BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR
31
TAHUN 2013
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RAMBURAMBU, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (3), Pasal 3 ayat (2), Pasal 5 ayat (3), Pasal 11 ayat (6), Pasal 15 ayat (3), Pasal 18 ayat (3), Pasal 19 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Rambu-Rambu, Marka Jalan dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas maka perlu adanya petunjuk pelaksanaan atas Peraturan Daerah tersebut; b. bahwa berdasarkan petimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan dalam Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Rambu-Rambu, Marka Jalan dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas ; Mengingat :1. Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 tahun 2008 ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844 ) ; 2. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132 ) ;
3. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025 ) ; 4. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia
Nomor 5038); 5. Undang
–
Undang
Nomor
12
Tahun
2011
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
tentang
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Peraturan
Pemerintah
Nomor
27
Tahun
1983
tentang
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1983 nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) ; 7. Peraturan Pembagian
Pemerintah Urusan
Nomor
38
Tahun
Pemerintahan
antara
2007
tentang
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ) ; 8. Peraturan
Pemerintah
Nomor
32
Tahun
2011
tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5521); 9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan ; 10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 Tahun 1993 tentang Rambu Lalu Lintas di jalan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan KM 60 Tahun 2006 ; 11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 1993 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah
Kabupaten
Tulungagung
Tahun
2011
Nomor 2 Seri D); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Rambu-Rambu, Marka Jalan dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2013 Nomor 3 Seri E).
MEMUTUSKAN : Menetapkan :
PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN NOMOR
29
DAERAH TAHUN
KABUPATEN
2012
TENTANG
TULUNGAGUNG PENGELOLAAN
RAMBU-RAMBU, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1.
Daerah adalah Kabupaten Tulungagung.
2.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
3.
Bupati adalah Bupati Tulungagung.
4.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tulungagung.
5.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tulungagung.
6.
Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.
7.
Pengguna jalan adalah orang yang menggunakan jalan untuk berlalu lintas;
8.
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas, Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan, alat pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung;
9.
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.
10. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel. 11. Kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran ; 12. Pengelolaan adalah kegiatan yang meliputi penempatan serta pemeliharaan.
perencanaan, pengadaan,
13. Perlengkapan jalan adalah fasilitas jalan yang berfungsi sebagai alat pengatur lalu lintas yang dapat memberikan kemudahan bagi pengguna jalan dengan tujuan mewujudkan keselamatan, keamanan, dan ketertiban serta kelancaran lalu lintas untuk mencapai hasil guna dan daya guna dalam pemanfaatan jalan. 14. Rambu – rambu lalu lintas dijalan yang selanjutnya disebut rambu adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan. 15. Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arah lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas. 16. Alat pemberi isyarat lalu lintas adalah perangkat peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.
BAB II KETENTUAN PERLENGKAPAN JALAN Pasal 2 (1) Setiap jalan di Daerah dapat dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa rambu, marka jalan, dan alat pemberi isyarat lalu lintas ; (2) Pemasangan perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah yang bersifat tetap dan sementara disesuaikan dengan perkembangan dan kepentingan lalu lintas serta keadaan jalan ; (3) Ketentuan mengenai jumlah dan lokasi pemasangan perlengkapan jalan yang bersifat tetap sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati. BAB III PENGATURAN RAMBU LALU LINTAS Bagian Kesatu Jenis dan Fungsi Rambu Lalu Lintas Pasal 3 (1) Rambu berlaku sesuai arah lalu lintas yang bersangkutan. (2) Lokasi penempatan rambu harus mempertimbangkan: a. kondisi jalan dan lingkungan; b. kondisi lalu lintas;
c. aspek keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Pasal 4 Rambu sesuai dengan fungsinya dikelompokkan menjadi 4 jenis : a. rambu peringatan; b. rambu larangan; c. rambu perintah; d. rambu petunjuk. Bagian Kedua Rambu Peringatan Pasal 5 (1) Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di bagian jalan didepannya. (2) Rambu peringatan ditempatkan sekurang-kurangnya pada jarak 50 meter atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya dengan memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca dan keadaan jalan yang disebabkan oleh faktor geografis, geometris, permukaan jalan, dan kecepatan rencana jalan. (3) Rambu peringatan dapat dilengkapi dengan papan tambahan. (4) Jarak antara rambu dan permulaan bagian jalan yang berbahaya, dapat dinyatakan dengan papan tambahan apabila jarak antara rambu dan permulaan bagian jalan yang berbahaya tersebut tidak dapat diduga oleh pemakai jalan dan tidak sesuai dengan keadaan biasa. (5) Rambu peringatan dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara rambu dengan awal bagian jalan yang berbahaya dinyatakan dengan papan tambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3). (6) Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam.
Pasal 6 (1) Contoh bentuk dan ukuran rambu peringatan bujur sangkar dan empat persegi panjang sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini. (2) Semua rambu peringatan, titik-titik sudutnya dibulatkan.
Bagian Ketiga Rambu Larangan Pasal 7
(1) Rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan. (2) Rambu larangan ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai. (3) Rambu larangan dapat dilengkapi dengan papan tambahan. (4) Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan dapat ditempatkan rambu petunjuk lain pada jarak yang layak sebelum titik larangan dimulai. (5) Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah. (6) Contoh bentuk, lambang, warna dan arti rambu larangan sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini.
Bagian Keempat Rambu Perintah Pasal 8 (1) Rambu
perintah
digunakan
untuk
menyatakan
perintah
yang
wajib
dilakukan oleh pemakai jalan. (2) Rambu perintah wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai. (3) Rambu perintah dapat dilengkapi dengan papan tambahan. (4) Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan dapat ditempatkan rambu petunjuk pada jarak yang layak sebelum titik kewajiban dimulai. (5) Warna dasar rambu perintah berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah. (6) Contoh
bentuk,
lambang,
warna,
ukuran
dan
arti
rambu
perintah
sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini.
Bagian Kelima Rambu Petunjuk Pasal 9 (1) Rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.
(2) Rambu petunjuk ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai daya guna sebesar- besarnya dengan memperhatikan keadaan jalan dan kondisi lalu lintas. (3) Untuk
menyatakan
jarak
dapat
digunakan
papan
tambahan
atau
dicantumkan pada rambu itu sendiri. (4) Rambu petunjuk dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara rambu dan objek yang dinyatakan pada rambu tersebut dapat dinyatakan dengan papan tambahan. (5) Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah suatu daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat khusus dinyatakan dengan warna dasar biru. (6) Rambu petunjuk pendahulu jurusan rambu petunjuk jurusan dan rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk mencapai tujuan antara lain kota, daerah/ wilayah serta rambu yang menyatakan nama jalan di nyatakan dengan warna dasar hijau dengan lambang dan/atau tulisan warna putih. (7) Khusus rambu petunjuk jurusan kawasan dan objek wisata dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan lambang dan/atau tulisan warna putih. (8) Contoh bentuk,
lambang, warna, ukuran
dan arti rambu petunjuk
sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini.
Bagian Keenam Papan Tambahan Pasal 10 (1) Papan tambahan digunakan untuk memuat keterangan yang diperlukan untuk menyatakan hanya berlaku untuk waktu-waktu tertentu, jarak-jarak dan jenis kendaraan tertentu ataupun perihal lainnya sebagai hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas. (2) Papan tambahan menggunakan warna dasar putih dengan tulisan dan bingkai berwarna hitam. (3) Papan tambahan tidak boleh menyatakan suatu keterangan yang tidak berkaitan dengan rambunya sendiri.
Bagian Ketujuh Rambu Sementara Pasal 11
(1) Rambu sementara adalah rambu lalu lintas yang tidak dipasang secara tetap dan digunakan dalam keadaan dan kegiatan tertentu. (2) Ketentuan mengenai bentuk, lambang, warna dan arti rambu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bupati ini berlaku pula untuk rambu sementara. (3) Untuk kemudahan penggunaan rambu sementara dapat dibuat dalam bentuk "portabel" dan/atau "variabel".
Bagian Kedelapan Penggunaan Bentuk, Ukuran Huruf dan Angka Pasal 12 (1) Rambu petunjuk jurusan menggunakan huruf kapital pada huruf pertama, dan
selanjutnya
menggunakan
huruf
kecil
dan/atau
seluruhnya
menggunakan huruf kapital dan/atau huruf kecil. (2) Rambu larangan dan peringatan menggunakan huruf kapital dan/atau huruf kecil. (3) Penulisan huruf yang menyatakan satuan panjang dan berat ditulis dengan huruf kapital dan/atau huruf kecil.
Bagian Kesembilan Rambu Berupa Kata-kata Pasal 13 (1) Peringatan, larangan, perintah dan petunjuk yang tidak dapat dinyatakan dengan lambang dapat dinyatakan dengan kata-kata. (2) Rambu yang menggunakan kata-kata, harus mudah dibaca, singkat dan mudah dimengerti. (3) Untuk rambu pada kawasan tertentu bila perlu dapat menggunakan 2 (dua) bahasa, bahasa Indonesia di atas dan bahasa asing di bawah.
Bagian Kesepuluh PENEMPATAN RAMBU Paragraf Kesatu Jarak Penempatan Rambu Pasal 14 (1) Rambu ditempatkan disebelah kiri menurut arah lalulintas, di luar jarak tertentu
dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalulintas kendaraan
dan tidak merintangi lalulintas kendaraan atau pejalan kaki.
(2) Penempatan rambu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mudah dilihat dengan jelas oleh pemakai jalan. (3) Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalulintas, rambu dapat ditempatkan disebelah kanan atau diatas daerah manfaat jalan. Pasal 15 (1) Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalulintas kendaraan minimal 0,60 meter. (2) Penempatan rambu disebelah kanan jalan atau diatas daerah manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor-faktor antara lain geografis, geometris jalan, kondisi lalulintas, jarak pandang dan kecepatan rencana. (3) Rambu yang dipasang pemisah jalan (median) ditempatkan pada jarak 0,30 meter dari bagian tepi paling luar pemisah jalan.
Paragraf Kedua Ketinggian Penempatan Rambu Pasal 16 (1) Penempatan ketinggian rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter dan maximum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan tambahan bagian bawah, apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan. (2) Ketinggian penempatan rambu dilokasi fasilitas pejalan kaki minimum 2,00 meter dan maximum 2,65 meter diukur dari permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan sisi daun rambu, apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan. (3) Khusus untuk rambu peringatan pengarah tikungan ke kanan dan ke kiri ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah. (4) Ketinggian penempatan rambu diatas daerah manfaat jalan minimum 5,00 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah.
Paragraf Ketiga Penempatan Rambu Peringatan Pasal 17 (1) Rambu peringatan ditempatkan pada sisi jalan sebelum tempat atau bagian jalan yang berbahaya dengan jarak minimum 50 (lima puluh) meter, untuk jalan dengan kecepatan rencana lebih dari 60 (enam puluh) km per jam atau kurang.
(2) Apabila
diperlukan
penegasan
atau
pengulangan,
rambu
peringatan
dilengkapi dengan papan tambahan, kecuali rambu peringatan ” Pengarah tikungan ke kanan dan Pengarah tikungan ke kiri”. (3) Rambu ” Pengarah tikungan ke kanan
dan Pengarah tikungan ke kiri”
ditempatkan pada sisi sebelah luar bahu jalan atau lalulintas, dimulai pada awal tikungan sampai dengan akhir tikungan, jarak antara masing-masing rambu sesuai dengan kebutuhan. (4) Untuk rambu peringatan ”Persilangan datar dengan lintasan jarak”, penempatannya
diukur
dari
perlintasan
yang
terdekat
serta
dapat
dilengkapi dengan rambu peringatan berupa rambu tambahan yang menyatakan jarak 450 meter, rambu tambahan menyatakan yang jarak 300 meter dan rambu tambahan yang menyatakan 150 meter. Paragraf Keempat Penempatan Rambu Larangan Pasal 18 (1) Rambu larangan ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan dimulainya rambu larangan. (2) Rambu larangan ”Larangan berhenti dan Larangan parkir” sampai dengan jarak 10 (sepuluh) meter dari tempat pemasangan rambu menurut arah lalulintas, kecuali dinyatakan lain dengan papan tambahan, ditempatkan pada sisi jalan awal, bagian jalan dimulainya rambu larangan. (3) Rambu larangan ”Batas akhir kecepatan maximum 40 km per jam” batas akhir larangan mendahului kendaraan lain dan batas akhir semua larangan setempat terhadap kendaraan bergerak, ditempatkan pada sisi jalan pada akhir bagian jalan. (4) Rambu larangan ”Berhenti dan Larangan parkir” yang ditempatkan secara berulang dengan jarak lebih dari 10 (sepuluh) meter dilengkapi dengan papan tambahan yang menyatakan jarak tertentu.
Paragraf Kelima Penempatan Rambu Perintah Pasal 19 (1) Rambu perintah ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan dimulainya perintah; (2) Rambu perintah ”Wajib untuk pejalan kaki” ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan dimulainya perintah.
(3) Rambu perintah ”Wajib mengikuti arah kekiri dan Wajib mengikuti arah kekanan” ditempatkan pada sisi seberang jalan dari arah lalulintas. (4) Rambu perintah ”Wajib mengikuti arah yang ditunjuk, Wajib berjalan lurus kedepan, Wajib mengikuti arah yang ditentukan pada bundaran dan wajib mengikuti salah satu arah yang ditunjuk”,
ditempatkan pada sisi jalan
sesuai perintah yang diberikan oleh rambu tersebut. (5) Rambu perintah ”Lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati dan
wajib
melewati salah satu lajur yang ditunjuk” ditempatkan disisi jalan pada bagian awal lajur atau bagian jalan yang wajib dilewati. (6) Rambu perintah ”batas akhir kecepatan minimum yang diwajibkan”, ditempatkan disisi jalan pada awal berlakunya rambu perintah. Paragraf Keenam Penempatan Rambu Petunjuk Pasal 20 (1) Rambu petunjuk itempatkan pada sisi jalan, pemisah jalan, atau diatas daerah manfaat jalan, sebelum tempat atau lokasi yang ditunjuk. (2) Rambu pendahulu petunjuk jurusan ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi yang ditunjuk dengan jarak maximum 50 (lima puluh) meter. (3) Rambu petunjuk jurusan dan penegasan ditempatkan sebelum lokasi yang ditunjuk dan jarak menuju lokasi dinyatakan dalam rambu tersebut. (4) Rambu petunjuk masuk batas wilayah kota, penyebrangan orang, petunjuk lain-lain: arah kanan, arah kiri, arah lurus, tempat pemberhentian bus, tempat pemberhentian kendaraan dengan lintasan tetap, petunjuk prioritas dan petunjuk parkir, ditempatkan pada awal petunjuk tersebut dimulai. (5) Rambu petunjuk keluar batas wilayah kota dan akhir lajur bus ditempatkan pada bagian jalan dan pada akhir berlakunya rambu yang bersangkutan. (6) Rambu petunjuk berbalik arah, rambu awal lajur bus, petunjuk fasilitas (telpon, pompa bahan bakar, rumah makan, rumah sakit, bengkel dan yang sejenisnya), ditempatkan pada lokasi yang ditunjuk dan untuk petunjuk sebelum lokasi yang ditunjuk tersebut, dapat dipasang rambu yang sama dilengkapi dengan papan tambahan yang menyatakan jarak. (7) Rambu petunjuk jalan buntu ditempatkan pada awal bagian jalan. (8) Rambu petunjuk tempat pemberhentian bus yang dilengkapi dengan papan tambahan dengan tulisan ”Terminal”, dapat digunakan sebagai petunjuk awal lokasi terminal. Paragraf Ketujuh
Penempatan Papan Tambahan Pasal 21 (1) Papan tambahan ditempatkan dengan jarak 5(lima)centimeter sampai dengan 10 (sepuluh) centimeter dari sisi terbawah daun rambu, dengan ketentuan lebar papan tambahan secara vertikal tidak melebihi sisi daun rambu. (2) Ukuran perbandingan papan tambahan antara panjang dan lebar adalah 1 (satu) berbanding 2 (dua). (3) Pesan yang termuat dalam papan tambahan harus bersifat khusus, singkat, jelas dan mudah serta cepat dimengerti oleh pemakai jalan. Paragraf Kedelapan Penempatan Rambu Sementara Pasal 22 (1) Rambu sementara dapat ditempatkan pada bagian jalan sebelum, dan sesudah lokasi ditempat keadaan darurat atau kegiatan tertentu dengan menggunakan rambu yang dapat dipindah-pindah dan atau isi pesannya dapat diubah-ubah. (2) Rambu sementara yang ditempatkan pada lokasi sebagaimana pada ayat (1), berupa rambu perintah dan atau rambu larangan. (3) Rambu sementara yang ditempatkan sesudah lokasi, menyatakan akhir berlakunya rambu tersebut. (4) Rambu sementara dapat dilengkapi dengan papan tambahan sesuai kebutuhan. Paragraf Kesembilan Penempatan Rambu Yang Berpasangan Pasal 23 (1) Rambu larangan ”berjalan terus, wajib berhenti sesaat, sebelum bagian jalan
tertentu,
dan
meneruskan
perjalanan,
setelah
mendahulukan
kendaraan yang datang dari arah depan secara bersamaan, penempatannya harus disertai dengan rambu petunjuk, mendapat prioritas lalulintas dari arah depan”. (2) Rambu perintah ” kecepatan minimum yang diwajibkan” harus diakhiri dengan rambu perintah ”batas akhir kecepatan minimum yang diwajibkan. (3) Rambu larangan ”mendahului dan larangan, kecepatan kendaraan lebih dari 40 km perjam, penempatannya harus diakhiri dengan larangan , batas akhir kecepatan maksimum 40 km perjam dan batas akhir larangan mendahului kendaraan lain”.
Paragraf Kesepuluh Penempatan Papan Nama Jalan Pasal 24 (1) Papan nama jalan ditempatkan pada awal sisi ruas jalan. (2) Untuk menyatakan nama jalan dipersimpangan tiga, tipe T, papan nama jalan ditempatkan diseberang jalan menghadap arus lalulintas datang. BAB IV PENGATURAN MARKA JALAN, JENIS, WARNA DAN FUNGSI MARKA JALAN Bagian Kesatu Jenis Marka Jalan Pasal 25 (1)
Marka jalan sesuai dengan fungsimya dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) jenis : a. Marka membujur ; b. Marka melintang ; c. Marka serong ; d. Marka lambang ; e. Marka lainnya.
(2)
Marka jalan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) pada dasarnya berwarna putih. Bagian Kedua Marka Membujur Pasal 26
(1) Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan melintasi garis tersebut. (2) Pada bagian ruas jalan tertentu yang menurut pertimbangan tehnis dan atau
keselamatan lalulintas, dapat digunakan garis ganda yang terdiri dari
garis utuh dan garis putus-putus atau garis ganda yang terdiri dari garis utuh. (3) Marka membujur berupa garis utuh dipergunakan juga untuk menandakan garis tepi jalur lalulintas.
(4) Untuk pengaturan lalulintas dalam keadaan darurat atau sementara waktu dapat digunakan alat pemisah lajur yang berfungsi sebagai marka jalan.
Pasal 27 Marka membujur berupa garis putus-putus berfungsi sebagai : a. Mengarahkan lalulintas ; b. Memperingatkan akan ada pmarka membujur berupa garis utuh didepan ; c. Pembatas jalur pada jalan dua arah. Pasal 28 Apabila Marka membujur berupa garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan garis putus-putus maka : a. Lalulintas yang berada pada sisi garis putus-putus dapat melintasi garis ganda tersebut; b. Lalulintas yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi garis ganda tersebut. Bagian Ketiga Marka Melintang Pasal 29 Marka melintang berupa garis utuh untuk menyatakan batas berhenti kendaraan yang diwajibkan oleh alat pemberi isyarat lalulintas atau rambu larangan.
Pasal 30 (1) Marka melintang berupa garis ganda putus-putus menyatakan batas berhenti kendaraan sewaktu mendahului kendaraan lain, yang diwajibkan oleh rambu larangan; (2) Marka
melintang
apabila
tidak
dilengkapi
dengan
rambu
larangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, harus didahului dengan marka lambang berupa segitiga yang salah satu alasnya sejajar dengan marka melintang tersebut. Bagian Keempat Marka Serong Pasal 31
(1) Marka serong berupa garis utuh dilarang dilintasi kendaraan. (2) Marka serong untuk menyatakan pemberitahuan awal atau akhir pemisah jalan pengarah lalulintas. (3) Marka serong dibatasi dengan rangka, digunakan untuk menyatakan : a. Daerah yang tidak boleh dimasuki oleh kendaraan ; b. Pemberitahuan awal sudah mendekat pusat lalulintas. (4) Marka serong yang dibatasi dengan garis putus-putus digunakan untuk menyatakan kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut sampai mendapat kepastian selamat.
Pasal 32 Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 31 tidak berlaku bagi petugas yang sedang mengatur lalulintas dan petugas tertentu sesuai dengan wewenang yang dimiliki. Bagian Kelima Marka Lambang Pasal 33 Marka lambang panah, segitiga atau tulisan, digunakan untuk mengulangi maksud rambu-rambu lalulintas atau untuk memberitahukan pemakai jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu lalulintas.
Pasal 34 (1) Daerah tepi jalan dengan marka berupa garis berbiku-biku berwarna kuning pada sisi jalur lalulintas menyatakan dilarang parkir pada jalan tersebut. (2) Marka berupa garis utuh berwarna kuning pada bingkai jalan, menyatakan dilarang berhenti pada daerah tersebut. (3) Marka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diganti dengan marka membujur berupa garis putus-putus berwarna kuning diluar tepi jalur lalulintas. Bagian Keenam Marka Lainnya Pasal 35 Marka untuk penyeberangan pejalan kaki dinyatakan dengan :
a. Zebra Cross yaitu berupa garis utuh, yang membujur, tersusun melintang jalur lalulintas ; b. Marka berupa 2 (dua) garis utuh melintang jalur lalulintas. Pasal 36 Untuk menyatakan tempat penyeberangan sepeda digunakan 2 (dua) garis putus-putus berbentuk bujur sangkar atau belah ketupat. Pasal 37 (1) Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna kuning dipergunakan untuk pemisah jalur lalulintas (2) Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna merah ditempatkan pada garis batas disisi jalan (3) Paku jalan dengan pemantul berwarna putih ditempatkan pada garis batas kanan jalan. Pasal 38 Penempatan, jenis dan bentuk marka jalan sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan bupati ini. BAB V ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS Bagian Kesatu Umum Pasal 39 Alat pemberi isyarat lalulintas diletakkan diatas permukaan jalan dan atau di sisi jalan dilengkapi dengan tiang besi dan lampu. Pasal 40 Alat pemberi isyarat lalulintas sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 meliputi : a.
Lampu tiga warna;
b.
Lampu dua warna;
c.
Lampu satu warna. Pasal 41
(1) Lampu tiga warna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf a terdiri warna merah, kuning, dan warna hijau. (2) Lampu tiga warna dipasang dalam posisi vertikal dan horizontal. (3) Apabila dipasang secara vertikal, menurut lampu dari atas kebawah dengan urutan warna merah, kuning dan hijau. (4) Apabila dipasang secara horizontal, susunan lampu dari kiri kekanan menurut arah arus lalulintas dengan urutan warna merah, kuning, hijau. Pasal 42 (1) Lampu dua warna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf b terdiri dari warna merah dan hijau. (2) Lampu dua warna dipasang dalam posisi vertikal dan horizontal. (3) Apabila dipasang secara vertikal, menurut lampu dari atas ke bawah dengan urutan warna merah, hijau. (4) Apabila dipasang secara horizontal, susunan lampu dari kiri kekanan menurut arah arus lalulintas dengan urutan merah, hijau. Pasal 43 Lampu dua warna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf b dapat dilengkapi dengan lampu warna merah dan atau hijau yang memancarkan cahaya berupa tanda panah. Pasal 44 (1) Lampu satu warna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf c berwarna kuning atau merah. (2) Lampu satu warna dipasang dalam posisi vertikal dan horizontal. Bagian Kedua Fungsi Alat Pemberi Isyarat Lalulintas Pasal 45 Lampu tiga warna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf a menyala secara bergantian dan tidak berkedip dengan urutan sebagai berikut : a. Lampu warna hijau menyala setelah warna merah padam mengisyaratkan kendaraan harus berjalan ; b. Lampu
warna
kuning
menyala
setelah
lampu
warna
hijau
padam
mengisyaratkan kendaraan yang belum sampai pada batas berhenti atau sebelum alat pemberi isyarat lalulintas, bersiap untuk berhenti dan bagi
kendaraan yang sudah sedemikian dekat dengan batas berhenti sehingga tidak dapat berhenti lagi dengan aman dapat berjalan ; c. Lampu warna merah menyala setelah lampu kuning padam mengisyaratkan kendaraan harus berhenti, sebelum alat pemberi isyarat lainnya menyala. Pasal 46 (1) Apabila lampu warna hijau yang memancarkan cahaya berupa tanda panah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 menyala, lalulintas yang akan menuju kearah yang ditunjuk oleh tanda panah tersebut, harus berjalan. (2) Apabila lampu warna merah memancarkan cahaya berupa tanda panah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 menyala, lalulintas yang akan menuju kearah yang ditunjuk oleh tanda panah tersebut, harus berhenti.
Pasal 47 (1) Apabila lampu tiga warna mengalami kerusakan sehingga tidak berfungsi, secara
otomatis
lampu
warna
kuning
menyala
berkedip
yang
mengisyaratkan agar pemakai jalan berhati-hati. (2) Dalam keadaan tertentu, dengan mempertimbangkan kelancaran dan keselamatan lalulintas, fungsi lampu tiga warna dapat diganti dengan lampu warna kuning yang menyala berkedip. Pasal 48 (1) Lampu dua warna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf b menyala secara bergantian yang berfungsi : a. Mengatur lalulintas pada tempat penyeberangan pejalan kaki ; b. Mengatur lalulintas kendaraan pada jalan tol atau tempat-tempat tertentu lainnya. (2) Lampu dua warna yang berfungsi mengatur lalulintas pada tempat penyeberangan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)huruf
a
dapat
dilengkapi dengan syarat suara harus memiliki simbol : a. Berbentuk orang berdiri untuk lampu berwarna merah yang apabila menyala mengisyaratkan agar pejalan kaki dilarang memasuki jalur lalulintas ; b. Berbentuk orang berjalan, untuk lampu yang berwarna hijau yang apabila menyala mengisyaratkan pejalan kaki dapat menyeberang ; c. Apabila lampu berwarna hijau sebagaimana dimaksud dalam huruf b menyala berkedip, mengisyaratkan pejalan kaki yang berada dijalur lalulintas harus segera mendekati seberang jalan, dan pejalan kaki yang belum berada pada jalur lalulintas dilarang memasuki jalur lalulintas.
Pasal 49 (1) Lampu satu warna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf c terdiri dari satu lampu yang berkedip atau dua lampu yang menyala secara bergantian; (2) Lampu satu warna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berwarna kuning dipasang pada jalur lalulintas mengisyaratkan pengemudi harus hati-hati. Bagian Ketiga Bentuk dan Ukuran Pasal 50 Alat pemberi isyarat dalam bentuk lampu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, berbentuk bulat dan garis tengah antara 20 centimeter sampai dengan 30 centimeter. Pasal 51 Daya lampu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 antara 60 watt sampai dengan 100 watt. Bagian Ketiga Penempatan Alat Pemberi Isyarat Lalulintas Pasal 52 (1) Alat pemberi isyarat lalulintas pada persimpangan, ditempatkan pada sisi kiri jalur lalulintas menghadap arah lalulintas dan dapat diulang pada sisi kanan atau diatas jalur lalulintas. (2) Alat
pemberi
isyarat
lalulintas
tempat
penyeberangan
pejalan
kaki
ditempatkan pada sisi kiri/dan atau kanan jalur lalulintas menghadap kearah
pejalan
kaki
yang
dilengkapi
dengan
permintaan
untuk
menyeberang. Pasal 53 [[[
(1) Alat pemberi isyarat lalulintas yang ditempatkan pada persimpangan di sisi jalur lalu lintas, tinggi lampu bagian yang paling bawah kurangnya 2 meter.
sekurang-
(2) Apabila alat pemberi isyarat lalulintas ditempatkan diatas permukaan jalan, tinggi lampu bagian paling bawah jalan sekurang-kurangnya 5,50 meter dari permukaan jalan. (3) Ketinggian pada lokasi penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dan ayat (2) harus mempertimbangkan : a. Kondisi jalan dan lingkungan ; b. Kondisi lalulintas ; c. Aspek keselamatan, keamanan dan kelancaran lalulintas. Pasal 54 Penempatan alat pemberi isyarat lalulintas sebagaimana dimaksud pada Pasal 52 harus memperhatikan kepadatan dan resiko kecelakaan yang akan terjadi pada ruas jalan. BAB VI PEMBERLAKUAN RAMBU, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS Pasal 55 (1)
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Rambu Lalu Lintas, dan / atau Marka Jalan mempunyai kekuatan hukum yang berlaku mengikat 30 (tiga puluh ) hari setelah tanggal pemasangan.
(2)
Jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1), digunakan untuk memberikan informasi pada pemakai jalan.
(3)
Pemberian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui media massa, cetak atau media massa elektronik, atau media lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 56
(1)
Pemasangan, penambahan dan pencabutan perlengkapan jalan harus diumumkan kepada pengguna jalan sebagaimana dimaksud pada Pasal 55 ayat (2).
(2)
Dalam hal tertentu, Kepala Dinas dapat mengadakan pemasangan, penambahan, dan pencabutan rambu – rambu lalu lintas yang bersifat sementara. Pasal 57
Dalam keadaan tertentu petugas yang mempunyai kewenangan bidang perhubungan dan lalu lintas dapat melakukan tindakan :
a. Memberhentikan arus lalulintas dan/atau pemakai jalan tertentu ; b. Memerintahkan pemakai jalan untuk jalan terus ; c. Mempercepat arus lalulintas ; d. Memperlambat arus lalulintas ; e. Mengubah arus lalulintas.
BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 58 (1)
Masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan rambu-rambu, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas.
(2)
Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk : a. Penyampaian informasi yang berkaitan dengan pengelolaan rambu, marka jalan dan alat pemberi informasi lalu lintas; b. Penyampaian laporan dan/atau pengaduan dalam rangka mencegah dan menanggulangi kerusakan pada perlengkapan jalan. Pasal 59
(1) Dalam menyampaikan pengaduan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2), maka pengadu wajib memberikan informasi sekurang-kurangnya mengenai: a. identitas pelapor; b. lokasi yang dimaksud; c. alasan pelaporan; (2) Dalam hal pengaduan disampaikan secara lisan maka pihak yang menerima pengaduan wajib mencatat dengan mengisi formulir laporan/pengaduan. (3) Petugas yang ditunjuk dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya pengaduan, wajib melakukan inventarisasi data untuk : a. mencatat pengaduan dalam buku pengaduan; b. melakukan telaahan dan klarifikasi pengaduan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya penugasan. (4) Dalam hal laporan/pengaduan termasuk dalam kasus tindak pidana, maka petugas
yang
ditunjuk
melakukan
koordinasi
berwenang. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 60
dengan
pihak
yang
(1)
Bupati melaksanakan pembinaan dan pengawasan atas pengelolaan Rambu, Marka Jalan, dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas ;
(2)
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilimpahkan kepada Kepala Dinas.
(3)
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 61
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tulungagung.
Ditetapkan di Tulungagung pada tanggal
11 Nopember 2013
BUPATI TULUNGAGUNG,
SYAHRI MULYO
Diundangkan di Tulungagung pada tanggal 11 Nopember 2013 SEKRETARIS DAERAH
Ir. INDRA FAUZI, MM Pembina Utama Madya NIP. 19590919 199003 1 006 Berita Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2013 Nomor 31
LAMPIRAN I :
NO 1
2
3
LOKASI JL. JAYENG KUSUMO
JL. PAHLAWAN
JL. PANGLIMA SUDIRMAN
JENIS TEMPAT PEMBERHENTIAN BUS LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI PENYEBARANGAN ORANG PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN YANG SEBERAT TERMASUK MUATANNYA LEBIH DARI 3 TON. PERINGATAN HATI – HATI PENYEBERANGAN ORANG ORANG PERINGATAN HATI – HATI PERINGATAN HATI – HATI LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI POMPA BAHAN BAKAR PERSIMPANGAN EMPAT STADION PENYEBERANGAN ORANG ORANG TEMPAT PEMBERHENTIAN BUS TIKUNGAN KE KIRI TEMPAT IBADAH UMAT ISLAM LARANGAN MENGGUNAKAN ISYARAT SUARA LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40 KM/JAM LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM BANYAK ANAK-ANAK LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 8 TON LARANGAN MENDAHULUI LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN YANG SEBERAT TERMASUK MUATANNYA LEBIH DARI 3 TON PERINGATAN HATI – HATI LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM POMPA BAHAN BAKAR PERINGATAN PERSIMPANGAN 4 PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN PERINGATAN TIKUNGAN KANAN PENYEBRANGAN ORANG RUMAH IBADAH UMAT ISLAM PENYEBRANGAN ORANG LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 25KM/JAM BANYAK ANAK-ANAK TEMPAT PEMBERHENTIAN BUS LARANGAN BERHENTI PERINGATAN HATI – HATI LARANGAN KECEPATAN 40KM RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PPKLTL PERINGATAN HATI – HATI BANYAK ANAK-ANAK PERINGATAN PENYEBARANGAN ORANG PERINGATAN HATI – HATI LARANGAN BERHENTI SAMPAI JARAK 15M LARANGAN MENGGUNAKAN ISYARAT SUARA LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN 4 RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS TEMPAT PEMBERHENTIAN BUS PETUNJUK PENYEBARANGAN ORANG KANALISASI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN 4 DENGAN PRIORITAS LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 8 TON HIMBAUAN KESELAMATAN RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU
POSISI
PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR : 31 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 Nopember 2013
TABEL
NOMOR
III
6k
-
IIA
9
√ √ √ -
√ √
I I I III I
19B 10 19C 1B 19C
-
√
IIA
8E
√ √
√ √ -
I I I I
23 10 23 23
√
-
IIA
4B
√ √ √ √ √ √ √ √ √
-
I III I III I III I III IIA
19B 9E 9A 9U 10 6K 1A 9P 7
√
-
IIA
9
√
-
IIA
9
√
-
I
11
√
-
IIA
8F
√
-
IIA
6
√
-
IIA
9
√ √
-
III I
1B 15
-
√
IIA
8E
-
√
I
23
-
√
IIA
9
-
√ √ √ √ √ √ √
III I I I I III I
9E 19A 19C 1B 10 9P 10
-
√
IIA
9
√
√ √ √ √ -
I III IIA I IIA
10 6K 4A 23 9
√
-
III
9S
√ √ √ √ √ √ √
-
III I I I I IIA IIA
1B 23 11 10 23 4A 7
√
-
IIA
9
√
-
IIA
4B
√ √ √ √ √
-
I III I III I
19A 1B 15 6K 10
√
-
III
1B
√
-
IIA
4B
√ √
-
I I
20A 15
√
-
IIA
8F
√
-
III
1B
-
√
IIA
4B
KIRI √
KANAN -
√
KETERANGAN
NO
LOKASI
JENIS
TABEL
NOMOR
III
1B
√
IIA
9
-
√
IIA
8F
-
√ √ √ √ √
I I I I I
23 10 15 10 19A
-
√
IIA
5A
-
√ √
IIA III
5A 9C
-
√
III
1B
RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PPKTL LARANGAN BERHENTI KANALISASI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN
√
√ -
III IIA
1B 4A
√
-
III
1B
PETUNJUK RUMAH MAKAN PETUNJUK RUMAH SAKIT PERSIMPANGAN EMPAT PENYEBERANGAN ORANG ORANG PETUNJUK PERLINTASAN SEBIDANG POMPA BAHAN BAKAR BANYAK TIKUNGAN STOP LAJUR ATAU BAGIAN JALAN YANG WAJIB DILEWATI LARANGAN MASUK BAGI SEMUA KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR PERSIMPANGAN 4 DENGAN PRIORITAS KANALISASI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN
√ √ √ √ √ √ √ √ √
-
III III I I I III I IIA IIB
9G 9A 19A 10 22A 9E 1G 1A 3A
IIA
2B
RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 8 TON PERINGATAN HATI – HATI BANYAK ANAK-ANAK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PENYEBERANGAN ORANG ORANG PERSIMPANGAN EMPAT LARANGAN BERBELOK KE KIRI BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR LARANGAN BELOK KIRI TRUK MST 3 TON BENGKEL PERBAIKAN KENDARAAN KANALISASI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN
I GUSTI NGURAH RAI
JL. SUPRIADI
JL. YOS SUDARSO
POSISI KIRI -
KANAN √
-
√
-
I
20A
√
-
III
1B
RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN RUMAH IBADAH UMAT KRISTEN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI
√ √ √
-
III III I
1B 9Q 15
TEMPAT PEMASANGAN RAMBU SAMPAI DENGAN JARAK
-
√
IIA
4B
15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN TRUK BELOK KIRI, MST 3 TON PERSIMPANGAN EMPAT RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG PERSIMPANGAN 4 DENGAN PRIORITAS PETUNJUK RUMAH MAKAN KANALISASI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN
-
√ √ √ √ √ √ √
IIA I III I III I III
5A 19A 1B 15 5 20A 9G
-
√
III
1B
-
√
III
9A
-
√
IIA
8F
-
√
I
22A
-
√
2A
3A
-
√ √ √
IIA IIA III
3A 8H 9P
-
√
IIA
9
-
√
III
6S
√
-
IIA
9
√
-
III
6S
√ √ √ √ √ √
-
III IIA I IIA I I
1B 4A 20A 1B 11 10
√
-
IIA
4B
√ √
-
I IIA
15 3F
√
-
IIA
4B
√
-
IIA
4B
-
√ √
I I
19A 15
-
√
IIA
8F
√
√ √ √ -
III III III I
5 9C 9F 19B
√
-
IIA
9
√
-
IIA
4A
√
-
IIA
4B
PETUNJUK RUMAH SAKIT LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON PERINGATAN PERLINTASAN SEBIDANG LARANGAN BERHENTI SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN MASUK ANGKUTAN UMUM KELAS JALAN IIIA RUMAH IBADAH UMAT KRISTEN LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40 KM/JAM RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LARANGAN BERHENTI SAMPAI JARAK 15M PERSIMPANGAN 4 DENGAN PRIORITAS PERINGATAN SIMPANG 3 PRIORITAS BANYAK ANAK-ANAK PENYEBRANGAN ORANG LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN MASUK MOBIL BARANG LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN EMPAT LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG BENGKEL PERBAIKAN KENDARAAN PETUNJUK HOTEL DAN MOTEL PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM LARANGAN BERHENTI LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU
KETERANGAN
NO
LOKASI
JL PATIMURA
JL. DR SUTOMO
JENIS DILARANG BERJALAN TERUS, WAJIB BERHENTI SESAAT SEBELUM BAGIAN JALAN TERTENTU. POMPA BAHAN BAKAR PERSIMPANGAN EMPAT LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG PENGARAH MPU / BUS PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN EMPAT LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN BELOK KIRI UNTUK TRUK LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON PENYEBERANGAN ORANG PERINGATAN HATI – HATI PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI LARANGAN BERHENTI SAMPAI JARAK 15M PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN BANYAK ANAK-ANAK PETUNJUK PENYEBRANG JALAN JEMBATAN ANGKAT PERINGATAN HATI – HATI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM LARANGAN BERHENTI SAMPAI JARAK 15M RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU SAMPAI DENGAN JARAK
JL A. YANI BARAT
15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI PERSIMPANGAN 4 DENGAN PRIORITAS TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG LAMPU PENGATUR LALU LINTAS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN EMPAT LAMPU PENGATUR LALU LINTAS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN TEMPAT PARKIR TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU SAMPAI DENGAN JARAK
JL. DIPONEGORO
15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PENYEBERANGAN ORANG ORANG TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG PERINGATAN HATI – HATI PERSIMPANGAN 4 DENGAN PRIORITAS PERSIMPANGAN EMPAT WAJIB MENGIKUTI ARAH YANG DITENTUKAN PADA BUNDARAN WAJIB MENGIKUTI ARAH YANG DI TENTUKAN PADA BUNDARAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS TEMPAT PARKIR PERSIMPANGAN EMPAT TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM TEMPAT PARKIR RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN PERSIMPANGAN 4 DENGAN PRIORITAS PERSIMPANGAN TIGA GANDA KANAN KIRI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PERSIMPANGAN EMPAT TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG WAJIB MENGIKUTI ARAH YANG DI TENTUKAN PADA BUNDARAN LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU SAMPAI DENGAN JARAK 15M
POSISI
TABEL
NOMOR
-
IIA
1F
√ √
-
III I
9E 19A
√
-
IIA
3A
√ √ √ √ √ -
√
III IIB I III I III
5 1A 19C 1B 15 5
-
√
IIA
4B
-
√ √ √ √
III I I IIA
1B 19A 15 5A
-
√
IIA
3A
-
√
IIA
8F
√ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √
I I I IIA I I III I I III I
10 23 19C 4A 19C 11 5 4 23 1B 15
-
√
IIA
8F
√
-
I
19C
-
√
IIA
9
√
-
IIA
3A
√
-
IIA
9
√
-
IIA
4A
√
-
III
6S
√
-
IIA
4B
√ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √
I I III I III I I III III III
19C 20A 5 15 1B 19A 15 1B 8 5
√
-
IIA
9
√
-
IIA
4B
√ √ √ √ √
-
I III I I I
10 5 23 20B 19A
√
-
IIB
1F
√
-
IIB
1F
-
√ √ √ √
I III I III
15 8 19A 5
-
√
IIA
9
√
-
III
8
√
-
III
6S
√ √ √ √ √ √
-
I I III I I III
20A 19K 20A 15 19A 5
√
-
IIB
1F
-
√
IIA
4B
KIRI
KANAN
√
KETERANGAN
NO
LOKASI
JENIS TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERINGATAN BUNDARAN JEMBATAN ANGKAT LARANGAN BERHENTI SAMPAI JARAK 15M PERINGATAN SIMPANG 3 PRIORITAS LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON PERSIMPANGAN EMPAT BALAI PENGOBATAN PERTAMA
JL. MAYOR SUJADI
JL MT. HARYONO
LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM LARANGAN MASUK BAGI BUS TEMPAT PARKIR KELAS JALAN IIIA TEMPAT PEMBERHENTIAN BUS POMPA BAHAN BAKAR RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN EMPAT TEMPAT PENYEBRANGAN ORANG BANYAK ANAK-ANAK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS HATI – HATI RUMAH IBADAH UMAT ISLAM LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40KM/JAM LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PENYEBERANGAN ORANG RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PERSIMPANGAN EMPAT BANYAK ANAK-ANAK HATI – HATI BANYAK ANAK-ANAK PERSIMPANGAN 4 DENGAN PRIORITAS PENYEBERANGAN ORANG BANYAK ANAK-ANAK PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI POMPA BAHAN BAKAR MASUK BATAS WILAYAH KOTA LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON DILARANG BERJALAN TERUS WAJIB BERHENTI SESAAT DAN MENERUSKAN PERJALANAN SETELAH MENDAPAT
JL. WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KEPASTIAN AMAN DARI LALU LINTAS ARAH LAINNYA PERSIMPANGAN EMPAT PERSIMPANGAN EMPAT LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON HATI – HATI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN TIKUNGAN KEKIRI PERSIMPANGAN EMPAT HATI – HATI LAMPU PENGATUR LALU LINTAS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN TEMPAT PARKIR PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN BANYAK ANAK - ANAK LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU SAMPAI DENGAN JARAK
JL A. YANI TIMUR
15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PENYEBRANGAN ORANG RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN EMPAT LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN BANYAK ANAK-ANAK PENYEBERANGAN ORANG PENYEBERANGAN ORANG LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN PERSIMPANGAN EMPAT RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PERSIMPANGAN EMPAT PERINGATAN SIMPANG 3 LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PERSIMPANGAN EMPAT PENYEBERANGAN ORANG LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40 KM/JAM
POSISI
TABEL
NOMOR
III III I I IIA I
5 1B 20F 4 4A 19K
√
IIA
8F
-
√ √
I III
19A 9B
-
√
IIA
9
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ -
IIA III IIA III III III I III I I I III
3E 8 8H 6K 9E 1B 19A 5 11 15 23 9P
√
-
IIA
9
√ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
I I III I I I I I IIA I I I III III
15 15 1B 15 19A 11 23 11 1B 10 11 19C 9E 4A
√
-
IIA
3A
√
-
IIA
8F
√
-
IIA
1A
√ √ √ √
-
I I I I
19A 19A 15 19C
√
-
IIA
8F
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ -
I III I I I I I III III I I
23 1B 19B 1A 19A 23 15 1B 8 19B 11
√
-
IIA
4B
√ √ √ √ √ -
√ √ √
I III I I I I I I
10 1B 19A 15 19B 11 10 10
-
√
IIA
8F
√ √ √ -
√ √ √ √ √ √
I I III I I
19C 19A 1B 15 19A
I I I
15 19A 10
√
-
IIA
8F
√
-
IIA
3A
√
-
IIA
9
KIRI -
KANAN √ √ √ √ √ √
-
KETERANGAN
I/20A
NO
LOKASI
JENIS
TABEL
NOMOR
-
III
6S
√ √
-
I
19C
√
-
I
22A
√
-
I
15
√
-
IIA
5B
√
-
I
10
√
-
IIA
4B
√
-
IIB
1F
√ -
√
III I
1B 10
-
√
IIA
3A
-
√
I
10
-
√
IIA
4B
√
-
I
19B
-
√
IIA
9
√
-
IIA
4B
√ √ -
√
II I II
9P 10 8
-
√
IIA
4B
DAN MENERUSKAN PERJALANAN SETELAH MENDAPAT
-
√
IIA
1A
KEPASTIAN AMAN DARI LALU LINTAS ARAH LAINNYA PERSIMPANGAN EMPAT TEMPAT PARKIR DILARANG BERJALAN TERUS WAJIB BERHENTI SESAAT
√ √
-
I III
19A 8
DAN MENERUSKAN PERJALANAN SETELAH MENDAPAT
-
√
IIA
1A
√
-
I
19A
-
√
IIA
4B
√ √ √ √ -
√ √ √ √ √
I III I I III I I III I
1A 1B 10 15 1B 19A 15 8 1A
-
√
IIA
4A
√
-
IIA
4A
√ √ √ √ -
√
III III I IIA III
8 8 10 1B 1B
-
√
IIA
4B
√
√ √ -
IIB III I
3A 8 19C
-
√
IIA
3A
√ √ √ √ √
-
III III I I I
8 1B 15 19A 3D
-
√
IIA
4B
-
√
IIA
3A
-
√
IIA
8F
√
-
III
8
√
-
IIA
5B
√ √
-
I IIB
19C 3A
RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN PENYEBERANGAN ORANG PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN PERSILANGAN DATAR DENGAN LINTASAN KERETA API BERPINTU LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN BERBELOK KEKANAN BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR UNTUK MASUK UNTUK MASUK ATAU BERPINDAH JALUR YANG SEARAH LALU LINTAS PENYEBRANGAN ORANG LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU SAMPAI DENGAN JARAK
JL. KARTINI
POSISI
15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU WAJIB MENGIKUTI ARAH YANG DI TENTUKAN PADA BUNDARAN RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PENYEBERANGAN ORANG LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH PENYEBRANGAN ORANG LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40 KM/JAM LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU RUMAH IBADAH UMAT ISLAM PENYEBERANGAN ORANG TEMPAT PARKIR LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU SAMPAI DENGAN JARAK
KIRI
KANAN
√
15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU DILARANG BERJALAN TERUS WAJIB BERHENTI SESAAT
JL. WACHID HASYIM
JL. MAYJEND SUNGKONO
JL. WR SUPRATMAN
KEPASTIAN AMAN DARI LALU LINTAS ARAH LAINNYA PERSIMPANGAN EMPAT LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU TIKUNGAN KE KIRI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PENYEBERANGAN ORANG LAMPU PENGATUR LALU LINTAS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN EMPAT LAMPU PENGATUR LALU LINTAS TEMPAT PARKIR TIKUNGAN KE KIRI LARANGAN BERHENTI SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN BERHENTI SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU TEMPAT PARKIR TEMPAT PARKIR PENYEBERANGAN ORANG PERINGATAN SIMPANG 3 PRIORITAS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LAJUR ATAU BAGIAN JALAN YANG WAJIB DILEWATI
JL. RADEN KH. ABDUL FATAH
JL. KAPTEN KASIHIN
TEMPAT PARKIR PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH TEMPAT PARKIR RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PERSIMPANGAN EMPAT JEMBATAN ATAU PENYEMPITAN JEMBATAN LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON TEMPAT PARKIR LARANGAN BERBELOK KEKANAN BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR UNTUK MASUK UNTUK MASUK ATAU BERPINDAH JALUR YANG SEARAH LALU LINTAS PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN LAJUR ATAU BAGIAN JALAN YANG WAJIB DILEWATI
KETERANGAN
NO
LOKASI
JL. ADI SUCIPTO
JL. BASUKI RAHMAT
JL.PANGERAN ANTASARI
JL. HASANUDDIN
JL. AGUS SALIM
JENIS TEMPAT PARKIR LAMPU PENGATUR LALU LINTAS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN EMPAT LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU JEMBATAN ATAU PENYEMPITAN JEMBATAN LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN MASUK SEMUA KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN BERBELOK KEKIRI BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR UNTUK MASUK UNTUK MASUK ATAU BERPINDAH JALUR YANG SEARAH LALU LINTAS PERSIMPANGAN EMPAT PERSIMPANGAN EMPAT WAJIB MENGIKUTI ARAH YANG DI TENTUKAN PADA BUNDARAN TEMPAT PARKIR PENYEBERANGAN ORANG LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU TEMPAT PARKIR LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN PENYEBERANGAN ORANG HIMBAUAN KTL PERSIMPANGAN EMPAT DENGAN PRIORITAS LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN BERBELOK KE KANAN BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN EMPAT LARANGAN MASUK SEMUA KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR PENYEBERANGAN ORANG PENYEBERANGAN ORANG WAJIB MENGIKUTI ARAH ARAH YANG DITUNJUK PERINGATAN SIMPANG 3 PRIORITAS LARANGAN MASUK SEMUA KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR TEMPAT PARKIR PERSIMPANGAN EMPAT PRIORITAS PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI LAMPU PENGATUR LALU LINTAS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN EMPAT LARANGAN BERBELOK KE KIRI BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR. LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN TEMPAT PARKIR LARANGAN MASUK SEMUA KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR LARANGAN BERHENTI SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN BERHENTI SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU TEMPAT PARKIR RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PERSIMPANGAN EMPAT RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN BERHENTI SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN MASUK SEMUA KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH LARANGAN MASUK BAGI KENDARAAN DENGAN MUATAN SUMBU LEBIH DARI 3 TON RAMBU PETUNJUK MEMASUKI DAERAH PENGGUNAAN SABUK PENGAMAN TEMPAT PARKIR LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40 KM/JAM RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN
POSISI
TABEL
NOMOR
III 1 iii i
8 15 1b 19a
-
iiA
4B
-
√
iiA
4B
-
√
I
3D
-
√
IIA
3A
-
√
IIA
2B
√
-
IIA
3A
√
-
IIA
5A
√ √
-
I I
19A 19A
√
-
IIB
1F
√ √
-
III I
8 10
-
√
IIA
4B
√
-
III
8
√
-
IIA
3A
√
-
III
6S
√ √ √
-
I III IIA
10 1B 1B
√
-
IIA
4B
√ √
-
I I
19C 15
-
√
IIA
5B
-
√
IIA
4B
-
√
I
19A
-
√
IIA
2B
√ √
√ √ -
I I IIB I
10 10 1C 20B
√
-
IIA
2B
√ √ √ √ √ √
-
III I I I
8 20A 19C 15
I
19A
√
-
IIA
5A
√
-
IIA
4B
-
√
IIA
4B
√ -
√
III III
1B 8
-
√
IIA
2B
-
√
IIA
4A
-
√
IIA
3A
√
-
IIA
4A
√ √ √ √ √
-
III III I I III
8 1B 15 19A 1B
-
√
IIA
4B
-
√
I
15
-
√
IIA
4A
-
√
IIA
2B
-
√
IIA
8F
-
√
IIA
3A
-
√
IIA
8F
√
-
III
6S
√
-
III
8
√
-
IIA
9
√
-
III
1B
KIRI √ √ √ √
KANAN -
√
KETERANGAN
I/20A
NO
LOKASI
JL. PIERRE TENDEAN
JL. JAKSA AGUNG SUPRAPTO
JALAN KI MANGUN SARKORO
JL. M HUSNI THAMRIN
JL. TEUKU UMAR
JENIS
POSISI
TABEL
NOMOR
IIA I
6 22A
-
IIA
5A
√
-
IIB
1F
√ √
-
I I
19A 10
-
√
IIA
4B
√ -
√ √
I III I
19A 1B 15
-
√
IIA
5B
-
√ √
I I
10 20F
√
-
IIA
4B
-
√
III
8
√
-
IIA
3A
-
-
IIA
1B
√
-
IIA
5B
√
-
IIA
4B
√ √
-
I I
10 11
-
√
IIA
5B
-
√
IIA
1B
-
√
IIA
4B
-
√
III
8
-
√
IIA
5A
-
√
I
19A
√
-
IIA
3A
LAJUR ATAU BAGIAN JALAN YANG WAJIB DILEWATI
√
-
IIB
3A
PERSIMPANGAN EMPAT RUMAH IBADAH UMAT ISLAM TIKUNGAN KE KANAN PENYEBERANGAN ORANG PERSIMPANGAN TIGA SISI KIRI LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PADA PERSIMPANGAN DIDEPAN PERSIMPANGAN EMPAT TIKUNGAN KE KIRI PENYEBERANGAN ORANG TEMPAT PARKIR PERSIMPANGAN TIGA SISI KANAN TEMPAT PARKIR LARANGAN BERBELOK KE KANAN BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR LARANGAN BERBELOK KE KANAN BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU LARANGAN KECEPATAN KENDARAAN LEBIH DARI 40 KM/JAM TEMPAT PARKIR PERSIMPANGAN EMPAT LAMPU PENGATUR LALU LINTAS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN PERSIMPANGAN EMPAT DILARANG BERJALAN TERUS APABILA MENGAKIBATKAN RINTANGAN/ HAMBATAN GANGGUAN BAGI LALU LINTAS DARI ARAH LAIN YANG WAJIB DIDAHULUKAN PERSIMPANGAN EMPAT LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU WAJIB MENGIKUTI ARAH KE KIRI
√ √ √ √ √
-
I III I I I
19A 9P 1D 10 19C
√
-
IIA
4B
-
√
III
1A
√
√ √ √ √ √ -
I I I III I III
19A 1A 10 8 19C 8
√
-
IIA
5B
-
√
IIA
5B
-
√
IIA
4B
√
-
IIA
9
√ √ √ √ √
-
III I I III I
8 19A 15 1B 19A
-
√
IIA
1B
-
√
I
19A
-
√
IIA
4B
-
√
IIB
1A
LARANGAN MENDAHULUI PERINGATAN PERSIMPANGAN SEBIDANG LARANGAN BERBELOK KE KIRI BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR WAJIB MENGIKUTI ARAH YANG DI TENTUKAN PADA BUNDARAN PERSIMPANGAN EMPAT PENYEBERANGAN ORANG LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PERSIMPANGAN EMPAT RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS LARANGAN BERBELOK KE KANAN BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR PENYEBERANGAN ORANG PERSIMPANGAN BUNDARAN DENGAN PRIORITAS LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU TEMPAT PARKIR LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH DILARANG BERJALAN TERUS APABILA MENGAKIBATKAN RINTANGAN/ HAMBATAN GANGGUAN BAGI LALU LINTAS DARI ARAH LAIN YANG WAJIB DIDAHULUKAN LARANGAN BERBELOK KE KANAN BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU PENYEBERANGAN ORANG BANYAK ANAK-ANAK LARANGAN BERBELOK KE KANAN BAGI KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN TIDAK BERMOTOR DILARANG BERJALAN TERUS APABILA MENGAKIBATKAN RINTANGAN/ HAMBATAN GANGGUAN BAGI LALU LINTAS DARI ARAH LAIN YANG WAJIB DIDAHULUKAN LARANGAN PARKIR SAMPAI DENGAN JARAK 15M DARI TEMPAT PEMASANGAN RAMBU TEMPAT PARKIR LARANGAN BERBELOK KE KIRI BAGI KENDARAAN BERMOTOT MAUPUN TIDAK BERMOTOR PERSIMPANGAN EMPAT LARANGAN BASUK BAGI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DAN LEBIH
KIRI √ √
KANAN -
√
BUPATI TULUNGAGUNG,
SYAHRI MULYO
KETERANGAN
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR : 31 Tahun 2013 TANGGAL : 11 Nopember 2013
CONTOH BENTUK, WARNA, DAN UKURAN RAMBU 1. RAMBU PERINGATAN
UKURAN (mm) Sangat Kecil Kecil Sedang Besar
UKURAN (mm) Sangat Kecil Kecil Sedang Besar
A 450 600 750 900
A 450 600 750 900
B 600 750 900 1200
A : Ukuran Minimal 1600 mm dan maksimal 4000 mm B : Ukuran Minimal 1200 mm dan maksimal 1600 mm
2. RAMBU LARANGAN
UKURAN (mm) Sangat Kecil Kecil Sedang Besar
UKURAN (mm) Sangat Kecil Kecil Sedang Besar
A 450 600 750 900
B 45 60 75 90
A 450 600 750 900
C 45 60 75 90
B 450 600 750 900
UKURAN (mm) Sangat Kecil Kecil Sedang Besar
A 450 600 750 900
3. RAMBU PERINTAH
UKURAN (mm) Sangat Kecil Kecil Sedang Besar
A 450 600 750 900
UKURAN (mm) Sangat Kecil Kecil Sedang Besar
A 400 500 600 750
B 500 600 750 900
4. RAMBU PETUNJUK
A : Ukuran Minimal 1050 mm dan maksimal 1400 mm B : Ukuran Minimal 1400 mm dan maksimal 4000 mm
A : Ukuran Minimal 600 mm dan maksimal 1200 mm B : 140 mm
BUPATI TULUNGAGUNG,
SYAHRI MULYO