ANNUAL REPORT 20 1 0
DAFTAR ISI TABLE OF CONTENTS 01 » Visi, Misi, Nilai-Nilai dan Kebijakan Mutu Perusahaan Vision, Mission, Values and the Company’s Quality Policies 0 3 » Ikhtisar Keuangan Financial Highlights 0 4 » Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners 0 6 » Profil Dewan Komisaris Profile of the Board of Commissioners 0 7 » Laporan Direksi Report from the Board of Directors 11 » Profil Direksi Profile of the Board of Directors 13 » Profil Perseroan Company Profile 20 » Ikhtisar Mengenai Saham Summary on Shares 21 » Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance 29 » Laporan Komite Audit Audit Committee’s Report 33 » Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Analysis and Review 41 » Struktur Organisasi Organization Structure 43 » Lembar Persetujuan Dewan Komisaris dan Direksi Approval of the Board of Commissioners and the Board of Directors 45 » Laporan Auditor Auditor’s Report
VISI, MISI, NILAI-NILAI DAN KEBIJAKAN MUTU PERUSAHAAN VISION, MISSION, VALUES AND THE COMPANY’S QUALITY POLICIES
Visi Menjadikan PT Jembo Cable Company Tbk. sebagai produsen yang terdepan dalam industri kawat dan kabel : • Reputasi yang sangat baik. • Posisi keuangan yang sehat. • Lingkungan kerja yang sehat. • Pengembangan yang berkesinambungan. Misi Menjadikan seluruh mitra usaha kita sebagai pemenang, antara lain : • Pelanggan, • Karyawan, • Penyalur, agen dan pemasok, • Pemegang saham. Memberi peluang kepada karyawan untuk menjadi unggul sehingga berdampak baik bagi pertumbuhan Perusahaan. • Dengan meletakkan dasar yang baik dan kuat sehingga memungkinkan karyawan untuk meraih target mereka sesuai dengan kemampuannya. Nilai-Nilai • Memberikan nilai tambah dari apapun yang kita kerjakan. • Pelanggan adalah pusat sasaran dari seluruh yang kita kerjakan. • Pengembangan yang berkesinambungan merupakan kunci sukses kita. • Setiap orang, tanpa pengecualian, terlibat, diberdayakan dan kontribusi mereka diakui serta prestasi mereka dihargai. • Kami bertanggung jawab terhadap komunitas di tempat tinggal kita dan masyarakat dunia. • Menjadikan PT Jembo Cable Company Tbk. tempat bekerja yang baik, menyenangkan, aman dan sehat. Kita bekerja sebagai kelompok di dalam lingkungan yang saling mempercayai, menghormati menghargai, jujur dan adil. Kebijakan Mutu • PT Jembo Cable Company Tbk. berusaha untuk menjadi produsen yang terdepan dalam industri kawat dan kabel di Indonesia. • Kami bertekad untuk memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang diinginkan oleh pelanggan. • Setiap orang terlibat, bermotivasi dan berpengetahuan untuk membuat kemajuan yang berkesinambungan dalam rangka menghasilkan prestasi yang luar biasa.
01
Vision PT Jembo Cable Company Tbk. to be the leading manufacturer in Cable & Wire industry • Outstanding reputation. • Healthy financial standing. • Healthy work environment. • Continually improving. Mission To make all of our business partners win, i.e. • Customers, • Employees, • Agents, distributors and suppliers, • Stakeholders. To provide opportunities for our people to excel and hence make the company grow. • By laying a good and strong foundation enabling our people to reach to their potential. Values • Adding value in everything we do. • Customers are the focus of everything we do. • Continual improvement is the key to our success. • Everybody, no exception, is involved and empowered – Each contribution and accomplishment is recognized and rewarded. • We are responsible to the communities in which we live and work and to the world community as well. • Making PT Jembo Cable Company Tbk. a great, fun, safe and health y place to work – We work as a team in an environment of mutual trust, honest, respect, fair and dignity. Quality Policy • PT Jembo Cable Company Tbk. strives to be the leading manufacturer in the cable and wire industry in Indonesia. • We are committed to deliver product meeting customer’s requirements. • Everyone is involved, motivated and knowledgeable to make continuous advance in the framework of presenting an excellence performance.
02
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS
Dalam Miliar Rupiah | In Billion Rupiahs
2010
2009
2008
2007
2006
151,2
151,2
151,2
151,2
151,2
75,6
75,6
75,6
75,6
75,6
Aset Lancar Current Assets Investasi Saham Shares Investment Aset Tetap Fixed Assets Aset lain-lain Other Assets Jumlah Aset Total Assets
469,2 2,7 79,8 10,3 562,0
459,6 1,0 83,2 43,5 587,3
558,9 1,5 90,1 22,9 673,4
363,5 1,6 93,9 11,5 470,5
251,2 1,0 99,7 10,7 362,6
Kewajiban Lancar Current Liability Kewajiban Tidak Lancar Non-Current Liability Ekuitas Equity Jumlah Kewajiban & Ekuitas Total Liability & Equity
438,9 24,4 98,7 562,0
465,8 19,0 102,5 587,3
568,5 17,7 87,2 673,4
359,8 23,4 87,3 470,5
266,3 32,8 63,5 362,6
830,7 784,4 46,3 3,5 (1,0) (6,7)
762,9 694,3 68,6 23,3 15,8 104,7
1131,1 1026,6 104,5 55,4 0,08 0,52
735,6 634,5 101,1 51,1 22,9 152
448,0 401,0 47,0 10,6 0,6 4
Rasio-Rasio Keuangan Financial Ratios
%
%
%
%
%
Laba (Rugi) Bersih / Jumlah Aset Net Profit (Loss) / Total Assets Laba (Rugi) Bersih / Modal Sendiri Net Profit (Loss) / Equity Rasio Lancar Current Ratio Kewajiban / Modal Sendiri Liability / Equity Capital Kewajiban / Jumlah Aset Liability / Total Assets Ekuitas / Jumlah Aset Equity / Total Assets Laba Kotor / Penjualan Bersih Gross Profit / Net Sales Laba (Rugi) Usaha / Penjualan Bersih Operating Profit (Loss) / Net Sales Laba (Rugi) Bersih / Penjualan Bersih Net Profit (Loss) / Net Sales
-
2,7
-
4,9
0,2
-
15,4
-
26,2
0,9
107 469
99 473
154 672,3
101 438,9
94,3 471,0
824
82,5
87
81,4
82,5
17,5
17,5
12,9
18,6
17,5
5,6
9
9,2
13,7
10,5
0,4
3,1
4,9
6,9
2,4
-
2,1
-
3,1
0,12
(Kecuali jumlah Saham yang beredar dan laba bersih per saham) (Except for Shares in circulation and net profit per share)
Permodalan Capital Jumlah Saham yang beredar (dalam juta lembar) Number of Shares in Circulation Modal Saham Share Capital Posisi Keuangan Financial Position
Hasil Usaha Operational Results Penjualan Bersih Net Sales Beban Pokok Penjualan Cost of Good Sold Laba (Rugi) Kotor Gross Profit (Loss) Laba (Rugi) dari Usaha Operating Profit (Loss) Laba (Rugi) Bersih Net Profit (Loss) Laba (Rugi) Bersih per Saham (dalam rupiah penuh) Net Profit (Loss) per Share (in full rupiah)
03
LAPORAN DEWAN KOMISARIS REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS
Para Pemegang Saham yang terhormat, Kiranya tidak berlebihan bila kami panjatkan Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang oleh karena kasih dan anugrahNya, telah menghantarkan PT Jembo Cable Company Tbk. dapat melalui tahun 2010 dengan baik. Dewan Komisaris sangat menghargai kerja keras yang telah dilakukan oleh jajaran Direksi, dalam upaya meningkatkan produktifitas Perseroan serta menjaga konsistensi dalam menjalankan Perseroan, agar searah dengan tekad penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Dewan Komisaris telah meneliti dan mempelajari Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan tahun 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (member firm of BDO International), dengan pendapat ”Wajar Tanpa Pengecualian”, dan memahami, apa yang diperoleh di tahun 2010, dimana hasil penjualan konsolidasi Perseroan mengalami kenaikan sebesar Rp67,8 miliar atau naik 8,9%, dari Rp762,9 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp830,7 miliar pada tahun 2010, namun demikian peningkatan tersebut belum menunjukkan seluruh hasil kinerja Perseroan. Secara akumulatif Perseroan belum dapat memberikan keuntungan, karena anak perusahaan P erseroan pada tahun 2010 mengalami kerugian, sehingga hasil kinerja akhir konsolidasi Perseroan membukukan kerugian sekitar Rp1 miliar. Demi meningkatkan kinerja Perseroan, Dewan Komisaris meminta kepada jajaran Direksi untuk tetap meningkatkan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan Perseroan, serta tetap memperhatikan risiko yang mungkin timbul akibat dari operasional dan sekaligus dengan langkah-langkah sebagai antisipasi penanggulangannya. Kemudian juga agar terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan seluruh perangkat yang terkait dengan penggunaan sistem teknologi informasi agar dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat dalam pengelolaan Perseroan. Sumber daya manusia Perseroan harus dibangun di atas landasan disiplin kerja yang ketat namun dengan kreatifitas yang tinggi. Di atas itu semua maka semangat kerja harus selalu dipelihara dengan motivasi yang kuat. Dan hal yang tidak kalah penting lainnya adalah mempersiap langkah-langkah strategis terutama dalam mengantisipasi dampak dari pasar bebas. Dewan Komisaris juga menyetujui prospek usaha yang disampaikan oleh Direksi, bahwa industri kabel masih tetap memiliki peluang yang besar, karena tidak dapat dipungkiri kebutuhan kabel akan terus bertambah seiring dengan perkembangan dan pembangungan di berbagai belahan dunia. Pembangunan di berbagai daerah yang dilakukan baik oleh Pemerintah maupun swasta akan terus mendorong kebutuhan kabel khususnya untuk dalam negeri. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang melakukan fungsi pengawasan terhadap jalannya Perseroan, agar pengelolaan Perseroan tetap sejalan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku serta memenuhi ketentuan tata kelola perusahaan yang baik. Pada akhirnya, Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih kepada para Pemegang Saham, Pelanggan, mitra kerja dan semua pihak yang telah memberikan dukungan serta kepercayaan bagi kami dalam usaha peningkatan kinerja Perseroan.
Tangerang, April 2011
Drs. IGM. Putera Astaman Presiden Komisaris & Komisaris Independen
04
Dear Shareholders, It would be appropriate if we praise the Lord Almighty for all his love and grace bestowed upon PT Jembo Cable Company Tbk. to be able to pass 2010 safely. The Board of Commissioners appreciate the hard work conducted by the Board of Directors, in their efforts to improve the Company productivity and maintain consistency in operating the Company , to be in line with the resolution to apply good corporate governance. The Board of Commissioners has perused and studied the Company's Consolidated Financial Statement of 2010 audited by the Accountant Public Office of Tanubrata Sutanto Fahmi & Associates (member firm of BDO International), with an opinion of “Unqualified Opinion”,and fully aware, that what was achieved in 20 10, where the Company's consolidated sales increase by Rp.67,8 billion or an increase of 8.9%, from Rp.762,9 billion in 2009 to become Rp.830.7 billion in 2010, such increase, however, does not show the Company's overall performance. In accumulation the Company i s not yet able to provide profit, as its subsidiar y in 2010 underwent a loss, so that the end result of the Company's consolidated result shows a loss of around Rp1 billion. To improve the Company's performance, the Board of Commissioners has requested the Board of Directors to improve supervision in conducting the activities of the Company, and still observe risks which may arise from its operation and also maintain such to overcome it. The Board of Directors must also improve the capability of its human resources and all tools related to the use of information technology system to provide fast information, pr oper and accurate in managing the Company. The Company's human resources must be built on a strict working discipline pla tform but still with high creativity. Above all the working spirit must always be maintained with strong motivation. One other thing which is not less important is to prepare strategic steps especially in anticipating the impact of the free market. The Board of Commissioners also approve the Company's prospect submitted by the Board of Directors, that the cable industr y still has a big opportunity, as it cannot be denied that the need for cable shall continuously increase in line with the development and construction in various part of the world. Development in various regions conducted both by the Government and the private sector shall continuously boost the need for cables especially domestic. According to prevailing provisions, in conducting its tasks the Board of Commissioners shall be assisted by an Audit Committee conducting the function of supervision on the Company's operation, so that the management of the Company may be in line with prevailing laws and regulation and still observing the provisions of good corporate governance. As a closing, the Board of Commissioners wish to thank all Shareholders, Clients, working partners and all parties who have given their support and trust for us in the effort to increase the Company's performance.
Tangerang, April 2011
Drs. IGM. Putera Astaman President Commissioner & Independent Commissioner
05
PROFIL DEWAN KOMISARIS PROFILE OF THE BOARD OF COMMISSIONERS
Drs. I Gusti Made Putera Astaman Presiden Komisaris & Komisaris Independen President Commissioner & Independent Commissioner Beliau adalah Purnawirawan K epolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal P olisi. Menjabat sebagai K omisaris Perseroan sejak tahun 1994. Aktif dalam berbagai organisasi di Indonesia. A retired Major General of the Republic of Indonesia Police. Has held the position of the Company’s Commissioner since 1994. Still active in several organizations in Indonesia.
Ny. Hauw Ay Lan Komisaris Commissioner Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 1977 hingga saat ini. Selain itu beliau merupakan Direktur Utama PT Monas P ermata Persada sejak tahun 1992. Held the position of the Company’s Commissioner since 1 977 up to the present. She is also the President Director of PT Monas Permata Persada since 1992.
Drs. Andreas S. Soedjijanto MBA, FLMI Komisaris Independen Independent Commissioner Menjabat sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2001. Mendapat gelar Master of Business Administration dari RVB T risakti. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur PT. Indolife Pensiontama. Held the position of Independent Commissioner since 200 1. Obtained a Master of Business Administration from RVB Trisakti. He is currently also a Director of PT Indolife Pensiontama.
06
LAPORAN DIREKSI REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS
Para Pemegang Saham yang terhormat, Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugrah-Nya, kita dapat melewati tahun 2010 dengan baik. Kondisi ekonomi global ditahun 2010 relative lebih stabil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya demikian juga kondisi ekonomi Indonesia. Berbagai harga komoditas termasuk harga bahan baku kabel mengalami kenaikan. Kendati kondisi yang membaik, namun tantangan tetap harus dihadapi, seperti tingginya tingkat persaingan di antara para produsen kabel, kemudian ditambah harga bahan baku berupa tembaga dan aluminium yang terus berfluktuasi dengan kecendrungan naik, serta kebijakan Pemerintah. Dalam rangka untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja Perseroan, Direksi menjalankan beberapa kebijakan strategis pada tahun 2010, antara lain dengan tetap menjalin kerjasama teknik dan pemasaran dengan Fujikura Ltd. T erus memajukan dan menggiatkan gerakan Gugus Kendali Mutu, kemudian menggiatkan partisipasi karyawan dalam hal perbaikan dalam segala bidang dari unit kerja terhadap hasil ataupun usaha yang dilakukannya. Melengkapi laboratorium pengujian dengan sarana bagi pengujian regangan kabel selama 1000 jam dengan temperatur 20°C (Creep Test) dan ketahanan terhadap getaran/vibrasi (Fatigue Test) bagi kabel-kabel tertentu yang memang diperlukan untuk pengujian tersebut, serta meningkatkan kemampuan beberapa mesin produksi. Di bidang sumber daya manusia, upaya untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan personil terus dilakukan melalui pelatihan-pelatihan khusus bagi seluruh karyawan melalui lembaga profesional, yang hasilnya diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja karyawan. Penerapan sistem Manajemen Mutu, Manajemen Lingkungan, serta Manajemen Kesehatan dan Keselamatan (K-3) juga diharapkan akan memberikan dampak positif bagi kinerja Perseroan. Pada tahun 2010, harga bahan baku kabel terus berfluktuasi, dan di awal kuartal ke 2 (dua) harga rata-rata bahan baku khususnya tembaga kecenderungan mengalami kenaikan secara bertahap hingga dipenghujung tahun. Kenaikan harga bahan baku tersebut berdampak langsung terhadap kenaikan harga kabel sehingga total pasar industri kabel tahun 2010 diperkirakan mengalami kenaikan dibanding tahun 2009, hal ini juga dialami oleh Perseroan. Penjualan konsolidasi Perseroan pada tahun 2010, mengalami peningkatan sebesar Rp67,8 miliar atau sekitar 8,9%, yaitu dari Rp762,9 miliar di tahun 2009 menjadi Rp830,7 miliar untuk tahun 2010, dengan penjualan 78,7% untuk pasar domestik sebesar Rp653,5 miliar. Namun peningkatan nilai penjualan konsolidasi Perseroan tersebut ternyata tidak diimbangi pencapaian akhir kinerja Perseroan, dimana pada tahun 2010 Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp1,0 miliar akibat dari kerugian anak perusahaan Perseroan. Direksi sangat memperhatikan beberapa hal yang menjadi penyebab kerugian, dan dengan harapan di berikutnya, Perseroan kembali membukukan laba bersih. Secara rinci gambaran tentang kinerja P erseroan dapat dilihat dalam laporan keuangan konsolidasi Perseroan, yang telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan (member firm of BDO International).
07
Dear Shareholders, Praise be to God Almighty as due to His grace, we have safely passed 2010. Global economic condition in 2010 was relatively more stable compared to the previous year and also the condition of Indonesian's economy. Various commodity prices including cable raw material shows an increase. Although conditions are better challenges must still be faced, such as the stringent competition between cable producers, aggravated by the price hike in raw material such as copper and aluminum which continuously fluctuate with an increasing tendency, and the Government policy. In the framework to continuously maintain and improve the company's performance, the Board of Directors has conducted several strategic policies in 2010, among others by still maintaining the technical and marketing cooperation with Fujikara Ltd. Maintain and activate the quality control movement, and boost the participation of the employees in improving all fields of the working units on the result or effort conducted. Complete the testing la boratorium by instaling Creep Test and Fatique Test for certain cables that need such test and improve the capacity of several production machinery. In the field of human resources, the efforts to improve knowledge of personnel is continuously conducted through special trainings for all employees through professional institution of which the result is expected to improve the employees performance. The application of Quality Management system, Environment Management and Occupational Health Management is also expected to give positive impact to the Company's performance. In 2010 cable raw material continuously fluctuate, and at the start of the second quarter raw material price especially copper trend to gradually increase until the end of the year. Such increase in raw material directly affect the increase in cable price so that the cable industry market total in 2010 is expected to experience an increase compared to 2009, this is also experienced by the company. The Company's consolidated sales in 2010, underwent an increase of Rp67.8 billion or around 8.9% from Rp762.9 billion in 2009 to become Rp830.7 billion in 2010, with 78.7% sales for domestic market of Rp653.5 billion, and for export market of Rp177.2 billion. Such increase in the Company's consolidation sales value, meanwhile is not commensurate with the end achievement of the Company's performance, as in 2010, the Company booked a nett loss of Rp1.0 billion due to the loss of its subsidiary. The Board of Commissioners has observed several matters which triggered such loss with the hope that further on, the Company may book a nett profit. Detailed review regarding the Company's performance can be seen in the Company's consolidated financial statement, audited by Accountant Public office Tanubrata Sutanto Fahmi and associates (member firm of BDO International).
08
Kami yakin prospek usaha dalam industri perkabelan pada waktu-waktu mendatang masih tetap memiliki peluang yang sangat baik, walau persaingan akan semakin ketat dengan mulai berlakunya aturan perdagangan bebas, namun pasar internasional tentunya akan semakin terbuka lebar. Kebutuhan akan kabel listrik berpenghantar Tembaga maupun Aluminium untuk dalam negeri diperkirakan masih cukup besar, selain pembangunan properti yang terus meningkat, serta rencana-rencana PT PLN (Persero) dalam hal peningkatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan listrik dari sabang sampai Merauke. K abel telepon metalik (tembaga) masih akan tetap diperlukan demikian juga dengan kabel serat optik yang permintaannya terus meningkat baik untuk pemasangan baru dan penggantian dari kabel metalik ke serat optik. Akhirnya perkenankan Direksi menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok, Penyalur dan Karyawan Perseroan serta semua pihak yang telah mempercayai dan memberikan dukungan serta bantuan kepada Perseroan hingga saat ini.
Tangerang, April 2011
Santoso Presiden Direktur
09
We are sure that the business prospect of the cable industry in the coming years shall still be very good, in spite of competition becoming more stringent by the start of the free trade regulation, but the international market shall be more open. The demand for copper conductor electrical cable and also aluminum for domestic need is still estimated high, besides the property development which continuously increases, and the plans of the State Electri c Company (PT PLN) in its plan to improve ser vices to provide electric services from Sabang until Merauke. Metalic (copper) phone cabble shall still be needed also optical fiber cable of which the demand is still continuing better for new instalation and replacement from metalic cable to optic fiber. Finally allows us the Board Of Directors to convey our heartiest thanks to all Shareholders, Costumers, Suppliers, Distributors and the Company's Employees and all parties who have trusted and supported the Company until the present.
Tangerang, April 2011
Santoso President Director
10
PROFIL DIREKSI PROFILE OF THE BOARD OF DIRECTORS
Santoso Presiden Direktur President Director Beliau merupakan pendiri Perseroan. Menjabat sebagai Presiden Direktur sejak tahun 1973 hingga sekarang ini. Berpengalaman luas dalam dunia bisnis, industri dan perdagangan. One of the founding fathers of the Company. Held the position of President Director since 1973 up to the present. Widely experienced in the business world, trade and industry.
Mary Ang Santoso Direktur Director Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2004. Lulusan dari Universitas Columbus, Lousiana, Amerika Serikat, jurusan Industrial Engineering Management, dan dari ICS - Center for Degree Studies, Scranton, Pennsylvania, Amerika Serikat jurusan Business Management. Berpengalaman dalam bidang manajemen produksi selama lebih dari 15 tahun. Held the position of Director since 2004. A graduate of U niversity of Columbus, Louisiana, United States, majoring in Industrial Engineering Management, and from the ICS – Centre for Degree Studies, Scranton, Pennsylvania, United States graduating in the field of Business Management. Experienced in the field of production management for more than 15 years.
11
Antonius Benady Direktur Director Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1996, setelah sebelumnya menjabat sebagai Manajer Divisi Akuntansi di Direktorat K euangan Perseroan. Lulusan F akultas Ekonomi U niversitas Indonesia. Held the position of Director since 1 996, after previously holding the position of Accountancy Division Manager in the Company’s Financial Directorate. A graduate of the Faculty of Economics, Universitas Indonesia.
Nobuo Ninomiya Direktur Director Bergabung sebagai Direktur Perseroan pada tahun 2008. Lulusan dari Fakultas Teknik Elektro Univesitas Miyazaki, Miyazaki, Jepang dan sangat berpengalaman dalam bidang teknik. Lebih dari 25 tahun bergabung dengan Fujikura Limited, salah satu perusahaan kabel terkemuka di Jepang, dan saat ini juga menjabat sebagai President Direktur Fujikura Federal Malaysia Sdn. Bhd. Joined the Company as Director in 2008. Graduated from the Faculty of Electric, Miyazaki University, Miyazaki, Japan and widely experienced in the field of technique. Joined Fujikura Limited, one of the foremost cable companies in Japan for more than 25 years. Is currently also the President Director of Fujikura Federal Malaysia Sdn. Bhd.
