Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Adapun keluaran Kemenko Perekonomian adalah rekomendasi kebijakan atas hasil koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan terkait isu bidang perekonomian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kemenko Perekonomian menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dengan kementerian koordinator lainnya maupun dengan kementerian/lembaga lain terkait. Prinsip tersebut diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Kemenko Perekonomian, yaitu : a) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian, b) Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian, dan c) Terwujudnya tata kelolah pemerintahan yang baik. Indikator Kinerja Utama pengukur keberhasilan atau tercapainya sasaran strategis adalah :
Target Indikator kinerja dapat tercapai melalui berbagai kegiatan koordinasi dan sinkronisasi, serta pengendalian kebijakan bidang perekonomian yang menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mendorong atau ditindaklanjuti menjadi rancangan peraturan perundang-undangan baru (IKU 1) atau perubahan (IKU 2). Tahun 2015 keberhasilan
14
rekomendasi atas kegiatan koordinasi/sinkronisasi yang terimplementasi (IKU 1) dihitung dari target 54 Rancangan Peraturan per-UU-an Baru, terealisasi 57. Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Baru yang dihasilkan dikelompokkan kedalam 4 tema sebagai bagian menterjemahkan Nawa Cita butir 6 dan 7. Keempat tema tersebut adalah guna memenuhi harapan stakeholder dan telah ditetapkan dalam Peta Strategi Kemenko Bidang Perekonomian. Rincian capaian IKU 1 berdasarkan rumpun tema tampak pada Grafik diatas. Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian merupakan implementasi fungsi pengendalian atas pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian oleh K/L yang menghasilkan rekomendasi yang berimplikasi pada Rancangan perubahan Peraturan Perundangan yang ada. Target 9 RPP (Perubahan) dapat terealisasi 19. Tingginya realisasi disebabkan adanya amanat klusterisasi kebijakan perekonomian berupa Paket Kebijakan Ekonomi I sampai dengan VIII. Sasaran ii
Paket Kebijakan Ekonomi ini adalah: Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi; Peningkatan Daya Beli Masyarakat; Peningkatan daya saing industri dan perluasan basis produksi nasional; dan Peningkatan Ekspor. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dilihat dari IKU tingkat kinerja manajemen Kementerian. Maksud dari Tingkat manajeman kinerja Kementerian adalah upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan perekonomian (deregulasi). Nilai realisasi kinerja manajemen Kementerian adalah 80 yang termasuk dalam klasifikasi tingkat 3 (Baik).
Sementara target yang telah ditetapkan adalah (sangat baik). Tidak tercapainya target 4 tersebut dipengaruhi oleh adanya 28 peraturan yang masih dalam tahap pembahasan dan akan diteruskan pada tahun 2016. Realisasi anggaran Tahun 2015 adalah RP232.502.677,- atau sebesar 70,63% dari total pagu Rp 329.204.232,00. Hal ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2014 sebesar 69,80% dari total pagu Rp293.100.133,-. Rincian Realisasi per Jenis Belanja, tampak dalam grafik di atas.
Belanja Modal 49,34%
Belanja Pegawai 70,27%
Belanja Barang 71,23%
Menyadari tantangan, persaingan, dan harapan masyarakat yang tinggi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan terus mengoptimalkan potensi yang ada untuk disinergikan dengan seluruh Kementerian/Lembaga dalam koordinasi, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Bisnis, sehingga tercipta aturan dan arahan yang tepat sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih stabi, merata dan terjaga kelangsungannya. Target pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,6%, hanya dapat tercapai 4.8% (YoY). Lemahnya kondisi perekonomian global, yang diikuti penurunan kinerja neraca perdagangan, dan penurunan daya beli masyarakat memberikan dampak pada kondisi perekonomian secara umum, Namun demikian, melalui partisipasi aktif, koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian memberikan andil positif, sehingga kondisi perekonomian tidak mengalami krisis yang parah, dan terhindar dari keterpurukan yang dalam, walupun adanya tekanan ‘tapering off’ Amerika, depresiasi nilai tukar Yen, yang diikuti dengan melemahnya permintaan produk ekspor ke Eropa. Paket-paket kebijakan Ekonomi tahun 2015 diyakini akan membawa perbaikan di tahun-tahun mendatang. Sehingga, tujuan Kemenko Bidang Perekonomian untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dan mewujudkan kinerja organisasi yang baik, secara bertahap dapat tercapai.
iii
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
Bab II Perencanaan Kerja
i ii iv v vi
1. 2. 3. 4. 5.
Latar Belakang Rencan Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Struktur Organisasi Aspek Strategis Organisasi Isu Strategis Organisasi
2 3 4 5 5
1. 2. 3. 4.
Rencana Strategis Kemenko Perekonomian Tahun 2015 -2019 Rencana Kerja Perjanjian Kinerja Pengukuran Kinerja
11 15 17 18
1. 2. Bab III Akuntabilitas Kerja 3. 4. Bab IV Penutup
Capaian Kinerja Organisasi Analis Capaian Kinerja Organisasi Analisis Sasaran Strategis I Analisis Sasaran Strategis II Analisis Sasaran Strategis III Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dari Waktu ke Waktu Realisasi Anggaran
Penutup
22 23 33 45 47 53 57
Lampiran – Lampiran I. Perjanjian Kinerja 2015 II. Manual Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian III. Kerangka Rencana Kerja Kemenko Bidang Perekonomian TA 2015 IV. Matriks Rumpun Sasaran Strategis dan Kegiatan V. Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu VI. Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja
iv
14 16
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kemenko Bidang Perekonomian Tahun 2015 Tabel 2.2 Program Kemenko Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015
17
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
22
Tabel 3.1 Realisasi Capaian Kinerja 2015 Kemenko Bidang Perekonomian
23
33
Tabel 3.2 Capaian IKU pada SS I Tabel 3.3 Capaian IKU pada SS II
47 Tabel 3.4 Pengelompokan Penataan Peraturan Teknis 48
Tabel 3.5 Realisasi IKU dari Waktu ke Waktu
52 Tabel 3.6 Perbedaan SS dan IKU Tahun 2014 dan 2015 54 Tabel 3.7 Realisasi Anggaran per Sasaran Strategis 55
Tabel 3.8 Realisasi Anggaran per Kelompok Kegiatan dan Kelompok SS Tabel 3.6 Perbedaan SS dan IKU Tahun 2014 dan 2015
v
Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20
Struktur Organisasi Kemenko Bidang Perekonomian Peta Strategis Tahun 2015 - 2019 Kemenko Bidang Perekonomian Fokus Program Kemenko Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015 Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi Pengelompokan Tema Capaian Koordinasi dan Sinkronisasi (IKU I) Kebijakan Perekonomian Rancangan Peraturan Perundang-undangan Dalam Rangka Mewujudkan Stabilisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 Ilustrasi Koordinasi Pembahasan Fasilitasi Fasilitasi Pajak Penghasilan untuk penanaman modal di bidang- bidang usaha tertentu dan/atau di Daerah – daerah tertentu Kemudahan Fasilitas Pajak Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam rangka Peningkatan Daya Saing Ilustrasi Koordinasi/Sinkronisasi Pembahasan Usulan RPP Fasilitasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sebaran Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam Rangka Transformasi Industri Tahun 2015 Ilustrasi Koordinasi Realisasi Penyerapan Biodesel Ilustrasi Koordinasi Persiapan Penerapan E-Commerce di bidang Industri Koordinasi dan Sinkronisasi Optimalisasi Hubungan Internasional Ilustrasi Koordinasi Optimalisasi Hubungan Internasional Daftar Rancangan Perundang-Undangan (Perubahan) dalam Rangka Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Perekonomian Peta Paket Kebijakan Ekonomi I - VIII Ilustrasi Koordinasi KUR Capaian IKU pada Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Contoh Aplikasi Berbasis Web Cascading IKU ke Level Individu/Indikator Kinerja Individu pada Sasaran Kerja Pegawai (//skp.ekon.go.id) Pagu dan Realisasi Anggaran 2011-2016 (Rpooo.ooo) Kemenko Bidang Perekonomian Realisasi Anggaran 2015 per Jenis Belanja Kemenko Bidang Perekonomian Realisasi Anggaran TA 2015 per Program
4 13 16 23 24 25 26 26 27 28 28 29 30 30 32 32 34 36 39 46 51 53 53 54
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
2
1.Latar Belakang Agenda Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 menyebutkan bahwa salah satu dari tiga masalah pokok bangsa terletak pada kelemahan sendi perekonomian. Hal ini ditandai dari masih belum terselesainya masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, lemahnya infrastuktur dan ketergantungan dalam pangan, energi, utang luar negeri dan keuangan. Kondisi perekonomian bangsa indonesia juga tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi dunia yang mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Permasalahan perekonomian bangsa tersebut menuntut pemerintah untuk mampu menghasilkan kebijakan guna mendukung stabilitas ekonomi. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di bidang perekonomian. Adapun keluaran Kemenko Perekonomian adalah rekomendasi kebijakan atas hasil koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan penetapan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan terkait isu bidang perekonomian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kemenko Perekonomian menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dengan kementerian koordinator lainnya maupun dengan kementerian/lembaga lain terkait. Prinsip tersebut diarahkan untuk mencapai sasaran strategis
Kemenko Perekonomian, yaitu : a)
Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian, b) Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian, dan c) Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik. Program Penataan Kabinet oleh Presiden Republik Indonesia Tahun 2015 menuntut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan penataan organisasi dengan pendekatan isu strategis yang akan ditangani oleh Kemenko Perekonomian. Transformasi Organisasi Kemenko Perekonomian dituangkan dalam Peraturan Menteri Bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diharapkan mampu memperbaiki stabilitas perekonomian bangsa. Berbagai program dan kegiatan di bidang perekonomian menjadi fokus koordinasi dan sinkronisasi, serta pengendalian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna memenuhi tuntutan stakeholders dan mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Laporan Kinerja tahun 2015 ini disusun sebagai laporan penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
3
2.Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, adalah sebagai berikut: A. Kedudukan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. B. Tugas Pokok Kementerian
Koordinator
menyelenggarakan
Bidang
koordinasi,
Perekonomian
sinkronisasi,
dan
mempunyai
tugas
pengendalian
urusan
Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian. C. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan fungsi: 1) koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perekonomian; 2) pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait dengan isu di bidang Perekonomian; 3) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 4) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 5) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam melaksanakan tugas dan fungsi, mengkoordinasikan Kementerian, sebagai berikut: - Kementerian Keuangan; - Kementerian PU dan Perumahan Rakyat - Kementerian Ketenagakerjaan; - Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan; - Kementerian Perindustrian; - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN; - Kementerian Perdagangan; - Kementerian Badan Usaha Milik Negara; - Kementerian Pertanian; - Kementerian Koperasi dan UKM; dan - Instansi lain yang dianggap perlu.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
4
3. Struktur Organisasi Turunan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2015 adalah Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Susunan Eselon I Kemenko Bidang Perekonomian, terdiri dari: Sekretariat Kementerian Koordinator; Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan; Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian; Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup; Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah; Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri; Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah; Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional; Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Politik, Hukum, dan Keamanan; Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Kemaritiman; Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah; dan Staf Ahli Bidang Pengembangan Daya Saing Nasional.
Struktur organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hingga Unit Eselon II dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
5
4. Aspek Strategis Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan bagian dari penyelenggara pemerintah yang mempunyai peran strategis terhadap tercapainya tujuan nasional khususnya di bidang perekonomian. Di dalam RPJMN 2015 – 2019, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diarahkan untuk mendukung kegiatan prioritas nasional berupa: a. Menstabilkan situasi ekonomi makro dan memperkuat struktur ekonomi. b. Realokasi sumber daya untuk pemanfaatan yang lebih produktif, di bidang ekonomi terutama
percepatan
pembangunan
infrastruktur,
ketahanan
pangan
dan
pembangunan industri, c. Meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan kepercayaan investor, serta d. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan mengurangi kemiskinan. Fokus kegiatan pada prioritas nasional tersebut memberikan posisi strategis Kemenko Bidang Perekonomian untuk memberikan rekomendasi kebijakan di bidang perekonomian kepada Presiden dan Kementerian yang ada berada dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Melalui tugas dan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian, Kementerian Koordinator melakukan rapat koordinasi/sinkronisasi, monitoring serta evaluasi terhadap suatu isu kebijakan perekonomian. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan arah kebijakan yang berkualitas dan efektif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan tujuan nasional. Sasaran Strategis yang dituju Kemenko Perekonomian dalam rangka mewujudkan peran strategis tersebut di atas, adalah: a. Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian b. Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian c. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah yang baik
5. Isu Strategis Organisasi Permasalahan di bidang perekonomian yang dihadapi bangsa Indonesia pada tahun 2015 dinilai cukup kompleks. Hal ini menuntut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk responsif dalam mengkoordinasikan, mensinkronkan serta mengendalikan kebijakan di bidang perekonomian. Dinamika perubahan lingkungan strategis baik dari dalam maupun luar negeri memberikan pengaruh singnifikan terhadap kondisi perekonomian nasional. Berikut dipetakan beberapa potensi Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
6
permasalahan
perekonomian
yang
memerlukan
fokus
koordinasi/Sinkronisasi/
pengendalian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian: A. Target Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Target pertumbuhan ekonomi tahun
Bidang
2015 sebesar 5.6%, meningkat jika
memperkuat
dibandingkan target 2014 yang sebesar
lembaga koordinator dan pengendalian
5.1%. Selain tantangan dari luar seperti
untuk meminimalkan ketidaksesuaian/
masih rendahnya kinerja ekspor sejalan
inkonsistensi antara rencana dengan
dengan lemahnya permintaan dunia,
implementasi
juga diperlukan satu sinergisitas antara
pembangunan, khususnya di bidang
pemangku
perekonomian
kepentingan
mewujudkan ekonomi.
target
Kementerian
dalam
pertumbuhan Koordinator
Perekonomian
perlu
kapasitasnya
selaku
program/kegiatan dan
ketidaksesuaian
antar sektor, serta pemerintah pusat dan daerah.
B. Ekonomi Makro dan Keuangan
Permasalahan kondisi ekonomi
-
Kapasitas SDM Indonesia masih
makro dan keuangan yang dihadapi
terbatas,
tahun 2015 adalah sebagai berikut:
rendahnya tingkat pendidikan dan
-
produktivitas pekerja Indonesia.
Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan
-
-
-
ditandai
dengan
Penerapan dan penguasaan
perkembangan ekonomi sangat
teknologi masih terbatas, sehingga
terbatas dan harus dapat
daya saing usaha tidak seperti yang
ditingkatkan.
diharapkan.
Penguatan struktur ekonomi,
-
Kemampuan pembiayaan
berupa penguatan sektor primer,
pembangunan terbatas. Oleh
sekunder dan tersier secara
karena itu, penggalian sumber-
terpadu, dengan sektor sekunder
sumber penerimaan dan
sebagai penggerak utama
mengefektifkan pengeluaran
penguatan tersebut.
pembangunan menjadi tantangan
Peraturan perundang-undangan
yang harus dihadapi.
pusat dan daerah yang saling tumpang tindih dan kontradiksi.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
7
C. Pangan dan Pertanian
Pembangunan pertanian,
pangan
menghadapi
dan
komponen komoditi pangan memiliki
masalah:
kontribusi
konversi lahan pertanian, terutama di
signifikan
dalam
pembentukan IHK.
Jawa, Madura dan Bali yang terus
Di bidang pembenihan, perlu
meningkat. Untuk itu, sistem pertanian
pengembangan pusat-pusat perbenihan
skala luas (food estate) harus dapat
di tingkat petani maupun perusahaan
segera
dibuka
perbenihan yang memenuhi standard
kepada dunia usaha baik nasional,
kualitas perbenihan nasional maupun
swasta maupun asing, namun dengan
global. Pembangunan pertanian juga
porsi
sangat
direalisasikan,
dan
dan
pengaturan
Ketersediaan
yang
pangan,
adil.
melalui
penting
bagi
upaya
pengurangan kemiskinan di daerah
peningkatan produksi pangan, sangat
perdesaan
penting
mengandalkan sumber pendapatannya
bagi
tercapainya
stabilitas
harga pangan dan inflasi. Mengingat
yang
sebagian
besar
dari pertanian.
D. Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Permasalahan
yang
dihadapi
SDA
dan
LH
antara
lain
adalah:
(1) ketergantungan pada bahan bakar fosil (batubara dan migas) sebagai sumber energi;
(2) pemanfaatan
sumber
energi
terbarukan
belum optimal; (3)
pengelolaan pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang belum optimal. E. Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya saing KUKM
Pengembangan
ekonomi
kreatif
mengalami
beberapa
masalah,
yaitu:
(1) penyediaan sumber daya kreatif (orang kreatif) yang profesional dan kompetitif; (2) penyediaan sumber daya pendukung yang berkualitas, beragam dan kompetitif; (3) penguatan struktur industri yang berdaya saing, tumbuh, dan beragam; (4) penyediaan pembiayaan yang sesuai dan kompetitif; (5) perluasan pasar bagi karya kreatif; (6) penyediaan infrastruktur teknologi yang sesuai dan kompetitif; dan (7) penguatan kelembagaan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif. Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi faktor rendahnya daya saing ekonomi kreatif Indonesia di tingkat global saat ini. Dalam hal pengembangan UKM menghadapi permasalahan, antara lain: (1) keterbatasan
kapasitas kewirausahaan, manajemen dan teknis produksi; (2)
keterbatasan akses ke pembiayaan; dan (3) keterbatasan kapasitas inovasi, adopsi teknologi dan penerapan standar. Aturan dan kebijakan yang ada saat ini juga belum Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
8
cukup efektif untuk memberikan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha bagi UMKM dan koperasi. Koperasi juga masih menghadapi kendala terkait kapasitas pengurus dan anggota koperasi dalam mengelola dan mengembangkan koperasi sesuai jati diri, dan kebutuhan untuk menciptakan kesejahteraan bersama. F.
Industri dan Perniagaan
Pengembangan kawasan industri
adanya
dukungan
dan kawasan ekonomi lainnya terdapat
optimal
terkait
beberapa
(1)
operasional pengembangan Kawasan
Belum adanya mekanisme pengaturan
Perdagangan dan Pelabuhan Bebas
(legal) terkait insentif fiskal dan non-
(KPBPB)
fiskal yang dapat secara langsung
kawasan untuk peningkatan industri
diimplementasikan
lokasi
dan perdagangan berorientasi pasar
pengembangan kawasan industri; (2)
ekspor; dan (4) Belum adanya regulasi
Belum adanya kajian hasil inventarisasi
yang optimal yang dapat menjadi
potensi komoditi unggulan lokal non-
arahan dalam pengembangan Kawasan
mineral yang optimal sebagai basis
Strategis
Nasional
(KSN)
potensi pengembangan yang bernilai
Ekonomi,
terutama
KSN
Kawasan
ekonomi tinggi yang dapat secara
Pengembangan
Ekonomi
Terpadu
langsung diserap dan dikembangkan
(KAPET).
permasalahan,
yaitu:
pada
kebijakan
yang
kelembagaan
sebagai
salah
satu
dan
basis
bidang
dalam kawasan industri; (3) Belum G.
Infrastuktur dan Pengembangan Wilayah
Terkait Infrastruktur
koordinasi dan
bidang
Pengembangan
Di
bidang
transportasi,
Inftrastuktur
permasalahan
Wilayah, permasalahan yang dihadapi
dihadapi
antara lain: (1) rendahnya kapasitas
meratanya pembangunan infrastruktur
tampungan, menurunnya ketersediaan,
yang
dan berkurangnya resapan air yang
Indonesia Barat. Sedangkan di bidang
menyebabkan
pertanahan
Keberadaan
kebanjiran; tulang
(2)
punggung
adalah
masih
masih
yang
berpusat dan
belum
di
wilayah
penataan
ruang
permasalah utama terletak pada tidak
telekomunikasi khususnya kabel serat
harmonisnya
optik yang masih belum merata dan
perundang – undangan sektoral yang
masih berfokus di kota–kota besar, (3)
mengatur pemanfaatan ruang dalam
masih minimnya penanganan terhadap
skala besar.
sektor persampahan, drainase dan air limbah. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
berbagai
peraturan
9
H. Kerjasama Ekonomi Internasional
Dalam bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional menghadapi permasalahan, antara lain: (1) pola pikir masyarakat dan pelaku usaha yang belum melihat secara keseluruhan potensi dan peluang serta manfaat yang dapat diraih dalam keterbukaan pasar global dan juga integrasi ekonomi antar bangsa; (2) sinergitas antar Kementerian/Lembaga dalam kancah diplomasi internasional agar memperkuat posisi tawar Indonesia dalam berbagai perundingan internasional; (3) Pentingnya menggali lebih banyak potensi kerjasama dengan negara lain.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
10
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
11
1. Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 -2019 Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015 – 2019 mengacu pada RPJMN tahun 2015-2019, sebagaimana program prioritas Nawa Cita. Implementasi Rencana Strategis merupakan wujud partisipasi dalam mendukung terwujudnya tujuan negara sesuai dengan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia. Nawa Cita merupakan jalan perubahan menuju indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang didalamnya fokus pada hal-hal penting pembangunan termasuk di bidang perekonomian. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 secara garis besar memuat Visi, Misi, tujuan, sasaran strategis sebagai tolak ukur keberhasilan serta program dan kegiatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka mencapai target kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11 tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015-2019.
A. VISI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
“Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan” Visi ini mendukung Visi Presiden : Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi tersebut disusun berdasarkan kristalisasi nilai-nilai dasar atau value Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu : profesional, integritas, kerjasama, inovasi dan responsibility (tanggung jawab) yang disingkat dengan “PIKIR”. Makna visi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dijabarkan sebagai berikut: makna kata “koordinasi dan sinkronisasi” merupakan proses mengupayakan terjadinya kesamaan persepsi, pemikiran dan tindakan dalam mewujudkan pencapaian tujuan; makna kata “pengendalian” merupakan bagian proses koordinasi dan sinkronisasi yang penekanannya pada pusat penanggungjawab implementasi kebijakan agar dapat mewujudkan tujuan organisasi sesuai rencana;
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
12
makna kata “efektif” mempunyai arti bahwa kinerja hasil koordinasi dan sinkronisasi memberikan manfaat dan dampak yang signifikan bagi upaya pencapaian sasaran pembangunan di bidang ekonomi; kata “berkelanjutan” bermakna bahwa koordinasi harus dilakukan secara terus menerus dan proaktif supaya pelaksanaan pembangunan perekonomian yang dilakukan oleh sektor dan pelaku ekonomi dapat berjalan sinergi, sehingga pembangunan ekonomi yang dicapai dapat berkesinambungan.
B. MISI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN “ Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian” Misi tersebut merupakan perwujudan peran dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mendukung Misi Presiden yang antara lain adalah “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi , Maju dan Sejahtera serta Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing”. Implementasi Misi Presiden tersebut diwujudkan melalui kinerja
lintas sektor di bidang ekonomi. Dalam rangka
meningkatkan kinerja lintas sektor di bidang ekonomi secara optimal, dibutuhkan usaha untuk menyatukan tindakan, kebulatan pemikiran, dan keselarasan dari berbagai intansi terkait melalui kegiatan sinkronisasi dan koordinasi kebijakan. Sejalan dengan strategi dan aktivitas yang dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan suatu kebijakan,maka pengendalian pelaksanaan kebijakan/program secara intensif diupayakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses pencapaian kinerja. Tindakan pengendalian dapat mengantisipasi secara dini tantangan dan hambatan yang dihadapi, sehingga progres kinerja dalam melaksanakan kebijakan/program di bidang ekonomi berjalan dengan optimal.
C. TUJUAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Berdasarkan Visi dan Misi tersebut di atas, dirumuskan tujuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu sebagai berikut: 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 2. Terwujudnya kinerja organisasi yang baik.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
13
Tujuan tersebut merupakan upaya Kemenko
Bidang
memastikan
pelaksanaan
program bidang
Perekonomian
(periode 2015-2019). Pemetaan Rencana
kebijakan/
Strategis Kementerian Koordinator Bidang
oleh sektor/lintas sektor di ekonomi
dicapai dalam kurun waktu 5 tahun
sebagaimana
telah
dengan
dijelaskan di atas secara ringkas tertuang
komitmen yang tinggi guna pencapaian
dalam peta strategi organisasi. Visi, misi,
kinerja perekonomian yang semakin baik
tujuan,
dari
Upaya-upaya
dalam
perekonomian
dengan
waktu
pencapaian
ke
dijalankan
Perekonomian,
waktu.
kinerja
sasaran peta
yang strategi
mempertimbangkan
dituangkan disusun potensi,
difokuskan pada target sasaran makro
permasalahan, dan tantangan organisasi
ekonomi. Pernyataan Tujuan Kementerian
yang dihadapi ke depan dalam periode
Koordinator Bidang Perekonomian yang
2015-2019. Peta Strategi dimaksud adalah
ditetapkan tersebut, diharapkan dapat
sebagai berikut.
Gambar 2.1 Peta Strategi Tahun 2015-2019 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
14
Aspek strategis yang dimiliki Kemenko Bidang Perekonomian merupakan sumber daya yang digunakan untuk mencapai Sasaran Strategis (SS). Sasaran Strategis ditingkat Kementerian meliputi 3 sasaran yang merupakan penanda keberhasilan yang akan dicapai, khususnya pada tahun 2015. D. SASARAN STRATEGIS Berdasarkan tujuan, selanjutnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjabarkan dalam sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode Renstra. Hal ini dilakukan agar kinerja Kementerian dapat terukur dan dapat dicapai secara nyata. Sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk tahun adalah sebagai berikut : Tabel 2. 1 Sasaran Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015 Sasaran Strategis Tujuan 1 :
Indikator Kinerja Utama
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan
Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian
Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi
Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian
Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi
Tujuan 2 : Terwujudnya kinerja organisasi yang baik. Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah yang baik
Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65≤n<85 = 3 : Baik (Hijau) 45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah)
SS 1 dan SS 2 merupakan fokus terhadap tercapainya tujuan terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Tujuan I). Sedangkan SS 3 merupakan bagian dalam rangka mendukung terlaksananya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian dan jajaran dibawahnya, bersifat upaya kelembagaan dalam mengelola organisasi agar terwujud kinerja organisasi yang baik (Tujuan II). Namun demikian, dalam perjalanan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
15
waktu
tahun
2015,
sesuai
dengan
tranformasi
organisasi
dan
pergantian
kepemimpinan, terjadi perubahan paradigma agar SS 3 diubah menjadi sasaran yang lebih berorientasi kepada stakeholder (orientasi eksternal). Sehingga, Orientasi Tata Kelola dalam SS 3 adalah penataan kebijakan perekonomian di tingkat Kementerian Teknis di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Perubahan sejalan dengan upaya Pimpinan baru Kemenko dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional melalui paket-paket kebijakan ekonomi (pergantian dari Bp. Sofyan Djalil ke Bp. Darmin Nasution). Selanjutnya untuk melihat sejauh mana sasaran strategis tersebut tercapai dibutuhkan ukuran yang secara periodik dilihat perkembangan capaiannya. Ukuran dimaksud adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) tingkat Kementerian. IKU sebagai Indikator keberhasilan tercapainya sasaran strategis tersebut akan dijabarkan pada Sub Bahasan mengenai Perjanjian Kinerja.
2. Rencana Kerja Dengan memperhatikan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan berpedoman pada Renstra, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program induk. Dokumen Renja dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada tahun rencana, perkiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi pagu anggaran, serta cara pelaksanaannya. Berdasarkan RKP dan Pagu Anggaran serta Renja yang telah ditetapkan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). RKA memuat informasi kinerja yang meliputi program, kegiatan dan sasaran kinerja, serta rincian anggaran. Informasi pendanaan dalam RKA memuat informasi Rincian Anggaran, antara lain: keluaran, komponen masukan, jenis belanja, dan kelompok belanja. Rencana kerja kementerian merupakan penjabaran dari sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk mengukur capaian kinerja organisasi. Kerangka Rencana Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dilihat pada lampiran. Pada tahun 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan revisi dokumen Rencana Kerja (Renja). Terdapat perbedaan program dan sumber dana Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
16
antara Renja awal dan Renja Revisi. Disamping itu, terdapat perbedaan penetapan sasaran strategis. Renja awal 2015 telah ditetapkan pada bulan Januari tahun 2015 sedangkan Renja revisi ditetapkan pada bulan Maret 2015. Revisi dipandang perlu untuk menyesuaikan transformasi yang terjadi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian agar sesuai dengan program kerja pemerintahan Kabinet Kerja. Sasaran strategis yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja tahun 2015 adalah sasaran strategis yang terdapat pada dokumen Renja revisi tahun 2015. Program Kementerian dalam Renja 2015 adalah sebagai berikut. Tabel 2.2 Program Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015 Renja Awal Sasaran Strategis
Program Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Renja Revisi Alokasi Anggaran
Keselarasan pengelolaan fiskal dan moneter
Alokasi Anggaran
Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan bidang perekonomian
189.806.500.000
198.704.803.000 Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian
Terwujudnya implementasi program kerja utama
Jumlah
Sasaran Strategis
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Meningkatnya peran Indonesia dalam rangka kerja sama ekonomi luar negeri Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian
Program
103.117.500.000
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian
292.924.000.000
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
Jumlah
130.499.429.000
329.204.232.000
Sumber : Dokumen Renja 2015, diolah
Fokus
Program
Kementerian
Koordinator
Bidang Perekonomian pada Tahun Anggaran 2015 adalah Program
Program Koordinasi
Kebijakan Bidang Perekonomian, dan Program
Program Dukungan Manajemen 40%
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian. Gambar 2. 2 Fokus Program Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian TA 2015 Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
Program Koordinasi Kebijakan 60%
17
3. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator bidang perekonomian disusun berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015, dan mempertimbangkan relevansi dengan tujuan yang ingin dicapai pada Tahun 2015. Sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, maka indikator yang terdapat pada Perjanjian Kinerja ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama. Perjanjian Kinerja ini menjadi komitmen bersama seluruh elemen dalam unit kerja di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mewujudkan tujuan Kementerian yang diharapkan dapat berimplikasi pada tercapainya tujuan nasional. Selain berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian, Perjanjian Kinerja mengacu pada Renstra Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan RPJMN tahun 20152019. Variabel-variabel dalam perjanjian kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut. Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Terwujudnya
Presentase program koordinasi
100%
sinkronisasi dan
kebijakan bidang perekonomian
koordinasi kebijakan
yang terimplementasi
perekonomian
Terwujudnya
Presentase kebijakan bidang
pengendalian kebijakan
perekonomian yang
perekonomian
terimplementasi
Terwujudnya tata kelola
Tingkat Kinerja Manajeman
pemerintahan yang
Kementerian
baik
Skala Tingkat : 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik 65≤n<85 = 3 : Baik: 45≤n<65 = 2 : Kurang n<45 = 1 : Sangat Kurang
100%
4
(Hijau) (Hijau) (Merah) (Merah)
Keterangan (Kompenen Pengukuran) Koordinasi dan Sinkronisasi Rancangan Peraturan Perundangan BARU oleh Kemenko Bidang Perekonomian. (Target 54 Rancangan Peraturan Perundangundangan) Koordinasi dan Sinkronisasi PERUBAHAN Peraturan Perundangan oleh Kemenko Bidang Perekonomian. (Target 9 rekomendasi) Merupakan pelaksanaan fungsi pengendalian atas pelaksanaan Kebijakan yang sedang berjalan) Semula : Gabungan nilai tata kelola keuangan, implementasi SAKIP, implementasi RB, penguatan SDM Diubah : Tata kelola Kebijakan Kementerian Teknis melalui Peraturan/Keputusan Teknis dalam rangka deregulasi kebijakan perekonomian
Sumber : Dokumen PK 2015, diolah Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
18
penurunan/cascading
Proses Indikator Koordinator dituangkan
Kinerja
Kementerian
Bidang
Perekonomian
dalam
kinerja
memiliki
pengaruh
Kementerian.
terhadap
Upaya
ini
memastikan bahwa Rencana Strategis
kinerja
yang ditetapkan Kementerian Koordinator
pejabat eselon I dan II, dan penetapan
Bidang Perekonomian telah dijabarkan
Indikator Kinerja Individu dalam Sasaran
dalam sasaran strategis yang diukur
Kinerja
level
melalui pencapaian indikator kinerja pada
individu. Indikator Kinerja Utama (IKU)
seluruh pegawai, dari pejabat struktural
yang merupakan indikator keberhasilan
pada semua tingkatan, hingga pelaksana.
Kementerian diturunkan dalam bentuk
Sehingga setiap pegawai dapat diukur
Indikator Kinerja (IK) dalam Program dan
kinerja
individunya
Kegiatan untuk level organisasi eselon I
sejauh
mana
dan II atau dapat juga disebut IKU tingkat
mendukung
Eselon I dan II. Indikator pada SKP disusun
kementerian, yang dikelola melalui sistem
untuk mendukung pencapaian Indikator
//skp.ekon.go.id.
Kinerja
tingkatan
Strategis Kementerian sampai ke Indikator
jabatan ataupun pekerjaan yang dilakukan
Kinerja keberhasilan Kegiatan tertuang
pegawai,
dalam lampiran.
