BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
Triwulan I 2012
Visi Bank Indonesia : “Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi Bank Indonesia : “Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan”
Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Unit Kajian dan Survey Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115 Telp : +62 435 824444 Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan I-2012 ini merupakan pengejawantahan dari peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Gorontalo sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih muda ini, KPw BI Prov. Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 9 Mei 2012 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI GORONTALO
Wahyu Purnama A. Deputi Direktur
Halaman Halaman ini ini sengaja sengaja dikosongkan dikosongkan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL 1.1 Sisi Permintaan 1.1.1 Konsumsi 1.1.2 Investasi 1.1.3 Ekspor – Impor 1.2 Sisi Penawaran 1.2.1 Sektor Pertanian 1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 1.2.3 Sektor Perdagangan – Hotel – Restoran 1.2.4 Sektor Bangunan 1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 1.2.7 Sektor Lainnya 1.3 Boks KER I
2 2 4 5 7 8 10 12 13 13 14 14 15
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 2.1 Inflasi Gorontalo 2.1.1 Faktor Fundamental 2.1.2 Faktor Non Fundamental 2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 2.2.1 Inflasi Tahunan 2.2.2 Inflasi Triwulanan 2.3 Boks KER II
17 18 19 20 20 21 23
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1 Fungsi Intermediasi 3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 3.1.3 Penyaluran Kredit 3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 3.2.1 Resiko Kredit 3.2.2 Resiko Likuiditas 3.2.3 Resiko Pasar 3.3 Boks KER III
27 27 28 29 33 33 34 36 37
BAB 4 KEUANGAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah 4.2 Belanja Daerah 4.3 Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar
39 40 42
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 5.1.3 Uang Palsu 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS)
43 43 44 44 45 45 46
BAB 6 KESEJAHTERAAN 6.1 Pengangguran 6.2 Kemiskinan 6.3 Rasio Gini 6.4 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 6.5 Boks KER IV
47 48 49 50 51
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI 7.1 Outlook Makroekonomi Regional 7.2 Outlook Inflasi 7.3 Prospek Perbankan
53 55 56
LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Grafik 1.2 Grafik 1.3 Grafik 1.4 Grafik 1.5 Grafik 1.6 Grafik 1.7 Grafik 1.8 Grafik 1.9 Grafik 1.10 Grafik 1.11 Grafik 1.12 Grafik 1.13 Grafik 1.14 Grafik 1.15 Grafik 1.16 Grafik 1.17 Grafik 1.18 Grafik 1.19 Grafik 1.20 Grafik 1.21 Grafik 1.22 Grafik 1.23 Grafik 1.24 Grafik 1.25 Grafik 1.26 Grafik 1.27 Grafik 1.28 Grafik 1.29 Grafik 1.30 Grafik 1.31 Grafik 1.32 Grafik 1.33 Grafik 1.34 Grafik 1.35 Grafik 1.36 Grafik 1.37 Grafik 1.38 Grafik 1.39 Grafik 1.40 Grafik 1.41 Grafik 1.42
Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Survei Konsumen Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal APBD Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Perkembangan Harga Jagung Ekspor Antar Pulau Impor Semen Perkembangan Harga Minyak Kelapa/Kopra Perkembangan Harga Minyak CPO Perkembangan Bongkar Barang Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Tingkat Hunian Hotel Penjualan Semen Kredit Konstruksi NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban Konsumsi BBM Industri Kredit Industri Pengolahan Survei Industri Pengolahan Besar Harga Gula Internasional Jumlah Rumah Tangga Sektor Perikanan
1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 6 6 6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 11 11 12 12 12 13 13 13 13 14 14 14 14 15
Grafik 2.1 Grafik 2.2 Grafik 2.3
Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo Perkiraan Inflasi Tertimbang Harga Lokal Semen Tonasa
18 19 21
Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Grafik 3.10 Grafik 3.11 Grafik 3.12 Grafik 3.13 Grafik 3.14
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Pertumbuhan Kredit Penggunaan Komposisi Kredit Penggunaan Pertumbuhan Kredit Sektoral Komposisi Kredit Sektoral Pertumbuhan Kredit UMKM Pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perkembangan NPL bank umum NPL bank umum per Sektor Konsentrasi Kredit Perkembangan Portofolio DPK Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo (dalam %) Perkembangan Kurs Rupiah terhadap USD dan BI-Rate
28 28 30 30 31 31 32 32 33 33 34 35 35 36
Grafik 5.1 Grafik 5.2 Grafik 5.3 Grafik 5.4 Grafik 5.5
Netflow Kas Titipan Gorontalo Perkembangan Netflow Bulanan Perputaran Kliring di Gorontalo Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
43 43 45 45 45
Grafik 6.1
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2011 48 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 48
Grafik 6.2
Grafik 7.1 Grafik 7.2 Grafik 7.3 Grafik 7.4 Grafik 7.5 Grafik 7.6 Grafik 7.7
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2012 Perkembangan Luas Tanam Padi Perkembangan Luas Tanam Jagung Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS Gorontalo Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan
53 54 54 54 54 55 56
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 1.3 Tabel 1.4 Tabel 1.5 Tabel 1.6 Tabel 1.7
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran ARAM I-2012 Pertanian Padi ARAM I-2012 Pertanian Jagung Struktur Biaya dalam Sub Sektor Usaha Perikanan Tangkap Biaya Konversi BBM ke BBG Perhitungan ke-ekonomisan Mesin LPG
Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6
Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 17 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 20 Inflasi Tahunan Sub-kelompok Perumahan Air, Listrik, Gas&Bahan Bakar 20 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 21 Survei Pemantauan Harga 22
Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6
Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil Dampak APBD terhadap Uang Beredar
40 40 41 41 42 42
Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3
Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo
44 44 46
Tabel 6.1 Tabel 6.2
Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 – Februari 2012 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo Menurut Wilayah Tahun 2012 Rasio Gini Provinsi Gorontalo Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo
47 48
Tabel 6.3 Tabel 6.4 Tabel 6.5 Tabel 6.6
2 7 9 9 15 16 16
49 49 50 50
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2
Simulasi Dampak Kenaikan Harga Premium Ujicoba Bentor BBG Oleh Gubernur Gorontalo
24 26
RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo
Kinerja perekonomian Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh 8,47%
triwulan I-2012 tumbuh
(y.o.y) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 8,91%
8,47 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (8,91% y.o.y)
(y.o.y). Angka pertumbuhan ekonomi dimaksud sesuai perkiraan Bank Indonesia sebelumnya yang berada pada kisaran 8,0-8,5% (y.o.y). Di
Stagnasi kinerja konsumsi rumah tangga mendorong kinerja ekonomi menurun selama triwulan I-2012
sisi
permintaan,
stagnasi
konsumsi
rumah
tangga
mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi selama triwulan laporan. Sementara pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor pertanian menurunkan daya beli masyarakat kelompok petani, hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar Petani yang terus melemah sejak Januari 2012.
Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi
Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih
terutama didorong oleh
serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada
melemahnya kinerja
triwulan I-2012 mengalami produksi panen yang cukup baik,
sektor pertanian, sektor
namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah
PHR serta sektor
dibandingkan triwulan IV-2011. Meskipun memasuki panen raya
pengangkutan &
namun produksi jagung dan padi relatif menurun dibandingkan
komunikasi
panen raya tahun 2011 hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif. Sementara itu penurunan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan laporan dirasakan pada sub sektor angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut dikonfirmasi oleh hasil liaison dengan dealer penjualan mobil yang menunjukkan bahwa angka penjualan rata-rata mengalami penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan juga sebagai dampak dari kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan laporan di Gorontalo. Sementara itu melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan dampak dari rusaknya runway Bandara Jalaluddin.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012
i
PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada
Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2012 sebesar 5,90% (y.o.y)
triwulan I-2012 sebesar
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,08%
5,90% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,08% (y.o.y)
(y.o.y). Meningkatnya tekanan inflasi terutama akibat dari melonjaknya harga komoditas bahan bangunan yaitu semen. Tingginya permintaan semen untuk pembangunan proyek infrastruktur dan megaproyek swasta tanpa diimbangi dengan penambahan supply menyebabkan harga semen terdongkrak naik. Sementara itu, volatile food inflation cenderung meningkat terutama akibat dari pergerakan harga ikan. Sedangkan inflasi administered price relatif terkendali karena pemerintah belum melakukan kebijakan untuk merubah harga BBM bersubsidi pada triwulan laporan.
Core inflation pada
Core inflation atau inflasi inti pada triwulan I-2012 sebesar 9,71%
triwulan I-2012 sebesar
(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
9,71% (y.o.y) lebih tinggi
7,23% (y.o.y) seiring dengan meningkatnya berbagai tekanan
dibandingkan triwulan
faktor fundamental terutama output gap dan ekspektasi inflasi.
sebelumnya sebesar
Output gap negatif diperkirakan memberi tekanan inflasi terkait
7,23% (y.o.y)
dengan meningkatnya permintaan namun kemampuan produksi belum mampu mencukupi. Hal ini ditunjukkan dengan harga semen yang terus merangkak naik selama bulan berjalan karena banyaknya permintaan untuk memenuhi berbagai pembangunan fisik di Gorontalo diantarannya megaproyek swasta hypermall dan hotel. Sementara itu, saat ini Gorontalo belum mampu memproduksi semen secara mandiri dan harus mengimpor dari daerah lain dengan kuota tertentu. Peningkatan permintaan semen yang tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan mengakibatkan harga semen terdongkrak naik.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Indikator perbankan Gorontalo menunjukan perkembangan yang cuukp baik, yang tercermin dari beberapa indikator dana dan kredit,
ii
Indikator
perbankan
Gorontalo
pada
triwulan
I-2012
menunjukkan tendensi peningkatan yang cukup baik. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum tercatat sebesar Rp 2,88 trilliun atau tumbuh secara tahunan sebesar 22,93%. Pertumbuhan jumlah DPK tersebut terutama bersumber dari
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 | BANK INDONESIA
sementara itu indikator
tabungan
risiko seperti likuiditas,
pertumbuhan tahunan sebesar 26,91% dan 21,93%. Sementara
kredit dan pasar perlu senantiasa dicermati.
dan
deposito
yang
masing-masing
mengalami
itu, penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank umum tercatat sebesar Rp 4,74 trilliun atau secara tahunan tumbuh sebesar 22,93%. Pertumbuhan kredit pada triwulan ini ditopang oleh penyaluran kredit produktif yaitu kredit investasi yang tercatat tumbuh Rp 238 milliar atau secara tahunan sebesar 49.12% serta kredit modal kerja yang tercatat sebesar Rp 1,41 trilliun atau tumbuh 31,25% secara tahunan. Dilihat dari potensi risiko likuiditas, angka Loan to Depopsit Ratio (LDR) perbankan Gorontalo telah mencapai 164.38%. Angka tersebut menunjukan bahwa seluruh dana yang dihimpun perbankan telah sepenuhnya disalurkan
dalam
bentuk
kredit/pembiayaan.
Risiko
yang
mungkin muncul adalah ketidakmampuan perbankan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya apabila terjadi rush. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPLs) perbankan nampaknya masih terjaga pada level wajar yaitu sebesar 2,65% dari batas yang ditetapkan Bank Indonesia maksimal sebesar 5%. Sedangkan pergerakan kurs rupiah diyakini tidak akan berdampak besar terhadap risiko pasar perbankan, karena tehadap transaksi valuta asing di Gorontalo relatif rendah.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2012 cenderung lambat
Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah
Provinsi
Gorontalo triwulan I-2012 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya persentase realisasi dimaksud lebih disebabkan oleh menurunnya realisasi Belanja Langsung terutama Belanja Modal. Sementara untuk realisasi penerimaan APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan terutama Dana Perimbangan. Pada triwulan I-2012, kenaikan penerimaan kurang diimbangi oleh penyerapan belanja Pemerintah Provinsi sehingga mendorong terjadinya kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di masyarakat.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012
iii
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-
pembayaran tunai dan
2012 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang
non-tunai di Gorontalo pada triwulan I-2012 mengalami perlambatan
layak edar. Pada triwulan laporan juga sudah terdapat temuan uang palsu sebanyak enam lembar uang kertas. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut diperkirakan
akibat
dari
menurunnya
transaksi
ekonomi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang merupakan siklus awal tahun.
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan
Tingkat
kesejahteraan
masyarakat
di
Gorontalo
masyarakat Gorontalo
menunjukkan tendensi penurunan sebagaimana tercermin dari
mengalami penurunan
salah
yang tercermin dari peningkatan angka
satu
indikatornya
yaitu
pengangguran.
Tingkat
pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,26% pada bulan Agustus 2011 menjadi 4,81% pada Februari 2012.
pengguran terbuka.
Sementara itu, tingkat rasio gini yang menunjukan kesenjangan pendapatan penduduk, dalam 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan peningkatan. Tercatat pada tahun 2007, indeks gini tercatat 0,39 meningkat dibandingkan tahun 2005 yang lalu sebesar 0,36. Di sisi lain, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo pada tahun 2007 tercatat sebesar 68,98, meningkat 0,97 poin dibandingkan IPM tahun 2006 sebesar 68,01. Peningkatan ini ditunjang oleh kenaikan Angka Harapan Hidup dari 65,60 tahun pada tahun 2006 menjadi 66,19 tahun pada tahun 2007.
PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo
Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2012 diperkirakan
triwulan II- 2012
tumbuh 7,6 – 8,1 % y.o.y) lebih rendah dibandingkan
diperkirakan tumbuh 7,6 – 8.2% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan I- 2012
iv
pertumbuhan triwulan I-2011 (8,42% y.o.y). Setelah memasuki masa panen pada triwulan I-2012, perkembangan produksi pertanian akan kembali menurun. Berdasarkan data Dinas
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 | BANK INDONESIA
Pertanian Provinsi Gorontalo, luas tanam periode JanuariFebruari yang akan dipanen April-Mei relatif lebih rendah dibandingkan panen triwulan I-2012 baik untuk komoditas jagung maupun padi. Mulai melambatnya kinerja pertanian ditunjukkan pula oleh tingkat NTP yang mulai menurun pada bulan April 2012. Pertumbuhan NTP terkontraksi sebesar 1,37% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kondisi Januari – Maret 2012.
Pada Triwulan-II 2012,
Pada Triwulan-II 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada
inflasi Gorontalo
pada kisaran 6,50% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan
diproyeksikan berada
sebelumnya. Peningkatan inflasi diperkirakan akibat dari mulai
pada kisaran 6,50% ± 1%
naiknya harga komoditas bumbu-bumbuan karena berkurangnya
lebih tinggi dibandingkan
stok. Di sisi lain, ketidakpastian kebijakan pemerintah untuk
triwulan sebelumnya.)
menaikkan harga BBM bersubsidi diperkirakan dapat mendorong kenaikan ekspektasi inflasi. Hasil Rapat Paripurna DPR tanggal 30
Maret
2012
memberi
keputusan
untuk
memberikan
kewenangan kepada Pemerintah agar menyesuaikan harga BBM apabila harga minyak mentah mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 15% dalam waktu 6 bulan berjalan dibandingkan
asumsi
(USD105/barrel).
harga
ICP
dalam
APBN-P
2012
Perkembangan ini tetap membuka peluang
yang cukup besar adanya kenaikan harga BBM pada Mei 2012. Apabila kebijakan ini diimplementasikan pada triwulan II-2012, tidak menutup kemungkinan realisasi inflasi akan jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya.
Aktivitas perbankan triwulan II-2012 diperkirakan meningkat yang bersumber dari
Aktivitas usaha perbankan diindikasikan mengalami peningkatan, pada triwulan II-2012 yang diperkirakan menguatnya
aktivitas
ekonomi
bersumber dari
masyarakat.
Meningkatnya
meningkatnya aktivitas
aktivitas ekonomi masyarakat disinyalir karena menguatnya
usaha masyarakat.
permintaan domestik maupun realisasi proyek pemerintah yang bersumber dari APBN dan APBD yang kecenderungannya dimulai pada triwulan II-2012. Kondisi tersebut memberikan peluang ekspansi penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012
v
Halaman ini sengaja dikosongkan
vi
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 | BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh melambat 8,47% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,91% y.o.y. Pencapaian tersebut masih sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan IV-2011 dimana perekonomian makro regional akan melambat pada kisaran 8,0 - 8,5% (y.o.y), Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2012 mengalami produksi panen yang cukup baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV2011. Meskipun memasuki panen raya namun produksi jagung dan padi relatif menurun dibandingkan panen raya tahun 2011. Hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif. Sementara itu penurunan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan laporan dirasakan pada sub sektor angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut dikonfirmasi oleh hasil liaison dengan dealer penjualan mobil yang menunjukkan bahwa angka penjualan rata-rata mengalami penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan juga sebagai dampak dari kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan laporan di Gorontalo. Sementara itu melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan dampak dari rusaknya runway Bandara Jalaluddin sehingga beberapa maskapai melakukan pengurangan beban angkut pesawat selama periode perbaikan. Di sisi permintaan, stagnasi konsumsi rumah tangga mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi selama triwulan laporan. Sementara pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor pertanian menurunkan daya beli masyarakat kelompok petani, hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar Petani yang terus melemah sejak Januari 2012.
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012
1
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.1
SISI PERMINTAAN Stagnasi kinerja konsumsi swasta menahan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan
relatif lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun kinerja komponen lainnya cukup baik seperti konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor. Kondisi tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2012 cukup tinggi mencapai 8,47% (y.o.y) Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOMPONEN Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
I 940.539 621.211 8.043 311.284 259.373 (106.876) 93.093 423.380 762.748
2011 II 965.431 631.424 8.357 325.649 267.105 (122.563) 93.268 429.265 773.976
III 991.924 646.437 8.709 336.778 277.037 (94.711) 97.206 463.459 807.996
IV 1.026.638 655.811 8.551 362.277 294.431 (139.939) 100.874 485.266 796.738
2011 I
II 19,84 19,51 8,73 20,83 13,39 47,98 (11,19) 22,80 8,75
14,78 15,45 7,81 13,68 9,35 2,88 (15,97) 21,75 6,81
III 9,36 11,58 9,76 5,31 5,42 (40,74) (18,21) 25,61 6,33
IV 4,46 6,57 9,14 0,75 2,61 (38,72) 5,40 19,64 8,92
2012 I 1.030.597 667.808 8.858 353.931 274.486 (87.284) 103.586 494.053 827.332 2012 I 9,58 7,50 10,13 13,70 5,83 (18,33) 11,27 16,69 8,47
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan I-2012 konsumsi secara keseluruhan masih tumbuh 9,58% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,46% (y.o.y). Peningkatan terjadi pada konsumsi pemerintah sementara konsumsi rumah tangga relatif stagnan. Konsumsi rumah tangga tumbuh 7,05% (y.o.y) relatif sama dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,57% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh 13,70% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,75% (y.o.y). Meskipun persentase realisasi penyerapan keuangan daerah relatif rendah (15,67%) dari target anggaran 2012 namun secara pertumbuhan lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat Rp 147 Miliar dana APBD Pemprov telah direalisasikan selama triwulan laporan dengan realisasi terbesar berada pada Belanja Tidak Langsung yang mencapai Rp 106,53 Miliar. Pertumbuhan belanja Pemerintah Provinsi meningkat karena adanya peningkatan realisasi pada belanja hibah, pada tahun 2011 anggaran belanja hibah Pemprov mencapai Rp 41,75 Miliar sementara pada tahun 2012 anggaran belanja hibah sebesar Rp 139,83 Miliar. 2
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov
Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa
Meskipun kinerja konsumsi swasta masih diwarnai optimisme namun realisasinya masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 1.4 Survei Konsumen Grafik 1.4 Survei Konsumen
Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen berada pada level 108,45 menurun dibandingkan kondisi pada triwulan IV-2011 sebesar 151,25. Penurunan tersebut lebih didorong oleh keyakinan konsumen bahwa kondisi ekonomi di triwulan I-2012 relatif menurun dibandingkan kondisi ekonomi triwulan sebelumnya. Stagnannya kinerja konsumsi swasta tercermin dari beberapa indikator ekonomi lainnya seperti kredit konsumsi, tingkat konsumsi BBM, perkembangan simpanan masyarakat di Gorontalo. Salah satu faktor utama melambatnya kinerja konsumsi swasta diperkirakan dampak dari menurunnya kinerja sektor pertanian. Hal ini tercermin dari NTP yang terus mengalami penurunan sejak Januari 2012.
Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Konsumsi
Grafik 1.6 Perkembangan Simpanan Masyarakat
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012
3
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.7 Perkembangan NTP Petani
Grafik 1.8 Konsumsi BBM Rumah Tangga
1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan I-2012 tumbuh 5,83 % (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,61% (y.o.y). Investasi fisik diperkirakan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dimana sumber pembiayaan lebih berasal dari sektor swasta sementara kinerja pemerintah relatif menurun. Peningkatan kinerja investasi swasta disisi investasi fisik nampak pada realisasi kredit kosntruksi yang tumbuh lebih baik. Tercatat pada triwulan laporan kredit tumbuh 48,73% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 34,19% (y.o.y). Hal tersebut ditunjukan pula oleh kinerja penjualan semen yang meningkat cukup baik sejak Januari 2012. Salah satu proyek swasta yang saat ini terus dipacu proses penyelesaiannya adalah pembangunan hotel di kompleks Mall Gorontalo. Hotel tersebut dipersiapkan untuk menyambut International Maize Conference yang diselenggarakan pada 22-24 November 2012 di Gorontalo.
Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.11 Perkembangan Penjualan Semen
4
Grafik 1.10 Realisasi Belanja Modal APBD
Grafik 1.12 Kredit Konstruksi.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
1.1.3 EKSPOR – IMPOR Tren kinerja ekspor terus menunjukkan peningkatan sejak triwulan IV-2011. Pada triwulan I-2012 kinerja ekspor Gorontalo tumbuh 11,27% (y.o.y), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,40% (y.o.y). Sementara kinerja impor menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya karena pengaruh stagnasi konsumsi rumah tangga. Meningkatnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik. Nilai ekspor luar negeri mencapai US$ 2.915.276 atau tumbuh 463,7% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 37.307 atau terkontraksi 98,5% (y.o.y). Demikian juga untuk kinerja ekspor antar pulau yang meningkat ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan domestik. Volume muat barang mencapai 65.585 ton atau tumbuh 73.81% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 20,23% (y.o.y). Peningkatan ekspor luar negeri terjadi pada komoditas jagung dan gula, sementara untuk komoditas kayu mengalami penurunan.
Grafik 1.13 Perkembangan Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.14 Perkembangan Harga Gula Internasional
Perkembangan ekspor gula mengikuti pola siklus pertumbuhan tebu yang panen pada akhir tahun, sehingga produksi dapat dilakukan dan pengiriman ekspor dilakukan pada awal tahun. Sementara itu kinerja ekspor Jagung menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, tercatat nilai ekspor Jagung pada triwulan I-2012 mencapai US$ 2.171.400 sementara pada triwulan sebelumnya tidak dilakukan pengiriman ekspor. Produksi pertanian jagung cukup baik selama triwulan laporan. Sementara itu kinerja ekspor kopra yang sempat meningkat diawal triwulan kemudian terkoreksi tajam di bulan Maret 2012 sehingga mendorong beberapa pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Harga Kopra menurun tajam hingga mencapai Rp 5.500/kg di bulan Maret 2012. Pedagang kopra masih menunggu harga terkoreksi naik sehingga menahan ekspor kopra.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012
5
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.15 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo
Grafik 1.16 Perkembangan Harga Jagung
.
Grafik 1.17 Ekspor Antar Pulau
Grafik 1.19 Perkembangan Harga Minyak Kelapa/Kopra
Grafik 1.18 Impor Semen
Grafik 1.20 Perkembangan Harga Minyak CPO
Perkembangan impor Gorontalo triwulan I-2012 menunjukkan tren yang menurun terutama untuk impor luar negeri. Tidak dilakukan impor luar negeri selama triwulan laporan, sementara kinerja impor impor antar pulau juga menunjukkan perlambatan. Tercatat volume bongkar pada triwulan I-2012 tumbuh 19,04% (y.o.y) sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh 47,02% (y.o.y), salah satu hal pendorong melemahnya impor luar negeri adalah menurunnya impor barang konsumsi sebagai dampak stagnannya komponen konsumsi swasta.
6
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA