PENATARAN KOMUNIKATIF, INFORMATIF DAN BERIMBANG
Bupati Herry Noegroho, didampingi Kepala BLH, Krisna Triatmanto dan Kepala MIN Tegalasri Damanuri usai menerima penghargaan Adiwiyata Mandiri
MAJALAH
www.blitarkab.go.id
E D I S I 0 3 TA H U N 2 0 1 7
Pembaca yang budiman.
M
ajalah Penataran edisi 3 tahun 2017 kali mengangkat soal olahraga sebagai rubrik utama. Berita olahraga menjadi isu hangat, karena setahun berlalu organisasi KONI Kabupaten Blitar lumpuh. Terhitung tahun 2016 hingga 2017. BPK menemukan mal-administrasi sehingga terpaksa dilakukan koreksi melalui lembaga penegak hukum. Uniknya, kegiatan olahraga terus berjalan, kendati para pengurus harian KONI lebih disibukkan oleh kegiatan pro yustisia. Kompetisi, pertandingan, kejurda, tetap diikuti atlit-atlit Kabupaten Blitar, bermodal urunan antara para orag tua dan pengurus cabor yang pinjam sana-pinjam sini. Kenyataan inilah yang cukup kontradiktif, karena kegiatan pembinaan olahraga sudah disediakan biayanya dalam bentuk anggaran oleh APBD tahun 2017. Tetapi di sisi lain, Pengurus KONI Kabupaten Blitar tidak memiliki kemampuan untuk menyalurkan dana tersebut. Para pengurus cabang olahraga di lingkungan KONI Kabupaten Blitar kemudian menyelenggarakan Musyawarah Olahraga Kabupaten (MUSORKAB) KONI Kabupaten
Dari Redaksi ………………………….…….......…...… 2
Blitar. Tanggal yang dipilih adalah 24 Mei 2017 bertempat di Aula Garuda Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar.
Point Indeks ……………………………………............ 3
Sebanyak 31 pengurus cabor, tercatat hadir dalam musyawarah itu. Mereka secara aklamasi memilih Tonny Andreas, untuk menjadi Ketua KONI Kabupaten Blitar periode 2017-2020. Jabatan sebelumnya, pria yang tinggal di Perum ASABRI Tlogo itu, adalah Ketua Persatuan Angkatbesi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABSI) Kabupaten Blitar. Topik olahraga ini kami jadikan topik utama, karena jalur olahraga telah menjadi jalur profesi yang diminati oleh generasi baru di era milenia. Pelajar-pelajar SD, SMP, dan SMA sederajat, sudah dilibatkan dalam turnamenturnamen semacam O2 SN, kejurda, bahkan kejurnas. Murid-murid itu, memiliki skill ketrampilan di bawah binaan klub-klub di lingkungan kepengurusan cabang-cabang olahraga (cabor) yang tersedia. Oleh sebab itu, tentu kehadiran pengurus cabor tetap dibutuhkan. Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM menegaskan, panglima terdepan dalam pembinaan olahraga adalah pengurus-pengurus cabor di tingkat kabupaten. Untuk itu,
4 6 8 10 12
HAMBANGUN PRAJA Tugas Berat Menanti Sekkab Baru............................ Pasar Kutukan Juara 1 Lomba Pasar Desa.…........... Raih WTP dari BPK, Pemkab Blitar.......…………....... Stok Bahan Pokok di Blitar Aman .............................. Bupati Blitar Resmikan Gedung Baru......................... Lestarikan Budaya Gotong Royong......…………....... Hari Bumi, Bupati Blitar Pimpin................................. Gus Jeng Kabupaten Blitar..........………………......... 58 Anggota PPDI Dapatkan SIM D……………..........
14 16 18 20 22 24 26 28 30
EDUKATIF Terus Tingkatkan Kualitas Pendidikan..........………… 32 REAL ACTION Peduli Lansia, PKM Ponggok Luncurkan................... 34
KONI harus didorong untuk bangkit, agar menjaga kesinambungan proses pembinaan cabor-cabor yang bernaung di induk organisasi KONI.
LIPUTAN KHUSUS Darma Santi di Candi Penataran............................... 36
Selain topik utama tersebut, seperti biasa Majalah Penataran menampilkan berita-berita menarik di seputar birokrasi, dan potensi-potensi masyarakat di berbagai bidang. Dengan semangat ‘Hurub Hambangun Praja”, bergelora membangun daerah, semoga sajian ini bermanfaat. Selamat bekerja.
Pelindung : Drs. H. RIJANTO, MM., MARHAENIS URIP WIDODO, S.Sos. Penasehat : Drs. TOTOK SUBIHANDONO, M.Si Penanggung Jawab : Drs. MAHADIN CU, MM Pemimpin Redaksi : Ir. PRIYO SANYOTO Redaktur : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si, Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO, HENDRA NOVARIADI, M. ENDRA PRASETYA Anggota : DWI AGUS SANTOSO, ST., ASYIK FAUZI, ST, BAMBANG RIANA, SE
ALAMAT REDAKSI Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Sudanco Supriyadi Nomor 17 Blitar. Telp./Fax (0342) 555955 Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
GERBANG Musyawarah Olahraga KONI Kab..................………. Bupati Ajak KONI Kembali …………………................ Kapolres Sarankan Re-fresh ………………............... Tonny Andreas Ketua Terpilih …………….................. Sekda Sarankan KONI Proteksi …………..................
LENSA SPORT Semangatnya Wabup Henis....…………….. 38 Bangkitnya Kesebelasan Blitar Poetra......... 40 BUDAYA Grebeg Sawentar 2017............................... 42 Juma’at Legian di Sanggar Kyai Pradah...... 44 PELUANG USAHA Pemkab Peduli Camilan Kedelai Jeblog...... 46 PELESIR Katakan Cinta di Kaloka ……….................
48
INTERMEZO ............................................
50
ETOS Kecerdasan Olahraga.................................
51
3
Pantauan Majalah Penataran dari lokasi kegiatan menyebutkan, rapat besar itu bernama Musyawarah Olahraga Kabupaten (MUSORKAB) KONI Kabupaten Blitar tahun 2017. Digelar Rabu tanggal 24 Mei 2017 bertempat di Aula “Garuda” Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yang terletak di Jalan Raya Garum, Blitar. Sebanyak 31 pengurus cabang olahraga, tercatat menghadiri rapat ini. Tonny Andreas, pria yang berdomisili di Perumahan ASABRI Tlogo, Kanigoro, secara aklamasi terpilih untuk masa bakti 2017-2020. Estafet kepemimpinan beralih dari tangan Drs. Dwi Wahyu HS yang menjadi Ketua KONI Kabupaten Blitar periode 2013-2016.
Salam Prestasi dari Atlit Balap Sepeda
D
i tengah suasana Musorkab yang penuh semangat, kabar gembira datang dari Thailand. Atlit Kabupaten Blitar, bernama Wiji Lestari berhasil menyabet medali perunggu pada Asian BMX Chamspionship. Menurut Gunawan, pengurus ISSI Kabupaten Blitar, prestasi Wiji Lestari itu diraih setelah berhasil menapaki prestasi di tingkat lokal dan regional. “Kami terus berlaga di setiap
pertandingan, meskipun kepengurusan KONI sedang vakum,” kata Gunawan. Ia mengharapkan, Pengurus KONI Kabupaten Blitar mendatang bisa berkiprah dengan baik. “Ukurannya gampang saja. Kami dengan biaya sendiri, dapat berprestasi di Thailand. Kalau KONI ikut hadir dalam pembinaan, maka akan muncul atlitatlit baru yang makin banyak,” imbuh Gunawan. (pur)
“Jabatan ini merupakan amanah buat saya. Saya akan ajak teman-teman seluruh cabor untuk bangkit dan menegakkan kepala menomorsatukan prestasi olahraga di Kabupaten Blitar,” sambutan Tonny mengawali kepemimpinannya pada acara itu. Wakil Bupati Blitar, Marhaenis Urip Widodo, S.Sos membuka Musorkab yang dipandu Pengurus KONI Pengprov Jawa Timur.
Aktivis penggerak olahraga di Kabupaten Blitar bergerak. Mereka menggelar forum musyawarah organisasi, dan memilih Ketua KONI Kabupaten Blitar. Roda organisasi mulai menggelinding, setelah lumpuh selama satu tahun.
Wabup Marhaenis, utusan KONI Jawa Timur, dan peserta Musorkab, berbincang santai
4
Musorkab tersebut dipandu langsung oleh Delegasi KONI Pemprov Jawa Timur yang dipimpin Iwan Setiawan, pejabat Wakil Sekretaris KONI Jawa Timur. “Saya bergembira, KONI Kabupaten Blitar memiliki kemauan keras untuk menaikkan pamor dan marwah organisasi untuk membangun masyarakat di sektor olahraga,” kata Iwan Setiawan. Wakil Bupati Blitar, Marhaenis Urip Widodo, S.Sos membuka pelaksanaan Musorkab KONI Kabupaten Blitar itu. “Anggaran di APBD Kabupaten Blitar tahun 2017 sudah tersedia. Silakan dipergunakan sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab dan sesuai ketentuan yang berlaku,” pesan Wabup Marhaenis dalam kesempatan itu. (pur)
Prestasi Wiji Lestari, atlit pebalap sepeda yang moncer di sela-sela Musorkab KONI.
Data Atlet hebat Nama Alamat
: Wiji Lestari : Dsn. Tumpuk RT 05/09 Desa Purwokerto, Kec Srengat Kab Blitar Pendidikan : Siswa kelas XI IPS 6 SMA Negeri Srengat Putra pasangan : Slamet Mustofa-Romdiyah Prestasi : - Peringkat 30 dunia untuk Woman Junior per April 2017 Juara 1 Woman Junior BMX International, Banyuwangi Juara 3 Woman Junior Asian BMX Championship Chalenge 2017 di Suphanburi, Thailand
5
“Kader-kader muda silakan tampil di depan. Gerakan olahraga di seluruh dunia, sudah memberikan kesempatan kaum muda di garda depan. Kami yang sudah tua-tua ini, memberi dorongan saja,” imbuh Bupati yang dikenal getol dengan olahraga sepak bola ini. Pesan Bupati, pembinaan olahraga yang dilakukan KONI hendaknya tetap berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, karena bibit-bibit atlit itu banyak ditemukan di jenjang sekolah. Event-event olahraga seperti O2 SN dan sejenisnya, adalah pintu masuk untuk menemukan bibit atlit.
Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM menyatakan rasa bangga, KONI Kabupaten Blitar memiliki kemauan menegakkan wibawa organisasi. Musorkab KONI diharapkan kembali membawa jalan menuju prestasi.
“Walaupun pengurus KONI bersifat mandiri dari pengusaha, aktivis, dan non struktural birokrasi, tetapi tetaplah berkiblat pada dunia pendidikan, karena di sanalah tempatnya atlit untuk dikembangkan,” wanti Bupati. (pur) Seluruh pengurus cabor anggota KONI Kab Blitar hadir lengkap di arena Musorkab
T
im Musorkab KONI Kabupaten Blitar bertugas mempersiapkan segala kebutuhan untuk musyawarah. Mulai perangkat keras dan perangkat lunak. Mulai cari gedung, pesan berner, menemui KONI Jatim, hingga berkonsultasi dengan berbagai unsur pimpinan daerah. Mudjiati, sekretaris Tim Musorkab, mengaku gembira bekerja super cepat bersama tim yang juga memiliki kecepatan tinggi. “Tim kami dibentuk tanggal 12 Mei 2017. Lalu melakukan persiapan dan konsolidasi, dan memutuskan melaksanakan Musorkab tanggal 24 Mei 2017. Tidak ada waktu untuk berleha-leha,” ujarnya.
Bupati Drs Rijanto menerima Tim Musorkab yang berkonsultasi mencari bahan masukan.
“
Saya mendukung penuh, keinginan teman-teman pelatih dan para atlit, untuk memilih pengurus KONI yang baru di dalam Musorkab,” kata Bupati Rijanto ketika menerima Panitia Pelaksana Musorkab guna melakukan konsultasi, pada hari Selasa 16 Mei 2017. Bupati menekankan agar panitia Musorkab KONI merujuk pada Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional, serta AD-ART yang menjadi pegangan organisasi KONI. Dicontohkan, ada ketentuan dalam undang-undang olahraga, yang melarang pejabat struktural dan pejabat publik terlibat dalam kepengurusan.
6
Ia merasa beruntung, Tim Panpel yang berisi 4 orang, bekerja fleksibel dan berbagi tugas dengan enak. Hasilnya, Musorkab berlangsung lancar dan tidak mengalami kendala yang berarti. Pemilihan Ketua Umum secara aklamasi, Sidang Komisi Program Kerja berlangsung lancar dan tidak gejolak selama Musorkab. (pur)
Pernyataan Bupati Blitar itu merujuk pada Pasal 40 UU Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasioanal yang berbunyi: “Pengurus komite olahraga nasional, komite olahraga provinsi, komite olahraga kabupaten/kota bersifat mandiri dan tidak terkait dengan kegiatan jabatan structural dan jabatan publik”. Selain tetap berpegang pada ketentuan baku, seluruh peserta musyawarah harus menjunjung tinggi sportivitas menjadi nafas utama insan-insan olahraga. Jika keterbukaan, kebersamaan dan gotong royong menjadi nafas sebuah organisasi, maka prestasi pun akan segera hadir.
Mudjiati SPd, ngurusi konsumsi, Upacara Pembukaan, hingga penyusunan pengurus baru.
