DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG DESA FRAKSI PAN NOMOR DIM 1.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN… TENTANG DESA
USUL PERUBAHAN
Tetap
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 2.
3.
Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang; b. bahwa dalam upaya melaksanakan ketentuan huruf a, Pemerintah Pusat berkewajiban menata kembali pengaturan mengenai desa sehingga keberadaannya mampu mewadahi dan menyelesaikan
Tetap
Tetap
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
berbagai permasalahan kemasyarakatan dan pemerintahan sesuai dengan perkembangan dan dapat menguatkan identitas lokal yang berbasis pada nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat dengan semangat modernisasi, globalisasi dan demokratisasi yang terus berkembang; 4.
5.
6.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang-Undang tentang Desa. Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18 A, Pasal 18 B, dan Pasal 20 UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Tetap
Tetap
Tetap
MEMUTUSKAN : 7.
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG DESA
8.
BAB I KETENTUAN UMUM
9.
Pasal 1
Tetap Tetap Perubahan redaksional
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksudkan dengan : 1.
Pemerintah pusat adalah Presiden Republik
-2-
Pasal 1 ayat 4 perlu diperbaiki, karena kecamatan meskipun secara de facto Dalam Undang-Undang ini yang dimaksudkan memiliki batas-batas wilayah, tetapi dengan : hanya wilayah administratif semata. 1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Sehingga tidak berkedudukan sebagai Pasal 1
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan MenteriMenteri sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
10.
2.
Pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
11.
3.
Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah;
12.
4.
Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten/kota;
13.
5.
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
SETELAH PERUBAHAN Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri-Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Perubahan redaksional
2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan yang diserahkan Pemerintah kepada daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diselenggarakan oleh Kepala Daerah dan DPRD;
Perubahan redaksional
3. Provinsi adalah daerah otonom dan wilayah administrasi yang memiliki batas-batas tertentu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta masyarakat yang tinggal di dalamnya sebagai kesatuan masyarakat hukum yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan Provinsi dan hubungan antar Kabupaten/Kota atau urusan lainnya yang ditetapkan dalam UndangUndang menjadi kewenangan daerah;
KETERANGAN kesatuan masyarakat hukum. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah. Camat bukanlah pejabat atasan Kepala Desa melainkan sebagai pejabat yang memperoleh delegasi kewenangan dari Bupati/Walikota untuk melakukan supervisi, evaluasi, fasilitasi dan koordinasi terhadap desa.
Tetap
Tetap
-3-
Catatan : Untuk mewadahi keragaman jenis Desa atau yang disebut nama lain di Indonesia, dalam penjelasan Pasal 1 ayat (5) ini dijelaskan secara rinci tentang jenis desa atau yang
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan hak asal-usul, adat istiadat dan sosial budaya masyarakat setempat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia; 14.
6.
Dusun atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah desa;
15.
7.
Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala desa dan perangkat desa;
16.
8.
Badan permusyawaratan desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga permusyawaratan dan permufakatan yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
17.
9.
Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat kecamatan;
18.
10.
Lembaga kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah desa berdasarkan usul dan prakarsa masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa;
19.
11.
Lembaga adat adalah lembaga yang telah tumbuh dan berkembang dalam sejarah masyarakat hukum adat, berwenang untuk menata dan menyelesaikan permasalahan kehidupan masyarakat setempat.
20.
12.
Penataan desa adalah pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan perubahan status serta penyesuaian kelurahan untuk
KETERANGAN disebut nama lain, termasuk desa adat masuk dalam kategori Desa dalam ketentuan Undang-undang ini
Tetap Perubahan redaksional
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
-4-
7. Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelengara Pemerintahan Desa;
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
mewujudkan desa yang maju dan mandiri; 21.
13.
Pembentukan desa adalah pemberian status desa;
22.
14.
Penghapusan desa adalah pencabutan status sebagai desa dan selanjutnya digabung ke desa lain yang bersandingan;
23.
15.
Penggabungan desa adalah penyatuan dua desa atau lebih menjadi desa baru;
24.
16.
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik desa yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa;
25.
17.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan desa, yang bersumber dari pendapatan desa;
26.
18.
Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disingkat BUM Desa adalah usaha desa yang ditetapkan dengan peraturan desa;
27.
19.
Peraturan Desa adalah peraturan perundangundangan yang ditetapkan oleh kepala desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD;
28.
20.
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;
Tetap Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Perubahan redaksional
-5-
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian dan/atau perikanan dan/atau perkebunan dan/atau kebutanan, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
29.
21.
Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, serta konsultasi mengenai penyelenggaraan kegiatan desa;
30.
22.
Pengawasan adalah tindakan melakukan supervisi, monitoring, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan desa;
31.
23.
Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggungjawabnya membidangi urusan pemerintahan dalam negeri.
32.
Pasal 2 Di daerah kabupaten/kota dibentuk desa yang pengelolaannya berbasis masyarakat. Pasal 3
33.
34.
35.
36.
(1) Pemerintahan daerah dalam menetapkan peraturan daerah dan atau kebijakan lainnya mengenai desa wajib memperhatikan hak asalusul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat; (2) Pemerintahan daerah mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup, sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan dengan peraturan daerah; (3) Pemerintahan daerah dalam menetapkan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan berdasarkan kriteria yang diatur dengan peraturan pemerintah; (4) Bagi daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa dalam pengaturan desa wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
USUL PERUBAHAN Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
-6-
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
37. 38.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG peraturan perundang-undangan yang menetapkan sebagai daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa. BAB II PENATAAN DESA Bagian Kesatu Umum
41. 42. 43. 44.
46. 47. 48.
Tetap
(1) Untuk mewujudkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah desa dilakukan penataan desa. (2) Penataan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk: a. mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat; b. mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik;
c. meningkatkan
kualitas tata pemerintahan; dan d. meningkatkan daya saing desa.
Tetap Tetap Tetap Tetap
kelola Perubahan redaksional
(3) Penataan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. pembentukan desa;
Tetap Tetap
b. penghapusan desa;
Tetap
c. penggabungan desa; Tetap
49.
KETERANGAN
Tetap
Tetap 45.
SETELAH PERUBAHAN
Pasal 4
39.
40.
USUL PERUBAHAN
d. perubahan status desa; dan
-7-
c.
meningkatkan kualitas pemerintahan desa ; dan
tata
kelola
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN Tetap
50.
e. penyesuaian kelurahan. Tetap
51.
Bagian Kedua Pembentukan Desa
52.
Pasal 5
53. 54. 55.
56. 57.
58.
(1) Pembentukan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a merupakan tindakan mengadakan desa baru di luar desa yang ada. (2) Pembentukan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. pemekaran dari 1 (satu) desa menjadi 2 (dua) desa atau lebih; b. penggabungan dari bagian wilayah desa dari desa yang bersandingan menjadi 1 (satu) desa; atau c. penggabungan beberapa desa menjadi 1 (satu) desa baru. (3) Pembentukan desa ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota dengan mempertimbangkan prakarsa masyarakat, asalusul, adat istiadat, kondisi sosial-budaya masyarakat setempat, kemampuan dan potensi desa. (4) Pembentukan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat :
59.
a. batas usia minimal desa 5 (lima) tahun terhitung sejak pembentukan;
60.
b. jumlah penduduk, yaitu:
Tetap Tetap
Tetap Tetap Tetap
Tetap Tetap
Tetap Tetap
-8-
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Tetap 61. 62.
1) Jawa dan Bali paling sedikit 5000 jiwa atau 1250 kepala keluarga; 2) Sumatera paling sedikit 3000 jiwa atau 750 kepala keluarga;
63.
3) Kalimantan dan Sulawesi paling sedikit 2500 jiwa atau 625 kepala keluarga; dan
64.
4) Nusa Tenggara, Maluku, Papua paling sedikit 1000 jiwa atau 250 kepala keluarga.
65.
c. luas wilayah dapat dijangkau untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan pembangunan;
66.
d. wilayah kerja memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar wilayah dalam desa;
67.
e. sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat sesuai adat istiadat setempat;
Tetap Tetap Tetap Tetap
Tetap
Dihapus
Tidak perlu menjadi syarat karena merupakan kewajiban pemerintah untuk membangun jalur perhubungan dan komunikasi bagi kepentingan rakyat
Tetap
68.
f. memiliki potensi desa;
Perubahan redaksional
f. Memiliki potensi desa yang meliputi sumber Untuk memperjelas bahwa desa daya alam dan sumber daya manusia; tersebut layak untuk dimekarkan
69.
g. batas desa yang dinyatakan dalam bentuk Perubahan redaksional peta batas desa;
g. Batas desa yang dinyatakan dalam bentuk peta Untuk menghindari konflik batas desa batas desa yang telah ditetapkan dalam yang sering terjadi selama ini peraturan daerah kabupaten/kota;
70.
h. tersedianya sarana dan prasarana pelayanan publik; dan
Tetap
71.
i. tersedianya sarana pemerintah desa.
Tetap
dan
prasarana
-9-
NOMOR DIM 72.
73.
74. 75.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG Pasal 6 Pemerintah pusat dapat memprakarsai pembentukan desa pada kawasan yang bersifat khusus dan strategis bagi kepentingan nasional. Pasal 7 Dalam wilayah desa dapat dibentuk dusun atau sebutan lain yang disesuaikan dengan asal usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat. Bagian Ketiga Penghapusan Desa
77.
(2) Desa yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (4) dapat dihapus dan digabung dengan desa lainnya yang berdampingan.
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Bagian Keempat Penggabungan Desa
78.
Tetap
Pasal 8 (1) Penghapusan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf b merupakan tindakan pencabutan status desa yang ada.
76.
USUL PERUBAHAN
Tetap
Pasal 9 Penggabungan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf c, dilaksanakan dengan ketentuan :
79.
a. Dua desa atau lebih yang berdampingan dalam satu kecamatan dapat digabung menjadi desa baru berdasarkan kesepakatan desa yang bersangkutan;
80.
b. Dua desa atau lebih yang berdampingan dapat
Tetap
Tetap
Tetap
- 10 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
81. 82.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG bergabung menjadi desa berdasarkan kesepakatan desa yang bersangkutan. Bagian Kelima Perubahan Status Desa Pasal 10 (1) Desa dapat berubah status menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa pemerintah desa bersama BPD dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat.
83.
USUL PERUBAHAN
a. luas wilayah tidak berubah;
85.
b. jumlah penduduk:
Tetap
Tetap Tetap
1) Jawa dan Bali paling sedikit 6000 jiwa atau 1500 kepala keluarga;
KETERANGAN
Tetap
Ditambahkan rumusan baru: (2) Perubahan status desa menjadi kelurahan Penambahan rumusan i. ketersediaan lahan di desa paling kurang 70% sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan Perlu ditambah rumusan baru mengenai untuk non pertanian. dengan peraturan daerah kabupaten/kota dengan persyaratan perubahan status desa menjadi memperhatikan persyaratan : kelurahan.
84.
86.
SETELAH PERUBAHAN
Tetap
- 11 -
Perubahan status desa menjadi kelurahan diharapkan tidak mendorong alih fungsi lahan pertanian dan menurunnya minat usaha tani dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Pasal I RUU Desa menyatakan kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan pengertian diatas, maka desa agar tetap dikembangkan peruntukannya untuk kegiatan utama pertanian.
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
87.
2) Luar Jawa dan Bali paling sedikit 3000 jiwa atau 750 kepala keluarga;
Tetap
88.
c. prasarana dan sarana pemerintahan yang memadai;
Tetap
89.
d. potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa dan produksi serta keanekaragaman mata pencaharian;
90.
e. kondisi sosial budaya masyarakat yang beranekaragam dan sekurang-kurangnya 70% (tujuh puluh per seratus) penduduknya mempunyai mata pencaharian non pertanian;
91.
f. meningkatnya volume pelayanan masyarakat;
92.
g. memiliki batas kelurahan yang dinyatakan dengan peta batas kelurahan; dan
93.
h. tersedianya dana dari anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota untuk pendanaan penyelenggaraan kelurahan.
94.
(3) Kepala desa, perangkat desa dan anggota BPD dari desa yang diubah statusnya menjadi kelurahan, diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan diberikan penghargaan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
95.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian kepala desa, perangkat desa dan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah. Pasal 11
96.
(1) Seluruh barang milik desa dan sumber-sumber pendapatan desa yang berubah menjadi kelurahan menjadi kekayaan pemerintah kabupaten/kota.
Tetap
Tetap
Tetap Tetap Tetap Tetap
Tetap
Tetap
- 12 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
97.
(2) Kekayaan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota untuk kepentingan masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan.
98.
(3) Pendanaan sebagai akibat perubahan status desa menjadi kelurahan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota. Pasal 12
99.
100.
Peraturan daerah kabupaten/kota tentang pembentukan, penghapusan, penggabungan desa dan perubahan status desa menjadi kelurahan berlaku terhitung sejak ditetapkan nomor registrasi dan pengaturan kode desa oleh Menteri. Bagian Keenam Penyesuaian Kelurahan
101.
102.
103.
Pasal 13 (1)
Penyesuaian kelurahan adalah perubahan status kelurahan menjadi desa atau menjadi desa dan kelurahan.
(2)
Penyesuaian kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan berdasarkan prakarsa masyarakat dan memenuhi karakteristik persyaratan yang ditentukan. Pasal 14
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, penghapusan, penggabungan desa dan perubahan status desa serta penyesuian kelurahan diatur dengan peraturan pemerintah. 104.
BAB III
USUL PERUBAHAN Tetap
Tetap
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
- 13 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
KEWENANGAN DESA 105.
Pasal 15 Desa mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat dan melaksanakan bagian-bagian dari suatu urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh pemerintahan kabupaten/kota.
106. (1) 107.
Pasal 16 Kewenangan desa mencakup : a. kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat;
108.
b. kewenangan lokal berskala desa yang diakui kabupaten/kota;
109.
c. kewenangan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang dilimpahkan pelaksanaannya kepada desa; dan
110.
d. kewenangan lainnya yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
111.
112.
(2)
Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah pelimpahan kewenangan kepada desa sebagai lembaga dan kepada kepala desa sebagai penyelenggara pemerintah desa. Pasal 17
Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c dan huruf d disertai dengan pembiayaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan. 113.
Tetap
Tetap
Tetap Tetap Tetap
Tetap Tetap
Tetap
BAB IV
- 14 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT DAN DESA 114.
KETERANGAN
Tetap
Pasal 18 Masyarakat desa mempunyai hak :
Tetap
115.
a. mencari, meminta, mengawasi dan memberikan Perubahan redaksional informasi kepada pemerintah desa tentang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desanya;
116.
b. memperoleh pelayanan yang sama dan adil;
117.
c. menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab tentang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desanya;
118.
d. memilih, dipilih dan/atau ditetapkan menjadi kepala desa, perangkat desa lainnya, anggota BPD dan lembaga kemasyarakatan desa; dan
119.
e. mendapatkan perlindungan ketentraman dan ketertiban.
120.
Pasal 19
dari
ancaman
Masyarakat desa mempunyai kewajiban : 121.
SETELAH PERUBAHAN
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
a. membela kepentingan lingkungannya; Tetap
122.
b. membangun diri dan lingkungannya;
123.
c. mendorong terciptanya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang baik di desanya;
124.
d. mendorong terciptanya situasi yang aman;
125.
e. menghadiri musyawarah dan gotongroyong; dan
Tetap Tetap
Tetap Tetap
- 15 -
a.
mencari, meminta, mengawasi, dan memberikan informasi serta persetujuan kepada pemerintah desa tentang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di desanya;
Dalam rangka memperkuat kedudukan dan peranan masyarakat desa serta melindungi kepentingan masyarakat desa.
NOMOR DIM 126.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG f. ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan desa.
127.
129. 130. 131. 132.
133. 134.
Tetap
Pasal 20 Desa mempunyai hak:
128.
USUL PERUBAHAN
Tetap
a. mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usul, adat istiadat dan nilainilai sosial budaya masyarakat; b. memilih kepala desa, menetapkan BPD dan perangkat desa lainnya; c. mengelola kelembagaan desa; dan
Tetap Tetap Tetap
d. mendapatkan sumber-sumber pendapatan desa. Tetap Pasal 21 Desa mempunyai kewajiban: a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
Tetap
Tetap
Tetap 135.
c. mengembangkan kehidupan demokrasi; Tetap
136. 137. 138.
d. mengembangkan pemberdayaan masyarakat; dan e. meningkatkan pelayanan dasar masyarakat. BAB V PEMERINTAH DESA
139.
Bagian Kesatu Asas
140.
Pasal 22
Tetap Tetap Tetap Tetap
- 16 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
141.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
Tetap
Dalam pelaksanaan tugasnya pemerintah desa berpedoman pada asas umum penyelenggaraan negara yaitu: a. kepastian hukum;
Tetap 142.
b. tertib penyelenggara negara; Tetap
143. 144. 145. 146. 147. 148.
c. kepentingan umum; Tetap d. keterbukaan;
Tetap
e. proporsionalitas; Tetap f.
profesionalitas; Tetap
g. akuntabilitas;
Tetap
h. efisiensi; dan Tetap
149.
i.
efektivitas. Tetap
150.
Bagian Kedua Paragraf 1 Struktur
151.
Pasal 23 (1) Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa.
152.
(2) Perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari sekretaris desa dan perangkat
Tetap Pasal 23
Perubahan redaksional
Dihapus
- 17 -
Karena tidak semua daerah menyebut desa dengan istilah desa, seperti (1) Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa nagari, kampung dll. atau yang disebut dengan nama lain dan perangkat desa. Untuk tidak membedakan antara sekretaris desa dengan perangkat desa lainnya
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
desa lainnya. 153. 154. 155.
(2) Perangkat desa sebagaimana dimaksud pada (3) Perangkat desa lainnya sebagaimana dimaksud Perubahan redaksional dan penyesuaian ayat (1) terdiri atas : pada ayat (2) terdiri atas : nomer ayat b. sekretaris desa; a. sekretariat desa; Penambahan butir (huruf b) c. pelaksana teknis; dan b. pelaksana teknis; dan Menyesuaikan urutan huruf
156.
d. perangkat kewilayahan.
c. perangkat kewilayahan. Menyesuaikan urutan huruf
157.
(4) Susunan organisasi dan tata kerja pemerintah desa ditetapkan dengan peraturan desa.
158.
Paragraf 2 Tugas, Wewenang, Hak dan Kewajiban Kepala Desa
159.
Pasal 24 (1) Kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
160.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala desa mempunyai wewenang:
161.
a. memimpin desa;
penyelenggaraan
162.
b. menyusun rancangan APB Desa;
pemerintah
Perubahan, ayat 4 menjadi ayat 3 Dan Perubahan redaksional
(3) Susunan organisasi dan tata kerja pemerintah desa ditetapkan dengan peraturan desadengan persetujuan Walikota/Bupati.
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
Tetap 163.
c. menetapkan peraturan desa setelah Perubahan redaksional dimusyawarahkan bersama dengan BPD;
164.
d. merencanakan pembangunan desa;
Tetap
- 18 -
c.
Menetapkan peraturan desa setelah Aturan yang dibuat harus berdasar dimusyawarhkan dan disepakati bersama atas kesepakatan BPD, karena BPD dengan BPD mempresentasikan masyarakat desa
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
165.
e. memfasilitas kehidupan masyarakat desa;
166.
f.
167.
g. mengkoordinasikan secara partisipatif;
168.
h. mengembangkan teknologi tepat guna;
169.
i.
170. 171.
j.
USUL PERUBAHAN
mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan perekonomian desa; pembangunan
desa
KETERANGAN
Tetap Tetap Tetap Tetap
mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Kepala desa mempunyai hak sebagai berikut: pengangkatan perangkat desa
SETELAH PERUBAHAN
172.
a. mengusulkan pemberhentian kepada camat;
dan lainnya
173.
b. menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD;
174.
c. mengelola keuangan desa;
175.
d. menerima penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya;
176.
e. melimpahkan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat desa; dan
Tetap
Tetap Tetap Perubahan redaksional, menghapus kata a. lainnya dan dengan persetujuan BPD
mengusulkan pengangkatan pemberhentian perangkat desa camat dengan persetujuan BPD;
dan kepada
Tetap Perubahan redaksional
Tetap
Tetap
- 19 -
c. Mengelola keuangan desa sesuai peraturan Memperjelas rujukan pengaturannya perundang-undangan yang berlaku; untuk menghindari kesalahan dalam pengelolaan keuangan negara. Menghindari adanya Kades yang terlibat pidana hanya karena salah dalam pengelolaan keuangan.
NOMOR DIM 177.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG f.
mengelola kekayaan desa.
Perubahan redaksional
178.
(4) Dalam melaksanakan wewenang dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepala desa mempunyai kewajiban:
179.
a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
180.
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
181.
c. memelihara ketentraman masyarakat;
182.
d. mentaati ketentuan peraturan perundangundangan;
183.
e. melaksanakan kehidupan demokrasi;
184.
f.
185.
g. menyelenggarakan administrasi pemerintah desa yang baik;
186.
h. menyelenggarakan pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan;
187.
i.
USUL PERUBAHAN
dan
ketertiban
melaksanakan prinsip tata pemerintah desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme;
Tetap
Tetap
Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap
Tetap
Tetap
mendamaikan perselisihan masyarakat; Tetap
188.
j.
mengembangkan ekonomi masyarakat dan ekonomi desa;
Tetap
- 20 -
SETELAH PERUBAHAN f.
KETERANGAN
mengelola kekayaan desa dengan penuh penambahan kata tanggungjawab dan tanggung jawab dan akuntabel. akuntabel sebagai bentuk pertanggung jawaban kepala desa kepada rakyat terhadap asett desa yang dikelola dengan asas akuntabilitas
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
189.
k. mengembangkan pendapatan desa masyarakat;
190.
l.
USUL PERUBAHAN
sumber-sumber tanpa merugikan
Tetap
membina dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;
Tetap
191.
m. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan;
Tetap
192.
n. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup;
Tetap
193.
o. memberikan laporan tahunan dan laporan akhir masa jabatan penyelenggaraan pemerintah desa; dan
194. 195.
196.
197.
p. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. (5) Selain melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (4) kepala desa juga melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban sebagai hakim perdamaian desa. (6) Keputusan Kepala Desa dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban sebagai hakim perdamaian desa sebagaimana dimaksud ayat (5) bersifat final dan mengikat bagi pihak-pihak terkait. Paragraf 3 Larangan bagi Kepala Desa
198.
Pasal 25 Kepala desa dilarang:
199.
a. membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi diri sendiri, anggota
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap Tetap Tetap
- 21 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
keluarga, kroni dan atau golongan tertentu; 200.
b. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukan;
201.
c. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota BPD, lembaga kemasyarakatan, anggota DPRD, dan jabatan lainnya yang melanggar ketentuan peraturan perundangan-undangan;
202.
d. ikut serta dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah;
Tetap
203.
e. melanggar norma dan adat istiadat masyarakat setempat;
Tetap
204.
f.
205.
g. melakukan tindakan terhadap masyarakat;
206.
h. menjadi pengurus partai politik atau pengurus partai politik lokal;
207.
i.
merugikan kepentingan umum; diskriminasi
Tetap
Tetap
Tetap perlakuan
Tetap
Tetap
melanggar sumpah/janji jabatan; dan/atau Tetap
208.
j.
meninggalkan tugas tanpa ijin atasan.
209.
Paragraf 4 Pemberhentian Kepala Desa
210.
Pasal 26 (1) Kepala desa berhenti, karena :
211.
a. meninggal dunia;
212.
b. permintaan sendiri;
Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap
- 22 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM 213.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
c. berakhir masa jabatan;dan Tetap
214.
d. diberhentikan. Tetap
215.
(2) Kepala desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d karena:
216.
a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
217.
b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa; dan/atau
218.
c. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan.
219.
Pasal 27
Tetap Tetap
Tetap Tetap Tetap
Kepala desa diberhentikan sementara oleh bupati/walikota apabila didakwa melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun, tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar, tindak pidana terhadap keamanan negara dan/atau perbuatan lain yang dapat memecah-belah Negara Kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan register perkara di pengadilan. 220.
Pasal 28
Tetap
Kepala desa diberhentikan apabila terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 221.
Pasal 29
- 23 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG (1) Kepala desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak ditetapkan putusan pengadilan, bupati/walikota merehabilitasi dan/atau mengaktifkan kembali sebagai kepala desa sampai dengan akhir masa jabatan.
222.
(2) Apabila kepala desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya, bupati/walikota merehabilitasi nama kepala desa yang bersangkutan dan tidak mengaktifkan kembali.
223.
Pasal 30 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian kepala desa diatur dengan peraturan pemerintah.
224.
Tetap
Tetap
Tetap
Pasal 31 Sekretaris desa ditunjuk sebagai pelaksana tugas kepala desa pada saat kepala desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27.
225.
USUL PERUBAHAN
Pasal 32 (1) Dalam hal kepala desa diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, bupati/walikota mengangkat penjabat kepala desa dengan masa jabatan 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
Tetap
Tetap
- 24 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
226.
(2) Penjabat kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk dari pegawai negeri sipil dalam wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan dengan tugas pokok melaksanakan pemilihan kepala desa disamping tugas-tugas umum pemerintah desa sehari-hari.
227.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan penjabat kepala desa diatur dengan peraturan pemerintah.
228. 229.
Paragraf 5 Tindakan Penyidikan Pasal 33 (1) Tindakan penyidikan terhadap kepala desa, dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari bupati/walikota atas permintaan pihak yang berwenang.
USUL PERUBAHAN Tetap
Tetap
Tetap Tetap
230.
(2) Dalam hal persetujuan tertulis dari bupati/walikota tidak terbit dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses penyidikan dapat dilanjutkan.
231.
(3) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
Tetap
232.
a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;
Tetap
233.
b. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati; dan
234.
235.
c. disangka melakukan tindak pidana korupsi, terorisme, makar dan atau tindak pidana terhadap keamanan negara. (4) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud
Tetap
Tetap
Tetap Tetap
- 25 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
pada ayat (2), dilaporkan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada bupati/walikota paling lama 3 (tiga) hari setelah selesai penyidikan. 236.
Paragraf 6 Perangkat Desa
237.
Pasal 34
Tetap
(1) Perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. 238.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada kepala desa.
239.
Pasal 35 (1) Sekretaris desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan, yaitu:
240. 241.
a. berpendidikan minimal lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat; b. mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan;
Tetap
Tetap Tetap
c. mempunyai kemampuan administrasi perkantoran;
243.
d. mempunyai pengalaman di administrasi keuangan dan di perencanaan;
bidang bidang
Tetap
244.
e. mempunyai kemampuan dalam pembuatan pengaturan; dan
Tetap
245.
f.
sosial
budaya
bidang
Tetap
242.
memahami setempat.
di
Tetap
masyarakat
Tetap
Penambahan rumusan baru (di huruf g dan g. h) h.
- 26 -
Bersedia tinggal di Desa yang bersangkutan Bersedia memberikan pelayanan diluar jam kerja
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
246.
(2) Sekretaris desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh sekretaris daerah kabupaten/kota atas nama bupati/walikota.
247.
Pasal 36 (1) Perangkat desa lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) diangkat dan diberhentikan oleh camat atas usul kepala desa.
248.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat desa lainnya diatur dengan peraturan pemerintah.
250.
Paragraf 7 Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
252.
Perubahan Redaksional
KETERANGAN
Pasal 36 (1) Perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) diangkat dan diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh Bupati/Walikota atas rekomendasi camat dan usul kepala desa.
(2) Pengangkatan perangkat desa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran regional Kabupaten/Kota.
Tetap
Tetap
Pasal 37 (1) Kepala desa dan perangkat desa diberikan penghasilan tetap setiap bulannya dan atau tunjangan.
SETELAH PERUBAHAN
Tetap
(2) Batas usia pengangkatan perangkat desa lainnya Dihapus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan setinggitingginya 30 (tiga puluh) tahun serta pada usia 56 Penambahan ayat baru (lima puluh enam) tahun diberhentikan.
249.
251.
USUL PERUBAHAN
Tetap
(2) Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat Perubahan redaksional desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit sama dengan upah minimum regional kabupaten/kota.
- 27 -
Kedudukan keuangan perangkat desa sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi tanggungan APBD kabupaten/kota. (2) Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat Untuk memberi penghargaan kepada desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala desa atas beban tugas dan dua kali lipat upah minimum regional tanggung jawab yang diembannya. Kabupaten/Kota untuk kepala desa dan sedikitnya sama dengan upah minimum regional Kabupaten/Kota untuk perangkat desa, serta mendapatkan tunjangan
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
kesehatan. 253.
(3) Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa ditetapkan dalam APB Desa yang bersumber dari APBD kabupaten/kota.
254.
(4) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari APB Desa.
255.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa diatur dengan peraturan pemerintah. Paragraf 8 Atribut, Pakaian Dinas dan Penghargaan
256. 257.
Pasal 38 Kepala desa dan perangkat desa dalam melaksanakan tugasnya menggunakan atribut dan pakaian dinas.
258.
Pasal 39 Kepala desa dan perangkat desa yang berprestasi dapat diberikan penghargaan.
259.
Pasal 40 Ketentuan lebih lanjut mengenai atribut, pakaian dinas dan penghargaan kepada kepala desa dan perangkat desa diatur dengan peraturan pemerintah.
260.
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Pasal 41 (1) Pemilihan kepala desa dilaksanakan oleh panitia pemilihan kepala desa yang dibentuk oleh Bupati/Walikota.
262.
Tetap
BAB VI Pemilihan Kepala Desa
261.
Tetap
(2) Biaya pemilihan kepala desa dibebankan kepada
Tetap
Tetap
- 28 -
Kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi tanggungan APBD kabupaten/kota.
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG APB Desa yang bersumber kabupaten/kota. Pasal 42
263.
pada
USUL PERUBAHAN APBD
Persyaratan untuk dapat dicalonkan sebagai kepala desa sebagai berikut: 264.
a. warga negara Republik Indonesia;
265.
b. bertempat tinggal di desa yang bersangkutann sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan;
266.
c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
267.
d. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kepada pemerintah pusat;
268.
e. berpendidikan paling rendah tamat sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) atau sederajat;
269.
f.
berusia paling rendah 25 tahun terhitung sejak pendaftaran atau sudah/pernah kawin;
270.
g. mampu secara jasmani dan rohani;
271.
h. bersedia dicalonkan menjadi kepala desa;
272.
i.
penduduk desa yang dikenal dan mengenal desa;
273.
j.
tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
274.
k. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau lebih;
Tetap
Tetap Tetap Tetap Tetap
Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap
Tetap
- 29 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
275.
l.
276.
m. belum pernah menjabat sebagai kepala desa dalam 2 (dua) kali masa jabatan; dan
277.
n. syarat lain yang diatur dalam peraturan daerah kabupaten/kota.
278.
tidak pernah mendapat sanksi adat;
Pasal 44 (1) Calon kepala desa terpilih ditetapkan berdasarkan perolehan suara terbanyak.
280.
(2) Calon kepala desa terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh ketua panitia pemilihan kepada bupati/walikota melalui camat untuk ditetapkan sebagai kepala desa.
281.
(3) Bupati/Walikota menerbitkan keputusan bupati/walikota tentang pengesahan calon kepala desa terpilih paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari panitia pemilihan.
282.
Pasal 45 (1) Kepala desa terpilih dilantik oleh bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung tanggal penerbitan keputusan bupati/walikota.
283.
Tetap Tetap
Tetap
Pasal 43 Pemilihan kepala desa dilakukan melalui tahapan penjaringan dan penyaringan bakal calon, penetapan calon, kampanye, pemungutan suara, dan penetapan calon terpilih.
279.
USUL PERUBAHAN
(2) Sebelum memangku jabatannya, kepala desa mengucapkan sumpah/janji.
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
- 30 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM 284.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
(3) Susunan kata-kata sumpah/janji kepala desa dimaksud adalah sebagai berikut :
Tetap
SETELAH PERUBAHAN
” Demi Allah, Saya bersumpah/berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai Kepala Desa dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa dan bangsa”. 285.
Pasal 46 Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
286.
287.
Pasal 47 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan kepala desa diatur dengan peraturan pemerintah. BAB VII Badan Permusyawaratan Desa
288.
Perubahan redaksional
Tetap
Tetap
Pasal 48 BPD berkedudukan sebagai permusyawaratan dan permufakatan.
289.
lembaga
Pasal 49 BPD memiliki fungsi:
290.
a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa; dan
291.
b. memberikan masukan, saran dan penyempurnaan dalam perumusan regulasi yang ditetapkan oleh Kepala Desa.
Tetap Tetap Tetap
Tetap
- 31 -
Pasal 46 Masa jabatan kepala desa adalah 8 (delapan) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya 1 (satu) kali masa jabatan
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
292.
Pasal 50 (1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
293.
(2) Jumlah anggota BPD ditetapkan 5 (lima) orang.
294.
(3) Peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota.
295.
296.
USUL PERUBAHAN Tetap
Tetap Tetap
(4) Anggota BPD sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh bupati/ walikota atau pejabat yang ditunjuk.
Tetap
(5) Susunan kata-kata sumpah/janji anggota BPD adalah sebagai berikut :
Tetap
”Demi Allah, Saya bersumpah/berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai Anggota BPD dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa dan bangsa”. 297.
(6) Masa keanggotaan BPD adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal peresmian, dan dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa keanggotaan.
298.
Pasal 51 Mekanisme Musyawarah BPD :
299.
a. Musyawarah BPD dipimpin oleh Ketua.
300.
b. Musyawarah BPD sebagaimana dimaksud pada
Tetap
Tetap Tetap
- 32 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD, dan keputusan musyawarah ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.
301.
302.
c. Hasil musyawarah BPD ditetapkan dengan keputusan musyawarah BPD dan dilengkapi dengan notulen yang dibuat oleh sekretaris BPD. Pasal 52 (1) Pimpinan dan anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan desa.
303.
304.
(2) Tunjangan pimpinan dan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam APB Desa.
306. 307.
308. 309.
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Pasal 53 (1) BPD menyusun rencana kerja tahunan BPD.
305.
USUL PERUBAHAN
(2) Pembiayaan terhadap rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada APB Desa sesuai kemampuan keuangan desa. (3) Pengelolaan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh sekretaris BPD. Pasal 54 Ketentuan lebih lanjut mengenai BPD diatur dengan peraturan pemerintah. BAB VIII MUSYAWARAH DESA Pasal 55 (1) Dalam upaya meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat pemerintah desa dan BPD memfasilitasi penyelenggaraan musyawarah desa.
Tetap Tetap Tetap Tetap
Tetap Tetap
- 33 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM 310.
311.
312.
313. 314. 315.
316.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG (2) Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan forum musyawarah yang berfungsi untuk membahas, mendiskusikan dan mengkoordinasikan program-program strategis yang akan dilaksanakan pemerintah desa dan BPD. (3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai bahan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa dan merupakan masukan bagi kepala desa dan BPD dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. (4) Musyawarah desa dilaksanakan sekurangkurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun yang diikuti oleh penduduk desa yang mempunyai hak pilih atau dengan sistem perwakilan. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai musyawarah desa diatur dengan peraturan pemerintah. BAB IX KEUANGAN DESA Bagian Kesatu Umum Pasal 56 Pelaksanaan hak dan kewajiban desa menimbulkan pendapatan, belanja, dan pengelolaan keuangan.
317.
318.
Bagian Kedua Sumber Pendapatan Pasal 57 (1) Pendapatan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 bersumber dari :
319.
a. pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha
USUL PERUBAHAN Tetap
Tetap
Tetap
Tetap Tetap Tetap Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
- 34 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
b. Dana bagi hasil dari pajak dan retribusi daerah kabupaten/kota sebesar paling sedikit 10% (sepuluh persen); c. Alokasi Dana Desa sebesar 10% (sepuluh persen) yang berasal dari Anggaran pendapatan dan Belanja Negara;
Harus ada ketentuan nominal untuk menjamin prinsip keadilan pembagian
desa, hasil kekayaan desa, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah; Perubahan redaksional
320.
b. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota;
321.
c. bagian dari dana perimbangan keuangan Perubahan redaksional pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota;
322.
d. bantuan dari pemerintah pusat, bantuan keuangan dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; dan
323.
e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
324.
(2) Belanja desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah desa dan pemberdayaan masyarakat.
325.
(3) Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 dituangkan dalam peraturan desa tentang APB Desa dan dilaksanakan oleh kepala desa.
326.
Pasal 58 (1) Kekayaan desa sebagaimana dalam pasal 57 ayat (1) huruf a berupa tanah kas desa, pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan desa, pelelangan ikan yang dikelola oleh desa, pelelangan hasil pertanian yang dikelola oleh desa, hutan milik desa, mata air milik desa, pemandian umum. (2) Kekayaan yang berupa tanah yang dikuasai pemerintah desa harus disertifikatkan atas nama pemerintah desa. (3) Bangunan milik desa harus dilengkapi bukti status kepemilikan dan ditatausahakan secara
327. 328.
Tetap Tetap Tetap
Tetap
Tetap
Tetap Tetap
- 35 -
Upaya menjadikan desa subyek pembangunan.
sebagai
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
tertib. 329. 330.
331.
332.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kekayaan desa diatur dengan peraturan pemerintah. Pasal 59 (1) Pemberian hibah dan sumbangan dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1) huruf e tidak mengurangi kewajibankewajiban pihak penyumbang. (2) Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa. (3) Sumbangan berbentuk uang menjadi sumber pendapatan desa dicatat dalam kas desa dan dimasukan dalam APB Desa.
333.
Bagian Ketiga Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
334.
Pasal 60 (1) APB Desa terdiri atas bagian pendapatan, belanja dan pembiayaan desa.
Tetap Tetap
Tetap
Tetap Tetap Tetap
335.
(2) Rancangan APB Desa dimusyawarahkan dengan BPD.
Tetap
336.
(3) Kepala desa menetapkan APB Desa setiap tahun dengan peraturan desa.
Tetap
337.
Bagian Keempat Pengelolaan
Tetap
338.
Pasal 61 (1) Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa.
Tetap
- 36 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
339.
(2) Dalam melaksanakan kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala desa dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, penganggaran, penatausahaan, dan pelaporan kepada sekretaris desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
340.
Pasal 62 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan desa diatur dengan peraturan pemerintah.
341.
BAB X BADAN USAHA MILIK DESA Pasal 63
USUL PERUBAHAN Tetap
Tetap
Tetap
(1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa. 342.
(2) Bentuk BUM Desa adalah usaha desa. Tetap
343.
(3) Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan desa dan disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan masyarakat desa.
344.
(4) Desa hanya dapat mendirikan 1 (satu) BUM Desa dengan beberapa unit usaha.
345.
(5) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat didirikan oleh 2 (dua) desa atau lebih yang ditetapkan dengan peraturan bersama dan berkedudukan di salah satu desa berdasarkan kesepakatan.
346.
347.
Pasal 64
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Modal BUM Desa dapat berasal dari : a. pemerintah desa;
- 37 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN Tetap
348.
b. tabungan masyarakat; dan Tetap
349. 350.
c. bantuan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Pasal 65 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban BUM Desa diatur dengan peraturan pemerintah.
Tetap Tetap
351.
BAB XI PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
352.
Bagian Pertama Pembangunan Desa
Tetap
353.
Paragraf Satu Perencanaan
Tetap
354.
Pasal 66 (1) Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai kewenangannya mengacu pada sistem perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
355.
(2) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun secara berjangka meliputi:
356.
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJM Desa untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
357.
b. Rencana pembangunan tahunan
desa,
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
- 38 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. 358. 359.
(3) RPJM dan RKP-Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan peraturan desa. (4) Peraturan desa tentang RPJM dan RKP-Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di desa.
360.
(5) Program-program sektor yang masuk ke desa wajib disinkronisasikan dan diintegrasikan dengan perencanaan pembangunan desa.
361.
Pasal 67 (1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) dilakukan secara berjenjang dimulai dari tingkat dusun.
362.
(2) Dalam menyusun perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintah desa wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa dan tokoh masyarakat.
363.
(3) Perencanaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai salah satu masukan utama dalam perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
364.
Pasal 68
365.
(1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) didasarkan pada data dan informasi yang akurat. (2) data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam monografi desa yang memuat data dasar seperti data wilayah dan
Tetap Tetap Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
- 39 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
tanah, penduduk dan sarana prasarana desa. 366.
Paragraf Dua Pelaksanaan
367.
Pasal 69 (1) Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan RKP Desa.
368.
369.
Tetap
desa
dilakukan
Tetap
(2) Pelaksanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan seluruh potensi masyarakat desa.
Tetap
(3) Pelaksanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam desa.
Tetap
370.
(4) Pelaksanaan program-program sektor yang masuk ke desa harus diinformasikan kepada pemerintah desa.
371.
Bagian Kedua Pembangunan Kawasan Perdesaan
372.
Pasal 70 (1) Pemerintah menetapkan pedoman dan petunjuk teknis pembangunan kawasan perdesaan.
373.
(2) Gubernur sesuai dengan ketentuan pada ayat (1) melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada kabupaten/kota di wilayahnya.
374.
(3) Bupati/walikota melakukan pendataan dan identifikasi terhadap desa-desa yang dapat ditetapkan sebagai suatu kawasan pembangunan perdesaan.
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
- 40 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM 375.
376.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG (4) Dalam rangka pelaksanaan ketentuan ayat (3), bupati/walikota menyusun program yang dibutuhkan dalam rangka pembangunan perdesaan. (5) Kawasan pembangunan perdesaan ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
377.
378. 379. 380.
Pasal 71 (1) Pembangunan kawasan perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar desa dalam satu kawasan. (2) Pembangunan kawasan perdesaan mencakup pembangunan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan infrastruktur. (3) Pembangunan kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud ayat (2) masing-masing dilaksanakan oleh pemerintah desa. Pasal 72
(1) Pembangunan desa dan pembangunan kawasan
USUL PERUBAHAN
Tetap
Tetap Tetap
Tetap Tetap Tetap
perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat proses pemberdayaan masyarakat dan tingkat perkembangan desa melalui metode dan pendekatan pembangunan partisipatif.
381.
382.
383.
(2) Pelaksanaan
pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud ayat (1) yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dan pihak ketiga wajib mengikut sertakan masyarakat desa yang bersangkutan yang diwakili oleh pemerintah desa dan BPD; Pasal 73
(1) Pemerintah mengembangkan sistem informasi desa.
Tetap
Tetap
(2) Sistem informasi desa sebagaimana dimaksud
- 41 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
384.
385. 386.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
pada ayat (1) disusun berdasarkan data monografi desa. (3) Sistem informasi desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia. (4) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh pemerintah desa dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan.
Tetap Tetap
Tetap
Pasal 74 Ketentuan lebih lanjut mengenai pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan diatur dengan peraturan pemerintah.
Tetap
387.
BAB XII KERJASAMA DESA
Tetap
388.
Pasal 75 (1) Desa dapat mengadakan kerja sama antar desa dan kerjasama dengan pihak ketiga.
389.
(2) Kerjasama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimusyawarahkan dengan BPD.
390.
Pasal 76 Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama antar desa dan kerjasama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 diatur dengan peraturan pemerintah. BAB XIII LEMBAGA KEMASYARAKATAN DAN LEMBAGA ADAT Bagian Kesatu Lembaga Kemasyarakatan
391. 392. 393.
Pasal 77 (1) Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap Tetap Tetap
- 42 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
dengan peraturan desa. 394.
(2) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan wadah partisipasi masyarakat sebagai mitra pemerintah desa dalam rangka pelayanan masyarakat, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
395.
(3) Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan pemerintah desa bersifat konsultatif.
396.
397.
398.
(4) Anggaran untuk kegiatan lembaga kemasyarakatan bersumber dari iuran swadaya masyarakat, APB Desa, APBD dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Tetap
Tetap Tetap
(5) Pelaksanaan program dan kegiatan yang Tetap bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah dan lembaga non pemerintah wajib memberdayakan lembaga kemasyarakatan yang Penambahan ayat baru sudah ada di desa.
Pasal 78 Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 diatur dengan peraturan pemerintah.
399.
Bagian Kedua Lembaga Adat
400.
Pasal 79
Tetap
Tetap Tetap
(1) Pemerintahan daerah dapat menetapkan berbagai kebijaksanaan pemberdayaan, pelestarian dan
- 43 -
(6) Lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berasal dari unsur elemen kepemudaan dan elemen perempuan.
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
401.
pengembangan adat istiadat dan lembaga adat di wilayahnya sebagai wujud pengakuan terhadap adat istiadat. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan kebijaksanaan pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat dan lembaga adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
402. 403.
BAB XIV PERATURAN DESA
405. 406.
Tetap
Tetap
Pasal 80 (1) Peraturan perundang-undangan di desa adalah peraturan desa, peraturan bersama kepala desa dan peraturan kepala desa.
404.
USUL PERUBAHAN
(2) Peraturan desa dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi. (3) Pembentukan peraturan desa memperhatikan aspirasi masyarakat yang disampaikan secara lisan dan tertulis. Pasal 81 (1) Rancangan peraturan desa tentang APB Desa, pemanfaatan lahan dan organisasi pemerintah desa harus mendapatkan evaluasi dari bupati/walikota sebelum ditetapkan menjadi peraturan desa.
407.
(2) Rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sudah diterima bupati/walikota melalui camat.
408.
(3) Rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendapat evaluasi oleh
Tetap
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
- 44 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
bupati/walikota paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja setelah diterima. 409.
(4) Apabila dalam waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja tidak mendapat evaluasi peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan berlaku.
410.
Pasal 82 (1) Peraturan desa dan peraturan kepala desa diundangkan dalam lembaran desa.
411.
(2) Pengundangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh sekretaris desa.
412.
(3) Peraturan desa dan peraturan kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disebarluaskan oleh pemerintah desa.
413.
414.
BAB XV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
415.
Pasal 84 (1) Menteri, gubernur, bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk fasilitasi penyelenggaraan kegiatan pemerintah desa dan pemberdayaan masyarakat. (2) Sebagian dari tugas pembinaan dan pengawasan yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilimpahkan kepada camat.
417.
Tetap
Tetap
Tetap
Pasal 83 Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan mekanisme penyusunan peraturan desa dan pengundangan dalam lembaran desa diatur dengan peraturan pemerintah.
416.
Tetap
Pasal 85 (1) Bupati/walikota dapat membatalkan peraturan
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap
- 45 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
418.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG desa dan peraturan kepala desa yang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. (2) Menteri dan gubernur melakukan pengawasan umum terhadap kegiatan pemerintah desa dan pemberdayaan masyarakat.
419.
Pasal 86 Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan kegiatan desa diatur dengan peraturan pemerintah.
420.
BAB XVI KETENTUAN SANKSI
421.
Pasal 87
422.
423.
424.
425.
(1) Kepala desa yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4) dikenakan sanksi administrasi. (2) Kepala desa yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, huruf g, huruf i, huruf j, huruf l, huruf m, huruf n, huruf o dan huruf p dikenakan sanksi teguran tertulis. (3) Kepala desa yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4) huruf d, huruf f, huruf h, dan huruf k dikenakan sanksi pemberhentian sementara. (4) Kepala desa yang dikenakan sanksi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari tidak melakukan perbaikan maka dikenakan sanksi pemberhentian sementara. (5) Kepala desa yang dikenakan pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3), apabila dalam waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari tidak melakukan perbaikan maka dikenakan sanksi pemberhentian.
USUL PERUBAHAN
Tetap Tetap
Tetap Tetap
Tetap
Tetap Tetap
Tetap
- 46 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
426.
Pasal 88 (1)
427.
428.
429.
430.
431.
432. 433.
(2)
(3)
(4)
(5)
Kepala desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dikenakan sanksi administrasi. Kepala desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a, huruf b, huruf c, huruf h dan huruf i dikenakan sanksi pemberhentian sementara. Kepala desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf d, huruf e, huruf f, huruf g dan huruf j dikenakan sanksi teguran tertulis. Kepala desa yang dikenakan sanksi pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari tidak melakukan perbaikan maka dikenakan sanksi pemberhentian. Kepala desa yang dikenakan sanksi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari tidak melakukan perbaikan dikenakan sanksi pemberhentian sementara.
Pasal 89 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penjatuhan sanksi diatur dengan peraturan pemerintah. BAB XVII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 90 (1) Desa yang ada pada saat diundangkannya undang-undang ini tetap sebagai desa, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-
USUL PERUBAHAN Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap Tetap
- 47 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
undangan. 434.
(2) Kepala desa, perangkat desa dan BPD yang ada pada saat mulai berlakunya undang-undang ini tetap menjalankan tugas sampai habis masa jabatan atau keanggotaannya.
435.
Pasal 91 (1) Penggunaan istilah desa, dusun, kepala desa, BPD dan lembaga kemasyarakatan yang selama ini menggunakan istilah berdasarkan asal usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat, ketentuan tersebut tetap berlaku dan dikecualikan dari penyebutan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
436.
(2) Mekanisme penetapan kepala desa, perangkat desa, dan anggota BPD, bentuk organisasi pemerintah desa, masa jabatan kepala desa dan keanggotaan BPD, penghasilan kepala desa dan perangkat desa, tunjangan anggota BPD yang selama ini pelaksanaanya berdasarkan asal usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat, ketentuan tersebut tetap berlaku dan dikecualikan dari pengaturan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
437.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sepanjang asal usul, adat istiadat dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat tersebut masih hidup, sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia serta ditetapkan dalam peraturan daerah kabupaten/kota.
438.
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Pasal 92 Semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan desa dinyatakan tetap berlaku sepanjang
Tetap
- 48 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
belum diganti dan tidak bertentangan dengan undangundang ini. 439.
BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP
440.
Pasal 93 Semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan secara langsung dengan desa wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada undang-undang ini.
441.
Tetap
Pasal 94 Peraturan pelaksanaan atas undang-undang ini ditetapkan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak undang-undang ini ditetapkan.
442.
Tetap
Pasal 95
Tetap
Tetap
Pada saat undang-undang ini mulai berlaku, Pasal 200 sampai dengan Pasal 216 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) dan terakhir dirubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
- 49 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN
NOMOR DIM
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
USUL PERUBAHAN
Indonesia Nomor 4844) beserta peraturan pelaksanaannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 443.
Pasal 96 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Tetap
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. 444.
Disahkan di Jakarta pada tanggal
Tetap
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ..... NOMOR .....
- 50 -
SETELAH PERUBAHAN
KETERANGAN