Kabupaten Blitar ini memperoleh penghargaan Tingkat Nasional. Bahkan yang cukup membanggakan, Kepala Madrasah menerima langsung penghargaan itu dari presiden Republik Indonesia DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.
Mandiri Tahun 2013 yang diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Negara,” demikian Drs. H. Boimin, M. Pd. menyampaikan. Adiwiyata ini merupakan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Sehingga yang diharapkan bahwa dengan adiwiyata ini kita akan bisa menyiapkan generasi-generasi penerus kita yang nantinya
P
enghargaan yang di terima oleh Drs. H. Boimin, M. Pd. - Kepala MTsN Jabung pada tanggal 10 Juni 2013 itu yakni Penghargaan Adiwiyata Mandiri Tahun 2013. “Alhamdulillah kita semuanya bersyukur kepada Allah yang mana atas kerjasama dan perjuangan dari semua komponen yang ada di MTs Negeri Jabung khususnya dalam rangka pelaksanaan program adiwiyata ini berhasil sehingga memperoleh Penghargaan Adiwiyata
40
Majalah PEN ATARAN PENA
Drs. H. Boimin, M. Pd - Kepala MTsN Jabung
menjadi generasi penerus yang peduli lingkungan. “Yang jelas bumi yang kita tempati saat ini bukan warisan. Melainkan titipan dari anak, cucu, cicit kita yang harus kita lestarikan dan kelola dengan bijaksana,” tutur H. Boimin. H. Boimin menjelaskan, sebenarnya adiwiyata ini bukan merupakan lomba. Melainkan suatu penghargaan yang diberikan oleh pemerintah terhadap pencapaian pelaksanaan program adiwiyata itu. Oleh karenanya program adiwiyata ini dimulai dari Tingkat Kabupaten, kemudian Tingkat Provinsi, lalu Tingkat Nasional dan yang terakhir Adiwiyata Mandiri. “Sehingga Adiwiyata Mandiri merupakan puncak penghargaan dari pelaksanaan program adiwiyata itu,” tegas Kepala MTsN Jabung. Dengan program adiwiyata ini, lanjut Kepala MTsN Jabung, “Banyak persoalanpersoalan khususnya dilingkungan sekolah yang bisa diselesaikan.” Terutama yang menyangkut lima masalah penting di madrasah. Kelima persoalan itu terdiri dari Masalah Kantin Madrasah, Masalah Sampah, Masalah Keanekaragaman Hayati, Masalah Air dan Masalah Energi.
Pertama, kantin madrasah merupakan sarana yang penting untuk diperhatikan karena ketika kantin tidak mampu menyediakan jajanan yang sehat akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan siswanya. Dengan Program Adiwiyata ini, kantin dituntut untuk menyediakan jajanan yang sehat bebas dari bahan kimia terutama 5P (pengawet, pemanis, penyedap, pengenyal dan pewarna). “Karena bahan kimia tersebut cepat atau lambat akan memberikan dampak atau resiko kesehatan yang membahayakan,” kata H. Boimin. Dan disamping itu, dengan Program Adiwiyata ini akan dapat ditekan sampah dari bungkus jajanan yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Kedua, sampah akan menjadi persoalan yang berpengaruh terhadap lingkungan madrasah terutama kebersihan apabila tidak dapat dikelola secara bijak. “Dan Program Adiwiyata mampu membentuk karakter pada semua warga madrasah untuk mengelola sampah dengan bijak yaitu dengan memilah sampah sesuai karakteristik sampah yang ada.” Misalnya sampah organik, anorganik, basah, kering maupun sampah berbahaya dan beracun, untuk selanjutnya dapat dikelola dengan metode 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Dengan inovasi sampah yang semula menjadi barang yang tidak bermanfaat dan menjijikan, ternyata apabila dikelola secara baik dapat menjadi produk yang sangat berharga. Misalnya saja sampah organik dikelola dengan sistem multi drum dapat menghasilkan gas metane (alternative energy), pupuk cair atau kompos dan pestisida. Ketiga, lingkungan madrasah yang rindang, asri, segar merupakan idaman semua orang. Menanam pohon menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang asri. Sekolah yang ideal harus menyiapkan tiga puluh persen dari luas lahannya untuk dijadikan sebagai RTH (Ruang Terbuka Hijau) sebagai supply oksigen (O2). “Adiwiyata mengantarkan terbentuknya karakter gemar menanam pohon, mengkoleksi keanekaragaman hayati sekaligus memeliharanya.” pungkas H. Boimin.