12
PROFIL PERSEROAN COMPANY PROFILE
Data Perusahaan
Company’s Data
Tanggal didirikan Date of Establishment
17 April 1973
Pencatatan di Bursa Efek Listing at Jakarta Stock Exchange
18 November 1992
Jumlah Saham yang Tercatat Total Shares Listed
151.200.000
Susunan Modal (Setelah Penawaran Umum) Capital Structure (After IPO) • Modal Dasar Authorized Capital • Jumlah Saham Total Shares • Nominal per Saham Nominal Value per Share • Modal Disetor Paid-in Capital
Rp300 miliar billion 600.000.000 Rp500 Rp75,6 miliar billion
Pemegang Saham Share Holders
PT Monas Permata Persada Fujikura Group PT. Indolife Pensiontama Masyarakat Umum Public
52,57% 20,00% 17,58% 9,85%
Produk-Produk Products
Kabel Listrik Tegangan Rendah Tembaga / LV-CU Insulated Cable Kabel Listrik Tegangan Rendah Aluminium / LV-AI Insulated Cable Kabel Listrik Tegangan Menengah / Medium Voltage Cable Kabel Telekomunikasi / Telecommunication Cable Kabel Serat Optik / Optical Fiber Cable Kabel Data / Data Cable Energi Listrik / Power Energy
Alamat Kantor Pusat dan Pabrik Head Office and Factory Address
Jl. Pajajaran, Ds. Gandasari – Jatiuwung Tangerang 15137 Indonesia. Telp. (62-21) 556-50468, 591-9442, 45-47 Fax. (62-21) 556-50466 Web : http://www.jembo.com
Alamat Kantor Pemasaran Marketing Office Address
Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B 6th Floor Jl. Angkasa Kav B – 6, Jakarta Pusat - Indonesia Telp. (62-21) 6570-1511 (Hunting) (62-21) 2664-6933 (Hunting) Fax. (62-21) 6570-1488, 6570-1556
Anak Perusahaan dan Alamat Subsidiaries and Address
PT Jembo Energindo Pembangkit : Jl. Kuda Laut No. 4, Batu Ampar - Batam Telp. (62-778) 430-164 Fax. (62-778) 430-165
Kantor Pencatat Saham Share Registration Office
Puri Datindo, Wisma Sudirman Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10220, Indonesia Telp. (62-21) 570-9009 Fax. (62-21) 570-9026 13
Riwayat Perseroan Didirikan pada bulan April 1973, PT Jembo Cable Company Tbk. memulai produksinya dengan kabel listrik penghantar tembaga tegangan rendah. Sejak itu, P erseroan terus memberi sumbangan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menambah varietas kabelnya dan juga memperluas serta meningkatkan kemampuan produksinya. Mutu adalah hal yang paling diutamakan oleh Perseroan dan hal ini terintegrasi erat dalam kinerja harian Perseroan. Investasi besar telah dilakukan demi menunjang terjaganya mutu barang dan jasa secara terus-menerus. Di tahun 1 992, Perseroan membuat perjanjian kerjasama dalam bidang teknik dengan Fujikura Ltd., yang merupakan salah satu perusahaan kabel terkemuka dari Jepang. Dan dalam upaya meningkatkan mutu barang dan jasa, Perseroan mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari TUV Product Service GmbH pada tahun 1995 dan sertifikat ISO 9001 di tahun 2000 yang kemudian diperbaharui dengan sertifikat ISO 9001:2008, dimana Perseroan telah dinyatakan layak menerimanya pada bulan April 2010. Penerapan Sistem Managemen Lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan sejak pertengahan tahun 2007 menjadikan Perseroan dinyatakan layak untuk mendapatkan sertifikat ISO 14001:2004 oleh Badan Sertifikasi TUV Product Ser vice GmbH pada bulan Desember 2007. Sedangkan untuk penerapan Sistem Managemen K esehatan dan Keselamatan Kerja, pada akhir Desember 2009, Perseroan juga telah dinyatakan layak untuk menerima sertifikat OHSAS 18001:2007 oleh Badan Sertifikasi TUV Product Service GmbH. Perseroan telah mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta atau yang sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia, pada tahun 1992, dan hingga saat ini saham yang beredar sebanyak 151,2 juta lembar atau bernilai nominal sebesar Rp75,6 miliar, yang masing-masing dimiliki oleh PT Monas Permata Persada sebanyak 79.485.000 lembar saham atau 52,57%, PT. Indolife Pensiontama sebanyak 26.578.300 lembar saham atau 17,58%, Fujikura Group sebanyak 30.240.000 lembar saham atau 20,00%, dan Masyarakat sebanyak 14.896.700 lembar saham atau 9,85%. Dengan kemajuan dan pengalaman lebih dari tiga puluh lima tahun, serta semangat “T OGETHER WE GROW”, PT Jembo Cable Company Tbk. telah mampu menjadi produsen terkemuka dalam industri kawat dan kabel.
Produksi Sejak awal berdirinya hingga saat ini, P erseroan telah memproduksi berbagai jenis kabel dengan berbagai macam ukuran antara lain : 1. Kabel Listrik Tegangan Rendah dengan konduktor Tembaga dan Aluminium 2. Kabel Listrik Tegangan Menengah dengan konduktor Tembaga dan Aluminium 3. Kabel Transmisi Udara/ Distribusi 4. Kabel Telekomunikasi dengan konduktor Tembaga dan Serat Optik 5. Kabel Instrumen 6. Kabel Kontrol 7. Kabel Data 8. Kabel Tahan Api dan Kabel Flame Retardant. Produk Perseroan telah memenuhi standar nasional maupun internasional yang menjadikan produk-produk tersebut dapat diterima dengan baik oleh pasar domestik maupun internasional. Beberapa standar tersebut, seperti ; Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN), Standard T elkom (STEL-K-QA), Japanese Industrial Standar (JIS), Deutsche Industrial Norm (DIN) International Electroctechical Commision ( IEC), American Society for Testing and Materials (ASTM), British Standar (BS) Australian Standard (AS) dan lain-lain.
14
History of the Company Incorporated in April 1973, PT Jembo Cable Company Tbk. started its production with low voltage copper insulated electric cable. Since then, the Company continuously contributed to the Indonesian economic growth by adding its cable varieties and also expand and improve its production capacity. Quality is the main concern of the Company and this is closely i ntegrated in the Company's daily operation. T o contineously support goods and service quality a considerable investment was conducted. In 1992, the Company entered into a cooperation agreement in the field of technic with Fujikura Ltd., a well know Cable company from Japan. And to improve the quality of goods and services, the Company succeeded in obtaining the ISO 9002 certificate from TUV Product Service GmbH in 1995 and ISO 9001 certificate in 2000, which was later upgraded to the ISO Certificate 9001: 2008 received in April 2010. The Environment Management System Application conducted by the Company since mid 2007 resulted in the Company pronounced fit to obtain the ISO 1 4001:2004 certificate by the TUV Product Ser vice GmbH certification Body in December 2007 . While for Occupational Health and Safety Management System, at the end of December 2009, the Company was also pronounced fit to obtain the OHSAS 18001 : 2007 certificate by the TUV Product Service GmbH certification Body. The Company has enlisted its shares in the Jakarta Stock Exchange or currently known as the Indonesian Stock Exchange, in 1992, and until the present the share in circulation totaled 151.2 million shares with a nominal value of Rp. 75.6 billion, respectively owned by PT Monas Permata Persada amounting to 79.845.000 shares or 52.57%, PT. Indolife Pensiontama amounting to 26.578.300 shares or 17.58%, Fujikura Group amounting to 30.240.000 shares or 20.00%, and the Public amounting to 14.896.700 shares or 9.85%. With an experience of more than thirty five years, and the spirit of “T OGETHER WE GROW”, PT Jembo Cable Company Tbk. has able to become one of the best producer in the wire and cable industry.
Production Since its incorporation up until present, the Company has produced various kinds of cables with various measurement among others : 1. Low Voltage Copper and Aluminium Insulated Electric Cable 2. Medium Voltage Copper and Aluminium Insulated Electric Cable 3. Air / Distribution TransMission Cable 4. Telecommunication Cable with Copper and Optical Fibre conductor 5. Instrument Cable 6. Control Cable 7. Data Cable 8. Fire Resistant Cable and Flame Retardant Cable The Company's products have complied with both national and international industrial standard, as they are greatly welcome in domestic as well as international markets. The complying standards are include: Indonesian National Standard (SNI), National Power Company Standard (SPLN), National Telecommunication/Telkom Standard (STEL-K-QA), Japanese Industrial Standard (JIS), Deutsche Industrial Norm (DIN), International Electrotechnical Commission (IEC), American Society for Testing and Materials (ASTM), British Standard (BS), Australian Standard (AS), etc.
15
Selain memproduksi berbagai jenis kabel, Perseroan juga memiliki usaha lain yaitu energi listrik melalui Anak Perusahaan yang dihasilkan untuk melayani kebutuhan energi listrik sebagian area di Pulau Batam.
Pemasaran Pasar Market
2010
2009
Lokal Domestic
653,5
512,0
Ekspor Export
177,2
251,0
Penjualan Bersih Net Sales
830,7
762,9
(dalam miliar rupiah) (in billion rupiah)
Sejak berdirinya hingga sekarang ini, Perseroan telah memasarkan produk-produknya baik ke pasar lokal maupun ekspor . Dan pada tahun 2010, penjualan konsolidasi Perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp67,7 miliar atau 8,9% dibanding tahun 2009, baik pada penjualan lokal maupun ekspor. Pada pasar lokal atau domestik penjualan naik sebesar Rp141,5 miliar atau 27,6%, yaitu dari Rp512,0 miliar pada tahun 2009, menjadi Rp653,5 miliar pada tahun 2010, dengan pelanggan antara lain, PT PLN (P ersero), PT Telkom (baik secara langsung maupun melalui rekanannya) kemudian Pasar Bebas yang terdiri dari Distributor, para kontraktor serta perusahaan swasta yang masuk dalam kategori pasar bebas. Sedangkan untuk pasar ekspor penjualan konsolidasi mengalami penurunan sebesar Rp73,8 miliar atau 29,4%, yaitu Rp251,0 miliar pada tahun 2009, menjadi Rp1 77,2 miliar pada tahun 20 10. Adapun beberapa Negara yang menjadi tujuan ekspor antara lain: Australia, Thailand, Singapore, Filipina, Malaysia, Vietnam, Oman, Japan, Inggris, dan lain-lain. Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan ekspor serta mengembangkan pasar lokal dengan memperluas area cakupannya.
Sumber Daya Manusia Memberikan peluang kepada karyawan untuk menjadi unggul sehingga berdampak baik bagi pertumbuhan P erseroan yaitu dengan meletakkan dasar yang baik dan kuat sehingga memungkinkan karyawan untuk meraih target mereka sesuai dengan kemampuannya merupakan Misi dari Perseroan. Hal ini mencerminkan, bahwa karyawan merupakan aset yang sangat berharga bagi Perseroan. Pada tahun 2010, Perseroan memiliki 614 orang karyawan. Perseroan melakukan beberapa cara dalam rangka mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya, antara lain: 1. Program Pendidikan dan Pelatihan, Program Pendidikan dan Pelatihan diselengarakan baik di dalam maupun di luar lingkungan Perseroan dengan pelaksana baik dari internal maupun pihak eksternal P erseroan, atau merupakan gabungannya. Realisasi dari rencana pelatihan adalah sebesar 98%, dengan rincian sebagai berikut:
16
Besides producing various kind of cables, the Company has also another businesses such as power energy through its Subsidiary to provide the need of power energy to certain areas in Batam Island.
Marketing Since its establishment the Company products are marketed in loc al markets and also exported. In 20 10, the Company consolidated sales underwent an uptrend of Rp.67.7 billion or 8.9% compared to 2009, both domestic and export. In the domestic market sales increased to Rp. 141.5 billion or 27.6%, from Rp. 512.0 billion in 2009, to become Rp.653.5 billion in 20109, with customers such as PT PLN (P ersero) and PT T elkom (both directly and through its partners), the Free Market consisting of distributors, contractors and private companies included in the free market category. Consolidated sales for export, however, underwent a decrease of Rp.73.8 billion or 29.4%, from Rp.251.0 billion in 2009, to become Rp.177.2 billion in 2010. The Company's export destination are among others: Australia, Singapore, the Phillipines, Thailand, Malaysia, Vietnam, Bangladesh, Oman, England, Japan, and etc. The Company contineously efforts to increase its export and develop its domestic market by expanding its marketing.
Human Resources By considering that employees are its most precious asset, the Company has provided opportunities to its employees to become excellent by improving themselves with good and strong basics enabling employees to attain their target according to their capabilities, is the Company Mission. In 2010, the Company has a man-power of 614 employees. In the effort to develop its human resources, the Company conducted several efforts among others: 1. Education and Training Program, Education and T raining programs were conducted both internal and external the Company environment by organizers both from inside and outside t he Company, or combination of both. The realization of planned training was 98%, detailed as follows :
17
Rencana dan Realisasi Training 2010 2010 Plan and Training Realization Periode Period
Jumlah Program Number of Programs Rencana Planning
Realisasi Realisation
% Realisasi Realisation
Jan
15
15
100%
Feb
16
16
100%
Mar
13
13
100%
Apr
21
20
95%
May
21
20
95%
Jun
17
17
100%
Jul
16
16
100%
Aug
14
13
93%
Sep
11
11
100%
Oct
14
14
100%
Nov
12
12
100%
Dec
9
9
100%
179
176
98%
2. Program Beasiswa Program ini merupakan upaya untuk memberikan kesempatan kepada k aryawan menjadi lebih maju dan berkembang yaitu dengan memberikan Bea Siswa untuk program pendidikan tingkat : D3, Strata I, Strata II kepada beberapa karyawan yang berhasil melewati seleksi. P ada tahun 2010, seorang karyawan berhasil lolos seleksi guna melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata I dengan dukungan program beasiswa pendidikan, dan secara keseluruhan pada tahun 2010, sebanyak 6 orang karyawan yang sedang menjalankan pendidikan di jenjang Strata I. 3. Program Pemilihan dan Penghargaan bagi Karyawan Terbaik Pada tahun 2010, program ini tetap dilakukan dengan tujuan guna memacu kar yawan agar lebih bersemangat untuk maju dan berprestasi. Program ini dilakukan kepada kar yawan mulai dari tingkat Operator sampai dengan tingkat Manager. Kemudian kepada para karyawan terbaik dipastikan memperoleh hadiah-hadiah menarik baginya dan keluarga. Perpustakaan juga di sediakan di lingkungan Perseroan, hal ini merupakan bagian dari program pengembangkan karyawan, dengan jumlah buku sebanyak 565 buku dari berbagai disiplin ilmu , seperti Teknik, Manajemen, Teknologi Informatika dan lainnya serta 33 film tentang motivasi dalam bentuk soft copy sebagai salah satu media pembelajaran.
18
2. Scholarship Program This Program is one of the Company's effort in providing opportunities to employees to be motivated and develop by providing scholarship for educational programs of: D3, Strata I, Strata II to those passing selection. In 20 10 one employee passed such selection to receive a Strata I scholarship, besides five others who are already on going, so therefore in 20 10 there are six employees receiving sholarships for studying at the Strata I level. 3. Selection and Appreciation for Best Employee Program In 2010, this program was still continued with the objective to push employees to be more spirited and motivated to advance. This program is open for all employees starting from the Operational level up to Managerial level. The bests are given attractive presents both for the employee him/herself and family. In its employee development program, the Company also provides a library, which has at present a collection of 565 books of various disicplines such as Technic, Management, Informatics, etc. and also 33 films regarding motivation as one of the learning media.
19
IKHTISAR MENGENAI SAHAM SUMMARY OF SHARES
Pada tanggal 31 Desember 2010, modal yang disetor Perseroan tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp75,6 miliar yang terdiri dari 151,2 juta lembar saham biasa masing-masing dengan nilai nominal Rp500,00 (lima ratus rupiah) per lembar saham. Saham-saham Perseroan tersebut, seluruhnya telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya Bursa Efek Jakarta) sejak tanggal 18 November 1992.
In 31 December 2010, the paid in capital of the Company did not underwent any changes amounting to Rp. 75.6 billion consisting of 151.2 million common shares respectively with a nominal value of Rp. 500,00 (five hundred rupiah) per share. Such company shares, are listed in Indonesian Stock Exchange (previously Jakarta Stock Exchange) since 18 November 1992.
Harga Per Saham (Rp)
Total Transaksi
Prize per Share (Rp)
Total Transaction
Terendah
Tertinggi
Penutupan
Volume
Nilai
Lowest
Highest
Closing
Volume
Value
2010 Triwulan ke 1
2010 485
710
610
16,748,500
10,645,142,500
(Jan-Mar) Triwulan ke 2
(Jan-Mar) 500
1.030
560
209,113,500
190,279,570,000
(Apr-Jun) Triwulan ke 3
520
680
610
2,926,000
1,773,980,000
560
760
620
18,647,500
12,739,065,000
1.030
620
247,435,500
215,739,757,500
2009
2009 190
270
240
107,500
25,727,500
(Jan-Mar) 191
400
350
447,000
142,122,500
365
890
540
45,951,500
32,390,647,500
3rd Quarter (Jul-Sep)
490
970
490
69,551,000
58,859,782,500
(Okt-Des)
4th Quarter (Okt-Des)
190
20
2nd Quarter (Apr-Jun)
(Jul-Sep) Triwulan ke 4
1st Quarter (Jan-Mar)
(Apr-Jun) Triwulan ke 3
4th Quarter (Okt-Des)
485
Triwulan ke 2
3rd Quarter (Jul-Sep)
(Okt-Des)
Triwulan ke 1
2nd Quarter (Apr-Jun)
(Jul-Sep) Triwulan ke 4
1st Quarter
970
490
116,057,000
91,418,280,000
TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Perseroan sadar betul akan arti pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik dimana dalam pelaksanaannya Perseroan menganut lima prinsip utama, yaitu Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggung-jawaban, serta Kewajaran. Selain berguna untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik juga memiliki arti penting dalam melindungi aset Perseroan dari pengelolaan yang tidak benar , dan memberikan jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin bahwa setiap keputusan yang diambil adalah berdasarkan keputusan yang terbaik. Sebagai badan hukum di Indonesia, Perseroan patuh pada Undang-Undang Perusahaan. Di bawah Undang-Undang ini dan sesuai dengan akte Notaris No. 26 tanggal 27 Juni 2008 tentang P erubahan Anggaran Dasar PT Jembo Cable Company Tbk., struktur tata kelola Perseroan, terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi.
Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdiri dari: Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa). RUPS T ahunan, diselenggarakan setiap tahun untuk melindungi kepentingan Pemegang Saham, RUPS Tahunan diselenggarakan pada waktunya dan sesuai dengan Pasal 12 Anggaran Dasar Perseroan. Dalam RUPS Tahunan, dibahas antara lain: Laporan Tahunan, Penetapan penggunaan laba, Penunjukan Akuntan Publik, dan dapat dilakukan pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa), yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan atau atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris, atau dari 1 Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara.
Dewan Komisaris Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang anggota Komisaris dan salah seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Presiden Komisaris. Dengan formasi 1 (satu) orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang anggota Komisaris atau lebih. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS yang mengangkatnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan. Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk melakukan pengawasan dan memberikan arahan kepada Direksi dalam melaksanakan tugas sebaik-baiknya demi kepentingan P erseroan dan Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Sepanjang tahun 2010, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga sebany ak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota K omisaris sebesar 100%. Nama dan profil setiap anggota Dewan Komisaris, ditampilkan setelah halaman Laporan Dewan Komisaris pada Laporan Tahunan ini.
Direksi Direksi terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Presiden Direktur dengan susunan anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan. 21
The Company is ver y aware on the importance of implementing corporate good governance where in its implementation the Company practices five main principles, which are Transparency, Independency, Accountability, Responsibility and Fairness. Besides useful to improve the Company performance and accountability to the public, good corporate governance is also an important means in protecting the Company's asset from improper management, and ensuring that the Company operation is oriented on profit, and guarantee that any decision taken is based on the best resolution. As a legal entity in Indonesia, the Company complies with the Co mpany Law. Under this Law and according to Notarial deed Number 26 dated 27 June 2008 regarding the Amendment in the Articles of Association of PT Jembo Cable Company Tbk., the Company management structure, consists of Shareholders General Meeting, Board of Commissioners and Board of Directors.
General Meeting of Shareholders The General Meeting of Shareholders consists of: an Annual Gener al Meeting of Shareholders (Annual GMS) and Extraordinar y General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS). The Annual GMS is conducted annually to protect the interest of Shareholders; an Annual GMS is conducted in time and according to Article 1 2 of the Company Articles of Association. In an Annual GMS, are discussed among others: Annual Report, Stipulation regarding the Appropriation of profit, Appointment of an Accountant Public, and can also appoint the members of the Board of Commissioners and Board of Directors. In an Extraordinary General Meeting of Shareholders (Extraordinary GMS), which may be conducted from time to time based on need or on the written request of the Board of Commissioners, or of 1 Shareholder or more representing 1/10 (one per ten) of all the shareholders with voting rights.
Board of Commissioners The Board of Commissioners consists of at least 3 (three) Commissioner members and one of them shall be appointed as President Commissioner. With the formation of 1 (one) President Commissioner and 2 (two) members Commissioner or more. The Board of Commissioners is appointed by a General Meeting of Shareholders according to prevailing laws and regulations, respectively for period as of the date of appointment in the GMS until the closing of the third Annual GMS after the date of appointment. The task of the Board of Commissioners is to conduct super vision and provide direction to the Board of Directors in conducting the best management for the interest of the Company and the Shareholders and monitoring effectiveness with the principles of good corporate governance. During 2010, in conducting its task and authority, the Board of Commissioners has conducted 4 special meetings and join meeting attended by the Board of Directors also 4 times, with an average attendance of 1 00% of the Board of Commissioners. The name and profile of the respective members of the Board of C ommissioner, is presented after the message of the Board of Commissioners in this Annual Report.
Board of Directors The Board of Directors consists of 3 (three) or more members, and one of them is appointed as President Director with the formation of one President Director and 2 (two) or more Directors. The members of the Board of Directors are appointed through the Annual GMS.
22
Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untu k kepentingan Perseroan dalam mencapai tujuannya. Adapun tugas pokok Direksi, yaitu memimpin dan mengurus P erseroan sesuai dengan tujuan P erseroan serta menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Para anggota Direksi secara kolektif maupun perorangan memiliki keahlian dengan kualifikasi profesional yang memadai untuk menjalan tugas tanggung jawabnya. Beberapa program pelatihan diikuti oleh para anggota Direksi dengan tujuan guna meningkatkan kompetensi dari para anggota Direksi. Dalam menjalankan tugasnya di tahun 2010, Direksi telah melakukan rapat khusus bersama Dewan Komisaris sebanyak 4 kali, sedangkan rapat khusus yang hanya dihadiri oleh para anggota Direksi sebanyak 49 kali, dengan kehadiran anggota Direksi rata-rata sebesar 93,2%. Nama dan profil dari para anggota Direksi ditampilkan setelah halaman Laporan Direksi pada Laporan Tahunan ini.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota Dewan K omisaris dan Direksi menerima remunerasi yang pemberiannya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Untuk tahun 2010, total remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi sebesar Rp1.390.241.000.,-
Komite Audit Komite Audit merupakan K omite yang membantu Dewan K omisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan atas kinerja Perseroan, terutama yang berkaitan dengan tinjauan terhadap sistim pengendalian interen P erseroan, memastikan kualitas laporan keuangan dan meningkatkan efektifitas fungsi audit, serta dipatuhinya ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu Komite Audit juga bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan K omisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepa da Dewan Komisaris serta mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. Komite Audit beranggotakan 3 (tiga) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen yang bertindak sebagai Ketua merangkap anggota, dan 2 (dua) orang anggota independent dari lu ar Perseroan, seorang berkeahlian bidang keuangan dan akuntansi, dan seorang lagi mempunyai keahlian dalam pengendalian internal. Anggota Komite Audit untuk tahun 20 10 diangkat oleh Dewan K omisaris dan dilaporkan kepada Rapat U mum Pemegang Saham, serta ditetapkan dengan Keputusan Presiden Komisaris, dengan susunan sebagai berikut: Ketua Anggota
: Drs. I. Gusti Made Putera Astaman : - Hartono - Subagya Hadi Yuwono, SE, M.Ak
Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Komite Audit adalah: 1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman, Presiden Komisaris dan Komisaris Independen. Riwayat Hidup singkat ditampilkan setelah Laporan Dewan Komisaris pada Laporan Tahunan ini. 2. Hartono, Anggota independen dari luar Perseroan Adalah pensiunan pegawai PT PLN (Persero) dengan pangkat golongan IV D/ peringkat II dan jabatan terakhir Inspektur bidang Teknik pada SPI PT PLN (Persero), dengan pengalaman:
23
The Board of Directors is fully responsible in conducting its task for the interest of the Company in achieving its objectives. The main task of the Board of Directors is to lead and manage the Company according to the Company's objectives and goals, maintain the Company asset according to the provision and regulation of applicable laws. The members of the Board of Directors collectively or personally must have expertise and professional qualification to conduct its task responsibility. Several training programs are attended by the members of the Board of Director with the aim of improving their competence. In conducting their task in 2010, the Board of Directors held 4 times special meetings with the Board of Commissioners, and 49 times internal meetings attended by the members of the Board of Directors, with an average attendance of 93.2% of its members. The name and profile of the members of the Board of Directors are presented after the page of the Board of Directors Report in this Annual Report.
Remuneration of the Board of Commissioners and Board of Directors In conducting its task, the respective member of the Board of Commissioners and Board of Directors receive a remuneration regulated in the Articles of Association with a value as stipulated in an Annual General Meeting of Shareholders. For the year 2010, the total remuneration of the members of the Board of Commissioners and Board of Directors amounted to Rp. 1.390.241.000.,-
Audit Committee The Audit Committee is the Committee assisting the Board of Comm issioners in conducting its super visory function on the performance of the Company, especially related to the monitoring of the Company internal control system, ensure the quality of the financial statements and improve the effectiveness of audit function, and the compliance to prevailing laws and regulations. Besides it the Audit Committee also has the task to provide an independent professional opinion to the Board of Commissioners on the report or matters submitted by the Board of Directors to the Board of Commissioners and identify matters which need the attention of the Board of Commissioners. The Audit Committee consists of 3 (three) persons which 1 (one) of them is Independent Commissioner acting as the Chairman cum member, and 2 (two) other independent members from outside the Company , one an expert in the field of finance and accounting, and another one having a qualification on internal audit. The Audit Committee Members for the year 20 10 were appointed by the Board of Commissioners and reported to the General Meeting of Shareholders, and stipulated with the Decision of the President Commissioner's Decree, with the following formation: Chairman Members
: Drs. I. Gusti Made Putera Astaman : - Hartono - Subagya Hadi Yuwono, SE, M.Ak
CV of the Chairman and Members of the Audit Committee are as follows : 1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman, President Commissioner and Ind ependent Commissioner. A short CV is presented after the Report of the Board of Commissioners in this Annual Report. 2. Hartono, Independent Member from outside the Company The person concerned is the employee of PT PLN (State Electricity Company) with the position of Level IV D/ ranking II and last position as Inspector in Technical field in SPI PT PLN (Persero), with the following experiences :
24
- Mengelola kegiatan Administrasi & Keuangan Proyek Pembangunan - Melakukan pemeriksaan khusus dan operasional - Instruktur bidang Pengawasan & Pemeriksaan Operasional. - Sebagai anggota Komite Audit PT Jembo Cable Company Tbk. sejak tahun 2002. 3. Subagya Hadi Yuwono, SE, Anggota independen dari luar Perseroan, dengan pengalaman: - Pengalaman sebagai Manajer Keuangan & Akuntansi di berbagai perusahaan dan Senior Auditor pada Kantor Akuntan Publik. - Sebagai anggota Komite Audit PT Jembo Cable Company Tbk. sejak tahun 2004. Dalam menjalankan tugasnya di tahun 2010, Komite Audit telah melakukan rapat sebanyak 41 kali dengan tingkat kehadiran anggota rata-rata sebesar 92.4%.
Sekretaris Perseroan Sekretaris Perseroan bertanggung jawab membantu Dewan Komisaris dan Direksi mengikuti prosedur yang mengatur kegiatan kerja maupun interaksi antara keduanya, mengkoordinir penyelenggaraan RUPST dan RUPSLB, menyiapkan laporan pertanggung jawaban Direksi, menjadi penghubung dengan lembaga terkait, serta mengadministrasikan dokumen resmi seperti risalah rapat Dewan Komisaris dan Direksi, daftar pemegang saham, dan berbagai Surat Perjanjian dengan pihak ketiga. Untuk tahun 2010, jabatan Sekretaris Perseroan dirangkap oleh Antonius Benady yang juga merupakan salah seorang Direktur.
Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern Dalam menjalankan tata kelola perusahaan secara baik serta mencapai dan visi Perseroan, proses pengendalian dan pengawasan intern dilakukan oleh unit yang disebut Satuan Pengawasan Internal (SPI) yaitu dengan mengevaluasi transaksi Perseroan, agar proses tersebut dapat berjalan lebih baik dan transaksi Perseroan dapat dilakukan secara ekonomis, efektif dan efisien. Kemudian hasil evaluasi dibahas bersama dengan auditee, untuk menentukan solusinya. Di luar skedul audit, SPI berperan aktif dalam memenuhi permintaan dari Direksi atau Auditee, serta memberi solusi kepada unit-unit kerja yang ada. Adapun sumbang saran SPI, untuk menghilangkan penyebab-penyebab yang berakibat risiko tinggi, dengan maksud agar tujuan Perseroan dapat tercapai.
Risiko Usaha Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Perseroan menghadapi beberapa faktor risiko kegiatan usaha yang harus diperhitungkan dan diantisipasi dengan tindakan yang tepat guna meminimalisirnya, antara lain: 1. Harga Bahan Baku, dimana T embaga dan Aluminium merupakan bahan baku utama yang memiliki harga sangat fluktuatif, hal ini disebabkan bahan-bahan tersebut sangat bergantung pada permintaan dan penawaran dalam perdagangan dunia (Tembaga dan Aluminium berdasarkan harga patokan LME/London Metal Exchange).
25
- Manage Development Project Administration & Finance - Conduct special examination and operational - Instructure in the field of Operational Supervision & Examination. - As member of the Audit Committee of PT Jembo Cable Company Tbk. since 2002. 3. Subagya Hadi Yuwono, SE, Independent Member from outside the Company, with the experience of : - Experience as a Financial & Accounting Manager in several companies as Senior Auditor in an Accountant Public Office. - As a member of PT Jembo Cable Company Tbk. Audit Committee since 2004. In conducting their task in 20 10, the Audit Committee has conducted 4 1 times meeting with a membership attendance of an average 92.4%.
The Company Secretary The Company Secretary is fully responsible to assist the Board of Commissioners and Board of Directors to obey the procedure which regulate working activity or interaction between both of them, coordinate the Annual General Meeting of Shareholders and the Extraordinary General Meeting of Shareholders, prepare a report for the accountability of the Board of Directors, act as liason officer with related institutions, and administrate official documents such as minutes of meetings of the Board of Commissioners and Board of Directors, register of shareholders, and various Agreement documents with third parties. For the year 2010, the Company Secretary position is held by Antonius Benady who is also one of the Directors.
Internal Control and Internal Supervision In conducting good corporate governance and to attain the vision of the Company, oversight process and internal super vision is conducted by a unit which is called the Internal Super vision Unit (SPI) by evaluating the Company transactions, so that such process may run smooth and the Company transactions can be conducted economical, effective and efficient. Later on the evaluation result is discussed together with the auditee, to find its solution. Outside the audit schedule, the SPI is actively involved in meeting the request of the Board of Directors or Auditee, and to provide solution from the existing working units. The suggestion of the SPI, to eliminate causes which caused a high risk, with the intention that the Company objective is attained.
Business Risk Not so much different with the previous years, the Company faced several risk factors in its business activities which must be calculated and anticipated by precise actions to minimize it, among others : 1. Raw Material Prices, where Copper and Alluminium are the main ra w materials with ver y fluctuative prices, this is due to fact that such materials are ver y dependent on offer and demand in the world market (Copper and Alluminium are based on the benchmark price of LME/London Metal Exchange).
26
2. Nilai Tukar Mata Uang Asing yang tidak tetap atau berfluktuasinya mata uang asing terutama nilai Dollar Amerika merupakan salah satu faktor risiko. Hal ini erat kaitannya dengan banyaknya pengadaan kebutuhan bahan baku Perseroan yang didapatkan melalui impor serta pinjaman P erseroan yang menggunakan mata uang tersebut. Dan untuk meminimalisir resiko atas perubahan mata uang asing, maka Perseoran berusaha untuk meningkatkan penjualan dalam nilai Dollar Amerika baik untuk ekspor maupun domestik. 3. Teknologi, khusus perkembangannya di bidang T elekomunikasi, seperti penggunakan saluran komunikasi nir kabel, membawa dampak pada menurunnya tingkat permintaan kabel telepon jenis metalik, yang juga secara langsung menjadikan penjualan kabel telepon menurun. 4. Persaingan yang ketat diantara pabrik kabel di Indonesia yang diperkirakan sekitar 30 perusahaan dan ditambah lagi dengan dimungkinkannya partisipasi pemasok kabel dari luar negeri, yang mungkin berpotensi menurunkan harga jual dan perolehan laba Perseroan. 5. Kerusakan pada mesin pembangkit energi listrik yang dimiliki oleh Anak Perusahaan, yang menjadikan menurunnya energi listrik yang dihasilkan akan membawa pengaruh besar bagi Perseroan.
Tanggung Jawab Sosial Perseroan memiliki kepedulian tersendiri terhadap masyarakat, hal ini diwujudkannya dengan beberapa aktifitas sosial, dan di tahun 2010 beberapa kegiatan sosial telah dilakukan antara lain Memberikan santunan kepada anak yatim-piatu di sekitar Perseroan, Melakukan kunjungan dan menyerahkan bantuan dana bagi panti asuhan, Memberikan bantuan beasiswa kepada putera-puteri karyawan yang berprestasi di sekolah, Memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang mengalami musibah gempa bumi di Jogjakarta dan juga dukungan bagi iklan sosial pendidikan.
27
2. Foreign Currency Exchange Value which is not fixed or fluctuating especially the value of the American Dollar which is one of the risk factors. This is closely related to the amount of raw material stock for the Company obtained through import and the Company borrowings in such currency. To minimize the risk on fluctuation in the foreign exchange rate, the Company effort to improve it sales in American Dollar value both for export and domestic. 3. Technology, special development in the field of T elecommunication, such as the use of non cable communication, has an impact on the decrease of demand for phone cables of the metalic types which also directly caused decline in cable sales. 4. Tight competition between cable factories in Indonesia around 30 companies and aggravated with the possibility of overseas cable suppliers, which has the potential of lowering sales price and profit for the Company. 5. Damage to the power generator owned by the Company's Subsidiar y, which cause the lowering of the electrical energy produced has the great impact on the Company.
Social Responsibility The Company has also its own responsibility to the community, this is shown by several social activities, and in 2010 several social activities were conducted among others providing assistance to orphans in the vicinity of the Company, conduct visits and provide financial assitance to orphanages. Provide scholarship to the children of employees with good performance in school. Provide humanitarian assistance to the victims of the earthquake in Jogjakarta and also support educational social advertisements.
28
LAPORAN KOMITE AUDIT REPORT OF THE AUDIT COMMITTEE
Menjadi Komite Pengawas (Oversight Committee) yang efektif dalam menunjang tercapainya tata kelola perusahaan yang baik, sesuai dengan falsafah Perseroan dalam mewujudkan visi dan sasaran P erseroan dengan moto “Together We Grow” adalah merupakan visi Komite Audit PT Jembo Cable Company Tbk. Adapun misi Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan adalah untuk meyakinkan efektivitas sistim pengendalian intern, objektivitas dan akurasi pelaporan keuangan serta dipatuhinya ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dalam pengelolaan Perseroan. Fungsi pengawasan dilakukan terhadap proses audit yang dilakukan oleh Internal Auditor (Satuan Pengawas Internal = SPI) dan Eksternal Auditor. Untuk mencapai misinya dalam tahun 2010, Komite Audit melakukan pengawasan terhadap : - Pelaksanaan proses audit yang dilakukan oleh SPI mengenai kualitas dari temuan dan pemantauan tindak lanjut temuan. - Pelaksanaan audit laporan keuangan oleh eksternal auditor untuk menyakini bahwa eksternal auditor yang ditunjuk merupakan auditor yang memiliki kompetensi dan integritas. - Implementasi pengelolaan perusahaan, untuk memastikan bahwa Perseroan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku (termasuk peraturan perpajakan), dan taat terhadap etika bisnis (Code of Conduct) yang disusun Perseroan. Kegiatan Pengawasan dilakukan dengan beberapa hal, sebagai berikut : - Mendapatkan informasi dan laporan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan keuangan, persediaan, produksi, pemasaran, dan resiko. - Melakukan penelaahan serta analisa terhadap laporan dan informasi yang diperoleh. - Membuat laporan hasil penelaahan dan analisanya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. - Melakukan pembahasan dengan Manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisanya sebagai masukan bagi Manajemen dalam mengelola Perseroan. Dalam menelaah dan menganalisa laporan dan informasi yang dipero leh, Komite Audit melakukan beberapa hal sebagai berikut : - Melakukan rapat setiap minggu satu kali untuk menelaah, menganalisa laporan dan informasi yang diterima mengenai: laporan hasil pemeriksaan SPI dan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan; laporan Manajemen; laporan Interim Auditor dan Eksternal Auditor; dan laporan keuangan, serta kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan. - Menyampaikan hasil penelaahan dan analisa kepada Dewan Komisaris dan Direksi setiap tiga bulan. - Melakukan pembahasan laporan hasil penelaahan dan analisa bersama Dewan Komisaris dengan Direksi setiap 3 bulan. Berdasarkan hasil penelaahan, analisa laporan dan informasi meng enai jalannya proses kegiatan Perseroan, Komite Audit berpendapat sebagai berikut : - Tidak terdapat laporan/ informasi yang menyebabkan K omite Audit berkesimpulan bahwa laporan keuangan P erseroan untuk tahun buku 2010 disajikan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi umum yang berlaku di Indonesia. - Tidak terdapat laporan/ informasi yang menyebabkan K omite Audit berkesimpulan bahwa P erseroan telah melakukan kegiatan yang dapat dipandang sebagai unsur tindakan pelanggaran hukum ataupun penyimpangan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan lainnya yang sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.
29
To become an effective Oversight Committee in supporting the attainment of the good corporate governance, pursuant to the Company philosophy in creating the vision and objective of the Company with its motto “Together We Grow” is the vision of the Audit Committee of PT Jembo Cable Company Tbk. The Audit Committee mission in conducting oversight function is to ensure that the internal control system operates effective, objective and accuracy of the financial report and compliance to prevailing laws and regulation in the Management of the Company. Oversight function is conducted in the audit process executed by the Internal Auditor (Internal Oversight Unit = SPI) and External Auditor. In 2010, to achieve its mission, the Audit Committee conducted oversight on : - The audit process implementation conducted by SPI regarding the quality of the findings and monitoring of follow up on those findings. - Financial report audit implementation by the external auditor to ensure that the external auditor appointed is an auditor with competence and integrity. - Company management implementation, to ensure that the Company is operated according to prevailing laws and regulation (including taxation regulation), and complying to the Code of Conduct formulated by the Company. Oversight activities are conducted with several matters, as follows : - Obtain information and report related to the financial activities, stock, production, marketing and risk. - Conduct study and analysis on reports and information obtained. - Compile a study and analysis report to be submitted to the Board of Commissioners and Board of Directors. - Conduct discussion with the Management regarding the result of the study and its analysis as an input for the Management in managing the Company. In studying and analyzing report and information obtained, the Audit Committee conducted the following matters: - Conduct once weekly meetings to study, analysis report and information received regarding: result of the SPI examination result and follow up implementation of the examination report; Management report; Interim Auditor and External Auditor report; and financial report, and the Company compliance to prevailing laws and regulations in the capital market and other law provision related to the activity of the Company business. - Submit the result of study and analysis to the Board of Commissioners and Board of Directors every three months. - Conduct study on the result of the study and analysis report together with the Board of Commissioners and Board of Directors every 3 months. Based on the result of study, report analysis and information regarding the process of the Company activities, the Audit Committee is of the following opinion: - There is no report / information which caused the Audit Committee to summarize that the company financial statement for the book year 2010 is not presented according to general accounting principle prevailing in Indonesia. - There is no report / information which caused the Audit Committee to summarize that the Company has not conducted activities which can be considered as a violation against the law or deviation from the capital market prevailing laws and regulations and other regulations related to the Company business activities.
30
Untuk meningkatkan kinerja Perseroan dalam mencapai tata kelola perusahaan yang baik (GC G) beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari Manajemen: - Meningkatkan ketertiban dalam pencatatan seluruh proses kegiatan Perseroan, terutama pada proses kegiatan produksi. - Meningkatkan terwujudnya pengendalian intern yang efektif di P erseroan mulai dari sistem dan prosedur , mekanisme pengawasan dan pengambilan keputusan. - Penyesuaian dan kelengkapan petunjuk pelaksanaan kegiatan Perseroan sesuai kondisi terkini. - Mengefektifkan fungsi pengawasan melekat (Build in Control) dan pengawasan atasan langsung dalam setiap proses pelaksanaan kegiatan Perseroan. - Meningkatkan pelaksanaan Manajemen Resiko. - Memelihara semangat kerja seluruh karyawan dengan berbagai kiat motivasi dengan motto “Jembo Luar Biasa”. - Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan perangkat lunaknya terkait dengan penggunaan sistem teknologi informasi, agar dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat bagi Manajemen dalam mengelola Perseroan.
Tangerang, April 2011 Komite Audit
Drs. I.G.M. Putera Astaman Ketua Komite Audit
31
To improve the Company's performance in attaining its good corporate governance (GCG) several matters which need the attention of the Management are : - Improve discipline in the recording of all the Company activities process, especially in the process of production activities. - Improve the realization of the effective internal control within the Company starting from the system and procedure, supervision mechanism and decision making. - Compliance and completeness of the Company activities guidance according to the latest condition. - Make effective the function of Build in Control and supervision of the direct superior on any process of the Company activities implementation. - Improve the Risk Management implementation. - Maintain the working spirit of all employees by various motivations commensurate with the motto “Excellent Jembo”. - Improve its human resources capability and its software related to the usage of information technology system, to provide rapid information, proper and accurate for the Management in managing the Company. Tangerang, April 2011 Audit Committee
Drs. I.G.M. Putera Astaman Head of the Audit Committee
32
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT ANALYSIS & REVIEW
1. Tinjauan Usaha Tahun 2010 dapat dikatakan sebagai awal pemulihan industri kabel di Indonesia yang sempat terkena dampak krisis ekonomi tahun 2007. Jumlah nilai penjualan industri kabel yang sempat mengalami penurunan tahun lalu (2009) sekitar 37%, pada tahun 2010 mulai mengalami peningkatan jumlah nilai penjualan, demikian pula diperkirakan untuk tahun-tahun mendatang. Peningkatan nilai penjualan industri kabel tahun 2010 tersebut sekitar 23% semuanya berasal dari penjualan dalam negeri yang diperkirakan naik sekitar 33% dan disebabkan oleh kenaikan permintaan kabel dari berbagai segmen pasar, sedangkan penjualan eksport industri kabel pada tahun ini mengalami penurunan sekitar 10%. Sejalan peningkatan nilai penjualan industri kabel di Indonesia tersebut, Perseroan dalam tahun 2010 juga mengalami kenaikan penjualan sebesar Rp67,8 miliar atau sebesar 8,9 % dari Rp762,9 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp830,7 miliar pada tahun 2010. Namun kenaikan penjualan tersebut belum diikuti dengan kenaikan hasil kinerja akhir perseroan. Selama kurun waktu tahun 20 10, Perseroan tidak melakukan tambahan investasi mesin untuk menambah kapasitas produksinya karena kapasitas produksi terpasang perseroan masih cukup dengan tingkat utilitas sekitar 70%, sedangkan untuk tetap menjaga stabilitas kapasitas produksinya, anak perusahaan Perseroan, pada tahun 2010 ini telah melakukan overhaul berkala terhadap 2 (dua) unit diesel secara terjadwal agar suplai energi ke PLN Batam lancar.
2. Kinerja Operasional a. Aset Aset konsolidasi Perseroan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp25,4 miliar atau 4,3% dari Rp587,4 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp562,0 miliar pada tahun 20 10. Penurunan masing-masing terjadi pada; uang jaminan sebesar Rp31,3 miliar atas penyelesaian uang jaminan pembukaan L/C pembelian bahan baku dari beberapa bank dan penurunan piutang usaha sebesar Rp30 miliar. Sedangkan kenaikan terjadi pada persediaan barang dalam proses sebesar Rp30,5 miliar karena tertunda beberapa order yang masih dalam penyelesaian dan uang muka pembelian sebesar Rp19,8 miliar. b. Kewajiban Kewajiban Perseroan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp21,5 miliar atau 4,4%, dari Rp484,8 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp463,3 miliar pada tahun 20 10. Penurunan masing-masing terjadi pada; uang muka penjualan turun sebesar Rp26,1 miliar, biaya yang masih harus dibayar turun sebesar Rp7,9 miliar dan hutang lain-lain anak perusahaan Perseroan turun sebesar Rp7,1 miliar c. Penjualan / Pendapatan Usaha Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 3 1 Desember 2010 sebesar Rp830,7 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp67,8 miliar atau naik 8,9% dibanding tahun 2009 sebesar Rp762,9 miliar. Pada penjualan kabel listrik tegangan rendah, kenaikan penjualan terjadi pada kabel tembaga sebesar 22,9%, dan pada kabel aluminium terjadi penurunan sebesar 2,9%. Demikian pula pada kabel listrik tegangan menengah terjadi penurunan sebesar 2,7%. Penjualan kabel telepon serat optik mengalami kenaikan sebesar 1,7%, sedangkan pada kabel telepon metalik, penjualannya mengalami penurunan sebesar 22,3% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada penjualan energi listrik oleh anak perusahaan di Batam, terjadi sedikit peningkatan penjualan yaitu sebesar 1,8%.
33
1. Business Consideration The year 2010 may be considered as a start of recover y for the cable industr y in Indonesia suffering from the economical crisis of 2007. The cable industry sales value amount which underwent a decrease in the previous year (2009) around 37%, in 2010 started to experience an increase in sales value amount, which is also estimated for the coming years. The improvement in the cable industry sales value of 2010 around 23% is all due to the domestic sales estimated to increase around 33% and also due to the increase in cable demand from various market seg ments, while the cable industry export sales in this year experience a decrease around 10%. In line with the improvement of the cable industry sales in Indonesia, the Company in 2010 also experience a sales increase amounting to Rp. 67,8 billion or 8,9 % of Rp. 762.9 billion in 2009 to become Rp. 830,7 billion in 2010. Such sales increase is not yet consummate to the company's end performance result. During 2010, the Company did not conduct any machine investment addition to increase its production capacity as the installed production capacity of the company is still sufficient with the utility level of around 70%, meanwhile to ensure production capacity stability, in 2010 the Company subsidiary has conducted a periodical overhaul of 2 (two) diesel units scheduled so that the energy supply to PLN Batam run smooth.
2. Operational Performance a. Asset The Company consolidated asset in 2010 underwent a decrease of Rp. 25,4 billion or 4.3% of Rp.587 ,4 billion in 2009 to become Rp.562,0 billion in 2010. The respective decrease occurred in; security money amounting to Rp.31,3 billion on the settlement of security money for the opening of raw material purchase L/C from several banks and decrease in the company outstanding of Rp.30 billion. Meanwhile an increase occurred in the stock supply of good in process amounting to Rp. 30,5 billion due to several orders being delayed and still in completion and advance purchase of Rp. 19,8 billion. b. Liability The Company liability in 2010 underwent a decrease of Rp.21,5 billion or 4.4%, of Rp. 484.8 billion in 2009 to become Rp.463.3 billion in 2010. The respective decrease happened in; a decrease in sales advance of Rp.26,1 billion, cost is set to be settled decrease around Rp. 7,9 billion and other loan of the Company subsidiary decrease Rp. 7,1 billion c. Sales / Operational Income The Company consolidated sales for the year ended on 31 December 2010 amounted to Rp. 830,7 billion an increase of Rp. 67,8 billion or up 8.9% compared to 2009 of Rp. 762,9 billion. In low voltage electrical cable sales, the sales increase is in the copper cable amounting to 22.9%, and aluminum cable underwent a decrease of 2.9%. The medium voltage electrical cable underwent a decrease of 2.7%. Sales in optical fiber phone cable increase 1.7%, while sales of metallic phone cable decrease 22.3% compared to the previous year. In the power energy sales by its subsidiary in Batam, there is a slight sales improvement of 1.8%.
34
Produk
Tahun 2010
Tahun 2009
% Naik (Turun)
Year
Year
Increase (Dedrease)
(Dalam Miliar Rupiah) Kabel Listrik
Product (in billion Rupiah) (LV) Low Voltage
Tegangan Rendah (TR):
Electric Cable:
• Kabel Tembaga
Rp.
442,5 M
Rp. 360,0 M
22,9
• Copper Cable
• Kabel Aluminium
Rp.
163,7 M
Rp. 168,6 M
(2,9)
• Aluminium Cable
Kabel Listrik
Rp.
144,2 M
Rp. 148,3 M
(2,7)
(MV) Medium Voltage Electric Cable
Tegangan Menengah (TM)
Telephone Cable:
Kabel Telepon: • Kabel Serat Optik
Rp.
39,7 M
Rp.
39,0 M
1,7
• Kabel Metalik
Rp.
23,6 M
Rp.
30,4 M
(22,3)
• Metallic Cable
Energi Listrik
Rp.
16,9 M
Rp.
16,6 M
1,8
Electric Energy
Rp. 762,9 M
8,9
Total
Jumlah
Rp. 830,7 M
• Optik Fibre Cable
d. Laba Kotor Laba kotor konsolidasi Perseroan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp22,3 miliar atau turun sebesar 32,5% dari Rp68,6 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp46,3 miliar pada ta hun 2010. Jika laba kotor dihitung dalam prosentase dari nilai penjualan maka prosentase laba kotor tahun 20 10 mengalami penurunan sebesar 3,4% dari 9% pada tahun 2009 menjadi 5,6% pada tahun 2010. Penurunan ini karena ada beberapa order yang memberikan margin rendah bahkan memberikan prosentase minus. e. Beban Usaha Beban usaha konsolidasi Perseroan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp2,6 miliar dari Rp45,4 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp42,8 miliar pada tahun 2010. Penurunan beban usaha tersebut terjadi pada penurunan beban penjualan sebesar Rp 3 miliar atau 14% dibanding tahun lalu, jumlah penurunan beban tersebut cukup berarti mengingat jumlah nilai penjualan tahun 2010 naik dibandingkan tahun lalu. f. Laba Bersih Selama tahun 2010, Perseroan mencatat rugi bersih konsolidasi sebesar Rp1,0 miliar, kerugian konsolidasi tersebut terjadi karena kerugian dari anak perusahaan sebagai akibat pembebanan pajak tangguhan pada tahun 2010 ini.
35
Grafik Penjualan per Jenis Produk (Selling Product Graphic) 550 500 450 400 350
2010
442,5
2009
360,0
300 250 200
163,7
150
168,6
144,2
148,3
100 39,7
50 0
Kabel TR Tembaga LV Copper Cable
Kabel TR Aluminium LV Aluminium Cable
Kabel TM MV Cable
39,0
Kabel Serat Optik Optic Fiber Cable
23,6
30,4
Kabel Telp. Metal Metal Phone Cable
16,9
16,6
Energi Listrik Electric Power
d. Gross Profit The Company consolidated gross profit in 2010 went down amounting to Rp. 22,3 billion or a decrease of 32.5% from Rp. 68,7 billion in 2009 to become Rp. 46.3 billion in 2010. If the gross profit is calculated in percentage from the sales value the gross profit percentage in 2010 underwent a decrease of 3.4% from 9% in 2009 to become 5.6% in 2010. This decrease is due to several order with low margin resulting in a minus percentage. e. Operating Cost The Company consolidated operating cost in 2010 underwent a decrease of Rp.2.6 billion from Rp. 45.4 billion in 2009 to become Rp. 42.8 billion in 2010. Such decrease in the Company operating cost also happened to sales cost decrease of Rp. 3 billion or 14% compared to the previous year, such decrease is quite significant taking in consideration that sales value in 2010 increased compared to the previous year. f. Net Profit During 2010, the Company recorded a consolidated net loss of Rp.1,0 billion, such consolidated loss was due to the loss of its subsidiary due to deferred tax burden in 2010.
36
Analisis Keuangan
31 Desember / December 31
Financial Analysis
(dalam miliar rupiah) Uraian
(In billion rupiah) 2010
2009
2008
2007
2006
Description
Laba Usaha
3,5
23,3
55,4
51,1
10,6
Operating Income
Laba Bersih
(1,0)
15,8
0,08
22,9
0,59
Net Income
Aset
562,0
587,3
673,4
470,5
362,3
Total Assets
Kewajiban
463,3
484,8
586,3
383,2
299,0
Liabilities
98,7
102,5
87,2
87,3
63,6
Stockholder’s Equity
Ekuitas
3. Pembayaran Hutang dan Kolektibilitas Piutang Rata-rata pembayaran hutang usaha adalah 152 hari pada tahun 2010. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu 174 hari, pada tahun 2010 mengalami penurunan 22 hari disebabkan ada beberapa L/C berjangka (usance L/C) dibayar sebelum jatuh temponya. Ini dilakukan karena pagu fasilitas pembukaan L/C (fasilitas non cash loan) sudah mencapai limit, dengan dibayarnya L/C berjangka sebelum jatuh tempo maka memungkinkan untuk dapat membuka L/C baru. Rata-rata kolektibilitas piutang usaha tahun 2010 adalah 85 hari mengalami penurunan jika 22 dibandingkan tahun 2009 yaitu 107 hari. Ternyata bahwa kolektibilitas piutang usaha lebih cepat 22 hari tersebut dipergunakan untuk membayar hutang L/C berjangka lebih cepat dari jatuh temponya.
4. Ikatan Yang Material Untuk Investasi Barang Modal Pada tahun 2010 tidak ada ikatan yang material untuk investasi barang modal.
5. Dampak Perubahan Harga Terhadap Penjualan dan Pendapatan Bersih Kenaikan harga rata-rata secara bertahap terhadap bahan baku kabel terutama tembaga selama tahun 2010 mempengaruhi secara langsung pencapaian laba kotor Perseroan. Sehingga terdapat beberapa order penjualan yang telah diterima pada tahun lalu, pada saat realisasi pengirimannya memberikan margin laba rendah.
6. Informasi dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntasi Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntasi.
37
Grafik Perbandingan Laba (Income Compare Graphic) 60,0
Laba Usaha Operating Income
55,0 50,0
Laba Bersih Net Income
55,4 51,1
45,0 40,0 35,0 30,0 25,0
23,3
22,9
20,0
15,8
15,0
10,6
10,0 5,0
15,7
-5,0
0,59
0,08
0,0
-1,0
2010
2009
2008
2007
2006
3. Debt Settlement and Outstanding Collectibility The average business debt payment is 152 days in 2010. Compared to 2009 of 174 days, in 2010 it experienced a decrease of 22 days due to several usance L/C were paid prior to due date. This was conducted due to the L/C opening facility (non cash loan facility) has reached a limit, by the payment of usance L/C prior to due date there is a possibility to obtain new L/Cs. The operational outstanding collectability average in 2010 is 85 days a decrease of 22 compared to 2009 of 1 07 days. The fact that business outstanding collectability is 22 days faster was utilized to pay usance L/C prior to its due date.
4. Material Commitment to Capital Goods Investment In 2010 there is no material commitment for capital good investment.
5. The Impact of Price Changes on Sales and Net Income The gradual average price increase on cable raw material especially copper during 2010 directly affected the attainment of the company gross profit. Several sales order received in the pr evious year, at the time of the deliver y realisatoin provided lower profit margin.
6. Information and Material Fact Happening After the Date of the Accounting Report There is no information and material fact which happened after the date of the accounting report.
38
7. Prospek Usaha Penjualan Bersih Perseroan tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 8,9% bila dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pemulihan. Hingga saat ini peluang pasar dalam negeri masih sangat besar untuk industri kabel, PLN memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun 2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik. Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan gedung perkantoran dan perumahan saat ini sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis yang besar bagi industri kabel di Indonesia terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk kabel telepon serat optik juga mempu nyai peluang besar, apalagi pemerintah telah memiliki rencana pengembangan Ring Palapa, yang akan mendorong meningkatnya permintaan produk kabel serat optik. Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional juga cukup besar walaupun untuk tahun 2010 penjualannya mengalami penurunan. hal ini tentunya tidak akan mengurangi rasa optimis b ahwa Perseroan akan terus mengalami pertumbuhan. Kinerja anak perusahaan Perseroan juga diharapkan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik.
8. Aspek Pemasaran Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan Bangunan merupakan tiga pasar utama yang dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal maupun internasional. Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain terus meningkatkan kualitas dan kemampuan, Perseroan juga terus berusaha untuk menambah jenis kabel yang dapat diproduksi terutama pada jenis-jenis kabel khusus, serta mendorong naiknya angka ekspor melalui penjualan produk-produk unggulan.
9. Kebijakan Dividen Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara kepentingan dari para Pemegang Saham dengan kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan, pembayaran atau pembagian dividen ditentukan dalam Rapat U mum Pemegang Saham selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan.
39
7. Business Prospect The Company Net Sales in 2010 experienced an increase of 8.9% compared to the previous year. This indicate that there is a recovery. Until currently the domestic market opportunity is still high for the cable industry, the State Electric Company has a 75 - 100 vision, which mean that on the 75th Republic Indonesia anniversar y which is in 2020, all the regions shall be provided with electricity. The cable demand for office building development and housing is currently ver y high. This provide business opportunity for the cable industry in Indonesia especially electrical cable. Also for optical fibre phone cable which has a great opportunity considering that the government has a Palapa Ring development plan, which boost increase of the optical fibre cable production. Besides the local market, the international market is still quit e great although for 2010 sales underwent a decrease. This will not decrease the optimist view that the Company shall conti nously grow. The Company subsidiar y is also expected to continously improve in line with the increase in power demand.
8. Marketing Aspect Infrastructure, Industry, and Construction and Building are three main markets serviced by the Company with its various kind of productions, both in the local and also in the international market. In the effort to improve sales, besides continously improving it s quality and capability, the Company also continously effort to supplement cable types produced especially special types of cable, and boosting the increase of its export value through superior product sales.
9. Dividend Policy To maintain good balance between the interest of Shareholders and the Company financial condition and growth, payment or distribution dividend shall be stipulated in the Shareholders General Meeting as long as it doesnot violate the Company Articles of Association.
40
STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE
Board of Commissioners
Audit Committee
President Director
Managing Director
Management Representative
Corporate Communication
Manufacturing Director
Internal Control
Legal & Corporate Secretary
Finance Director & Corporate Secretary
Marketing Director
Manufacturing General Manager
Production Planning & Control Manager
Production 1 Manager
Finance & Accounting Manager
Information Technology Manager
Maintenance Manager
Production 2 Manager
Supply Chain & Inventory Manager
General Affairs Manager
Sales Support Manager
Quality Assurance Manager
Process Engineering Manager
Human Resources Development Manager
Product Development Manager
Sales Manager
41
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
Annual Report 2010
LAPORAN TAHUNAN 2010 / 2010 ANNUAL REPORT PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan PT Jembo Cable Company Tbk, Tahun 2010. The Board of Commissioners and The Board of Director are fully responsible as to the contents of the 2010 Annual Report of PT Jembo Cable Company Tbk.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Drs. I Gusti Made Putera Astaman Presiden Komisaris & Komisaris Independen President Commissioner & Independent Commissioner
Ny. Hauw Ay Lan Komisaris Commissioner
Drs. Andreas S. Soedjijanto, MBA, FLMI Komisaris Independen Independent Commissioner
Direksi Board of Directors
Santoso
Presiden Direktur President Director
Mary Ang Santoso Direktur Director
Antonius Benady Direktur Director
Nobuo Ninomiya Direktur Director
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND ITS SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN / CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER 2010 DAN 2009/ 31 DECEMBER 2010 AND 2009 DAN/AND LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A
Exhibit A
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
A S E T 2010
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED BALANCE SHEETS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in thousands Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 2.328.274 (2009: Rp 1.700.201) Piutang lain-lain - Pihak ketiga Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka pembelian Biaya dibayar dimuka
51.133.134
2c,e,3 2c,d,e,g,4 2d,28
144.707.620 7.362.264 162.474.328 22.057.890 31.561.229 6.329.749
2f 2h,5 2o,24 6 2i
Jumlah Aset Lancar
469.184.463
43.558.249
A
S
S E T S
2009
177.663.273 9.883.250 142.060.270 23.159.385 11.762.749 1.188.372
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade receivables Related parties Third parties - net of allowance for decline impairment loss of Rp 2,238,274 (2009: Rp 1,700,201) Other receivables - Third parties Inventories Prepaid taxes Purchase advances Prepaid expenses
459.661.839
Total Current Assets
45.692.060 48.252.480
ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan Investasi dalam saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 222.275.773 (2009 : Rp 221.243.692) Uang jaminan
2.475.194 2.700.000
2o,24 2j,7
4.401.284 975.000
79.812.810 7.826.227
2k,l,8 2c,9
83.207.561 39.135.106
NON CURRENT ASSETS Deferred tax assets Investments in share of stocks Property, plant and equipment – net of accumulated depreciation of Rp 222,275,773 (2009 : Rp 221,243,692) Security deposits
Jumlah Aset Tidak Lancar
92.814.231
127.718.951
Total Non Current Assets
561.998.694
587.380.790
TOTAL ASSETS
JUMLAH AS E T
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Consolidated Financial Statements taken as a whole
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A/2
Ekshibit A/2
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2010 KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman bank jangka pendek Hutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang perolehan aset tetap Hutang lain-lain - Pihak ketiga Hutang pajak Uang muka penjualan Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Hutang sewa pembiayaan jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah Kewajiban Lancar
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED BALANCE SHEETS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in thousands Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
LIABILITIES AND EQUITY 2009
722.812
CURRENT LIABILITIES Short-term bank loans Trade payables Related parties Third parties Liabilities for acquisition of property, plant and equipment Other payables - Third parties Taxes payables Advances from customers Related parties Third parties Accrued expenses Current maturities of long - term finance lease liabilities
465.853.474
Total Current Liabilities
85.740.672
2c,10
104.676.089
50.509.458 266.850.867
2d,28
70.619.459 211.991.583
674.325 18.895.438 791.504
2c,k,12
2.151.053 26.027.492 1.251.432
2c,11
13 2o,24
2c,14 1.642.519 6.452.549 6.323.579
2d,28
1.002.632
2l,16
15
438.883.543
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang sewa pembiayaaa jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban imbalan pasca-kerja
1.560.022 22.841.412
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
24.401.434
15.234.936 18.976.023 14.202.595
NON CURRENT LIABILITIES
2l,8,16 2n,26
998.233 17.991.813
Long-term finance lease liabilities - net of current maturities Provision for post-employment benefits
18.990.046
Total Non Current Liabilities
Hak Minoritas atas
Minority Interest in
Aset Bersih Anak Perusahaan EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham*) Modal dasar - 600.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 151.200.000 saham Agio saham Laba belum direalisasi dari pemilikan efek Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
35.001
2b
27.016
Net Asset of Subsidiary
3.774.497 13.104.219
774.497 21.660.757
EQUITY Share capital - par value Rp 500 per share *) Authorized - 600,000,000 shares Subscribed and paid-up 151,200,000 shares Additional on paid in capital Unrealized gain on increase in value of investments in shares of stocks Retained earnings Appropriated Unappropriated
98.678.716
102.510.254
Total Equity
561.998.694
587.380.790
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
75.600.000 3.900.000
17
2.300.000
2i,7
*) Dalam Rupiah penuh
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
18
75.600.000 3.900.000 575.000
In full Rupiah *)
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Consolidated Financial Statements taken as a whole
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit B
Exhibit B
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2010
Catatan/ Notes
2009
PENJUALAN BERSIH
830.723.138
2c,d,m,19,28
762.976.145
NET SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN
784.397.161
2h,m,20,21,28
694.318.957
COST OF GOODS SOLD
68.657.188
GROSS PROFIT
LABA KOTOR
46.325.977
BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
18.445.480 24.362.464
21.399.742 23.991.719
OPERATING EXPENSES Selling expenses General and administrative expenses
Jumlah Beban Usaha
42.807.944
45.391.461
Total Operating Expenses
3.518.033
23.265.727
PROFIT FROM OPERATIONS
2m,22
LABA DARI USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba selisih nilai tukar mata uang asing - Bersih Penjualan barang rusak Keuntungan atas penjualan aset tetap Penghasilan bunga Penghasilan investasi Beban bunga pinjaman Provisi dan administrasi bank Lain-lain - Bersih Pendapatan (Beban) Lain-Lain - Bersih
( (
(
LABA SEBELUM PAJAK
7.181.396 3.709.414 3.320.458 525.189 210.000 15.064.441) 2.651.565) 1.474.657
2c 2m 2k 3 2j,7 23
( (
16.713.543 9.580.190 101.950 660.133 18.242.898) 4.200.785) 1.953.551
OTHER INCOME (CHARGES) Gain on foreign exchange - Net Sales of scrap Gain on sale of property, plant and equipments Interest income Investment income Interest expenses Provision and bank administration Others - Net
1.294.892)
6.565.684
Other Income (Charges) - Net
2.223.141
29.831.411
INCOME BEFORE TAX
MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan
( (
1.312.589) 1.926.090)
( (
10.017.552) 3.974.762)
TAX INCOME (EXPENSES) Current tax Deferred tax
Jumlah Beban Pajak
(
3.238.679)
(
13.992.314)
Total Income Tax
LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS KEUNTUNGAN BERSIH ANAK PERUSAHAAN
(
1.015.538)
(
5.000)
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
(
1.020.538)
LABA (RUGI) PER SAHAM *)
(
6,75)
2o,24
15.839.097
MINORITY INTEREST IN NET LOSS
HAK MINORITAS ATAS KERUGIAN BERSIH ANAK PERUSAHAAN
INCOME (LOSS) BEFORE MINORITY INTEREST NET INCOME OF SUBSIDIARIES
*) Dalam Rupiah penuh
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
2b
2p,25
2.984
OF SUBSIDIARIES
15.842.081
NET INCOME (LOSS) FOR THE YEARS
104,78
INCOME (LOSS) PER SHARE *) *) In full Rupiah
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Consolidated Financial Statements taken as a whole
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Exhibit C PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
Modal disetor/ Paid-in capital
75.600.000
Saldo 31 Desember 2008
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in thousands Rupiah, unless otherwise stated )
Agio saham/ Additional on paid-in capital
-
-
Laba bersih tahun berjalan
-
-
75.600.000
stock
3.900.000
Rugi belum direalisasi dari pemilikan efek
Saldo 31 Desember 2009
Laba belum direalisasi dari pemilikan efek/ Unrealized gain on investment in
3.900.000
1.100.000
(
525.000) 575.000
Laba belum direalisasi dari pemilikan efek
-
-
Cadangan umum
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dividen
2p, 26
Rugi bersih tahun berjalan Saldo 31 Desember 2010
2h, 7, 17, 18
75.600.000
3.900.000
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
1.725.000
2.300.000
Saldo laba/ Retained earnings Tidak Ditentukan ditentukan pengunaanpengunaannya/ nya/ appropriated unappropriated
774.497
Jumlah ekuitas/ Total equity
5.818.676
-
87.193.173
(
-
Balance as of 31 December 2008
525.000)
Unrealized loss on decrese in value of investments in shares of stock
-
15.842.081
15.842.081
Net income for the year
774.497
21.660.757
102.510.254
Balance as of 31 December 2009
1.725.000
Unrealized gain on decrese in value of investments in shares of stock
3.000.000
-
-
Appropriation for general reserve
4.536.000) (
4.536.000)
Dividend
(
1.020.538)
Net loss for the year
(
3.000.000)
-
(
-
(
1.020.538)
3.774.497
13.104.219
98.678.716
Balance as of 31 December 2010
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Consolidated Financial Statements taken as a whole
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit D
Exhibit D
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok Direksi dan karyawan
( 809.977.405) ( 15.870.684)
( (
759.347.593) 34.996.321)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to: Suppliers Directors and employees
Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga dan beban keuangan Pembayaran pajak penghasilan
34.950.048 ( 17.716.006) ( 9.468.128)
( (
56.773.853 18.242.898) 10.710.119)
Cash generated from operations Interest and financial charges paid Payments of income taxes
860.798.137
7.765.914
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Perolehan aset tetap Pendapatan investasi Penurunan (Pembayaran) uang jaminan
851.117.767
525.189 ( 9.155.330) 210.000 31.306.079
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
22.885.938
27.820.836
Net cash flows provided by operating activities
(
660.133 6.371.580) 24.627.159)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Interest received Acquisitions of property, plant and equipment Investment income Payments of security deposits
(
30.338.606)
Net cash flows provided by (used in) investing activities
(
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Pembayaran hutang lain-lain Pembayaran hutang bank
( 6.508.751) ( 18.935.417)
( (
1.582.306) 7.000.000)
Pembayaran hutang pembelian aset tetap Pembayaran dividen Pembayaran hutang sewa pembiayaan
( ( (
(
Payment to other payable Proceeds from (payments of) bank loan Payments of liabilities for acquisition plant, and equipment Dividen payment Payments of finance leases payable
1.476.728) 4.536.000) 1.328.767)
(
354.694) 1.114.363)
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan ( 32.785.663)
(
10.051.363)
Net cash flows used in financing activities
(
12.569.133)
NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT
PENURUNAN DALAM KAS DAN SETARA KAS
(
2.133.811)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
45.692.060
58.261.193
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEARS
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
43.558.249
45.692.060
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEARS
365.610
SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash investing and financing activities: Ordinary activities: Increase in leased assets through finance lease
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: Aktivitas normal: Penambahan aset sewa pembiayaan melalui hutang sewa pembiayaan
1.949.349
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Consolidated Financial Statements taken as a whole
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM
Exhibit E PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
1. G E N E R A L
a. Pendirian dan Informasi Umum
a. Establishment and General Information
PT Jembo Cable Company Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968 juncto No. 12 Tahun 1970 pada tanggal 17 April 1973 berdasarkan akta Notaris No. 51 dari Lody Herlianto, S.H, Notaris di Jakarta. Anggaran dasar beserta perubahannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/106/17 tanggal 30 Maret 1974 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 35 tanggal 3 Mei 1983, Tambahan No. 490 dan No. 491. Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir diubah dengan akta Notaris No. 26 tanggal 27 Juni 2008 dari Ati Mulyati, S.H Notaris di Jakarta mengenai perubahan pengurus Perusahaan dan perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan UndangUndang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana penerimaan laporan akta perubahan anggaran dasar perusahaan dengan Surat Keputusan No. AHU-56016.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 17 tanggal 27 Februari 2009, Tambahan No. 6027.
PT Jembo Cable Company Tbk (the Company) was established based on Notarial deed No. 51 dated 17 April 1973 of Lody Herlianto, SH, Notary in Jakarta, under the framework of Domestic Capital Investment Law No. 6 of Year 1968 as amended by Law No. 12 of Year 1970. The Company’s articles of association together with the amendments were approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A.5/106/17 dated 30 March 1974 and were published in the State Gazette No. 35 dated 3 May 1983, Supplement No. 490 and No. 491. The Company’s articles of association have been amended several times, the latest by Notarial deed No.26 dated 27 June 2008, of Ati Mulyati, S.H., Notary in Jakarta, regarding the exchange of the Company’s management’s and to conform with Law No. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Companies. These amendments were approved by the Minister of Justice and Humand Rights of the Republic of Indonesia as reflected in the acknowledgment of notification on changes of the article of association of the Company in his Decision Letter No. AHU-56016.AH.01.02.Tahun 2008 dated 27 August 2008 and were published in the State Gazette No. 17 dated 27 February 2009, Supplement No. 6027.
Perusahaan berdomisili di Tangerang, Banten, dengan pabrik berlokasi di Desa Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kabupaten Tangerang. Kantor perusahaan beralamat di Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B 6th Floor, Jl. Angkasa Kav B-6, Kemayoran, Jakarta Pusat – Indonesia.
The Company is domiciled in Tangerang, Banten and located in Mega Glodok Kemayoran, Jakarta and plants located in Desa Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kabupaten Tangerang. The company office is located in Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B 6th Floor, Jl. Angkasa Kav B-6, Kemayoran, Jakarta Pusat – Indonesia.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang usaha industri kabel listrik dan telekomunikasi. Kegiatan usaha komersial Perusahaan dimulai sejak tahun 1974.
In accordance with Article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities comprises manufacturing of electrical and telecommunications cables. The Company started commercial operations since 1974.
Berdasarkan akte notaris No. 09 tanggal 19 Juli 2010 dari Ati Mulyani, S.H. Notaris di Jakarta Mengenai perubahan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
Based on notarial deed No. 09 dated 19 Juli 2010 of Ati Mulyani, S.H., Notary in Jakarta, regarding to change in the composition of the board of Commisioner and Director of the company on 31 December 2010 and 2009 consisted of the following :
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris
Drs IGM Putera Astaman Hauw Ay Lan Drs Andreas Soewatjono Soedjianto, MBA
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Commissioner
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/2
Exhibit E/2
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
1. U M U M (Lanjutan)
1.
a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan) Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
G E N E R A L (Continued) a. Establishment (Continued)
and
General
Information
Board of Directors President Director Director Director Director
Santoso Mary Ang Santoso Antonius Benady Nobuo Ninomiya
2009 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
Drs IGM Putera Astaman Hauw Ay Lan Drs Andreas Soewatjono Soedjianto, MBA
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Commissioner Board of Directors President Director Director Director Director Director Director
Santoso Mary Ang Santoso Antonius Benady Sugono Widjaya Cahayadi Santoso Takashi Simmoto
Imbalan yang dibayarkan kepada Komisaris dan Direksi pada tahun 2010 Rp 1.390.241 (2009: Rp 1.714.273). Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata sejumlah 614 karyawan (2009: 609 karyawan) (Tidak diaudit). b. Anak Perusahaan Perusahaan memiliki penyertaan saham sebesar 99,89% pada PT Jembo Energindo, anak perusahaan yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha industri pembangkit tenaga listrik. Anak perusahaan tersebut mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 5 Agustus 2002. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah aset sebesar Rp 60.999.429 (2009: Rp 65.986.912) c. Penawaran Umum Efek Pada tanggal 9 Oktober 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK) dengan suratnya No. S-1676/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum atas 10.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 18 Nopember 1992, saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh saham atau sejumlah 151.200.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Remuneration paid to Commissioners and Directors in 2010 amounted to Rp 1,390,241 (2009: Rp 1,714,273). The Company has average total number of employees of 614 (2009: 609 employees) (Unaudited). b. Subsidiary The Company has 99.89% ownership interest in PT Jembo Energindo, a subsidiary which is located in Jakarta and engaged in providing electrical power. The subsidiary started commercial operations on 5 August 2002. On 31 December 2010, total assets are amounted to Rp 60,999,429 (2009: Rp 65,986,912). c. Public Offering of Shares On 9 October 1992, the Company obtained the Notification of Effectivity of Share Registration No. S-1676/PM/1992 from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution (Bapepam - LK) for the Company’s public offering of 10,000,000 shares. On 18 November 1992, these shares were listed in the Jakarta Stock Exchange. On 31 December 2010 and 2009, all of the Company’s 151,200,000 shares were listed in the Indonesia Stock Exchange.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/3
Exhibit E/3
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a. Consolidated Financial Statement Presentation
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) No VIII G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam – LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.
The consolidated financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia, Financial Accounting Standard and Regulation of Capital Market Supervisory and Financial Institution (Bapepam – LK) No VIII. G.7. regarding to Financial Statement Presentation Guildelines included in appendix of the decree of the chairman of the Capital Market Supervisory Board and Financial Institution No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp ), dan laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini kecuali dinyatakan lain, disajikan dalam ribuan Rupiah.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies. All of figures in the financial statements are expressed in thousands Rupiah, unless otherwise stated.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared by using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing, and financing activities.
b. Prinsip Konsolidasian
b. Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan anak perusahaan) yang disusun sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities which are controlled by the Company (and its subsidiary) made up to 31 December each year. Control is achieved when the Company has the power to govern the financial and operating policies of the investee entity so as to obtain benefits from its activities. Control is presumed to be exist when the Company owns directly or indirectly through subsidiaries, more than 50% of the voting rights.
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi.
On acquisition, the assets and liabilities of a subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition.
Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas.
The interest of the minority shareholders is stated at the minority’s proportion of the historical cost of the net assets. The minority interest is subsequently adjusted for the minority’s share of movements in equity.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/5
Exhibit E/5
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset dan kewajiban keuangan (Lanjutan) b. Kewajiban keuangan (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. Financial assets and liabilities (Continued) b. Financial liabilities (Continued)
Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial liabities within the scope of SFAS No. 55 (Revised 2006) are classified as financial liabilities measured at fair value through profit and loss, and financial liabilities measured at amortized cost. The Company determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.
i. Aset dan kewajiban keuangan diukur melalui laporan laba rugi
i. Financial assets and liabilities measured at fair value through profit and loss
Aset dan kewajiban keuangan pada nilai wajar diukur melalui laporan laba rugi terdiri dari aset dan kewajiban keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan aset dan kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Financial assets and liabilities measured at fair value through profit and loss included the financial assets and liabilities held for trading and assets and liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit and loss.
Aset dan kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset dan kewajiban derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset dan kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di neraca pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi.
Financial assets and liabilities are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of sale or repurchase in the near future. Derivative assets and liabilities are also classified as held for trading unless designated as effective hedging instruments. Financial assets and liabilities measured at fair value through profit or loss are recorded in the balance sheets at fair value with gains or losses are recognized in the statements of income.
ii. Tersedia untuk dijual Kategori tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
c. Pengakuan Pada saat pengakuan awal, aset atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran aset dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset dan kewajiban keuangan tersebut.
ii. Available-for-sale Available-for-sale consist of nonderivative financial assets designated as available-for-sale or are not classified in any of three preceding categories.
c. Recognition At initial recognition, financial assets or liabilities are measured at fair value, except for financial assets and liabilities measured at fair value through profit and loss, plus or minus the transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial assets or issuance of financial liabilities. The subsequent measurement of financial assets and liabilities depends on the classification of financial assets and liabilities.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/6
Exhibit E/6
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset dan kewajiban keuangan (Lanjutan) 2. Pengukuran nilai wajar
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. Financial assets and liabilities (Continued) 2. Fair value measurement
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability is settled between knowledgeable, willing parties in an arm's length transactions on the date of measurement.
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Company measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and reflect actual and regularly occurred market transactions on an arm’s length basis.
Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model).
If the market of the financial instrument is inactive, the Company determines fair value by using valuation techniques including using recent market transactions conducted properly by knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of another instrument which is substantially the same, discounted cash flow analysis and option pricing model.
3. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan kewajiban keuangan adalah jumlah aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. 4. Penurunan nilai dari aset keuangan
3. Amortized cost measurement Amortized cost of financial assets or liabilities are the amount at which the financial assets or liabilities are measured at initial recognition, minus principal payments, plus or minus the cummulative amortization using the effective interest rate method, calculated from the difference between the initial amount and maturity amount, minus any reduction for impairment. 4. Impairment of financial assets
Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut:
Starting 1 January 2010, impairment of financial assets is measured using amortized cost as follows:
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok asset keuangan mengalami penurunan nilai.
At each balance sheet date, the Company assesses whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/7
Exhibit E/7
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset dan kewajiban keuangan (Lanjutan) 4. Penurunan (Lanjutan)
nilai
dari
aset
keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. Financial assets and liabilities (Continued) 4.
Impairment (Continued)
of
financial
assets
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Financial asset or group of financial assets are decreased in value and impairment losses occurrs only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events occurring subsequent to initial recognition of these assets (adverse events), and the impact of adverse events on the estimated future cash flows of financial assets or group of financial assets can be estimated reliably.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Company considers whether there is objective evidence of impairment individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that there is no objective evidence of impairment of financial assets which is assessed individually, regardless of the amount is significant or not, those financial assets will be assessed collectively in a group of financial assets that have similar credit risk characteristics. Financial assets which have been assessed individually, not included in the collective impairment calculation.
Jumlah kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi.
The impairment losses of financial assets, which are assessed individually, are measured as the difference between carrying value of financial assets and present value of estimated future cash flow which is using the effective interest rate at the beginning of financial assets. The carrying amount of assets is presented by deducting the allowance for impairment losses and impairment losses expense is recognized in the income statements.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut.
Future cash flows of a group of financial assets that decline in value is evaluated collectively, is estimated based on contractual cash flows over assets within the group and historical loss ever experienced on the assets that have similar credit risk characteristics with the characteristics of credit risk within the group.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/8
Exhibit E/8
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset dan kewajiban keuangan (Lanjutan) 4. Penurunan (Lanjutan)
nilai
dari
aset
keuangan
Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini. 5. Penghentian pengakuan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. Financial assets and liabilities (Continued) 4. Impairment of financial assets (Continued) Historical loss ever experienced is adjusted based on recent data that can be observed to reflect the current conditions that have no effect on the period in which these historical losses occurred, and to eliminate the conditions that exist in the historical period but no longer exists at this time.
5. Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.
The Company derecognizes financial assets when the contractual rights to the cash flows arising from financial assets expire or the Company transfers all rights to receive contractual cash flows from financial assets in a transaction where the Company has transferred substantially all the risks and rewards of ownership of transferred financial assets. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the Company are recognized as assets or liabilities separately.
Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company derecognizes financial liabilities when the obligation which is specified in the contract is released or canceled or expires.
Dalam transaksi di mana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In transactions where the Company neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Company derecognizes the asset if it does not retain control over the assets. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers where control over the asset is retained, the Company continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
6. Saling hapus Aset dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, ada hak hukum saat ini yang dilaksanakan untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aktiva dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.
6. Offsetting Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the balance sheets if, and only if, the Company has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/9
Exhibit E/9
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2.
f. Kas dan Setara Kas
f. Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. g. Piutang Usaha
Cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the dates of placement. g. Trade Receivables
Sejak tanggal 1 Januari 2010, piutang usaha diklarifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang (Catatan 2.e). Sebelum tanggal 1 January 2010, piutang usaha disajikan bersih setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun. h. Persediaan
Starting 1 January 2010, trade receivables are classified as loans and receivables (note 2.e). Prior to 1 January 2010, trade receivables are stated net of allowance for doubtful account. Allowance for doubtful accounts is provided based on a review of the status of the individual receivable accounts at the end of the year. h. Inventories
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. i. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi manfaat masing-masing biaya menggunakan metode garis lurus.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method. i. Prepaid Expenses
selama dengan
j. Investasi Saham
Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method. j. Investments in Shares of Stock
Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang berasal dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. k. Aset Tetap
Investments in available for sale securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair value are recorded as part of equity and recognized as statements of income or expenses of the period when realized.
k. Property, Plant and Equipment
Aset tetap, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Property, plant and equipment are stated at cost less, accumulated depreciation.
Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:
Property, plant and equipment, except for land, are depreciated by using the straight-line method, based on the estimated useful lives of the assets, as follows:
Tahun/ Years Bangunan Instalasi listrik Mesin Peralatan pabrik Peralatan pembangkit listrik Peralatan laboratorium Peralatan kantor Kendaraan bermotor
8 - 20 5 5 - 15 4 - 15 8 - 15 4-5 4 4
Buildings Electrical installations Machinery Factory equipment Electrical equipment Laboratory equipment Office equipment Motor vehicles
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/10
Exhibit E/10
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Aset Tetap (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) k. Property, Plant and Equipment (Continued)
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih.
Land is stated at cost and is not depreciated. Unused property, plant and equipment are stated at the lower of carrying value or not realizable value
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan sebagai kerugian tahun berjalan. Jika terjadi pemulihan kerugian penurunan nilai maka nilai tercatat aset yang telah diturunkan harus dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan kenaikan nilai tercatat aset tersebut tidak boleh melebihi nilai tercatat yang seharusnya diakui apabila pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan kerugian penurunan nilai aset. Pemulihan nilai tercatat tersebut diakui sebagai pemulihan penurunan nilai aset dan diakui sebagai keuntungan tahun berjalan.
When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use. Impairment of asset is recognized as loss on impairment which is charged to current operations. If a reversal of an impairment has occurred, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount, subject to the limit that the increased carrying amount should not exceeds the carrying amount that has been determined had no impairment loss recognized for the asset in prior years. The reversal of an impairment loss is recognized as income in the current year.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred; expenditures which are extend the useful life of the asset or result in increased future economic benefits such as increase in capacity and improvement in the quality of output or standard of performance are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, jumlah aset yang dapat diperoleh kembali diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset, jika ada, diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi tahun berjalan.
In accordance with SFAS No. 48, “Impairment in Asset Value”, the net recoverable amount of an asset should be estimated whenever events or changes in circumstances indicate that its carrying amount may not be fully recoverable. Impairment in asset value, if any, is recognized as a loss in the statements of income for the year.
l. Sewa Pembiayaan Transaksi sewa pembiayaan digolongkan sebagai sewa pembiayaan yang dikapitalisasi (“finance lease”) apabila memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa pembiayaan dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (“operating lease”). Aset sewa pembiayaan yang dikapitalisasi (disajikan sebagai bagian dari “Aset Tetap” di neraca) dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pembiayaan pada awal masa sewa pembiayaan.
l. Finance Leases Lease transactions are accounted for under the finance lease method when all the required capitalization criteria under SFAS No. 30, (Revised 2007), “Leases”, are met. Otherwise, leases are accounted for under the operating lease method. Assets under finance lease (presented as part of property, plant and equipment on the balance sheets) are recorded based on the present value of the lease payments at the beginning of the lease term plus residual value (option price) to be paid at the end of the lease period.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/11
Exhibit E/11
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Sewa Pembiayaan (Lanjutan) Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode dan taksiran masa manfaat yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap dengan pemilikan langsung. m. Pengakuan Pendapatan dan Beban
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) l. Finance Leases (Continued) Depreciation is computed using the same method and estimated useful lives as the assets under direct ownership
m. Revenue and Expenses Recognition
Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (F.O.B. Shipping Point) dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.
Local sales are recognized when the goods are delivered to the customers, while export sales are recognized when the goods are shipped (F.O.B Shipping Point) and title has passed to the customer.
Penjualan tenaga listrik oleh anak perusahaan diakui pada saat penyerahan atau supply tenaga listrik PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam.
Energy sales by subsidiary are recognized when it is delivered or energy is supplied to PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam.
Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
Expenses are recognized when incurred (accrual basis).
n. Imbalan Pasca-Kerja
n. Post-Employment Benefits
Perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pascakerja ini.
The Company provides defined benefit postemployment benefits to its employees in accordance with Labor Law No. 13/2003 and SFAS No. 24 (Revised 2004), “Employee benefit”. No funding has been made to this defined benefit plan.
Perhitungan imbalan-pasca kerja menggunakan “Metode Projected Unit Credit”. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode ratarata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the “Projected Unit Credit Method”. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceeds 10% of the present value of the Company’s defined benefit obligations is recognized on straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian actuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The benefit obligation which is recognized in the balance sheet represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost.
o. Pajak Penghasilan
o. Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is computed based on taxable income for the current year and measured at applied tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban tersebut.
Deferred income tax is recognized for all temporary differences at the balance sheet date between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/12
Exhibit E/12
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) o. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) o. Income Tax (Continued)
Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and carry-forward of unused tax losses, to the extent that it is probable that taxable income will be available against which the deductible temporary differences and unused tax losses can be utilized.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted by the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the statement of income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also dealt with in equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the balance sheet, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
p. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. q. Instrumen Derivatif
p. Earnings per Share Basic earning per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding during the year. q. Derivative Financial Instruments
Perusahaan menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing termasuk kontrak berjangka perubahan nilai komoditas (commodity forward contracts).
The Company uses derivative financial instruments to manage its exposure to commodity rate risk, including commodity forward contracts.
Penggunaan derivatif komoditas ditentukan oleh kebijakan Perusahaan dan disetujui oleh dewan direksi, yang memberikan prinsip-prinsip tertulis atas penggunaan derivatif keuangan.
The use of commodity derivatives is governed by the Company’s policies and approved by the board of directors, which provide written principles on the use of financial derivatives.
Derivatif awalnya diakui pada nilai wajar saat kontrak dilakukan dan sesudahnya diukur pada nilai wajarnya pada setiap tanggal neraca. Walaupun dilakukan sebagai lindung nilai ekonomi terhadap risiko eksposur perubahan nilai komoditas, jika derivatif ini tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai dan karenanya perubahan nilai wajarnya langsung diakui dalam laporan laba rugi.
Derivatives are initially recognized at fair value at the date the derivative contract is entered into and are subsequently measured to their fair value at each balance sheet date. Although entered into as economic hedge of exposure against commodity rate risks, if these derivatives are not designated and do not qualify as accounting hedge and therefore changes in fair values are recognized immediately in statements of income.
Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya atau kontrak utama (host contract) lainnya diperlakukan sebagai derivatif tersendiri jika risiko dan karakteristiknya tidak terikat pada kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi.
Derivatives which are embedded in other financial instruments or other host contracts are treated as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to those of the host contracts and the host contracts are not measured at fair value with changes in fair value recognized in statements of income.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/13
Exhibit E/13
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) r. Informasi Segmen
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) r. Segment Information
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segment information is prepared using the accounting policies which are adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The primary reporting segment is based on business segments, while secondary segment is based on geographical segments.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segment is a distinguishable component of an enterprise that which is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that which is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those of components operating in other economic environments.
Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
Assets and liabilities that relate jointly to two or more segments are allocated to their respective segments if, and only if, their related revenues and expense also are allocated to those segments and the relative autonomy of that segments.
s. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
s. Use of Estimates The preparation of the consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosures of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during different the reporting period. Actual results could differ from those estimates.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/14
Exhibit E/14
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
3.
KAS DAN SETARA KAS
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS 2010
Kas
195.994
2009 218.244
Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cash on hand Cash in banks
542.877
760.905
PT Bank Central Asia Tbk
197.614
1.906.462
PT Bank CIMB Niaga Tbk
171.414
148.585
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
134.655
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Third parties Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central A sia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
113.402
10.059.159
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
27.295
40.386
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Sinarmas
19.342
17.310
PT Bank Sinarmas
PT Bank Agris
8.910
PT Bank A gris
PT Bank Akita
-
6.253
24.909
PT Bank A kita
PT Bank OCBC NISP Tbk
-
1.204
PT Bank OCBC NISP Tbk
758.200
1.947.032
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
42.303
48.612
11.408.228
8.717.915
Standard Chartered Bank
13.929.083
9.368.124
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
4.724.886
1.542.048
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Euro
Euro PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Agris Dolar Amerika Serikat Standard Chartered Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas
172.975
-
PT Bank A gris U.S Dollar
PT Bank Sinarmas
DBS Singapura
80.551
261.222
DBS Singapura
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
40.250
2.704
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Agris
39.732
46.503
PT Bank A gris
PT Bank UOB Indonesia
-
119.524
PT Bank UOB Indonesia
58.769
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
24.435
8.201
PT Bank CIMB Niaga Tbk
78.622
143.234
187.570
1.653.520
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Y en Jepang
18.520
12.010
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Yen Japan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
35.279
69.761
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
33.087.883
37.185.253
Dolar Singapura PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk DBS Singapura Poundsterling Inggris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Singapore Dollar 138.403
Dolar Australia
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Australian Dollar
Deposito
Deposits Third parties
Pihak ketiga Rupiah
10.470.366
8.506.807
Ju mlah
43.558.249
45.692.060
Tingkat bunga deposito rupiah pada 2010 sebesar 5,25% (2009 : 5,8%)
DBS Singapura G BP
Rupiah Total Interest rate time deposit rupiah per annum amounting to 5.25% (2009 : 5.8%)
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/15
Exhibit E/15
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
4.
PIUTANG USAHA
4.
a. Jumlah piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut
Pihak ketiga Pelanggan Dalam Negeri Pelanggan Luar Negeri
TRADE RECEIVABLES a. Total trade receivables by customers are as follows:
2010
2009
118.862.359
112.101.215
Third parties Domestic Customers
28.173.535
67.262.259
Foreign Customers
147.035.894
179.363.474
Cadangan kerugian penurunan nilai
Allowance for decline ( 2.328.274)
( 1.700.201)
144.707.620
177.663.273
51.133.134
48.252.480
195.840.754
225.915.753
impairment of loss
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 28) Jumlah
b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut
Related parties (Note 28) Total
b. Total trade receivables by age (days) are as follows:
2010
2009
120.993.951
89.180.340
Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari
38.342.094
41.759.465
1 - 30 days past due
Lewat jatuh tempo 31 s/d 60 hari
9.857.857
41.243.184
31 - 60 days past due
Lewat jatuh tempo 61 s/d 90 hari
4.104.241
31.175.567
61 - 90 days past due
Lewat jatuh tempo 91 s/d 120 hari
6.366.148 18.504.737
7.095.996 17.161.402
More than 120 days past due
198.169.028
227.615.954
Belum jatuh tempo
Lewat jatuh tempo > 120 hari
Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
EURO
Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
91 - 120 days past due
Allowance for decline ( 2.328.274)
( 1.700.201)
195.840.754
225.915.753
c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
Rupiah Dolar Amerika Serikat Pounsterling Inggris Dolar Singapura
Not yet due
impairment of loss Net
c. Total trade receivables by currency follows:
2010
2009
115.148.091 65.206.726 10.022.710 7.756.733 34.768
127.615.756 76.694.329 16.039.143 1.571.731 5.694.995
198.169.028
227.615.954
( 2.328.274)
( 1.700.201)
195.840.754
225.915.753
are as
Rupiah U.S Dollar GBP Singapore Dollar EURO
Allowance for decline impairment of loss Net
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/16
Exhibit E/16
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
4. TRADE RECEIVABLES (Continued) 2010
2009
M utasi cadangan kerugian
Changes in the allowance for
penurunan nilai Saldo awal Penambahan Penghapusan Saldo akhir
5.
decline impairment of loss 1.700.201
1.605.769
Beginning balance
628.073
1.600.000
Provisions
2.328.274
( 1.505.568) 1.700.201
Write-off Ending balance
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang pada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Management believes that the allowance for decline impairment of loss from third parties is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts. No allowance for doubtful accounts was provided on receivables from related parties as management believes that all such receivables are collectible.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables.
Piutang usaha dijadikan jaminan atas pinjaman PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Catatan 10).
The accounts receivable are used as a collateral for the loan from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Notes 10).
PERSEDIAAN
Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Suku cadang Bahan pembungkus Jumlah
5. INVENTORIES
2010
2009
63.876.154 63.847.919 23.240.384 8.858.594
75.454.516 33.354.675 23.607.303 7.613.771
2.651.277
2.030.005
Finished goods Work in process Raw materials Spare parts Packaging materials
162.474.328
142.060.270
Total
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap segala risiko kepada konsorsium asuransi yang dikoordinasi oleh PT Asuransi Allsianz Utama Indonesia dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 100 milliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan anak perusahaan.
On 31 December 2010 and 2009, inventories were insured with insurance consorcium which was coordinated by PT Asuransi Allianz Utama Indonesia against all risks for Rp 100 billion each others. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible risk of losses to the Company and its subsidiary.
Perusahaan tidak membentuk penyisihan penurunan nilai persediaan karena manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan masih dapat dijual dengan harga di atas nilai tercatat persediaan.
The Company has not provided an allowance for decline in value of inventories because management believes that all of inventories can be sold at a price above the recorded value.
Persediaan dijadikan jaminan atas pinjaman PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Catatan 10).
Inventories are used as a collateral for the loan from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Notes 10).
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/17
Exhibit E/17
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
6.
UANG MUKA PEMBELIAN
6. PURCHASE ADVANCES 2010
Pihak ketiga Pembelian bahan baku dan pembantu 26.623.932 Uang muka impor 1.833.309 3.103.988 Uang muka lain-lain
6.660.899 2.071.784 3.030.066
Third parties Purchases of raw material and supplies Advance for importation Other advances
31.561.229
11.762.749
Total
Jumlah
7.
2009
INVESTASI DALAM SAHAM
7. 2010
INVESTMENTS IN SHARES OF STOCK
2009
Biaya perolehan
Cost
Saham PT Tembaga M ulia Semanan Tbk
8.