7
Stack Poncogati, Ketua Pertina Kab Blitar
Kapolres Blitar , AKBP Slamet Waluyo menemui Tim Panpel Musorkab
K
apolres Blitar AKBP Slamet Waluyo, SIK menyarankan agar KONI Kabupaten Blitar melakukan re-fresh atau penyegaran secara menyeluruh. Tujuannya agar organisasi ini menjelma sebagai organisasi yang modern, lincah dan fokus terhadap pembinaan prestasi olahraga. Saran itu disampaikan AKBP Slamet Waluya, SIK ketika menerima Tim Panitia Musorkab di ruang kerjanya. “Pengurus KONI Kabupaten Blitar harus berani menata ulang, metode operasional organisasi KONI berbasis undang-undang olahraga,” tutur Kapolres. Tugas utama KONI, lanjut Kapolres,
adalah membina olahraga. Para pengurusnya harus memfokuskan diri pada usaha-usaha mencetak atlit baru, memutar roda kompetisi, mendidik wasit, pelatih, dan memperbanyak latihtanding dengan sejawat yang lebih maju.
mengadopsi ruh dan intisari UU tersebut. Mereka mereformasi kepengurusan berasal dari para pelaku-pelaku olahraga yang sebenarnya. Alhasil, bibit-bibit atlit segera bermunculan, dan menjuarai event-event seperti Porprov, Kejurda, O2 SN dan sebagainya.
“Jangan lagi meneruskan karakter organisasi ini seperti di masa lampau, yang secara terselubung bergaya partai, tempatnya ngumpulnya birokrat dan sebagainya,” lanjut perwira yang asli Kediri ini. Yang dimaksud Kapolres adalah Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Di daerah pinggiran, aplikasi UU tentang Keolahragaan itu masih setengah-setengah. Tubuh KONI masih dikendalikan orang-orang birokrasi dengan berbagai macam motivasi. Akibatnya, pembinaan olahraga bukan lagi menjadi prioritas utama. Pertumbuhan atlitnya, relatif seret.
Daerah-daerah maju seperti Surabaya, Malang, Sidoarjo, sudah berhasil
“Memang lahir atlit baru dari Blitar yang muncul dan menjadi juara. Tapi
Pengurus Cabang Olahraga (Pengcabor) adalah panglima terdepan dalam pembinaan atlit. Berikan kepercayaan penuh kepada mereka, dan prestasi pun akan bermunculan.
Stack Poncogati, Ketua Pertina Kabupaten Blitar menekankan perlunya kepercayaan itu, karena pihaknya sudah berusaha mencetak atlit-atlit yang mampu berbicara di event-event resmi, dan pulang membawa piala dan medali.
“Beri kepercayaan dalam hal anggaran. Tujuanya agar kami lebih mudah dan cepat melahirkan atlit. Pengurus KONI mendatang, hendaknya mengubah visi-nya, yaitu menjadikan atlit sebagai prioritas utama,” kata Stack. (pur)
prosentase-nya masih tertinggal jauh dibanding atlit yang tumbuh di Surabaya dan Malang,” imbuhnya. Tolok-ukurnya adalah hasil resmi dari Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur yang digelar hingga edisi ke 5 di Banyuwangi tahun 2015. Kabupaten Blitar tetap saja kesulitan menembus kelompok 20 besar di klasemen akhir. Kapolres tidak menampik adanya kenyataan, bahwa anggaran pembinaan olahraga berasal dari APBD daerah. Tapi bukan berarti, operator pelaksananya adalah para pegawai negeri sipil saja. “Ingat lho, orang-orang swasta di Kabupaten Blitar lebih jago mengelola anggaran. Lihat saja banyak milyuner karena berbisnis telur, ayam, blimbing, coklat dan sebagainya. Mereka lebih mampu menata sirkulasi uang, secara efektif dan efisien,” imbuhnya lagi.(pur) Kalangan swasta, sudah saatnya menjalankan organisasi secara lincah.
8
9
Selain memprioritaskan soal pemberian dana pembinaan kepada para atlit, Tonny juga akan serius soal masa depan atlit. Sekolah-sekolah, tidak lagi mempersulit pelajar yang akan bertanding, dengan alasan absen, PR, ujian dan sebagainya.
L
angkah awal, saya akan mengajak teman-teman pelatih, pembina dan pengurus cabor, kita bergerak bersama-sama untuk melahirkan bibit-bibit atlit baru,” ajak Tonny Andreas. Pembenahan utamanya adalah soal anggaran pembinaan olahraga, yang selama ini menjadi buah bibir yang tidak ada habis-habisnya. Kita ini memiliki anggaran pembinaan olahraga yang tidak sedikit, lanjut Tonny, tetapi prestasi kita masih di belakang daerah-daerah tetangga kita. Maka yang perlu dibenahi adalah operasional KONI yang harus mengutamakan pemberian anggaran kepada para atlit. “Yang harus mendapat perhatian utama adalah atlitnya. Saya trenyuh melihat atlit kurus-kurus dan tidak terawat. Sekarang saatnya para atlit hidupnya berbahagia,” imbuh Tonny yang saat ini tercatat sebagai Ketua Pengurus Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABSI) Kabupaten Blitar. Tonny Andeas, Ketua KONI Kabupaten Blitar priode 2017-2020
Musorkab KONI Kabupaten Blitar 2017 telah berakhir. Tonny Andreas, terpilih secara aklamasi menjadi ketua untuk periode empat tahun berikutnya. Prioritas utamanya, menggenjot peran cabor-cabor sebagai pusat pembibitan atlit.
Ilmu dan teknologi olahraga terus berkembang. Jika olahraga di Kabupaten Blitar ingin maju dan menyaingi daerah tetangga seperti Malang dan Kediri, harus mawas diri. Pelatih dan pembina jangan malu untuk bertanya, belajar bersama dan menimba ilmu dari mereka. “Pembinaan wasit dan pelatih, akan menjadi perhatian kita. Silakan temanteman cabor membuat kegiatan pelatihan wasit seperti itu, kita akan mengudang pakar-pakar olahraga, pakar kesehatan, dan sebagainya,” lanjutnya. Kalau sekedar menjadi pengurus cabor dan prestasinya hanya begitu-begitu saja, berarti memang tidak memiliki minat untuk mengembangkan olahraga. (pur)
DEWAN PELINDUNG
DEWAN PENYANTUN DEWAN PENASIHAT Ketua Umum Ketua 1 Ketua 2 Sekretaris 1 Sekretaris 2 Bendahara 1 Bendahara 2 Bidang-bidang 1. Bidang Binpres 2. Bidang Hukum 3. Bidang Organisasi 4. Bidang Pembibitan 5. Bidang Humas 6. Bidang Diklat 7. Bidang Sar-Pras 8. Bidang Litbang 9. Bidang Sport Medicine 10. Bidang Audit Internal
: Bupati dan Wakil Bupati Blitar, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Kapolres Blitar Dandim 0808 Kajari Blitar Ketua PN Blitar Kalapas Blitar Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar : Seluruh SKPD di Kabupaten Blitar Seluruh Pengusaha di Blitar Rektor Univ. Islam Blitar : Drs.Dwi Wahyu HS, MPd Gatot Wahyu SPd, MPd : Tonny Andreas : Fatatoh Hironi Ulya, SE : Miftachul Khoirudin : Purwanto : Mudjiati, S.Pd. : Mudakir : Ahmad Yazid Bustomi : Didik Suhardi, SH. Dafit Suyanto, S.Pd. : Karsono, SH Asbir Muhere, SH : Yamin Siswanto : Drs. Iskab Susiono, S.Pd. : Hendik Budi Yuantoro Hendra Novariadi : Titit Darmaja Gunawan ISSI : Widodo Cholis Wahab : Dwi Wahyu Heru Prananda Putra : dr. Akbar Al Faruq Gunawan FORKI : Agung Wicaksono, SE, MM Nurhudiana
L
uhur Sejati, Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Parbudpora) Kabupaten Blitar, menyambut baik tersusunnya personalia kepengurusan KONI Kabupaten Blitar periode 2017-2020. Ia ingin, tata kelola anggaran KONI dilakukan pembenahan bersama-sama. “Yang saya tekankan, bendahara KONI jangan lagi berasal dari peronil dari dinas kami,” kata Luhur. Ia menegaskan, anggaran KONI memang diluncurkan melalui Bidang Pemuda dan Olahraga di instansinya. Namun di sisi lain, Dinas Parbudpora juga bertindak sebagai verifikator. Fungsi ganda seperti ini, secara teknis akan menimbulkan kerancuan.
Atlit Kabupaten Blitar yang cedera dalam pertandingan, butuh biaya untuk menyembuhkannya.
10
“Sekolah harus bangga, jikalau ada pelajar yang punya kecerdasan olahraga. Mereka ini adalah bintang sekolah. Atlit sekolah ini justru harus prioritas naik kelas duluan, dan lulus duluan,” kata Tonny. Maka ia tidak segan-segan mendatangi sekolah dan gurunya, jika kelak ada atlit yang gagal bertanding hanya gara-gara sikap gurugurunya yang tidak menghargai kecerdasan olahraga siswanya.
SUSUNAN PERSONALIA PENGURUS KONI KABUPATEN BLITAR MASA BAKTI 2017-2021
Maka pihaknya mempersilakan KONI menggunakan anggaran yang disediakan APBD, bersama bendahara yang memiliki keahlian di bidang manajemen keuangan. “Nanti kami tinggal memverifikasi saja, sehingga semakin mudah dan tidak beresiko,” lanjut Luhur Sejati. (pur)
Luhur Sejati menghadiri Musorkab KONI Kab Blitar 2017.
11
Blitar dalam setiap event keolahragaan. Padahal, proses mutasi itu terjadi pada usia-usia pembinaan di tingkat sekolah. “Kalau sudah memasuki jenjang semi professional, silakan meneruskan karir di kota-kota besar yang memungkinkan mendorong moncer-nya prestasi. Tapi kalau masih di tingkat SMP dan SMA, rasanya masih terlalu dini,” imbuh Sekda lagi. Gejala perpindahan atlit, lanjut Sekda, sering kali merugikan si atlit sendiri. Padahal kebijakan itu, disinyalir bukan kemauan si atlit, melainkan kebijakan oficialnya. Uniknya, para official itu secara teknis kadang-kadang merangkap sebagai pengurus cabor. Celakanya, jika sesama official saling bersitegang mempertahankan status atlit, resikonya justru menimpa si atlit. Mereka tidak bisa bertanding, karena memiliki dobel status domisilinya. “Banyak atlit pemula yang menjadi korban permainan official seperti ini,” imbuh Sekda. Itulah sebab, Sekda berpesan agar Pengurus KONI Kabupaten Blitar di masa mendatang, memberi perhatian agar bisa menghilangkan praktek operoperan atlit yang dilakukan sejumlah oknum. Ruang geraknya bisa dipersempit, dengan memberikan tugas-tugas penting kepada cabor, semacam kompetisi berkelanjutan, diklat-diklat wasit hakim, dan sebagainya. (pur)
Drs Dwi Wahyu HS, menyerahkan jabatannya kepada Ketua Panitia Musorkab KONI 2017.
Drs. Dwi Wahyu HS, MPd, mantan Ketua KONI Kabupaten Blitar periode 2013-2016 mengakui, sering dipaksa untuk melepas perpindahan atlit. Kasus-kasus ini biasanya terjadi menjelang berlangsung event-event seperti kejurda, porprov, dan sejenisnya. “Alasan permintaan pindah bermacam-macam. Tapi intinya, saya selaku Ketua KONI diminta menandatangani rekomendasi atlit yang berdomisili di Kabupaten Blitar, diminta untuk membela daerah lain,”
ujar Drs. Dwi Wahyu HS MPd. Menghadapi kasus seperti itu, Dwi Wahyu memilih bersikap tegas melindungi. Dan strategi yang paling tepat, ia mempersilakan pihak-pihak yang meminta itu berbicara langsung dengan pengurus cabor yang bersangkutan, karena di sanalah komunikasi itu terjadi secara intens. “Padahal sesungguhnya sepele. Pihak yang meminta itu tidak berani ngomong dengan pengcab selaku pemilik atlit,” tuturnya. (pur)
S
ekretaris Daerah Kabupaten Blitar Drs.Totok Subihandono, M.Si mengingatkan agar KONI Kabupaten Blitar memprioritaskan proteksi atlit. Usaha mencegah agar atlit tidak keluar dari kabupaten, dan memberikan spirit agar merasa bangga membela panji-panji Kabupaten Blitar. Hal itu diungkapkan Sekda Drs. Totok Subihandono, M.Si karena tingkat mutasi atlit dari Kabupaten Blitar ke luar daerah, cukup tinggi. “Soal atlit pindah ini, sudah menjadi rahasia umum. Dibilang rahasia, nyatanya semua orang sudah tahu,” kata Sekda. Kepindahan atlit Kabupaten Blitar ke luar daerah, terjadi di cabang-cabang olahraga unggulan, yang selama ini memberi kontribusi bagi Kabupaten
12
Atlit-atlit potensial, sering menjadi incaran daerah lain sehingga menyepelekan bendera Kabupaten Blitar
13
masih lowong karena pensiun, kosong atau tidak sesuai kompetensinya," katanya. Ditambahkan, Sekkab baru ini hendaknya juga segera melakukan evaluasi kinerja SKPD khususnya terkait program dan kegiatan yang telah dilaksanakan beserta penyerapan anggaranya. Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito Saren Satoto mengatakan, tugas awal yang harus diselesaikan Sekkab baru yakni mengisi pejabat yang kosong pada dinas. "Jabatan yang lowong harus segera diisi agar kinerja dinas bisa lebih maksimal," katanya. Suwito juga optimis Sekkab Blitar yang baru ini, mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, karena Totok Subihandono telah meniti karir mulai dari bawah di Lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar. "Sehingga Sekkab baru ini benar-benar menguasai peta wilayah Kabupaten Blitar," imbuhnya. Menanggapi hal itu, Sekkab Blitar Drs. Totok Subihandono, M.Si. usai dilantik menyatakan siap bekerja dengan penuh tanggungjawab. "Ada banyak tugtas yang segera harus dikerjakan. Salah satunya segera melakukan
Sekkab Blitar Drs. Totok Subihandono, M.Si. menerima ucapan selamat dari Forpimda
pengisian terkait jabatan-jabatan yang lowong edelon II-B," katanya. Ditambahkannya ada 5 jabatan Kepala Dinas yang masih belum terisi. Pengisian jabatan ini, diakui Totok Subihandono harus melalui mekanisme
dengan melaui panitia seleksi. "Kita akan bentuk Pansel dulu dengan lelang terbuka, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Melalui seleksi administrasi, kompetensi dan lainnya," jelasnya. (hend)
Sekkab Blitar Drs. Totok Subihandono, M.Si. mendapat ucapan selamat dari Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM.
Jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekkab) Blitar yang telah ditinggalkan Drs. Palal Ali Santoso, MM. karena purna tugas telah terisi. Jabatan tersebut kini diisi mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yang juga Pelaksana tugas Sekda Blitar, Drs. Totok Subihandono, M.Si. Pelantikan ini dilaksanakan di Pendopo Agung Ronggo Hadinegoro, awal Mei lalu.
14
B
upati Blitar Drs. H. Rijanto, MM., kepada Majalah Penataran usai Pelantikan Sekkab Blitar mengatakan, sangat bangga dengan terpilihnya Drs. Totok Subihandono, M.Si. sebagai Sekkab Blitar yang baru. "Saya ucapkan selamat kepada saudara Drs. Totok Subihandono, M.Si. yang telah terpilih menjadi Sekda yang baru," katanya. Tugas dan tanggungjawab yang berat telah menanti pejabat baru ini ke depan. Dijelaskan orang nomor satu di Pemkab Blitar ini, ada 8 orang yang mendaftarkan diri dalam seleksi terbuka
pimpinan tinggi pratama Sekkab Blitar. Sementara dari jumlkah itu hanya 6 orang yang lolos seleksi administrasi. Selanjutnya mengikuti ujian kompetensi bidang dan managerial yang meloloskan 3 orang. Akhirnya, dari 3 orang tersebut mengerucut lagi menjadi satu nama, yakni Drs. Totok Subihandono, M.Si. Bupati Rijanto berharap, Sekkab Blitar yang baru ini segera bekerja untuk melakukan konsolidasi internal guna evaluasi dan menata kembali struktur kelembagaan yang baru. "Sekaligus menata personil dan jabatan yang
Sekkab Blitar Drs. Totok Subihandono, M.Si. dekat dengan wartawan
15
Penghargaan juara I ini diberikan langsung Gubernur Jawa Timur, Soekarwo kepada Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM. saat kegiatan BBGRM tingakt Provinsi Jawa Timur di Tulungagung. Pasar Kutukan Desa Slorok sebelumnya masuk dalam 5 besar Lomba Pengelolaan Pasar Desa Terbaik tingkat Provinsi Jawa Timur. Tim penilai mendatangi langsung Pasar Desa pada pertengahan Maret lalu. Tim penilai kala itu terdiri dari tim akademisi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Ketua Tim Penilai yang juga sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Provinsi Jawa Timur, Ir Mohammad Yasin, MSi mengatakan penilaian lomba ini menitik beratkan pada pengelolaan pasar desa. “Untuk pasar kutukan Desa Slorok ini memang pengelolaannya hampir sempurna,” katanya. Pasar Kutukan masuk 5 besar bersama Trenggalek, Gresik, Lamongan, dan Mojokerto.
Prestasi membanggakan ditorehkan Pemerintah Desa Slorok, Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Pemerintah Desa Slorok yang mengelola Pasar Kutukan berhasil menyabet juara 1 Lomba Pengelolaan Pasar Desa Tingkat Provinsi Jawa Timur. Pemenang lomba Pengelolaan Pasar Desa tersebut diumumkan saat Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tingkat Provinsi Jawa Timur di Tulungagung, awal Mei lalu.
16
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Blitar Drs. Mujianto mengatakan lomba pengelolaan pasar desa ini merupakan kegiatan rutin tiap tahun dan Pasar Kutukan yang telah menjadi salah satu nominasinya akhirnya bias menjadi juara 1. “Lomba ini dalam rangka membina dan memotivasi untuk mengembangkan pasar desa di Kabupaten Blitar. Alhamdulillah kita menjadi juara 1 mengalahkan ratusan pasar desa yang ada di Jawa Timur,” kata Mujianto.
Pasar kutukan Desa Slorok, selalu ramai
(jalur kabupaten) yang berada tepatnya antara Desa Sidodadi. Yakni pada jalur utama antar desa yang menjadi jalur utama warga masyarakat yang akan menuju kearah Kota Blitar.
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk menata Pasar Kutukan agar lebih tertata dengan rapi,” imbuhnya. (hend)
Dijelaskan Zaenal Mustofa, Pasar Kutukan ditempati 367 pedagang, yang mayoritas warga Desa Slorok. “Para pedagang ini tergabung dalam Paguyuban Pasar Kutukan. Paguyuban ini senantiasa mengkoordinir para pedagang di pasar ini demi kemajuan dan kemakmuran para pedagang itu sendiri,” jelasnya. Kades Zaenal Mustofa juga berharap, predikat juara I Lomba Pengelolaan Pasar Desa tingka Jawa Timur ini dapat dipertahankan. Ia juga berjanji akan lebih memaksimalkan kinerja para pengelola Pasar Kutukan agar lebih baik lagi. “Tentunya kita akan terus
Kepala Desa Slorok, Zaenal Mustofa, S.Pd.I.
Menanggapi itu, Kepala Desa Slorok, Zaenal Mustofa, S.Pd.I. mengatakan sangat bangga dengan prestasi ini. “Alhamdullilah, berkat kerja keras kita bersama, Pasar Kutukan berhasil menjadi Juara I,” kata pria alumni STAIN Tulungagung ini. Diakuinya, Pasar Kutukan sebelumnya pernah pula meraih Juara IV Tingkat Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015. Lebih lanjut dijelaskan pria yang juga menjabat Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Blitar ini, Pasar Kutukan berdiri di lahan kas desa seluas 3.830 meter persegi, dengan luas bangunan 360 meter persegi. Pasar ini berada berada di Jalan Desa dekat perempatan penghubung antar desa
17
Pemerintah Kabupaten Blitar berbangga hati. Ini lantaran Pemerintah Kabupaten Blitar mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Opini WTP ini sudah ditunggu Pemkab Blitar sejak sembilan tahun yang lalu. Opini ini berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah untuk Tahun Anggaran 2016.
L
aporan Hasil Pemeriksaan diserahkan langsung Kepala BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Novian Herodwijanto kepada Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM di Ruang Auditorium Kantor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur akhir Mei 2017 lalu. “Dengan opini WTP ini, merupakan kebanggaan bagi Pemerintah Kabupaten Blitar karena telah bekerja keras untuk mendapatkan opini itu,” katanya. Dijelaskan Bupati Rijanto, sebelumnya
Pemerintah Kabupaten Blitar selalu mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dengan adanya opini WTP dari BPK ini, tugas Pemerintah Kabupaten Blitar semakin berat, sehingga kerja keras, semangat dan dedikasi tinggi tetap diperlukan. “Akuntabilitas dan transparansi tetap dikedepankan. Sehingga opini WTP bisa dipertahankan,” jelasnya. Lebih lanjut Bupati Rijanto menambahkan, dalam penilaian BPK tahun ini ada beberapa daerah yang
Kepala BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Novian Herodwijanto menyerahkan LHP kepada Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM
semula sudah memperoleh opini WTP kemudian turun menjadi WDP. Menurutnya, hal ini justru menjadi cermin bagi Pemerintah Kabupaten Blitar agar terus bekerja agar opini WTP bisa dipertahankan. Catatan redaksi, BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur menyerahkan LHP atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah untuk Tahun Anggaran 2016. LHP ini diserahkan kepada 20 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Timur, salah satunya kepada Pemerintah Kabupaten Blitar. Kepala BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Novian Herodwijanto menyerahkan LHP tersebut kepada masing-masing pimpinan DPRD dan Kepala Daerah yang hadir dalam acara tersebut. Dari LHP yang diserahkan di Ruang Auditorium Kantor BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur tersebut, 12 pemerintah daerah berhasil mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), 4 pemerintah daerah berhasil meningkatkan opini dari WDP menjadi WTP, 1 pemerintah daerah tetap memperoleh opini WDP, dan 3 pemerintah daerah mengalami penurunan opini dari sebelumnya WTP menjadi WDP.
18
Menurut BPK, pihaknya masih menemukan adanya kelemahan pengendalian dan penyimpangan yang berakibat indikasi kerugian daerah dan kekurangan penerimaan pada akunakun yang memiliki kompleksitas tinggi, antara lain: Belanja Modal khususnya Jalan, Irigasi, Jaringan, dan Gedung masih terdapat kekurangan volume pekerjaan yang mengakibatkan kerugian daerah. Selain itu, cukup banyak ditemukan adanya kelemahan sistem dan pengendalian dalam pengelolaan pendapatan khususnya pajak dan retribusi daerah.
terjadi di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia adalah adanya pemindahan kewenangan pengelolaan SMA/SMK ke Pemprov. Hal ini tentu akan menjadi “Pekerjaan Rumah” tersendiri khususnya dalam hal penyerahan aset. Daftar aset yang akan diserahkan kepada Pemprov yang menjadi lampiran BAST cukup banyak yang bermasalah sehingga ke depannya dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap neraca pemerintah Kabupaten/Kota. (hend)
Temuan BPK lainnya, adanya beberapa permasalahan Aset Tetap yang terjadi dalam pemeriksaan LKPD TA 2016 ini antara lain regrouping atas aset-aset hasil kapitalisasi pemeliharaan dan renovasi, serta kegiatan perencanaan dan pengawasan yang dicatat terpisah dengan aset induknya. Sementara dalam penyaluran Investasi Non Permanen-Dana Bergulir, cukup banyak ditemukan perbedaan antara rincian penerima/debitur dengan total nilai yang disalurkan dan pemda tampaknya kurang optimal untuk melakukan penagihan. Potensi permasalahan lain yang juga
19
kebutuhan pokok berdatangan,” tegasnya Menurut Djancik, selain untuk kebutuhan pangan, jagung juga dipergunakan bahan pokok pakan ternak ayam, baik ayam petelur maupun ayam potong. Karena di wilayah Kabupaten Blitar, banyak warga masyarakat sebagai peternak ayam, baik itu petelur maupun ayam
potong, dan kampong yang setiap hari membutuhkan 150 hingga 200 ton jagung dari bulog. “Jadi selain merupakan kebutuhan pokok, jagung juga merupakan komoditi tertinggi di Kabupaten Blitar,” terang Djancik di hadapan Bupati Rijanto. Pantauan di lapangan sidak pangan ini dipimpin langsung Bupati Rijanto, didampingi Kapolres Blitar AKBP
Slamet Waloya, Komandan KODIM 0808 Blitar Letkol Arh. Surya Dani, SH. dan Kepala Disperindag Kab.Blitar Ir. Agus Pujiyanto beserta pejabat lainnya. Tim ini mendatangi kantor Bulog Bence Kecamatan Garum Kabupaten Blitar, dan juga melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Blitar untuk mengecek harga kebutuhan pokok. (hend)
Pemerintah Kabupaten Blitar memastikan stok pangan di Bulan Ramadhan, Lebaran hingga pasca lebaran aman. Kepastian ini mengemuka setelah Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. bersama Tim Satgas Pangan yang terdiri dari Polres Blitar, Kodim 0808 Blitar melakukan sidak di Gudang Bulog di Bence, Kecamatan Garum pertengahan Mei lalu. Sidak ini sendiri dilakukan untuk memantau stok serta harga kebutuhan pangan.
