Dari Redaksi Pembaca yang terhormat,
B
angga sekali rasanya kami bisa kembali hadir menyapa pembaca setia Majalah Penataran. Pada edisi kelima ini kami kembali menyuguhkan beberapa liputan berbagai kegiatan di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar. Diawali pada rubrik gerbang sebagai pembuka berita menyajikan tentang catatan perjalanan Bupati Blitar dari China. Di tahun 70-an China mendapat sebutan sebagai Negeri Tirai Bambu, di tahun 2014 ini sudah berubah menjadi kota-kota super modern. Pemerintah kota baik di tingkat gubernur maupun kabupaten, telah menjalankan tugasnya secara baik, tertib, dan melancarkan usaha rakyatnya. Sehingga rakyat China, bekerja dengan sepenuh hati, yang akhirnya mereka mampu bersaing dengan Amerika sekalipun, baik di dunia olahraga, bisnis, maupun kebudayaan. Bapak Bupati diajak melihat-lihat sejumlah area pertanian. Mengapa produk pertanian China juga mampu memenuhi kebutuhan warganya yang sedemian besar? Jawabanya adalah karena pemerintah China sangat serius dalam menangani sawah dan ladang. Jalanjalan di pesawahan, adalah hotmix yang bagus. Bahkan pematang-pematang di pesawahan, dibuat dari paving-paving yang berkualitas Kemudian dilanjutkan Rubrik Hambangun Praja dengan rencana Pemerintah Kabupaten Blitar yang mengusulkan Gerakan budaya bertajuk Purnama Seruling Penataran (PSP) yang digagas Dewan Kesenian Kabupaten Blitar agar mendapat Anugerah Wisata Jawa Timur untuk tahun 2014, karena banyak nilai-nilai positif yang diangkat dalam gelaran PSP. Yang paling menonjol adalah semangat perdamaian dunia, yang diusung dalam sajian PSP dari waktu kewaktu. Di kalangan budayawan tradisional, gerakan PSP sangat disyukuri, karena panggung budaya PSP memberi jalan bagi bangkitya seni tradisional. Salah satu contoh adalah seni macapat, yang beberapa kali ditampilkan. Aktivis Dewan Kesenian Kabupaten Blitar memberi porsi besar, untuk melibatkan unsur-unsur seni tradisional di dalam setiap sajiannya. Bahkan dengan lihai, mereka memadukan dengan seni-seni modern. Dan dirubrik pemuda Pelopor akan diulas keberhasilan dua pemuda Kabupaten Blitar yang berhasil menjadi Pemuda Pelopor Terbaik I Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dan akan mewakili Provinsi Jawa Timur pada ajang yang sama di tingkat nasional. Dua Pemuda Pelopor Terbaik I Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 asal Kabupaten Blitar itu masing-masing adalah Mukarom Salasa, S.Si. untuk kepeloporan Bidang Pendidikan dan M. Burhanudin, S.Pd. untuk kepeloporan Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam. Selain itu rubrik-rubrik, Suara Wakil Rakyat, Edukatif, Dinamika Kegegawaian, Peluang Bisnis, Liputan Khusus, Budaya, Pelesir dan lainnya tetap menampilkan dan menyajikan kabar-kabar dan cerita-cerita menarik bagi para pembaca setia Majalah Penataran. Harapan kami semoga Majalah Penataran akan selalu menjadi sumber informasi yang bermanfaat untuk para pembaca setia. Terima kasih tak terhingga atas dukungan dan partisipasi serta kerja sama semua pihak. Redaksi
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
Pelindung : HERRY NOEGROHO, SE. MH Drs. RIJANTO, MM Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung jawab : Drs. BUDI KUSUMARJOKO, M.Pd Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : BAJOE POERNA S. ATD. MT. Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO HENDRA NOVARIADI M. ENDRA PRASETYA Anggota : JONI HARSONO DWI AGUS SANTOSO, ST ASYIK FAUZI, ST
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
Majalah PEN ATARAN PENA
Gerbang Catatan Perjalanan Bupati Blitar dari China
Kena Biduren, Dikira Suspect Virus Ebola (Bagian 1)
Tujuh bupati dan 1 walikota ke China.(foto-foto: dok. pribadi)
Selama satu minggu, Bupati Blitar, H. Herry Noegroho SE MM pergi ke China bersama 8 kepala daerah dalam rangka kunjunga Delegasi Jatim ke Tiongkok, tanggal 10 hingga 19 Oktober 2014. Oleh-oleh apa yang ingin dibagikan, berikut catatannya yang disampaikan dengan bahasa ‘saya’ yang dituangkan dalam tulisan berikut.
D
i rombongan ini, ada 7 bupati dan 1 walikota. Selain saya dari Kabupaten Blitar, ada Bupati Probolinggo, Kediri, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung, Siutubondo, dan Walikota Kediri. Dari Bandara Juanda, kami naik Cathay Pacific menuju Kota Hangzhou sebagai tujuan pertama. Tapi tidak bisa langsung, karena harus transit dulu di Hongkong untuk ganti pesawat Dragon Air. Staf gubernur setempat menyambut kedatangan kami, untuk makan malam di Hotel Zhejiang Narada Le. Makan malam terasa nikmat, karena ada masakan favorit saya yaitu udang. Julukan Raja Udang dari teman-teman untuk saya, tentu tidak saya sia-siakan. Ndilalah banyak sea food, sehingga santap malam yang mengenyangkan perut itu mempercepat kantuk. Apalagi badan memang capek karena jalan seharian meninggalkan Indonesia.
4
Majalah PEN ATARAN PENA
Musibah kecil mulai datang di saat bangun tidur. Bintik-bintik merah dan gatal, menyerang tubuh saya. “Wah, saya kena biduren ini,” gumam saya. Andaikata berada di rumah Blitar, saya bisa segera beli Incidal atau Dexteem di toko terdekat. Tapi di China seperti ini, mana saya tahu? Tanpa saya obati, lalu saya ikuti pertemuan dengan Wakil Gubenur Zhejiang, Mr Liang Liming di Ruang Tamu Agung di Gedung Kongres. Acara lain yang menarik adalah tour kota mengunjungi Qianjiang New City Citizen Centre. Di sini saya terpesona pada keindahan kota yang dibangun sedemikian bagus. Jalan dan bangunan tertata secara apik. Tidak ada kekumuhan, tidak ada kekisruhan akibat PKL yang biasanya semrawut. Sore hari, problem biduren saya makin serius. Kalau sejak pagi saya ngempet gatal yang menyerang badan, kalau sore ini efeknya menyerang kepala. Saya tiba-tiba pusing tujuh keliling. Saya laporkan kondisi tubuh saya ke Bapak Asisten Sekda Propinsi selaku ketua rombongan. Oleh pejabat setempat kemudian saya di bawa ke rumah sakit terdekat.
Saya dan Walikota Kediri di stasiun KA super cepat
Mengetahui kondisi kulit meradang, badan panas, dan kepala pusing, membuat petugas rumah sakit memeriksa darah dan general check up. Begitu mengetahui hasilnya, tiba-tiba rumah sakit gempar. Lalu semua segera mengenakan pakaian pelindung badan, masker, dan sebagainya. “Mentangmentang saya orang asing dan kulit berwarna, diduga membawa virus Ebola. Saya ini cuma biduren!,” pikir saya tersinggung. Lalu saya dikarantina, di sebuah ruang yang sempit, walau peralatannya serba canggih. Kondisi kasur sempit itu lalu saya foto, dan saya unggah ke jejaring sosial. Dampaknya lalu munculah komentar yang heboh. Ada yang prihatin, ada yang wantiwanti agar saya jaga kesehatan di negeri orang. Tapi yang membuat saya sewot, komentarnya teman-teman kepala daerah yang lain. “Kasurnya kok cuma kecil Pak Herry? Memang mbayarnya pakai BPJS ya?” ujar mereka menemani penderitaan saya malam itu. Lalu saya dikasih obat macemmacem untuk segera tidur. Esoknya, saya bangun dalam kondisi segar. Lha wong cuma biduren karena kebanyakan udang, dikira bawa suspect virus mematikan. Alhamdulillah, lalu saya gabung dengan rombongan lain menuju ke Kota Sanghai. Jarak dari Hangzhou sekitar 250 km. Mirip antara Blitar dengan Surabaya. Kalau naik kerata api Penataran, ditempuh 3 hingga 4 jam. Tapi di Hangzhou, kami naik High Speed Train. Sesuai dengan namanya, kereta api itu lajunya cepet banget seperti angin. Saya dan teman-teman seperti tidak percaya, begitu tiba di Sanghai, arloji menunjukkan angka perjalanan hanya berlangsung selama 30 menit. Kami langsung berdiskusi dengan Wakil Sekretaris Kepala Pemerintaha Kota Sanghai, Mr. Jin Xingming. Setelah itu diajak mengunjungi Urban Planing Exhibiton Hall, danOriental Pearl Tower. Saya dan teman sempat terheranheran, sebab China merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Tapi anehnya, tidak banyak orang lalu lalang seperti di kampung-kampung di Indonesia. Jawabanya: tidak ada orang China yang malas. Setiap hari, mereka terbiasa bekerja dan bekerja sesuai dengan bidang masingmasing. Pantas saja, produk China selalu membanjiri dunia, mulai gotri, peniti, kaos singlet, sajadah, rantai sepeda hingga peralatan besar lainnya. Pak Jin Xingming lalu mengajak kami
Gedung apapun suasananya khas China
melihat perencanaan tata kota. Kalau di Indonesia, cukup melongok lihat maket di atas meja berupa peta miniatur bangunan dan pepohonan. Tapi di Sanghai, kami dibuat surprise. Kami diajak masuk ke ruang, yang tempat duduknya bisa oleng kira-kanan maupu ke depan-belakang, mirip kursi bioskop tiga dimensi. Ternyata master plan tata kotanya memang dibuat film tiga dimensi. Film master plan Sanghai pun diputar. Kami seperti melayang-layang di atas kota Sanghai, menelusuri segenap lekuk kota. Terbang di antara gedung-gedung, di antara pepohonan. Sampai-sampai, kepala temanteman ikut menunduk karena di dalam gambar itu, seolah-olah akan menghantam dahan pohon. Kita benar-benar dibuat takjub, karena dari master plan hingga kenyataan di lapangan, faktanya tidak dibuat-buat.
China di tahun 70-an yang saya kenal sebagai Negeri Tirai Bambu, di tahun 2014 ini sudah berubah menjadi kota-kota super modern. Pemerintah kota baik di tingkat gubernur maupun kabupaten, menjalankan tugasnya secara baik, tertib, dan melancarkan usaha rakyatnya. Rakyat China, bekerja sepenuh hati, sehingga mereka mampu bersaing dengan Amerika sekalipun, baik di dunia olahraga, bisnis, maupun kebudayaan. Saya diajak melihat-lihat sejumlah area pertanian. Mengapa produk pertanian China juga mampu memenuhi kebutuhan warganya yang sedemian besar? Jawabanya pasti: pemerintah China sangat serius menangani sawah dan ladang. Jalan-jalan di pesawahan, adalah hotmix yang bagus. Bahkan galengan-galengan di pesawahan, dibuat dari paving-paving berkualitas bagus. (bersambung)
Empang dan galengan sawah di China serba paving dan aspal
Majalah PEN ATARAN PENA
5
Gerbang
PSP Diajukan untuk Anugerah Wisata
Keindahan Candi Penataran, tanpa batas (foto-foto: dok. Porbudpar)
Gerakan budaya bertajuk Purnama Seruling Penataran (PSP) yang digagas Dewan Kesenian Kabupaten Blitar diusulkan agar mendapat Anugerah Wisata Jawa Timur untuk tahun 2014 ini.
I
ni disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar, Luhur Sejati, melalui Kasi Pemgembangan Obyek Wisata, Yudhi Eko, dengan alasan banyaknya nilai positif dalam gelaran PSP yang sudah berlangsung hamper empat tahun belakangan ini. “Banyak ide-ide baru yang positif, di balik spirit PSP yang dilaksanakan anak-anak muda itu,” lanjut Yudhi.
6
Majalah PEN ATARAN PENA
Tari tradisional, kekuatan PSP
Paling menonjol adalah semangat perdamaian dunia, yang diusung dalam sajian PSP dari waktu kewaktu. “Tampilan acaranya tidak monoton, dan melibatkan artis-artis lokal maupun internasional,” imbuhnya. Reporter Penataran dalam sebuah pementasan PSP, menyaksikan langsung salah satu atraksi artis dari Bolivia. Bahkan actor kenamaan Ray Sahetapy yang hadir dalam acara itu mengatakan, Candi Penataran yang menjadi basis eksplorasi nilai-nilai artnya, sangat cocok dipakai untuk menampilkan isu-isu perdamaian dunia. “Acara PSP ini masih terfokus pada Purnama Terang. Artinya diselenggarakan ketika bulan purnama di puncak benderangya. Saya justru mengusulkan, adalah yang tidak kalah penting, jika melaksanakan suatua cara pada saat Purnama Gelap, yaitu di puncak
kegelapan Candi Penataran,” tutur Ray Sahetapy. Di kalangan budayawan tradisional, gerakan PSP sangat disyukuri. Menurut Lik Hir, salah seorang budayawan di Blitar, panggung budaya PSP member jalan bagi bangkitya seni tradisional. “Salah satu contoh adalah seni macapat, yang beberapa kali ditampilkan. Kami merasa seperti didorong lagi agar tidak berhenti mengembangkan macapat,” tutur pengasuh Sanggar Macapat Abdiningsun itu. Aktivis Dewan Kesenian Kabupaten Blitar memang member porsi besar, untuk melibatkan unsurunsur seni tradisional di dalam setiap sajiannya. Bahkan dengan lihai, mereka memadukan dengan seni-seni modern, dengan harapan agar gelaran PSP dapat diterima oleh semua pihak. Akankah Pemprov Jawa Timur akan memberikan anugerahnya bagi PSP? Jawabanya masih misteri. Tetapi
Lik Hir, budayawan tradisional
berkaca dari pengalaman sebelumnya, anugerah itu diberikan kepada daerah berdasarkan pada keunggulan sumber daya objek wisata. Namun dengan pertimbangan bahwa PSP dari Kabupaten Blitar ternyata melahirkan inspirasi baru, di masa depan diperkirakanakan menjadi objek wisata kreativitas yang bernilai ekoomi kreatif. (pur)
Duta seni dari luar negeri
Majalah PEN ATARAN PENA
7
Gerbang
Bupati Blitar: PNS Harus Benar-Benar Bebas Narkoba
Peredaran Narkoba terus menjadi perhatian serius pemerintah. Tak terkecuali Pemerintah Kabupaten Blitar yang terus gencar dalam melawan narkoba. Sosialisasi bahaya serta dampak penggunaan narkoba diberikan kepada para Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar.
