BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
Triwulan II 2011
Visi Bank Indonesia : “Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi Bank Indonesia : “Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan”
Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Kelompok Kajian dan Survey Bank Indonesia Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115 Telp : +62 435 824444 Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan II-2011 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA GORONTALO
Wahyu Purnama A. Pemimpin
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1
PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL 1.1
1.2
1.3 BAB 2
Sisi Permintaan
2
1.1.1 Konsumsi
3
1.1.2 Investasi
5
1.1.3 Ekspor - Impor
6
Sisi Penawaran
9
1.2.1 Sektor Pertanian
10
1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
12
1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
14
1.2.4 Sektor Bangunan
15
1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
16
1.2.6 Sektor Industri Pengolahan
17
1.2.7 Sektor Lainnya
18
BOKS I : Pengembangan Rumput Laut di Gorontalo
19
PERKEMBANGAN INFLASI 2.1
2.2
2.3
Inflasi Gorontalo
25
2.1.1 Faktor Fundamental
26
2.1.2 Faktor Non Fundamental
28
Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
29
2.2.1 Inflasi Tahunan (y.o.y)
29
2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q)
30
BOX II : Antisipasi Tekanan Inflasi Gorontalo Menghadapi Tren Kenaikan Minyak Dunia
BAB 3
32
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1
3.2
Fungsi Intermediasi
35
3.1.1 Perkembangan Kantor Bank
35
3.1.2 Penghimpunan Dana Masyarakat
36
3.1.3 Penyaluran Kredit
37
Stabilitas Sistem Keuangan
40
3.2.1 Resiko Kredit
40
3.2.2 Resiko Likuiditas
42
3.2.3 Resiko Pasar
43
3.3 BAB 4
BAB 5
4.1
Pendapatan Daerah
47
4.2
Belanja Daerah
49
4.3
Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar
50
SISTEM PEMBAYARAN
5.2
BAB 7
44
KEUANGAN DAERAH
5.1
BAB 6
BOX III : Pengembangan Usaha Kerajinan Karawo Gorontalo
Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai
53
5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow)
53
5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar
53
5.1.3 Uang Palsu
54
Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai
55
5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo
55
5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS)
56
KESEJAHTERAAN 6.1
Pengangguran
57
6.2
Kemiskinan
58
6.3
Rasio Gini
59
6.4
IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
60
OUTLOOK EKONOMI 7.1
Outlook Makroe Ekonomi Regional
61
7.2
Outlook Inflasi
63
7.3
Outlook Perbankan
64
LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH
DAFTAR GRAFIK Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 1.20 1.21 1.22 1.23 1.24 1.25 1.26 1.27 1.28 1.29 1.30 1.31 1.32 1.33 1.34 1.35 1.36 1.37 1.38 1.39 1.40 1.41 1.42 1.43 1.44 1.45 1.46 1.47
Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Perkembangan Belanja Pegawai Survei Konsumen Bank Indonesia Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor Perkembangan NTP Petani Konsumsi Listrik Rumah Tangga Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional Perkembangan Harga CPO Perkembangan Harga Jagung Ekspor Antar Provinsi Perkembangan Impor Semen Perkembangan Bongkar Barang SKDU Pertanian Realisasi Panen Tabama Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor Realisasi Penjualan BBM Transportasi Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Kargo Pesawat Tingkat Penghunian Hotel Penjualan Semen Kredit Konstruksi NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban Konsumsi Listrik Industri Perkembangan Kredit Perdagangan Konsumsi BBM Industri Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa Ekspor Rumput Laut Indonesia Komposisi Negara Tujuan Ekspor
2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 6 6 6 7 7 8 8 8 8 9 10 10 11 11 12 12 13 13 13 13 14 14 14 14 15 15 16 16 17 17 17 18 18 19 19
Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
1.48 1.49 1.50 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5
Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8
Impor Rumput Laut China Komposisi Rumput Laut Sulawesi Perkembangan Ekspor Rumput Laut Sulawesi Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo Indeks Keyakinan Konsumen Perkembangan Harga Emas Internasional Kapasitas Produksi Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Perkembangan Harga Minyak Dunia Konsumsi BBM Gorontalo Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Komposisi Dana Pihak Ketiga Pertumbuhan Kredit Penggunaan Komposisi Kredit Penggunaan Pertumbuhan Kredit Sektoral Komposisi Kredit Sektoral Pertumbuhan Kredit UMKM Perkembangan NPL NPL Per Sektor Konsentrasi Kredit Perkembangan Portofolio DPK Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo Perkembangan Kurs USD dan BI Rate Netflow Kas Titipan Gorontalo Perkembangan Netflow Bulanan Perputaran Kliring Gorontalo Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2011 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS Perkembangan Luas Tanaman Padi Perkembangan Luas Tanaman Jagung Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo Ekspektasi Harga Jual Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan
19 20 20 26 26 27 27 28 32 33 36 36 38 38 39 39 40 41 41 41 42 43 43 53 53 55 55 55 61 62 62 62 62 63 63 64
DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 4.1
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 5.1 5.2 5.3 6.1 6.2
Tabel Tabel Tabel Tabel
6.3 6.4 6.5 6.6
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran ARAM II Pertanian Padi ARAM II Pertanian Jagung Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang Perbedaan Metode Pengembangan Rumput Laut Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo Perkembangan Harga-harga Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) Inflasi Tahunan Sub-Kelompok Bahan Makanan (y.o.y) Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (q.t,q) Sumbangan Komoditas Terhadap Inflasi Triwulanan di Gorontalo Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) Stimulus Fiskal APBD Terhadap Sektor Riil Dampak APBD Terhadap Uang Beredar Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (dalam Rp. Ribu) Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Persentase Penduduk Miskin Prov. Gorontalo (%) Rasio Gini Provinsi Gorontalo Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab/Kota Tahun 2006-2007
2 9 11 11 17 22 25 28 29 30 30 31 48 48 49 50 50 51 54 54 56 57 58 59 59 60 60
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
Pemasangan JRL Oleh Petani Rumput Laut di Gorut
21
Halaman ini sengaja dikosongkan
RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo
Dinamika perekonomian Gorontalo triwulan II-2011 menunjukkan
triwulanI I-2011 tumbuh
perlambatan. Ekonomi tumbuh pada kisaran 7,6% (y.o.y) lebih
7,6% (y.o.y) lebih rendah
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 8,4%
dibandingkan triwulan sebelumnya (8,4% y.o.y)
(y.o.y). Perlambatan dimaksud sedikit diatas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya yaitu di kisaran 7,0-7,5% (y.o.y). Hal dimaksud diperkirakan karena dorongan sektor perdagangan-hotel-restoran serta sektor bangunan yang tumbuh lebih baik.
Melemahnya kinerja
Disisi permintaan, melemahnya kinerja perekonomian didorong
konsumsi swasta dan
oleh melambatnya konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah
ekspor mendorong kinerja ekonomi menurun selama triwulan I-2011
tangga.
Melambatnya
kegiatan
konsumsi
rumah
tangga
disebabkan oleh dua hal yaitu (i) pembayaran gaji ke-13 yang baru direalisasikan pada bulan Juli 2011, (ii) menurunnya produksi pertanian yang berimbas pada melemahnya daya beli petani. Sementara itu gencarnya ekspansi fiskal Pemda pada triwulan I-2011 terkait peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo telah kembali pada kondisi normalnya seiring telah berakhirnya kegiatan dimaksud. Menurunnya produksi pertanian jagung, merosotnya harga jual kopra serta produksi gula yang terkendala bahan baku menjadikan kinerja ekspor Gorontalo terus menunjukkan tren yang melemah sejak triwulan III-2010. Hampir seluruh komoditas utama tidak dilakukan ekspor luar negeri pada triwulan laporan kecuali untuk komoditas kayu. Sementara itu melambatnya pertumbuhan belanja modal pemerintah mendorong kinerja investasi menurun. Pembiayan investasi pada triwulan laporan lebih didukung oleh dana perbankan namun jumlahnya tidak
Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor pengangkutan dan komunikasi.
signifikan dibandingkan pembiayaan Pemda. Disisi penawaran, beberapa sektor utama seperti pertanian dan pengangkutan-komunikasi
mengalami
penurunan
kinerja
dibandingkan triwulan sebelumnya. Berakhirnya musim panen ditambah faktor cuaca yang kurang mendukung menjadikan produksi pertanian jagung dan padi merosot. Banjir yang terjadi
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
i
di tiga wilayah kabupaten Boalemo, Kab. Gorontalo dan Kab. Bone
Bolango
turut
memperburuk
kondisi
yang
terjadi.
Sementara itu faktor kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan laporan menjadikan kinerja sektor transportasi darat terganggu. Namun upaya yang telah dilakukan Pemda dan Pertamina untuk menambah pasokan minyak dan serangkaian kebijakan distribusi BBM menjadikan kondisi dimaksud kembali normal pada akhir Juni 2011. Redaman perlambatan timbul dari sektor bangunan dan PHR. Kegiatan perdagangan-hotel-restoran tumbuh cukup baik terkait kegiatan libur sekolah, pelaksanaan Jumbara Nasional ke-VII di Gorontalo serta persiapan pelaksanaan PILKADA di Gorontalo.
PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada
Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2011 sebesar 7,11% (y.o.y)
triwulanI I-2011 sebesar
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,77%
7,11% (y.o.y) lebih tinggi
(y.o.y).
Rentannya
aspek
pasokan
serta
meningkatnya
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,77% (y.o.y)
permintaan masyarakat menyebabkan peningkatan harga-harga komoditas bahan makanan. Peningkatan ini diperkirakan sejalan dengan mulai masuknya pola historis dimana inflasi akan meningkat hingga puncaknya pada periode lebaran. Core inflation atau inflasi inti pada triwulan II-2011 sebesar
Inflasi inti dan volatile food pada triwulan II-2011
4,64% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
mengalami peningkatan
sebesar 4,23% (y.o.y) seiring dengan meningkatnya berbagai
dibandingkan triwulan
tekanan faktor fundamental terutama ekspektasi inflasi, imported
sebelumnya
inflation, dan output gap. Ekspektasi inflasi diperkirakan optimis meningkat seiring dengan tren peningkatan ekspektasi konsumsi masyarakat yang diperkirakan mencapai puncaknya pada periode lebaran. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen di Gorontalo (hasil Survei Konsumen) yang mulai menunjukkan tren peningkatan pada triwulan-II 2011.
ii
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 | BANK INDONESIA
Faktor non-fundamental
Faktor non-fundamental memiliki kontribusi yang dominan
turut meningkatkan inflasi
terhadap kenaikan inflasi Gorontalo terutama dari volatile food
Gorontalo
inflation. Peningkatan inflasi terutama terlihat dari subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya dan sub kelompok bumbu-bumbuan. Adapun beberapa komoditas penyumbang inflasi utama adalah naiknya harga-harga komoditas pokok seperti beras dan barito (bawang, rica/cabe, dan tomat).
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan II-2011 menunjukkan kinerja yang cukup -baik
Fungsi
intermediasi
perbankan
pada
menunjukkan kinerja yang cukup baik.
triwulan
II-2011
Dana yang dihimpun
tercatat sebesar Rp2,43 triliun atau tumbuh sebesar 15,64% (y.o.y).
Namun demikian, pertumbuhan DPK triwulan laporan
relatif lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 21,57% (y.o.y). Tabungan sebagai komponen DPK dengan share tertinggi yakni sebesar 53,97% mengalami pertumbuhan sebesar 15,09% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 19,56% (y.o.y). Dari series data terlihat bahwa share tabungan terhadap pembentukan DPK pada triwulan laporan relatif meningkat dibandingkan periode triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 52,23%. Sementara penyaluran kredit/pembiayaan perbankan di Gorontalo hingga triwulan II-2011 adalah sebesar Rp4,13 triliun, tumbuh 42,99% (y.o.y)
lebih
tinggi
dibandingkan
pertumbuhan
triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 33,71% (y.o.y). Pertumbuhan kredit yang relatif tinggi terutama didorong oleh perkembangan kredit investasi yang tercatat tumbuh sangat tinggi yaitu sebesar 142,25% (y.o.y) namun pertumbuhannya relatif lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 166,23% (y.o.y). Dari aspek stabilitas
Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo, risiko kredit
sistem perbankan di
relatif terkendali sebagaimana tercermin dari rasio kredit
Gorontalo,nilai LDR yang masih cukup tinggi perlu mendapat perhatian. Hal lainnya adalah angka
bermasalah (NPLs) pada bank umum yang masih berada di bawah batas wajar sesuai ketentuan Bank Indonesia (5%) yaitu 3,26%. Hal yang masih perlu mendapat perhatian adalah risiko
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
iii
NPLs pada BPR yang
likuiditas yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) karena
mencapai 15,53% dan
angkanya masih berada di ambang ‘tidak wajar’ yaitu mencapai
konsentrasi kredit konsumsi.
170,16% pada Bank Umum dan 146,68% pada BPR yang berpotensi mengancam ketersediaan likuiditas perbankan. Hal lainnya adalah angka NPLs BPR yang masih mencapai 15,53%, dan konsentrasi penyaluran kredit pada jenis kredit konsumsi khususnya pada bank umum perlu mendapat perhatian bersama, karena 59,82% kredit sektoral yang disalurkan adalah untuk keperluan lainnya.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan
Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi
belanja APBD
Gorontalo triwulan II-2011 lebih tinggi dibandingkan periode yang
Pemerintah Provinsi
sama tahun sebelumnya. Tercatat Rp 304,19 Miliar dana APBD
Gorontalo triwulan II2011 meningkat
telah dibelanjakan dengan persentase realisasi mencapai 45,33%, lebih tinggi dibandingkan penyerapan belanja triwulan II2010 yang mencapai Rp 217,41 Miliar (38,26%). Meningkatnya penyerapan fiskal Pemda menjadi salah satu pendorong peredam laju pertumbuhan ekonomi.
Realisasi penerimaan
Sementara itu disisi penerimaan APBD mengalami peningkatan
APBD Pemerintah
realisasi. Realisasi penerimaan triwulan II-2011 sebesar Rp
Provinsi Gorontalo
356,78 Miliar dengan capaian 56,04% dari target anggaran
triwulan II-2011
APBD 2011. Capaian tersebut meningkat apabila dibandingkan
meningkat
triwulan II-2010 yang tercatat sebesar Rp 263,37 Miliar dengan capaian 49,32% dari target anggaran APBD 2010. Peningkatan terutama didorong oleh penghimpunan pajak daerah dan dana perimbangan. Kenaikan
penerimaan
Pemerintah
Provinsi
yang
kurang
diimbangi oleh penyerapan belanja mendorong terjadinya kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di masyarakat.
iv
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan II-
pembayaran tunai di
2011 diwarnai oleh net outlow dan penurunan persediaan uang
Gorontalo diwarnai oleh net outflow dan penurunan uang layak edar. Sementara itu,
layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan penurunan transaksi kliring dan peningkatan transaksi RTGS. Net outflow pada triwulan II-2011 merupakan
sistem pembayaran non
cerminan dari pergerakan uang kartal yang keluar dari
tunai menunjukkan
perbankan untuk kebutuhan transaksi ekonomi masyarakat.
penurunan transaksi
Sementara itu, Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan
kliring.
Gorontalo pada akhir triwulan II-2011 sebesar Rp80,39 miliar lebih
rendah
dibandingkan
triwulan
sebelumnya
sebesar
Rp99,15 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp80,39 miliar untuk uang kertas dan Rp2 juta untuk uang logam. Di sisi lain, pada triwulan laporan belum teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi Gorontalo. Transaksi non tunai kliring mengalami pertumbuhan sebesar 0,08% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,28% (qtq). Sedangkan Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan II-2011 secara nominal sebesar Rp521 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 4,34% (qtq) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -22,96% (qtq).
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011
cukup baik, antara lain
menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding
terlihat dari indikator penurunan jumlah penduduk miskin dan pengangguran.
tahun 2010.
Demikian pula dengan jumlah pengangguran
terbuka dari 5,16 persen pada Agustus 2010 menjadi 4,61 persen pada Februari 2011. Angka tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan.
Tingkat pengangguran
Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo
terbuka di Gorontalo
pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 458.579 jiwa atau
pada Februari 2011
meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
v
menurun.
yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 4,61%, menurun dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2011 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 18,75% atau mengalami penurunan dibandingkan periode Maret 2010 yang tercatat sebesar 23,19%. Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun
Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan
terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini
dibandingkan indeks gini
Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin
Tahun 2005 lalu yang
pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20%
tercatat sebesar 0,36.
penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang sebesar 68,01.
PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo
Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 diperkirakan berkisar 7,5
triwulan III- 2011
– 8,0% (y.o.y) meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi
diperkirakan tumbuh 7,5 –8,0% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan II2011
triwulan
II-2011.
Pertumbuhan
yang
terjadi
diperkirakan
pengaruh lebaran dan persiapan kampanye PILKADA. Realisasi gaji ke-13 pegawai yang dibayarkan pada bulan Juli 2011 serta THR pada bulan Agustus 2011 akan mendorong peningkatan kegiatan konsumsi lebih baik. Hal dimaksud dikonfirmasi oleh tren meningkatnya ekspektasi konsumen pada survei konsumen BI dan Indeks Tendensi Konsumen BPS untuk triwulan III-2011.
Inflasi Gorontalo pada
Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 diperkirkan pada kisaran
triwulan III-2011
8 ± 1% (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
diproyeksikan pada
Kenaikan inflasi triwulan III-2011 diperkirakan akibat dari
kisaran 8 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar7,11% (y.o.y)
vi
melonjaknya
permintaan
masyarakat
menyambut
periode
Ramadhan yang jatuh pada bulan Agustus 2011. Indikasi tekanan inflasi dapat ditunjukkan oleh hasil survey ekspektasi
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 | BANK INDONESIA
harga
jual
oleh
para
produsen
pada
triwulan
kedepan
menunjukkan peningkatan.pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan. Aktivitas perbankan
Aktivitas usaha perbankan pada triwulan III-2011 diperkirakan
triwulan III-2011
akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan
diperkirakan meningkat yang bersumber dari meningkatnya
bersumber
dari
potensi
meningkatnya
aktivitas
ekonomi
masyarakat. Meningkatnya aktivitas masyarakat antara lain dari permintaan domestik selama musim akademik baru, puasa,
permintaan.
lebaran dan permintaan menjelang pilkada Gubernur Gorontalo. Kondisi tersebut diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan
penyaluran
kredit
perbankan
pada
triwulan
mendatang.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
vii
Halaman ini sengaja dikosongkan
viii
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 | BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan II-2011 tumbuh 7,6% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,4% y.o.y. Hal ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia pada triwulan sebelumnya bahwa perekonomian Gorontalo triwulan II-2011 akan melambat pada kisaran 7,0 - 7,5% (y.o.y), namun angka realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut sedikit lebih baik terutama dorongan kinerja sektor perdagangan-hotelrestoran dan sektor bangunan. Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Sektor pertanian pada triwulan II-2011 merosot dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain karena telah berlalunya musim panen, kondisi cuaca juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan produksi pertanian. Banjir yang terjadi di tiga kabupaten pada bulan Mei-Juni 2011 merusak lahan pertanian di wilayah Bone Bolango, Boalemo dan Kab. Gorontalo. Sementara itu kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi juga menunjukkan kondisi yang melambat. Permasalahan kelangkaan BBM yang mengemuka pada bulan Mei-Juni 2011 menjadikan kinerja sektor ini menurun. Pemerintah Daerah dan Pertamina telah mengambil langkah strategis untuk memperlancar pasokan BBM di Gorontalo melalui penambahan pasokan dan kebijakan distribusi minyak. Disisi lain kinerja sektor industri pengolahan, sektor PHR dan bangunan diperkirakan mampu meredam proses perlambatan yang terjadi. Disisi permintaan, perlambatan terjadi pada hampir seluruh komponen konsumsi, investasi dan ekspor-impor. Pertumbuhan konsumsi pemerintah turun cukup signifkan, sementara konsumsi rumah tangga menunjukkan kondisi yang melambat. Dua hal diperkirakan menjadi penyebab melambatnya kegiatan konsumsi rumah tangga yaitu (i) realisasi gaji ke-13 yang baru dibayarkan pada bulan Juli 2011, (ii) menurunnya produksi pertanian yang berimbas pada melemahnya daya beli petani. Masyarakat sendiri diperkirakan melakukan penundaan kegiatan konsumsi untuk mempersiapkan lebaran di triwulan III-2011. Hal tersebut nampak pada indikator penghimpunan DPK yang meningkat serta hasil liason penjualan kendaraan bermotor yang melambat. Sementara itu kinerja ekspor Gorontalo menjadi yang terendah selama tiga triwulan sebelumnya. Ekspor terkontraksi cukup signifikan, dimana pada triwulan laporan Gorontalo hanya melakukan ekspor luar negeri untuk komoditas kayu sementara untuk komoditas lainnya tidak dilakukan ekspor.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
1
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
1.1
SISI PERMINTAAN Melemahnya kinerja konsumsi, investasi dan ekspor-impor mendorong perlambatan
pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan II-2011. Ekspansi konsumsi pemerintah yang terakselerasi pada triwulan I-2011 terkait peringatan Satu Dasawarsa Provinsi Gorontalo kembali ke kondisi normalnya pada triwulan laporan. Sementara kinerja konsumsi rumah tangga turut melambat terkait dua hal yaitu realisasi gaji ke-13 yang baru dibayarkan di bulan Juli 2011 serta produksi pertanian yang menurun sehingga berdampak pada daya beli petani selama triwulan laporan.
Kinerja investasi relatif menurun dibandingkan triwulan
sebelumnya, investasi pada triwulan laporan hanya didukung oleh pengembangan investasi bangunan sementara investasi non bangunan kurang berkembang. Pembiayaan investasi pemerintah daerah yang melambat pada triwulan laporan turut memperlemah pembiayaan investasi di Gorontalo. Sementara itu kinerja ekspor menjadi yang terendah selama tiga triwulan terakhir. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2010 I
Pembentukan Modal Tetap Bruto
2011 III
IV
I *)
II
784,798
841,110
907,059
982,791
949,178
982,500
519,781
546,905
579,341
615,389
629,851
648,494
7,397
7,752
7,934
7,835
8,043
8,357
257,619
286,453
319,784
359,568
311,284
325,649
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
II
228,749
244,263
262,782
286,939
259,373
264,461
(72,223)
(119,132)
(159,816)
(228,366)
(117,857)
(133,739)
Ekspor Barang dan Jasa
104,819
110,995
118,846
95,707
93,093
96,168
Impor Barang dan Jasa
344,759
352,582
368,958
405,606
423,380
429,265
701,383
724,653
759,912
731,465
760,407
780,125
III
IV
Perubahan Stok
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KOMPONEN Konsumsi
2010 I
II
2011 I
II
11.47
13.57
14.44
18.78
20.95
16.81
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
10.93
13.96
15.26
22.28
21.18
18.58
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
12.07
13.97
8.41
7.55
8.73
7.81
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
12.54
12.82
13.14
13.48
20.83
13.68
Pembentukan Modal Tetap Bruto
1.30
5.36
6.26
7.43
13.39
8.27
5.50
46.43
63.33
15.33
63.18
12.26
Ekspor Barang dan Jasa
4.13
5.67
18.73
(7.64)
(11.19)
(13.36)
Impor Barang dan Jasa
9.47
9.85
14.13
22.70
22.80
21.75
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
8.38
7.33
5.71
9.25
8.42
7.65
Perubahan Stok
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
2
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan II-2011 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 16,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 20,95% (y.o.y). Melambatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh menurunnya pertumbuhan konsumsi pemerintah, hal ini cukup disadari mengingat pada triwulan sebelumnya pengeluaran pemerintah cukup terkait penyelenggaraan peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo cukup tinggi. Tercatat konsumsi pemerintah tumbuh 13,68% (y.o.y) pada triwulan laporan, melambat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 20,83% (y.o.y). Sementara konsumsi rumah tangga turut menunjukkan perlambatan. Pembayaran gaji ke-13 PNS yang baru direalisasikan di bulan Juli 2011 diperkirakan menjadi salah satu hal yang menjadikan masyarakat menunda kegiatan konsumsinya selama triwulan laporan. Kinerja konsumsi rumah tangga tumbuh 18,58% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 21,18% (y.o.y) Melambatnya kinerja konsumsi pemerintah tercermin dari realisasi belanja APBD yang melambat. APBD Non Belanja Modal tumbuh 20,86% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 36,37% (y.o.y). Perlambatan ini terutama didorong oleh pos belanja pegawai, pos belanja barang dan jasa, serta pos belanja modal.
Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov
Grafik 1.4 Perkembangan Belanja Pegawai
Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa
Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
3
n
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen berada pada level 129,46 relatif stabil dibandingkan kondisi pada triwulan sebelumnya sebesar 128,43. Namun kondisi tersebut diikuti oleh tingkat ekspektasi konsumsi yang terus menunjukkan penurunan sejak akhir tahun 2010. Kondisi tersebut diperkirakan menjadikan masyarakat melakukan penundaan kegiatan konsumsinya pada triwulan laporan. Salah satu faktor utama melambatnya kinerja konsumsi swasta diperkirakan dampak dari pembayaran gaji ke-13 yang baru direalisasikan pada Juli 2011. Hasil liason dengan beberapa perusahaan pembiayaan kendaraan, diyakini bahwa tingkat konsumsi pembelian kendaraan masyarakat menurun selama triwulan laporan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh data Badan Keuangan Provinsi Gorontalo yang mencatat tingkat penghimpunan pajak kendaraan bermontor menurun. Pada triwulan II-2011 pajak penghimpunan kendaraan bermotor tumbuh 23,43% (y.o.y) terus mengalami perlambatan sejak akhir tahun 2010. Konsumen diyakini melakukan penundaan kendaraan bermotor sampai dengan mendekati lebaran 2011 yaitu antara Juli-Agustus 2011. Indikator perlambatan konsumsi rumah tangga juga dikonfirmasi oleh tingkat konsumsi BBM dan penyaluran kredit konsumsi perbankan. Pada triwulan laporan diperkirakan masyarakat Gorontalo lebih mengalihkan kegiatan konsumsi kepada tabungan.
Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi
Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga
4
Grafik 1.7 Perkembangan Simpanan Masyarakat
Grafik 1.9 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Tekanan konsumsi juga dialami oleh masyarakat kelompok petani. Daya beli petani selama triwulan II-2011 diyakini mengalami penurunan terkait merosotnya produksi pertanian di Gorontalo akibat banjir dan telah lewatnya musim panen. Hal ini dikonfirmasi oleh menurunnya pertumbuhan NTP Petani sejak bulan Maret 2011.
Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani
Grafik 1.11 Konsumsi Listrik Rumah Tangga
1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan II-2011 relatif melambat. Investasi tumbuh 8,27 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 13,39% (y.o.y). Melambatnya kinerja investasi terkait realisasi belanja modal pemerintah daerah yang pertumbuhannya relatif menurun selama triwulan laporan. Di sektor swasta melambatnya investasi diindikasikan oleh menurunnya pertumbuhan kredit investasi selama 3 bulan terakhir. Disisi pemerintah, realisasi pembiayaan investasi fisik yang bersumber dari APBD menurun. Penyerapan belanja modal sampai dengan triwulan II-2011 tercatat sebesar Rp 33,78 Milyar, atau tumbuh 89,55% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 yang tumbuh 206,36 (y.o.y). Sementara pembiayaan investasi dari swasta yang tercermin dari kredit investasi perbankan juga menunjukkan tren yang menurun. Kredit investasi pada Juni 2011 tercatat tumbuh 124,85% (y.o.y) menurun dibandingkan kondisi Maret 2011 yang tumbuh sebesar 186,35% (y.o.y). Meskipun relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, namun dilihat dari magnitudenya kinerja investasi secara keseluruhan tahun 2011 masih lebih baik dibandingkan tahun 2010. Dibandingkan triwulan sebelumnya, kinerja investasi non-bangunan diperkirakan memberikan dorongan penurunan kinerja investasi secara umum. Impor mesin-mesin pembangkit senilai US$ 1.204.995 yang dilakukan pada triwulan I-2011 mendorong kinerja investasi meningkat di triwulan sebelumnya, sementara pada triwulan laporan kinerja investasi diperkirakan hanya didominasi investasi bangunan.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
5
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Meskipun
kinerja
investasi
bangunan
cukup
baik,
namun
belum
mampu
mengakselerasi pertumbuhan investasi secara umum. Meningkatnya investasi bangunan dikonfirmasi oleh meningkatnya beberapa indikator utama seperti angka penjualan semen, dan realisasi kredit konstruksi. Proyek infrastruktur besar yang saat ini masih terus berlangsung yaitu : Pembangunan Banjir Kanal Tamalate, Pembangunan Dermaga III Gorontalo, dan Pengembangan Bandara Jalaluddin. Disamping itu proyek fisik lainnya seperti pembangunan RS Zainal Sadiki di Gorontalo Utara,
pembangunan Gorontalo
Business Park (Mall, Hotel dan kawasan perbelanjaan) serta pembangunan kawasan perbelanjaan di wilayah Marisa-Pohuwato oleh pengembang swasta.
Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.14 Perkembangan Penjualan Semen
Grafik 1.13 Realisasi Belanja Modal Pemprov.
Grafik 1.15 Kredit Konstruksi.
1.1.3 EKSPOR – IMPOR Tren melemahnya ekspor masih terus berlanjut pada triwulan II-2011, setelah pada triwulan I-2011 ekspor terkontraksi 11,19% (y.o.y), hingga saat ini laju kontraksi ekpor terus meningkat menjadi 13,36% (y.o.y). Sementara kinerja impor relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Merosotnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik. Nilai ekspor luar negeri hanya mencapai US$ 34.982 atau terkontraksi 98,9% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 517.136 yang terkontraksi 6
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
78,9% (y.o.y). Nilai ekspor luar negeri Gorontalo pada triwulan II-2011 merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Demikian juga untuk kinerja ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan turut menunjukkan penurunan. Volume muat barang mencapai 54.923 ton atau terkontraksi 21,83% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 12,80% (y.o.y). Tekanan ekspor luar negeri terjadi hampir seluruh komoditas kecuali komoditas kayu.
Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.17 Perkembangan Harga Gula Internasional
Merosotnya kinerja ekspor terutama didorong oleh menurunnya ekspor komoditas utama seperti kopra, jagung dan gula. Hampir selama tiga triwulan Gorontalo tidak melakukan ekspor kopra keluar negeri. Merosotnya harga kopra mendorong beberapa pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Pengiriman kopra Gorontalo dilakukan melalui Bitung, sebagian kopra di Bitung diekspor ke luar negeri dan sebagian digunakan oleh industri lokal. Menurunnya harga CPO menjadikan permintaan minyak kopra semakin merosot. Pada akhir Maret 2011 kopra di Bitung diperdagangkan dengan harga Rp 17.598/kg sementara pada akhir Juni 2011 merosot hingga Rp 13.881/kg. Sementara komoditas substitusi bahan baku minyak goreng yaitu CPO terus mengalami penurunan. Di bulan Maret 2011, CPO Bitung diperdagangkan dengan harga stabil Rp 8.000/kg. Kondisi ini menjadikan permintaan kopra Gorontalo semakin merosot karena kalah bersaing dengan produk CPO sebagai bahan baku minyak goreng. Ekspor ikan menurun cukup signifikan, hasil liaison kepada salah satu pengusaha eksportir ikan menyatakan bahwa pada awal 2011 rata-rata penjualan berkisar Rp 1,4-1,6 Miliar/bulan sementara pada triwulan sebelumnya rata-rata Rp 2 Miliar/bulan. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh kurangnya pasokan bahan baku ikan dari nelayan karena pengaruh cuaca seperti hujan, dan ombak tinggi yang hingga saat ini masih sering terjadi di perairan lepas. Kondisi persaingan dagang dengan negara Vietnam dan China turut memberikan pengaruh negatif menurunnya kinerja ekspor ikan Gorontalo.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
7
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Penurunan juga terjadi pada komoditas jagung, pada triwulan II-2011 ekspor luar negeri jagung tidak dilakukan. Hampir seluruh eksportir kesulitan memenuhi stok ekspor jagung. Selain karena permasalahan produksi jagung, harga internasional untuk produk jagung juga terus menurun. Pada akhir triwulan I-2011 jagung diperdagangkan dengan harga US$ 728/bushel terus merosot menjadi US$ 632/bushel pada akhir triwulan II-2011. Demikian pula untuk pasar domestik, jagung yang pada akhir triwulan I-2011 diperdagangkan pada harga Rp 1900/kg terus menurun hingga menjadi Rp 1600/kg pada akhir triwulan II-2011
Grafik 1.18 Perkembangan Harga CPO
Grafik 1.19 Perkembangan Harga Jagung
.
Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi
Grafik 1.21 Impor Semen
Di sisi lain perkembangan impor Gorontalo triwulan II-2011 menunjukkan arah yang meningkat. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan di Gorontalo. Impor semen menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan kegiatan konstruksi di Gorontalo. Pada akhir Juni 2011 kegiatan bongkar muat semen sempat mengalami kendala karena permasalahan antrian kapal di pelabuhan Gorontalo. Namun kondisi tersebut dapat diantisipasi setelah Pemda mengalihkan proses bongkar semen di Pelabuhan Internasional Anggrek.
8
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA