Dari Redaksi Pembaca terhormat ajalah Penataran edisi 6 tahun 2015 ini terasa menarik. Topik utamanya adalah menyoal Pilkada Serentak 2015. Topik yang benar-benar di luar dugaan. Tim redaksi sudah memikirkan topik utama sebagai edisi tutup tahun. Tetapi vonis Mahkamah Konstitusi (MK) RI memutuskan agar Kabupaten Blitar melaksanakan pilkada, maka redaksi akhirnya mengangkat hal ini sebagai topik sentral. Putusan itu memang membuat ‘panik’ seluruh pihak yang terkait Pilkada. Para penyelenggara seperti KPU dan Panwas. Begitu pula Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon). Mereka hanya memiliki waktu dua bulan, membuat persiapan darurat untuk dapat menyelenggarakan proses seleksi, agar tidak dianggap ‘membangkang’ amar putusan MK yang mengharuskan terselenggaranya pilkada ini. KPU pun sedikit pontang-panting, karena sempat diragukan tidak akan bisa menyelenggarakan tender barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan logistik seperti Alat Peraga Kampanye (APK),Bahan Kampanye, surat suara, hingga properti bilik suara. Tapi Ketua KPU menegaskan, proses tendernya adalah lelang cepat yang sudah diatur undang-undang. Panwas pun segera mengkonsolidasikan aparat hingga panwaslih di kecamatan, dengan harapan dapat memberikan prestasi untuk mendukung adanya gerakan Pilkada Berintegritas, sebagaimana jargon yang didesakkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kegiatan pemilu kali ini. Aparat keamanan pun langsung bersiaga. Kapolres Blitar Kabupaten dan Kapolres Blitar Kota, merapatkan barisan, menggandeng Kodim 0808 dan Satpol PP untuk mempersiapkan ribuan petugas lintas untuk mejadi TPS yang jumlah hampir 3000 unit di seluruh Kabupaten Blitar. Pasangan calon Drs. Rijanto dan Marhaeis Urip Widodo, meyakinkan Tim Pemenangan Resmi, maupun Tim Relawan, untuk berpadu menyelaraskan konsep gerakan. Disusunlah metode Rapat Umum, Rapat Terbatas, ledang, pembagian poster, pamvlet, flyer, dan sebagainya. Muara dari kesibukan massal itu, adalah coblosan pada tanggal 9 Desember 2015. Ini pertama dalam sejarah demokrasi Indonesia, pilkada serentak dengan rasa ‘referendum’ yang harus dilakoni Kabupaten Blitar (Jawa Timur), Kabupaten Tasikmalaya (Banten), dan Kabupaten Timteng Utara (NTT). Dan Majalah Penataran beruntung, bisa merekamnya sebagai dokumen sejarah di masa depan.
M
Selamat berkerja. (animasi cover: www.youthmanual.com)
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
Pelindung : HERRY NOEGROHO, SE. MH Drs. RIJANTO, MM Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung jawab : Drs. BUDI KUSUMARJOKO, M.Pd Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : Drs. UNTORO DWI P., MM. Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO HENDRA NOVARIADI M. ENDRA PRASETYA Anggota : JONI HARSONO DWI AGUS SANTOSO, ST ASYIK FAUZI, ST
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
Majalah PENATARAN
Majalah PENATARAN
3
Komisioer KPU Kab. Blitar memimpin sidang
Pilkada Paslon Tunggal di Kabupaten Blitar
Kabupaten Blitar menjadi ujicoba terobosan konstitusi. Pilkada bergaya referendum, menampilkan pasangan calon (paslon) tunggal Drs.H. Rijanto, MM dan Marhaenis Urip Widodo dalam Pilakda Serentak 2015, paska Putusan Mahkamah Konsitusi RI.
4
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar, menetapkan paslon tunggal itu dalam Rapat Pleno Terbuka di Hall Hotel Puri Perdana Blitar, Kamis 22 Oktober 2015. Sidang tersebut dihadiri figur pasangan, partai pengusung dan pendukung, pejabat sipil, militer, dan berbagai lapisan masyarakat yang memiliki perhatian atas Pilkada di Kabupaten Bitar. Ketua KPU Kabupaten Blitar, Imron Nafifah, membacakan Surat Keputusan No.85/KPTS/KPU Kab.Blitar/014.329671/X/2015 Tentang Penetapan Nama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2015. “Memutuskan : Pertama , nama pasangan calon Pilkada Serentak Kabupaten Blitar tahun 2015 yaitu
Majalah PENATARAN
Drs.H.Rijanto, MM dan Marhaenis Urip Widodo “ jelas Nafifah lantang. Putusan kedua, mengumumkan kepada publik keberadaan paslon itu. Dan putusan ketiga, menyatakan bahwa keputusan tersebut bersifat mengikat. Sebelum membacakan putusan itu, Imron Nafifah membeberkan sejumlah dokumen yang melatarbelakangi SK KPU Kab. Blitar itu. Di antaranya Putusan MK RI Nomor 100/PUU/XIII/2015 yang memerintahkan dilaksanakannya Pilkada Calon Tunggal pada Pilkada Serentak 2015. Ketua KPU RI Husni Kamil Malik segera mengirimkan Surat Edaran KPU No. 642/KPU/X/2015 tanggal 1 Oktober tentang Putusan
Ketua KPU Kab. Blitar, Imron Nafifah
MK. Lalu disusul lagi SE KPU No 644/ KPU/X/2015 tanggal 3 Oktober tentang Persiapan pelaksanaan Pemilihan Bupati Paslon Tunggal sebagaimana Amanat Putusan MK. Berdasarkan rujukan kebijakan dari Pusat itu, Imron Nafifah kemudian menggelar sejumlah rapat, di antaranya menghasilkan BAP Rapat tanggal 15 Oktober tentang Hasil Penelitian Adminsitrasi dan Persyaratan Pencalonan untuk Drs. H. Rijanto, MM dan Marhaenis UripWidodo. Dan kemudian rapat lagi melahirkan BAP Rapat Pleno tanggal 22 Oktober 2015 tentang Penetapan Pasangan Calon Tunggal Bupati Blitar periode 2016-2021. Pantauan Majalah Penataran, selain menetapkan Paslon Tunggal, digelar juga Deklarasi Pilkada Damai oleh pasangan calon. Drs. Rijanto, MM berdampingan dengan Marhaesnis menyatakan ikrar, siap bekerjasama dengan penyelenggara Pilkada Bupati dan Wakil Bupati 2015, untuk tidak mengangkat isu-isu yang berbau sara dan menerima hasil pleno dipilih atau siap tidak dipilih. “Kami siap mentaati segala aturan sesuai dengan perundangundangan yang berlaku,” demikian salah satu petikan ikrar yang disampaikan Drs. Rijanto, MM (pur)
Ragil Tri Darwanto
Didemo, Terus Jalan
A
ksi unjuk rasa sempat mewarnai kesibukan KPU Kabupaten Blitar. Sekelompok masyarakat mempertanyakan, kemampuan KPU Kabupaten Blitar dalam menyelesaikan sejumlah pekerjaan, di antaranya tentang lelang barang dan jasa. Ketua KPU Imron Nafifah menjelaskan, jika menggunakan logika lelang tender barang dan jasa, ada prosedur yang bakal terlewati. Kepala Bidang Sosialisasi dan Humas, Ragil Tri Darwanto memilih cara yang paling efektif. “Dalam lelang, ada proses penawaran, ada proses verifikasi, dan sebagainya. Secara teori butuh waktu yang panjang,” kata Ragil. Jika cara ini yang dilakukan, maka pengerjaan barang itu bakal terlambat dan beresiko tidak terpenuhi hingga coblosan tanggal 9 Desember 2015. Solusi untuk mengatasi hal itu, adalah dilakukannya kegiatan lelang cepat yang sudah memiliki ketentuan dan aturan tersendiri. “Kalau di daerah belum mampu melakukan, ya kami serahkan kepada KPU Pusat agar dilelang di sana. Yang penting semua jadwal bisa kami laksanakan, dan proses lelang tidak menyalahi aturan,” kata Ragil tegas. Ia mengucapkan terima kasih kepada kelompok yang mempertanyakan proses lelang di KPU, karena justru membuat KPU lebih berhati-hati melaksanakan tugasnya. (pur)
Majalah PENATARAN
5
Gerbang
Polres Blitar
Jamin Keamanan Pilkada 2015
Kapolres Blitar menjamin keamanan pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blitar pada tanggal 9 Desember 2015. Kapolres Blitar Kabupaten, AKBP Muji Ediyanto, SH, SIK. menyampaikan tekadnya itu dalam acara Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Blitar 2015. “Kami telah siap menghadapi Pilkada Serentak 2015,” tegas Kapolres Blitar di Aula Puri Perdana, Blitar. Kamis 22 Oktober 2015. Secara teknis pengamanan Pilkada ini, pihaknya bekerjasama dan berbagi tugas dengan Polres Blitar Kota. Pasalnya ada 6 Polsek berada diwilayah Kabupaten Blitar yang masuk wilayah hukum Polres Blitar Kota. Komando pun dipermudah. Polres Blitar Kabupaten berfokus menjaga keamanan di sekretariat
Kapolres Blitar Kabupaten, AKBP Muji Ediyanto, SH,SIK.
KPU Kab. Blitar di Sawahan, Garum. Sedangkan Porles Blitar Kota mendapat jatah mengamankan Panwas Kab. Blitar yang terletak di
Pasukan Pengawal Pribadi dari Polres untuk kedua Calon.
6
Majalah PENATARAN
tengah Kota Blitar. Basis koordinasi pun dibuat simple. Masing-masing Polres memperkuat pengawasan di lingkungan Polsek masing-masing. Polres Blitar Kota memiliki 6 polsek yang wilayah pengamanannya di lingkup Kabupaten Blitar, yaitu Polsek Nglegok, Ponggok, Sanankulon, Srengat, Wonodadi dan Udanawu. Sedangkan Polres Blitar Kabupaten bertanggung jawab pada 15 polsek yag berada di wilayah kabupaten yaitu Kecamatan Garum, Talun, Gandusari, Selopuro, Wlingi, Kesamben, Selorejo, Wates, Binangun, Panggungrejo, Sutojayan, Kanigoro, Kademangan, Wonotirto dan Kecamatan Bakung. Di sisi lain, Kapolres Blitar Kota, AKBP Yosy Runtukahu, SIK, kepada awak media memastikan, pihaknya sudah mencapai titik
kesepakatan dengan sejawatnya di kabupaten, guna mengamankan proses Pilkada Kabupaten Blitar yang hanya diikuti oleh calon tunggal. “Kami juga telah mempersiapkan segalanya.Software maupun hardware-nya. Policy komando, maupun aparat pelaksanananya,” ujar Yossy Runtukahu. Fokus utama di mata kepolisian, yaitu menindak tegas pihak-pihak yang berusaha menggangu, dan berupaya menggagalkan Pilkada ini. Dalam rangka mencapai keberhasilan itu, Polri juga akan melakukan patroli bersekala besar gabungan dengan TNI, Satpol PP, dan komponen masyarakat yang terkait, seperti petugas linmas . “Kita sudah meminta kepada Dandim, dan Sekda, agar program pengamanan ini terkordinasi secara baik,” imbuhnya. Simulasi telah dilakukan, dan pola pengamanan
P
sudah dipetakan. Misalnya, di sejumlah daerah rawan akan diterapkan pola-pola khusus, 1 petugas polisi untuk mengawasai 2 unit TPS bersama 4 petugas linmas. Untuk daerah-daerah yang memiliki sejarah konflik tinggi, juga akan dilakukan pengawasan ekstra. “Bisa saja 1 petugas polisi untuk mengawasi 1 unit TPS dibantu 2 petugas linmas,” imbuh Kapolres sambil merinci sejumlah daerah yang memiliki potesi dinamika masyarakat cukup tinggi. AKBP Edy Mujiaharto dan AKBP Yossy Tuntukahu berjanji, berusaha sekuat tenaga agar proses Pilkada yang dilaksanakan serentak 9 Desember 2015, berjalan aman dan kondusif. Polres Blitar dan Polres Blitar Kota telah menyadari posisinya menjadi palang pintu keamanan Pilkada Calon Tunggal yang telah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia. (pur)
Kapolres Blitar Kota, AKBP Yossy Runtukahu, SIK
Dari Jas, Berganti Baju Koko
aslon Drs. Rijanto, MMMarhaeis Urip Widodo mengaku tidak ingin tampil mewah dalam Pilkada Serentak 2015 ini. Salah satu caranya, tidak tampil mengenakan jas atau full dress. Marhaenis Urip Widodo mengaku, awalnya mendapat undangan dari KPU agar dirinya mengenakan full dress untuk menghadiri acara Penetapan paslon Pilkada yang digelar KPU Kab. Blitar. “Tapi saya kok ingin tampil dekat dengan rakyat. Ndak usah pakai jaslah,” usulnya kepada Ketua KPU. Hal serupa disampaikan Drs. Rijanto, MM yang selalu ingin tampil merakyat. “Kami putuskan lebih baik pakai baju koko saja. Agar masyarakat tetap melihat, kami ini juga berasal dari wong cilik,” kata Drs. Rijanto, MM. (pur)
Paslon berbaju koko, dan Ketua KPU
Majalah PENATARAN
7
Gerbang
Sekda: Ini Program Nasional Sekda Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM memastikan sikap untuk melaksanakan coblosan di Kabupaten Blitar tanggal 9 Desember 2015 berlagsung lancar. Biaya dan kebijakan birokrasi, sepenuhnya difokuskan untuk kelancaran Pilkada Serentak Tahun 2015 di Kabupaten Blitar. “Ini program kerja nasional. Tidak ada toleransi bagi siapa pun, untuk mencoba menggagalkannya,” ujar Sekda Palal. Aparat birokrasi di Pemkab Blitar, tidak punya pilihan lain kecuali melaksanakan hajat ini sesuai agenda yang telah tersusun. Pilkada di Kabupaten Blitar menjadi istimewa, karena merupakan perintah poros nasional. Sekda Palal sedemikian serius, karena menyadari pelaksanaan pilkada ini merupakan terobosan konstitusi. Kabupaten Blitar (Jawa Timur), Kabupaten Tasikmalaya (Jabar), dan Kabupaten Timor Tengah Utara (NTT), menjadi proyek percontohan nasional, yang akan menjadi rujukan bagi masa depan demokrasi di Indonesia modern. ‘Zero tolerance’ itu dijadikan jargon tunggal oleh Sekda Palal, dalam bentuk dukungan penuh kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Blitar. Bertindak selaku Tim Fasilitasi, maka instansi yang dipimpinnya menyediakan diri
Sekda, Palal Ali Santosa dan Ketua KPU Kab. Blitar, Imron Nafifah
8
Majalah PENATARAN
untuk memfasilitasi segala kebutuhan yang dipakai untuk pelaksanaan pilkada. “Sarana dan prasarana, kami lengkapi sepenuhnya. Anggaran telah tersedia, baik untuk KPU, Panwas, PPK, PPS, aparat kepolisian dan para pihak yang terkait dengan itu,” lanjut Sekda. Sekda mencontohkan, pihaknya memastikan kebutuhan petugas linmas (dulu hansip), mulai TPS hingga tingkat kecamatan. Di setiap TPS diperlukan 2 orang petugas linmas. Di Kabupaten Blitar terdapat 2.494 unit TPS, maka dibutuhkan 4.988 orang yang harus dilengkapi baju seragam, sepatu, topi,
Paslon Drs. Rijanto, MM – Marhaenis, berikrar di hadapan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Blitar.
Marhaenis Urip Widodo: Ini Amanat Konstitusi
Marhaenis Urip Widodo, serius ikut latihan penetapan.
Calon Wakil Bupati Blitar periode 2016-2021, Marhaenis Urip Widodo, bertekad melancarkan Pilkada 2015 ini dengan segala resikonya. Ia ingin pilkada sukses, dan ingin rakyat Kabupaten Blitar mencoblos pilihan ‘Setuju’. “Jika saya gagal, terpaksa menanggung resiko berganda. Saya sudah terlanjur mundur dari jabatan Ketua DPRD Kabupaten Blitar, saya akan mendapat sanksi
moral dari partai saya, PDIP,” tutur Marhaenis. Pilkada Tahun 2015 di Kabupaten Blitar, lanjut Henis, adalah amanat konstitusi. Berkat dari putusan Mahkamah Konstitusi, jadi harus dibela sekuat tenaga. Sebagai Ketua DPCPDI P Kab. Blitar, ia akan menggerakkan seluruh organ partai di berbadai tingkatan, untuk mempercantik produk konstitusi ini. (pur)
perlengkapan, konsumsi, hingga bantuan transport-nya. Pengamanan di setiap desa, dibutuhkan 5 orang petugas linmas. Jumlah desa/kelurahan mencapai 248 unit, maka petugas yang dibutuhkan 1.240 orang. Sedangkan di 22 kecamatan, dibutuhkan masingmasing 10 orang, maka direkrutlah 220 orang petugas linmas. “Biayanya memang tidak kecil. Tapi ingat, Pilkada Tahun 2015 di Kabupaten Blitar ini merupakan pijakan pembangunan daerah. Jadi seberapa pun mahalnya, harga ini merupakan ongkos yang memang harus dipenuhi,’ sambungnya lagi. Meskipun dukungan anggaran, sarana prasarana telah dicukupi melalui Tim Fasilitasi, Sekda tidak menutup mata terhadap munculnya dinamika di masyarakat. Kelompokkelompok masyarakat yang memiliki aspirasi-aspirasi tertentu, sebaiknya didengar secara seksama sebagai referensi kebijakan Pemkab, aparat keamaan, maupun KPU selaku unsur pelaksana. “Jika ada masalah yang menyangkut dinamika masyarakat, marilah kita segera rapat bersama,” ajak Sekda Palal. (pur)
Majalah PENATARAN
9
Gerbang
Ketua KPU serius berlatih, walau baru Sidang Penetapan Calon
KPU: Pilkada Ini Ujian Ketua KPU Kabupaten Blitar, Imron Nafifah, merasakan seluruh komisioner di lembaganya ingin lulus dengan nilai bagus. Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2015 di Kabupaten Blitar mirip ujian yang menguras tenaga dan pikiran. “Bisa dikatakan, jadwal yang tersedia sudah emergency. Tapi justru inilah yang melecut kami, memusatkan daya dan upaya untuk menyelesaikanya,” kata Imron Nafifah. Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 100/PUU-XIII/2015 tentang pasangan calon tunggal dalam Pilkada Serentak Tahun 2015, diputuskan tanggal 29 September 2015. Sedangkan tanggal untuk coblosan
10
tetap merujuk pada tanggal 9 Desember 2015. “Berarti waktu yang tersedia buat KPU untuk mempersiapkan tinggal 70 hari. Ini durasi yang sangat mepet,” kata Imron. Untuk itu, secara teknis pihaknya segera melaksanakan rapatrapat pleno. Antara lain Pencabutan Penundaan Tahapan Pilbup Tahun 2015 yang telah diputuskan sebelumnya. Kemudian pleno untuk
Majalah PENATARAN
menerbitkan Keputusan Perubahan Tahapan, program, dan Jadwal Pilbup 2015, menghidupkan kembali PPK dan PPS, mempersiapkan proses pengadaan barang dan jasa, dan berkoordinasi dengan Tim Fasilitasi Pemkab Blitar untuk membicarakan soal anggaran. Imron Nafifah mengakui, sempitnya jadwal ini juga akan dirasakan oleh pasangan calon Drs. Rijanto, MM dan Marhaenis Urip
Cabub Drs. Rijanto, MM bersama Cawabub Marhaenis U. Widodo, saat sesi pemotretan
Rijanto, MM Percaya Pada Rakyat
C
alon Bupati Blitar periode 2016-2021 Drs. Rijanto, MM mengaku terharu atas keseriusan para pihak dalam mempersiapkan Pilkada 2015. Salah satunya, animo warga Kabupaten Blitar selaku pemilik suara yang menentukan hasil pilkada. “Saya hampir tidak ada waktu untuk ngurusi kepentingan pribadi. Tiap hari hanya meladeni kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh warga kabupaten,” tutur Drs. Rijanto, MM Meskipun sudah memiliki Tim Relawan, tetapi gairah masyarakat seolah tidak terbendung lagi. Akibatnya, dirinya tinggal mengikuti acara demi acara yang sudah dipersiapkan oleh warga. (pur)
Kabid Sosialisasi dan Humas KPU, Ragil Tri Darwanto
Widodo. “Tentu paslon juga akan mereschedule persiapan-persiapannya, karena hari coblosan memang sudah sangat dekat,” lanjutnya. Sebagai perbandingan, ketika amar putusan MK itu dijatuhkan, daerah-daerah pelaksana Pilkada Serentak 2015 sudah memasuki masa kampanye. Jika para komisioner KPU Kabupaten Blitar disibukkkan memberesi dokumen-dokumen peraturannya, maka Paslon RijantoMarhaenis lebih disibukkan mengatur konfigurasi barisan pendukung di bawahnya. Terlepas dari segala keterbatasan jadwal, Imron Nafifah mengapresiasi kinerja para komisioner KPU Kab. Blitar dalam melakukan persiapan-persiapannya. Jikalau peristiwa Pilkada Kab. Blitar ini dianggap sebagai ujian, maka ia dan teman-temannya ingin lulus dengan nilai bagus. Mereka tidak ingin gagal. Apabila tidak sukses, penyesalan tidak akan bisa menghibur citra diri yang terkoyak. Lebih dari itu, cemoohan masyarakat sudah menanti. (pur)
Majalah PENATARAN
11
Gerbang
Panwas:
Ikuti Saja Regulasi, Pasti Nyaman
Ketua Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Kabupaten Blitar mengatakan, Pilkada di Kabupaten Blitar tahun 2015 akan lancar, jika para pihak selalu komitmen pada regulasi yang telah ada. Ketua Panwas, Hadi Subowo
Paslon Drs. Rijanto, MM - Marhaenis Urip Widodo yang diusung Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP). Masa perpanjangan yang dikeluarkan KPU RI, tetap saja tidak memunculkan paslon lain. KPU Kab. Blitar akhirnya memutuskan Pilkada Kab. Blitar 2015 ditunda, dan ikut jadwal Pilkada Serentak tahun 2017. Situasi berubah, setelah Mahkamah Konstitusi RI menerbitkan putusan tentang Pilkada Calon Tunggal, yang mengakibatkan kegiatan Pilkada di Kab. Blitar dapat dilaksanakan tahun 2015. Menurut Hadi Wibowo, rambu-rambu utama dalam Pilkada Serentak 2015 sudah tertuang dalam PKPU Nomor 7 Tahun 2015. Baik pilkada regular maupun pilkada paslon tunggal, rujukannya yaitu tata cara pilkada yang terkadung dalam PKPU itu. “Ini kompetisi resmi di domain politik. Kalah dan menang, pasti terjadi. Silakan bikin strategi
K
etua Panwas Kab. Blitar, Hadi Subowo, mengaku punya tugas yang penting yaitu menjaga kualitas Pilkada Serentak di Kabupaten Blitar tahun 2015 agar bernilai bagus. “Negara sudah mendorong agar di Kabupaten Blitar terjadi proses seleksi. Kami ditugaskan untuk mensukseskan agar tidak diwarnai hal-hal yang kontra produktif,” kata Hadi Subowo. Sejatinya, pilkada di Kabupaten Blitar sudah dinyatakan ditunda. Masa pendaftaran sudah dibuka, tetapi yang siap berkompetisi hanya
12
Majalah PENATARAN
Cabub Blitar Rijanto, MM.
kemenangan, asal jangan memaksa kami untuk nyemprit,” ujarnya kepada reporter Majalah Penataran. Mengomentari pilkada di Kabupaten Blitar tahun 2015, Hadi Subowo malah memprediksi peristiwa ini bisa terwujudnya kualitas yang bagus. Pilkada dengan Paslon Tunggal, akan berdampak pada mengecilnya tensi persaingan. Pasangan Drs. Rijanto, MMMarhaenis Urip Widodo tidak memiliki kompetitor pada proses pencoblosan tanggal 9 Desember 2015. Masyarakat tinggal memilih kalimat : Setuju, atau Tidak Setuju. Kondisi ini mengakibatkan tertekannya energi kompetisi, karena tidak ada lawan bertanding. Tim-tim pemenangan, tidak bernafsu untuk membuat strategi perang. Yang terjadi adalah strategi meningkatkan pencitraan. “Pesan saya kepada paslon, gunakanlah kampanye untuk pencitraan secara baik. Kalau melanggar jadwal, melanggar APK
(Alat Peraga Kampanye) dan lainlain, justru menunjukkan ketidakdewasaan saja,” lanjut Hadi. (pur)
Ranjau dalam Pilkada Serentak Beberapa Aturan dari PKPU No 7 Tahun 2015 tentang Alat Peraga Kampanye (APK), Bahan Kampanye, Iklan Kampanye, Pertemuan Terbatas, Pertemuan Tatap Muka dan Dialog, Pemberitaan dan Penyiaran Kampanye. 1. APK difasilitasi oleh KPU. Sedangkan desain dibiayai oleh paslon. 2. APK tidak boleh dipasangan di kawasan tempat ibadah, rumkit, lembaga pendidikan, dan gedung milik pemerintah. Lokasi diputuskan oleh KPU. 3. Baliho/billboard/viedotron maksimal 5 unit untuk setiap kabupaten, ukuran 4m x 7m 4. Spanduk maksimal 2 unit untuk tiap desa, ukuran 1,5 m x 7 m. 5. Apabila APK rusak atau hilang, diganti sesuai addendum. 6. Simpatisan tidak boleh memproduksi dan memasang sendiri APK. 7. Bahan Kampanye, bisa diadakan simpatisan sepanjang tidak melebihi harga Rp 25.000. Misalnya kaos, kalender, cinderamata, dan sebagainya. 8. Iklan kampanye radio maksimal 10 spot per hari durasi 60 detik. Iklan kampanye televisi masimal 10 spot per hari durasi 30 detik. 9. Iklan media cetak, maksimal selebar satu halaman setiap edisi. 10. Debat Publik disiarkan Lembaga Penyiaran Publik atau Lembaga Penyiaran Swasta. 11. Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang menyiarkan kegiatan kampanye. 12. Rapat Terbatas di gedung, maksimal dihadiri 2000 orang. 13. Rapat Umum di tempat terbuka, maksimal 1 kali untuk kabupaten selama masa kampanye.
Majalah PENATARAN
13
Gerbang
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selaku partai pengusung Paslon Drs. Rijanto, MM-Marhaenis Urip Widodo, mengajak seluruh komponen partai di Kabupaten Blitar bersatu-padu. Realitas adanya calon tunggal, memunculkan opsi untuk rujuknya seluruh partai dalam membangun daerah. Suwito Saren Satoto ajak seluruh komponen partai di Kabupaten Blitar bersatu
Partai-partai, Mari Membangun
S
Suwito Saren Satoto
14
uwito Saren Satoto, juru bicara PDIP Kab. Blitar mengatakan, munculnya paslon tunggal Drs. Rijanto, MM – Marhaenis Urip Widodo memberi inspirasi, untuk mudahnya menciptakan kesejahteraan masyarakat di Kabupate Blitar. “Di panggung Pilkada 2015 ini tidak ada rivalitas antara partai. Mari kita padukan energi kerukunan ini,” tutur Suwito. Menurut Suwito, keyakinan atas keberhasilan Pilkada di Kabupaten Blitar ini telah diprediksi sejak awal. Optimisme itu muncul, sejak PDIP menetapkan paslonnya. Salah satu alasan di balik kebijakan partainya, semata-mata hasil survey yang menyatakan tingkat popularitas Drs. Rijanto, MM yang tertinggi sejak beberapa bulan menjelang penentuan bakal calon (balon). “Basisnya adalah hasil survey. Ini pertimbangan ilmiah. PDIP memanfaatkan ilmu untuk memu-tuskan
Majalah PENATARAN
paslon,” tutur Suwito. Sejumlah lembaga survery, tanpa menyebutkan namanya, memaparkan hasil, Drs. Rijanto, MM selalu menempati rangking teratas dibanding sejumlah balon. Nama Marhaenis, juga ikut bergerak di klasemen atas, membuntuti nama besar Drs. Rijanto, MM. “Atas dasar itulah, Ibu Megawati selaku Ketua Umum PDIP memutuskan agar Drs. Rijanto, MM dan Marhaenis dipasangkan dalam Pilkada Kabupaten Blitar ini,” tutur Suwito lagi. Nihilnya calon-calon dari partai lain di Kabupaten Blitar, nyaris saja membatalkan laju kemenangan paslon Drs. Rijanto, MM – Marhaenis. Tetapi Negara terus mendorong, hingga MK akhirnya membuat terobosan pilkada calon tunggal, yang memungkinkan paslon PDIP ini bisa maju terus. “Ini amanat konstitusi. Kami bertanggung jawab untuk merealisasikan,” kata Suwito. (pur)
Gerindra: Mendukung Sejak Awal
P
Ketua DPC Gerindra Kab. Blitar, Arbai Hamdan dan pengurus-pengurusnya.
artai Gerindra Kabupaten Blitar seolah menjadi anti-tesa dalam Pilkada Kabupaten Blitar 2015. Keseriusannya mendukung Paslon Drs. Rijanto, MM - Marhaenis Urip Widodo, seperti mengabaikan pakem koalisasi di pusat dan di daerah. Ketua DPC Gerindra, Arbain Hamdan, mengaku pihaknya sejak awal telah mendukung Drs. Rijanto, MM berdasarkan perintah langsung Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto. “Ketua kami sudah kepincut, karena sosok Rijanto tidak
tertandingi di seluruh hasil jajag pendapat,” kata Arbain. Secara formal, surat dukungan dari Partai Gerindra yang ditandatangani Prabowo, bahkan diantar sendiri oleh Arbain dan pengurusnya, ketika paslon Drs. Rijanto, MM Marhaenis mendaf-tarkan diri di KPU Kabupaten Blitar. Kepada reporter Majalah Penataran, Arbain mengaku keputusan Gerindra untuk mendukung paslon Drs. Rijanto, MM – Marhaenis ini, menunjukkan sikap kenegarawanan Prabowo Subianto
untuk membangun Kabupaten Blitar. “Semua orang tahu, Gerindra ada di Koalisi Merah Putih. Tapi kami mendukung jago dari Koalisi Indonesia Hebat,” lanjut Arbain. Hal serupa dilanjutkan di Kabupaten Blitar. DPC Gerindra tidak ikut dalam Koalisi Blitar Berjuang, yang digerakkan oleh partai-partai di luar PDI P. “Kalau orientasinya hanya untuk mendukung nama-nama orang tertentu, kami pilih tidak ikut saja. Wong nama mereka sudah kalah di survey kok,” kata Arbain. (pur)
Majalah PENATARAN
15
Gerbang
Tim Pemenangan,
Tidak Gegabah
Tim Pemenangan RIDO (Rijanto-Marhaenis Urip Widodo) mengaku tidak bersikap gegabah, kendati tidak memiliki lawan dalam Pilkada Calon Tunggal Tahun 2015 ini.
S
uwito Saren Satoto, Ketua Tim RIDO, justru bersikap hati-hati, karena situasi ini beresiko efek kontra indikasi. “Karena tidak ada lawan, bisa saja warga Kabupaten Blitar merasa sudah menang. Akibatnya, tanggal 9 Desember malah tidak mencoblos karena terlalu yakin tetanggatetangganya sudah pergi ke TPS,” ujarya.
Ketua Tim RIDO, Suwito memimpin rapat perdana, 22 Oktober 2015
Kantor Tim Pemenangan RIDO di Jalan Raya Garum
16
Majalah PENATARAN
Politisi muda ini bersikukuh, menggenjot Tim RIDO untuk berkampanye seolah-olah ada lawanya dalam coblosan nanti. Daerah 5 Dapil yang mayoritas dikuasai PDIP, tetap akan digarap sebagaimana mereka bekerja pada Pileg 2015 yang menghasilkan 13 kursi bagi partainya di DPRD Kabupaten Blitar. Problem yang ia hadapi dalam Pilkada Calon Tunggal ini adalah metode coblosan untuk kertas suara, yang tertera gambar paslon dan kolom pilihan “Setuju” dan “Tidak Setuju”. “Suara yang sah, adalah coblosan yang diberikan untuk kolom Setuju. Padahal kebiasaan di TPS selama ini, pemilih langsung mencoblos tanda gambar. Situasi ini sangat rawan,” tuturnya. Suwito khawatir, warga sudah merasa puas dengan mencoblos gambar Paslon Drs. Rijanto,MM-Marhaenis. Padahal, coblosan ini tidak bisa dihitung karena dianggap belum mencoblos. Proses coblosan bergaya referendum ini memang hal baru. Ini pendidikan politik terkini, yang harus dilewati masyarakat Indonesia. Suwito tidak memungkiri, angka buta huruf di Kabupaten Blitar masih tinggi. Dan coblosan pada tahun 2015, tentu diperuntukkan bagi mereka yang bisa membaca. “Ini memang belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi kalau ditanya, bagaimana model surat suara untuk penderita tuna netra?” imbuhnya. Ia memaklumi, penyelenggara Pilkada di Kabupaten Blitar sudah pontang-panting, bekerja dalam tempo 70 hari. Putusan MK tanggal 29 Septermber 2015 hingga menuju 9 Desember 2015, bukan waktu yang ideal untuk mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat. “Biarlah dalam pilkada calon tunggal ini bersusah-susah dulu, supaya demokrasi kita tidak mandeg di tengah jalan,” ujarnya lagi. (pur)
Tim Relawan, Bergerak di Bawah Tanah
M
Drs. Rijanto, MM memimpin rapat Tim Relawan.
eskipun sudah terben-tuk Tim Pemenangan RIDO, namun jauh sebelumnya di Kabupaten Blitar sudah terbentuk Tim Relawan Rijanto. Tim ini dibentuk untuk mengkoordinasikan, komunitas-komunitas masyarakat yang memiliki kedekatan dengan Drs. Rijanto, MM Drs. Rijanto, MM mengaku, pembentukan Tim Relawan itu semula untuk menyalurkan aspirasi masyarakat yang menginginkan dirinya maju ke Pilkada dari jalur independen. Hingga tahun 2015 awal, tidak ada partai yang tertarik pada figur Drs. Rijanto, MM
Kegelisahan masyarakat, dijawab dengan pembentukan Tim Relawan itu. “Tapi karena dalam perkembangannya saya mendapat dukungan dari PDI P, akhirnya Tim Relawan kami efektifkan untuk menjadi operator kegiatan-kegiatan di masyarakat,” kata Drs. Rijanto, MM Drs. Rijanto, MM memilih aktivis Purwanto bertindak sebagai Ketua Tim Relawan Kabupaten Blitar. Tim ini sukses menggelar rapat akbar di Wisma Gunojoyo, Minggu 18 Oktober 2015, untuk mempersatukan seluruh komunitas yang bergerak di bawah tanah, mendukung Drs. Rijanto, MM (pur)
Majalah PENATARAN
17
Gerbang Maskur, Ketua DPC PKB Kab. Blitar
“Kami Buka di TPS Nanti” Sebagai rival politik, PKB cukup sadar posisi. Bukan partai pendukung, juga bukan pengusung. Soal pilihan setuju atau tidak setuju, biarlah disimpan dalam hati.
Maskur S. Pd. Ketua DPC PKB Kab. Blitar
T
eka-teki pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kab. Blitar akhirnya telah terjawab. Dipastikan Kab. Blitar akan kembali menjadi peserta Pilkada serentak pada 9 Desember 2015. Kepastian itu menyusul adanya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan uji materiil calon tunggal dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota. PDI Perjuangan menjadi partai pengusung, dan Partai Gerindra sebagai partai pendukung pasangan terhadap petahana Rijanto Marhaenis Urip Widodo atau disingkat akronim RIDHO. Sementara Koalisi Besar yang dipimpin PKB dengan sekutu politiknya PAN, Partai Golkar, PPP, Partai Demokrat, Partai Nasdem, Partai Hanura dan PKS, memilih tidak mendaftarkan
18
Pasangan Calon (Paslon). Menyikapi hal itu Ketua DPC PKB Kab. Blitar yang sekaligus paling ‘dituakan’ dalam Koalisi Besar, Maskur, menyampaikan beberapa hal saat ditemui di kediamannya pada Sabtu (07/11/ 2015). Coblosan pada tanggal 9 Desember 2015 mengerucut pada opsi ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’. Rakyat Kabupaten Blitar sudah melewati serangkaian tahapan dan proses yang
Majalah PENATARAN
Maskur S. Pd. menjadi pembicara tentang
dramatik. Awalnya terjadi kebuntuan karena hanya ada satu paslon. Setelah itu keadaan tenang, tidak ada aktifitas politik paska Sidang Pleno KPU yang menghasilkan putusan Pilkada ditunda Tahun 2017. Namun setelah itu ada proses yang tidak mandeg, berujung MK memutuskan Pilkada di Kab. Blitar dilaksanakan secara serentak dengan paslon tunggal. “Rakyat Blitar nanti akan seperti apa? Pada tanggal 9, benarbenar diberi kebebasan untuk datang ke TPS. Entah nanti setuju atau tidak setuju,” kata Maskur.
Pendalaman Fungsi Legislasi DPRD Kab. Blitar
Maskur S. Pd. ketika mengikuti salah satu kegiatan di gedung DPRD Kab. Blitar
Ini bukan soal PKB berpandangan seperti apa, lanjutnya, namun manakala MK sudah membuat keputusan, berarti wajib dilaksanakan oleh KPU. Karena itu semua dikembalikan kepada rakyat Kab. Blitar. Menurut Maskur, istilah yang pas, sebenarnya bukan Pilkada. Tetapi referendum. Referendum setuju dan tidak setuju pasangan tunggal. Hanya kalau yang setuju jumlahnya lebih besar, pasangan tunggal ini akan dilantik sebagai Kepala Daerah. “Kan tidak memilih orang tho?” imbuhnya. Pilihannya setuju dan tidak setuju. Tingkat kehadiran orangnya nanti akan seperti apa, Makur tidak bisa memberikan estimasi. Setuju dan tidak setuju, akan disimpan dalam hati. “Dan akan kami buka di TPS nanti,” lanjutnya. Maskur menyatakan tidak melakukan aksi apa-apa, dan berharap agar Kab. Blitar diselamatkan pada peristiwa Pilkada nanti. Namun harapan kami (PKB) Kab. Blitar ke depan agar lebih baik lagi. Berbicara kondisi sampai hari ini, Maskur menjamin Koalisi Besar tetap solid. Dalam arti komunikasi
tetap berjalan baik. Pilkada ini bukan satu-satunya jalan. Di parlemen, juga merupakan arena perjuangan untuk bisa berbuat sesuatu untuk Kab. Blitar. Yaitu bagaimana caranya agar bisa menerjemahkan keinginan masyarakat dengan mewujudkan kebijakan-kebijakan di Kab. Blitar. Apalagi nantinya juga mitranya eksekutif. “Jadi enjoy-enjoy aja, “ imbuhnya. Sekali lagi, berbuat sesuatu untuk Kab. Blitar tidak harus dengan menjadi Kepala Daerah. Dengan niatan seperti itu, maka secara umum kondisi di parlemen juga tetap kondusif. Masing-masing pihak sudah pada dewasa. Jadi artinya, pada saat harus berbuat sesuatu di ranah Kab. Blitar, langsung saja berbuat. Tetapi kemudian ketika ada putusan di luar ranah mereka, misalnya seperti putusan MK, maka semua itu ya harus kita terima dengan lapang dada. Yang jelas, PKB tetap komit. Karena memang PKB ini kan salah satu komponen yang mempunyai kewajiban untuk berbuat untuk Kab. Blitar. “Hanya perannya masingmasing memiliki perbedaan,” ujarnya lagi. Tidak mungkin semua
kekuatan (dalam mengelola daerah ini) perannya sama. Pasti beda-beda. Yang penting, satu tekad yang sama, satu visi yang sama, yaitu bagaimana membuat Blitar yang lebih baik untuk masyarakatnya. Karena kalau tidak bisa berbuat yang terbaik untuk masyarakat, tentu partai-partai akan ditinggalkan oleh para pemilihnya. Soal Keputusan MK ini, bukan masalah yang sangat besar bagi PKB. Sistem yang ada di negara, sudah begitu. Manakala ada perbedaan pendapat terkait undang-undang, pemutus akhirnya MK. Di atasnya itu hanya ada Tuhan dan malaikat, sebab keputusan MK itu sifatnya final dan mengikat. “Kalau soal urusan perasaan, kan urusan lain.” Ada yang lebih penting dalam Pilkada ini. Uang sekitar 30 M untuk biaya Pilkada ini jika diserahkan untuk pembangunan, hasilnya sudah dapat banyak. Harapan Maskur, dengan angka yang besar itu, semoga Pilkada nanti bisa menghasilkan Kepala Daerah dengan legitiminasi tinggi. Ia menunjuk pada sisi prosentase. “Ya separo lebih dari pemilih di Kab. Blitar ini, memilih pasangan yang jadi”. (moza)
Majalah PENATARAN
19
Hambangun Praja
Desa Purworejo,
Juara I Lomba Desa Siaga Aktif, Jatim 2015
Wabup Blitar ketika mendampingi tim penilai di Desa Purworejo Kec Sanankulon
Hasil yang menggembirakan telah diumumkan oleh Tim Penilai Lomba Desa/Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. Dimana dalam pengumuman resmi Dinkes Prov. Jatim tertanggal 08 Oktober 2015 itu disebutkan, Desa Purworejo Kec. Sanankulon sebagai Juara I Lomba Desa/Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015.
H
asil ini tentu saja menggembirakan banyak pihak. Berbagai upaya dan kerja keras yang terutama dilakukan oleh pihak Desa Purworejo berbuah manis. Demikian halnya dukungan dari seluruh pihak terkait di Kab. Blitar juga patut mendapatkan apresiasi sehingga mengharumkan nama Kab. Blitar. Mengutip sambutan Bupati Blitar yang dibacakan oleh Wabup Blitar, H. Rijanto pada saat menerima kunjungan Tim Penilai dari provinsi yang berkunjung ke Desa Purworejo pada Selasa (22/09), Desa/Kelurahan Siaga Aktif ini merupakan kegiatan
20
Majalah PENATARAN
dari, oleh dan untuk masyarakat. Yang dilaksanakan atas dasar kemampuan dan kemauan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya. Dengan kata lain, Desa/ Kelurahan Siaga Aktif ini berperan dalam mempercepat terwujudnya masyarakat desa/kelurahan yang peduli, tanggap dan mampu mengenali, mencegah serta mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. “Dan Gerakan Desa atau Kelurahan Siaga Aktif disetiap desa se Kabupaten Blitar ini dilaksanakan terpadu baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, monitoring dan evaluasinya, termasuk di Desa Purworejo ini,” kata Wabup Blitar. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Blitar melalui Farida Lumazah, SKM., MM –Kabid PPKM menyebutkan, Desa Purworejo ini memang luar biasa. Kesadaran warganya akan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatannya sudah cukup bagus. Dan hal itu tercermin dalam
Kepala bersama Ketua Forum Desa Siaga Aktif sekaligus Ketua TP PKK Desa Purworejo
keseharian warga. “Bukan muncul hanya pada saat lomba berlangsung,” tutur Farida Lumazah. Desa yang memiliki sekitar 8.920 jiwa ini, lanjut Farida Lumazah, memang sudah cukup tanggap dan mandiri terhadap kesehatan. Karenanya tidak mengherankan apabila pada lomba kemarin Desa Purworejo bisa masuk sebagai salah satu dari enam (6) nominator di Prov Jatim. Hingga pada akhirnya bisa menyingkirkan 8.505 desa yang tersebar di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Tentu kami sangat bangga dengan hasil yang diraih oleh Desa Purworejo. Harapan dari kami (Dinas Kesehatan) warga Desa Purworejo mampu untuk mempertahankan pencapaian mereka. Terus berbenah untuk mempertahankan dan menyempurnakan pretasinya, dan yang tidak kalah penting, “Bisa merangsang munculnya Purworejopurworejo lainnya di Kabupaten Blitar.” Lebih lanjut Kabid PPKM juga menyampaikan keseluruhan hasil dari Lomba Desa/Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. Dimana sebagai Juara I untuk Kategori Kelurahan yakni Kel. Wonokromo Kec. Wonokromo Kota Surabaya, kemudian sebagai Juara II yakni Kel. Kasin Kec. Klojen Kota Malang. Sedangkan untuk Kategori Desa, Sebagai Juara I Desa Siaga Aktif adalah Desa Purworejo Kec. Sanankulon Kab. Blitar. Kemudian menyusul Juara II yakni Desa Sumberagung Kec. Pasanggaran Kab. Banyuwangi, Juara III Desa Gandukepuh Kec. Sukorejo Kab. Ponorogo dan sebagai Harapan I Desa Sumberoto Kec. Donomulyo Kab. Malang. Sementara itu, Suwarno Kepala Desa Purworejo melalui Suyatmi Ketua Forum Desa Siaga Aktif sekaligus Ketua TP PKK Desa
Kegiatan Posayandu yang mendukung Desa Siaga Aktif memang riil ada di Desa Purworejo
Purworejo juga menyambut baik prestasi desanya sebagai Juara I Lomba Desa/Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. Dan senada dengan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Blitar, pihaknya juga menyampaikan jika semua kegiatan yang dinilai di Desa Purworejo itu memang benar-benar ada. “Semua kegiatan yang dinilai bukan hanya muncul pada saat lomba,” tegasnya. Pihak desa dan warga disini telah memiliki komitmen bersama untuk menjadikan Purworejo sebagai desa yang bebas penyakit. Bahu membahu berupaya menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Bersama-sama membangun kesadaran jika kebersihan, kesehatan adalah kebutuhan bersama, dll. “Dan sama sekali semua itu kami lakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan
lomba ini.” Setelah desa kami ditetapkan sebagai yang terbaik di Jawa Timur, lanjut Ketua Forum Desa Siaga Aktif Desa Purworejo, kami akan berupaya untuk mempertahankannya. Dan meskipun sudah menyandang predikat itu, “Kami belum bisa puas sampai disini.” Kedepannya, kami akan terus membenahi dan memajukan manamana yang sekiranya masih dibutuhkan. Harapan kami, tutur Ketua TP PKK Desa Purworejo, perhatian dari pemerintah tetap kami perlukan. “Sebab apa? Desa Purworejo belum mampu kalau semuanya harus mandiri penuh. Didesa kami, tutur Suyatmi, ada Kader Lansia, Kader Balita, Kelompok Pengamat Penyakit, Kader P4GN, dll. “Dan mereka semua tetap butuh bantuan pemerintah.” (moza)
Kepala Desa berfoto bersama para kader usai penilaian oleh tim juri
Majalah PENATARAN
21
Hambangun Praja
Pencanangan Bulan Bhakti Gerakan 3M dan Program Satu Rumah Satu Jumantik Bertempat di pendopo Kantor Kecamatan Kanigoro, pada Jum’at (06/ 11) pagi, Pemerintah Kabupaten Blitar menggelar acara Pencanangan Bulan Bhakti Gerakan 3M dan Program Satu Rumah Satu Jumantik.
B
upati Blitar H. Herry Noegroho sendiri yang berkenan membuka acara dimaksud. Dalam sambutannya, diantaranya Bupati Blitar menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi bahaya penyakit Demam Berdarah dan menekan jumlah penderita penyakit tersebut di kemudian hari. Dan moment yang diambil sengaja pada saat menyongsong musim hujan.
Bupati Blitar pada acara Pencanangan Bulan Bhakti
Kata H. Herry Noegroho, “Musim hujan identik dengan penyakit. Dan salah satunya yaitu Demam Berdarah.” Selama ini, kata Bupati, “Demam Berdarah sudah menjadi seperti momok bagi kita semua.” Mengapa? Akibat dari dari penyakit Demam Berdarah itu bisa merenggut nyawa si penderita. Untuk itu, H.
Pencanangan Bulan Bhakti Gerakan 3M dan Program Satu Rumah Satu Jumantik diikuti sekitar 450 peserta
22
Majalah PENATARAN
Gerakan 3M dan Program Satu Rumah Satu Jumantik
Herry Noegroho mengajak seluruh warga Kab. Blitar untuk berpartisipasi aktif, bahu-membahu membersihkan lingkungan dan kampungnya agar tetap bersih dan terbebas dari berbagai penyakit. Dan agar lebih maksimal lagi, harus tetap melaksanakan Gerakan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur). Bersamaan dengan Pencanangan Bulan Bhakti Gerakan 3M tersebut, Bupati Herry Noegroho juga meluncurkan Program Satu Rumah Satu Jumantik. Memang pada saat ini sudah ada kader-kader yang terlatih untuk menangani masalah jentik/nyamuk Aedes Aegypti. Namun begitu, lanjut H. Herry Noegroho, kemandirian warga dalam menangani pemberantasan penyakit demam berdarah juga perlu di kedepankan. Melalui Program Satu Rumah Satu Jumantik ini, kedepannya setiap rumah warga akan memiliki juru pemantau jentik sendiri-sendiri. Mereka akan dibekali wawasan dan ketrampilan tentang cara pemberantasan penyakit demam
berdarah. Sehingga, dalam upaya penanganan pemberantasan bibit nyamuk Aedes Aegypti ini, “Warga di Kabupaten Blitar tidak perlu menunggu dan mengandalkan pihak lain atau pemerintah.” Mereka bisa berupaya sendiri, berdasarkan wawasan dan ketrampilan pemberantasan penyakit demam berdarah yang telah disosialisasikan kepadanya. Kemudian pada kesempatan yang sama, Bupati Blitar juga memerintahkan kepada para camat dan kepala kelurahan/desa untuk secepatnya menggelar sosialisasi tentang bahaya penyakit demam berdarah pada tingkat kecamatan dan kelurahan/desa. Sosialisasi itu, tutur Bupati, nantinya juga mencakup tentang jentik dan bahayanya. “Diharapkan, masyarakat bisa langsung bertindak ketika melihat jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti,” tegas Bupati Herry Noegroho. Selesai menutup acara Pencanangan Bulan Bhakti Gerakan 3M dan Program Satu Rumah Satu Jumantik, Bupati yang didampingi Wabup Rijanto bersama rombongan kemudian mengunjungi beberapa rumah warga disekitar Kantor Camat Kanigoro. Kunjungan ini dilaksanakan untuk memantau keberadaan jentik-jentik nyamuk di kamar mandi, tempat penampungan air, dll. milik warga disana. Bahkan lebih dari sekedar memeriksa keberadaan jentik-jentik nyamuk di rumah warga disana, Bupati dan Wabup Blitar tidak segansegan pula memberikan contoh langsung tentang upaya pemberantasan penyakit demam berdarah. Tampak disalah satu rumah warga, Bupati Blitar sedang menguras bak mandi. Kemudian H. Herry Noegroho juga tak segan-segan pula terlihat sedang mencangkul guna mengubur beberapa kaleng bekas. Apa yang kami lakukan ini, tutur Bupati Herry Noegroho,
Kegiatan PSN yang dipimpin Bupati Blitar di Desa Jugo Kecamatan Kesamben
“Merupakan contoh upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN dengan pola 3M, yaitu: Menguras, Menutup dan Mengubur.” Sesuai jadwal yang telah ditentukan, kegiatan kemarin dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan diikuti tidak kurang dari empat ratus lima puluh (450) peserta. Dimana para peserta itu diantaranya yaitu Kepala SKPD, Camat, Kepala Puskesmas, Dinas Kesehatan, Kader Posyandu, Tim Kelompok Kerja Nasional Pemberantasan Sarang Nyamuk (Tim Pokjanal PSN), Gerakan Pramuka Pemantau Jentik Nyamuk (Gema Pragmantik), dll. Sementara itu, ditemui di sela-
sela acara, Eko Wahyudi, SKM., M. Kes.-Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kab. Blitar menyampaikan, “Upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN 3M inilah yang paling efektif.” Dan mengingat sampai saat ini vaksin untuk mencegah bahaya penyakit demam berdarah ini belum diketemukan (dan masih dalam tahap penelitian) marilah kita bersama-sama menjadi pemantau jentik di rumah masingmasing. Tujuannya apa? Agar di rumah kita tidak ada jentik-jentik Aedes Aegypti, tidak ada nyamuk Aedes Aegypti dan tidak ada korban Aedes Aegypti. (moza)
Kegiatan PSN yang dipimpin Bupati Blitar di Desa Jogo Kec Kesamben
Majalah PENATARAN
23
Hambangun Praja
Salah satu sudut jalan protokol di Wlingi menjadi kawasan tertib lalu lintas
Satu prestasi membanggakan kembali diraih Pemerintah Kabupaten Blitar di tingkat nasional. Ya…. Prestasi ini adalah dengan diraihnya Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) 2015 kategori Lalu Lintas kota kecil. Diraihnya prestasi ini berkat usaha Pemerintah Kabupaten Blitar dalam rangka pengaturan sarana lalu lintas di Kota Wlingi. Penghargaan Piala WTN 2015 untuk Kota Wlingi ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perhungan RI Nomor: KP 402 Tahun 2015 tentang Penetapan Kota / Kabupaten dan Provinsi sebagai Penerima Penghargaan Wahana Tata Nugraha 2015.
Wlingi kembali Raih Piala WTN 2015
P
enghargaan Wahana Tata Nugraha merupakan penghargaan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata lalu lintas dan transportasi publik dengan baik. Penilaiannya dibagi menjadi beberapa kategori di antaranya kategori kota metropolitan, kota sedang, dan kota kecil. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, Budi Kusumar-joko, M.Pd. kepada Majalah Penataran mengungkapkan rasa bangganya Kota Wlingi kembali meraih Piala WTN 2015. “Kita patut bersyukur, akhirnya usaha keras kita selama ini membuahkan hasil. Ini berkat warga di Kabupaten Blitar yang telah tertib lalu lintas,” katanya. Lebih lanjut Budi Kusumarjoko menambahkan, untuk menghadapi Piala WTN 2015 ini, berbagai uapaya dilakukan untuk menciptakan sarana lalu lintas yang lebih baik. Pembenahan-pembenahan sarana lalu lintas seperti rambu-rambu
24
Budi Kusumarjoko, M.Pd.
dan marka jalan dikebut Pemerintah Kabupaten Blitar. Selain itu, perbaikan sarana dan prasarana jalan raya seperti penambalan jalan berlubang, penambahan pemarkaan jalan, penggantian rambu-rambu yang usang, dan penambahan rambu-rambu yang belum ada. Merapikan pohon-
Majalah PENATARAN
pohon di pinggir jalan yang menghalangi pandangan pengguna jalan terhadap rambu-rambu lalu lintas juga dilakukan. Dishubkominfo Kabupaten Blitar juga melakukan penataan parkir di pinggir jalan protokol di Wlingi. Selain itu juga memaksimalkan fungsi trotoar untuk pengguna jalan. Fasilitas lainnya, seperti keberadaan Terminal Wlingi kini sudah dilakukan pembenahan dan perbaikan. Budi Kusumarjoko juga berharap, terkait sarana dan prasarana penunjang tertib lalu lintas yang sudah dibangun atau dipasang seperti rambu-rambu lalu lintas, agar dapat dijaga dengan baik. Lomba WTN ini diharapkan juga menjadi momentum yang baik untuk menyadarkan masyarakat untuk berlalu lintas yang baik. “Lomba ini mempunyai nilai positif bagi masyarakat. Di antaranya, sadar berlalu lintas, yang nantinya akan berdampak meminimalisir angka kecelakaan di Kabupaten Blitar,” tambahnya.(hend)
Aparat Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar menggelar operasi gabungan bersama Polres Blitar. Razia ini difokuskan kepada kendaraan umum dan angkutan yang melintas di depan kantor Dishubkominfo Kabupaten Blitar, di Srengat. Dalam kesempatan ini, puluhan pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan terjaring razia karena tidak dilengkapi surat kendaraan.
Dishubkominfo Gelar Razia Angkutan
K
epala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar, Drs. H. Budi Kumarjoko, M.Pd melalui Kabid Lalu Lintas, Sutrisno, S.Sos, MM. mengatakan, operasi ini melibatkan aparat Dishubkominfo Kabupaten Blitar, Dishub Provinsi Jawa Timur, Kepolisian Resort Blitar. “Kali ini kita melibatkan Dishub Provinsi Jawa Timur. Targetnya kendaraan angkutan barang dan orang,” katanya. Dijelaskan, razia gabungan ini dilakukan untuk mendisiplinkan masyarakat terkait angkutan barang dan orang. Dalam razia gabungan ini diprioritaskan terhadap kendaraan angkutan barang dan orang. Dimana sering terjadi pelanggaran kendaraan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, dan kelengkapan surat-surat kendaraan mulai dari STNK, Buku Uji KIR dan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Selain itu, razia ini juga dilakukan terhadap kendaraan yang melakukan penambahan volume kendaraan tanpa ijin, seperti panjang dan ketinggian kendaraan tidak sesuai
dengan standar kendaraan yang ada. Dalam razia ini, diperiksa pula kondisi fisik kendaraan mulai dari volume kendaraan, kondisi ban, dan plat uji KIR yang belum terpasang. Diakui Sutrisno, penindakan berupa surat tilang dilakukan terhadap pengemudi kendaraan yang terbukti melakukan pelanggaran. Penindakan berupa tilang juga diberikan kepada pengemudi yang melakukan pelanggaran tidak memiliki SIM B untuk kendaraan
truk. Surat tilang ini diberikan langsung pihak Dishubkominfo dan Satlantas Polres Blitar Selain melakukan razia kendaraan angkutan, dalam operasi yang digelar di depan Kantor Dishubkominfo Kabupaten Blitar juga merazia pengendara sepeda motor. “Pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm dilakukan penindakan berupa surat tilang oleh Satlantas Polres Blitar,” jelas Sutrisno.(hend)
Pengemudi yang melanggar aturan, dikenai sanksi tilang
Majalah PENATARAN
25
26
Majalah PENATARAN
Majalah PENATARAN
27
Hambangun Praja Memperingati TNI Manunggal KB Kesehatan dan PKK
Berikan Layanan KB Gratis Ibu-ibu di Kecamatan Kesamben mendatangi Kantor Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar, pertengahan Oktober lalu. Kehadiran ibu-ibu ini guna mendapatkan layanan KB Gratis dalam rangka Peringatan TNI Manunggal KB Kesehatan dan PKK di Kabupaten Blitar. Ny. Era Herry Noegroho meninjau langsung pelayanan KB Gratis di Desa Pagerwojo, Kesamben
K
etua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar, Hj. Era Herry Noegroho mengungkapkan rasa bangga dengan digelarnya kegiatan pelayanan KB Gratis di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben. “Kita Bersyukur kembali dapat melaksanakan Layanan KB Gratis
dalam rangka TNI Manunggal KB Kesehatan dan PKK,” katanya. Target dari kegiatan ini demi mendapatkan peserta KB baru. Melalui kegiatan ini akan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan layanan KB. Lebih lanjut Ny. Era Herry Noegroho menambahkan, Pelayanan
Ny. Era Herry Noegroho menyerahkan bantuan bibit buah kepada Pengurus PKK tingkat desa
28
Majalah PENATARAN
KB Gratis dalam rangka TNI Manunggal KB Kesehatan dan PKK ini merupakan momentum yang strategis. Sekaligus sebagai wahana untuk meningkatkan kepedulian dan kesejahteraan keluarga. “Dengan pelayanan KB dan layanan kesehatan gratis ini akan dapat membantu masyarakat dan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya. Diakui Ny. Era Herry Noegroho, di Kabupaten Blitar kegiatan layanan KB gratis juga diberikan kepada masyarakat diberbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar. Untuk tenaga dan peralatan KB, didukung sepenuhnya tenaga-tenaga kesehatan dan Dinas Kesehatan dan Badan PPKB Kabupaten Blitar. Dalam kesempatan tersebut, Ny. Era Herry Noegroho juga mengajak kepada masyarakat khususnya ibu-ibu pasangan usia subur untuk melaksanakan program KB dengan melaksanakan gerakan (4 T) yakni, 1. Jangan Melahirkan
Pengurus PKK, Persit, dan Bayangkari saat mengikuti peringatan TNI Manunggal KB Kesehatan dan PKK di Desa Pagerwojo
KB baru. “Dengan program KB seperti ini diharapkan tujuan pemerintah untuk dalam rangka pengendalian jumlah penduduk dapat tercapai,” katanya. Hingga akhirnya, laju penduduk yang terkendali akan berdampak positif dengan menurunnya angka pengangguran. “Keberhasilan program KB di Kabupaten Blitar secara tidak langsung akan menurunkan angka pengangguran, menurunnya angka kematian ibu dan bayi, dan utamanya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,” katanya. Pantauan di lapangan, kegiatan
yang dilaksanakan di Kantor Desa Pagerwojo Kecamatan Kesamben tersebut melibatkan peserta KB baru sebanyak 150 ibu-ibu. Mereka berasal dari 10 desa yang ada di Kecamatan Kesamben. Kegiatan tersebut dibuka langsung Ketua TP PKK Kabupaten Blitar, Ny Era Herry Noegroho. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Wakil TP PKK Kabupaten Blitar, Ny. Ninik Rijanto, beserta anggota, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Ny. Kuspardani, Kepala Badan PPKB Kabupaten Blitar, Wahid Rosidi, anggota Persit, anggota Bhayangkari, dan sejumlah undangan. (hend)
H. Wahid Rosidi, MM.
Terlalu Muda; 2. Jangan Melahirkan Terlalu Tua; 3. Jangan Melahirkan Terlalu Sering; dan 4. Jangan Melahirkan Terlalu Rapat. “Dengan ikut menjadi peserta KB diharapkan memiliki kesempatan besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tambahnya. Sementara itu Badan PP dan KB Kabupaten Blitar, H. Wahid Rosidi, MM. mengatakan kegiatan ini merupakan momentum yang sangat baik untuk memberikan layanan KB kepada masyarakat khussnya peserta
Ny. Ninik Rijanto meninjau produk unggulan PKK Desa Pagerwojo, di sela-sela kegiatan pelayanan KB gratis
Majalah PENATARAN
29
Hambangun Praja
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Nyari Pegawai
Suasana ujian tulis perekrutan pegawai non PNS RSUD Ngudi Waluyo di SMAN 1 Talun
Ratusan calon pegawai RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mengikuti Ujian Pegawai Non PNS. Kegiatan yang bertujuan untuk mengisi formasi kebutuhan pegawai non PNS di lingkungan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ini dilaksanakan di SMAN 1 Talun, Minggu (8/11) lalu. Dalam perekrutan calon pegawai non PNS ini, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi bekerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang.
D
irektur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, dr. Ahas Loeqyana Agrawati, MARS. mengungkapkan, perekrutan pegawai non PNS ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pegawai di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. “Perekrutan ini untuk menunjang peningkatan kualitas pelayanan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi,” katanya. Dijelaskan, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi membutuhkan tenaga yang kompeten untuk memenuhi kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan standart rumah sakit kelas B non pendidikan Utamanya menurut dr. Ahas Loeqyana Agrawati, perekrutan tenaga baru non PNS ini untuk mendapatkan pegawai yang kompeten di bidangnya demi memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Kabupaten Blitar dan sekitarnya. Sejak dibuka lowongan pada 3 Nopember lalu, ada 1138 calon pegawai yang mendaftar. Namun yang lolos verifikasi hanya 781 calon pegawai. Kebutuhan rumah sakit sendiri sebanyak 128 pegawai.
Para peserta serius mengerjakan soal-soal ujian
30
Majalah PENATARAN
Sekda Kab. Blitar, Palal Ali Santoso bersama anggota DPRD Kab. Blitar, Lutfi Azis meninjau langsung pelaksanaan ujian
Perekrutan pegawai non PNS di lingkup RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dilaksanakan dengan berbagai tahapan. Tahap awal dengan melaksanakan pengumuman pendaftaran melalui papan pengumuman di rumah sakit, dan media massa pada 30 Oktober lalu. Selanjutnya tahap pendaftaran dan seleksi administrasi pada 3-5 Nopember 2015. Pelaksanakan tes tulis bagi calon pegawai yang telah lulus administrasi dilaksanakan 8 Nopember. Hingga tahapan terakhir yakni pengumuman calon pegawai non PNS yang diterima RSUD Ngudi Waluyo Wlingi pada 24 Nopember 2015. Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM disela-sela pemantauan Ujian Tulis Perekrutan Pegawai Non PNS RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, di SMAN 1 Talun mengungkapkan, menyambut baik digelarnya rekrutmen penerimaan calon pegawai di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Hal ini akan berdampak positif bagi pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat. “Dengan perekrutan ini pelayanan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi akan
lebih ditingkatkan, dengan terpilihnya SDM yang berkompeten,” katanya. Ke depan diharapkan pula, pelayanan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi kepada masyarakat dapat lebih dioptimalkan. Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, Ir Luthfi Aziz yang juga meninjau langsung pelaksanaan ujian tulis di SMAN 1 Talun mengungkapkan, dengan adanya perekrutan ini harus benar-
benar berdampak positif bagi kualitas pelayanan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. “Output dari kegiatan ini harus dapat menciptakan tenaga yang professional. RSUD harus merekrut tenaga-tenaga yang professional di bidangnya. Dengan perekrutan ini diharapkan rumah sakit dapat menemukan dan menutup kekurangan tenaga sesuai keahliannya,” jelas Luthfi Aziz. (hend)
Panitia penerimaan pegawai baru sibuk menata data peserta ujian
Majalah PENATARAN
31
Hambangun Praja
Dua Warga Blitar
Masuk Nominasi APN Nasional
Kholid Mustofa, berfoto bersama usai terima penghargaan Juara I APN Tingkat Provinsi Jawa Timur
Tahun 2015 merupakan tahun prestasi bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Blitar. Satu prestasi lagi disumbang beberapa warga Kabupaten Blitar dalam ajang Adhikarya Pangan Nusantara (APN). Mereka berhasil masuk nominasi Penghargaan APN nasional, setelah berhasil menjadi Juara I tingkat Provinsi Jawa Timur.
M
ereka adalah Kholid Mustofa, Ketua Gapoktan Guyub Santoso (Kampung Coklat), Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, dan Rifai, SS. Ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan & Perikanan
“Pandan Arum Gurame” Kecamatan Sutojayan. Sementara juara lainya APN Tingkat Provinsi Jawa Timur yakni Kelompok Tani Wanita “Onchi Orchid” Desa Sumberjo, Kecamatan Sanankulon yang meriah Juara II. Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar, Ir. Ulfie Zulpiqar Z. MM. kepada Majalah Penataran mengungkapkan Penghargaan APN bertujuan untuk menumbuhkan dan mendorong semangat, kreativitas, serta partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pangan. “APN ini digelar juga dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan,” katanya. Penghargaan APN ini melibatkan perorangan, kelompok masyarakat, kelembagaan masyarakat, dan pelaku usaha pangan. Serta aparatur pemerintah dan pejabat pemerintah. Ada 5 kategori dalam Penghargaan APN ini, yakni 1. Pelopor Ketahanan Pangan; 2. Pemangku Ketahanan Pangan; 3.
Tim verifikasi APN nasional meninjau Gapoktan Guyub Santoso, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan
32
Majalah PENATARAN
Ir. Ulfie Zulpiqar Z. MM.
Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan; 4. Pelayanan Ketahanan Pangan; 5. Pembina Ketahanan Pangan. Dari lima kategori tersebut, hanya kategori Pelayanan Ketahanan Pangan yag tidak diikuti. Kategori Pelopor Ketahanan Pangan (Gapoktan Guyub Santoso) dan Pemangku Ketahanan Pangan (Pandan Arum Gurame” meraih Juara I tingkat Propinsi Jatim. Sementara satu lagi kategori yang juara yakni Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan meraih Juara III (Kelompok Tani Wanita “Onchi Orchid”). Lebih lanjut dijelaskan Ulfie Zulpiqar, Gapoktan Guyub Santoso (Kampung Coklat), Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan & Perikanan “Pandan Arum Gurame” Kecamatan Sutojayan mewakili Jawa Timur melaju ke tingkat nasional. “Penilaian dan verifikasi sudah dilakukan tim juri dari Badan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian yang diwakili Bapak Ir. Winarno Tohir dan Yudhi Harsatriadi Sandyatma, S.Sos, M.Sc. terhadap dua kelompok ini. Semoga kelompokkelompok ini dapat meraih juara APN nasional seperti yang kita harapkan,”
Tim verifikasi APN nasional didampingi Ir. Suwandito meninjau Kelompok “Pandan Arum Gurame” di Sutojayan
terang Ulfie Zulpiqar. “Keberhasilan dalam meraih Juara APN ini juga tak lepas dari arahan Bupati Blitar Herry Noegroho dan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar yang diketuai Bapak Ir. Suwandito,” imbuhnya. Ulfie Zulpiqar juga berharap, dengan adanya penghargaan APN ini, akan lebih menyemangati masyarakat di Kabupaten Blitar dalam mengembangkan usaha pangan. Serta dapat merintis suatu usaha baru yang
luar biasa dalam pemanfaatan sumber daya alam, SDM, sumber daya teknologi, dan sumber daya social untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan di daerah/ di wilayahnya. “Saya juga berharap ke depan, kegiatan yang dilakukan para juara APN ini dapat memotivasi masyarakat lain di Kabupaten Blitar untuk menciptakan hal baru dalam pengembangan pangan demi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya,” tambahnya. (hend)
Berfoto bersama dengan peraih juara APN se-Jawa Timur. (foto-foto: dok. BKP KabBlitar)
Majalah PENATARAN
33
Hambangun Praja
Para guru-guru SD di Kabupaten Blitar yang tergabung dalam KBK Insan Cendekia
KBK Insan Cendekia
Raih Juara 3 Jatim
Para pegawai di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar kembali menorehkan prestasi di tingkat Provinsi Jawa Timur. Para Pegawai Negeri Sipil yang tergabung dalam Kelompok Budaya Kerja (KBK) Insan Cendekia Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar meraih juara 3 pada Gelar Budaya Kerja tingkat Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan awal Nopember lalu. Dengan prestasi membanggakan ini, diharapkan akan memotivasi para PNS yang lain untuk lebih berkreatif dalam mengembangkan program pemerintah.
dengan mengadakan gelar Kelompok Budaya Kerja. KBK sendiri merupakan sekelompok kecil karyawan dari lingkup kerja yang sama yang beranggotakan 4 hingga 15 orang yang dengan sukarela dan bersama-sama melakukan kegiatan pengendalian dan perbaikan mutu secara berkesinambungan, dengan menggunakan konsep-konsep dan teknik budaya kerja. Ketua KBK Insan Cendekia, Sri Sutanti Anantini, S.Pd. M.Pd. mengaku bangga telah menjadi bagian dalam pelaksanaan program KBK di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar. “Saya bersyukur telah menjadi bagian dalam KBK Insan Cendekia. Dan kami bersyukur dapat menyumbangkan ide positif bagi pengembangan program pemerintah khususnya di Kabupaten Blitar melalui program KBK ini,” katanya. Yang lebih membanggakan, menurut Sri Sutanti Anantini, kerja keras KBK Insan Cendekia dihargai dengan diraihnya Juara 3 Gelar Budaya Kerja tingkat Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan awal Nopember lalu di Asrama Haji Embarkasi Sukolilo Surabaya. Kegiatan tersebut diikuti perwakilan seluruh kabupaten/kota
K
BK ini sendiri merupakan implementasi program Pemerintah RI, berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 4 Tahun 1991 tentang Pedoman Pemasyarakatan Budaya Kerja. Dalam rangka pemantapan pelaksanaan penerapan Budaya Kerja tersebut, Gubernur Jawa Timur juga mengintruksikan pelaksanaan Budaya Kerja di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Hal ini segera ditangggapi Biro Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar
34
Majalah PENATARAN
Performa KBK Insan Cendekia, dalam Gelar KBK di Asrama Haji Embarkasi Sukolilo Surabaya
Sri Sutanti Anantini, S.Pd. M.Pd.
yang ada di Propinsi Jawa Timur. Kriteria lomba dibagi 3 kategori, yaitu: Bidang Jasa Medis, Bidang Jasa Non Medis, dan Bidang Administrasi. Sementara, Kabupaten Blitar diwakili KBK Insan Cendekia dengan kategori Bidang Jasa Non Medis. Alhasil dalam kategori ini, dengan judul judul risalah “Menurunkan Angka Kesalahan Implementasi Kurikulum 2013 Tentang Pelaksanaan Penilaian oleh Team Ploting Proyek Kurikulum 2013 di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Sebesar 75 persen dalam Jangka Waktu 4 Bulan” dapat menduduki peringkat 3, Gelar Budaya Kerja tingkat Provinsi Jawa Timur. Dijelaskan Sri Sutanti Anantini, alasan KBK Insan Cendekia memilih judul di atas dikarenakan tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran berbasis aktivitas, maka penilaianya lebih menekankan pada penilaian proses baik pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Namun dalam pelaksanaannya, pelaksanaan penilaian di dalam Kurikulum 2013 banyak menemui masalah dan tidak sejalan dengan prinsip utama diatas. Masalah muncul karena faktor ketidakpahaman akan isi materi dan muatan kurikulum, lembaga pelaksana belum siap, pendidik masih belum mengerti, teknik evaluasi yang tidak sejalan dengan penyajian kegiatan belajar mengajar, serta konversi nilai yang beragam, sehingga pendidik merasa sangat terbebani dengan adanya kegiatan belajar mengajar dan penilaian itu sendiri. KBK Insan Cendekia yang beranggotakan 8 orang yakni Sri Sutanti Anantini (Guru SDN Tuliskriyo 01, Dosen IAIT Tribhakti dan UPD Kediri), Yupita Nanik Riyanti (Guru SDN Sumber 01), Lia Nur Azkia (Guru SDN Sumberjo 03), Titis Kurnia Sari (Guru SDN Bendosari 01), Neny Ernawati (Guru SDN Purworejo 04), Vektoria Ety Wahyuni (Guru SDN Resapombo 01), Andik Setiawan (Guru SDN Kademangan), Ridoulef Dian Christanto (Guru SDN Bajang 03), mengadakan evaluasi guna menurunkan angka kesalahan
pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013 agar proses pembelajaran berlangsung kondusif. “Dalam kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Bupati Blitar Herry Noegroho, Kadin Pendidikan Kab. Blitar, Drs. Totok Subihandono, pengarah KBK Drs. Mohamad Hajirin, M.Si., dan Dra. MFB Rosarini, M.Pd. sebagai fasilitatornya,” tambah Sri Sutanti Anantini. Catatan redaksi, pada tahun 2014, Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar juga mengikutsertakan KBK Kridha Padamu Negeri, Sanankulon dalam Gelar Budaya Kerja Propinsi Jawa Timur Tahun 2014 Bidang Jasa Non Medis dan berhasil memperoleh juara II. (hend)
Anggota KBK Insan Cendekia, tak hanya miliki pemikiran cerdas, namun juga cakap dalam seni tari
Sri Sutanti Anantini (paling kanan), saat menerima Penghargaan Gubernur Jawa Timur dan Menteri PAN RI kepada KBK Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar saat Juara II pada tahun 2014 lalu
Majalah PENATARAN
35
Edukatif
MIN Umbuldamar,
The Real Islamic School
Gedung MIN Umbuldamar yang cukup megah
Matahari belum terlalu tinggi. Pagi yang cerah itu suasana di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Umbuldamar Kec. Binangun tampak sangat menyenangkan. Lingkungan-nya asri, indah dihiasi taman-taman nan rapi disekeliling bangunan yang ada. Terasa sekali tempat ini begitu representatif sebagai tempat belajar mengajar.
S
esekali terdengar suara Bapak/Ibu Guru yang sedang memberikan pelajaran di dalam kelas. Begitu pula sebaliknya, kerap terdengar juga suara anak-anak yang dengan bersemangat merespon pelajaran mereka. Dan keberadaan sebuah masjid yang cukup besar yang berdiri megah di halaman madrasah, membuat madrasah ini begitu sarat dengan nuansa Islami. Dari tahun ke tahun, madrasah yang beralamat di Jl. Patimura No. 07 Desa Umbuldamar ini terus berkembang. Baik fasilitasnya, sarana prasarana, jumlah murid yang diikuti pula dengan perkembangan prestasi dari
36
Majalah PENATARAN
siswa/siswinya. Hal itu seperti disampaikan oleh Hj. Ernawati Kh, M. Pd. –Kepala MIN Umbuldamar, “Dari tahun ke tahun selalu ada peningkatan.” Di ranah pendidikan tingkat MI Kab. Blitar, tutur Kepala MIN Umbuldamar, prestasi akademik dan non akademik murid-muridnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Prestasi terakhir dari MIN Umbuldamar itu diantaranya, Juara Umum Olympiade MIPA MI se -Kab. Blitar, Juara I Lomba Matematika MI se-Kab. Blitar, Juara I Tenis Meja Porseni MI Kab. Blitar, Juara II Perkemahan ITAJAMDA Kec. Binangun, dll. Menurut Hj. Ernawati, perkembangan madrasahnya tak lepas dari kerja keras seluruh stakeholder madrasah. Pangkal perkembangan itu, lebih pada bagaimana agar kegiatan pembelajaran sehari-hari bisa berjalan dengan tertib sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pembe-
Kegiatan Khotmil Quran di MIN Umbuldamar sebagai salah satu agenda rutin tahunan madrasah
lajaran. Pihak madrasah, juga selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi guru-gurunya melalui berbagai Diklat/Pelatihan. “Dan keseriusan dari bapak dan ibu guru inilah yang menjadi tolak ukur prestasi serta kepercayaan masyarakat pada MIN Umbuldamar.” Teman-teman guru disini selalu kami tekankan untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang menyenangkan. Salah satunya, kata Kepala MIN Umbuldamar, biarpun madrasah ndesa, warga madrasah disini tidak gagap teknologi. Kami sudah memanfaatkan teknologi IT berupa pemanfa’atan LCD untuk kegiatan belajar mengajar. “Ya meskipun harus bergantian, karena madrasah kami baru punya satu LCD saja,” katanya sambil tersenyum. Lulusan dari MIN Umbuldamar, kata Hj. Ernawati, “Cukup bersaing juga.” Setidaknya hal itu bisa dilihat dari keberhasilan muridmuridnya yang sebagian bisa menembus sekolah-sekolah favorit macam SMPN Kesamben atau yang lain. Masyarakat yang memercayakan pendidikan putra putrinya di madrasah ini juga semakin meluas. Bukan hanya warga disekitar madrasah, melainkan, “Anak-anak
dari wilayah Kecamatan Binangun yang tepi-tepi juga sekolah disini.” Makanya, “Meskipun baru satu armada, kami memiliki mobil antar jemput untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.” Sejauh pengamatan kami, dedikasi Bapak dan Ibu Guru di MIN Umbuldamar tidak perlu diragukan. Kami salut dengan perjuangan mereka. Terutama pada saat memberikan pendalaman bagi anakanak di kelas baru yang memiliki kebutuhan khusus (baca: kurang mampu mengikuti pelajaran) setelah jam pelajaran reguler selesai. Demikian juga sebaliknya, para guru juga sangat bersemangat membimbing anak-anak yang berprestasi. Anakanak yang berprestasi ini dibimbing secara khusus setelah jam pelajaran reguler selesai untuk disiapkan mengikuti berbagai ajang lomba tingkat madrasah semisal ajang Olimpiade, Porseni, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), dll. Berbagai fasilitas yang ada di MIN Umbuldamar yang memiliki jumlah total murid sebanyak seratus delapan puluh lima anak ini terbilang cukup lengkap. Selain jumlah ruang kelas yang mencukupi, MIN Umbuldamar juga sudah memiliki
Salah satu prestasi MIN Umbuldamar sebagai Sekolah Adiwiyata
Siswa siswi MIN Umbuldamar banyak yang
berprestasi.
Laboratorium Komputer, Ruang Multimedia, Ruang Perpustakaan, Fasilitas Internet, Kelas Outbound, Marchingband, dll. Selain itu, madrasah juga memiliki cukup banyak kegiatan pilihan untuk pengembangan diri anak. Ada ekstrakurikuler Drumband, Pidato, Kaligrafi, Seni Baca Al Qur’an, Renang, dll. Dalam kegiatan pembelajarannya, MIN Umbuldamar menerapkan sistem KTSP yang ditambah dengan Materi Kurikulum Plus. Dimana Materi Kurikulum Plus itu berisi Pembelajaran Al Qur’an dan do’a sehari-hari, Qiro’atul Kutub, Pembiasaan Adab dan Ibadah, Jama’ah Shalat Dzuhur dan Dhuha serta Istighosah. Satu lagi, tutur Hj. Ernawati Kh, M. Pd., “MIN Umbuldamar merupakan salah satu Madrasah Adiwiyata Kabupaten.” Dan atas berbagai informasi yang disampaikan oleh Hj. Ernawati Kh, M. Pd. itu, maka tidaklah berlebihan apabila kemudian MIN Umbuldamar ini memiliki slogan : The Real Islamic School. (moza)
Majalah PENATARAN
37
Larung Sesaji,
Tradisi Leluhur yang Tetap Terjaga
Ribuan massa memadati Pantai Tambakrejo, Kecmatan Wonotireto, Kabupaten Blitar untuk menyaksikan ritual Larung Sesaji. Ritual ini merupakan tradisi budaya yang sudah turun temurun dari leluhur khususnya warga di pesisir pantai selatan di Kabupaten Blitar. Upacara adat ini diselenggarakan setiap menyambut tahun baru Islam (1 Muharram).
kepada Tuhan Yang Maha Esa dari masyarakat atas limpahan rezeki, kesejahteraan, hasil bumi, dan hasil pembangunan yang telah terlaksana di Kabupaten Blitar. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. disela-sela kegiatan Larung Sesaji di Pantai Tambakrejo mengungkapkan, upacara adat Larung Sesaji ini wujud
melestarikan budaya leluhur nenek moyang, agar generasi penerus mengetahui dan menjaga tradisi ini. “Larung Sesaji ini merupakan tradisi leluhur yang harus dilestarikan, sekaligus melestarikan budaya leluhur nenek moyang. Larung Sesaji harus rutin digelar agar generasi penerus mengetahui dan senantiasa menjaga tradisi ini,” katanya.
L
arung Sesaji merupakan kegiatan rutin yang digelar Pemerintah Kabupaten Blitar bersama warga di pesisir pantai selatan. Pada peringatan tahun baru Islam 1437 H kali ini, upacara adat tersebut dipusatkan di Pantai Tambakrejo pada pertengahan Oktober lalu. Kegiatan ritual Larung Sesaji merupakan wujud rasa syukur
38
Majalah PENATARAN
Bupati Herry Noegroho didampingi Wabub Rijanto, menyaksikan Larung Sesaji di Pantai Tambakrejo
(foto-foto: dok.humaskabblitar)
Liputan Khusus
Lebih lanjut ditambahkan orang nomor satu di Pemkab Blitar ini, ritual Larung Sesaji merupakan adat budaya tradisional yang patut untuk dijaga dan dilestarikan. Karena ini merupakan salah satu kekayaan budaya daerah yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Blitar. Terbukti kegiatan Larung Sesaji mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Blitar, Luhur Sejati, M.Pd. Dikatakannya, kegiatan Larung Sesaji yang terlaksana atas kerjasama berbagai pihak tersebut merupakan aset wisata budaya yang patut dijaga dan dilestarikan. “Larung Sesaji merupakan salah satu aset wisata budaya yang dimiliki Kabupaten Blitar yang wajib untuk dilestarikan,” katanya. Luhur Sejati juga memberikan apresiasi kepada masyarakat khususnya Desa Tambakrejo yang telah turut memeriahkan kegiatan Larung Sesaji tersebut, Dalam ritual Larung Sesaji di Pantai Tambakrejo, diawali dengan kirab sejumlah tumpeng yang berisi hasil bumi menuju ke tepi Pantai Tambakrejo yang sudah dipadati ribuan massa. Selain mengarak hasil bumi, para nelayan juga mengarak kepala sapi, tumpeng dengan ukuran raksasa berisi nasi lengkap dengan lauk pauk, sayur mayur dan buahbuahan. Kegiatan arak-arakan itu dipimpin langsung sesepuh Desa Tambakrejo. Puluhan warga membawa berbagai tandu berisi hasil bumi serta kepala sapi ke tepi laut yang selanjutnya, seluruh tumpeng persembahan itu pun di bawa ke atas perahu dan dibawa ke tengah laut untuk dilarung. Acara larung sesaji ini menjadi tontonan warga. Ratusan warga dari berbagai daerah baik dari Kabupaten Blitar ataupun luar
berkerumun di bibir pantai untuk melihat langsung acara ritual larung sesaji. Kegiatan Larung Sesaji di Pantai Tambakrejo, selain dihadiri Bupati Blitar Herry Noegroho Noegroho, juga dihadiri Wakil Bupati
Blitar, H. Rijanto, MM. berserta istri, Ketua TP PKK Kabupaten Blitar, Hj. Era Herry Noegroho, Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM berserta istri, serta Forpimda dan beberapa Kepala SKPD Kabupaten Blitar. (hend)
Majalah PENATARAN
39
Liputan Khusus Peringatan Bulan Muharam di Desa Kesamben, Kecamatan Kesamben
Peringati Muharam di Bawah Guyuran Hujan Hujan deras yang menandai awal musim penghujan mengguyur Kesamben dan sekitarnya. Kondisi ini tak menyurutkan semangat ratusan pedagang dan warga Desa Kesamben, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar untuk memperingati bulan Muharam. Kendati diguyur hujan deras, peserta kirab budaya yang terdiri anak-anak hingga orang tua sangat antusias mengikuti kegiatan yang dilangsungkan pada hari Minggu (8/11) lalu. Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM.
Hujan deras tak menyurutkan warga Kesamben mengikuiti pawai budaya
“Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan pedagang Pasar Kesamben dan juga dari masyarakat di Desa Kesamben,” jelas Sunarman. Tak hanya kirab budaya dalam rangkaian kegaiatan peringatan bulan Muharam 2015 ini, namun berbagai kegiatan lain juga digelar. Kegiatan tersebut di antaranya, istigosah, selamatan/ kenduri pasar, dan pagelaran seni reog jaranan. Sementara itu Wakil Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM. saat menghadiri kegiatan kirab budaya di Pasar Kesamben mengatakan, bangga terhadap para pedagang dan warga Kesamben yang telah melestarikan adat budaya leluhur dengan
K
etua Panitia Kirab Budaya Desa Kesamben, Sunarman mengatakan, kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. “Selain rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk melestarikan budaya leluhur dan mempererat tali persaudaraan di antara warga desa,” katanya. Kirab Budaya ini melibatkan sekitar 400 warga dan pedagang Pasar Kesamben mulai dari anak-anak hingga orang tua ini, juga sebagai sarana hiburan masyarakat Kesamben dan sekitarnya
40
Majalah PENATARAN
Wabub Blitar Rijanto, memberangkatkan peserta pawai budaya
Para pedagang Pasar Kesamben, pandai juga menari tradisional
menggelar kirab budaya dalam rangka peringatan bulan Muharam. “Saya bangga dengan antusiasnya para pedagang dan warga Kesamben dalam mengikuti kirab budaya sebagai upaya untuk melestarikan budaya leluhur,” katanya. Pantauan di lapangan, Wakil Bupati Blitar, Drs. Rijanto, MM.
didampingi Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Blitar, Ir. Molan dan Camat Kesamben, Drs. Basuki Wibowo memberangkatkan kegiatan kirab budaya di Pasar Kesamben. Dalam kirab budaya ini, menampilkan berbagai macam kesenian. Di antaranya, kesenian jaranan, drum band, tari-tarian, dan
kirab tumpeng raksasa. Kegiatan ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga Kesamben dan sekitarnya. Terbukti, ribuan warga memadati jalan-jalan yang dilalui kirab budaya. Warga yang menonton kirab budaya sangat terhibur meski hujan deras melanda kawasan Pasar Kesamben dan sekitarnya. (hend)
Wabub Blitar Rijanto, Kadin Perdagangan Ir Molan, Camat Kesamben Basuki Wibowo menyemangati para peserta pawai budaya
Majalah PENATARAN
41
Liputan Khusus
Meriah, Lomba Fashion Daur Ulang Puluhan muda-mudi mengi-kuti Lomba Fashion Daur Ulang dan Batik di Taman Idaman Hati atau Ruang Terbuka Hijau Wlingi, akhir Oktober lalu. Kegiatan yang digelar Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar dalam rangka mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan. Fashion show daur ulang ini diikuti peserta dari PAUD hingga SMA.
K
epala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Ir. Krisna Triatmanto, M.Si mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap Lomba Fashion Daur Ulang cukup tinggi. “Antusiasme masyarakat terhadap Lomba Fashion Daur Ulang seperti ini tidak surut, bahkan semakin menunjukkan ketertarikan untuk berlomba menunjukkan kreatifitas dalam mendesain baju dari bahan daur ulang sampah,” katanya. Menurutnya, tidak mudah mendesain pakaian dari bahan daur ulang untuk menghasilkan karya yang layak ditampilkan.
42
Majalah PENATARAN
Ir. Krisna Triatmanto, M.Si
Yang lebih membanggakan Krisna Triatmanto, Lomba Fashion Daur Ulang ini melibatkan anak usia sekolah, yang memang menjadi target terdepan dari setiap program peduli lingkungan yang digagas Badan Lingkungan Hidup. “Gerakan Peduli Lingkungan memang sebaiknya ditanamkan sejak dini. Salah satunya dengan kemasan lomba semacam ini, dan ternyata cukup menarik minat anak untuk terlibat dalam setiap kegiatan yang bersentuhan dengan penyelamatan lingkungan” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Fashion Daur Ulang dan Batik, Agus Basuki mengatakan partisipasi peserta tahun ini meningkat jika dibandingkan tahun lalu. Jumlah peserta bahkan melebihi target panitia sebelumnya. Hal ini membuktikan meningkatnya antusiasme masyarakat dalam merespon kegiatan yang menjadi bagian dari Gerakan Peduli
Lingkungan. “Sebenarnya panitia hanya menargetkan sekitar 50 peserta, namun ternyata jumlahnya melebihi estimasi kami” ujarnya. Dengan bahan daur ulang sampah plastik, desain baju yang diperagakan pun lebih bervariasi. Selain untuk menguji kreatifitas peserta dalam mendesain sampah menjadi produk fashion, event yang sudah kali kedua digelar ini juga bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat luas, terkait sampah plastik masih bisa diolah kembali menjadi barang berdaya guna. Camat Wlingi, Totok Triwibisono mengaku bangga dengan digelarnya Lomba Fashion Daur Ulang dna Batik di Taman Idaman Hati Wlingi. “Karena tidak hanya Fashion Daur Ulang yang dilombakan, maka selain mengajak masyarakat untuk ikut melestarikan lingkungan. Kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk menanamkan rasa cinta akan Batik yang merupakan warisan budaya Bangsa dan sudah disahkan lembaga dunia UNESCO,” katanya. Sementara terkait pemanfaatan bahan daur ulang sendiri, menurutnya tidak hanya sebatas dikreasikan menjadi produk fashion semata. Namun di Wlingi contohnya, sudah
banyak masyarakat yang memilah dan mengolah sampah menjadi barang layak pakai, seperti tas, tempat minuman kemasan, pot bunga, dan lain sebagainya. Tidak hanya dimanfaatkan untuk diri sendiri, bahkan tidak sedikit yang dijual ke pembeli. “Sebenarnya sampah tidak selalu berhenti di TPA, asalkan kita bisa memilah dan mengolah maka sampah masih bisa dimanfaatkan kembali” ungkapnya. Ia juga mengajak masyarakat Wlingi untuk lebih peduli lingkungan, melalui
upaya pemanfaatan sampah. Pantuan di lapangan, Lomba Fashion Daur Ulang yang dibuka Hj. Ninik Rijanto itu berlangsung cukup meriah, dan diikuti sedikitnya 75 peserta mulai dari jejang PAUD/TK, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Para peserta tidak sekedar memeragakan busana dengan berlenggak-lenggok di atas catwalk, namun sekaligus menunjukkan sampah menjadi produk kreatif yang menarik.(hend)
Majalah PENATARAN
43
Peluang Bisnis
Produksi 100 Ribu Bata Merah Per Bulan Selama ini, kalau kita bicara Brongkos, mungkin yang ada di benak kita: Disanalah pusatnya oleh-oleh khas Blitar. Tetapi kalau kita mau lebih cermat, ternyata Dusun Brongkos ini juga menawarkan produk lain yang tak kalah menariknya selain hanya sekedar oleh-oleh saja. Apakah itu? Jawabnya adalah batu bata merah, atau lebih umum disebut dengan bata saja.
B
Nyetak bata menjadi bagian kehidupan
atu bata merah di Dusun Brongkos Desa Siraman Kec. Kesamben ini sepertinya diproduksi secara massal.
warga Dusun Brongkos
Bayangkan saja, warga satu dusun yang terdiri dua belas RT ini, mulai dari ujung selatan sampai ujung utara hampir semuanya menekuni usaha
Menata Bata sebelum akhirnya dimatangkan dengan merang limbah peternakan
44
Majalah PENATARAN
produksi bata. Hampir disetiap rumah warga yang memiliki lahan sisa, disana selalu ada bata atau proses produksi bata dilakukan. Woko, salah seorang pedagang bata di kampung ini menyampaikan, jumlah bata yang keluar dari Dusun Brongkos setiap bulannya cukup besar. Kalau pas ramai, katanya, “Sebulan bisa sampai seratus ribu biji bata atau lebih.” Tetapi kalau sepi, rata-rata sekitar tujuh puluh ribu biji bata dikirim keluar dari Dusun Brongkos. Batu bata merah asal Dusun Brongkos, tutur Woko, cukup diminati di pasaran. Bukan hanya ditingkat pasar lokal di Blitar Raya, tetapi juga di luar kota. Sebut saja misalnya Kota Kediri, Malang, dll. Mengapa? “Karena kami menang di bahan.” Bata Merah dibuat dari campuran tanah liat dan tanah humus yang diaduk atau di-ulet dalam Bahasa Jawa. Namun tidak semua tanah liat bisa menghasilkan bata yang bagus. Bahan yang kami gunakan, yang asli diambil dari wilayah Kec. Kesamben juga, terhitung bagus. Sehingga hasilnya juga tidak mengecewakan, “Bata merah dari sini tidak gampang hancur atau mudah patah.” Proses mencampur bahan baku bata, biasanya dilakukan dimana tanah liat dan tanah humus itu diturunkan dari truk. Warga yang kebanyakan masih menggunakan cara-cara tradisional, kemudian memberinya air. Lalu diinjak-injak, agar tanah liat dan tanah humus itu benar-benar menjadi satu.
Warga para pengrajin bata ini umumnya membuat gubuk atau rumah-rumahan yang beratap plastik atau terpal. Tidak begitu tinggi, hanya sekitar satu sampai dua meter saja. Disini, dibawah rumah-rumahan atau warga Dusun Brongkos biasa menyebutnya dengan gubuk-gubukan, disana mereka mencetak bata. Bata-bata mentah yang sudah setengah kering, setelah dirapikan kemudian ditata rapi, bertumpuktumpuk, bersap-sap. Ada yang diletakkan depan rumah, disamping rumah, dipinggir jalan, bahkan ada yang menaruhnya di teras rumah walaupun lantainya sudah keramik. Kecuali yang ada di teras itu, tumpukan bata-bata mentah tadi dilengkapi dengan plastik atau terpal yang lebar untuk melindunginya kalau hujan turun. Setelah bata-bata tadi benarbenar kering, selanjutnya ditata lagi dibawah bangunan semacam kandang atau rumah-rumahan yang beratap genting sampai selanjutnya siap dibakar. Pembakaran yang tidak dilakukan ditempat terbuka ini atau ditempat khusus ini, agar bila sewaktu-waktu turun hujan proses
Lahan tempat produksi bata yang banyak tersebar di Dusun Brongkos
pembakaran tetap bisa berlangsung. Warga disini, kata Woko, menjadi pengrajin bata sudah sejak sangat lama. “Bisa dibilang, keterampilan warga disini sebagaian memang sudah keahlian turunan.” Dan mereka masih setia menggelutinya. “Ya macam-macam.” Ada yang sekedar buruh cetak bata. Ada yang jadi kuli angkut bata saja. Ada yang ahli mbakar bata. Tetapi yang kuat secara finansial menjadi bos,
semua proses dikerjakan sendiri sampai pada tahap penjualannya. Keterampilan warga disini dalam memproduksi batu bata merah juga jauh lebih berkembang. Salah satunya, kalau dulu membakar bata itu menggunakan merang (sisa penggilingan padi, red.) baru, sekarang sudah menggunakan bahan limbah. Yaitu limbah dari ternak ayam sayur atau ayam pedaging. “Sehingga, jatuhnya biaya kan bisa jauh lebih murah,” terang Woko. Bicara soal hasil, lanjut Woko, “Ya tetap masih ada sisanya.” Harga per seribu batu bata merah disini, sekarang empat ratus lima puluh ribu rupiah. Melihat jarak tempuhnya, kalau mau diantar sampai tujuan harganya menjadi sekitar enam ratus ribu rupiah per seribunya. Sedangkan upah untuk kuli atau buruh, untuk kuli cetak bata itu per seribu biji bata-nya, mereka diberi upah delapan puluh ribu rupiah. Padahal, bagi mereka-mereka yang sudah ahli, seribu biji bata itu bisa dikerjakan berdua (suami dan istri, red.) dalam sehari. “Kuli bata disini rumahnya bagus-bagus lho Mas!,” pungkas Woko. (moza)
Tumpukan bata merah siap jual di Dusun Brongkos
Majalah PENATARAN
45
Ana Dina Ana Upa
“Tidak ada yang mengatakan bahwa hidup ini mudah. Maka janganlah mempermalukan dirimu dengan mengeluh dan menyalahkan orang lain,” Mario Teguh. Pekerjaan berat untuk menghidupi keluarga
Potret Para Kuli Kavling Pasir Mungkin kata-kata mutiara itu yang telah menginspirasi para kuli kavling pasir yang ada di Dusun Mbrendil Desa Soso Kec. Gandusari ini. Hingga saat suatu siang itu kami temui mereka, kehangatan dan kebahagiaan itu tetap terasa. Tidak ada keresahan ataupun nada mengeluh, dan ... mereka juga tetap terlihat bersemangat.
D
engan memperhatikan perangkat kerjanya, pakaian dan hal lain yang tampak di mata pada sekumpulan warga ini sudah jelas mereka adalah para pekerja berat. Para kuli. Sekumpulan orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengandalkan tenaga fisik di lapangan. Ya, merekalah para kuli kavling pasir di sepanjang aliran Kali Semut Desa Soso. Orang-orang yang pekerjaannya menaikkan pasir yang sudah dikumpulkan para penambang pasir ke bak truk pegangkut. Sedikit demi sedikit dengan menggunakan perangkat kerja sejenis pacul atau cangkul yang berlubang yang biasanya disebut garuk. “Sejak habis Shalat Subuh,” kata Laksono, salah satu dari mereka
46
ketika ditanya kapan ia memulai rutinitas kerjanya. Saat hari masih gelap, truk-truk pencari pasir itu sudah mulai berdatangan. Kami warga
Majalah PENATARAN
disini yang bekerja sebagai kuli kavling pasir pun harus mengikuti jadwal truk-truk itu. Biasanya truk-truk pencari pasir itu datang beriringan. Bisa dua, tiga atau sekaligus lima truk yang datang dari luar kota. Umumnya truk-truk pencari pasir itu datang dari Donomulyo, Singosari, Kepanjen atau wilayah lainnya di Kabupaten Malang.
Berebut bergantian menaiki mobil pengangkut
pasir
“Pagi-pagi buta, disini (pertigaan menuju aliran Kali Semut) sudah ramai.” Satu truk, kata Sugito yang ikut menyambung obrolan, butuh paling tidak empat atau lima orang tenaga kuli kavling pasir. Jadi kalau ada lima truk pencari pasir, paling tidak ada dua puluh lima-an kuli kavling pasir yang siap menyambutnya. “Jadi bagi warga disini (Dusun Mbrendil), saru atau tidak pantas kalau sampai mbangkong.” Sejak ayam jantan berkokok yang pertama kalinya, lapangan pekerjaan sudah menanti. Tiada alasan bagi kami warga disini untuk bermalas-malasan. Apalagi untuk sekedar merenung, “Mau nandangi (kerja) apa hari ini?” Segera ambil garuk dan berangkat ke kali, disana sudah banyak yang menunggu bahu (tenaga) kami. “Tapi ya sedikit Mas!,” kata Supangat yang duduk di ujung ikut nimbrung. Kata Pak Pangat, menjadi kuli kavling pasir itu hasilnya cuma sedikit. Satu rit (satu muatan truk) pasir, bayarannya lima puluh ribu rupiah. Jadi kalau satu rit dikerjakan berempat ya masing-masing dapat dua belas ribu lima ratus rupiah, kalau berlima ya masing-masing orang dapatnya sepuluh ribu-an. Kerja disini Mas, kata Supangat, “Yang penting happy (senang).” Lanjutnya sambil tertawa, seperti yang sampean lihat, kita menunggu truk datang ramai-ramai. Setelah itu menaikkannya pasir juga sama-sama. Belum lagi karena pekerjaan kita di oro-oro (di daerah aliran sungai yang tak bertuan), “Kita boleh celometan atau berteriak-teriak sepuas-puasnya.” Sistem kerja rombongan begini, tutur Sugeng yang di awal hanya diam memperhatikan, “Intinya ya gantian.” Kalau ada truk datang, siapa yang datang lebih dulu segera naik ke truk lalu ikut ke sungai. Kemudian kelompok berikutnya naik ke truk
Pekerjaan berat untuk menghidupi keluarga. (foto bawah) Tumpukan pasir siap angkut di lokasi tambang pasir Kali Semut
yang datang setelah itu, begitu seterusnya sampai rombongan truk pengangkut pasir itu benar-benar habis. Sebaliknya, para kuli kavling pasir ini akan kembali dari sungai dengan numpang truk pasir yang barusan mereka isi. Memberikan kesempatan pada kelompok lain yang sudah antri, lalu menunggu truk berikutnya datang sambil ngopi dan menikmati rokok lintingan. “Rezeki kan ada yang ngatur sendiri Mas!” sahut Purnomo keras. Rupanya Purnomo ini hendak menjelaskan kapan waktu permintaan pasir ramai dan waktu dimana pasir ini sepi peminat. Katanya, kalau bulan Agustus sampai Pebruari atau Maret, biasanya tidak banyak permintaan pasir dan truk yang datang juga sepi. “Maksimal kami tiga kali kerja (menaikkan pasir),” katanya. Ya maklum, bulanbulan itu kan musim hujan, jarang ada warga atau kantor yang mengerjakan proyek bangunan yang membutuhkan pasir. Tetapi sebaliknya, pada bulan April sampai Juli, permintaan pasir
meningkat. Truk pengangkut pasir pun ramai berdatangan, bahkan tak jarang diantaranya truk pasir yang sebelumnya tidak pernah datang kesini. “Minimal kami bisa tiga kali menaikkan pasir. Kadang-kadang bisa empat, sampai lima kali menaikkan pasir.” Bulan April sampai Juli atau pada musim kemarau itu, biasanya ada banyak warga yang mbangun. Kantorkantor juga banyak yang butuh pasir, “Karena kan biasanya mulai bulan April dana dari pemerintah untuk mengerjakan proyek-proyek pembangunan di wilayah-wilayah kan sudah cair.” Nah kan?... mereka ternyata juga tahu. (moza)
Majalah PENATARAN
47
Pelesir
Menikmati Indahnya Goa Jedhog
Tak disangka-sangka. Ternyata Goa Jedhog yang terletak di Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan ini menyimpan keindahan yang cukup dahsyat didalamnya. Jauh berbeda dari kesan awal keberadaannya yang begitu ditepikan. Bagian kanan Goa Jedhog didominasi batuan alam yang berukuran besar dan menarik
S
Begini caranya kalau mau masuk ke Goa Jedhog
iang itu matahari begitu terik. Panas sekali. Sampai-sampai semua pepohonan di salah satu bukit di Desa Plosorejo sekitar Goa Jedhog itu seperti sedang menangis. Mengeluh, meradang menyaksikan bumi tempat ia tumbuh menjadi seperti hamparan bongkahan-bongkahan batu.
48
Di atas tanah yang keras dan panas itu kami harus terus melangkah. Menyusuri jalanan setapak diantara batu-batu gunung yang siang itu seperti tengah tumbuh dari dalam perut bumi. Kebanyakan berwarna putih atau berlumut warna hitam, bertebaran disana-sini dengan berbagai ukuran.
Majalah PENATARAN
Memang cukup melelahkan perjalanan ke tempat wisata yang sedang kami tuju ini. Pasalnya, Goa Jedhog berada hampir di puncak bukit. Dan pada musim kemarau seperti sekarang ini, hmmmm… panasnya luar biasa. Tak ada segerumbul pun dedaunan yang kami harapkan bisa menaungi perjalanan menuju ke tempat Goa Jedhog berada. Baru di puncak bukit dimana Goa Jedhog ini berada, disana ada sebatang Pohon Saman yang terlihat rindang. Salah satu tempat beristirahat paling nyaman yang ada sambil melihat mulut goa dan melongok mengintip isi Goa Jedhog dari bibir goa. Rupanya perjuangan belum berakhir. Untuk bisa masuk ke Goa Jedhog juga harus dengan menuruni tebing curam disisi mulut goa. Ingat… tanpa fasilitas apapun, murni harus terampil bergantungan dari satu sisi ke sisi lain pada dinding tegak sembilan puluh derajat. Tangan harus erat mencengkeram dan kaki harus
kuat berpijak di bebatuan agar bisa sampai kedalam goa dengan selamat. Memang penuh perjuangan. Tetapi setelah kita berada didalam Goa Jedhog … woooouuuwwwwhh… begitu menakjubkan! Keindahan Goa Jedhog tak terbantahkan, hingga lelah itu segera terobati. Panas matahari yang seolah membakar tubuh pun segera sirna oleh hawa sejuk didalam sana. Mulut Goa Jedhog yang tak seberapa lebar itu, ternyata menipu. Bukan menunjukkan ruang dalam Goa Jedhog yang sesungguhnya. Ternyata didalam goa ini tersedia tanah lapang yang cukup luas. Luas sekali yang melingkar bentuknya dengan cekungan disana-sini tertata alami sangat menawan. Disisi kanan Goa Jedhog didominasi ruang yang cukup lapang dengan gugusan stalakmit (Batuan yang terbentuk di lantai gua yang berasal dari tetesan air di langit-langit gua). Aneka rupa bentuknya. Ada yang berukuran kecil, dan sebagian yang lainnya berukuran besar. Lancip, tumpul bermacam-macam model dengan rupa yang berbeda-beda pula. Putih, hitam, abu-abu sangat variatif. Sedangkan bagian kanan Goa Jedhog tersusun oleh bebatuan alam yang ukurannya relatif lebih besar. Alami dengan beraneka macam bentuk dan rupa yang sangat menakjubkan, memanjakan mata para pengunjung. Tak salah pula pada sisi inilah rupanya tempat paling digemari untuk ber-selfie ria. Ditengah, ada ruang lapang yang cukup luas disana pemandangan stalaktit yang berbentuk batuan runcing ke bawah di langit-langit goa begitu mendominasi. Indah sedap dipandang mata dengan berbagai bentuk, rupa dan ukuran yang berbeda-beda pula. Kian elok dan cantik ketika di ujung-ujung stalaktit itu terus menerus meneteskan air yang terlihat jernih. Berada didalam Goa Jedhog ini
Ruang tengah Goa Jedhog yang dipenuhi dengan stalagtit yang indah
juga terasa sangat menentramkan. Udara terasa sejuk segar dengan aroma uap air yang kental. Hening, dengan ruang yang lapang sehingga begitu membuat kita merasa nyaman. Hingga tak salah andainya kita akan merasa betah tinggal berlama-lama didalam sana. Sayangnya, keberadaan Goa Jedhog ini kurang begitu mendapatkan perhatian. Kondisi disekitar goa terasa nyaris tanpa ada perawatan sama sekali. Apalagi ketersediaan fasilitas layaknya tempat-tempat wisata lain yang memadahi, nyaris tidak ada. Mungkin karena itu pula keindahan
Goa Jedhog ini menjadi terabaikan, bahkan bisa dikatakan nyaris hilang. Akses jalan menuju tempat wisata ini sebenarnya sangatlah mudah. Dari Kantor Kecamatan Kademangan, ke timur sekitar 1 Km, lantas belok kanan/ke selatan sekitar 500 m. Pengunjung yang mengendarai mobil bisa menitipkannya di rumah warga terdekat di kaki bukit. Sedangkan bagi yang mengendarai sepeda motor, anda bisa mengendarainya hingga dibawah mulut Goa Jedhog ini. Syaratnya harus terampil di medan offroad, menantang tapi mengasyikan melewati jalurnya warga pencari rumput. (moza)
Sisi kiri Goa Jedhog banyak dipenuhi gugusan stalagmit dan pemandangan yang sangat indah
Majalah PENATARAN
49
50
Majalah PENATARAN
intermezo GARA-GARA SAPU IJUK Suatu hari ada seorang pengusaha kaya yang mempunyai usaha membuat sapu ijuk. Dia mengadopsi seorang bayi wanita, lalu bayi itu di rawat hingga dewasa. Setelah beranjak dewasa gadis itu dipekerjakan di pabrik sapu ijuk milik nya.. Suatu hari gadis polos itu tiba-tiba menjadi pendiam... si majikan bertanya kepada gadis itu Majikan : “Kenapa beberapa hari ini km murung dan kelihatan diam???” Gadis : “Gini pak, saya mau berhenti saja dari sini, saya mau pindah..” Majikan : “Kenapa ???” Gadis : (Dengan polosnya dia membuka celana) dulu ini saya gak ada sapu ijuknya pak, tapi karena saya lama di sini sapu ijuk jadi numbuh di sini. Majikan : “Oooohh....kalo itu kamu gak usah takut, punya saya juga ada, itu wajar (majikan membuka celana dan memperlihatkannya kepada si gadis) Gadis : “Aapaaaaaa????(teriak kaget) saya mau berhenti sekarang juga pak, saya gak mau gagang sapu ijuknya juga numbuh seperti punya bapak...” Majikan : ??????!!!!!!!....
BURUNG ANEH Pada suatu hari ada seorang turis, laki-laki, berlibur di sebuah pantai. Pantai itu sangat sepi. Dia cuma melihat sekitar 100 meter dari dia cuman ada seorang anak kecil perempuan, sekitar 5 tahun. Dan sekitar 200 meter dari dia ada seorang yang sedang memancing. Karena merasa aman, maka dia berjemur tanpa menggunakan pakaian. sambil berjemur dia membaca koran. Karena merasa sedikit pusing dia minum obat dan akibatnya karena ngantuk dia tertidur. Saat bangun, ternyata dia sudah berada di rumah sakit. dan merasa kalau di bagian bawah tubuhnya rasanya nyeri dan sakit. Dan saat itu pula seorang polisi bertanya kepadanya : “Apa yang Saudara ingat saat terakhir sebelum saudara tertidur?” “Saya cuma ingat kalau saat itu saya berjemur dan minum obat sakit kepala”. Karena merasa tidak puas dengan jawaban itu maka si polisi bertanya kepada saksi yang melihat. “Apa yang sedang anda lakukan saat itu dan apa yang anda lihat ?” Orang itu menjawab : “Saya sedang memancing dan saya melihat kalau ada seorang anak kecil menghampiri dia”. Si polisi berhasil menemukan si anak kecil, dan polisi itu bertanya : “Kamu tahu apa yang terjadi dengan seorang laki-laki yang sedang tertidur di pantai ? “Anak kecil menjawab : “Ya, ada apa?” Polisi : “Coba ceritakan” Anak kecil : “Waktu itu saya sedang mengumpulkan kulit kerang dan saya melihat kalau dibawah koran yang dia pegang ada burung yang aneh bentuknya. Terus, saya bermain dengan burung itu. Tapi burung itu nakal, burung itu meludahi saya. Karena jengkel, saya pukul kepalanya, saya patahkan lehernya dan saya bakar sarangnya” Polisi : “..??????”
(Dari berbagai sumber)
Majalah PENATARAN
51