Pegawai
(SKP)
pimpinan. dapat
perjanjian
tersebut
untuk
Apapun
dipastikan
pekerjaan
untuk
kontribusinya pencapaian Penjabaran
diketahui dalam strategi Sasaran
4. Pengukuran Kinerja Kementerian Koordinator Bidang
menghitung, sifat data IKU, sumber data,
Perekonomian telah menyusun manual
periode data IKU, dan keterangan lain
IKU yang digunakan sebagai panduan
yang dianggap perlu. Cara pengukuran
menjaga konsistensi pengukuran kinerja.
capaian kinerja untuk setiap sasaran
Manual
dokumen
strategis adalah berbeda. Secara garis
penjelasan IKU Kementerian Koordinator
besar formula penghitungan IKU untuk
Bidang Perekonomian yang berisi berbagai
setiap sasaran strategis adalah sebagai
informasi seperti definisi, satuan, tehnik
berikut :
IKU
merupakan
Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian : Implementasi Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan peraturan perundang-undangan baru bidang perekonomian Target 2015 : 54 Rancangan Peraturan Baru Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
19
Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian : Implementai pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan perubahan peraturan perundang-undangan
dibidang
Perekonomian.
Target 2015 : 9 Rancangan Perubahan
Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis
Terwujudnya Tata Kelola
Pemerintah yang baik : Tata kelola Kebijakan Kementerian Teknis melalui Peraturan/Keputusan Teknis dalam rangka deregulasi kebijakan perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis di bawah Koordinasi kemenko Bidang Perekonomian. tata kelola kebijakan
Target 2015 : 141
tingkat
Adapun Status Kinerja NKO ditandai
capaian kinerja organisasi tahun 2015
dengan warna, pemberian warna sesuai
dilakukan dengan cara menjumlahkan
nilai NKO, adalah sebagai berikut:
Untuk
pengukuran
nilai capaian IKU dibagi dengan jumlah IKU Kementerian. Metode perhitungan
Gambar 2.3. Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi
Nilai Kinerja Organisasi (NKO) diperoleh melalui
penghitungan
dengan
Hijau
Kuning
Merah
X ≥ 100
80 ≤ X < 100
X < 80%
(memenuhi ekspektasi)
(belum memenuhi ekspektasi)
(tidak memenuhi ekspektasi)
menggunakan data target dan realisasi IKU
yang
tersedia.
Dengan
membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diketahui nilai NKO. Formula penghitungan NKO adalah: NKO =
∑ capaian IKU ∑ IKU
× 100%
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
20
Tahapan pengukuran kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terdiri dari tiga tahap yaitu (Permenko 9 Nomor 2015) : a.
Pengumpulan Data Kinerja (IKU) Setiap semester dilakukan pengukuran kinerja oleh Bagian Fasilitasi Penguatan Kinerja, Biro Perencanaan. Untuk data kinerja kegiatan (fisik output dan anggaran) dilakukan per triwulan oleh Bagian Program dan Anggaran. Data Capaian Kinerja Bulanan Individu dikumpulkan per triwulan oleh Bagian SDM. Data capaian target IKU dikumpulkan dari KPI Manager tiap-tiap kedeputian/sekretariat.
b.
Analisis Data Kinerja Data yang telah terkumpul di kelompokkan dan dilakukan analisis. Terhadap Indikator yang belum tercapai dilakukan pendalaman atas hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja. Kegiatan analisis ini dilakukan bersama dengan Unit kerja terkait.
c.
Melaporkan Capaian Kinerja Analisis capaian kinerja semesteran akan dipaparkan pada Rapat Pimpinan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Hasil laporan kinerja semester akan digunakan sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja pada akhir tahun.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
22
1. Capaian Kinerja Organisasi Capaian Target Indikator Kinerja Utama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015 menunjukan hasil yang positif, walupun ada salah satu indikator kinerja yang masih belum mencapai tingkat yang diinginkan (IKU No.3). Capaian kinerja dengan pendekatan polarisasi warna terdapat pada warna Hijau. Capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015 disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.1. Realisasi Capaian Kinerja 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SS
Indikator Kinerja Utama
Target
Realisasi
Kinerja
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)=(d)/(c)
Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian
Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi
100%
106%
106%
Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian
Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi
100%
211%
211%
4
3
Baik
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik/Hijau 65≤n<85 = 3 : Baik/Hijau 45≤n<65 = 2 : Kurang/Merah n<45 = 1 : Sangat Kurang/Merah
Penjelasan atau analisis atas capaian IKU untuk setiap sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tertuang dalam sub bab berikut.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
23
2. Analisis Capaian Kinerja Organisasi Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah instansi pemerintah yang melaksanakan tugas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian. Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang pencapaiannya ditabulasikan dalam tabel 3.2. Indikator Kinerja Utama Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi
Target
Realisasi
100%
106%
(54 Rancangan Peraturan Per-UU-an sebagai implementasi atas rekomendasi)
(57 Rancangan Peraturan Per-UU-an sebagai implementasi atas rekomendasi)
Kinerja 106%
Tabel 3.2. Capaian IKU pada sasaran strategis terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian
Penjelasan atas capaian IKU di atas adalah sebagai berikut : Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah,
Rancangan
Peraturan Presiden, Rancangan Keppres, Rancangan Inpres, Peraturan Menko Bidang Perekonomian Melalui berbagai Koordinasi berbagai
rapat
dan Sinkronisasi dengan Kementerian terkait di bidang
Bidang
dan
Keputusan
Perekonomian.
Kementerian
Menko
Tahun
Koordinator
2015 Bidang
Perekonomian menargetkan sebanyak 54
perekonomian dihasilkanlah rekomendasi
Rancangan
kebijakan yang selanjutnya ditindaklanjuti
Undangan Baru dan terealisasi sebanyak 57
menjadi Rancangan Peraturan Perundang–
Rancangan
Peraturan
Undangan. Batasan Rancangan Peraturan
Undangan.
Rancangan
Perundang-Undangan tersebut berupa :
Perundang-Undangan
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
Peraturan
yang
PerundangPerundangPeraturan dihasilkan
24
dikelompokan kedalam 4
tema
sebagai
ditetapkan dalam Peta Strategi Kemenko
bagian menterjemahkan Nawa Cita butir 6
Bidang Perekonomian. Jumlah rancangan
(produktivitas dan daya saing pasar) dan 7
peraturan
(kemandirian ekonomi). Pengelompokan ke
dihasilkan pada tiap tema terlihat dalam
dalam empat tema tersebut adalah untuk
Gambar 3.1 berikut.
perundang-undangan
yang
memenuhi harapan stakeholder, dan telah Gambar 3.1. Pengelompokan Tema Capaian Koordinasi dan Sinkronisasi (IKU 1) Kebijakan Perekonomian
10
Optimalisasi Hubungan Internasional
10
Transformasi Industri
14 Peningkatan Daya Saing 23
Jumlah Rancangan Peraturan PerundangUndangan Baru
Stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi 0
10
20
30
Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Baru sebagai wujud keberhasilan Sinkronisasi dan Koordinasi Kebijakan Perekonomian yang dilakukan Kemenko Bidang Perekonomian tahun 2015 sesuai dengan pengelompokan tema, adalah sebagai berikut: 1. Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Tema Stabilitas dan pertumbuhan
menuntut Kementerian Koordinator Bidang
ekonomi menjadi fokus untuk mengatasi isu
Perekonomian untuk responsif. Melalui
strategis di bidang ekonomi makro dan
berbagai macam kegiatan rapat koordinasi
keuangan
dan sinkronisasi yang dilakukan di tahun
dan
bidang
Pangan
dan
Pertanian. Seperti dijelaskan pada bab
2015
Kementerian
pendahuluan di atas, isu strategis ini masih
Perekonomian menghasilkan 23 rancangan
menghadapi berbagai macam kendala yang
paraturan perundang – undangan baru dan
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
Koordinator
Bidang
25
1
Paket
Kebijakan
Program
kebijakan
mewujudkan pertumbungan ekonomi yang
pengembangan Kelapa Sawit. Diharapkan
inklusif dan berkelanjutan. Adapun rincian
rancangan
dari rancangan peraturan perundang –
tersebut
kontribusi
dapat
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
memberikan
stabilitas
dan
sehingga
dapat
undang tersebut bisa dilihat pada gambar di bawah ini :
Sumber : DBK Ekonomi Makro dan Keuangan; DBK Pangan dan Pertanian; 2015; diolah.
Gambar 3.2 Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam rangka Mewujudkan Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015
Salah satu rancangan peraturan
tertentu
dan/atau
perundang-undangan yang memiliki daya
tertentu.
Rancangan
ungkit
dan
menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 18
pertumbuhan ekonomi adalah RPP tentang
Tahun 2015 pada tanggal 6 April 2015 oleh
Fasilitasi
untuk
Presiden Joko Widodo. Latar belakang
penanaman modal di bidang- bidang usaha
terbitnya peraturan ini adalah karena sejak
tinggi Pajak
dalam
stabilitas
Penghasilan
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
di
daerah tersebut
-daerah disahkan
26
tahun
2011
pertumbuhan
ekonomi
yang ada, terkait hal ini ternyata belum
Indonesia mengalami perlambatan yang
memberikan signifikansi yang baik bagi
ditandai dengan rendahnya nilai investor
pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga
dan
menuntut
dipandang perlu menerbitkan PP tentang
menunjang
Fasilitasi pajak guna mendorong investor.
nilai
ekspor.
perubahan
strategi
Hal
ini
untuk
percepatan perekonomian. Pelaksanaan PP Peran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah melakukan rapat-rapat koordinasi hingga menghasilkan rekomendasi yang menyepakati dirancangnya kebijakan baru yang berdampak positif bagi pelaku ekonomi berupa Peraturan Perundang-Undangan. Gambar 3.3
Ilustrasi Koordinasi Pembahasan Fasilitasi Pajak Penghasilan untuk penanaman modal di bidangbidang usaha tertentu dan/atau di Daerah – daerah tertentu. Sumber : Humas, 2015
Manfaat PP Nomor 18 Tahun 2015 adalah menjawab permasalahan di bidang tax
allowance. Peraturan Pemerintah ini
mampu
adalah salah satu outcome yang dicapai terkait Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi. Ilustrasi kemudahan-kemudahan
dapat
digambarkan sebagai berikut. Gambar 3.4 Kemudahan Fasilitas Pajak Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
Sumber : DBK Ekonomi Makro dan Keuangan
. Hal ini
27
Efektifitas PP Nomor 18 Tahun 2015 akan dirasakan oleh masyarakat, bila pemberlakuan dan substansinya dapat diketahui oleh pelaku usaha. Peran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Deputi Koordinasi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan adalah turut memastikan Peraturan Perundang-undangan ini diketahui dan dapat dijalankan melalui workshop dan sosialisasi. Melalui sosialisasi maka semua elemen masyarakat
terutama
BUMN
dan
stakeholder
mengetahui
untuk
kemudian
diimplementasikan, sehingga lebih mendorong investasi dan stabilitas perekonomian terjaga. 2. Peningkatan Daya Saing Tema peningkatan daya saing dalam Peta Strategi Kementeian Koordinator Bidang Perekonomian menjadi fokus untuk mengatasi isu di Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, dan isu di Bidang Percepatan Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah. Kendala yang dihadapi isu strategis bidang tersebut memerlukan inisiasi dari Kementerian Koordinator untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan baru yang
selanjutnya dijadikan rancangan peraturan perundang – undangan. Tahun 2015 dalam menangani isu perniagaan, industri, percepatan infrastruktur, dan pengembangan wilayah, fungsi koordinasi dan sinkronisasi Kemenko Bidang Perekonomian menghasilkan rekomendasi yang menginisiasi 14 rancangan peraturan perundang-undangan agar mampu meningkatkan daya saing di bidang perekonomian.
Gambar 3.5 Rancangan Peraturan Perundang-undangan Baru dalam rangka Peningkatan Daya Saing
Sumber : DBK Perniagaan & Industri; DBK Percepatan Infrastruktur & Pengembangan Wilayah; 2015; diolah.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
28
Rekomendasi yang mendorong disusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah terhadap usulan Fasilitasi di Kawasan Ekonomi Khusus dinilai memiliki urgensi terhadap peningkatan daya saing. Rancangan ini disahkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 28 Desember 2015. Lahirnya
Gambar 3.6 Ilustrasi Koordinasi dan Sinronisasi Pembahasan usulan RPP Fasilitasi di Kawasan Ekonomi Khusus
Pokok-pokok rancangan peraturan tersebut merupakan amanat UU No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus untuk pemerataan ekonomi yang adil.
Sumber : Humas, 2015
laboratorium kebijakan. Adapun sebaran Lokasi KEK 2009-2014 dan indikasi lokasi KEK Tahun 2015 - 2019 adalah sebagai berikut. Gambar 3.7 Sebaran Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus
Sumber : DBK Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,2015 Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
sekaligus
menjadi
29
Rekomendasi-rekomendasi yang dimasukan
yang menghasilkan barang, dan industri
dalam peraturan tersebut antara lain bahwa
yang menghasilkan jasa.
KEK harus memiliki karakter atau semangat:
Perbedaan perlakuan di KEK adalah: di
tax
KEK
-
free, bureaucracy-free,
KITAS-
tidak
diberlakukan
pembatasan
free, union-free, license-free, dan long term leashold property. Fasilitas selama masa
bahwa barang yang boleh diimpor adalah
awal investasi yang diberikan KEK ialah
dalam negeri; (b) sudah diproduksi namun
pembebasan bea masuk atas impor mesin,
spesifikasi
barang, dan bahan selama 2 tahun untuk
dibutuhkan; dan (c) sudah diproduksi
pembangunan atau pengembangan industri
namun jumlahnya belum mencukupi.
barang yang (a) belum diproduksi di belum
memenuhi
yang
3. Transformasi Industri Rumpun tema ini diangkat untuk mengatasi isu strategis di bidang pengelolaan energi, sumber daya alam dan lingkungan hidup;
dan isu di bidang ekonomi kreatif,
kewirausahaan dan daya saing KUKM. Rekomendasi sebagai hasil tindakan koordinasi dan sinkronisasi untuk mengatasi permasalahan pada isu strategis ini telah mendorong dibuatnya 10 rancangan peraturan perundang–undangan, yaitu sebagai berikut:
Sumber : DBK Pengelolaan SDALH; DBK DBK EkrafKewirausaahan-KUKM; 2015; diolah.
Gambar 3.8 Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam Rangka Transformasi Industri Tahun 2015
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
30
Rekomendasi dihasilkan dari beberapa kali kegiatan koordinasi dan sinkronisasi hingga dianggap bahwa isu tersebut perlu dibuat suau kebijakan baru. Hal ini merupakan buah pikiran yang solid dan matang agar tidak kaku dan sulit diimplementasikan. Berikut adalah beberapa gambar ilustrasi kegiatan-kegiatan koordinasi dan sinkronisasi, terkait transformasi industri. Gambar 3.9 Koordinasi Realisasi Penyerapan Biodesel. Dipimpim oleh Bapak Darmin Nasution dan dihadiri oleh ). Hadir dalam rapat tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit Bayu Krisnamurthi dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara.
Gambar 3.10 Koordinasi Persiapan Penerapan E-Commerce di bidang industri. Dihadiri oleh Beberapa Menteri, turut hadir dalam rapat ini, Tedjo Edhi (Menko Polhukam), Rachmat Gobel (Menteri Perdagangan), dan Rudiantara (Menkominfo)
Sumber : Humas, 2015
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
31
Salah satu rancangan peraturan
menyusun berbagai aturan yang berkaitan
perundang - undangan yang dihasilkan
dengan
Kemenko
yaitu
Koordinator Bidang perekonomian harus
Kebijakan
mampu mengkoordinasikan keperluan hal-
Fasilitas Perdagangan Bebas di Dalam
hal tersebut. Menteri Keuangan menyusun
Negeri (Inland Free Trade Arrangement).
aturan tentang bea masuk dan PPN, Menteri
Kebijakan
Perdagangan menyusun aturan tentang
Bidang
Rancangan
Inpres
ini
mendesak, hadirnya
Perekonomian tentang
menjadi
penting
khususnya Masyarakat
dan
menghadapi
Ekonomi
perdagangan
kemudahan
dan
bebas.
Menteri
kecepatan
Surat
ASEAN.
Keterangan Asal (SKA) Barang Indonesia
Rancangan intruksi ditandatangani Presiden
dan SKA lainnya yang diperlukan, Menteri
menjadi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor
Perindustrian membuat aturan mengenai
13 Tahun 2015 tentang Kebijakan Fasilitas
penetapan industri dan kawasan tertentu
Perdagangan Bebas di Dalam Negeri, pada
yang mendapatkan fasilitas perdagangan
23 Desember 2015. Inpres ini lahir untuk
bebas di dalam negeri dan pemberian
menjawab masalah di bidang industri
sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri
terutama
(TKDN), dan Kepala Badan Koordinasi
untuk
Penanaman
Modal
(BKPM)
menyusun
aturan tentang kemudahan dan percepatan izin investasi. Melalui Inpres ini pula, Hal
tersebut
Presiden
memberikan
mandat
kepada
merupakan outcome transformasi industri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Dalam
untuk melakukan pemantauan, evaluasi,
proses
rancangan
inpres
ini,
Presiden memerintahkan beberapa menteri
dan
dan
pelaksanaan
pejabat
setingkat
menteri,
untuk
pengendalian
penyusunan
kebijakan
dan
fasilitas
perdagangan bebas di dalam negeri. 4. Optimalisasi Hubungan Internasional Optimalisasi
hubungan
internasional
merupakan
tema
guna
mengukur
penyelesaian permasalahan di bidang kerja sama internasional. Isu–isu kerja sama internasional yang terjadi di tahun 2015, menuntut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mampu melakukan koodinasi dan menghasilkan rekomendasi yang mendorong peningkatan hubungan internasional yang makin kondusif, erat, dan menciptakan nilai investasi bagi negara. Koordinasi dan sinkronisasi guna optimalisasi hubungan internasional antara lain, sebagai berikut :
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
32
Gambar 3.11
Sumber : DBK Kerjasama Ekonomi Internasional; 2015; diolah.
Koordinasi dan Sinkronisasi Optimalisasi Hubungan Internasional Tahun 2015
Salah satu upaya koordinasi di bidang hubungan internasional yang dianggap penting
dalam
optilimasi
hubungan
internasional adalah Kerjasama Bilateral
Gambar 3.12 Koordinasi Optimalisasi Hubungan Internasional
antara Indonesia dan Italia. Bagi Itali, tahun 2015 merupakan kunjungan pertama seorang kepala negara Italia ke Indonesia
sepanjang
66
tahun
hubungan diplomatik kedua negara. Hubungan bilateral Indonesia dan Italia telah berkembang dengan baik bahkan terus meningkat. Hal ini ditandai
dengan
perdagangan
peningkatan
tren
bilateral. Perdagangan
bilateral Indonesia dan Italia mencatat angka positif. Total nilai perdagangan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
Sumber : Humas, 2015
33
bilateral antara Indonesia dan Italia sebesar 4 juta US Dollar. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 3,8 juta US Dollar. . Ini adalah outcome optimalisasi hubungan internasional Melalui upaya optilimasi hubungan antar negara masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan dalam kerjasama dua negara, yang perlu dieksplorasi lebih lanjut. Dalam hubungan dengan Italia, kita mengundang para investor asal Italia untuk berpartisipasi dalam proyek di sektor industri kreatif, pariwisata dan kelautan. Hubungan kerjasama Indonesia dan Itali tahun 2015 mempunyai nilai investasi lebih dari 500 juta US Dollar.
Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian
Salah satu fungsi dari Kementerian
yang
menghasilkan
rekomendasi
dan
Koordinator Bidang Perekonomian adalah
berimplikasi pada Rancangan perubahan
melakukan
Peraturan Perundangan yang ada.
pengendalian
kebijakan
pemerintah melalui pemantauan, evaluasi, serta
pengendalian
dan
ini, berupa Indikator Kinerja Utama (IKU)
pelaksanaan kebijakan yang sudah berjalan.
Presentase program koordinasi kebijakan
Terwujudnya
pengendalian
bidang
perekonomian
merupakan
fungsi
pengendalian
penyusunan
Ukuran pencapaian sasaran strategis
atas
kebijakan implementasi pelaksanaan
perekonomian
yang
terimplementasi, dengan capaian tahun 2015 adalah sebagai berikut.
kebijakan bidang perekonomian oleh K/L Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Kinerja
Presentase kebijakan
100%
211%
211%
bidang perekonomian
(9 Rancangan Perubahan Peraturan PerUU-an)
(19 Rancangan Perubahan Peraturan PerUU-an)
Utama
Tabel 3.3. Capaian IKU pada sasaran strategis
Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian
yang terimplementasi
Tingginya Realisasi dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan diawal tahun disebabkan pada pertengahan tahun 2015, Kemenko Bidang Perekonomian diamanatkan Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
34
untuk membuat paket-paket kebijakan guna mempercepat upaya pemulihan perekonomian negara. Rancangan Perubahan Peraturan Perundang-Undangan sebagai hasil dorongan Rekomendasi dari koordinasi dan sinkronisasi atas fungsi pengendalian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian antara lain, sebagai berikut: Gambar 3.13
Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan (Perubahan) dalam rangka pengendalian kebijakan perekonomian
Disusunnya
rancangan
peraturan
perundang-undangan
tersebut
ditujukan
untuk
menyempurnakan atau merubah peraturan perundang-undangan yang sudah berjalan. Diharapkan dengan dilakukannya perubahan pada peraturan perundang-undangan yang sudah berjalan, dapat menjawab tantangan dan permasalahan terkait isu strategis dalam bidang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing, transformasi industri serta optimalisasi hubungan internasional. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
35
Kinerja sasaran strategis terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian tercapai juga melalui paket-paket kebijakan yang ditetapkan tahun 2015.
P
aket Kebijakan sebagai Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam melaksanakan fungsi Pengendalian Kebijakan.
Sesuai
yang
dari penataan kebijakan ekonomi nasional
Menteri
ini adalah tersusunnya 8 (delapan) paket
Koordinator Bidang Perekonomian untuk
ekonomi kebijakan pada tahun 2015.
melakukan
dan
Kemenko Bidang Perekonomian sebagai
pengendalian penyusunan dan pelaksanaan
instansi yang melakukan koordinasi dan
kebijakan
sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi
diberikan
dengan
Presiden
mandat kepada
pemantauan, di
bidang
evaluasi,
perekonomian,
Kementerian
Koordinator
Perekonomian
telah
koordinasi
dan
Bidang
memegang peranan yang cukup penting
melaksanakan
dalam penyusunan paket kebijakan ekonomi
sinkronisasi
kementerian/lembaga
yang
dengan
berada
di
yang
dikeluarkan
mendorong
pemerintah
pertumbuhan
demi
ekonomi.
bawah koordinasinya untuk melakukan
Peluncuran paket kebijakan ekonomi pada
Penataan kebijakan ekonomi nasional. Hasil
tahun 2015 dilakukan secara bertahap.
Latar belakang disusunnya paket Kebijakan Ekonomi ini adalah: a. Adanya permasalahan yang cukup kompleks di bidang regulasi dan birokrasi; b. Lemahnya penegakan hukum; dan c. Ketidakpastian usaha yang menjadi beban daya saing industri. Manfaat peluncuran paket kebijakan ekonomi pada tahun 2015 adalah: a. Peningkatan pertumbuhan ekonomi; b. Peningkatan daya beli masyarakat; c. Peningkatan daya saing industri dan perluasan basis industri nasional; dan d. Peningkatan ekspor. Peta Paket Kebijakan Ekonomi tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
36
3
1
Gambar 3.14 Peta Paket Kebijakan Ekonomi I-VIII Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
Sumber : Humas, 2015
37
Pokok-pokok paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan tahun 2015, adalah :
Paket Kebijakan Ekonomi I, 2015
Paket kebijakan ekonomi I difokuskan kepada:
Deregulasi yakni : - Merasionalisasi peraturan dengan menghilangkan duplikasi/redundansi/irrelevant regulations - Melakukan keselarasan antar peraturan - Melakukan konsistensi peraturan
Debirokratisasi berupa : - Simplifikasi perizinan seperti satu identitas pelaku usaha/profile sharing, sedikit persyaratan perizinan, dan sebagainya - Adanya SOP dan SLA yang jelas dan tegas dalam mekanisme dan prosedur perizinan serta penyediaan help desk dan pengawasan internal yang berkelanjutan - Menganut sistem pelimpahan kewenangan kepada PTSP (tempat, bentuk, waktu, biaya) - Penerapan Risk Management yang selaras dalam proses perizinan - Pelayanan perizinan dan non perizinan melalui sistem elektronik
Penegakan hukum dan kepastian usaha, diantaranya : - Adanya saluran penyelesaian permasalahan regulasi dan birokrasi (damage
control channel) - Pengawasan,
pengamanan
dan
kenyamanan,
serta
pemberantasan
pemerasan dan pungli - Membangun ketentuan sanksi yang tegas dan tuntas dalam setiap peraturan Paket Kebijakan Ekonomi II 2015 Tidak seperti paket kebijakan ekonomi I yang lebih banyak berfokus kepada penyempurnaan peraturan perundang-undangan, paket kebijakan ekonomi II lebih difokuskan kepada deregulasi dan debirokratisasi peraturan untuk
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
38
Regulasi yang dibutuhkan untuk layanan cepat investasi 3 jam ini adalah Peraturan Kepala BKPM dan Peraturan Pemerintah mengenai Kawasan Industri serta Peraturan Menteri Keuangan.
Paket Kebijakan Ekonomi III 2015
Pemerintah meluncurkan paket Kebijakan Ekonomi Tahap Ke 3 meliputi (1) Penurunan Harga BBM, Listrik dan Gas; (2) Perluasan Penerima KUR; dan (3) Penyederhanaan Izin Pertanahan untuk kegiatan penanaman modal.
Paket Kebijakan Ekonomi IV 2015 Kebijakan pengupahan yang adil, sederhana dan terproyeksi. RPP Pengupahan adalah mengenai formula perhitungan upah minimum. Adanya formula perhitungan upah minimum membawa perubahan baru terhadap proses penetapan upah minimum yang telah berlaku selama ini.
karena memperhitungkan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sementara dalam perhitungan upah sebelumnya, proses penetapan upah minimum diawali dari survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL), kemudian dibahas dalam sidang dewan pengupahan untuk ditetapkan menjadi nilai KHL. Nilai KHL dibahas dalam sidang dewan pengupahan untuk ditetapkan menjadi besaran nilai upah minimum. Kecenderungan dalam proses pembahasan besaran upah minimum selama ini selalu menimbulkan polemik, akibat tidak adanya acuan baku dalam menetapkan nilai upah minimum Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih murah dan luas. untuk mendorong gerak roda ekonomi masyarakat, pemerintah memberikan subsidi bunga yang lebih besar bagi KUR. Untuk itu, dilakukan Perubahan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2015 menjadi Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
39
Salah satu upaya koordinasi dan sinkronisasi guna
pengendalian kebijakan dan
memberikan adalah pengendalian pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan KUR melakukan berbagi upaya dalam rangka
Beberapa
kebijakan yang dilakukan Kemenko Bidang Perekonomian dalam penyaluran KUR diantaranya : 1. Melakukan perbaikan regulasi pelaksanaaan KUR dengan menyusun Rancangan Keppres tentang Perubahan atas keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Rancangan Keppres ini sudah ditetapkan oleh Presiden dengan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2015. 2.
Melaksanakan koordinasi/sinkronisasi terkait Imbal Jasa Penjaminan/Premi (IJP) KUR khususnya bagi usaha mikro. Beberapa kebijakan penting yang dihasilkan adalah: -
penyusunan rancangan instruksi presiden tentang pembiayaan bagi
Gambar 3.15 Ilustrasi Koordinasi KUR
usaha mikro dan kecil; -
penyusunan
permenko
tentang
komite kebijakan pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil; dan -
penyusunan
permenko
tentang
pedoman pelaksanaan KUR bagi usaha mikro dan kecil. 3. Melakukan
pemantuan
terhadap
kegiatan penyaluran KUR Mikro di
Sumber : Humas, 2015
seluruh provinsi Indonesia. Beberapa tahapan yang dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka penyaluran KUR adalah : -
Persiapan Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan KUR tahun 2015,
Menko
Perekonomian melakukan Koordinasi KUR bersama dengan kementerian dan lembaga lain, Direksi Bank BUMN, serta Direksi Pusat Penjamin. Kebijakan yang dihasilkan adalah melalui pedoman pelaksanaan KUR mikro. Pada rancangan
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
40
pedoman tersebut, dijelaskan mengenai tujuan pengembangan skema KUR mikro, yaitu sebagai berikut : 1) Melanjutkan peningkatan akses pembiayaan UMK sektor prioritas (pertanian, perikanan, industri kecil, TKI) kepada perbankan; 2) Membangun sistem informasi debitur Usaha Mikro dan Kecil yang efektif dan berkesinambungan; 3) Mendorong kerjasama Kementerian, Pemerintah Daerah, dan bank dalam memfasilitasi peningkatan kapasitas UMKM; 4) Meningkatkan peran perusahaan penjamin dalam skema kredit yang berpenjaminan; 5) Penetapan skema penyaluran KUR dengan rincian sebagai berikut : Jenis KUR
Plafon Kredit
Subsidi Bunga
Alokasi Dana yang disediakan (Rp)
KUR Mikro
s/d 25 Juta
7%
20 Triliun
KUR Ritel
> Rp 25juta s.d Rp 500 juta
3%
9 Triliun
KUR Penempatan TKI
s/d 25 Juta
12%
1 Triliun
- Implementasi dan Umpan Balik Tahap ini adalah memastikan Kebijakan KUR terimplementasi, dan diperolehnya umpan balik dalam rangka penguatan regulasi dan perbaikan alur skema dari KUR sekaligus penyerahan data calon debitur potensial dari Pemerintah Provinsi setempat.
Paket Kebijakan Ekonomi V 2015
Revaluasi Aset Kebijakan ini diharapkan bisa membantu perusahaan meningkatkan performa finansialnya melalui perbaikan nilai asset yang terkena dampak depresiasi rupiah dan inflasi. Manfaat lainnya adalah beban
cashflow pajak saat revaluasi menjadi lebih ringan, karena tarif PPh revaluasi yang rendah. Beban PPh pada tahun-tahun setelah revaluasi juga lebih rendah
Menghilangkan pajak berganda dana investasi Real Estate, Properti dan Infrastruktur
Deregulasi di bidang perbankan syariah
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
41
Paket Kebijakan Ekonomi VI Dalam paket kebijakan ekonomi VI, ada 3 kebijakan deregulasi yang dikeluarkan, yakni: 1.
Upaya
melalui
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Berbagai fasilitas dan kemudahan yang akan diberikan di KEK meliputi: No Bidang 1. Pajak Penghasilan (PPh)
2.
3. 4.
5.
6.
Fasilitas dan Kemudahan Kegiatan Utama (Tax Holiday): - pengurangan PPh sebesar 20-100% selama10-25 tahun dengan nilai investasi lebih dari Rp.1triliun. - pengurangan PPh sebesar 20-100% selama5-15 tahun dengan nilai investasi lebih dari Rp. 500 milyar. Kegiatan di luar Kegiatan Utama(Tax Allowance): o Pengurangan penghasilan netto sebesar 30% selama 6 tahun; o Penyusutan yang dipercepat; o PPh atas deviden sebesar 10%; o Kompensasi kerugian 5-10 tahun.
PPN dan PPnBM
Impor: tidak dipungut Pemasukan dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) ke KEK tidak dipungut Pengeluaran dari KEK ke TLDDP tidak dipungut Transaksi antar pelaku di KEK: tidak dipungut Transaksi dengan pelaku di KEK lain: tidak dipungut Kepabeanan Dari KEK ke pasar domestik: tarif bea masuk memakai ketentuan Surat Keterangan Asal Pemilikan Orang asing/badan usaha asing dapat memiliki Properti hunian/properti di KEK (Rumah Tapak atau Satuan Bagi Orang Rumah Susun). Asing Pemilik hunian/properti diberikan izin tinggal dengan Badan Usaha Pengelola KEK sebagai penjamin Dapat diberikan pembebasan PPnBM dan PPn atas barang sangat mewah (luxury) Kegiatan Dapat diberikan pengurangan Pajak Pembangunan I Utama sebesar 50-100% Pariwisata Dapat diberikan pengurangan Pajak Hiburan sebesar 50100% Ketenagaker Di KEK dibentuk Dewan Pengupahan dan LKS Tripartit jaan Khusus Hanya 1 Forum SP/SB di setiap perusahaan Pengesahan dan perpanjangan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) di KEK Perpanjangan Ijin Menggunakan Tenaga kerja Asing (IMTA) di KEK
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
42
7.
8.
9.
