CAPAIAN - EVALUASI KEGIATAN TA.2015 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 - 2017 LINGKUP DITJEN PPKL Oleh: M.R. Karliansyah DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1
I EVALUASI PELAKSANAAN TA. 2015
PROGRES REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN KLHK TA 2015 (Sumber Data : emonev anggaran; tgl. 21 Januari 2016; 08:30 WIB) 100,00
90,00
80,00
95,76
94,66 86,84
87,83
90,71
90,37
92,38
84,26
86,62
86,46
86,48
87,05
KLHK
NASIONAL
82,95 78,71
76,71
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
SETJEN
ITJEN
DITJEN PHPL
DITJEN PDASHL
DITJEN KSDAE
DITJEN BADAN BADAN PKTL LITBANGSI P2SDM
DITJEN PSKL
DITJEN PHLHK
DITJEN PPI
DITJEN PSLB3
DITJEN PPKL
CAPAIAN KINERJA Realisasi Target 2014 RPJM 2015
Target
Realisasi
Capaian Kinerja (%)
71
71
80,68
113,63
80,54
81
81
84,96
104,89
Indeks Kualitas Air Meningkat
52,19
52
52
53,10
102,11
Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan
Indeks Tutupan Lahan Meningkat
59,01
59
59
58,55
99,23
Menurunnya Beban Pencemaran dan Tingkat Kerusakan Wilayah Pesisir dan Laut
Kualitas Pesisir dan Laut Meningkat Setiap Tahun
-
Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Lahan Gambut
Luas Lahan Gambut Terdegradasi yang dipulihkan Meningkat Setiap Tahun
-
Sasaran
Indikator Kinerja
Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH
SAKIP Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019
55,78
Meningkatnya Kualitas Udara
Indeks Kualitas Udara Meningkat
Meningkatnya Kualitas Air
3 Kawasan 7 Kawasan 10 Kawasan
50 Ha
50Ha
173Ha
142,85
346 4
CAPAIAN PROGRAM PRIORITAS PPKL 2015 3 TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI 2 DAS : • Sungai Citarum • Sungai Ciliwung
10 KAWASAN YANG DIPULIHKAN FUNGSI EKOSISTEMNYA 10 Desa, 600 Masyarakat Pesisir)
75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
2137 Perusahaan –
dievaluasi dan diawasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan(PROPER) • Efisiensi energi 919.098.110 Giga Joule • Konservasi air 533.128.233 m3 • Penurunan emisi 48.076.583 ton 173 Ha Pemulihan Kawasan Gambut terdegradasi
5 UNIT PILOT PROJECT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN 5 Desa, 750 KK, 3000 Jiwa
4 UNIT IPAL DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) 4 Desa, 400 KK, 2000 Jiwa) Menurunkan BOD 22.680 Kg/thn, COD 32.060 Kg/Thn, TSS 22.096 Kg/thn 70 UNIT DIGESTER TERNAK: Penurunan BOD, COD hingga 18.655Kg/Tahun)
II RENCANA KERJA PPKL TA. 2016
PROPORSI ANGGARAN DITJEN. PPKL KLHK TA. 2016 BELANJA PEGAWAI
Rp.23,18 M (21,65%)
Biaya Tetap (26,74%) OPERASIONAL KANTOR Rp.3,82 M (3,56%)
PAGU PPKL
BELANJA BARANG
Rp.107,080 M
Rp.64,49 M (63,96%)
BELANJA MODAL (ASSET) Rp.15,41 M (14,39%)
NON OPERASIONAL PENDUKUNG PROG. Belanja Rp.15,11 Program M (14,11%) (58.87%) BELANJA UNTUK MASYARAKAT Rp.49,56M (46,29%) Belanja Modal (14,39%)
Komposisi Anggaran Ditjen. PPKL TA 2016 Operasional Rp. 3.815.426.000 4%
TOTAL PAGU : Rp. 107.080.000.000,Perjalanan Dinas Rp. 15.110.393.000 14%
Gaji Rp. 23.184.574.000 22%
Swakelola Rp. 12.062.499.000 11%
Pagu untuk Kontraktual Rp. 52.907.108.000 49%
8
INDIKATOR UTAMA INDIKATOR KINERJA KINERJA UTAMA PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
SASARAN
TARGET
Meningkatnya Kualitas Udara
81,5
Meningkatnya Kualitas Air
52,5
Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan
59,5
Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut
5% dan 12 Kawasan
Meningkatnya kualitas pengelolaan lahan gambut
150 Ha
Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH
73 poin
INDIKATOR KINERJA Sasaran Program dan TargetKEGIATAN (1/3) NO
SASARAN
KEGIATAN
TARGET 2016
LOKUS
I PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Menurunnya beban emisi Beban emisi udara dari sektor industri pencemaran udara sebesar turun dibanding basis data tahun 2014 15% dari basis data 2014
7%
7 sektor Industri di Seluruh Indonesia
Pembangunan peralatan pemantauan kualitas udara ambien dan beroperasi secara kontinyu di sejumlah 45 kota
3 kota
Palembang, Jambi, Palangkaraya
Jumlah kota yang menerapkan sistem green transportation
3 kota
Solo, Palembang, Jakarta
9 kota
Sumbar, Riau, Aceh, Sumsel, Jambi,Kalteng, Kalbar, Kalsel, Kaltim
Jumlah kota yang memenuhi baku mutu kualitas uara ambien (dari 45 kota yang dipantau)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN NO II
SASARAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR Menurunnya beban pencemaran air sebesar 30% dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas (124.950,73 ton BODe).
KEGIATAN
Sistem pemantauan kualitas air terbentuk tersedia dan beroperasi pada DAS prioritas secara kontinyu
4 sungai
Jumlah sungai yang telah ditetapkan daya tampung beban pencemarannya
4 sungai
Jumlah sungai pada 15 DAS prioritas yang meningkat kualitasnya setiap tahun sebagai sumber air baku Beban pencemaran air turun dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas
III
TARGET 2016
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN PESISIR DAN LAUT 1. Menurunnya beban pencemaran Kualitas air di perairan pantai pada 3 kawasan pesisir dan tingkat kerusakan wilayah (National Capital Integrated Coastal Developm pesisir dan laut sebesar 20% dari Jumlah kawasan yang terpulihkan fungsi ekosistemnya basis data 2015. pada kawasan pesisir prioritas : pantai, lamun, terumbu 2. Menurunnya tingkat kerusakan karang. wilayah pesisir dan laut Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk
LOKUS
Ciliwung, Serayu, Cisadane dan Bengawan Solo Brantas, Bengawan Solo, Musi, Kapuas
6 sungai
Brantas, Citarum, Cisadane, Ciliwung, Bengawan Solo dan Musi
5%
Kawasan / sektor Industri
3 kawasan
Teluk Jakarta, Teluk Semarang, Teluk Benoa
12 kawasan
Jogjakarta, Denpasar, Pekanbaru, Balikpapan, Makassar, Biak dan Lombok
2 unit
Halmahera dan Ambon
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN NO
SASARAN
IV
PEMULIHAN KERUSAKAN LAHAN AKSES TERBUKA Meningkatnya luas lahan terlantar yang terpulihkan sebesar 25% dari basis data yang terinventarisir.
V
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LAHAN GAMBUT Meningkatnya luasan lahan gambut yang terpulihkan sebesar 5% dari luas KHG yang sudah ditentukan.