Slogan MAWAR - Madrasah Adiwiyata, Asri dan Ramah Lingkungan
Keempat, air menjadi sumber daya alam yang sangat penting. Krisis air akan membawa malapetaka bagi semuanya. Program Adiwiyata mendidik kita untuk mengelola, memanfaatkan, dan melestarikan air agar krisis air bisa dihindari. Kelima, himbauan untuk hemat listrik, mematikan lampu jika tidak dibutuhkan, mematikan komputer yang tidak digunakan, menjadi perilaku Madrasah Adiwiyata yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran. Sedikit review, MTs Negeri Jabung merupakan perubahan dari MTs AIN atau Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri - Jabung. Awalnya madrasah tsanawiyah ini berstatus swasta dengan nama Madrasah Tsanawiyah Yayasan Pendidikan (YP) Al Muhtaduun - Jabung. Kemudian berubah statusnya menjadi madrasah negeri pada Tahun 1970 dengan masih tetap menempati gedung milik YP. Al Muhtaduun sampai dengan Tahun 1977. Kemudian pada Tahun 1978 MTsN Jabung berpindah lokasi, yang semula berada di Desa Jabung kemudian pindah ke Desa Jeblog tetapi masih di wilayah kecamatan yang sama. Namun meski sudah berpindah lokasi, nama madrasah tetap MTsN Jabung yang mengacu pada awal berdirinya yang berada di Desa Jabung. Awalnya di lokasi baru ini MTsN Jabung masih menempati gedung dan tanah jariyah sampai akhirnya pada Tahun 1994 resmi memiliki gedung sendiri dengan alamat di Jl. Singajaya No.
33 Desa Jeblog Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Lebih lanjut H. Boimin mengatakan, “Terdapat lebih dari seratus sekolah dan madrasah yang memperoleh Penghargaan Adiwiyata Mandiri Tahun 2013 di Indonesia.” Namun demikian, dari keseluruhan penerima penghargaan se-Indonesia itu yang mendapatkan kesempatan langsung menerimanya dari Presiden RI hanya dua puluh dua (22) lembaga. Sedangkan penerima penghargaan dari Jawa Timur ada empat (4) lembaga. Keempat lembaga pendidikan itu yakni SDN Perak Barat dan SD Islam Yamassa dari Kota Surabaya, kemudian SMKN 02 Probolinggo dan MTsN Jabung Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Dan pada akhir perbincangan Kepala MTsN Jabung menyampaikan, penghargaan ini sebenarnya bukan merupakan tujuan tetapi yang penting dengan Adiwiyata merupakan bentuk tanggung jawab kita dalam menyiapkan generasi penerus yang peduli dan berbudaya lingkungan. Adiwiyata merupakan jawaban untuk mewujudkan madrasah yang ideal, bersih, indah, rindang, asri, nyaman dan aman. Menjaga lingkungan hidup merupakan tugas kita bersama, Program Adiwiyata merupakan salah satu solusi untuk melestarikan lingkungan. Melalui program Adiwiyata ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas madrasah dan memotivasi sekolah-sekolah lain agar melaksanakan pengembangan Sekolah Adiwiyata. “Mari kita bersama selamatkan bumi dengan Program Adiwiyata,” tegas Drs. H. Boimin, M. Pd. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
41
Lensa Sport
Kabupaten Blitar Juara Umum Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV
Pertandingan final bola volly putra menjadi penutup Porseni MI ke IV se Jatim
Ketua Kontingen Kabupaten Blitar menerima Piala begilir Porseni MI ke IV se Jatim
Selasa (11/06) Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV yang diselenggarakan di Kabupaten Blitar resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Ir. H. Syaifullah Yusuf. Upacara pembukaan dilaksanakan di lapangan Batalyon Infanteri 511 Blitar mulai pukul 10.00 WIB. Panas dan mendung datang silih berganti sepanjang pelaksanaan upacara pembukaan siang itu. Namun begitu, semua kegiatan pembukaan berlangsung sesuai rencana kegiatan panitia dan berlangsung cukup meriah di lapangan dengan latar belakang barak-barak TNI anggota Yonif 511.
