Kuliah 8
Paradigma Pertumbuhan Berimbang & Tidak Berimbang 4/18/2016
Marlan Hutahaean
1
Paradigma Pertumbuhan Berimbang (Balanced Growth) Varian lain dari paradigma pertumbuhan adalah paradigma pertumbuhan berimbang (Balanced Growth). Lahir dari pemikiran Rosenstein Rodan dan Ragnar Nurkse. Menentang upaya pembangunan yg bersifat Gradualisme dan Inkrementalisme. G dan I tdk dapat membawa bangsa ke tataran hidup yg lebih tinggi.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
2
Dasar Pemikiran Hubungan fungsional antara kekuatan-kekuatan yg mendorong atau menghambat pembangunan penuh dgn discontinuitas dan lumps. Suatu dorongan besar (big push) diperlukan utk mengatasi inertia dalam ekonomi yg stagnan agar dapat mengatasi stagnasi ekonomi. Karenanya paradigma Balanced Growth in disebut jg sebagai Teori Dorongan Besar (Big Push Theory).
4/18/2016
Marlan Hutahaean
3
Sambungan….
Teori dorongan besar mendasarkan diri pada konsep ekonomi klasik, yaitu konsep external economies yg berakumulasi pada masyarakat atau bagian daripadanya yg tidak membawa keuntungan pada investor yg lama. Konsep yg berasal dari static theory ini kemudian mereka terapkan pada teori pembangunan.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
4
Sambungan…. Tahun 1943 Rodan telah mengkonstatasikan bahwa hambatan pembangunan adalah kendalakendala yang berasal dari mekanisme pasar, limitations imposed by market. Untuk mengatasi limitasi tadi Rodan menggunakan konsep externalitas, yaitu : a. hal tdk dapat dipisah-pisahkannya suplai social overhead capital/infrastruktur (lumpiness of capital). SOC seperti pembangkit tenaga listrik, jembatan, jalan, transportasi, komunikasi, adalah bersifat indispensable dalam infrastruktur atau SOC mempunyai minimal industrial mix. long gestation period dan minimum durability.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
5
Sambungan…. b. Hal tdk dapat dipisah-pisahkannya permintaan (indivisibility of demand). Pengambilan keputusan utk mengadakan investasi adalah interdependent. Karenanya, investasi yg berdiri sendiri akan mempunyai risiko yg tinggi. Berdasarkan asumsi tsb, Rodan menarik kesimpulan bahwa harus ada critical minimum effort atau upaya minimum kritis untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui investasi simultan di berbagai sektor atau kegiatan ekonomi. 4/18/2016
Marlan Hutahaean
6
Ragnar Nurkse
Pandangan Rodan paralel dgn pandangan Ragnar Nurkse. Nurkse melihat kegagalan pembangunan di banyak negara disebabkan mereka terperangkap dalam lingkaran setan keterbelakangan (vicious circle underdevelopment) yang divisualisasikan pada gambar berikut.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
7
Lingkaran Setan Kemiskinan
Pendapatan Rendah
Produktivitas Rendah
Kemampuan Menabung Rendah
Kapital Kurang
4/18/2016
Marlan Hutahaean
8
Keterangan
Pendapatan yg rendah merefleksikan produktivitas yg rendah disebabkan kurangnya modal. Kurangnya modal ini disebabkan oleh kemampuan menabung yg rendah. Lingkaran setan ini pun berlanjut. Untuk mengatasi hal tadi dapat dipecahkan melalui keputusan2 individual secara terpisah-pisah.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
9
Sambungan….
Nurkse mengusulkan, “Suatu serangan frontal….gelombang investasi di dalam sejumlah industri yg beraneka ragam (pertumbuhan berimbang) adalah perlu untuk dapat memutuskan lingkaran setan kemiskinan ini.” (A frontal attack…. a wave of capital investment in a number of different insdustries (balanced growth) is necessary to break the vicious circle of poverty) Dgn kata lain, investasi kapital secara sinkronis pada beraneka ragam industri yg dapat memperluas pasar merupakan tindakan esensial utk mengatasi lingkaran setan kemiskinan tadi.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
10
Contoh
Sepatu
Rokok
Obat-obatan
Sabun
4/18/2016
Tekstil
Marlan Hutahaean
11
Paradigma Pertumbuhan Tidak Berimbang (Unbalanced Growth)
Pertama dicetuskan oleh Albert O. Hirschman dalam bukunya, The Strategy of Economic Development (New Haven, 1958). Hirschman tidak menolak pandangan paradigma pertumbuhan berimbang yg memerlukan dorongan besar (big push) utk memutuskan mata rantai kemiskinan dalam bentuk investasi kapital secara simultan di berbagai industri. Masalahnya, lanjut Hirshman, justru kurangnya modal yg menghambat pembangunan di negara berkembang. Menurutnya, kemampuan utk melakukan investasi akan timbul dan meningkat melalui praktek. Intensitas praktek ini akan sangat tergantung pada sektor ekonomi modern yg justru merupakan hal yg langka di banyak negara berkembang. Bersambung….
4/18/2016
Marlan Hutahaean
12
Sambungan….
Karenanya, Hirschman sependapat dengan Singer yg menegaskan bahwa, “…penerapan teori pertumbuhan berimbang mensyaratkan adanya kemampuan yg amat besar yg telah kita identifikasikan sebagai sesuatu yg amat terbatas adanya di negara berkembang (the application of balanced growth theory requires a huge amount of precisely those abilities which we have identified as likely to be very limited in supply in less developed countries)”
4/18/2016
Marlan Hutahaean
13
Sambungan…. Berdasarkan alasan di atas, Hirshman mengusulkan adanya big push tidak secara simultan di sejumlah besar industri, akan tetapi di beberapa cabang industri yg dipilih secara strategis. Pilihan di atas dapat dijalankan dengan asumsi bahwa pembangunan berproses melalui difusi pertumbuhan dari leading sector dalam ekonomi suatu negara maju ke lagging sector, dari industri yg satu ke industri yg lain. Hisrchman mengusulkan investasi pada industri2 yg bersifat strategis, yaitu industri2 yg mempunyai keterkaitan ke belakang (backward linkage), dan keterkaitan ke depan (forward linkage) yg optimal.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
14
Sambungan….
Hirschman sampai pada suatu konklusi bahwa industri2 yg berada di tengah2 proses atau mata rantai produksi akan cenderung mempunyai jumlah keterkaitan yg optimal.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
15
Angka Rata2 Interdependensi Sektor Ekonomi di Italia, Jepang dan Amerika
Sektor
Interdependensi Melalui Pembelian Dari sektor lain*) (Backward Linkage)
Interdependensi Melalui Penjualan dari sektor lain**) (Forward Linkage)
1. Manufaktur tengah (Kaitan ke belakang dan kaitan ke depan tinggi (Intermediate Manufacture) – – – – 2.
- Besi dan baja 66 - Kertas & produk kertas 57 - Kimia 60 - Tekstil 67 Manufacture Final (kaitan ke belakang tinggi, kaitan ke depan rendah) - Produk padi padian 83 - Kulit dan produk kulit 66 - Peralatan transpor 60 - Pembangunan kapal 59 bersambung….
4/18/2016
Marlan Hutahaean
78 79 69 57 42 37 20 14
16
sambungan….
3. Produk Primer Tengah (kaitan ke depan tinggi, kaitan ke belakang rendah Primary Production) – -Pertambangan Metal 21 – -Minyak dan gas 15 – -Pertambangan batubara 23 – -Pertanian dan kehutanan 31 4. Produk Primer Final (kaitan ke belakang dan kaitan ke depan rendah) - Perikanan 24 - Transpor 31 - Jasa 19 - Perdagangan 16
(Intermediate 93 97 87 72 35 26 34 17
*)Ratio % dari pembelian antar industri dan produksi total **)ratio % dari penjualan antar industri dan permintaan total Sumber : Hirschman, Strategy of Economic Development (New Haven, 1958) sebagaimana dikutip Benjamin Higgins, Economic Development (New York, W.W. Norton, 1968) dan Tjokrowinoto, Teori Pembangunan, 1995.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
17
Sambungan….
Persoalannya, bagaimana menemukan ketidakseimbangan (unbalanced) yang paling efektif, yaitu menemukan suatu sektor atau kegiatan ekonomi yang akan menimbulkan keterkaitan total yang paling tinggi.
4/18/2016
Marlan Hutahaean
18
Bahan Latihan Tuliskan kegiatan apa yang mendorong ke depan dan ke belakang dari industri : 1. Mobil 2. Tekstil
4/18/2016
Marlan Hutahaean
19