B
upati Blitar Drs. H. Rijanto, MM. disela-sela sidak kepada Majalah Penataran mengungkapkan, kunjungan secara mendadak ini bertujuan untuk mengecek langsung persiapan pangan menghadapi Hari Raya Idul Fitri dan setelahnya. Sidak ini kita mengetahui penyimpanan barang kebutuhan pokok pangan di Gudang Bulog, menjelang Ramadhan dan Lebaran. “Kita terus memantau harga-harga kebutuhan bahan pokok pangan, termasuk juga memantau Gudang Bulog di Bence ini. Untuk kebutuhan pokok di antaranya beras, gula, jagung, minyak goreng, dan tepung untuk bulan puasa hingga lebaran tercukupi,” katanya. Lebih lanjut Bupati Rijanto berharap, warga di Kabupaten Blitar agar tidak panik terkait ketersedian kebutuhan pokok di Bulan Ramadhan sampai lebaran, karena kebutuhan cukup memadai dan tercukupi. “Saya menghimbau melalui temanteman wartawan, berpesan kepada masyarakat, agar tidak
20
usah panik atau khawatir. Karena kebutuhan bahan pokok pangan, tercukupi. Selain itu, kami dari Satgas Pangan telah melakukan sidak di berbagai pasar di wilayah Kabupaten Blitar,” terang Bupati Selama ini menjelang datangnya bulan Ramadan hingga lebaran, muncul kekhawatirkan masyarakat terkait ketersedian bahan-bahan pokok seperti beras, tepung, maupun gula. Ketersediaan pangan ini akan senantiasa dipantau tim Satgas Pangan secara terus menerus, baik dari segi ketersediaan stoknya maupun harganya. Sementara itu, Kepala Bulog Bence, Djancik mengungkapkan, persiapan pangan untuk menghadapi bulan Ramadhan dan Lebaran sudah tersedia di Gudang Bulog. “Di gudang ini tersedia gula sebanyak 240 ton, tepung 50 ton, beras sebanyak 8000 ton, dan jagung 3000 ton. Dan jumlah ini masih terus bertambah karena setiap hari truk pengangkut
Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM. saat sidak pangan di Gudang Bulog Bence Kecamatan Garum
21
kekeluargaan, meningkatkan disiplin, serta ayo kerja, kerja dan kerja seperti Bapak Presiden kita Jokowi,” imbuhnya. Sementara itu, Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, dr. Ahas Loeqyana Agrawati, MARS. mengatakan, peresmian dua gedung baru ini menjadi bagian untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. “Semoga gedung baru ini dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi,” katanya. Ditambahkan, dr. Ahas Loeqyana Agrawati, RSUD Ngudi Waluyo masuk predikat Akreditasi Paripurna Bintang Lima dari 383 Rumah Sakit di Jawa Timur. Pelayanan prima salah satunya prestasinya adalah dapat menumbuhkembangkan bayi lahir di bawah usia 1 tahun. “Keberhasilan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi merupakan keberhasilan bagi pemerintah daerah, dengan kerja keras dengan pelayanan sepenuh hati,” jelasnya. Pantauan di lapangan, Bupati Rijanto meresmikan secara langsung Gedung Poliklinik dan Gedung Stroke Center. Peresmian ini ditandai dengan menekan tombol sirene. Peresmian ini juga disaksikan langsung Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Suwito Saren Satoto, Wakil Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM., Marhaenis U.W, Sekkab Blitar, Drs. Totok Subihandono, M.Si. seluruh anggota komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, pejabat di lingkup Pemkab Blitar, serta undangan lainnya. Usai penekanan tombol sirene, Bupati Rijanto berkesempatan meninjau dua gedung yang baru diresmikan tersebut. (Hend) Pemerintah Kabupaten Blitar terus berbenah dalam bidang pelayanan kesehatan. Peningkatan layanan kesehatan masyarakat lebih ditingkatkan dengan diresmikannya dua gedung baru di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi. Dua gedung baru ini yaitu Gedung Poliklinik dan Gedung Stroke Center. Dua gedung baru tersebut diresmikan langsung Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. di RSUD Ngudi Waluyo, akhir April lalu. Dalam sambutannya, Bupati Rijanto mengatakan, pendirian gedung poliklinik dan gedung stroke center adalah kemajuan pelayanan yang dicapai oleh RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. “Semoga fasilitas baru ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pengobatan. Saya ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi atas prestasi ini,
22
tentunya didukung peran anggota DPRD Kabupaten Blitar,” katanya. Bupati Rijanto berharap, RSUD Ngudi Waluyo yang sudah baik dalam memberikan pelayanan ini, agar lebih meningkatkan pelayananya, Termasuk meningkatkan pengelolaan kualitas sumber daya secara umum. “Begitu pun aset yang dimiliki RSUD Ngudi Waluyo Wlingi agar dirawat dengan baik agar penggunaanya dapat optimal,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Rijanto juga mengapresiasi prestasi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi yang mendapatkan predikat Akreditasi Paripurna Bintang Lima. “Tidak semua rumah sakit mempunyai predikat seperti ini. Semoga prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Saya juga berharap kepada direktur dan staf dapat mentaati jam pelayanan dan ciptakan suasana yang semakin kondusif,” terangnya. Juga karyawan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi harus senantiasa menjaga kekompakan,
23
P
emerintah Kabupaten Blitar peringati Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke XIV dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45. Kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Desa Ngrendeng, Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar, akhir April lalu. Peringatan ini sekaligus mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya gotong royong. Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM mengingatkan akan pentingnya budaya gotong royong di tengah masyarakat. Hal ini disampaikannya saat upacara Peringatan BBGRM ke XIV dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-45. Dikatakanya, komitmen, kebersamaan dan peduli, itulah nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur yang dapat digali dari budaya gotong royong masyarakat.
“Saya berharap, melalui Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ini, nilainilai yang diwariskan leluhur dapat kita lestarikan dan kembangkan,” katanya. Lebih lanjut Bupati Rijanto mengungkapkan, budaya gotong royong senantiasa diterapkan dalam kehidupan yang baik di tengah masyarakat. Baik di tingkat desa maupun tingkat kabupaten. “Budaya gotong royong telah menjadi modal utama pembangunan di Kabupaten Blitar,” ungkapnya. Orang nomor satu di Pemkab Blitar ini berharap, agar dapat menuju Kabupaten Blitar yang sejahtera, maju, dan berdaya saing, masyarakat harus terus memelihara dan menjaga kebersamaan yang telah tercipta selama ini. “Kita sadar bahwa banyak
Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. memukul kentongan menandai dibukanya Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ke XIV
Bupati Rijanto menyerahkan hadiah pemenang lomba gotong rotong tingkat desa/ kelurahan
permasalahan di tingkat desa yang tentunya bisa kita atasi dengan gotong royong. Kami juga sudah memberikan apresiasi kepada desa dalam bentuk pengalokasian anggaran yang besar guna menunjang program pembangunan,” tegasnya. Sementara itu, terkait Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45, Bupati Rijanto
menyampaikan, gerakan yang dipelopori PKK merupakan gerakan yang luar biasa, dimana mereka turut mengatasi permasalahan di tengah masyarakat. Mulai dari pendidikan kesehatan, ekonomi, sosial, budaya sampai dengan permasalahan lingkungan. “Kiprah ibu-ibu ini merupakan cerminan perjuangan RA Kartini masa kini. Mereka meneruskan perjuangan RA Kartini untuk mensejahterakan masyarakat,” ungkap Bupati Rijanto. Pantauan di lapangan, peringatan ini dihadiri Bupati Rijanto. Dalam kesempatan itu, hadir pula Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Suwito Saren Satoto, Ketua TP PKK Kabupaten Blitar, Ny. Ninik Rijanto, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Blitar, Ny. Halla Unaryanti Marhaenis, juga Kepala SKPD dan Camat se Kabupaten Blitar.
24
Ketua TP PKK Kab Blitar, Ny. Nin ik Rijanto menyerahkan bantuan bibit cabe kepada PKK kecamatan
25
Gondhomayit, Pantai Jebring, Pantai Pudhak, belum lagi Goa Ketek dan potensi alam lain-lainya. “Goa Ketek ini saja kalau dikelola dengan baik, akan mendatangkan rejeki.”. Yang penting, kata H. Rijanto, apa yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita harus dikelola dengan baik, dengan bagus. Negara membangun dari pingiran, demikian halnya pemerintah daerah juga membangun dari pinggian. Ingat slogan Bapak Presiden Jokowi, “Kerja! Kerja! Kerja!”, teriaknya menyemangati peserta yang hadir siang itu.
D
alam rangka memperingati Hari Bumi Tahun 2017, Pemerintah Kabupaten Blitar menggelar acara Gerakan Tanam 1.000 Pohon. Acara dimaksud dipimpin langsung oleh Bupati Blitar H. Rijanto di wilayah Blitar selatan, disekitar lokasi Goa Ketek di Desa Ngeni Kecamatan Wonotirto.
Pada kesempatan tersebut Bupati Blitar juga berharap kepada para Kepala Desa serta Tokoh Agama dan Msyarakat agar terus menerus mengingatkan warga tentang pentingnya pendidikan bagi putra putri warga disana. Mereka, anak-anak kita itu yang akan meneruskan apa yang kita lakukan sekarang. Anak-anak yang saat ini masih duduk di bangku SD, sekolah di SMP maupun di bangku SMA.
Turut hadir dalam acara ini diantaranya Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabag Pemerintahan, Camat Wonotirto, Kepala Desa se-Kecamatan Wonotirto, TNI/Polri, Anggota Karangtaruna, Peserta apel siswa/siswi SD setempat, dan lain-lain. Dalam sambutannya, Bupati Blitar mengajak khususnya kepada yang hadir dalam acara ini dan kepada seluruh warga Kabupaten Blitar untuk gemar menanam pohon. Caranya seperti apa? Ya salah satunya melalui kegiatan seperti ini, tuturnya. Kegiatan seperti ini tentunya kita lakukan agar warga masyarakat memiliki kesadaran dan kegemaran untuk menanam. Jangan mudah
Bupati Blitar ketika secara simbolik membuka acara Gerakan Tanam 1.000 Pohon
menebang pohon. Lebih baik menanam dan menanam pohon untuk melestarikan lingkungan kita. “Menanam demi masa depan anak cucu kita,” ujarnya.
April Tahun 2017, penghijauan di Goa Ketek dalam rangka Hari Bumi kita mulai,” tegas H. Rijanto seraya membuka pelaksanaan acara Gerakan Tanam 1.000 Pohon.
“Maka pada hari ini, Sabtu tanggal 22
Dan sedikit me-review karirnya sebelum menjadi Bupati, dulu saya bertugas di Blitar selatan ini selama tujuh tahun. Banyak hal yang saya lihat dan lakukan bersama warga selama bertugas disini. Termasuk salah satunya berupaya mengelola potensi alam di Blitar selatan yang begitu melimpah, katanya.
Bagaimanapun pekerjaan kita, konsentrasikan juga pendidikan anakanak. Selamatkan anak dari situasi yang tak baik, apakah itu perusakan moral lewat narkoba ataupun melalui pelecehan seksual sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Mari bersamasama kita bentengi dengan pendidikan budi pekerti, pendidikan agama. “Kalau hal itu dilakukan bersama-sama, tentunya anak-anak akan tumbuh dengan bagus,” tuturnya.
Kadin DLH, Kabag Tata Pemerintahan, Camat Wonotirto, Kepala Desa se-Kec. Wonotirto, dll. menghadiri acara pembukaan Gerakan Tanam 1.000 Pohon
Do’a dari bapak dan ibu juga kami harapkan. Mari Blitar kita bangun dengan semangat yang luar biasa, sehingga wilayah selatan bisa bangkit, tumbuh pesat dan akhirnya sejajar dengan wilayah di utara. “Dengan semangat kekompakan, gotongroyong, Insyaallah masyarakat yang kita dambakan, masyarakat yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur akan terwuud,” pungkasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ir. M. Krisna Triatmanto, M.Si. melalui D. Ainu Rofiq, ST. M.Si. –Kepala Bidang Konservasi dan Kemitraan Lingkungan menyampaikan, kegiatan Gerakan
Tanam 1.000 Pohon di sekitar Goa Ketek ini dilakukan berdasarkan proposal yang diajukan oleh Karangtaruna Desa Ngeni. Adapun jenis pohon yang ditanam ada 3, yakni Pohon Trembesi, Pucuk Merah, dan Petai. Jenis pohon dimaksud termasuk jenis tanaman keras yang tidak banyak bisa dimanfaatkan batang pohonnya, tetapi menghasilkan (petai). Selain itu jenis tanaman ini pula yang paling cocok untuk kegiatan ini, karena lokasi penghijauannya berada di wilayah hulu. “Jadi disini kita perlu tanaman keras agar berfungsi juga untuk peresapan,” tambahnya. (moza)
Daerah kita ini daerah kaya, Blitar selatan juga luar biasa dan pemerintah terus-menerus melakukan pembangunan di wilayah selatan. Semoga jalur lintas selatan segera direalisasikan agar mulai Pacitan – Trenggalek – Tulungagung – Blitar Malang - Jember dan seterusnya akan segera terhubung. “Terhubung dan bisa membuka isolasi ekonomi,” tandasnya. Blitar selatan memiliki potensi wisata dan keindahan alam yang luar biasa. Suasana acara pembukaan Gerakan Tanam 1.000 Pohon di Kec. Wonotirto; Di Kecamatan Wonotirto ini saja, ada Kasdim 0808 membuka bendera start, tanda pelaksanaan Gerak Jalan Rute PETA Pantai Tambakrejo, Pantai Pasetran
26
Goa Ketek dilokasi Gerakan Tanam 1.000 Pohon, salah satu potensi wisata di Blitar selatan
27
C
andi Sawentar yang biasanya gelap-gulita, tiba-tiba berubah bermandi cahaya aneka warna. Altar candi berubah menjadi ajang kedua belas pasang yang lolos dalam Grand Final Gus Jeng 2017. Mereka menari, menyanyi, dan meladeni pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan tiga juri: Bambang R (Dinas Pariwisata Prop Jatim), Imam Wahyudi (guru bahasa Jawa), dan Purwanto (jurnalis). Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM dengan senyum sumringah, tidak menyembunyikan rasa bangganya. “Saya sampaikan penghargaan kepada panitia pelaksana, bisa menjadikan Candi Sawentar menjadi indah seperti ini,” kata Bupati Rijanto. Warga Desa Sawentar pun tumpah ruah di sekeliling kompelks candi. Baru
Bupati Blitar, Drs Rijanto menyematkan anugerah pada Gus Jeng 2017
Candi Sawentar di Kanigoro, tempat Grand Final Gus Jeng 2017
Musik kroncong ABG, sajian tambahan
Duta-duta andalan Kabupaten Blitar akhirnya terpilih. Hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017, duabelas pasang muda-mudi berbakat telah dianugerahi berbagai gelar di Pelataran Candi Sawentar, Kanigoro, Blitar.