P
eserta yang sebagian sudah bersiap sejak pukul tujuh pagi mendapatkan hiburan yang cukup menarik. Setidaknya para peserta bisa menikmati hiburan baik dari kelompokkelompok seni dari kota penyelenggara maupun dari kelompok seni lain yang dibawa peserta porseni. Diantaranya ada kelompok paduan suara dari Kec. Kanigoro dan kelompok drumband dari Kec. Gandusari asal Kab. Blitar. Selain itu yang tak kalah memukau ribuan peserta yang sudah berkumpul siang itu yakni tampilan kelompok seni Dung-dung Kelabang Hitam asal Kab. Sampang. Belum lagi sesaat setelah Wakil Gubernur yang akrab dipanggil Gus Ipul, Kepala Kanwil Kemenag Prov Jatim, Komandan Yonif 511 dan Wakil Bupati Blitar bersamaan melepas balon tanda dimulainya
42
Porseni MI Ke-IV Tingkat Provinsi Jawa Timur ini, gelegar suara mercon kembang api menambah semarak acara pembukaan Porseni yang akan diselenggarakan mulai tanggal 11 sampai dengan 13 Juni. Drs. H. Sudjak M. Ag. -Kakanwil Kemenag Prov. Jatim selaku Ketua Panitia penyelenggara menyampaikan laporannya didepan seluruh peserta dan para tamu undangan. Kakanwil menyampaikan, latar belakang penyelenggaraan Porseni MI seJawa Timur Ke-IV itu yakni dalam rangka untuk mewujudkan panca prestasi madrasah sebagimana yang telah dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yaitu prestasi akhlakul karimah, prestasi sains dan teknologi, prestasi keagamaan, prestasi budaya dan bahasa serta prestasi olah raga dan seni. Untuk itu pembinaan dan
Majalah PEN ATARAN PENA
peningkatan prestasi madrasah perlu terus dilakukan, salah satunya melalui Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV yang diselengarakan di Kab. Blitar yang mengambil tema ‘Dengan Pekan Olahraga dan Seni Madrasah Ibtidaiyah Kita Wujudkan Tali Persaudaraan, Prestasi, Sportifitas, Kreatifitas Siswa Madrasah Untuk Menggapai Insan Yang Sehat, Cerdas, Terampil dan Berakhlakul Karimah’. Pada akhir laporannya, H. Sudjak menyampaikan, peserta Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV yaitu siswa/siswi madrasah dari tiga puluh delapan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur dengan jumlah total mencapai 3.534 (tiga ribu lima ratus tiga puluh empat) peserta dan official. Gus Ipul yang pada kesempatan itu sebagai Inspektur upacara mewakili Pak Dhe Karwo -Gubernur Jawa Timur, membuka
sambutannya dengan menyampaikan sebuah pepatah yang berbunyi: Dengan Agama Hidup Kita Terarah; Dengan Ilmu Hidup Kita Menjadi Mudah; Dengan Seni Hidup Kita Menjadi Indah. Ketiga hal tersebut, lanjut Gus Ipul, semuanya diajarkan di madrasah. “Itulah madrasah ibtidaiyah, dan jelek-jelek begini, saya adalah lulusan madrasah ibtidaiyah,” tutur Gus Ipul yang disambut tepuk tangan peserta. Lebih lanjut Wakil Gubernur Jawa Timur menyampaikan, itu baru lulusan madrasah pada jaman dahulu. Dan tentu lulusan madrasah ibtidaiyah jaman sekarang, “Bisa menjadi Presiden Republik Indonesia,” pungkasnya. Tetapi, lanjut Gus Ipul, ada syaratnya. “Syaratnya apa? Kalian (siswa/siswi madrasah ibtidaiyah) harus belajar yang sungguhsungguh. Lihatlah bapak-bapak yang duduk di tribun undangan itu. Mereka ada yang bisa menjadi Kakanwil, Bupati, Kapolres, dan lain-lain. semua bisa mencapai kedudukan itu karena mereka dulunya belajar dengan sungguh-sungguh.” Terdapat empat belas cabang yang dipertandingkan dalam Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV ini yang meliputi tujuh cabang olahraga dan tujuh cabang seni. Sedangkan tempat pelaksanaan lomba diselenggarakan di beberapa tempat berbeda. Di MAN Tlogo untuk kegiatan Cabang Olahraga (Cabor) Tolak Peluru, Lompat Jauh, Pidato Bahasa Arab, Pidato Bahasa Indonesia, MTQ dan Kaligrafi. Sedangkan di tempat lain yaitu Cabor Tenes Meja di GOR Desa Karangsono, Cabor Lari Sprint dan Bola Volly di Lapangan