Keimigrasian Fasilitas Visa Kunjungan Saat Kedatangan selama 30 hari dan dapat diperpanjang 5 (lima) kali masing-masing 30 hari Visa kunjungan beberapa kali (multiple visa) yang berlaku 1 tahun Izin tinggal bagi orang asing yang memiliki properti di KEK Izin tinggal bagi orang asing lanjut usia yang tinggal di KEK Pariwisata Pertanahan Untuk KEK yang diusulkan Badan Usaha Swasta diberikan HGB dan perpanjangannya diberikan langsung bersamaan dengan proses pemberian haknya. Administrator KEK dapat memberikan pelayanan pertanahan Perizinan Administrator berwenang menerbitkan izin prinsip dan izin usaha melalui pelayanan terpadu satu pintu di KEK Percepatan penerbitan izin selambat-lambatnya 3 jam (dalam hal persyaratan terpenuhi) Penerapan perizinan dan nonperizinan daftar pemenuhan persyaratan (check list) Proses dan penyelesaian perizinan dan non perizinan keimigrasian, ketenagakerjaan, dan pertanahan di Administrator KEK
2. Penyediaan Air Untuk Masyarakat Secara Berkelanjutan dan Berkeadilan Mahkamah Konstitusi (MK) melalui putusan No.85/PUU-XI/2013 memutuskan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Memperhatikan putusan MK dan , khususnya dalam hal pengusahaan dan/atau penyediaan air oleh para pelaku usaha yang berinvestasi di Indonesia, maka pemerintah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (RPP Pengusahaan SDA) dan RPP tentang Sistem Penyediaan Air Minum (RPP SPAM). 3. Proses Cepat (paperless) Perizinan Impor Bahan Baku Obat Proses impor-ekspor melalui sistem Indonesia National Single Window (INSW). INSW adalah loket elektronik tunggal untuk penyelesaian perizinan impor ekspor serta pengurusan dokumen kepabeanan dan kepelabuhanan, yang merupakan wujud reformasi birokrasi dengan sistem pelayanan publik yang cerdas.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
43
Paket Kebijakan Ekonomi VII Percepatan Proses Sertifikasi Tanah Percepatan proses sertifikasi tanah dilakukan dengan cara : - Pelayanan Sabtu-Minggu (termasuk di Area Car Free Day), pelayanan malam hari di area Car Free Night Bandung dan Pasar Tradisional di Pandeglang; - Membuka outlet pelayanan untuk mendekatkan Tempat Pelayanan Pertanahan dengan Pemukiman Masyarakat (sudah mulai di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Semarang); - Melaksanakan Pelayanan “Desa On-Line” di Provinsi NTB, Kabupaten Bangka Tengah dan Kota Batam; - Memberikan kelonggaran biaya (Rp. 0,-) bagi pemilik Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang dikeluarkan Kementerian Sosial. Selain itu, pemerintah juga mempercepat jangka waktu pengumuman untuk pendaftaran tanah, yang semula butuh waktu 60 hari untuk pendaftaran tanah secara periodik dan 30 hari untuk pendataran tanah secara sistematik, menjadi 14 hari kerja. Layanan lain adalah mengubah pendaftaran tanah dari cara manual ke sistem elektronik, sehingga total waktu untuk proses sertifikat tanah menjadi 30 hari kerja (1 hari untuk pemeriksaan pemohonan, 10 hari untuk pengecekan dan pengukuran tanah, 3 hari untuk pengolahan data fisik dan yuridis, 14 hari pengumuman, dan 2 hari untuk penandatanganan dan penyerahan sertifikat tanah). Insentif Pajak Bagi Industri Padat Karya menerbitkan Peraturan Pemerintah yang memberi Keringanan Pajak Penghasilan (PPh 21) bagi pegawai yang bekerja pada industri padat karya selama jangka waktu 2 (dua) tahun, dan dapat diperpanjang. Memindahkan bidang usaha pada Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2015, yang meliputi Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari , Industri Sepatu Olahraga, dan Industri Sepatu Teknik Lapangan/ Keperluan Industri menjadi bagian dari Lampiran I. Dengan perubahan ini maka ketiga industri tersebut dapat memperoleh fasilitas pajak di seluruh propinsi tanpa pengecualian. Selain itu juga menambah bidang usaha pada Lampiran I dengan tambahan Industri Pakaian Jadi dari Tekstil (Garmen) dan Industri Pakaian Jadi dari Kulit.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
44
Paket Kebijakan Ekonomi VIII
Kebijakan Satu Peta Pengembangan kawasan atau infrastruktur seringkali terbentur dengan sejumlah masalah terkait pemanfaatan ruang dan penggunaan lahan. Konflik ini sulit diselesaikan karena Informasi Geospasial Tematik (IGT) saling tumpang tindih satu sama lain. Karena itu, kebijakan satu peta yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu standar, satu basis data dan satu geoportal untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan nasional menjadi salah satu prioritas pemerintah. Basis referensi peta yang sama, juga akan meningkatkan keandalan informasi terkait lokasi dari berbagai aktivitas ekonomi. Ini akan memberikan kepastian usaha.Berbagai informasi yang dikompilasi dalam satu peta ini juga bisa dimanfaatkan untuk sejumlah simulasi, antara lain untuk mitigasi bencana. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta ini, kementerian dan lembaga akan menyiapkan peta tematik skala 1:50.000 sesuai rencana aksi masing-masing dengan batas akhir tahun 2019. Kebijakan
Pembangunan Kilang Minyak Pembangunan kilang minyak dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak sehingga permintaan akan BBM dapat terpenuhi. Selain membangun kilang baru, pemerintah juga akan meningkatkan (upgrade) kilang yang sudah ada. Pemerintah memproyeksikan produksi BBM akan meningkat dari 825 ribu barel per hari pada 2015 menjadi 1,9 juta barel per hari pada 2025. Sampai saat ini, setidaknya ada empat kilang yang beroperasi dan perlu perbaikan, yaitu di Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Dumai. Kilang baru akan dibangun di Bontang dan Tuban
Insentif bagi perusahaan jasa pemeliharaan pesawat Yaitu dimana pemerintah memberikan insentif dalam bentuk bea masuk 0% untuk 21 pos tarif terkait suku cadang dan komponen perbaikan atau pemeliharaan pesawat terbang.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
45
Diantara Rancangan Peraturan Pemerintah yang menjadi bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi, dan 2 Instruksi Presiden (Inpres) yaitu : 1. RPP tentang Kawasan Industri; 2. RPP tentang Pembiayaan Holtikultura; 3. RPP tentang Usaha Wisata Agro Holtikultura; 4. RPP tentang Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai; 5. RPP tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus; 6. RPP tentang Perubahan Atas PP Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia;
7. RPP tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; 8. RPP tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan; 9. RPP tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau oleh Hunian Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia; 10. RPP tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, 11. RPP tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri.
Sedangkan dua Inpres yang siap diundangkan adalah : 1. Rancangan Inpres tentang Kebijakan
2. Rancangan
Inpres
tentang
Deregulasi
Fasilitas Perdagangan Bebas di Dalam
untuk Meningkatkan Daya Saing Industri,
Negeri (Inland Free Trade Arrangement)
Kemandirian Industri, & Kepastian Usaha.
Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Tata Kelola pemerintahan yang baik (Tindak lanjut Kementerian Teknis dalam mendukung Kebijakan Perekonomian)
Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, diukur dengan Indikator Kinerja Utama yaitu Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian. Maksud dari Tingkat manajeman kinerja Kementerian adalah upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan perekonomian (deregulasi). Berbeda dengan indikator kinerja utama pertama dan kedua yang melihat batasan keberhasilan sasaran strategis melalui tersusunnya Rancangan Peraturan PerundangUndangan yang ditetapkan oleh Presiden, atau Menko Perekonomian maka pada IKU ketiga Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
46
ini Kemenko Bidang Perekonomian diarahkan pada tata kelola kebijakan perekonomian melalui Ketentuan Teknis pada Kementerian di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian untuk merespon masalah-masalah perekonomian, seperti
misalnya:
perlambatan pertumbuhan ekonomi, depresiasi rupiah, menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), dan dinamika globalisasi ekonomi. Adapun pengklasifikasian
Tingkat manajeman kinerja tata kelola kebijakan
perekonomian melalui Ketentuan Teknis pada Kementerian Teknis/Sektor adalah sebagai berikut :
Nilai
Kategori
85≤n≤100
= 4 : Sangat Baik (Hijau)
65≤n<85
= 3 : Baik: (Hijau)
45≤n<65
= 2 : Kurang (Merah)
n<45
= 1 : Sangat Kurang (Merah)
Nilai diperoleh dari realisasi peraturan/keputusan kementerian teknis dibagi dengan target peraturan/keputusan kementerian teknis dikali seratus. Tahun 2015 melalui paket kebijakan ekonomi ditargetkan 141 peraturan/ keputusan kementerian teknis. Realisasinya adalah 113 peraturan/keputusan. Perbandingan antara realisasi dengan target tersebut menunjukan bahwa nilai
tata kelola kebijakan
perekonomian melalui Ketentuan Teknis adalah sebesar 80, sehingga Realisasi Indikator Kinerja Utama ketiga ini adalah 3 (Baik) dari target yang telah ditetapkan sebelumnya 4 (sangat baik). Tidak tercapainya target 4 tersebut dipengaruhi oleh adanya 28 peraturan yang masih dalam tahap pembahasan dan akan diteruskan pada tahun 2016. . Capaian Indikator Kinerja Utama Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian adalah : 160
141, Tingkat 4
140
113, Tingkat 3
120
Tingkat Kinerja Kinerja Tingkat Manajemen Manajeman Kementerian (melalui Kementerian (Melalui penataan peraturan teknis pada penataan Peraturan Kementerian Teknis pada di bawah Koordinasi Kemenko Kementerian Perekonomian)dalam Koordinasi)
100 80 60 40 20 0 Target
Realisasi
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
Gambar 3.16 Capaian IKU pada Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan
47
Capaian penataan peraturan kementerian teknis dapat dikelompokan dalam sasaran sebagai berikut. Tabel 3.4 Pengelompokan Penataan Peraturan Teknis
Sasaran Peraturan
Target
Realisasi
% Realisasi
Mendorong daya saing industri nasional
104
87
84%
Kemudahan perijinan investasidan memperbaiki ketentuan devisa hasil ekspor
11
11
100%
Fasilitasi pelayanan keuangan, pembiayaan ekspor dan pengurangan badan usaha
7
1
14%
Jaring pengaman sosial dan peningkatan kesejahteraan rakyat
10
8
80%
Meningkatkan iklim industri dan investasi melalui intensif pajak dan deregulasi perbankan syariah
3
1
33%
Menggerakkan ekonomi wilayah pinggiran dan kemudahan memperoleh kebutuhan komoditi strategis
2
2
100%
Mendorong kegiatan berusaha seluruh lapisan industri nasional
3
3
100%
Penyelesaian konflik lahan, meningkatkan produksi minyak nasional, mendorong industri suku cadang, komponen, dan perawatan pesawat terbang nasional
1
0
0%
Jumlah
141
113
Nilai : 80
3. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dari Waktu ke Waktu Secara keseluruhan, realisasi IKU Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah memenuhi target yang ditetapkan, bahkan meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara konsisten dapat mencapai target kinerjanya setiap tahun. Sebagai bahan perbandingan, capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam 3 (tiga) tahun terakhir disajikan dalam tabel.3.5 berikut. Sasaran strategis dan IKU tahun 2015 berbeda dengan periode tahun 2012 s/d 2014, dimana Sasaran strategis dan IKU 2012-2014 disesuaikan dengan Renstra 2010-2014, sedangkan untuk sasaran strategis dan IKU tahun 2015 berpedoman kepada Renstra 20152019. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
48
Tabel 3.5 Realisasi IKU dari waktu ke waktu
Walaupun Sasaran Strategis
IKU
Realisasi
capaian kinerja
Target 2012-2014
2012
2013
2014
Baik
Baik
Baik
Keselarasan pengelolaan fiskal dan moneter
Kualitas tindakan antisipasi terhadap potensi ketidakstabilan fiskal dan moneter
Baik
Meningkatnya peran Indonesia dalam rangka kerja sama ekonomi luar negeri Terwujudnya implementasi program kerja utama
Peningkatan kerjasama ekonomi luar negeri
80
Kementerian Koordinator Bidang
88,95
94
Perekonomian
92
selalu mencapai 100%, namun dari segi
Komposit Indeks dari Indeks ketahanan pangan, ketahanan energi, percepatan pembangunan infrastruktur, serta perbaikan iklim investasi dan iklim usaha
4
4
4
implementasi
4
sistem akuntabilitas kinerja masih perlu ditingkatkan.
Sumber : Biro Perencanaan,2012-2014
Hal
ini
sesuai
dengan evaluasi akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan oleh Kementerian PAN-RB dan hasil evaluasinya telah disampaikan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan surat nomor B/3954/M.PANRB/12/2015 tanggal 11 Desember 2015. Beberapa rekomendasi yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk peningkatan kualitas laporan kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di tahun 2015 ini, antara lain sebagai berikut : 1. Melaksanakan tindaklanjut rekomendasi hasil evaluasi pada tahun sebelumnya; 2. Menyempurnakan indikator kinerja agar lebih spesifik dan terukur serta dapat menggambarkan pencapaian sasaran dan tujuan dengan lebih baik; 3. Menjabarkan dan menurunkan (cascading) indikator keberhasilan yang ada di dalam Renstra; 4. Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja secara berkala kemudian memanfaatkan hasilnya dalam penyusunan laporan kinerja dan perbaikan perencanaan; 5. Meningkatkan kualitas analisis pada laporan kinerja dan memanfaatkannya untuk perbaikan perencanaan berikutnya baik untuk jangka pendek maupun jangka menengah; 6. Hasil evaluasi internal dijadikan masukan untuk mendorong peningkatan perbaikan penerapan manajemen kinerja yang lebih berorientasi hasil. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
49
Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melakukan langkah-langkah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi diantaranya : 1. Integrasi Manajemen Kinerja dengan Sistem AKIP Dalam rangka mencapai visi, misi dan
sebagaimana
strategi, Kementerian Koordinator Bidang
strategis.
Perekonomian menerapkan manajemen
lingkungan Kementerian sudah selaras
kinerja berbasis Balanced Scorecard.
dengan Sistem AKIP yang terdiri atas 5
Sistem manajemen/pengelolaan kinerja
tahapan
ini mejadi alat eksekusi strategi, yang
tertuang
dalam
Pengelolaan
utama,
kinerja
yaitu
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja,
sasaran-sasaran strategis yang dicapai
penghitungan capaian kinerja.
jangka
waktu
di
perencanaan
menerjemahkan visi dan misi menjadi dalam
peta
evaluasi
kinerja
dan
tertentu
a. Perencanaan Kinerja Bertepatan dengan periode perencanaan
Permenpan
strategis baru, Kementerian Koordinator
mengatur petunjuk teknis perjanjian
Bidang
melakukan
kinerja, Kemenko Bidang Perekonomian
Strategis.
juga telah melakukan kontrak kinerja
Perubahan Renstra mulai dari kejelasan
untuk semua pejabat eselon I dan II sejak
visi, misi, sasaran strategis dan IKU
tahun
sebagaimana
pemerintahan
sasaran kerja individu selalu ditekankan
yang baru. Penyusunan SS dan IKU
agar mengikuti Permenko 5 Tahun 2015
berorientasi pada perspektif stakeholder
dan
guna kejelasan hasil atau outcome. Selain
kedeputian.
itu pemilik peta strategi seperti pejabat
sesuai dengan level tanggung jawab
eselon I dan II dibatasi memiliki IKU yang
pegawai.
Perekonomian
perubahan
bersifat
pada
Rencana
program
aktivitas.
53
2011.
Renja
tahun
2014
Mekanisme
Tahunan Uraian
yang
penetapan
tiap-tiap indikator
unit dibuat
Sebagaimana
b. Pengukuran Kinerja Pada
tahap
ini
Bidang
sesuai dengan Tusi dan kapasitas unit
Perekonomian melakukan pengukuran
dalam mencapai target. Setiap IKU
kinerja berdasarkan IKU sebagaimana
mempunyai
kontrak
tahun.
memastikan IKU tersebut definitif, dapat
Kontrak kinerja berisi SS dan IKU yang
diukur, obyektif, sesuai dengan tugas dan
kinerja
Kemenko
pada
awal
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
manual
IKU
yang
50
fungsi, memiliki formula perhitungan,
diatur pula tata cara pengukuran dan
dan sumber data. Peraturan Menteri
pelaporan data kinerja pada tiap-tiap
Koordinator
unit
Bidang
Perekonomian
organisasi
Eselon
I
dan
II.
nomor 9 Tahun 2015 tentang PK dan
Pengukuran kinerja individu pegawai
IKU di Lingkungan Kemenko Bidang
Kemenko
Bidang
Perekonomian
dilakukan
setiap
menjadi
pedoman
Perekonomian bulan
untuk
keselaran indikator dalam Renja, PK dan
memastikan target pada sasaran kerja
Penetapan IKU. Melalui Permenko ini
individu
tercapai.
c. Pelaporan Kinerja Hasil
pelaksanaan
kegiatan
dan
Kementerian
Koordinator
Bidang
pengukuran rumpun-rumpun indikator
Perekonomian. Hasil laporan kinerja
yang telah dikelola, selalu dimonitor oleh
semester akan digunakan sebagai bahan
tiap level pimpinan terutama pendekatan
penyusunan
realisasi fisik kegiatan dan keuangan
Kinerja Pemerintah (LAKIP). Pelaporan
memastikan menuju sasaran strategis
kinerja individu bulanan disampaikan
sesuai peta strategis. Capaian indikator
secara triwulanan pada bagian yang
kinerja dilaporkan setiap semester dan
bertanggung jawab pembinaan pegawai.
disampaikan
pada
Rapat
Laporan
Akuntabilitas
Pimpinan
d. Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja dilaksanakan bersamaan
Inspektorat terhadap laporan kinerja
dengan rapat monitoring capaian kinerja
unit. Hasil penilaian dimanfaatkan untuk
setiap semester. Fokus evaluasi adalah
perbaikan
pada
rendah
capaian diakhir tahun dapat sesuai target
yang
yang ditetapkan, serta umpan balik
capaian
(warna
kuning
kinerja atau
yang merah)
membutuhkan tindak lanjut segera. Pada
periode
selanjutnya
agar
untuk tahun berikutnya.
level teknis, evaluasi juga dilakukan oleh
e.
Capaian Kinerja
Pencapaian
kinerja
dihitung
dengan
pendukung baik
yang
didokumentasikan
membandingkan target dan realisasi baik
dengan
IKU. Setiap capaian mempunyai data
dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
sebagai
bahan
ketika
51
Hasil capaian kinerja ditetapkan oleh
Akuntabilitas
pejabat
Pemerintah.
yang
digunakan prestasi
berwenang
sebagai kerja
untuk
bahan
penilaian
pegawai.
Melalui
Kinerja
Instansi
Penjenjangan
indikator
kinerja
pegawai
berkontribusi
Capaian
memastikan
setiap
mendukung
penetapan indikator berjenjang sesuai
sasaran strategis dan tujuan organisasi.
level tanggung jawab, sangat membantu
Mulai dari penyusunan rencana kinerja
Kementerian
sampai pelaporan kinerja berjalan sesuai
Koordinator
Bidang
Perekonomian dalam menjalankan Sistem
mekanisme yang telah ditetapkan.
2. Peningkatan Kualitas Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Dalam rangka peningkatan kualitas dokumen perencanaan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada tahun 2015 telah dilakukan beberapa langkah perbaikan. Hal ini juga sejalan dengan rekomendasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dimana Kemenko Perekonomian dituntut untuk senantiasa melakukan penyempurnaan atas kualitas dokumen-dokumen perencanaan, indikator kinerja, dan laporan keuangan di unit kerja secara menyeluruh. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu dalam rangka penyelarasan dan sinkronisasi dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan kinerja, serta peningkatan kualitas dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan kinerja. Dengan kata lain, penyelarasan dilakukan antara dokumen Renja yang merupakan dokumen perencananaan sekaligus dasar penyusunan dokumen penganggaran (RKA-KL atau DIPA) dengan dan Perjanjian Kinerja yang merupakan dokumen kinerja tahunan. Beberapa langkah perbaikan yang telah dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2015 sebagai berikut: -
Penjabaran/ penurunan (cascading) Gambar 3.17 Contoh Aplikasi berbasis web Cascading IKU ke level individu/Indikator indikator Kinerja Individu pada Sasaran Kerja keberhasilan Pegawai (//skp.ekon.go.id) dari IKU Kementerian secara berjenjang sampai ke level individu melalui keberlanjutan penerapan penilaian prestasi kerja pegawai dengan aplikasi elektronik berbasis web.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
52
- Penyusunan pedoman pengumpulan data kinerja untuk penyusunan LAKIP dengan ditetapkkanya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini mengatur tatacara pelaporan data kinerja, penetapan indikator kinerja utama sebagai acuan pengukuran kinerja yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Laporan Kinerja. - Pengimplementasian transformasi kelembagaan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenko Bidang Perekonomian. Permenko tersebut merupakan upaya penguatan salah satu area perubahan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yaitu penataan dan penguatan organisasi, dan penyesuaian Peta Strategi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2015-2019. - Penyempurnaan laporan kinerja dimana capaian kinerja organisasi pada tahuntahun sebelumnya digunakan sebagai pembanding atas kinerja organisasi pada tahun tersebut. - Penyempurnaan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan
melakukan revisi pada Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015. Pada tahun 2015, perumusan sasaran strategis dan IKU lebih mengadopsi pendekatan fungsi, bukan lagi pendekataan isu seperti pada tahun 2014. Pertimbangan ini dinilai lebih relevan dan efektif untuk mewujudkan tujuan mengingat ouput Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah rekomendasi kebijakan di bidang Perekonomian. Perbedaan penetapan sasaran strategis beserta IKU tersebut bisa dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 3.6 Perbedaan Sasaran Stategis dan IKU Kementerian Tahun 2014 dan 2015
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
53
4. Realisasi Anggaran Berdasarkan data per 7 Januari
sebesar Rp329.204.232.000,-. Realisasi
2016 dengan menggunakan sumber
penyerapan DIPA tahun 2015 ini
dari data SPAN, realisasi penyerapan
meningkat dari tahun sebelumnya yang
DIPA Kementerian Koordinator Bidang
mencapai 69,80%. Secara umum, dalam
Perekonomian keseluruhan sebesar
TA jenis
2015
secara
periode
belanja
adalah
penyerapan DIPA dapat dilihat dalam
Rp232.502.832.677,-
atau
2012-2015
realisasi
gambar berikut:
mencapai 70,63% dari total pagu Gambar 3.18 Pagu dan Realisasi Anggaran 2011-2016 (Rp000.000) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 400.000.000.000 350.000.000.000 300.000.000.000 250.000.000.000
82,91%
70,63%
72,6%
69,8%
70,47%
200.000.000.000 150.000.000.000 100.000.000.000 50.000.000.000 -
2011
2012
2013
2014
2015
2016
PAGU ANGGARAN 254.220.2
254.220.2
288.739.6
293.100.1
329.204.2
361.614.9
REALISASI
210.774.0
209.624.9
204.583.8
232.516.9
179.149.0
PAGU ANGGARAN
REALISASI
Sumber: Bagian Keuangan, 2015 Gambar 3.19 Realisasi Anggaran 2015 per Jenis Belanja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Belanja Modal 49,34%
Realisasi sebesar Rp232.502.832.677,- terdiri dari realisasi belanja pegawai
Belanja Barang 71,23%
Rp57.242.882.181,-(70,27% dari pagu Rp81.455. 969.000,-), belanja barang Rp172.572.131.071,- (71,23% Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
Belanja Pegawai 70,27%
54
dari pagu Rp242.278.651.000) dan
(49,34% dari pagu Rp5.469.612.000,-).
belanja modal Rp2.698.439.425,Anggaran berbasis kinerja pada Kementerian Koordinator Bidang perekonomian, nampak dalam mencapai 3 sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui 2 program dan terdiri dari 23 sasaran hasil. Masing-masing sasaran hasil dilaksanakan oleh unit Eselon I sesuai dengan tugas dan fungsinya dan dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan pada unit eselon II. Adapun total pagu DIPA dari 2 program tersebut adalah sebesar Rp329.204.232.000,-. Realisasi dari 2 program tersebut adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.7 Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis Program
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Sasaran Strategis
Pagu (000)
Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan bidang perekonomian
107.371.399
71.415.634
66,51%
91.333.404
63.798.646
69,85%
130.499.429
97.288.546
74,55%
Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
Jumlah
329.204.232
Realisasi (000)
% Realisasi
232.502.826
70,63%
Gambar 3.20 Realisasi Anggaran TA 2015 per Program Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian
97.289 (68%) 130.499
135.214 (75%) Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Realisasi (Rp000)
0 Pagu (Rp000)
198.705 100.000
200.000
Realisasi biaya per program dan per kelompok kegiatan dalam rangka mewujudkan sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2015, diuraikan pada tabel di bawah ini : Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
55
Tabel 3.8 Realisasi Anggaran Per Kelompok Kegiatan dan Kelompok SS Unit Organisasi
Rumpun Kegiatan untuk mencapai Sasaran Strategis
Kedeputian I
Kedeputian II
Kedeputian III
Kedeputian IV
Kedeputian V
Kedeputian VI
Kedeputian VII Sekretariat Dewan Nasional KEK
Setmenko
Rumpun SS Tingkat Kementerian
Pagu Anggaran
Realisasi
(Rp x 1.000,-)
(Rp x 1.000,-)
% Realisasi
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 7.220.347 Ekonomi Makro dan Keuangan 2. Pengendalian Bidang Ekonomi Makro SS 2 5.279.653 dan Keuangan 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 11.015.348 Pangan dan Pertanian 2. Pengendalian Bidang Pangan dan SS 2 584.652 Pertanian 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 15.550.563 Pengelolaan Energi, SDA dan LH 2. Pengendalian Bidang Pengelolaan Energi, SDA dan LH
SS 2
6.834.740
5.632.465 3.872.495 7.741.997 347.405
5.014.429
73,37% 56,34% 74,24% 65,51% 68,44% 50,58% 66,58% 84,62% 77,30% 87,86% 89,84%
5.150.000
4.979.920
96,70%
SS 3
9.150.000
7.223.105
78,94%
SS 3
113.099.429
82.589.617
73,02%
SS 3
600.000
422.940
70,49%
SS 3
2.500.000
2.072.966
82,92%
329.204.232
232.502.826
70,63%
dengan rata-rata realisasi selama 2011-2014 sebesar 74% adalah merupakan . Efisiensi tersebut pada umumnya dari penghematan
59,42% 81,54%
Jumlah realisasi anggaran tahun 2015 sebesar 70,63%, apabila dibandingkan
barang/jasa,
70,28%
SS 3
JUMLAH
pengadaan
73,35%
12.679.411
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan SS 1 1.028.040 579.220 Daya Saing KUKM 2. Pengendalian Bidang Ekonomi Kreatif, SS 2 10.971.960 8.145.164 Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 15.402.498 10.090.180 Perniagaan dan Industri 2. Pengendalian Bidang Perniagaan dan SS 2 2.597.502 Industri 1.777.653 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Percepatan Infrastruktur dan SS 1 40.789.605 20.629.752 Pengembangan Wilayah 2. Pengendalian Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan SS 2 58.216.895 38.758.461 Wilayah 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang SS 1 9.753.788 8.253.821 Kerjasama Ekonomi Internasional 2. Pengendalian Bidang Kerjasama SS 2 2.146.212 1.659.041 Ekonomi Internasional 1. Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan SS 1 6.611.210 5.808.788 Kawasan Ekonomi Khusus 2. Pengendalian Kebijakan Kawasan SS 2 4.701.790 4.223.998 Ekonomi Khusus Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenko Bidang Perekonomian 1. Peningkatan Pelayanan Perencanaan 2. Peningkatan dan Pengelolaan Layanan Persidangan, Hukum dan Humas 3. Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen) 4. Pengawasan Inspektorat 5. Penelaahan Kebijakan Bidang Perekonomian
78,01%
dalam
pelaksanaan
kegiatan,
seperti
pengurangan biaya perjalanan dinas, membatasi rapat konsinyering yang dilaksanakan di hotel yang digeser untuk kegiatan telaahan atau kajian guna meningkatkan sinergi dalam merumuskan rekomendasi kebijakan bidang perekonomian. Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
56
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
57
L
aporan
Kementerian
Kinerja
Kementerian
Koordinator
Bidang
telah ditetapkan sebelumnya. Tahun 2015 telah
dikoordinasikan/disinkronkan
57
Perekonomian Tahun 2015 menyajikan
Rancangan Peraturan Perundang-undangan
upaya-upaya dalam koridor tugas dan
yang sifatnya baru (Capaian IKU 1), dan 19
fungsi yang diamanatkan oleh Presiden
Rancangan
Peraturan
untuk turut menjaga kondisi perekonomian
undangan
yang
bangsa.
Kemenko
(Capaian IKU 2). Dalam lingkup indikator
Perekonomian bersatu padu menjalankan
tata kelola kebijakan teknis kementerian
roda organisasi untuk mencapai tujuan
dalam
melalui
Perekonomian
Unsur-unsur
integrasi
implementasi
Sistem
Perundang-
sifatnya
koordinasi,
perubahan
Kemenko
mencapai
tingkat
Bidang Baik.
Akuntabilitas Kinerja Kementerian. Tujuan
Tingkat ini meleset dari target Sangat Baik
terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian
inklusif dan berkelanjutan dicapai melalui 3
Kinerja.
sasaran
strategis
yang
dalam
Menyadari tantangan, persaingan,
kelompok tema: stabilitas dan pertumbuhan
dan harapan masyarakat yang tinggi,
ekonomi,
Kementerian
peningkatan
transformasi
industri,
dibagi daya
dan
saing,
optimalisasi
Koordinator
Bidang
Perekonomian akan terus mengoptimalkan
hubungan internasional. Melalui alokasi 2
potensi
program dalam dokumen anggaran, sasaran
dengan
strategis Kemenko Bidang Perekonomian
dalam koordinasi, Pemerintah Daerah, dan
diukur dengan 3 indikator kinerja utama
Pelaku Bisnis, sehingga tercipta aturan dan
meliputi
arahan
pengelompokan
koordinasi/
yang
ada
seluruh
yang
untuk
disinergikan
Kementerian/Lembaga
tepat
sehingga
tingkat
sinkronisasi, fungsi pengendalian, dan tata
pertumbuhan
kelola
stabil, merata dan terjaga kelangsungannya.
kebijakan
ekonomi
Indonesia
lebih
teknis
bidang
rekomendasi
kebijakan
sebesar 5,6%, hanya tercapai 4.8% (YoY).
perekonomian telah lahir di tahun 2015
Lemahnya kondisi perekonomian global,
sebagai hasil dari kegiatan koordinasi,
penurunan kinerja neraca perdagangan,
sinkronisasi, dan pengendalian. Wujud
dan penurunan daya
implementasi dari rekomendasi tersebut
memberikan
adalah ditindaklanjuti dengan kebijakan
perekonomian secara umum.
formal melalui penyusunan Rancangan
demikian,
Peraturan
koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian
perekonomian. Target pertumbuhan ekonomi 2015 Berbagai
Perundang-undangan
Bidang
Perekonomian yang baru dan yang sifatnya
dampak melalui
memberikan
merubah atau memperkuat peraturan yang Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
andil,
beli masyarakat pada partisipasi sehingga
kondisi Namun aktif,
58
Koordinator
Bidang
Perekonomian,
sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal Laporan Kinerja tersebut harus dijadikan motivator untuk lebih dengan
meningkatkan jalan
kinerja
selalu
organisasi
menyesuaikan
indikator-indikator kinerja yang telah ada dengan Akhirnya
dengan
disusunnya
perkembangan
stakeholders,
sehingga
tuntutan Kementerian
Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat
Koordinator Bidang Perekonomian dapat
memberikan informasi secara transparan
semakin dirasakan keberadaannya dalam
kepada
menjaga kondisi perekonomian bangsa.
seluruh
pihak
yang
terkait
mengenai tugas dan fungsi Kementerian
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
LAMPIRAN-LAMPIRAN : I.
Perjanjian Kinerja 2015
II.
Manual Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian
III.
Kerangka Rencana Kerja Kemenko Bidang Perekonomian TA 2015
IV.
Matriks Rumpun Sasaran Strategis dan Kegiatan
V.
Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu
VI.
Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja
Lampiran II Manual Perhitungan
1
Presentase Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi
IKU KEMENTERIAN
Definisi
: Implementasi program-program koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang perekonomian dengan K/L yang menghasilkan Rekomendasi yang ditindaklanjuti dengan Rancangan Peraturan Perundangan Baru bidang Perekonomian yang dikoordinasi dan disinkronisasi oleh Kemenko Bidang Perekonomian. (Batasan RPP : DPR, Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian)
Satuan
: %
Teknik Menghitung
: Implementasi Program Koordinasi dan Sinkronisasi kebijakan perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan peraturan perundang-undangan baru bidang perekonomian
r t
X100%
Target 2015 : 100% (54 Rancangan Peraturan Baru)
Sifat Data IKU
: Maximize
Sumber Data
: Kedeputian, Biro HPH
Periode Data IKU
: Semesteran
Keterangan Lain
: -
Manual Perhitungan
2
Presentase Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi
IKU KEMENTERIAN
Definisi
: Implementasi fungsi pengendalian atas pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian K/L yang telah ditetapkan, menghasilkan rekomendasi dan berimplikasi pada Rancangan perubahan Peraturan Perundangan yang ada. (Batasan RPP : DPR, Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian)
Satuan
: %
Teknik Menghitung
: Implementasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan perubahan peraturan perundang-undangan yang ada dibidang perekonomian.
r t
X100%
Target 2015 : 100% (9 Rancangan Perubahan Peraturan)
Sifat Data IKU
: Maximize
Sumber Data
: Kedeputian, Biro HPH
Periode Data IKU
: Semesteran
Keterangan Lain
: -
Manual Perhitungan
3
Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian
IKU KEMENTERIAN
Definisi
Mengukur upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan : Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan perekonomian (deregulasi).
Satuan
: Indeks (1 – 4) Nilai Kinerja Manajemen/Tata Kelola diperoleh dari realisasi peraturan/keputusan kementerian teknis dibagi dengan target peraturan/keputusan kementerian teknis dikali seratus
Nilai Kinerja = r/t x 100 Teknik Menghitung
Klasifikasi Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian : : 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65≤n<85 = 3 : Baik (Hijau) 45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah)
Target 2015 : 4 (141 Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis)
Sifat Data IKU
: Maximize
Sumber Data
: Kedeputian, Biro HPH
Periode Data IKU
: Semesteran
Keterangan Lain
Batasan Peraturan/Keputusan yang dikeluarkan : Kementerian Teknis di bawah Koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian
Kerangka Rencana Kerja (Renja) 2015 Kemenko Bidang Perekonomian
Lampiran III
Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian Indikator Kinerja : Presentase Kebijakan Perekonomian yang terimplementasi (Rekomendasi yang ditindaklanjuti dengan Perubahan Peraturan Perundang-undangan Kebijakan Perekonomian yang ditindaklanjuti)
Sasaran Strategis 3: Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yg baik Indikator Kinerja : Tingkat Kinerja Manajemen Kementerian (Jumlah Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis sebagai penataan kebijakan perekonomian di tingkat Kementerian di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian)
RPJM / RENSTRA
Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Sinkronisasi dan Koordinasi Kebijakan Perekonomian Indikator Kinerja : Presentase Program Koordinasi Kebijakan Perekonomian yang terimplementasi (Jumlah Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang diselesaikan koordinasi/sinkronisasi - nya)
SSIndikator Kinerja Utama Kementerian
VISI KEMENKO PEREKONOMIAN : Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan. MISI KEMENKO PEREKONOMIAN: Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian. TUJUAN : 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan 2. Terwujudnya kinerja organisasi yang baik
Koordinasi (K)-Sinkronisasi (S)-Pengendalian (P)
7 Kegiatan (PK/POK)
Terwujudnya: • K&S Kebijakan Pangan dan Pertanian • P. Pelaks’an Kebijakan Pangan dan Pertanian • Efektivitas tata kelola pangan dan pertanian yang baik
5 Kegiatan (PK/POK)
Terwujudnya: • K&S Kebijakan Pengelolaan ESDA dan LH • P. Pelaks’an Kebijakan Pengelolaan ESDA dan LH • ↑ Pemahaman pemangku kepentingan kebj. baru EITI
6 Kegiatan (PK/POK)
Terwujudnya: • K&S Perumusan Kebijakan EK, Kwirausahaan, & Daya Saing KUKM • P. Pelaks’an Kebijakan Kebijakan EK, Kwirausahaan, & Daya Saing KUKM • K&S Perumusan Kebijakan EK, KUKM, SDM, Buruh Pelaks. MEA • P. Pelaks. Kebijakan 8 MRA pengembangan EK pelaks MEA
5 Kegiatan (PK/POK)
Terwujudnya: • K&S Kebijakan Perniagaan dan Industri • P. Pelaks’an Kebijakan Perniagaan dan Industri • K&S Kebijakan ↑ Daya Saing Nas
7 Kegiatan (PK/POK)
Terwujudnya: • K&S Kebijakan Percepatan Infras &Bangwil • P. Pelaks’an Kebijakan Percepatan Infras &Bangwil • Pengembangan KSE baru di luar Jawa • Tercapainya Penetapan PIP yang diusulkan
8 Kegiatan (termasuk KPPIP+KEK (PK/POK)
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp. 130.499.429.000 Hasil/Outcome : - ↑ budaya organisasi berbasis kinerja & kompetensi serta tata kelola organisasi, untuk perbaikan pelayanan. - ↑ produktivitas melalui sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai.
S E T M E N K O
5 Kegiatan (PK/POK)
Renja
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp.196.185.085.000 (23 hasil/outcome)
Terwujudnya: • K&S Kebijakan Kerjasama Ekonomi Internasional • P. Pelaks’an Kebijakan Kerjasama Ekonomi Internasional • Pemaham Peserta atas materi sosialisasi Hasil KE Internasional
Sasaran Program Eselon I
Terwujudnya: • K&S Kebijakan Ek.Makro & Keu • P. Pelaks’an Kebijakan Ek.Makro dan Keu • Perluasan Akses Pembiayaan UMK
Lampiran IV
MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK DUKUNGAN DAN LAYANAN) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Sasaran Kegiatan Terselenggaranya pelayanan perencanaa Bidang Perekonomian dan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Koordinator Tercapainya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah dokumen perencanaan yang berkualitas Jumlah dokumen perencanaan yang berkualitas Jumlah laporan Komunikasi Publik Kebijakan Bidang Perekonomian
Dokumen perencanaan
Jumlah laporan kegiatan persidangan KementeriaKoordinator Bidang Perekonomian
Laporan Kegiatan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Fasilitasi Naskah Kebijakan Menteri Laporan dukungan kegiatan Menko Perekonomian dan
Jumlah laporan dukungan kegiatan Menko Perekonomian dan Fasilitasi Naskah Kebijakan Menteri
Terselenggaranya tugas dan fungsi dukungan yang optimal terhadap Milik Negara pelayanan Administrasi Umum, Sumber Daya Manusia, Keuangan, Kerumahtanggaan, dan Pengelolaan Barang organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan
Output
Jumlah laporan rancangan peraturan perundangundangan, telaahan masalah hukum dan perundang- undangan, serta Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Persentase administrasi dan pengembangan sumber daya manusia yang diselesaikan Persentase laporan pelaksanaan sistem dan implementasi pelayanan prima dalam pelaksanaanakuntansi dan pelaporan keuangan, verifikasi, dan perbendaharaan yang diselesaikan Perekonomian yang diselesaikan Persentase pelaksanaan fungsi kerumahtanggaandan tata usaha pimpinan dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok organisasi Kemenko Persentase pelaksanaan pengelolaan barang miliknegara yang diselesaikan
Dokumen pelaksanaan reformasbirokrasi Laporan Komunikasi Publik Kebijakan Bidang Perekonomian
Dokumentasi dan Informasi Hukum masalah hukum dan perundangundangan, serta Sistem Jaringa Laporan rancangan peraturan perundang-undangan, telaahan Laporan administrasi dan pengembangan sumber daya manusia
Laporan pelaksanaan sistem akuntansi instansi, verifikasi, dan perbendaharaan
Laporan pelaksanaan fungsi kerumahtanggaan dan tata usaha pimpinan
Laporan pelaksanaan fungsi pengelolaan Barang Milik Negara
Meningkatnya kinerja unit kerja dalam Koordinator Bidang Perekonomian (Clean Government) untuk mewujudkan Kegiatan Bebas dari Korupsi (KBK) di Kementerian penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui pemerintahan yang bersih
Jumlah pelaksanaan hasil pengawasan yang dilaksanakan
Terwujudnya laporan hasil telaahan yang mendukung upaya pencapaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Jumlah laporan hasil telaahan yang dilaksanakan dalam upaya mendukung upaya Laporan hasil telaahan yang pencapaian kinerja Kementerian Koordinator dilaksanakan dalam upaya Bidang Perekonomian mendukung upaya pencapaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jumlah pegawai yang terbayar gaji Layanan perkantoran dan tunjangan
4 3 2
1
1
3
97%
100%
97%
97
Laporan hasil pengawasan yang dilaksanakan 4
Jumlah laporan hasil pemantauan tindak lanjut hasilpengawasan (internal dan eksternal)
Terselenggaranya tugas dan fungsi dukungan yang optimal terhadap Milik Negara pelayanan Administrasi Umum, Sumber Daya Manusia, Keuangan, Jumlah terselenggaranya operasion dan Kerumahtanggaan, dan Pengelolaan Barang pemeliharaan perkantoran organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan
Tersedianya sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai
Volume
Persentase (%) Pemenuhan sarana dan prasarana kerja yang berkualitas bagi seluruh pegawai
Laporan hasil pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan (internal dan eksternal)
3
5
12
Layanan Perkantoran 12
Sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai
100
Program PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENKO PEREKONOMIAN
Lampiran IV
MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK PENGENDALIAN) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
Output
Volume
Program
9
PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN
Tersusun rekomendasi paket kebijakan ekonomi yang mendukung kebijakan moneter dan neraca pembayaran
Persentase rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian kebijakan kebijakan moneter dan neraca moneter dan neraca pembayaran. pembayaran yang ditindaklanjuti
Tersusunnya rekomendasi kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran Tersusunnya rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan bidang BUMN
Persentase rekomendasi Pengendalian kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran yang ditindaklanjuti BUMN yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi pengendalian kebijakan
Tersusunnya rekomendasi pengembangan kebijakan ekonomi daerah dan sektor riil
Persentase rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian pengembangan Ekonomi daerah dan pengembangan Ekonomi daerah dan Sektor Riil yang ditindaklanjuti Sektor Riil
Tersusunnya rekomendasi kebijakan fiskal
Persentase rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian kebijakan kebijakan fiskal yang ditindaklanjuti fiskal
Tersusunnya rekomendasi kebijakan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Persentase Pengendalian kebijakan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang ditindaklanjuti Persentase Pengendalian kebijakan KUR yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Pengendalian kebijakan PasarModal dan Lembaga Keuangan
8
Rekomendasi Pengendalian kebijakan KUR
7
Tercapainya peningkatan produksi daging, telur dan susu segar untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani dan peningkatan produksi dan ketersediaan hasil perikanan untuk peningkatan konsumso dan eksport, peningkatan produksi dan produktifitas garam dalam rangka swasembada berkelanjutan
Persentase rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang peternakan danperikanan yang diimplementasikan
Rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang peternakan dan perikanan
Tercapainya stabilitas harga, ketersediaan dan keterjangkauan pangan pokok dalam rangka menuju swasembada pangan pokok
Persentase rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang pangan yang ditindaklanjuti
Tercapainya Target Penyaluran KUR
Rekomendasi Pengendalian kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran Rekomendasi pengendalian kebijakan BUMN
11
26
Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang pangan
1
Persentase rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan dibidang agribisnis yang ditindaklanjuti
Laporan rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan dibidang agribisnis
Persentase rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan prasarana, sarana pangan dan pertanian yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan prasarana, sarana pangan dan pertanian
1
1
1
Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan PEPI yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan PEPI
Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan Investasi yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan Investasi
Meningkatnya Ekspor dan berkembangnya Fasilitasi Perdagangan Internasional
Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Peningkatan Ekspor danFasilitasi Perdagangan Internasional yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional
Meningkatnya Pengembangan Logistik Nasional untuk mendukung kelancaran arus barang
Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan Logistik yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan pengembangan pasar dalam negeri yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan pengembangan Pengembangan Logistik Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan pengembangan pasar dalam negeri
Tersusunnya Rekomendasi kebijakan Pengembangan Sektor dan Kawasan Industri
Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan sektor dan kawasan Industri yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan sektor dan kawasan Industri
Terwujudnya Sistem National Single Window yang efisien, konsisten, transparan dan simple
Persentase rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan dan Penerapan Sistem Nasional Single Window dan Intergrasi ke dalam Sistem ASW yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan pengendalian kebijakan Pengembangan dan Penerapan Sistem Nasional Single Window dan Intergrasi ke dalam Sistem ASW
Tersusunnya Rekomendasi kebijakan pengembangan pasar dalam negeri dan tertib usaha
10
1
Peningkatan peran perkebunan dan Jumlah rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian hortikultura untuk pemenuhan konsumsi pelaksanaan kebijakan pekebunan dan pelaksanaan dalam negeri, dan hortikultura yang ditindaklanjuti kebijakan pekebunan dan hortikultura peningkatan ekspor Terimplementasinya rerkomendasi kebijakan dibidang agribisnis untuk peningkatan nilai tambah pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani Peningkatan pemanfaatan lahan terlantar, pengurangan konversi lahan pertanian, percepatan pembangunan irigasi dengan pembukaan lahan beririgasi, serta pembukaan dan pengelolaan sarana produksi pertanian dalam rangka mendukung peningkatan produksi pertanian Meningkatnya investasi nasional
4
2
2
4
4
4
3
4
Lampiran IV Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
Output
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Persentase (%) Rekomendasi dalam Rangka Percepatan Pembangunan pengendalian Urusan Infrastruktur Infrastruktur Sumber Daya Air Sumber Daya Air yang dilaksanakan
Rekomendasi pengendalian Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti
Persentase (%) Rekomendasi Hasil PengendalianPelaksanaan Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Hasil Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Telematika dan Utilitas
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam Percepatan Pembangunan Transportasi Multi Moda
Persentase (%) Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan Sistem Transportasi Multimoda
Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan Sistem Transportasi Multimoda
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Jumlah Rekomendasi Pengendalian Rekomendasi Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Penataan Pelaksanaan Kebijakan Penataan Ruang Ruang dan Kawasan StrategisEkonomi dan Kawasan Strategis Ekonomi yang ditindaklanjuti
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Perumahan,Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti
Persentase (%) Rekomendasi Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti Persentase (%) rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan dibidang produktivitas energi
Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan produktifitas energi
Pembiayaan Infrastruktur Rekomendasi Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti Laporan rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan dibidang produktivitas energi
Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan pengelolaan infrastruktur energi
Persentase rekomendasi pengendalian Laporan rekomendasi pengendalian pelaksanaan dibidang Infrastruktur pelaksanaan dibidang Infrastruktur Energi Yang ditindaklanjuti Energi
Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan pengelolaan industri ekstratif
Persentase rekomendasi pengendalian Laporan rekomendasi pengendalian kebijakan di bidang Industri Ekstraktif kebijakan di bidang Industri Ekstraktif
Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam upaya pencapaian sasaran peningkatan pelestarian lingkungan hidup Meningkatnya jumlah pelaku ekonomi kreatif dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional
Persentase rekomendasi pengendalian Laporan rekomendasi pengendalian kebijakan di bidang Industri Ekstraktif kebijakan di bidang Industri Ekstraktif
Persentase (%) laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan ekonomi kreatif
Laporan hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tangguh, efisien dan berdaya saing
Pengembangan UKM Berbasis Teknologi Laporan hasil pengendalian kebijakan
Meningkatnya pengelolaan dan pengembangan potensi ekonomi kawasan
Teknologi yang ditindaklanjuti Persentase (%) laporan hasil pengendalian kebijakan Pengembangan UKM Berbasis Persentase (%) laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan
Meningkatnya pengelolaan dan pengembangan kewirausahaan melalui peran inkubator wirausaha
Persentase (%) laporan pengendalian Laporan hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan Pengembangan pelaksanaan kebijakan Pengembangan Kewirausahaan Kewirausahaan
Meningkatnya daya saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Persentase (%) laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Persentase (%) laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan Ketenagakerjaan
Laporan pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang Ketenagakerjaan
Persentase (%) rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan 8 MRA yang sesuai dengan pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional (engineering services, architectural, accountancy services) dalam pelaksanaan MEA 2015
Rekomendasi pengendalian pelaksanaan kebijakan 8 MRA yang sesuai dengan pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional (engineering services, architectural, accountancy services) dalam pelaksanaan MEA 2015
Persentase (%) rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Asia yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Asia
Meningkatnya kerja sama ekonomi Asia
Meningkatnya kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Program
4
PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN
2
2
8
4
3
3
3
Terimplementasinya rerkomendasi Persentase rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian kebijakan kebijakan dibidang tata kelola kehutanan kebijakan di bidang Tata Kelola di bidang Tata Kelola Kehutanan untuk antisipasi perubahan iklim Kehutanan
Meningkatnya Pengelolaan dan pengembangan dibidang Ketenagakerjaan
Volume
Laporan hasil pengendalian pelaksanaan kebijakan Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kawasan