kali ini mereka menyaksikan gelaran Grand Final Gus Jeng Kabupaten Blitar. “Kula seneng dan bangga,” kata Wawan, warga setempat. Menurut Luhur Sejati, Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Parbudpora) Kabupaten Blitar, pihaknya membuat tradisi baru dalam event malam puncak kontes duta pariwisata ini. “Tidak lagi kita di objek-
28
laksanakan di gedung, tapi di objekobjek destinasi-destinasi wisata yang dimiliki Kabupaten Blitar,” ujarnya. Sebelumnya, tanggal 3 Mei 2017 didahului babak penyisihan yang dilaksanakan di Bukit Bunda, Kademangan. Sebayak 170 peserta dari seluruh Kabupaten Blitar, mengikuti seleksi. Materi test meliputi uji kemampuan umum, uji bahasa Jawa,
Hasil Gus Jeng 2017 1. Gus Jeng Kab Blitar 2017 2. Gus Jeng Wakil 1 3. Gus Jeng Wakil 2 4. Gus Jeng Favorit 5. Gus Jeng Persahabatan 6. Gus Jeng Berbakat 7. Gus Jeng Duta Museum 8. Gus Jeng Duta Ekn Kreatif 9. Gus Jeng Duta Baca 10. Gus Jeng Duta UMKM 11. Gus Jeng Duta Lantas 12. Gus Jeng Duta Anti Narkoba
uji bahasa Inggris, dan uji talenta. “Dua belas pasang yang lolos itu, memiliki point tertinggi di antara seluruh peserta,” imbuh Luhur Sejati. Seluruh peserta yang lolos, mendapat gelar yang berbeda-beda. Bupati Rijanto dan sejumlah pejabat teknis, tampak gembira menyematkan tanda gelar, sesuai dengan prestasi yang dimiliki oleh masing-masing finalis. (pur)
: M.Nofi Juangga - Afida Salsabila : Dewa Bagus Mahari – Zalfarinia Izdihar U. : Bangkit Juang Nagari-Bertha Yunita : Dandy Yudo- Deva Pratama : M. Viga Daffa – Era Rizki Madinatul : M. Yusuf Maulana- Selfi Tri Wahyuningsih : Reydicko Kresna – Sabella Rosyida : M. Bima Sakti – Desy Nurfitriana : Riga Armando – Rindy Ardhya : Syamsu Ulinuha Faza – Maryam Rousafina : M. Najid Azma – Fatima Azzahra : Hafis Aji K. – Binti Agustina
Barisan peserta
29
Pak polisinya. “Sementara masih belum ada kejelasan, ya kita do’akan saja nanti ada solusi untuk temanteman yang tuna rungu ini,” tambahnya. Lebih lanjut Ketua PPDI menyampaikan, sebenarnya ketika teman-teman PPDI sedang berkendara, para polisi telah memaklumi kondisi kami. Jadi hampir tidak pernah kita dihentikan polisi di jalan raya. Dan itu bukan oleh polisi di Blitar Raya saja, tetapi polisi di kotakota lain pun juga begitu. Pernah suatu kali kami dalam satu rombongan hendak melintas Jembatan Suramadu. Semua kendaraan dihentikan, tetapi rombongan kami tetap dipersilakan lewat. Sayangnya, kata Achmad Sugik,”Perlakuan yang seperti itu justru malah mengusik hati kami. Kita merasa dikasihani, orang cacat yang dikasihani.”
Achmad Sugik -Ketua PPDI berfoto bersama Kasat Lantas Polres Blitar
Kami yang di PPDI ini, dengan segala kekurangan dan keterbatasan kami, tetap ingin hidup normal. Kami ingin tetap bisa mengikuti semua aturan yang ada dan berlaku di negara kita. “Jangan kami dikasihani, tetapi beri kami kesempatan,” tegas Ketua PPDI. Jangan dikira teman-teman di PPDI ini tidak memiliki aktifitas. Sebaliknya, kita
L
ima Puluh Delapan orang anggota Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia atau PPDI Kabupaten Blitar telah memperoleh Surat Ijin Mengemudi atau SIM D (SIM untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat). Kabar gembira itu seperti diinformasikan oleh Achmad Sugik –Ketua PPDI Kabupaten Blitar. Sukses mendapatkan SIM D ini tentu saja disambut gembira oleh anggota PPDI Kabupaten Blitar. Sebab apa? Kata Achmad Sugik, butuh perjuangan dan waktu yang lama untuk mendapatkan SIM D ini. “Bayangkan, kami sudah mulai mengurus SIM D ini sejak tiga tahun yang lalu,” katanya.
Salah satu anggota PPDI ketika sedang mengikuti ujian praktek SIM-D
30
Dan sejak awal pengurusan itu, baru pada pertengahan bulan April ini bisa terealisasi. Entah apa sebab pastinya, tetapi faktanya memang begitu. Dan kami sangat berterimakasih kepada Kasat Lantas Polres Blitar yang baru Ajun Komisaris Polisi Argya Satrya Bhawana, SH, S.I.K yang sangat care
Tidak ada keistimewaan, anggota PPDI saat bersiap untuk mengikuti ujian praktek SIM D
di PPDI ini juga memiliki mobilitas yang cukup tinggi. Kalau dari sisi rutinitas pekerjaan, teman-teman PPDI sebagian besar bergerak dibidang konveksi. “Kalau pas kulakan bahan, kita biasa bersepeda motor hingga Tulungagung atau Kota Malang.”. Kemudian teman-teman PPDI ini ratarata juga aktif dalam kegiatan sosial, berupa kegiatan untuk melatih temanteman lainnya yang belum memiliki keterampilan. Supaya apa? Agar mereka bisa hidup mandiri dan tidak merepotkan atau bergantung kepada keluarganya. Pelatihannya bisa berupa
pelatihan keterampilan Elektro, Konveksi dan Menjahit. Selain itu, teman-teman di PPDI juga memiliki akfitas rutin pada jangka waktu tertentu. Diantaranya bisa berupa kegiatan anjangsana dan arisan bulanan anggota PPDI. Kemudian ada kegiatan-kegiatan di koperasi PPDI, kegiatan olahraga bersama, dan lainlain. “Dan tentunya, kami juga perlu berlibur bersama keluarga,” pungkas Achmad Sugik sambil tersenyum seraya mengakhiri perbincangan. (moza)
atau peduli kepada teman-teman di PPDI. Kami mendapatkan SIM D ini bukan dengan prioritas. Melainkan temanteman semua mendapatkannya melalui prosedur umum. Jadi dalam hal ini ada ujian tulis yang harus bisa kita lewati. Kemudian juga ada ujian praktek yang harus kita ikuti, sama seperti para pencari SIM lainnya di Polres Blitar. Meskipun 58 orang anggota PPDI yang sudah bisa memiliki SIM D, tutur Achmad Sugik, bukan berarti pekerjaan kita telah selesai. Di PPDI itu ada tiga (3) kelompok, yakni: Tuna Rungu, Tuna Netra dan Tuna Graita. Dan dari 863 orang total anggota PPDI Kabupaten Blitar, kemarin tidak kurang dari seratus anggota yang datang untuk diuruskan SIM-nya. Mereka itu adalah teman-teman anggota PPDI yang tuna rungu, yang notabene tidak bisa mendengar dan bicara. Nah, kenyataan ini juga menjadi pemikiran tersendiri untuk kita juga buat
Anggota PPDI melalui semua prosedur untuk mendapatkan SIM-D
31
Pemerintah Kabupaten Blitar terus bertekad untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tak hanya itu, pendidikan karakter harus senantiasa digelorakan, demi terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. SDM yang siap bersaing dengan negaranegara lain.
Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto MM.menyerahkan penghargaan kepada siswa berprestasi
S
eperti yang disampaikan Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM. saat menghadiri upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017 di Stadion Gelora Penataran, Kecamatan Nglegok, 2 Mei lalu. Diungkapkanya,
untuk mewujudkan SDM yang handal dibutuhkan semangat yang tinggi dan kekompakan. “Kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan dan pendidikan karakter harus terus digelorakan agar SDM kita bisa bersaing dengan Negara-negara lain. Butuh semangat yang tinggi dan kompak, karena pekerjaan masih panjang,” katanya. Ditambahkan Bupati Rijanto, semangat pengabdian luar biasa ditunjukkan keluarga besar Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar. “Saya sendiri pernah berada di Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, berkumpul bersama-sama pejuang dunia pendidikan, mereka semangat pengabdiannya cukup luar biasa,” katanya. Diakuinya, semangat para pejuang pendidikan di Kabupaten Blitar bekerja sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan prestasi-prestasi Kabupaten Blitar banyak ditorehkan dari keluarga besar Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar.
Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto MM. potong tumpeng pada Hardiknas 2017
32
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Drs. H. Budi Kusumardjoko,
Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto MM. didampingi Wabub Marhaenis UW, Kadis Pendidikan, Budi Kusumardjoko, dan Forpimda lepaskan balon ke udara
M.Pd. menyampaikan, momen Hardiknas ini memberikan semangat untuk memajukan dunia pendidikan karena pendidikan hak seluruh bangsa dan masyarakat. Menurutnya dalam dunia pendidikan ada tiga pilar yang bertanggung jawab, yakni keluarga, masyarakat dan pemerintah. “Tiga pilar ini harus bersinergi. Jadi di Kabupaten Blitar ini jangan sampai lagi ada anak yang tidak sekolah karena didorong orang tua untuk bekerja seperti jadi penambang pasir dan sebagainya. Orang tua harus sadar jika ada Undang-Undang Ketenagakerjaan yang tidak memperbolehkan anak untuk bekerja,” tegasnya.
salah satu indeks pembangunan manusia itu adalah lamanya sekolah. Di Kabupaten Blitar indeks pembangunan manusia mengalami kenaikan, jika di tahun sebelumnya 7,1 tahun 2017 ini naik menjadi 7,23. “Ini menjadi loncatan luar biasa, kita terus upayakan peningkatan kualitas pendidikan dengan dukungan dari semuanya,” ujarnya. Pantauan di lapangan, upacara peringatan Hardiknas ini diikuti seluruh perwakilan Aparatur Sipil Negara g oleh
Kabupaten Blitar, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan siswa-siswi sekolah di Kabupaten Blitar. Puncak peringatan Hardiknas ini ditandai dengan pelepasan balon ke udara dan pemotongan tumpeng oleh Bupati Rijanto disaksikan Wakil Bupati Blitar Marhaenis U.W., Sekkab Blitar, Drs. Totok Subihandono, M.Si., Kapolres Blitar, dan Dandim 0808 Blitar. Dalam kesempatan itu, diagendakan pula penyerahan hadiah bagi guru dan siswa berprestasi di Kabupaten Blitar. (hend)
Selama ini pihaknya juga sudah melakukan percepatan pemerataan akses pendidikan yang berkualitas bagi siswa baru melalui Zonasi, Prestasi Minat, Bakat dan Keterampilan Khusus (PMBK) dan PSBM. “Kita menjamin nantinya siswa SD dan SMP di Kabupaten Blitar ini tidak ada yang tidak bersekolah, lantaran tidak mendapat tempat sekolah,” tandasnya. Budi Kusumardjoko menambahkan, di
33
masing desa yang diagendakan secara bergiliran diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ponggok yang terdiri dari sepuluh (10) desa ini, tambahnya. “Ditempat lansia sasaran, intinya acara tim GEMAS-SAKTI disana yaitu melakukan pemeriksaan.”. Pertama, pemeriksaan fisik. Pemeriksaan disini kami memeriksa fisik dari para lansia yang sakit dan tidak mampu itu. Kemudian yang kedua pemeriksaan lab. Pemeriksaan labolatorium ini menggunakan perangkat lab sederhana yang kita bawa dari puskesmas. Setelah kita lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab sederhana ini, kemudian kita lakukan pengobatan. Pengobatan yang kita lakukan sesuai dengan indikasi yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan fisik dan setelah adanya hasil dari pemeriksaan labolatorium sederhana tadi, ujarnya. Tetapi selain kegiatan utama tersebut, teman-teman dari UPT Puskesmas Kecamatan Ponggok juga sekalian membagikan bingkisan sembako. Dana yang kita pakai untuk kegiatan ini dari Kotak Amal GEMAS-SAKTI. Kotak amal ini yang mengisi kita, kemudian yang memanfaatkan juga kita, “Jadi disini istilahnya dari kami untuk kami.”.
Kepala UPT Puskesmas Kec. Ponggok memimpin langsung pemeriksaan lansia sasaran program Gemas
UPT Puskesmas (PKM) Kecamatan Ponggok meluncurkan Program GEMASSAKTI atau ‘Gerakan Bersama Sayangi Lansia Sakit dan Tidak Mampu’. Sebuah inovasi yang awal pelaksanaannya dimulai pada bulan April 2017
S
eperti dituturkan oleh dr. Agus Andreas –Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Ponggok, program ini merupakan program inovasi di puskesmas yang dipimpinnya. Program sebagai wujud kepedulian dan merupakan wujud pelayanan PKM Kecamatan Ponggok kepada para lansia di wilayah kerjanya.