Yonif 511, Cabor Bulu Tangkis di Gedung Pemkab Blitar, Cabor Catur dan Melukis di Aula Yonif 511, Paduan Suara di Gedung Serbaguna Desa Gaprang serta Baca Puisi di Aula MI Perwanida. Dari pantauan Majalah Penataran dilapangan, semua tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan pertandingan/lomba pada Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV ini selalu ramai baik oleh peserta, official, pendamping maupun warga setempat yang turut serta menyaksikan. Semarak suasan event ini pun sangat terasa dengan berbagai banner dan umbul-umbul yang dipasang panitia penyelenggara di beberapa tempat utamanya di lokasi pertandingan/lomba. Greget porseni bahkan terbawa sampai di acara penutupan yang berlangsung hari Kamis (13/06) di aula Batalyon Infanteri 511 atau ‘Markas Badak Hitam’ yang dimulai pukul 14.00 WIB. Aula yang cukup besar ini tetap dipenuhi peserta, official dan pendamping hingga berakhir pukul 16.00 WIB. Drs. Moh. Samsuri –Kasi Kesiswaan Kanwil Kemenag Prov Jatim mengawali sambutannya pada acara penutupan ini dengan mengatakan, “Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV di Kabupaten Blitar berlangsung sukses dan luar biasa. Dan disini saya tidak akan memberikan pengarahan sebab panitia sudah berada pada jalan yang benar.” Ia menyebut pelaksanaan porseni tahun ini luar biasa karena dua hal. Pertama, dihadiri oleh orang-orang penting. Selain yang datang pada hari pertama Wakil Gubernur dan Kakanwil
Gus Ipul menabuh bedug tanda dimulainya Porseni MI IV se Jawa Timur
Wabup Blitar ikut serta saat pelepasan balon tanda dimulainya Porseni MI Ke IV Tk Prov Jatim
Kemenag Prov. Jatim, pada hari kedua Gubernur Jawa Timur juga menyaksikan langsung pelaksanaan Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV di Kabupaten Blitar. Kedua, Porseni MI se- Jawa Timur Ke-IV di Kabupaten Blitar dilaksanakan di komplek militer yakni Batalyon Infanteri 511 atau lebih dikenal dengan Markas Badak Hitam. Tidak semua orang boleh masuk ke tempat ini, namun nyatanya, “Badak Hitam luluh dengan madrasah,” kata Kasi Kesiswaan Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Setelah semua piala dibagikan kepada para pemenag, sampailah pada pengumuman enam kontingen terbaik peserta Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV di Kab. ‘Blitar. Dan seperti yang diharapkan oleh seluruh warga di Blitar Raya, akhirnya Kontingen Kabupaten Blitar keluar sebagai Juara Umum pada event Porseni MI se-Jawa Timur Ke-IV di Kab. Blitar diikuti oleh kontingen dari Kab. Gresik, Kab. Kediri, Kota Blitar, Kab. Nganjuk kemudian Sidoarjo. Dan tentu saja selain berhak menerima piala tetap, Kab. Blitar juga berhak menyimpan Piala Bergilir yang diserahkan oleh Kasi Kesiswaan Kanwil Kemenag Prov Jatim kepada Ketua Kontingen Kab. Blitar. Sukses Kabupaten Blitar! (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
43
Liputan Khusus
Drs. Setyo Heriyanto berfoto dengan tim kreatif Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Blitar
Seminar Undang-Undang Perkoperasian
S
ebagaimana diketahui, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian yang diterbitkan Pemerintah Republik Indonesia mendapat perlawanan sengit dari berbagai pihak. Bahkan permohonan judicial review diajukan ke Mahkamah Konstitusi, sebagai bentuk penolakan atas Undang-Undang baru tersebut. Tidak tanggung-tanggung, panitia mendatangkan Deputi Bidang Kelembagaan di Kementerian Koperasi, Drs. Setyo Heriyanto, MM,
Gebrakan kreatif dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Blitar pada peringatan Hari Koperasi ke66 yang jatuh pada tanggal 12 Juli 2013 lalu. Dengan berani, digelar seminar tentang perkoperasian, di tengah berkecamuknya pro dan kontra perubahan Undang-Undang Perkoperasian di Indonesia.
Peserta seminar, serius mendalami materi.
44
Majalah PEN ATARAN PENA
selaku inisiator dan desainer UndangUndang baru tersebut. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Blitar, Herman Widodo, SH, mengakui ingin melakukan tradisi intelektual di lingkungan perkoperasian di Kabupaten Blitar. “Karena kita mengetahui ada isu besar yang menyangkut kepentingan koperasi, ya akhirnya kita usulkan untuk seminar saja,” ujarnya kepada Majalah Penataran. Seminar tanggal 22 Juni 2013 kemarin diikuti tidak kurang 170 orang pegiat koperasi yang dilaksanakan di Grand Mansion Hotel, Blitar, dengan moderator Slamet Sutanto, Ketua Forum Koperasi Kabupaten Blitar. Pembicara Setyo Heriyanto secara lugas membeberkan alasanalasan, mengapa Undang-Undang Koperasi harus diubah. Antara lain kenyataan, bahwa Indonesia yang memiliki ribuan koperasi di seluruh tanah air, tetapi kualitasnya hanya
“begitu-begitu” saja. “Dari 300 koperasikoperasi hebat di seluruh dunia, tidak ada satu pun koperasi dari Indonesia yang masuk di deretan itu,” ujar Setyo Heriyanto. Kegagalan membangun koperasi hingga mensejajarkan dengan koperasi yang hebat itu, ditengarai bersumber dari undang-undang koperasi itu sendiri. “Contohnya saja, undang-undang memberikan peluang koperasi untuk sekaligus menjadi koperasi serba usaha, yang bergerak di sektor riil sekaligus koperasi simpan pinjam,” imbuhnya. Akibat anomali seperti itu, sulit bagi pengurus-pengurus koperasi untuk bisa fokus membawa unit-unitnya mencapai puncak prestasi, serta mampu menghidupi anggotanya dalam jumlah besar. Sebagai perbandingan, koperasikoperasi di negara lain mampu membuat pabrik yang digerakkan oleh ratusan bahkan ribuan anggotanya. Sedangkan yang bergerak di sektor simpan-pinjam, ada yang modalnya melebihi perbankan setempat. Padahal modalnya tetap berputar di kalangan anggotanya sendiri. Harapan dari Undang-Undang Perkoperasian yang baru, yaitu mengajak koperasi-koperasi di Indonesia lebih fokus dengan karakternya masingmasing. “Sudah saatnya koperasi di Indonesia mampu membangun pabrik sepatu, yang tenaga kerjanya merupakan para anggota sendiri, sehingga tidak pernah ada unjuk rasa yang menuntut kenaikan upah,” ujarnya mencotohkan. Saat ini, boleh jadi, pegiat-pegiat koperasi di Indonesia sudah menjadi penonton di negeri sendiri. Produkproduk rumah tangga seperti kaos singlet, sajadah, peniti, jarum, merupakan barang-barang impor, karena memang tidak ada pabriknya di Indonesia. Padahal produk itu diproduksi oleh koperasikoperasi di luar negeri, yang pengurusnya cakap membina kemampuan anggota untuk membuat kerajinan tangan sehingga bisa dijual ke seluruh dunia. Termasuk mencukupi kebutuhan rumah tangga rakyat Indonesia. (pur)
Kompak, Kepala Dinas Koperasi Kota Blitar, Teteng S, menjadi panitia bersama.
Majalah PEN ATARAN PENA
45
Liputan Khusus
Campursari Kamtibmas, Tandai Hari Bhayangkara 2013 Polres Kota Blitar melaksanakan peringatan Hari Bhayangkara ke 67 ini secara kreatif. Lagu campursari kamtibmas diluncurkan, menandai motto “Patroli Simpatik” untuk menandai pembangun citra aparat Polri di Blitar Raya di masa kepemimpinannya tahun 2013 ini.
T
Para pemenang Grand Final Festival Campursari Kamtibmas Polresta Blitar
idak kurang 3 lagu campursari yang diharapkan menjadi lagu khas Polresta Blitar, antara lain “Dulur Blitar”, “Ma Lima”, dan “Elinga”. Lagu-lagu tersebut diciptakan Kompol Ali Rahmat, yang saat ini sedang menjabat sebagai Kapolsek Kepanjen Kidul. Teknik mempopulerkannya pun cukup kreatif. Ketiga lagu tersebut disandingkan dengan lagu-lagu album Bupati Blitar, Herry Noegroho, seperti “Kesengsem”, dan “Alun-alun Blitar”. Kemudian Polresta Blitar menggelar Festival Campursari Kamtibmas, yang diikuti puluhan peserta dari seluruh Blitar Raya. Seluruh peserta menyanyikan lagu wajib karya Bupati Herry Noegroho, dan lagu karya cipta Kompol Ali Rahmat.
46
Kapolres Kota Blitar, AKBP Indarto, SH, SIK, MSi mengatakan, sangat bangga dengan peluncuran lagu campursari kamtibmas ini. “Kami
Majalah PEN ATARAN PENA
sangat serius membangun citra aparat Polri di Blitar ini. Lagu campursari adalah jenis lagu yang digemari masyarakat Blitar. Kami membangun
Kompol Ali Rahmat, pencipta lagu campursari kamtibmas milik Porlesta Blitar.
kedekatan, dengan pengembangan melalui seni dan budaya, agar terjalin kemesraan dengan masyarakat, “ tutur AKBP Indarto. Secara khusus, AKBP Indarto memberikan apresiasi yang tinggi, karena warga Blitar memang hebat. Ia mencontohkan lagu-lagu campursari kamtibmas itu, benarbenar murni karya cipta putra Blitar. Lagu-lagu yang sudah beredar di internet itu, lanjut Kaporlesta, diciptakan seorang perwira polisi, Kompol Ali Rahmat, yang memang asli warga Desa Jatilengger, Srengat, Blitar. “Di negeri ini, apa ada pencipta lagu yang menjadi polisi? Rasanya tidak banyak aparat polisi yang pintar menulis lagu,” puji AKBP Indarto ketika memberikan penghargaan khusus kepada Kompol Ali Rahmat, pada malam Grand Final Festival Campursari Kamtibmas, tanggal 26 Juni 2013 di halaman Mapolresta Blitar. Malam grand final yang dimeriahkan artis debutan Citra Marcelina itu, diwarnai puncak persaingan kontes vokal. Tiga finalis berbakat, unjuk kebolehan. Dewan juri yang didatangkan pun tidak main-main. Para juri tidak lain merupakan para pencipta lagu tersebut, antara lain Bupati Herry Noegroho, Kompol Ali Rahmat, ditambah para pakar seni seperti Luhur Sejati (pegiat seni di jajaran Pemkab Blitar), dan Purwanto (musisi dari Sanggar Bon Rojo Blitar). Kompol Ali Rahmat kepada Majalah Penataran mengatakan, menulis lagu-lagu itu mulai tanggal 6 Desember 2012 lalu. “Saya mendapat penugasan dari Bapak Kapolresta,
Kapolresta AKBP Indarto, mengajak seluruh perwiranya mencintai seni budaya
untuk membuat lagu campursari dengan muatan kamtibmas. Alhamdulillah tidak ada kendala,” tuturnya. Lagu itu kemudian diluncurkan dengan cara khusus. Seluruh mobil operasional milik Polresta Blitar, dipasangi sound system untuk memutar lagu itu untuk diperdengarkan dalam radius 20 meter. Jika Anda melihat mobil-mobil polisi yang lalu-lalang di jalan-jalan sambil memutar lagu campursari, itulah cara kreatif Polresta Blitar meneguhkan komitmen pelayanan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat. (pur)
Kapolresta memberi penghargaan khusus kepada Kompol Ali Rahmad
Bupati Herry Noegroho, juri Festival Campursari Bhayangkara 2013
Majalah PEN ATARAN PENA
47
Pelesir
Taman Wisata Bendung Lodoyo Embun bergelayut pada pucuk dedaunan. Matahari malu-malu memancarkan sinarnya. Kicau burung dan suara ranting pepohonan bersahutan menciptakan orkestra pagi yang sempurna. Harmoni semesta itu hadir di Taman Wisata Bendung Lodoyo yang berada di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