KEGIATAN
Jumlah provinsi yang terinventarisasi mempunyai lahan rusak (open access) Luas lahan terlantar (abandoned land) bekas pertambangan yang difasilitasi pemulihannya meningkat setiap tahun
Kawasan yang ditetapkan peta satuan hidrologis gambutnya. Jumlah ekosistem Gambut Ditetapkan Sebagai Fungsi Lindung Lahan gambut yang dipantau status kualitasnya meningkat setiap tahun Luas lahan gambut yang rusak (degraded peatland) di luar kawasan hutan yang terpulihkan
TARGET 2016
LOKUS
3 Propinsi
Babel, Sulteng, dan NTB
10%
Jateng, Kalbar dan Kaltim
3KHG
Riau, Jambi dan Kalbar
5KHG
Prov. Riau : P. Bengkalis, S. Gaung-S. Batang Tuaka, P. Tebing Tinggi, S. KamparS. Gaung dan Prov. Kalbar : S. Kapuas-S. Terantan
3KHG
Riau (2) dan Kalbar
150 Ha
Riau, Jambi dan Kalbar
TARGET PRIORITAS PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Kegiatan :
3 ALAT PEMANTAU KUALITAS UDARA : •
1.820.167 jiwa akan terlayani informasi Kualitas Udara
7 TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI 4 DAS : • DAS Ciliwung 1 • DAS Serayu 2 • DAS Cisadane 2 • DAS Bengawan Solo 2 75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
2 PEMULIHAN LAHAN AKSES
TERBUKA BEKAS PERTAMBANGAN RAKYAT
2 Desa, 2.685 KK, 10.778 Jiwa
2000 Perusahaan –
dievaluasi dan diawasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan(PROPER) • Efisiensi energi 900.000.000 Giga Joule • Konservasi air 500.000.000 m3 • Penurunan emisi 40.000.000 ton
12 KAWASAN YANG DIPULIHKAN FUNGSI EKOSISTEMNYA : (12 Desa, 600 Masyarakat Pesisir)
3 UNIT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN : 2 Desa, 300 KK, 1200 Jiwa
4 UNIT IPAL DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (4 Desa, 400 KK, 2000 Jiwa) Menurunkan BOD 22.680 Kg/thn, COD 32.060 Kg/Thn, TSS 22.096 Kg/thn 20 UNIT DIGESTER TERNAK: Penurunan BOD, COD hingga 5.330 Kg/Tahun) 150 Ha Pemulihan Kawasan Gambut terdegradasi melibatkan 606 orang dalam pemasangan tabat
III RENCANA KERJA PPKL TA. 2017
PRIORITAS DAN PEMBANGUNAN NASIONAL DITJEN. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
•Pembangunan Kesehatan •Pembangunan Perumahan dan Permukiman
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
•Kemaritiman dan Kelautan •Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
•Pembangunan Desa dan Perdesaan •Pembangunan Perkotaan 15
NO
Program Prioritas Nasional
Kegiatan Prioritas Nasional
Sasaran
Indikator
Lokasi
Target 2017
Sungai Citarum, Cisadane, Ciliwung
30 IPAL Komunal dan sarana sanitasi dasar umum
PEMBANGUNAN KESEHATAN 1
Penguatan promotif dan preventif: "Gerakan Masyarakat Sehat"
Lingkungan Sehat
Meningkatnya sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Citarum, Cisadane dan Ciliwung
Jumlah sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Citarum, Cisadane, dan Ciliwung
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
2
3
4
Peningkatan Ketersediaan Air Baku
Peningkatan Ketersediaan Air Baku
Peningkatan Ketersediaan Air Baku
Jaga Air
Jaga Air
Jaga Air
Jumlah sistem yang Menyediakan dibangun untuk memantau informasi data kualitas kualitas air secara kontinyu air sungai secara pada 10 sungai di 15 DAS kontinyu Prioritas
Menetapkan alokasi beban pencemaran di 15 sungai di 15 DAS
Meningkatnya kualitas air sungai dengan menurunkan beban pencemaran
Jumlah sungai yang dibersihkan melalui program PROKASIH di 15 DAS Prioritas
Terbangunnya 3125 IPAL Domestik dan 162 IPAL USK di 6 sungai pada 6 DAS prioritas
Siak,Serayu,Musi,Way Sekampung,Moyo, ciliwung, citarum, cisadane,bengawan 30 Titik solo,Kapuas, (masingmasing sungai di tiga titik (hulu, tengah, hilir))
Sungai Cisadane, S Citarum, S. Ciliwung, S. Brantas, S. Bengawan Solo, S. Serayu, S. Kapuas, S. Asahan, S. Siak, S. Musi, S. Way Sekampung, S. Moyo, S. Saddang, S. Jeneberang, S. Limboto