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
sebanyak 300.000 lembar
400.000
400.000
Laba yang belum direalisasi
2.300.000
575.000
Unrealized gain
Nilai Pasar
2.700.000
975.000
Market value
ASET TETAP 2010
amounted to 300,000 shares
8. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT Saldo awal/ Beginning
Penambahan/ Pengurangan/ Additions
Disposals
Saldo akhir/ Ending balance
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Instalasi listrik Mesin Peralatan pabrik Peralatan pembangkit listrik Peralatan laboratorium Peralatan kantor Kendaraan bermotor Sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
15.090.854 27.832.392 27.700.333 166.367.986 27.534.114 8.925.412 7.014.418 13.782.271 4.700.210
1.618.129 5.038.437 668.611 243.078 867.822 719.253
2.483.707 4.137.686 116.760 4.128.309 228.091
15.090.854 26.966.814 27.700.333 167.268.737 28.085.965 8.925.412 7.257.496 10.521.784 5.191.372
5.503.263
1.949.349
2.372.796
5.079.816
Cost Direct ownership Land Buildings Electrical and machinery Machinery Factory equipment Electrical equipment Laboratory equipment Office equipment Motor vehicles Finance lease Motor vehicles
Jumlah
304.451.253
11.104.679
13.467.349
302.088.583
To t a l
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Instalasi listrik Mesin Peralatan pabrik Peralatan pembangkit listrik Peralatan laboratorium Peralatan kantor Kendaraan bermotor Sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
15.203.866 17.241.963 132.609.823 25.509.375 3.592.607 6.603.433 12.062.422 4.496.671
1.358.150 1.227.725 6.654.607 709.663 498.452 208.760 877.560 282.471
730.187 4.137.686 116.760 4.083.220 321.035
15.831.829 18.469.688 135.126.744 26.102.278 4.091.059 6.812.193 8.856.762 4.458.107
3.923.532
883.433
2.279.852
2.527.113
Accumulated depreciation Direct ownership Buildings Electrical and machinery Machinery Factory equipment Electrical equipment Laboratory equipment Office equipment Motor vehicles Finance lease Motor vehicles
Jumlah
221.243.692
12.700.821
11.668.740
222.275.773
Total
79.812.810
Carrying value
Nilai tercatat
83.207.561
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/18
Exhibit E/18
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
8. ASET TETAP (Lanjutan) 2009
8. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued) Saldo awal/ Beginning
Penambahan/ Pengurangan/ Additions
Disposals
Saldo akhir/ Ending balance
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Instalasi listrik Mesin Peralatan pabrik Peralatan pembangkit listrik Peralatan laboratorium Peralatan kantor Kendaraan bermotor Sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
13.414.059 27.385.434 27.700.333 164.184.626 26.676.605 8.925.412 7.014.418 12.955.923 4.719.155
1.676.795 446.958 2.183.360 857.509 826.348 15.000
33.945
15.090.854 27.832.392 27.700.333 166.367.986 27.534.114 8.925.412 7.014.418 13.782.271 4.700.210
5.371.483
365.610
233.830
5.503.263
Cost Direct ownership Land Buildings Electrical and machinery Machinery Factory equipment Electrical equipment Laboratory equipment Office equipment Motor vehicles Finance lease Motor vehicles
Jumlah
298.347.448
6.371.580
267.775
304.451.253
To t a l
-
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Instalasi listrik Mesin Peralatan pabrik Peralatan pembangkit listrik Peralatan laboratorium Peralatan kantor Kendaraan bermotor Sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
13.816.100 16.010.931 126.263.156 24.752.596 3.133.326 6.195.094 10.757.676 3.470.331
1.387.766 1.231.032 6.346.667 756.779 459.281 408.339 1.304.746 1.060.285
33.945
15.203.866 17.241.963 132.609.823 25.509.375 3.592.607 6.603.433 12.062.422 4.496.671
3.819.541
337.821
233.830
3.923.532
Accumulated depreciation Direct ownership Buildings Electrical and machinery Machinery Factory equipment Electrical equipment Laboratory equipment Office equipment Motor vehicles Finance lease Motor vehicles
Jumlah
208.218.751
13.292.716
267.775
221.243.692
Total
83.207.561
Carrying value
Nilai tercatat
90.128.697
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jakarta, Tangerang dan Pulau Batam dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20-30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2028. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
The Company and its subsidiary own several pieces of land located in Jakarta, Tangerang and Batam Island with Building Use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB) for 20 to 30 years until 2028. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the landrights since all the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/19
Exhibit E/19
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
8. ASET TETAP (Lanjutan)
8. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued) 2010
2009 Depreciation are apportioned to:
Penyusutan dialokasikan pada:
to the following
Pemilikan langsung:
Direct acquisitions:
Beban produksi tidak langsung (Catatan 21)
Manufacturing expenses 10.117.731
9.846.654
Beban umum dan administrasi (Catatan 22)
General and administrative expenses 2.146.095
2.966.963
Sewa pembiayaan : Beban penjualan (Catatan 22) Jumlah
(Note 21) (Note 22) Finance lease:
436.995
479.099
12.700.821
13.292.716
Selling expenses (Note 22) Total
Pada tahun 2010 dan 2009, Seluruh aset tetap kecuali tanah dan persediaan telah diasuransikan terhadap segala risiko masing-masing kepada kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 192.000.000 dan PT Asuransi Bringin Sejahtera dengan nilai pertanggunan sebesar Rp 2.338.000 dan US$ 8 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
On 2010 and 2009, Property, plant and equipment included inventory, except for land, were insured with PT Asuransi Allianz Utama Indonesia against all risk for Rp 192,000,000 and PT Asuransi Bringin Sejahtera for Rp 2,388,000 and US$ 8 million respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Aset tetap dijadikan jaminan atas hutang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Catatan 10).
Property, plant and equipment are used as a collateral for the loans from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Notes 10).
Pada tahun 2010 tanah milik perusahaan dengan luas 2.190 M² digugat secara perdata di Pengadilan Negeri Tangerang oleh pemilik lama dengan tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000 / M² sampai saat ini gugatan tersebut belum memperoleh keputusan tetap (Catatan 32).
In 2010 the company owned land with an area of 2190 M ² was sued in civil law at the Tangerang District Court by the previous owners with claims for compensation amounting to Rp 600,000 / M² for the lawsuit has not obtained a permanent decision (Note 32).
Berdasarkan hasil penelaahan akun masing-masing jenis aset tetap pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat tidak terjadi penurunan nilai aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Based on management review and estimation of the status of individual property, plant and equipment of the end of the year, Management and its subsidiary release the opinion that there is no impairment write down to be applied to property and equipment recorded for the years ended 31 December 2010 and 2009.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/20
Exhibit E/20
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
9.
UANG JAMINAN
9. SECURITY DEPOSIT 2010
2009
PT Bank M andiri (Persero) Tbk (Catatan 10)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 7.311.610
12.716.915
(Notes 10)
Standard Chartered Bank
-
19.148.093
Standard Chartered Bank
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
-
4.063.644
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Agris
-
2.689.037
PT Bank Agris
514.617
517.417
Others
7.826.227
39.135.106
Total
Lain-lain Jumlah
10. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK
10. SHORT-TERM BANK LOANS
2010
2009
PT Bank M andiri (Persero) Tbk Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 79.206.599
95.339.089
Rupiah
Dolar Amerika Serikat US$ 38.068 (angka penuh)
US Dollar 342.268
-
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
US$ 38,068 (full amount) PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Rupiah
3.000.000
6.000.000
Rupiah
US$ 355.000 (angka penuh)
3.191.805
3.337.000
US $ 355,000 (full amount)
85.740.672
104.676.089
Total
Jumlah
Ringkasan perjanjian untuk masing-masing pinjaman tersebut, adalah sebagai berikut:
A summary of the terms of agreements for each loan, is as follow:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dan non cash loan, sebagai berikut:
The Company obtains working capital facility and non cash loan, as follows:
a. Kredit Modal Kerja sebesar Rp 18.490.000 dengan suku bunga masing-masing sebesar 11.25% per tahun (2009: 14,25%)
a. Working Capital Facility amounting to Rp 18,490.000 with interest rates 11,25% per annum (2009: 14.25%).
b. Kredit Modal Kerja sebesar Rp 19.594.000 dengan suku bunga masing-masing sebesar 6.% pertahun(2009 : 8,25% telah dikonversi menjadi dolar Amerika Serikat sebesar US$ 2.125.
b. Working Capital Facility amounting to Rp 19,594,000 with interest rates 6% (2009: 8.25%) was converted to US Dolar amounting to US$ 2.125.
c. Kredit Modal Kerja (Fixed loan) maksimum sebesar Rp 68 milyar (angka penuh) dengan suku bunga 11,25% (2009: 14%) per tahun.
c. Working Capital Facility (Fixed loan) maximum amounting to Rp 68 billion (full amount) with interest rate 11.25% (2009: 14%) per annum.
d. Non Cash Loan sebesar US$ 11 juta (angka penuh) untuk pembukaan L/C atau SKBDN – pembelian bahan baku. Perusahaan diwajibkan melakukan setoran tunai (setoran jaminan) sebesar 5% (2009 10%) dari nominal L/C yang akan diterbitkan. Jumlah setoran tunai pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 7.311.611 dicatat sebagai uang jaminan (2009: Rp 12.716.915) (Catatan 9).
d. Non cash loan of US$ 11 milion (full amount) for open L/C or SKBDN for raw material purchase . The Company has to provide cash guarantee 5% (2009:10%) of each of LC that will be issued. Total amount of cash guarentee collateral on 31 December 2010 is Rp 7,311,611 that recorded as security deposit (2009: Rp 12,478,725) (Note 9).
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/21
Exhibit E/21
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan)
10. SHORT-TERM BANK LOANS (Continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk (Continued)
e. Trust receipt sebesar Rp 19 milyar (angka penuh) dengan jumlah maksimum tidak boleh melebihi nilai Non Cash Loan untuk pembukaan L/C atau SKBDN – pembelian bahan baku.
e. Trust receipt of Rp 19 billion (full amount) with maximum amount shall not exceed Non Cash Loan for open L/C or SKBDN for raw material purchase.
f. Non Cash Loan sebesar US$ 3 juta (2009 : 2 juta) (angka penuh) untuk pembukaan bank garansi / Standby LC. Perusahaan wajib melakukan setoran tunai (setoran jaminan) sebesar 5% dari nominal bank garansi /Standby L/C yang akan diterbitkan.
f. Non cash loan amounting to US$ 3 million (2 million) (full amount) for opening bank guarantee / standby LC purposes. The Company has to provide guarantee 5% of each of bank guarantee/stand by LC that will be issued.
g. Treasury line sebesar US$ 3 Juta (angka penuh) untuk pelaksanaan transaksi produk-produk treasury dengan tujuan lindung nilai dan tidak untuk spekulasi.
g. Treasury line amounting to US$ 3 million (full amount) for the implementation of transaction treasury products for hedging purposes and not for speculation.
h. Bill purchasing line sebesar US$ 3.5 juta(angka penuh) untuk pengambilalihan dokumen wesell ekspor atas dasar LC unjuk maupun berjangka dengan hak recource.
h. Bill purchasing line amounting to US$ 3,5 million (full amount) for acquisition of export document based on LC sight or usance with resource right.
Seluruh fasilitas kredit tersebut mempunyai jangka waktu satu tahun yang dapat diperpanjang, jatuh tempo pada tanggal 14 Juni 2011 dan dijamin dengan seluruh piutang usaha, persediaan dan aset tetap Perusahaan.
The term of credit facility is one year and can be extended until 14 June 2011 and secured by all trade receivable, inventories and property, plant and equipment.
Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu antara lain membatasi hak Perusahaan untuk mengubah anggaran dasar, susunan direksi dan komisaris, menambah hutang selain hutang yang sudah ada dan melakukan pembayaran dividen serta mengharuskan Perusahaan untuk mempertahankan rasio laporan keuangan dalam jumlah tertentu.
The loan agreements relating to the above facilities contain certain covenants, which among others, restrict the Company to amend their articles of association, change the composition of the board of commissioners and directors, incur additional indebtedness, and pay dividends to shareholders; the Company is also required to maintain the ratio of financial statement in certain amount.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
a.
Sight LC atau SKBDN sebesar US$ 5 juta (angka penuh) untuk pembukaan L/C – pembelian bahan baku. Perusahaan mempunyai jangka waktu maksimum 120 hari sejak diterbitkannya L/C.
a. Sight LC or SKBDN amounting to US$ 5 million (full amount) for opening L/C – purchase of raw material. The Company has maximum 120 days since the issuance date of L/C.
b.
Usance LC atau SKBDN sebesar US$ 4 juta (angka penuh) untk pembukaan LC – pembelian bahan baku. Perusahaan mempunyai jangka waktu maksimum 120 hari sejak diterbitkannya L/C.
b. Usance LC or SKBDN amounting to US$ 4 million (full amount) for opening L/C – purchase of raw material. The Company has maximum 120 days since the issuance date of L/C.
c.
Bank garansi sebesar US$ 3 juta (angka penuh) untuk tujuan bid bond, performance bond, pembayaran bond/uang muka dan custom bond atau garansi lainnya.
c. Bank guarantee amounting to US$ 3 million (full amount) for the purpose of the bond offering, bonds performance, bondspayment/advenced and customary bond or other security.
d.
Loan against trust receipt sebesar US$ 4 juta (angka penuh) untuk pembayaran LC yang jatuh tempo dengan tenor 180 hari.
d. Loan against trust receipt amounting to US$ 4 million (full amount) for payment of due date LC with the period 180 days.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/22
Exhibit E/22
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan)
10. SHORT-TERM BANK LOANS (Continued)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
e.
Open Account Financing Payable sebesar US$ 4 juta (angka penuh) untuk pembiayaan pre ekspor dan/atau post ekspor financing terhadap kontrak penjualan yang dapat diterima bank.
e. Open Account Financing Payable amounting to US$ 4 million (full amount) for pre-export financing and / or post-export financing for sales contracts that acceptable by the bank.
f.
Open Account Financing receivable sebesar US$ 5 juta (angka penuh) untuk pembiayaan pre ekspor dan/atau post ekspor financing terhadap kontrak penjualan yang dapat diterima bank.
f. Open Account Financing receivable amounting to US$ 5 million (full amount) for pre-export financing and / or post-export financing for sales contracts that acceptable by the bank.
g.
Fasilitas overdraft sebasat US$ 1 juta (angka penuh) untuk digunakan sebagai modal kerja
g. Overdraft facilities amounting to US$ 1 million (full amount) for working capital.
Untuk semua fasilitas diatas, dapat digunakan bersama sama dengan nilai maksimum US$ 8 juta (angka penuh). Dengan jangka waktu satu tahun sampai dengan 22 September 2011 dan dapat diperpanjang.
All facility above, can be used at the same time with the plafond US$ 8 million (full amount). With the period until 22 September 2011 and can be extended.
Untuk pinjaman dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Perusahaaan memberikan jaminan berupa mesin, peralatan, piutang, persediaan dan tanah / bangunan milik anak perusahaan.
For loan from PT Bank Danamon Indonesia Tbk, the Company has pledge their machine, equipment, account receivable, inventories and land / building from its subsidiary.
11. HUTANG USAHA
11. TRADE PAYABLES
Akun ini merupakan kewajiban kepada pemasok atas pembelian bahan baku, suku cadang dan bahan pembantu dengan rincian sebagai berikut:
This account represents amounts due to suppliers arising from purchases of raw materials, spare parts and supplies, with the details are as follow:
a. Jumlah hutang usaha berdasarkan pemasok, adalah sebagai berikut:
a.
2010
Total trade payables by suppliers, are as follows:
2009
Pihak ketiga
Third parties
185.126.765 PT Tembaga Mulia Semanan 25.616.274 Daewoo 12.630.898 PT Walsin Lippo Industries 9.393.879 PT KMI Wire and Cable Tbk Rio Tinto Alcan Inc 8.113.550 Rio Tinto Aluminium Limited 3.862.849 2.858.347 Hanhwa Corporation Yangtze Optical Fibre and Cable Company 2.575.601 2.257.019 Shanghai Wellwin International Business Sam Hwan Industry Co., Ltd 2.239.712 1.440.988 Shanghai Wanyi Co., Ltd PT Indonesia Asahan Aluminium 1.238.612 CV Gelora Mas 945.781 PD Karya Alam 812.018 PT Petrokimia Nusantara Interindo 799.808 PT Prima Karya Nusa 653.870 PT Ryu Ei Kogyo Dipindahkan
601.569 261.167.540
85.610.984 38.129.151 12.273.686 9.631.925 4.956.279 2.000.541 1.785.931 1.212.365 155.600.862
PT Tembaga Mulia Semanan Daewoo PT Walsin Lippo Industries PT KMI Wire and Cable Tbk Rio Tinto A lcan Inc Rio Tinto A luminium Limited Hanhwa Corporation Yangtze Optical Fibre and Cable Company Shanghai Wellwin International Business Sam Hwan Industry Co., Ltd Shanghai Wanyi Co., Ltd PT Indonesia A sahan A luminium CV Gelora Mas PD Karya A lam PT Petrokimia Nusantara Interindo PT Prima Karya Nusa PT Ryu Ei Kogyo Brought forward
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/23
Exhibit E/23
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
11. HUTANG USAHA (Lanjutan)
11. TRADE PAYABLES (Continued) 2010
2009
261.167.540
155.600.862
Pihak ketiga Pindahan PT Haspelindo Jaya Metal Reclamation PT Kemasindo Cepat Nusantara Glencore PT Sucaco Alcan Primary Metal Pty, Ltd. PT T i t a n Ahnjin Trading Corporation PT Riken Asahi Plastics Indonesia Lain-lain (Saldo di bawah Rp 500 Juta)
Third parties Carried forward
586.732 549.910 544.854 -
22.279.843 10.842.480 8.190.433 4.791.751 4.194.435 2.522.405
4.001.831
3.569.374
266.850.867
211.991.583
50.509.458
70.619.459
Related parties (Note 28)
317.360.325
282.611.042
Total
PT Haspelindo Jaya Metal Reclamation PT Kemasindo Cepat Nusantara Glencore PT Sucaco A lcan Primary Metal Pty, Ltd. PT T i t a n A hnjin Trading Corporation PT Riken A sahi Plastics Indonesia Others (Balance below under Rp 500 million)
Pihak yang mempunyai hubungan istimew a (Catatan 28) Ju mlah
b. Jumlah hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
Dolar Amerika Serikat Rupiah Dolar Singapura GBP Yen Jepang Euro Yuan Jumlah
2010
2009
270.029.479
269.934.677
U.S Dollar
37.299.243 7.203.449 2.797.693 15.923 14.538
6.960.152 2.300.982 1.751.759 14.629 1.479.170 169.673
Rupiah Singapore Dollar GBP Japan Yen Euro Yuan
282.611.042
Total
317.360.325
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 sampai dengan 180 hari. 12. HUTANG PEROLEHAN ASET TETAP
Foshan Co. Pte Jumlah
Purchases of raw and indirect materials, both from local and foreign suppliers, have credit terms of 30 to 180 days. 12. LIABILITIES FOR ACQUISITION OF PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
2010 Guangdong Shineng E. AP & E Co. Ltd. Hangzhou Steam Turbine
b. Total trade payables by currency are as follows:
674.325 674.325
Hutang tersebut merupakan hutang yang timbul dalam rangka pemasangan dan pembelian impor suku cadang untuk mesin pembangkit listrik anak perusahaan. Hutang tersebut tidak ada jaminan dan tidak dikenakan bunga.
2009 1.844.715 172.020
Guangdong Shineng E. AP & E Co. Ltd. Hangzhou Steam Turbine
134.318
Foshan Co. Pte
2.151.053
Total
The liabilities arose mainly from installation and purchase of imported spareparts by the subsidiary for electric generator. These payables are without calarteral and non-interest bearing.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/24
Exhibit E/24
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
13. HUTANG LAIN-LAIN
Pihak ketiga Sugama Ongko Jaya Sutanto Sus i Suhendro H a li m Eddy Arifin Lisa Budi Santoso Soebiantoro I wan Lain-lain (Saldo di bawah Rp 500 juta) Ju mlah
13. OTHER PAYABLES 2010
2009
5.165.317 2.500.000 2.500.000 2.000.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 -
5.165.317 2.500.000 2.500.000 2.000.000 2.000.000 1.500.000 2.200.000 1.000.000 5.343.091 1.000.000 700.000
Third parties Sugama Ongko Jaya Sutanto Sus i Suhendro Hal im Eddy A rifin L is a Budi Santoso Soebiantoro Iwan
230.121
119.084
Others (Balance below 500 million)
18.895.438
26.027.492
Total
Hutang tersebut merupakan pinjaman modal kerja dalam rupiah dengan tingkat bunga antara 1% - 1,3% per bulan. Semua pinjaman tunai ini tanpa jadual pengembalian yang pasti. 14. UANG MUKA PENJUALAN
The payables represent working capital loans in rupiah amount with interest ranged from 1% - 1.3% per month. The loans have no fixed terms of repayment. 14. ADVANCES FROM CUSTOMERS
2010
2009
Pihak ketiga
Third parties
ABB Salalah
2.003.949
-
A BB Salalah
Sansaine
Sansaine
1.358.613
-
Tridaya
665.380
-
Tridaya
KMI Wire
452.101
-
KMI Wire
Sumber Rezeki PLN Pikitring Sulawesi PT Tuban Energi PT Kencana Alam PT Wisma Sarana PT Tembaga Mulia Semanan Z e la n PT Sumber Mas PT Audex MUT Engineering
425.482 -
8.874.041 1.530.713 1.420.500 1.274.840 1.246.918 804.503 700.000 554.117 542.397
Sumber Rezeki PLN Pikitring Sulawesi PT Tuban Energi PT Kencana A lam PT Wisma Sarana PT Tembaga Mulia Semanan Zelan PT Sumber Mas PT A udex MUT Engineering
1.547.024
2.027.994
Others (Balance below Rp 400 million)
6.452.549
18.976.023
1.642.519
15.234.936
Related parties (Note 28)
8.095.068
34.210.959
Total
Lain-lain (Saldo di bawah Rp 400 juta)
Pihak y ang mempuny ai hubungan Istimew a (catatan 28) Ju mlah
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/25
Exhibit E/25
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
15. ACCRUED EXPENSES
Jasa teknik Listrik Pengangkutan Gaji dan tunjangan Asuransi Komisi Lain-lain Ju mlah
2010
2009
4.135.860 766.550 385.953 109.489 57.605 -
6.016.000 697.165 597.534
Technical fees Electricity Transportation
168.900 282.214 175.059
Salaries and allowances Insurance Commission
868.122
6.265.723
Others
6.323.579
14.202.595
Total
16. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN
16. FINANCE LEASE
Perusahaan memperoleh fasilitas berupa sewa pembiayaan berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:
The company obtains the facility such as the future minimum lease payments based on the lease agreements. On 31 December 2010 and 2009, are as follows:
Rincian sewa pembiayaan berdasarkan jatuh tempo:
Antara satu sampai lima tahun Dikurangi biaya pembiayaan masa datang
(
Nilai kini sewa pembiayaan
The details of finance lease by due dates:
2010
2009
3.006.515
2.128.328
443.861)
(
2.562.654
407.283) 1.721.045
Dikurangi: Bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
Between one and five years Less future finance charge Present value of finance leases L e s s:
(
1.002.632) 1.560.022
Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan kebijakan untuk membeli kendaraan melalui pembiayaan sewa pembiayaan. Jangka waktu sewa adalah 3-5 tahun dengan tingkat bunga berkisar 6% - 10% flat per tahun. Semua hutang sewa pembiayaan didenominasi dalam Rupiah yang dibayar setiap bulan dalam suatu jumlah tetap. Hutang ini dijamin dengan aset tetap pembiayaan yang bersangkutan (Catatan 8).
(
722.812) 998.233
Current portion Long term portion
The management of the Company and its subsidiary established a policy to purchase vehicles for operations through finance lease. The leases have terms between 3-5 years with effective interest rate ranged from 6% - 10% flat per annum. All the finance lease are denominated in Rupiah, payable every month at fixed amounts. The finance lease is secured by the related leased assets (Note 8).
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/26
Exhibit E/26
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
17. MODAL SAHAM
17. SHARE CAPITAL
Susunan pemegang saham dan pemiliknya per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Jumlah
The shareholders’ and their respective shareholdings as of 31 December 2010 and 2009 are as follows:
Persentase
Jumlah modal
saham/
pemilikan/
disetor/
Number of
Percentage
Total paid-up
shares
of ownership
Pemegang saham PT Monaspermata Persada PT Indolife Pensiuntama Fujikura Ltd, Japan Fujikura Asia Ltd, Singapore Masyarakat (masing-masing di bawah 5%)
Shareholders
79.485.000 26.578.300 20.430.000 9.810.000
52,57% 17,58% 13,51% 6,49%
39.742.500 13.289.150 10.215.000 4.905.000
14.896.700
9,85%
7.448.350
151.200.000
100,00%
75.600.000
18. AGIO SAHAM
(each under 5%)
18. ADDITIONAL ON PAID-IN CAPITAL
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat tahun 1992:
2010
On 31 December 2010 and 2009, this account consists of additional paid-in capital related to sale of shares thorugh public offering in 1992:
2009
Tahun 1992:
In 1992:
Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 10.000.000 saham
PT Monaspermata Persada PT Indolife Pensiuntama Fujikura Ltd, Japan Fujikura A sia Ltd, Singapore Public
Proceeds from issuance of 47.500.000
47.500.000
( 10.000.000)
( 10.000.000)
37.500.000
37.500.000
10,000,000 shares
Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor Saldo agio saham - bersih sebelum kapitalisasi
Additional paid-in capital - net before
Kapitalisasi menjadi modal saham pada tahun 1994 Saldo agio saham
Total par value of share capital
capitalization Capitalization to paid-up share capital
( 33.600.000) 3.900.000
( 33.600.000) 3.900.000
in 1994 Additional paid-in capital
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/27
Exhibit E/27
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
19. PENJUALAN BERSIH
19. NET SALES
a. Rincian penjualan bersih menurut kelompok barang, adalah sebagai berikut: 2010
a.
Details of net sales by type of products, are as follows:
2009
Kabel listrik tegangan rendah:
Low voltage power cables:
Kabel tembaga
442.470.000
360.054.696
Kabel aluminium
163.731.000
168.582.494
144.232.000
148.325.237
Kabel listrik tegangan menengah Kabel telepon:
Copper Aluminium Medium voltage power cables Telephone cables:
Kabel serat optic
39.708.379
38.982.893
Fiber optic
Kabel metalik
23.637.000
30.423.745
Metallic
16.944.759
16.607.080
Electrical power
830.723.138
762.976.145
Total net sales
Energi listrik Jumlah Penjualan Bersih
b. Rincian penjualan bersih menurut kelompok langganan, adalah sebagai berikut: 2010
b. The details of net sales by group of customers, are as follows: 2009
Lokal
653.510.144
511.997.578
Local
Ekspor
177.212.994
250.978.567
Export
Penjualan bersih
830.723.138
762.976.145
Net sales
Persentase penjualan kepada pihak hubungan istimewa adalah sebesar 29,61% (2009: 19,47%) dari jumlah penjualan (Catatan 28).
Percentage of sales made to related parties is amounted to 29.61% (2009: 19.47%) of total sales (Note 28).