S
anksi yang tegas akan diterapkan pemerintah terhadap PNS yang terbukti sebagai pengguna narkoba. Ancaman pemecatan terhadap PNS juga menjadi ancaman yang patut diperhitungkan para PNS agar tidak terjerat kasus narkoba. Harapannya, PNS di Kabupaten Blitar harus benarbenar bersih dari narkoba. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. menghimbau kepada seluruh pimpinan Kepala SKPD dan 22 camat di seluruh Kabupaten Blitar untuk mensosialisasikan bahaya narkoba. “Saya telah menghimbau kepada seluruh pimpinan Kepala SKPD dan camat di Kabupaten Blitar untuk mensosialisasikan bahaya narkoba,” katanya. Diakui Herry Noegroho, langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
8
Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Diharapkan Bupati Blitar, para pimpinan SKPD segera melaksanakan
Majalah PEN ATARAN PENA
sosialisasi tentang bahaya narkoba kepada tingkat di bawahnya. Yakni dengan mengadakan Sosialisasi Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang P4GN. Serta mengimpelementasikan Inpres 12
PNS Kabupaten Blitar harus bersih dari Narkoba. (foto-foto: humaskabblitar)
tahun 2011 tersebut di masing-masing SKPD dengan mengadakan pembinaan kepada pegawai negeri sipil di unit kerjanya. Bukan sekedar himbauan, Bupati Herry Noegroho akan aktif meminta laporan dari masing-masing SKPD dan Camat terkait kegiatan sosialisasi tersebut. “Aksi tiap-tiap SKPD tersebut setiap 6 bulan harus dilaporkan kepada Bupati dengan tembusan Inspektorat Kabupaten dan BNK Kabupaten Blitar,” jelasnya. Orang nomor satu di Kabupaten Blitar dalam surat tersebut juga menegaskan, apabila PNS terbukti menggunakan narkoba, akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bahkan ancaman pemecatan akan diberlakukan. Pasalnya, penggunaan narkoba bertentangan dengan Peratuan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. (hend)
Narkoba sangat membahayakan diri kita. (foto-foto: ist)
Majalah PEN ATARAN PENA
9
Hambangun Praja
Telecenter Bumi Penataran
Raih Juara 2 Tingkat Jatim Masyarakat di Kabupaten Blitar boleh tersenyum bangga. Hal ini lantaran Telecenter Bumi Penataran yang berada di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar meraih Juara 2 dalam lomba antar telecenter terbaik se-Jawa Timur. Penghargaan Lomba ini digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur ini diserahkan langsung Gubernur Soekarwo di Gedung Grahadi Surabaya, 12 Oktober lalu.
M
anager Telecenter Bumi Penataran, Moh. Rizal kepada Majalah Penataran mengungkapkan rasa bangganya Telecenter yang ia
Manager Telecenter Bumi Penataran, Moh. Rizal terima penghargaan dari Gubernur Soekarwo
kelola mendapatkan juara 2 tingkat Jawa Timur. “Saya bangga sekali, Telecenter Bumi Penataran mendapatkan juara 2 dalam Lomba Telecenter se-Jawa timur,” katanya.
Gedung Telecenter Bumi Penataran, di Ngelgok. (foto-foto: dishubkominfokabblitar)
10
Majalah PEN ATARAN PENA
Penghargaan ini menurut Moh. Rizal, dapat menyemangati kenerja pengurus Telecenter Bumi Penataran untuk lebih baik ke depan. Diakui Moh. Rizal, untuk meraih juara 2 Lomba Tele-center tingkat Jawa Timur tidaklah mudah. Perlu kerja ekstra keras untuk mengelola Telecenter Bumi Penataran ini. “Bukan sekedar untuk lomba ini saja. Namun bagaimana kita harus bisa memanfaatkan dan menghidupkan terus Telecenter Bumi Penataran yang difasilitasi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Blitar ini,” katanya. Dijelaskan Moh Rizal, para pengurus Telecenter terus berupaya untuk mengajak masyarakat untuk datang ke Telecenter yang merupakan “warnet” berplat merah ini. Alhasil, kemandirian Telecenter Bumi Penataran lah yang membuat telecenter ini dapat meraih juara 2
tingkat Jawa Timur. “Untuk bertahan kita tidak hanya menunggu masyarakat datang sendiri ke telecenter, namun kita juga jemput bola ke masyarakat agar senang untuk datang setiap saat ke tempat kami,” kata Moh. Rizal. Selama ini, para pengurus Telecenter Bumi Penataran aktif melakukan sharing dengan masyarakat utamanya kelompok tani, kelompok UMKM, kelompok peternak terkait informasi melalui dunia maya alias internet. Alhasil, banyak pula masyarakat yang sebelumnya buta internet, kini sebaliknya, memanfaatkan internet guna mendapatkan informasi penting yang ada didalamnya. “Kini masyarakat di Nglegok dan sekitarnya sudah memanfaatkan internet untuk mendapatkan informasi dan juga telah menjadikan internet sebagai sarana untuk memasarkan produk pertanian, perikanan, peternakan, UMKM dan sebagainya,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dishuskominfo Kabupaten Blitar, Drs. Budi Kusumarjoko, M.Pd. melalui Kabid Komunikasi dan Informatika, Dra. Sri Wahyuni, M.Si. mengungkapkan keberadaan telecenter sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi. Telecenter ini juga membantu masyarakat yang sebelumnya buta internet kini sudah dapat memanfaatkan internet sebagai sumber kebutuhan informasi. “Keberadaan telecenter sudah dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan informasi dari internet. Masyarakat di Nglegok misalnya sudah menggunakan internet yang ada di Telecenter untuk ajang mendapatkan informasi dan juga sebagai media untuk memasarkan produknya,” kata Sri Wahyuni. Sri Wahyuni juga berharap Telecenter Bumi Penataran bisa menjadi Telecenter yang mandiri dimana bisa mengelola manajemen
Sekdin dan Kabid Kominfo Dishubkominfo Kabupaten Blitar, Bajoe Poerna dan Sri Wahyuni berfoto di Depan Gedung Grahadi Surabaya usai penerimaan penghargaan Juara 2 Telecenter
tersendiri tanpa harus tergantung dari pemerintah daerah. “Untuk itu Telecenter Bumi Penataran harus bisa memaksimalkan kegiatan layanan komersil tanpa harus meningalkan tujuan awal telecenter, yaitu pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang melalui peningkatan kemampuan memperoleh dan menyebarkan informasi,” imbuhnya. Dengan kenyataan keberadaan telecenter sangat dibutuhkan masyarakat, Sri Wahyuni juga berharap, telecenter serupa dengan telecenter Bumi Penataran dapat berdiri di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Dengan demikian, masyarakat di berbagai pelosok di Kabupaten Blitar dapat melek internet sebagai salah satu
sumber informasi yang berguna bagi perkembangan usahanya di berbagia bidang. “Saya berharap, telecenter ini juga berdiri di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Semoga harapan ini segera tercapai,” tambahnya. Catatan redaksi, telecenter adalah fasilitas komputer, jaringan internet berikut sarana pendukungnya untuk memperdayaan masyarakat. Yakni dengan memanfaatkan jaringan internet untuk memperoleh dan menyebarkan informasi serta komunikasi antar kelompok masyarakat, masyarakat dengan pemerintah, maupun dengan dunia usaha. Hal ini dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat di berbagai bidang. (hend)
Salah satu aktivitas Telecenter Bumi Penataran memberikan bimbingan internet kepada kelompok masyarakat
Majalah PEN ATARAN PENA
11
Hambangun Praja
Hotel dan Restoran,
Harapan Masa Depan Sebuah adagium menyebutkan, tanda-tanda kemajuan suatu daerah adalah jika didominasi oleh sektor yang tidak bergantung pada keberadaan sumberdaya alam.
B
erdasarkan data statistik, masyarakat Kabupaten Blitar mulai mengalami pergeseran perilaku. Sektor pariwisata, khususnya di bidang perhotelan dan restoran, menunjukkan gejala-gejala peningkatan peran. Pasalnya, sektor pertanian yang selama ini diunggulkan, mulai menunjukkan angka pelambatan dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu dari 6,35% di tahun 2012 menjadi 5,76% di tahun 2013. Kepala Dinas Pariwisata Kab. Blitar, Luhur Sejati mengatakan, angka statistik yang disajikan oleh BPS itu sangat futuristik. “Ini tandatanda jaman, bahwa kita harus merubah alam pikiran kita, pariwisata adalah harapan di masa depan,” ujarnya. Tidak bisa disangkal lagi, sektor
Membina dutawisata di bidang hotel dan restoran
pertanian di Kabupaten Blitar telah mengalami problem serius. Lahan pertanian terus-menerus menciut
karena diganyang pembangunan pemukiman dan fasilitas untuk industri. Hal ini diperparah oleh sikap
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008 – 2013 (%) SEKTOR 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Bank dan Lembaga Keuangan Lain 9. Jasa-jasa Sumber: BPS Kab. Blitar, 2014
12
Majalah PEN ATARAN PENA
2008 4,41 5,06 6,49 7,87 6,67 8,27 6,35 6,56 8,56 6,04
2009 3,72 5,02 3,07 7,91 5,94 8,08 6,74 5,68 5,32 5,18
2010 2,94 7,95 4,10 7,81 11,35 10,98 7,17 7,31 7,31 6,08
2011 3,91 11,63 3,73 6,73 6,94 9,87 6,97 8,16 6,73 6,33
2012 4,33 3,31 3,24 7,31 7,43 10,17 5,52 7,00 6,78 6,35
2013 3,20 10,82 6,41 5,76 10,64 9,33 7,39 5,83 4,61 5,76
Salah satu hotel di Kabupaten Blitar
menurun, dari 6,17% pada tahun 2012 menjadi 1,87% di tahun 2013. Fakta lain, sektor Pertanian serta sector Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Angka statistik di atas disumbangkan oleh kinerja perhotelan di KabupatenBlitar, yaitu sebagai berikut: 1. Hotel Gita Puri, Sanankulon; 2. Hotel Holi, Selorejo; 3. Hotel Lumayan 1, Selorejo; 4. Hotel Lumayan 2, Selorejo; 5. Hotel Maya, Bening, Wlingi; 6. Hotel Santosa II, Jimbe, Kademangan; 7.
Hotel Maharani, Ngreco, Selorejo; 8. Hotel Purnama Indah, Selorejo; 9. Penginapan Jolosutro, Wates; 10. Pesanggrahan Tambakrejo, Wonotirto Luhur Sejati mengatakan, berdasarkan kenyataan yang terjadi, maka sudah saatnya semua pihak lebih serius menangangi pembangunan sektor perhotelan lebih serius. “Cara menanganinya adalah dengan mengedepankan cita rasa pariwisata untuk pengembangan perhotelan di Kabupaten Blitar,” tukasnya. (pur)
LuhurSejati, Kepala Dinas Porbudpar
generasi muda yang enggan turun kesawah, karena memilih bidang pekerjaan yang tidak berlepotan dengan lumpur. Sinyal ini juga dilontarkan Bupati Blitar dalam LKPJ tahun 2013 yang menyebutkan dalam rentang waktu 2008-2013, kontribusi sub sector tanaman dan bahan makanan (Tabama) menurun akibat peningkatan konversi lahan sawah menjadi lahan terbangun. Resikonya pun mulai terasa, pertumbuhan sub sector tabama menunjukkan grafik
Mengundang pejabat mancanegara, strategi promosi efektif
Majalah PEN ATARAN PENA
13
Hambangun Praja Mengintip Gelar Produk Makanan Bergizi
Kelompok Tani Wanita
Kenalkan Produk Unggulan Bergizi Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Blitar unjuk kreasi. Mereka memamerkan aneka olahan makanan bergizi non beras di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Rabu (22/ 10) lalu. Kegiatan bertajuk “Expose Menu B2SA/ Gelar Produk Unggulan Kelompok Tani Wanita KRPL 2013/2014” diikuti beberapa kelompok wanita tani dari beberapa kecamatan di Kabupaten Blitar. Kegiatan ini dibuka langsung Wakil Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. Wabub Rijanto, saat memberikan sambutan di depan para peserta. (foto-foto: dok.KKPkabblitar)
K
egiatan ini difasilitasi Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Kantor Badan Ketahanan Pangan Kabupaten
Blitar. Kegiatan digelar untuk mempromosikan produk unggulan kelompok wanita tani dan masyarakat. Acara juga sebagai upaya untuk
Wabub Rijanto, meninjau produk makanan olahan kelompok wanita tani
14
Majalah PEN ATARAN PENA
membangun sinergi dan koordinasi yang lebih baik untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan melalui konsep Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL). Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. mengungkapkan, sangat menghargai adanya kegiatan gelar pangan olahan non beras ini. “Saya sangat menghargai adanya kegiatan gelar pangan olahan non beras ini dan saya berharap dapat diimplementasikan pada masyarakat luas,” katanya. Wabub Rijanto juga berharap, makanan beragam, bergizi seimbang dan aman, serta penganekaragamam sumber pangan lokal tetap diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Ir. Ulfie Zufiqar Z, MM.
Yang terpenting menurut Wabub Rijanto, apa yang dihasilkan dan dipamerkan dalam kegiatan ini dapat dikembangkan dalam keluarga. Selain itu dapat pula ditularkan kepada tetangga yang selanjutnya dapat berkembang ke seluruh masyarakat di Kabupaten Blitar. “Saya berharap, semua ini dapat ditularkan kepada masyarakat sekitar. Perlu juga diperhatikan kemasan dan kualitas keawetan makanannya,” ujarnya. Dijelaskan Wabub Rijanto, salah satu target pembangunan
pertanian nasional selain peningkatan swasembada berkelanjutan, juga melakukan peningkatan diversifikasi pangan dengan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Program ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat ke arah asupan pangan yang lebih beragam, bergizi seimbang dan aman. Langkah ini sejalan dengan upaya untuk membangun masyarakat di Kabupaten Blitar yang lebih baik, yaitu yang lebih sehat, aktif, dan produktif. Karena hampir 90% penyakit degeneratif yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia ini berawal dari pola makan yang kurang tepat. Permasalahan yang sampai sekarang masih menjadi kendala utama adalah tingginya ketergantungan terhadap beras dalam pola konsumsi pangan di masyarakat. Hal ini berakibat tingginya resiko terhadap keberlanjutan penyediaannya, karena peningkatan konsumsi akibat pertambahan penduduk akan terus terjadi. Peningkatan konsumsi yang tinggi ini menghendaki peningkatan produksi pangan yang tinggi pula setiap tahunnya. Sementara itu, Kepala Kantor
Wabub Rijanto, berkesempatan, mencicipi produk makanan olahan dari para peserta
Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar, Ir. Ulfie Zufiqar Z, MM. kegiatan Expose KRPL ini pada dasarnya dimaksudkan untuk mempromosikan program dan sebagai upaya untuk membangun sinergi dan koordinasi dengan masyarakat untuk menyukseskan pencapaian target diversifikasi pangan. “Kegiatan expose ini adalah inisiatif dari kelompok KRPL sendiri, peserta terdiri dari KRPL tahun 2013 dan 2014,” katanya. Dijelaskan Ulfie Zufiqar Z, Undang - Undang Pangan Nomor 18 tahun 2012, telah mengamanatkan, penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan. Kondisi yang diharapkan adalah terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, dan merata. Dalam melaksanakan kegiatan P2KP, penting pula diperhatikan aspek keamanan pangannya. “Keamanan pangan merupakan aspek pendukung, sehingga target kualitas pangan yang beragam, bergizi dan aman dapat terpenuhi. Misalnya, pada kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan perlu menerapkan cara budidaya pertanian yang baik (good agricultural practices) dengan tidak menggunakan pestisida yang dilarang. Pada kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh kelompok KRPL dan pendamping, kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya karena kelompok yang telah mengadakan expose yang dipusatkan di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok,” tambahnya. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
15
Hambangun Praja
Petani di Blitar, selalu orang-orang tua. (foto-foto: purwanto)
Stop Nganggur, Ayo Remaja Berladang Gerakan kampanye anak muda kembali keladang, menjadi isu menarik di tengah meningkatnya angka pengangguran. Sekolah Pertanian dianggap menjadi jalan keluar, untuk mencetak generasi petani agar Blitar bertahan sebagai jagonya pertanian.