B
endungan Lodoyo atau pembangkit tenaga listrik PLTA Unit II Wlingi Raya itu kini bukan lagi tempat yang menjemukan. Disana tidak lagi hanya ada pemandangan yang monoton. Bukan hanya sungai yang dibendung kemudian terdapat waduk yang luas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air, pengatur debit air atau afterbay PLTA Wlingi Raya, pengendali banjir, perikanan darat, dan lain-lain. Namun keberadaannya kini jauh lebih menarik lagi. Terutama karena sekarang ditempat ini telah dibangun sebuah taman wisata yang sudah cukup bagus. Meski tak cukup besar namun cukup lengkap dengan ciri khas pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Air yang memesona bernama Taman Wisata Bendung Lodoyo. Bendungan Lodoyo membujur dari arah utara ke selatan, membelah
48
Kali Brantas menghubungkan wilayah di Kecamatan Kanigoro pinggir selatan dengan Kecamatan Sutojayan sebelah utara. Melintas di jembatan ini bukan saja membuat kita akan berada di dua wilayah kecamatan yang berbeda, namun kita juga akan merasakan sensasi tersendiri. Waduk yang terbentuk dari Kali Brantas yang dibendung di sisi timur jembatan mirip danau yang sangat luas. Dengan air di permukaannya yang tenang dan ketika musim kemarau airnya lebih sering terlihat jernih namun sering pula berwarna kecoklatan saat musim hujan tiba. Sedangkan di sisi sebelah barat jembatan, air yang jatuh dari pintu bendungan suaranya menggelegar sangat mirip ketika kita sedang berada di lokasi air terjun.Kuatnya arus juga membuat percikan air yang cukup tinggi seperti air mancur raksasa hingga buih-buih airnya yang
Majalah PEN ATARAN PENA
terbawa angin kadang-kadang bisa sampai ke permukaan jembatan. Tiang-tiang penyangga pintu air bendungan berdiri tinggi menjulang, tampak sangat kuat dan gagah berwarna dominan oranye mencolok berjajar di sisi timur disepanjang jembatan. Saat men-jelang siang tiba, bayang-bayang tiang penyangga itu jelas tergambar di permukaan waduk. Sungguh, dari kejauhan akan tersaji sebuah pemandangan nan elok dipandang mata. Taman Wisata Bendung Lodoyo dibangun disebelah utara bendungan atau berada ditepian waduk bagian utara.Terdiri dari dua tempat utama yang berjajar dari arah timur ke barat berturut-turut yaitu kolam renang anak-anak dan taman. Namanya juga kolam renang anak-anak, tentu di lokasi ini lebih ditonjolkan aspek hiburannya ketimbang fungsi lain dari sebuah kolam renang. Airnya jernih, dengan lantai kolam yang berwarna biru langit. Selain dilengkapi dengan dua buah papan luncur kolam di sisi timur dan selatannya, kolam renang anak-anak ini juga dihiasi dengan empat buah patung kodok dengan mulut terbuka yang berwarna hijau mencolok yang dipasang di utara dan selatan kolam. Kolam di bagian barat lebih dangkal dibandingkan dengan kolam di sisi timur, bagian dasarnya sampai kelihatan yang diperuntukkan bagi anak-anak usia dini. Sedangkan bagian timur sedikit lebih dalam untuk anak-anak yang lebih dewasa. Namun baik sisi barat maupun timur, keduanya dilindungi dengan atap dari fiberglassyang berwarna biru agak gelap sehingga anak-anak merasa nyaman dan bisa berlama-lama bermain di kolam ini tanpa harus takut kepanasan atau kehujanan. Taman yang berada disebelah barat kolam renang anak-anak ini juga cukup menarik. Selain pohon-pohon taman yang baru ditanam, tampaknya banyak juga diantara pohon-pohon taman itu yang telah tumbuh terlebih dahulu secara alami. Daunnya