Dana yang kita infaqkan ini sifatnya pribadi, yang diberikan oleh masingmasing personil di PKM Ponggok atas kesadaran sendiri tanpa paksaan dan juga tidak ada urusannya sama sekali dengan kedinasan. Dana yang kita ambil dari Kotak Amal GEMAS-SAKTI inilah yang kemudian akan kita belikan sembako untuk selanjutnya akan
Pemeriksaan dengan menggunakan perangkat labolatorium sederhana, memastikan kondisi lansia sasaran
diberikan kepada para lansia sasaran, tambahnya. Sedangkan untuk jumlah peserta atau lansia sasaran yang akan dikunjungi di masing-masing desa sasaran tidak sama jumlahnya. Siapa-siapa yang akan kita kunjungi, ditentukan dari hasil musyawarah antara kader desa, bidan desa dan perangkat desa setempat. Tim ini yang akan menentukan siapa yang benar-benar sesuai kriteria, “Yaitu lansia yang sakit dan tidak mampu.”. Kemudian terkait dengan penanganan lansia sasaran ini, apabila ada indikasi medis yang perlu rujukan, puskesmas akan melakukan perujukan. Namun terlebih dahulu kita berikan edukasi, termasuk juga edukasi kepada keluarganya. Biasanya pada hari Jum’at lansia sasaran diperiksa, lalu hari Senin disuruh kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Apabila tidak memungkinkan dilakukan
penanganan di puskesmas, ya kita lakukan rujukan tetapi diawali dengan edukasi keluarga. Kita yang mefasilitasi dan tetap memberikan pendampingan, tetapi ada pengantar dari keluarga. Mereka yang kita datangi ini masyarakat tidak mampu yang ratarata sudah memiliki Kartu BPJS dari pemerintah dan atau SKM (Surat Keterangan Miskin). Apabila tidak memiliki dua-duanya, kita minta untuk membuat SKM terlebih dulu. Tetapi perlu kami tegaskan, intinya kita bantu semaksimal mungkin di tempat kita terlebih dahulu. Apabila memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, kita rujuk tetapi sebelumnya kita fasilitasi dengan asuransi kesehatan itu. Jadi ngrujuknya itu bukan pasien umum, tetapi difasilitasi dengan menggunakan fasilitas asuransi kesehatan. “Itu langkah yang kita ambil agar nanti kalau memerlukan pemeriksaan lanjutan tidak sampai kena biaya,” pungkasnya. (moza)
Jadi memang selama ini tidak ada program yang keluar yang langsung ke wilayah. Kemudian melalui GEMAS-SAKTI ini, “Kita adakan program kunjungan langsung ke wilayah lansia sasaran tersebut,” kata Kepala PKM Ponggok.
dr. Agus Andreas Kepala UPT Puskesmas Kec. Ponggok
34
Kita dari tim GEMAS-SAKTI di PKM Kecamatan Ponggok ini akan keluar, akan mengunjungi langsung lansia sasaran. Program ini kita lakukan setiap hari Jum’at minggu pertama setiap bulannya. Dilaksanakan di masing-
Gerakan Bersama Sayangi Lansia Sakit dan Tidak Mampu, Inovasi UPT Puskesmas Kec. Ponggok
35
Candi Penataran ini diantaranya juga dihadiri oleh Drs. Achmad Husain, MSi -Asisten Bupati Blitar, anggota Forpimda, dan pejabat-pejabat Pemerintah Kabupaten Blitar. Para pemuka agama Hindu juga memenuhi kursi undangan. Diantaranya terlihat ada Singgih Pandita serta para Pinandita dan Pemangku se-Blitar Raya. Dharma Santi se-Blitar Raya Hari Raya Nyepi Tahun Baru 1939 Saka ini mengambil tema ‘Jadikan Catur Brata Penyepian Untuk Memperkuat Toleransi Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI’. Mengawali sambutannya, Lestari -Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Blitar menyampaikan apresiasinya atas perkenan Gus Ipul atau H. Syaifullah Yusuf bisa hadir dalam acara ini. Ia menyebut, kehadiran Gus Ipul akan membawa semangat tersendiri bagi umat Hindu yang hari ini tengah menyelenggarakan acara Dharma Santi. Sebelum melaksanakan Dharma Santi, lanjutnya, umat Hindu melakukan Catur Bhrata Penyepian yang dimulai dengan perenungan sekaligus berusaha melakukan perubahan bila ada hal yang dirasa kurang baik. Perubahan sesuatu yang niscaya. Itulah kehidupan, kita harus berubah karena kita pada dasarnya setiap hari dinamis dan berikutnya tentu akan terjadi perubahan. Perubahan harus selalu ada dan kita sebagai umat beragama harus melakukan perubahan terutama untuk diri kita. “Dan perubahan yang dimaksud yaitu memperbaiki diri pada halhal yang selama ini mungkin belum bisa dilakukan sesuai dengan perintah Tuhan,” tuturnya. Sementara itu, senada dengan Ketua PHDI Blitar, Gus Ipul juga merasa senang bisa hadir dalam acara ini. “Senang sekali saya dianggap sebagai saudara sendiri oleh temanteman Parisada Hindu Dharma Indonesia,” ujarnya.
Gus Ipul dengan gayanya yang khas, memberikan apresiasi pada umat beragama di Kab. Blitar
U
Kemudian Wakil Gubernur Jatim didepan seluruh peserta Dharma Santi mengupas tentang pemanfaatan internet sebagai alat komunikasi. Saat ini, tuturnya, ada 132 juta masyarakat Indonesia yang telah mengakses internet. Jadi jangan heran, kalau acara kita ini kemudian bisa dilihat orang lain di Jawa Timur, di Indonesia atau bahkan orang dibelahan bumi lain dengan mengakses internet.
mat Hindu dari Blitar Raya dan kota-kota lainnya di Jawa Timur memenuhi pelataran Candi Penataran di Kecamatan Nglegok pada Minggu (16/04). Berbaur menjadi satu, khidmad dalam acara Dharma Santi se-Blitar Raya Hari Raya Nyepi Tahun Baru 1939 Saka.
Dan jangan heran pula, munculnya internet ini juga memunculkan gaya hidup baru ditengah-tengah kita. Kalau dulu kita ketemu kemudian bercengkerama, tetapi sekarang meskipun kita bertemu dan berkumpul, “Tetapi kita saling diam malah asyik dengan hand phone kita masing-masing.”.
H. Syaifullah Yusuf –Wakil Gubernur Jawa Timur menjadi tamu kehormatan dalam acara ini. Selain itu, acara di
Dan yang perlu diingat, lanjut Gus Ipul, ada kecenderungan membuat kita membikin kesalah pahaman kalau tidak baikbaik menggunakan internet. Misalnya dengan fasilitas etakan.
36
Dharma Santi se-Blitar Raya yang diikuti oleh ribuan umat dan pemuka agama Hindu
Whatsapp atau WA. Bisa saja kita mengirimkan sesuatu yang bisa bikin salah paham yang akhirnya menimbulkan keretakan. Belum lagi apabila iformasi yang kita share di WA itu urusan yang bisa menyulut kemarahan orang lain. “Tentu hal yang demikian itu bisa membuat disharmoni diantara kita,” tegasnya. “Untuk itu pada kesempatan yang berbahagia ini, mari kita sepakati sebagai bangsa harus terus menjaga kerukunan, menjaga harmoni, menjaga kebersamaan yang sesungguhnya sudah ada sejak dulu,” tambahnya. Agama saya islam, sudah menjelaskan sejelas-jelasnya jika sesungguhnya kita berbeda. Orang tua kita berbeda, perempuan dan laki-laki. Begitu pula dengan pikirannya, juga berbeda. “Mari kita belajar bersama-sama dari perbedaan itu.”. Sudah tidak ada hal yang perlu diragukan lagi, kewajiban kita sebagai hamba Tuhan untuk memelihara perbedaan itu. Mejaga kebersamaan
itu. Dan bagi bangsa Indonesia, “Apapun agama kita sesungguhnya kita adalah saudara seperti yang dikatakan oleh Bung Karno,” tegasnya. Tidak ada yang bisa memaksa supaya bisa menjadi satu, ya sudah seperti ini, dan ini sudah berlangsung sejak lama. “Dharma Santi di Candi Penataran ini luar biasa,” tandasnya. Ini acaranya umat Hindu, namun yang datang ada umat Islam, ada yang katolik, penganut kepercayaan juga ada, ada polisi, tentara, pejabat Pemkab, dan lain-lain. Dan mungkin yang seperti ini tidak akan ditemukan di Negara lain. Inilah kita, inilah Indonesia, yang harus kita pelihara, yang harus kita jaga bersama-sama. Dan dengan kemajuan teknologi itu, mari kita perbanyak aktifitas positif. Bawa selalu pesan kebersamaan, pesan persatuan dan pesan kedamaian. “Sedangkan pesan perpecahan, adu domba, palsu dan hoax itu harus kita luruskan agar kita tetap bersaudara seperti warisan leluhur,” pungkasnya. (moza)
Achmad Husain dan Ketua PHDI Blitar saat memberikan sambutan pada acara Dharma Santi se-Blitar Raya Hari Raya Nyepi Tahun Baru 1939 Saka
37
Kabupaten Blitar menggelar event Pacuan Kuda Bupati Blitar Cup II 2017. Kejuaraan Pacuan Kuda Tingkat Nasional Piala Bupati Blitar tersebut dilaksanakan di Gelanggang Pacuan Kuda Kikis Tunggorono Desa Kendalrejo Kecamatan Talun, Minggu (23/04). Kuda-kuda terbaik dari berbagai kota ikut ambil bagian dalam event tahunan yang digelar untuk kedua kalinya ini. Stable atau klub peserta dari Kota Pandaan, Malang, Blitar Raya, Kediri, Tulungagung dan kota-kota lainnya tampil dengan kudakuda terbaik mereka. Ada sebelas race yang dipertandingkan didepan ribuan penonton yang memenuhi Gelanggang Pacuan Kuda Kikis Tunggorono. Meliputi Kelas F-1000 m, Kelas D Sprint -1000 m, Kelas 2 Tahun Pemula C/D-1000 m, Kelas C Sprint-1000 m, Kelas 2 Tahun Pemula A/B-1200 m, Kelas E-1200 m, Kelas A Sprint-1300
dalam merawat dan membina serta mengembangkan peternakan kuda yang unggul. Kemudian juga, “Mampu mempromosikan keunggulan komparatif genetik kuda pacu dari berbagai provinsi melalui prestasi yang diperoleh dalam kejuaraan ini.”. Sementara itu, Marhenis Urip Widodo –Wakil Bupati Blitar sebagai salah satu penggiat olah raga ini terlihat begitu bersemangat di lapangan. Terlebih lagi saat Cakradana -kuda andalannya berhasil memenangi Kelas 3 Tahun Derby-1600 meter. Kelas paling bergengsi dalam gelar pacuan kuda. Ditemui usai semua race digelar, Wabup Blitar mengatakan menyambut baik terlaksananya event ini. Sambil menunjuk ke kerumunan penonton, “Bisa dilihat, warga Kabupaten Blitar begitu antusias menyaksikan pacuan kuda ini,” tuturnya. Dan memang seperti itu, dari dulu sejak saya kecil penggemar olah raga pacuan kuda di Kabupaten Blitar itu cukup tinggi. Jadi memang olah raga pacuan kuda ini sudah lahir sejak lama di Kabupaten Blitar. “Dan kegiatan seperti ini, merupakan salah satu upaya untuk nguri-nguri (mengembangkan, red.) olah raga pacuan kuda di Kabupaten Blitar,” tambahnya.
Semangatnya Wabup Blitar mengembangkan olahraga pacuan kuda di Kab. Blitar
m, Kelas A Terbuka-2000 m, Kelas C1600 m, Kelas 3 Tahun Derby-1600 m dan Kelas D-1400 m.
Di Kabupaten Blitar ini ada sekitar 35 penggemar olah raga pacuan kuda dengan masing-masing memiliki dua sampai tiga ekor kuda. Dan perlu kami
Ribuan penonton memadati Gelanggang Pacuan Kuda Kikis Tunggorono
informasikan, kuda-kuda dari Kabupaten Blitar ini sudah cukup diperhitungkan di tanah air. Kami semua penggemar kuda bersama Pemda Kabupaten Blitar terus berkoordinasi. Setelah sempat fakum beberapa waktu, Alhamdulillah sekarang grafik perkembangannya sudah kembali bagus. “Salah satunya ditandai dengan munculnya Gelanggang Pacuan Kuda Kikis Tunggorono di Desa Kendalrejo ini,” tegasnya. Kalau gelanggang pacuan kuda Pikatan itu miliknya desa, sedangkan Gelanggang Pacuan Kuda Kikis
Seperti disampaikan Ir. Harpiyanto Nugroho, MM –Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pengairan/Ketua Panitia Pelaksana, Pacuan Kuda Bupati Blitar Cup II 2017 merupakan bentuk komitmen dan tanggungjawab kita bersama dalam mengisi agenda nasional pacuan kuda menuju Kejurnas Pacuan Kuda Persatuan Olah Raga Berkuda Indonesia (Pordasi) Ke-51 Tahun 2017.
38
Melalui event ini pula, diharapkan akan semakin memotifasi para peternak
Dan sampai saat ini, Kabupaten Blitar merupakan satu-satunya Kabupaten dan Kota di Jawa Timur yang memiliki dua lapangan kuda sekaligus. “Dan kita harapkan juga, nantinya akan bisa menjadi salah satu ikon-nya Kabupaten Blitar,” tandasnya. Di Jawa Timur ini lapangan kuda yang sudah memenuhi syarat baru di Kabupaten Pasuruan. Panjang total lintasannya 1.200 m, sedangkang Kikis Tunggorono 750 m tetapi masih sangat mungkin untuk dikembangkan. Semoga nanti didukung oleh semua pihak sehingga Kikis Tunggorono juga bisa memenuhi syarat PORDASI, kata Wabup Blitar. Keberadaan Kikis Tunggorono ini, lanjutnya, dirasakan pula manfaatnya oleh banyak pihak. Termasuk oleh warga yang tidak memiliki kuda pacu. Desa Kendalrejo semakin sering dikunjungi dan ekonomi warga pun tumbuh mengiringinya.
Dan yang tak kalah penting, lanjutnya, kejuaraan pacuan kuda piala Bupati Blitar ini juga merupakan salah satu bagian dari persiapan kita. “Persiapan menuju sukses Jawa Timur sebagai tuan rumah Kejuaraan Nasional Seri II yang akan dilaksanakan pada bulan September mendatang,” tegasnya. Kuda-kuda terbaik dari Jawa Timur berpacu di Gelanggang Pacuan Kuda Kikis Tunggorono
Tunggorono ini miliknya Pemkab Blitar. Masih banyak Kabupaten dan Kota di Jawa Timur yang belum memiliki gelanggang pacuan kuda sendiri.
Istri Wakil Bupati Blitar ketika menyerahkan piala dalam acara Pacuan Kuda Bupati Blitar Cup II 2017
Kedepannya kalau Kikis Tunggorono sudah memenuhi syarat PORDASI, Seri I dan II yang biasanya hanya dilakukan di Pulo Mas - Jakarta dan Lembang - Bandung semoga bisa dilakukan juga di Kabupaten Blitar. Terakhir, “Semoga kuda-kuda dari Kabupaten Blitar juga bisa mewakili Jawa Timur, jangan cuma kuda-kuda asal Madura dan Tretes saja yang turun di kancah pacuan kuda nasional,” tegasnya. (moza)
39
D
unia sepak bola di Kabupaten Blitar bergembira. Ini lantaran nama besar tim sepak bola lawas kebanggaan masyarakat di Bumi Penataran bangkit kembali. Ya… setelah vakumnya klub sepak bola Blitar Poetra yang pernah berjaya di era tahun 1970, kini bangkit kembali. Nama besar Blitar Poetra yang pernah disegani dikancah sepak bola nasional tersebut dibangkitkan dan dilaunching kembali oleh Wakil Bupati Blitar Marhenis Urip Widodo. Launching klub sepak bola Blitar Poetra dilaksanakan di lapangan Desa Bendosewu Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Semangat baru Klub
40
Sepak Bola Blitar Poetra FC awal Mei lalu. Blitar Poetra FC sendiri kini berlaga dalam Liga III Sepak Bola Indonesia yang saat ini sedang berlangsung. Launching Blitar Poetra FC disaksikan langsung seluruh Camat, Kepala OPD di lingkup Pemkab Blitar, serta ratusan pendukung Blitar FC. Launching Blitar Poetra FC ini ditandai dengan pemotongan Tumpeng oleh Wabub Marhaenis yang diserahkan kepada Ketua Umum Blitar Poetra FC, Budi Kusumardjoko. Wakil Bupati Blitar Marhaenis UW mengungkapkan, sangat bangga dengan kembalinya nama besar Blitar Poetra yang pernah berjaya di era tahun 1970. “Kembalinya Blitar Poetra ini atas bisikan dari para pecinta Sepak Bola di Kabupaten Blitar,” katanya. Menurutnya, dengan dibukanya kembali Klub Sepak Bola Blitar Poetra yang pernah menjadi Juara Nasional tahun 1970. Ketika itu, vakumnya Klub yang pernah jaya di beberapa liga nasional itu, karena banyak pengurus Blitar Poetra yang meninggal dan tua.
“Tepat tanggal 8 Mei 2017 Blitar Poetra FC kita resmikan, karena di barengi dengan even-even bertaraf Nasional. Karena vakumnya sejak tahun 1971, maka hari ini dengan angka yang sama, tepat tahun 2017 kita buka kembali Klub Sepak Bola kebanggaan masyarakat Kabupaten Blitar,” tandasnya. Diakui Marhaenis, dengan dibukanya kembali klub ini, Blitar Poetra FC ini akan moncer kembali seperti puluhan tahun lalu. Sementara Ketua Umum Blitar Poetra
FC, Budi Kusumardjoko mengaku gembira dan bangga atas prakarsa Bupati dan Wakil Bupati Blitar yang mengangkat kembali klub sepak bola kebanggaan warga masyarakat Kabupaten Blitar, setelah melalui beberapa penelitian, beberapa pertandingan-pertandingan ujicoba. “Semoga Klub Sepak Bola Blitar Poetra FC, akan mengikuti jejak para seniornya, sehingga membawa nama harum Kabupaten Blitar di kancah nasional ke depannya,” ungkap Budi Kusumardjoko. (hend)
41
Candi Sawentar menjadi pusat Grebeg Sawentar dan Doa Bersama
Masyarakat Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro punya gawe besar. Grebeg Sawentar ke 2 tahun 2017, menjadi andalan dalam rangkaian Hari Jadi Sawentar ke 757. Upacara Budaya Candi Sawentar menjadi suguhan spektakuler pada hari Minggu, 14 Mei 2017.
P
antauan Majalah Penataran, lautan massa sudah memenuhi sepanjang jalan antara Balai Desa Sawentar menuju Candi Sawentar yang berjarak kurang lebih 3 kilometer. Mereka menantikan arak-arakan Buceng Sawentar, yang dipimpin oleh kepala desa H. Sunoto. Kirab itu membawa 19 unit buceng, yang mewakili kepengurusn RW di desa itu. Karnaval semakin meriah, karena diikuti para pelajar, masyarakat, serta kelompok-kelompok potensial di desa itu. Pengunjung dari berbagai penjuru, bergabung dengan 13 warga desa di sepanjang rute perjalanan kirab. Menurut Kades Sunoto, kirab buceng yang dilaksanakan hari Minggu pagi, telah didahului Upacara Pisowanan Agung di Pendapa Adi Praja, Kanigoro. Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM tampak khusyuk ketika menerima kedatangan warga Sawentar yang berbusana adat Jawa.
42
“Upacara Pisowanan itu adalah tradisi warga Sawentar yang minta ijin sekaligus minta berkah kepada Bapak Bupati, agar pelaksanaan Grebeg Sawentar bisa berjalan sukses dan tidak menemui hambatan,” kata H. Sunoto. Mengomentari pelaksanaan Upacara Pisowanan Agung itu, Bupati Blitar menyatakan kagum dan terharu. “Saya tidak menyangka, warga Desa Sawentar mampu membuat upacara budaya seperti itu,” kata Bupati. Ia meminta, kegiatan itu diteruskan di masa-masa mendatang, sebagai bentuk usaha masyarakat untuk meneruskan tradisi Jawa yang adiluhung. Upacara Grebeg Sawentar yang dilaksanakan keesokan harinya, lebih meriah lagi. Candi Sawentar yang dijadikan pusat kegiatan, bersamaan dengan dilaksanakan doa bersama oleh umat Parisada Hindhu Dharma. Pemandangannya sangat menakjubkan, dan mengagumkan. (pur)
Arak-arakan Buceng Sawentar
Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM menyalami warga yang sukses membuat acara budaya Nurhadi, Kepala BPD Sawentar menjadi Manggala Upacara
43
lebih jelas pertunjukan jaranan yang malam itu diisi grup kesenian jaranan Wargo Bhekti Budoyo (WBB) Pimpinan Santi Sepdiana. Sebuah kemeriahan dalam suasana yang sederhana tetapi bisa mempresentasikan Kawedanan Lodoyo yang terletak di Kelurahan Kalipang Kecamatan Sutojayan ini sebagai salah tempat tujuan wisata yang cukup lengkap. Ada wisata religi, wahana mainan anak-anak, tempat cakruk-an dan tentu saja sebagai salah satu tempat jujukan wisata budaya setiap malam Jum’at Legi yang ada di Kabupaten Blitar.
Acara Tahlil di sanggar Kyai Pradah, salah satu acara malam Jum’at Legi-an yang diikuti oleh banyak warga
Malam itu suasana di halaman Kantor Kecamatan Sutojayan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kawedanan Lodoyo terlihat lebih ramai dari malam-malam biasanya. Ratusan warga tengah sibuk dengan pilihan aktifitas masing-masing pada malam yang bertepatan dengan malam Jum’at Legi pada penanggalan Jawa itu.
Rangkaian acara yang ada di Kawedanan Lodoyo setiap malam Jum’at Legi ini, kata Muslih – Camat Sutojayan, bersumber pada kegiatan malam Jum’at Legi-an di Sanggar Kyai Pradah. Sebuah kegiatan warga Kabupaten Blitar dan sekitarnya yang sudah ada sejak jaman dulu dan masih tetap berlangsung hingga sekarang, tambahnya. Acara malam Jum’at Legi di sanggar ini diawali dengan ritual ‘penyucian’ Pusaka Gong Kyai Pradah di tempat penyimpanannya. Disebuah ruangan khusus yang terbuat dari kayu berukuan kurang lebih 2,5 meter persegi, yang diantaranya dilakukan dengan membakar dupa dan menabur bunga disebuah tempat khusus yang telah disediakan. “Ritual yang diikuti banyak orang ini dipimpin oleh Mbah Palil, Juru Kunci Pusaka Gong Kyai Pradah,” ujar Muslih.
Seni Jaranan, salah satu pentas hiburan untuk warga di halaman Kantor Camat Sutojayan.
Setelah kegiatan ritual ‘penyucian’ Pusaka Gong Kyai Pradah tersebut berlangsung, kemudian semua yang datang ke sanggar Kyai Pradah diajak bersama-sama untuk mengikuti acara pembacaan tahlil. Kegiatan yang dipimpin oleh ustadz atau tokoh agama setempat, “Dengan maksud untuk bersama-sama berdo’a, bermunajad kepada Allah SWT dibalai (aula, red.) Sanggar Kyai Pradah.”. Dalam acara malam Jum’at Legi-an itu, lanjutnya, bukan hanya warga Kel. Kalipang atau bahkan Kec. Sutojayan dan Kabupaten Blitar saja yang datang. Ada cukup banyak pula warga dari luar
S
ekumpulan warga tampak tengah mengikuti acara tahlil di sanggar Gong Kyai Pradah dengan khidmat. Sebagian yang datang lainnya sedang sibuk momong. Ada yang menunggui anaknya naik kereta mini, bermain odong-odong, memancing di pemancingan mini dan berbagai mainan anak lainnya yang disewakan. Tak ketinggalan pula muda-mudi dan anak-anak baru gede (ABG) sedang asyik bergerombol, bercengkerama menikmati malam itu.
Mbah Palil saat berada di dalam kamar sanggar Kyai Pradah di alon-alon Lodoyo
44
Dibagian tengah Kawedanan Lodoyo dibawah panggung tempat pelaksanaan ritual tahunan Siraman Gong Kyai Pradah, disana sedang ada pertunjukan kesenian Jaranan. Ratusan orang sedang berjejal. Tua muda, laki-laki dan perempuan, semua ingin menyaksikan lebih dekat dan
Camat Sutojayan, Lurah Kalipang, Mbah Palil dan Pengurus Kyai Pradah Komunity (KPK) dalam acara malam Jum’at Legi-an
daerah yang secara rutin mengikuti kegiatan ini. Sebagian dari mereka ada yang warga dari Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, dan lain-lain. Dulu, kata Camat Sutojayan, acara setiap malam Jum’at Legi disana hanya berupa kegiatan di Sanggar Kyai Pradah saja. “Atau boleh dikatakan, hanya milik para simpatisan Kyai Pradah.”. Tetapi seiring perkembangan waktu, berbagai inovasi telah kita lakukan untuk terus mengembangkannya. Kini warga, semua warga masyarakat bisa menikmati beraneka jenis kegiatan disana. Baik yang berupa kegiatan budaya maupun kegiatan-kegiatan keagamaan. Secara bergantian kita jadwal kegiatan hiburan berupa wayang kulit, jaranan, campursari, electon dan lain-lain. Kemudian untuk kegiatan keagamaan, kita jadwalkan pula acara Sholawatan, Pengajian, Ambyo, dan lain-lain. Jadilah seperti sekarang ini. Kita bisa merangkul hampir semua eleman masyarakat. Baik mereka para seniman di Kec. Sutojayan, adik-adik anggota remaja masjid, kelompokkelompok pengajian, warga masyarakat umum, dan lain-lain. Bahkan karena warga di Kecamatan Sutojayan khususnya di Kelurahan Kalipang tidak perlu lagi jauh-jauh untuk sekedar mencari tempat hiburan, “Kegiatan ekonomi warga juga terkatrol oleh berbagai acara dalam malam Jum’at Legi-an ini.”. (moza)
45
Adonan yang masih panas itu kemudian kita masukkan kedalam cetakan. Saat masih hangat atau sebelum mengeras, lalu kita pakai alat pemotong khusus sehingga teriris-iris berbentuk kotak pesersegi panjang sesuai ukuran yang kita inginkan. Setelah dingin dan mengeras, kemudian kita packing dalam kemasan plastik per iris. Baru setelah itu kita timbang sesuai kebutuhan lalu dimasukkan dalam wadah plastik dengan bobot sesuai permintaan pesanan yang harga perkilonya Rp. 40.000,-. “Enting-enting dele yang kita beri merk dagang Sinar Abadi kini siap dipasarkan,” tutur Endang Liana bangga. Meskipun banyak pesanan, kata Endang Liana, bukan berarti usaha Proses produksi enting-enting dele dengan cara tradisional tetapi tetap higienis yang tentu saja tidak menarik untuk disajikan. “Dan ‘limbah produksi’ ini jumlahnya juga cukup banyak,” tegasnya. Pernah kita coba untuk mengolahnya menjadi peyek dele. Tetapi hasilnya kurang bagus, hanya orag-orang tertentu saja yang suka atau terbatas dan pasar sepertinya kurang menyukai produk ini.
Endang Liana memamerkan enting-enting dele produk unggulannya Adalah pasangan suami istri Humam Haris dan Endang Liana, warga Dusun Pundensari RT. 02/02 Desa Jeblog Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Pasutri ini sudah belasan tahun lamanya memproduksi aneka camilan atau makanan ringan tradisional. Kini, produk yang mereka hasilkan sudah dipasarkan di kota-kota di Pulau Jawa bahkan sebagian sampai ke Pulau Kalimantan dan Bali.
46
P
erjalanan panjang sebagai produsen makanan ringan tradisonal sudah dilalui oleh kedua orang ini sejak Tahun 80an. Mulai dari membuat kacang asin, glithi, dele (kedelai, red.) goreng, peyek (rempeyek, red.) dele, jipang, entingenting blinjo dan enting-enting dele yang sekarang sedang ramai di pasaran. Sejak produksi pertama pada saat ada pameran dalam acara Jambore Pramuka di Bumi Perkemahan Serut, pesanan untuk enting-enting dele terus mengalir, kata Humam Haris. Terus ada yang memesan baik toko-toko makanan ringan maupun warga terutama untuk oleh-oleh haji dan temanten. “Bahkan reseller atau pedagang tengkulak ada yang mengambil dan menjualnya lagi ke Pulau Bali dan Kalimantan,” tambahnya.
Seringkali kami sampai kewalahan, apalagi kalau menjelang hari Raya Idul Fitri. Sembilan tenaga kerja yang biasa kita pekerjakan sehari-hari rasanya masih kurang. Dan kalau sudah begitu keadaannya, terpaksa kami mengambil tenaga pocokan (tenaga tidak tetap), tuturnya.
Beberapa saat kita berpikir, akhirnya ketemulah jalan keluar itu. Butir-butir dele yang hancur itu kita giling sekalian. Kemudian kita tambahkan wijen, butirbutir kacang tanah dan aneka bumbu serta penyedap. Campuran ini lalu kita aduk dalam cairan gula putih yang sudah dipanaskan.
Proses pengemasan produk enting-enting dele sebelum dipasarkan kami tanpa kendala. Tantangan itu, terutama pada soal permodalan. Sistem pemasaran yang umum itu menaruh barang dulu, uangnya setelah dagangan laku. “Nah, disini kan berarti modalnya harus dobel untuk bisa mengembangkan usaha.”.
Sementara itu Endang Liana menyampaikan, dulu awalnya kami hanya memproduksi dele goreng saja. Makanan ringan tradisional yang proses produksinya juga relatif cepat dan ringkas. “Sore dele direndam, paginya tinggal digoreng, terus dibungkus lalu dipasarkan,” tuturnya. Namun pada saat proses produksi ini, lanjutnya, selalu ada yang namanya ‘limbah produksi’. Limbah yang sangat disayangkan apabila harus dibuang. Berupa apa? Yaitu gorengan dele yang lembut atau hancur atau tidak utuh
Yah, yang penting kita tekuni saja. Dan melalui majalah Pemerintah Kabupaten Blitar ini sekaligus kami mengucapkan banyak terima kasih. Bahwa selama ini kami para pengusaha kecil dan mikro sudah banyak sekali dibantu. Baik bantuan berupa pelatihan maupun kesempatan untuk diikutkan dalam berbagai pameran sebagai media promosi kami. “Sukses untuk Bupati Rijanto dan Wabup Henis memimpin Kabupaten Blitar,” pungkasnya. (moza) Enting-enting dele saat dalam proses pemotongan di loyang tempat cetakan
47
Papan bertuliskan I LOVE U yang instagramable, salah satu ikon di tempat wisata Kaloka
Berbagai fasilitas wisata yang menarik tersedia di spot wisata Kaloka
Kaloka atau Kawasan Alas Lodoyo Kaulon, tempat tujuan wisata dengan konsep taman hutan
Kawasan Alas Lodoyo Kaulon pun kian menarik dengan beraneka fasilitas permainan anak dan spot-spot foto yang cantik disana sini.
Selamat datang di Kaloka atau Kawasan Alas Lodoyo Kaulon. Inilah salah satu spot wisata baru yang ada di Kabupaten Blitar. Sebuah tempat tujuan wisata dengan konsep taman hutan atau forest garden yang menjadi sajian utamanya.
I
ndah nian. Kawasan yang merupakan perpaduan antara alam sekunder dengan Hutan Tanaman Jati yang terletak di Desa Kaulon Kecamatan Sutojayan yang berjarak kurang lebih 15 Km dari pusat Kota Blitar ini. Pemandangan yang menyejukkan mata itu ada disini. Disana, ada ribuan tanaman jati yang berbaris rapi dengan daun-daunnya nan rimbun memayungi.
48
Cocok sekali menjadi tempat untuk melepas penat dan melupakan segala kegetiran yang tengah kita hadapi. Sisi lain kawasan ini pun tak kalah menariknya. Kawasan Alas Lodoyo Kaulon berada di tepi pertemuan dua aliran sungai yang bermuara ke Kali Brantas. Sungguh, sebuah kolaborasi cantiknya alam yang benar-benar memberikan suasana yang nyaman untuk wisatawan.
Ada hammock atau buaian atau tempat tidur gantung yang siap memanjakan kita. Siap membuai para pengunjung untuk tinggal lebih lama dan bermalasmalasan diantara pokok-pokok pohon Jati sambil menikmati suasana alam disana yang asri. Anak-anak pun bakalan kerasan berlama-lama di Kaloka. Ada cukup lahan yang luas untuk mereka berlarian kesana-kemari. Ada cukup banyak ayunan yang tentu saja sangat disukai anak-anak. Belum lagi, ada pula ATV
atau kendaraan segala medan yang siap disewa dengan treck khusus yang telah disediakan oleh pengelola. Untuk kamu-kamu kawula muda khususnya, jangan kawatir ya! Ada spot khusus yang special untuk anda. Di salah satu ujung spot wisata forest garden ini terdapat sebuah tempat foto yang romantis, yang tentunya juga sangat instagramable. Sebuah bangunan yang cukup tinggi dan luas berbentuk hati menghiasi tempat wisata ini. Membuatnya lebih cantik dan menjadi tempat pavorit untuk menikmati Kaloka dari tempat yang lebih tinggi.
Dan disana, dibawah papan berbentuk hati ini, ada tiga bangunan papan berbentuk huruf I, gambar hati dan huruf U. Sudah jelaskan maknanya? ‘I LOVE U’. Ya… kamu-kamu kawula muda khususnya, bisa katakana cinta disana. Spot wisata baru ini pun tak boleh dibilang kampungan lho?!. Biar di hutan letaknya, ada cukup banyak café yang artistik disana. Bangunan café-nya terbuat dari papan kayu dan beratap daun ijuk. Bolehlah Kaloka menjadi tempat pavorit untuk ajang kongkowkongkow yang mengasikkan. (moza)
49
Intermezo TUNA RUNGU
Murid Baru
Ada Seorang Medan yang Lumayan Budeg Beli Dawet di Jogja Medan : bu, bli dawet.. Jogja : telas.. Medan : iya bu, pake gelas.. Jogja : mboten wonten.. Medan : iya bu, pake santen.. Jogja : …cok! Medan : kok ibu tau nama saya Ucok..?? Jogja : dasar wong edan..! Medan : kok ibu jg tau, asal saya dari Medan…?? Jogja : wong gendeng..!! Medan : ah, ibu. Jangan gitu, sudah banyak orang yg bilang kalo saya ini memang ganteng.. Jogja : …cok, wong budek kakehan duso!! Medan : loh..? Ibu kok juga tau nama lengkap saya Ucok Santoso, wah ibu pasti peramal ya…?! Jogja : hoalah mboh… !!! tuobattttt tobattt… !!!! Medan : Loh.. ibu ini sebenarnya jualan dawet sama obat ya, kok jualannya dawet sambil teriak OBAT?? Jogja : %$#@^&*))&^.*
Ibu Guru : “Kamu anak baru?” Murid Baru: “Nggih eh iya Bu..” Ibu Guru : “Pindah dari mana?” Murid Baru: “mBantul Buu..” Ibu Guru : “Namamu?” Murid Baru:”Demitri Saklitunov” Ibu Guru : Hmmm keren..(dalam hati). “Kamu lahir di Rusia?” Murid Baru:”mBoten, kelahiran Sewon…. mBantul..” Ibu Guru :”Bapakmu seorang Dubes?” Murid Baru: “Bukan Bu, tukang ojek..” Ibu Guru :”Ibumu?” Murid Baru:”Jual jamu gendong..” Ibu Guru : “Siapa nama bapakmu?” Murid Baru:”Triyono..” Ibu Guru :”Ibumu?”
Udin Tes Wawanc
ara
Pada suatu hari Ud in melamar pekerja Udin dipanggil un an sebagai penja tuk mengikuti tes ga kereta api...Sa wawancara...dan tu minggu kemudia Pak Unang .... kebetulan yang me n wawancarai nama Pak Unang : Sean nya dainya ada dua ke reta api berpapasa akan anda lakukan n pada jalur yang ? sama, apa yang Udin : Saya akan pindah salah satu ke Pak Unang : Kalau reta ke jalur yang lain.....! alatnya rusak apa ya Udin : Saya akan ke rel dan membelo ng akan anda lakukan ? kan relnya secara Pak Unang : Kalau manual.....! macet gmn ? Udin : Saya akan balik ke pos dan me nelepon stasiun ter Pak Unang : Kalau dekat....! telponnya kebetul an rusak juga gm Udin : Saya akan n? menggunakan hp saya untuk mene Pak Unang : Kalau lepon stasiun terde gaka ad sinyal gm kat.....! n? Udin : Saya akan menjemput kakek saya....! Pak Unang : "lho kenapa?" keheran an dengan jawab Udin : Karena seum an Udin Bin Bond ur hidup kakek sa an..... ya yang sudah be kereta api tabrakan rumur 78 tahun be ,,,,,,,! lum pernah melih haaa kira2 dengan at jawaban seperti itu Udin di terima kerja kagak yah??? Seorang Laki-laki Tampan Mencari Jodoh
Seorang lelaki yg sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tsb menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung mana yang paling sempurna.
Murid Baru: “Sademi..” Ibu Guru :”Namamu kok kaya orang Eropa..” Murid Baru:”Singkatan Bu, Sademi dan Triyono, Jadi Demitri…” Ibu Guru :”Oooww… lha Saklitunov?” Murid Baru:”Saya lahir Sabtu Kliwon Tujuh November…” Ibu Guru :”Terus panggilannya??” Murid Baru: “Demit Bu….” Ibu Guru :”owalaaaa…..hhhhh ………
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dgn anak pertama. Ketika pulang, ia berkata kepada bapak Petani, “Anak pertama bapak memiliki satu cacat kueecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.” Hari berikutnya ia pergi dgn anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata, “Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling.” Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. begitu pulang ia dengan gembira mendatangi petani dan berkata,“Inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.” Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan, dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya, “Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu?,” Petani menjawab,” Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan. Waktu itu ia sudah hamil duluan. Dari berbagai sumber
50
A
bad millenium ini ditandai perubahan-perubahan sudut pandang yang penting. Dulu ketika saya kecil, olahraga ibarat kegiatan pengisi waktu senggang belaka. Bal-balan, badminton, volli, pingpong, merupakan olahraga murah, mudah, dan terjangkau. Saya dan teman-teman sepermainan, kalau ditanya besok gede mau jadi apa? Saat itu, jawaban kami normatif: menjadi dokter, jadi tentara, polisi, pegawai negeri , dan sejenisnya. Jika pada jaman kecil saya dulu ada anak yang menjawab: ingin jadi pemain bola ! Maka besar kemungkinan, orang akan menganggapnya: anak ini agak tidak beres. Tapi mari kita perhatikan sekarang ini. Ada perubahan besar dalam cara berpikir generasi saat ini. Mereka mampu melihat, ada profesi yang lebih menjanjikan dibanding seorang pegawai, polisi, tentara, dan sejenisnya. Profesi itu antara lain: pemain sepak bola, pembalap motor, pemain basket, dan sebagainya. Anak-anak kita yang masih pelajar SD, sudah menggandrungi Ronaldo, Messi, yang bayarannya trilyunan pada setiap musim kompetisi. Yang menyenangi olahraga motor, mencintai Rossi sampai mengkoleksi foto-fotonya di kamar tidur. Pemain-pemain sepakbola dunia masa kini, sudah menyamai dunia artis. Di dalamnya ada popularitas, ada sponsor, dan pemasukan uang yang besar. Begitu pula pembalap –pembalap di sirkuit, pemain basket, pemain atletik, sudah menjelma menjadi selebritis yang
dipuja-puja dimana-mana. Fakta ini sudah menjadi perhatian dunia pendidikan dunia. Bintang kelas bukan lagi sekedar siswa yang nilainya tertinggi setiap ujian kelas dan ujian semester. Bintang kelas adalah mereka yang berhasil memberi kontribusi membela sekolahnya. Berprestasi di bidang olahraga, seni, elektronika, dan sebagainya. Kecerdasan olahraga, kecerdasan seni, kecerdasan sosial, dan lainlain, menjadi istilah-istilah baru di dunia pendidikan. Sekolah-sekolah di Korea Selatan menjadi bukti. Siswa-siswa di sekolah musik, tidak akan dijejali pelajaran IPA, IPS, geografi dan bermacam bidang studi yang tidak relevan dengan musik. Mereka fokus belajar sejarah musik, struktur musik, kelebihan dan tantangan di musik, dan sebagainya. Alhasil, musik Korea berhasil menjajah dunia. Tari-tarian Korea digemari bangsa-bangsa lain, termasuk pelajar-pelajar kita. Film Korea, mode Korea, dan sejenianya. Begitu pula olahraga. Kita telah melihat dengan mata dan kepala, cabang olahraga bulutangkis kita pun, sudah kalah melawan Korea. Saya mengingatkan para guru di Kabupaten Blitar, cobalah belajar dari Korea. Jika ada pelajar berbakat olahraga, segera hubungi pengurus-pengurus cabang olahraga yang terkait. Apakah sepak takraw, panahan, atletik, dan sebagainya. Jika bakat olahraga mereka terasah dan dibina dengan baik, maka mereka sudah disiapkan menuju masa depan. Dunia olahraga sudah menjanjikan
kehidupan yang bagus. Ada sposnsor, ada bisnis, dan sebagainya. Uneg-uneg ini saya tuliskan, untuk menyemangati teman-teman pegiat olahraga yang akan melaksanakan Musyawarah Olahraga Kabupaten (MUSORKAB) KONI Kabupaten Blitar tahun 2017. Susunlah program kerja yang bagus. Pilihlah pengurus-pengurus yang cakap dan berdedikasi untuk mengembangkan olahraga di Kabupaten Blitar. Pengalaman yang dialami Pengurus KONI periode 20132016, jadikanlah pelajaran, bahwa mengelola organisasi tetap harus bersandar pada AD-ART dan ketentuan yang mengatur organisasi. Saya yakin KONI Kabupaten Blitar akan bangkit dan menjelma menjadi organisasi yang modern. Di era saat ini, memang sudah terjadi pergeseran nilai. Tanyalah anak yang berlatih bola di lapangan. Mau jadi apa kalau gede nanti ? Mungkin dia tidak lagi menjawab: jadi pegawai, tentara, atau polisi. Tetapi mereka pengin jadi pemain bola. Saya, dan Anda, tidak akan lagi menuduh si anak tidak beres. Dia malah sangat waras. Drs. H. Rijanto, MM
51