K
epala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Blitar, Herman Widodo, mengatakan tingkat
pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Blitar cenderung meningkat sejak tahun 2011 sebesar 3,61%, melonjak 3,74 % di akhir 2013.
Anak-anak muda, perlu dilatih ke sawah
16
Majalah PEN ATARAN PENA
“Angka ini selalu naik tajam, bila terjadi lulusan SMA yang menghasilkan angkataan kerja baru,” kata Herman Widodo. Bagi remaja yang melanjutkan kekuliah, tidak termasuk pada golongan yang menjadi beban sosial. Tetapi mereka mandeg tidak kuliah, tergolong TPT yang Didefinisikan sebagai bagian dari angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan, Yang mempersiapkan usaha, yang bersamaan mereka tidak bekerja (jobless). Badan Pusat Statistik Kab. Blitar mencatat, angka TPT yang meningkat itu menunjukkan bahwa dari 616.259 jiwa angkatan kerja, terdapat 23.046 jiwa yang menganggur. “Problemnya, anak lulusan SMA tidak memiliki ketrampilan teknis. Masih lumayan bagi mereka lulusan sekolah kejuruan, memungkinkan berwiraswasta secara mandiri,” imbuhnya.
Herman Widodo justru melempar isu, sudah saatnya Pemkab Blitar menghidupkan lagi sekolah pertanian yang dulu bernama SPP dan SPMA (Sekolah Pertanian Tingkat Pertama dan Sekolah Pertanian Menengah Atas). Alasannya, sector pertanian masih merupakan sector andalan di Kabupaten Blitar. Ancaman paling nyata bagi dunia pertanian di Kabupaten Blitar, adalah sikap anak muda yang enggan turun kesawah atau ladang. Walaupun mereka tergolong pengangguran, lebih memilih pekerjaan lain seperti karyawan toko, buruh pabrik, atau keluar negeri bekerja di sektor formal maupun non formal. Sehingga sebutan petani adalah para orang tua yang tetap bertahan menggarap lahan pertaniannya. “Menurut prediksi saya, sekolah semacam SPP/SPMA akan menciptakan lulusan-lulusan generasi yang kembali mencintai sawah dan tanaman. Mereka digembleng untuk tidak takut lumpur, tidak takut kotoran,” imbuhnya. Catatan BPS juga mengisyaratkan, struktur penduduk Kabupaten Blitar dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Penduduk usia muda yang memiliki usia di atas15 tahun mencapai24,91% dan penduduk usia lanjut dengan usia di atas 65 tahun sebesar 8,88%. Potensi usia produktif ini fakta penyediaan tenaga kerja yang tinggi, sehingga perlu diimbangi dengan tingginya kualitas sumber daya manusia. Sayangnya, dependency ratio atau rasio ketergantungan yang merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia nonproduktif dan usia produktif Kabupaten Blitar, angkanya mencapai 0,51. Artinya bahwa setiap 100 orang yang berusia kerja (dan dianggap produktif) menanggung sebanyak 51 orang yang tidak produktif lagi.
Herman Widodo, Kepala Disnakertrans Kab. Blitar
“Mereka yang tidak produktif itu, sebagian besar berada di pedesaan alias di kantong-kantong pertanian. Gerakan sadar pertanian inilah yang seharusnya menjadi fokus perhatian kita,” lanjut Herman Widodo yang
membandingkan, di daerah-daerah lain masih bertahan keberadaan SPP/ SPMA. Tetapi hanya di Kabupaten Blitar, penghasil pertanian terbesar tetapi malah tidak memiliki SPP/ SPMA lagi. (pur)
Pendidikan cinta ternak dan tanaman sejak dini
Majalah PEN ATARAN PENA
17
Hambangun Praja
Pemerintah Kabupaten Blitar membentuk tim khusus untuk penegasan batas wilayah. Tim ini nantinya akan mendampingi pihak terkait yang benar-benar berwenang dalam menentukan batas wilayah di negeri ini. Pembentukan tim ini sebagai langkah untuk melakukan penegasan batas wilayah sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Tim ahli ITB berdiskusi dengan Tim Penegasan Batas Pemkab Blitar di Pendopo Hadinegoro
Pemkab Blitar Bentuk Tim Penegasan Batas
B
upati Blitar Drs. H. Herry Noegrohe SE. MH. saat menghadiri kegiatan Penyambutan Tim Ahli dari Intitut Teknologi Bandung (ITB) dalam rangka Kerjasama Gladi Penegasan Batas Daerah di Pendopo Hadinegoro, 24 Oktober lalu mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Blitar perlu membentuk tim khusus untuk penegasan batas daerah. “Dalam upaya penegasan batas daerah ini Pemkab Blitar bekerjasama dengan ITB untuk memberikan kajian akademisi terkait penegasan batas daerah di Kabupaten Blitar,” katanya. Tim ini nantinya akan mendampingi badan yang menegasan batas wilayah yakni Badan Informasi Geospasial (BIG). Lebih lanjut Herry Noegroho, penegasan ini harus dilakukan lantaran hingga saat ini masalah penegasan batas di kawasan utara Kabupaten Blitar masih belum kelar. “Sekali lagi ini bukan rebutan masalah kawasan wisata Kelud. Namun kejelasan penegasan batas daerah,” tegas orang nomor satu di
18
Pemkab Blitar ini. Herry Noegroho juga optimis kawasan puncak Kelud akan tetap berada di kawasan Kabupaten Blitar sesuai dengan peta yang dimiliki Belanda. Dijelaskan Herry Noegroho, diera sekarang ini, penegasan batas wilayah sangatlah penting. Hal ini agar dapat diketahui secara jelas dan pasti batas suatu daerah kabupaten/
Majalah PEN ATARAN PENA
kota. Hal ini sesuai dengan amanat Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Terbitnya Permemdari ini sebagai pengganti aturan yang lama yakni Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 yang dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan. “Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 tidak sesuai dengan keadaaan sekarang dan
Bupati Herry Noegroho saat memberikan sambutan penerimaan Tim ahli ITB di Pendopo Hadinegoro
kurang memadai dalam proses percepatan penyelesaian batas daerah apabila terjadi masalah,” ujar Herry Noegroho. Diakui orang nomor satu di Pemkab Blitar ini, saat ini Pemerintah Kabupaten Blitar terus mengumpulkan bukti-bukti terkait persoalan batas daerah ini. Buktibukti ini akan menjadi senjata tim Penegasan Batas Daerah yang telah dibentuk. “Saat ini kita sudah memiliki 16 peta dari pada jaman Belanda, peta Perhutani, peta bencana alam yang seluruhnya menunjukkan kawasan puncak Kelud masuk kawasan wilayah Kabupaten Blitar,” tandas Herry Noegroho. Kerjasama dengan ITB ini untuk melaksanakan kajian teknis dan kajian akademis bidang geodesi yang mutlak diperlukan, untuk proses penyelesaian sengketa batas antara Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri yang hingga saat ini masih belum usai. Melalui kajian teknis ini, diharapkan akan memberikan kejelasan tentang masalah batas daerah dari sudut pandang akademisi. Dan intinya, hasil kajian ini dapat dijadikan data akademis yang dapat dipertanggungjawabkan dan bahan pertimbangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kemendagri untuk mengkaji ulang permasalahan batas Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri. Pemerintah Kabupaten Blitar mengajukan gugatan ke PTUN terkait terbitnya Nomor 188/133/ KPTS/013/2012 tentang Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah antara Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri yang isinya menyatakan puncak Kelud masuk wilayah administrasi Kabupaten Kediri. PTUN memutuskan dalam perkara Nomor:51/G/2012/PTUN, Tanggal 19 Desember 2012 yang isinya, tuntutan menggugat tidak diterima. “Karena dalam kontek penegasan batas daerah yang dapat digugat adalah
Tim Penegasan Batas Pemkab Blitar siap bekerja
Permendagri. Artinya SK tersebut tidak memiliki daya eksekusi. Artinya status kawasan puncak Kelud sebelum maupun sesudah adanya SK Gubernur tersebut tetap sama,” jelasnya. Sementara itu, Ketua Tim Ahli Geodesi Institut Teknologi Bandung, DR. Heri Andreas kepada Majalah Penataran mengungkapkan, pihaknya akan maksimal bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar terkait penegasan batas ini. “Secara objektif, dan tidak terbantahkan bahwa kawasan Puncak Kelud masuk wilayah Kabupaten Blitar,” tegas Heri
Andreas. Dia mengaku, pihaknya akan terus mengawal permasalahan batas wilayah Kabupaten Blitar ini hingga tuntas. Ditambahkan Heri Andreas, tim ITB akan memberikan kajian teknis dan kajian akademisi kepada 10 PNS Pemkab Blitar yang bergabung dalam tim penegasan batas daerah. “Tahapan penegasan batas daerah ini harus benar-benar dipahami tim untuk mendampingi tim penegasan batas daerah untuk menentukan batas daerah di Kabupaten Blitar,” katanya. (hend)
Suasana Penerimaan tim ahli dari ITB di Pendopo Hadinegoro. (foto-foto: hendranova)
Majalah PEN ATARAN PENA
19
Hambangun Praja
Perdagangan Menggeliat Naik
Sutopo, Kabid Perdagangan Disperindag Kab. Blitar
Cari rumput pun, bersepeda motor. Ciri kemakmuran di Blitar?
Mobil bagus makin berseliweran di jalanan. Rumah-rumah kian cantik, dan toko-toko ikut meriah. Inilah tanda-tanda, bahwa daya beli masyarakat semakin bagus.
D
ata perkembangan daya beli masyarakat itu, menjadi isu utama laporan keberhasilan pasangan Bupati Heri Noegroho dan Wabup Rijanto yang mulus melalui tahun ketiga masa pemerintahannya. Data di Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar menyebutkan, PDRB perkapita Kabupaten Blitar berada diatas 8 juta
20
rupiah sejak tahun 2008. Sedangkan pada 2013, PDRB per kapita Kabupaten Blitar mencapai Rp. 15.150.576,-. Dari nominal tersebut dapat terlihat bahwa secara umum rata-rata PDRB per kapita sebulan ditahun 2013 sebesar Rp. 1.262.548,- atau Rp. 42.085,- per hari. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Blitar, melalui
Majalah PEN ATARAN PENA
Kabid Perdagangan, Sutopo, menyatakan adanya dinamika dalam perdagangan eceran di pasar-pasar di seluruh Kabupaten Blitar. “Kami secara rutin melakukan monitor di pasar utama, dan kami merasakan adanya dinamika yang makin positif. Pasar tidak lesu,” kata Sutopo. Sejumlah pasar yang selalu dipantau, lanjutnya, antara lain antara lain Pasar Wlingi, Lodoyo, Kademangan, Srengat, Kesamben, Kanigoro, Nglegok, dan Garum. Komoditas sembako relatif lancar dari tangan produsen hingga kekonsumen. Sepanjang tahun 2013 yang lalu, tidak pernah ada gejolak di seputar pemenuhan sembako untuk warga Kabupaten Blitar Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Blitar dapat dikatakan cukup tinggi, dan secara riil, masyarakat masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Satu-satunya faktor yang sempat memberi pengaruh negatif hingga mendorong terjadinya kenaikan inflasi, yaitu adanya kenaikan harga
Bupati tenangkan warga pada erupsi Kelud 2014, ekonomi aman.
BBM pada 22 Juni 2013 yang lalu. “Tapi naiknya inflasi itu, bukan akibat kesalahan kebijakan Pemkab Blitar, tetapi merupakan efek kebijakan Pemerintah Pusat,” lanjut Sutopo. Kenyataan ini sekaligus
memperlihatkan fakta, betapa efektif dan selaras irama pemerintahan pasangan Herry Noegroho-Drs. Rijanto dalam memadukan aspirasi masyarakat dengan birokrasi. Prestasi ini sekaligus menutupi
Tembakau Selopuro, karakter dagangan Blitar yang tetap bertahan
pincangnya kontribusi sektor pertanian, gara-gara semakin ganasnya pemukiman merambah sawah dan ladang yang berakibat menurunnya reputasi pertanian. Sektor Perdagangan yang sebenarnya merupakan sektor unggulan kedua, justru menampakkan geliat ekonomi khsuusnya dalam perdagangan eceran. Sutopo berharap, meningkatnya aktivitas perdagangan yaitu jual beli khususnya eceran, terus dapat berlangsung mulus karena mengindikasikan bahwa kemampuan daya beli masyarakat mengalami peningkatan. Ini sejalan dengan laporan Bupati Blitar: “bahwa secara umum masyarakat Kabupaten Blitar tidak mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, karena angka inflasi jauh lebih kecil disbanding nilai pendapatan perkapita masyarakat yang diwakili oleh PDRB per kapita”. (pur)
Majalah PEN ATARAN PENA
21
Real Action
Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Blitar kembali gelar Bhakti Sosial dalam rangka ulang tahunnya, serta dalam rangka peringatan Hari Korpri 2014. Bhakti sosial ini dilakukan dengan menggelar kegiatan pemeriksaan Pap Smear atau deteksi dini kanker serviks atau leher rahim terhadap para kaum hawa. Pemeriksaan dilakukan terhadap 4000 perempuan yang pernah menikah yang tersebar di 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Ibu-ibu saat antri pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Talun
Gelar Bhaksos, Demi Ibu-ibu Sehat
K
etua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Blitar, Ny. Tutik Palal Ali Santoso kepada Majalah Penataran disela-sela kegiatannya saat memantau jalannya pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Talun akhir
Oktober lalu mengungkapkan, kegiatan Bhaksos ini digelar dalam rangka peringatan hari ulang tahun Dharma Wanita Persatuan ke 15, Peringatan HUT Korpri ke 43, dan HUT Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ke 1. “Pemeriksaan Pap
Ny. Tutik Palal Ali Santoso, saat meninjau kegiatan Pap Smear di Kecamatan Talun
22
Majalah PEN ATARAN PENA
Smear ini merupakan kegiatan bhakti sosial yang diikuti ribuan ibu-ibu dari berbagai kecamatan di Kabupaten Blitar,” katanya. Kegiatan ini dilaksanakan di puskesmaspuskesmas yang tersebar di 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Lebih lanjut, Ny. Tutik Palal Ali Santoso menyatakan, pemeriksaan Pap Smear atau deteksi dini kanker rahim pada kaum hawa ini dilaksanakan 15 Oktober hingga 6 Nopember 2014. Ibu-ibu yang menjalani pemeriksaan ini tak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. “Para peserta Pap Smear adalah kaum ibu-ibu yang sudah terdaftar dalam Jamkesmas, akses yang juga telah menjadi anggota BPJS,” jelasnya. Diakui Ny. Palal Ali Santoso, seluruh biaya pemeriksaan tersebut seluruhnya ditanggung pemerintah melalui BPJS Kesehatan. Dijelaskan Ny. Palal Ali Santoso, bhakti sosial ini dilakukan
dalam rangka kampanye sehat. Selain kampanye sehat, juga sebagai langkah riil dalam melakukan preventif terhadap penyakit kanker leher rahim. “Kegiatan ini dalam rangka menyehatkan kaum ibu-ibu di Kabupaten Blitar,” imbuhnya. Ia juga berharap, sejak sekarang dan selanjutnya, tidak ada kasus penyakit kanker serviks yang diderita para ibuibu di Kabupaten Blitar. Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening) ginekologi, merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang dinamakan speculum, dan bisa dilakukan oleh dokter kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim, sejak dini. Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Bahkan Perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari kontak seksual pertama kali sebenarnya wajib melakukan pap smear. Para peserta Pap Smear yang akan diperiksa harus mentaati
Ny. Emmy Widayani
beberapa hal di antaranya, tidak sedang haid atau ada perdarahan, tidak boleh berhubungan seksual, minimal tiga hari (3x24 jam), tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagina atau antiseptik sejenisnya yang dimasukkan ke dalam vagina (Namun untuk membersihkan daerah bagian luar vagina masih diperbolehkan). Melakukan Peme-
riksaan Pap Smear sebaiknya dilakukan dua atau tiga bulan setelah melahirkan, atau ketika darah nifas sudah bersih. Sementara itu, Kepala Layanan Operasional BPJS Kabupaten Blitar, Ny. Emmy Widayani kepada Majalah Penataran mengungkapkan, para peserta Pap Smear ini merupakan peserta yang sudah terdaftar dalam BPJS Kesehatan. Dalam kegiatan bhaksos Pap Smear ini, pemerintah melalui BPJS Kesehatan menyediakan dana mencapai Rp 1 milyar. “Para peserta ini digratiskan biayanya karena sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Kita siapkan dana untuk kegiatan ini sebesar Rp 700 juta hingga Rp 1 milyar ,” katanya. Diakui Ny. Emmy Widayani , tak hanya menanggung biaya pemeriksaan saja, BPJS kesehatan juga akan menanggung biaya selanjutnya apabila ada ibu-ibu ada yang positif menderita kanker serviks. “Apabila perlu perawatan selanjutnya, BPJS juga siap menanggung biayanya. Karena mereka memang sudah terdaftar dalam BPJS kesehatan,’ jelasnya. (hend)
Berfoto bersama disela-sela kegiatan pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Talun. (foto-foto: hendranova)
Majalah PEN ATARAN PENA
23
Artikel
Membangun Karakter Peserta Didik melalui Ekstra Kepramukaan Wajib pada Kurikulum 2013 Oleh: Drs. Baharuddin, M. Pd. *)
M
eski diawal perjalanannya terseok-seok karena keterlambatan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada para guru, serta distribusi buku guru/siswa, Alhamdulillah kurikulum 2013 (K-13) sudak mulai diimplementasikan disemua jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sangat besar harapan anak bangsa akan out put dari K-13 ini akan terjadinya perubahanperubahan besar di masa mendatang, utamanya pada Tahun 2045, disaat bangsa Indonesia genap seabad kemerdekaannya. K-13 didesain untuk mengantisipasi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) Indonesia 1020 tahun mendatang, disamping sebagai upaya menjawab problem krusial bangsa Indonesia saat ini, yaitu kecenderungan tergerusnya moralitas (karakter) anak bangsa yang semakin kuat akibat dampak negative globalisasi. Karena kuatnya muatan pendidikan karakter pada K-13 itulah, wajar kalau sebagian kalangan pakar dan praktisi pendidikan yang mengkritisi dan atau mengkhawatirkan K-13 akan dibawa kepada agamisasi pendidikan. Di hampir semua ranah K-13 memang selalu mamasukkan muatan
24
pendidikan karakter, termasuk dalam semua kegiatan pembelajaran pendukungnya. Dalam kegiatan pengembangan minat, bakat dan prestasi siswa, K-13 sampai mewajibkan kegiatan ekstra kurikuler Pramuka di sekolah/madrasah sebagainya diatur dalam Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014. Di antara alasan kenapa pramuka diwajibkan di SD/MI, SMP/ MTs, dan SMA/MA/SMK ini, menurut Joko Mursito, Kepala Pusdiklatnas Kwartir Nasional, Pramuka merupakan satu-satunya organisasi kepemudaan yang serius melakukan pembinaan karakter kaum muda dari tingkat usia dini hingga dewasa. Sejak awal dibentuknya organisasi Pramuka, Pramuka terbukti selalu netral dan tidak pernah terlibat pada politik aktif, meskipun banyak kader-kader Pramuka yang juga menjadi pejabat politik. Kita semua, insan pendidikan
Majalah PEN ATARAN PENA
akan sepakat maksimal melalui kegiatan-kegiatan pramuka sebagai ekstra wajib di sekolah/madrasah. Semangat patriotisme, kedisiplinan, kejujuran, kebersamaan, kekompakan tim, saling mebantu, mengembangkan kreatifitas, kita harapkan lebih berkembang maksimal melalui Pendidikan Kepramukaan. Kekhawatiran sebagian pengelola pendidikan akan menurunnya prestasi akademik siswa (utamanya nilai padaa Ujian Nasional/UN) dengan penguatan ekstra pramuka atau ekstra pengembangan minat/bakat lain, saya kira sangat kurang berdasar. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan signifikansi yang kuat antara peningkatan pengembangan kepribadian, minat dan bakat siswa dengan prestasi akademiknya. Mari kita wujudkan slogan Pramuka sebagai Pemuda yang selalu siap berkarya. Hidup Pramuka. *) Direktur MI-SMP Miftahul Huda Gogodeso – Kec. Kanigoro
Kegiatan Pramuka di Madrasah
Pemuda Pelopor
Dua Warga Kab. Blitar Raih Pemuda Pelopor
Terbaik I Tk. Prov. Jatim Tahun 2014
W
arga Kabupaten Blitar rasanya patut berbangga. Pasalnya dua dari tiga calon Pemuda Pelopor yang direkomendasikan oleh Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar berhasil menjadi Pemuda Pelopor Terbaik I Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dan akan mewakili Prov. Jatim pada ajang yang sama di tingkat nasional. Dua Pemuda Pelopor Terbaik I Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 asal Kab. Blitar itu masingmasing yakni Mukarom Salasa, S.Si. untuk kepeloporan Bidang Pendidikan dan M. Burhanudin, S.Pd. untuk kepeloporan Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam. Sementara Shofia Endar Winangsih, S.Pd. yang dikirim untuk kepeloporan Bidang Komunikasi dan Informasi menjadi Pemuda Pelopor Terbaik III Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014. Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar melalui Yudianto – Kasi Pemberdayaan Pemuda menyampaikan, Kab. Blitar selama ini atau sejak disahkannya UndangUndang RI No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, “Selalu aktif mengirimkan wakil-wakilnya pada ajang Pemilihan Pemuda Pelopor.” Dimana diantara Pemudapemuda Pelopor yang pernah lahir itu yakni Adib Arifianto warga Dusun Talok Desa Pojok Kecamatan Garum, pendiri batik tulis Djojo Koesoemo sebagai Juara II Pemuda Pelopor Tk.
Tim Penilai dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar
Nasional Tahun 2012. Kemudian Solimin warga Desa Pandanarum Kec. Sutojayan sebagai Juara II Pemuda Pelopor Tk. Nasional Tahun 2013 Bidang Teknologi Tepat Guna, serta Agung Hidayanto, ST. warga RT. 02 RW. 02 Kel. Sumberdiren Kec. Garum sebagai Petani Swasta Terbaik Tk. Nasional Tahun 2014. Keberhasilan-keberhasilan itu, lanjut Yudianto, dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya karena di Kab. Blitar ini terdapat cukup banyak pemuda-pemuda yang memiliki potensi dan kapasitas untuk menjadi pemuda pelopor. Selain itu, faktor paling berpengaruh lainnya karena adanya kesalehan dari para senior untuk berbagi/memberikan ilmunya kepada pemuda pelopor yang muncul pada tahun berikutnya. “Saat ini sangat sulit untuk merubah mindset para pemuda,” kata Kasi Pemberdayaan Pemuda.
Kecenderungan mereka hanya terbatas pada PNS dan TKI sebagai tujuan. Sedikit saja diantara para pemuda itu yang memiliki ide, kemudian idenya itu bisa mempengaruhi lingkungan untuk menjadi mandiri. Ide bermanfaat yang meluas dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, nasional atau bahkan mungkin mendunia. Untuk itu Kasi Pemberdayaan Pemuda Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Blitar berharap dukungan dari seluruh warga Kab. Blitar. Diharapkan nantinya pemuda-pemuda Kab. Blitar yang memiliki ide, kreatifitas, dan dengan karyanya bisa mempengaruhi pemuda, warga Kab. Blitar dan masyarakat luas untuk menjadi lebih mandiri ini bisa meraih sukses dan mengharumkan nama Kab. Blitar pada ajang Pemuda Pelopor Tingkat Nasional. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
25
Pemuda Pelopor Mukarom Salasa, S. Si.,
Cari Uang Tidak Harus Meninggalkan Rumah
P
emuda kelahiran Blitar, 16 September 1986 ini awalnya merasa trenyuh menyaksikan kondisi lingkungan masyarakat di desanya. Di desanya, cerita Mukarom, sebagian besar warga bermata pencaharian sebagai petani. Selain itu hampir di setiap rumah, warga juga memiliki ternak kambing sebagai salah satu sumber penghasilan tambahan. Namun keduanya baik usaha pertanian maupun peternakan itu masih dilakukan dengan cara tradisional. Dan apa mau dikata, karena masih menggunakan pola tradisional itu, hasil dari bercocok tanam maupun beternak di kampungnya tidak memuBBPP Batu saat berkunjung ke rumah Mukarom di Desa Kemirigedhe askan terutama karena terkendala “Cari uang tidak harus meninggalkan rumah.” Begitu salah satu pengolahan dan pemasaran. Ujungpemikiran yang mendasari Mukarom Salasa, S.Si., warga Desa ujungnya, banyak pemuda disana yang Kemirigede RT. 05 RW. 02 Kecamatan Kesamben sehingga bisa menjadi lebih tertarik pergi keluar negeri Pemuda Pelopor Terbaik I Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 untuk bekerja menjadi TKI. Lahan untuk kepeloporan Bidang Pendidikan. pertanian pun banyak yang menganggur, “Pemuda-pemuda disini enggan meneruskan usaha orang tuanya karena bertani dan beternak dianggap kotor, jorok dan tidak menghasilkan.” Kemudian berbekal ilmu yang diperolehnya sebagai alumnus Fakultas MIPA Jurusan Fisika Universitas Brawijaya, kemudian dia membuka sebuah lembaga yang diberi nama Pusat Pelatihan Pemuda Pertanian Lembah Gogoniti Farm & Nursery. Awalnya lembaga ini di khususkan untuk orang dewasa, dibentuk sebagai wahana untuk memberikan bimbingan tentang Warga Papua juga berminat datang ke P4 Lembah Gogoniti Farm & Nursery
26
Majalah PEN ATARAN PENA
Mukarom Salasa ketika mendampingi siswa untuk pengenalan pertanian dan peternakan
teknologi pertanian dan peternakan kepada warga. Namun seiring perjalanan waktu dan perkembangannya, Pusat Pelatihan Pemuda Pertanian Lembah Gogoniti Farm & Nursery ini sekarang juga menjadi tempat tujuan warga dari berbagai kalangan dan umur dengan maksud yang berbeda-beda. Melalui lembaga itu, Mukarom memberikan bimbingan tentang pemanfaatan limbah ternak kambing, memangkas biaya produksi pertanian dengan tidak bergantung pada pupuk kimia, memaksimalkan produktifitas ternak, serta mengembangkan berbagai produk pertanian dan peternakan, dll. Sekarang tidak ada lagi bagian dari ternak kambing yang terbuang sia-sia. Kotoran dan urin kambing diolah terlebih dahulu melalui proses permentasi sehingga bisa menjadi Pupuk Organik Cair (POC) yang bermanfaat. Selain tidak tergantung dan harganya lebih murah dibanding pupuk kimia, “Penggunaan POC juga menjaga keseimbangan ekosistem sehingga rantai makanan tidak terputus,” kata Mukarom Salasa, S.Si. Lahan pertanian di Desa Kemirigede pun berangsur-angsur menjadi lebih gembur.
Hasil dari beternak kambing (terutama Kambing Etawa) juga lebih menguntungkan. Bau kotoran ternak tidak lagi menyengat, produksi daging yang lebih tinggi, rasa susu Kambing Etawa yang lebih enak, “Disamping volume kebutuhan pakan untuk ternak juga lebih sedikit melalui pemanfaatan pakan permentasi yang dikembangkan.” Tidak berhenti pada proses pengolahan, melalui website (lembahgogoniti.com) yang dikembangkan oleh lembaga, produk pertanian dan peternakan warga Desa Kemirigede mulai dipasarkan secara luas. Oleh karenanya lembaga ini sudah cukup dikenal pula. Tidak sedikit kelompok-kelompok masyarakat dari berbagai belahan wilayah di tanah air yang sudah berkunjung kesana untuk menimba ilmu dan menjajal produk-produk dari Pusat Pelatihan Pemuda Pertanian Lembah Gogoniti Farm & Nursery. Salah satu produk yang paling diminati yaitu batang benih Rumput Odot. Rumput untuk pakan ternak yang bisa tumbuh di berbagai jenis lahan. Kalau ditanam di desanya, kata Mukarom, “Sekali panen bisa menghasilkan uang sebesar lima juta
rupiah,” jumlah yang jauh lebih besar daripada jika pada lahan yang sama itu ditanami jenis tanaman lain yang sekali panen biasanya hanya menghasilkan uang rata-rata satu juta lima ratus ribu rupiah sekali panen. Oleh karenanya sekarang banyak petani didesanya yang sudah beralih menjadi petani odot. Selain itu, “Batang benih Rumput Odot ini juga sudah dipasarkan ke hampir seluruh wilayah di Indonesia, kecuali ke Papua,” pungkas Mukarom bangga. Selain merangkul pemudapemuda di desanya untuk mengikuti pelatihan dengan gratis, Mukarom Salasa, S.Si. juga bekerjasama dengan sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi tentang pertanian dan peternakan dengan menjadikan lembaganya sebagai Laboratorium Alam. Tergantung dari jenjang sekolahnya, untuk anak-anak SD diberikan pengenalan mengenai tanaman dan ternak. Kemudian untuk murid-murid SMP, materinya tentang tahap awal dari proses produksi dan pemasaran. Sedangkan bagi siswa siswi SMA/SMK sudah diajak terjun langsung ke proses produksi dan pemasaran. Pusat Pelatihan Pemuda Pertanian Lembah Gogoniti Farm & Nursery juga terus berinovasi. Berbagai produk terkait teknologi pertanian dan peternakan terus dikembangkan. Beberapa yang sudah diproduksi yaitu Pupuk Organik Cair (POC) Pemacu Pertumbuhan, POC Pemacu Bunga dan Buah, Pestisida Organik Gogoniti, dll. (moza)
Berbagai jenis produk Pusat Pelatihan Pemuda Pertanian Lembah Gogoniti Farm & Nursery
Majalah PEN ATARAN PENA
27
Pemuda Pelopor M. Burhanudin, S. Pd.,
Menjadikan Kerajinan Gerabah Lebih Bergairah ‘Selamat Datang di Kampu\ng Gerabah’. Begitu bunyi tulisan yang terpampang di gapura masuk Dusun Precet Desa Plumpungrejo Kec. Kademangan. Wah?!... Begitu kira-kira dibenak siapapun yang membacanya. Benarkah?... Jangan salah, memang seperti itulah kenyataannya di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tulungagung ini.
S
Bisnis gerabah yang semakin bergairah
ejak jaman dahulu, secara turun-temurun warga disana sebagian besar merupakan para pengrajin gerabah yang salah satunya karena bahan baku untuk memproduksinya memang sangat berlimpah. Berbagai produk gerabah pun dihasilkan, meskipun dengan cara-cara tradisional. Sebut saja diantaranya cowek, pot, guci, kuali, kreweng, klowong, dan lain-lain. Keberadaannya pun tetap eksis hingga sekarang. Bahkan saat ini produk gerabah dari Dusun Precet Desa Plumpungrejo Kec. Kademangan semakin diminati karena berbagai inovasi dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh berbagai bentuk kerajinan gerabah dari tempat ini.
28
Adalah Muhammad Burhanudin, S.Pd. warga Dusun Precet RT/RW. 01/02 Desa Plumpungrejo Kec. Kademangan,
Majalah PEN ATARAN PENA
salah seorang pemuda asli warga disana yang membuat bisnis gerabah menjadi semakin bergairah. Bapaknya seorang pengrajin gerabah. Begitu juga pamannya, saudaranya yang lain dan tetanggategangganya memiliki profesi yang sama. Namun dimata pemuda kelahiran 06 Januari 1986 ini, usaha yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya itu masih jauh dari kata maksimal. Bayangkan saja Mas, katanya kepada Majalah Penataran (MP), “Produk mereka dahulu dijual dari harga mulai lima ratus rupiah, dan yang paling mahal hanya tiga ribu rupiah saja.” Kenyataan inilah yang lantas menggugah hatinya untuk membuat terobosan-terobosan agar usaha yang sudah mengakar kuat dikampungnya itu bisa lebih maksimal. Berupaya mengoptimalkan bahan baku yang sangat mudah diperoleh, dan agar usaha ini lebih menghasilkan sehingga warga serta terutama pemuda pemudi disana tidak perlu lagi bekerja menjadi TKI untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Gerabah setengah jadi yang siap di finishing
Sebagai anak pengrajin gerabah dan berbekal ilmu yang diperolehnya sebagai alumnus Fakultas MIPA Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang, ia kemudian banyak belajar tentang seluk beluk bisnis gerabah. Dari browsing di internet, majalah atau media-media lain bahkan sampai melakukan study banding ke salah satu sentra gerabah tanah air yakni di Desa Kasongan Kab. Bantul Jogjakarta agar lebih paham tentang desain model, motif dan kualitas gerabah. Alhasil berbagai referensi produksi gerabah pun disakunya. Dan berangkat dari situ, ia kemudian mulai mengembangkannya di Dusun Precet. “Hasilnya lumayan Mas.”, tutur Burhanudin kepada MP bangga. Nilai barang menjadi lebih tinggi, lanjutnya. “Tidak seperti dulu, sekarang kami bisa menjual gerabah yang harganya bisa mencapai lima ratus ribu rupiah per bijinya.” Sebagai perbandingan yaitu antara cowek produk tradisional dan produk asbak terkini. Kedua benda ini menggunakan bahan baku yang sama banyaknya, demikian juga waktu pengerjaannya juga hanya beda tipis. Tetapi dari sisi harga tengkulak, selisihnya cukup tinggi. “Cowek hanya dihargai lima ratus rupiah, sedangkan asbak harganya lima ribu rupiah.” “Gerabah dari sini lebih kuat, tidak mudah pecah.” Oleh karenanya tidak terlalu mengkhawatirkan untuk pengiriman-pengiriman barang jarak jauh. Semakin lama usaha Burhanudin pun makin berkembang. Aneka produk macam guci, bokor, tempat payung, vas/pot bunga, meja kursi, asbak rokok, aneka patung/souvenir sudah diproduksinya. Pemasarannya pun nyaris tanpa kendala. Selain ke semua kota di Jawa Timur, sebagian juga sudah dikirim ke Bali dan Kalimantan. “Kita sampai
kekurangan barang,” pungkas Burhanudin. Sukses tak lantas membuat Muhammad Burhanudin, S.Pd. lupa diri. Sebaliknya, dia mengkomandoi terbentuknya Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) Kundi Jaya. Dimana melalui wadah ini ia merangkul warga dan para pemuda di desanya untuk berinisiatif membuat suatu produk yang bernilai ekonomis tinggi yaitu berupa gerabah antik. Alhasil, para pengrajin gerabah disana tidak lagi memproduksi gerabah dengan cara tradisional melainkan dengan sentuhan yang lebih modern sehingga produknya lebih menarik pembeli. Desain, motif dan warnanya lebih dinamis. Penambahan kaolin yang selama ini hanya dikenal sebagai bahan baku pembuatan keramik, sekarang dimanfaatkan sebagai bahan baku tambahan sehingga gerabah yang dihasilkan tidak gampang pecah juga menjadi nilai plus tersendiri dari kreatifitas Muhammad Burhanudin. Kini gerabah Dusun Precet semakin dikenal. Memiliki prospek pasar yang lebih luas, dan harga yang lebih tinggi serta manfaatnya bisa lebih dirasakan oleh masyarakat. Satu asanya yang masih tersisa, “Suatu hari nanti kami (dia dan pemuda disana)
Gerabah Precet menarik minat banyak orang datang melihat
ingin Dusun Precet ini dikenal bukan hanya sebagai sentra produk gerabah melainkan juga bisa menjadi Kampung Wisata Gerabah.” Salut. Maka tak salah apabila pemuda ini akhirnya berhasil menjadi Pemuda Pelopor Terbaik I Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dan akan mewakili Prov. Jatim pada ajang yang sama di tingkat nasional untuk kepeloporan Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa. (moza)
Proses produksi di gerabah di bengkel gerabah milik Burhanudin
Majalah PEN ATARAN PENA
29
Suara Dewan
Penetapan Pimpinan DPRD
Kabupaten Blitar Secara resmi Pimpinan DPRD Kabupaten Blitar telah ditetapkan pada Selasa (30/09) melalui Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Blitar dengan agenda Peresmian dan Pengambilan Sumpah/Janji Pimpinan DPRD Kabupaten Blitar Masa Jabatan Tahun 2014 - 2019. Unsur pimpinan yang ditetapkan itu yakni Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar.
D
Pengambilan Sumpah para Pimpinan DPRD Kab Blitar
an sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 171.409/603/011/2014 tentang Peresmian Pimpinan DPRD Kabupaten Blitar Masa Jabatan Tahun 2014 - 2019, telah ditetapkan Marhenis Urip Widodo, S. Sos. dari PDI-P sebagai Ketua DPRD Kab. Blitar. Sedangkan Wakil Ketua DPRD masing-masing yaitu Maskur, S. Pd. sebagai Wakil Ketua I dari PKB, kemudian HM. Heri Romadhon, MM dari PAN sebagai Wakil Ketua II dan Wakil Ketua III adalah Sugianto S., Sos. dari Partai Gerindra. Sementara itu, pembentukan fraksi-fraksi di DPRD Kab. Blitar juga telah rampung dan telah dilakukan penetapan melalui rapat paripurna
30
Majalah PEN ATARAN PENA
DPRD Kab. Blitar pada Senin (01/09). Dimana dari hasil rapat paripurna DPRD Kab. Blitar pada awal bulan itu, dipastikan terdapat enam fraksi di DPRD Kab. Blitar pada periode Tahun 2014 – 2019. Dan berdasarkan rapat paripurna pembentukan fraksi-fraksi di DPRD Kab. Blitar tersebut, empat dari sembilan partai yang menempatkan anggotanya di kursi DPRD Kab. Blitar memastikan tidak melakukan koalisi. Keempat partai yang tidak melakukan koalisi itu yakni PKB yang memiliki sembilan kursi, kemudian PAN dengan tujuh Kursi, Partai Demokrat dengan empat Kursi dan Partai Golkar yang juga memiliki empat Kursi. Partai Nasdem yang pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 beberapa waktu lalu mendapatkan tiga buah kursi, memilih bergabung dengan partai pemenang Pemilu Legislatif 2014 (PDIP) yang berhasil memperoleh tiga belas kursi. Sedangkan satu fraksi lagi, yaitu Fraksi Gerakan Pembangunan Sejahtera atau GPS, memastikan menjadi fraksi sendiri yang merupakan gabungan enam kursi Partai Gerindra, tiga kursi PKS dan satu kursi dari PPP. Sesuai informasi yang disampaikan oleh Ketua DPRD Kab. Blitar Marhenis Urip Widodo, S. Sos. ketika ditemui di ruang kerjanya pada Kamis (16/10), “Setelah unsur pimpinan DPRD Kabupaten Blitar terbentuk, tahap selanjutnya yaitu menyelesaikan pembahasan tentang Tata Tertib dan
Penandatanganan Penetapan Pimpinan DPRD Kab Blitar Periode 2014 - 2019
Kode Etik Dewan.” Pembahasan ini, tutur Marhenis Urip Widodo, dilakukan oleh Panitia Khusus atau Pansus yang beranggotakan perwakilan dari masingmasing fraksi. Besok pagi atau Jum’at (17/10), lanjut Ketua DPRD Kab. Blitar, “Unsur pimpinan dewan akan menerima laporan dan melakukan hearing tentang Tata Tertib dan Kode Etik Dewan.” Selanjutnya draft tersebut akan dikirim ke Surabaya untuk dikoreksi oleh Gubernur, “Dan setelah dievaluasi, kemudian akan kita paripurnakan.” Dalam tiga atau empat hari kedepan, kami juga akan melakukan koordinasi di tingkat pimpinan melalui sidang parpurna internal. Dimana koordinasi tersebut terkait dengan usulan nama-nama yang akan mengisi Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Blitar. Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Blitar yang akan diisi tersebut meliputi anggota Komisi, Badan Anggaran, Badan Musyawarah, Badan Kehormatan dan Badan Legislasi Daerah. “Prosesnya nanti akan diawali dengan masing-masing Ketua Fraksi yang akan mengirimkan nama-nama calonnya ke kita (unsur Pimpinan DPRD).” Lebih lanjut Ketua DPRD Kab. Blitar juga menyampaikan harapannya tentang pembentukan Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Blitar. “Pada minggu pertama di bulan November anggota Banggar DPRD Kabupaten Blitar harus sudah mulai melakukan pembahasan RAPBD Tahun 2015.” Sedangkan target kami, tegas Marhenis Urip Widodo, “Pada pertengahan bulan Desember (tanggal 15) pembahasan RAPBD Tahun 2015 ditargetkan harus sudah bisa selesai.” “Saya terus mendorong agar Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Blitar segera terbentuk.” Mengapa demikian? Selain agar kita (seluruh anggota DPRD Kabupaten Blitar) bisa segera bekerja, saat ini sudah banyak surat-surat yang masuk ke komisi-komisi DPRD Kabupaten Blitar. “Ya macam-macam bentuknya. Ada yang terkait dengan rehab sekolah, pembangunan sarana dan prasarana umum, dan lain-lain,” pungkas Ketua DPRD Kab. Blitar.
Suasana Sidang Paripurna Penetapan Pimpinan DPRD Kab Blitar
Sementara itu, informasi lain yang dilansir dari beberapa sumber menyebutkan, Bupati Blitar H. Herry Noegroho berharap setelah pimpinan dewan definitif ditetapkan bisa segera ditindaklanjuti dengan pembentukan alat kelengkapan dewan. Karena dengan demikian, lanjut Bupati Blitar, pekerjaan-pekerjaan yang sudah menunggu seperti pembahasan RAPBD Tahun 2015 serta pembahasan sejumlah peraturan daerah bisa segera diselesaikan. Pihaknya juga berharap, khususnya untuk pembahasan RAPBD Tahun 2015 bisa selesai tepat waktu, agar program kerja bisa berjalan dengan lebih maksimal. “Dan anggota dewan memiliki waktu tiga bulan untuk melakukan pembahasan RAPBD Tahun 2015 mendatang.”
Bupati Herry Noegroho juga berharap hubungan kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD Kabupaten Blitar bisa berlangsung dengan harmonis agar program-program yang ada bisa terlaksanakan dengan baik. “Selamat untuk pimpinan dewan yang telah dilantik. Dan semoga alat kelengkapan dewan juga bisa segera terbentuk,” tutur Bupati Blitar H. Herry Noegroho. Bukan hanya dihadiri oleh semua anggota DPRD Kabupaten Blitar serta Bupati dan Wakil Bupati Blitar, seluruh jajaran kepala SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar juga tampak hadir dalam Paripurna Istimewa yang dilaksanakan siang itu di Ruang Paripurna Utama Gedung DPRD Kab. Blitar di Jalan Kota Baru No. 10 Kecamatan Kanigoro. (moza)
Marhenis Urip Widodo ketika memimpin sidang di DPRD Kab Blitar
Majalah PEN ATARAN PENA
31
Edukatif
MI-SMP Miftahul Huda Gogodeso Siap Sambut Kec. Kanigoro
Ibu Kota Kabupaten Blitar R
upanya, model pembelajaran di sekolah yang konservatif selama ini, terlalu banyak di ruang kelas juga kurang mendukung terciptanya pendidikan yang berwawasan lingkungan sekitar. Yayasan Pendidikan Miftahul Huda Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, yang sejak Tahun 1961 sudah mengembangkan pendidikan Madrasah Ibdida’iyah (MI) setingkat Sekolah Dasar (SD) rupanya berupaya menjadi pelopor penyelenggara pendidikan berbasis sosial, budaya dan ekonomi desa. Atas desakan masyarakat akan kebutuhan pendidikan yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal, sejak Tahun Pelajaran 2012 kemarin, Yayasan Pendidikan Miftahul Huda telah menyelenggaran pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Lembaga Pendidikan MI dan SMP MIDA (sebutan masyarakat sekitar) terletak di Jl. Bima Ngade Gogodeso atau sekitar empat kilo meter sebelah barat Ibu Kabupaten Blitar, Kecamatan Kanigoro. Hanya 1,5 Km di utara Proyek PLTA Serut. Gedung MI-SMP Mida menempati lahan waqaf seluas hampir seribu meter persegi, termasuk untuk sarana asrama pondok pesantren. Masyarakat sekitar sekolah, mayoritas sebagai petani miskin, buruh dan sebagian mulai mengembangkan industri rumah tangga berupa makanan ringan.