1
3
4
4
4
4
4
4
1
8
Persentase Rekomendasi pengendalian Rekomendasi pengendalian kebijakan kebijakan kerjasama ekonomi Eropa, Kerjasama Ekonomi Eropa, Afrika dan Afrika dan Timur Tengah yang Timur Tengah ditindaklanjuti
13
Meningkatnya kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik
Persentase (%) rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Amerika dan Pasifik yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Amerika dan Pasifik
6
Meningkatnya kerja sama ekonomi Regional dan Subregional
Persentase rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Regional dan Sub Regional yang ditindaklanjuti Persentase (%) rekomendasi pengendalian kebijakan Kerja Sama ekonomi Multilateral dan Pembiayaan yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan kerjasama ekonomi Regional dan Sub Regional
Meningkatnya kerja sama ekonomi Multilateral dan pembiayaan
Rekomendasi Pengendalian Kebijakan Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan
6
5
Lampiran IV
MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK KOORDINASI DAN SINKRONISASI) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Sasaran Kegiatan
Tersusun rekomendasi paket kebijakan ekonomi yang mendukung kebijakan moneter dan neraca pembayaran Tersusunnya rekomendasi kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran
Indikator Kinerja Kegiatan
Output
Volume
Target
Program
12
85%
PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN
12
85%
12
85%
12
90%
12
85%
12
85%
12
85%
1
85%
1
85%
1
85%
1
85%
1
85%
1
85%
1
85%
1
85%
Rekomendasi kebijakan Pengembangan Investasi
3
80%
Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing Pengembangan Investasi
1
100%
Persentase rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan moneter dan neraca pembayaran yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran yang ditindaklanjuti
Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan moneter dan neraca pembayaran
Tersusunnya rekomendasi Kebijakan Persentase rekomendasi dari hasil yang terkait dengan bidang BUMN koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan BUMN yang ditindaklanjuti
Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan BUMN
Tersusunnya rekomendasi pengembangan kebijakan ekonomi daerah dan sektor riil
Persentase rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan ekonomi daerah dan sektor riil ditindaklanjuti Tersusunnya rekomendasi kebijakan Persentase rekomendasi dari hasil fiskal koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan fiskal yang ditindaklanjuti Tersusunnya rekomendasi kebijakan Persentase rekomendasi dari hasil Pasar Modal dan Lembaga Keuangan koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan Pasar Modal
Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan Pengembangan Ekonomi daerah dan Sektor Riil Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan fiskal
Tercapainya Target Penyaluran KUR
Persentase rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan KUR yang ditindaklanjuti Tercapainya peningkatan produksi Persentase rekomendasi hasil koordinasi daging, telur dan susu segar untuk dan sinkronisasi kebijakan bidang pemenuhan kebutuhan konsumsi peternakan dan perikanan yang protein hewani dan peningkatan diselesaikan Presentase rekomendasi hasil kordinasi produksi dan ketersediaan hasil dan sinkronisasi kebijakan perikanan untuk peningkatan konsumso dan eksport, peningkatan pengembangan ekonomi wilayah pesisir dan pulau - pulau kecil yang produksi dan produktifitas garam ditindaklanjuti dalam rangka swasembada Tercapainya stabilitas harga, Persentase rekomendasi hasil koordinasi ketersediaan dan keterjangkauan dan sinkronisasi kebijakan bidang pangan pangan pokok dalam rangka yang diimplementasikan menuju swasembada pangan pokok
Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan KUR
Peningkatan peran perkebunan dan hortikultura untuk pemenuhan konsumsi dalam negeri, dan peningkatan ekspor
Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang perkebunan dan hortikultura yang diimplementasikan Presentase rekomendasi hasil kordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan rempah - rempah yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dibidang agribisnis yangdiimplementasikan
Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang perkebunan dan hortikultura Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan rempah - rempah
Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan prasarana dan sarana pangan dan pertanian yang diimplementasikan Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi penyelesaian konflik lahan pertanian yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan prasarana dan sarana pangan dan pertanian
Terimplementasinya rerkomendasi kebijakan dibidang agribisnis untuk peningkatan nilai tambah pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani Peningkatan pemanfaatan lahan terlantar, pengurangan konversi lahan pertanian, percepatan pembangunan irigasi dengan pembukaan lahan beririgasi, serta pembukaan dan pengelolaan sarana produksi pertanian dalam rangka mendukung peningkatan
Meningkatnya investasi nasional Persentase rekomendasi kebijakan Pengembangan Investasi yang ditindaklajuti Persentase Rekomendasi kebijakan peningkatandaya saing Pengembangan Investasi yang ditindaklanjuti
Meningkatnya Ekspor dan berkembangnya Fasilitasi Perdagangan Internasional
Meningkatnya Pengembangan Logistik Nasional untuk mendukung kelancaran arus barang
Tersusunnya Rekomendasi kebijakan penguapasar dalam negeri dan tertib usaha
Tersusunnya Rekomendasi kebijakan Pengembangan Sektor dan Kawasan Industri
Rekomendasi dari hasil telaahan/kajian kebijakan pembiayaan kredit, asuransi dan remitansi untuk pekerja migran
Rekomendasi dari hasil koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang peternakan dan perikanan Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan ekonomi wilayah pesisir dan pulau pulau kecil Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang pangan
Laporan rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dibidang agribisnis
Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi penyelesaian konflik lahan pertanian
Persentase rekomendasi Kebijakan PEPI yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Kebijakan PEPI
2
80%
Persentase rekomendasi kebijakan Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional yang ditindaklajuti
Rekomendasi kebijakan Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi Perdagangan Internasional
5
80%
Persentase Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing ekspor yang ditindaklanjuti Persentase rekomendasi kebijakan Pengembangan Logistik yang ditindaklajuti
Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing ekspor
1
100%
5
80%
Persentase rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing Pengembangan Logistik yang ditindaklanjuti Tersusunnya Rekomendasi kebijakan penguasan pasar dalam negeri dan tertib usaha Persentase rekomendasi kebijakan peningkatandaya saing pasar dalam negeri yang ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing Pengembangan Logistik
1
100%
5
80%
1
100%
Persentase rekomendasi kebijakan Pengembangan Sektor dan kawasan Industri yang ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan Pengembangan Sektor dan kawasan Industri
3
80%
Persentase Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing sektor dam Kawasan Industri yang ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan peningkatan daya saing sektor dan Kawasan Industri
1
100%
Rekomendasi kebijakan Pengembangan Logistik
Rekomendasi kebijakan penguatan pasar dalam negeri dan tertib usaha Rekomendasi kebijakan peningkatan dayasaing pasar dalam negeri
Lampiran IV Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
Output
Terwujudnya Sistem National Persentase rekomendasi kebijakan Single Window yang efisien, Pengembangan dan Penerapan konsisten, transparan dan simple Sistem Nasional Single Window dan Intergrasi ke dalam Sistem ASW yang ditindaklajut
Rekomendasi kebijakan Pengembangan daPenerapan Sistem Nasional Single Windowdan Intergrasi ke dalam Sistem ASW
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam Rangka Percepatan Pembangunan Infrastrukturb Sumber Daya Air
Persentase (%) koordinasi Kebijakan Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air yang Ditindaklanjuti
Rekomendasi Hasil Koordinasi Kebijakan Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti
Persentase (%) Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Kebijakan Telematika dan Utilitas
Tersusunnya Rekomendasi Persentase (%) Rekomendasi Kebijakan dalam Percepatan kebijakan sistem transportasi Pembangunan Transportasi Multi multimoda Moda
Rekomendasi kebijakan sistem transportasi multimoda
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Jumlah Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti
Persentase (%) Rekomendasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur
Tersusunnya rekomendasi Persentase (%) rekomendasi kebijakan dalam upaya kebijakan dibidangproduktivitas pencapaian sasaran peningkatan energi yang terimplementasi produktifitas energi
Laporan rekomendasi kebijakan dibidang produktivitas energi
Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi Kebijakan kebijakan dalam upaya Dibidang Infrastruktur Energi yang pencapaian sasaran peningkatan Ditindaklanjuti pengelolaan infrastruktur energi
Laporan rekomendasi Kebijakan Dibidang Infrastruktur Energi
Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan di Laporan rekomendasi kebijakan di kebijakan dalam upaya Industri Ekstraktif Industri pencapaian sasaran peningkatan Ekstraktif pengelolaan industri ekstratif Terimplementasinya Persentase rekomendasi kebijakan di rerkomendasi kebijakan dibidang bidang Tata Kelola Kehutanan tata kelola kehutanan untuk antisipasi perubahan iklim Persentase rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Heart of Borneo yang ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan di bidang Tata Kelola Kehutanan rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Heart of Borneo
Tersusunnya rekomendasi Persentase rekomendasi kebijakan Laporan rekomendasi kebijakan kebijakan dalam upaya bidang pelestarian lingkungan hidup bidang pencapaian sasaran peningkatan pelestarian lingkungan hidup pelestarian lingkungan hidup
Meningkatnya jumlah pelaku ekonomi kreatif dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional
Persentase (%) rekomendasi Rekomendasi hasil koordinasi dan kebijakan di bidang pengembangan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif yang ditindaklanjuti pengembangan ekonomi kreatif
Terwujudnya ekonomi Persentase (%) rekomendasi hasil kerakyatan yang tangguh, efisien koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan berdaya saing pengembangan UKM berbasis teknlogi yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pengembangan UKM berbasis teknlogi
Meningkatnya pengelolaan dan Persentase (%) rekomendasi pengembangan potensi ekonomi kebijakan di bidang peningkatan kawasan daya saing ekonomi kawasan yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang peningkatan daya saing ekonomi kawasan
Meningkatnya pengelolaan dan pengembangan kewirausahaan melalui peran inkubator wirausaha
Persentase (%) rekomendasi kebijakan Pengembangan Kewirausahaan yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang pengembangan Kewirausahaan
Meningkatnya daya saing Persentase (%) rekomendasi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil kebijakan Peningkatan Daya Saing dan Menengah Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Peningkatan Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Meningkatnya Pengelolaan dan pengembangan dibidang Ketenagakerjaan
Persentase (%) Rekomendasi Rekomendasi hasil koordinasi dan Kebijakan dibidang Ketenagakerjaan sinkronisasi kebijakan bidang yang ditindaklanjuti Ketenagakerjaan Persentase (%) rekomendasi kebijakan Ekonomi Kreatif Nasional, KUKM, SDM, dan ketenagakerjaan/buruh dalam pelaksanaan MEA 2015 Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomi Asia yang terselesaikan Persentase Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timteng yang terselesaikan
rekomendasi kebijakan Ekonomi Kreatif Nasional, KUKM, SDM, dan ketenagakerjaan/buruh dalam pelaksanaan MEA 2015 Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Asia
Meningkatnya kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik
Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik yang terselesaikan
Kesepakatan kerja sama ekonomi Amerika dan Pasifik
Meningkatnya kerja sama ekonomi Regional dan Subregional
Persentase kesepakatan kerjasama ekonomi Regional dan Sub Regional yang terselesaikan
Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional
Meningkatnya kerja sama ekonomi Multilateral dan pembiayaan
Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi Multilateral dan Pembiayaan yang terselesaikan
Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan
Meningkatnya kerja sama ekonomi Asia Meningkatnya kerja sama ekonomi Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah
Volume
Target
Program
5
80%
PROGRAM KOORDINASI KEBIJAKAN BIDANG PEREKONOMIAN
4
85%
2
80%
4
85%
9
9%
4
80%
3
80%
3
85%
3
85%
1
85%
3
85%
3
85%
4
85%
5
80%
4
85%
4
85%
4
85%
4
85%
1
85%
4
85%
5
85%
4
85%
6
85%
5
85%
Lampiran V
Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu Menko
Deputi (I)
Asdep (Fiskal)
Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian
Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan dibidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan Fiskal
(P e r n y a t a a n s a s a r a n)
Kabid (Penerimaan Fiskal) Jumlah Konsep Rekomendasi hasil koordinasi, Sinkronisasi, Monev Kebijakan dibidang Penerimaan Negara yang tersusun
Kasubid (Penerimaan Pajak)
Pelaksanan/ JFU
Jumlah Bahan Rekomendasi hasil Koordinasi, Sinkronisasi, Monev Kebijakan di Bidang Penerimaan Pajak yang terolah dan teranalisis
Jumlah bahan koordinasi, sinkronissi dan sosialisasi kebijakan dibidang penerimaan pajak yang terkumpul
(P e r n y a t a a n I n d I k a t o r)
Perjanjian Kinerja Mekanisme PP 46/2008 (PPK:SKP & PKP), //skp.ekon.go.id
Lampiran VI
Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja Tahun 2015 IKU SES Persentase kepatuhan terhadap ketentuan dibidang perencanaan anggaran, keuangan, perlengkapan dan kepegawaian;
Indeks kepuasaan pelayanan kesekretariatan dan pengawasan;
Indikator Kinerja Kegiatan/IKU Eselon II
Jumlah Dokumen Perencanaan yang Berkualitas Jumlah Dokumen Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jumlah Pelaksanaan Hasil Pengawasan yang dilaksanakan Persentase Pelaksanaan Fungsi Kerumahtanggaan dan Tata Usaha Pimpinan dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Pokok Organisasi Kemenko Perekonomian yang diselesaikan Jumlah Laporan Dukungan Kegiatan Menko Perekonomian dan Fasilitasi Naskah Kebijakan Menteri Jumlah Laporan Kegiatan Persidangan KKBP Jumlah Laporan Rancangan Peraturan Perundangundangan, Telaahan Masalah Hukum dan Perundangundangan, serta Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum. Laporan Hasil Telaahan yang dilaksanakan dlm upaya pencapaian kinerja KKBP
Meningkatkan budaya organisasi berbasis kinerja dan kompetensi serta tata kelola organisasi, untuk perbaikan pelayanan
Persentase dan penggunaan aplikasi di bidang kesekretariatan;
Kualifikasi laporan keuangan tetap "Wajar Tanpa Pengecualian";
Jumlah Laporan Komunikasi Publik Kebijakan Bidang Perekonomian Persentase Pelaksanaan Pelayanan Pengelolaan Barang Milik Negara yang diselesaikan Persentase Laporan Pelaksanaan Sistem dan Implementasi Pelayanan Prima dalam Pelaksanaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Verifikasi dan Perbendaharaan yang diselesaikan Jumlah Laporan Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (Internal dan Eksternal)
Persentase sumber daya manusia yang Persentase Administrasi dan Pengembangan Sumber memenuhi standar kompetensi. Daya Manusia yang diselesaikan Meningkatnya produktivitas melalui sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai
Jumlah pegawai yang terbayar gaji dan tunjangan Persentase pemenuhan sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai Persentase (%) Pemenuhan Sarana dan Prasarana kerja yang berkualitas bagi seluruh pegawai
2 Sasaran Strategis
6 Indikator Kinerja Utama
2 IKU Rocan, 7 IKU Biro Umum+SA, 4 IKU RoHPH, 2 IKU Inspektorat
Target
Realisasi
Kinerja (R/T)
Unit Es.II Penanggung Jawab
Anggaran Rumpun Kegiatan
4 Dok
4
100%
3 Dok
3
100%
4 Laporan
4
100%
Inspektorat
Pengawasan Inspektorat
100
103%
Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen)
1
100% Biro HPH
Peningkatan dan Pengelolaan Layanan PersidanganHukum dan Humas
97 %
1 Laporan
Biro Perencanaan
Peningkatan Pelayanan Perencanaan
1 Laporan
1
100%
3 Laporan
3
100%
5 Laporan
5
100%
SA
2 Laporan
2
100%
Biro HPH
97 %
97
100%
Biro Umum
100 %
100
100%
Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen)
3
100%
Inspektorat
Pengawasan Inspektorat
Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen)
Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen)
3 Laporan 97 %
100
103%
378 %
378
100%
100 %
100
100%
Penelaahan KebijakanBidang perekonomian Peningkatan dan Pengelolaan Layanan PersidanganHukum dan Humas Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen)
Alokasi
Realisasi
Pengelolaan Kontrak Kinerja % Individu (termasuk IKU Realisasi Es.III,Es.IV, JFU)
4.267.169.000
4.240.299.380
99%
882.832.000
739.620.467
84%
550.000.000
382.339.554
70%
4.775.302.000
3.403.988.798
71%
500.000.000
292.231.755
58%
500.000.000
411.859.100
82%
1.000.000.000
785.624.654
79%
2.500.000.000
2.072.965.810
83%
7.150.000.000
5.733.389.169
80%
855.000.000
561.588.152
66%
855.000.000
642.522.886
75%
50.000.000
40.600.000
81%
3.648.867.000
3.121.799.266
86%
98.465.259.000
72.635.725.527
74%
4.500.000.000
2.223.992.825
49%
130.499.429.000
97.288.547.343
75%
//skp.ekon.go.id (UserID & Password masing-masing)
Pengukuran SS. SES