MAJALAH
PENATARAN KOMUNIKATIF, INFORMATIF DAN BERIMBANG
www.blitarkab.go.id E D I S I 0 1 TA H U N 2 0 1 6
Pembaca yang terhormat,
K
ita memasuki tahun 2016. Majalah Penataran terus berbenah. Mulai tahun ini, seluruh halaman dicetak full colour. Ini menandai citarasa masa depan, karena media harus tampil cantik. Jika tidak, akan diabaikan pembaca karena masih banyak media lain yang lebih keren. Kesibukan dapur redaksi mulai edisi ini, adalah menyiapkan diri menghadapi halhal baru. Sebagaimana kita ketahui, masyarakat Kabupaten Blitar telah berhasil melaksanakan hajat demokrasi paling bersejarah, yaitu Pilkada Calon Tunggal 2015. Rakyat telah berbondong-bondong menuju bilik suara pada tanggal 9 Desember 2015 lalu. Hasilnya pun sudah ada. Drs. Rijanto, MM - Marhaenis Urip Widodo, S.Sos telah dilantik sebagai BupatiWabup Blitar 2016-2021. Topik kali ini, kami mengangkat nuansa pariwisata di balik kegiatan Boyong Praja, perpindahan ibukota Kabupaten Blitar dari Pendopo Ronggo Hadinegoro yang lama, menuju Pendapa Sasana Adi Praja di Kanigoro. Mengapa nuansa
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
pariwisata? Karena visi-misi Bupati Drs. Rijanto, MM. Wabup Marhaenis Urip Widodo, S.Sos. dipenuhi spirit pariwisata. Tidak kalah gesit, para seniman malah sudah menawarkan program yaitu Peringatan Hari Pemberontakan PETA Blitar, tanggal 13 Februari di Pantai Serang. Bupati Rijanto merespon ide seniman itu, lalu mengajak Dandim 0808 Blitar untuk ikut memulai resepsi di Serang. Gerakan pariwisata memang akan menjadi komoditas, menyusul lahirnya MoU antara Bupati Herry Noegroho dengan
Administratur Perhutani Blitar, yang sangat perlu diacungi jempol. Betapa tidak, selama ini penangangan pantai wisata mulai dari Jolosutro di Blitar sebelah timur, sampai Pantai Pasur di Bakung di ujung barat, sangat lelet. Pemicunya sederhana, lahan-lahan pantai itu secara hukum milik Perhutani. Sedangkan anggaran untuk membangun, dimiliki oleh Pemkab Blitar. Malangnya, sejak jaman kemerdekaan sampai jaman Milenium ini, tidak juga ada kesepakatan antara Perhutani dan Pemkab Blitar, soal membenahi pantai dengan status kepemilikan dan pemilik anggaran yang berbeda ini. Beruntunglah, Pak Herry meninggalkan kesan sangat hebat. Semoga saja, edisi pertama di era kepala daerah baru, kantor Pemkab baru, Ketua DPRD yang juga baru, memberikan goal-goal baru untuk masyarakat Kabupaten Blitar. Isu TKI Blitar sudah mentok untuk dipakai sebagai ajang mencari rejeki. Paling realistis adalah mengikuti ajakan Bupati Drs. Rijanto, MM, yang mengajak segera bekerja untuk membangun daerah. Selamat bekerja!
Pelindung : Drs. RIJANTO, MM. MARHAENIS URIP WIDODO, S.Sos. Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung Jawab : Drs. BUDI KUSUMARJOKO, M.Pd Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : Drs. UNTORO DWI PURNOMO, MM. Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO, HENDRA NOVARIADI, M. ENDRA PRASETYA
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
MP Edisi 01 Tahun 2016
Dari Redaksi... 2 Daftar Isi... 3 Gerbang Resmi, Bupati Wabup Blitar... 4 Boyong Praja, Nuansa Pariwisata... 6 Monumen Supriyadi Di Pantai Serang... 8 Bentuk Pengelola Kawasan Wisata... 10 Perlu Pendidikan Pemandu Wisata... 12 Hambangun Praja Bupati Rijanto: “Ayo Kerja..!”... 14 Tidak ada Jabatan yang Tidak Berakhir... 16 Segera Tempati Kantor Baru... 18 Ibu Madrasah Pertama Bagi Anak... 22 Festival Durian Sumberasri... 24 Sambang Sekolah Ala Kasek SD Kesamben... 26 Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan... 28 Dapat Penghargaan Berkat Donor Darah... 30
Suara Dewan Gantikan Marhaenis Jadi Ketua... 32 Bangga Kader Terbaiknya Optimis Meskipun Minim Pendukung... 36
34
Edukatif Satu-satunya SD Pembina Di Kabupaten Blitar... 38 MIN Olak-Alen… 40 Artikel Membangun Smart Transportation... 42 Peluang Bisnis Kampung Batre Selopuro... 44 Ana Dina Ana Upa Sebuah Perjuangan, untuk Butir Gabah Tak Bertuan... 46 Pelesir Indahnya Jurug Muncar... 48 Intermezo... 50 Etos Tak Perlu Menunggu... 51 MP Edisi 01 Tahun 2016
3
Warga Kabupaten Blitar boleh tancap gas membangun daerah, lantaran Bupati Drs. Rijanto, MM dan pasangannya Wabup Marhaenis Urip Widodo, S. Sos telah dilantik secara resmi Di gedung Grahadi Surabaya, Rabu 17 Februari 2016.
M
endagri RI, Tjahjo Kumolo dan Seskab Pramono Anung tampak hadir menyaksikan pelantikan yang dilaksanakan Gubernur Jatim Soekarwo. Pelantikan serentak ini merupakan tindak lanjut Pilkada Serentak di Jatim tanggal 9 Desember 2015 sebelumya. Panitia membagi dua sesi, mengingat ada 17 kepala daerah baru yang dilantik. Kepala Daerah Kabupaten Blitar dilantik pada sesi kedua, bersamaan dengan Kab. Kediri, Kab Ngawi, Kab Malang, Kab Ponorogo, Kota Surabaya, Kota Pasuruan, dan Kota Blitar. Sedangkan pada sesi pertama sebelumya, yang dilantik Kab. Sidoarjo, Kab. Banyuwangi, Kab. Situbondo, Kab. Mojokerto, Kab. Sumenep, Kab. Gresik, Kab.
4
MP Edisi 01 Tahun 2016
Lamongan, Kab. Jember, dan Kab. Trenggalek. Pantauan Majalah Penataran di Grahadi Surabaya, agenda
pelantikan itu berlangsung lancar dan tidak diwarnai aksiaksi massa yang biasanya menegangkan dalam event
Bupati Drs. Rijanto, MM dan Wabup Marhaenis U. Widod, S.Sos. memasuki Gedung Grahadi Surabaya.
pelantikan seperti itu. Biasanya, dilakukan para pihak yang kalah dalam kompetisi. Satu-satunya keramaian yang tampak, justru iringan-iringan massa PDIP yang mengarak kedatangan Walikota Surabaya, Risma H dan pasangannya menuju Gedung Grahadi. Kepada media, Mendagri RI, Tjahjo Kumolo tidak menampik munculnya banyak persoalan dalam Pilkada Serentak 2015 lalu. Antara lain aneka gugatan paska pilkada, pemborosan anggaran, hingga pilkada calon tunggal yang menimpa Kab. Blitar dan dua kabupaten lainya. "Saya setuju dengan berbagai masukan dari parpol untuk merevisi UU Pilkada karena pelaksanaan Pilkada serentak 2015 memang masih menyisakan banyak persoalan," ujar Tjahjo Kumolo usai pelantikan. Diharapkan, permasalahan itu bisa dikurangi pada Pilkada Serentak tahun 2017 yang akan diikuti 107 kabupaten/kota di Indonesia, serta Pilkada tahun 2018 yang diikuti 200 lebih kabupaten/kota. Wajah-wajah gembira dan plong, tampak pada raut Drs. Rijant, MM. Bahkan hari itu, ia langsung menulis dalam akun pribadinya, mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Blitar bersatu-padu membangun daerah sejak dilaksanakan pelantikan. “Mari kita lupakan perbedaan dan dinamika politik yang sudah berlalu, saatnya kita kompak untuk membangun Kabupaten Blitar. Karena semua pasti menginginginkan hal yang terbaik untuk Kabupaten Blitar terutama kesejahteraan masyarakat. Inilah saat yang tepat, momentum yang tepat kita bersinergi mewujudkan Kabupaten Blitar lebih baik,” demikian salah satu petikan di media sosial yang disebarkan kepada publik.
Para istri mengikuti prosesi pelantikan.
Usai pelantikan, dilajutkan open house di Pendopo Ronggo Hadinegoro, sepanjang hari Jumat, 19 Februari 2016. Tak pelak lagi, masyarakat dari seluruh pelosok Kabupaten Blitar berbondong-bondong memberikan ucapan selamat kepada Bupati Rijanto, Wabup Marhenis berserta keluarganya. Masyarakat optimis, pasangan baru ini akan membaa pengaruh positif bagi pembangunan di Kabupaten
Blitar. Salah seorang warga R. Yuono dari Serang, Panggungrejo mengatakan, Bupati Rijanto sudah berpengalaman menjadi birokrat karir di sepanjang masa tugasnya. Lalu ditambah menjadi wakil bupati mendampingi Herry Noegroho selama lima tahun. “Beliau akan mampu mengajak Marhaenis untuk bergerak membawa Kabupaten Blitar yang lebih baik”. (pur)
Massa PDIP pendukung Walikota Risma, mewarnai kemeriahan pelantikan
MP Edisi 01 Tahun 2016
5
Estafet kepala daerah, mengawali boyongan di Kanigoro. (dok: Pemkab Blitar)
Nuansa budaya dan pariwisata, menjadi karakter acara Boyong Praja Pemerintah Kabupaten Blitar. Inikah salah satu strategi untuk menyongsong visimisi kepala daerah baru: “Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju, dan Berdaya Saing”.
6
MP Edisi 01 Tahun 2016
T
ampilan Boyong Praja kemarin cukup sensasional. Pergelaran Wayang Kulit oleh Ki Anom Suroto, didahului penampilan 31 dalang lokal Blitar, tanggal 27 hingga 28 Desember 2015 di Pendapa Sasana Adi Praja, Kanigoro. Bilangan angka 31 itu merupakan personifikasi tanggal 31 Desember, yang dijadikan pedoman Hari Ulang Tahun Pemerintah Kabupaten Blitar. Desainer acara ini, Kepala Dinas Porbudpar Kab. Blitar, Luhur Sejati, mengatakan, momentum boyongan yang bersamaan dengan HUT Pemkab
Blitar ini, perlu ditandai oleh peristiwa yang tidak terlupakan. “Gelaran dalang marathon ini, tentu akan menjadi kenangan yang abadi, buat masyarakat,” kata Luhur Sejati kepada Majalah Penataran. Selain gelaran wayang kulit, sejumlah kegiatan sudah tersiapkan secara matang. Ada pentas musik, pameran produk unggulan, serta kegiatankegiatan lain yang dirancang pelaksanaannya sejak tanggal 20 Desember hingga 31 Desember 2015. Peristiwa perpindahan ibukota kabupaten, bukan sekedar boyongan rumah. Tetapi harus diapresiasi, agar
masyarakat memiliki kebanggaan atas peristiwa ini. Spirit yang sedang dibangun Luhur Sejati, adalah gerakan pariwisata untuk menopang pelaksanaan visi-misi kepala daerah baru, pasangan Drs. Rijanto, MM - Marhaenis Urip Widodo, S.Sos. “Isu pariwisata, akan kami dorong sebagai primadona dalam rangka menuju Kabupaten Blitar yang lebih maju,” imbuh Luhur Sejati. Strateginya adalah memberi kesempatan luas kepada para seniman di Kabupaten Blitar, untuk berkarya dan menciptakan peluang kepariwisataan. “Silakan melaksanakan semangat idealisnya, yaitu nguri-uri budaya. Selain itu, mari kita pikirkan peluang ekonomis yang bisa dihasilkan melalui kegiatankegiatan budaya itu,” lanjutnya lagi. Secara teknis, Luhur Sejati meminta masukan dan ide-ide baru dari para seniman, untuk membuat strategi kepariwisataan Kabupaten Blitar sesuai visi misi Bupati baru. Usulan-usulan itu akan dikaji sacara ilmiah, untuk menelorkan kebijakan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pada bagian lain, Luhur Sejati menyambut gembira, lahirnya Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati Blitar dengan Administratur Perhutani KPH Blitar, soal pengembangan
Simbol pemerintahan masa depan.
Jadwal Kegiatan Boyong Praja di Kanigoro
pariwisata di Kabupaten Blitar. “MoU itu menjadi tonggak dasar untuk pengembangan pariwisata. Kami sangat bergembira menyambutnya,” imbuh Luhur. Sebagaimana diketahui, banyak objek wisata yang terletak di kawasan-kawasan Perhutani. Misalnya saja pantai yang terbentang dari bagian timur Kabupaten Blitar hingga ke barat, semuanya berada di atas lahan milik Perhutani. Keinginan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan, terganjal pada masalah kepemilikan ini. Maka tidak mengherankan, di akhir masa jabatannya Bupati Herry Noegroho menyisakan prestasi yaitu menanda-tangani perjanjian dengan Adm Perhutani itu. (pur)
Kantor baru di komplek Pendopo Sasana Adi Praja
MP Edisi 01 Tahun 2016
7
Bupati Rijanto, Dandim 0808, dan sejumlah pejabat dan masyarakat hadir dalamResepi Peringatan Hari PETA edisi I di Serang
Para pegiat budaya di Kabupaten Blitar langsung menggebrak. Peristiwa bersejarah Pemberontakan Supriyadi yang terkenal sebagai Tentara PETA, dijadikan kegiatan resmi. Setiap tanggal 13 Februari, akan diperingati sebagai Hari PETA di Kabupaten Blitar.
I
nilah gerakan awal di sektor pariwisata budaya. Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM, besama Dandim 0808 Blitar, Letkol. Arh. Surya Dani, memulai Peringatan Hari PETA ini di Pantai Serang, Kecamatan Panggugrejo, Kabupaten Blitar. Acara edisi perdana ini, dilaksanakan bersama pelajar setempat, Muspika Panggugrejo, dan masyarakat luas. Tidak tanggung-tanggung, Bupati Drs. Rijanto, MM bersama Dandim 0808 menandai kegiatan ini, dengan mencanangkan Pembangunan Monumen Supriyadi di bibir Pantai Serang.
8
MP Edisi 01 Tahun 2016
“Hari ini kita memulai peringatan perjuangan Supriyadi.