15 sungai
Citarum, Ciliwung, Cisadane, Bengawan Solo, Brantas, Asahan
Beban pencemaran BOD di 6 sungai pada 6 DAS Prioritas turun sebesar : - domestik 50.000 ton - BOD dari baseline 59.586 ton - USK 35.000 ton BOD dari16 base line 41.710
Program NO Prioritas Nasional
5
Peningkatan Ketersediaan Air Baku
Kegiatan Prioritas Nasional
Jaga Air
Sasaran
Indikator Kualitas air pada segmen sungai sepanjang 1 km yang melintas di permukiman meningkat
Perbaikan kualitas sungai melalui kegiatan Restorasi
Lokasi
Ciliwung (cilebut), Cisadane (kali sabi), Serayu
Target 2017
Kelas 2 pada segmen yang direstorasi
KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
6
Tata Ruang Laut, Konservasi Rehabilitasi dan Rehabilitasi Kawasan Pesisir dan Laut Pesisir serta Wisata Bahari
Wilayah I (24 kawasan): (1) Kep. Seribu (DKI Jakarta), (2) Belitung, (3) Belitung Timur, (4) Pandeglang, (5) Lebak, Banten, (6) Lombok Tengah, NTB, (7) Labuan Bajo (Flores, NTT), (8) Sabang, Aceh, (9) Bintan, Kepri, Meningkatnya Jumlah (10) Padang (Sumatera Barat), (11) Sukabumi, (12) Pangandarankualitas kawasan yang Ciamis (13) Bantul, DI Yogyakarta, (14) Bangka-Babel, (15) Kab. ekosistem dipulihkan Berau, Kaltim, (16) Cilacap, Jateng, (17) Kota Baru (Kal. Selatan, pantai lamun, ekosistemnya (18), Kota Tarakan (Kaltara), (19) Jepara (Jateng), (20) Buleleng terumbu (pantai lamun, (Bali), (21) Lombok Timur (NTB), (22) Kupang (NTT), karang dan terumbu (23) Lampung Selatan, (24) Denpasar (Bali), vegetasi pantai karang dan Wilayah II (16 kawasan): (1) Wakatobi (Sultra), (2) Morotai pada kawasan vegetasi (Maluku Utara), (3) Manado, (Sulawesi Utara), (4) Parigipesisir dan laut pantai) Moutong, SulTeng), (5) Sinjay (Sulsel), (6) Raja Ampat (Papua Barat), (7) Minahasa Selatan (Sulut), (8) Gorontalo, (9) Ternate (Maluku Utara), (10) Makasar, Sulsel, (11) Kendari Sultra, (12) Banggai Kepulauan (Sulut), (13) Kendari (Sultra), (14) Buru (Maluku), (15) Jayapura (Papua), (16), Sorong (Papua Barat)
7
Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari
Meningkatnya sarana ipaldi perkampungan nelayan wilayah pesisir
Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Laut
Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk
Wilayah I (10 unit) : (1) Bintan (Kepri), (2) Banyuasin (Sumsel), (3) Singkawang (Kalbar), (4) Pontianak, (5) Badung (Bali), (6) Tangerang (Banten), (7) Bekasi (Jabar), (8) Jepara (Jateng), (9) Subang (Jabar), (10) Kendal (Jateng), Wilayah II (6 unit) : (1) Kota Kendari (Sultra), (2) Bitung (Sulut), (3) Kota Gorontalo, (4) Kota Makasar (Sulsel), (5) Kota Sorong (Papua Barat), (6) Jayapura (Papua)
40 kawasan prioritas
16 unit 17
NO
8
9
Program Prioritas Nasional Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari
Kegiatan Prioritas Nasional
Sasaran
Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah Pengendalian pesisir dan laut di 3 Pencemaran kawasan prioritas Pesisir dan Laut nasional (Teluk Jakarta, Semarang dan BenoaBali)
Indikator Jumlah kawasan pesisir yang terkendali pencemarannya (pembatasan ijin pembuangan limbah, pewajiban pembuatan IPLT) di 3 kawasan prioritas RPJM Nasional 2014-2019
Pengendalian Clean up di lokasi pesisir Jumlah lokasi pesisir dan laut Pencemaran dan laut yang tercemar yang dilakukan clean up akibat Pesisir dan Laut tumpahan minyak tumpahan minyak
Lokasi
Target 2017
Teluk Jakarta dan Teluk Semarang
2 kawasan pesisir (prioritas NCICD : Jakarta dan Semarang)
Bintan, Teluk Jakarta, Indramayu, Balikpapan
4 Lokasi
KAWASAN INDUSTRI DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
10
11
12
Meningkatnya proporsi Produktivitas dan Pengembangan jumlah industri yang Daya Saing Industri Hijau memenuhi baku mutu Industri air limbah
Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah melalui Program PROPER 34 Provinsi sebesar 75% dari 2000 industri yang dipantau
Meningkatnya proporsi jumlah industri yang Produktivitas dan Pengembangan meningkat ketaatannya Daya Saing Industri Hijau untuk melakukan Industri rehabilitasi pasca tambang
Proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang sebesar 75% dari 106 industri yang dinilai
11 Provinsi (Kalsel, Kaltim, Kalteng, Jambi, Riau, 80 Industri Bengkulu, Sumatera Utara, Sumsel, NTB, Papua, Maluku Utara)
Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan Produktivitas dan Pengembangan konsesi di ekosistem Daya Saing Industri Hijau gambut yang meningkat Industri kinerja tata pengelolaan airnya
Proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya melalui Program PROPER sebesar 75% dari 27 industri yang dinilai
5 Provinsi (Sumsel, Kalbar, Riau, Jambi, Kaltengah)
1500 industri
27 IndustrI
18
NO
13
Program Prioritas Nasional
Kegiatan Prioritas Nasional
Produktivitas Pengembangan dan Daya Industri Hijau Saing Industri
Sasaran Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi
Indikator
Lokasi
Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu 34 Provinsi emisi sebesar 75% dari 2000 industri
Target 2017
1500 industri
PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
14
15
NAD (Lampisang/Gurah), Sumut (Kuala Gebang), Sumbar (Sungai Dareh, Rehabilitasi Gunung Siriak), Lampung kawasan Meningkatnya (Gunung Sugih, Karya Pengelolaan perdesaan yang luasan lahan Makmur), Jawa Timur (Toyo Sumber Daya Luas lahan rusak dan terlantar Marto, Kebon Sari), NTB Alam dan bekas tambang tercemar bekas (Sekotong Barat, Bilelando, Lingkungan rakyat yang lingkungan, pertambangan Prabu), NTT (Tolnaku, Nian, Hidup dipulihkan terkena dampak rakyat yang Noelmina), Kalbar (Nang Berkelanjutan bencana serta dipulihkan Mahap, Sepuk Tanjung, perubahan iklim Sempalai, Engkahan), Sultra (Metawatu-watu, Bandar Batauga), Sumsel (Jangkat, Lubuk Mas)
300 hektar
Rehabilitasi kawasan Pengelolaan perdesaan yang Sumber Daya rusak dan Alam dan tercemar Lingkungan lingkungan, Hidup terkena dampak Berkelanjutan bencana serta perubahan iklim
200 sekat kanal di 200 hektar lahan gambut
Terbangunnya sarana untuk pemulihan lahan gambut (sekat kanal)
Jumlah sekat kanal yang dibangun di lahan gambut
Provinsi : Aceh , Sumut, Sumbar, Kaltim, Lampung, Sulbar, Sulteng, Kaltara
19
Program Kegiatan Prioritas Prioritas NO Nasional Nasional PEMBANGUNAN PERKOTAAN
Sasaran
Indikator
Lokasi
Target 2017
19 kota (Medan,Palembang, MengembangJaktim,Jakut, Jumlah kota yang kan Kota Meningkatnya Jaksel, Jakpus, menerapkan green Hijau yang Green penerapan Bandung, transportation 19 kota 16 berketahanan Transportation green Depok,Bekasi, meningkat dari iklim dan transportation Tangerang, tahun ke tahun bencana Tangsel,Semarang, Surabaya, Makasar, Denpasar, Mataram)
Mengembangkan Kota Hijau yang 17 berketahanan Iklim dan Bencana
Sistem Informasi Kualitas Lingkungan Perkotaan
tersedianya status mutu udara perkotaan
AQMS: 45 kota (Bandar Lampung, jumlah kota yang Surakarta, Ternate, memiliki sistem Yogyakarta, Padang, pemantauan Batam, kualitas udara Banjarmasin, ambien: Tanjung Pinang, - yang beroperasi Pangkal Pinang, kontinyu (AQMS) Balikpapan, - yang beroperasi Samarinda, mudah, sederhana, Jayapura, Surabaya, dan menjangkau Makassar, Medan, 500 kab/kota Tarakan, Palu) (passive sampler) Passive Sampler: 500 kab/kota
AQMS: 17 kota Passive Sampler: 400 kab/kota
20
TERIMA KASIH DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
21