BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
Triwulan III 2011
Visi Bank Indonesia : “Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi Bank Indonesia : “Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan”
Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Kelompok Kajian dan Survey Bank Indonesia Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115 Telp : +62 435 824444 Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan III-2011 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 8 November 2011 BANK INDONESIA GORONTALO
Dudung C. Setyadi. Deputi Pemimpin
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1
PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL 1.1
1.2
1.3 BAB 2
2
1.1.1 Konsumsi
3
1.1.2 Investasi
5
1.1.3 Ekspor - Impor
6
Sisi Penawaran
9
1.2.1 Sektor Pertanian
9
1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
11
1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
13
1.2.4 Sektor Bangunan
15
1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
16
1.2.6 Sektor Industri Pengolahan
16
1.2.7 Sektor Lainnya
17
BOKS I : Penurunan Kinerja Ekspor Gorontalo
18
PERKEMBANGAN INFLASI 2.1
2.2
2.3 BAB 3
Sisi Permintaan
Inflasi Gorontalo
21
2.1.1 Faktor Fundamental
22
2.1.2 Faktor Non Fundamental
24
Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
25
2.2.1 Inflasi Tahunan (y.o.y)
25
2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q)
26
BOKS II : Laporan Monitoring Harga Periode Puasa dan Lebaran 2011
27
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1
3.2
3.3
Fungsi Intermediasi
31
3.1.1 Perkembangan Kantor Bank
31
3.1.2 Penghimpunan Dana Masyarakat
32
3.1.3 Penyaluran Kredit
33
Stabilitas Sistem Keuangan
37
3.2.1 Resiko Kredit
37
3.2.2 Resiko Likuiditas
38
3.2.3 Resiko Pasar
40
BOX III : Pengembangan Usaha Kerajinan Karawo Gorontalo
44
BAB 4
BAB 5
KEUANGAN DAERAH 4.1
Pendapatan Daerah
41
4.2
Belanja Daerah
43
4.3
Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar
44
SISTEM PEMBAYARAN 5.1
5.2
BAB 6
BAB 7
Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai
47
5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow)
47
5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar
47
5.1.3 Uang Palsu
48
Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai
49
5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo
49
5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS)
50
KESEJAHTERAAN 6.1
Pengangguran
51
6.2
Kemiskinan
52
6.3
Rasio Gini
53
6.4
IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
54
OUTLOOK EKONOMI 7.1
Outlook Makroe Ekonomi Regional
55
7.2
Outlook Inflasi
57
7.3
Outlook Perbankan
58
LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH
DAFTAR GRAFIK Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 1.20 1.21 1.22 1.23 1.24 1.25 1.26 1.27 1.28 1.29 1.30 1.31 1.32 1.33 1.34 1.35 1.36 1.37 1.38 1.39 1.40 1.41 1.42 1.43 1.44 1.45 1.46 1.47
Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Perkembangan Belanja Pegawai Survei Konsumen Bank Indonesia Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional Perkembangan Harga CPO Perkembangan Harga Jagung Ekspor Antar Provinsi Perkembangan Impor Semen Perkembangan Bongkar Barang SKDU Pertanian Realisasi Panen Tabama Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor Realisasi Penjualan BBM Transportasi Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Kargo Pesawat Tingkat Penghunian Hotel Penjualan Semen Kredit Konstruksi NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban Konsumsi Listrik Industri Perkembangan Kredit Perdagangan Konsumsi BBM Industri Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa Kinerja Ekspor Luar Negeri Kinerja Ekspor Antar Pulau
2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 6 6 6 7 7 8 8 8 8 8 10 10 10 10 12 12 12 12 13 13 14 14 14 14 15 15 16 16 17 17 17 17 17 18 18
Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
1.48 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5
Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
Perkembangan Net Ekspor Impor Gorontalo Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo Kapasitas Produksi Indeks Keyakinan Konsumen Perkembangan Harga Emas Internasional Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Harga Beras Harga Daging Sapi dan Daging Ayam Harga Bumbu-bumbuan Harga Komoditas Lainnya Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Komposisi Dana Pihak Ketiga Pertumbuhan Kredit Penggunaan Komposisi Kredit Penggunaan Pertumbuhan Kredit Sektoral Komposisi Kredit Sektoral Pertumbuhan Kredit UMKM Perkembangan NPL NPL Per Sektor Konsentrasi Kredit Perkembangan Portofolio DPK Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo Perkembangan Kurs USD dan BI Rate Netflow Kas Titipan Gorontalo Perkembangan Netflow Bulanan Perputaran Kliring Gorontalo Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2011 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS Proyeksi Inflasi Tahunan Prov. Gorontalo Ekspektasi Harga Jual
19 21 22 23 23 24 27 28 29 30 32 32 34 34 35 35 36 37 37 38 39 39 40 47 47 49 49 49 55 56 56 57 58
DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 4.1
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 5.1 5.2 5.3 6.1 6.2
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
6.3 6.4 6.5 6.6 7.1
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Proyek Infrastruktur Pemerintah Daerah Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran ARAM III Pertanian Padi ARAM III Pertanian Jagung Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang Ekspor Luar Negeri Gorontalo Periode Jan-Sept 2011 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo Perkembangan Harga-harga Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) Inflasi Tahunan Sub-Kelompok Bahan Makanan (y.o.y) Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (q.t,q) Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) Stimulus Fiskal APBD Terhadap Sektor Riil Dampak APBD Terhadap Uang Beredar Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (dalam Rp. Ribu) Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Persentase Penduduk Miskin Prov. Gorontalo (%) Rasio Gini Provinsi Gorontalo Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab/Kota Tahun 2006-2007 Rencana Pengeluaran Pemerintah Untuk Pilkada Gubernur Gorontalo
2 5 9 11 11 17 19 21 24 25 26 26 42 42 43 44 44 45 48 48 50 51 52 53 53 54 54 55
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
Pemasangan JRL Oleh Petani Rumput Laut di Gorut
21
Halaman ini sengaja dikosongkan
RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo
Dinamika perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 melambat.
triwulanI II-2011 tumbuh
Ekonomi tumbuh sebesar 5,64% (y.o.y), berada dibawah angka
5,64% (y.o.y) lebih
proyeksi Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan sebelumnya
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (7,65% y.o.y)
sebesar 7,0-7,5% (y.o.y). Perlambatan yang terjadi cukup signifikan dikarenakan (i) lambatnya penyerapan belanja fiskal pemerintah daerah (ii) penurunan produksi pertanian karena pengaruh musim dan cuaca. Tekanan yang terjadi pada dua komponen
tersebut
perkembangan
memberikan
komponen
lainnya
implikasi
negatif
bagi
seperti
investasi,
dan
ekspor/impor.
Menurunnya penyerapan belanja fiskal daerah mendorong perekonomian tumbuh melambat.
Disisi permintaan, melambatnya perekonomian triwulan III-2011 terjadi pada hampir seluruh komponennya kecuali konsumsi rumah tangga dan komponen impor. Rendahnya penyerapan belanja modal pemerintah daerah mendorong kinerja investasi merosot. Sementara tren pelemahan kinerja ekspor masih terus berlangsung hingga triwulan III-2011 dan relatif memburuk. Ekspor luar negeri terkontraksi hingga 18,21% (y.o.y) dimana ekspor hanya dilakukan untuk komoditas kayu sementara untuk komoditas jagung sudah tidak dilakukan ekspor luar negeri lagi sejak Januari 2011. Permasalahan produksi jagung serta tekanan harga jagung internasional menjadi salah satu faktor pemicu pengalihan ekspor Jagung Gorontalo ke pasar domestik.
Keseluruhan sektor
Disisi
penawaran,
hampir
keseluruhan
sektor
mengalami
perekonomian
perlambatan. Penurunan kinerja terbesar terjadi pada sektor
mengalami perlambatan
pertanian. Angka Ramalan III 2011 yang dirilis oleh BPS Prov.
pada triwulan III-2011
Gorontalo menyebutkan bahwa produksi jagung terkontraksi hingga 1,34% sementara produksi pertanian padi diperkirakan akan melambat. Cuaca dan musim serta penurunan produktivitas pertanian menjadi pemicu merosotnya perkiraan produksi pertanian pada triwulan laporan.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
i
PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada
Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y)
triwulan III-2011 sebesar
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11%
3,27% (y.o.y) lebih rendah
(y.o.y). Melemahnya tekanan inflasi periode laporan terutama
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11% (y.o.y)
akibat dari menurunnya volatile food yang mengalami deflasi sebesar 0.90% (y.o.y) jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 12,07% (y.o.y). Sementara itu, core inflation sebesar 6,44% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,64% (y.o.y). Sedangkan administered price sebesar 2,96% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,47% (y.o.y).
Meskipun harga barang sandang mengalami kenaikan karena Penurunan harga komoditas bumbu-
meningkatnya tekanan permintaan masyarakat saat Ramadhan
bumbuan terutama tomat,
dan Lebaran, namun penurunan harga yang signifikan dari
cabe dan bawang merah
komoditas bumbu-bumbuan terutama tomat, cabe dan bawang
menyebabkan secara
merah menyebabkan secara keseluruhan inflasi Gorontalo
keseluruhan inflasi Gorontalo mengalami perlambatan
mengalami
perlambatan.
Lancarnya
ketersediaan
pasokan
menjadi faktor utama menurunnya harga komoditas bumbubumbuan. Cuaca yang mendukung meningkatkan produktivitas tanaman tomat dan cabe. Di sisi lain, permintaan cabe dari Manado juga masih minim sehingga harga cabe di Gorontalo cenderung menurun. Sementara itu, harga bawang juga jatuh karena hasil liason dengan para pedagang menginformasikan bahwa daerah asal impor bawang sedang mengalami panen raya.
ii
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Fungsi intermediasi
Aktivitas perbankan di Provinsi Gorontalo pada triwulan III-2011
perbankan pada triwulan
masih menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari beberapa
III-2011 menunjukkan kinerja yang cukup -baik
indikator perbankan antara lain dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.
Hingga triwulan
laporan, DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum adalah sebesar Rp2,60 trilliun atau secara (y.o.y) tumbuh sebesar 19,10% dan DPK yang berhasil dihimpun BPR sebesar Rp14,82 milliar atau secara (y.o.y) tumbuh 27,25%.
Sedangkan
penyaluran kredit bank umum tercatat sebesar Rp4,31 trilliun atau tumbuh (y.o.y) sebesar 28,39%, sementara
pada BPR
tercatat Rp22,09 milliar atau tumbuh (y.o.y) 17,80%. Dilihat dari angka tersebut di atas, terlihat bahwa permintaan kredit di Gorontalo cukup tinggi seperti ditunjukkan oleh angka LDR yang mencapai 165,65% pada bank umum dan 149,08% pada BPR. Untuk kredit bermasalah, hal yang perlu mendapat perhatian adalah pada kredit bermasalah Bank Perkreditan Rakyat yang masih cukup tinggi dan relatif meningkat dibanding triwulan sebelumnya yaitu 17,91%, sedangkan kredit bermasalah bank umum masih terjaga pada level wajar yaitu sebesar 3,33%.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Rendahnya angka
Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi
penyerapan belanja
Gorontalo triwulan III-2011 relatif sama dengan periode yang
APBD mendorong
sama tahun sebelumnya. Rendahnya angka penyerapan belanja
perlambatan ekonomi Gorontalo
APBD membawa siklus perekonomian regional menurun secara signifikan. Kondisi semacam ini terjadi pula pada triwulan III-2010 sebelumnya. Sementara itu realisasi penghimpunan pendapatan daerah telah mencapai 80% dari target anggaran namun angka penyerapan belanja daerah hanya berkisar 65% sehingga memberikan efek kontraktsi fiskal bagi jumlah uang beredar di masyarakat. Kondisi tersebut berimplikasi kurang baik bagi pertumbuhan ekonomi regional selama triwulan III-2011.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
iii
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan II-
pembayaran tunai di
2011 diwarnai oleh net outlow dan penurunan persediaan uang
Gorontalo diwarnai oleh net outflow dan penurunan uang layak edar. Sementara itu,
layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring dan peningkatan transaksi RTGS. Net outflow pada triwulan II-2011 merupakan
sistem pembayaran non
cerminan dari pergerakan uang kartal yang keluar dari
tunai menunjukkan
perbankan untuk kebutuhan transaksi ekonomi masyarakat.
penurunan transaksi
Sementara itu, Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan
kliring.
Gorontalo pada akhir triwulan II-2011 sebesar Rp80,39 miliar lebih
rendah
dibandingkan
triwulan
sebelumnya
sebesar
Rp99,15 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp80,39 miliar untuk uang kertas dan Rp2 juta untuk uang logam. Di sisi lain, pada triwulan laporan belum teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi Gorontalo. Transaksi non tunai kliring mengalami pertumbuhan sebesar 0,08% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,28% (qtq). Sedangkan Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan II-2011 secara nominal sebesar Rp521 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 4,34% (qtq) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -22,96% (qtq).
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011
cukup baik, antara lain
menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding
terlihat dari indikator penurunan jumlah penduduk miskin dan pengangguran.
tahun 2010.
Demikian pula dengan jumlah pengangguran
terbuka dari 5,16 persen pada Agustus 2010 menjadi 4,61 persen pada Februari 2011. Angka tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan.
Tingkat pengangguran
Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo
terbuka di Gorontalo
pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 465.027 jiwa atau
pada Agustus 2011
meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010
iv
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA
menurun.
yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 4,26%, menurun dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%.
Pada Tahun 2007 indeks
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
gini tercatat 0,39
pada tahun 2011 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo
mengalami kenaikan
sebesar 18,75% atau mengalami penurunan dibandingkan
dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36.
periode Maret 2010 yang tercatat sebesar 23,19%. Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang sebesar 68,01.
PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo
Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2011 diperkirakan berkisar 7,3
triwulan IV- 2011
– 7,8% (y.o.y) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
diperkirakan tumbuh 7,3 –7,8% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
Pemilukada Gubernur diharapkan menjadi pendorong positif pertumbuhan
ekonomi.
Sementara
itu
penyelenggaraan
peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXI diharapkan turut meningkatkan
kegiatan
konsumsi
masyarakat.
Kegiatan
konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh dengan baik yang diindikasikan oleh hasil survei Konsumen Bank Indonesia bulan Oktober 2011 dimana Indeks Keyakinan Konsumen masih berada pada level 125,56. Inflasi Gorontalo pada
Pada
triwulan
IV-2011
inflasi
diperkirakan
akan
sedikit
triwulan IV-2011
meningkat, dengan kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi
diproyeksikan pada
dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil liason dengan para
kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y)
pedagang mengemukakan bahwa perkembangan harga-harga secara umum relatif stabil hingga akhir tahun, namun terdapat
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
v
potensi kenaikan harga untuk beberapa komoditas. Harga beras dan cabe mulai meningkat terkait permintaan ekspor ke daerah lain khususnya Manado. Sementara itu, harga minyak goreng dari distributor diperkirakan juga mulai merangkak naik. Menurut para pedagang jika terus terjadi kenaikan harga minyak goreng di tingkat distributor tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan harga di tingkat pedagang. Aktivitas perbankan
Aktivitas usaha perbankan pada triwulan IV-2011 diperkirakan
triwulan IV-2011
akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan
diperkirakan meningkat yang bersumber dari meningkatnya permintaan.
bersumber
dari
potensi
meningkatnya
aktivitas
ekonomi
masyarakat. Meningkatnya aktivitas masyarakat antara lain dari permintaan domestik selama musim liburan akhir tahun, lebaran Idul Adha dan Pemilukada Gubernur Gorontalo. Kondisi tersebut diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang.
vi
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 tumbuh melambat 5,64% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,65% y.o.y. Hal ini berada dibawah proyeksi Bank Indonesia pada triwulan sebelumnya bahwa perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 akan tumbuh pada kisaran 7,5 - 8,0% (y.o.y). Melemahnya perekonomian Gorontalo secara signifikan dimaksud didorong oleh dua faktor utama yaitu rendahnya penyerapan belanja APBD dan merosotnya produksi pertanian karena pengaruh cuaca. Tekanan yang cukup signifikan tersebut sedikit diredam oleh kegiatan konsumsi rumah tangga selama lebaran. Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor perekonomian turun signifikan. Pertanian yang menjadi penopang perekonomian terus menunjukkan kinerja yang menurun sejak awal tahun 2011. Tercatat sektor ini hanya tumbuh 2,45% (y.o.y) pada triwulan laporan. Demikian juga dengan sektor bangunan yang selama ini menjadi sektor unggulan lainnya. Rendahnya penyerapan APBD Belanja Modal menjadikan kinerja sektor ini merosot. Indikator tersebut dikonfirmasi pula oleh realisasi kredit konstruksi yang terkontraksi dalam 9 bulan terakhir. Evaluasi pencapaian proyek pemerintah daerah hendaknya mampu mendorong kebijakan percepatan realisasi fisik proyek-proyek infrasturktur sehingga mampu menyanggah pertumbuhan ekonomi. Sementara itu kinerja angkutan juga terus mengalami penurunan. Krisis BBM yang saat ini masih dirasakan oleh masyarakat menjadikan kinerja sub sektor angkutan darat terus mengalami penurunan. Berbagai upaya Pemerintah Daerah dan Pertamina untuk melarang penjualan BBM bersubsidi diluar SPBU resmi rupanya belum mendapatkan respon positif dari masyarakat. Disisi permintaan, perlambatan terjadi pada hampir seluruh komponen konsumsi, investasi dan ekspor-impor. Konsumsi pemerintah turun cukup signifkan, sementara konsumsi rumah tangga meskipun mengalami peningkatan namun magnitude-nya kurang mampu meredam perlambatan yang terjadi. Kinerja investasi menurun cukup signifikan selama triwulan laporan terkait rendahnya realisasi belanja modal pemerintah. Akan tetapi upaya swasta untuk meningkatkan kegiatan investasinya memberikan arah positif bagi pertumbuhan komponen investasi, indikator tersebut nampak pada pertumbuhan kredit investasi perbankan. Sementara itu kinerja ekspor-impor belum menunjukkan perbaikan. Ekspor semakin menunjukkan penurunan, kontraksi pada triwulan III-2011 telah mencapai 18, 21% (y.o.y) dan menjadi kinerja ekspor terendah sejak 3 tahun terakhir. Pengaruh penurunan produksi pertanian, serta gejolak harga internasional menjadikan kinerja ekspor tidak kunjung membaik.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
1
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
1.1
SISI PERMINTAAN Melemahnya kinerja konsumsi, investasi dan ekspor-impor mendorong perlambatan
pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan III-2011. Hampir seluruh komponen permintaan menunjukkan penurunan. Tekanan terbesar berasal dari rendahnya realisasi APBD Pemerintah Daerah. Kondisi demikian semakin diperburuk karena ekspor luar negeri juga tidak kunjung menunjukkan perbaikan. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2010 I
Pembentukan Modal Tetap Bruto
2011 III
IV
I *)
II
III
784,798
841,110
907,059
982,791
949,178
982,500
1,034,419
519,781
546,905
579,341
615,389
629,851
648,494
688,844
7,397
7,752
7,934
7,835
8,043
8,357
8,797
257,619
286,453
319,784
359,568
311,284
325,649
336,778
264,461
266,381
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
II
228,749
244,263
262,782
286,939
259,373
(72,223)
(119,132)
(159,816)
(228,366)
(117,857)
Ekspor Barang dan Jasa
104,819
110,995
118,846
95,707
93,093
96,168
97,206
Impor Barang dan Jasa
344,759
352,582
368,958
405,606
423,380
429,265
463,459
701,383
724,653
759,912
731,465
760,407
780,125
802,780.04
III
IV
Perubahan Stok
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KOMPONEN Konsumsi
2010 I
II
(133,739) (131,766.66)
2011 I
II
III
11.47
13.57
14.44
18.78
20.95
16.81
14.04
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
10.93
13.96
15.26
22.28
21.18
18.58
18.90
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
12.07
13.97
8.41
7.55
8.73
7.81
10.86
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
12.54
12.82
13.14
13.48
20.83
13.68
5.31
1.30
5.36
6.26
7.43
13.39
8.27
1.37
5.50
46.43
63.33
15.33
63.18
12.26
(17.55)
Ekspor Barang dan Jasa
4.13
5.67
18.73
(7.64)
(11.19)
(13.36)
(18.21)
Impor Barang dan Jasa
9.47
9.85
14.13
22.70
22.80
21.75
25.61
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
8.38
7.33
5.71
9.25
8.42
7.65
5.64
Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
2
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan III-2011 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 14,04% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 16,81% (y.o.y). Melambatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh menurunnya pertumbuhan konsumsi pemerintah sementara konsumsi swasta mampu memberikan efek redaman terhadap perlambatan. Relatif rendahnya realisasi APBD pada triwulan III-2011 sebesar 65,69% menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan konsumsi. Pada triwulan laporan, tercatat konsumsi pemerintah tumbuh 5,31% (y.o.y), melambat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,68% (y.o.y). Perlambatan tersebut terutama bersumber dari pertumbuhan belanja modal dan belanja barang/jasa yang menurun sementara untuk belanja rutin lainnya mengalami peningkatan. Sementara itu kegiatan konsumsi rumah tangga menjelang lebaran diperkirakan tumbuh lebih baik. Kondisi tersebut didukung oleh kebijakan realisasi gaji ke-13 bulan Juli, pembayaran gaji September di bulan Agustus serta beberapa tunjangan yang dibayarkan lebih awal oleh Pemerintah Daerah menjelang lebaran. Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh 18,90% (y.o.y) sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 18,58% (y.o.y)
Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov
Grafik 1.4 Perkembangan Belanja Pegawai
Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa
Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
3
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Redaman perlambatan konsumsi bersumber dari peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga. Salah satu faktor utama pendorong kinerja konsumsi swasta diperkirakan dampak dari pembayaran gaji ke-13 bulan Juli 2011. Hasil liason dengan beberapa perusahaan pembiayaan kendaraan, diyakini bahwa tingkat konsumsi pembelian kendaraan masyarakat meningkat selama triwulan laporan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh data Badan Keuangan Provinsi Gorontalo yang mencatat tingkat penghimpunan pajak kendaraan bermontor meningkat. Pada triwulan III-2011 pajak penghimpunan kendaraan bermotor tumbuh 48,93% (y.o.y) meningkat cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 20,97% (y.o.y).
Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi
Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga
Grafik 1.7 Perkembangan Simpanan Masyarakat
Grafik 1.9 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor
Namun, peningkatan konsumsi masyarakat kelompok petani diperkirakan stagnan selama triwulan laporan. Daya beli petani selama triwulan III-2011 relatif menurun terkait merosotnya produksi pertanian di Gorontalo karena pengaruh cuaca. Hal ini dikonfirmasi oleh pertumbuhan NTP yang hanya sebesar 1% (y.o.y) pada akhir triwulan III-2011.
4
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani
Grafik 1.11 Konsumsi BBM Rumah Tangga
1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan III-2011 melambat. Investasi tumbuh 1,37 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 8,27% (y.o.y). Melambatnya kinerja investasi terkait pertumbuhan belanja modal pemerintah daerah yang relatif menurun selama triwulan laporan. Namun perlambatan tersebut sedikit diredam oleh kinerja investasi sektor swasta. Disisi pemerintah, realisasi pembiayaan investasi fisik yang bersumber dari APBD menurun. Penyerapan belanja modal sampai dengan triwulan III-2011 tercatat sebesar Rp 89,37 Milyar, atau tumbuh 16,10% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan II-2011 yang tumbuh 89,55 (y.o.y). Sementara pembiayaan investasi dari swasta yang tercermin dari kredit investasi perbankan menunjukkan peningkatan setelah pada beberapa bulan sebelumnya menunjukkan penurunan. Kredit investasi pada September 2011 tercatat tumbuh 269,90% (y.o.y) meningkat dibandingkan kondisi Juni 2011 yang tumbuh sebesar 124,85% (y.o.y). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kinerja investasi swasta secara keseluruhan tahun 2011 masih lebih baik dibandingkan tahun 2010. Dibandingkan triwulan sebelumnya, perlambatan kinerja investasi terutama didorong oleh melemahnya investasi bangunan. Kredit konstruksi terkontraksi 0,99% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,08% (y.o.y). Tabel 1.2 Proyek Infrastuktur Pemerintah Daerah
Nama Proyek Pembangunan Jalan Petikemas Dermaga Pelabuhan III Kota Gorontalo Pembangunan Dermaga Penyeberangan Marisa Tahap V Pembangunan Dermaga III Pelabuhan Gorontalo Tahap IV Pembangunan Dermaga Pelabuhan Anggrek Pembangunan ILS Bandara Jalaluddin Tahap II
Realisasi Fisik Anggaran 47%
30%
65% 2,9% 60% 20%
20% 20% 50% 20%
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
5
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.14 Perkembangan Penjualan Semen
Grafik 1.13 Realisasi Belanja Modal Pemprov.
Grafik 1.15 Kredit Konstruksi.
1.1.3 EKSPOR – IMPOR Tren melemahnya ekspor masih terus berlanjut hingga triwulan III-2011, setelah pada triwulan II-2011 ekspor terkontraksi 13,36% (y.o.y), hingga saat ini laju kontraksi ekspor terus meningkat menjadi 18,21% (y.o.y). Sementara kinerja impor relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya terkait permintaan konsumsi selama lebaran. Merosotnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik. Nilai ekspor luar negeri hanya mencapai US$ 37.307 atau terkontraksi 99,4% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 34.982 yang terkontraksi 98,99% (y.o.y). Demikian juga untuk kinerja ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan turut menunjukkan penurunan. Volume muat barang mencapai 46.512 ton atau terkontraksi 31,73% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 21,83% (y.o.y). Tekanan ekspor luar negeri terjadi hampir seluruh komoditas kecuali komoditas kayu.
6
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.17 Perkembangan Harga Gula Internasional
Merosotnya kinerja ekspor terutama didorong oleh menurunnya ekspor komoditas utama seperti kopra, jagung dan gula. Hampir selama tiga triwulan Gorontalo tidak melakukan ekspor kopra keluar negeri. Merosotnya harga kopra mendorong beberapa pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Pengiriman kopra Gorontalo dilakukan melalui Bitung, sebagian kopra di Bitung diekspor ke luar negeri dan sebagian digunakan oleh industri lokal. Menurunnya harga CPO menjadikan permintaan minyak kopra semakin merosot. Pada akhir Juni 2011 kopra di Bitung diperdagangkan dengan harga Rp 7.000/kg sementara pada September 2011 merosot hingga Rp 4.600/kg. Sementara komoditas substitusi bahan baku minyak goreng yaitu CPO terus mengalami penurunan. Di bulan Juni 2011 CPO diperdagagngkan pada kisaran 9.000, kemudian menurun hingga Rp 8.000/kg pada September 2011. Kondisi ini menjadikan permintaan kopra Gorontalo semakin merosot karena kalah bersaing dengan produk CPO sebagai bahan baku minyak goreng. Penurunan juga terjadi pada komoditas jagung, pada triwulan III-2011 ekspor luar negeri jagung tidak dilakukan. Hampir seluruh eksportir kesulitan memenuhi stok ekspor jagung. Selain karena permasalahan produksi jagung, harga internasional untuk produk jagung juga terus menurun. Pada akhir triwulan II-2011 jagung diperdagangkan dengan harga US$ 6.5/bushel terus merosot menjadi US$ 5.5/bushel pada akhir triwulan III-2011. Demikian pula untuk pasar domestik, jagung yang pada akhir triwulan II-2011 diperdagangkan pada harga Rp 2500/kg terus menurun hingga menjadi Rp 2000/kg pada akhir triwulan III-2011. Tekanan harga internasional dan penurunan produksi pertanian menjadikan pengusaha eksportir mengalihkan pangsa ekspor dari luar negeri ke dalam negeri. Ekspor pengapalan Jagung ke luar negeri dilakukan terakhir pada bulan Januari 2011.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
7
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.18 Perkembangan Harga CPO
Grafik 1.19 Perkembangan Harga Jagung
.
Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi
Grafik 1.21 Impor Semen
Di sisi lain perkembangan impor Gorontalo triwulan III-2011 menunjukkan arah yang meningkat. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan di Gorontalo. Peningkatan kegiatan impor antar pulau pada triwulan III-2011 lebih didorong oleh meningkatnya permintaan barang konsumsi menjelang lebaran.
Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang
8
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA