MAJALAH KOMUNIKATIF, INFORMATIF DAN BERIMBANG
EDISI 01 TAHUN 2013
www.blitarkab.go.id
Dari Redaksi Pembaca yang terhormat,
R
asanya bangga sekali kami bisa kembali hadir menyapa pembaca setelah beberapa saat vakum. Pada edisi pertama ini kami kembali menyuguhkan beberapa liputan tentang berbagai kegiatan di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar. Diawali pada rubrik gerbang sebagai pembuka berita menyajikan kegiatan Bupati Blitar Terima Penghargaan sebagai Pembina K-3. Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali memberikan penghargan kepada Bupati Blitar sebagai Pembina K3 (Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini merupakan bukti, pertumbuhan dunia kerja di Kabupaten Blitar telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku. Kabupaten Blitar mendapat nilai bagus sebagai daerah zero accident (kecelakaan nihil) sehingga mendapat point tinggi dalam standar pembinaan perusahaan di daerah. Penghargaan ini merupakan pengakuan resmi dari Pemerintah Propinsi Jatim, bahwa dunia kerja di Kabupaten Blitar merupakan potensi yang bisa dikembangkan di masa mendatang. Selain itu juga ada liputan Acara Launching Buku dan Silaturrahmi Dalam Rangka Refleksi Dua Tahun Masa Bhakti Bupati dan Wakil Bupati Blitar. Bupati dan Wakil Bupati dalam kepemimpinannya selalu mengacu pada VisiMisinya, yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, religius dan berkeadilan. Meningkatkan kualitas infrastruktur dan akses ekonomi serta layanan publik. Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan daya saing dan mewujudkan olah raga serta seni budaya bersama masyarakat. Dalam rentang waktu dua tahun tersebut sudah banyak pula prestasi yang telah diraih, meskipun, masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada sisa periode masa jabatannya sebagai Bupati kedepan. Pada rubrik hambangun praja kami menyuguhkan kegiatan Bapemas yang menggenjot fungsi pasar desa melalui BUMDes. Bapemas langsung tancap gas dengan melakukan rekrutmen fasilitator BUMDes baik di tingkat Kabupaten maupun fasilitator untuk tingkat Kecamatan. Proses seleksi dilakukan secara serius dengan melibatkan Universitas Brawijaya melalui lembaga teknisnya yang bernama Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat (PIBLAM). Di rubrik yang sama juga mengulas persiapan Pasar Gambar Desa Wonodadi Wonodadi, Kabupaten Blitar, menuju Lomba Pasar Desa di Tingkat Propinsi Jawa Timur. Mereka ingin pasar tempat mereka bekerja, terasa nyaman meski tetap berkiblat sebagai pasar tradisional. Pasar Gambar kondisinya belum ideal. Fasilitasnya kurang bagus, seperti kerusakan MCK, talang bocor, dan pengaturan pedagang. Dengan adanya lomba ini, semoga akan memperbaiki fasilitas yang ada. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggulirkan Lomba Pasar Desa tahun 2013. Pesertanya adalah pasar-pasar desa terbaik di seluruh kabupaten dan kota di Jatim. Andalan Kabupaten Blitar tahun ini adalah Pasar Gambar, setelah bersaing dengan Pasar Selopuro dan Pasar Slorok. Perlombaan ini diharapkan menjadi motivasi bagi pedagang untuk menciptakan situasi di pasar yang kondusif Selain itu rubrik-rubrik Dinamika Kepegawaian, Real Action, Edukatif, Pelangi Bumi Penataran, Lensa Sport, Artikel, Sambat Deso, Ono Dino Ono Upo, Kesiapan Partai Songsong Pileg 2014, Liputan Khusus, Pelesir dan lainnya tetap menampilkan dan menyajikan kabar-kabar dan cerita-cerita menarik bagi para pembaca setia Majalah Penataran. Harapan kami semoga Majalah Penataran akan selalu menjadi sumber informasi yang bermanfaat untuk pembaca setia. Terima kasih tak terhingga atas dukungan dan partisipasi serta kerja sama semua pihak. Redaksi
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
Pelindung : HERRY NOEGROHO, SE. MH Drs. RIJANTO, MM Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung jawab : SUYANTO, SH. MM Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : Ir. BUDI IRIANTO, MM Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO HENDRA NOVARIADI M. ENDRA PRASETYA NIZAR NUSFIANTO Anggota : JONI HARSONO DWI AGUS SANTOSO, ST ASYIK FAUZI, ST BINTORO, ST
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
Majalah PENATARAN
POINT INDEKS
POINT INDEKS
POINT INDEKS
Dari Redaksi ………………………….………..… 2 Point Indeks ……………………………………... 3 Gerbang Bupati Blitar Terima Penghargaan ….… 4 Laungching Buku dan Refleksi …………… 6 BPBD Siaga Bencana …………………………. 8 Hambangun Praja Menengok LKPJ Bupati Blitar 2012……… Bulan Bhakti Gotong Royong .…………... Menggenjot Fungsi Pasar Desa …………. Pasar Wonodadi Maju ke Propinsi …..... Mengejar Target Tinggi..................... Hasil Panen Tak Banyak Berubah………… Penghargaan Kebudayaan ……………….
10 12 14 16 18 20 22
Dinamika Kepegawaian Mutasi Pejabat Untuk Layanan ………...
24
Real Action Juara I Lomba Kesatuan Gerak ………….. 26 Edukatif MTsN Jambewangi, Madrasah Ndeso .. 28 Sukseskan UAN 2013 ………………………… 30
Bupati Blitar Terima Penghargaan Pembina K-3 Pemprov Jawa Timur Timur memberikan penghargan kepada Bupati Blitar sebagai Pembina K3 (Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini merupakan bukti, pertumbuhan dunia kerja di Kabupaten Blitar telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku.
Pelangi Bumi Penataran Sri Sulasri, Juara Nasional Lomba .…….. 32 Lensa Sport Menggali Prestasi Anak Negeri ......…….. 34 Suara Wakil Rakyat Memberi Nilai Tambah Penambangan… 36 Sambat Deso Di Desa Sumbersih, Warga Harus ……..
38
Ono Dino Ono Upo Sabar Ala Mbah Slamet Gandhos ………
40
Kesiapan Partai Songsong Pileg 2014 PDI P Merubah Image …………….………..
42
Liputan Khusus Tingkatkan Peran Masyarakat …………. Pererat Kerjasama dengan Press Tour
44 46
Pelesir Siraman Gong Kyai Dudho ……………….. 48 Intermezo ………………………………………..
50
Etos Peremajaan ………..…………………………….
51
Juara I Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi Kabupaten Blitar kembali menorehkan prestasi. Kali ini melalui Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar yang sukses meraih Juara I pada Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi Tahun 2013. Dengan hasil lomba yang diselenggarakan dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini Kabupaten Blitar juga berhak maju pada ajang lomba yang sama di tingkat nasional. Pada penilaian tingkat provinsi Kabupaten Blitar sukses mengungguli 38 (tiga puluh delapan) Kabupaten dan Kota lain di Jawa Timur yang ikut berpartisipasi. Kemudian masuk dalam 3(tiga) nominator juara bersama Kabupaten Malang dan Kabupaten Pacitan.
Majalah PENATARAN
3
Bupati Herry Noegoro, Pejabat Pemerhati Seni
diberikan kepada 6 orang yang dinilai berjasa dalam pengembangan seni, di antaranya Sriniati pendiri group kroncong Sruni, Ki Anom pendiri group ketoprak Anom Budaya, Ki Adam Sumeh pendiri kentrung Tri Santosa Budaya, Ki Sujarwo pegiat Seni Tugu Budaya, dan Mbah Juni sebagai pelestari Jaranan Jur. Adapun Penerima penghargaan Karya Persembahan antara lain Bagus Putu Parto, Edy Dewa, dan Pengkik Budiharto. Sedangkan Penghargaan Wartawan Budaya diberikan kepada Purwanto. Panitia memiliki rekam jejak yang memadai, karena pria lulusan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Malang itu, dinilai pro aktif dalam meliput kegiatan-kegiatan kesenian dan kebudayaan. Wima Bramantya dalam sambutannya menyatakan permintaan maafnya kepada seluruh pegiat budaya di seluruh Blitar, karena pihaknya belum mampu memberikan penghargaan bagi semua budayawan. “Kami sadar, masih ada ribuan pegiat seni dan budaya di Kabupaten Blitar di luar sana. Kali ini kami sedang memulai langkah kecil, Semoga di tahun-tahun mendatang, kami masih berkesempatan merangkul semua potensi budaya yang kita miliki bersama,” tuturnya.
Wima Bramantya, Ketua Dewan Kesenian Kab. Blitar
Pemkab Blitar Bangga Wakil Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM, ketika didaulat memberikan sambutan, benar-benar menyatakan kebanggaanya. “Kami terharu, karena baru kali ini menyaksikan pelaku-pelaku budaya tampak bahagia menerima penghargaan,” tutur Rijanto. Terlebih lagi, penghargaan seperti mestinya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah. Ia menyatakan rasa syukurnya, ternyata Dewan Kesenian Kabupaten Blitar mampu membuat terobosan yang cerdas ini, sehingga sangat membantu kinerja Pemkab Blitar dalam mendorong pertumbuhan dan pelestarian seni
Mbah Din, Ketua Panitia
budaya. Rijanto juga memberikan pujian kepada Wima Bramantya, meskipun masih muda tetapi langkah-langkahnya sudah mengejutkan banyak pihak. Tidak hanya memberi penghargaan ini, tetapi Wima dan kawan-kawan sudah menciptakan karya nasional dan bahkan internasional. Karya nasionalnya adalah event Purnama Seruling Penataran yang selalu melibatkan budayawan dan artis nasional. Sedangkan debut internasionalnya adalah ketika membawa Tari Barong Rampog sehingga mendapat penghargaan internasional dalam festival di Cheonan, Korea Selatan beberapa waktu yang lalu.(pur)
Majalah PENATARAN
23
HAMBANGUN PRAJA
Budayawan Penerima Anugerah Karti Budaya Kabupaten Blitar 2012
Penghargaan Kebudayaan Kabupaten Blitar Budayawan-budayawan di Blitar mendapatkan penghargaan dari Dewan Kesenian Kabupaten Blitar. Anugerah Karti Budaya tahun 2012 diberikan kepada sejumlah insan pengabdi seni, yang terbukti telah menyumbangkan tenaga dan pikiran sebagai pelestari budaya tradisi masyarakat.
T
idak kurang 11 orang yang terdiri dari para budayawan, tampak sumringah diundang ke Pendopo Kabupaten Blitar, Jumat 28 Desember 2012 lalu. Mereka diterima langsung oleh Wima Brahmantya, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Blitar. Penampilan mereka khas, rata-rata mengenakan busana Kejawen, berupa beskap bagi pria serta kebaya bagi para perempuan. Sedangkan para undangan, mengenakan batik aneka rupa. Ketua Panitia, Mbah Din, membuka acara dengan paparan singkat, bahwa Penghargaan Karti Budaya ini merupakan program kerja Dewan Kesenian Kabupaten Blitar yang merasa perlu memberi apresiasi terhadap para budayawan di Blitar. “Rasanya memang belum sepadan dengan dedikasi yang dicurahkan oleh para budayawan dalam menggeluti bidang-bidang yang diminati. Tapi semoga, itikad baik Dewan Kesenian
22
Kabupaten Blitar ini dapat diterima dengan sukacita,” tutur seniman perupa yang tinggal di Lodoyo itu. Adapun jenis-jenis penghargaan itu, menurut Mbah Din, terdiri atas empat kategori, yaitu Pejabat Peduli Seni, Pengembang dan Pelestari Budaya, Karya Persembahan, dan Wartawan Budaya. “Penentuan ke empat kategori ini telah melalui berbagai pertimbangan dalam diskusi yang cukup alot,” lanjutnya. Pasalnya, memang tidak ada standar baku jenis-jenis kategori di bidang kebudayaan ini.
Majalah PENATARAN
Diskusi yang seru juga masih berlangsung untuk memutuskan, siapa gerangan para budayawan yang paling berhak menerima penghargaan itu. Namun pengurus Dewan Kesenian menyepakati, pertimbangan utama untuk memilih seseorang yang layak mendapat penghargaan adalah pengabdian hidupnya yang memang dicurahkan untuk perkembangan seni dan budaya. Anugerah Karti Budaya untuk Kategori Pejabat Pemerhati Seni diberikan kepada Herry Noegroho yang tidak lain Bupati Blitar. Pertimbangan panitia, Pak Herry, panggilannya, dinilai sangat getol mendorong pertumbuhan karya seni. Saking menggandrungi dunia seni, terutama seni musik, Pak Herry tidak segan-segan bernyanyi dan menari di depan kamera televisi, serta mengeluarkan album rekaman campursari tentang suasana alam Blitar. Penghargaan Pengembang Budaya
(foto-foto: humaskabblitar)
pertanian yang telah disiapkan Pemerintah Kabupaten Blitar. Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. Penyuluh pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian. Penyuluh pertanian juga wajib mendampingi petani untuk: (1) Membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan; (2) Membantu mereka menemukan masalah; (3) Membantu mereka memperoleh pengetahuan/ informasi guna memecahkan masalah; (4) Membantu mereka mengambil keputusan, dan (5) Membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya. Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah berbasis komoditi unggulan di desa. Keberhasilan seluruh pihak ini dibuktikan dengan hasil produksi tanaman pangan yang ada di Kabupaten Blitar. Hal ini diakui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, Ir. Eko Priyo Utomo, melalui Kasubdin Tanaman Pangan, M. Rif’an kepada Majalah Penataran. Dijelaskannya, berkat usaha pemerintah yang salah satunya dengan memberikan sekolah kepada para petani ini telah berdampak positif terhadap petani di Kabupaten Blitar. “Melalui usaha yang ada diantaranya sekolah lapang, bantuan bibit, penanganan hama dan lain sebagainya berdampak terhadap hasil panen yang ada,” katanya. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya beberapa komoditas tanaman pangan yang ada di Kabupaten Blitar. Di antaranya, hasil produksi jagung (glondong) dari 418.117 ton di tahun 2011
Wabub Rijanto saat bersama anggota Gapoktan Sumber Rejeki di Doko
menjadi 525.617 ton di tahun 2012. Komoditas kedelai pada tahun 2011 sebanyak 11.562 ton menjadi 12.577 ton di tahun 2012. Sementara untuk padi mengalami penurunan produksi yakni 361.113 ton di tahun 2011 dan di tahun berikutnya hanya 308.256 ton. “Sebenarnya hasil keseluruhan mengalami peningkatan. Komoditas padi seperti mengalami penurunan. Namun untuk hasil panennya, jauh lebih baik dari sebelumnya. Ini karena faktor musim kurang mendukung untuk tanaman padi di banding tahun sebelumnya. Sehingga kesempatan tersebut digunakan untuk komoditas selain padi,” jelas M. Rif’an. Faktor musim memang sangat berpengaruh terhadap komoditas pertanian yang ada di Kabupaten Blitar.
Hal ini dapat pula dilihat dari jumlah lahan yang digarap petani di Kabupaten Blitar. Jika untuk tanaman padi di tahun 2011 seluas 58.145 hektare untuk tahun 2012 hanya tercatat 49.687 hektare, atau hampir 1000 hektare mengalami pengurangan lahan. Sementara para petani memanfaatkanya dengan komoditas tanaman pangan lain seperti jagung di tahun 2011 seluas 40.395 hektare menjadi 50.126 hektare di tahun 2012. Tanaman kedelai di tahun 2011 seluas 11.098 hektare menjadi 11.269 hektare di tahun 2012. Sementara di Kabupaten Blitar memiliki lahan pertanian sawah seluas 31.705 hektare, tanah ladang seluas 21.01 hektare, dan tegal/ kebun seluas 44.940 hektare. (hend)
Majalah PENATARAN
21
HAMBANGUN PRAJA
Hasil Panen Tak Banyak Berubah Para petani di Kabupaten Blitar terus berupaya untuk meningkatkan hasil panen tanaman pangannya. Untuk meningkatkan hasil panen yang maksimal, Pemerintah Kabupaten Blitar terus melakukan koordinasi dengan para petani. Hasilnya pun dapat dirasakan dengan baik dengan stabilnya produksi tanaman pangan di Kabupaten Blitar.
K
erjasama yang baik antara pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pertanian Kabupaten Blitar dengan para petani yang tergabung dalam kelompokkelompok tani membuahkan hasil yang baik. Melalui penyuluh pertanian dan sekolah pertanian di lapangan, para petani di Kabupaten Blitar dapat berinteraksi. Pertemuan ini menjadikan sarana untuk memecahkan permasalahan yang ada demi meningkatnya hasil panen. Wakil Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. saat melakukan Panen Raya di Dusun Pelangi, Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Rabu (20/03) lalu mengungkapkan, rasa bangganya kepada para petani yang ada Kabupaten Blitar. Rijanto juga mengajak para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki di Kecamatan Doko untuk mendorong Sapta Usaha Tani. “Saya berharap para petani berpedoman Sapta Usaha Tani,” katanya.
20
Dengan melaksanakan Sapta Usaha Tani, diharapkan para petani di Kabupaten Blitar ini dapat meningkatkan hasil produksinya. Program ini memberikan pelajaran kepada petani untuk mengolah lahan secara tepat untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal. Program ini dilakukan dengan mengolah tanah/ lahan, melakukan pemilihan bibit unggul, pengairan yang baik, pemupukan yang tepat, pemberantasan (gulma, hama, dan penyakit tanaman), penanganan pasca panen, dan melakukan pemasaran. Dalam kesempatan itu, Wabup Rijanto juga berkesempatan mengawali panen raya di Desa Slorok, Doko bersama dengan para kelompok tani setempat. Dalam mengawali panen raya, Wabub Rijanto juga didampingi pimpinan BP4K, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar Ir. Eko Priyo Utomo, Camat Doko, Koperasi Tani dan Gapoktan. Di Doko, Wabub Rijanto juga menyempatkan diri untuk melihat cara produksi tanaman padi
Majalah PENATARAN
sejak usia dini hingga panen. Ia juga melakukan dialog dengan para petani yang ada di sana. Selain melaksanakan program sapta usaha tani, para petani juga dituntut untuk aktif dalam melaksanakan Sekolah Lapang Pertanian Terpadu yang diselenggarakan pemerintah. Melalui penyuluhan pertanian ini, para petani dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan di dalamnya terdapat sapta usahanya. Penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Hal inilah yang dilakukan pula di Kabupaten Blitar. Yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh
PAD tahun 2013 sebesar Rp 96 milyar. Selain itu tercapainya PBB Perdesaan dan Perkotaan sebesar Rp 15 milyar. “Kita sangat optimis pencapaian PAD tahun ini bakal terealisasi. Dan kita terus mendorong seluruh jajaran kita untuk kerja ekstra keras,” tandasnya. Saat ini, Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar juga tengah berbenah untuk penyiapan pelimpahan Pajak Bumi dan Bangunan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Rencananya, pelimpahan tersebut bakal direalisasikan mulai awal tahun 2014 mendatang. “Peralatan sudah kami siapkan seluruhnya untuk pelimpahan PBB perkotaan dan perdesaan kepada pemerintah daerah. Tak hanya peralatan, SDM yang profesional juga disiapkan menangani PBB tahun depan,” jelasnya.
