BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo
Triwulan IV 2010
Visi Bank Indonesia : “Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi Bank Indonesia : “Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan”
Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Kelompok Kajian dan Survey Bank Indonesia Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115 Telp : +62 435 824444 Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan IV-2010 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 9 Februari 2011 BANK INDONESIA GORONTALO
Wahyu Purnama A. Pemimpin
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL 1.1 Sisi Permintaan 1.1.1 Konsumsi 1.1.2 Investasi 1.1.3 Ekspor - Impor 1.2 Sisi Penawaran 1.2.1 Sektor Pertanian 1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.2.4 Sektor Bangunan 1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 1.2.7 Sektor Lainnya 1.3 Box KER I
2 2 5 6 8 9 12 13 14 15 16 17 18
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 2.1 Inflasi Gorontalo 2.1.1 Faktor Fundamental 2.1.2 Faktor Non-Fundamental 2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 2.2.1 Inflasi Tahunan (yoy) 2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q) 2.3 Box KER II
21 22 24 26 26 28 29
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1 Fungsi Intermediasi 3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 3.1.3 Penyaluran Kredit 3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 3.2.1 Risiko Kredit 3.2.2 Risiko Likuiditas 3.2.3 Risiko Pasar 3.3 Box KER III
33 33 33 35 38 38 40 41 42
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah 4.2 Belanja Daerah 4.3 Kontribusi Realisasi APBD Gorontalo Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 4.4 Anggaran APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2011
45 47 48 49
SISTEM PEMBAYARAN 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow ) 5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 5.1.3 Uang Palsu 5.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai 5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS)
51 51 51 52 53 53 54
BAB 6
BAB 7
KESEJAHTERAAN 6.1 Pengangguran 6.2 Kemiskinan 6.3 Rasio Gini 6.4 IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
55 56 57 57
OUTLOOK EKONOMI 7.1 Outlook Makro Ekonomi Regional 7.1.1 Outlook Tahunan 7.1.2 Outlook Triwulanan 7.2 Outlook Inflasi 7.3 Prospek Perbankan
59 59 59 63 65 66
LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 1.3 Tabel 1.4 Tabel 1.5
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran ARAM III Pertanian Jagung ARAM III Pertanian Padi Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang
2 9 11 11 16
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5
Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo Biaya Pengangkutan Laut dari Pelabuhan di Makassar Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) Inflasi Tahunan Sub-kelompok Bahan Makanan (y.o.y) Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q)
21 25 26 26 28
Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8
Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil Dampak APBD terhadap Uang Beredar APBD Penerimaan Tahun 2011 APBD Belanja Tahun 2011
46 46 47 48 48 49 49 50
Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3
Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo
52 52 54
Tabel 6.1 Tabel 6.2
Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2009-Agustus 2010 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) Rasio Gini Provinsi Gorontalo Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun 2006-2007
55 56
Tabel 6.3 Tabel 6.4 Tabel 6.5 Tabel 6.6
56 57 58 58
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Grafik 1.2 Grafik 1.3 Grafik 1.4 Grafik 1.5 Grafik 1.6 Grafik 1.7 Grafik 1.8 Grafik 1.9 Grafik 1.10 Grafik 1.11 Grafik 1.12 Grafik 1.13 Grafik 1.14 Grafik 1.15 Grafik 1.16 Grafik 1.17 Grafik 1.18 Grafik 1.19 Grafik 1.20 Grafik 1.21 Grafik 1.22 Grafik 1.23 Grafik 1.24 Grafik 1.25 Grafik 1.26 Grafik 1.27 Grafik 1.28 Grafik 1.29 Grafik 1.30 Grafik 1.31 Grafik 1.32 Grafik 1.33 Grafik 1.34 Grafik 1.35 Grafik 1.36 Grafik 1.37 Grafik 1.38 Grafik 1.39 Grafik 1.40 Grafik 1.41 Grafik 1.42
Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan APBD Kab/Kota-Provinsi Survei Konsumen Perkembangan NTP Perkembangan APBD Belanja Pegawai Konsumsi Listrik Rumah Tangga Konsumsi BBM Rumah Tangga Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor Kredit Konsumsi Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov Perkembangan Impor Semen Kredit Konstruksi Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Perkembangan Harga Jagung Ekspor Antar Provinsi Impor Semen Perkembangan Bongkar Barang Perkembangan Produksi Pertanian Komposisi Produksi Pertanian Gorontalo Survei Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor Realisasi Penjualan BBM Transportasi Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Tingkat Hunian Hotel Belanja Modal APBD Penjualan Semen NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban Konsumsi Listrik Industri Perkembangan Kredit Perdagangan Konsumsi BBM Industri Realisasi Penjualan Listrik PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa
2 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 7 8 9 9 10 10 12 12 12 13 13 14 14 14 15 15 15 15 16 16 16 17 17
Grafik 2.1 Grafik 2.2 Grafik 2.3 Grafik 2.4 Grafik 2.5 Grafik 2.6 Grafik 2.7
Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo Indeks Keyakinan Konsumen Perkembangan Harga Semen di Gorontalo Indeks Perubahan Harga Periode Akan Datang Perkembangan Inflasi kelompok Bahan makanan Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Perkembangan Harga Komoditas Bahan Makanan di Gorontalo
22 22 23 23 24 25 27
Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Grafik 3.10 Grafik 3.11 Grafik 3.12 Grafik 3.13
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Komposisi Dana Pihak Ketiga Pertumbuhan Kredit Penggunaan Komposisi Kredit Penggunaan Pertumbuhan Kredit Sektoral Komposisi Kredit Sektoral Pertumbuhan Kredit UMKM Perkembangan NPL NPL per Sektor Konsentrasi Kredit Perkembangan Portofolio DPK Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo Perkembangan Kurs USD dan BI-Rate
34 34 36 36 37 37 38 39 39 39 40 41 41
Grafik 4.1 Grafik 4.2 Grafik 4.3 Grafik 4.4
Komposisi APBD Penerimaan 2010 Komposisi APBD Penerimaan 2011 Komposisi APBD Belanja Pemprov 2010 Komposisi APBD Belanja Pemprov 2011
49 49 50 50
Grafik 5.1 Grafik 5.2 Grafik 5.3 Grafik 5.4 Grafik 5.5
Netflow Kas Titipan Gorontalo Perkembangan Netflow Bulanan Perputaran Kliring di Gorontalo Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
51 51 53 53 53
Grafik 7.1 Grafik 7.2 Grafik 7.3 Grafik 7.4 Grafik 7.5 Grafik 7.6 Grafik 7.7 Grafik 7.8 Grafik 7.9 Grafik 7.10
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Survei Kegiatan Dunia Usaha Survei Konsumen Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Minyak Kelapa Proyeksi Inflasi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%) Ekspektasi Harga Jual Indeks Ekspektasi Tabungan 6 bulan yad Indeks Ekspektasi Situasi Bisnis
59 63 64 64 64 64 65 65 66 66
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Distribusi Sifat Hujan Hujan di Indonesia
24
Halaman ini sengaja dikosongkan
RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo
Ekonomi Gorontalo tumbuh signifikan selama triwulan IV-2010
pada triwulan IV -2010
setelah selama tiga triwulan sebelumnya terus mengalami
tumbuh 9,2% (y.o.y).Sementara secara kumulatif ekonomi 2010 tumbuh 7,63% (y.o.y)
perlambatan.
Ekonomi
tumbuh
9,2%
(y.o.y)
lebih
baik
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,71% (y.o.y). Meningkatnya penyerapan fiskal dalam kurun waktu tiga bulan terakhir
secara
signifikan
diperkirakan
mempercepat
laju
pertumbuhan ekonomi selama triwulan IV-2010. Dalam triwulan IV-2010 penyerapan fiskal mencapai 30% dari keseluruhan anggaran APBD. Sementara secara tahunan ekonomi tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 7,54% (y.o.y) Pertumbuhan tahunan dimaksud berada di atas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya sebesar 7,15-7,55% (y.o.y). Membaiknya kondisi pertanian secara kumulatif tahunan diperkirakan mendorong perekonomian lebih baik meskipun pada tahun 2010 pemerintah daerah dihadapkan pada keterbatasan fiskal. Kontribusi konsumsi
Di sisi permintaan, kontribusi konsumsi swasta dan pemerintah
swasta dan pemerintah
cukup dominan dalam memberikan dorongan bagi perekonomian
cukup dominan dalam memberikan dorongan bagi perekonomian regional
regional. Konsumsi swasta meningkat seiring dengan masa liburan akhir tahun, musim haji, peringatan Natal dan peringatan hari raya Idul Adha. Sementara dorongan konsumsi pemerintah meningkat pesat setelah Pemerintah Daerah menginstruksikan jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan anggaran APBD 2010. Peningkatan konsumsi secara signifikan tercermin dari nilai impor Gorontalo yang tumbuh cukup tinggi pada triwulan laporan. Di sisi lain, kinerja ekspor mengalami kontraksi karena beberapa komoditas unggulan seperti kopra dan kayu merosot produksinya.
Tumbuhnya kinerja sektor pertanian memberikan stimulan positif bagi pertumbuhan ekonomi Gorontalo.
Di
sisi
penawaran,
memberikan
stimulan
tumbuhnya positif
kinerja
bagi
sektor
pertumbuhan
pertanian ekonomi
Gorontalo triwulan IV-2010 mengingat pertanian memberikan kontribusi hampir 27% terhadap total keseluruhan PDRB. Sementara itu momen liburan akhir tahun, kegiatan haji dan
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010
i
Natal
turut
menggerakan
perdagangan-hotel-restoran
kinerja serta
sektoral
yaitu
di
sisi
pengangkutan-komunikasi.
Namun di sisi lain, kinerja sektor utama bangunan cenderung melambat
yang
diikuti
oleh
melambatnya
kinerja
sektor
pertambangan dan jasa-jasa. Perlu diketahui bahwa kedua sektor dimaksud terkait erat dengan kinerja sektor konstruksi mengingat
sektor
pertambangan
lebih
didominasi
oleh
pertambangan galian C sementara sektor jasa-jasa lebih didominasi oleh jasa pemerintahan umum termasuk jasa konstruksi didalamnya
PERKEMBANGAN INFLASI Pada triwulan IV-2010,
Pada triwulan IV-2010, inflasi tahunan Gorontalo tercatat sebesar
inflasi Gorontalo sebesar
7,43% (y.o.y), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan
7,43% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya,
sebelumnya sebesar 7,60% (y.o.y), namun jauh lebih tinggi dibandingkan
tahun
sebelumnya
sebesar
4,35%
(y.o.y).
namun jauh lebih tinggi
Melemahnya permintaan masyarakat pasca Hari Raya Idul Fitri
dibandingkan tahun
menurunkan tekanan inflasi secara seasonal. Namun, kenaikan
sebelumnya
harga-harga komoditas bahan makanan tetap persisten terutama akibat dari menurunnya produksi akibat gangguan cuaca. Di sisi lain, tekanan administered price turut membayangi inflasi Gorontalo pada periode laporan.
Inflasi inti pada triwulan
Core inflation atau inflasi inti pada triwulan IV-2010 sebesar
IV-2010 sebesar 2,69%
2,69% (y.o.y) cenderung melambat dibandingkan triwulan
(yoy) cenderung
sebelumnya sebesar 3,40% (y.o.y) dan tahun sebelumnya
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dan
sebesar 3,43% (y.o.y) seiring dengan melemahnya berbagai
tahun sebelumnya seiring
tekanan faktor fundamental meliputi output gap dan imported
dengan meredanya
inflation. Melemahnya permintaan masyarakat diperkirakan
tekanan faktor fundamental
mengurangi
munculnya
Output
gap
negatif.
Masyarakat
Gorontalo yang mayoritas Muslim relatif tidak terlalu semarak dalam merayakan Hari Raya Natal dan Tahun Baru dibandingkan dengan perayaan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan sebelumnya. Sementara
itu,
imported
inflation
cenderung
menurun yang ditunjukkan oleh penurunan harga barang yang didatangkan dari luar daerah seperti semen.
ii
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 | BANK INDONESIA
Faktor non-fundamental
Faktor non-fundamental sangat berperan penting dalam memberi
sangat berperan penting
tekanan inflasi pada triwulan IV-2010. Lonjakan harga komoditas
dalam memberi tekanan inflasi pada triwulan IV2010 terutama volatile
volatile food yang pada umumnya merupakan komoditas bahan makanan sangat mendominasi, sementara administered price
food dan administered
inflation turut membayangi terkait dengan berkurangnya pasokan
price
bensin pada periode laporan. Permintaan yang tinggi terhadap komoditas bahan makanan memberi tekanan terhadap kenaikan harga-harga komoditas tersebut. Aspek distribusi yang tidak merata dan dominasi pedagang besar menjadi permasalahan yang menyebabkan peningkatan harga-harga komoditas bumbu-
.
bumbuan. Cuaca yang kurang mendukung (hujan berlebihan) juga
menghambat
berkurangnya
produksi
pasokan
pertanian.
bensin
pada
Sementara periode
itu,
laporan
menyebabkan terjadinya kelangkaan BBM di Provinsi Gorontalo yang diindikasikan dengan antrian-antrian panjang di SPBU seProvinsi Gorontalo.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan IV-2010 menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan
Fungsi
intermediasi
perbankan
pada
triwulan
IV-2010
menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan. Dana yang dihimpun tercatat sebesar Rp2,05 triliun, tumbuh sebesar 12,45% (y.o.y) dibandingkan triwulan IV-2009 yang hanya tercatat Rp1,82 trilliun.. Pertumbuhan kinerja penghimpunan dana
pihak
ketiga
terutama
didorong
oleh
peningkatan
komponen tabungan masyarakat dengan pertumbuhan 13,61%. Selain faktor kenaikan pendapatan masyarakat (hasil survey konsumen), upaya perbankan yang semakin aktif untuk terus menggiatkan penyerapan tabungan dari masyarakat juga turut mempengaruhi terlihat dari peningkatan jumlah tabungan. Sementara itu, penyaluran kredit kredit yang disalurkan tercatat sebesar Rp3,44 triliun, tumbuh 33,28% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 29,01% (y.o.y). Pertumbuhan kredit yang relatif tinggi terutama masih ditopang oleh perkembangan kredit konsumsi. Sementara itu secara sektoral, sektor angkutan memberi kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan kredit, sedangkan sektor pertanian BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010
iii
dan pertambangan masih menunjukkan kontraksi. Dari aspek stabilitas
Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo, hal yang
sistem perbankan di
perlu mendapat perhatian adalah risiko likuiditas karena Loan to
Gorontalo,yang perlu
Deposit Ratio (LDR) berada di ambang ‘tidak wajar’ yaitu
mendapat perhatian adalah risiko likuiditas,
mencapai 167,92% yang berpotensi mengancam ketersediaan
sedangkan risiko pasar
likuiditas perbankan. Adapun risiko kredit dan risiko pasar relatif
relatif terkendali
terkendali dimana Non Performing Loans (NPLs) relatif terjaga sebesar 2,06% (bruto), masih berada dibawah batas ketentuan BI yaitu 5%. Sedangkan volatilitas kurs diyakini tidak akan berdampak besar terhadap risiko pasar, karena paparan tehadap transaksi valuta asing yang tidak tinggi.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV2010 cenderung menurun
Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah
Provinsi
Gorontalo triwulan IV-2010 cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat Rp 564,75 Miliar dana APBD telah dibelanjakan dengan persentase realisasi mencapai 90,24%, lebih rendah dibandingkan penyerapan belanja triwulan IV-2009 yang mencapai Rp 618,02 Miliar (91,40%). Lambatnya penyerapan belanja modal menjadi salah satu pendorong menurunnya realisasi belanja fiskal selama triwulan laporan. Penyerapan belanja modal hanya mencapai 78% dari pagu anggaran. Sementara itu disisi penerimaan APBD mengalami peningkatan
Realisasi penerimaan
realisasi. Realisasi pendapatan triwulan IV-2010 sebesar Rp
APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2010 meningkat
591,03 Miliar dengan capaian 110,70% dari target anggaran APBD-P
2010.
Capaian
tersebut
meningkat
apabila
dibandingkan triwulan IV-2009 yang tercatat sebesar Rp 551,99 Miliar dengan capaian 100,07% dari target anggaran APBD-P 2009. Peningkatan terutama didorong oleh penghimpunan pajak daerah yang melebihi target anggaran. Kenaikan
penerimaan
Pemerintah
Provinsi
yang
kurang
diimbangi oleh penyerapan belanja mendorong terjadinya kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di masyarakat.
iv
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan
pembayaran tunai di
IV-2010 diwarnai oleh net outflow serta penurunan transaksi
Gorontalo pada triwulan IV-2010 diwarnai oleh net outflow. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan
kliring dan RTGS. Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan IV-2010 mengalami net outflow sebesar Rp66,98 miliar. Kondisi net outflow pada triwulan laporan disebabkan karena terdapat
berbagai
aktivitas
ekonomi
pada
akhir
tahun
penurunan transaksi
diantaranya perayaan Hari Raya Idul Adha, Hari Raya Natal, dan
kliring dan RTGS
Tahun Baru. Di sisi lain, aktivitas ekonomi lainnya yaitu percepatan realisasi APBD melalui pembangunan proyek-proyek infrastruktur selama triwulan IV-2010 turut mendorong aliran uang beredar di masyarakat. Sementara itu, Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp334,64 miliar dengan pertumbuhan sebesar 28,21% (q.t.q) lebih rendah 15,23% dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan IV-2010 secara nominal sebesar Rp648 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 10.43% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 31,08% (q.t.q)
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo masih
perlu perhatian, karena
memerlukan perhatian, mengingat meskipun terjadi penurunan
tingkat pengangguran
kemiskinan namun tingkat pengangguran sepanjang 2010 masih
masih meningkat.
mengalami peningkatan sehingga berpotensi menimbulkan kemiskinan baru. Pada bulan Agustus 2010, jumlah angkatan-kerja mencapai
Jumlah pengangguran di Gorontalo pada Agustus 2010 meningkat.
456.499 atau meningkat -5,84% dibandingkan kondisi Februari 2010. Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja tumbuh sebesar -5,96% dibandingkan bulan Februari 2010. Selama tahun 2010, tingkat pengangguran terbuka meningkat, yaitu dari 5,05 % pada Februari 2010 menjadi 5,16% pada Agustus 2010.
Persentase penduduk miskin di maret 2010 menurun.
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2010 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 23,19% atau mengalami penurunan dibandingkan
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010
v
periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini
Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini
Tahun 2005 lalu yang
Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin
tercatat sebesar 0,36.
pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang sebesar 68,01.
PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo
Perkembangan ekonomi Gorontalo tahun 2011 diperkirakan
tahun 2011 diperkirakan
tumbuh 7,4 – 7,9% (y.o.y) lebih baik dibandingkan tahun 2010.
tumbuh 7,4 – 7,9% (y.o.y) lebih baik dibandingkan tahun 2010
Beberapa
faktor
fundamental
diperkirakan
mendukung
peningkatan perekonomian dimaksud yaitu kenaikan anggaran APBD, kenaikan gaji pegawai-UMP dan NTP Petani, perbaikan infrastruktur dan energi, dan momen peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo. Namun disisi lain mulai meningkatnya inflasi nasional direspon oleh kenaikan BI-rate diawal tahun 2011. Kondisi tersebut diperkirakan mendorong suku bunga pinjaman perbankan
meningkat
sehingga
berpengaruh
terhadap
permintaan kredit. Bank Indonesia telah mengantisipasi hal dimaksud
melalui
arah
kebijakan
perbankan
2011
yang
mewajibkan bank umum untuk mencantumkan target penyaluran kredit UMKM pada rencana bisnis bank. Diharapkan tingkat konsistensi perbankan terhadap penyaluran kredit kepada sektor riil dan UMKM dapat terjaga. Sementara itu untuk Provinsi Gorontalo sendiri rencana penyaluran KUR 2011 diperkirakan lebih dari Rp 200 Miliar dimana pada tahun 2010 penyaluran KUR telah mencapai Rp 176 Miliar. Kebijakan dimaksud diharapkan
mampu
memberikan
stimulan
positif
bagi
perekonomian 2011 di tengah bayang-bayang peningkatan suku bunga. Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011
vi
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011 diperkirakan berkisar 7,7 – 8,2% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2010. Kondisi
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 | BANK INDONESIA
diperkirakan berkisar 7,7 – 8,2% (y.o.y)
ekonomi triwulan I-2011 akan terkesan melambat mengingat basis pertumbuhan ekonomi triwulan I-2010 berada pada level yang cukup tinggi di angka 8,78% (y.o.y).
Disisi permintaan,
kinerja konsumsi diperkirakan mulai menurun yang ditunjukkan oleh nilai ekspektasi konsumen hasil survei Bank Indonesia. Sementara kegiatan investasi diperkirakan juga belum akan meningkat mengingat belum dilaksanakannya proses tender pengadaan proyek pemerintah. Inflasi Gorontalo pada tahun 2011 diproyeksikan
Inflasi Gorontalo pada tahun 2011 diproyeksikan pada kisaran 7 ± 1% (y.o.y) seiring dengan masih tingginya potensi tekanan
pada kisaran 7 ± 1%
inflasi kedepan. Inflasi Komoditas Bahan Makanan (Volatile
(yoy) seiring dengan
Food) diperkirakan masih menjadi penyumbang utama inflasi
masih tingginya potensi
daerah karena meningkatnya permintaan masyarakat, di sisi lain
tekanan inflasi kedepan.
masih terdapat permasalahan dalam produksi, tata niaga, distribusi dan gangguan cuaca ekstrim. Rencana kebijakan Pemerintah Pusat untuk melakukan pembatasan subsidi BBM karena kecenderungan kenaikan harga minyak dunia dapat memberi tekanan pada administered price yang berpotensi meningkatkan inflasi 2011. Indikasi tekanan inflasi yang relatif tinggi dapat ditunjukkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang menunjukkan bahwa ekspektasi harga jual oleh para produsen pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan.
Penghimpunan dana
Penghimpunan dana pihak ketiga melalui tabungan pada triwulan
pihak ketiga dan kredit
I-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Berbagai
diperkirakan masih
kegiatan yang dilakukan oleh perbankan misalnya intensitas
berpotensi meningkat.
sosialisasi dan promosi serta adanya produk “TabunganKu dengan berbagai fasilitas kemudahan, diperkirakan cukup positif meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan produk perbankan yang selanjutnya mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga khususnya dalam bentuk tabungan. Jumlah kredit
diperkirakan
masih
akan
mengalami
peningkatan
meskipun relatif lebih rendah dibanding triwulan ini, diperkirakan dipengaruhi oleh ekspektasi situasi bisnis tahun 2011 yang masih cukup baik dan penyelesaian proyek yang dimulai pada akhir tahun 2010. BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010
vii
Halaman ini sengaja dikosongkan
viii
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 | BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan IV-2010 menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah pada tiga triwulan sebelumnya menunjukkan tren perlambatan. Ekonomi triwulan IV2010 tumbuh 9,2% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2010 sebesar 5,71% (y.o.y). Pertumbuhan dimaksud berada di atas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya sebesar 7,6% (y.o.y). Kondisi tersebut diyakini karena meningkatnya penyerapan fiskal secara signifikan di akhir triwulan IV-2010, dimana fiskal pemerintah sendiri masih berkontribusi lebih dari 70% terhadap PDRB Gorontalo. Tercatat, pada akhir triwulan III-2010 realisasi fiskal baru mencapai 60,94% untuk kemudian meningkat signifikan hingga mencapai 90,24% dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Sementara secara tahunan ekonomi tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 7,54% (y.o.y) Pertumbuhan tahunan dimaksud berada di atas angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya sebesar 7,15-7,55% (y.o.y). Membaiknya kondisi pertanian secara kumulatif tahunan diperkirakan mendorong perekonomian lebih baik meskipun pada tahun 2010 pemerintah daerah dihadapkan pada keterbatasan fiskal. Di sisi penawaran, peningkatan kinerja perekonomian didorong oleh hampir semua sektor yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, listrik-gas-air bersih, perdagangan-hotelrestoran dan pengangkutan. Sementara di sisi lain, tertundanya jadwal penyelesaian proyekproyek infrastruktur Pemerintah Daerah mendorong melambatnya kinerja sektor konstruksi. Karena keterkaitan sektor konstruksi yang cukup besar pada sektor pertambangan dan jasajasa maka perlambatan yang terjadi turut berimbas pada kedua sektor dimaksud. Sektor pertambangan di Gorontalo didominasi oleh pertambangan bahan galian C sementara sektor jasa lebih didominasi oleh jasa pemerintahan umum. Di sisi permintaan, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pemerintah mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan pada triwulan IV-2010. Peringatan hari raya Idul Adha, Musim Haji, Natal dan Liburan akhir tahun memberikan efek positif bagi peningkatan konsumsi rumah tangga, sementara itu signifikannya realisasi penyerapan fiskal selama triwulan IV memberikan dorongan positif bagi perkembangan kinerja konsumsi pemerintah selama triwulan laporan. Meskipun penyerapannya terkesan terlambat, namun penumpukan 30% lebih realisasi fiskal hanya dalam tempo 3 (tiga) bulan diakhir tahun 2010 mendorong perekonomian Gorontalo pada triwulan laporan tumbuh signifikan.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010
1
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
1.1
SISI PERMINTAAN Kontribusi konsumsi swasta dan pemerintah cukup dominan dalam memberikan
dorongan bagi perekonomian regional. Konsumsi swasta meningkat seiring dengan masa liburan akhir tahun, musim haji, peringatan Natal dan peringatan hari raya Idul Adha. Sementara dorongan konsumsi pemerintah meningkat pesat setelah Pemerintah Daerah menginstruksikan jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan anggaran APBD 2010. Peningkatan konsumsi secara signifikan tercermin dari nilai impor Gorontalo yang tumbuh cukup tinggi pada triwulan laporan. Di sisi lain, kinerja ekspor mengalami kontraksi karena beberapa komoditas unggulan seperti kopra dan kayu merosot produksinya. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan KOMPONEN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2009 I
II
III
IV
2009
2010 I
II
III
IV
2010
11.66
12.57
11.11
8.17
10.82
10.93
13.96
15.26
22.28
15.71
Pengeluaran Lembaga Nirlaba
9.81
8.01
9.63
4.74
7.97
12.07
13.97
8.41
7.55
10.40
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
6.40
8.51
9.75
11.34
9.19
12.54
12.82
13.14
13.48
13.04
Pembentukan Modal Tetap Bruto
12.41
3.53
1.57
4.13
5.11
1.30
5.36
6.26
7.43
5.21
Ekspor Barang dan Jasa
(6.18)
(2.24)
5.69
(4.43)
(2.02)
4.13
5.67
18.73
(7.64)
5.12
Impor Barang dan Jasa
23.81
42.34
10.13
5.15
18.57
9.47
9.85
14.13
22.70
14.12
7.66
7.22
6.60
8.78
7.54
8.38
7.33
5.71
9.25
7.63
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan IV-2010 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 18,78% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,43% (y.o.y). Pesatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh kinerja konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Konsumsi swasta tumbuh 22,28% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 15,26% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh 13,48% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,14% (y.o.y). Upaya Gubernur menghimbau jajaran dibawahnya untuk melakukan percepatan penyerapan anggaran berjalan cukup baik. Dari pencapaian realisasi fiskal yang hanya 2
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
mencapai 60% pada akhir triwulan III-2010, mampu diakselerasi hingga mencapai 90% pada akhir triwulan IV-2010. Kondisi ini tentu saja memberikan stimulan positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah, namun shock ekspansi fiskal dalam kurun waktu yang terlampau pendek dikhawatirkan akan menambah laju uang beredar di masyarakat secara mendadak sehingga berimbas pada inflasi jangka pendek. Selain itu ekspansi fiskal secara tiba-tiba dalam jangka pendek perlu dikaji ulang apakah telah cukup efektifit dan efisien dalam mencapai sasaran program pembangunannya.
Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov
Grafik 1.3 Perkembangan APBD Kab/Kota-Prov
Optimisme konsumsi swasta tercermin dari hasil survei konsumen Bank Indonesia pada triwulan
IV-2010.
Indeks
Keyakinan
Konsumen masih terjaga di level tinggi 134,6 dengan tingkat ekspektasi sebesar 145,3. Masyarakat
beranggapan
bahwa
kondisi
ekonomi triwulan IV-2010 cukup kondusif Grafik 1.4 Survei Konsumen
untuk melakukan kegiatan konsumsi
Pertumbuhan konsumsi swasta ini seiring dengan serangkaian momen yang terjadi di akhir tahun 2010 yaitu peringatan Idul Adha, ibadah haji, peringatan natal dan liburan akhir tahun. Beberapa prompt indikator mengkonfirmasi pertumbuhan sektor konsumsi swasta seperti realisasi pajak kendaraan bermotor, konsumsi BBM rumah tangga, konsumsi listrik rumah tangga, dan nilai tukar petani di Gorontalo.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010
3
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.5 Perkembangan NTP
Grafik 1.6 Perkembangan APBD Belanja Pegawai
Konsumsi BBM rumah tangga tumbuh 5,49% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sementara itu konsumsi listrik rumah tangga juga tumbuh 21,49% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya (19,90% y.o.y). Hal tersebut didorong oleh kegiatan libur akhir tahun 2010 dimana masyarakat cenderung melakukan kegiatan rekreasi dan wisata baik didalam maupun diluar kota.
Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga
Grafik 1.8 Konsumsi BBM Rumah Tangga
Masih terjaganya pertumbuhan NTP di level yang tinggi selama triwulan IV-2010 diperkirakan menjadi salah satu faktor pendukung konsumsi. Pertumbuhan NTP ini didukung oleh meningkatnya harga produk pertanian di Gorontalo. Peningkatan NTP ini diperkirakan cukup signifikan mempengaruhi konsumsi mengingat 45% masyarakat Gorontalo yang bekerja di sektor pertanian. Sementara pendapatan kelompok pegawai diperkirakan meningkat pula. Hal ini didukung oleh indikator peningkatan realisasi gaji pegawai Pemprov yang tumbuh 8,66% (y.o.y) selama triwulan laporan. Diperkirakan pembiayaan konsumsi selama triwulan laporan lebih mengandalkan self financing dari masyarakat sendiri, hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit konsumsi perbankan yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. 4
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 1.9 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor
Grafik 1.10 Kredit Konsumsi
1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan IV-2010 tumbuh 7,43 % (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,13% (y.o.y). Peningkatan investasi ini tercermin dari meningkatnya realisasi kredit investasi perbankan yang cukup signifikan. Berdasarkan jenisnya diperkirakan investasi non fisik lebih memberikan kontribusinya selama triwulan IV-2010 dibandingkan investasi fisik. Pemerintah daerah memacu terus penyelesaian proyek infrastrukturnya hingga menjelang akhir tahun 2010. Tercatat selama triwulan IV-2010, APBD belanja modal Pemprov yang terealisasikan mencapai Rp 73,04 miliar meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 35,94 miliar. Sementara itu kinerja investasi yang dibiayai oleh kredit perbankan juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan kredit investasi sampai dengan Desember 2010 tumbuh 110,64% (y.o.y) jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan September 2010 yang hanya mencapai 39,50% (y.o.y)
Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.12 Realisasi Belanja Modal Pemprov.
Walaupun realisasi fiskal pemerintah daerah terlihat cukup signifikan dalam triwulan IV-2010, namun sebenarnya masih di bawah target anggaran. Dalam APBD-P 2010 rencana belanja modal sebesar Rp 139,48 Miliar namun baru terealisasi sebesar Rp 108,98 Miliar BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010
5
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
atau berkisar 78,14% dari target anggaran. Kondisi ini sebenarnya dapat diantisipasi lebih awal oleh Pemerintah Daerah sehingga pertumbuhan kinerja investasi dapat lebih baik dibandingkan capaian saat ini. Di sisi penggunaannya, investasi triwulan IV-2010 diperkirakan lebih didominasi investasi non fisik dibandingkan investasi fisik bangunan. Kondisi ini tercermin dari angka penjualan semen untuk kegiatan konstruksi dan kredit konstruksi yang menurun cukup signifikan. Sementara di sisi lain impor barang modal menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya terutama untuk kendaraan bermotor, perkakas besi/baja, dan komponen permesinan untuk pembangkit listrik yang saat ini sedang dibangun oleh PLN. Tercatat untuk kepentingan pembangkit telah dilakukan impor luar negeri mesin pembangkit senilai Rp US$ 698.219.
Grafik 1.13 Perkembangan Impor Semen
Grafik 1.14 Kredit Konstruksi.
1.1.3 EKSPOR – IMPOR Kinerja ekspor selama triwulan IV-2010 secara keseluruhan terkontraksi. Ekspor triwulan IV-2010 merosot sebesar –7.64% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan III2010 yang tumbuh sebesar 18,73% (y.o.y), sementara kinerja impor triwulan IV-2010 tumbuh 22,70% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 14,13% (y.o.y) Perkembangan ekspor luar negeri menurun cukup signifikan selama triwulan IV2010. Nilai ekspor mencapai US$ 2.541.995 melambat 4,9% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$ 6.094.207 yang tumbuh 812,7% (y.o.y). Sementara ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan menunjukkan penurunan. Volume muat mencapai 64.209 ton tumbuh 40,90% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 57,70% (y.o.y). Tekanan ekspor terjadi pada komoditas jagung dan kopra, sementara ekspor gula menunjukkan peningkatan. Melambatnya ekspor lebih dikarenakan pasokan produksi kopra yang menurun mengingat permintaan dunia pada komoditas dimaksud relatif masih tinggi yang tercermin dari harga komoditas yang menunjukkan tren meningkat. Sementara ekspor
6
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
gula ke Filipina menunjukkan peningkatan yang cukup baik, peningkatan produksi ini bersamaan dengan terus meningkatnya harga gula internasional.
Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.17 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo
Grafik 1.16 Perkembangan Harga Gula Internasional
Grafik 1.18 Perkembangan Harga Jagung
.
Grafik 1.19 Ekspor Antar Provinsi
Grafik 1.20 Impor Semen
Perkembangan impor Gorontalo triwulan IV-2010 menunjukkan tren yang meningkat terutama untuk impor luar negeri. Nilai impor luar negeri mencapai US$ 698.219 sementara pada triwulan sebelumnya Gorontalo tidak melakukan impor luar negeri. Impor luar negeri lebih didominasi oleh barang modal untuk kepentingan pembangkit listrik Anggrek di Kwandang. BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010
7