Beliau adalah putra kandung Bupati Blitar, Raden Darmadi yang bertugas tahun 1945 lalu,” alasan Bupati untuk mendasari kegiatan itu. Selain ini, Pantai Serang ini adalah tempat romusha, warga Blitar yang harus kerja paksa untuk membangun pantai itu sebagai basis perlawan Jepang menghadapi Sekutu.
Bupati meletakkan batu pertama Pembangunan Monumen Supriyadi.
Bagi Pemkab Blitar, keberadaan Supriyadi sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Di halaman Pendopo Ronggo Hadinegoro, bahkan sudah dibuat Patung Supriyadi dalam bentuk setengah badan. Patung ini diapit dua buah meriam, yang konon dipakai untuk memberontak di Batalyon PETA, lima bulan menjelang Kemerdekaan RI. Ide untuk mengawali Resepsi Peringatan Hari PETA ini diprakarsasi oleh para seniman yang tergabung dalam Pasamuwan Macapat Blitar Kawentar (PMBK). Mereka mengerahkan para pecinta tembang macapat di seluruh Kabupaten Blitar. Mereka membacakan sejarah PETA dalam buku “Alap-alap Supriyadi”, yang diikuti Selamatan Kirim Doa untuk Pahlawan Supriyadi dan Pahlawan Romusha yang telah gugur dalam perang kemerdekaan itu. Ki Raban Yuono, sesepuh Pantai Serang yang juga Ketua PMBK mengatakan, gerakan ini merupakan sumbangsih para seniman dan budayawan Blitar dalam rangka membantu pembangunan pariwisata Blitar di masa depan. “Kami berihtiar, membantu Bapak Bupati Rijanto, untuk menggairahkan potensi pariwisata di daerah tercinta ini,” ujarnya. Gagasan menjadikan tanggal 13 Februari sebagai Hari PETA ini dicanangkan oleh para seniman, setelah mereka secara rutin menggelar pembacaan macapat setiap bulan purnama, berpindah-pindah dari beberapa situs cagar budaya yang di
Kabupaten Blitar. Kegiatan rutin itu mereka namai Macapatan Purnama Sidi Kadipaten Blitar. Kepala Dinas Porbudpar Kab Blitar, Luhur Sejati, menyatakan penghargaanya kepada seniman PMBK yang telah merintis acara ini. “Pemkab Blitar akan memback up kegiatan ini, sebagaimana telah disepakati oleh Bapak Bupati dan Bapak Komandan Kodim,” kata Luhur. Tampak hadir dalam acara itu, Ketua Yayasan PETA Blitar, Ibnoe, bersama sahabatnya, Dharsono, dengan pakaian kebesaran mereka, Prajurit PETA. “Saya gembira, akhirnya Bupati Blitar bersedia memperingati Hari PETA untuk hari ini dan seterusnya,”ujar Ibnoe. Menurutnya, Supriyadi sebagai Tentara PETA banyak mendapat tugas mengawasi
(foto atas) Ketua PMBK, Ki Raban Yuono, bersama Bupati Blitar, Kades Serang Dwi Handoko, dan Camat Eka Purwanta. (foto bawah) Pengurus YAPETA bersama panitia
Pantai Serang jangan sampai dibobol Sekutu. Tapi Supriyadi marah, karena tenaga kerja romusha banyak yang sakit dan mati di Serang. Akhirnya ia memutuskan memberontak tanggal 14 Februari 1945. “Jadi kalau warga Kabupaten Blitar melakukan peringatan pada satu hari sebelum memberontak, yaitu tanggal 13 Februari, itu memang sudah tepat. Karena lahirnya keinginan untuk memberontak itu, berasal dari Pantai Serang ini,” kata Ibnoe bangga. (pur)
MP Edisi 01 Tahun 2016
9
Objek-objek wisata di Kabupaten Blitar, sudah saatnya diorbitkan. Prioritas utama yang harus diperjelas, bentuk dulu lembaga pengelola objekobjek wisata.
Kepala Dinas PU Binamarga dan Pengairan
K
Dekat Pendopo Baru, desa terdekat menggeliat
10
MP Edisi 01 Tahun 2016
epala Dinas PU Binamarga dan Pengairan Kab Blitar, Harpiyato Nugroho mengatakan hal itu, karena hingga saat ini belum ada lembaga otonom yang secara tegas bertanggung jawab atas objek-objek wisata. “Akibatnya, kami tidak bisa menggarap proyek fisik di sebuah objek, jika pengelolanya masih sporadis dan asal tunjuk saja,” kata Harpiyanto. Pihaknya menyambut gembira, dengan terbitnya Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati Blitar dan Adm Perhutani KPH Blitar, dalam rangka pengembangan objekobjek wisata yang terletak di kawasan lahan Pehutani. “Ini
perkembangan yang bagus. Harus ditindaklanjuti dengan memastikan lembaga pelaksana yang jelas,” lanjutnya. Lembaga pelaksana itu, bisa saja pemerintah desa, karang taruna, atau sanggar-sanggar kerja, yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan kepariwisataan. Lembaga itu secara teknis mempunyai kewenangan, misalnya bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek pengembangan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Dinas PU. “Ini sudah era pertanggungjawaban administrasi. Kami tidak bisa asal membangun infrastruktur, jika lembaga pelaksana di kawasan objek wisata itu belum jelas legal standing-nya. Kita pastikan saja bentuk pertanggungjawabannya,” imbuhnya. Senada dengan hal itu, Kepala Dinas PORBUDPAR Kab. Blitar, Luhur Sejati juga berharap MoU itu segera ditindaklanjuti dengan nota kerjasama yang menyeluruh. “Kami adalah instansi yang memiliki program kegiatan kepariwisataan. Pelaksanaan di lapangan, juga membutuhkan sanggar-sanggar kegiatan yang hidup di tengah masyarakat,” kata Luhur Sejati. Lembaga otonom sebagai pelaksana kegiatan di objekobjek wisata, memang secara
Hutan Maliran, butuh penanganan infrastruktur
ideal harus terbentuk. Tetapi Dinas Pordbudpar mengakui, memiliki keterbatasan personal serta anggaran, sehingga belum mampu membentuk lembaga permanen di seluruh objek wisata. “Saya setuju jika tugas itu dibagi dengan pemerintah desa setempat, atau sanggar-sanggar yang dipercaya oleh kepala desa untuk menanganinya,” kata Luhur. Catatan Majalah Penataran menyebutkan, dunia kepariwisataan di Kabupaten Blitar akan menjadi fokus pembangunan di masa depan. Pasangan Bupati Terpilih, Drs. Rijanto, MM Marhaenis Urip Widodo, S.Sos, sudah menancanangkan program pengembangan pariwisata dalam visi-misinya. Kepala Dinas PU Binamarga secara tegas siap melaksanakan visi-misi itu, dengan cara
mendorong pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masing-masing objek wisata. Dengan memperbaiki fasilitas umum yang memadai, secara logika akan mengundang kenyamanan para wisatawan untuk meluangkan waktu di objek-objek wisata di Kabupaten Blitar. Harpiyanto menegaskan, usulan atas pembangunan proyek infrastruktur itu tidak harus menunggu datangnya proyek. “Bisa saja usulan disampaikan dari para pengelola objek wisata itu, berdasarkan kebutuhan riil di lapangan,” tukasnya. Itulah sebabnya, pihaknya mengingatkan agar keberadaan lembaga pelaksana objek wisata ini diprioritaskan untuk mempermudah pengembangan kepariwisataan di masa depan. (Pur)
Bendungan Serut, tinggal meningkatkan performa fisik
MP Edisi 01 Tahun 2016
11
Membangun pariwisata, tanpa mendidik para pemandu wisata, bagai membangun rumah tanpa atap. Hasilnya tidak akan maksimal. Sudah saatnya, ada pendidikan kepariwisataan ala Blitar.
“UGM dan Universitas Udayana terus-menerus mencetak lulusan jurusan pariwisata. Mereka lah yang para kreator yang terus-menerus
menciptakan peluangpeluang untuk menghidupkan kepariwisataan di Bali dan Yogya,” kata Ki Gudel. Munculnya kios-kios produk
S
ejarawan yang tinggal di Blitar, Bambang Ing Mardiono yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Gudel, menyarankan agar Bupati dan Walikota Blitar menciptakan sebuah lembaga pendidikan pemandu wisata. Ini meniru kebijakan gaya Bali dan Yogyakarta, yang memiliki jurusan pariwisata di kampuskampus setempat.
12
MP Edisi 01 Tahun 2016
Anak muda di sekitar lokasi wisata, jangan dibiarkan nganggur
lokal, gerai-gerai asesoris, warung-warung, penginapan, jasa travel, bisnis wisata online, dan sebagainya, muncul akibat pendidikan kepariwisataan yang memiliki metode yang jelas. Sarjana-sarjana baru di bidang pariwisata ini, dibekali ilmu dan strategi, bagaimana mengenali kemampuan dan prospek objek wisata, untuk dijual kepada khalayak. “Blitar ini memiliki potensi wisata yang khas. Sebutan sebagai Bumi Seribu Candi dan memiliki banyak kawasan wisata pantai, perlu dijadikan materi ajar untuk mencetak calon pemandupemandu yang mumpuni,” imbuh Gudel. Menurut Gudel, selama ini kebijakan pengembangan wisata di Blitar, berpusat pada kebijakan yang dijalankan oleh Dinas Porbudpar baik di Pemkot maupun Pemkab Blitar. Idealnya, dilaksanakan oleh agen-agen, sanggar-sanggar, klub-klub, yang
Plakat
berbasis pada organsiasi masyarakat berwawasan pariwisata. Kebijakan instansi ini putus begitu saja, karena tidak bertemu dengan agen-agen pelaksana. Dari tahun ke tahun, kegiatan kepariwisataan hanya berputar-putar di lingkungan kerja dinas pariwisata semata. Jalan keluarnya, menurut Gudel, adalah keberanian Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar (serta Pemkot) mendirikan
Jurusan Pariwisita baru. “Apakah dengan bekerja sama dengan kampus yang sudah ada? Atau nekad mendirikan semacam akademi kepariwisataan secara mandiri,” kata Gudel. Kualifikasinya tidak perlu muluk-muluk. Cukup level diploma, tetapi dosennya cukup memiliki wawasan yang memadai di bidang sejarah dan pengembangan pariwisata. (Pur)
B
litar memiliki keunikan, dengan banyak candi-candi tempat abu jenasah para raja di masa lalu. Candi Simping (di bagian selatan) tempat perabuan Raden Wijaya, pendiri Majapahit. Candi Wleri (bagian barat) tempat perabuan Raja Wisnuwardhana. Candi Sawentar (bagian timur Tohjaya), dan Candi Pentaran (bagian utara) adalah perabuan beberapa raja. Pemakaman Bung Karno di tengah-tengah kota Blitar, akhirnya menginsipari genapnya hitungan Jawa yaitu Keblat Papat-Lima Pancer. Ki Gudel secara kreatif menafsirkan, bumi yang terletak di ujung Jawa bagian selatan ini, sebagai bumi tempat pemakaman raja-raja besar yang memiliki reputasi agung. “Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja” atau disingkat menjadi BLITAR. Terjemahan bebasnya, Bumi adalah tanah atau tempat. Laya Ika bermakna pusara itu. Tantra adalah sistem/ etos kepemimpinan dalam pengabdian. Adi Raja adalah raja-raja besar. (pur)
Ki Gudel
MP Edisi 01 Tahun 2016
13
Penetapan Bupati-Wabup Terpilih di KPU Kab Bltar
“Pilkada sudah selesai. Sekarang ayo kerja bersamasama,” demikian kalimat pertama Bupati Blitar terpilih, Drs. Rijanto, MM, dijumpai reporter Majalah Penataran di ruang kerjanya, memasuki tahun 2016. Hal yang sama, disampaikan kepada seluruh jajaran di lingkungan Pemkab
B
egitulah performa kepala daerah baru, hasil pilihan rakyat Kabupaten Blitar pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Calon Tunggal yang digelar tanggal 9 Desember 2015 oleh Komisi
14
MP Edisi 01 Tahun 2016
Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar. Secara de yure, KPU Kabupaten Blitar telah mengadakan Rapat Pleno Penetapan di Kantor KPU, Pojok, Garum (22/12/2015). Ketua KPU Kab Blitar, Imron Nafifah, membacakan Berita Acara KPU No.208/BA/XII/2015, serta SK KPU No.150/KPTSP/KPU Kab/014.329671/XII/2015 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Blitar Periode 2016-2021 yaitu Drs. Rijanto, MM
Kantor Pemkab Baru di Kanigoro
Marhaenis Urip Widodo, SSos (RIDO) pada Pemilihan Tahun 2015. Penetapan itu didasarkan perolehan suara 'Setuju' pasangan Rido sebanyak 428.075 suara, menggunguli suara Tidak Setuju yang meraih 76.121 suara. Perhitungan merupakan kesimpulan Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara dilaksanakan sebelumnya, Rabu 16- 12-2015 di di Hotel Grand Mansion Jl. Melati Kota Blitar. Rapat itu lengkap dihadiri Komisioner KPU Kabupaten Blitar, Panwaslih Kabupaten Blitar , Saksi-saksi dari pasangan calon, PPK se Kabupaten Blitar, Ketua Panwascam se Kab. Blitar dan Forpimda serta tamu yang terkait. Sebanyak 22 PPK secara berturut-turut membacakan sertifikat rekapitulasi perolehan suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Blitar tahun 2015. Meskipun jadwal pelantikan masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat, namun sejumlah kegiatan sudah dilaksanakan. Sembari menghabiskan masa jabatan sebagai Wakil Bupati Blitar periode 2006-20011, Drs. Rijanto mendampingi Bupati Herry Noegroho melakukan ritual 'Boyong Projo', sebagai soft opening perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Blitar menuju tempat baru yaitu di Pendopo Adhi Praja di Kanigoro, 31 Desember 2015.
Serba Baru Tak hanya pendopo baru yang akan menjadi kantor Bupati Rijanto dalam pemerintahannya mendatang. Jajaran DPRD Kabupaten Blitar juga tidak kalah gesit. Jabatan Ketua DPRD yang lowong, karena Marhaenis Urip Widodo mengundurkan diri
Suwito Saren Satoto (baju putih) Ketua DPRD Kab. Blitar
karena ikut kompetisi dalam Pilkada, segera diisi oleh Suwito Sarens Satoto Pengumuman pergantian Ketua DPRD ini disampaikan dalam Rapat Paripurna Khusus, Selasa (12/1/2016) yang dihadiri oleh internal Anggota Dewan. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar Hery Romadhon kepada media mengatakan, proses pergantian Ketua Dewan, sebagaimana Tata Tertib DPRD, didahului dalam Rapat Paripurna. Proses selanjutnya, akan diusulkan penetapannya kepada Gubernur melalui Bupati Blitar. “ Kami ingin segera mendapatkan SK Penetapan dari Gubernur Jawa Timur, mengingat banyaknya tugas-tugas pimpinan DPRD,” tutur Herry Romadhon. Suwito Saren Satoto yang menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD diharapkan segera dilantik agar tidak merepotkan, jika ada acara-acara eksternal seperti undangan masyarakat, kegiatan Forpinda, kegiatan di tingkat Provinsi, maupun seremonial nasional lainnya. Boleh dibilang, masyarakat Kabupaten Blitar sedang menghadapi perubahan serba baru. Bupati dan Wabup yang baru, Ketua DPRD juga baru,
serta Pendopo Kabupaten dan Kantor Pemerintahan yang baru pula. Diharapkan, kesejahteraan juga akan mengalami perkembangan yang baru di masa mendatang. Untuk mewujudkannya, sangat tepat dengan ajakan Bupati Rijanto, agar semua pihak segera kerja dan kerja. (Pur)
Rakyat Kabupaten Blitar sudah memilih. Saatnya bekerja
MP Edisi 01 Tahun 2016
15
Tiga belas tahun menjabat sebagai Bupati Blitar, merupakan pengabdian panjang yang dirasakan Herry Noegroho, SE.MH. Ia berharap, Kabupaten Blitar bakal semakin moncer di bawah kepemimpinan Drs. Rijanto, MM dan pasangannya Marhaenis Urip Widodo, S.Sos
D
alam acara Silaturahmi Masa Akhir Jabatan di Pendopo Kabupaten Blitar, Herry Noegroho menyatakan untuk pamitan. “Tidak ada jabatan yang tidak berakhir. Saya malam ini
menyatakan pamitan, kepada Bapak dan Ibu tokoh-tokoh di Kabupaten Blitar,” ujar Herry Noegroho didampingi istri, dua putra serta menantu dan cucucucunya, Kesan pertama yang
MoU dengan Perhutani, pengabdian di hari-hari terakhir.
16
MP Edisi 01 Tahun 2016
disampaikan, Herry Noegroho tidak segan-segan mengakui, keberhasilannya menjadi kepala daerah selama ini, justru berkat bimbingannya mentornya yaitu Drs. Rijanto, MM, yang malam itu masih berstatus sebagai Bupati Blitar Terpilih untuk periode 2016-2021. “Saya dulu hanya berasal dari keluarga petani kopi di Nglegok. Lalu saya menjadi aktivis organisasi kepemudaan, yang ketuanya adalah Pak Rijanto. Saat itu beliau menjadi Camat Nglegok,” kata Herry. Salah satu peristiwa yang mendekatkan keduanya, adalah ketika organisasi itu diajak untuk kunjungan kerja ke beberapa Negara luar negeri. Pak Rijanto tidak bisa mengikuti acara itu, dan meminta agar Herry Noegroho-lah yang berangkat mengikuti acara itu. Pak Rijanto
meminjamkan jas organisasi kepadanya. Sepulang dari luar negeri, jas itu tidak dikembalikan. “Saya jadikan kenang-kenangan. Kalau saya kembalikan, sudah tidak muat dipakai oleh Pak Rijanto,” kata Herry membuat hadirin tertawa. Acara yang berlangsung pada Kamis, 28 Januari 2016 itu dihadiri tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai lapisan. Tampak Kyai Nurhidayatullah memberikan sambutan apresiasinya atas kinerja Herry Noegroho. Hadir pula Gus Imam Sughrawardi, Gus Daim, dan perwakilanperwakilan dari berbagai asosiasi.
Drs. Rijanto, MM Drs. Rijanto, MM malam itu juga berkesempatan memberikan apresiasinya, selama menjadi Wakil Bupati Blitar, periode 20062011. “Saya bangga mendampingi Pak Herry, karena beliau menjadi Bupati paling lama di Indonesia. Yaitu hampir 13 tahun. Dua kali terpilih, dan tiga tahun menjadi PLT Bupati,” kata Rijanto. Merealisasikan visi menjadikan masyarakat Kabupaten Blitar yang sejahtera, berkeadilan, dan religius, bukan perkara mudah. “Masih banyak masyarakat yang merasa belum puas. Padahal kami sudah menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan pikiran, untuk melaksanaka tugas itu,” ujar Rijanto. Tidak lupa Rijanto menyampaikan ungkapan terima kasihnya, karena selama menjabat sebagai Wakil Bupati, telah mendapat pengalaman berharga, yang dapat dijadikan
Menjaga kesolidan pimpinan, kunci sukses Kabupaten Blitar
sebagai modal untuk melanjutkan tugas barunya sebagai Bupati Blitar berikutnya. “Kami akan lebih mudah, karena tinggal melanjutkan pekerjaanpekerjaan yang masih kurang maksimal. Andaikan tidak mempunyai pengalaman, tentu masih perlu waktu untuk belajar menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi,” ujarnya. Acara malam itu sempat terasa syahdu, ketika Herry Noegroho merencanakan masa tuanya. Semula, ia berpikir akan
menghabiskan waktu di Jakarta. Di sanalah, adik-adiknya tinggal. Tetapi setelah direnungkan, lebih baik bertahan di Blitar saja. Karena di Jakarta tidak banyak ada teman yang sewaktu-waktu diajak bercanda. “Kalau di Blitar, sewaktuwaktu bisa main sepak bola, main campursari, dan sebagainya. Di sini banyak sahabat dan famili-famili yang lain, dibandingkan dengan suasana Jakarta yang keras,” ungkap Herry Noegroho. (Pur)
Setia pada nilai tradisi Jawa, nafas kualitas kerja Hery Noegroho
MP Edisi 01 Tahun 2016
17
18
MP Edisi 01 Tahun 2016
Beberapa bangunan dan pendopo baru telah berdiri megah di kawasan kota baru di Kanigoro. Ya… ini adalah kantor Bupati Blitar yang baru dan telah diresmikan mantan Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE, MH pada penghujung tahun 2015 lalu. Gedung baru tersebut diresmikan bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Blitar pada 31 Desember 2015.
S
ayangnya, sejak diresmikan hingga akhir Februari 2016 lalu, bangunan baru tersebut belum efektif digunakan. Hal ini terkait dengan belum rampungnya persoalan administrasi. Kendati demikian pemerintah Kabupaten Blitar,
terus berupaya untuk mempercepat proses administrasi agar segera menempati bangunan anyar tersebut. Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM. kepada Majalah Penataran mengaku bangga
MP Edisi 01 Tahun 2016
19
Mantan Bupati Blitar Herry Noegroho, tanda tangani prasasti proyek pembangunan di Kabupaten Blitar
dengan adanya bangunan baru kantor Pemerintah Kabupaten Blitar. “Dengan adanya bangunan baru ini akan dibarengi dengan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Selain itu akan menambah semangat kinerja dan peningkatan kompetensi aparat. Hal ini sesuai dengan visi misi bapak Bupati Blitar,” katanya. Bangunan baru yang sudah ditempati, seperti kantor Badan Lingkungan Hidup merupakan penyempurnaan kelengkapan sarana demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. “Badan Lingkungan Hidup sudah
bisa pindah ke wilayah Kanigoro ini. Selanjutnya akan menyusul kantor yang lain,” imbuh Palal Ali Santoso. Bangunan kantor lainnya juga sudah dibangun Pemerintah Kabupaten Blitar. Yakni bangunan yang rencananya akan ditempati Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang keberadaanya berdampingan atau satu kawasan dengan kantor Badan Lingkungan Hidup di Kelurahan Satriyan, Kanigoro. Ditambahkannya, meski belum dipakai, kantor bupati baru di Kanigoro sudah digunakan untuk kegiatan upacara dan
Meninjau kantor baru
20
MP Edisi 01 Tahun 2016
olahraga senam pada harihari tertentu. “Secara fisik telah efektif selesai tgl 1 Januari lalu. Namun kita masih mengumumkan terkait keberadaan kantor baru ini ke seluruh departemen dan seluruh pemerintah propinsi maupun Kabupaten Blitar se-Indonesia,” jelasnya. Diharapkan, kantor baru tersebut segera dapat ditempati. Hal senada juga diungkapkan, Kepala Badan Organisasi Kabupaten Blitar, Joni Setiawan. Diungkapkannya, pihaknya telah mengirimkan surat pemberitahuan terkait keberadaan alamat Kantor Bupati Blitar yang baru. “Kita sudah mengirimkan surat ke departemen-departemen di Jakarta dan seluruh pemerintahan provinsi maupun kabupaten di seluruh Indonesia terkait pindah kantor tersebut,” katanya. Menurutnya, sebelum aparat pemerintah Kabupaten Blitar berkantor di Kanigoro, alamat baru sudah tersebar kepada pemerintah daerah yang lain di Indonesia. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Sumantri mengungkapkan, secara fisik bangunan Pendopo dan Kantor Bupati Blitar baru
ini kita masih menunggu hasil audit BPK bangunan baru tersebut. Namun secara fisik bangunan itu sudah selesai 100 persen. Saya juga berharap, akan segera selesai audit tersebut,” katanya. Diakui Sumantri, bangunan baru tersebut sudah siap untuk ditempati. “Seluruh bangunan sudah dapat difungsikan. Kapanpun siap untuk ditempati. Namun serah terima gedung baru ini akan dilakukan akhir Juni mendatang,” tambahnya. Dia juga berharap proses audit BPK segera rampung, agar kantor baru tersebut segera dapat difungsikan. (hend)
Mantan Bupati Blitar Herry Noegroho, meninjau Kantor Bupati Blitar baru di Kanigoro
Sekkab Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM. Tinjau gedung baru Badan Lingkungan Hidup dan Kantor Catatan Sipil & Kependudukan di Kanigoro
Stadion Gelora Penataran, Nglegok siap difungsikan
MP Edisi 01 Tahun 2016
21
Upacara Peringati Hari Ibu di Wates, berlangsung tertib
sukses dalam berkarir. Kemudian bagaimana ia juga harus mampu memanajemen keluarganya sehingga tidak amburadul, “Dan yang tidak kalah penting, seorang ibu harus mampu menjadi madrasah atau sekolah yang pertama bagi putraputrinya,” tutur Amida. “Tak bisa dipungkiri, ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya tercinta.” Peran ini merupakan anugerah terindah dalam kehidupan seorang perempuan. Karena betapa banyak para perempuan yang tidak diberi kesempatan oleh Allah 'Azza wa Jalla sebagai ibu dan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ibu sebagai madrasah pertama karena darinya pendidikan anak dimulai. Dari ibulah seorang anak belajar mengenai segala hal baru dalam hidupnya. Belajar berbicara, menimba ilmu dan adab yang mulia, serta menempa
Peringatan Hari Ibu Tahun 2015 di Kec. Wates berlangsung semarak. Pada tanggal 22 Desember kemarin, tidak kurang dari tiga ratus peserta mengikuti upacara memperingati hari ibu di halaman Kantor Kec. Wates. Ibu-ibu para peserta acara ini terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Diantaranya ibu-ibu PKK, Dharma Wanita, Bhayangkari, Persit, Fatayat NU, Aisiyah, Guru PAUD, Wanita Hindu, Wanita Katolik, Perangkat Desa, dll.
T
ampak hadir pula dalam acara ini, Camat Wates Rustin Triwidodo, SH beserta jajarannya, kemudian dari unsur Muspika serta perwakilan perangkat desa di wilayah Kec. Wates. Bertindak selaku Inspektur Upacara yakni Amida Sitatun Ketua Tim Penggerak PKK Kec. Wates dan Komandan Upacara Bripda Rachma Tria Yanuarti dari Polres Blitar. “Acara ini untuk menghidupkan kembali semangat ibu-ibu terkait peran sertanya
22
MP Edisi 01 Tahun 2016
sebagai seorang ibu,” tutur Amida Sitatun tentang latar belakang acara ini. Ibu disini adalah ibu secara utuh, baik dia sebagai ibu dari anak-anaknya, ibu sebagai istri dari suaminya, maupun peran serta seorang ibu dimasyarakat, tambah Amida. Lebih lanjut, kata Amida, seorang ibu itu mewarnai dua puluh empat jam kehidupan keluarganya. “Disinilah mengapa seorang ibu itu harus pinter.” Bagaimana ia harus bisa memberikan suport kepada suaminya sehingga dia bisa
Ketua Tim Penggerak PKK Kec Wates saat menjadi Inspektur Upacara Memperingati Hari Ibu Tahun 2015
kepribadiannya demi mengarungi kehidupan yang luas. Maka sungguh beruntung bagi seorang ibu yang senantiasa meluangkan waktunya untuk anak-anaknya, demi tercapainya impian menjadi anak-anak shalihshalihah. “Nah, semangat dan nilai-nilai inilah yang ingin kita pupuk, kita bina, dan kita munculkan dalam acara Peringatan Hari Ibu Tahun 2015 ini,” pungkas Ketua Tim Penggerak PKK Kec. Wates. Sementara itu, Camat Wates mengaku sangat mendukung kegiatan yang digagas oleh ibuibu PKK Kec. Wates yang berkolaborasi dengan Polres Blitar (Polwan, red.) ini. Begitu banyaknya hari-hari besar di Indonesia ini untuk diperingati, tentu saja kita harus berusaha menjadikannya bermakna dan bukan sekedar sebuah rutinitas semata. “Termasuk salah satunya Peringatan Hari Ibu ini.” Makanya, lanjut Rustin, pada acara ini kita libatkan seluruh elemen masyarakat. Baik dari unsur TNI, Polri maupun organisasi masyarakat yang ada di Kec. Wates ini. “Mari kita peringati hari ibu ini dengan makna yang lebih berarti, bukan sekedar seremonial semata mengingat begitu besar dan mulianya peran seorang ibu bagi kita semua.” Mari betul-betul kita hayati bersama. Seorang ibu itu memiliki tugas dan kewajibannya
Camat Rustin Triwidodo bersama jajaran Muspika ketika mengikuti upacara Memperingati Hari Ibu
Perannya begitu berarti, bukan hanya untuk keluarga tetapi juga bagi bangsa ini kedepannya. Dari mereka akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang berbudi. “Dan saya yakin, bangsa ini akan goyah tanpa kemuliaan hati seorang ibu,” kata Rustin. Seorang ibu yang meletakkan pondasi atau dasar-dasar pendidikan bagi putra-putrinya. Bukan saja ketika anak-anak kita sudah mulai tumbuh dan dewasa. Melainkan pendidikan dasar dari seorang ibu itu, “Sudah dilakukan sejak anak-anak kita masih berada didalam kandungan.” Lebih jauh, Camat Wates ini berharap agar kedepannya seorang ibu itu harus benar-benar
teknologi, era-nya globalisasi. Kadang-kadang, “Anak-anak lebih pandai dibandingkan ibunya.” Tetapi dalam hal ini tetap, fungsi kontrol yang utama itu tetap menjadi peran ibu. Selain itu ia juga berharap kedepannya ada semacam pendidikan bagi seorang yang mau menikah, bagaimana untuk menjadi seorang ibu yang baik. “Meskipun, untuk menuju kesana itu diperlukan waktu dan dana yang tidak sedikit,” timpalnya. Gawe yang cukup meriah di Kantor Kec. Wates tersebut ditutup dengan Tasyakuran Pajak. Tasyakuran ini merupakan bentuk syukur atas prestasi Kec. Wates sebagai Juara II Pelu-nasan
Laporan oleh Pemimpin Upacara Bripda Rachma Tria Yanuarti MP Edisi 01 Tahun 2016
23
Ratusan massa dari dalam maupun luar daerah mendatangi Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Mereka antusias untuk mencicipi manisnya buah durian, dalam Festival Durian dan Horti Sumbeasri 2016 yang digelar 12-14 Februari 2015 lalu. Dalam kesempatan ini, berbagai kegitan digelar di antaranya, lelang durian, lomba mewarna, dangdut durian, pameran durian nusantara, pameran produk olahan durian.
B
upati Blitar Drs. H. Rijanto, MM. diselasela kegiatan kunjungan Festival Durian dan Horti Sumbeasri 2016 mengatakan, mengaku bangga dengan digelarnya festival durian tersebut. “Saya sangat bangga dengan kembali digelarnya
festival durian. Ini merupakan kedua kali digelar. Dan Sangat luar biasa festival kali ini, lebih banyak pengunjungnya,” katanya. Selain itu menurutnya, kegiatan festival durian tahun ini lebih tertata dengan baik. Diakui Bupati Rijanto, kegiatan festival durian di Desa
Bupati Blitar, Rijanto dan Wabub Marhaenis bangga dengan buah durian Sumberasri
24
MP Edisi 01 Tahun 2016
Sumberasri juga sebagai upaya untuk mengenalkan buah durian andalan Kabupaten Blitar. Di antaranya ada Durian Petruk, Durian Montong, dan Durian Bajul. “Kabupaten Blitar penghasil Durian berkualiatas, di antaranya Durian Petruk, Bajul, Montong dari Dea Sumberasri ini,” jelasnya. Tak hanya itu banyak kecamatan lain yang juga memiliki potensi durian unggulan di antaranya, Kecamatan Talun yang memiliki Durian Badugul yang pernah juara 1, kontes Durian se-Jawa Timur. “Tak hanya buah durian, kita juga akan menghidupkan kembali kejayaan buah di Kabupaten Blitar melalui kegiatan semacam ini. Karena kita juga memiliki potensi buah lainya di antaranya manggis dan langsep,” tambah Bupati Rijanto. Orang nomor satu di Pemkab Blitar ini juga berharap, kegiatan festival semacam ini sering diadakan. “Kegiatan semacam ini efeknya luar biasa bagi peningkatkan perekonomian
bagi masyarakat. Warga bisa memanfaatkan kehadiran para pengunjung dengan berjualan minuman ataupun makanan ringan,” imbuhnya Sementara itu, Kepala Desa Sumberasri, Hendro Busono mengatakan, Festival Durian ini diikuti ratusan petani durian dari Sumberasri dan luar daerah. Selain mengenalkan produk unggulan, kegiatan itu juga menarik minat warga untuk berkunjung ke desadesa wisata di Kabupaten Blitar. "Tujuannya dalam festival kali ini, selain untuk lebih mengenalkan produk buah unggulan lokal, juga untuk menarik minat warga agar berkunjung di desa-desa wisata seperti Sumberasri ini," katanya. Selain bisa menikmati aneka jenis si raja buah yang sangat lezat, para pengunjung juga bisa mengikuti lelang buah durian. Tak hanya itu, ratusan warga juga menyerbu gunungan buah durian, usai diarak warga. Meski kulit durian tajam dan lancip, para pengunjung tetap saling berebut demi mendapatkan bagian dari tumpeng durian tersebut. Meski dalam berebut tumpeng durian dan bahkan sebagian ada yang terjatuh. Namun warga merasa senang saat berhasil mendapatkan durian. Kegiatan gunungan durian ini puncak dari festival buah durian, yang diikuti ratusan petani di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.
Para pengunjung yang hadir dari dalam dan luar daerah dimanjakan dengan aneka jenis buah durian yang bisa dibeli langsung dengan harga yang terjangkau. Mulai harga buah durian Rp 30 ribu hingga Rp 250 ribu, bisa dimakan di tempat atau pun dibawa pulang untuk oleh-oleh, tergantung jenis buah duriannya. Dalam festival durian tersebut, Bupati Blitar, Rijanto didampingi Wakil Bupati Blitar, Marhaenis Urip Widodo berkesempatan mengunjungi stand pameran durian dan hortikultura di Desa Sumberasri. Tak hanya mengunjungi stand pameran, Bupati Rijanto dan Wabup, Marhaenis juga mencicipi
manisnya durian Sumberasri. Dalam kesempatan itu, dipamerkan pula durian unggulan Desa Sumberasri yakni jenis durian montong, durian bajul dan juga durian petruk. Para pengunjung juga dapat membeli bibit durian unggulan, sesuai jenis yang diinginkan. (hend)
MP Edisi 01 Tahun 2016
25
Y
Kepala dan Staf UPTD Dinas Pendidikan Kesamben, Kepala SDN di Kesamben dan Staf Kecamatan Kesamben guyub rukun dalam menanam pohon
Beberapa bapak dan ibu-ibu dengan berpakaian olahraga tampak menyapu lingkungan sekolah di SDN Kesamben 04. Ada yang menyapu sampah dan ada pula yang menggali beberpa bagian tanah dengan cangkul. Lubang-lubang itu hendak ditanami bibit pohon lindung guna untuk penghijauan.
26
MP Edisi 01 Tahun 2016
a…. ini merupakan salah satu gambaran kegiatan rutin Kelompok Kerja Kepala Sekolah, UPTD Dinas Pendidikan Kesamben saat melakukan kegiatan sambang sekolah di SDN Kesamben 04. Kegiatan sambang atau mendatangi sekolah sekolah sudah menjadi kegiatan rutin UPTD Dinas Pendidikan Kesamben. Hal ini diakui Kepala UPTD Pendidikan Kesamben Tawan Widodo, SPd. MM. Kepada Majalah Penataran ia mengungkapkan, kegiatan anjangsana ke sekolah-sekolah sudah menjadi kegiatan rutin para staf UPTD dan Kepala Sekolah SDN di Kesamben. “Bersamaan dengan program Jum'at bersih kita selalu mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah pada minggu pertama tiap bulan,” katanya. Dikatakannya, tak hanya
berkunjung, para gabungan kepala sekolah SDN tersebut rela kerja bhakti untuk membersihkan area sekolah yang didatangi. “Kegiatan ini sudah terjadwal untuk 35 SDN yang ada di Kecamatan Kesamben,” ujar Tawan Widodo. Ditambahkannya, tujuan lainnya diselenggarakannya kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah ini juga untuk mempererat rasa kebersamaan di antara para kepala sekolah. “Dengan adanya kegiatan ini, kita bisa lebih kompak. Karena kegiatan ini juga sebagai sarana untuk menjalin kebersamaan,” jelasnya. Dijelaskan Tawan Widodo, ada beberpa keuntungan saat melakukan kunjungan dan kerja bhakti di sekolah. Di antaranya sekolah menjadi bersih dan asri, selain itu setelah kerja bhakti Pimpinan UPTD dan para kepala sekolah berkumpul untuk rapat membahas perkembangan informasi dan kebijakan pemerintah terbaru. “Setelah kerja Bhkati selalu dilanjutkan dengan rapat bersama,” ungkap Tawan Widodo. Sementara itu, Kasek SDN 3
Kesamben sekaligus Kasek SDN 4 Kesamben, Suroto, MP.d. menyambut baik kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah Kesamben. “Melalui kegiatan ini kita bisa membenahi kekurangankekurangan yang ada di sekolah kita. Sehingga ke depan lingkungan sekolah kita dapat lebih asri dan memberikan kenyamanan bagi murid-murid,” katanya. Pantauan di lapangan, dalam
kegiatan sambang sekolah ini, para kepala sekolah SD dengan antusias melakukan bersih-bersih halaman sekolah dan lingkungan sekolah lainnya. Mereka juga menanam pohon lindung untuk keasrian sekolah. Tak lupa, mereka juga membersihkan dan mempercantik taman sekolah. Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi kelompok kerja yang lain, untuk dapat lebih memupuk
UPTD dan Kasek SD di Kesamben, kompak
MP Edisi 01 Tahun 2016
27
Tim Penggerak PKK dan PERWOSI Kabupaten Blitar mengajak masyarakat di desa-desa untuk peduli lingkungan. Ajakan ini guna menciptakan lingkungan yang teduh dan asri di sekitar tempat tinggal. Harapannya, desa-desa di Kabupaten Blitar dapat lebih sejuk dengan aneka pohon yang ditanam.
K
etua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar, Ny. Ninik Rijanto kepada Majalah Penataran di sela-sela kegiatan Program PKK Sadar Lingkungan di Kesamben Bulan Januari lalu mengungkapkan, PKK kembali turun ke lapangan untuk mengajak masyarakat peduli lingkungan. “Kita mengajak masyarakat melalui kegiatan semacam ini, untuk peduli lingkungan yang nyaman dan asri,” katanya. Gerakan PKK Sadar Lingkungan ini melibatkan PKK Kabupaten Blitar, PERWOSI, PKK Kecamatan, hingga PKK tingkat desa/ kelurahan. Melalui program baik ini, masyarakat diajak untuk lebih peduli
Ny. Ninik Rijanto menanam pohon sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk peduli lingkungan
28
MP Edisi 01 Tahun 2016
lingkungan. Lebih peduli untuk melakukan program penghijauan dengan menanam pohon lindung maupun tanaman yang lainnya. Ditambahkan, Ny. Ninik Rijanto, Program PKK Sadar Lingkungan ini juga menunjang program Pemerintah Kabupaten Blitar, yakni Desa Berseri. “Kegiatan ini juga untuk menunjang program Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar dalam Lomba Desa Berseri,” jelasnya. Harapanya, masyarakat di desa dapat lebih bersemangat dalam melakukan penghijauan. Lebih lanjut dijelaskan Ny. Ninik Rijanto, masyarakat dapat berkreasi dalam menata lingkungan ditempat tinggalnya. Utamanya dengan menanam pohon lindung maupun bibit buah-buahan. Ke depan, seluruh wilayah di Kabupaten Blitar akan asri dengan banyaknya tanaman baru yang ditanam warga. “Untuk itu semua desa bisa melaksanakan program penghijauan melalui Program Desa Berseri dan PKK bersama masyarakat siap untuk menciptakan lingkungan yang asri,” tambah Ny. Rijanto. Berbagai manfaat bisa didapat dari program penghijauan ini. Salah satunya adalah dengan banyaknya pohon yang ditanam, sebagai sarana untuk
saat musim penghujan. Hal ini tentu akan menambah pasokan air tanah di kala musim kemarau. “Program penghijauan ini akan sangat membantu dalam pasokan air tanah di kala musim kemarau. Semoga masalah kurangnya air di saat kemarau seperti di daerah Blitar Selatan dapat terbantu dengan adanya program penghijauan seperti ini,” kata Ny. Ninik Rijanto berharap. Pantauan di Lapangan, Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar dipimpin langsung Ny. Ninik Rijanto melakukan kunjungan langsung ke desa-desa di Kabupaten Blitar. Di awali di Kecamatan Kesamben, Ny Ninik
Rijanto melakukan tanam pohon lindung. Penanaman ini sebagai simbol untuk mengajak masyarakat untuk menanam pohon di lingkungan tempat tinggalnya. Dengan antusias, Ny. Ninik Rijanto didampingi Kepala BLH Kabupaten Blitar Ir Krisna Triatmanto, Msi. Camat Kesamben, Drs. A. Basuki Wibowo, M.Si. dan Kepala Puskesmas Kesamben menanam pohon di halaman Puskesmas Kesamben. Sebelum menananm pohon, mereka juga melakukan senam Perwosi di halaman depan Puskesmas Kesamben. (hend)
MP Edisi 01 Tahun 2016
29
Lima Donor Darah Sukarela (DDS) atau relawan penyumbang darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Blitar, menerima Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebhaktian Sosial Donor Darah. Penghargaan untuk DDS yang minimal seratus kali mendonorkan darah ini diserahkan Presiden RI, Ir. Joko Widodo, di Istana Negara Bogor, Desember 2014 lalu. Harapannya, penghargaan ini akan menotivasi warga Blitar yang lain untuk peduli terhadap sesama melalui donor darah.
T
anda Kehormatan Satya Lencana Kebhaktian Sosial Donor Darah merupakan penghargaan yang rutin setiap tahun diberikan pemerintah RI kepada DDS 100 kali atau lebih. Syarat untuk bisa menerima lencana ini, harus mempunyai sertifikat 10 kali, 25 kali, 50 kali, dan 75 kali donor darah. Tahun 2014 lalu PMI
30
MP Edisi 01 Tahun 2016
Kabupaten Blitar berhasil mencatat Lima DDS yang dan diberangkatkan bersama 378 DDS lainya se-Jatim, untuk bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo. Mereak juga bergabung di Istana Bogor bersama 893 DDS lainnya dari berbagai wilayah di Indonesia “Luar biasa. Semoga saja kaum muda juga tergerak bisa menjadi DDS. Sebab, memang
angka kecukupan darah di Indonesia masih mencapai 90 persen. Dengan begitu, kita harus menyalakan dan menggelorakan rasa peduli untuk mendonorkan darah,” kata Bupati Rijanto yang juga Ketua PMI Kabupaten Blitar saat menjalin pertemuan dengan 5 DDS asal Kabupaten Blitar di kantornya. Sementara itu, para penerima Penghargaan Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebhaktian Sosial Donor Darah, mengaku bangga dengan penghargaan tersebut. Salah satunya, seorang PNS di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Indra Suswanto. Pria yang juga sebagai DDS 100 kali mengungkapkan, bangga telah melakukan donor darah selama ini. Menurutnya, kesehatannya kian terjaga setelah sekian lama mendonorkan darahnya.
Dijelaskan bapak dari dua orang anak ini, ia mengawali donor darahnya sejak tahun 1990 atau saat dia duduk di bangku SMAN 1 Talun. Ketika muda, ia pun juga aktif dalam kegiatan Palang Merah Remaja di sekolahnya. Ketika itu ia mengaku juga sebagai Ketua PMR yang harus memberi teladan kepada teman-temannya agar mau mendonorkan darahnya. “Sejak SMA saya mulai donor darah, akhirnya keterusan hingga sekarang. Saya merasa terpanggil untuk membantu orang lain yang membutuhkan darah. Ini juga sebagai sarana cek darah gratis. Badan ini malah jadi terasa lemas kalo nggak donor darah,” katanya sembari mengumbar senyum. DDS lainnya, Andrias Kapila merupakan DDS termuda dengan usia 39 tahun. Tak hanya seKabupaten Blitar, tapi ia juga merupakan DDS 100 kali, termuda se-Indonesia. Selain menerima lencana dan piagam, Andrias juga beruntung mendapatkan undian umrah yang diundi Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Alhamdulillah. Ya tidak
Indra Suswanto, bangga bisa membantu sesama
pernah mengira, bahwa rutinitas mendonorkan darah bisa berunjung bertemu Presiden juga mendapatkan hadiah umroh. Ini mungkin bonus saja, karena yang terpenting bisa membantu sesama,” kata Wiraswasta yang tinggal di Wlingi ini. Hal senada juga diungkap, H. Tukimin, warga Dusun Kepel, Desa Sumberagung, Kecamatan Selorejo yang juga tak
Peserta DDS 100 kali bersama Bupati Blitar Rijanto, didampingi pengurus PMI Kab Blitar
menyangka bisa mendapatkan kesempatan hingga berdonor darah lebih dari 100 kali. Sejak tahun 1983, pria pensiunan guru ini sudah menjadi DDS. “Semoga ini bisa menjadi amal baik di sisi Alloh, karena memang panggilan hati,” katanya. Sementara itu, H. Sutrisno mengatakan telah berdonor darah sejak 1976, atau saat ia duduk dibangku SMA. Hal itu diawali dengan adanya anggota keluarganya yang sakit dan membutuhkan transfusi darah. Ia pun berinisiatif untuk menyumbangkan darahnya. Setelah itu, dia pun aktif donor darah tiga bulan sekali. “Darah sangat lah berarti. Saya bangga bisa membantu orang lain,” katanya. Seorang lainnya, guru SMKN Kademangan, M. Isnaeni peserta DDS 100 kali ini sudah berdonor sejak usia 21 tahun. Donor darah ini juga dilakukan atas kemauan dirinya sendiri. “Darah kita berguna dan berarti bagi orang lain yang membutuhkan. Efeknya pun bagi kita sendiri sangat baik. Tensi darah jadi normal, dan sirkulasi darah kita baik,” MP Edisi 01 Tahun 2016
31
Suwito Saren Satoto, SH. resmi menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Blitar, masa jabatan 2015 - 2019. Sebelumnya, dia menjabat anggota DPRD Kabupaten Blitar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Suwito menggantikan Marhaenis Urip Widodo yang kini menjabat Wakil Bupati Blitar. Pengambilan sumpah atau janji Ketua DPRD Kabupaten Blitar ini dilakukan melalui Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Blitar, Selasa (9/2) lalu. Rapat ini dipimpin Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Ir. H.M. Heri Romadhon, MM, didampingi Wakil Ketua, Maskur, Spd.
D
Foto-foto: dok. DRPD Kab Blitar
iungkapkan Heri Romadhon saat memimpin Rapat Paripurna Istimewa, rapat ini dilaksanakan berdasarkan usulan Calon Pengganti Ketua DPRD Kabupaten Blitar dari DPC PDI Perjuangan melalui surat Nomor 057/EX/DPC/I/2016 tanggal 5 Januari 2016 yang menunjuk Suwito Saren Satoto sebagai Calon Pengganti Ketua DPRD. Suwito Ditunjuk untuk jabatan Ketua DPRD Kabupaten Blitar masa bhakti 2015 - 2019. Melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 171.409/91/011/2016 tentang Peresmian Pengganti Antar Waktu Pimpinan DPRD Kabupaten Blitar Masa Jabatan 20142019, akhirnya Suwito Saren Satoto resmi menjadi ketua. Dalam kesempatan itu Ir. H.M. Heri Romadhon, MM, juga menyampaikan ucapan selamat kepada Suwito yang
32
MP Edisi 01 Tahun 2016
telah resmi menjadi Ketua DPRD Kabupaten Blitar. "Diharapkan dengan formasi baru Pimpinan DPRD, ke depan kinerja Pimpinan dan Anggota DPRD semakin baik," katanya. Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Blitar yang baru dilantik, Suwito Saren Satoto mengungkapkan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak. "Ke depan, bersama dengan pimpinan dewan yang lain serta seluruh Anggota DPRD Kabupaten Blitar akan lebih meningkatkan kinerja wakil rakyat," ujarnya. Selain itu, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini berjanji akan meningkatkan peran dan fungsi anggota DPRD Kabupaten Blitar. "Ke depan kita akan semakin tingkatkan fungsi DPRD, seperti fungsi pengawasan, fungsi anggaran serta fungsi legislasi," tambahnya. Pantauan Majalah Penataran, Pengambilan Sumpah/Janji Ketua DPRD Kabupaten Blitar dipandu Ketua Pengadilan Negeri Blitar, DR. Yapi, SH. MM. Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Blitar ini juga dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs.
Diharapkan dengan formasi baru Pimpinan DPRD, ke depan kinerjanya semakin baik Palal Ali Santoso, MM, Anggota Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Blitar, Ketua Pengadilan Negeri, Danyon 511 Blitar, Ketua dan Anggota KPU
Kabupaten Blitar, Asisten, Staf Ahli Bupati, para SKPD, Pimpinan Partai Politik, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat. (hend)
Alamat Anak
: RT 03 RW04 Kelurahaan Sutojayan : Indira Putri Maharani, Mahendra Putra Maharaja Pendidikan : SDN Sutojayan 01 SMPN I Sutojayan STMN I Blitar D-3 Akademi Teknik Kayu Jepara Karir Politik : Ketua PAC PDI-P Sutojayan (1999-2004) Bendahara DPC PDI-P Kabupaten Blitar (2005-2014) Sekretaris DPC PDI-P Kabupaten Blitar (2015-2020) MP Edisi 01 Tahun 2016
33
Ke depan akan lebih kompak
KPU Kabupaten Blitar resmi menetapkan pasangan Rijanto - Marhaenis Urip Widodo (Rido) sebagai pemenang Pilkada Kabupaten Blitar, Selasa (22/12/2015). Dimana dalam Pilkada 9 Desember kemarin pasangan Rido yang merupakan calon tunggal Bupati Blitar meraih 428.075 suara. Menang mutlak dari lawan mereka, bumbung kosong atau Tidak Setuju yang hanya meraih 76.121 suara.
D
PC PDI-P Kabupaten Blitar menyambut baik keputusan KPU ini. Selain karena Pilkada telah berlangsung sesuai harapan banyak pihak, salah satunya tentu karena kader terbaik partainya yakni Marhaenis Urip Widodo yang merupakan Ketua DPC PDI-P Kab. Blitar telah terpilih menjadi Wakil Bupati untuk periode lima tahun mendatang. Hal itu setidaknya disampaikan oleh Suwito Saren Satoto, SH Sekretaris PDI-P Kab.
34
MP Edisi 01 Tahun 2016
Blitar saat ditemui di kediamannya pada Minggu (31/01). “Tentu saja kami merasa bangga karena Pak Henis (Marhenis Urip Widodo, red.) Ketua DPC PDI-P Kabupaten Blitar memperoleh dukungan rakyat untuk menjadi Wakil Bupati Blitar dan akan memimpin Kabupaten Blitar lima tahun kedepan,” kata Suwito. Suwito juga menyampaikan, sejak awal PDI-P Kab. Blitar memang telah melakukan dan
termasuk salah satunya yaitu menyiapkan kader terbaik partai yang akan duduk di lembaga eksekutif maupun lembaga legislatif. “Dan Pak Henis, selaku Ketua Cabang memang telah kita siapkan untuk menduduki kursi eksekutif,” tutur Suwito. Proses ini memang bagian dari alat partai untuk menjalankan visi dan misi partai. Yang dalam hal ini, “Artinya berjuang untuk mensejah terakan rakyat itu sendiri,” tambahnya. “Oleh karenanya kita bangga memiliki kader yang mampu mendapatkan dukungan dari masyarakat.” Partai akan terus melakukan konsolidasi, kemudian pemantapan program juga pemantapan idiologi dan pemantapan kader untuk
Suwito, SH
Wabub Blitar, Marhenis Urip Widodo yang juga Ketua DPC PDIP Kab Blitar
mengawal sampai lima tahun yang akan datang. Kami menyampaikan terima kasih kepada masyarakat semua atas apa yang diberikan. Baik dukungan suara, maupun semua partisipasinya sehingga memberikan hasil yang luar biasa pada Pilkada Kabupaten Blitar. Selanjutnya kita juga berharap masyarakat juga akan memberikan masukan-masukan ke partai. Ketika ada sesuatu masalah, ketika ada sesuatu yang kemarin tersampaikan tetapi belum juga terealisasi partai akan mengkoordinasikan dan memperjuangkan itu semua melalui alat partai. “Baik melalui Pak Henis (Eksekutif) maupun melalui jajaran anggota dewan (Legislatif) dari PDI Perjuanga,”.tegasnya. Hal ini sangat penting, mengapa? Supaya rampak langkah perjuangan ini baik yang di legislatif maupun eksekutif itu
akan mampu dan lebih mudah, lebih cepat merealisasikan apa yang kemarin sudah disampaikan dalam bentuk visi misi Bupati dan Wakil terpilih. “Itu harapan kita yang harus disampaikan PDI Perjuangan,” pungkas Suwito. Lebih jauh, Suwito, SH mengatakan, dengan dukungan rakyat Kab. Blitar sehingga berhasil dan mampu menjadikan Drs. Rijanto, MM dan Marhenis Urip Widodo, S. Sos. Menjadi Bupati dan Wakil Bupati terpilih kita berharap agar rakyat juga membantu dalam rangka jalankan visi dan misi pada waktu pelaksanaan kampanye guna mewujudkan Kabupaten Blitar yang semakin sejahtera, semakin maju dan memiliki daya saing tinggi. Terpilihnya pasangan ini memang tidak bisa tanpa dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Makanya, berawal dari dukungan masyarakat yang kemarin pada Pilkada yang jumlahnya mencapai delapan puluh lima persen (85%) mendukung itu, dengan partisipasi yang lumayan pula, “Menjadi modal politik untuk melaksanakan program-program yang kemarin sudah disampaikan
Dalam hal ini, lanjut Suwito, “Artinya masyarakat ini bukan hanya menunggu.” Tetapi harapan kita juga lebih dari itu. Rakyat supaya lebih pro aktif untuk mengingatkan, menyampaikan dan juga membantu mensinergikan, kemudian membantu menciptakan iklim yang kondusif yang mendukung untuk terlaksananya program-program pembangunanan itu. Kadangkadang sebagaimana yang kita lihat di di tempat lain, itu kan karena barangkali sosialisasinya kurang, sehingga pembangunan bisa terkendala. Bisa karena ketersediaan lahan, dan lain sebaginya. Di Blitar ini, nantinya diharapkan dengan kepemimpinan Drs. Rijanto, MM dan Marhenis Urip Widodo, S. Sos. akan lebih komunikatif. Akan lebih mampu berdialog dengan masyarakat. Dan sebaliknya, masyarakat bisa lebih terbuka untuk menyampaikan harapanharapannya. Sehingga apa? Bupati dan Wakil Bupati terpilih memperoleh masukan-masukan yang mampu dikelola sedimikian rupa sehingga menjadi program seperti harapan masyarakat itu. (Moza)
Aktifitas PDI P selalu menyentuh hingga lapisan masyarakat yang paling bawah
MP Edisi 01 Tahun 2016
35
atau tidak mendukung. “Konteksnya berbeda.” Sehingga saya sendiri yakin fraksi-fraksi yang ada di DPRD diluar PDIP dan Partai Gerindra, kawan-kawan dari fraksi lain itu akan masih seperti yang kemarin. Artinya mereka masih akan tetap komunikatif, bisa bekerja sama, masih mau diajak diskusi, “Wong tujuannya sama, yaitu untuk masyarakat Kabupaten Blitar.” Dan saya kira dari pengalaman berpartai, pengalaman berparlemen dari mulai Tahun 1999 - 2014, PDI-P walaupun bergonta-ganti teman koalisinya, “Kita tidak pernah mempelakukan fraksi yang lain, yang 'kalah' itu seperti sebagaimana orang yang FRIENDLY. Suwito, SH saat menerima kunker dari luar daerah
Pilkada Kab. Blitar telah berlalu dengan memunculkan pasangan Rijanto - Marhaenis Urip Widodo (Rido) sebagai pemenang. Tidak ada yang menggugat sampai batas waktu yang ditentukan hingga KPU menetapkan keputusan tersebut. Yang berarti, tidak ada yang keberatan pula dengan hasil akhir yang dimenangkan oleh calon tunggal yang 'hanya' diusung oleh PDI-P dan Partai Gerindra ini.
M
inimnya partai pengusung calon tunggal pasangan Rido ini, tentu bagi sebagian warga masyarakat akan menjadi bahan pembicaraan yang menarik. Lalu bagaimanakah tanggapan Suwito Saren Satoto, SH Sekretaris PDI-P Kab. Blitar? “Memang dengan pengusung yang hanya PDI-P
36
MP Edisi 01 Tahun 2016
RUKUN. Suwito SH bersama Ir. Edy Masna dari Partai Demokrat
dan Partai Gerindra itu ada semacam pertanyaan yang nuansanya khawatir dengan kemenangan Bupati terpilih ini.” Rata-rata, mereka bertanya konsolasi di DPRD nanti akan seperti apa, kemudian dinamikanya nanti akan menjadi seperti apa? Memang benar hanya PDI-P dan Partai Gerindra saja pengusungnya, namun partai lain yang tidak tergabung dalam pegusung ini tidak bisa dianggap tidak setuju atau tidak bergabung
kalah.” Kita selalu mengajak kerjasama. Kita perlakukan sama-sama, kita ajak berjuang bersama, sehigga memang ada perasaan yang sama di DPRD itu. Tidak ada, ini yang kalah harus dibeginikan dan lain sebagainya, tetapi justru sebaliknya kita rangkul. Kita ajak diskusi, kita ajak dialog, kita ajak berpikir bersama-sama, kita ajak berjuang untuk membangun Kab. Blitar. “Wong tujuannya sama.”
KOMUNIKATIF. Suasana hearing di gedung DPRD Kab. Blitar
Kemudian ketika ada pertanyaan, baru saja Pilkada dengan jago tunggal yang mengusung kok hanya PDI P dan Partai Gerindra, lalu yang lain seperti apa? Saya kira yang lain juga sama. Masih terbuka, masih bisa diajak berdialog seperti tahun-tahun dan periode-periode sebelumnya. Karena toh diluar parlemen masyarakat juga akan berharap ada kekompakan, ada satu kondisi di parlemen itu yang kondusif. “Yang sama, yang sevisi dengan apa yang dilakukan eksekutif yang namanya visi pembangunan itu sendiri.” Sehingga saya sampaikan, saya optimis, saya yakin bahwa fraksi-fraksi yang lain itu juga tidak masalah. Itu bukan sesuatu kekuatan yang berbeda terus kemudian melakukan upayaupaya untuk tidak mendukung dan lain sebagainya sehingga menjadikan pemerintahan ini akan terganggu dan lain sebagainya, “Itu tidak akan terjadi di Kabupaten Blitar.” Buktinya, kemarin Pilkada berjalan lancar. Kemudian tidak ada gugatan seperti di daerah lain. Itu bagian dari komunikasi lintas partai, lintas tokoh, “Nah itu modal utama untuk mengawali periode yang sekarang ini menuju lima tahun mendatang. Mempertahankan kondusifitas, kerjasama, komunikasi yang baik seperti ini untuk modal
selanjutnya.” Dan ini bukan jalan baru, ini jalan lama yang selama ini juga sudah kita lakukan, tinggal kita tingkatkan intensistasnya, tinggal kita tingkatkan saja komunikasinya. Saya kira itu juga tidak masalah. Sehingga begitu selesai Pilkada di parlemen juga tidak akan berpengaruh, walaupun memang wajar ada dinamika dan lain sebagainya tapi itu sebatas perbedaan pendapat. Tapi dalam misi dan visi besarnya juga tetap sama. “Saya optimis tidak merasa akan ada upaya-upaya atau melakukan suatu manuver yang gimana gitu.” Kab. Blitar ini beda. Kab. Blitar saya rasakan, saya melihat dari yang sudah berjalan ini baikbaik saja dan sangat bisa diajak untuk lebih baik. Yang di parlemen juga kawan-kawan partai itu yang kita jaga. Makanya nanti setelah pelantikan Bupati, dan temanteman di parlemen itu ya harus
kita jembatani supaya ada suatu harmoni ada suasana yang bisa saling mendukung. Yang eksekutif harus paham yang DPRD itu begitu itu dinamikanya, yang di DPRD juga harus memahami eksekutif itu ya harus melakukan itu. Jadi menjalankan peran dan fungsi masing-masing, untuk mencapai satu efektifitas kerja politik. Kepentingannya sama baik yang di legislatif maupun eksekutif, “Tercapainya visi dan misi yang kemarin disampaikan itu untuk menjadikan Kabupaten Blitar lebih baik.” Saya kira di DPRD pun juga akan sama. Tidak hanya bertolak pada partai yang berbeda, bukan hanya mendukung atau tidak mendukung atau sisi menang dan kalah, bukan hanya itu tapi orientasinya lebih besar yaitu masyarakat. Dan pengalaman membuktikan Kab. Blitar mampu untuk menjaga kodusifitas itu untuk menjaga suasana politik yang seperti itu. “Kita sudah terbiasa.” Begitu pemilihan selesai, begitu badai selesai ya berbaur dan bersama-sama. Itu yang saya rasakan pada periodeperiode yang lalu dan hingga sekarang ini seperti itu. Dan nanti juga akan dilakukan kerjasama yang sama seperti itu lagi tidak ada beda antara yang menang dan yang kalah, “Semua ini sama, berjuang untuk Kabupaten Blitar sebagai suatu tradisi politik di Kabupaten Blitar.” (Moza)
TEGAS. Suwito SH saat meninjau proyek pembangunan jalan di wilayah
MP Edisi 01 Tahun 2016
37
PMR Mula SDN Kademangan 01 berfoto dengan Bupati Rijanto, usai sabet Juara Umum PMR Mula Jatim di Jember
S
aat kita masuk ke lokasi sekolah, terasa sejuk dan nyaman. Banyak tanaman hias yang tertata rapi dalam sebuah taman kelas. Halaman sekolah pun tampak bersih dan terkesan teduh dengan banyak pohon dengan ukuran besar yang sengaja ditanam. Ini adalah Sekolah Dasar Negeri Kademangan 01, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar atau 6 km ke arah selatan dari Kota Blitar. Istimewanya, sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah dasar Pembina di Kabupaten Blitar dengan Akreditasi A tingkat nasional. Hal ini berdasarkan SK Kemendikbud RI pada tahun 2014 lalu. Dari 21 SDN Pembina yang ada di Jawa Timur, salah
38
MP Edisi 01 Tahun 2016
Latif Effendi, S.Pd. M.Pd
satunya adalah SDN Kademangan 01. Tentu saja, sekolah dengan criteria Sekolah Standart Nasional ini sudah menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Blitar. Kepala Sekolah Dasar Negeri Kademangan 01, Latif Effendi, S.Pd. M.Pd kepada Majalah Penataran mengungkapkan, tak mudah untuk mendapatkan predikat sebagai SDN Pembina. Butuh kerja keras dan dukungan seluruh pihak. "Sebelumnya SDN Kademangan 01 mengikuti seleksi dari tingkat bawah, tingkat kecamatan, kabupaten, hingga Provinsi Jawa Timur," jelasnya. Hal ini ditunjang dengan
Belajar di ruang terbuka
diraihnya prestasi siswasiswi SDN Kademangan 01 di bidang akademik maupun non akademik. Segudang pestasi ditorehkan anak didik SDN Kademangan 01, di antaranya Juara 1 Sekolah Bersih dan Asri tingkat Kab. Blitar, Juara Umum PMR Mula Jumbara PMR Jawa Timur, Nominasi 10 besar sekolah peraih Widya Pakerti Nugraha Jawa Timur,. Juara 2 Nasyid tingkat nasional dalam Festival Anak Sholeh (ratu permatasari), Juara 1 Festival Theather Panji Kab. Blitar, Juara 3 POR SD Jatim cabang renang (Diva Wulan). Selain itu, prestasi lainnya juga diukir siswa-siswi SDN Kademangan 01 antara lain, Juara 4 tim putra Scout EJSC Kwarda Jatim, Juara 1 tim putri Scout EJSC Kwarcab Blitar, Juara 2 team Samproh PSP JATIM, Juara 1 Pildacil Pentas PAI Kab Blitar, Nominasi 10 besar POR SD Jatim cabang Panahan. Dijelaskan Latif Effendi, SDN Kademangan 01 ini menjadi rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN). "Kita saat ini sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 dan menerapkan pendidikan karakter di sekolah. Kita membiasakan para siswa
dan seni musik. Selain itu, sekolah ini juga memiliki madrasah diniyah yang siap mencetak insan-insan beriman dan bertaqwa. SDN Kademangan 01 ini dibangun di atas tanah seluas 10.402,30 meter persegi yang terdiri dari lokasi gedung atau bangunan seluas 1.520 m2 dan lapangan olah raga seluas 3.933,5 meter persegi. Selain itu, sekolah yang memiliki jumlah sekitar 400 siswa ini juga memiliki halaman yang asri serta taman kelas yang selalu terjaga kebersihan & kerapiannya.(hend)
Latif Effendi saat pertukaran kepala sekolah di Papua
sebelum masuk sekolah dan ruang kelas," kata pria yang pernah mengikuti program pertukaran Kasek SD di Abepura, Papua. Lebih lanjut pria lulusan S-2 Universitas Adhi Buana, Surabaya menambahkan, para siswa dan siswi di sekolah dasar yang memiliki 22 tenaga guru ini, banyak mengukir prestasi. Baik prestasi akademik maupun non akademik. Hal ini ditunjang dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler. Di antaranya, drumband, pramuka, PMR mula, renang, tari, sepak bola, theater,
Latif Effendi bersama siswa-siswi SDN Kademangan 01 peraih segudang prestasi
MP Edisi 01 Tahun 2016
39
dibangun 2 buah gazebo. Seluruhnya tertata rapi di lokal bawah dan atas yang dipisahkan oleh jalan raya Dusun Dawung. Sedangkan untuk kebutuhan tempat ibadah pihak madrasah memanfaatkan Masjid Mambaul 'Ulum yang juga didirikan oleh (Alm.) KH. Syamsuri Hasan yang letaknya berdekatan dengan lokal bagian atas MIN Olak Alen. Selain berbagai fasilitas itu, kata Mahfud, “Jumlah tenaga pendidik disini juga cukup
MIN Olak Alen, salah satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) terbaik yang ada di Kab. Blitar. Madrasah ini berada di wilayah Kab. Blitar bagian timur. Tepatnya berada di Dusun Dawung RT/RW. 03/01 Desa Olak Alen Kec. Selorejo. Sedikit merunut kebelakang, MIN Olak Alen sudah ada sejak Tahun 1965. Kerenanya, madrasah yang diprakarsai oleh (Alm.) KH. Syamsuri Hasan ini merupakan MIN tertua yang ada di Kab. Blitar.
Workshop salah satu program untuk meningkatkan kualitas guru MIN Olak Alen
D
alam perkembangannya, madrasah yang dipimpin oleh Mahfud, M.PdI. ini sekarang sudah cukup maju. Berbagai fasilitas pendukung menjadi fokus utama dalam peningkatan kualitas MIN Olak Alen. Perluasan bangunan dilakukan secara bertahap, mulai dari penambahan ruang kelas
40
MP Edisi 01 Tahun 2016
yang sampai saat ini berjumlah 10 ruangan, Ruang UKS, Toilet, Pantry, Ruang Kepala Madrasah, Ruang Guru, Kantin, Lapangan Olah Raga, Lab. IPA, Perpustakaan, dan yang terbaru penambahan ruang untuk Lab. Komputer. Selain itu, untuk sarana pendukung belajar siswa juga
memadahi.” Di madrasah kami, lanjutnya, ada 15 tenaga guru dan 3 orang karyawan. Sebagian besar tenaga pendidik merupakan Sarjana S-1 dan 3 di antaranya telah menempuh pendidikan S-2. Dan bukan hanya berbekal ijazah, tegas Mahfud, “Para guru disini juga selalu mengikuti optimalisasi pengembangan kompetensi.” Diantaranya dengan mengikuti pembinaan di lingkup Kementerian Agama Kab. Blitar, Workshop PKG dan PKB, Workshop Implementasi K-13, Diklat Karya Tulis Ilmiah, dll. baik pada level Kecamatan maupun Kabupaten. Dan bukannya tanpa prestasi. “Salah satu guru madrasah kami saat ini tengah mengikuti Seleksi Guru Berprestasi di Tingkat Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur.” “Keberadaan MIN Olak Alen sebagai madrasah terakreditasi A
tidak terlepas dari rutinitas yang merujuk pada pondasi syariat
Kelompok drumband MIN Olak Alen memberikan warna bagi kemajuan madrasah ini
Selorejo, dll. Selain itu, dengan predikat Sekolah Adiwiyata dan deretan prestasi itu, tentu harapan menjadi lebih baik di masa mendatang adalah prioritas utama. Sayangnya, pemaksimalan Lab. Komputer dan Pengadaan Lab. Bahasa belum maksimal, kemudian sarana Bidang Olah Raga, serta lokal gedung belum dipaving. Hal ini menjadi agenda penting untuk segera diwujudkan . “Untuk itu, keikutsertaan pemerintah dalam memberi perhatian kepada madrasah sebagai bagian penting dari pembangunan Sumber Daya Manusia atau SDM berkualitas di Kabupaten Blitar sangat diperlukan,” tutur Mahfud mengakhiri perbincangan. (Moza)
D
alam perkembangannya, madrasah yang dipimpin oleh Mahfud, M.PdI. ini sekarang sudah cukup maju. Berbagai fasilitas pendukung menjadi fokus utama dalam peningkatan kualitas MIN Olak Alen. Perluasan bangunan dilakukan secara bertahap, mulai dari penambahan ruang kelas yang sampai saat ini berjumlah 10 ruangan, Ruang UKS, Toilet, Pantry, Ruang Kepala Madrasah, Ruang Guru, Kantin, Lapangan Olah Raga, Lab. IPA, Perpustakaan, dan yang terbaru penambahan ruang untuk Lab. Komputer. Selain itu, untuk sarana pendukung belajar siswa juga dibangun 2 buah gazebo. Seluruhnya tertata rapi di lokal bawah dan atas yang dipisahkan
Deretan siswa siswi berprestasi di MIN Olak Alen
MP Edisi 01 Tahun 2016
41
Oleh : Arinal Huda
P
erkembangan transportasi pedesaan di berbagai wilayah di Indonesia semakin memprihatinkan. Banyak pengusaha angkutan pedesaan gulung tikar karena pendapatan tidak sebanding dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan sehingga jumlah angkutan pedesaan yang beroperasi semakin hari semakin
42
MP Edisi 01 Tahun 2016
berkurang. Tidak berbeda dengan kondisi di kabupaten Blitar dimana jumlah angkutan pedesaan terus menurun beberapa tahun terakhir. Menurut data Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, jumlah angkutan pedesaan pada akhir tahun 2014 tinggal 37 unit, dan rata-rata tiap hari angkudes hanya beroperasi satu sampai dua PP dan bahkan ada beberapa trayek yang tinggal namanya saja. Saat ini masyarakat banyak yang beralih pada moda transportasi pribadi karena dianggap lebih praktis dan efisien. Jumlah kendaraan bermotorpun meningkat cukup signifikan dari tahun ke tahun atau rata-rata naik 10%. Namun sayang angka kecelakaan lalu lintas di relative cukup tinggi. Selama kurun waktu tahun 2014, setidaknya terdapat 539 kasus kecelakaan lalu lintas dimana lebih dari 150 orang dinyatakan meninggal dunia, 146 orang luka berat dan 615 orang luka ringan. Sementara kerugian materiil sebesar Rp. 1.004.250.000,Melihat kondisi tersebut tentunya membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah daerah melalui beberapa kebijakan diantaranya dengan penyediaan transportasi publik untuk menggairahkan kembali angkutan pedesaan yang ada. Perpindahaan ibukota kabupaten Blitar ke Kanigoro bisa dijadikan momentum untuk menata sarana dan parasana transportasi
perkotaan yang handal dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. Berpijak pada kebutuhan akan transportasi publik sebagaimana tersebut diatas, maka melalui tulisan ini saya sampaikan buah pikiran saya untuk “Membangun Smart Transportation Menuju Smart City, Kanigoro.” Dalam tulisan ini saya mencoba menggagas sebuah konsep smart tranportation untuk mewujudkan sebuah smart city di Kabupaten Blitar kedepan. Smart transportation dalam kamus bahasa inggris bisa diartikan transportasi cerdas. Konsep ini bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk diwujudkan karena sebenarnya roh dari transportasi cerdas adalah terintegrasinya
sarana dan prasarana transportasi publik dengan pusat-pusat pelayanan publik yang ada sehingga tercipta mobilitas masyarakat yang aman, nyaman, tertib, lancar dan selamat. Konsep smart transportation ini terinspirasi dari keikutsertaan saya dalam program Staff Enhancement bidang Urban Planning di Jepang selama +3 minggu dari tanggal 16 Oktober sampai dengan 8 November 2015 yang lalu. Program ini disponsori oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Bappenas bekerjasamanya dengan Ritsumeikan University, Kyoto Japan. Dalam kesempatan tersebut, fokus penelitian saya adalah bagaimana konsep manajemen transportasi darat di jepang dan sejauh mana peran pemerintah daerah dalam mewujudkan pelayanan publik di bidang transportasi. Jepang dengan penduduk sekitar 127.000.000, atau separuh dari jumlah penduduk Indonesia, namun luas wilayahnya hanya seperlima dari Indonesia, tergolong negara yang
cukup padat penduduk. Lebih dari 70 % luas wilayahnya adalah pegunungan yang tidak bisa dihuni, maka bisa dibayangkan betapa padatnya pemukiman dan mobilitas penduduk khususnya didaerah perkotaan. Pada awal tahun 2000an, kematian penduduk yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja menempati urutan kedua setelah bunuh diri, oleh karenanya kebijakan pemerintah terkait dengan pelayanan transportasi publik terus digalakkan dengan salah satu tujuannya adalah untuk menekan angka kematian penduduk yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dimaksud. Pelayanan transportasi publik terbilang sangat nyaman, aman dan senantiasa tepat waktu. Untuk transportasi darat, secara umum berbasis rell (Kereta Api), bus, dan taxy, dan lebih dari 90 persen mobilitas penduduk jepang menggunakan transportasi publik. Oleh karenanya pembangunan prasarana perhubungan seperti stasiun ataupun terminal dilakukan secara terintegrasi dimana setiap stasiun kereta api khususnya yang ada di wilayah perkotaan senantiasa dibangun pula terminal bus didepan stasiun. Bus berfungsi sebagai feeder dari kereta api yang ada sehingga bisa saling melengkapi. Stasiun maupun terminal bus tak pernah sepi bahkan pada jam-jam sibuk petugas pemberangkatan kereta api harus mendorong penumpang untuk bisa masuk kereta. Pelayanan transportasi publik di Jepang tidak dimonopoli oleh salah satu perusahaan saja, namun banyak korporasi besar yang ambil bagian dalam bisnis transportasi ini. Di prefektur Kyoto misalnya, ada beberapa operator transportasi publik yang berbasis rell seperti Shinkanzen, Japan Railway (JR), Hankyu Line, dan
Keihan Line yang kesemuanya mempunyai jalur rel sendiri sendiri. Saya kira hampir semua kota di jepang menerapkan konsep transportasi terintegrasi karena dari 17 prefektur/provinsi yang pernah saya kunjungi, semua stasiun besar yang berada di pusat kota senantiasa ada terminal bus yang lokasinya tepat di depan stasiun. Terdapat kebijakan pemerintah Jepang yang menurut saya cukup cerdas yakni kebijakan terkait dengan penjualan kendaraan bermotor roda dua untuk pasar dalam negeri jepang. Sebagai negara produsen kendaraan bermotor yang sangat terkenal di dunia terutama di kawasan asia dan asia tenggara ini, saya pikir tidaklah sulit bilamana pemerintah jepang mengijinkan penjualan kendaraan bermotor roda dua dengan berbagai model dan tehnologi sebagaimana yang mereka dijual dipasaran luar negeri, namun ternyata tidaklah demikian. Secara umum model kendaraan roda dua untuk konsumen dalam negeri Jepang sangatlah tidak menarik. Selain didesain hanya untuk satu orang pengendara, kekuatan mesinnyapun rata-rata hanya 80 cc, sehingga bisa kita bayangkan mau ngebut sekencang apapun, tentu tidak akan sebanding dengan kebutan anak-anak muda kita. Jumlah kendaraan bermotor roda dua terbilang cukup rendah atau kurang lebih sekitar 10 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan jumlah roda empat cukup tinggi karena hampir tiap rumah mempunyai kendaraan roda empat, namun demikian intensitas penggunaan kendaraan pribadi tidaklah tinggi. Kendaraaan pribadi biasanya hanya untuk keperluan keluarga dan acara-acara tertentu. (Bersambung) MP Edisi 01 Tahun 2016
43
Disepanjang jalan di Dusun Njeruk dipenuhi pemandangan hasil kerajinan warga
Kalau anda sedang membutuhkan kandang ayam petelur atau dalam bahasa umum sering disebut dengan istilah batre, silahkan datang ke Kec. Selopuro. Sebab, di kecamatan ini, ada satu wilayah yang warganya sebagian besar merupakan pengrajin batre. Mau tahu? Wilayah itu bernama Dusun Njeruk. Salah satu dusun di Desa Mandesan, yang berada di barat daya wilayah Kec. Selopuro.
harus ditaruh di pinggir jalan karena tempat yang disediakan sudah tidak muat lagi. Menggunung, bahkan beberapa diantara rumah para pengrajin batre itu sampai tak terlihat mukanya. Bahan baku batre yaitu bambu, juga terlihat menghiasi sebagian besar muka dusun ini. Di halaman, di teras, di pekarangan rumah warganya, nyaris semuanya berhias bambu. Ada yang masih berupa batang bambu yang masih utuh, ada pula yang baru dipotongi sesuai kebutuhan. Sebagian ada yang sudah dibelah, ada juga bambu belahan yang sudah dibersihkan. Ada juga tumpukan rangkaian bambu untuk kandang ayam petelur yang masih setengah jadi, dll. namun tak jauh dari bambu. Selain pemandangan seperti tadi, aktifitas warga disana tentu juga tak jauh dari dunia kerajinan kandang ayam petelur ini. Bisa kita lihat, ada sekumpulan orang sedang menurunkan batang-
K
esan sebagai sentra produk kandang ayam petelur disini sangat kuat, sehingga anda akan segera tahu disinilah pusatnya produksi batre. Sepanjang jalan di dusun ini, akan kita nikmati pemandangan yang tak jauh dari salah satu kebutuhan pokok para peternak ayam petelur itu. Jalanan di dusun ini penuh dengan tumpukan batre yang sudah siap kirim. Yang sampai
44
MP Edisi 01 Tahun 2016
Proses pemotongan bambu yang menggunakan alat alat modern
Banyak sekali warga berbagai usia yang berkecimpung dalam usaha ini
batang bambu dari truk. Ada bapak-bapak yang sedang memotongi batang bambu dengan gergaji mesin. Di tempat lain bisa kita jumpai orang yang sedang menumpuk batre-batre siap kirim. Anak-anak muda sedang membelah batang-batang bambu. Atau suara tak.. thok.. tak.. thok..berisik sekali. Seolah tak henti-henti ketika para pengrajin ini memaku bilah-bilah bambu itu untuk dirangkai menjadi batre. Anang, salah satu pengrajin batre di dusun ini bercerita. Katanya, usaha dikampungnya itu sudah berlangsung cukup lama. Sejak dulu, waktu dia masih sekolah TK atau sekitar Tahun 70-an, “Bapak dan Ibu saya sudah membuat batre.” Usaha itu terus berlangsung hingga sekarang. Dari yang awalnya hanya satu keluarga saja, akhirnya berkembang hingga sekarang ada sekitar dua puluh lima KK yang menjadi
pengrajin batre. Dua puluh lima KK itu, lanjut Anang, hanya bos-bosnya saja. Tetapi kalau ditotal yang berkecimpung di kerajinan batre ini, “Banyak sekali.” Setiap bos batre, paling tidak dia punya tiga karyawan tetap selain juga memiliki beberapa pekerja tidak tetap. Pekerja tidak tetap itu, warga yang membantu mengerjakan kerajinan ini tanpa harus datang ke rumah para bos tadi. Mereka dirumah, kemudian dikirimi bahan-bahan batre berupa bambu yang sudah dibelahi yang tinggal membersihkan. Jadi pekerja tidak tetap ini, “Ikut mengerjakan kerajinan ini tetapi hanya sebagai pekerjaan sampingan dirumah.” Namun begitu, pekerja tidak tetap itu jumlahnya cukup banyak. Misalnya disini, saya memiliki sekitar tujuh pekerja tidak tetap. Karena model itu pula, makanya di kampung ini terlihat semua orang seperti para pengrajin batre ayam petelur.
Sistem penggajian untuk pekerja tetap maupun pekerja sampingan sama, mereka dibayar borongan. Misalnya, pekerja tetap sebagai tukang merakit batre per bijinya dibayar Rp. 2.250,-. Pekerja sampingan dengan tugas membersihkan bilah potongan bambu pendek, per ikatnya atau per seribu biji, ongkosnya Rp. 5.000,-. Kalau yang panjang ongkosnya Rp. 15.000,-, beda-beda. Untuk pemasaran, tutur Anang, kami tidak pernah kesulitan. Meskipun para pengrajin umumnya hanya melayani pesanan, “Tetapi dalam setahun nyaris tidak ada jedanya.” Selalu ada permintaan, baik waktu harga telur murah ataupun mahal. Dan tak terkecuali pemesan itu peternak lokal di Blitar, maupun dari Kota Tulungagung, Kediri dan Malang. Jenis bambu yang dipakai para pengrajin yaitu Bambu Apus. Jenis yang paling bagus karena awet dan tidak mudah pecah. Hanya saja, kalau musim hujan, bambu yang umumnya didatangkan dari hutan di wilayah Kec. Doko ini agak susah didapat. Bukan bambunya yang tidak ada, “Tetapi karena jalannya yang licin, sehingga orang yang menebang dan truk pengangkutnya kesulitan memasuki lokasi bambu berada.” Kisaran harga per biji batre yang berisi sepuluh ekor ayam petelur, antara Rp. 45.000,sampai Rp. 50.000,-. Kalau bambu perbatangnya kurang lebih Rp. 10.000,- tergantung besar kecilnya. Sisa usaha? Anang enggan menjawab, dia hanya mengatakan, “Ya lumayanlah Mas.” (Moza) MP Edisi 01 Tahun 2016
45
Musim panen padi telah tiba. Daun padi sudah menguning, sebagian bahkan sudah mengering dan butir-butir gabah padat penuh isi yang telah cukup lama dinanti siap dipetik. Senyum yang renyah pun mengambang, di bibir para pemilik lahan yang sebentar lagi akan melihat tumpukan karung penuh berisi gabah yang baru dipanen dari sawah.
T
idak terkecuali, bahagia itu juga menjadi milik para tukang ngasak gabah. Orang yang pekerjaannya mengambili butir-butir gabah tak bertuan. Gabah yang tersisa di pucuk-
pucuk batang padi setelah melalui proses perontokkan baik dengan cara manual atau dalam Bahasa Jawa disebut dengan nggeblog maupun dengan mesin perontok padi. Meskipun, untuk mendapatkannya butuh
Perempuan tua ini harus bergelut dengan semua kotoran sawah demi mencari makan
46
MP Edisi 01 Tahun 2016
perjuangan. Siang itu, saat matahari sedang 'marah-marahnya', tampak seorang perempuan tua sedang sibuk di tengah sawah. Panas yang sangat itu seolah tak dihiraukannya. Debu dan kotoran yang beterbangan dan hinggap di tubuhnya pun sepertinya bukan halangan. Ia tetap fokus, meneruskan aktifitasnya seorang diri disana. Terlihat dia sedang membersihkan butir-butir gabah menggunakan tampah -sebuah wadah mirip nampan yang terbuat dari anyaman bambu, yang dalam Bahasa Jawa proses itu disebut dengan napeni. Biji-biji gabah yang masih bercampur kotoran berupa cacahan daun padi dibolak-balik di tampah itu. Lalu dilempar keudara sambil ditiup agar biji gabahnya terpisah dari kotoran yang menyertai. Berulang-ulang ia dilakukan. Kadang-kadang, tampak ia
mengambil segenggam demi segenggam gabah kotor itu keatas, lalu sedikit demi sedikit dijatuhkan lagi ke tampah-nya dengan harapan semua kotoran yang menyertainya akan terbang tertiup angin. Bagaian dari pekerjaannya yang disebut orang Jawa dengan ngilir gabah. Setelah beberapa lama dan yakin biji-biji gabah itu sudah terpisah dari kotorannya, perempuan tua ditengah sawah di Dusun Plampangan Desa Jugo Kecamatan Kesamben itu kemudian mengumpulkannya kedalam sebuah wadah yang disebut dengan rinjing -keranjang khas orang Jawa yang terbuat dari anyaman bambu. Panas matahari yang luar biasa siang itu rupanya membuat perempuan tua ini menyerah juga. Sejenak setelah ia mengambil sebotol air dari dalam rinjing lainnya yang khusus untuk menyimpan bekal, dia duduk di pematang sawah. Satu, dua teguk air ia minum langsung dari botolnya. Tak berapa lama kemudian, perempuan tua bernama Hariati ini beranjak dari tempat duduknya. Ia lalu mengambil tikar dari guntingan karung plastik di rinjing bekalnya, kemudian digelar didekat tumpukan batangbatang padi yang sudah digeblog yang tidak jauh dari tempatnya beristirahat tadi. Duduk tanpa alas di tanah sawah yang basah. Diatas pangkal-pangkal batang padi yang sudah dipotongi tanpa menghiraukan semua kotoran sawah. Segenggam demi segenggam ujung-ujung batang padi itu lalu dipukuli dengan sebatang besi yang diberi gagang kayu. Mbah Har, begitu ia akrab dipanggil, menyebut apa yang ia lakukan itu dengan ngetek gabah. Ya, seperti itulah. Sekilas usaha yang dilakukan oleh janda tua ini ketika ngasak gabah, agar
memperoleh sisa-sisa gabah untuk dibawa pulang. “Namanya juga ngasak, jadi ya harus sabar dan telaten,” begitu Mbah Har berkata malu-malu. Dia lalu bercerita. Sejak beberapa tahun terakhir ini dia terpaksa harus menjadi tukang ngasak gabah. Tidak seperti dulu lagi, lima tahunan yang lalu saat suaminya masih hidup. Saat dia bisa dan biasa manjing derep pari atau menjadi buruh panen padi dengan memperoleh upah yang cukup layak. Dimana dari hasil keringatnya untuk membabat, nggeblog dan mengusung padi ke rumah juragan bersama sang suami, per sepuluh kilonya ia mendapatkan upah satu kilo gram gabah. Namun sekarang Mbah Har hidup sendirian. Dan raga tuanya itu sudah tidak kuat lagi, terutama untuk mengusung gabah ke rumah sang pemilik sawah. Ketiga anaknya memang sudah mentas atau berkeluarga. Tetapi dia tak pernah tega untuk
berkeluh kesah kepada mereka. Katanya, “Lha wong sama-sama buruhnya.” Sehingga jadilah apa yang ia kerjakan sekarang menjadi salah satu pilihan agar tetap bisa bertahan ditengah susahnya hidup ini. Dalam sehari penuh, berangkat pagi pulang sore, Mbah Har bilang bisa mengumpulkan gabah paling banyak seleher rinjing-nya. Bobot gabahnya kira-kira15 sampai 20 Kg. “Itupun kalau pas rejekinya bagus,” kata nenek-nenek yang sudah memiliki beberapa orang cucu ini. Orang yang manjing derep pari itu ada yang kerjanya rajin, ada juga yang kerjanya tidak bagus. Nah yang kerjanya asalasalan itu biasanya menyisakan gabah untuk tukang ngasak seperti dia. Begitu juga dengan mesin-mesin perontok padi, “Kalau pas ada yang giginya ompong, biasanya ada sisanya untuk saya.” (Moza)
Tak mudah pekerjaan yang dilakukan untuk memisahkan gabah dengan kotorannya
MP Edisi 01 Tahun 2016
47
Gemericik air terjun di Jurug Muncar selalu membawa kita ingin kembali
Anda warga di Blitar Raya? Sekaranglah saatnya anda harus mulai berpikir ulang, perlu atau tidak di setiap akhir pekan harus berbondongbondong pergi keluar kota hanya sekedar untuk mencari tempat rekreasi? Nanti dulu. Di Bumi Penataran ini, ternyata ada cukup banyak tempat yang indah untuk melepas lelah bersama keluarga.
D
an salah satu tempat yang menawan itu yakni Jurug Muncar. Sebuah lokasi wisata air nan elok yang terletak di Kabupaten Blitar bagian selatan. Yang tepatnya berada di Desa Bakung
Kecamatan Bakung yang berjarak kurang lebih tiga puluh kilo meter dari pusat Kota Blitar. Berada dilingkungan pedesaan yang asri, Jurug Muncar menampilkan pemandangan yang sangat menawan. Perpaduan dari beberapa buah kedung atau waduk yang berukuran kecilkecil, beberapa air terjun yang mengalir deras yang jatuh dari tempat tak begitu tinggi, tekstur bebatuan kali alami di pegunungan yang cantik serta alam desa yang masih sangat bersahaja. Penampilannya begitu eksotik! Begitu indahnya! Dan pasti akan mengundang decak kagum kita, bagaimana Allah SWT telah melimpahkan begitu besar rahmatnya di tanah kita ini, Kabupaten Blitar. Dari pusat Kota Blitar kita bisa menempuh rute melalui Kecamatan Kademangan. Kemudian menuju ke Pasar Gawang, selanjutnya menuju ke Kecamatan Bakung. Sesampainya di Monumen Trisula di Kecamatan Bakung, terus saja. Beberapa kilo meter dari monumen itu, tepatnya di perbatasan antara Desa Bakung dan Desa Sidomulyo, disanalah tempat wisata Jurug Muncar ini menunggu kedatangan kita. Memang akses jalan aspal
Panorama air terjun dengan uap airnya yang begitu segar
48
MP Edisi 01 Tahun 2016
yang tersedia baru sebatas jalan-jalan utama di desa itu dan belum ada fasilitas jalan yang memadahi sehingga kendaraan pengunjung tidak bisa sampai di lokasi wisata Jurug Muncar. Namun fasilitas sederhana yang disediakan secara mandiri oleh warga dilingkungan tempat wisata ini berada, mampu mengantarkan pengunjung hingga hanya tinggal beberapa puluh meter saja untuk bisa mencapai Jurug Muncar. Letaknya bisa digambarkan seperti berada di sebuah lembah yang cukup dalam dan curam. Berada dibawah sana, cukup jauh dari pemukiman warga Desa Bakung yang berada di dataran tinggi diatasnya. Dan Jurug Muncar harus dicapai pula dengan melewati lahan pertanian serta hutan Bambu Ori yang tumbuh lebat disekelilingnya. Tetapi pengunjung tidak perlu khawatir. Fasilitas yang disediakan oleh warga cukup memadai, ya walaupun sifatnya masih sangat sederhana. Ada jalan setapak yang bersih dan aman serta cukup nyaman hingga ke bibir Jurug Muncar berada. Demikian pula telah tersedia bambu yang dipasang sambung-menyambung dari atas hingga ke dasar lembah untuk pegangan para pengunjung yang hendak menuruni lembah. Jurug Muncar ini sejatinya merupakan sebuah wisata aliran sungai. Sungai dipegunungan kapur yang oleh warga disana disebut dengan Kali Muncar. Airnya mengalir deras dan sangat jernih hingga saking jernihnya dasar sungai ini kelihatan jelas. Dasar sungai yang berupa batu-batuan kapur begitu eloknya. Putih bersih dengan aneka bentuk alami yang sangat menarik hati. Saat kita berjalan menyusuri dasar sungai ini, segera, akan membawa fantasi kita seolah sedang berjalan di
Keindahan wisata air Jurug Muncar tak akan terbantahkan
permukaan bulan. Dengan bentuk permukaan dasar sungai yang tidak rata, sehingga begitu banyaknya cekungan dengan air sungai yang jernih berada didalamnya. Begitupun keberadaan beberapa buah air terjun yang mengilhami nama jurug itu sendiri. Jurug, Bahasa Jawa yang kurang lebih berarti curam menghasilkan beberapa buah air terjun dengan ukuran yang tak begitu besar dan tak begitu tinggi letaknya yang berada di sepanjang aliran Kali Muncar. Keberadaan Jurug Muncar ini seolah-olah tiada henti-henti menumpahkan air. Sangat menggoda hati untuk dapat bercengkerama dengannya. Dan rasakan pula, betapa nikmatnya ketika percikan air gunung yang jatuh dan tertiup angin itu menerpa wajah kita. Luar biasa segarnya! Dari banyak sisi, Jurug Muncar ini memang sangatlah menawan. Selain pemandangan dasar sungai dan air terjunnya yang menawan, panorama alam disekitar Jurug Muncar ini juga sangatlah indah. Sisi alami sebuah alam pedesaan di wilayah Blitar Selatan sangatlah menonjol. Sebuah kawasan yang terjal, namun terlihat subur, dengan batubatuan kapurnya yang berwarna putih menghiasi hampir setiap bagian lingkungan wisata ini. Gemericik air sungai dan derasnya Jurug Muncar memberikan nada-nada yang tak
biasa kita dengarkan di jaman seperti sekarang ini. Tiada teratur namun memberikan kesan yang begitu nikmat. Suara-suara alam yang mendamaikan hati. Pohon-pohon yang tumbuh liar disekitar Jurug Muncar memberikan rasa teduh yang sangat nyaman. Sesekali, suara burung-burung liar menambah manis tempat wisata yang satu ini. Sungguh, Jurug Muncar memberikan sejuta pengharapan sekembalinya dari sana akan melunturkan lelah kita dan terasa segar kembali. (Moza)
Dasar sungai nan elok dengan banyak sekali cekungan membawa kita seolah sedang berjalan di permukaan bulan
MP Edisi 01 Tahun 2016
49
Dolan neng Kafe Agus lungguh dewekan nang Bar. Gak sepiro suwene koncone sing jenenge Bambang mlebu ambek nggandeng wong wedok limo uayu-uayu, terus lungguh neng lounge, gayane ngebosi koyo raja minyak, guyon cekakakan karo bolak balik cipika cipiki, wis pokok'e marai kemropok. Agus mbatin, "Kapan nasibku koyo Bambang. Lha aku wong wedok siji wae ora gablek.." Pas Bambang mlaku nang Bar, Agus ono kesempatan takon : "Mbang, piye carane awakmu iso oleh kencanan ayu-ayu?" Bambang : "Ojo crito-crito yo, tak kandhani rahasiane... mrene nek awakmu dolan rene maneh... begitu awakmu lungguh neng bar, uncalno kunci mobilmu neng mejo bar, wis mesti wong wedok-wedok iku marani" Agus : "Tapi aku gak duwe mobil, aku mung duwe sepeda montor wae wis elek, knalpote ucul pisan..." Bambang : "Awakmu cuma perlu gantungan kunci mobil. Iki deloken aku duwe gantungan kunci Jaguar. Yo cuma ngono thok modalku.." Sesuk bengine, Agus kledhang-kledhang mlebu kafe. Bambang wis ono neng jero lungguh karo wong wedok telu. Agus marani bar, karo nguncalno kunci sak gantungan mobile FERRARI neng duwur mejo bar.. gak ono reaksi babar pisan.. Kunci dijupuk maneh disak'i.. Bareng ono wong wedok liwat, kunci diuncalno maneh nang duwur meja bar.. Gak ono reaksi maneh, malah diguyu-guyu. Bambang sing wiwit mau ngawasno wae langsung marani Agus, karo mbisiki, "Awakmu iku lho, kok goublok nemen to....COPOTEN DISIK HELM sepeda montormu!!"
Remnya dimana..?
Itu Buaya Darat, Bu...
Si Mamet sama pacarnya lagi naik mobil kaget, tiba-tiba dari belakang sebuah motor Harley menyalip mereka dan pengemudinya berteriak, "Hoooi! bang sudah pernah naik Harley belum?" sambil ngebut tancap gas.
Di suatu siang pada jam pelajaran ilmu hayat di sekolah dasar:
"Sialan tuh orang, baru naik Harley segitu aja sombong banget, gw kejar ahh!" kata Mamet yang lagi nyetir mobil.
Ikoh: "Guk guk guk,,,anjing!"
Ngga' lama kemudian, Harley tersebut bisa diuber sama mamet dan pengendara Harleynya berteriak lagi, "Hoooi! Bang sudah pernah naik Harley belum?" sambil tancap gas ninggalin mobil. Si Mamet kesel dan terjadi baku kejar-kejaran sama yang pake Harley, tau-tau di depan ada lampu merah, Mamet spontan injek rem buat berhenti eh tuh pengemudi harley masih ngebut aja dan tabrakan sama mobil box diperempatan jalan, mamet turun dari mobil dan menghampiri pengemudi naas itu.
Kisid: "Meong meong,,,kuciiing!"
“Maka nya jangan nora dong bang,baru naik harley aja sudah sombong'' kata mamet. Terus pengemudinya ngejawab.. "maaf bang, maksud saya klo abang pernah naik Harley, saya cuma mau nanya rem nya dimana????
Guru: "Ayo anak-anak sekarang tirukan suara binatang dan sebutkan nama binatangnya,,,!"
Guru: "Ayo siapa lagi,,,?"
Guru: "Ayo Odah giliran kamu,,,!" Odah: "Mbeee mbeee,,,kambing!" Guru: "Pinteeerrr,,,!Nah sekarang coba kamu, Onyod,,,!" Onyod: "Hai cantiiik, sendirian aja nih. Abang temenin ya, boleh nggak,,,?" Guru: "Onyoood,,,! Itu suara binatang apa,,,?!" Onyod: "Buaya darat, Buuu,,,!" Sumber: http://jokes.web.id
50
MP Edisi 01 Tahun 2016
P
embaca, ini merupakan tulisan saya yang pertama, di era sebagai Bupati Blitar periode 2016-2021. Masih gres, dan semoga Anda tidak bosan. Sudah lima tahun, secara terusmenerus mengisi rubrik Etos di majalah ini, ketika masih menjabat sebagai Wakil Bupati mendampingi Bapak Herry Noegroho yang sekarang sudah memasuki purna bhakti. Hal pertama yang ingin saya sampaikan, adalah ungkapan terima kasih yang setinggi-tingginya, karena Pak Herry memberi tinggalan warisan sangat bagus yaitu dokumen MoU antara beliau dengan Administratur Perhutani KPH Blitar. Menarik, karena MoU itu dibuat di hari-hari akhir, sebelum beliau mengakhiri jabatan, hari Minggu tanggal 31 Januari 2016 lalu. MoU ini bagaikan tongkat kecil yang dibawa pelari-pelari estafet di lintasan atletik. Pak Herry kemudian mengulungkan kepada saya, agar saya meneruskan berlari membawa tongkat itu mencapai garis
finish. Saya merasa terharu, karena proses suksesi antar Bupati Blitar kali ini, berlangsung sedemikian futuristik, smart, dan sangat dipenuhi semangat persaudaraan. Yakinlah, proses pergantian Bupati Blitar kali ini tidak akan mengganggu jalannya pemerintahan. Di tempattempat lain, Bupati atau Walikota yang baru, masih membutuhkan penyesuaian diri selama satu hingga dua tahun, untuk mengenali medan. Artinya, ada masa jeda yang hilang, karena habis dipergunakan untuk mempelajari medan kerja. Tetapi ingat, saya bukan orang baru di lingkungan Pemkab Blitar. Tidak perlu ada waktu yang terbuang untuk mempelajari medan. Tidak perlu menunggu satu atau dua tahun untuk memulai bekerja. Setelah ditetapkan KPU Kabupaten Blitar sebagai pemenang Pilkada 2015, saya terus saja bekerja menghabiskan sisa jabatan sebagai Wakil Bupati. Setelah masa jabatan itu berakhir, saya pun langsung menyesuaikan diri sebagai B u p a t i Te r p i l i h , s a m b i l menantikan hari pelantikan. Koordinasi-koordinasi terus
saya lakukan dengan para pemegang policy SKPD. Saya tidak perlu mempelajari medan, karena saya sudah mengenal seluruh pejabat di Kabupaten Blitar. Saya bahkan hafal nama-nama kepala desa, carik, bayan, dan ketua-ketua kelompok tani di Kabupaten Blitar. Hidup saya telah habis, sebagai birokrat tulen, dan sekarang mendapat amanah sebagai Bupati Blitar. Di depan mata kita, adalah setumpuk agenda pekerjaan. Pedoman yang akan saya pergunakan bersama Pak Marhaenis, adalah dokumen visi-misi kepala daerah, yang sudah saya sampaikan di depan panelis dan KPU Kabupaten Blitar. Janji kami adalah membawa masyarakat ini “Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju, dan Berdaya Saing”. Untuk itu, berikanlah masukan-masukan sebanyakbanyaknya. Berikanlah kritikkritik konstruktif, sehingga kami bisa segera melakukan pembenahan sebelum melakukan kebijakan yang salah arah. Selamat bekerja. Drs. Rijanto, MM MP Edisi 01 Tahun 2016
51
Ny. Ninik Rijanto, saat Kepala dilantik BLH, sebagai KetuaT im Penggerak PKK,MIN Kabupaten menggantikan Ny. Erapenghargaan Herry Noegroho Bupati Herry Noegroho, didampingi Krisna Triatmanto dan Kepala TegalasriBlitar Damanuri usai menerima Adiwiyata Mandiri