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisah Rp 2,6 milyar, dan lain-lain PAD yang sah sebesar Rp 48,1 milyar. Atau total APBD tahun 2013 ini ditargetkan sebesar Rp 1,4 trilyun. Dari jumlah tersebut 65,5 persen digunakan untuk belanja pegawai. Lantas langkah apa yang akan dilakukan Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar untuk pencapaian target pemerintah daerah?. Menurut Ismuni, ada beberapa langkah yang akan diterapkan untuk mencapai target pendapatan tahun ini. Di antaranya dengan melakukan intensifikasi dan ektensifikasi kegiatan. Langkah intentifikasi dilakukan dengan melakukan pendataan potensi yang ada, meningkatkan sosialisasi pajak daerah dan retribusi, pembekalan petugas pungut pajak, dan senantiasa koordinasi dengan pihak terkait. Sementara langkah kedua ektensifikasi dilakukan pada pajak tetap namun ada penyempurnaan tarif, perluasan wajib pajak dan retribusi, mengubah objek pajak dan retribusi, dan menambah fasilitas objek pajak yang berimbas meningkatnya pendapatan dari sektor ini. “Langkah-langkah ini akan segera kami terapkan. Semoga hasilnya memuaskan sesuai dengan harapan bersama,” tegas Ismuni. Hampir seluruh potensi pendapatan ditargetkan mengalami peningkatan lebih besar dari tahun 2012 dibandingkan tahun 2013 ini. Di antaranya, pajak hotel dari Rp 20 juta di tahun 2012 menjadi Rp 34 juta,
(foto-foto:hendranova)
Pegawai Dispenda, akan lebih profesional memberikan pelayanan
Sejumlah peralatan komputer disiapkan untuk tangani PBB yang dilimpahkan kepada Pemerintah Kabupaten Blitar
pajak restoran dari Rp 386 juta menjadi Rp 432 juta, pajak hiburan dari Rp 33 juta menjadi Rp 36 juta, pajak reklame tahun 2012 sebesar Rp 287 juta menjadi Rp 397 di tahun 2013, pajak parkir Rp 17 juta menjadi Rp 19 juta, pajak air tanah sebesar Rp 17 juta menjadi Rp 21 juta, pajak mineral bukan logam (galian C) sebesar Rp 192 juta meningkat menjadi Rp 225 juta, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dari Rp 1,7 milyar menjadi Rp 2,1 milyar, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan Rp 15 milyar, dan PPJ dari Rp 13,2 milyar menjadi Rp 15,2 milyar. Ismuni juga optimis, dengan langkahlangkah yang tepat dari Pemerintah Kabupaten Blitar akan tercapai target
Sayangnya, dengan ditanganinya PBB Perkotaan dan Perdesaan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar, tarif PBB tersebut bakal dinaikkan. “Rencananya tarif pajak bumi dan bangunan tahun depan bakal disesuaikan sebesar 0,3 persen kali NJOP. Dan setiap 3 bulan sekali NJOP tersebut bakal dievaluasi pemerintah daerah,” jelas Ismuni. Rencana Pemkab Blitar untuk menambah PAD juga tampak pada dinaikkannya karcis masuk kawasan wisata Penataran dan kolam renangnya. “Jika biasanya karcis masuk kawasan kolam renang hanya Rp 1500 per orang, kini setelah dievaluasi menjadi Rp 2000 untuk anakanak dan Rp 3000 untuk dewasa,” imbuhnya. (hend)
Majalah PENATARAN
19
HAMBANGUN PRAJA
Menengok Dinas Baru, Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar
Mengejar Target Tinggi Sebagai dinas baru pada lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar, Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar harus segera tancap gas melaksanakan tugasnya. Dinas Pendapatan ini sebagai ujung tombak sumber anggaran pembangunan di Kabupaten Blitar, dituntut berinovasi untuk mendapatkan dana dari potensi yang dimiliki daerah ini. Berbagai inovasi jitu pun diterapkan untuk mencapai target yang diharapkan pemerintah daerah.
Kantor baru Dispenda Kabupaten Blitar
S
ekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM. pada akhir tahun 2012 lalu mengungkapkan, dinas DPKAD Kabupaten Blitar akan dipecah, salah satunya menjadi Dinas Pendapatan. Dinas ini dibebani target yang tinggi untuk menggali pendapatan daerah. “Ada peluang jabatan baru nanti di dinas baru yakni Dinas Pendapatan. Namun pejabat yang memimpin di sana harus siap segalanya. Mulai dari mental dan fisik. Juga butuh tanggung jawab yang sangat besar,” katanya. Menurut Palal Ali Santoso, Dinas Pendapatan mengemban amanah yang berat yakni harus siap berinovasi untuk menggali potensi pendapatan yang dimiliki di Kabupaten Blitar. Potensi yang
Diakui Ismuni, Dinas Pendapatan ini baru berdiri sehari pasca dilantiknya pejabat baru di Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar pada 22 Februari 2012 lalu. Dinas Pendapatan Daerah menempati gedung baru senilai Rp 750 juta di Jalan WR Supratman No 29 Blitar, Telp (0342) 802596-815197. Sejak berdiri, dinas baru ini langsung tancap gas dengan memberikan layanan kepada masyarakat. Menurut pria yang juga pernah menjabat Sekretaris DPKAD Kabupaten Blitar ini, beberapa inovasi baru nantinya akan diterapkan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk memaksimalkan pendapatan daerah. Langkah-langkah ini diambil untuk mencapai target anggaran yang dibebankan untuk tahun anggaran 2013 ini. “Dari berbagai potensi yang ada di Kabupaten Blitar akan kami gali untuk memaksimalkan pendapatan,” katanya. Tahun 2013 ini, Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditargetkan sekitar Rp 96 milyar atau meningkat jika dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 85,8 milyar. Untuk tahun 2013 ini, ditargetkan pendapatan dari pajak daerah sebesar Rp 18,5 milyar, retribusi daerah sebesar Rp 26,6 milyar,
ada harus dilirik guna menjadi penghasil anggaran untuk pembangunan di Kabupaten Blitar. Pejabat yang ada di Dinas Pendapatan harus siap kerja ektra keras guna mencapai target anggaran yang dibebankan Pemerintah Kabupaten Blitar. Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar, Drs. Ismuni, MM. saat dikonfirmasi dikantornya, membenarkan kinerja yang diembannya telah menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran. Namun amanah untuk memimpin dinas baru ini akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawabnya. “Untungnya saya bukan orang baru di bidang Pendapatan ini, jadi sedikitnya saya sudah mengenal cara kerja di Dinas Pendapatan ini,” katanya. Kepala Dispenda Kab. Blitar, Drs. Ismuni, MM.
18
Majalah PENATARAN
diciptakan, setelah para pedagang mengalami berbagai persoalan akibat tata kelola pasar yang belum memiliki konsep yang jelas. Data di Kantor Pasar Gambar menyebutkan, pengelolaan pasar ala Yohana ini mulai membuahkan hasil. Jika tahun 2011 pendapatan Pasar Gambar mencapai Rp 84.000.000 dalam satu tahun tersebut, maka tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp 100.800.000. Yohana optimis, hasil itu akan didongkrak karena usaha di pasar tampak semakin dinamis. Pasar Gambar saat ini memiliki luas lahan sebesar 5.462 m2, dengan kios sebanyak 53 unit, dan lahan parkir seluas 50 m2. Kegiatan pasar terjadi baik di pagi hari maupun sore hari. Jumlah pedagang yang terdiri atas pedagang lapak, bakul ethek, maupun pelaku grosir, di pagi hari mencapai 500 orang, sedangkan di sore hari mencapai 45 orang. Data pengunjung yang terekam rata-rata mencapai 975 orang di pagi hari, dan 450 orang di malam hari. Bagi Yohana, potensi yang ada di Pasar Gambar ini menurutnya cukup layak untuk diajukan sebagai pasar desa dalam lomba yang digagas pemerintah provinsi. “Kami tidak berangan-angan kepada hasil akhirnya nanti. Tapi saya yakin, proses
persiapan menuju lomba ini nanti akan mempertinggi kesadaran para pedagang, untuk menata lingkungan pasar sebaikbaiknya,” imbuh Yohana.
Kades Optimis Gelagat semarak para pedagang Pasar Gambar dalam menyongsong lomba pasar ini, tak urung membuat aparat Pemerintah Desa Wonodadi ikut turun tangan. Kepala Desa Wonodadi, Purnama, beserta stafnya tidak segan-segan menyiapkan daya dukung bagi keberhasilan pasar dalam berpartisipasi dalam perlombaan. “Kalau melihat peluangnya, kami mengaku optimis. Lha wong, ketika studi banding ke pasar desa di Jawa Tengah yang menjadi Juara Nasional Pasar Desa, saya kaget. Karena kondisi Pasar Gambar masih lebih bagus dibanding kondisi si juara itu,” kata Purnama. Namun ia menyadari, faktor penilaian tidak hanya berdasarkan suasana tampilan pasar saja. Tim juri akan melihat secara teliti, bagaimana pengelola Pasar Gambar dalam menata administrasi sebagaimana layaknya pasar sebagai asset desa. Para juri akan memelototi laporan keuangan, bagaimana sistem bagi hasil antara kegiatan operasional dengan retribusi, dan sebagainya. Yang tidak kalah pentingnya adalah
Kades Wonodadi, Purnama, ikut sibuk
munculnya gerakan optimalisasi BUMDes yang diprakarsasi Kementerian Dalam Negeri. Pemprov Jatim juga getol menggenjot BUMDes sebagai calon saka guru memperbanyak pendapatan desa. Pasar desa dianggap sebagai salah satu unit usaha BUMDes, di antara usahausaha lain seperti usaha simpan-pinjam, maupun usaha sektor riil lainnya. “Kami menyadari segala kelemahan yang kami miliki, terutama di sisi administrasi tersebut. Oleh sebab itu, kami mengharap bimbingan yang sungguh dari Tim Pembina Kabupaten Blitar, untuk membekali kami secara lebih matang,” tutur Purnama. (pur)
Ketua Pasar, HM Yohana, dikenal akrab dengan para pedagang
Majalah PENATARAN
17
HAMBANGUN PRAJA
Pasar Wonodadi Maju ke Propinsi Pedagang di Pasar Gambar, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, kompak menuju Lomba Pasar Desa di Tingkat Propinsi Jawa Timur. Mereka ingin pasar tempat mereka bekerja, terasa nyaman meski tetap berkiblat sebagai pasar tradisional.
Gerbang pasar yang dijadikan Kantor Pengelola Pasar Gambar
T
ekad itu dilontarkan Syaiful, Ketua Paguyuban Pasar Gambar, ketika melakukan musyawarah persiapan lomba di Wonodadi, Jumat (22/3). “Jujur saja, Pasar Gambar kondisinya belum ideal. Fasilitasnya kurang bagus, seperti kerusakan MCK, talang bocor, dan pengaturan pedagang. Dengan adanya lomba ini, semoga akan memperbaiki fasilitas yang ada,” tutur Syaiful dalam musyawarah itu. Informasi yang dihimpun Majalah Penataran menyebutkan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggulirkan Lomba Pasar Desa tahun 2013. Pesertanya adalah pasar-pasar desa terbaik di seluruh kabupaten dan kota di Jatim. Andalan Kabupaten Blitar tahun ini adalah Pasar Gambar, setelah bersaing dengan Pasar Selopuro dan Pasar Slorok.
16
Majalah PENATARAN
Ketua Paguyuban Pasar, Syaiful, ingin maju
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh seluruh komponen masyarakat Wonodadi. Ketua Pasar Gambar , HM Yohana, segera merapatkan barisan dengan Kades Wonodadi, Purnama, serta para pedagang yang diwakili oleh Syaiful. Gong persiapannya dimulai dengan koordinasi teknis, yang melibatkan Tim Pembina dari Kabupaten Blitar yang terdiri atas Bapemas, Disperindag, Tim Fasilitator Bumdes, dan sejumlah aktivis di Kabupaten Blitar. Bagi HM Yohana, perlombaan ini menjadi motivasi bagi pedagang untuk menciptakan situasi di pasar yang kondusif. “Saya baru satu tahun ini menjadi ketua pasar. Program awal yang saya canangkan, adalah menciptakan ketenangan bagi para pedagang untuk bekerja mencari nafkah,” ujar Yohana. Nyatanya, suasana nyaman itu berhasil
membentuk Tim Fasilitator untuk menghimpun kesiapan masing-masing desa dalam menggiatkan BUMDes-nya. Hasilnya, ada desa yang mampu mengelola BUMDes, namun banyak pula yang tidak menguasai tugas dan fungsinya sebagai pengelola BUMDes. “Tahun 2013 ini, kami memprioritaskan desa-desa yang sudah memiliki kesiapan sumber daya manusia maupun fasilitasnya, agar maju lebih cepat,” imbuh Agus Budi Handoko. Desa yang siap tinggal landas itu, disebutnya sebagai desa pilot project dalam pemberdayaan bumdes di Kabupaten Blitar.
PIBLAM Unibraw Peranan akademisi sangat dibutuhkan dalam pemberdayaan masyarakat. Strategi teknis yang terencana serta terprogram, menjadi kunci keberhasilan pembedayaan BUMDes di Kabupaten Blitar. Menurut Dra. Nur Elyatimah, Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi di Bapemas, usaha pemberdayaan BUMDes di Kabupaten Blitar dilakukan dengan menggandeng Unibraw Malang. “Sejak penyusunan konsep BUMDes, kita terus melibatkan pihak kampus. Tujuan kami agar kegiatan tetap bisa dilaksanakan secara konsisten dan tidak acak-acakan,” tuturnya. Dra. Nur Elyatimah mencontohkan keseriusan Unibraw dalam mempersiapkan tenaga-tenaga fasilitator lapangan yang kelak akan diturunkan untuk mendampingi perjalanan BUMDes di desa-desa, yaitu dilatih dan dididik sesuai dengan standar yang berlaku. Pada tahun 2013 ini, dibutuhkan 44 orang tenaga fasilitator yang akan diturunkan di 22 kecamatan. Mereka telah lolos melalui seleksi administrasi, tes tulis dan intervieuw untuk mengetahui motivasi untuk menjadi tenaga fasilitator. “Setelah diperoleh 44 orang, lantas dididik di Unibraw. Jam latihannya pun memenuhi standar, seperti satuan kredit dalam pelajaran di kampus itu,” imbuh Bu El, panggilan akrabnya. Kurikulum yang diberikan pun, sesuai dengan target pendampingan. Antara lain, para fasilitator mengetahui model-model pembukuan dalam lembaga semacam BUMDes, dikenalkan pada penyusunan neraca keuangan dan sebagainya.
Dra. Nur Elyatimah, ikut intervieuw calon fasilitator
Calon Fasilitator BUMDes ikut pelatihan
Para calon tenaga fasilitator, mengaku cukup terkesan dengan bentuk pendidikan yang dilaksanakan Unibraw. Seperti diungkapkan Lamsuri, tenaga Fasilitator Kecamatan Kademangan yang mengikuti Pelatihan di Unibraw Malang, tanggal 19 sampai 20 Maret 2013. “Kami mendapat ilmu yang selama ini membuat kami penasaran. Misalnya mengukur penyusutan barang dalam membuat neraca keuangan,” ujar Lamsuri. Lamsuri dan kawan-kawanya mengaku terkesan, karena bentuk pelatihan yang dilakukan secara serius tapi santai, sehingga membuat peserta merasa kerasan meskipun harus meninggalkan keluarga selama mengikuti kegiatan tersebut. Usai pelatihan tersebut, tugas
Lamsuri, Fasilitator Kec Kademangan
penting sudah menunggu di pundak para fasilitator. Kemampuan memilih Bumdes yang siap tinggal landas, diharapkan mampu pula mengawal proses penyatuan pasar desa sebagai aset di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa. (pur)
Majalah PENATARAN
15
HAMBANGUN PRAJA
Suasana pelatihan di Unibraw Malang
Menggenjot Fungsi Pasar Desa Peranan tenaga Fasilitator BUMDes tahun 2013 ini tampaknya bakal mendapat dukungan yang tinggi dari DPRD Kabupaten Blitar, utamanya dari Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar. Pasalnya, Perda tentang Pasar Desa baru saja dilansir, sehingga membutuhkan umpan balik dari lapangan.
K
etua Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, Ahmad Tamim berharap, para tenaga fasilitator mampu mensosialisasikan perda pasar itu secara cerdas, sehingga mempermudah kesiapan pasar desa di Kabupaten Blitar sebagai aset desa yang bakal diserahkan pengelolaannya kepada desa melalui BUMDes. “Karena pasar desa bakal menjadi aset BUMDes, maka seluruh pengurus BUMDes harus dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab itu. Di sinilah para fasilitator memiliki peran penting untuk mempersiapkan mereka,” ujar Gus Tamim, panggilan populernya. Harapan Komisi IV itu mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten Blitar, dalam hal ini aparat Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas). Tidak tanggung-tanggung, Bapemas langsung tancap gas dengan melakukan rekrutmen fasilitator BUMDes baik di
14
tingkat Kabupaten maupun fasilitator untuk tingkat Kecamatan. Proses seleksi dilakukan secara serius dengan melibatkan Universitas Brawijaya melalui lembaga teknisnya yang bernama Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat (PIBLAM). Kepala Bapemas Kabupaten Blitar, Drs. Agus Budi Handoko, MSi, menyatakan BUMDes-BUMDes di masa mendatang, akan mendapat tugas penting karena menerima pasar desa sebagai salah satu unit usaha BUMDes. Proses menjembatani penyatuan kedua lembaga ini, membutuhkan figur-figur tenaga lapangan. “Strategi kami masih dengan cara mengandalkan hadirnya tenagatenaga fasilitator, yang membimbing pengurus-pengurus BUMDes di desadesa,” tutur Agus Budi Handoko. Model pendampingan lapangan ini, lanjut Agus, masih menjadi pilihan utama karena berdasarkan pengalaman masa
Majalah PENATARAN
lalu, ternyata para fasilitator telah mampu melahirkan BUMDes seperti Minggirsari, Jati, Bakung dan sebagainya. Di tahun 2013 ini, Bapemas menargetkan munculnya kesiapan BUMDes baru di masing-masing kecamatan dengan harapan memiliki kesiapan mengelola pasar desa. Informasi yang dihimpun Majalah Penataran menyebutkan, Bapemas tidak main-main dalam menggenjot lahirnya BUMDes ini. Seluruh desa dikucuri modal BUMDes melalui dana ADD (Alokasi Dana Desa) sebesar 10 persen dari jatah ADD masing-masing desa, terhitung sejak tahun 2009 hingga tahun 2012. Masing-masing BUMDes diberi kesempatan untuk mengembangkan modal itu, melalui pengurus yang dibentuk oleh pemerintah desa setempat. Untuk memantau efektivitas penggunaan modal tersebut, pada tahun 2012 lalu Bapemas Kabupaten Blitar
Kegiatan yang bersifat pemberdayaan ekonomi, justru mendapat penekanan penting. Panitia menyediakan tidak kurang 90 unit stand pameran, yang akan dipakai sebagai ajang mempertontonkan prestasi masyarakat Jawa Timur. Para peserta diberi keleluasaan untuk mengeksplorasi keunggulan dan ciri khas daerah, sehingga corak dan ragamnya benarbenar akan mewakili keberagaman di Jawa Timur yang plural. Sebagai contoh, tipikal masyarakat Jawa Mantaraman di bagian selatan, tentu memiliki karakter yang berbeda dengan masyarakat pesisir dan tapal kuda di pantai utara. Berbeda pula dengan komunitas arek di Surabaya, bahkan sangat berbeda dengan masyarakat Madura. Perbedaan-perbedaan itu bisa dikenali dalam produk-produk makanan, pakaian, maupun benda-benda yang dijadikan komoditas pasar.
Dihadiri Para Bupati dan Walikota Kemeriahan pencanangan BBGRM itu tidak main-main, karena delegasi masing-masing kabupaten dan kota akan dipimpin langsung oleh kepala daerah masing-masing. “Seluruh kabupaten dan kota se – Jawa Timur kita beri kesempatan mengisi stand-stand pameran yang kita sediakan,” imbuh Agus Budi Handoko. Para bupati dan walikota sendiri yang memimpin delegasi masingmasing daerah. Bahkan dijadwalkan para kepala daerah itu akan hadir bersama dalam upacara pembukaan tanggal 1 Mei 20013 . Kegiatan penting yang sudah dijadwalkan untuk mempertemukan Gubernur Jatim dengan para kepala daerah bawahanya itu adalah diselenggarakannya forum dialog bersama Pakdhe Karwo. Dialog itu menjadi arena untuk penyampaian progress report pembangunan di Jatim, berbasis informasi dari seluruh kabupaten dan kota yang ada. “Jawa Timur menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Forum ini menjadi penting untuk membedah kelemahan maupun mengoptimalkan potensi daerah di masing-masing wilayah,” imbuh Agus lagi.
Secara umum, Agus Budi Handoko menyatakan, pihak yang akan diuntungkan dalam kegiatan ini adalah masyarakat Kabupaten Blitar. Kedatangan para delegasi dari seluruh Jawa Timur akan memberikan tambahan keuntungan
di Blitar. “Mereka akan membeli makanan di sini, menginap di sini, bahkan membelanjakan uangnya untuk membeli aneka barang oleh-oleh untuk di bawa pulang,” lanjutnya. (pur)
Majalah PENATARAN
13
HAMBANGUN PRAJA
Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Tiga ribu orang diperkirakan akan memadati lapangan Kanigoro, dalam Pencangan Bulan Bhakti Gotong Royong se- Jawa Timur pada 1 s/d 5 Mei 2013. Gubernur Jatim, Pakdhe Karwo, dijadwalkan akan melakukan pemukulan gong menandai pembukaan pada kegiatan yang akan diisi berbagai mata acara yang akan dipersembahkan kepada seluruh elemen di Kabupaten Blitar tersebut.
M
enurut Wakil Ketua Panitia, Drs. Agus Budi Handoko MSi, agenda kegiatan berskala regional ini dipusatkan di Kabupaten Blitar, karena Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan apresiasi yang tinggi kepada keseriusan Pemkab Blitar dalam melaksanakan Bulan Bhakti Gotong Royong dari tahun ke tahun. “Selama ini kami melaksanakan kegiatan itu tidak sekedar formalitas upacara belaka, tetapi membuat acara yang sungguh-sungguh dari rakyat untuk rakyat,” papar Agus Budi Handoko yang juga menjabat Kepala Bapemas Kab Blitar itu. Data yang dihimpun Majalah Penataran menyebutkan, Bulan Gotong Royong yang akan digelar secara massal
12
selalu diisi dengan pameran produk masyarakat dari seluruh Kabupaten Blitar. Kegiatan ini selalu memancing partisipasi dari berbagai elemen, utamanya para pelaku bisnis dan industri rumah tangga (home industry). Alhasil, dalam eventevent pameran itu akhirnya terjadi transaksi perekonomian yang mampu menarik minat berbagai pihak. Yang mengesankan dalam acara yang dikemas oleh Bapemas Kabupaten Blitar itu, selalu memberikan porsi perhatian yang lebih besar kepada pelaku-pelaku usaha kecil dan menengah, dibanding bobot kesempatan yang diberikan kepada pengusaha besar. Sehingga dengan demikian, kegiatan ini selalu menjadi ajang kompetisi yang ditunggu-tunggu oleh pelaku ekonomi kecil.
Majalah PENATARAN
Agus Budi Handoko menambahkan, kegiatan pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong kali ini digelar di atas lahan calon lokasi pembangunan untuk Kantor Pemerintah Kabupaten Blitar. Tanah tersebut berlokasi terletak di tepi jalur Kanigoro-Kota Blitar. “Kegiatan diawali seremoni Upacara Pembukaan yang dipimpin Bapak Gubernur Jatim, dan akan diteruskan dengan berbagai kegiatan menarik lainnya,” tukas Agus. Ia mencontohkan, kegiatan bersifat olahraga seperti fun bike dengan memberikan hadiah sepeda motor, tentu akan menjadi daya tarik bagi masyarakat luas. Olahraga yang bersifat rekreatif ini memiliki penggemar yang luas, baik tua maupun muda diprediksi bakal ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
antaranya fraksi Demokrat, dalam pandangannya yang disampaikan Sukamdi, SH. mengatakan, penambangan pasir di Kali Badak, Nglegok perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Blitar. “Penambangan pasir di Kali Badak telah menyebabkan kerusakan jalan karena banyak kendaraan yang beratnya melebihi kelas jalan. Kerusakan ini akan berdampak pada perekonomian yang dikarenakan rusaknya sarana transportasi masyarakat di sana,” katanya. Ditambahkan Sukamdi, fraksi Demokrat meminta kepada Pemerintah Kabupaten Blitar untuk memperhatikan kondisi sekolah yang ada di wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dengan Kota Blitar. Juga peningkatan kualitas sekolah yang ada di pelosok. “Fasilitas pendidikan di daerah pelosok perdesaan dan terpencil masih terbatas. Sehingga masih banyak anak-anak yang kesulitan mengakses layanan pendidikan yang layak,” imbuh Sukamdi. Sementara itu, anggota Fraksi PDIPerjuangan, Sugeng Hariadi menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Blitar segera menindaklanjuti sesuai rekomendasi BPK terkait hasil audit BPK RI tentang instalasi farmasi di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. “Ada 15 temuan BPK yang harus ditindaklanjuti, ini semuanya demi langkah perbaikan pada pengelolaan RSUD Ngudi waluyo Wlingi,” jelasnya. Fraksi PDI Perjuangan juga meminta Bank pemerintah maupun swasta yang ada di Kabupaten Blitar untuk memprioritaskan pemberian kredit lunak terhadap UMKM. Selain itu kredit lunak juga selayaknya diberikan kepada usaha pertanian, usaha ekonomi kerakyatan. “Mereka layak mendapatkan kredit lunak dengan bunga rendah, jaminan sederhana, dan jangka waktu yang panjang,” tambah Sugeng Hariadi. Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Fraksi Gerakan Pembangunan Sejahtera, Syafi’ Zam Zami, SH. Di katakannya, Pemerintah Kabupaten Blitar hendaknya terus memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat miskin melalui program Jamkesmas, Jamkeda, dan surat keterangan miskin. “Selain itu, layanan gratis ini juga perlu ditingkatkan melalui Rumah Sakit Daerah dan Puskesmas,” katanya.
Sedangkan, Nursalim anggota Fraksi Golongan Karya DPRD Kabupaten Blitar meminta kepada Pemerintah Kabupaten Blitar untuk meningkatkan kualitas perekonomiannya. “Pertumbuhan makro ekonomi, angka inflasi, PDRB, dan pendapatan per kapita menunjukan kecenderungan positif, namun hal ini harus bisa ditingkatkan lagi,” katanya. Ditambahkan, program perekonomian ini akan berpengaruh sangat vital guna menopang program-program yang lain. Sekretaris Fraksi PAN, Drs. Imam Masrokan menyampaikan, keputusan yang dihasilkan rapat Pansus LKPJ Bupati Blitar 2012 hanya merupakan rekomendasi untuk perbaikan penyelenggaraan pemerintahan ke depan. Namun, LKPJ ini perlu dibahas secara serius berdasar temuan yang objektif. “F-
PAN juga meminta LKPJ ini isinya setidaknya merupakan hasil audit kinerja yang dilakukan BPK, sehingga akan menghasilakn informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak yang diberi tanggung jawab untuk mengawasi, koreksi, dan meningkatkan pertanggungjawaban ke publik,” ungkapnya. Catatan redaksi, DPRD Kabupaten Blitar juga telah membentuk Panitia Khusus LKPJ Bupati Blitar tahun 2012. Pansus LKPJ yang diketuai Gatot Darwoto, SH. diharapkan segera tancap gas untuk membahas LKPJ ini. Sehingga hasil pembahasan Pansus ini dapat segera dapat diketahui dan diumumkan kepada masyarakat.(hend)
Majalah PENATARAN
11
HAMBANGUN PRAJA
Menengok LKPJ Bupati Blitar 2012 Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Blitar selalu menyita perhatian publik. Ini dikarenakan di dalamnya terdapat keberhasilan apa saja yang sudah diraih orang nomor satu di Kabupaten Blitar selama tahun 2012 lalu. Tak terkecuali anggota DPRD Kabupaten Blitar yang juga memberikan tanggapan beragam terkait LKPJ Bupati Blitar tahun 2012.
D
alam pernyataannya di depan anggota DPRD Kabupaten Blitar dalam Rapat Paripurna Penyampaian LKPJ Bupati Blitar tahun 2012, Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH, Rabu (1/4) menyatakan, penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Blitar tahun 2012 berjalan dengan baik. “Saya sampaikan terima kasih kepada masyarakat, aparatur pemerintah, dan DPRD Kabupaten Blitar yang telah memberikan dukungan sehingga pembangunan di Kabupaten Blitar dapat berjalan dengan baik,” katanya saat menyampaikan LKPJ Bupati Blitar di Gedung Graha Paripurna DPRD Kabupaten Blitar. Menurut Herry Noegroho, keberhasilan pembangunan tahun 2012 ini juga didukung dengan terwujudnya kondisi sosial politik yang semakin kondusif. Selain itu, meningkatnya
10
partisipasi masyarakat dalam program pembangunan melalui wadah Musrenbang. Keberhasilan ini juga tampak pada pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). “Dimana IPM ini disusun 3 komponen yakni, lamanya hidup, tingkat pendidikan, dan tingkat kehidupan yang layak,” ungkapnya. Diakui Herry Noegroho, pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2012 telah dihasilkan di antaranya di bidang pendidikan, Kabupaten Blitar telah berupaya meningkatkan kesempatan seluruh anak usia sekolah untuk dapat menikmati pendidikan dasar 9 tahun. Di sisi lain, telah dilakukan pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah dan ruang kelas, pengadaan buku dan alat tulis, pengadaan darana dan prasarana SMK model B, dan pengadaan sarana perpustakaan. Di bidang kesehatan, pemerintah
Majalah PENATARAN
Kabupaten Blitar telah memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada 122.941 masyarakat miskin melalui Jamkesmas, Jamkesda, dan surat keterangan miskin. Di bidang pekerjaan umum, di tahun 2012 pemerintah Kabupaten Blitar telah melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi jalan, jembatan, jaringan PJU, infrastruktur jaringan listrik perdesaan, rehab saluran, rehab dan pemeliharaan dam. “Di tahun 2012, kondisi jalan aspal di Kabupaten Blitar 80,09 persen dalam kondisi baik, sedangkan 15,02 persen dalam kondisi sedang, dan 5 persen sisanya kondisi rusak,” jelas Herry Noegroho. Menanggapi LKPJ Bupati Blitar tahun 2012, beberapa fraksi di DPRD Kabupaten Blitar menyambut baik laporan tersebut. Namun, fraksi-fraksi juga memberikan catatan khusus berupa masukan dan pendapatnya terkait pembangunan di tahun 2012. Di
“Yang kami pikirkan dalam waktu dekat ini, adalah membangun gedung dengan konstruksi terbuka, yang siap menampung warga di kawasan pantai,” imbuhnya. Gedung terbuka yang dimaksud adalah bangunan besar, yang memenuhi kaidah-kaidah yang dipersyaratkan sebagai perlindungan dari ancaman tsunami. Antara lain memiliki ketinggian 10 meter dari permukaan laut. Selain itu, lokasi itu bisa ditempuh dalam rentang waktu 20 menit, setelah terdengar sirine tanda bahaya datangnya ancaman tsunami. Batas ketinggian dasar lantai itu sudah melalui berbagai pengamatan para ahli, dimana ketinggian permukaan laut akan naik secara tiba-tiba setelah terjadi hempasan gelombang. Menurut Heru Irawan, sekelompok masyarakat yang mengamankan diri di gedung tersebut, memiliki resiko kecil akan menjadi korban. “Gelombang di pantai memang tinggi, dan mungkin bisa melebihi 10 meter. Tapi ingat, gedung ini kan tidak persis di bibir pantai. Ada spasi jarak, yang bisa dicapai dalam waktu 20 menit tadi,” katanya menjelaskan. Bagi BPBD Kab. Blitar, kesiapan menghadapi ancaman tsunami sudah menjadi tugas pokok dan fungsi lembaga tersebut, karena Kabupaten Blitar termasuk di antara 398 kabupaten di seluruh Indonesia yang rawan gempa dan rawan tsunami. Rentannya kawasan ini tidak bisa dipungkiri, karena kepulauan Indonesia memang berdiri di atas pertemuan lempengan-lempengan tektonik. Tragedi gempa dan tsunami sudah dirasakan masyarakat di seluruh Indonesia. Bencana terburuk yang masih menghantui adalah tsunami Aceh, yang menimbulkan ratusan ribu nyawa melayang hanya dalam tempo sekejap. Kemudian disusul gempa dan tsunami di Kepulauan Nias, yang juga menimbulkan penderitaan memilukan bagi warganya.
Siaga Bencana Kelud Heru Irawan menambahkan, prioritas lain yang dihadapi instansinya adalah kewaspadaan terhadap ancaman letusan Gunung Kelud. “Berdasarkan peta waktu yang dibuat para ahli vulkanologi,
periode jarak letusan Gunung Kelud berkisar antara 15 tahun sampai 25 tahun. Perhitungan para ahli ini, jangan kita abaikan,” katanya lagi. Sejak terjadi letusan Gunung Kelud tahun 1990 silam, aktivitas Gunung Kelud memang menggeliat 19 tahun yaitu tahun 2009 yang lalu. Tapi aktivitas tektonik itu tidak menjadi letusan eksplosif. Tenaga daya dorong dari dapur magma tidak cukup untuk melontarkan batu-batu dari kawah Kelud, melainkan sekedar mengangkat bebatuan itu sehingga saat ini telah menutupi kawah Kelud, dan menjadi bukit baru yang berpijar. Para ahli justru mencemaskan dampak letusan mendatang, yang diperkirakan akan berdampak besar. Kesadaran itu ditangkap masyarakat di kawasan
Para aktivis Jangkar Kelud yang benar-benar asli warga kawasan rawan bencana, yaitu 36 desa yang terletak di lereng Kelud, di kawasan Kediri, Blitar, dan Malang. Organisasi itu dikelola para petani, wiraswasta, aktivis, hingga tokohtokoh birokrasi maupun teknokrat. Ikatan emosional karena senasib dan sependeritaan berada di dalam area daerah bencana Kelud ini, lebih saling menguatkan satu sama lain. “Kami memiliki keluarga, yang harus kami selamatkan jika sewaktu-waktu ada bencana Kelud. Kalau kami tidak menyiapkan diri secara baik, mau minta tolong ke pihak mana lagi?” imbuhnya. Meskipun berada di wilayah administrasi kabupaten yang berbedabeda, tetapi tidak menjadikan mereka
Aktivitas Jangkar Kelur, masyarakat yang selalu siaga bencana
Gunung Kelud yang membentuk organisasi bernama Jangkar Kelud. Aktivitas mereka diprogram dan dimonitoring oleh KAPALA Yogyarakarta, meliputi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) atau Early Warning System, Pengurangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) atau Community Base Disaster Risk Management (CBDRM) , dan Kegiatan Ekonomi untuk PRB
ketularan penyakit politis yaitu udrekudrekan soal tapal batas. Dalam menyikapi soal rebutan kepemilikan itu, aktivis yang asli warga pedesaan itu tidak mau ikut campur. Sebab jika Gunung Kelud meletus, mereka sendiri-lah yang bertanggung jawab atas keselamatan keluarga-keluarga mereka. (pur)
Majalah PENATARAN
9
GERBANG
Gelombang pantai selatan, ancaman tsunami sewaktu-waktu dan Gunung Kelud, bencana rutin dalam siklus 25 tahunan
BPBD Siaga Bencana Masyarakat di kawasan rawan bencana belum memiliki fasilitas perlindungan yang memadai. Jika terjadi musibah sewaktu-waktu, dikhawatirkan sulit untuk menekan minimnya jumlah korban.
S
alah satu contoh yang nyata adalah masyarakat Blitar selatan, khususnya yang berada di kawasan pantai. Ancaman bencana tsunami, selalu siap menerkam mereka sewaktu-waktu. Jangankan fasilitas untuk evakuasi, bahkan tanda sirine yang memberi sinyal tanda bahaya pun, tidak terpasang di sana. Hal ini diakui oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Heru Irawan, yang menyadari perlunya sarana untuk siaga bencana. “Tidak ada yang tahu, kapan bencana seperti tsunami itu akan tiba. Untuk itu, kami akan memprioritaskan pengadaan fasilitas-fasilitas cegah dini maupun kebutuhan lainya,” tuturnya kepada reporter Majalah Penataran. BPBD saat ini sedang mengkonsolidasikan diri untuk pengadaan peralatan alarm untuk mendeteksi munculnya ancaman gelombang tsunami. Untuk merealisasikan hal itu, diperlukan komunikasi yang
8
intensif dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, mengingat pengadaan peralatan tersebut cukup mahal, dan membutuhkan pengawasan BNPB.
Majalah PENATARAN
Selain menjalin komunikasi secara intens dengan BNPB, fasilitas lain yang bisa segera dilakukan adalah membangun sarana untuk evakuasi sementara, bilamana muncul ancaman musibah.
Kepala BPBD Kab Blitar, Heru Irawan
sebagai patokan. Kedepan kita akan melajutkan program-program yang masih belum selesai,”. Disampaikan oleh Bupati, banyak sekali program-program pemerintah yang sudah direalisasikan di segala bidang. Baik di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Seperti yang disampaikannya di depan, semua tetap mengacu pada visi misi Bupati dan Wakil Bupati yaitu menciptakan masyarakat Kabupaten Blitar yang sejahtera, religious, dan berkeadilan. Di Bidang Pendidikan, Pemerintah Kabupaten Blitar menggulirkan program pendidikan gratis mulai tingkat SD, SMP, dan SMA yang diprioritaskan untuk siswa dan siswi dari keluarga kurang mampu. Sedangkan di bidang kesehatan Pemerintah Kabupaten Blitar menunjukkan komitmennya untuk mendukung penuh program-program yang digagas oleh Pemerintah Pusat berupa kemudahan pelayanan kesehatan bagi warga miskin melalui Jamkesmas. Dalam bidang kesehatan ini Pemerintah Kabupaten Blitar telah mengalokasikan anggaran khusus untuk warga miskin yang namanya tidak tercover dalam Jamkesmas untuk kemudian difasilitasi melalui program Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah). Sedangkan di Bidang Ekonomi, Bupati dan Wakil Bupati berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Desa yang diantaranya diwujudkan melalui program PNPM Mandiri Pedesaan, ADD, Bumdes, dan Perda Pasar Desa. Dan dalam rentang waktu dua tahun tersebut sudah banyak pula prestasi yang telah diraih. Meskipun, masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada sisa periode masa jabatannya sebagai Bupati kedepan. “Dalam kurun waktu dua tahun ini Kabupaten Blitar telah banyak mengukir prestasi. Namun begitu masih banyak pula pekerjaan yang belum kita selesaikan.” Herry Noegroho menuturkan. Lebih lanjut Herry Noegroho mengatakan, sampai pada Tahun 2012 atau dua tahun periode kepemimpinannya tidak kurang dari empat puluh piala / penghargaan dengan predikat sebagai yang terbaik di tingkat Propinsi, Nasional maupun Asean telah diperoleh Kabupaten Blitar.
Beberapa prestasi yang diperoleh diantaranya, Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Wana Lestari Kategori Penyuluh Kehutanan sebagai Juara I Tingkat Nasional, Penghargaan Presiden RI sebagai Juara I Pembina Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dan sebagai Juara I Tingkat Nasional Kelompok Peternak untuk Komoditas Ayam Buras, Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Posyandu, Juara I Tingkat Nasional Lomba UP2K, dll. Sedangkan di Tingkat Propinsi, yakni keberhasilan Kabupaten Blitar memperoleh Otonomi Award untuk katagori Pertumbuhan Ekonomi, memperoleh Juara III dalam Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan dan Lomba Sanimas, Juara II Perti Husada, Juara III Lomba HIPPAM, Juara I Lomba Kios Daging Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), dll.
serta sederetan prestasi yang telah berhasil diraih oleh Kabupaten Blitar. Dan pada malam itu juga di launching buku yang berjudul “2 Tahun Kepemimpinan Yang Membawa Harapan” yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Buku yang merupakan pendokumentasian secara sistematis episode kepemimpinan dan proses dari Bupati Herry Noegroho dan Wakil Bupati Rijanto yang mengabdi bagi kepentingan dan kemaslahatan warga masyarakat Kabupaten Blitar. Namun kendati sudah mempersembahkan sederetan prestasi yang cukup mengesankan tamu undangan, tidak lantas membuat puas Bupati Herry Noegroho. Belum puasnya bupati mengingat masih ada beberapa pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten Blitar yang belum tuntas dan akan direalisasikan dalam tiga tahun berikutnya.
Suasana santai pada acara silaturrahmi & launching buku Untuk Tingkat Asean mendapatkan Juara III Nomor Regu Putra Lomba Sepak Takraw pada ASEAN Schools Games dan keberhasilan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mewakili Indonesia di tingkat asia setelah sukses meraih penghargaan di ajang IHMA Award Tahun 2012. Pada malam “Launching Buku dan Silaturrahmi Dalam Rangka Refleksi Dua Tahun Masa Bhakti Bupati dan Wakil Bupati Blitar” di Grand Mansion Hotel Kota Blitar itu juga ditayangkan sinopsis dalam bentuk video trailer keberhasilan program-program kerja Bupati dan Wakil Bupati Blitar selama dua tahun pertama
Pihaknya akan terus memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Disamping itu ada beberapa proyek besar Pemkab Blitar yang harus segera diselesaikan. Diantaranya yaitu pemindahan Ibukota Kabupaten Blitar ke Kecamatan Kanigoro serta pembangunan stadion di Kecamatan Nglegok. “Kami berharap dalam waktu tiga tahun kedepan, semuanya bisa terselesaikan.”, pungkas Herry Noegroho mengakhiri perbincangan dengan para wartawan. (Moza)
Majalah PENATARAN
7
GERBANG
Launching Buku dan Refleksi Dua Tahun Kepemimpinan Bupati Blitar Bertempat di Grand Mansion Hotel Kota Blitar, pada Rabu (30/01), Bupati dan Wakil Bupati Blitar memaparkan hasil-hasil pembangunan dari dua tahun masa kepemimpinannya dalam acara yang bertajuk “Launching Buku dan Silaturrahmi Dalam Rangka Refleksi Dua Tahun Masa Bhakti Bupati dan Wakil Bupati Blitar”.
A
cara Launching Buku dan Silaturrahmi Dalam Rangka Refleksi Dua Tahun Masa Bhakti Bupati dan Wakil Bupati Blitar pada awal Tahun 2013 ini diprakarsai oleh Humas Pemerintah Kabupaten Blitar. Selain dihadiri oleh seluruh pejabat di jajaran Pemerintah Kabupaten Blitar (Kepala SKPD) dan Muspida, turut hadir pula pada malam itu tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan para pengusaha se-Kabupaten Blitar.
6
Sejak dilantik dan menjabat sebagai orang nomor satu di Kabupaten Blitar pada tanggal 31 Januari 2011, kepemimpinan pasangan Bupati Herry Noegroho dan Wakil Bupati Rijanto sudah berjalan selama dua tahun atau masih tersisa tiga tahun sesuai lima tahun periode masa jabatan pasangan ini hingga Tahun 2016. H. Herry Noegroho – H. Rijanto dalam kepemimpinannya selalu mengacu pada Visi-Misi Bupati dan Wakil Bupati. Yaitu mewujudkan masyarakat yang
Majalah PENATARAN
sejahtera, religius dan berkeadilan. Meningkatkan kualitas infrastruktur dan akses ekonomi serta layanan publik. Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan daya saing dan mewujudkan olah raga serta seni budaya bersama masyarakat. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bupati disela-sela acara kemarin kepada para wartawan. “Yang jelas sesuai dengan Visi dan Misi saya sebagai Bupati yaitu agar bagaimana membuat masyarakat sejahtera, religius dan berkeadilan. Itu
Mampu Bekerja (STMB) selama 2 x 24 jam dan atau menyebabkan terhentinya proses dan atau rusaknya peralatan tanpa korban jiwa dimana kehilangan waktu kerja tidak melebihi shift berikutnya pada kurun waktu tertentu dan jumlah jam kerja orang tertentu. Budaya Keselamatan Kerja Kampanye budaya keselamatan kerja, memang sudah menjadi tugas Disnakertrans Kabupaten Blitar. Djohar Sutrisno melukiskan, secara rutin pihaknya melakukan pemantauan dan pengawasan ke perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Blitar. “Ada norma kerja maupun norma keselamatan dan kesehatan kerja, yang harus dipatuhi bersama,” lanjutnya. Norma yang dimaksud adalah standar jam kerja, standar upah, hak cuti karyawan, jaminan kepesertaan jamsostek, dan sebagainya. Sedangkan norma K-3 adalah menjamin tidaknya adanya kecelakaan maupun penyakit yang ditimbulkan akibat pekerjaan. “Ada ketentuan yang baku, misalnya suara mesin harus di bawah angka 85 desibel, lalu petir petir di bawah 5 ohm, dan sebagainya,” imbuhnya lagi. Di samping pengawasan kepada perusahaan, keselamatan pekerja juga mendapat pengawasan. Yang paling kentara adalah alat pelindung kepala, masker, pelindung tubuh, dan berbagai peralatan yang sesuai dengan objek serta kondisi tempat kerja. Perusahaanperusahaan yang lalai dalam pemberian perlindungan itu, akan mendapat pembinaan dari Disnakertrans. “Kami melakukan pengawasan berjenjang. Mulai dari pencegahan preventif, kemudian pengawasan Non Yustisia yang cukup dengan membuat nota pemeriksaan, hingga yang paling akhir yaitu Pro Yustia yang berupa pembuatan BAP,” imbuhnya lagi. Dengan keseriusan semacam itu, yang diharapkan adanya budaya keselamatan dan kesehatan kerja. Hal serupa juga menjadi perhatian para pekerja, yang tidak ingin mendapatkan resiko dalam pekerjaan. Di perusahaanperusahaan di Kabupaten Blitar, telah memiliki Panitia Pembinaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2 K3). Lembaga ini merupakan wadah bersama, antara pengelola perusahaan dan karyawan, yang sama-sama menginginkan tercipatanya kesehatan dalam bekerja.(pur)
Kadisnakertrans Kab Blitar, berpose usai upacara
Daftar Perusahaan penerima penghargan Program Kecelakaan Nihil Kabupaten Blitar Tahun 2013 No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
20.
Hasil Penilaian
Nama Alamat Perusahaan Perk. Kismohandayani, Perkebunan kopi nyuyur Kec. Gandusari Kab. Blitar KSU. Sri Lestari,Jl. Raya Kediri Km. 22 Sukorejo Kecamatan Udanawu Kab. Blitar RPA. JatinomIndah , Ds. Minggirsari Kec. Kanigoro Kab. Blitar RICHO Refractory, Jl. Raya Ds. Kendalrejo RT. 02 Rw. 09 Kec. Talun Kab. Blitar Rmah Sakit Umum . An. Nisaa, Jl. Suparyono Timur No. 1 Bajang Kecamatan Talun kab. Blitar PT.Perk. dan Perdagangan Rojobrono Perk. kawisari, Kecamatan Wlingi kab. Blitar PT. Perkebunan Dan Dagang Dewi Sri/Perk. Sengon,Desa Ngadirenggo kecamatan Wlingi kab. Blitar PT. Harta Mulia Perk. Karangayar, Desa Modangan Kecamatan Nglegok Kab. Blitar Perk. Tjandisewu Baru, Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kab. Blitar Perk. Tjengkeh Branggah Banaran, Desa Sidorejo Kecamatan Doko Kab. Blitar PTPN. XII Kebun Bantaran, Desa Tulungrejo Kecamatan Gandusari Kab. Blitar Perk. Gambar, Ds. Suber Asri kecamatan Nglegok kab. Blitar Cemara Food, Jl. Raya Barat No. 19 Kecamatan Talun kabupaten Blitar PT. Lintang Agro Lestari Perk. Pijiombo , Desa Ngadirenggo Kopi Kec. Wlingi Kab. Blitar PT. Jurang Banteng, Jl. A. Yani No. 1 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar PERUSDA. PDAM, Jl. Gajah Mada 87A Kecamatan Wlingi Kab, Blitar Perk. Petungombo, Desa Karangrejo Kecamatan Garum Kab. Blitar PT. DSCO Ind.Jl. Raya Kediri 14A Ds. Kalipucung Kecamatan Sanankulon Blitar PT. Moderna Teknik Perkasa, Jl. Raya Garum No. 12 Kranggan Pojok Kecamatan Garum Kab. Blitar PT. Blitar Putra Perkebunan Kopi Ngusri, Desa Gadungan Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar
Keterangan
Usulan penilaian
Hasil Penilaian JKO sesuai BAP
Lanjutan
1.651.937
Sektor Perkebunan
Lanjutan
280.012
Sektor Jasa
Lanjutan
482.071
Sektor Industri
Lanjutan
396.750
Sektor Industri
Lanjutan
617.895
Sektor Jasa
Lanjutan
1.491.224
Sektor Perkebunan
Lanjutan
2.752.412
Sektor Perkebunan
Lanjutan
676.071
Lanjutan
1.705.206
Lanjutan
6.207.209
Lanjutan
10.120.239
Lanjutan
2.514.302
Baru
358.859
Baru
1.058.836
Baru
1.008.905
Baru
705.348
Baru
477.548
Baru
309.024
Sektor Industri
Baru
6.980.821
Sektor Jasa Konstruksi
Baru
755.485
Sektor Perkebunan
Sektor Perkebunan Sektor Perkebunan Sektor Perkebunan Sektor Perkebunan Sektor Perkebunan Sektor Industri Sektor Perkebunan Sektor Perkebunan Sektor Listrik,Air Sektor Perkebunan
(Data dari Disnakertrans Kab Blitar)
Majalah PENATARAN
5
GERBANG
Bupati Herry Noegroho menerima Penghargaan dari Gubernur Sukarwo
Bupati Blitar Terima Penghargaan Pembina K-3 Pemprov Jawa Timur Timur memberikan penghargan kepada Bupati Blitar sebagai Pembina K3 (Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini merupakan bukti, pertumbuhan dunia kerja di Kabupaten Blitar telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku.
U
pacara penyerahan Tanda Penghargaan Pembina K3 itu berlangsung di Gedung Grahadi Surabaya, 27 Maret 2013 lalu. Gubernur Jatim, Pakdhe Karwo langsung menyerahkan bukti penghargaan itu kepada Bupati Blitar, Herry Noegroho. Kabupaten Blitar mendapat nilai bagus sebagai daerah zero accident (kecelakaan nihil) sehingga mendapat point tinggi dalam standar pembinaan perusahaan di daerah. “Penghargaan ini merupakan pengakuan resmi dari Pemerintah Propinsi Jatim, bahwa dunia kerja di Kabupaten
Blitar merupakan potensi yang bisa dikembangkan di masa mendatang,” kata Bupati Herry Noegroho kepada reporter Majalah Penataran usai menerima penghargaan itu. Tak lupa disampaikan terima kasih kepada para pengusaha yang telah menerapkan standar kerja yang bagus, sehingga membuahkan hasil penghargaan kepada masyarakat tersebut. Lebih lanjut Bupati menjelaskan, Program pemberian penghargaan Kecelakaan Nihil tahun 2013 oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur itu dimulai dengan dilakukan penilaian
Pemeriksaan rutin aparat Disnakertrans ke perusahaan-perusahaan
4
Majalah PENATARAN
terhadap kurang lebih 60 perusahaan di wilayah Kabupaten Blitar yang telah menerapkan program K3 dengan baik pada setiap tahun secara berkelanjutan. Dari keseluruhan perusahaan tersebut, diperoleh data adanya 20 perusahaan yang benar-benar sehat sebagaimana standar mutu yang berlaku. Akhirnya 20 perusahaan itu pun mendapat penghargaan, sebagai bentuk apresiasi oleh Pemprov Jatim. Sejalan dengan itu, tidak mengherankan jika kemudian Bupati Blitar mendapat predikat sebagai Pembina K3 Terbaik pula. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Blitar, Djohar Sutrisno MSi, Penghargaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah apresiasi terhadap manajemen perusahaan. “Mmanajemen perusahaaan baik, biasanya memiliki tingkat resiko kecil terhadap insiden kerja alis kecelakaan nihil,” kata Djohar. Kecelakaan Nihil itu sendiri, lanjut Djohar, adalah suatu kondisi tidak terjadi kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja Sementara Tidak
DINAMIKA KEPEGAWAIAN
Mutasi Pejabat untuk Layanan Lebih Baik Pemerintah Kabupaten Blitar kembali melakukan rotasi ratusan pejabat di lingkungannya. Bertempat di Pendopo, pada pertengahan Januari lalu, Pemerintah Kabupaten Blitar melantik 251 pejabat untuk menempati posisi yang baru. Harapannya, para pejabat ini akan melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di Bumi Penataran ini.
B
upati Blitar, Herry Noegroho, SE. MH. mengatakan, kegiatan mutasi seperti ini merupakan kewajaran dalam organisasi pemerintah. Menurutnya, tidak perlu ada negatif thinking terkait dengan mutasi jabatan yang dilakukan pada awal tahun 2013. “Mutasi, promosi, dan pelantikan merupakan suatu hal yang wajar. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan karier dan penghargaan atas prestasi serta kinerja para pejabat,” katanya. Lebih lanjut orang nomor satu di
24
Pemerintah Kabupaten Blitar ini menambahkan, pelaksanaan mutasi ini juga sebagai wahana untuk penyegaran struktur organisasi agar lebih dinamis. Pejabat baru ini dituntut untuk mampu dan siap dalam menghadapi perubahan dan perkembangan yang berorientasi pada peningkatan pelayanan demi kesejahteraan masyarakat. Mutasi pejabat ini juga menjadi agenda rutin tahunan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam melakukan penyegaran organisasi. Penyegaran ini
Majalah PENATARAN
sudah menjadi hal yang biasa dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk mewujudkan birokrasi yang profesional. Mutasi pejabat struktural eselon V, IV, III, dan II ini untuk menyesuaikan kebutuhan organisasi di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar. Dijelaskan, Bupati Herry Noegroho, mutasi ini sebagai wujud niat pemerintah Kabupaten Blitar untuk mewujudkan birokrasi yang profesional. “Adapun pemilihan dan penentuan posisi jabatan, telah dilakukan berdasarkan atas
(foto-foto: hendranova)
penilaian secara proporsional, di antaranya senioritas, kebutuhan, dan kompetensi,” jelas Herry Noegroho. Dalam kesempatan itu, Pemerintah Kabupaten Blitar juga melantik para pejabat pada dinas yang baru, yakni Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar, yang sebelumnya menjadi satu pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah. Di awal tahun 2013 ini, Bagian Umum dan Perlengkapan, serta Bagian Keuangan dan Bina Aset dimerger menjadi satu SKPD yakni Bagian Umum Sekretariat Daerah. “Oleh karena
itu, mutasi dan promosi menjadi kebutuhan yang harus dilaksanakan awal tahun 2013 ini,” tegas Herry Noegroho saat memberikan sambutan pada pelantikan pejabat di Pendopo Kabupaten
Blitar, pada pertengahan Januari lalu. Herry Noegroho berharap, pelantikan dan pengangkatan pejabat struktural ini menjadi langkah awal untuk memulai melaksanakan tugas yang baru dengan penuh rasa tanggung jawab. Diharapkan pula, para pejabat baru ini mampu memberikan yang terbaik bagi Pemerintah Kabupaten Blitar, dalam rangka mewujudkan visi dan misi demi menjadikan masyarakat Kabupaten Blitar yang sejahtera, religius dan berkeadilan. Secara khusus, Bupati Blitar Herry Noegroho juga berpesan kepada kepala dinas yang baru yakni Kepala Dinas Pendapatan, dan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah agar segera melakukan rekonsiliasi aset daerah yang ada. “Diharapkan, kedua SKPD yang baru ini, agar segera melakukan rekonsiliasi terhadap aset-aset daerah dan masalah personil SKPD-nya,” tandas Herry Noegroho. Ia juga meminta kepada para pejabat baru untuk tidak lupa diri dan berbangga diri atas tugas tugas yang diemban. Sementara itu, Kepada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar, Totok Subihandono kepada Majalah Penataran mengungkapkan, mutasi ini dilakukan untuk menggantikan kebutuhan pejabat struktural yang sudah atau dalam masa jelang purna tugas. “Ada beberapa jabatan yang kosong karena pejabatnya pensiun. Jadi kegiatan ini untuk mengisi jabatan-jabatan kosong tersebut,” katanya. Ia juga berharap, para pejabat baru ini segera melakukan inovasi bersama-sama dengan pemerintah Kabupaten Blitar untuk mewujudkan pembangunan yang berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat di daerah ini. Pantauan di lapangan, acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan ini, dipimpin langsung Bupati Blitar, Herry Noegroho, SE. MH. Selain itu, kegiatan ini disaksikan pula, Wakil Bupati Blitar Rijanto, Wakil DPRD Kabupaten Blitar, Abdul Munib, Ketua Pengadilan Negeri Blitar, Danyon 511 Blitar, Sekkab Blitar Drs. Palal Ali Santoso, MM., Kepala SKPD dan camat seKabupaten Blitar, Ketua TP PKK Kabupaten Blitar, dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Blitar.(hend)
Majalah PENATARAN
25
Real Action
Kelurahan Jegu Kec. Sutojayan
Juara I Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi
Kabupaten Blitar kembali menorehkan prestasi. Kali ini melalui Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar yang sukses meraih Juara I pada Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi Tahun 2013. Dengan hasil lomba yang diselenggarakan dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini Kabupaten Blitar juga berhak maju pada ajang lomba yang sama di tingkat nasional. Pada penilaian tingkat provinsi Kabupaten Blitar sukses mengungguli 38 (tiga puluh delapan) Kabupaten dan Kota lain di Jawa Timur yang ikut berpartisipasi. Kemudian masuk dalam 3(tiga) nominator juara bersama Kabupaten Malang dan Kabupaten Pacitan.
S
edikit review perjalanan Kabupaten Blitar, penilaian lomba dilakukan oleh tim penilai dari provinsi pada Kamis (7/2). Pemkab Blitar menerima Tim Penilai Tingkat Propinsi ini sebagai lanjutan atas masuknya Kelurahan Jegu Kecamatan Sutojayan sebagai nominator 3 (tiga) besar provinsi. Hj. Era Herry Noegroho -Ketua TP PKK Kab. Blitar, melalui Hj. Herlin Istanti -Sekretaris TP PKK Kab. Blitar menyambut gembira kedatangan tim penilai tingkat provinsi ini. Disampaikannya pada waktu itu, ”Kita (Kabupaten Blitar) sudah pasti juara. Kedatangan tim penilai dari provinsi ini hanya untuk menentukan urutan juaranya. Apakah Kabupaten Blitar akan menjadi juara satu, juara dua atau juara
26
Majalah PENATARAN
tiga.” Dan mewakili aspirasi seluruh warga Kabupaten Blitar, hasil yang terbaik tentu menjadi harapan semua pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. “Jadi kita harapkan Kabupaten Blitar bisa menjadi juara satu-nya.”, tutur Hj. Herlin Istanti. Sejak pagi tim penilai dari provinsi sudah meninjau pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan yang ada di Kelurahan Jegu. Obyek penilaian disana meliputi pelaksanaan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), KB Pria, Medis Operasi Wanita (MOW), Donor Darah dan lain sebaginya. Ditunjuknya Kelurahan Jegu menjadi andalan Kabupaten Blitar
bukannya tanpa alasan. Penilaian pada Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi ini diantaranya ditekankan pada pelayanan KB di Posyandu sekaligus sejauh mana partisipasi para kader posyandu yang ada. Kemudian aktif dan tidaknya kegiatan-kegiatan PKK dilaksanakan serta bagaimana dengan pengelolaan administrasinya. “Dan sudah sejak lama, kegiatan PKK di Kelurahan Jegu ini berlangsung cukup aktif serta didukung dengan administrasi yang terorganisir.”, kata Herlin. Untuk memenuhi harapan semua pihak, lanjut Herlin, kita (Kabupaten Blitar) mengikuti lomba ini dengan sepenuh hati. “Artinya tidak setengahsetengah,” pungkasnya. Dan semua pihak yang terkait sangat kompak. Semua
pihak total mendukung keikutsertaan Kabupaten Blitar pada Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi. Berbagai langkah persiapan pun segera diambil oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Baik melalui Badan PP dan KB, Dinas Kesehatan dan Tim Penggerak PKK Kabupaten. Persiapan itu yang utama diantaranya meliputi pembinaan para kader posyandu dan anggota PKK di Kelurahan Jegu. Selain itu berupa pemanfaatan kegiatan dan proses administrasi yang memang sudah berjalan selama ini. “Hasilnya? Alhamdulillah, kita (Kabupaten Blitar) yang menjadi juaranya. Kabupaten Blitar akan maju ke Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Nasional Tahun 2013,” kata Ketua TP PKK Kabupaten Blitar melalui Sekretarisnya. Langkah selanjutnya, bermodal semangat dan kekompakan, semua pihak terkait terus berbenah dan melakukan persiapan. Dan semua pihak pun berharap sukses bisa diraih. Setelah profil dikirimkan ke pusat, tim penilai lapang tingkat nasional direncanakan akan datang ke Kelurahan Jegu Kecamatan
Sutojayan pada tanggal sebelas April. Tim penilai lapang tingkat nasional akan datang untuk melihat kesesuaian antara profil yang dikirimkan dengan kenyataan yang ada di lapangan. Apakah sama atau ada rekayasa didalam profil itu dan bersaing dengan 6 (enam) nominator nasional lainnya. Sementara itu, dari informasi yang berhasil dihimpun oleh Tim Redaksi Majalah Penataran, Bupati Blitar Herry Noegroho menilai kehadiran tim dari provinsi tersebut akan lebih memotivasi pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan di Kabupaten Blitar yang semakin hari semakin berkembang kegiatannya. Kata Bupati, ”Kami berterima kasih karena telah menetapkan Kelurahan Jegu sebagai nominator tiga besar dari tiga puluh delapan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur.” Peran PKK di Kabupaten Blitar akan terus ditingkatkan dan dikembangkan di semua bidang pembangunan. Seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, ekonomi, perkoperasian, Keluarga Berencana, kelestarian lingkungan dan sebagainya. Gerakan PKK dengan sepuluh program
pokoknya bertujuan untuk memberdayakan keluarga dan masyarakat, dengan ibu-ibu Kader PKK sebagai motor penggeraknya. “Hal ini guna mewujudkan dan mengembangkan masyarakat yang sehat, maju, mandiri dan bahagia,” kata Bupati. “Perhatian Pemkab Blitar terhadap pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK, KB dan kesehatan pun cukup besar,” tutur Herry Noegroho. Hal ini tidak lepas dari peran PKK yang sangat strategis dalam pemberdayaan keluarga dan masyarakat. Beberapa bukti diantaranya berupa adanya kelembagaan PKK yang semakin bagus dan didukung penuh oleh Ketua Dewan Penyantun. Baik tim penggerak PKK Kabupaten, Kecamatan hingga Desa maupun Kelurahan. Selain itu, adanya komitmen politis dan koordinasi serta dukungan yang kuat dari anggota Dewan Penyantun yang meliputi Kepala Dinas/Badan/Kantor/Bagian dilingkup Pemkab Blitar. Kemudian komitmen operasional lintas sektor yang semakin meningkat dalam kegiatan Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan dengan melibatkan semua komponen masyarakat. Belum lagi keberadaan Posko kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan. Mulai dari Tingkat Kabupaten hingga ke Desa/Kelurahan. ”Sedangkan untuk dukungan dana, Pemkab Blitar mengupayakan selalu ada peningkatan dari tahun ke tahun. Mulai dinas Kesehatan, Bapemas, BPPKB dan dinas terkait lainnya sebagai anggota dewan penyantun PKK.”. Pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan di Kabupaten Blitar, lanjut Bupati, terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu bisa dibuktikan dengan tumbuh dan berkembangnya kegiatan Posyandu, Pelayanan KB dan kelompok-kelompok Kegiatan BKB, BKR, BKL serta Nenek Asuh yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga sehat sejahtera mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Bahkan sampai di tingkat RT dan RW serta Dasa Wisma. “Dan hasil-hasil kegiatan kesatuan gerak PKK, KB dan Kesehatan di Kabupaten Blitar ini betul-betul dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat utamanya mereka yang berasal dari keluarga miskin yang tinggal di Desa atau Kelurahan,” tutur Bupati. (Moza)
Majalah PENATARAN
27
Kecamatan Binangun, dengan salah satu peninggalannya menjadikan seni jaranan berkembang luas di wilayah ini. Sebelum meninggal, Mbah Kasio berwasiat. Agar kehidupan warga senantiasa tenteram, setiap bulan Selo pada malam Jum’at Legi agar Gong Kyai Dudho ini disiram dengan air kembang setaman yang berasal dari sembilan mata air berbeda. Kemudian setelah itu mengaraknya dengan diiringi oleh para perawan, perjaka, janda dan duda dengan berbusana Jawa lengkap. Kisah inilah yang menjadi latar belakang tradisi siraman Gong Kyai Dudho di Dusun Kedungjati, Desa Birowo, Kecamatan Binangun. Banyak warga yang percaya ritual ini akan membawa keberkahan bagi hidup mereka. Dan sama seperti prosesi pada siraman Gong Kyai Pradah, kembang setaman dan air untuk memandikan Gong Kyai Dudho juga menjadi rebutan banyak warga. Ngalap (mencari, red.) berkah dengan banyak sekali pengharapan, begitu kurang lebih alasan mereka. Eks Camat Binangun Dodot Darudono, SSTP, MAP. mengaku sangat terkejut ketika pertama kali melihat prosesi siraman Gong Kyai Dudho. Baginya, “Seperti sesuatu yang hilang telah muncul kembali.” Tentang gambaran kehidupan jaman dahulu yang begitu murni, tentang begitu beragamnya adat istiadat dan kebudayaan kita, tentang bagaimana hidup yang begitu damai dalam sebuah kebersamaan dan lain sebagainya. Kalau boleh membandingkan dengan acara siraman Gong Kyai Pradah, lanjut Dodot, prosesi siraman Gong Kyai Dudho tidak kalah menariknya. Jika bentuk besarnya adalah siraman Gong Kyai Pradah, maka bentuk kecilnya siraman Gong Kyai Dudho ini. “Rasanya sama, meskipun dalam format dan tempat yang berbeda,” ujar Dodot menggambarkan. Eks Camat Binangun ini sangat bangga kepada semua mantan warganya itu. Terutama kepada Paguyuban Gong Kyai Dudo (PGKD) yang meskipun dalam bingkai kesederhanaan dan segala keterbatasannya, tetap getol berupaya menjaga kelangsungan dan terpeliharanya hasanah budaya dan adat istiadat serta berperan aktif dalam melestarikan benda-benda peninggalan sejarah yang masih ada.
Wujud dari Gong Kyai Dudho yang ditunggu sawab-nya
Sementara ditemui di tempat berbeda, Wawan Aprillianto -Kepala Desa Rejoso, membenarkan apa yang disampaikan oleh mantan Camat-nya. Meski belum sampai pada bentuk yang sempurna, acara siraman Gong Kyai Dudho sudah cukup memikat. Nyatanya, kata Wawan Aprillianto, “Lebih dari seribu orang yang datang setiap kali acara siraman Gong Kyai Dudho digelar.” Belum lagi, diantara orang-orang yang datang itu salah satunya adalah orang nomor satu di Kabupaten ini. Tentulah kehadiran Bupati Herry Noegroho merupakan bentuk dukungan yang luar biasa khususnya bagi warga Desa Rejoso. Uniknya, kata Wawan, tidak seperti ditempat-tempat lain yang menggelar acara siraman. Siraman Gong Kyai Dudho ini dilangsungkan pada malam hari. Dan sejak H-7 sampai pada H+1 banyak sekali pedagang yang datang ke desanya. “Desa kami pun jadi ramai oleh pasar malam,” pungkas Pak Kades. Baik para pedagang maupun pengunjung, tutur Wawan, bukan hanya penduduk lokal. Melainkan mereka datang dari berbagai daerah di luar Kecamatan Binangun. Mbah Mukimin, juru kunci Gong Kyai Dudho memberikan tanggapan yang senada. Ritual siraman Gong Kyai Dudho ini sudah berlangsung sejak jaman kakek buyutnya dulu. Bedanya jika dulu bentuknya sederhana, sekarang menjadi lebih meriah. Ia dan seluruh warga disana hanya meneruskan dan nguri-nguri (melestarikan, red.) saja adat istiadat yang
Tanah lapang dan panggung untuk siraman Gong Kyai Dudho
sudah ada. “Adatnya sudah begitu, ya kita tidak berani ngowahi (merubah, red.) adat,” tegas Mbah Mukimin. Ya namanya pusaka, lanjut Juru kunci, kita ini kan mencari sawab (tuah, red.)-nya. Bagi mereka yang berebut kembang atau air bekas untuk mencuci gong, ya macam-macam maunya. Beberapa yang pernah saya tanya, kata Mbah Mukimin, “Rata-rata ingin sugih slamet sugih rezeki (Hidupnya selamat dan banyak rezeki, red.).” Bak gayung bersambut, acara siraman Gong Kyai Dudho yang semakin diminati dengan semua makna yang terkandung didalamnya pun mendapat dukungan dari banyak pihak. Diantaranya berupa bantuan dana dari pemerintah yang dipergunakan untuk membangun paseban dan panggung permanen. Kemudian desa juga telah menerima tanah wakaf seluas kurang lebih dua puluh are dari Mbah Mukimin yang khusus akan dipergunakan untuk tempat memandikan Gong Kyai Dudho. (moza)
Majalah PENATARAN
49
PELESIR
Siraman Gong Kyai Dudho,
Sesuatu Yang Hilang
Telah Muncul Kembali
Masyarakat luas dan terutama di Blitar Raya tentu sudah tak asing lagi dengan Gong Kyai Pradah yang sudah menjadi salah satu ikon Kabupaten Blitar. Tetapi bagaimana dengan Gong Kyai Dudho? Nama yang disebut terakhir ini rasanya masih kalah terkenal jika dibandingkan dengan nama yang disebut di awal tadi. Ya, walaupun sebenarnya nilai sejarah dan tradisi yang mengiringi kedua benda yang dikeramatkan ini tak jauh beda.
Sedangkan Gong Kyai Dudho pada saat itu dipergunakan untuk mengiringi perjalanan keempat raja saudara Prabu Klono Sewandono ini jika hendak sowan (menghadap, red.) kepadanya. Setelah masa pemerintahan Kerajaan Bantar Angin, Jenggala, Kediri, Doho dan Ngurawan berakhir, kemudian Gong Kyai Dudho dibawa oleh penguasa baru pada waktu itu yakni Raja Singasari atau Tumapel. Pada periode berikutnya Gong Kyai Dudho ini dibawa oleh penguasa Kerajaan Majapahit, kemudian berpindah lagi ke Kerajaan Demak dan terakhir berada ditangan Walisanga sebagai penyiar agama Islam di tanah Jawa. Konon Agama Islam masih sangat sulit diterima oleh masyarakat Jawa pada masa itu. Dan salah satu upaya dari Walisanga dalam hal ini Sunan Kalijaga untuk melakukan pendekatan yaitu dengan menggunakan media seni. Gong Kyai Dudho pun digunakan untuk mengiringi seni jaranan yang mirip seni jaranan asli Kediri. Suatu saat Gong Kyai Dudho ini dipasrahkan oleh Sunan Kalijogo kepada santrinya yang bernama Subali dan Manani yang berasal dari Desa Birowo, Kecamatan Binangun. Namun karena kedua santri ini tidak bisa menggunakannya, Gong Kyai Dudho lalu diberikan kepada Mbah Kasio warga Desa Barisan di wilayah Kabupaten Malang. Pada akhirnya Mbah Kasio ini di masa tuanya menetap dan meninggal di Dusun Kedungjati Desa Birowo
K
alau ditarik kebelakang, riwayat Gong Kyai Dudho ini cukup panjang dan berliku. Pada jaman dahulu kala Raja Bantar Angin yang bergelar Prabu Klono Sewandono sangat terkenal karena memiliki kekayaan yang berlimpah. Raja ini memiliki empat orang saudara, yaitu Lembu Amiluhur (Raja Jenggala), Lembu Mangarang (Raja Kediri), Lembu Amijoyo (Raja Doho) dan Lembu Amiseso (Raja Ngurawan – di wilayah Kab. Lumajang). Konon Raja Bantar Angin ini juga memiliki sebanyak 144 (seratus empat puluh empat) ekor kuda. Dimana yang 140 (seratus empat puluh) ekor dirawat oleh tokoh yang sudah sangat terkenal yang bernama Pucang Ganong. Dan sisanya merupakan kuda tunggangan dari Lembu Amiluhur, Lembu Mangarang, Lembu Amijoyo dan Lembu Amiseso.
48
Majalah PENATARAN
Bupati saat menghadiri dan memberikan sambutan pada acara siraman Gong Kyai Dudho
antara pihak Kedaulatan Rakyat dengan pemerintah setempat maupun kepada masyarakat setempat. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan tujuan Press Tour ini. Pemerintah Kabupaten Blitar bersama dengan wartawan se-Kabupaten Blitar dapat mendapatkan ilmu dan pengalaman dari pengelola koran kebanggaan masyarakat Jogja dan sekitarnya tersebut. Harapannya, kesuksesan koran Kedaulatan Rakyat di Jogja ini dapat menjadi referensi media yang ada di Blitar untuk lebih baik lagi. Hasil lain kunjungan ini, Pemerintah Kabupaten Blitar akan lebih baik dalam menjalin kerjasama dengan insan media yang ada di Kabupaten Blitar. Di kantor Kedaulatan Rakyat, para peserta Press Tour berkesempatan untuk menimba ilmu dari redaktur koran Kedaulatan Rakyat, Otto Laminto yang menerima secara resmi rombongan Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Blitar bersama puluhan wartawan. Acara tanya jawab juga menjadi bagian moment penting yang tak dilewatkan para pemburu berita asal Blitar atas suksesnya koran Kedaulatan Rakyat yang didirikan alm. H. Samari dan alm. Madikin Wonodito. Dalam kesempatan itu, Joni Setiawan bersama staf Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Blitar, dan puluhan wartawan dari berbagai media cetak, radio, dan televisi nasional yang bertugas di Kabupaten Blitar, diajak untuk mengunjungi kantor koran Harian Kedaulatan Rakyat di Jogjakarta. Tak hanya melakukan tanya jawab dengan redaktur Harian Kedaulatan Rakyat, para peserta Press Tour juga diberikan kesempatan untuk meninjau langsung kinerja karyawan di percetakan koran Kedaulatan Rakyat. Mereka berkeliling di lokasi tempat untuk mencetak koran tersebut. Para peserta Press Tour diberikan kesempatan untuk meninjau dari dekat proses percetakan koran Kedaulatan Rakyat. Mesin baru serba otomatis menjadi perhatian peserta Press Tour. Selain itu, para peserta juga berkesempatan menyaksikan mesin cetak koran kuno yang serba manual yang kini sudah dimuseumkan. Selain mengunjungi kantor Koran
Harian Kedaulatan Rakyat, para peserta Press Tour juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Di antaranya, dengan mengunjungi kemegahan Candi Prambanan, Pantai Parangtritis, Kraton Jogjakarta, dan Jalan Malioboro, dan Makam mantan Presiden Soeharto di Astana Giri Bangun, Karanganyar. (hend)
Majalah PENATARAN
47
(foto-foto: hendranova)
LIPUTAN KHUSUS
Pererat Kerjasama dengan Press Tour Pemerintah Kabupaten Blitar berupaya untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak demi kemajuan pembangunan daerah. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan insan media yang ada di Kabupaten Blitar. Hubungan yang dinamis dengan insan media ini ditandai dengan menggelar kegiatan bersama yakni Press Tour 2013.
K
egiatan Press Tour merupakan agenda rutin tahunan yang melibatkan insan media, utamanya para pemburu berita atau wartawan baik media cetak, elektronik, maupun televisi bersama-sama dengan Pemkab Blitar yang diwakili Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Blitar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggelar tour ke luar daerah untuk melakukan kunjungan kerja kepada instansi swasta maupun pemerintah. Tahun ini, kegiatan Press Tour kembali digelar Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Blitar, Sabtu-Minggu (16-17 Maret 2013) bersama para wartawan di Kabupaten Blitar. Kantor dan percetakan media Harian Kedaulatan Rakyat menjadi tujuan utama kegiatan Press Tour tahun 2013 ini. Tempat itu sengaja dipilih karena media tersebut berhasil berkembang dan sebagai media cetak yang sukses dalam menjalin
46
kerjasama dengan pihak pemerintah setempat. Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Blitar, Joni Setiawan kepada Majalah Penataran mengungkapkan, kegiatan Press Tour merupakan kegiatan Pemerintah Kabupaten Blitar bersama para wartawan di lingkup Pemkab Blitar yang rutin digelar setiap tahun. “Kegiatan ini menjadi sarana untuk mempererat kerjasama antara Pemkab Blitar dengan insan media yang ada di Blitar,” katanya.
Majalah PENATARAN
Diakui Joni Setiawan, selain untuk meningkatkan kerjasama dengan wartawan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui pola kemitraan media dengan pemerintah daerah setempat. “Kita sengaja memilih Harian Kedaulatan Rakyat di Jogja sebagai referensi Press Tour tahun ini. Karena kami menilai, koran harian tersebut berhasil menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah setempat dan sekitarnya,” katanya. Koran Kedaulatan Rakyat ini dinilai berhasil dalam mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak sejak berdiri tepatnya 40 hari pasca diproklamasikan kemerdekaan RI pada tahun 1945. Sejak saat itu hingga sekarang, koran ini masih tegap berdiri menyapa pembaca setianya di daerah Jogjakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya. Keberhasilan untuk bertahan hidup ini, tentu tak lepas dari kerjasama yang baik
“Kepada SKPD yang tergabung dalam tim KKBS agar meningkatkan kerjasama utamanya dalam mewujudkan kegiatan momentum, seperti TNI Manunggal KB, Bulan Bhakti KB IBI, Kesatuan Gerak PKK-KB Kesehatan, Bulan Bhakti KB-DEPAG, Bulan Bhakti KB Bhayangkara, dan momentum Harganas,” imbuh Herry Noegroho. “Dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinginya kepada RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, RS. Aulia Sutojayan, dokter puskesmas, bidan desa, dan tenaga medis lainnya yang telah melaksanakan pelayanan kontrasepsi KB dan melaporkannya tepat
waktu,” imbuh Herry Noegroho. Tak hanya itu, ucapan terima kasih juga disampaikannya kepada, kader dan seluruh pihak yang membantu suksesnya program KB di Kabupaten Blitar. Sementara itu, Kepala Badan PP dan KB Kabupaten Blitar, H. Wahid Rosidi, MM., mengatakan, Rakerda Program Pemberdayaan Perempuan, Kependudukan, dan KB ini digelar dalam upaya untuk mengevaluasi program kependudukan dan KB tahun 2012. “Rakerda ini juga untuk menyusun rencana operasional program kependudukan dan KB tahun 2013. Serta menyusun rencana kerja kegiatan operasional pemberdayaan perempuan
(foto-foto: dok. badan PP&KB)
yang lebih sejahtera. Ini sesuai dengan visi pembangunan Kabupaten Blitar yakni, terwujudnya masyarakat Kabupaten Blitar yang sejahtera, religius dan berkeadilan. Keberhasilan program KB di Kabupaten Blitar cukup meningkat. Kabupaten Blitar mampu menekan angka kelahiran sebesar 26.000 bayi. Atau dalan satu hari angka kelahiran mampu ditekan hingga 72 bayi. Bahkan jika dihitung perjam, 3 bayi tidak sempat lahir di Kabupaten Blitar. “Saya mengingatkan, keberhasilan program KB ini jangan menjadikan kita lemah, namun ke depan tantangan yang lebih berat menanti yakni mempertahankan prestasi ini dan meningkatkannya demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Blitar,” jelas Herry Noegroho. Herry Noegroho juga berharap, kerja sama yang baik antara pemerintah dengan stakeholder dan masyarakat terus ditingkatkan. Mutu pelayanan KB juga perlu untuk ditingkatkan, dengan melakukan pendekatan utamanya bagi keluarga miskin dan daerah yang sulit dijangkau. Kampanye “Ayo Ikut KB dengan Dua Anak Cukup” terus ditingkatkan dan terus disosialisasikan kepada masyarakat. Peran KB Pria juga perlu untuk ditingkatkan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat “Punya anak adalah urusan keluarga, suami dan istri”. Dengan demikian, urusan keikutsertaan dalam berKB juga urusan suami dan istri.
dan perlindungan anak tahun 2013,” katanya. Rakerda Pemberdayaan Perempuan, Kependudukan, dan KB tahun ini mengambil tema “Dengan Komitmen Bersama Kita Percepat Pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan Menuju MDG’s 2015”. Kegiatan ini diikuti peserta di antaranya dari Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita Persatuan, Unsur Organisasi Wanita, LSOM, pejabat struktural PPKB Kabupaten Blitar, dan tim KKBS kecamatan (camat, puskesmas, UPTB). Dalam kesempatan itu, juga dilakukan pelantikan pengurus Koalisi Kependudukan dan Pembangunan Kabupaten Blitar periode 2013. (hend)
Majalah PENATARAN
45
LIPUTAN KHUSUS
Menengok Rakerda PP dan KKB Kabupaten Blitar 2013
Tingkatkan Peran Masyarakat dalam Ber-KB
Pemerintah Kabupaten Blitar terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduknya. Langkah ini salah satunya dengan terus menggiatkan Program Keluarga Berencana (KB). Hal ini tercermin dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pemberdayaan Perempuan, Kependudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Blitar. Kegiatan tersebut digelar di Hotel Grand Mansion, Rabu (20/3) lalu.
B
upati Blitar, H. Herry Noegroho, SE, MH., saat memberikan sambutan pada Pembukaan Rakerda Program Pemberdayaan Perempuan, Kependudukan dan Keluarga Berencana di Hotel Mansion, Jl. Melati, Kota Blitar mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Blitar yang didukung Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat telah memantabkan langkah untuk menyukseskan Program PP dan KB. “Dengan adanya dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat, kita lebih bersemangat dalam memantabkan langkah demi suksesnya Program Pemberdayan Perempuan, Kependudukan dan Keluarga Berencana di Kabupaten Blitar,” katanya. Menurut Herry Noegroho, pembangunan di bidang kependudukan
44
dan KB merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya tidak seketika dapat dilihat. “Namun program KB sangat penting dan strategis dalam meningkatkan pembangunan SDM yang berkualitas,” jelasnya. Pemerintah Kabupaten Blitar juga berupaya untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan. Status dan kondisi perempuan harus ditingkatkan agar dapat tercapai kemajuan yang setara dengan laki-laki. “Perlindungan terhadap anak perempuan harus kita laksanakan untuk menekan dan menghapus angka tindak kekerasan terhadap anak perempuan yang akhir-akhir ini cenderung meningkat,” jelas Herry Noegroho. Lebih lanjut orang nomor satu di Pemkab Blitar ini menambahkan, program Pemberdayaan Perempuan,
Majalah PENATARAN
Kependudukan dan Keluarga Berencana di Kabupaten Blitar harus berhasil dan sukses. Ini demi mewujudkan masyarakat Kabupaten Blitar untuk maju, mandiri, sehat dan sejahtera. Diakui Herry Noegroho, keberhasilan Program tersebut tak lepas dari dukungan seluruh pihak. Di antaranya, TNI, POLRI, Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita Persatuan, Organisasi Keagamaan, LSM/ LSOM, Tokoh Agama, tokoh masyarakat, dan kader PKK di lapangan yakni, PPKBD, Sub PPKBD, KKBS RT dan Dasa Wisma. Program KB sebagai upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas keluarga sangat penting dan strategis dalam upaya memperbaiki segala segi pembangunan. Serta dapat mempercepat terwujudnya masyarakat Kabupaten Blitar
Wong Cilik, basis massa PDI P Sinergi PDI P, pembangunan Infrastruktur hingga pedesaan
Muda Indonesia, Taruna Merah Putih, Baitul Muslimin, dan sebagainya. Modal utamanya, seluruh mesin partai bersinergi dengan kebijakan para kepala desa. Segala bentuk kebutuhan rakyat, bisa ditangani bersama-sama dengan kepala desa.
Dapil-dapil Gemuk Kecintaan Marhaenis terhadap seluruh pengurus itu, dicerminkan dengan kebijakannya mengisi daftar baleg 2014 dengan orang-orang partai sendiri. Daerah-daerah Pemilihan (Dapil) di seluruh Kabupaten Blitar, diprioritaskan untuk menaikkan orang-orang partai sendiri. Ia merasa lebih sreg, jikalau tokoh yang muncul dalam perjalanan partai di masa depan, adalah kader-kader PDI P tulen yang ideologinya tidak perlu diragukan lagi. “Memang banyak tokoh-tokoh dari eksternal luar partai yang ingin mendaftar melalui partai kami. Tapi kami memprioritaskan orang kami sendiri dulu,” imbuhnya. Marhaenis kemudian merinci sejumlah tokoh yang memiliki kapabilitas untuk maju. Tapi tokoh-tokoh seperti ini bukan pilihan utama, meskipun ia yakin mereka sanggup meraup banyak suara dalam Pemilu kelak. Peminat-peminat dari kalangan luar itu, bukan saja dari tokoh-tokoh yang
Ibu dan anak, urusan Departemen Wanita.
baru muncul. Bahkan banyak tokoh dari partai lain, yang sangat antusias untuk maju lagi dalam Pileg 2014 mendatang dengan baju PDI P. Namun hal ini tidak serta-merta membuat Marhaenis langsung kepincut. Alasanya, Marhaenis tidak ingin memunculkan barisan sakit hati di kalangan kadernya sendiri. Mereka yang sudah lama bekerja membesarkan partai, mulai menapaki di tingkat anak ranting, kemudian hingga ke ranting, tujuannya adalah ke legislatif. Jikalau ketika tiba saatnya, kemudian diserobot tokoh dari
luar, situasi ini bisa memancing kesan negatif bagi kepemimpinan Marhaenis. Dengan kebijakan seperti itu, Dapil 1 hingga Dapil 5 sudah terisi penuh untuk didaftarkan ke KPU Kabupaten Blitar. “Kami tidak kekurangan stock kader, tetapi justru peminatnya melonjak dari kuota yang sudah ditentukan,” imbuhnya. Dengan kondisi ini, PDI P Kabupaten Blitar optimis, seluruh baleg itu akan bekerja keras untuk memenangkan partai ini dalam Pemilu 2014 mendatang. (pur)
Majalah PENATARAN
43
KESIAPAN PARTAI SONGSONG PILEG 2014
PDI Perjuangan Merubah Image
Ketua DPC PDI P Kab Blitar, Marhaenis
Pengurus DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Kabupaten Blitar berjuang keras merebut simpati masyarakat Kabupaten Blitar. Caranya adalah membuktikan sebagai partai yang dekat dengan rakyat dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
42
Majalah PENATARAN
“Kami menghapus image adanya kesan bahwa partai kami adalah partai yang menakutkan,” kata Ketua DPC PDI Kab. Blitar, Marhaenis, ditemui di sela kesibukanya konsolidasi dengan bakalbakal calon legislative yang diusung PDIP dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 mendatang. Kesan galak itu memang tidak bisa dipungkiri, terutama semasa rezim Orde Baru berkuasa. Partai berlambang banteng itu, dalam sejarahnya dizalimi terus-menerus oleh Orba. Kasus paling nyata, Orba sangat ketakutan jikalau Megawati Sukarno Putri menjadi Ketua Umum PDI kala itu karena akan berdampak gelombang simpati ke partai tersebut, sehingga dikhawatirkan merugikan partai yang sedang berkuasa. Metodenya, Orba mengangkat boneka ketua semacam Suryadi, kemudian Fatimah Ahmad. “Hingga tahun 90-an kemarin, pemilih-pemilih di partai kami masih terbawa semangat perlawanan itu. Tapi sekarang kami sudah berubah. Kami bukan partai yang galak lagi, tetapi partai milik rakyat yang mementingkan bekerja untuk rakyat,” lanjut Henis. Ia menunjukkan sejumlah pekerjaan di Kabupaten Blitar, dimana PDI P selalu memprioritaskan pemenuhan kebutuhan rakyat. PDI P Kabupaten Blitar memang moncer. Ini berkat kebijakan Ketua Umum Megawati yang memberikan sebutan sebagai Cabang Pelopor di Jawa Timur, akibat perolehan suaranya yang bagus dalam Pileg 2009 lalu. Dari jatah 45 kursi yang diperebutkan untuk duduk di DPRD Kabupaten Blitar, PDI P mampu meraih 15 kursi. “Kami menargetkan akan mendapat tambahan hingga 20 kursi,” lanjut Henis optimis. Strateginya adalah memperkuat sistem kerja mesin partai hingga ke tingkat ranting dan anak ranting. Isu yang diangkat dalam penggemblengan kader partai, adalah spirit berjuang pro-rakyat. Seluruh kader dilarang menjadi musuhmusuh rakyat. Strategi yang dilancarkan adalah menggerakkan seluruh komponen partai, mulai pengurus di seluruh tingkatkan seperti Departemen Wanita, hingga mengefektifkan underbouw antara lain seperti aktivis-aktivis GMNI, Banteng
pulang sekitar jam empat sore, tapi kalau pas ramai jam dua sudah pulang,” tuturnya. Dua puluh tahun lalu, lanjut dia, harga per bijinya lima puluh rupiah. Seiring kenaikan harga bahan baku, kemudian menjadi seratus rupiah, lalu seratus lima puluh rupiah, dua ratus rupiah, dua ratus lima puluh rupiah, seribu tiga, hingga sekarang menjadi lima ratus rupiah per bijinya. Meskipun berbagai jenis makanan saat ini bermunculan, Mbah Slamet Gandhos tetap bertahan dengan kue gandhos-nya. Menyesuaikan dengan raganya yang tak muda lagi, setiap hari, dia hanya menyiapkan adonan sebanyak dua setengah kilogram setiap hari. Modalnya lebih kurang empat puluh ribu rupiah. Satu kilogram adonan bisa jadi Karena sudah tua, Mbah Slamet hanya bisa menghabiskan dua setengah kilo gram jeladren gandhos delapan puluh biji gandhos. Kalau laku seorang tukang becak. Becaknya di aloon-aloon Blitar. semua, Mbah Slamet Gandhos bisa sekarang pun masih ada, namun sudah Ada dua buah rombong kecil yang pulang membawa untung sekitar empat dipikul keliling oleh Mbah Slamet. Satu puluh ribu rupiah juga. “Kudu tlaten Mas, alih fungsi. Tidak lagi untuk mengangkut orang tetapi sudah di desain khusus rombong untuk tempat kompor minyak ora tegal ora sawah. Arep piye maneh? untuk mengangkut rombong dan alat-alat tanah dan cetakan kue gandhos, (Harus telaten Mas, tidak punya ladang, memasak kue gandhos dari rumahnya ke sedangkan rombong yang satunya lagi tidak punya sawah. Mau bagaimana lagi? Istana Gebang setiap pagi dan sore. untuk tempat adonan dan meletakkan red.),” begitu katanya. kue-kue gandhos yang sudah matang. Untuk mempertahankan rasa maupun Selebihnya becak itu hanya diparkir di “Ya lumayan berat, totalnya kira-kira ada gurih gandhos-nya, tiga puluh kilogram,” kata Mbah Slamet Mbah Slamet Gandhos tentang bobot rombongnya. tidak pernah Mbah Slamet Gandhos memiliki mencampur jeladren empat anak laki-laki. Tetapi kata dia, tak atau adonannya dengan satu pun dari anak-anaknya yang pemanis buatan berminat meneruskan usahanya itu. maupun bahan Katanya, baik dua anaknya yang sudah pengawet. ’’Makanan menikah maupun dua anak yang lain yang ini sangat disukai masih bujang itu sama-sama tidak memiliki orang-orang usia tiga ‘sabar’ yang ekstra. Dan mungkin karena puluhan ke atas yang hal itu pula yang membuat Mbah Slamet memiliki kisah masa menjadi satu-satunya penjual kue kecil dengan gandhos. gandhos di Blitar Raya. Tetapi anak-anak kecil Gambarannya begini Mas, untuk jaman sekarang banyak Mbah Slamet Gandhos sudah berjualan di halaman Istana Gebang dapat untung empat ribu rupiah dari juga yang suka.” Untuk selama dua puluh tahun sekali masak kue gandhos, harus memperkuat halaman Istana Gebang. Pagi hari ia menunggui kompor hampir setengah jam pendapatnya itu, Mbah Slamet punya mangkal di Istana Gebang, melayani para lamanya. Sudah begitu, yang namanya cerita sendiri. Dulu ada seorang murid SD pembeli kan datang tidak bisa dijadwal. yang membeli kue gandhos padanya. Lalu pengunjung Istana Gebang dan orang yang sedang jalan-jalan pagi. Kata Mbah Kadang nganggur, sepi, lama tidak ada beberapa hari yang lalu, anak SD yang Slamet, agar lebih ringan dan tidak pembeli. Eh, sekalinya datang, barengkini sudah menjadi guru SD itu datang bareng. Ya terang saja yang datang lagi bersama murid-muridnya. Guru SD itu tumpah di perjalanan, kalau jeladren di belakangan terus balik kanan karena tidak berkata kepada murid-muridnya, “Ini jajan embernya sudah angok (berkurang, red.) baru ia memikul rombongnya lantas mau terlalu lama menunggu. Yah, lepaslah yang enak, gurih, murah dan dijamin berjualan keliling. Tempat-tempat yang ia burung ditangan. bebas bahan pengawet,” cerita Mbah tuju biasanya di Bon Rojo, MI Perwanida, Begitulah Mas kalau jadi wong cilik. Slamet sambil tertawa. MTs Muhammadiyah dan kadang-kadang Harus sabar, sabar dan sabarrrrrr…(moza) Mbah Slamet di masa mudanya
Majalah PENATARAN
41
ONO DINO ONO UPO
D
engan perlahan dan sabar ia mengaduk jeladren (adonan) gandhos dalam wadah ember yang terdiri dari tepung ketan, parutan kelapa, gula, air dan garam. Kemudian memasukkannya setakar demi setakar dengan telaten ke dalam loyang (cetakan kue pukis) diatas kompor minyak tanah yang terlihat sangat panas didepannya setelah diolesi dengan blue band terlebih dahulu agar kue gandhos tidak lengket dicetakan dan memperoleh rasa yang lebih nikmat. Tinggal menunggu matang, begitulah kira-kira yang ada dalam pikiran bapak tua ini setelah menyelesaikan aktifitasnya. Namun masih butuh waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya. Sebab, tidak kurang dari dua puluh lima menit untuk sekali memasak di loyang yang berisi dua puluh biji gandhos diatas kompor minyak tanah itu. Agar tak bosan menunggu masakannya matang, sesekali ia tampak berusaha mengajak ngobrol para pembeli sambil menikmati sebatang rokok dan matanya terus mengawasi gandhos-gandhosnya agar tidak gosong. Bapak tua ini namanya Slamet atau Mbah Slamet Gandhos, begitu dia lebih populer dikenal orang karena sudah sangat identiknya dengan kue jualannya itu. Memang dia sudah hampir dua puluh tahun berjualan gandos, yang konon kata dia dan beberapa sumber lain merupakan satu-satunya yang ada di Blitar Raya (Kabupaten dan Kota).
Sabar ala Mbah Slamet Gandhos Hari masih pagi, jarum jam masih menunjuk di angka enam. Saat beberapa orang masih bisa bersantai dengan jalan-jalan pagi, bapak tua penjual jajan (kue) gandhos di halaman Istana Gebang Kota Blitar ini sudah sangat sibuk melayani para pembelinya. Gandhos salah satu jajanan tradisional yang didominasi rasa gurih. Di Blitar orang menyebutnya Gandhos, arek Surabaya menamakannya Rangin, di Jakarta istilahnya Kue Pancong, orang Bandung menyebutnya Bandros, orang
Biar sederhana tetapi harus telaten untuk memasak gandhos
40
Majalah PENATARAN
Bojonegoro mengatakan Tratak Jaran dan orang Bali memberinya nama Daluman. Hanya beda cara menyebut dan bentuknya saja, tetapi bahan dan rasanya kurang lebih sama saja. Harganya pun tak mahal, sangat terjangkau. Mbah Slamet Gandhos mengiklankan jajan tradisional itu di rombongnya dengan gayanya sendiri. 1.000 : 2, yang berarti seribu rupiah dapat dua biji kue gandhos. Mbah Slamet Gandhos yang mengaku lahir pada Tahun 1950 ini tidak tahu pasti kapan jajan gandhos ini sudah mulai dinikmati orang. Ya barangkali saja gandhos ini sudah lebih tua dari wajahnya yang hampir seluruhnya telah dikuasai kerut penuaan. Mungkin juga jauh lebih tua dari kedua tangannya yang tetap tegar setiap kali mengaduk adonan gandhos. Namun ada satu hal yang bisa Mbah Slamet Gandhos ceritakan. Konon, kata orang, “Kue Gandhos adalah jajan kesukaan Bung Karno.” ’’Setiap hari saya berangkat habis Shalat Subuh dari rumah saya di Dusun Jurang Bango, Desa Banggle, Kecamatan Kanigoro. Dan
menambah jalan rabat atau menambal jalan yang berlubang. Secara teknis baik Suhadi maupun warganya tidak bisa menjelaskan secara pasti dan rinci penyebab kerusakan jalan desa itu. Satu hal yang bisa disampaikan oleh Kasun ini, “Setiap hari jalan di desanya itu dilalui oleh truk-truk yang bermuatan berat.” Truk-truk yang bermuatan berat itu biasanya mengangkut batu bintang untuk dikirim keluar wilayah. Sisanya ada yang oleh warga digunakan untuk mengangkut kayu gelondong atau hasil bumi yang kebanyakan berupa jagung ketika musim panen tiba. Disampaikan juga oleh Kasun Suhadi, di Sumbersih sedikitnya terdapat dua ribu KK (Kepala Keluarga). Yang mana sembilan puluh persen dari warga itu bermata pencaharian sebagai petani dengan tujuh puluh lima persen diantara
Kamituwo Adi menunjukkan jalan desanya yang rusak parah
Melintas di desa ini boleh saja lewat jalur kanan
para petani itu saat ini tengah kepencut (tertarik) menanam tebu. Panen perdana tanaman tebu disana baru akan dilakukan sekitar bulan Mei mendatang. Yang berarti mulai bulan Mei akan semakin banyak kendaraan bermuatan berat yang akan melalui jalan Desa Sumbersih. Dengan begitu, “Kalau tidak segera diperbaiki jalan desa kami pasti akan hancur total,” pungkas Suhadi. Jalan desa ini merupakan satusatunya akses yang ada alias tidak ada jalur alternatif baik untuk aktifitas bisnis maupun non profit ke dan dari Desa Sumbersih. Kalaupun ada jalan tembus ke
wilayah lain, kondisinya masih berupa jalan makadam yang tingkat kesulitannya bisa jadi lebih tinggi lagi. Maklumlah, desa ini berada di wilayah Kabupaten Blitar paling ujung yang hanya perlu menempuh jarak kurang dari lima kilo meter saja dari pusat desa menuju bibir pantai. Terdapat empat dusun di Desa Sumbersih, yaitu Dusun Sumberpucung, Dusun Krajan, Dusun Peh Pulo dan Dusun Sumberagung. Di empat dusun ini kondisinya sama, akses jalan desa yang ada sudah rusak semua. Bahkan saking jengkelnya, kata Kamituwo Adi, warga
pernah sampai hendak menanami ruas jalan desa itu dengan pohon pisang. Tetapi untungnya aksi protes itu bisa dicegah oleh perangkat desa. Perbaikan jalan rasanya memang sudah waktunya untuk dilakukan. Sebab jalan desa itu dibangun sejak awal Tahun 1996 kemudian pada Tahun 2003 baru ada perbaikan, itupun hanya sebagian. “Tidak semuanya,” kata Adi. Keluhan warga pada kondisi jalan yang miris ini sebenarnya bukan hanya melulu pada soal kenyamanan berkendaraan dan merupakan satu-satunya tumpuan untuk kegiatan ekonomi masyarakat. Namun lebih dari itu, tidak tersedianya akses jalan yang memadahi juga disinyalir mengurangi minat orang untuk datang ke desa ini. Pantas saja warga Desa Sumbersih berharap desanya banyak dikunjungi orang. Sebab, di Dusun Peh Pulo –wilayah yang paling dekat dengan pantai, terdapat sebuah pantai nan sangat elok menawan. Pantai indah yang oleh warga setempat disebut dengan Pantai Weden Ombo atau dikenal juga dengan sebutan Pantai Pasir Putih. Sayang sekali jika potensi wisata Pantai Weden Ombo ini tenggelam karena sulitnya medan yang harus ditempuh. Sementara harapan warga, keberadaan Pantai Peh Pulo ini mampu mengundang wisatawan datang ke desanya sehingga bisa mengangkat kondisi ekonominya agar lebih baik lagi. (moza)
Majalah PENATARAN
39
SAMBAT DESO
Di Desa Sumbersih,
Warga Harus ‘Rebutan’ Jalan Kondisi jalan di Desa Sumbersih Kecamatan Panggungrejo cukup memperihatinkan. Ruas jalan desa sepanjang kurang lebih lima kilo meter diwilayah itu hampir semuanya rusak parah. Ada yang berlubang dan digenangi air hujan, kemudian banyak ruas yang aspalnya mengelupas atau di beberapa tempat bahu jalannya hilang karena erosi, dan lain-lain.
K
epala Desa Sumbersih, melalui Suhadi Kepala Dusun Sumberagung menyampaikan, sangat tidak nyaman berkendara di desa ini. Sudah jalannya berliku, banyak turunan dan tanjakan yang curam, eh masih ditambah keadaan jalan yang kacau begitu. Belum lagi kalau pas turun hujan. Air hujan bercampur lumpur yang mengalir ke ruas jalan membuat jalanan sangat licin. “Warga saya menangis Mas,” keluh Kasun Sumberagung. Kata Suhadi, aturan berkendara yang harus berada di jalur sebelah kiri ‘kadang-kadang’ boleh diabaikan disini, ya asalkan tetap mengutamakan keselamatan bersama. Apa pasal? Silahkan cari ruas jalan yang masih utuh agar bisa selamat sampai tujuan. Kalau masing-masing bersikukuh berada di jalur sebelah kiri, sepertinya sangat sulit. Banyak lubang atau genangan air sehingga membahayakan para pengguna jalan.
38
Langkah paling aman yaitu bergantian melintas di jalur yang masih utuh, itupun harus ekstra hati-hati. Sebab, tak jarang cara alternatif ini mengakibatkan para pengguna jalan kemudian bersalaman (baca: bertabrakan, red.) karena rebutan ruas jalan yang masih utuh itu. Kondisi yang seperti ini sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, sayangnya belum ada tindakan riil sampai sekarang. Warga pun sebenarnya juga sudah mengajukan proposal untuk dilakukan perbaikan jalan desa. Namun baru dijanjikan akan diperbaiki pada Tahun 2013 ini, tepatnya kapan? Suhadi Kepala Dusun Sumberagung tidak bisa memberikan jawaban. Masyarakat disini, tutur Suhadi, sudah berpikiran cukup maju dengan kondisi ekonomi yang cukup baik pula. Tak heran bila semua merk sepeda motor keluaran terbaru sampai mobil-mobil teranyar banyak berseliweran di jalanan desa ini. Meskipun begitu, nuansa
Majalah PENATARAN
kehidupan bermasyarakat di desa ini masih penuh dengan semangat kegotongroyongan, menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, tepo seliro, dan lain-lain. Misalnya saja, bila salah satu warga sedang punya gawe, melalui Ketua RWnya warga yang lain kemudian urunan memberikan bantuan yang bisa berupa kayu bakar atau bantuan-bantuan yang lain. Dari gambaran tersebut, kata Suhadi, “Sebenarnya warga Desa Sumbersih juga tak kurang-kurang dalam usahanya merawat jalan desa.” Diantaranya, warga sudah rutin melakukan kerja bhakti merawat saluran air disisi ruas jalan setiap kali memasuki musim penghujan. Kemudian khususnya bagi warga di Dusun Sumberagung, setiap bulan, melalui Kasun-nya juga telah urunan sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu) rupiah per KK untuk dana perawatan jalan desa. Bentuk penggunaannya bisa bermacammacam, bisa untuk membuat atau
Kalau sudah begitu kenapa ndak sekalian diatur saja? Ya tentu saja agar semua pihak bisa merasa tidak rugi atau bahkan merasa diuntungkan dengan adanya regulasi itu. Menurut Suwito, “Pemerintah harus turun tangan membantu masyarakat bagaimana supaya daerah yang ditambang itu kembali ke fungsi awalnya. Taruhlah misalnya saja yang semula berupa lahan sawah, agar bisa kembali menjadi areal persawahan.” Untuk menuju kesana (mengembalikan lahan ke fungsi awalnya), perlu adanya pembicaraan lintas sektoral yang dilibatkan khususnya Dinas Pertanian, Dinas PU Bina Marga dan Pengairan serta Dinas PU Cipta Karya. Masing-masing sesuai dengan tugasnya. Dinas Pertanian yang membuat spek-nya, Dinas PU Bina Marga dan Pengairan membuat irigasinya dan PU Cipta karya menyediakan sarana prasarana dari dan ke lahan penambangan. Pemerintah dalam hal ini, tutur Suwito, “Jangan setengah-setengah mengerjakan pertambangan. Pemerintah harus berani menyusun kawasan pertambangan.” Seandainya tanah pemajekan itu akan dikembalikan menjadi lahan pertanian, proses awalnya yaitu dengan menentukan spek atau melakukan pengukuran kedalaman penambangan sehingga dari situ akan ketemu berapa angka deposit (kandungan pasir dan batu
bangunan)-nya yang sekaligus untuk mengatur supaya saluran irigasi bisa mengalir di lahan itu. “Dengan demikian, sesuai spek yang dibuat itu pula pemerintah akan mudah dalam mengontrolnya,” kata Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Blitar ini. Hasil dari penyusunan kawasan pertambangan ini kemudian dilelangkan. Hasil lelang itu selanjutnya selain untuk biaya kompensasi bagi si pemilik lahan, sebagian bisa untuk biaya pembangunan irigasi dan sebagian yang lain lagi untuk pembenahan/pembangunan sarana/ prasarana (jalan atau jembatan) yang dibutuhkan. Dengan begitu, pungkas Suwito, pasca proses penambangan sawah ini bisa langsung berfungsi
sebagai mana mestinya. Harapan saya ada regulasi semacam itu bagi tanah yang merupakan lahan pemajekan. Mungkin ide ini lemah ditingkat wacana, “Tetapi tidak mengatur yang seperti itu kan juga salah.” Dan saya kira masyarakat akan suka pemerintah turun tangan (mengeluarkan Perda, red.), “Nyatanya pasir sangat laku di pasaran.” Sekarang ini, lanjut Suwito, “Perbup saja kan belum ada.” Maka sekarang ini sudah masuk Banleg atau Badan Legislasi dan nanti setelah digulirkan menjadi Ranperda akan diperjuangkan agar supaya bisa menjadi Perda. Namun yang perlu diingat disini, tegas Suwito, “Dalam hal ini kita bukannya berniat untuk membuat sawah.” Tetapi lebih tepatnya mengatur pertambangan yang saat ini sudah ada dan kalau muncul sawah itu adalah nilai tambah. “Jadi point-nya disini adalah nilai tambah.” Output berupa sawah tentunya lebih baik daripada pemandangan yang pating cluek (lahan dengan banyak lubang bekas proses penambangan) di sana sini dan akan menjadi kolam kalau musim hujan datang. Ya mau ndak mau kalau sudah begitu tetangga kanan kiri pemilik lahan pasti mikir juga tho? Tanya Suwito retorik. “Saya yakin kalau diatur pemerintah akan lebih bagus hasilnya.” Selain itu, tambah Suwito, bagi Pemerintah sendiri terhadap fungsi pelayanan dan pemberdayaan pembangunan akan bisa berjalan di satu lokasi. (moza)
Majalah PENATARAN
37
SUARA WAKIL RAKYAT
Memberi Nilai Tambah Penambangan di Lahan Pemajekan Berbagai sumber informasi menyebutkan, dalam sehari tidak kurang dari 500 (lima ratus) rit atau truk pasir diangkut keluar dari lokasi penambangan pasir yang ada di Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok. Itu baru dari satu lokasi tambang pasir yang ada di Kabupaten Blitar.
S
edangkan di Kabupaten Blitar bagaian utara ini setidaknya terdapat 5 (lima) lokasi tambang pasir yang berjajar mulai dari wilayah bagian barat sampai timur. Mulai dari lokasi-lokasi tambang pasir yang berada di wilayah Kecamatan Wonodadi, Kecamatan Udanawu, Kecamatan Ponggok, Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Gandusari. Dari situ bisa kita bayangkan betapa besarnya pasar pasir saat ini berikut potensi sumber daya alam yang ada di Kabupaten Blitar ini yang berupa Tambang Galian C khususnya pasir dan batu bangunan itu sangat berlimpah. Dan terkait dengan hal itu, Suwito Saren Satoto, SH – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Blitar angkat bicara. Ia menyampaikan, bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu hasil kajian akademis dan usulan Ranperda dari Eksekutif tentang Regulasi atau Perda terkait tentang penataan Tambang Galian C khususnya pasir dan batu bangunan yang berada di wilayah Kabupaten Blitar bagian utara. Seperti yang telah disebutkan diatas, di wilayah Kecamatan Wonodadi, Kecamatan Udanawu, Kecamatan Ponggok, Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Gandusari disana banyak sekali terdapat tambang-tambang pasir dan batu bangunan. Nah, prinsipnya
36
disini, kata Suwito, “Pengelolaan sumbersumber material itu perlu diatur.” Sumber atau tempat penambangan di Kabupaten Blitar ini secara umum bisa dibedakan menjadi dua kelompok. Tempat penambangan kelompok pertama yaitu yang berada di sepanjang aliran Sungai Brantas dan atau Kali Lahar Gunung Kelud yang aturan pengelolaannya
Majalah PENATARAN
Suwito Saren Satoto, SH
mengacu pada Perda Provinsi. Sedangkan sumber penambangan yang kedua yakni lokasi tambang yang berada di tanah pemajekan atau tanah milik pribadi. Siapa sih yang bisa melarang penambangan di tanah pemajekan, wong itu merupakan lahan hak milik? Padahal, kita semua tahu penambangan di lahan pribadi itu sebagian besar menggunakan alat-alat berat sekelas eskavator. Namun sayangnya selama ini sebagian besar dari proses penambangan itu masih menyisakan masalah. Setelah selesai proses penambangan banyak diantara lahan-lahan itu yang dibiarkan terbengkelai begitu saja atau tidak segera atau bahkan tidak ada proses reklamasi. Ya walaupun di si pemilik lahan diam saja karena merasa sudah mendapatkan untung, tetapi bagaimana dengan warga disekitarnya? Di banyak tempat banyak sekali bisa kita jumpai lubang-lubang bekas penambangan pasir yang tidak diurus serta terbengkelai yang entah belum atau lebih tepatnya tidak ada proses reklamasi. Dan kenyataannya sekarang ini pemerintah mau menegur saja susah.
(foto-foto: dok. Dsporbudpar Blitar)
pelajar untuk memperkokoh ketahanan nasional. Dengan diselenggarakannya lomba O2SN dan FLS2N ini akan tercipta suasana kompetisi yang sehat dan sportif antar siswa, antar sekolah, antar kabupaten/kota dan antar propinsi di bidang olahraga dan seni. Juga mewujudkan mutu Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yaitu siswa yang memiliki pemahaman dan wawasan pengetahuan keolahragaan serta terwujudnya siswa yang sehat jasmani dan rohani. Serta terwujudnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa untuk memperkokoh ketahanan nasional. Di Kabupaten Blitar, beberapa cabang olahraga yang dikembangkan di sekolah, sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Ada beberapa sekolah telah memiliki klub-klub olahraga, baik olahraga perorangan maupun beregu. Klub yang telah terbentuk itulah para siswa dapat mengembangkan bakatnya secara intensif sehingga diperoleh prestasi olahraga secara optimal. Untuk memberikan motivasi dan menyalurkan bakat dan minat siswa terhadap keolahragaan di sekolah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas telah memprogramkan kompetisi beberapa cabang olahraga. Pada tahun 2006 kompetisi olahraga pelajar tersebut diberi nama Pekan Olahraga Pelajar SMA (POPSMA). Dan sejak tahun 2008 hingga sekarang kegiatan ini dinamakan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Kegiatan ini dilaksanakan secara berjenjang mulai tingkat sekolah, kabupaten, propinsi dan nasional. Juara pertama O2SN tingkat nasional mempunyai kesempatan untuk mengikuti kompetisi olahraga di tingkat internasional. “Kami berharap, dari Kabupaten Blitar akan muncul atlet berprestasi yang nantinya akan mengha-rumkan Kabupaten Blitar di ajang provinsi hingga internasional,” jelas Romelan. Untuk lebih menyemangati para siswa yang bertarung dalam O2SN dan FLSN Kabupaten Blitar, SD hingga SMA, Romelan berjanji akan memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi di antaranya bebas memilih sekolah favorit negeri dan bebas biaya sekolah. “Siswa yang berprestasi kami berikan penghargaan. Di antaranya bebas biaya sekolah,” tegasnya.
Sementara itu, Kasi Kesiswaan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Sugito. SPd. mengungkapkan, O2SN dan FLS2N SMP dan SMA sudah digelar sejak pertengahan Maret lalu. “Untuk O2SN dan FLSN tingkat SMP dan SMA sudah digelar sejak pertengahan Maret lalu,” katanya. Ditambahkan, cabang olahraga dan seni yang dilombakan antara siswa SMP dan SMA berbeda. Dijelaskan Sugito, cabang yang dipertandingkan O2SN SMP adalah, atletik, renang, bola voli, bulu tangkis, karate, pencak silat, catur, tenis lapangan, bola basket, dan tenis meja. O2SN tingkat SMA meliputi, atletik, pencak silat, karate, tenis meja, dan bulutangkis. “Cabor yang dilombakan di tingkat SMP lebih banyak dibandingkan di tingkat SMA,” katanya. Sementara itu untuk FLS2N dilombakan seni membaca Al Qur’an dan Hifzh Al
Qur’an, seni tari, cipta lagu, cipta puisi, cipta cerpen, story telling, vocal grup, desain motif batik, melukis, dan festival musik tradisional. Sementara untuk lomba OSN SMP meliputi, IPS, Biologi, Fisika, dan Matematika. Untuk OSN tingkat SMA meliputi, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi, Kebumian, dan Geografi. Menurut Sugito, masih ada beberapa cabor dalam O2SN yang tidak dilakukan berkesinambungan. Ia mencontohkan cabor tenis meja dalam O2SN tingkat SD digelar, kemudian di jenjang selanjutnya yakni SMP tidak digelar. Anehnya di tingkat SMA kembali digelar. “Mestinya tenis meja secara bekesinambungan digelar. Ini dapat memutus rantai prestasi siswa,” jelasnya. Ia berharap, cabor yang dilombakan dilaksanakan secara bersambung tanpa ada jeda. (hend)
Majalah PENATARAN
35
LENSA SPORT
Menggali Prestasi Anak Negeri Terus raih prestasi setinggi-tingginya. Ini salah satu harapan seluruh pihak, baik Pemerintah Kabupaten Blitar, guru, wali murid dan siswa dalam memanfaatkan waktu belajar di bangku sekolah. Artinya, siswa diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk meraih prestasi di berbagai bidang mata pelajaran, olahraga, dan kesenian.
T
ak terkecuali program Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar. Program ini merupakan agenda rutin yang digelar setiap tahun. Salah satu tujuannya, melatih siswa didik untuk kreatif, berinovasi dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Tak hanya siswa yang merasa bangga ketika siswa mendapatkan prestasi, namun juga guru, sekolah dan orang tua pun akan mendapatkan kebanggaan. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Drs. Romelan, MPd. saat
34
dikonfirmasi Majalah Penataran mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan momentum kegiatan rutin O2SN dan FLSN untuk mencari bibit berprestasi di Kabupaten Blitar. “Ajang ini sebagai salah satu langkah untuk mencari siswa didik yang berprestasi. Baik di bidang olahraga maupun di bidang seni,” katanya. Menurut Romelan, tujuan penyelenggaraan lomba-lomba ini adalah untuk membina generasi muda agar menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani, serta mampu berkompetisi secara sehat, fair dan sportif. Siswa juga dapat mengembangkan bakatnya di bidang seni. Tak hanya itu, lomba-lomba ini juga untuk
Majalah PENATARAN
mengukur kemampuan atlet pelajar SD hingga SMA sehingga bisa dijadikan salah satu indikator keberhasilan pembinaan olahraga maupun seni pelajar di sekolah. Kegiatan ini juga dapat memberikan pengalaman secara nasional melalui persaingan dengan atlet pelajar masingmasing kecamatan untuk tingkat kabupaten, masing-masing kabupaten di tingkat provinsi, dan masing-masing provinsi di tingkat nasional. Persaingan yang ketat dengan berbagai tipe karakter, dan tingkat keterampilan yang berbedabeda pula. Yang paling penting adalah mempererat persahabatan, membina persatuan dan kesatuan bangsa sesama
penjuru tanah air. Sampai akhirnya ia bisa masuk tiga besar bersama dua orang peserta lainnya yang merupakan utusan dari Pulau Bali dan Ternate. Kemudian diundang untuk mempresentasikan karya tulisnya itu pada acara Temu Nasional pada tanggal 5 – 6 Desember 2012 di Jakarta. “Nggak nyangka,” demikian ia mengawali ceritanya. Sebab, karya tulis yang ia kirimkan itu hanya dibuatnya dalam waktu tiga puluh menit. “Lha gimana, wong saya baru tahu pengumuman itu pada hari terakhir beberapa saat sebelum batas akhir tulisan harus dikirim ke Jakarta,” lanjut Sri. Namun dia sangat yakin pada apa yang ditulisnya walaupun tanpa harus membuat konsepnya terlebih dahulu. Tangannya mengalir lancar memetik papan keyboard karena bahan tulisan yang ia miliki sangatlah unik, langka serta sedikit banyak ia juga ikut terlibat dan menyaksikan secara langsung di lapangan atas materi karya tulisnya itu. Presentasinya di Jakarta pun berjalan sangat lancar. Hebatnya, dari Jakarta Sri Sulasri bukan hanya memperoleh penghargaan atas karya tulisnya itu saja. Ia yang ke Jakarta diantar oleh Bupati Herry Noegroho dan Ketua TP3 sekaligus juga memperoleh penghargaan sebagai inovator terbaik. Dan karyanya bersama tiga puluh judul tulisan yang lain pun dibukukan dalam Buku Inovasiku Untuk Negeri terbitan PSF (PNPM - Support Facility). Sri Sulasri istri dari Adi Sucipto ini di desa dikenal sebagai pekerja keras. Orang menyebutnya ora nduwe kesel alias nggak ada capeknya. Selain sebagai ibu rumah tangga dengan dua putra Hengki (12) dan Tegar (5,5), dia tercatat sebagai karyawan pada bagian administrasi sebuah KSU di Desa Panggungrejo. Selain itu pada saat-saat tertentu ia yang piawai menjadi pembawa acara (Mc), kalau ada undangan ya ngemsi juga. Sri juga masih merangkap bekerja sebagai PL (Pendamping Lokal) untuk program PNPM di tingkat kecamatan. Dulu sangat jarang ada PL perempuan, termasuk di Kabupaten Blitar. Kata dia, lima tahun yang lalu ia merupakan satusatunya Pendamping Lokal perempuan
Sri Sulasri usai menerima penghargaan Juara Nasional di Jakarta
Portal Dusun Kalibentak yang ditulis Sri dalam Karya Tulisnya
ketika mengikuti pelatihan tingkat provinsi di Kota Kediri. Meskipun perempuan, prestasinya sebagai PL juga terbilang luar biasa. Diantaranya dia pernah menjadi Juara III Best Practice Tingkat Kabupaten, Juara I Lomba Cipta Jinggle PNPM Tingkat Kabupaten. Belum lagi selama dua tahun berturutturut Sri Sulasri bersama Bupati Blitar memperoleh undangan ke Jakarta untuk menerima penghargaan tingkat nasional. Sebelum menjadi pemenang lomba karya tulis, setahun sebelumnya ia juga dinobatkan sebagai Juara III - PL (Pendamping Lokal) Terbaik Tingkat Nasional. Hampir semua pertanyaan dari MP dijawab dengan fasih oleh Sri Sulasri. Kecuali pertanyaan tentang berapa gajinya sebagai PL? Dan berapa besar uang pembinaan atas prestasinya sebagai Juara I Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis PNPM? Hi hi hi …. Malu katanya. Cuma sedikit. Yang jelas, prinsip Sri yang
Bersama mantan Camat Panggungrejo setelah memenangi Lomba Cipta Jinggle PNPM
pendidikan terakhirnya hanya setingkat SMA ini, saya harus mencintai dulu pekerjaan saya. Karena kalau melihat gaji pasti akan jadi malas bekerja. Kemudian berusaha bekerja sebaik mungkin, soal uang (rezeki) saya yakin pasti akan mengikuti. “Buktinya, hadiah dari Juara Lomba Cipta Jinggle PNPM Tingkat Kabupaten bisa saya buat menyekolahkan anak,” katanya bangga. (moza)
Majalah PENATARAN
33
PELANGI BUMI PENATARAN
Sri Sulasri,
Juara Nasional Lomba Karya Tulis PNPM Mandiri Pedesaan
Prestasi kembali dipersembahkan oleh warga Kabupaten Blitar. Kali ini, prestasi diraih oleh Sri Sulasri, warga Dusun Sumberagung RT. 02 RW. 06, Desa Panggungrejo, Kecamatan Panggungrejo. Perempuan kelahiran 11 September 1975 ini baru saja sukses menjadi Juara Nasional dalam Lomba Karya Tulis tentang perubahan positif yang telah terjadi karena pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan yang ada di wilayah.
K
arya tulis yang dilombakan oleh Sri Sulasri mengambil judul “Lanjut dan Wujud”. Membahas tentang keberhasilan pelaksanaan program PNPM yang ada di Dusun Kalibentak, Desa Panggungrejo, Kecamatan Panggungrejo dalam ikut serta mengentaskan kemiskinan disana. Karya tulis ini terutama menyoroti tentang kinerja Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana (TP3) di Dusun Kalibentak Desa Panggungrejo yang sudah cukup profesional. Biasanya, lanjut Sri –demikian panggilan akrabnya, TP3 itu kan hanya formalitas saja. Setelah serah terima program PNPM lalu menguap begitu saja. Namun yang dilihatnya di TP3 Dusun Kalibentak ini benar-benar berbeda. Bayangkan, dari bantuan program rabat jalan pada Tahun 2003 yang ‘hanya’
32
sepanjang 120 (seratus dua puluh) meter untuk sebuah tanjakan kondisinya saat ini masih utuh. Bahkan bukan itu saja, tahun ini panjang jalan rabat di dusun itu telah berkembang menjadi lebih dari 1.400 (seribu empat ratus) meter berkat kinerja TP3 dan kekompakan warga. TP3 Dusun Kalibentak terbilang memang cukup kreatif dalam merawat dan berusaha memperpanjang rabat jalan di kampungnya. Kreatifitas mereka diantaranya setiap kali musim panen, seluruh warga yang mayoritas petani ditarik iuran sebesar lima ribu rupiah. Kemudian memasang portal di pintu masuk dusun dan mengenakan retribusi bagi mobil-mobil tengkulak yang akan mencari dagangan serta mencari sumbangan kepada para donatur yang umumnya adalah warga dusun yang bekerja dan telah sukses di luar kota.
Majalah PENATARAN
Tentu keberadaan akses jalan rabat ini berdampak sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi warga Dusun Kalibentak. Dusun yang beberapa tahun lalu begitu terisolir karena akses jalan yang sangat sulit menjadi sangat terbuka. Dulu, diantara warga di empat RT yang menghuni dusun ini hanya seorang yang memiliki sepeda motor. Sekarang sepeda motor hampir sudah ada di setiap rumah. Dulu, warga juga harus rela hasil panennya dibeli lebih murah oleh para tengkulak karena dipotong ongkos untuk mengambil hasil bumi di tempat yang super sulit ini. Tetapi sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Harga hasil bumi dari dusun ini sudah setara dengan tempattempat lain. Sri dalam Lomba Karya Tulis Tingkat Nasional itu awalnya harus bersaing dengan ribuan peserta dari seluruh
(foto-foto: hendranova)
Dalam sambutannya, Bupati Blitar, Herry Noegroho, yang dibacakan Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Palal Ali Santoso menyatakan, UN merupakan evaluasi hasil belajar dalam rangka pengendalian mutu pendidikan. “Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 57 ayat 1 menyatakan bahwa Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntanbilitas penyelenggara pendidikan kepada pihakpihak yang berkepentingan,” jelas Palal Ali Santoso. UN pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tahun pelajaran 2012/2013, bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran, dan mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu. “Tahun ini saya berharap, hasil UN harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Khususnya dari segi kualitas lulusan yang mengarah pada tercapainya mutu pendidikan yang berkualitas,’ kata Palal Ali Santoso. Siswa lulusan tahun ini diharapkan pula, akan mempunyai daya saing terhadap perkembangan dan perubahan jaman. Dijelaskan Palal Ali Santoso, tantangan yang berat dihadapi peserta UN tahun ini. Dikarenakan, UN tahun ini menerapkan sistem 20 paket. Artinya, soal yang satu dengan yang lainya berbeda. Sebanyak 20 peserta UAN yang ada di satu kelas tidak akan menjumpai naskah yang sama. Sebenarnya sistem ini juga telah dipakai tahun lalu, bedanya tahun lalu hanya memakai sistem 5 paket. “Dengan adanya sistem ini semoga anakanak didik yang ada di Kabupaten Blitar siap dalam menghadapinya. Anak-anak harus lebih giat dalam belajar dalam menghadapi UN ini agar mendapat nilai yang baik dan lulus ujian sesuai harapan semua pihak,” tandasnya. Dalam kesempatan itu, Palal Ali Santoso juga berharap agar Panitia UN 2013 mempersiapkan UN ini dengan sebaik-baiknya, menghindari kesalahan sekecil mungkin. Koordinasi dengan pihak terkait seperti orang tua, walimurid, juga dibutuhkan demi kelancaran ujian akhir nasional ini. “Marilah kita berdoa kepada Alloh SWT agar anak didik kita mampu menyelesaikan UN dengan hasil
yang optimal,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Drs. Romelan MPd. kepada Majalah Penataran mengungkapkan, untuk tahun ini, batas nilai minimal UN masih sama dengan tahun lalu yakni 5,5. “Batas nilai minimal kelulusan masih sama seperti tahun lalu. Hanya yang beda ada 20 paket soal di tiap kelas, sementara tahun lalu hanya ada 5 paket soal,” katanya. Romelan juga berharap, para peserta UN lebih rajin dalam belajar agar nilainya akan lebih baik. “Saya berharap, para siswa lebih rajin dalam belajar agar sukses lulus ujian,” katanya. Dia juga berharap, secara keseluruhan nilai UN tahun 2013 ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, siswa SMA/MA/SMK di Kabupaten Blitar berhasil lulus 100 persen. Hal senada juga diungkapkan, Wakil
Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Suswati. Dikatakannya, para siswa harus lebih giat dalam belajar mengingat sulitnya sistem saat ini. “Hanya belajar yang rajin kuncinya untuk menghadapi sistem 20 paket ini. Setiap siswa dituntut untuk mandiri dalam menghadapi setiap soal yang ada,” katanya. Kendati demikian, politikus Partai Golkar ini berharap, siswa dapat berjuang maksimal dan menghasilkan nilai yang terbaik. “Setidaknya kita sama dengan tahun lalu. Atau bahkan lebih baik lagi apabila ada peningkatan nilai dibandingkan tahun lalu,” tambah Suswati. Dia juga berharap, koordinasi yang sudah terjalin dengan baik, antara pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan wali murid akan menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Sehingga tahun ini, seluruh siswa yang mengikuti UN dapat lulus 100 persen. (hend)
Majalah PENATARAN
31
EDUKATIF
Sukseskan UN 2013 Pemerintah Kabupaten Blitar bertekad untuk mensukseskan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 ini. Sebelumnya, berbagai persiapan dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar untuk menghadapi UN ini. Beberapa sekolah pun juga telah mempersiapkan siswasiswinya dalam menghadapi UN ini. Di antaranya dengan menggelar ujian try out dan memberikan tambahan pengajaran kepada peserta didik jauh hari hingga menjelang UN digelar.
S
iswa seluruh jenjang pendidikan telah bersiap menghadapi UN. Bagi siswa SD dan SMP sederajat, moment ini adalah
untuk mendapatkan tiket ke jenjang selanjutnya. Sementara SMA sederajat UN merupakan satu tiket untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan
Seluruh pihak berharap, siswa didik di Kabupaten Blitar mendapatkan nilai terbaik
30
Majalah PENATARAN
tinggi. Ujian Nasional tahun 2012/2013 untuk SMA/MA/SMK digelar 15-19 April 2013, SMP/MTs digelar pada 22-25 April 2013, dan SD/MI digelar pada 6-8 Mei 2013. Pemerintah Kabupaten Blitar pun juga telah bersiap dengan menyiapkan panitia untuk menyelenggarakan UN di Kabupaten Blitar. Pelantikan panitia UN SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, dan Kesetaraan ini telah digelar pada 21 Maret 2013 lalu di Gedung Yonif 511 Blitar. Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM, dan Wakil DPRD Kabupaten Blitar, Suswati. Dalam kegiatan itu, hadir pula pimpinan Yonif 511, pimpinan Polres Blitar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar. Dalam kesempatan itu, sebanyak 200 panitia UN 2013 dilantik Bupati Blitar, Herry Noegroho, SE, MH. yang diwakili Sekda Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM.
MTS-Drs. Muawinul Huda, M. Pd. Kepala MTsN Jambewangi
khususnya dibidang akademik.”, tutur Drs. Muawinul Huda, M. Pd. senang. Beberapa kali MTsN Jambewangi sukses menjadi juara umum olimpiade bidang studi yang diselenggarakan oleh SMAN 1 Talun juga olimpiade-olimpiade bidang studi lainnya yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Madrasah se-Kabupaten Blitar. “Tetapi bukan berarti kita (MTsN Jambewangi) tidak berprestasi non ademik.”, pungkas Kepala Madrasah. Biar lokasinya di desa, namun banyak prestasi yang sudah diraih oleh siswa/siswi MTsN Jambewangi. Pada Tahun 2013 yang baru berjalan ini, diantaranya madrasah kami pernah memperoleh Juara I Bidang Studi Ekonomi dan Juara I Bidang Studi Geografi Kompetisi Sains di SMAN Talun, Juara I Bidang Studi Fisika dan Juara I Bidang Studi Biologi Kompetisi Sains Madrasah se-Kabupaten Blitar, Juara I Lomba Baca Cerpen di SMAN Garum, Juara II Lomba Baca Puisi dan Juara III Lomba Pidato Bahasa Arab di SMAN Garum, Juara I Lomba Nasyid seJawa Timur di Blitar, Juara II Tenis Meja Putri Porseni Jawa Timur, dan lain-lain. Sedangkan untuk mendorong, membantu dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, bakat, dan minatnya sehingga dapat berkembang secara optimal, berbagai kegiatan ekstrakurikuler juga dikembangkan di madrasah ini. Secara
Rajin menjaga keindahan madrasah agar siswa siswi lebih nyaman belajar
umum kegiatan ekstrakurikuler dibagi dalam dua kelompok, yaitu ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib yang
harus diikuti oleh semua peserta didik Kelas VII dan VIII meliputi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan bimbingan baca Al Qur’an dengan menggunakan metode Usmani. Dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang ada yaitu Sains Club, English Club, Karya Ilmiah Remaja (KIR), PMR, teater, nasyid, jurnalistik, sepak bola, bola volly, tenis meja, bulutangkis, bela diri, dan lain-lain. Guna meningkatkan mutu pendidikan di MTsN Jambewangi, kata Drs. Muawinul Huda, M.Pd., tidak ada strategi khusus yang diterapkan. Semua hanya mengikuti ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan. Kepala MTsN Jambewangi ini juga menyampaikan, guna menghasilkan prestasi yang tinggi, MTsN Jambewangi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tidak menerapkan standar mutu input yang tinggi. Lulusan SD atau MI di Kecamatan Selopuro dan sekitarnya merupakan prioritas utama, terutama bagi mereka yang berdomisili di Desa Jambewangi. “Kami berharap anak-anak di Desa Jambewangi bisa belajar di MTsN Jambewangi karena merupakan tujuan madrasah ini diletakkan. Dengan demikian masyarakat akan merasa memiliki, turut menjaga, serta bangga dengan keberadaan madrasah ini dan bisa menjadi kebanggaan warga masyarakat di Kecamatan Selopuro.”, tegas Muawinul Huda. Lebih lanjut, menurut lulusan Magister Pendidikan UM Malang ini, sekolah unggul bukanlah sekolah yang menerapkan standar mutu input siswa yang tinggi supaya bisa melahirkan lulusan yang bermutu tinggi. Adalah sesuatu yang biasa-biasa saja apabila sekolah menyeleksi siswa yang bermutu tinggi pada akhirnya meluluskan atau menghasilkan output yang bermutu tinggi pula. “Akan tetapi, keunggulan sekolah seharusnya diukur dari tingkat kemampuan sekolah mengembangkan segala potensi siswa agar diperoleh output yang berkualitas dan unggul dalam segala bidang. Baik bidang akademik, fisik, etik, moral, emosi dan adversity.”, kata Kepala MTsN Jambewangi mengakhiri perbincangan. (moza)
Majalah PENATARAN
29
EDUKATIF
MTsN Jambewangi,
Madrasah Ndeso Yang Berprestasi
Bila anda dari Kota Blitar dan hendak pergi ke Kota Malang melalui Kecamatan Selopuro, maka 200 (dua ratus) meter sebelum Pasar Selopuro anda akan menemukan plakat yang bertuliskan MTsN Jambewangi dengan panah ke utara. Memang MTsN Jambewangi yang beralamatkan di Desa Jambewangi Kecamatan Selopuro ini lokasinya tidak berada di tepi jalan raya. Melainkan berada di sebuah gang yang jalannya juga tidak begitu luas.
N
amun biarpun tidak berada di tepi jalan raya kondisi madrasah ini sudah cukup representatif. Suasananya asri dengan berhiaskan taman-taman bunga yang terlihat sangat terawat. Meskipun jauh dari kesan yang mewah, tetapi kondisinya sangat mendukung untuk kegiatan belajar dari siswa/siswi di madrasah ini. Sejak berdirinya pada Tahun 1996, kata Drs. Muawinul Huda, M.Pd. -Kepala MTsN Jambewangi, madrasah ini telah mengalami perkembangan yang cepat. MTsN Jambewangi pada awalnya merupakan filial atau cabang dari MTsN Jabung di Kecamatan Talun. Gedung yang digunakan sebagai tempat belajar mengajar awalnya masih meminjam gedung madrasah milik MTsS Sunan Gunung Jati yang beralamat di Desa Gading Kecamatan Selopuro.
28
Pada tahun 1996, berkat kerja keras pengelola madrasah yang bekerjasama dengan Komite Madrasah dan masyarakat akhirnya pihak madrasah mampu membeli tanah di Desa Jambewangi yang dalam perkembangannya mampu berdiri sendiri dengan nama MTsN Jambewangi. Diawal berdirinya dulu, kondisi madrasah ini sangat mengenaskan, salah satunya dinding ruang kelasnya masih terbuat dari gedhek (dinding bambu) sehingga mendapat julukan ‘madrasah petok’ (petok: bunyi induk ayam betina setelah bertelur, red.) karena gedhek yang digunakan itu bekas kandang ayam yang itupun merupakan sumbangan dari warga setempat. Setelah tujuh belas tahun berdiri, gedung madrasah yang dulunya terbuat dari gedhek, “Sekarang sudah berubah
Majalah PENATARAN
menjadi bangunan dua tingkat yang megah.”, kata Kepala Madrasah bangga. Madrasah ini didukung oleh 53 tenaga pendidik, 8 tenaga kependidikan serta 764 peserta didik. Sarana dan prasarana madrasah yang dulu seadanya, kini sudah sembilan puluh delapan persen sarana yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran di MTsN Jambewangi itu telah tercukupi. Diantaranya madrasah ini telah memiliki Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, perpustakaan, lapangan bola volly, tenis meja, lapangan bulu tangkis, lapangan futsal, aula, mushola, kantin, koperasi, ruang UKS, dan lain sebagainya. “Dan bukan hanya sekedar perkembangan fisik serta penambahan sarana prasarana, namun yang lebih membanggakan lagi adalah prestasi
ETOS
PEREMAJAAN R
eputasi Kabupaten Blitar yang dikenal selama ini, adalah unggul di sektor pertanian. Namun perubahan dalam tiga dasa warsa ini, ternyata keunggulan itu telah tersaingi oleh kemunculan sektor peternakan. Petani-petani kaya di masa lalu, kini posisinya telah tergantikan oleh inovator-inovator di bidang peternakan seperti Pak Marmin Siswoyo dari Minggirsari dan Pak Masngut dari Kerjen. Saya sering guyon-guyon dengan para praktisi perbankan. Informasinya sungguh menakjubkan, bahwa para milyarder yang tumbuh di Kabupaten Blitar, adalah para pengusaha yang menggeluti sektor peternakan, terutama peternakan ayam dan sapi. Deposito dan tabungan mereka, bahkan beranak-pinak di seluruh bank di Blitar. Mobil-mobil bagus yang berseliweran di jalan-jalan Blitar, kebanyakan adalah milik mereka yang setiap hari bergulat dengan pakan, dengan vitamin hewan, membersihkan kotoran di kandang, dan sebagainya. Adapun mobilmobil bagus itu dipergunakan untuk bertemu dengan para relasi, para pembeli dari luar kota, distributor farmasi, dan sebagainya. Jangan mengira mobil itu sekedar untuk gagah-gagahan, untuk mejeng dan pamer kesuksesan, karena tanpa pamer pun, orang sudah tahu mereka memang hidup sukses. Detik demi detik dipergunakan secara maksimal semacam itu. Dari hari ke hari, dari tahun ke tahun, dan bukan sulap-bukan sihir, tanpa disadari populasi ternak mereka bertambah dari ratusan hingga puluhan ribu. Kalau awalnya Pak Sis dan Pak Masngut yang saya contohkan itu, membeli pakan dengan sepeda, lama kelamaan harus menggunakan truk-truk untuk mengangkut secara besar-besaran. Kandang yang sempit harus diperlebar dengan membeli tanah-tanah tetangga kiri-kanan. Tidak ada yang kaget, jika kemudian banyak mobil di garasi pemiliknya. Tetangganya serba tahu, kekayaan itu diraih dengan kerja keras yang dilakukan
50
Majalah PENATARAN
sepanjang waktu. Tidak ada LSM, wartawan, maupun penegak hukum yang bawel mempertanyakan, darimana mobilmobil mahal itu diperoleh. Semuanya sudah maklum. Pengusaha-pengusaha itu, hidup tenang bersama harta yang dimilikinya. Pertanyaan di bena k saya, mengapakah sektor pertanian kok bisa disalip oleh pengusaha peternakan? Mari kita lihat perbandingan berikut ini. Siapa tidak kenal usaha minyak atsiri, yang sudah puluhan tahun menjadi trademark petani Blitar. Bicara minyak atsiri, selalu dikaitkan dengan penyulingan atsiri yang ada di Ponggok, Srengat, dan sekitarnya. Permintaan minyak atsiri kepada mereka, tidak saja dari pasar dalam negeri, bahkan dari Eropa. Kehebatan minyak atisiri dari Blitar adalah bagus untuk bahan parfum maupun untuk obat-obatan. Tapi lihatlah, dari tahun ke tahun, trend kehidupan pengusaha atsiri, tidak gemerlap sebagaimana pengusaha ayam. Mereka selalu berkutat pada kesulitan permanen, yaitu sukar mendapatkan kembang kenanga, bahan baku utama untuk pembuatan minyak atsiri. Problem ini merupakan kesalahan mereka sendiri, karena tidak memiliki sense melakukan peremajaan pohon kenanga. Andaikata mereka inovatif, berfikir sejak dini bahwa kelanggengan usaha mereka adalah bergantung kepada keberadaan pohon kenanga sebanyakbanyaknya, barangkali jalan hidup mereka bisa lain. Seharusnya panen demi panen dilakukan, dibarengi kegiatan peremajaan pohon kenanga secara terus-menerus. Biar saja pohon yang sudah tua mulai kehilangan produktivitas, karena sudah diikuti oleh semakin berkembangnya pohon baru. Sayangnya, hal ini tidak dilakukan. Tahun-tahun belakangan ini, kita malah sering mendengar keluhan produsen atsiri, yang bingung karena banyak pohon kenanga tua yang ditebang karena takut tumbang. Padahal, tidak ada usaha peremajaan untuk menanam pohon kenanga lagi. Pengusaha minyak atsiri lebih suka banting stir, menangani bidang
lain asalkan cukup mencukupi kebutuhan dapur. Perilaku petani-petani minyak atsiri ini, rasanya juga terjadi di komoditaskomoditas pertanian yang lain. Ini berbeda de nga n pe t er nak yan g m em i l iki kemampuan merotasi antara pembibitan dan produksi secara cepat. Tapi saya juga mulai bergembira. Beberapa tahun belakangan ini, muncul inovasi baru di bidang pertanian di Kabupaten Blitar, yaitu gerakan sadar kakao yang diprakarsai Saudara Khalid di Desa Darungan. Dia dan teman-temannya pintar menangkap peluang. Memang produksi kakao di Indonesia menurun t a j a m , da m p a k d a r i b a ny a k n y a perkebunan kakao yang berubah fungsi. Gerakan reformasi yang berbuntut perusakan tanaman-tanaman kakao di Jawa dan Sulawesi. Akibatnya, pasokan kakao dari Indonesia merosot tajam. Saudara Khalid mengajak masyarakat menanam kakao di halamanhalaman rumahnya. Dalam beberapa tahun kemudian, tanaman itu mulai berbuah. Panenannya dikumpulkan di rumah Khalid, yang kemudian dikirim ke para eksportir yang sudah menunggu di pelabuhan-pelabuhan. Tahukah Anda, rumah Saudara Khalid dalam beberapa tahun ini sudah berubah menjadi gudang penimbunan kakao. Jangan tanya berapa kekayaannya, karena dia sudah memiliki mobil-mobil baru. Saya berharap, muncullah KhalidKhalid baru di Kabupaten Blitar di masa mendatang. Yaitu anak-anak muda yang ulet dan cerdas, menjadikan potensi pertanian sebagai ikon reputasi Kabupaten Blitar yang memiliki lahan yang subur. Bukan anak-anak muda yang meninggalkan Blitar, karena memilih menjadi buruh-buruh pabrik di perkotaan, kenek-kenek angkot di ibukota, dan ceritacerita pedih karena gagal mengadu nasib di kota. Padahal, mereka adalah anak-anak petani yang memiliki ladang-ladang di desanya.
INTELEK Intermezo
lektronik
TUKANG BECAK DAN IBU WARTEG Seorang tukang becak mendatangi sebuah warteg dan bertanya kepada pemiliknya Tukang Becak Ibu Warteg
: “Bu,kalau makan disini 3000 dapet apa aja ? dapet daging ga?” : “Gak lah 3000 doang mah gak pake daging!”
Si Tukang becak ga punya duit lagi,terpaksa makan deh sambil rada kesel soalnya cuma dikasih lauk segitu, dibentak2 lagi. Besoknya, pagi-pagi si ibu warteg ketemu sama si tukang becak sehabis pulang dari pasar, Ibu Warteg : “Bang ke warteg saya 3000 ya…??” Tukang Becak : “Ya udah naek aja bu! (masih kesel gara-gara kemarin) Setelah berjalan sekitar 500 meter, becakpun sampe di salah satu turunan curam, & meluncur kencang Ibu Warteg : “BAAAANNNNGGGGGG- REEEMMMMM BAAAANNGGGGGG!!-!” (teriak Ibu Warteg karena becaknya melaju kencang dan mau nabrak tiang pembatas jalan) Tukang Becak : 3000 DOANG MAH GA PAKE REM BU!! (teriaknya puas karena udah bisa “balas dendam”)
LANGSUNG KELAS 3 Tole baru masuk SD kelas 1, hari pertama dia sudah protes sama ibu guru.. “Bu.. saya seharusnya duduk di kelas 3..” Bu guru nya heran.. “Kenapa kamu yakin begitu..?” Tole menjawab dengan mantap..”Soalnya saya lebih pintar dari kakak saya yang sekarang kelas 3..”. Akhirnya bu guru membawa Tole ke ruang Kepala Sekolah. Setelah diceritakan oleh bu guru, pak Kepala Sekolah mencoba menguji Tole lansung dengan berbagai materi pelajaran murid kelas 3 SD.. Kepsek : Berapa 16 dikali 26? Tole : 416 Kepsek : Perang Diponegoro ber lsg tahun berapa? Tole : 1825-1830 Kepsek : Hewan yg memakan daging dan tumbuhan termasuk golongan apa? Tole : Omnivora Setelah beberapa pertanyaan, pak Kepsek bilang ke ibu guru”Kelihatan nya Tole memang cerdas, saya rasa bisa masuk dikelas 3..”. Tapi ibu guru masih belum yakin “Coba saya tes lagi pak Kepsek..” kata bu guru. Ibu guru : “Benda apakah yg huruf pertamanya K.. huruf terakhirnya L.. yg bisa menjadi tegang, bisa lemas.? (mendengar pertanyaan bu guru pak Kepsek melongo kaget..) Tole : “Ketapel..” Ibu guru : “OK, sekarang apakah yg huruf pertamanya M.. huruf terakhir K.. ditengah benda itu ada kacang nya?.. (pak kepsek makin melongo.. sambil melap keringat di jidatnya..) Tole : Martabak..” Ibu guru : “OK, berikut..Kegiatan apa kah yg biasa dilakukan anak remaja dikamar mandi dg gerakan yg ber ulang2.., huruf pertamanya M, huruf terakhir I..?(pak kepsek makin salah tingkah denger pertanyaan bu guru) Tole : “Menggosok Gigi”.. Ibu guru : “Kegiatan apakah yg biasa dilakukan pria dan wanita yg lg pacaran dimalam hari, huruf pertamanya N, huruf terakhir T.. (pak kepsek nyaris pingsan denger pertanyaan terakhir..) Tole : “Nonton Midnight..” Sebelum bu guru melanjutkan pertanyaan, pak Kepsek memotong… “Ibu guru.. Tole masukin ke universitas aja… saya aja dari tadi salah terus jawabnya =))????????????????????.
Rp. 50.000,- BISA BUAT SETAHUN Suami : “Neng, ini abang ada uang 50 ribu, dicukupin ya buat seminggu, syukur-syukur bisa buat sebulan.” Istri : “Iya bang, buat setahun juga bisa.” ... Suami : “Duuuh abang beruntung banget ya punya istri kayak si neng, udah baik, cantik, hemat lagi! Dibelikan apa tuh neng, uang 50 ribu bisa buat setahun?” ... Istri : “KAAALEEENDDDEER baaang…….” Suami : #Nelen Sapu#
(dari berbagai sumber)
Majalah PENATARAN
51