01 I/Edisi Tahun - Juni i Januar 2013
BULETIN BIDANG URUSAN AGAMA KATOLIK KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA NTT
small & inspiring
KEPALA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA DAN KETUA DHARMA WANITA UNIT PERSATUAN KANWIL AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Mengucapkan
Proviciat atas Penerbitan Buletin Bidang Urusan Agama Katolik
Semoga dengan penerbitan ini, dapat membantu memberikan informasi yang lebih berguna kepada pembaca
2
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Dari Kami SYUKUR kepada Tuhan dan terima kasih kepadamu semua. Berkat kerja keras bersama edisi pertama bulletin kecil Bidang Urusan Agama Katolik ini dapat terbit dan hadir ke tengah kita.
Small & Inspiring
Satu tugas Bidang Urusan Agama Katolik adalah menyelenggarakan fungsi pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang sistem informasi urusan agama Katolik. (Psl.613, PMA 13/2012). Dalam rangka mewujudkan tugas tersebut, Bidang Urusan Agama Katolik, Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT, mencoba menerbitkan sebuah bulletin sebagai media komunikasi dan informasi bidang. Soalnya kemudian adalah, pertama, menerbitkan sebuah media cetak ditengah gencarnya media online bukan hal mudah. Di era digital ini setiap orang bisa membuat media online sendiri, dan menulis apa saja sesuka hatinya. Demikian juga untuk memperoleh informasi, cukup dengan sebuah ponsel sederhana orang sudah bisa memiliki seluruh isi dunia. Kedua, media ini dikelola dan diterbitkan instansi pemerintah. Sementara sektor pemerintahan saat ini sedang mengalami distorsi kepercayaan yang luar biasa di segala lini karena salah urus. Sampai-sampai publik berujar: “Masih adakah sesuatu yang baik datang dari pemerintahan kita?” Kami sadari semua itu. Tetapi juga tak bisa memungkuri bahwa sebagian masyarakat yang kami layani, belum bisa dijangkau jaringan media online. Mereka ini juga punya hak yang sama untuk mengetahui dan kewajiban kami untuk memberitahu apa tugas dan tanggungjawab kami kepada mereka. Maka meski dengan harap-harap cemas, kami berani mengambil risiko dengan menerbitkan sebuah bulletin: Buletin Urusan Agama Katolik. Bukankah risiko itu sendiri adalah bagian dari kreativitas? Inter Nos - Di antara Kita, itulah nama yang kami pilih. Sesuai namanya, Inter Nos, tidak hanya memberitakan apa yang telah dan sedang terjadi di antara kita. Ia juga menjadi sebuah ruang publik yang terbuka bagi kita semua un-
3
Oleh: JB Kleden Pemred/Penanggungjawab tuk berbagi cerita, kisah, ilmu, pengetahuan, pengalaman dan sebagainya. Singkatnya Inter Nos menjadi sarana sekaligus wahana sharing gagasan dan informasi di antara kita. Small dan Inspiring adalah cara kami memilah semua yang terjadi di antara kita. Bukan karena Small is Beautifull. Ia lebih dijiwai spirit perumpamaan tentang biji sesawi. “Memang biji itu yang paling kecil dari semua jenis benih yang ada di bumi. Tetapi bila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabangcabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang di dalam naungannya.” Dan itu Inspire. Sebuah tulisan yang ditaburkan dalam bentuk media ibaratnya biji sesawi. Menginspirasi. Demikianlah Pemilihan Paus Fransiskus sebagai pemimpin baru Gereja Katolik sejagat yang terjadi pada 13 Maret 2013 waktu Roma menginspirasi kami untuk mengabadikan momentum itu dalam edisi I ini dengan judul Habemus Papam. Pertimbangannya sederhana saja, pembaca Inter Nos juga perlu mendapatkan informasi seputar pemilihan paus baru ini. Dan mendoakan. Agar Tuhan Yang Maha Memuliakan, berkenan untuk menerima hambanya sebagai pekerja dalam penyejahteraan, pembahagiaan dan pencemerlangan kehidupan sebanyak mungkin umat manusia di seluruh dunia. (*)
email:
[email protected]
small & inspiring
Pengarah :
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur (ex-officio)
Penanggungjawab :
Kepala Bidang Urusan Agama Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur (ex-officio)
Pemimpin Redaksi :
JB Kleden
Dewan Redaksi: Tim Penyunting/Editor : Sekretaris Redaksi: Desain Grafis/Layout : Alamat Redaksi/Sirkulasi :
Drs. Mela Petrus, M.Si Arnold Bria Sae, S.Ag, M.Si Elisabet I. S. Ningthias, SE Herman Haki, S.Ag Yuliana Hun Frans Salem, S.Ag Vico Patty
Bidang Urusan Agama Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Jl. Frans Seda – Kupang Tlp/Fax: 0380-8553995 email Buletin:
[email protected] email Bidang:
[email protected]
PERCETAKAN : Cikal Imaji - Kupang Isi di luar tanggungjawab percetakan
DITERBITKAN OLEH SEKSI INFORMASI BIDANG URUSAN AGAMA KATOLIK KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
4
Redaksi menerima berita, opini, baik dari kalangan internal maupun dari penulis di luar lingkup Kanwil Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan misi penerbitan majalah ini. Redaksi berhak melakukan editing tanpa mengubah isi dan struktur naskah. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan.
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Picture Disputatio
Mari Bermain Caci Tahun Rahmat Tuhan telah datang Yubelium 100 Tahun Gereja Manggarai di padang bumi Congkasae dalam nada syukur dan terima kasih gembala dan umat turun ke arena bermain caci berpesta Teks & foto: JB Kleden
5
email:
[email protected]
small & inspiring
Habemus PAPAM Halaman 8 “Annuntio vobis gaudium magnum; habemus Papam: Eminentissimum ac Reverendissimum Dominum, Dominum Georgium Mariam Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem Bergoglio qui sibi nomen imposuit Franciscum”
Mengapa Paus Memilih Nama Fransiskus?
X d
Halaman 13 Beberapa orang tidak tahu mengapa seorang Uskup Roma memilih nama Fransiskus sebagai nama panggilannya dan beberapa orang pun berpikir bahwa nama Fransiskus adalah nama Fransiskus Xaverius, Fransiskus De Sales dan juga adapula Fransiskus dari Asisi.
d V
6
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Daftar Isi
Inaugurasi Paus Fransiskus
Dari Kami Picture Disputatio Daftar Isi Primus Inter Nos: Homili Paus Fransiskus Lambang Kepausan Paus Fransiskus Para Pemimpin Dunia Menyambut Paus Paus Emeritus Kembali ke Vatikan Konklaf: Sebuah Cara Memilih Paus Baru
3 5 6-7 16 22 25 30 36
Halaman 16
Uskup Agung Buenos Aires, Kardinal Jorge Mario Bergoglio, telah terpilih sebagai pengganti Paus Benedictus XVI pada konklaf pekan lalu dengan nama Paus Fransiskus. Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik itu secara formal diresmikan bertakhta di Vatikan dalam Misa Inaugurasi Selasa (19/3), di Basilika Santo Petrus, Vatikan bertepatan dengan pesta Santu Yusuf suami Maria, Pelindung Gereja Katolik.
Tradisi & Religiositas Inspiring Sekenanya Saja
7
email:
[email protected]
42 52 53
small & inspiring
Habemus PAPAM JB Kleden Dari berbagai sumber
8
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
“Annuntio vobis gaudium magnum; habemus Papam: Eminentissimum ac Reverendissimum Dominum, Dominum Georgium Mariam Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem Bergoglio qui sibi nomen imposuit Franciscum”
9
email:
[email protected]
small & inspiring
R
ABU , 13 Maret 2013, jam 19.06 waktu Roma, atau Kamis, 14 Maret 2013, jam 01.06 WIB asap putih keluar dari cerobong Kapel Sistene, pertanda bahwa telah terpilih Paus yang baru, meluaplah kegembiraan umat yang hadir di lapangan Santo Petrus Vatikan, juga umat Katolik di seluruh dunia yang menyaksikan konklaf di layar tv. Kardinal Diakon, Jean Louis Kardinal Tauran, muncul di Balkon Basilika Santu Petrus dan berkata : “Annuntio vobis gaudium magnum; Habemus Papam: Eminentissimum ac Reverendissimum Dominum, Dominum Georgium Mariam Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem Bergoglio qui sibi nomen imposuit Franciscum- Saya mengumumkan kepada Anda suatu kegembiraan besar; kita mempunyai Paus: Yang utama dan terhormat, Jorge Maria Kardinal Gereja Roma yang Kudus Bergoglio yang mengambil baginya nama Fransiskus”. Jorge Maria Kardinal Bergoglio (76 tahun) adalah Uskup Agung Buenos Aires, Argentina. Beliau adalah seorang Yesuit dan merupakan orang Amerika Latin pertama
10
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos yang menjadi Paus dengan nama Paus Fransiskus I. Beliau terpilih dalam putaran ke-5 konklaf - ritual khas untuk memilih Sri Paus, yang mulai berlangsung Selasa, 12 Maret 2013, sebagai Paus ke-266 untuk menduduki Takhta Santo Petrus yang mengalami “sede vacante“ (Takhta Kosong) setelah Paus Benediktus XVI secara resmi mengundurkan diri pada 28 Pebruari 2013 tepat jam 20.00 waktu Roma oleh karena umur dan kesehatan. Setelah Kardinal Diamundur, tampillah Paus ba ru sambil menyalami hadirin dan pemirsa di seluruh dunia dengan gestikulasi
k o n
Data Diri Paus Fransiskus Paus ke: 266 Kepausan dimulai 13 Maret 2013 Benediktus XVI (Paus ke-265) Pendahulu Penugasan 13 Desember 1969 Penahbisan oleh Ramón José Castellano 27 Juni 1992 Konsekrasi oleh Antonio Quarracino Menjadi Kardinal 21 Februari 2001 Data diri Nama lahir Jorge Mario Bergoglio 17 Desember 1936 (umur 76) Lahir Buenos Aires, Argentina Kewarganegaraan Argentina (dan Vatikan) Denominasi Katolik Roma Kediaman Vatikan • Uskup Agung Buenos Aires (1998-2013) • Kardinal Imam Gereja San Roberto Bellarmino (2001– 2013) • Ordinaris untuk umat Gereja Katolik Ritus Posisi sebelumnya Timur di Argentina (1998-2013) • Uskup Auksilier Buenos Aires (19921997) • Uskup Tituler Auca (1992-1997) Miserando atque eligendo Motto (“Yang tidak terpandang namun dipilih” —1 Korintus 1:28)
Lambang
11
email:
[email protected]
small & inspiring
tangan khas merangkul dunia. Dan begitu masa reda, beliau menyalami umat dan dunia dan membawakan sebuah wejangan singkat. “Buona sera,” demikian Paus Fransiskus menyapa umat yang hadir di lapangan Santo Petrus Vatikan, mengawali sambutan perdananya. “Saudara-saudariku terkasih, selamat sore. Tahukah Anda bahwa tugas konklaf adalah memilih Uskup Roma, dan nampak bagi saya bahwa saudara-saudaraku para kardinal telah memilih seseorang yang berasal jauh. Apa boleh buat, sekarang saya berada di sini. Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk pelukan Anda, juga untuk Gereja Katolik Roma dan para uskup, terima kasih banyak. Dan pertama dan terutama, saya ingin berdoa bagi uskup emeritus kita, Benediktus XVI. Marilah kita berdoa bersama baginya sehingga ia diberkati oleh Tuhan ... Mari kita memulai perjalanan ini bersamasama ... perjalanan ini bagi Gereja Katolik Roma. Ini adalah perjalanan persahabatan, kasih, kepercayaan, dan iman. Marilah kita senantiasa berdoa bagi satu sama lain. Marilah kita berdoa bagi seluruh dunia. Mari kita memiliki persaudaraan yang besar. Saya berharap bahwa perjalanan ini bagi Gereja, yang akan kita mulai hari ini ... akan menghasilkan buah bagi evangelisasi kota yang indah ini. Saya ingin memberikan Anda berkat saya. Tapi saya ingin bertanya sesuatu dulu. Saya ingin berdoa kepada Tuhan sehingga doa umat memberkati juga Paus baru. Mari kita memanjatkan dalam keheningan doa Anda bagi saya.” Ditengah-tengah sambutan Paus mengajak umat berdoa mendoakannya, mendoakan kota Roma dan seluruh dunia dengan bersama-sama berdoa Bapa kami dan Salam Maria. Lalu mengakhiri sambutannya, Paus Fransiskus menyampaikan kepada seluruh umat yang hadir, “Buona notte, buon riposo!”. Sejak saat itu Bapa Suci Fransiskus mulai mengemban tugas sebagai Uskup Roma, “servus servorum Dei, hamba para hamba Allah”. Dan mulai saat itu juga setiap hari, seluruh umat Katolik mendoakan Paus Fransiskus setiap kali kita mendoakan Doa Syukur Agung dalam Ekaristi yang dirayakan. (*/jbk)