32
Peresmian gedung MI SMP MIDA oleh Menteri Pendidikan
Banyak sekolah didirikan, namun masih kurang fokus terhadap potensi tempat sekolah itu berada. Sehingga tidak jarang, murid lulusan sekolah kurang mengenal lingkungannya dan tidak siap menghadapi dunia kerja yang berubah cepat. Bahkan para siswa tidak bisa menjelaskan potensi kawasan yang dimiliki, serta bagaimana mengolahnya.
Majalah PEN ATARAN PENA
Bangunan madrasah MI SMP MIDA yang tampak sangat megah
Kembangkan Enterpreneurship Siswa Lembaga pendidikan yang dipimpim oleh Drs. Arif Afandi, M. Sc. –mantan calon Walikota Surabaya ini memperjuangkan visi sekolah, terciptanya peserta didik yang berilmu, berbudi, terampil dan peduli lingkungan. Wujud komitmen atas visinya tersebut, pada Tahun 2012 lalu MI Mida Meraih Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi Jawa Timur. Juga Juara III Rebana pada Porseni MI Tingkat Jawa Timur, disamping banyak prestasi bidang lainnya. Sementara untuk siswa SMP, meraih prestasi tingkat propinsi untuk cabang olah raga Anggar. Pada Kejuaraan Anggar Prov. Jatim di Banyuwangi Maret 2013 kemarin, siswa SMP MIDA mewakili Pencab IKASI Kab. Blitar memperoleh tiga medali, satu emas, satu perak dan satu perunggu. Keberadaan MI dan SMP MIDA diharapkan mampu mendukung potensi Desa, terutama dalam penguatan nilai-nilai keagamaan masyarakat dan mengembangkan bidang pertanian, serta industri pedesaan. Terutama Pengeloaan SMP, berupaya senantiasa mengakomodasi aspirasi dan partisipasi masyarakat desa, serta mengutamakan layanan pendidikan bagi siswa/siswi kurang mampu. Di samping itu, juga diharapkan untuk mengantisipasi tuntutan masyarakat Kecamatan Kanigoro setelah menjadi Ibu Kota Kabupaten nantinya. Konsep pendidikan yang dikembangkan di SMP MIDA, yaitu dengan menititik-beratkan pada pendidikan praktek Kewirausahaan (enterpreneur) disamping penguatan basic keagamaan peserta didik. Adapun bidang kewirausahaan yang dikembangkan, semata-mata mengambil potensi yang dimilki Desa Gogodeso. Misalnya Pertanian dengan keanekaragamannya, Peternakan dan
Suasana pembelajaran di MI SMP MIDA
Usaha Kecil Menangah (UKM) yang sudah ada di Desa Gogodeso. “Desa ini sudah mempunyai beberapa UKM, terutama industri makanan ringan yang pangsa pasarnya sudah menyebar dalam skala regional bahkan nasional. Usaha yang dirintis dari Desa ini, nantinya akan menjadi ispirasi bagi anak didik. Saya optimis, jika sejak SMP sudah ditekankan pengajaran kewirausahaan, maka akan lahir enterpreneur baru yang kreatif mengoptimalkan potesi daerahnya.”, kata Baharuddin, M. Pd., Ketua Tim Pengembang Yayasan Miftahul Huda. Menurut Baharuddin, untuk mendukung program pendidikan di LP MIDA, saat ini sudah menggandeng beberapa lembaga pendidikan lain dan para pengusaha UKM. Diantaranya yaitu Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Surabaya dan Pondok Pesantren Pomosda Nganjuk untuk pengembangan kewirausahaannya. Pendidikan yang mengintergrasikan kurikulum formal, keagamaan (diniyah) dan muatan lokal dengan full day school system, juga didukung sarana prasarana pendidikan yang proporsional dengan
tuntutan pelaksanaan kurikulum terintegrasi. Mengembangkan multi strategi pembelajaran, untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal. Mengembangkan lingkungan sekolah yang Islami dan ramah lingkungan. “Saya berharap, dari Desa Gogodeso inilah akan menginspirasi lembaga-lembaga pendidilan lain di Kabupaten Blitar. Agar potensi kawasan dalam pengembangkan pendidikan menjadi titik tekan, bukan menjadikan anak didik yang cerdas, tetapi tidak paham atas kemampuan yang dimiliki kawasan sekitarnya itu.”, papar Baharuddin, yang juga Wakil Ketua PCNU Kabupaten Blitar. (Bahar)
Gelar potensi minat bakat di MI SMP MIDA Gogodeso
Majalah PEN ATARAN PENA
33
Edukatif
Kabupaten Blitar
Incar Jawara PSN DBD se-Jatim
Tim Penilai PSN DBD Jawa Timur, saat meninjau area SDN Babadan I
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Babadan I Wlingi mewakili Kabupaten Blitar dalam lomba Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014. Sekolah ini akan memperebutkan yang terbaik di tingkat provinsi bersama 5 daerah lain di Jawa Timur. Harapannya, sekolah yang kaya akan prestasi dengan motto “Teruji Karena Prestasi, Terpuji karena Budi Pekerti” ini bisa menjadi sang jawara. Penilaian lomba tersebut dilakukan tim verifikasi asal Provinsi Jawa Timur, Rabu (24/9) lalu.
B
upati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. dalam sambutannya yang disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra, Achmad Husain, saat Penerimaan Tim Penilai PSN DBD Tingkat Provinsi Jatim di SDN Babadan I Wlingi mengatakan, sangat bangga dan memberikan apresiasi kepada seluruh komunitas SDN Babadan I Wlingi. “Saya bangga kepada SDN Babadan I yang telah turut memberantas sarang nyamuk di lingkungan sekolah maupun luar sekolah,” katanya. Ditambahkan Achmad Husain, tekad untuk memerangi penyakit
34
Majalah PEN ATARAN PENA
DBD yang disebabkan nyamuk ini, merupakan komitmen yang harus terus ditingkatkan agar ke depan jumlah penderita DBD menurun dari tahun ke tahun. Diakuinya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini jumlah kasus DBD di Kabupaten Blitar mengalami penurunan cukup signifikan. Gema Pramantik yang digaungkan Pramuka di Kabupaten ini mempunyai andil besar dalam pemberantasan sarang nyamuk, khususnya di lingkungan sekolah. Gema Pramantik yang notabene anggota kadernya dari siswa SD (Kelas 3,4,5), SMP (kelas 7, 8) dan SMA (kelas X, XI) setiap seminggu sekali melakukan pengecekan jentik nyamuk di setiap rumah (minimal radius 100 meter dari lingkungan sekolah). Melalui program ini jika terjadi kasus DBD akan segera dilaporkan ke sekolah yang kemudian dilanjutkan ke pihak terkait. Dengan demikian, apabila terdapat kasus
Ketua Tim Penilai PSN DBD Jawa Timur, menerima kalungan bunga dari siswa SDN Babadan I
Tim Penilai PSN DBD Jawa Timur, meninjau area SDN Babadan I. (foto-foto: humaskabblitar)
segera bisa ditangani dan tidak menyebar ke masyarakat yang lainnya. Sementara itu, Kepala SDN Bababan I Wlingi menyatakan, seluruh peserta didik, murid, komite sekolah, walimurid, dan warga sekitar SDN Babadan I telah berupaya keras untuk memerangi DBD. “Upaya PSN DBD selama ini dilakukan di antaranya dengan langkah promotif yakni sosialisasi, penyuluhan, preventif, dan kuratif,” katanya. Langkah preventif dilakukan dengan menggelar aksi cuci tangan CPTS, Gema Pramantik. Langkah kuratif dilaksankan dengan cara
pengumpulan sampah pada tempatnya, baik organik dan non organik, pemasangan stiker untuk rumah yang benar-benar bebas jentik nyamuk. Hal ini yang membuat sekolah yang dirikan sejak 1927 di area 6.988 meter persegi tersebut bebas dari jentik nyamuk yang menyebabkan penyalit DBD. Selain itu, seluruh siswa di sekolah yang memiliki 24 ruang kelas, 18 buah kamar mandi, 30 titik tempat cuci tangan, serta tong sampah di setiap depan ruangan ini terus berusaha untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sekolah yang telah berprestasi sebagai Juara II
Lingkungan Sehat Se- Jatim, Adiwiyata, Lomba 3R Tingkat Provinsi Jatim ini bertekad untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat dan terbebas dari kasus DBD. Pantauan di lapangan, usai melakukan penilaian di lokasi SDN Babadan I Wlingi, Tim Penilai PSN DBD Jawa Timur yang diketuai drg. Ansarul Fahruda, M.Kes menjelaskan, tidak ada satupun jentik yang ditemukan baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. “Hanya saran saya siswa dapat memelihara ikan hias pemakan jentik di kolam ikan. Kader PSN di sekoah ini sebaiknya dilengkapi dengan pin, juga di perpustakaan diharapkan ada buku-buku tentang PSN,” katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr. Kuspardani yang juga hadir dalam penilaian tersebut mengungkapkan, akan segera melakukan koordinasi dengan pihak SDN Babadan I Wlingi untuk segera menindaklanjuti saran dari tim penilai. Dan harapannya, SDN Babadan I Wlingi bisa meraih juara I dalam kejuaraan tersebut. “Kami berharap sekolah yang menjadi wakil Kabuapten Blitar dalam Lomba PSN DBD tingkat Jawa timur ini bisa meraih juara,” tegasnya. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
35
Edukatif
Kelas Inspirasi Mahasiswa Blitar
P
Metode bermain di kelas, riang dan mengena (foto=-foto: dok. KIB)
uluhan mahasiswa asal Blitar, membuat gebrakan cerdas. Mereka datangi beberapa SD terpencil, untuk mendongkrak minat anak bangsa. Tidak tanggung-tanggung, Kelas Inspirasi yang digagas mahasiswa itu merangkul sejumlah tokoh sukses
untuk blusukan ke desa-desa. Di antaranya Kapolres Blitar, beserta sejumlah tokoh pengusaha sukses dari kota-kota besar seperti Sekolah Musik Purwatjaraka, diajak masuk kekelas bertemu dengan siswa-siswa SD di pedesaan. Menurut Arif Faturahman,
Kapolres Blitar, jadi inspirator
36
Majalah PEN ATARAN PENA
mahasiswa asal Gandusari yang bertindak selaku juru bicara Kelas Inspirasi, kedatangan tokoh-tokoh itu diharapkan membangkitkan motivasi di alam pikiran para siswa. “Kita datangkan Pak Kapolres kedalam kelas, agar anak-anak yang bercitacita jadi polisi, tidak hanya berkhayal tetapi bertemu langsung dengan polisi yang sukses,” kata Arif. Sejumlah sekolah yang dikunjungi, dipilih sekolah-sekolah yang berada di pinggiran Kabupaten Blitar. Alasannya, sekolah-sekolah pinggiran itu relatif terpencil, terbelakang, dan lingkungan keluarga muridnya berada di garis kemiskinan. “Kalau SD-SD yang sudah maju, telah mendapat dukungan keluarga-keluarga yang sudah memiliki program untuk masa depan anak-anak mereka,” katanya menambahkan. Sejumlah SD yang digarap Kelas Inspirasi itu antara lain SDN Ngadirenggo 2, SDN Ngadirengoo 3, SDN Tegalasri 2 (Wlingi), SDN Penataran 6. SDN Sumberasri 6 (Nglegok), SDN Ngadipuro, SDN Tumpakkepuh, SDN Gondangtapen (Wonotirto), dan SDN Semen 1 (Gandusari). Arif mengatakan, dari kegiatan inspiratif di sekolah-sekolah pedalaman itu menghasilkan keutungan timbal-balik. Tujuan awalnya yaitu member inspirasi kepada anak-anak SD di pedalaman, relatif bisa dipahami karena para siswa tampak antusias dalam mengikuti program ini. “Keuntungan buat kami, ada fakta-fakta penting yang akan kami pakai sebagai rekomendasi kepada para pihak yang berkepentingan dengan pendidikan,” imbuhArif. Fakta itu di antaranya kondisi akses
Mendekatkan cita-cita dengan kenyataan
jalan yang sulit untuk menjangkau sekolah-sekolah itu, kondisi fisik sekolah yang rusak, serta angka bolos para guru yang tidak selalu terjadi di sekolah. Catatan yang dihimpun Penataran menyebutkan, Program Kelas Inpirasi itu digagas oleh para mahasiswa asli Blitar, yang berkuliah di sejumlah perguruan tinggi besar seIndonesia. Mereka memanfaatkan jaringan perkenalan mereka dengan dunia usaha, praktisi dan teknokrasi, untuk ikut membenahi pendidikan di masa depan. “Kami memilih lokasi di Blitar, daripada terjun di daerah lain,” lanjut Arif. Meskipun ingin melakukan perbaikan untuk masa depan, namun cara-cara ini ada ganjalannya di lapangan. Selain sulitnya medan, sering terjadi soal-soal kecil yang menggemaskan. Misalnya ada petugas UPTD yang terkaget-kaget, karena merasa tidak mendapat informasi awal yang cukup, dan sebagainya.
Kepala Seksi POW Yudhi Eko yang digaet para mahasiswa untuk ikut dalampelaksanaan kegiatan di lapangan, member respon positif. “Ini langkah cerdas, dan insya Allah akan menghasilkan sesuatu yang cerdas.
Anak-anak SD di pedalaman sana, akan menyimpan kenangannya bertemu dengan tokoh sukses, sehingga akan menginspirasinya untuk meraih sukses dewasa kelak,” katanya. (pur)
Bupati Herry Noegroho dan Wabup Rijanto, dukung Kelas Inspirasi
Majalah PEN ATARAN PENA
37
Dinamika Kepegawaian Bupati Blitar Mutasi Ratusan Kepsek SD
Kepsek Harus Kembangkan Anak Didik Berakhlak Mulia
B
Bupati Blitar memutasi ratusan Kepala Sekolah (Kepsek) SD dan puluhan Kepsek SMP yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Tak hanya Kepala Sekolah Dasar, sejumlah jabatan Pengawas dan Penilik Sekolah juga diganti. Pengambilan Sumpah dan Pelantikan jabatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Penilik Sekolah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar tersebut digelar Kamis, (25/9) di Pendopo Ronggo Hadinegoro lalu.
38
Majalah PEN ATARAN PENA
upati Blitar H. Herry Noegroho, SE. MH. mengungkapkan kepala sekolah juga merupakan guru. Hanya saja ia mendapatkan tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah. “Untuk itu, jabatan Kepala Sekolah bukanlah sebuah tujuan utama yang harus dicapai oleh seorang guru. Namun Kepala Sekolah merupakan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Sehingga diharapkan tugas Kepala Sekolah menjadi amanah,” katanya. Ditambahkan Herry Noegroho, seorang Kepala Sekolah merupakan jabatan tertinggi di lingkup sekolah itu sendiri. Dengan demikian, siapapun yang menjabat Kepala Sekolah harus berakhlak mulia. Dengan menjadi teladan akhlak
mulia bagi komunitas di sekolah terutama anak-anak. Hal ini tentu saja berdampak positif bagi tumbuh kembang anak didik di lingkup sekolah tersebut. Orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Blitar tersebut juga mengungkapkan, ada lima standart kompetensi yang harus dimiliki seorang Kepala Sekolah, yaitu, berkepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise, dan kompetensi sosial. Manajerial berarti seorang Kepala Sekolah harus dapat memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan Sumber Daya Sekolah secara optimal. Kepala Sekolah harus dapat pula mengelola perubahan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif. Selain itu Kepala Sekolah juga harus dapat menjalin dan menumbuhkan kerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kepala Sekolah harus pandai pula menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Blitar juga berpesan kepada orang tua atau walimurid siswa. Diharapkan Herry Noegroho, para orang tua harus mampu memberikan bekal yang baik kepada anakanaknya, agar nantinya menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. “Orang tua diharapkan dapat membekali anak didik sebagai pemilik masa depan bangsa dengan bekal nilai-nilai luhur, kemampuan dan watak yang berakar pada budaya bangsa,” ungkap Herry Noegroho. Pantauan di lapangan, Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. kembali mengambil sumpah dan janji Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Penilik sekolah di Pendopo Ronggo Hadinegoro. Sebanyak 375 orang menduduki jabatan baru, dengan rincian sebanyak 347 orang
Kepala sekolah yang baru dilantik harus siap bekerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Blitar. (foto-foto: humaskabblitar)
mengisi jabatan Kepala Sekolah SD, 10 orang Kepala Sekolah SMP, 16 orang Pengawas Sekolah, dan 1 orang Penilik Sekolah. Pengambilan Sumpah dan Pelantikan jabatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Penilik Sekolah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Blitar tersebut dihadiri Bupati Blitar, Herry Noegroho, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Marhaenis Urip Widodo, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Ahmad Lazim, anggota Forpimda Kabupaten Blitar, dan ratusan kepsek yang dilantik. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
39
Dinamika Kepegawaian
Gelar Beragam Kegiatan t u b Sam HUT Kopri ke 43
Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) kembali akan mengenang hari jadinya ke 43. Di Kabupaten Blitar, Dewan Pengurus Korpri pun tengah bersiap menyambut perayaan hari ulang tahun Korpri tahun 201 ini. Berbagai kegiatan pun digelar dalam rangkaian HUT Korpri ke 43 di Kabupaten Blitar. Tak hanya diikuti para Pegawai Negeri Sipil, kegiatan ini juga melibatkan masyarakat.
K
etua Korpri Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM. melalui Bendahara Korpri Kabupaten Blitar, Ir. Ulfie Zufiqar Z, MM. mengungkapkan dalam HUT Kopri ke 43 tahun 2014 ini, digelar berbagai kegiatan kemasyarakatan dan lomba-lomba. “Seperti perayaan HUT Korpri tahuntahun sebelumnya, tahun ini juga digelar berbagai lomba, bhakti sosial, dan berbagai event olahraga,” katanya. Kegiatan-kegiatan ini digelar sebagai langkah untuk mempererat tali persaudaraan di antara anggota Korpri, serta mempererat hubungan dengan masyarakat.
40
Majalah PEN ATARAN PENA
Kopri yang notabene Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengemban tugas sangat berat. Selain berperan sebagai abdi negara, abdi masyarakat (pelayan publik) juga sebagai abdi pemerintah yang harus senantiasa menjalin hubungan baik sesama anggota Korpri. Bukan hanya itu, Korpri harus pula dapat menjalin hunungan baik dengan masyarakat, dan bersinergi dengan masyarakat demi membangun daerah. Peringatan 43 tahun Korpri sebagai momentum untuk terus menerus meneguhkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu Korpri tetap meneguhkan semangat netralitas, dan menjaga integritas serta meningkatkan profesionalisme guna mendukung keberhasilan reformasi birokrasi. Di Kabupaten Blitar, penyelenggaraan peringatan 43 tahun
Ketua Korpri Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM.
Ir. Ulfie Zufiqar Z, MM.
Korpri dilaksanakan secara sederhana, namun hikmat dengan kegiatan utama berupa upacara bendera, ziarah, perlombaan olahraga, bhakti sosial, dan pelestarian lingkungan, dan kegiatan positif lainnya. “Dalam HUT Korpri ke 43 digelar berbagi kegiatan di antaranya, tasyakuran, upacara bendera, ziarah makam leluhur, bhaksos, dan kegiatan olahraga,” jelas Ulfie Zufiqar. Ditambahkan Ulfie Zufiqar, kegiatan bhakti sosial, dengan menggelar pemeriksaan Pap Smear, donor darah, dan santunan anak yatim di 22 kecamatan di Kabupaten Blitar. Kegiatan lainnya, dengan menggelar lomba paduan suara, lomba permainan tradisional, tennis lapangan, lomba baris berbaris, fun bike, dan jalan sehat. Ada pula lomba pengucapan Panca Prasetya Korpri. HUT Korpri tahun 2014 bertema “Memperkokoh Jiwa Korps, Netralitas dan Profesionalitas Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Mendukung Suksesi Kepemimpinan menuju Bangsa yang Maju dan Sejahtera”. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat nasionalisme dan menjaga persatuan serta kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
Korpri siap bekerjasama dalam menjaga NKRI. (foto-foto: humaskabblitar)
Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang digelar dalam rangka HUT Korpri ke 43 tahun 2014 ini, juga meningkatkan soliditas dan solidaritas serta rasa kesetiakawanan anggota Pegawa Negeri Sipil. Korpri juga berperan serta menjaga stabilitas dan keamanan lingkungan. Juga dalam upaya meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani anggota Korpri melalui pembinaan olahraga dan rohani. Kesadaran nasionalisme yang
makin kurang dipandang perlu untuk diberikan semangat dalam membangun dan memiliki sikap nasionalisme terhadap seluruh masyarakat. Semangat nasionalisme dan kebersamaan ini kembali dibangkitkan dengan digelarnya berbagai event kegiatan dalam rangka peringatan HUTorpri ke 43 ini. Dirgahayu Korpri, mari bangkitkan semangat kebersamaan demi membangun Kabupaten Blitar yang lebih baik. (hend)
Salah satu kegiatan bhakti sosial, pemeriksaan Pap Smear dalam peringatan HUT Korpri ke 43
Majalah PEN ATARAN PENA
41
Peluang Bisnis KIM Sari Warto, Desa Minggirsari
Keset dari Minggirsari yang Diminati
Tumpukan keset merk Grafici produksi Agung Pamuji yang siap kirim
Tak disangka-sangka, karena pernah merasa kesulitan mencari keset untuk kebutuhan lebaran disejumlah toko, akhirnya mengilhami Agung Pamuji untuk memproduksi keset sendiri. Dan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi sekarang keset buatannya telah diproduksi secara massal dan mengantarnya menjadi seorang pengusaha keset.
P
engalaman itulah yang terjadi pada Agung Pamuji, warga Desa
Minggirsari Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Ide kreatif untuk memproduksi keset sendiri itu muncul
Pemotongan sisa karpet mobil untuk bahan keset
42
Majalah PEN ATARAN PENA
dalam diri pria berusia 34 tahun ini sejak pertengahan Tahun 2007. Kala itu, niatnya bulat. Meskipun baru bermodal sebuah mesin jahit manual dan bantuan tetangga sekitar, dia mulai membuat keset setelah memperoleh ilmunya dari seorang teman. Keset seperti kita tahu, sering kali kita temui berada di depan pintu. Baik dipakai untuk membersihkan kaki ketika hendak memasuki ke sebuah ruangan ataupun setelah keluar dari kamar mandi (toilet). Disamping itu keset juga bisa menjadi interior rumah. Tinggal menyerasikan motif dan warna keset yang akan dipakai dengan tema interior rumah, sehingga keberadaan keset bisa menjadi pemanis interior ruangan maupun interior rumah secara keseluruhan. Fungsi dari keset dalam hal ini bisa dikatakan menjadi sangat penting. “Atas pertimbangan itulah sebenarnya saya melirik bisnis ini,” tutur suami dari Umi Wasitoh ini menyebutkan alasan dia memilih usaha industri keset. Industri keset milik Agung kini sudah berkembang sangat pesat. Modal utama yang digunakan berupa limbah dari karpet mobil. Limbah ini cukup mudah didapat, pengolahanya dari awal sampai akhir sehingga menjadi sebuah keset juga bisa dibilang mudah. Proses pembuatannya dimulai dengan pemotongan karpet mobil bekas menjadi bentuk yang diinginkan, dilanjutkan dengan pemilahan bentuk dan ukuran. Setelah itu dilanjutkan dengan proses
penjahitan. “Proses penjahitan ini kemudian diakhiri dengan memberikan batas tepi atau biasa disebut plisir pada keset tersebut,” terang bapak satu anak ini. Saat ditemui di tempat usahanya, Mas Agung -demikian dia akrab dipanggil mengatakan, karyawanya sekarang berjumlah 73 orang. Mereka, pekerja-pekerja itu merupakan warga sekitar tempat tinggalnya dan sebagian yang lain adalah warga dari luar Desa Minggirsari. Memulai usaha dengan sebuah mesin jahit manual, sekarang hampir semuanya sudah berganti dengan yang bermesin. Sebagian besar mesin jahit yang digunakan sudah dilengkapi dengan dinamo dan ukurannya juga lebih besar serta jumlahnya saat ini ada 50 unit mesin jahit yang semuanya bisa beroperasi dengan baik setiap hari. “Alhamdulillah dengan keset dari limbah ini saya bisa hidup dan menghidupi orang lain,” tutur Agung bahagia. Agung Pamuji mengaku tidak ada kendala untuk pemasaran hasil produknya itu. Pria bertubuh tinggi besar ini mengatakan pemasaran keset
Agung piling kiri saat sedang menerima kunjungan dari KIM
buatannya sudah menyebar kemanamana, “Sudah kami distribusikan ke hampir semua kota yang ada di Pulau Jawa.” Dalam sehari, lanjut warga Desa Minggirsari RT. 03 RW. 02 ini, pabrik kesetnya yang memiliki merk dagang ‘Grafici’ ini bisa memproduksi antara 1.500 sampai dengan 2.000 keset. Terdapat tiga jenis keset yang dibuat oleh Agung di pabriknya, yang mana jenis-jenis keset itu dibedakan oleh ukurannya.
Setidaknya terdapat tiga ukuran keset yang diproduksi oleh Mas Agung yang menggunakan system penjualan paketan dengan satu paketnya berisi 20 keset. Untuk ukuran 20 cm x 40 cm dia menjual Rp. 40.000,- , untuk ukuran 40 cm x 60 cm dijual dengan harga Rp. 90.000,- dan untuk keset ukuran 40 cm x 80 cm dijual dengan harga Rp. 140.000,- per paketnya. Ketika ditanya omset bisnisnya, Agung Pamuji malu-malu menjawab. Dia tidak menyebutkannya secara rinci, namun yang jelas, “Hasilnya lumayan, dan saya sudah cukup senang bisa menciptakan lapangan pekerjaan khususnya untuk warga disini (Desa Minggirsari).” Melalui Majalah Penataran, Agung Pamuji memberikan apresiasinya kepada KIM Sari Warto Desa Minggirsari. Sedikit banyak, kata Mas Agung, melalui keberadaan KIM produk usahanya menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Melalui internet, kata dia, “Pemasaran dan pemesanan keset buatannya bisa berjalan lebih mudah dan lancar.” (Makki/moza)
Proses produksi keset dengan mesin mesin modern
Majalah PEN ATARAN PENA
43
Liputan Khusus Pada Jum’at (10/10) sore, pukul 16.00 WIB, telah dilakukan acara pembukaan Jambore Bela Negara Panti Asuhan Jawa Timur Piala Pangdam V/ Brawijaya yang bertempat di Markas Batalyon Infanteri (Yonif) 511/DY Blitar. Acara pembukaan yang berlangsung di Lapangan Yonif 511/DY berjalan lancar, kidmat dan cukup meriah. Bahkan karena ada unsur TNI dalam kegiatan ini, acara pembukaan juga berlangsung lebih bersemangat.
Jambore Panti Asuhan
Jatim 2014
M
eskipun peserta kegiatan ini dikhususkan bagi anak-anak yatim piatu, rasanya tidak berbeda dengan event-event lain dengan peserta umum yang pernah digelar di tempat yang sama. Apalagi bila acuannya adalah kondisi para peserta, nyaris tidak ada yang berbeda. Pada jambore tersebut para peserta mengikutinya dengan senang, dengan bahagia dan penuh kegembiraan. Secara fisicly pun juga sama. Sehatsehat, segar-segar, tampan-tampan dan cantik-cantik atau dengan kata lain kegiatan ini bukan berarti tempat berkumpulnya anak-anak yang kurang terurus. Dalam bingkai kegiatan yang kental bernuansa Islam, potret anakanak ini juga semakin jelas terlihat di lokasi kegiatan. Sikap mereka yang santun ditambah dengan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan sangat menyejukkan hati. Event ini untuk yang pertama kalinya digelar di Blitar. Acara kemarin diikuti oleh tidak kurang dari seribu anak yatim piatu. Dimana, mereka merupakan perwakilan berbagai Panti Asuhan dari kota-kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Sebut saja diantaranya dari Kota Malang diwakili oleh 10
44
Jambore Dengan ceria peserta ikut dalam kegiatan ini
Trhopy Juara Umum untuk Kontingen dari Kota Malang
regu, Kabupaten Trenggalek 2, Kabupaten Lamongan 6, Kabupaten Bojonegoro 6, Kabupaten Nganjuk 4, Kabupaten Probolinggo 2, dll.
Majalah PEN ATARAN PENA
Sementara itu dari Blitar Raya, Kabupaten Blitar mengirimkan 28 regu dan Kota Blitar diwakili 37 regu. Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Kesejahteraan Panti Asuhan Indonesia (Yakespi) ini dibuka Komandan Korem 081 Madiun dan rencananya acara ini akan dilaksanakan mulai hari Jum’at sampai dengan hari Minggu, tanggal 10 sampai dengan tanggal 12 Oktober 2014. Sedangkan tahun ini, acara Jambore Bela Negara Panti Asuhan Jawa Timur Piala Pangdam V/ Brawijaya dilaksanakan dengan tema ‘Cinta Lingkungan dan Cinta Indonesia’. Seperti disampaikan oleh Komandan Korem 081 Madiun, banyak tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan ini. Diantaranya yaitu untuk meningkatkan kemandirian, kepemimpinan, keterampilan, pengetahuan, persatuan dan kesatuan dalam meneruskan langkah
para pejuang kemerdekaan dalam membela Agama, Bangsa dan Negara. Sementara itu ditemui pada acara penutupan, M. Mansur Shodiq –Pembina Panitia memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas dukungan dari semua pihak sehingga event ini bisa diselenggarakan di Blitar. Panti Asuhan, kata Mansur Shodiq mengawali perbincangannya, “Selama ini seringkali terpinggirkan.” Banyak diantara kita telah terkungkung dalam paradigna bahwasannya Panti Asuhan hanya sebagai tempat berkumpulnya anakanak yang wajib kita bantu, atau bahkan yang lebih ekstrim lagi menyebutnya sebagai tempat untuk menyalurkan berbagai jenis bantuan. Baik berupa sembako, pakaian bekas, daging kurban, dll. Namun seandainya kita mencermati kegiatan seperti ini, tentu paradigma itu akan terbantahkan. Lihat saja fakta di lapangan. Kalau mereka (para peserta) tidak sedang berada di area Jambore ini, apakah bisa membedakan antara anak yatim piatu dan mereka yang memiliki orang tua? Kemudian berbicara tentang kemampuan, lanjut Mansur Shodiq, saya pikir juga tidak kalah. Mereka dengan fasih bisa mengikuti kegiatan-kegiatan seperti: Hasta Karya, Pembinaan Pengelolaan Sampah Menjadi Berkah Menuju Bank Sampah Profesional, Menejemen Kepemimpinan dan Kesuksesan Panti Asuhan, dll. “Intinya, apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak kita, juga mampu mereka kerjakan.” Tinggal sekarang bagaimana kita bisa memberikan kesempatan yang sama dengan anak-anak lainnya kepada anak-anak dari Panti Asuhan itu. Saya yakin mereka tidak kalah, sekali lagi, “Kesempatan buat mereka yang belum banyak yang memikirkan.”