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/28
Exhibit E/28
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
20. BEBAN POKOK PENJUALAN
20. COST OF GOODS SOLD 2010
2009
Persediaan bahan baku
Raw materials
Awal tahun
23.607.303
35.630.853
At beginning of year
Pembelian
659.277.842
589.764.851
Purchases
Tersedia untuk dipakai
682.885.145
625.395.704
Available for use
Akhir tahun
(
Bahan baku yang digunakan
23.240.384)
(
23.607.303)
At end of year
659.644.761
601.788.401
Raw materials used
22.823.868
20.540.566
Direct labor
langsung (Catatan 21)
39.605.874
36.239.066
Manufacturing expenses (Note 21)
Jumlah beban produksi
722.074.503
658.568.033
Total manufacturing costs
Upah langsung Beban produksi tidak
Persediaan barang dalam proses
Work in process
Awal tahun Akhir tahun
33.354.675 (
Beban pokok produksi
63.847.919)
33.704.541 (
33.354.675)
At beginning of year At end of year
691.581.259
658.917.899
Cost of goods manufactured
Awal tahun
75.454.516
62.306.197
At beginning of year
Pembelian
81.237.540
48.549.377
Purchases
Persediaan barang jadi
Akhir tahun Jumlah Beban Pokok Penjualan
Finished goods
(
63.876.154) 784.397.161
(
75.454.516) 694.318.957
At end of year Total Cost of Goods Sold
Persentase pembelian bahan baku pada tahun 2010 sebesar 13% (2009: 38%) dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 28).
Percentage of purchases raw materials in 2010 amounting to 13% (2009: 38%) were from related parties (Note 28).
Berikut ini adalah rincian pembelian bahan baku dari pihak hubungan istimewa yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih tahun 2010 dan 2009:
The following are details of purchases from related partsies which representing more than 10% of total net purchases for 2010 and 2009:
2010
2009
305.973.353
109.291.783
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
PT Sinar M onas Industries
-
93.545.038
PT Sinar Monas Industries
PT M ulti Tembaga Utama
-
70.051.483
PT Multi Tembaga Utama
PT Alumina M etal Utama
-
69.501.346
PT Alumina Metal Utama
Glencore
-
55.857.409
Glencore
305.973.353
398.247.059
Total
PT Tembaga M ulia Semanan Tbk
Jumlah
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/29
Exhibit E/29
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
21. BEBAN PRODUKSI TIDAK LANGSUNG
21. MANUFACTURING EXPENSES 2010
Penyusutan (Catatan 8)
2009
10.117.731
9.846.654
(Note 8) Depreciation
Listrik, air dan gas
8.921.858
8.730.640
Electricity, water and gas
Perbaikan dan pemeliharaan
8.701.193
8.368.030
Repairs and maintenance
Bahan bakar dan pelumas
5.534.906
4.605.504
Fuel and oil
Gaji dan tunjangan
2.106.747
1.529.966
Salaries and allowance
Jasa profesional
1.821.108
1.401.622
Professional fees
Pemakaian suku cadang
382.816
85.390
Using spare part
Perjalanan dinas
280.331
282.486
Traveling
Laboratorium dan pengujian
245.337
409.815
Laboratory and testing
Pertemuan dan pergaulan
229.974
189.963
Meeting and entertainment
Asuransi
128.073
229.781
Insurance
Komunikasi
63.262
84.421
Communication
Sewa gudang
25.100
24.000
Warehouse lease
1.047.438
450.794
Others
39.605.874
36.239.066
Lain-lain Jumlah Beban Produksi Tidak Langsung (Catatan 21)
Total Manufacturing
22. BEBAN USAHA
Expenses (Note 21)
22. OPERATING EXPENSES
2010
2009
Pengangkutan
7.472.879
8.969.386
Freight out
Gaji, upah dan tunjangan-tunjangan
2.692.361
2.701.161
Salaries, wages and allowances
Perjalanan dinas
1.231.518
849.460
Traveling
Komisi penjualan
Beban Penjualan
Selling Expenses
1.115.708
1.855.437
Sales commission
Pertemuan dan pergaulan
714.793
487.936
Meeting and entertainment
Beban penyisihan piutang ragu-ragu
628.073
1.600.000
Provision for doubtful accounts
Penyusutan (Catatan 8)
436.995
479.099
Depreciation (Note 8)
Denda keterlambatan pengiriman
356.311
1.430.770
Penalties for late deliveries
Alat tulis dan cetak
243.150
283.297
Office supplies and stationeries
Bahan bakar dan pelumas
195.869
195.737
Fuel and oil
Perbaikan dan pemeliharaan
152.881
145.870
Repairs and maintenance
77.500
71.433
Research and development
Riset dan pengembangan Advertensi dan promosi Lain-lain Jumlah Beban Penjualan
13.726
32.808
Advertising and promotion
3.113.716
2.297.348
Others
18.445.480
21.399.742
Total Selling Expenses
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/30
Exhibit E/30
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
22. BEBAN USAHA (Lanjutan)
22. OPERATING EXPENSES (Continued)
2010
2009
Beban Umum dan Administrasi
General and Adminisrative Expenses
Gaji, upah dan tunjangan-tunjangan
11.071.576
11.906.917
Salaries, wages and allowances
Beban imbalan pasca-kerja (Catatan 27)
5.418.588
3.927.282
Employee benefits expenses (Note 27)
Penyusutan (Catatan 8)
2.146.095
2.966.963
Depreciation (Note 8)
Perbaikan dan pemeliharaan
1.466.216
1.198.054
Repairs and maintenance
Jasa profesional
1.949.056
1.839.147
Professional fees
Representasi dan sumbangan
796.241
511.306
Representation and donation
Komunikasi
574.264
539.860
Communication
Perjalanan dinas
593.572
520.675
Traveling
Lain-lain
346.856
581.515
Others Total General and
Jumlah Beban Umum dan Administrasi
24.362.464
23.991.719
Adminisrative Expenses
Jumlah Beban Usaha
42.807.944
45.391.461
Total Operating Expenses
23. BEBAN PINJAMAN Akun ini meliputi beban pinjaman sebagai berikut:
23. INTEREST EXPENSES bunga
Pinjaman bank Sewa pembiayaan Lain-lain Jumlah
atas pinjaman-
This account consist of interest expenses ofthe loan as following :
2010
2009
12.547.958
15.986.636
Bank loans
307.771
417.894
Finance lease
2.208.712
1.838.368
Others
15.064.441
18.242.898
Total
24. PERPAJAKAN
24. TAXATION
a. Pajak dibayar dimuka
a. 2010
Prepaid taxes
2009
Taksiran klaim pajak penghasilan
8.122.267
12.835.490
Estimated claim corporate income
Pajak Pertambahan Nilai - Bersih
13.935.623
10.323.895
Value Added Tax - Net
Jumlah
22.057.890
23.159.385
Total
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/31
Exhibit E/31
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERPAJAKAN (Lanjutan)
24. TAXATION (Continued)
b. Hutang Pajak
b. Tax Payable 2010
2009
Pajak Penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 29
263.732 527.772 -
393.332 834.819 23.281
Income Taxes: Article 21 Article 23 Article 29
Jumlah
791.504
1.251.432
Total
c. Pajak penghasilan
c.
Income tax Tax expense of the Company consists of the following:
Beban pajak Perusahaan, terdiri dari: 2010
2009
Pajak kini
( 1.312.589)
( 10.017.552)
Current tax
Pajak tangguhan
( 1.926.090)
( 3.974.762)
Deferred tax
Jumlah
( 3.238.679)
( 13.992.314)
Total
d. Pajak Kini
d. Current Tax
Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak, adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income before tax per consolidated statements of income and taxable income, is as follow :
2010 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba (rugi) anak perusahaan
2009
2.223.141 (
Laba Perusahaan
2.791.721) 5.014.862
29.831.411
Income before tax per consolidated statements of income
723.836
Subsidiary's (loss) income
29.107.575
Income of the Company
Perbedaan temporer:
Temporary differences : Depreciation of property,
Penyusutan aset tetap
(
201.490)
(
2.695.709) 1.529.735 922.623 300.402 628.073 509.934) 261.792
731.330
Perbedaan tetap: Amortisasi biaya keuangan Beban pergaulan dan pertemuan Penyusutan aset sewa pembiayaan Beban bunga sewa pembiayaan Penyisihan piutang ragu-ragu Penghasilan bunga Biaya kantin dan tunjangan lainnya
Pendapatan kena pajak
plant and equipment Permanent differences :
(
(
1.046.268 813.377 417.894 1.600.000 638.944) 2.699.473
436.982
5.938.068
5.250.354
35.776.973
A mortization of finance expense Meeting and entertainment Depreciation of leased assets Interest expenses of lease liabilities Provision for doubtful accounts Interest income Canteen expense and other allowance
Taxable income
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/32
Exhibit E/32
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERPAJAKAN (Lanjutan)
24. TAXATION (Continued)
d. Pajak Kini (Lanjutan)
d. Current Tax (Continued) 2010
2009
Tarif pajak 25%
Tax rate 25% on
tahun 2010 (2009: 28%)
1.312.589
Pajak penghasilan dibayar di muka: Pajak Penghasilan Pasal 25 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 22
10.017.552
1.411.554 36.500
8.800.221 -
7.986.802
1.194.050
9.434.856
9.994.271
2010 (2009: 28%)
Prepayment of income taxes : Income Tax Article 25 Income Tax Article 23 Income Tax Article 22
Taksiran (klaim) hutang
Estimated (claim) payable
pajak penghasilan
(
8.122.267)
23.281
corporate income tax
Pada tanggal 17 Mei 2010, perusahaan telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan 2008 sebesar Rp 11.880.521 berdasarkan surat ketetapan lebih bayar (SKPLB) No 00154/406/08/054/10 tanggal 23 April 2010 dari kantor pajak.
On 17 May 2010, the company has received refund of overpayment corporate income tax 2008 amounting to Rp 11,880,521 based on tax assesment letter (SKPLB) No. 00154/406/08/054/10 dated 23 April 2010 from tax offices.
Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2010 dan 2009 sebagaimana yang disajikan di atas adalah sesuai dengan jumlah yang akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan untuk tahun – tahun yang bersangkutan kepada kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPP-PMB).
Estimated of taxable income for 2010 and 2009 which are presented above is in accordance with the amounts reported in the annual for that year to the Tax Office Enterance Stock (KPP-PMB).
e. Pajak Tangguhan
e. Deferred Tax
Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan, adalah sebagai berikut:
2008
Penyesuaian perubahan tarif pajak dari 28% menjadi 25% /Adjutment for change the tax rate from 28% to 25%
The details of the Company and its subsidiary’s deferred tax assets ( liabilities ), are as follows :
Dibebankan (dikreditkan) ke laba rugi/ Charged (credited) to statements of income
2009
Dibebankan (dikreditkan) ke laba rugi/ Charged (credited) to statements of income
2010
Aset pajak tangguhan
Deferred tax assets
Kesejahteraan karyawan
2.426.955
(
260.041)
46.452
2.213.366
66.598
Rugi fiskal
6.922.580
(
741.705) (
2.938.362)
3.242.513
(
Jumlah
9.349.535
(
1.001.746) (
2.891.910)
5.455.879
(
2.279.964
Employee benefits
1.944.235)
1.298.278
Fiscal loss
1.877.637)
3.578.242
Total
Kewajiban pajak tangguhan
Deferred tax liabilities Property, plant
Aset tetap
(
Jumlah
(
Aset tangguhan – Bersih
973.489) 973.489) 8.376.046
(
104.313
(
104.313
(
897.433) (
185.419) (
1.054.595) (
185.419) (
1.054.595) (
3.077.329)
4.401.284
(
48.453) (
1.103.048)
48.453) (
1.103.048)
1.926.090)
2.475.194
and equipment Total Deferred tax assets – Net
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/33
Exhibit E/33
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERPAJAKAN (Lanjutan)
24. TAXATION (Continued)
Rekonsiliasi antara penghasilan beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to income before tax of the Company is as follow :
e. Pajak Tangguhan (Lanjutan)
e. 2010
Deferred Tax (Continued)
2009
Laba Perusahaan sebelum pajak
5.014.862
29.107.575
Income before tax of the Company
Pajak penghasilan sesuai tarif
1.253.716
8.150.121
Tax expense at effective tax rate
Pengaruh pajak atas penghasilan (beban) yang tidak dapat diperhitungkan
Tax effects of non deductible
menurut fiskal : Amortisasi biaya keuangan
income (expenses) : (
673.927)
-
Amortization of finance expense
Beban pergaulan dan pertemuan
382.434
292.955
Penyisihan piutang ragu-ragu
157.018
448.000
Provision for doubtful accounts
75.101
117.010
Interest expenses of lease liabilities
227.746
Depreciation of finance assets
Beban bunga sewa pembiayaan Penyusutan aset sewa pembiayaan Penghasilan bunga Lain-lain
230.656 (
127.484) 65.449
(
178.904)
Interest income
755.853
Penyesuaian saldo awal aset pajak tangguhan akibat perubahan tarif
Meeting and entertainment
Others Adjusment to beginning balance defered
-
670.450
deferred tax assets for exchange tax rate
109.247
2.333.110
Beban pajak
1.362.963
10.483.231
Beban pajak anak perusahaan
1.875.716
3.509.083
Tax expenses of the Subsidiary
Jumlah Beban Pajak
3.238.679
13.992.314
Total Tax Expense
25. LABA PER SAHAM
Tax expense of the Company
25. EARNINGS PER SHARE
Laba Per Saham Dasar
Basic Earnings per Share
Pada tahun 2010 dan 2009, laba (rugi) bersih yang digunakan Perusahaan untuk perhitungan laba per saham dasar masing-masing adalah (Rp 1.020.538) dan Rp 15.842.081. Jumlah rata-rata saham yang beredar untuk tahun 2010 dan 2009 adalah 151.200.000 saham.
In 2010 dan 2009, net income (loss) which is used by the Company to calculate earnings per share are amounted to (Rp 1,020,538) and Rp 15,842,081, respectively. The weighted averaged number of shares outstanding was 151,200,000 shares in 2010 and 2009.
26. DIVIDEN Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat No. 8 tanggal 19 Juli 2010 dari notaris Ati Mulyani, SH., MKn. notaris di Jakarta. Pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 4.536.000 dan membentuk cadangan umum sebesar Rp 3.000.000. Dividen tunai telah dibagikan pada tanggal 27 Agustus 2010.
26. DIVIDEND Based on the Annual General Shareholders' Meeting as stated by notarial deed No. 8 dated 19 July 2010 from notary Ati Mulyani, SH., Mkn. notary in Jakarta. The shareholders approved to distributed a cash dividend of USD 4,536,000 and provided a general reserve amounting to Rp 3,000,000. The cash dividend had been distributed on 27 August 2010.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/34
Exhibit E/34
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
27. IMBALAN PASCA-KERJA
27. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Jasa Aktuaria Tiwikrama tanggal 23 Februari 2011, yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut :
The cost of providing post-employment benefits is calculated by an independent actuary PT Jasa Aktuaria Tiwikrama dated 23 February 2011, the actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
Perusahaan membukukan imbalan pasca-kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan UndangUndang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca-kerja tersebut adalah 581 karyawan tahun 2010 (2009: 569 karyawan).
The Company provided post - employment benefits for its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. The total of employees entitled to the benefits is 581 employees in 2010 (2009: 569 employees).
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Jasa Aktuaria Tiwikrama tanggal 23 Februari 2011, yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut :
The cost of providing post-employment benefits is calculated by an independent actuary PT Jasa Aktuaria Tiwikrama dated 23 February 2011, the actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
2010
2009
Tingkat diskonto per tahun
10,00%
10,00%
Discount rate
Tingkat kenaikan gaji per tahun
7,00%
7,00%
Salary increment rate
Tingkat kematian
TMI-2
TMI-2
Mortality rate
Tingkat cacat
5,00%
5,00%
Disability rate
4% s/d 25 tahun dan
4% s/d 25 tahun dan
1% pada usia 45 tahun
1% pada usia 45 tahun
100,00%
100,00%
Tingkat pengunduran diri per tahun
Tingkat pensiun normal
Beban imbalan pasca-kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah sebagai berikut: 2010
Resignation rate
Normal retirement
Post-employment benefits expense is recognized in statement of income as follows : 2009
Beban jasa kini
1.313.785
893.661
Beban bunga
1.620.684
1.574.758
Interest cost
Amortisasi kerugian aktuaria
1.614.274
1.383.864
Amortization actuarial losses
74.999
74.999
Amortization past service cost
15.013)
-
Gain recognized on the excess
Amortisasi jasa masa lalu Keuntungan yang diakui dari kelebihan
(
4.608.729
3.927.282
266.392
185.806
subsidiary company
4.875.121
4.113.088
Total
Beban imbalan pasca-kerja – anak perusahaan Jumlah
Current service cost
Post employment benefits expense -
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/35
Exhibit E/35
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
27. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
27. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
Kewajiban imbalan pasca-kerja di neraca, adalah sebagai berikut :
Provision for post-employment benefits recognized in balance sheets, are as follows :
2010 Nilai kini kewajiban
2009
23.032.347
Biaya jasa lalu yang belum diakui
(
541.547)
(Laba) rugi aktuarial yang belum diakui
(
475.745)
16.214.266 (
Saldo akhir
Kewajiban imbalan pasca-kerja anak perusahaan Saldo akhir
(
Unrecognized past service cost Unrecognized actuarial (gain) losses
17.421.186
826.357
570.627
Provision for post-employment benefits - subsidiary company
22.841.412
17.991.813
Ending balance
Mutasi kewajiban bersih di neraca, adalah sebagai berikut : 2010 Saldo awal Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan
Present value of obligation
616.546) 1.823.466
22.015.055 Kewajiban imbalan pasca-kerja anak perusahaan
is
17.421.186 14.860) 4.608.729
Movements in the liability recognized in the balance sheet, are as follows : 2009
(
15.015.557 1.521.653) 3.927.282
22.015.055
17.421.186
826.357
570.627
22.841.412
17.991.813
28. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Beginning balance Benefit payments Expense in current year Provision for post-employment benefits subsidiary company Ending balance
28. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Hubungan Istimewa:
Nature of Relationship:
a. PT Monaspermata Persada dan Fujikura Asia Ltd., Singapore adalah pemegang saham Perusahaan.
a. PT Monaspermata Persada and Fujikura Asia Ltd., Singapore are shareholders of the Company.
b. Pemegang saham mayoritas Perusahaan juga merupakan pemegang saham PT Multi Tembaga Utama, PT Aluminametal Utama dan PT Sinarmonas Industries.
b. The Companies with stockholder also majority shareholders of the Company are PT Multi Tembaga Utama, PT Aluminametal Utama and PT Sinarmonas Industries.
c. Perusahaan dimana pengurusnya merupakan keluarga dari pengurus Perusahaan adalah CV Sarihon Elektrik dan Nextrom Enterprise Pte. Ltd., Singapura (NEL).
c. The Companies with common member of the family of the Company’s management are CV Sarihon Elektrik and Nextrom Enterprise Pte. Ltd., Singapore (NEL).
d. Perusahaan menyewa bangunan kantor di Mega Glodok Kemayoran milik PT Monaspermata Persada. Beban sewa tahun 2010 dan 2009 sebesar Rp 350.532.
d. The Company leases the PT Monaspermata Persada’s office at Mega Glodok Kemayoran. Lease expenses for the 2010 and 2009 amounting to Rp 350,532.
e. Perusahaan menjual tembaga sisa dan aluminium sisa (barang scrap) kepada PT Multi Tembaga Utama dan PT Sinar Monas Industries.
e. The Company sold scrap to PT Multi Tembaga Utama and PT Sinar Monas Industries.
f. Pada tahun 2010 dan 2009, penjualan kepada Nextrom Enterprise Pte. Ltd. merupakan penjualan barang jadi dan piutang yang timbul dicatat sebagai piutang usaha.
f. In 2010 and 2009, sales the Company to Nextrom Enterprice Pte., Ltd. represent sales of finished goods and receivable arise from its sales were recorded as trade receivable.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/36
Exhibit E/36
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
28. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)
28. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)
Saldo piutang dan hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa :
The balances of trade receivables and trade payables with related parties :
Piutang usaha
Trade receivable 2010
2009
PT Monaspermata Persada
26.900.768
21.848.801
Fujikura
13.358.792
54.861
Fujikura
8.051.706
2.071.850
Nextrom Enterprise Pte. Ltd.
2.794.176
3.874.306
PT Sinarmonas Industries
94.611
PT Multi Tembaga Utama
-
20.051.103
PT Alumina Metal Utama
-
256.948
PT Wanda Jembo Cable
Nextrom Enterprise Pte. Ltd. PT Sinarmonas Industries PT Multi Tembaga Utama
27.692
PT Alumina Metal Utama PT Wanda Jembo Cable Jumlah
(Catatan 4)
PT Monaspermata Persada
51.133.134
Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi keuangan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga atas piutang kepada pihak tersebut tidak diadakan penyisihan piutang raguragu.
48.252.480
(Note 4)
Total
Based on the review of the status of related parties, the Company’s management release the opinion that all the accounts are collectible, no allowance is necessary accordingly.
Hutang usaha
Trade accounts payable
PT Sinarmonas Industries
2010
2009
37.399.161
19.595.697
PT Aluminametal Utama
Fujikura Federeal Cable Sdn Bhd
4.796.318
1.327.531
Koperasi Karyawan PT JCC
PT Multi Tembaga Utama
3.843.530
36.055.794
PT Sinarmonas Industries
PT Aluminametal Utama
2.151.725
11.946.569
Fujikura Federeal Cable Sdn Bhd
Fujikura Asia Ltd
1.955.150
1.627.127
CV Sarihon Electrik
CV Sarihon Electrik
178.452
Koperasi Karyawan PT JCC
145.909
PT Monas Permata Persada
39.213
Jumlah
(Catatan 11)
50.509.458
66.741
PT Sinarmonas Industries Nextrom Enterprise Pte. Ltd Jumlah
(Catatan 14)
Fujikura Asia Ltd
70.619.459
Uang muka penjualan
PT Aluminametal Utama
PT Multi Tembaga Utama
(Note 11)
Total
Advances from customer 2010
2009
1.453.892
12.402.723
PT Aluminametal Utama
188.627
-
PT Sinarmonas Industries
-
2.832.213
1.642.519
15.234.936
Nextrom Enterprise Pte. Ltd. (Note 14)
Total
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/37
Exhibit E/37
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
28. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)
28. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)
Transaksi-transaksi Hubungan Istimewa
Transaction with Related Parties
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi antara lain:
In the normal course of business, the Company entered into certain transaction with related parties, including the following :
a. Tahun 2010, 29,48% dari jumlah penjualan (2009: 19,47%), merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 11,51% (2009: 8,21%) dari jumlah aset.
a.
Rincian penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebagai berikut: 2010 PT Monaspermata Persada
C.V Sarihon Elektrik
147.610.120 50.503.078 26.301.753 17.473.071 2.363.290 619.041 -
Jumlah
244.870.353
PT Alumina Metal Utama Fujikura Limited Nextrom Enterprise Pte. Ltd. PT Sinarmonas Industries PT Multi Tembaga Utama
b. Tahun 2010, 13,39 % (2009: 37,91%) dari jumlah pembelian masing-masing merupakan pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana menurut pendapat manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal neraca, hutang atas pembelian tersebut dicatat sebagai bagian dari hutang usaha, yang meliputi 9,89% (2009: 15,16%) dari jumlah kewajiban lancar. Rincian pembelian kepada istimewa, sebagai berikut:
pihak
hubungan
In 2010, 29.48% from total sales (2009: 19.47%), represent of the net sales to related parties, according to management, were made at normal price and conditions as those done with third parties. At balance sheet dates, the receivables from these sales were presented as trade accounts receivable, which is constituted 11.51% (2009: 8.21 %) respectively, of the total assets.
The details of sales to related parties, are as follows: 2009 92.273.871 25.633.148 71.947 20.178.024 9.606.674 538.579
PT Alumina Metal Utama Fujikura Limited Nextrom Enterprise Pte. Ltd. PT Sinarmonas Industries PT Multi Tembaga Utama
274.035
C.V Sarihon Elektrik
148.576.278
Total
PT Monaspermata Persada
b. In 2010, 13.39 % (2009: 37.91 %) from total purchases represented of purchase from related parties, which, according to management, were made at normal prices and conditions as those done with third parties. At balance sheet dates, the liabilities for these purchases were presented as trade account payable, which is constituted 9.89% (2009: 15.16%) respectively, of the total current liabilities. The details of purchases from related parties, are as follows:
2010
2009
PT Sinarmonas Industries PT Alumina Metal Utama PT Multi Tembaga Utama Fujikura Asia Ltd., Singapura
56.590.649 21.191.429 10.484.928 -
79.560.884 69.501.346 70.051.483 4.495.396
PT Sinarmonas Industries PT Alumina Metal Utama PT Multi Tembaga Utama Fujikura Asia Ltd., Singapore
Jumlah
88.267.006
223.609.109
Total
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/38
Exhibit E/38
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
29. INFORMASI SEGMEN
29. BUSINESS SEGMENT INFORMATION
2010
Kabel listrik/
Kabel telepon/
Energi/
Jumlah/
Power cable
Telephone cable
Energy
Total
%
Rp’ Juta/
%
Rp’ Juta/
Rp’million
%
Rp’ Juta/
Rp’million
%
2010
Rp’ Juta/
Rp’million
Rp’million
Penjualan
90%
750.433
8%
63.345
2%
16.945
100%
830.723
Sales
Beban pokok penjualan
90%
708.443
8%
59.791
2%
16.163
100%
784.397
Cost of goods sold
Laba kotor
41.990
3.554
782
46.326
Beban usaha yang tidak dapat
Gross profit Unallocated operating
dialokasikan
42.808
Laba dari usaha
expenses
3.518 Income from operation
Penghasilan lain - lain yang tidak
Unallocated other
dapat dialokasikan
(
1.295)
Laba sebelum pajak
2.223
charge-net Income before tax
Pajak penghasilan
(
3.239)
Laba bersih sebelum
(
1.016)
Hak minoritas
(
5)
Minority interest
Laba bersih
(
1.021)
Net income
hak minoritas
Income tax Net income before minority interest
2009
Kabel listrik/
Kabel telepon/
Energi/
Jumlah/
Power cable
Telephone cable
Energy
Total
%
Rp’ Juta/
%
Rp’ Juta/
Rp’million
%
Rp’ Juta/
Rp’million
%
2009
Rp’ Juta/
Rp’million
Rp’million
Penjualan
89%
676.962
10%
69.407
2%
16.607
100%
762.976
Sales
Beban pokok penjualan
89%
618.924
9%
62.862
2%
12.533
100%
694.319
Cost of goods sold
Laba kotor
58.038
6.545
4.074
68.657
Beban usaha yang tidak dapat dialokasikan
Gross profit Unallocated operating
45.392
expenses Income from
Laba dari usaha
23.265
Penghasilan lain - lain yang tidak dapat dialokasikan
6.566
Laba sebelum pajak
29.831
Pajak penghasilan
13.992
Laba bersih sebelum
15.839
hak minoritas Hak minoritas Laba bersih
operation Unallocated other charge-net Income before tax Income tax Net income before minority interest
3
Minority interest
15.842
Net income
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/39
Exhibit E/39
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
30. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
30. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
On 31 December 2010 and 2009, the Company and its Subsidiary have monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:
2010
2009
Mata uang
Ekuivalen
Mata uang
asing/
Rupiah/
asing/
Ekuivalen Rupiah/
Foreign
Rupiah
Foreign
Rupiah
curren cy
Equivalen t
curren cy
Equivalen t
A set Kas dan setar a kas
Asse ts US$
3.418.842
30.738.806
4.596.252
43.204.769
SG$
23.327
162.847
30.156
202.000
EUR
66.955
800.514
147.719
1.995.637
GBP
13.500
187.569
109.401
1.653.516
JPY
319.888
35.188
685.917
AUD
2.026
18.524
-
Pihak yang mempunyai
US$
1.723.184
15.493.147
2.873.442
27.010.355
hubungan istimewa
SG$
1.020.128
7.121.514
206.115
1.380.664
EUR
514
6.145
US$
5.759.821
51.786.551
5.486.396
51.572.122
SG$
90.993
635.222
28.666
192.020
69.761 -
Piutang usaha
Pihak ketiga
Uang muka
Trade receivables
-
2.394
28.623
421.549
5.694.994
GBP
721.370
10.022.715
1.061.183
16.039.006
US$
1.687.510
15.172.402
-
-
132.209.767
Mata uang
Ekuivalen
asing/
asing/
Rupiah/
Foreign
Ekuivalen Rupiah/
Foreign
Rupiah
currency
Rupiah equivalent
currency
equivalnet Liabilities
US$
393.068
3.534.074
355.000
3.337.000
US$
3.625.720
32.598.849
4.812.693
45.239.314 306.129
Hutang usaha
Pihak ketiga
Total Asset
2009
Mata uang
Kew ajiban
hubungan istimewa
Third parties
Purchase advances
149.014.844
2010
Pihak yang mempunyai
Related parties
-
EUR
Jumlah Aset
Hutang bank
Cash and equivalents
Bank loan Trade payable
SG$
1.005.035
7.016.149
45.701
EUR
192.321
2.299.390
51.363
JPY
143.840
15.822
US$
26.457.648
237.880.713
4.901.696
46.075.942
SG$
18.207
127.103
54.544
365.364 92.100
-
Related parties
693.898 -
YUN
-
-
66.902
JPY
-
-
47.947
4.876
GBP
-
-
32.941
497.879
228.835
2.140.294
Third parties
Liabilities for acquisition of Hutang perolehan aset tetap Jumlah Kewajiban Jumlah Kew ajiban - Bersih
US$
75.000
674.325 284.146.425 151.936.658
98.752.796 50.262.048
property, plant and equipments Total Liabilities Total Liabilities -Net
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/40
Exhibit E/40
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
30. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan)
30. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan laba selisih kurs sebesar (2009 laba : Rp 16.713.518).
memperoleh Rp 6.898.333
In 2010, the Company has gain on foreign exchange Rp 6,898,333 (2009 gain : Rp 16,713,518).
14 Maret 2011
31 Desember 2010/ 31 Desember 2009/
14 March 2011
31 D ecember 2010 31 D ecember 2009
Mata uang
Foreign Currencies
1 EUR
12.231,17
11.955,79
13.509,69
1 EUR
1 US $
8.771,00
8.991,00
9.400,00
1 US $
1 SG $
6.911,20
6.980,61
6.698,52
1 SG $
10.669,03
11.028,53
10.170,43
100 JPY
100 JPY
1 YUN 1.334,99 Pada masa mendatang, nilai kurs masih mungkin berubah-ubah, dan mata uang Rupiah mungkin mengalami depresiasi atau apresiasi secara signifikan terhadap mata uang lainnya.
1.357,61 1.376,65 I YUN In the future the rates still fluctuate, and Rupiah has a possibility to depreciate significantly against other currencies.
Apabila kewajiban bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 December 2010 dinyatakan dengan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 14 Maret 2011, maka jumlah kewajiban akan turun sebesar Rp 5.917.191.
If net assets and liabilities in foreign currencies on 31 December 2010 are expressed using Bank Indonesia middle rates as on 14 March 2011, total liabilities will decrease by Rp 5,917,191.
31. IKATAN a. Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik Pada tanggal 16 Mei 2001, Perusahaan dan anak perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama jual beli tenaga listrik berjangka 20 MW dengan PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam). Perusahaan dan anak perusahaan akan membangun dan mengoperasikan sebuah fasilitas pembangkit listrik tenaga diesel dengan kapasitas 20 MW yang berlokasi di Baloi, Batam. PLN Batam akan membeli tenaga listrik dari PT Jembo Energindo (anak perusahaan) sebesar Rp 160 per kwh tidak termasuk bahan bakar. Perjanjian ini berlaku selama 8 tahun, sejak tanggal operasi komersil yang telah ditetapkan antara PLN Batam dan Perusahaan yaitu tanggal 15 Mei 2002. Pada akhir masa perjanjian, PLN Batam mempunyai hak opsi untuk membeli seluruh hak, kepemilikan dan kepentingan Perusahaan atas fasilitas pembangkit tenaga listrik diesel tersebut dengan harga yang ditetapkan kemudian. Pada tahun 2009, perjanjian tersebut diamandemen dimana PLN Batam diperbolehkan mengurangi pembayaran. Rp 1 milyar (angka penuh) dari total tagihan Perusahaan setiap bulannya. Hal ini berlaku mulai dari bulan Juli 2009 sampai dengan Desember 2009. Disamping itu disepakati penambahan masa kontrak selama 2 tahun kedepan dengan harga Rp 250 per Kwh (berlaku 1 Januari 2010).
31. COMITMENTS a. Purchase and Agreement
Sale
of
Electrical
Energy
On 16 May 2001, the Company and its subsidiary entered into a purchase and sale of electrical energy agreement for 20 MW with PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam). The Company and its subsidiary will develop and operate a diesel electrical power generator facility with 20 MW capacity located in Baloi, Batam, PLN Batam will buy electrical energy from PT Jembo Energindo (the subsidiary) at Rp 160 per kwh excluding cost of fuel. The agreement is valid for a period of 8 years, starting from the commercial operations, which will be determined by PLN Batam and the Company, which has been 15 May 2002. At the expiration of the agreement, PLN Batam has the option right to buy the Company’s every rights, ownership and interests on the diesel electrical power generator at a price that will be agreed later. On 2009, the agreement had amended which PLN Batam is allowed to reduce payments Rp 1 billion (full amount) from the total of monthly billing starting from July 2009 to December 2009. Beside it, the company agreed to extend the contact for the next 2 years with the price Rp 250 per Kwh (effective per1 January 2010).
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/41
Exhibit E/41
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
31. IKATAN (Lanjutan) b. Bank Garansi Dalam rangka kontrak penjualannya, Perusahaan telah menyerahkan bank garansi sebagai jaminan pelaksanaan yang diterbitkan oleh Bank Mandiri untuk kepentingan langganannya terutama PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara, tender dan ekspor. Pada tanggal 31 December 2010, jumlah bank garansi yang masih berlaku adalah sebesar Rp 7.311.610. 32. KOMITMEN DAN KONTIJENSI a. Standard Chartered Bank
31. COMITMENTS (Continued) b. Bank Guarantees In relation to the sales agreements, the Company has submitted bank guarantees which are issued by Bank Mandiri for the benefit of its customers, mainly PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara, bid bond and export. On 31 December 2010, total bank guarantees outstanding amounted to Rp 7,311,610. 32. COMMITMENT AND CONTIGENCIES a. Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank (SCB) telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada direktur pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk semua transaksi, diberikan oleh rapat para pemegang saham dan / atau komisaris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif Internasional Association (ISDA), sehingga dengan itu, SCB mengajukan gugatan kepada Perusahaan dengan jumlah US $ 14.355.578. Perusahaan telah menolak untuk mengakui / menerima klaim / kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia dan juga anggaran dasar Perusahaan. Dengan tidak adanya hasil negosiasi yang berguna dengan SCB di mana hasilnya tidak menguntungkan Perusahaan, Perusahaan telah menunjuk pengacara untuk menyelesaikan secara hukum, termasuk mendapatkan kompensasi dan pengecualian dari semua tanggung jawab.
Standard Chartered Bank (SCB) has introduced a derivative transaction to the director of marketing. There is no approval for all transactions, given by shareholders' meeting and/or by commissioners. SCB claims that the transaction is held in London Metal Exchange in accordance with the International Swaps and Derivatives Association (ISDA), which with it, SCB proposed a claim to the Company for an amount of US$ 14,355,578. The Company has refused to admit/accept any claim/liability and assigned to a lawyer to demand that the transaction was not fair and against the laws in Indonesia and also against the Company's articles of association. In the absence of any useful negotiations with SCB where the results are not beneficial to the Company, the Company will refer the matter to the lawyer to resolve legal, including obtaining compensation and exclusion from all liability.
Berdasarkan pendapat hukum dari penasehat atau konsultan hukum di Jakarta, beberapa aspek yang dapat disebutkan antara lain, tidak ada satupun dokumen kontrak atau transaksi yang dilakukan Perusahaan sebagai pembeli tembaga dengan pihak lain sebagai penjual tembaga, dimana transaksi jual beli ini dalam kaitannya dengan perjanjian ISDA di atas, kemudian di pergunakan dan berfungsi sebagai (underlying transaction).
Based on legal opinion of legal advisors, who are advocates and consultants in Jakarta, amongst other aspect raised, there is no contract or transaction documents made by the Company as a buyer of copper with any other party as a seller of copper, where the transaction of the sale and purchase of copper should be then used as a basis of transaction (underlying transaction) in creating the ISDA agreement.
Dengan demikian, perjanjian ISDA, dengan semua dokumen yang berhubungan dan telah ditandatangani oleh SCB dan Perusahaan, pada dasarnya bukan kontrak derivatif atau transaksi karena perjanjian yang mendasari transaksi derivatif ("underlying transaction") tidak ada. Maka, transaksi derivatif tersebut dapat dikategorikan sebagai transaksi derivatif yang tidak nyata.
Accordingly, then the ISDA agreement, with its entire associated documents signed by SCB and the Company, basically is not a derivative agreement or transaction because the agreement underlying the derivative transaction ("underlying transaction") does not exist. Thus, the derivative transaction can be categorized as an unreal derivative transaction.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/42
Exhibit E/42
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
32. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) a. Standard Chartered Bank (Lanjutan)
32. COMMITMENT AND CONTIGENCIES (Continued) a. Standard Chartered Bank (Continued)
Dengan demikian, jumlah dan harga tembaga yang terkandung dalam dokumen yang berkaitan dengan transaksi derivatif (ISDA) adalah perkiraan dan bukan transaksi yang nyata, sehingga perjanjian atau transaksi derivatif tersebut berlawanan atau bertentangan dengan transaksi derivatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005 yang berbunyi sebagai berikut: "Transaksi Derivatif adalah transaksi yang didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan suatu turunan dari nilai instrument yang mendasari seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, ekuiti dan indeks, baik yang diikuti dengan pergerakan atau tanpa pergerakan dana atau instrument, namun tidak termasuk transaksi derivatif kredit.
Accordingly, the number and price of copper contained in documents relating to the derivative transaction (ISDA) is an estimation and it’s not a real character, so that the derivative agreement or transaction is in the opposite or contrary to derivative transaction referred in Article 1 point 2 of Bank Indonesia Regulation No. 7/31/PBI/2005 dated on September 13 of 2005 which reads as follows: "Derivative Transaction is the payment transaction based on contracts or agreements whose value derived from underlying instrument such as interest rates, exchange rates, commodities, equities and indices, followed either by movement or without movement of funds or instruments, but excluding credit derivative transactions." Accordingly, the ISDA agreement is then invalid and null and void since its inception.
Berdasarkan surat No 005 tahun 2011 (ARB005/11/AU) 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC). Perusahaan dalam suratnya tanggal 28 Pebruari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yurisdiksi dan hukum yang cocok dan sesuai untuk penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia.
Based on the letter No. 005 of 2011 (ARB005/11/AU) dated on January 28 of 2011, SCB has initiated case registration in the Singapore International Arbitration Centre (SIAC). The Company has in its letter dated on 28th February 2011 to SIAC reiterated that the appropriate jurisdiction and the appropriate law for the determination of matters is Indonesia and Indonesian law respectively.
Sehubungan dengan kondisi di atas, manajemen Perusahaan belum bisa memperkirakan hasil dan jumlah kerugian.
In connection with the above conditions, the Company's management has not been yet able to estimate the yield and the amount of loss.
b. Gugatan Perdata atas Tanah Pada tanggal 12 Maret, 2010 sesuai dengan Nomor gugatan 114/Pdt.G/20lO/PN.TNG, Pihak pengugat yang merupakan pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 M2, yang kini dimiliki oleh Perusahaan, Perusahaan dan tergugat lainnya digugat di Pengadilan Kabupaten Tangerang. Berdasarkan gugatan tersebut, Perusahaan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp. 600 000 / M2 atau sebesar Rp. 1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perusahaan sudah menunjuk pengacara untuk mewakili mereka mereka dalam hal ini. proses pengadilan masih berlangsung dan tidak ada keputusan yang dibuat belum oleh Pengadilan Negeri Tangerang.
b. Land Dispute On March 12 of 2010, based on lawsuit No. 114/Pdt.G/20lO/PN.TNG., parties claiming to be the previous owner of a piece of land with area of 2,190 M2, which is now owned and possessed by the Company, sued the Company and other defendants in the Tangerang District Court. Based on the lawsuit, the Company was sued by the value of claims for compensation of Rp 600.000 /M2 or at total of Rp. 1,314,000,000 or discharge of the disputed land. The Company has a lawyer to represent it in this case. The court process is now still ongoing and no decision has been made yet by the Tangerang District Court.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/43
Exhibit E/43
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
33. PENERAPAN PERTAMA KALI PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006)
33. FIRST TIME ADOPTION OF SFAS NO. 50 (REVISED 2006) AND SFAS NO. 55 (REVISED 2006)
Laporan keuangan pada tahun yang berakhir 31 Desember 2010, menerapkan pertama kali PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
The financial statements for the year ended 31 December 2010, first time adopted of SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006).
Dalam mengadopsi standar-standar baru di atas, Perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 tentang ketentuan transisi untuk penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the new standards above, the Company has identified the transition adjustments in accordance with Technical Bulletin No. 4 of the transitional provisions for the initial adoption of SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (Revised 2006) issued by the Indonesian Institute of Accountants.
Namun tidak terdapat pengaruh signifikan atas penyesuaian yang dilakukan sehubungan dengan penerapan pertama kali PSAK ini.
However, there was no significant impact from adjustments made in connection with the initial adoption of this SFAS.
34. MANAJEMEN RISIKO a. Pendahuluan dan tinjauan
34. RISK MANAGEMENT a. Introduction and overview
Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perusahaan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risikorisiko yang dihadapi oleh Perusahaan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.
The Board of Directors has overall responsibility for setting and overseeing risk management framework, and has established a financial function that is responsible for developing and monitoring the Company's risk management policy. The internal auditor function has the responsibility to monitor compliance with risk management policies and procedures, and to review the adequacy of risk management framework related to the risks faced by the Company and to provide its report to the Board of Directors.
Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa risikorisiko yang dihadapi Perusahaan, menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tanpa terlalu mempengaruhi daya saing Perusahaan dan fleksibilitas.
The overall objective of risk management is to identify and analyze the risks faced by the Company, set risk limits and ensure appropriate controls, and to monitor risks and adherence to a predetermined limit, but without unduly affecting the Company's competitiveness and flexibility.
Perusahaan menghadapi risiko dari instrumen keuangan sebagai berikut: • Risiko kredit • Risiko pasar • Risiko likuiditas • Risiko operasional
The Company faces the following financial instruments as follows: • Credit risk • Market risk • Liquidity risk • Operational risk
b. Risiko kredit
risks of
b. Credit risk
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counterparty gagal memenuhi kewajibannya.
Credit risk is the risk of financial loss due to the failure of customers or counterparties fails to meet their obligations.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi resiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik .
Credit risk which is faced by the Company derived from credits granted to customers. To reduce this risk, the policy to sell only to customers who can be trusted and proven to have a good credit history.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/44
Exhibit E/44
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
34. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
34. RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko pasar (Lanjutan)
b. Market risk (Continued)
Perusahaan akan melakukan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan yang akan melakukan pembelian produk dengan terlebih dahulu melakukan penilaian 5C (Character,Capacity,Capital,Colateral,Condition) dari calon pelanggan . Terhadap pelanggan yang tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu yang telah diberikan, Perusahaan akan terus menerus melakukan penagihan. Jika belum ada hasilnya perusahaan akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. c. Risiko pasar Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Perusahaan, yang dapat merugikan Perusahaan. Yang dimaksud dengan risiko pasar adalah nilai tukar. Risiko pasar yang dihadapi Perusahaan berasal dari selisih nilai tukar mata uang asing. Pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang terutama dengan dollar Amerika Serikat sedangkan penjualan produk sebagian dilakukan dengan beberapa mata uang asing , perusahaan telah melakukan lindung nilai transaksi beberapa mata uang asing terhadap nialai dollar Amerika Serikat . Sedangkan lindung nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat Perusahaan belum melakukan secara formal , kebijakan yang dilakukan adalah melakukan lindung nilai secara natural dimana setiap penerimaan rupiah dari hasil pelunasan piutang akan dikonversi kedalam dollar Amerika Serikat sebagai persiapan dana pembayaran hutang dagang dalam dollar Amerika Serikat. d. Risiko likuiditas
The company will perform credit analysis to all prospective customers who will buy the product by first doing an assessment 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition) from prospective customers. Against customers who can not meet its obligations within the time period has been granted, the Company will continue to do the billing. If there is still no result the company will follow up through legal channels. c. Market risk Market risk is the risk arising from movements in the market of the prices portfolio of financial assets owned by the Company, which could harm the Company. The Company also faces market risk from movement in exchange rates. Market risk which is faced by the Company is derived from foreign currency exchange differences. Purchases of raw materials made with primarily denominated in U.S. dollars, while sales of some products made by several foreign currencies, the company has done some hedging transactions of foreign currencies against the U.S. dollar Period. While the hedging of the rupiah against the U.S. dollar company has not formally, the policy is carried out with natural hedging where dollars every revenue from the settlement of accounts will be converted into United States dollar in preparation for the payment of debt funds in U.S. dollars.
d. Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan karena Perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk that the Company is unable to meet its obligations that have matured.
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perusahaan telah menelaah, memantau, serta menetapkan kebijakan syarat pembayaran yang sesuai dengan penerimaan penjualan produk Perusahaan. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan kewajiban yang jatuh tempo lebih panjang waktunya dari dana yang diperoleh dari pelunasan piutang pelanggan.
Liquidity risk is the risk that the company can not comply with the obligations of payment at maturity. To reduce this risk, the company has reviewed, monitored, and establish policies under the terms of payment of the income from the sale of the company's products. In general, needs funds to pay its obligations with maturities longer than the product of the clearance of accounts receivable from customers.
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/45
Exhibit E/45
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
34. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) e. Risiko operasional
34. RISK MANAGEMENT (Continued) e. Operational risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal. Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perusahaan.
Operational risk is the risk of losses resulting from inadequate or failed internal processes, human factors, inadequate systems or from external events. This risk is inherent in all business processes, operations, systems and products of the Company.
Risiko operational terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik dari PLN. Untuk mengurangi risiko ini Perusahaan menyediakan generator sebagai pengganti pasokan listrik . Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku atau kerusakan mesin untuk mengurangi risiko tersebut Perusahaan membentuk stock penyangga bahan baku dan suku cadang mesin.
Operating risks, among other things, the machine stops the process of production due to the end of the source of electricity. For the reducing this risk the company provides generators as a replacement power supply. In the same way, the engine stopped due to lack of raw materials or equipment to reduce the risk of damage to the company to establish a reserve of stabilization of raw materials and machine parts.
35. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI
35. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS
Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan belum berlaku efektif untuk laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010:
The following summarizes the revised Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) which were issued by the Indonesian Institute of Accountants and not yet effective for the financial statements ended 31 December 2010:
a. PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
a. SFAS No. 1 (Revised 2009) – Presentation of Financial Statements (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
b. PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
b. SFAS No. 2 (Revised 2009) – Statement of Cash Flows (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
c. PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
c. SFAS No. 3 (Revised 2010) – Interim Financial Reporting (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
d. PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
d. SFAS No. 4 (Revised 2009) – Consolidated and Separate Financial Statements (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
e. PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
e. SFAS No. 5 (Revised 2009) – Operating Segments (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
f. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
f. SFAS No. 7 (Revised 2010) – Related Party Disclosures (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
g. PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
g. SFAS No. 8 (Revised 2010) – Events after the Reporting Period (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/46
Exhibit E/46
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (Lanjutan)
35. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (Continued)
h. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tidak Berwujud” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
h. SFAS No. 19 (Revised 2010) – Intangible Assets (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
i. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
i. SFAS No. 23 (Revised 2010) – Revenue (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
j. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
j. SFAS No. 25 (Revised 2009) – Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Errors (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
k. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
k. SFAS No. 48 (Revised 2009) – Impairment of Assets (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
l. PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” (efektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011).
l. SFAS No. 57 (Revised 2009) – Provisions, Contingent Liabilities, and Contingent Assets (effective for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2011).
36. PERSETUJUAN KONSOLIDASIAN
LAPORAN
KEUANGAN
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian terlampir yang telah diselesaikan pada tanggal 14 Maret 2011.
36. APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The Company’s management is responsible for the preparation of the consolidated financial statements which were completed on 14 March 2011.
Kantor Pusat dan Pabrik I Head Office and Factory Jl. Pajajaran, Ds. Gandasari - Jatiuwung, Tangerang 15137 Indonesia Phone : (021) 556-50468, (021) 591-9442, 43, 45-47 Fax : (021) 556-50466 E-mail :
[email protected] Web : http://www.jembo.com Kantor I Office Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B 6th Floor Jl. Angkasa Kav B - 6, Kemayoran Jakarta Pusat - Indonesia Phone : (021) 6570-1511 (Hunting) (021) 2664-6933 (Hunting) Fax : (021) 6570-1488 (021) 6570-1556