12
Meng B
eberapa orang tidak tahu mengapa seorang Uskup Roma memilih nama Fransiskus sebagai nama panggilannya dan beberapa orang pun berpikir bahwa nama Fransiskus adalah nama Fransiskus Xaverius, Fransiskus De Sales dan juga adapula Fransiskus dari Asisi. Kini saya akan menceritakan kisah yang sebenarnya. Pada saat pemilihan, saya duduk bersebelahan dengan Uskup Agung Emeritus Sao Paolo yang juga seorang prefek Emeritus Kongregasi Kaum Klerus yaitu Kardinal Claudio Hummes dan juga seorang teman dekat saya. Dan pada saat pemungutan suara, suatu ketika tiba-tiba suasana menjadi mendebarkan namun ia (Kardinal Claudio) menenangkan saya Dan ketika suara/voting sedang dihitung dan sudah berjumlah sekitar 2/3 suara, tiba-tiba suatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya, seluruh
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
apa Paus Memilih Nama Fransiskus? Kardinal mulai bertepuk tangan dikarenakan seorang Paus baru saja terpilih. Dan Kardinal Claudio pun memeluk dan mencium saya dan berkata “Terima saja. Jangan lupakan kaum miskin” dan perkataan itu rasanya seperti menembak kepala saya! Didalam benak saya pun terngiang-ngiang kata-kata ‘kaum miskin... kaum miskin’. Tiba-tiba saya teringat akan seseorang yang begitu dekat dengan kaum miskin yaitu Santo Fransiskus dari Asisi. Saya pun mulai teringat akan perang dan pada waktu itu voting masih dihitung, dan tidak terasa bahwa seluruh voting sudah selesai dihitung. Seorang Fransiskus adalah seorang yang dipenuhi oleh kedamaian dan nama itulah yang begitu menusuk hati saya yang paling dalam. ‘Fransiskus dari Asisi’ dan bagi saya beliau adalah seorang yang miskin, seorang yang dipenuhi oleh suasana damai dan juga seseorang yang begitu mencintai dan melindungi ciptaan! Dan saat ini kita tidak menjalin sebuah hubungan, dengan ciptaan dengan baik, bukan? Dan juga beliau orang yang memberikan kita sebuah semangat perdamaian sejati dengan kaum miskin. Dan betapa saya mencintai Gereja yang adalah miskin dan untuk kaum miskin. (*/jbk)
13
email:
[email protected]
small & inspiring
Sang Pope dari Dunia Baru Sekilas Perjalanan Hidup Paus
F
RANSISKUS (bahasa Latin: Papa Franciscus atau bahasa Italia: Papa Francesco; lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936; umur 76 tahun) adalah Paus ke-266. Dengan demikian, ia adalah pemimpin Gereja Katolik Roma dan sekaligus kepala negara dari Negara Kota Vatikan. Sejak 1998 hingga terpilih sebagai Paus pada Konklaf Kepausan 2013 hari kedua, 13 Maret 2013, ia adalah Uskup Agung Buenos Aires, Argentina; dan diangkat sebagai Kardinal pada tahun 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II. Paus Fransiskus dapat berbicara dalam bahasa Spanyol, Italia, dan Jerman secara fasih. Paus Fransiskus adalah seorang imam Yesuit pertama dan orang Amerika Latin keturunan Italia pertama yang terpilih sebagai Paus. Ia juga menjadi Paus nonEropa pertama sejak Paus Gregorius III dari Siria wafat pada tahun 741. Kehidupan awal Bergoglio adalah anak pertama dari lima bersaudara. Dia adalah pemegang gelar master di bidang kimia dari Universitas Buenos Aires. Alih-alih meneruskan keahliannya itu, Bergoglio memilih bergabung ke seminari di Villa Devoto dan bergabung dengan Serikat Yesus pada 1958. Dengan gelar di bidang filsafat dari Colegio Máximo San José di San Miguel, Bergoglio sempat mengajar studi literatur dan psikologi di Colegio de la Inmaculada di Santa Fe, Buenos Aires. Sesudah itu, ia belajar filsafat dan teologi di Faculty of San Miguel, seminari di San Miguel. Ia kemudian mengajar di seminari ini sampai mendapat gelar profesor. Pelayanan gereja Bergoglio dimulai pada 1973. Pada 1980, ia menjadi Rektor Seminari San Miguel hingga 1986. Gelar doktoralnya diraih di Jerman. Ketika menjabat sebagai seorang Kardinal, Bergoglio
14
Jorge Mario Bergoglio kecil
dikenal sebagai sosok yang rendah hati, konservatif, dan memiliki komitmen kuat terhadap keadilan sosial. Gaya hidup sederhana menguatkan kerendahhatiannya. Ia memilih tinggal di apartemen kecil ketimbang menempati kediaman resmi Keuskupan. Bergoglio diketahui juga menolak menggunakan sopir dan limosin. Kepausan Bergoglio terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma pada 13 Maret 2013 pada hari kedua Konklaf Kepausan 2013, dan mengambil nama Paus Fransis-
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos kus. Deputi juru bicara Vatikan, Thomas Rosica, menyatakan pada hari yang sama, bahwa Paus memilih nama tersebut untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi, dan juga karena Paus yang baru ini mengasihi orang-orang miskin. Kardinal Timothy Michael Dolan, saksi mata pertama dan salah satu kardinal elektor dalam Konklaf tersebut, mengkonfirmasikan bahwa, segera setelah pemilihan tersebut diumumkan, Paus yang baru menyatakan bahwa, “Saya memilih nama Fransiskus, untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi.” Namun
demikian,
khalayak
yang tidak mengetahui pernyataan Paus tersebut pada mulanya salah mengira bahwa Kardinal Bergoglio, sebagai seorang Yesuit, memilih nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus Xaverius, yang merupakan salah satu pendiri ordo Yesuit tersebut. Pada hari yang sama dengan terpilihnya Paus, Vatikan juga mengklarifikasikan bahwa nama regnal Paus adalah Fransiskus, bukan “Fransiskus I”. Juru bicara Vatikan menyatakan bahwa nama tersebut baru akan menjadi Fransiskus I apabila ada Paus berikutnya yang menggunakan nama regnal Fransiskus II. Bergoglio adalah imam Yesuit pertama yang terpilih sebagai seorang Paus. Dia juga Paus pertama dari benua Amerika, dari Dunia Baru, dan dari belahan Selatan bumi. Dia adalah Paus non-Eropa pertama selama 1.272 tahun terakhir. Paus non-Eropa sebelumnya adalah Santo Gregorius III, kelahiran Suriah yang menjabat sebagai Paus sejak tahun 731. Menurut jurnalis CNN sekaligus pakar Vatikan, John Allen, nama Fransiskus ini merujuk kepada salah satu tokoh yang paling dihormati di Gereja Katolik, yaitu St Fransiskus dari Assisi, menjadi lambang untuk kemiskinan, kerendahhatian, kesederhanaan, dan pembangunan kembali Gereja Katolik. Kardinal Jorge Mario Bergoglio selama ini dikenal sebagai sosok konservatif. Beberapa pandangannya mencakup penentangan atas praktik aborsi dan homoseksualitas. Meski menyatakan menghormati gay dan lesbian sebagai individu, ia menentang keras undang-undang yang dirilis pada 2010 di Argentina yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Sebaliknya, Paus Fransiskus juga dikenal sebagai sosok yang sangat memiliki kepedulian sosial, termasuk mengkritisi masalah perbedaan kelas sosial kaya dan miskin. (*/jbk)
Jorge Mario Bergoglio sang imam Yesuit Muda
15
email:
[email protected]
small & inspiring
Inaugurasi Paus Fransiskus 16
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
U
SKUP Agung Buenos Aires, Kardinal Jorge Mario Bergoglio, telah terpilih sebagai pengganti Paus Benedictus XVI pada konklaf Maret lalu dengan nama Paus Fransiskus. Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik itu secara formal diresmikan bertakhta di Vatikan dalam Misa Inaugurasi Selasa (19/3), di Basilika Santo Petrus, Vatikan bertepatan dengan pesta Santu Yusuf suami Maria, Pelindung Gereja Katolik. Sekitar satu juta peziarah memadati lapangan Basilika Santu Petrus menyaksikan upacara tersebut. Sekitar 150 pemimpin negara menghadiri Inaugurasi Paus Fransiskus.
17
email:
[email protected]
small & inspiring
Di antara yang hadir adalah Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, Presiden Argentina, Cristina Kirchner, Presiden Taiwan, Ma Ying Jeou, juga Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe (sebenarnya ada larangan terbang ke Uni Eropa bagi Mugabe, namun larangan itu tidak berlaku di negara Vatikan. Mugabe telah banyak dikritik menyangkut pelanggaran-pelanggaran HAM di negeri Afrika tersebut. Dia telah memerintah sejak 1980 tanpa jeda. Mugabe terakhir ke Vatikan tahun 2011 untuk menghadiri upacara beatifikasi Paus Yohanes Paulus II. Dia juga menghadiri pemakaman Paus Yohanes Paulus II tahun 2005, red). Presiden Uni Eropa, Herman van Rompuy, dan Kepala Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso, juga hadir. Tokoh lain yang juga hadir adalah Kanselir Jerman, Angela Merkel, Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, dan mitranya dari Prancis, Jean- Marc Ayrault, sebagai wakil-wakil dari Eropa. Presiden Brasil, Dilma, bersama Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto, juga hadir. Bahkan Presiden Cile, Sebastian Pinera, telah tiba sebelumnya dan mengikuti misa pertama Paus pada Minggu pagi. “Acara ini sangat emosional,” ujar Pinera. Selain itu Paus telah menerima rombongan pemimpin gereja-gereja Anglikan. Delegasi dipimpin Uskup Agung Canterbury, Justin Welby. Namun Welby tidak menghadiri misa inaugurasi karena harus memimpin ibadat di Inggris. Dalam misa Inaugurasi, Gereja Anglikan diwakili Uskup Agung York, John Sentamu. Patriak Katolik Koptik dari Alexandria, Ibrahim Isaac Sidrak dan orang kedua di hierarki Gereja Ortodoks Rusia, Metropolitan Hilarion juga berada di kursi undangan inaugurasi. (*/jbk)
18
P
ARA saudari dan saudara semua, “ Sa ya berterimakasih kepada Tuhan karena dapat merayakan misa untuk mengawali masa pontifikat saya pada pesta Santo Yosep, suami Perawan Maria dan pelindung Gereja Universal. Adalah sebuah kebetulan yang kaya makna, dan juga pesta nama dari Pendahulu saya yang terhormat: kami dekat dalam doa, penuh afeksi dan syukur. Saya sampaikan salam hangat kepada saudarasaudara Kardinal dan para uskup, para imam dan para diakon, para religius dan semua awam. Saya sampaikan terimakasih atas kehadiran dari para wakil dari Gereja-Gereja yang lain dan komunitas-komunitas eklesial, juga perwakilan dari komunitas Yahudi dan dari komunitas-komunitas religius lain. Salam hangat saya juga kepada para pemimpin negara dan pemerintahan, kepada delegat resmi dari banyak negara di dunia dan juga Korps Diplomatik.
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
Homili Paus Fransiskus Dalam Injil kita mendengar bahwa “Yosep berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.” (Mat.1,24). Dalam katakata tersebut, telah ditunjukkan misi yang dipercayakan Tuhan kepada Yosep, yaitu menjadi custos, penjaga. Penjaga dari siapa? Maria dan Yesus; namun sesungguhnya juga penjagaan yang melebar kepada Gereja, seperti digarisbawahi beato Yohanes Paulus II: “Santo Yosep, seperti telah merawat Maria dengan penuh kasih dan mendedikasikan dirinya dengan gembira dalam mendidik Yesus, demikian pula dia menjaga dan melindungi tubuh mistikNya, Gereja, di mana Santa Perawan Maria adalah figur dan model (Esort. Ap. Redemptoris Custos, 1).