Gapura menuju lokasi perkemahan Jambore Panti Asuhan 2014
Suasana acara Pembukaan Jambore Panti Asuhan Jatim 2014
Komandan Korem Madiun Membuka Jambore
Dan seandainya kita (warga masyarakat) lebih banyak berbuat untuk mereka, bukan tidak mungkin anak-anak yang berprestasi itu akan muncul dari sana (Panti Asuhan). Lebih dari itu, tentu kita bisa mencetak generasi-generasi yang mandiri dari lembaga (Panti Asuhan)
yang selama ini kerap kali kita anggap remeh. Sedangkan hasil dari event Jambore Bela Negara Panti Asuhan Jawa Timur Piala Pangdam V/ Brawijaya Tahun 2014 kemarin, keluar sebagai Juara Umum yaitu kontingen dari Kota Malang. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
45
Budaya Wabup Drs. Rijanto , MM melakukan kesepakatan bersama Tinton Suprapto, Ketua Yayasan PETA (YAPETA) Pusat, untuk berkarya membuat film di seputar PETA Blitar di Kabupaten Blitar. Ini penting untuk menyusun sejarah Perjuangan PETA secara benar dan komprehensif. Tinton Suprapto dan Wabup Drs. Rijanto, MM
Wabup dan Tinton Sepakat Bikin Film mulia untuk membuat dokumen sejarah PETA,” ungkap Wabup dalam sambutannya. Tinton Suprapto kepada Majalah Penataran mengatakan, kedatangannya bersama kru-nya ke Blitar, adalah menjajagi kondisi lapangan untuk mewujudkan mimpi besarnya membuat film sejarah PETA. “Kami melihat dulu dukungan masyarakat serta dukungan pemerintah daerah. Tanpa dukungan ini, kami nanti akan menemui
hambatan-hambatan,” ujar Tinton. Sebagaimana diberitakan Penataran sebelumnya, Tinton Suprapto telah mencanangkan recana membuat film sejarah, ketika melantik Pengurus YAPETA Cabang Blitar di Markas Kodim 0808 Blitar, 13 Februari 2014 jam 16.00. “Saya bangga dengan masyarakat Blitar, karena hanya di tempat ini ada peringatan Hari PETA. Tempat yang lain cuma di rumah saya di Bogor sana,” lanjut Tinton.
Tugu perjuangan PETA di halaman Balai Desa Sumberagung, Gandusari
H
al ini tercermin dalam rapat koordinasi antara Tinton Suprapto dengan Wabup Drs. Rijanto, MM di Kantor Pemkab Blitar,Senin (6/10) lalu. “Saya persilakan Bapak Tinton bersama teman-teman yang lain, untuk merealisasikan tujuan
46
Majalah PEN ATARAN PENA
Rapat Wabup Rijanto dan Tinton Suprapto
Aktivis LKBN Nusantara ambil gambar di Gunung Gedang
Ia mensyukuri, peringatan Hari PETA di Blitar, tidak bermaksud untuk berpesta dan berhura-hura, melainkan bersuasana khidmad dengan semangat meneladani sifat kepahlawan para prajurit PETA. “Kalau peringatan seremoni, biasanya digelar dangdut-an, dan hiburan macem-macem. Di Blitar ini, malah serba serius. Ada seminarnya, ada doa dalam bentuk macapat, sendratarinya juga sangat serius, bukan banyolan,” imbuh pendiri Museum PETA Bogor itu. Hadir dalam rapat koordinasi itu, Kepala Dinas Sosial Kab. Blitar, Drs. Romelan, serta sesepuh PETA Jawa Timur, Mayjend Purn. Soetjipto Kertodjojo bersama eksponen YAPETA Blitar yang lain. Selain itu, tampak pula kru film dari Bogor yang dipimpin Yunus, datang ke Blitar bersama rombongan Tinton Suprapto.
Kadinsos Drs. Romelan kepada Penataran menyatakan siap mendukung kegiatan ini, karena instansinya memiliki tupoksi untuk menangani kegiatan para purnawirawan, perintis kemerdekaan, dan yang lain. “Kami dari Dinsos telah bermitra dengan teman-teman dari Lembaga Kajian Budaya(LKB) Nusantara, membuat proposal kegiatan yang sudah kami kirimkan kepada Bapak Presiden RI,” ujar Drs.Romelan. Ketua LKB Nusantara, Moh. Issa, mengaku optimis program pembuatan film itu tidak akan mendapat hambatan. “Film ini sangat berguna, khususnya bagi keluarga besar TNI, karena cikal bakal TNI adalah tentara PETA. Mestinya, semua pihak harus mendukung kegiatan ini,” tutur Issa. (pur)
Prasasti PETA di halaman Pendopo Hadinegoro
Majalah PEN ATARAN PENA
47
Pelesir
Wisata Edukasi Kampung Cokelat yang Memikat Selamat Datang ke Wisata Edukasi Kampung Cokelat. Salah satu destinasi wisata baru sebagai alternatif tempat berlibur yang ada di wilayah Kabupaten Blitar bagian selatan. Tepatnya berada di Desa Plosorejo, Kec. Kademangan, sekitar lima belas kilometer dari pusat Kota Blitar.
Asyiknya menyantap coklat dibawah rindang pohon pohon yang menghasilkannya
S
esuai namanya, lokasi wisata edukasi ini menyuguhkan sensasi tentang cokelat sebagai menu utamanya. Mulai dari proses
pembibitan, kondisi kebun, pengolahan biji-bijinya hingga proses produksi buah yang sering juga disebut dengan nama kakao ini dikerjakan. Meskipun masih terhitung baru,
Sebagai wahana edukasi dikenalkan kepada anak anak cara bertanam coklat
48
Majalah PEN ATARAN PENA
enam bulan berjalan, destinasi wisata ini ternyata sangat diminati. Pemilik dan pengelolanya, Kholid Mustofa menyebutkan, “Ratusan orang datang berkunjung kemari setiap bulannya.” Bukan hanya wisatawan lokal, tetapi tak jarang diantara mereka juga terdapat pelancong asing (turis). Bukan pula hanya diminati oleh warga umum, tetapi seringkali para pejabat juga yang datang. Dan sebagai wisata edukasi, berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi, termasuk juga kelompok-kelompok tani pernah berwisata dan belajar di Wisata Edukasi Kampung Cokelat ini. Memang dari sisi ukuran, Wisata Edukasi Kampung Cokelat ini tidak cukup besar. Hanya kurang lebih satu hektar luas totalnya. Namun begitu, ketika Majalah Penataran (MP) mencoba datang kesana, kampung wisata ini memang sangat memikat. Sesaat setelah melintasi pintu masuk, pengunjung segera akan disuguhi pemandangan kebun cokelat yang rindang. Asri, dengan lantai paving yang bersih dan tertata rapi dibawah beragam jenis pohon kakao. Buahnya yang berbeda-beda ukuran, bentuk serta corak warnanya, menjadikan Wisata Edukasi Kampung Cokelat ini tampak sangatlah menawan. Dan bukan sekedar untuk mempercantik diri, berbagai fasilitas yang disediakan seperti meja, kursi dan mainan anak-anak di bawah rindang pohon-pohon kakao itu, akan membuat pengunjung betah berlamalama disana. Sebuah tempat bersantai yang sangatlah menyenangkan dengan aneka minuman dan hidangan yang berbahan dasar cokelat. Dari tempat bersantai itu,
Hal Warna
Anak anak diajak mengenal biji coklat ketika masih dalam proses pengeringan
pengunjung bisa melihat tempat persemaian atau area pembibitan, area jemur kakao, dan di tempat itu juga dilengkapi dengan tempat produksi olahan, serta display atau tempat untuk memajang produk. Kecil tetapi padat dan lengkap sebagai wahana untuk berlibur dan belajar. Paket wisata di Wisata Edukasi Kampung Cokelat ada beberapa macam. Pengunjung bebas memilih mana yang dikehendaki, tarifnya mulai dari Rp. 15.000 sampai dengan Rp. 50000. Tetapi kalau pengunjung hanya ingin berbelanja, bisa masuk gratis ke lokasi. Tergantung dari jenis paket wisata yang dipilih, di lokasi Wisata Edukasi Kampung Cokelat pengunjung bisa melihat proses pengolahan kakao, mulai dari pembibitan, panen, penjemuran, penggilingan, grinding, memasak, menghias, dan mengemas. Pemilik dan pengelola lokasi wisata ini menceritakan, memang belum lama ia menyulap sebagian kecil dari kebun kakaonya itu menjadi lokasi wisata sekaligus sebagai tempat edukasi yang diberi nama ‘Kampung Cokelat’. Namun sejatinya, sudah
cukup lama, kira-kira sejak sepuluh tahun yang lalu Kholid Mustofa sudah mulai berkecimpung dengan tanaman kakao dan sekarang sudah memiliki perkebunan cokelat yang cukup luas di tempat lain. “Cokelat itu mudah ditanam, walaupun bukan tanaman asli Indonesia. Tetapi belum banyak yang
memahami ilmu menanamnya,” kata Kholid Mustofa. Karena alasan itulah kemudian Kholid ingin mengenalkan tanaman ini serta cara menanamnya yang baik dan benar kepada masyarakat. Dan untuk itu pula, ia tidak pelit memberikan ilmu bagaimana membudidayakan atau cara menanam tanaman kakao atau yang akrab disebut dengan cokelat itu. Tentang perawatan serta ancaman serangan penyakit, juga akan ia ajarkan. Termasuk juga berbagai tips agar bebas dari serangan penyakit itu serta memperkenalkan bisnis cokelat ini kepada masyarakat luas. “Bukan hanya kepada para petani, tetapi juga pada anak-anak,” pungkas Kholid. Cokelat olahan dari Wisata Edukasi Kampung Cokelat dikirim ke berbagai daerah di tanah air, sebut saja: Sidoarjo, Gresik, Malang, dll. dengan merk dagang ‘Gu Sant’. Tetapi cokelat yang dihias sendiri oleh para pengunjung yang termasuk didalam salah satu paket wisata disana, “Silahkan dibawa pulang,” tutur Kholid mengakhiri perbincangan. (moza)
Sekilas tentang proses produksi coklat juga ditunjukkan kepada anak anak yang berkunjung
Majalah PEN ATARAN PENA
49
intermezo Bukti Telah Menikah Sepasang suami istri membawa anaknya pergi berwisata. Malam hari, mereka tinggal di sebuah hotel. Kebetulan sekali hari itu menjumpai polisi sedang memeriksa kamar. Sambil menunjuk wanita di sampingnya, polisi menanya lelaki itu: “Siapa dia? Apa hubungan anda dengannya?” “Dia adalah istriku,” jawab lelaki itu. Polisi dengan cermat mengawasi mereka dari atas sampai ke bawah sebentar, lalu berkata dengan nada tak begitu percaya: “Silakan keluarkan surat bukti bahwa dia istri Anda.” Lelaki itu justru tak membawa surat sertifikat apapun, dalam keadaan darurat ia berkata sambil menunjuk anak lelakinya yang sedang tidur pulas di atas ranjang: “Lihat tuh, bukti yang paling kuat, ia sedang tidur di situ!”
Menceritakan Pengalaman Perang Kepada Cucu Prajurit kawakan purnawirawan, Lock, suka menceritakan pengalaman perang dirinya yang lama telah lalu kepada generasi muda. “Aku ingat, sekali, saat aku menjalankan sebuah tugas sendirian telah menjumpai musuh sebanyak satu kompi. Aku seorang diri berjuang dengan gagah berani, akhirnya aku berhasil membasmi mereka semua.” Cucu laki-lakinya menanya : “Tahun yang lalu, saat Embah bercerita tentang pengalaman ini hanya mengatakan Embah telah membasmi satu peleton, tahun ini kenapa kok berubah menjadi satu kompi?” “Tahun yang lalu kamu kan masih kecil, aku kuatir kamu takut.”
Kegagalan Manajer Sales di Arab Cowok Mata Keranjang Ketika sedang keluar jalanjalan, sepasang kekasih berpapasan dengan seorang gadis muda yang berparas sangat cantik. Sang cowok menatap gadis cantik itu dari atas sampai bawah tanpa sadar jika sedang bersama dengan pacarnya. Saat ia sadar kembali, ia menemukan pacarnya sedang memandangnya dengan sikap dingin. Otaknya berputar dengan cepat, ia dengan tenang berkata kepada si cewek: “Apakah kamu telah melihat wanita muda yang barusan lewat itu? Begitu lama ia telah kuamat-amati, aku tidak juga menemukan hal yang bisa menandingi dirimu, hehehe...”
Seorang manager sales Coca-cola baru kembali pulang ke negerinya setelah kegagalan besarnya di Arab. Maka ia pun harus menghadap bosnya untuk menjelaskan alasan kegagalannya. Bos : “Kau punya prestasi hebat di negara-negara lain, mengapa justru bisa gagal di Arab, yang negerinya panas dan justru banyak orang butuh kesegaran minum produk kita?” Sales : “Saya juga berpikirnya dulu begitu bos, negeri itu pasti prospeknya sangat besar karena disana panas. Saya begitu yakin pasti akan sukses besar disana.” Bos : “Lalu apa yang sebenarnya terjadi?” Sales : “Begini bos... saya membuat sebuah iklan poster, yang saya pasang di seluruh penjuru negeri itu.Isi poster itu ada tiga gambar, yang pertama orang yang kehausan tergeletak berbaring dipadang pasir. Gambar kedua orang tersebut minum Coca-cola, dan gambar ketiga, orang itu menjadi segar dan dapat berlari dipadang pasir. Bos : Wah, ini ide yang luar biasa, iklan yang bagus, Lalu kenapa justru bisa gagal?” Sales : “Tidak ada yang bilang sama saya, kalau mereka baca dari kanan ke kiri...”
(dari berbagai sumber) Majalah PEN ATARAN PENA
51