19
Bagaimana Yosep melaksanakan penjagaan ini? Dengan diskresi, dengan kerendahan hati, dalam keheningan, namun dengan kehadiran yang konstan dan kesetiaan yang total, juga ketika beliau tidak dapat memahami. Dari perkawinan dengan Maria sampai kepada episode ketika Yesus berumur 12 tahun di Bait Allah di Yerusalem, beliau menemani dengan sungguh dengan penuh kasih setiap momen. Sebagai suami dari Maria, beliau selalu berada di sisinya dalam untung dan malang, dalam perjalanan ke Bethelem untuk sensus dan pada saat yang mencemaskan dan menggembirakan ketika Maria melahirkan; di tengah drama pengungsian ke Mesir dan saat kebingungan mencari Putranya di Bait Allah; kemudian dalam hidup harian di Nazaret, di bengkel, saat dia mengajari Yesus bekerja. Lalu menambahkan: “Bagaimana Yosep menghidupi panggilannya untuk menjaga Maria, Yesus dan Gereja? Dengan selalu memperhatikan Tuhan, terbuka pada tanda-tandaNya, siap sedia pada
email:
[email protected]
small & inspiring
rencanaNya, dan bukan kepada rencananya sendiri; itulah yang diminta Tuhan kepada Daud, seperti kita dengarkan dalam bacaan pertama: Tuhan tidak menghendaki sebuah rumah yang dibangun oleh manusia, namun menghendaki kesetiaan kepada SabdaNya, kepada rencanaNya, dan Tuhan sendirilah yang membangun rumah, namun dari batu-batu hidup yang ditandai oleh RohNya. Dan Yosep adalah “penjaga”, karena tahu bagaimana mendengarkan Tuhan, membiarkan dirinya dibimbing oleh kehendakNya, dan karena hal inilah dia menjadi lebih peka terhadap orang-orang yang dipercayakan kepadanya, tahu bagaimana membaca kejadiankejadian dengan realisme dan perhatian kepada hal-hal yang mengelilinginya, dan tahu bagaimana mengambil keputusan yang lebih bijaksana. Pada pribadinya, sahabat-sahabat terkasih, kita melihat bagaimana menjawab panggilan Tuhan, dengan kesiapsiagaan, dengan kesigapan, namun kita lihat juga inti dari panggilan Kristen: Kristus! Marilah kita jaga Kristus dalam hidup kita, untuk menjaga orangorang lain, untuk menjaga ciptaan. Panggilan untuk menjaga, namun demikian, -berlanjut- tidak hanya melibatkan kita orang Kristen, melainkan memiliki dimensi yang mendahuluinya, yaitu secara sederhana bersifat manusiawi, mengarah pada semuanya. Jadi: menjaga seluruh ciptaan, keindahan dari ciptaan, seperti dikatakan dalam Kitab Kejadian, dan seperti yang ditunjukkan oleh santo Fransiskus Asisi: memiliki rasa hormat kepada setiap ciptaan Tuhan, dan pada setiap lingkungan di mana kita hidup. Dengan kata lain: menjaga orang-orang, memelihara semuanya, setiap pribadi, dengan cinta, secara khusus
20
pada kanak-kanak, orang-orang lanjut usia, mereka yang paling lemah dan seringkali berada di pinggir hati kita. Artinya: memelihara satu dengan yang lain di dalam keluarga: para pasangan saling menjaga satu dengan yang lain, lalu orang tua merawat anak-anak, dan pada saat yang bersamaan anak-anak menjadi penjaga dari orang tua. Lebih lanjut: menghidupi persahabatan dengan ketulusan, yang merupakan saling menjaga dalam kepercayaan, dalam respek dan dalam kebaikan. Akhirnya, semua dipercayakan dalam penjagaan manusia, dan merupakan sebuah tanggung jawab yang melibatkan semua. Jadilah kalian para penjaga dari karunia-karunia Tuhan! Ketika manusia kurang bertanggungjawab untuk menjaga, ketika kita tidak merawat ciptaan dan saudara-saudara kita, disitulah terdapat ruang bagi kerusakan dan hati yang mengeras. Di dalam setiap babak sejarah, sayangnya, selalu ada “Herodes” yang merencanakan kematian, merusak dan menodai wajah lelaki dan wanita. Saya mohon dengan sangat, kepada mereka yang memiliki peran dan tanggung jawab di bidang ekonomi, politik atau sosial, kepada semua orang, lelaki dan perempuan yang berkehendak baik: kita ini “penjaga” ciptaan, rencana Tuhan yang tersirat di dalam alam, penjaga orang lain, lingkungan; jangan biarkan tanda-tanda kehancuran dan kematian menemani perjalanan dunia kita! Namun untuk “menjaga” kita harus memelihara diri kita sendiri! Marilah kita ingat bahwa kebencian, keirihatian, dan kesombongan mengotori kehidupan! Menjaga berarti memperhatikan perasaanperasaan kita, hati kita, karena benar-benar dari sanalah intensi-intensi baik atau buruk
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos keluar: intensi yang membangun atau merusak! Kita tidak perlu takut pada kebaikan dan juga kelemahlembutan! Di sini, saya ingin menambahkan satu hal: merawat, menjaga memerlukan kebaikan, perlu dihidupi dengan kelemahlembutan. Di dalam Injil, Santo Yosep muncul sebagai lelaki yang kuat, pemberani, pekerja, namun di dalam jiwanya muncul kelemahlembutan yang besar, yang bukan keutamaan orang yang lemah, melainkan sebaliknya, menunjukkan kekuatan dari jiwa dan kapasitas dari perhatian, belarasa, dan keterbukaan yang sejati kepada orang lain, kapasitas untuk mencintai. Kita tidak perlu takut pada kebaikan dan kelemahlembutan! Hari ini, bersamaan dengan pesta Santo Yosep kita merayakan dimulainya pelayanan dari uskup Roma yang baru, penerus Santo Petrus, yang melibatkan juga sebuah kekuasaan. Tentu, Yesus Kristus telah memberikan kekuasaan kepada Petrus, namun kekuasaan macam apakah itu? Tiga pertanyaan tentang cinta dari Yesus kepada Petrus diikuti oleh tiga undangan: gembalakanlah domba-dombaku! Janganlah pernah kita lupakan bahwa kekuasaan yang sebenarnya adalah pelayanan dan bahwa Paus ketika menjalankan kekuasaan mesti memasuki semakin dalam pelayanan itu, yang memiliki puncaknya yang bersinar dalam salib; harus melihat pada pelayanan Santo Yosep yang rendah hati, konkret, kaya akan iman, dan juga bagaimana beliau membuka tangannya untuk menjaga seluruh Umat Allah dan mengumpulkan dengan afeksi dan kelemahlembutan seluruh kemanusiaan, khususnya yang paling miskin, paling lemah, paling kecil, semuanya yang digambarkan oleh Matius
21
di dalam penghakiman terakhir tentang kasih: mereka yang lapar, haus, orang asing, telanjang, sakit, di dalam penjara (cfr. Mat. 25, 31-46). Hanya mereka yang melayani dengan cinta, yang mampu menjaga! Dalam bacaan kedua, Santo Paulus berbicara tentang Abraham yang “percaya, teguh dalam pengharapan sekalipun tidak ada dasar untuk berharap” (Rm. 4, 18). Teguh dalam pengharapan, meskipun tidak ada dasar untuk berharap! Juga saat ini, di hadapan gelapnya langit, kita perlu untuk melihat cahaya pengharapan dan memberikan diri kita sendiri sebagai harapan dan menyelipkan cahaya harapan di tengah begitu banyaknya awan, dan membawa hangatnya harapan! Dan bagi orang beriman, bagi kita orang Kristen, seperti Abraham, seperti Santo Yosep, harapan yang kita bawa, memiliki Tuhan sebagai horison, yang terlihat di dalam Kristus, yang memiliki fondasi dalam batu yang adalah Tuhan sendiri. Menjaga Yesus bersama Maria, menjaga seluruh ciptaan, menjaga setiap pribadi, terutama yang paling miskin, menjaga diri kita sendiri: inilah pelayanan yang harus dilakukan oleh Uskup Roma, namun kita semua juga dipanggil untuk itu, untuk menyalakan bintang harapan: marilah kita jaga dengan cinta semua yang telah diberikan Tuhan kepada kita! Saya memohon dengan perantaraan Perawan Maria, Santo Yosep, Santo Petrus dan Paulus, santo Fransiskus, agar Roh Kudus menemani pelayanan saya, dan kepada Anda sekalian saya mohon: doakanlah saya. Amin!” (*/jbk)
email:
[email protected]
small & inspiring
Lambang Kepausan
Paus
Fransiskus H
AMPIR 800 tahun lebih, setiap Paus yang terpilih memiliki lambang pribadinya sendiri yang menjadi simbol dari tahta kepausannya. Dulu hampir semua Paus memakai gambar Tiara untuk diletakkan pada lambang Kepausannya, namun kebiasaan itu mulai berubah sejak terpilihnya Paus Emeritus Benediktus XVI (2005-2013) yang mengganti gambar Tiara dengan sebuah Mitra. Dan akhirnya penerus Santo Petrus yang ke 267 yaitu Paus Fransiskus pun mengikuti jejak pendahulunya, Sri Paus Emeritus dengan tetap menggunakan gambar Mitra. Paus Fransiskus telah memutuskan untuk tetap menggunakan bagian depan dari lambang yang sejak lama beliau pilih sejak dari tabisannya sebagai uskup dan itu merupakan simbol tegas akan sebuah kesederhanaan. Didalam lambang ini terkandung beberapa makna yaitu:
Emblem Serikat Yesus (Yesuit): Emblem ini sengaja diletakkan oleh Bapa Suci sebagai tanda bahwa beliau adalah anggota dari serikat Yesus atau yang lebih familiar dengan sebutan Serikat Yesuit. Di Emblem tersebut tergambar sebuah matahari yang bersinar dengan monogram “IHS” atau Iesu Hominum Salvator yang artinya adalah nama Yesus Kristus. Selain itu didalam matahari tersebut adapula sebuah Salib dan tiga paku Kristus.
22
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos Sebuah Mitra dan sepasang kunci emasperak: sepasang kunci emas (Surga) – perak (dunia) ini menyimbolkan kekuasaan “mengikat dan melepas” yang dimiliki oleh seorang Paus sebagai seorang Wakil Yesus Kristus dan Suksesor Rasuliah Santo Petrus. 2 Kunci ini juga merujuk pada sabda Yesus yang tertuang di Matius 16:18-19 yang berbunyi “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga”. Sebuah Bintang dan Buah Spikenard: Bintang berdasarkan tradisi Heraldik menggambarkan Bunda Maria yang merupakan Bunda Gereja dan Bunda setiap umat beriman. Disisi kanan digambarkan Buah Spikenard (seperti anggur) yang menyimbolkan Santo Yosef yang seringkali memegang buah seperti anggur ditangannya, suami Maria dan pelindung Gereja Kristus yang Katolik. Dengan menempatkan simbol-simbol ini di lambang Kepausannya, Sri Paus ingin mengekspresikan pengabdian khusus kepada Santa Perawan Maria dan Santo Yusuf. Dengan semboyan berbunyi: “Miserando atque Eligendo” yang artinya “Tuhan telah berkenan mengasihi aku dan akhirnya memilih aku”. Bapa Suci terinspirasi dari perkataan Santo Beda yang mengomentari kisah Injil tentang panggilan St. Matius dengan menulis: “Vidit ergo lesus publicanum et quia miserando atque eligendo vidit, ait illi Sequere me” (Yesus melihat seorang
23
penagih pajak dan saat Ia menatapnya dengan perasaan kasih dan memilihnya, Ia berkata kepadanya: Ikutlah aku). Homili ini merupakan penghargaan kepada kemurahan Allah dan diulang dalam Ibadat Harian pada Pesta Santo Matius. Memiliki makna tertentu dalam kehidupan dan kenyataan spiritual Sri Paus, pada pesta Santo Matius tahun 1953, pemuda Jorge Bergoglio mengalami pada usia 17 tahun, dengan cara yang sangat istimewa, kehadiran penuh kasih Allah dalam hidupnya. Setelah mengaku dosa, ia merasa hatinya tersentuh dan merasa turunnya Rahmat Allah, yang dengan mata kasih yang lembut, ia dipanggil kepada hidup beriman, mengikuti teladan Santo Ignatius Loyola. Setelah dipilih sebagai uskup, Yang Mulia Bapa Uskup Bergoglio, dalam kenangan akan peristiwa yang menandai awal konsekrasi totalnya kepada Tuhan dalam GerejaNya, memutuskan untuk memilih, sebagai motto dan cara hidup, pernyataan Santo Beda “miserando atque eligendo” (Rendah Hati dan Terpilih) yang diinginkannya untuk diulang sebagai lambang kepausan.
Cincin perak yang menggambarkan Santo Petrus, ini akan digunakan Paus Fransiskus selama masa Kepausannya. (*/jbk)
email:
[email protected]
small & inspiring
24
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
Para Pemimpin Dunia Sambut Hangat Paus Fransiskus
S
EJUMLAH pemimpin dunia menyambut hangat terpilihnya Jorge Mario Kardinal Bergoglio dari Argentina sebagai Paus baru menggantikan Paus Benekditus XVI. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama telah menyampaikan salam hangat kepada Paus terpilih, dengan menyebutnya sebagai “Paus pertama dari Amerika”. Pemimpin dunia lain juga mempunyai harapan terhadap Kardinal Bergoglio yang memilih nama Paus Fransiskus ini. “Ini adalah hari penting bagi 1,2 miliar umat Katolik di dunia setelah yang mulia Paus Fransiskus ditunjuk menjadi Paus ke-266 di Roma,” kata Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Artikel ini dihimpun dari berbagai berita yang dimuat dalam blok katolisitas.org yang ditulis Jan Nabut pengasuh kolom aktualita dan inside the Vatican, juga penanggungjawab tabloid Katolik: Catholic Life
25
email:
[email protected]
small & inspiring
Sementara itu Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyampaikan harapannya untuk bisa bekerja sama dengan Paus Fransiskus dalam mendorong perdamaian dunia. “Saya menyampaikan selamat kepada Paus yang baru. Saya berharap bisa melanjutkan kerjasama di antara PBB dengan Takhta Suci di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus,” kata Ban Ki-moon. “Saya yakin Bapa Suci akan melanjutkan upaya pendahulunya, Paus Benediktus XVI untuk mempromosikan dialog antaragama yang menjadi inti peradaban dunia.” Sejumlah pemimpin agama juga mempunyai harapan yang sama terhadap Paus Fransiskus. “Saya berharap bisa segera bertemu dengan Paus Fransiskus untuk bekerja sama meneruskan apa yang telah diwariskan oleh pendahulu kita secara konsisten,” kata pemimpin Gereja Anglikan Dunia, Uskup Agung Canterbury Justin Welby. “Paus Fransiskus sangat dikenal sebagai orang yang penuh kasih dan telah melayani kaum miskin di Amerika Latin, dan sikap kesederhanaan serta ketaatan beragama dalam hidupnya sangat luar biasa.” Sementara pemimpin Gereja Orthodoks Rusia mengharapkan hubungan Vatikan dengan mereka akan bisa berjalan lebih baik. “Saya berharap hubungan dengan Vatikan akan bisa berkembang ke arah yang positif,” kata Juru Bicara Gereja Orthodoks Rusia, Dmitry Sizonenko. (*/jbk)
26
KWI Sambut Paus Fransiskus dengan Sukacita JAKARTA— Konferensi Waligereja Indonesa (KWI) menyambut dengan sukacita atas pemilihan Paus Fransiskus sebagai pengganti Paus Benediktus XVI. “Atas nama pribadi dan sebagai Sekjen KWI mewakili para Uskup Indonesia, kami bersukacita atas terpilihnya Paus baru, yang memilih nama Fransiskus,” kata Sekjen KWI Mgr Johannes Pujasumarta kepada Antara di Jakarta, Kamis (14/3/2013). Pelaksanaan konklaf yang singkat juga disyukuri karena seluruh umat Katolik di dunia, termasuk di Indonesia, sudah bisa memiliki Sri Paus sebelum perayaan Paskah. Dengan pilihan nama Fransiskus, Mgr Pujasumarta mengatakan bahwa Sri Paus ingin menegaskan kehendaknya untuk menghayati kehidupan iman Santo Fransiskus dari Asisi, yang berpihak kepada kaum kecil, lemah, miskin, dan tersingkir. “Kita sudah bisa merasakan bahwa Paus Fransiskus adalah pribadi yang sederhana dan rendah hati,” tambahnya. Dukungan umat Katolik di Indonesia kepada Bapa Suci Paus Fransiskus dinyatakan secara khusus dalam Doa Syukur Agung di setiap perayaan ekaristi. “Kami percaya bahwa Allah telah mengutus Gembala Agung yang tepat untuk zaman kita,” katanya. (*/jbk) Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos PP Muhammadiyah:
Fransiskus Lanjutkan Obor Perdamaian K
ETUA PP Muhammadiyah Din Syamsuddin berharap Paus Fransiskus dapat melanjutkan obor perdamaian antarumat beragama yang dirintis Paus-Paus terdahulu. Paus Fransiskus, kata Din, dapat memulainya dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Vatikan dengan umat Islam Indonesia yang diwakili oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. “MoU diharapkan selesai akhir tahun ini. Kami belum sampai praktiknya. MoU itu lebih banyak menyangkut bagaimana hubungan antara Vatikan dan dunia Islam di Indonesia lebih harmonis, termasuk juga perlindungan kawan-kawan Katolik di Indonesia dan bidang-bidang lain,” kata Din di Jakarta, Kamis (14/3/2013). Menurutnya, penandatanganan nota kesepahaman antara Vatikan dengan perwakilan Islam di Indonesia akan menjadi pengalaman kedua Muhammadiyah. “Jadi, kami berharap Paus Fransiskus bisa melanjutkan upaya yang sudah berjalan dengan baik. Bagaimanapun umat Kristiani dan Islam adalah dua agama terbesar di dunia. Itu sering dipersepsikan terlibat pertentangan,” tuturnya. Saat ini, sambung Din, relasi yang terjalin antara Gereja Katolik Vatikan dan Islam di Indonesia bagus. Hal itu harus terus dipertahankan oleh Paus Fransiskus. Ia berharap ke depannya Vatikan di bawah kendali Paus yang baru dapat terus memberi perhatian dalam dialog antara agama. (*/jbk)
27
email:
[email protected]
small & inspiring
GP Ansor Optimistis Paus Fransiskus Tingkatkan Toleransi Antaragama
T
ERPILIHNYA Paus Fransiskus sebagai pemimpin Katolik se-dunia memunculkan optimisme dengan semakin kuatnya kerja sama dan persaudaraan antarumat beragama terutama di negara berkembang seperti Indonesia. “Paus Fransiskus berasal dari negara berkembang. Dia berpengalaman sebagai individu yang berasal dari negara yang cenderung tertinggal dari Barat sehingga akan lebih mengerti tentang negara seperti di Asia Tenggara,” kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid, seperti dilansir Antara. Ketua organisasi kepemudaan Islam Nahdlatul Ulama (NU) itu mengatakan terpilihnya Paus baru dari daratan Amerika Selatan menjadi menarik karena kawasan tersebut memiliki sejarah yang mirip dengan negara berkembang layaknya Indonesia. Di negara tersebut perjalanan demokrasi berasal dari penjajahan yang tidak jauh dengan negara berkembang lainnya. Begitu juga dengan kelas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang hampir serupa, kata anggota Komisi XI DPR itu. Nusron mengharapkan kepemimpinan Paus Fransiskus mampu memberikan manfaat yang baik terhadap dunia Timur terlebih dalam kerukunan antarumat beragama. “Selama ini sejumlah Paus banyak berasal dari Barat atau negara-negara maju. Saya menilai Paus Fransiskus memiliki rasa kepekaan terhadap dunia Timur yang lebih
28
Selama ini sejumlah Paus banyak berasal dari Barat atau negara-negara maju. Saya menilai Paus Fransiskus memiliki rasa kepekaan terhadap dunia Timur yang lebih baik dari Paus sebelumnya. Terutama kepekaan terhadap mereka yang kurang mampu Nusron Wahid baik dari Paus sebelumnya. Terutama kepekaan terhadap mereka yang kurang mampu,” kata dia. Kesederhanaan Jorge Kardinal Bergoglio memang diakui banyak pihak ketika dia memilih naik kendaraan umum dibanding menaiki mobil limosin yang telah disediakan untuknya. Lebih lanjut, Nusron mengharapkan dalam semangat terpilihnya Paus yang baru di Vatikan memberikan semangat toleransi antarumat beragama yang lebih baik lagi. (*/jbk)
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
Dalai Lama Sampaikan Selamat untuk Paus Fransiskus
P
EMIMPIN spiritual Tibet, Dalai Lama, Kamis (14/3/2013), mengucapkan selamat atas terpilihnya Paus Fransiskus sebagai pemimpin umat Katolik sedunia.
sejarah Anda sebagai Paus,” kata peraih Nobel perdamaian itu dalam suratnya yang ditulis dari kota pengasingannya Dharamsala, India.
Dalai Lama, yang harus meninggalkan Tibet ketika China menginvasi negeri itu pada 1959, menyatakan kebahagiaannya dalam sepucuk surat yang ditujukannya kepada Paus pertama dari benua Amerika itu. “Izinkan saya memberikan selamat, atas pemilihan ber-
“Meski saya tidak terlalu mengenal orangorang suci Katolik, saya tahu tentang Santo Fransiskus, saya pernah mengunjungi Assisi dan menghadiri pertemuan antar-agama di sana. Saya sangat tergerak mengetahui bahwa nama Santo Fransiskus menjadi pilihan Anda,” tambah Dalai lama (*/jbk)
29
email:
[email protected]
small & inspiring
Paus Emeritus Ke V
ATICAN- Paus emeritus Benediktus XVI kembali ke Vatikan setelah dua bulan mengundurkan diri dari posisinya sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik. Ia datang dengan helikopter dari kediaman musim panas kepausan, Castel Gandolfo, untuk tinggal permanen di Vatikan. Berbeda dengan waktu kepergiannya dari Vatikan, kali ini tidak ada satu TV pun yang meliput kembalinya Paus emeritus ke Vatikan secara langsung. Kedatangannya disambut oleh Paus Fransiskus yang menyatakan bahwa Vatikan menyambut Benediktus “dengan keramahan dan persaudaraan.” Keduanya kemudian mengadakan “doa sesaat” di kapel kediaman Benediktus. Beberapa saat setelah kedatangan Paus emeritus, Vatikan merilis sebuah foto yang memperlihatkan Benediktus dan Paus Fransiskus sedang berjabat tangan. Paus emeritus akan tinggal bersama sekretaris pribadinya Georg Gaenswein di biara Maria Ecclesiae yang terletak
30
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
mbali ke Vatikan tepat di belakang Basilika Santo Petrus. Direktur pers dan informasi Vatikan, Pastor Federico Lombardi, SJ menggambarkan tempat tinggal Benediktus sebagai tempat yang “kecil tapi lengkap” dan dilengkapi oleh sebuah kapel, perpustakaan dan ruang kerja. Terdapat juga sebuah kamar tamu yang bisa ditempati sewaktu-waktu bila kakaknya, George Ratzinger, berkunjung. Belum pernah terjadi sebelumnya, seorang mantan Paus tinggal dekat dengan penggantinya di Vatikan. Namun pada saat turun tahta, Benediktus mengatakan dia tidak akan mencoba mempengaruhi penggantinya, dan ia akan menjalani sisa hari-harinya dengan “tersembunyi dari dunia.” Benediktus ingin mendedikasikan hidupnya untuk berdoa dan melakukan pelayanan gereja, kata Vatikan. Pada pertemuan di bulan Maret dengan Paus Fransiskus, dia juga mengulangi “penghormatan tanpa syarat dan ketaatan” kepada penggantinya. (jbk/Reuters/AP)
31
email:
[email protected]
small & inspiring
JB Kleden Dari berbagai sumber
Naskah ini diolah dari tulisan P Markus Solo SVD, Staf Pontifical Council for Interreligious Dialogue - Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama di Vatikan dilengkapi dengan beberapa catatan dari nukilan lepas.
K
ONKLAF adalah sebuah pertemuan tertutup dimana para Kardinal yang berusia kurang dari 80 tahun – dalam hal ini bisa dipilih – memilih seorang penerus Paus yang baru saja meninggal dunia atau yang mengundurkan diri. Kata Konklaf berasal dari ungkapan Latin cum clave (dengan sebuah kunci); kata tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan conclave. Pada sebuah Konklaf para Kardinal harus dipisahkan dari segala pengaruh luar dengan memasuki ruangan terkunci dan tetap tinggal di sana sampai ada yang terpilih menjadi Paus. Ruang Konklaf yang terkunci adalah Kapel Sistine di Vatikan, yang ditetap-
32
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
33
email:
[email protected]
small & inspiring
kan oleh Paus Siktus IV (1471-1484). Disana ada sebuah fresco atau lukisan dinding yang cocok, yaitu Christ Consigns the Keys to Peter karya Pietro Perugino, yang menggambarkan peristiwa dalam Matius 16:19: Yesus memberikan kunci kepada Petrus. Langit-langit Kapel Sistine dipenuhi fresco atau lukisan terkenal dari abad ke 16 karya Michaelangelo tentang Penciptaan, yang didominasi oleh gambar Allah dan Adam yang saling menyentuh ujung-ujung jemari, dan juga karyanya Last Judgjement, yang dilukis beberapa decade kemudian, diatas Altar. Konklaf harus bersifat retret suci, sesuai dengan aturan Konklaf yang ditetapkan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1975. Pada tahun 1978, Kardinal Basil Hume dari Inggris mengatakan dia menjadi sangat sadar bahwa didalam Konklaf itu “tidak ada sesuatu di antara para Kardinal dan Allah.” Yohanes Paulus II, dalam petunjuknya tentang Konklaf yang dikeluarkan pada tahun 1996, mengingatkan para Kardinal agar mereka duduk dibawah fresco Last Judgjement, yang membuat tempat itu “kondusif bagi kesadaran akan kehadiran Allah, yang dalam pandangan-Nya setiap orang pada suatu hari akan diadili.” KONKLAF, ritual khas untuk memilih Sri Paus, sang Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, untuk memilih penerus Takhta Santo Petrus ke-265, yang mengalami “sede vacante“ (Latin, artinya Takhta Kosong) setelah Paus Benediktus XVI secara resmi mengundurkan diri pada 28 Pebruari 2013 tepat jam 20.00 waktu Roma oleh karena umur dan kesehatan. Sejak itu Takhta Santo Petrus mengalami mulai kekosongan yang berlangsung Selasa, 12
34
Maret 2013. Di dalam masa ini para Kardinal di seluruh dunia di bawah 80 tahun sejak sede vacante berkumpul di Vatikan untuk mengadakan konklaf. Seperti yang telah diputuskan secara bersama-sama oleh para Kardinal pemilih, ke115 Kardinal Pemilih memulai konklaf hari itu pada jam 10.00 pagi dengan perayaan Misa mulia Pembukaan Konklaf di Basilika Santo Petrus, Vatikan, yang disebut dengan istilah “Pro Eligendo Romano Pontifice” (Misa pemilihan Paus Roma) dipimpin oleh Pemimpin Kollegium para Kardinal, yakni Kardinal Angelo Sodano. Perayaan Misa tersebut dihadiri oleh seluruh Kardinal Pemilih dan bukan pemilih, artinya yang sudah berumur di atas 80 tahun sejak sede vacante, dan terbuka untuk seluruh umat Katolik. Di dalam Misa ini ujud utama yang dikedepankan adalah memohon bantuan Allah Tritunggal agar memberkati upacara konklaf dan memohon bantuanNya melalui penerangan Roh Kudus agar para Kardinal Pemilih dapat memilih seorang Paus yang sungguh-sungguh tepat sesuai kehendak Tuhan sendiri. Sore hari, tepat pkl. 16.30 para Kardinal Pemilih berkumpul di Kapela Paulina di dalam Vatikan, lalu berarak dalam prosesi dan suasana doa menuju Kapel Sistina, di tengah-tengah bangunan Vatikan, tempat konklaf berlangsung. Perarakan ini didahului oleh ajuda pemegang Salib dan diikuti oleh rombongan Koor Sistina yang terdiri dari anak laki-laki dan pria dewasa. Para Kardinal Pemilih mengenakan pakaian merah dengan segala perlengkapannya sebagai layaknya menghadiri sebuah
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos peristiwa penting. Selama perarakan, para Pengawal Swiss dan Polisi Italia mengawal dan memastikan bahwa tidak ada pihak luar yang berkontak dengan para Kardinal Pemilih atau sebaliknya.
reka dari dunia luar secara sah dan konklaf secara resmi dapat dimulai. Sejak itu hanya ada 115 Kardinal berada di dalam Kapel Sistina dan mengurus segala sesuatu secara sendiri.
Setibanya di dalam Kapel Sistina, para Kardinal memilih tempat duduk seperti yang sudah disediakan. Setelah acara doa selesai, Master Seremoni Papale, Monsignor Guido Marini, adalah orang pertama yang berbicara dengan kata-kata berikut: Extra Omnes, artinya semua yang bukan Kardinal Pemilih harus meninggalkan Kapel Sistina. Setelah itu pintu Kapel pun ditutup dan salah seorang dari Garda Swiss akan berjaga-jaga dipintu depan.
Di awal konklaf, Kardinal Kepala Kollegium memilih tiga Kardinal termuda sebagai tenaga-tenaga pelancar selama konklaf. Hari-hari berikutnya bisa dipilih tiga Kardinal muda lainnya.
Kapel Sistina sendiri telah disiapkan sebelumnya, termasuk pembangunan cerobong asap, ofen pembakar kertas pilih, pencabutan segala jaringan telepon, internet, pembersihan surat-surat kabar dan perusakan signal handphone untuk menghindari kontak dengan dunia luar. Juga di tempat para Kardinal Pemilih menginap, Domus Sanctae Marthae (Rumah Santa Marta) di dalam Vatikan, segala bentuk alat komunikasi, baik cetak maupun elektronik, diamankan. Jendela-jendela kamar mereka disegel dan signal telepon genggam juga diblok. Tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi para Kardinal untuk bersalaman satu dengan yang lain. Akan tetapi mereka harus mengelakan pembicaraan-pembicaraan yang berkaitan dengan calon kandidat pilihan mereka atau segala diskusi terkait.
Sebelum memulai dengan pemilihan, kepada masing-masing Kardinal dibagikan sebuah kertas pemilih berukuran seperempat dari selembar kertas dina 4, di atasnya tertera sebuah kalimat di dalam bahasa Latin: Eligo in Sumum Pontificem Meum, artinya: Saya memilih Pemimpin Tertinggiku, di bawahnya terdapat ruangan untuk menulis nama orang yang ingin dipilih.
Setelah diadakan pengecekan dan pasti bahwa hanya ada 115 Kardinal pemilih di dalam Kepel Sistina, pintu Kapel Sistina ditutup sebagai tanda penarikan diri me-
35
Pada hari pertama, Selasa malam, pemilihan hanya terjadi satu putaran saja. Sedangkan pada hari-hari selanjutnya sebanyak empat kali, yakni dua putaran di pagi hari, dan dua putaran di sore hari.
Setelah semua Kardinal memilih, mereka diminta untuk beranjak dari tempat duduknya menuju Altar, di mana sudah disediakan sebuah tempayan atau piala, tempat mereka memasukkan kertas suara mereka. Mereka dipanggil menurut pangkat dan jabatan. Setiba di depan Altar, setiap Kardinal berdiri dengan posisi menghadap sidang Kardinal, mengangkat kertas pilihannya tinggi-tinggi untuk membuktikan bahwa dia telah memilih secara sah, kembali berdiri menghadap Altar lalu berlutut untuk berdoa. Bunyi doanya adalah: “Testor Christum Dominum, qui me iudicaturus est,
email:
[email protected]
small & inspiring
me eum eligere, quem secundum Deum iudico eligi debere“ (Aku memanggil Kristus Tuhan sebagai hakimku untuk menjadi saksi bahwa saya telah memilih calon ini, yang saya yakin sungguh bahwa dia akan dipilih sesuai kehendak Tuhan). Setelah berdoa demikian, si Kardinal Pemilih bangun berdiri, melipatkan kertas pilihannya dua kali sehingga berukuran kecil sekitar 2×2 cm, lalu meletakkannya ke tempayan atau piala yang telah disediakan. Setelah itu dia kembali ke tempat duduk dan disusul oleh Kardinal lainnya hingga akhir. Setelah ke-115 kardinal melakukan tahap ini, ketiga Kardinal termuda yang telah dipilih untuk melancarkan upacara pemilihan, menghitung kertas suara dan mengumpulkan suara, lalu mengumumkan hasil pemilihan. Kalau proses pemilihan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka pemilihan dinyatakan sukses. Untuk konklaf kali ini, berbasis pada motu proprio Paus Benediktus yang melengkapi peraturan konklaf dari pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II, seandainya seorang calon terpilih dengan mayoritas 77 suara, artinya duapertiga dari jumlah seluruh pemilih, maka dengan itu seorang Paus sudah terpilih. Jika belum ada minimal mayoritas duapertiga,maka pemilihan akan dilanjutkan ke putaran berikutnya. Akan tetapi jika lebih dari putaran ke-30 dan belum juga terpilih seorang Paus, maka, sesuai motu proprio Paus Benediktus tahun 2007, dua kandidat dengan perolehan suara terbanyak, akan dipilih oleh para Kardinal, di mana kedua yang terpilih ini otomatis kehilangan hak memilih. Di akhir sebuah putaran, kertas-kertas
36
yang sudah terbuka akan dilubangkan dengan sebuah jarum lalu dibariskan pada seutas benang, kemudian dimasukan ke dalam ofen untuk dibakar. Kalau putaran tersebut belum menghasilkan seorang Paus, maka kertas-kertas itu dibakar dengan campuran zat kimia yang menghasilkan asap warna hitam. Hal ini memberikan isyarat kepada umat Katolik seluruh dunia bahwa Paus belum terpilih. Di berbagai sudut Vatikan sekitar 5000 wartawan cetak dan elektronik sudah siap untuk memantau cerobong asap selama masa konklaf dan sesegera mungkin mengabarkan isyarat ini ke seluruh dunia. Ribuan umat yang menanti sehari-hari di Lapangan Santo Petrus juga mengarahkan pandangan hanya ke satu titik, yakni ke cerobong asap. Seandainya sebuah putaran telah menghasilkan mayoritas yang dibutuhkan, artinya seorang Paus sudah terpilih, maka Kardinal Dekan dengan ditemani 2 orang Kardinal lainnya, melangkah menuju tempat duduk calon Paus dan bertanya dalam bahasa Latin, “Acceptasne electionem de te canonice factam in summum Pontificem?” (Apakah Anda menerima pemilihan sebagai seorang Paus?) Jika sang Kardinal menerima jabatan barunya sebagai seorang Suksesor Rasuliah Santo Petrus maka Ia akan menjawab “Accepto” (Saya menerima). Sang Dekan kemudian bertanya, “Dengan nama apa, kamu akan dipanggil?” Paus yang baru kemudian harus menentukan sendiri nama panggilannya yang akan digunakan selama masa jabatannya. Setelah memberikan jawaban kepada kedua pertanyaan ini dengan jelas, Paus baru dikenakan sebuah tanda khusus berupa
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos sebuah pakaian kebesaran. Dulu, Paus terpilih dikenakan sebuah mahkota, tetapi tradisi ini sudah tidak berlaku lagi. Setelah mengenakan pakaian khusus ini, Paus terpilih beranjak dari tempatnya menuju ke Altar, di mana di depan Altar tersebut sudah disediakan kursi khusus. Di hadapannya para Kardinal (saat itu berjumlah 114 orang) mengucapkan janji setia dan ketaatan mereka kepadanya. Setelah itu semua bertepuk tangan dan mengucapkan Selamat kepada Paus terpilih. Pada saat itu pengurus pembakaran kertas pilihan memasukkan kertas-kertas yang sudah dideretkan pada seutas tali dan dibakar dengan campuran kimia yang menghasilkan asap warna putih, sebagai tanda bahwa Gereja Katiolik sudah memiliki seorang Paus. Asap putih dari cerobong di atas atap Kapel Sistina akan diiringi dengan bunyi lonceng gereja. Pada saat yang sama, Paus baru diantar menuju sebuah kamar di samping Altar yang disebut “camera lacrimatoria”, artinya Kamar Air Mata, di mana dia beristirahat, memikirkan apa yang harus dikatakan beberapa saat kemudian ketika diperkenalkan kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus. Kamar itu dinamakan “Kamar Air Mata“ karena berbagai alasan, antara lain sebuah tempat khusus, di mana Paus baru meluapkan segala perasaanya, yang umumnya di dalam sejarah berupa deraian air mata kegembiraan atau keterharuan. Di sini pula Paus baru tersebut dikenakan pakaian lain untuk ditampilkan ke publik. Dalam selang waktu antara 20 sampai 30 menit, ketika ratusan ribu umat dan peziarah bergegas menuju Lapangan Santo
37
Paus baru diantar menuju sebuah kamar di samping Altar yang disebut “camera lacrimatoria”, artinya Kamar Air Mata, di mana dia beristirahat, memikirkan apa yang harus dikatakan beberapa saat kemudian ketika diperkenalkan kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus Petrus, Paus baru diantar oleh rombongan Kardinal menuju Balkon Basilika Santo Paulus yang berbingkai merah dan ditutup dengan kain lebar berwarna merah pula. Dua ajuda mendampingi seorang Kardinal Diakon yang akan mengumumkan kepada dunia nama Paus baru sebagai hasil konklaf. Kali ini, Kardinal Diakon yang akan mengumumkan nama Paus baru adalah Jean-Louis Kardinal Tauran, yang adalah juga Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama. Kardinal Diakon tampil ke Balkon, diiringi dengan tepukan tangan dan teriakan histeris hadirin yang dipenuhi dengan rasa ingin tahu, lalu mengumumkan nama Paus baru dengan rumusan berikut: “Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam. Eminentissium ac Reverendissium Dominum, Dominum
Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem Qui sibi nomen imposuit ” (terj. bebas: “Saya memberitahukan Anda sebuah sukacita besar. Kita memiliki seorang Paus. Yang Utama dan Yang Terhormat Kardinal Gereja Roma yang Kudus , yang mengambil nama ). email: [email protected]
small & inspiring
Setelah itu Paus yang baru tampil mengangkat tangannya seakan-akan ingin memeluk seluruh umat beriman yang hadir lalu menyapa umat yang berpuluh ribu sekaligus para wartawan yang meliput dengan beberapa patah kata dan terakhir memberikan berkat Apostolik pertamanya sebagai seorang Paus yang baru. Setelah melakukan perkenalan dan sambutan ini, beliau kembali ke Domus Sanctae Marthae, menghuni sebuah kamar khusus yang sudah disediakan sekitar satu minggu sambil menanti pemberesan dan adaptasi istana kepausan untuk Paus baru. Setelah pengumuman resmi ini, para Kardinal pemilih boleh kembali ke ritme dan model hidup normal. Beberapa hari kemudian, sebuah Misa instalasi Paus baru akan dilaksanakan dan terbuka untuk umat. Pada saat itu umat dipenuhi kegembiraan sekaligus rasa ingin tahu tentang apa yang akan disampaikan Paus baru di dalam kotbahnya, yang umumnya sudah menyiratkan kiat, visi, misi dan harapannya serta apa yang akan dilakukan di masa-masa mendatang di dalam era kepemimpinannya.***
Fakta Menarik Seputar Konklaf VATIKAN – Pemilihan Paus baru pengganti Paus Benediktus XVI tengah berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan. Sebanyak 115 Kardinal Pemilih mengambil bagian konklaf kali ini. Berikut ini kronologi singkat konklaf di zaman modern dan berbagai fakta menarik yang terjadi pada setiap pemilihan Paus baru berlangsung. *
Sepanjang sejarah Gereja Katolik, pemilihan Paus paling lama berlangsung di Viterbo, Italia, tahun 1268. Pemilihan yang berakhir dengan terpilihnya Paus Gregorius X berlangsung selama dua tahun.
*
Dalam sejarah modern, konklaf terlama terjadi tahun 1740 saat Paus Benediktus XIV terpilih. Konklaf berlangsung 181 hari, dari 18 Februari hingga 17 Agustus. Sebanyak 51 kardinal mengambil bagian dalam pemungutan suara putaran terakhir, setelah empat kardinal lainnya meninggal dunia saat konklaf berlangsung.
*
Tahun 1758, konklaf yang memilih Klemens XIII sebagai Paus, berlangsung dari 15 Mei hingga 6 Juli, 53 hari. Konklaf diikuti 45 Kardinal Pemilih, tetapi satu kardinal absen di akhir pemilihan, meninggalkan konklaf karena sakit.
*
Tahun 1769, Paus Klemens XIV terpilih setelah konklaf berlangsung selama 94 hari, dari 15 Feb-
38
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos
*
Konklaf yang memilih Paus Pius VII berlangsung di Valencia, Spanyol, karena Roma diduduki pasukan yang dipimpin Napoleon. Konklaf berlangsung dari 1 Desember 1799 hingga 14 Maret 1800. Itulah konklaf terakhir yang berlangsung di luar Roma, dan jumlah Kardinal Pemilih saat itu 34 orang.
*
Tahun 1823, Paus Leo XII terpilih setelah konklaf berlangsung selama 27 hari, dari tanggal 2 September hingga 28 September 1823. Konklaf diikuti 49 Kardinal Pemilih.
ruari hingga 19 Mei 1769. Konklaf diikuti 46 Kardinal Pemilih. *
Tahun 1774, konklaf yang memilih Paus Pius VI berlangsung selama 133 hari, dari 5 Oktober1774 sampai 15 Februari 1775. Konklaf diikuti 46 Kardinal Pemilih, tetapi dua dari mereka meninggal dunia saat proses pemilihan masih berlangsung.
39
email: [email protected]
small & inspiring
*
Tahun 1829, konklaf yang memilih Paus Pius VIII berlangsung 36 hari, dari 24 Februari hingga 31 Maret 1829. Jumlah Kardinal Pemilih sebanyak 50 orang.
*
Pada konklaf tahun 1831, kardinal yang bukan uskup terpilih jadi Paus Gregorius XVI. Konklaf berlangsung 51 hari, dari tanggal 14 Desember 1830 hingga 2 Februari 1831, diikuti 45 Kardinal Pemilih.
*
Konklaf yang berlangsung tahun 1846, saat Paus Pius IX terpilih, berlangsung 3 hari, dari tanggal 14 hingga 16 Juni 1846.
*
*
Ketika Paus Leo XIII terpilih tahun 1878, konklaf juga berlangsung 3 hari, dari tanggal 18 hingga 20 Februari 1878. Sebanyak 61 Kardinal Pemilih mengambil bagian dalam konklaf. Fakta menarik lainnya, ini konklaf pertama yang diikuti kardinal dari Amerika. Kardinal yang dimaksud adalah Kardinal John McCloskey, uskup agung New York, menjadi kardinal non –Eropa pertama yang mengambil bagian dalam pemilihan Paus. Tapi, karena ia datang terlambat, maka haknya dialihkan kepada Kardinal James Gibbons, uskup agung Baltimore, Maryland, pada konklaf berikutnya. Pada tahun 1903 Paus Pius X terpilih dalam konklaf yang diikuti oleh 64 Kardinal Pemilih. Konklaf berlangsung 5 hari, dari 31 Juli hingga 4 Agustus.
40
*
Tahun 1914, konklaf yang memilih Paus Benediktus XV berlangsung 4 hari, dari tanggal 31 Agustus hingga 3 September. Diikuti 57 Kardinal Pemilih dalam 10 putaran pemilihan suara. Tiga Kardinal Pemilih asal Amerika Latin dilarang masuk Kapel Sistina, karena tiba terlambat. Hanya satu kardinal Amerika Latin yang bisa mengikuti konklaf, yakni Kardinal Joaquim Arcoverde de Albuquerque Cavalcanti, uskup agung Sao Sebastiao do Rio de Janeiro, Brasil. Itulah kali pertama kardinal asal Amerika Latin mengambil bagian dalam konklaf.
*
Tahun 1922, pada konklaf yang memilih Paus Pius XI, jumlah Kardinal Pemilih sebanyak 53 orang. Pemilihan berlangsung lima hari, dari tanggal 2 hingga 6 Februari 1922. Lagi-lagi dua kardinal asal Amerika dan satu kardinal dari Kanada gagal mengikuti konklaf karena datang terlambat. Setelah terpilih, Paus Pius XI menetapkan konklaf berlangsung 15 hari setelah Sede Vacante, untuk memberi waktu yang cukup bagi para kardinal datang ke Roma.
*
Pada konklaf tahun 1939 yang memilih Paus Pius XII, Patriarch dari ritus Timur mengambil bagian dalam pemilihan Paus untuk pertama kalinya. Konklaf berlangsung 2 hari, tanggal 1 dan 2 Maret 1939. Konklaf diikuti 62 Kardinal Pemilih dan pemungutan suara berlangsung dalam tiga putaran.
*
Dalam konklaf tahun 1958 saat Paus Yohannes XXIII terpilih, kardinal dari
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Primus Internos China, India, dan Afrika mengambil bagian untuk pertama kalinya. Konklaf berlangsung 4 hari, dari tanggal 25 hingga 28 Oktober. Jumlah Kardinal Pemilih sebanyak 51 orang, dan pemungutan suara berlangsung dalam 11 putaran. *
Tahun 1963, konklaf berlangsung 3 hari, dari tanggal 19 hingga 21 Juni. Konklaf diikuti 80 Kardinal Pemilih, dan pemungutan suara berlangsung 11 putaran.
*
Tahun 1970, Paus Paulus VI menetapkan, kardinal yang berusia lebih dari 80 tahun di hari seorang Paus wafat, tidak boleh ikut konklaf. Ketentuan itu mulai berlaku dalam konklaf tahun 1978. Konklaf yang berhasil memilih Paus Yohannes Paulus I itu berlangsung 2 hari, dari tanggal 25 hingga 26 Agustus 1978. Diikuti 111 Kardinal Pemilih, pemungutan suara berlangsung dalam empat putaran.
*
Tahun 1978, dalam konklaf yang memilih Paus Yohannes Paulus II – menggantikan Paus Yohannes Paulus I yang meninggal dunia setelah menduduki Takhta Suci cuma 33 hari – proses pemilihan berlangsung 3 hari, tanggal 14 hingga 16 Oktober. Konklaf diikuti 111 Kardinal Pemilih dan pemungutan suara berlangsung dalam 8 putaran.
*
Tahun 2005, ketika Paus Benediktus XVI terpilih dalam pemungutan suara empat putaran, konklaf berlangsung 2 hari, dari tanggal 18 dan 19 April 2015.
41
Hanya satu kardinal Amerika Latin yang bisa mengikuti konklaf, yakni Kardinal Joaquim Arcoverde de Albuquerque Cavalcanti, uskup agung Sao Sebastiao do Rio de Janeiro, Brasil. Itulah kali pertama kardinal asal Amerika Latin mengambil bagian dalam konklaf
Jumlah Kardinal Pemilih mencapai rekor tertinggi, 115 orang. *
Konklaf tahun 2013 yang berlangsung sejak 12 Maret 2013 merupakan konklaf pertama sejak tahun 1829 yang berlangsung dalam masa Pra-Paskah. Konklaf diikuti 115 Kardinal Pemilih. Seharusnya, jumlah Kardinal Pemilih 117 orang. Tapi, kardinal dari Indonesia, Kardinal Julius Darmaatmadja, berhalangan karena kondisi kesehatan sangat menurun. Sedangkan, kardinal asal Skotlandia, Keith O’Brien absen karena diduga terlibat skandal pelecehan seksual. (jb kleden/Reuters)
email: [email protected]
small & inspiring
Semana Santa,
Ritus Tua di Era Modern
42
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Tradisi & Religiositas Kisah Sejarah
SUDAH dari dulu ritus keagamaan semana santa digelar di Larantuka, Flores Timur. Tradisi tua itu tidak dapat dipisahkan dari keberadaan patung atau arca Bunda Maria. Orang Larantuka menyebutnya Tuan Ma. Tetapi dari mana patung itu? Seperti apa tanggapan dan perlakuan warga Larantuka ketika patung itu ditemukan?
Patung Bunda Maria, Bunda Berdukacita yang menyertai patung Tuan Ana (Tuhan Yesus) dalam arak-arakan setiap Jumat Agung
M
enurut tradisi lisan – orang Larantuka menyebutnya tutu marin -- yang dipegang, patung Tuan Ma itu terdampar di pantai di Kota Larantuka dan ditemukan seorang anak kecil. Patung itu kemudian dibawa dan ditempatkan di korke (rumah adat). Tetapi dari mana dan kapan persisnya patung Tuan Ma terdampar di Larantuka? Tak ada sumber pasti kapan patung itu terdampar, terdampar di mana dan siapa orang pertama yang melihatnya. Menurut tradisi lisan yang diwariskan turun temurun, konon ada sebuah patung terdampar di pantai di Larantuka. Ada versi yang mengatakan patung itu terdampar di Pantekebi. Yang lain lagi di Lokea. Bahkan ada yang mengatakan di Konga. Konga berjarak sekitar 40 km barat Larantuka, sedangkan Pantekebi dan Lokea terdapat di pusat Kota Larantuka. Mana yang benar? Entahlah!
Tetapi yang pasti, ada kebenaran sejarah berdasarkan fakta. Fakta bahwa ada patung terdampar. Fakta bahwa ada orang menemukannya. Juga fakta bahwa ada orang penting yang menyuruh menempatkan patung itu di dalam korke, tempat pujaan masyarakat. Saat itu, agama Katolik belum dianut warga Larantuka. Patung itu kemudian disembah seperti dewa. Menurut tradisi lisan, ketika itu datang seorang imam Portugis yang ingin memperkenalkan ajaran Katolik. Niatnya ditantang warga, karena warga telah memiliki kepercayaan asli. Agama asing itu tidak perlu lagi diperkenalkan. Imam Portugis itu kemudian dibawa ke korke. Betapa tercengangnya imam itu ketika melihat bahwa ternyata yang dipuja warga setempat adalah patung Bunda Maria. Sontak saja imam itu lantas menjelaskan siapa
43
email: [email protected]
small & inspiring
sebenarnya yang dilambangkan dengan patung itu. Para penguasa saat itu dan warga kemudian sepakat menerima imam itu beserta ajaran yang dibawanya. Doktor Jan Riberu, tokoh awam Katolik nasional melakukan studi sejarah dengan melacak sumber hingga ke Belanda dan Portugal tentang awal mula patung Tuan Ma itu ada di Larantuka. Menurut Jan Riberu, tidak ada bukti pasti, tetapi ada indikasi kuat. Dari sumber-sumber Portugal dan Belanda dijelaskan bahwa ada musibah yang melanda armada (kapal) yang berlayar menuju Banda pada abad ke-16. Dikatakan bahwa kapal itu tiba di Banda sesudah mengalami musibah di pulau yang oleh sumber Portugal disebut Pulau Pinha (dibaca pinya), dan oleh sumber Belanda disebut Schildpadeilanden (Kepulauan Penyu). Apakah Pulau Pinha atau Pulau Penyu dapat dikaitkan dengan Lewokea, satu bagian dari Larantuka? Lewokea berarti pulau penyu. Kalau begitu ada kemungkinan patung yang terdampar itu berasal dari kapal ini. Bahwa ada patung-patung dalam kapal Portugal dan Spanyol tempo dulu tidak perlu diragukan, karena orang-orang Katolik Eropa selatan ini mempunyai devosi besar terhadap patung-patung, terutama patung Yesus dan Maria. Menurut Jan Riberu, bukan mustahil patung Maria yang terdampar itu berasal dari kapal ini. Akan tetapi, menurut catatan yang ada, kapal ini kandas akhir tahun 1511 atau awal 1512. Menurut catatan Magelhaens de Godinho, antara 1500 dan 1635 ada 912 kapal Portugal yang menuju ke kawasan timur. Dari jumlah itu, hanya 470 kapal kembali dengan selamat ke Portugal. Yang lain mengalami musibah. Bagaimana pun indikasi kuat menunjukkan bahwa ada kapal-kapal yang kandas. Sangat boleh jadi dari kapal-kapal inilah patung Maria itu berasal.
44
Semana Santa Kota Larantuka sepekan sebelum Pesta Paskah adalah Larantuka yang penuh pesona, penuh daya tarik dengan nuansa kerohanian yang sangat khas Katolik. Banyak peziarah bergegas ke Larantuka menimba kekuatan rohani. Tetapi dari tradisinya, pesona Larantuka saat Paskah telah bermula pada Hari Rabu Abu, hari pertama ketika umat Katolik sejagat memasuki masa puasa, menyongsong Pesta Kebangkitan Yesus Kristus. Dalam tradisi Larantuka, serangkaian ritual rohani, upacara keagamaan pada masa ini disebut semana santa (semana = seminggu/sepekan, santa = kudus). Tradisi ini adalah tradisi warisan Portugis ketika mulai menjejak kaki di Larantuka abad ke-16. Meskipun dari kasat mata, gema gaung semana sancta jauh lebih nyata, lebih kuat pada sepekan ini, atau yang dalam tradisi Gereja Katolik disebut pekan suci. Dalam masa semana santa ini umat Katolik di Larantuka hanyut dalam doa dan nyanyian mempersiapkan diri menyambut Pesta Paskah. Sejak Rabu Abu, umat Katolik Larantuka memenuhi dua kapela, yakni Kapela Tuan Ma di Pantekebi, Kelurahan Larantuka dan Kapela Tuan Ana di Kelurahan Lohayong. Yang unik ialah bahwa tata cara dan para petugas yang
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Tradisi & Religiositas
Patung Mater Dolorosa yang dibangun di depan Kapela Tuan Ma.
mengatur doa-doa di dua kapela ini tetap dipertahankan sejak awal. Petugas-petugas itu berasal dari dan ditentukan secara paten sejak awal dari suku-suku di Larantuka. Selama enam minggu, yakni sejak minggu pertama memasuki masa pra Paskah, sukusuku ini bertugas. Minggu pertama, yakni pembukaan oleh umat dari Kampung Larantuka. Suku yang bertugas yakni hari Jumat, Suku Kabelen dan hari Sabtu, Suku Kabu-Laveri. Minggu kedua, dikoordinir oleh keluarga Raja Larantuka keturunan Diaz Viera de Godinho, dengan pembagian hari Jumat, Raja Diaz Viera de Godinho dan hari Sabtu Suku Diaz Aliandu. Minggu ketiga, Kampung Lewonama (Lohayong) dengan pembagian, hari Jumat, Suku Ama Kelen-Keluarga Blanterang de Rosari, dan hari Sabtu, Suku Amamaran. Minggu keempat, Suku Sau dan Mestri di Kampung Pohon Sirih, yakni hari
45
Jumat Suku Sau Diaz Pohon Asam (Pohon Sirih). Minggu kelima, Kampung Balela, yakni hari Jumat, Suku Ama Kelen dan Sabtu, Suku Ama Hurint (Lamuri). Minggu keenam, Kampung Pantai Besar, yakni Jumat, Suku Mulawato dan Sabtu, Suku Lawerang. Pembagian peran dan tanggung jawab ini sudah bermula dari awal, tidak berubah hingga sekarang. Suku-suku semana santa ini diketahui oleh Raja Larantuka sampai saat ini. Mengapa orang Katolik Larantuka masih tetap mewarisi ritual kegamaan yang ditinggalkan bangsa Portugis itu secara lengkap? Sejarah tradisi ini menjadi jawabannya. Ketika Portugis datang untuk berdagang rempah-rempah, termasuk cendana dari Pulau Solor dan Timor, pada abad ke-16 mereka berpusat di Lohayong, Solor Timur dan membangun benteng. Tak dinyana, pada tahun 1613 benteng pertahanan yang dibangun Portugis di Lohayong itu diserang oleh Belanda sehingga Portugis Pindah ke Larantuka. Setelah situasi aman Portugis kembali lagi ke Lohayong. Tahun 1645 Benteng Lohayong kembali diserang Belanda. Dalam serangan ini, Belanda merebut benteng itu dan dan mendudukinya.
email: [email protected]
small & inspiring
Kapela Tuan Ana di Kelurahan Larantuka.
tradisi, pada hari ini Yesus dibelenggu. Doa semana santa dihantar oleh mama muji (ibu-ibu penyanyi dalam bahasa Latin atau Portugis).
Nah, Portugis kemudian pindah dan menetap di Larantuka sebagai wilayah yang aman. Ketika berada di Larantuka itulah, imam-imam Portugis datang kepada Raja Larantuka, Olla Adobala dan mempermandikan raja beserta keluarganya menurut iman Katolik. Mulai saat itu juga muncul semboyan di Larantuka, raja adalah penguasa wilayah, penguasa pemerintahan, adat dan agama. Sejak waktu itu dalam Kerajaan Larantuka raja bertindak sebagai penguasa adat, penguasa pemerintahan dan pemimpin agama. Dan khusus untuk perayaan semana santa dibentuklah suku-suku dengan tugas dan tanggung jawab seperti di atas. Rabu Trewa Rangkaian semana santa dimulai sejak Hari Rabu Abu. Menurut tradisinya semana santa berakhir pada Hari Rabu Trewa, satu hari sebelum Kamis Putih dalam tradisi Gereja Katolik. Rabu trewa memang unik dan hanya ada di Larantuka dan sekitarnya. Disebut trewa karena berdasarkan sejarah dan
46
Pada pagi ini diadakan doa di Kapela Maria dengan upacara yang diatur secara baku oleh suku-suku yang telah mentradisi. Sedangkan pada sore hari ini diadakan lamentasi (ratapan Nabi Yeremia) di Gereja Katedral Reinha Rosari, Larantuka. Lamentasi dilakukan menurut ritus gereja Katolik. Sampai dengan akhir tahun 1970an pada saat lamentasi Rabu trewa, umat menimbulkan kegaduhan dengan membunyikan tong-tong besi, dinding rumah sambil berteriak “trewa-trewa-trewa” sebagai simbol mengusir roh-roh jahat. Bahkan perahu-perahu di tepi pantai atau di laut pun dilempari dengan batu. Kini aksi membunyikan tong-tong guna menimbulkan kegaduhan pada Rabu trewa tidak lagi dilakukan. Yang ada hanya lamentasi. Pada hari ini Kota Larantuka menjadi kota berkabung. Konsentrasi umat tertuju pada kesucian batin dan kebersihan hidupnya. Jalan-jalan umum di Kota Larantuka yang terkena rute prosesi Jumat Agung
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Tradisi & Religiositas mulai ditata dengan mempersiapkan bahan untuk tikam turo (tikam=menikam; turo = lilin). Selanjutnya pada Kamis Putih, pada siang hari Kota Larantuka terasa hening. Sementara di jalan rute prosesi Jumat Agung mulai dipasang tiang-tiang untuk pengikatan lilin di kiri dan kanan jalan yang telah disiapkan pada Rabu trewa oleh petugasnya, yakni para mardomu (mayor domos) sesuai promesa-nya (nazar). Lilin-lilin ini hanya dipasang/diikat para mardomu yang bernazar. Pada hari Kamis Putih siang juga dilakukan upacara ‘muda Tuan’, yakni upacara pembukaan peti Mater Dolorosa (Bunda Berdukacita) yang selama satu tahun ditutup oleh petugas konfreria yang telah diangkat melalui sumpah. Pada saat itu pula arca Mater Dolorosa dibersihkan dan dimandikan lalu dihiasi. Setelah itu kesempatan diberikan kepada umat untuk menyembah/bersujud dengan menyampaikan promesa (nasar/intensi-intensi khusus) berupa mohon berkat dan rahmat Tuhan. Umat yakin, Bunda Maria akan membawa doa dan permohonannya kepada Tuhan Yesus (Per Mariam ad Yesum). Sedangkan pintu Kapela Tuan Ma dan Tuan Ana baru dibuka pada Kamis sore oleh Raja Keturunan Diaz Viera
de Godinho. Seperti tradisi Gereja Katolik sejagat, pada Kamis Putih malam, di Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka diadakan perayaan ekaristi pembasuhan kaki 12 rasul yang dilanjutkan dengan adorasi (penyembahan) umum, doa bergilir di depan sakramen Maha Kudus, mencium Tuan Ma di Kapela Tuan Ma, dan mencium Tuan Ana di Kapela Tuan Ana. Yang unik, pada tahap ini disiapkan secara sukarela empat orang untuk melakukan promesa lakademu. Tugas lakademu adalah berjalan kaki memeriksa rute perjalanan dari Gereja Reinha
Para peziarah di tengah laut. Menantang ombak menghantar Tuan Meninu ke Pante Kuce
Rosari sampai ke Kapela Tuan Ana selama prosesi Jumat Agung malam. Para lakademu ini memeriksa rute perjalanan dan mengecek kesiapan armida-armida (tempat perhentian). Aksi jalan-jalan melakukan ‘inspeksi’ ini disebut jalan kure. Para lakademu berjalan bergandengan tangan sepanjang rute prosesi dan berhenti di tiap armida memeriksa keamanan jalan dan keadaan sekitar delapan armida yang akan disinggahi arca Tuan Ana dan Tuan Ma. Setelah segala persiapan beres, umat bersiap-siap mengikuti perarakan melalui laut menghantar Tuan Meninu dari Sarotari ke Pantekuce. Perarakan laut ini
47
email: [email protected]
small & inspiring
diikuti ratusan perahu motor dan sampan. Arca Tuan Meninu dipangku oleh petugas yang menumpang perahu dayung yang dilengkapi atap. Prosesi laut ini mulai sekitar pukul 14.00 wita. Selepas mengarak Tuan Meninu, umat bersiap-siap mengikuti prosesi Jumat Agung pada malam hari. Di seluruh dunia hanya prosesi Jumat Agung di Larantuka yang melibatkan umat atau massa begitu banyak. Prosesi Jumat Agung merupakan perarakan mengantar jenazah Yesus Kristus setelah disalibkan. Sebetulnya yang inti adalah Yesus yang tersalib dan wafat. Sedangkan Bunda Maria adalah ibu yang bersedih, bunda yang berduka (mater dolorosa), karena kehilangan puteranya. Puluhan ribu umat dari berbagai wilayah di Tanah Air, bahkan dari luar negeri, berjalan dengan lilin menyala di tangan mengelilingi Kota Larantuka menyinggahi 8 armida/perhentian (lambang 8 suku yang berfungsi). Armida pertama adalah armidanya suku Mulawato (Pantai Besar) di Kelurahan Lohayong dan Pohon Sirih. Armida kedua di Pohon Sirih dan Balela, milik umat dari Kota (Kelurahan Sarotari) yang berpelindung Tuan Meninu (Tuan Bayi Anak). Armida ketiga di Kapela St. Philipus Balela, dengan penanggung jawab umat Balela di bawah koordinasi Suku Amakelen n dan Ama Hurint Balela. Armida keempat di Larantuka dengan pelindung Tuan Trewa (Tuan Terbelenggu) dengan penang-gung jawab umat Larantuka di bawah koordinasi Suku Kapi-n tan Jentera. Armida kelima di depan Kapela Tuan Ma dengan h penanggung jawab umat Pantekebi dan Batumea di bawah rkoordinasi Suku Riberu da Gomes/Fernandez da Gomes. Arn mida keenam di Kapela Benteng Daud/Pohon Sirih dengan pelindung St. Antonius dari Padua. Penanggung jawabnyaa n umat Pohon Sirih di bawah koordinasi Suku Sau/Diaz Pohon Sirih. Armida ketujuh di Pantekuce di depan istana Raja La-rantuka dengan penanggung jawab dan koordinasi keluargaa Raja Diaz Viera de Godinho. Dan, Armida kedelapan di Kapelaa Tuan Ana dengan penanggung jawab umat Lohayong dan Lokea dengan koordinasi Suku Amakelen Lewonama.
Ketika berada di Larantuka itulah, imamimam Portugis datang kepada Raja Larantuka, Olla Adobala dan mempermandikan raja beserta keluarganya menurut iman Katolik. Mulai saat itu juga muncul semboyan di Larantuka, raja adalah penguasa wilayah, penguasa g p pemerintahan, adat dan agama. ag gaam ma. a.
Dari armida ke-8 ini, prosesi bergerak kembali menuju Gereja
48
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Tradisi & Religiositas
Padaa har hari a i ini Kota Larantuka men menjadi kota berkabung. Konsentrasi umat tertuju pada kesucian batin dan kebersihan hidupnya. Jalan-jalan umum di Kota Larantuka yang terkena rute prosesi Jumat Agung mulai ditata dengan mempersiapkan bahan untuk tikam turo
Katedral sebagai akhir dan pusat dari prosesi Jumat Agung. Di armida ini juga Yesus diturunkan dari Salib dan diletakkan pada pangkuan Bunda Maria. Di sini akhir dari sengsara Yesus, dimana seluruh umat dihantar Yesus masuk ke dalam Gereja Reinha Rosari Larantuka. Dan di sana adalah kemenangan Yesus, sehingga semua umat yang ikut prosesi itu harus masuk ke dalam gereja untuk menikmati kemenangan Yesus. Umat yang punya niat atau nasar khusus mesti mengikuti seluruh prosesi hingga masuk kembali di dalam Gereja Katedral. Setiap tahun jumlah peziarah mengikuti prosesi Jumat Agung di Larantuka semakin banyak. Mereka datang dari berbagai daerah di tanah air. Dari luar negeri juga selalu ada. Pemerintah setempat berusaha mengemas ritual keagamaan ini menjadi wisata rohani. (tony kleden/berbagai sumber)
49
email: [email protected]
small & inspiring
M
EMISAHKAN Bunda Maria dari orang Larantuka dan atau Kota Larantuka itu mustahil. Sejak arca Tuan Ma terdampar dan ditemukan di pantai Larantuka, Bunda Maria sudah menjadi bagian dari Larantuka. Saking dekatnya dengan Bunda Maria, Kerajaan dan Kota Larantuka dipersembahkan secara khusus kepada Bunda Maria dan Bunda Maria diangkat menjadi Ratu Larantuka dengan julukan Reinha Rosari Larantuka.
Believe it or not?
Dalam Naungan Sang Bunda Kapela Tuan Ma, tempat Patung Bunda Maria ditahtakan
Persembahan Kerajaan Larantuka kepada Bunda Maria terjadi pada tanggal 8 September 1887. Ketika itu Raja Larantuka, Don Lorenzo DVG II, menyerahkan tongkat Kerajaan Larantuka kepada Bunda Maria. Diceritakan bahwa upacara penyerahan itu begitu monumental dan emosional. Upacara diawali dengan doa dan nyanyian. Bendera keloba (gurita), bendera Kerajaan Larantuka diturunkan. Pastor kemudian memberkati patung Reinha Rosari, juga tongkat kerajaan dan bendera konfreria. Usai pemberkatan, bendera Reinha Rosari Larantuka dinaikkan dan semua umat yang hadir menyanyikan Laudate Omnes Gentes. Raja kemudian menun-
50
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Tradisi & Religiositas duk dan meletakkan tongkat kerajaan di kaki Patung Reinha Rosari Larantuka. Umat menyanyikan ayat pertama lagu Laudate Omnes Gentes: Orang Tanah lain kendati// Suka puji rajanya//Suka puji kebesarannya// harta dan pusakanya. Kemudian diikuti refrein: Larantuka, Larantuka, punya Reinha Maria//Larantuka, Larantuka, punya Reinha Maria. Saduran bebas lagu ini kira-kira begini : biar warga di tempat lain//sujud sembah rajanya//memuja-muji kebesaran/harta dan warisannya///Refrein : Larantuka, Larantuka, punya Raja Maria//Larantuka, Larantuka, punya Raja Maria/// Sampai sekarang lagu itu terus dinyanyikan. Kedekatan dengan Bunda Maria itu dibuktikan lagi 71 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 8 September 1958, ketika Uskup Larantuka, (Alm) Mgr. Gabriel Manek, SVD, juga menyerahkan Keuskupan Larantuka kepada Bunda Maria. Mengapa Keuskupan Larantuka juga mesti diserahkan kepada Bunda Maria? Teks penyerahan yang diucapkan Mgr. Manek ini menjelaskan alasannya: “Terdorong oleh kasih besar kepadamu dan teringat akan perambatan kerajaan PutraMu serta nasib anak-anakmu di dalam wilayah ini, maka pada hari ini, kami meletakkan seluruh vikariat ini dengan segala kepentingannya ke dalam tanganmu. Bersama-sama kami mempercayakan dan menyerahkan diri kepada hatimu yang tak bernoda.” Lantas apa bukti cinta perlindungan Bunda Maria kepada Larantuka? Orang Larantuka menyebut beberapa mukjizat perlindungan Bunda Maria dalam titian sejarah perjalanan Kota Larantuka. Pertama, ketika Jepang hendak mengebom Larantuka, pilot
51
pesawat terbang Jepang yang melintas di atas Kota Larantuka tidak melihat apa pun yang ada di bawahnya kecuali laut. Pilot bingung dan mengarahkan pesawat ke Lembata. Lembata pun jadi sasaran bom Jepang. Kedua, pada peristiwa banjir bandang, 27 Februari 1979, banyak yang menyaksikan keajaiban yang dipercaya sebagai mukjizat dari Bunda Maria. Ada bocah yang tidur tenang di atas kasur yang hanyut dan mengapung di laut hingga terdampar di Wailebe, kawasan pantai di Pulau Adonara yang berhadapan langsung dengan Kota Larantuka. Bocah yang sekarang masih hidup itu kemudian mengisahkan ada ibu yang bersamanya ketika dia terbaring di atas kasur di tengah laut. Siapakah gerangan ibu itu? Yang jelas bukan manusia biasa. Masih pada peristiwa banjir bandang itu, Kapela Tuan Ma di Lohayong tetap berdiri kokoh, sementara rumah-rumah di sebelah kiri kanan dan belakangnya rata disapu banjir. Sebelah kiri kapela bahkan menjadi jalur banjir hingga mesti dibangun jembatan. Konon, pada malam kejadian itu ada dua orang Sabu yang menjual periuk tanah berlindung di teras kapela ini dan menyaksikan rumah-rumah dan para korban manusia hanyut tersapu banjir menuju laut. Dua hari setelah banjir, pintu kapela dibuka. Dan, lantai kapela itu kering, seolah tak ada hujan, apalagi banjir. Apakah ini peristiwa alam biasa? Atau karena kekuatan lain? Nalar manusia terlalu kecil untuk mengurai misteri ilahi. (tony kleden)
email: [email protected]
Inspiring small & inspiring
“Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu, Ia menyambut Aku. Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke tengah laut.” (Mt. 18: 5-6)” Pilihan teks & foto: jb kleden
52
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Sekenanya Saja
Epilog pemilihan Paus Fransiskus Oleh JB Kleden
S
AYA kira untaian kalimat di atas paling pas untuk epilog drama pemilihan Paus Fransiskus I menduduki Tahta Petrus yang ke-266 menggantikan Paus Benediktus XIV. ARGENTINA memang pantas bersuka. Tangan Tuhan kembali bermain untuk Argentina. “It could have been presented as a major national triumph: the election of Our Pope, the Argentine who made it abroad, the final confirmation that, yes, God is Argentine. This week, Habemus papam — we have a pope — became an Argentine idiom,” tulis Martín Caparrós jurnalis Argentina dan penulis novel “The Vanishing of the Mona Lisa”, di harian New York Times sehari setelah Paus Fransiskus terpilih. This week, Habemus papam — we have a pope — became an Argentine idiom. Caparrós tak berlebihan. Setelah asap putih mengepul di cerobong kapel Sistina dan Kardinal Kardinal Diakon, Jean Louis Kardinal Tauran dan menyampaikan: “Annuntio vobis gaudium magnum; Habemus Papam:
53
Argentina bersuka, Italia bergembira, Dan Orang miskin yang menang!
Eminentissimum ac Reverendissimum Dominum, Dominum Georgium Mariam Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem Bergoglio qui sibi nomen imposuit Franciscum- Rabu, 13 Maret 2013, jam 19.06 waktu Roma cerita apapun tentang Papa Argentino itu mendominasi halaman utama koran, majalah dan situs berita dunia. “Los argentinos dominamos el mundo - Argentina mendominasi dunia”, begitu “kicauan” para pengguna Tweetter di Argentina. Wartawan BBC, Marcia Carmo, di ibukota Argentina, Buenos Aires, mengatakan seluruh Amerika Latin dengan jumlah umat Katolik 40 persen dari 1,2 miliar jiwa di seluruh dunia menyambut dengan gembira dan merasa terkejut. “Ini adalah hadiah terbesar untuk semua Amerika Latin. Kami telah menunggu selama 20 abad,” kata Jose Antonio Cruz, seorang biarawan Fransiskan di Puerto Rico ibukota San Juan, dikutip oleh Associated Press. “Semua orang dari Kanada hingga Patagonia akan merasa diberkati,” kata imam itu. Tak pernah ada seorangpun
email: [email protected]
small & inspiring
di dunia ini, yang pernah menjadi pemimpin lebih dari 1 milyard orang, kecuali Paus gereja Katolik. Argentina memang pantas bangga dan bergembira, memiliki “El Papa Argentino”. Susana Giménez, presenter televisi Argentina juga tak mampu menyembunyikan kegembiraannya dan ia pun nge-”tweet” : “ Viva el Papa, viva la Argentina! Dios está con nosotros- Hidup Paus, hidup Argentina! Tuhan beserta kita”. APAKAH orang Itali kecewa ketika “jago Itali” kalah lagi dalam pemilihan Paus kali ini? Jawabnya pasti ya! Sudah 35 tahun, tidak ada Paus dari Italia. Sudah dalam 3 kali conclave, jago-jago Itali yang selalu difavoritkan, kalah dari Polandia, Jerman dan terakhir dari Argentina.
Ini adalah hadiah terbesar untuk semua Amerika Latin. Kami
Kerinduan Itali ingin memiliki Paus Italia lagi, sangat dimengerti. Itali adalah negara yang paling Katolik di seluruh dunia. Kekatolikan sudah menjadi darah dan daging tradisinya, sejarahnya, budayanya, seninya, hidupnya. Sebelum ada negara Itali, kekatolikan itu sudah lahir di sana; bahkan sudah mengakar sangat tua.
telah menunggu selama 20 abad. Semua orang dari Kanada hingga Patagonia akan merasa diberkati
Apakah kegagalan Kardinal Scola cs akan diratapi Itali berkepanjangan? Jawabnya pasti tidak! Orang Katolik di kota Roma rela kehujanan dan menunggu berjam-jam di lapangan Santo Petrus, karena dari negara manapun seorang Paus terpilih, ia adalah Uskup Roma. Jadi ia pasti menjadi warga Roma, milik orang Italia juga.
Jose Antonio Cruz
Lagi pula Bergoglio memang lahir di Argentina, tetapi ayah dan ibunya imigran Italia. Separuh penduduk Argentina adalah keturunan Italia. Mereka datang ke Argentina dalam 2 gelombang besar. Pertama sekitar tahun 1880-1900, kedua sekitar tahun 1914-1930, ketika dunia dilanda krisis “great depression”. Pada umumnya orang-orang Italia yang berimigrasi ke Argentina berasal dari Udine, Ancona, Piemonte (seperti
54
Buletin Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama NTT
Sekenanya Saja keluarga Paus Fransiskus), Lombardia, Friuli dan Veneto. Karena itu jika ada yang bertanya “Un Papa Argentino? Orang Italia akan menjawab dengan enteng. “Si, ma anche un Papa quasi Italiano - Ya, memang, tetapi juga Paus setengah Italia. Kardinal Bergoglio adalah “uno di noi”, salah seorang di antara kita. “ora, è fatto.... ! Mamma, quest’oggi, Il Papa è uno di noi – figlio dell’Italia, ma un nato del pellegrinaggio a quest’America Sekarang semuanya terjadi! Bunda… hari ini, Paus itu ternyata seorang di antara kita – anak negeri kita Italia, yang lahir dalam peziarahan di Amerika,” tulis Rocco Palmo, seorang warga Argentina keturunan Italia, di blog-nya. Terpilihnya Kardinal Bergoglio menjadi Paus memang membuat Italia kecewa tetapi tetap bergembira karena Uskup Roma itu mempersatukan Argentina dan Italia juga. SATU hal yang ramai dibicarakan di antara para vaticanisti adalah bagaimana mungkin Kardinal Bergoglio bisa terpilih mengalahkan Kardinal Scola, yang unggul pada putaran pertama, kalah telak pada 4 putaran dan “memecahkan rekor dunia” conclave sepanjang masa, mendapatkan dukungan lebih dari 100 suara dari Kardinal pemilih? Mengapa para Kardinal Itali yang menjadi mayoritas conclave, akhirnya mendukung Bergoglio? Jawaban yang baik tentu saja karena Roh Kudus sudah menghendaki dan mengatur demikian. Tetapi bagi para Vatikanisti, tentu saja jawaban seperti itu tidak mencukupi. Secara obyektif, para pemilih melihat dan merasakan bahwa dalam diri Bergoglio ada kapasitas dan kapabilitas menjadi Paus. Ia
55
memiliki kualitas gembala jempolan: Suci, sederhana, tegas. Track record-nya juga oke. Pada Conclave 2005 yang memenangkan Ratzinger, ia menjadi “runner-up. Ketika dalam sidang umum pra-Conclave, banyak Kardinal memberi masukan sekitar “masalah intern” gereja seperti reformasi Curia, perlunya koordinasi pemerintahan gereja yang lebih baik, penyembuhan luka karena skandal dan sebagainya. Bergoglio merebut hati banyak Kardinal ketika ia mengusulkan gereja hendaknya kembali kepada panggilannya yang sejati yaitu menjadi gereja kaum papa, melayani yang miskin dan tersingkir. Ketika bagi banyak kalangan, Italia identik dengan konservatisme dan kemapanan, Bergoglio mewakili sosok pembaharuan yang tetap dirindukan. Dan saat terpilih memilih baginya nama Fransiskus Asisi, nama yang mewakili doa, harapan dan kerinduan gereja yang menyatu dengan yang miskin dan juga seseorang yang begitu mencintai dan melindungi ciptaan! Habemus papam. Argentina boleh bersuka. Italia boleh berbangga quest’oggi, Il Papa è uno di noi. Tetapi yang sesungguhnya memenangkan conklaf dan menduduki takhta Petrus yang ke-266 adalah orang miskin Fransiskus. “His election underlines the assumption that the center of Catholicism is shifting to the world’s poorer regions of Africa, Asia and Latin America.” tulis Martín Caparrós. (*)
email: [email protected]
Paus Benediktus XVI
DITERBITKAN OLEH BIDANG URUSAN AGAMA KATOLIK KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR