|
248
| 二零
BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 248 | DESEMBER 2016
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita ...dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” [Yesaya 9:5]
Saran-saran Praktis
Bersaat Teduh PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kembali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible! PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memperoleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab. Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat mengikuti saran-saran praktis sebagai berikut: Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit. Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat mengganggu konsentrasi Anda. Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan. Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah. Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu. Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)
PERSPEKTIF
www.gkagloria.or.id
Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria Surabaya Alamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282 Email:
[email protected] Rekening Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria Penulis edisi 248: Alfred Jobeanto, Andree Kho, Anggiat M. Pandiangan Bambang Tedjokusumo, Elok Chrisinar, Hana Ovilordia Hendry Heryanto, Ivan Kwananda, Jonatan Dwi Putra Liem Sien Liong, Rohani, Sahala Marpaung, Timotius Alfa Penerjemah: Tertiusanto
EDITORIAL
Natal Telah Tiba
M
emasuki bulan Desember, selalu mengingatkan kita akan Natal, hari besar bagi umat Kristen, yang menceritakan tentang realitas kehadiran Allah di tengah-tengah dunia ini. Natal atau Kelahiran Yesus Kristus mengajarkan kepada kita, bahwa Allah yang Kudus dan Mulia merendahkan diri dengan hadir di tengah-tengah orang berdosa dan memberikan damai sejahtera-Nya. Kehadiran-Nya di tengah-tengah kita adalah untuk sebuah Misi Agung yaitu menyelamatkan kita, orang berdosa, dan membawa kita kepada persekutuan dengan-Nya. Mengingat kembali kehadiran-Nya di antara kita, seharusnya mendorong kita untuk meneladani Dia, bahwa sebagai umat-Nya kita perlu menjalani hidup seperti Dia. (1) Kerendahan hati-Nya. Sementara banyak orang menyombongkan diri, bahkan ingin menjadi seperti Tuhan; Yesus Kristus, yang adalah Allah, justru merendahkan diri, rela menjadi manusia; bukan untuk dilayani tetapi melayani. Tidakkah hati kita terketuk untuk tidak menyombongkan diri, tapi mau hidup rendah hati, sebagai umat-Nya? (2) Pengorbanan-Nya. Sementara banyak orang masa kini berusaha mengorbankan sesamanya demi kepentingan diri sendiri; Kehadiran Yesus Kristus, yang adalah Allah, mendorong kita untuk introspeksi diri agar hidup bukan untuk mengorbankan orang lain, tapi mengorbankan diri sendiri demi kebaikan orang lain. Itulah Misi Agung Kristus, bahwa Dia hadir untuk karya keselamatan, yang berarti Ia harus mengorbankan diri-Nya untuk menebus kita. (3) Kemenangan-Nya. Dia hadir dalam keadaan yang hina (lahir dalam kandang binatang), bahkan kematian-Nyapun juga sebuah kehinaan. Namun hikmat Allah bukanlah hikmat manusia. Kehinaan dipakai-Nya untuk menyatakan kemenangan. Banyak orang ingin “menang” dalam segala hal; sekalipun dirinya kalah terhadap dosa. Kristus nampak hina dan kalah di hadapan musuh-musuh-Nya pada masa itu; namun sesungguhnya, Allah berkuasa memakai yang hina dan lemah menyatakan kemenangan-Nya. Kemenangan-Nya bukan kemenangan atas dimensi fisik (sekalipun ini akan dikerjakan-Nya pada akhir zaman), tetapi atas maut dan kuasa dosa yang telah membelenggu manusia sejak semula (zaman Adam). Dia nampak kalah, tetapi sesungguhnya, Dialah Pemenang! Marilah kita menghayati momentum Natal ini dengan hidup rendah hati, mempedulikan orang lain dan hidup dalam kemenangan rohani; sama seperti Kristus yang mulia, rela hadir dan memberikan kemenangan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Amin.
KAMIS
01
DESEMBER 2016
“… kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.” (2 Petrus 3:14)
Bacaan hari ini: 2 Petrus 3 Bacaan setahun: 2 Petrus 3
MENANTIKAN KEDATANGAN TUHAN “Apa Tuhan Yesus benar-benar akan datang? Karena dari beberapa tahun yang lalu kita telah mendengar berita itu, tapi sampai sekarang juga tidak terjadi apa-apa!” Mungkin kita pernah mendengar orang mengatakan hal seperti itu. Rasul Petrus mengingatkan bahwa di zaman akhir akan ada pengejekpengejek yang mengatakan hal tersebut. Mereka meragukan bahkan tidak mempercayai akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Mereka adalah orang-orang yang lebih suka hidup menuruti hawa nafsunya dan kesenangannya sendiri selagi hidup dalam dunia ini. Ketika mereka tidak mempercayai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, berarti mereka tidak mempercayai hari penghakiman Tuhan itu benar-benar ada. Karena itu, Petrus mengingatkan bahwa Tuhan Yesus pasti datang! Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya. Tuhan bukan pula tidak mampu menepati janji-Nya untuk datang kedua kalinya. Kalau sampai saat ini Tuhan Yesus belum datang, itu berarti: (1) Tuhan Yesus tidak bisa dibatasi oleh waktu, apalagi oleh waktu dalam batasan pemikiran/ ukuran manusia; (2) Tuhan masih sabar, memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Jika demikian, bagaimanakah seharusnya anak Allah bersikap dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali? (1) Percaya penuh bahwa perkataan Tuhan pasti terjadi, bahwa Tuhan Yesus pasti datang dan waktu-Nya tidak ada seorangpun yang tahu (ay.10). Keyakinan ini sangat penting agar kita tidak terpengaruh dengan orang-orang yang meragukan kepastian kedatangan-Nya, dan orang-orang yang menyatakan tanggal berapa Ia akan datang. Karena pandangan itu pasti sesat. (2) Menantikan kedatangan Tuhan Yesus dengan hidup benar di hadapan Tuhan (ay. 11, 14). Tuhan Yesus akan datang seperti pencuri, yang mana tidak ada pencuri yang memberitahukan kapan tepatnya dia akan datang. Untuk itu, kita diingatkan agar senantiasa siap sedia dengan selalu hidup benar, taat kepada-Nya. Janganlah kita hidup menuruti keinginan hawa nafsu dengan alasan kedatangan Tuhan masih lama. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa ada orang yang meragukan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya? (2) Apa yang harus kita persiapkan dalam menyambut kedatangan-Nya? Berdoalah agar setiap anak Tuhan mau sungguh-sungguh memperhatikan bagaimana ia hidup, yaitu hidup yang benar di hadapan Tuhan, sehingga ia siap kapanpun Tuhan datang.
JUMAT
02
DESEMBER 2016
“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beitakan kepadamu juga …” (1 Yohanes 1:3)
Bacaan hari ini: 1 Yohanes 1:1-10 Bacaan setahun: 1 Yohanes 1
MENJADI SAKSI TENTANG KRISTUS
M
enjadi seorang saksi dalam suatu persidangan harus memenuhi syarat; ia harus dapat menceritakan apa yang dialami, dilihat dan didengar, bukannya menceritakan apa yang diceritakan orang lain. Demikian juga ketika menjadi saksi Kristus, harus memenuhi syarat di atas seperti halnya yang dilakukan rasul Yohanes, yang menyaksikan apa yang dirinya alami sendiri, yang ia pegang dan ia lihat tentang Yesus Kristus. Yohanes tidak menyaksikan apa yang orang lain katakan tentang Yesus sebagai suatu kebenaran, melainkan kehadiran Yesus yang ia alami sendiri di dalam kehidupannya; itulah yang ia saksikan. Yohanes menjadi saksi mata ketika Yesus dimuliakan di atas gunung, dan bahkan ketika murid-murid lain meninggalkan Yesus pada waktu disalibkan, Yohanes tetap setia menemani Yesus, demikian pula pada saat kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga, ia menyaksikan semua kejadian tersebut, sehingga dapat dikatakan Yohanes adalah saksi yang baik karena hidup bersama-sama Yesus. Lewat kesaksiannya ini, Yohanes berharap orang-orang dapat mengalami apa yang ia alami, yaitu dapat mengenal Kristus, sehingga masuk dalam persekutuan bersama dengan Allah. Apakah yang Yohanes saksikan tentang Allah? Di dalam DIA ada TERANG, tidak ada sama sekali kegelapan; sehingga jika kita hidup dalam terang, maka kita akan beroleh pengampunan, yaitu penyucian daripada segala dosa. Marilah kita menikmati anugerah ini dan memberitakannya kepada semua orang. Menjadi saksi yang baik dalam kehidupan orang-orang Kristen bukan diukur dari berapa banyak pengetahuan teologinya, melainkan juga melalui pengalaman kehidupan kita sendiri bersama-sama dengan Yesus, ketika kita merasakan kasih-Nya, kebaikan-Nya dan secara khususnya anugerah penebusan yang telah Ia berikan. Pengalaman indah bersama Yesus seharusnya menjadi suatu berita yang baik untuk orang-orang yang belum mendengar-Nya. Saksikan dan beritakan kebenaran tentang Yesus yang sudah mengubah hidup kita! STUDI PRIBADI: (1) Kredibilitas seperti apakah yang menegaskan bahwa kesaksian Rasul Yohanes bisa dipercaya? (2) Bagaimana dengan kita, ketika mencaritakan tentang Yesus? Berdoalah bagi jemaat yang menjadi saksi Kristus bagi keluarga dan rekanrekan mereka agar Injil dapat dimengerti dengan baik dan jelas dalam setiap kesaksian mereka.
SABTU
03
DESEMBER 2016
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6)
Bacaan hari ini: 1 Yohanes 2:1-27 Bacaan setahun: 1 Yohanes 2
KASIH: BUKTI HIDUP DALAM KRISTUS
Y
ohanes mengingatkan orang-orang percaya pada masa itu di mana mereka dahulu adalah seteru Allah, telah diperdamaikan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Selamanya Yesus akan menjadi pengantara antara kita dengan Allah. Adapun tanda kehidupan seseorang yang telah diperdamaikan dengan Allah di dalam Yesus Kristus adalah: orang itu mengenal Allah secara pribadi dan terbukti dalam kehidupannya yang senantiasa melakukan firman Tuhan dan terinterpretasi dalam tindakan mengasihi Allah dan sesama. Sesuatu yang bertolak belakang apabila kita mengaku berada di dalam Kristus, tetapi membenci “saudarasaudara” kita. Ajaran utama Kristus adalah kasih, sehingga sudah seharusnya semua orang yang berada di dalam Dia memiliki sifat sama seperti Kristus, yaitu kasih. “Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang dan di dalam dia tidak ada penyesatan” (1Yoh. 2:10). Pada saat seseorang membenci saudaranya, maka tidak ada kasih Allah di dalamnya, melainkan kasih kepada dunia. Kasih seperti ini akan membawa kita menjauh dari Allah, karena kasih kepada dunia melahirkan keinginan-keinginan daging, hawa nafsu, keserakahan dan mengantarkan kita kepada kesombongan hidup. Hal-hal seperti ini tidak akan pernah kita temukan ketika seseorang mengasihi Allah karena orang yang mengasihi dunia berjalan di dalam kegelapan, sedangkan setiap orang yang berasal dari Allah adalah terang dunia. Namun bersyukurlah, ketika berbuat dosa, kita mempunyai seorang Pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Sebab Kristus adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Sebagai seorang yang telah diampuni dan diperdamaikan dengan Allah di dalam Yesus Kristus, tidak berarti kita dapat bermain-main dengan pengampunan-Nya, melainkan kita harus hidup di dalam Tuhan yang terwujud di dalam tindakan mengasihi Allah dan sesama. STUDI PRIBADI: (1) Apakah tanda dari seseorang yang telah hidup dalam terang Tuhan? (2) Bagaimana keadaan seorang percaya, jika ia tidak hidup menurut kehendak Tuhan? Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka hidup takut akan Tuhan dan hidup benar di hadapan-Nya agar nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan mereka.
MINGGU
04
DESEMBER 2016
“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” (1 Yohanes 3:18)
Bacaan hari ini: 1 Yohanes 3 Bacaan setahun: 1 Yohanes 3
PERBUATAN KASIH, BUKAN KATA-KATA KASIH
P
embicaraan tentang kasih bukanlah hal yang baru dalam kehidupan orang Kristen, tetapi mengasihi seperti cara Allah mengasihi kita merupakan hal yang tidak mudah. Pada suratnya yang pertama, Rasul Yohanes berbicara tentang kasih. Ia mendorong kita agar mengasihi dengan perbuatan, bukan dengan perkataan. Kata-kata atau ungkapan dari bibir kita itu memang penting, tetapi menjadi tidak bermakna jika tidak terwujud dalam perbuatan. Penting bagi orang Kristen tetap memahami kasih Allah yang besar dan meneruskan kasih itu kepada sesamanya. Kasih itu perlu tindakan nyata, bukan hanya perkataan, karena kasih Allah kepada manusia juga dinyatakan secara nyata melalui kehadiran Kristus di dunia sebagai manusia di hari Natal hingga kematian-Nya di kayu salib. Kasih perlu kerelaan untuk berkorban. Mengasihi bukanlah hal yang mudah, namun ada alasan mengapa kita perlu mengasihi. Pertama, Tuhan menciptakan kita dalam kasih. Kedua, melalui kelahiran kembali maka kita diberikan kemampuan mengasihi Tuhan dan sesama sebagaimana yang Allah kehendaki. Ketiga, Kristus telah mengorbankan Diri-Nya bagi kita karena kasih. Dengan demikian tidak ada satu pengorbanan apa pun yang terlalu besar untuk menunjukkan kasih kepada sesama kita karena Kristus telah menunjukkan pengorbanan yang terbesar. Bagaimana cara mengasihi dalam perbuatan? Jika memiliki sesuatu dan melihat saudara kita kekurangan, kita harus segera membantunya (ay. 17). Tidak cukup kita hanya berkata-kata, tanpa benar-benar mencari tahu keadaan atau masalah yang sedang ia hadapi. Sehingga akhirnya kita tidak bisa memberi bantuan atau dorongan semangat yang tepat. Namun, harus diperhatikan juga bahwa perbuatan kasih pun haruslah dalam kebenaran. Artinya, kasih bersumber dari Allah, dengan demikian semua alasan, cara maupun tujuan kita mengasihi tidak boleh bertentangan dengan tuntunan firman Allah sendiri. Jika seseorang, dengan alasan kasih, berkompromi dengan dosa, maka sesungguhnya hal itu bukanlah kasih. STUDI PRIBADI: (1) Apabila kita mengasihi seseorang, apakah kita boleh melakukannya dengan berkompromi pada dosa? Mengapa!? (2) Bagaimana pengalaman Anda? Berdoalah bagi jemaat agar mereka hidup dalam kebenaran firman Tuhan sehingga mereka tidak terjebak pada pola hidup yang memisahkan antara kasih dan kebenaran.
SENIN
05
DESEMBER 2016
“… karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1 Yohanes 4:20)
Bacaan hari ini: 1 Yohanes 4 Bacaan setahun: 1 Yohanes 4
MENGASIHI ALLAH, MENGASIHI SESAMA
A
da sebuah lagu pujian mengatakan, “Aku mengasihi Engkau Yesus, dengan segenap hatiku...” Kadang begitu mudah kita mengucapkan “aku mengasihi Tuhan,” atau “Aku mengasihi Allah,” tanpa kita memahami apa makna di balik kata “mengasihi Allah” tersebut. Sebenarnya bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah lah yang telah terlebih dahulu mengasihi kita dengan memberikan Putera-Nya, Yesus Kristus, datang ke dunia dan mati di atas salib, sebagai perdamaian bagi dosa-dosa kita (1Yoh. 4:10). Karena kasih-Nya yang besar, dosa-dosa kita diampuni, dan kita pun beroleh keselamatan. Setiap orang percaya yang telah menerima kasih Allah ini jugalah yang beroleh kuasa untuk mengasihi sesamanya. Kasih adalah karakter Allah sendiri yang mengalir ke dalam hati orang percaya, sehingga kita beroleh kesanggupan untuk mengasihi orang lain. Kita yang telah menerima kasih dari Allah harus membagikannya kepada sesama sesuai dengan kehendak-Nya. Kita dikatakan telah mempraktekkan kasih Tuhan kepada sesama apabila di dalam hati kita tidak dipenuhi kebencian. Kebencian dan kasih merupakan dua hal yang sangat bertolak belakang. Mustahil kita mengatakan mengasihi Tuhan jika dalam praktik sehari-hari kita masih membenci orang lain. Bukti bahwa kita mengasihi orang lain adalah ketika kita tidak berbuat jahat, selalu berusaha berbuat baik kepada orang lain, sekalipun tanpa balasan yang sepadan. Sebagaimana Kristus datang sebagai manusia untuk menebus kita orang yang berdosa dan mengampuni kita, maka kasih Kristus inilah yang sepatutnya menodorong dan memampukan kita untuk dapat mengampuni orang lain. Karena itu saudara, marilah kita hidup dalam kasih-Nya dan hidup berbagi kasih dengan yang lainnya, sebab dengan cara inilah kita menunjukkan, bahwa kita adalah orang yang telah menerima kasih Tuhan. Bagaimanakah dengan Anda? Kasihilah Allah dengan cara hidup taat dan menunjukkan kasih serta pengampunan kepada mereka yang telah berbuat kesalahan kepada kita. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa orang yang mengasihi Tuhan, harus mengasihi sesama? (2) Bagaimana wujud kita mengasihi Allah? Berikan contohnya! Berdoalah bagi jemaat yang sedang menghadapi perselisihan agar mereka saling mengasihi dan mengampuni sebagai bukti bahwa mereka mengasihi Tuhan yang telah mengasihi mereka.
SELASA
06
DESEMBER 2016
“Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.” (1 Yohanes 5:13)
Bacaan hari ini: 1 Yohanes 5:13-20 Bacaan setahun: 1 Yohanes 5
MENCICIPI HIDUP YANG KEKAL
A
pa yang terlintas dalam pikiran setiap membaca atau mendengar istilah “hidup yang kekal”? Seringkali kita berpikir hidup yang kekal itu urusannya dengan kekekalan. Hidup yang kekal baru akan kita terima waktu kita meninggalkan dunia ini dan masuk ke dalam Sorga, tinggal bersama Allah selamanya. Itu baru namanya hidup yang kekal. Bacaan hari ini, “...supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (ay. 13). “Memiliki” di sini bukan menggunakan kata kerja untuk sesuatu yang akan terjadi, tetapi menggunakan kata kerja aktif. Dengan kata lain, setiap orang yang percaya Yesus Kristus, Anak Allah yang Tunggal, dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, orang tersebut dianugerahkan hidup yang kekal, dan menerima hidup yang kekal. Kita bisa mencicipi dan merasakan, serta menghidupi hidup yang kekal itu sejak kita hidup dalam dunia ini. Hidup yang kekal yang kita miliki, seharusnya mewarnai doa-doa yang kita naikkan kepada Allah. Pada saat kita rindu mencicipi hidup yang kekal melalui doa-doa kita, doa kita hendaknya menuruti: (1) Kehendak Allah. Apapun yang kita minta dengan mengutamakan kehendak Tuhan, Tuhan akan mengabulkannya. Itu artinya, kita berdoa dalam nama Yesus Kristus (2) Kekudusan Allah. Doa-doa kitapun hendaknya bernafaskan kekudusan Allah. Dalam artian, kita rindu kekudusan Allah semakin nyata di dalam dunia yang semakin berdosa dan jauh dari Allah. Kita mohon kepada Allah agar dalam hidup ini, kita sungguh dapat mencerminkan kekudusan Allah. Kekudusan Allah nyata dalam segala tingkah laku kehidupan kita sebagai anak-anak-Nya. Apakah kita terus-menerus berdoa sesuai dengan kehendak Allah dan mencerminkan kekudusan-Nya? Dengan berdoa sesuai kehendak Allah dan dalam kekudusan-Nya, kita akan mencicipi hidup yang kekal, yang telah Allah karuniakan dalam Kristus Yesus. Bertekunlah dalam doa yang diwarnai oleh hidup kekal yang sudah kita terima dan miliki dalam Kristus Yesus. STUDI PRIBADI: (1) Seperti apa doa orang yang sudah memiliki hidup kekal dalam Kristus? (2) Apakah dalam doa kita, kehendak dan kekudusan Allah menjadi prioritas utama? Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar bertumbuh di dalam kehidupan doa yang mengutamakan kehendak Allah dan meninggikan kekudusan Allah saja, dimanapun kita berada.
RABU
07
“Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.” (2 Yohanes 1:6) DESEMBER 2016
Bacaan hari ini: 2 Yohanes 1:4-6 Bacaan setahun: 2 Yohanes 1
SUKACITA ILAHI
D
alam kehidupan sehari-hari, kita begitu mudah merasa senang karena orang lain suka kepada kita, karena kita adalah teman bicara yang baik, pendengar yang baik. Kita begitu senang pada saat sesama kita memberikan sesuatu, sebagai bukti kasihnya kepada kita. Kita begitu bergembira pada saat sesama kita menolong dalam masa-masa sulit yang kita hadapi. Tentu perasaan senang, gembira karena kondisikondisi di atas tidak salah, tetapi ada satu sukacita ilahi yang Tuhan ingin kita miliki. Dalam ayat 4, Yohanes bersukacita karena ada orang percaya yang sungguh bertekun dan hidup dalam kebenaran Allah. Orang yang hidup dalam kebenaran Allah tersebut selalu rindu untuk melakukan firman Tuhan. Firman Tuhan yang adalah kebenaran Allah itu mewarnai seluruh kehidupannya. Segala perkataannya, perbuatannya, tingkah lakunya, pola pikirnya, pertimbangan-pertimbangannya dan cara mengambil keputusan dalam hidupnya, seluruhnya dikuasai oleh Firman Tuhan. Orang percaya seperti demikian adalah seorang yang hidup di dalam terang Firman Tuhan. Secara praktis, orang yang hidup dalam kebenaran Allah, menyatakan kasihnya kepada sesamanya (ay. 5-6). Kasihnya kepada Allah, dinyatakan dengan mengasihi sesamanya. Ini juga yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sebagai hukum yang terutama bagi umat Allah (Mat. 22:37-39). Saat kita sebagai orang-orang percaya, menyaksikan bahwa diri kita maupun sesama kita hidup di dalam kasih, sukacita ilahi akan memenuhi hati kita. Sukacita ilahi ini tidak ada bandingnya dengan hal yang lainnya. Kebenaran Allah akan semakin nyata dan juga tampak melalui kehidupan kita sebagai murid-murid Kristus. Sukacita karena hidup di dalam kebenaran Allah, sukacita karena hidup di dalam kasih kepada sesama, adalah sebagai bukti kasih kita kepada Allah. Itulah sukacita ilahi yang Allah rindukan untuk kita miliki sebagai anak-anak-Nya. Bagaimanakah dengan Anda pada saat ini? Marilah kita meletakkan kepuasan kita pada sukacita Ilahi. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang menjadi rahasia sukacita ilahi dalam surat 2 Yohanes ini? (2) Apa yang menjadi penghalang bagi kita untuk mengasihi sesama kita? Berdoa bagi jemaat Tuhan agar senantiasa mengejar sukacita ilahi dengan cara hidup mengasihi sesama, sebagai bukti hidup dalam kebenaran Allah, sehingga bisa menjadi berkat dan teladan bagi sesamanya.
KAMIS
08
“Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing.” (3 Yohanes 1:5) DESEMBER 2016
Bacaan hari ini: 3 Yohanes 1:1-15 Bacaan setahun: 3 Yohanes 1
KASIH VS MENONJOLKAN DIRI
D
alam Perjanjian Baru, ada 3 orang bernama Gayus, yaitu: Gayus orang Makedonia yang ikut dalam perjalanan misi Paulus ketika terjadi kekacauan di Efesus (Kis. 19:29), Gayus orang Derbe yang juga ikut menyertai Paulus (Kis. 20:4), Gayus yang memberi tumpangan kepada Paulus ketika berada di Roma, satu dari antara sedikit orang yang dibaptis oleh Paulus (Rm.16:23; 1 Kor.1:14). Nampaknya, nama Gayus ini adalah nama yang umum, jadi mungkin surat ini ditujukan kepada Gayus yang lain, yang tinggal di kota lain dalam kumpulan jemaat lain. Isi dari surat ini menceritakan tentang sekelompok orang Kristen— kemungkinan ialah jemaat yang dilayani Yohanes—yang sedang menjalani pelayanan misi dan nampaknya singgah di jemaat di tempat Gayus juga beribadah. Gayus dengan kerelaan kasihnya telah menerima mereka, melayani mereka dengan baik, sampai ketika rombongan ini kembali, mereka menyaksikan kebaikan yang Gayus lakukan. Dan Yohanes menulis surat ini, memuji praktik nyata kasih Gayus. Kontras dengan kebajikan Kristen yang dilakukan Gayus, adalah sikap kesombongan dari Diofretes yang karena ingin dianggap sebagai pemimpin, menunjukkan diri berkuasa dengan menolak untuk mengakui, apalagi menerima mereka. Surat-surat Perjanjian Baru menekankan tentang hal memberi tumpangan, baik kepada orang asing apalagi kepada sesama saudara seiman (Rm. 12:13; Ibr. 13:2; 1Ptr. 4:9). Di zaman itu, memberi tumpangan adalah suatu praktek kebajikan yang umum dilakukan, karena kondisi tempat penginapan yang sangat tidak memadai, sama sekali tidak sama dengan hotel-hotel berbintang hari ini. Kebaikan yang dinyatakan melalui keramah-tamahan dalam memberi tumpangan, banyak dilakukan orang pada masa itu. Praktek kasih yang nyata dari kehidupan Kristen tidak boleh di bawah standar ini! Sebaliknya, waspadai sindrom Diotrefes yang karena ingin menonjolkan diri, ingin dianggap orang terkemuka, justru dengan sikap yang pongah tidak mau mengakui dan menolak sekelompok jemaat yang sedang dalam perjalanan misi. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap orang yang bernama Gayus yang menjadi penatua di sebuah jemaat? (2) Sikap apakah yang kita harus hindari sebagai pemimpin jemaat? Berdoalah bagi jemaat agar mereka hidup dalam kasih dan kepedulian terhadap kebutuhan sesama, terutama saudara seiman sebagai wujud iman dan ketaatan kepada Tuhan.
JUMAT
09
DESEMBER 2016
“… bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu … Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah.” (Yudas 1:20-21)
Bacaan hari ini: Yudas 1:1-25 Bacaan setahun: Yudas 1
PERINGATAN UNTUK MEJAGA IMAN
S
urat ini ditulis Yudas, saudara Tuhan Yesus, yang juga menyebut dirinya sebagai saudara Yakobus (bdk. Mark. 6:3) dan ditujukan secara umum kepada orang-orang terpanggil, orang-orang percaya yang hidup dalam kasih Allah dan dipelihara oleh atau di dalam (terjemahan yang lebih tepat) Yesus Kristus. Kata “terpanggil” di sini mempunyai arti “dipanggil untuk suatu tugas/tanggung jawab,” panggilan atas seseorang untuk menghadiri suatu pengadilan. Orang Kristen adalah orang yang dipanggil untuk menjalani kehidupan yang penuh tanggung jawab, bukan karena paksaan, tetapi karena dikasihi Allah. Orang seperti itu tidak pernah hidup dalam kesendirian, karena Tuhan menyertai dan memeliharanya. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai status dan hubungan yang luar biasa dengan Tuhan, sekaligus menempatkan dirinya menjadi objek dan sasaran musuh. Orang Kristen adalah musuh dunia, musuh Iblis. Orang Kristen adalah sasaran utama untuk diserang dengan tujuan untuk merusak hubungannya dengan Kristus. Salah satu musuh yang tersamar adalah mereka yang datang dengan “jubah yang sama,” berbahasa rohani yang sama, tetapi yang menyalahgunakan kasih demi nafsu. Di dalam kitab-kitab Injil, Tuhan sudah menyampaikan banyak peringatan tentang penyesat-penyesat yang tersamar ini, yang nampak seperti domba, tetapi membawa berita injil yang lain. Menghadapi tantangan zaman seberat itu, Yudas mengajak saudara seiman untuk hidup di atas dasar iman yang paling suci atau paling murni atau yang sejati. Ini menjadi tanggung jawab yang sangat serius dan berlaku bagi setiap orang yang mengaku percaya kepada-Nya. Yang sadar akan kelemahan diri, sadar akan ancaman musuh, sadar akan kebutuhannya untuk hidup di dalam kasih Allah dan bertekun hanya di dalam relasi yang baik, yang mengikat dirinya dengan kasih Allah dan membangun imannya dengan sikap yang serius dan penuh tanggung jawab. Bagi orang yang seperti itu, kiranya berkat dan perlindungan Allah selalu akan menyertai hidupnya. STUDI PRIBADI: (1) Apa tujuan dari kehidupan orang Kristen yang telah dipanggil menjadi umat Tuhan? (2) Apa yang menjadi musuh orang Kristen? Berdoalah bagi jemaat agar mereka hidup dalam kebenaran firman Tuhan dan saling mengasihi antar sesama saudara seiman, sehingga pertumbuhan iman mereka semakin nampak.
SABTU
10
DESEMBER 2016
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” (Wahyu 1:3)
Bacaan hari ini: Wahyu 1:1-3 Bacaan setahun: Wahyu 1
MENGENAL KITAB WAHYU
K
itab Wahyu ditulis oleh Yohanes murid Tuhan Yesus, ketika dia, oleh karena kesaksian Injil-Nya, ditangkap dan dibuang ke pulau Patmos (ay. 9). Kitab ini seringkali dianggap sebagai kitab yang berbicara tentang akhir zaman, dan karena berkaitan dengan hal-hal yang akan datang, yang belum terjadi, apalagi kitab ini ditulis dalam bentuk sastra apokaliptik yang khusus, yang banyak memakai angka, simbol, pelukisan dan lain sebagainya, sehingga membuat kitab ini semakin misterius dan sulit dimengerti. Tetapi ketika kita membaca pengantar dari kitab ini, penulis justru menekankan bahwa apa yang dia tuliskan adalah berkaitan dengan apa yang harus segera terjadi, dan dia mengajak orang-orang untuk membaca dan menangkapnya. Penekanan di awal surat seperti itu, menolong pembaca membuka wawasan pikirannya ketika membaca; bahwa dia bukan sedang membaca sebuah kitab misterius yang tidak mungkin bisa dimengerti karena kitab ini berkaitan dengan sesuatu yang belum terjadi, tidak! Isi kitab ini bukan hanya berbicara tentang akhir zaman ketika Anak Allah datang kembali dalam kemuliaan-Nya untuk menghakimi dunia! Isi kitab ini juga berbicara tentang masalah kekinian, tentang apa yang terjadi di zaman yang terakhir, sampai tibanya akhir zaman nanti. Kekristenan berada di antara dua realita: zaman akhir yang sedang terjadi, dan akhir zaman yang belum tiba. Apa yang dituliskan di dalam kitab ini, bukan hasil pemikiran Yohanes, tapi merupakan pewahyuan dari Allah. Allah sendiri adalah Sumber dari segala yang diwahyukan kepada manusia, dan wahyu ini dikaruniakan kepada Anak-Nya, Yesus Kristus sebagai satu-satunya representasi atau penyataan Allah kepada manusia (bdk. Yoh. 1:18), dan Kristus telah mengutus malaikat untuk menyampaikannya kepada Yohanes, yang menyebut dirinya hamba, supaya ini ditunjukkan kepada hamba-hambaNya. Ada satu kebenaran yang diungkapkan dalam kitab ini, yang akan mendatangkan kebahagiaan bagi pembaca yang menaatinya. Mari kita bersama-sama menikmati kitab ini. STUDI PRIBADI: (1) Apa manfaat membaca kitab Wahyu bagi orang percaya? (2) Mengapa dalam kitab ini Allah memakai simbol-simbol dalam menyampaikan pesan-Nya? Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka gemar membaca Alkitab, agar mereka semakin mengerti kehendak Allah dan hidup dalam kebenaranNya yang kekal.
MINGGU
11
DESEMBER 2016
“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus …” (Wahyu 2:1)
Bacaan hari ini: Wahyu 2:1-7 Bacaan setahun: Wahyu 2
HIDUP DALAM KEBENARAN DAN KASIH
D
alam surat kiriman Wahyu kepada tujuh jemaat Kristen di Asia Kecil ini merupakan suatu pernyataan pada seluruh Gereja di sepanjang segala abad dan segala tempat bahwa akan ada penilaian Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja terhadap setiap Gereja milik-Nya, apakah yang mereka kerjakan dan lakukan sesuai dengan maksud kehendak-Nya ataukah tidak. Yang sudah mengerjakan dengan baik akan dipuji oleh-Nya, dan yang belum melakukan dengan tepat akan dicela dan diperingatkan, serta diberikan kesempatan untuk bertobat. Jemaat Efesus, jemaat pertama yang dinilai-Nya mendapatkan pujian dan celaan. Tuhan Yesus memuji apa yang telah mereka kerjakan. Mereka telah berjerih payah, bertekun, bersabar dalam penderitaan oleh karena nama Tuhan, dan tidak mengenal lelah (ay. 2a, 3), bahkan membenci apa yang Tuhan benci (ay. 6). Namun demikian, Tuhan mencela mereka karena sudah begitu dalamnya mereka jatuh dengan meninggalkan kasih semula (ay. 4-5a), dan mereka diberi kesempatan untuk bertobat dan melakukan kembali apa yang semula mereka lakukan (ay. 5b). Yang menjadi pertanyaan: apakah yang menyebabkan Jemaat Efesus dicela oleh Tuhan? Karena mereka telah meninggalkan kasih semula; apa artinya? Jemaat Efesus adalah jemaat yang bertumbuh dalam kebenaran firman, sehingga mereka mampu membuktikan dan menelanjangi rasulrasul palsu yang adalah orang jahat (ay. 2b). Namun dalam perjalanannya, mereka meninggalkan kasih semula, sehingga tidak ada keseimbangan antara kebenaran dan kasih. Hanya dengan kebenaran menyebabkan mereka menghakimi “tanpa adanya belas kasihan,” sebaliknya kasih tanpa kebenaran merupakan “pemanjaan yang buta.” Salib Kristus menyatakan dan membuktikan kebenaran Allah yang menghukum dosa dan kasih Allah yang menyelamatkan orang berdosa, demikianlah seharusnya jemaat berlaku terhadap sesamanya. Mengasihi dalam perbuatan dan kebenaran adalah keseimbangan yang Tuhan inginkan dalam setiap tingkah laku dan kehidupan orang percaya (1Yoh. 3:18). STUDI PRIBADI: (1) Mengapa jemaat di Efesus dicela oleh Tuhan? (2) Apa pelajaran yang dapat kita petik dari kehidupan jemaat ini? Berdoalah bagi pertumbuhan iman dan pengenalan jemaat akan Tuhan, sehingga kehidupan mereka tidak diombang-ambingkan oleh pengaruh atau ajaran hidup yang duniawi.
SENIN
12
DESEMBER 2016
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok …” (Wahyu 3:20)
Bacaan hari ini: Wahyu 3:14-22 Bacaan setahun: Wahyu 3
AKU BERDIRI DI MUKA PINTU
T
uhan pernah berkata kepada para murid bahwa di mana dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama-Nya, maka di situ Tuhan akan hadir di tengah-tengah mereka (Mat. 18:20). Kalimat ini menimbulkan semacam keyakinan bahwa Tuhan akan hadir di dalam setiap persekutuan, apalagi kebaktian yang diadakan secara resmi di gereja-gereja Kristen di seluruh muka bumi. Tetapi Perjanjian Baru tidak berakhir pada kitab Injil Matius. Dalam kitab Wahyu kita mendapatkan sebuah gambaran yang lain. Kitab Wahyu dimulai dengan 7 surat kiriman kepada 7 Gereja, diakhiri dengan surat yang dikirim kepada gereja di Laodikia; sebuah gereja yang kaya secara financial. Sedemikian kayanya gereja Laodikia ini sehingga mereka bisa dengan penuh keyakinan mengatakan; kami tidak kekurangan apapun! Apa saja yang mereka pikirkan untuk dikerjakan, tidak pernah mengalami kesulitan secara keuangan. Kami kaya! Kami punya sumber dana tidak terhingga! Kami bisa kerjakan apa saja! Dan di dalam kondisi serba berkecukupan itulah, gereja jatuh. Kekayaan menyebabkan mereka menjadi lupa diri, dan lebih parah lagi; lupa Tuhan! Dengan sumber dana yang mereka miliki, mereka merasa begitu puas diri dan nyaman. Tanpa menyadari bahwa di mata Tuhan, sesungguhnya mereka sudah tidak punya apa-apa lagi. Dan dalam kondisi demikian, dinyatakan melalui satu gambaran yang paling menggentarkan hati; Tuhan berdiri di muka pintu gereja dan mengetuk. Gereja–di manapun didirikan–adalah milik Tuhan. Seharusnya, Dialah yang bertakhta di dalam gereja-Nya, menjadi pusat penyembahan umatNya, dan selalu menjadi fokus dari setiap persekutuan dan ibadah yang dilakukan. Tapi di Laodikia, Tuhan sudah dilupakan sedemikian rupa sampai terdesak ke luar pintu gereja. Mereka terus sibuk di dalam, terlena menikmati semua fasilitas baik yang mereka miliki, tanpa menyadari bahwa Tuhan sudah lama tidak berada di tengah mereka. Bukan karena Tuhan meninggalkan mereka, tapi mereka yang tidak lagi merasa membutuhkan Dia. Di manakah Tuhan dalam gereja hari ini? STUDI PRIBADI: (1) Mengapa jemaat Laodikia tidak menyadari bahwa Tuhan tidak berada di tengah-tengah mereka? (2) Apa yang Tuhan Yesus kehendaki bagi jemaat-Nya? Berdoalah bagi gereja Tuhan masa kini agar mereka tidak terlena dengan materi dan kenyamanan mereka, melainkan lebih mengutamakan kehadiran Tuhan dan kebenaran firman-Nya.
SELASA
13
DESEMBER 2016
“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa …” (Wahyu 4:11)
Bacaan hari ini: Wahyu 4 Bacaan setahun: Wahyu 4
ALLAH BERTAKHTA DALAM KEMULIAAN
S
ama dengan Paulus yang pernah diangkat ke Firdaus dan mendengar pengungkapan rahasia ilahi (2Kor. 12:4), Yohanes juga mendapatkan kehormatan yang besar; diundang oleh Allah sendiri untuk melihat berbagai kemuliaan sorga, dan hal pertama yang dia lihat adalah kemuliaan takhta Allah itu sendiri. Allah bertakhta di dalam kemuliaan sorga! Kitab Wahyu berbicara tentang hal-hal yang sedang dan akan terjadi dalam babak terakhir sejarah kehidupan manusia; dimulai dari pelukisan kondisi 7 gereja yang mewakili gereja-gereja di sepanjang lintas sejarah, mulai dari pasal 6 dan seterusnya mencatat tentang berbagai pergolakan yang akan terjadi sebagai tanda-tanda akhir zaman. Apa yang pernah Tuhan sampaikan dalam Matius 24, dijabarkan dalam kitab Wahyu secara lebih rinci. Semua itu sedang dan akan terus terjadi dengan skala dan intensitas yang semakin tinggi, sampai akhirnya Iblis dikalahkan, dihukum secara final, dan orang-orang percaya hidup di dalam sukacita sorgawi. Namun, sebelum penjabaran dimulai, Allah akan terlebih dulu menyatakan diri-Nya dalam takhta kemuliaan; bahwa Dia yang selalu menjadi fokus. Sejarah bukan suatu rangkaian kejadian yang bertalian yang berlangsung ratusan juta tahun, yang diawali oleh faktor serba kebetulan, semacam insiden alam semesta dalam proses yang disebut evolusi. Dan pada saatnya, evolusi akan terhenti oleh suatu insiden kosmik lainnya, yang membuat kehidupan mulai lagi dari titik nol. Tidak! Sejarah dimulai oleh tindakan Allah dan akan diakhiri di dalam rencana-Nya yang sempurna. Kegagalan kehidupan, kekacauan, penindasan, penderitaan dan kepahitan yang mewarnai sejarah kehidupan sepanjang masa, semua itu terjadi sebagai dampak dari kejatuhan manusia dalam dosa. Dalam lintas sejarah yang rusak oleh dosa itulah Allah berkarya sesuai rencana kekal-Nya. Dia tetap Allah yang pegang kendali. Dia tetap bertakhta sebagai Allah, dari kekal sampai kekal. Allah, rencana dan karya-Nya adalah fokus utama sejarah. STUDI PRIBADI: (1) Apakah sejarah yang kita lihat dan alami terjadi karena kebetulan atau karena kehendak dan rencana Allah atas hidup umat manusia? (2) Bagaimana sikap kita? Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar fokus hidup mereka tidak tertuju pada kepuasan dan keinginan diri sendiri melainkan tertuju pada kehendak dan karya Tuhan atas dunia dan gereja-Nya.
RABU
14
“Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” (Wahyu 5:13) DESEMBER 2016
Bacaan hari ini: Wahyu 5:1-14 Bacaan setahun: Wahyu 5
ISI KITAB TERMETERAIKAN
W
ahyu pasal 5 berbicara mengenai sebuah gulungan kitab yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. Kitab ini berisi penghukuman terhadap dunia dan segala isinya yang melawan Allah. Hal ini sesuai Yehezkiel 2:9-10, yang memberikan gambaran bahwa isi dari gulungan kitab yang ditulis depan dan belakang itu berisi kesedihan dan ratapan. Gulungan kitab ini adalah bukti keadilan Allah, dimana orang-orang yang takut akan Tuhan mendapat keselamatan, tetapi orang-orang yang menolak Tuhan akan dihukum. Namun Yohanes melihat sebuah masalah, yaitu tidak ada seorangpun di bumi maupun di sorga yang mampu membuka kitab itu. Karena itu, menangislah Yohanes dengan sedihnya, karena tidak seorangpun yang dianggap layak untuk membuka kitab tersebut dan menghakimi orangorang fasik di dalam dunia ini. Di tengah-tengah kesedihannya itu, Yohanes mendapatkan kabar gembira bahwa ada orang yang layak untuk menerima dan membuka gulungan kitab itu, bahkan membuka ketujuh meterai kitab itu. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya” (Why. 5:5). Setelah berita sukacita ini, maka semua makhluk di bumi dan di sorga berseru: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Dari pemaparan ini, kita mengerti bahwa Wahyu pasal 5 ini menekankan dua hal. Pertama, dunia ini akan dihakimi. Kedua, menekankan kuasa dari Tuhan kita Yesus Kristus. Orang yang jahat akan bertanggung jawab atas segala kejahatan yang telah mereka lakukan. Tuhan akan menghukum mereka. Sebaliknya, orang percaya akan melihat bahwa segala kebaikan dan jerih payah mereka selama ini tidak sia-sia. Ketaatan akan firman Tuhan yang selama ini mereka lakukan akan meluputkan mereka dari segala penghukuman Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Gulungan Kitab yang tidak dapat dibuka oleh semua orang, kecuali Anak Domba Allah, berisi apa? (2) Apa yang kita dapatkan dari penglihatan Yohanes ini? Berdoa bagi setiap orang Kristen yang menghadapi aniaya dan kesusahan besar akibat iman Kristen mereka, agar mereka tetap teguh dalam iman dan bersukacita dalam pengharapan.
KAMIS
15
“… dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: Mari!” (Wahyu 6:1) DESEMBER 2016
Bacaan hari ini: Wahyu 6:1-17 Bacaan setahun: Wahyu 6
HUKUMAN DAN JANJI TUHAN
W
ahyu pasal 6 merupakan kelanjutan dari pasal 5 yang berbicara mengenai gulungan kitab yang ditulis bagian depan dan bagian belakangnya. Jika di pasal 5 diceritakan mengenai Tuhan Yesus yang layak menerima dan membuka kitab itu, maka pasal 6 bicara tentang masa dimana Tuhan Yesus membuka ketujuh meterai dari gulungan kitab itu. Setiap kali satu meterai dibuka, ada sebuah peristiwa yang dahsyat terjadi di atas muka bumi ini; sehingga “raja-raja di bumi dan pembesarpembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata pada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’ Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?” (Why. 6:15-17). Dari kejadian penghukuman Tuhan terhadap dunia ini, kita bisa mempelajari dua hal. Pertama, Tuhan menepati janji-Nya, bahwa Dia akan menghakimi dunia yang jahat ini. Banyak orang tidak mau percaya kepada Yesus, tidak mau bertobat dari segala kejahatan mereka dan menerima Yesus sebagai Juruselamat karena mereka berpikir hari penghakiman, hari dimana Tuhan Yesus akan menghukum dunia ini adalah isapan jempol. Mereka berpikir dunia ini akan tetap berjalan seperti biasa, dan tidak ada yang akan menghakimi kejahatan mereka. Tetapi melalui wahyu yang diberikan kepada Yohanes ini, Yohanes mengkonfirmasi bahwa janji Tuhan yang akan menghakimi dunia ini adalah benar. Setiap orang, baik itu raja maupun rakyat biasa, bahkan para budak, tidak akan ada yang terluput dari penghakiman ini. Kedua, jerih payah dan pengorbanan para martir tidak sia-sia. Kepada mereka, masing-masing diberikan sehelai jubah putih (Why. 6:9-11). Artinya kematian para martir bukanlah hal yang sia-sia. Mereka menjadi martir karena mereka membela nama Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang Tuhan akan lakukan kepada mereka yang berbuat jahat? (2) Apa yang akan Tuhan akan berikan kepada mereka yang percaya kepada-Nya? Berdoalah bagi mereka yang belum mengenal Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup, agar anugerah-Nya juga mereka rasakan, sehingga mereka dapat berbalik dari yang jahat kepada Tuhan.
JUMAT
16
“Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi... Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” (Wahyu 7:16, 17b) DESEMBER 2016
Bacaan hari ini: Wahyu 7:9-17 Bacaan setahun: Wahyu 7
JANJI TUHAN BUAT ANDA
J
anji mengandung pengharapan. Seorang anak yang malas belajar bisa termotivasi untuk rajin belajar ketika orang tuanya berjanji akan membelikan sepeda yang ia inginkan, jika ia juara kelas. Seorang sales mobil bisa termotivasi untuk bekerja dengan semangat karena ia mendengar atasannya memberikan promosi dan hadiah kepada mereka yang menjual unit terbanyak sampai akhir tahun, dsbnya. Hidup mereka memiliki arti dan gairah ketika hati mereka dibakar oleh pengharapan. Tuhan memberikan janji kepada penerima surat Wahyu dan kepada setiap kita. Janji itu Ia berikan untuk memberikan kita pengharapan. Jemaat pada masa itu hidup dalam penganiayaan yang hebat dari pemerintahpemerintah yang ingin melenyapkan kekristenan. Tidak sedikit mereka yang dibunuh, dikucilkan, kehilangan keluarga dan hidup dalam ketakutan. Hidup mereka dibayangi oleh kematian dan teror setiap hari. Pergumulan mematahkan semangat dan kesedihan mengeringkan tulang mereka. Kepada merekalah Tuhan meneteskan air hidup yang menyegarkan jiwa mereka yang kering. Yesus memberikan janji firman-Nya bahwa sekalipun mereka menderita di dunia ini, suatu kali kelak Tuhan akan membawa mereka ke sebuah tempat yang indah di dalam kekekalan. Di sana mereka tidak akan menderita, kelaparan, kehausan, kesedihan dan kemalangan (ay. 16-17). Tuhan akan membawa mereka tinggal bersama dengan-Nya. Sang Anak Domba akan memerintah dan menggembalakan mereka dengan penuh kasih dan kehangatan (ay. 17a). Mereka akan menikmati bahagia yang sejati bersama dengan Tuhan. Jika seketika ini kita hidup menderita di dunia, ingat janji Tuhan yang permai bagi setiap kita. Jika kita ditindas dan menderita karena iman kita, ingat janji kebahagiaan kekal yang Ia sediakan bagi kita. Dengan tanganNya, Ia akan menghapus segala air mata dari mata kita. Sang Gembala Agung itu akan tinggal bersama-sama dengan kita dan kita tidak akan kekurangan sesuatu apapun. Jika Anda saat ini menderita, bertahanlah, pandang harapan di dalam janji-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang Tuhan telah janjikan kepada kepada umat-Nya? (2) Adakah penderitaan yang Anda sedang alami hari-hari ini, bagaimana Anda meresponinya? Berdoalah agar Anda dan keluarga Anda bisa bertahan dalam penderitaan kehidupan ini. Hal ini dimungkinkan hanya jika janji Tuhan menguasai hati pikiran Anda dan keluarga Anda.
SABTU
17
“Lalu malaikat keempat meniup sangkakala…, sehingga sepertiga daripadanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.” (Wahyu 8:12) DESEMBER 2016
Bacaan hari ini: Wahyu 8:9-17 Bacaan setahun: Wahyu 8
PENGHAKIMAN YANG PASTI
M
anusia cenderung ingin membalas dendam atas tindakan orang lain yang menyakiti dirinya. Apalagi jika tindakan jahat itu datang ketika kita tidak salah dan tidak layak mendapatkannya. Tentu ada perasaan ketidakadilan dan ingin melakukan sesuatu untuk membalas orang yang menyakiti kita. Penindasan menghasilkan pelawanan dan pembalasan. Sebagai orang Kristen, Tuhan seringkali mengingatkan kita untuk berespons berbeda ketika mengalami penindasan. Tuhan mengingatkan kita, bahwa pembalasan dan penghakiman adalah hak Tuhan. Ia adil dan Ia akan menjadi hakim atas kita. Orang-orang Kristen pada masa surat Wahyu ditulis hidup di dalam penindasan. Mereka mengalami banyak ketidakadilan, dibunuh dan juga dianiaya. Mereka mempunyai banyak alasan untuk marah dan membalas perlakuan orang-orang yang menindas mereka. Tetapi Tuhan mengingatkan mereka bahwa penghakiman adalah pekerjaan Tuhan. Melalui penggambaran malaikat yang meniup sangkakala, Tuhan ingin menunjukkan bahwa penghakiman-Nya itu pasti. Bukan hanya pasti, tetapi penghakiman Tuhan itu dahsyat. Bencana demi bencana secara berurutan menimpa bumi dan segala kejahatannya. Hujan es, nyala api, kebinasaan, kematian dan berbagai macam penggambaran ini hendak menunjukkan bahwa Tuhan tidak berdiam terhadap kejahatan. Ia yang adil akan bertindak pada waktu-Nya. Penghakiman-Nya pasti dan dahsyat. Apa aplikasi firman Tuhan ini bagi kita umat-Nya yang hidup pada masa kini? Bagian firman Tuhan ini akhirnya juga memanggil setiap anak-anak Tuhan untuk bertekun dan setia di tengah penderitaan. Orang Kristen dipanggil untuk melepaskan haknya untuk melakukan pembalasan, yang adalah haknya Tuhan. Tuhan berjanji bahwa penghakiman-Nya itu adil dan dahsyat. Ia akan menyatakannya kepada kita pada waktunya. Bagian kita saat ini adalah belajar percaya kepada perkataan-Nya, tidak membalas dendam, bertahan dalam penderitaan dan belajar menabur kasih. Maukah Anda melakukannya? STUDI PRIBADI: (1) Pernahkah Anda berpikir bahwa Allah tidak akan menggenapi firmanNya? Mengapa? (2) Bagaimana sikap hidup kita di akhir zaman ini? Berdoalah agar orang-orang Kristen dapat mengampuni orang-orang yang menyakiti mereka. Doakanlah pula agar mereka hidup memuliakan Tuhan dalam segala keadaan.
MINGGU
18
DESEMBER 2016
“Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka ...” (Wahyu 9:20a)
Bacaan hari ini: Wahyu 9:13-21 Bacaan setahun: Wahyu 9
UPAH BAGI MEREKA YANG BERTOBAT
W
ahyu 9:13-21 menggambarkan tentang penghakiman TUHAN atas umat manusia. Penghakiman itu akan dilakukan oleh malaikat yang terikat dekat dengan sungai Efrat. Yohanes melihat, dua puluh ribu laksa pasukan berkuda, kuda-kuda dan orangorang yang menungganginya, memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap dan belerang. Oleh ketiga malapetaka ini dibunuh sepertiga dari umat manusia, yaitu oleh api, dan asap dan belerang, yang keluar dari mulutnya (bdk. Why. 8:15-18). Apakah arti penglihatan ini? Penglihatan ini menegaskan akan terjadi penghancuran dan pengrusakan yang hebat. Hal ini tidak hanya berhenti pada satu titik, tapi terus berkelanjutan. Malaikat yang terikat dan kemudian dilepaskan adalah malaikat jahat yang akan membawa malapetaka bagi manusia. Sedangkan gambaran kuda dan penunggangnya telah dikuasai oleh roh jahat yang bertekad dan menghancurkan orang fasik/orang jahat. Namun satu hal yang ditegaskan oleh Yohanes yang melihat penglihatan itu, bahwa orang-orang yang telah selamat dari malapetaka itu tidak juga bertobat dari perbuatan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa, sudah semakin dalam dan sangat fatal, sehingga penghukuman yang diberikan sebagai peringatan, tidak mereka indahkan. Mereka tetap tidak bertobat. Bagaimana dengan kita? Penghakiman Allah akan terjadi terhadap dunia ini. Ada banyak orang yang tidak percaya akan penghakiman Allah atas dunia ini. Itu sebabnya mereka tetap hidup dalam dosa. Penghakiman Allah tidak dapat dihindarikan dan tidak ada tempat yang dapat terluput dari penghakiman-Nya. Sebagai orang Kristen yang sudah dijaminkan keselamatannya di dalam Kristus, kita harus mengingatkan sesama kita yang masih hidup dalam dosa, supaya mereka percaya kepada Yesus Kristus dan bertobat dari segala perbuatan jahat mereka. Jika tidak, mereka akan mendapat upahnya. STUDI PRIBADI: (1) Apakah manusia bisa menghindar dari penghakiman Allah? (2) Apa yang kita harus perbuat sebagai orang yang telah menerima keselamatan dari-Nya? Berdoa bagi setiap orang Kristen yang masih ragu-ragu akan keselamatan mereka agar Tuhan meneguhkan hati dan pikiran mereka untuk terus mempercayai janji-Nya.
SENIN
19
DESEMBER 2016
“Maka ia berkata kepadaku: Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja” (Wahyu 10:11).
Bacaan hari ini: Wahyu 10:1-11 Bacaan setahun: Wahyu 10
KABARKAN INJIL SEKALI LAGI
D
alam Wahyu 10, Yohanes melukiskan seorang malaikat yang kuat turun dari sorga. Ia berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya, mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api (ay. 1). Yang jelas, malaikat tersebut bukan Yesus; karena Yesus jauh lebih tinggi dari malaikat; dan Ia adalah Tuhan (Ibr. 1:5-14). Yohanes menjelaskan, malaikat itu memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka, yang berisi berita Injil, yang menyaksikan tentang Tuhan Yesus. Lalu Yohanes melihat bahwa malaikat itu berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum, maka ketujuh guruh pun memperdengarkan suaranya. Sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, Yohanes bermaksud menuliskannya, tetapi ia mendengar suara dari sorga yang berkata kepadanya: “Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!” (ay. 2-4). Apakah isi seruan tersebut dan apa pula isi ucapan yang diucapkan oleh ketujuh guruh tersebut, sehingga Yohanes dilarang menuliskannya? Yang jelas, kita tidak tahu apa yang diserukan oleh malaikat itu atau apa yang diucapkan oleh ketujuh guruh tersebut. Namun, Tuhan telah memberi kebenaran yang memadai dalam firman-Nya untuk keselamatan dan kesalehan hidup kita, sehingga kita tidak perlu lagi penasaran untuk lebih mengetahui perkara-perkara yang rahasia, biarlah itu tetap menjadi misteri (Ul. 29:29); sebab tujuan Kitab Suci adalah untuk menyatakan keselamatan kita di dalam Yesus, bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu kita (ay. 1-4). Lebih lanjut, ayat 6 menyatakan, bahwa malaikat itu berkata, katanya: “Tidak akan ada penundaan lagi!” Pernyataan ini menunjukkan bahwa penghukuman Allah akan segera dinyatakan kepada manusia yang tidak mau bertobat (bnd. 2:21) dan kedatangan Tuhan akan segera tiba. Namun sebelum semua hal itu terjadi, nabi-nabi Allah mengabarkan berita keselamatan kepada dunia, karena Ia “menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (1Ptr. 3:9). STUDI PRIBADI: (1) Apa kabar Injil keselamatan memiliki batasan waktu? (2) Kesempatan apa yang Tuhan berikan kepada manusia yang berdosa, sebelum penghakiman itu tiba? Berdoalah agar jemaat Tuhan yang telah mendengar dan menerima Injil keselamatan, agar mau memberitakan Injil keselamatan yang diterimanya itu kepada orang lain.
SELASA
20
DESEMBER 2016
“Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” (Wahyu 11: 3)
Bacaan hari ini: Wahyu 11 Bacaan setahun: Wahyu 11
DUA SAKSI ALLAH
P
embacaan Alkitab hari ini berbicara mengenai tugas yang diberikan Allah kepada dua orang saksi-Nya. Dua orang saksi ini bertugas untuk bernubuat sambil berkabung di tengah-tengah penganiayaan yang dialami oleh gereja. Mereka akan menjalani tugasnya selama seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Banyak orang mencoba menafsirkan siapa dua orang saksi ini. Secara pasti tidak diketahui siapakah dua orang saksi ini. Tetapi, jika kita perhatikan dengan seksama, dua orang saksi ini mempunyai kemampuan yang sangat mirip dengan dua orang nabi dalam Perjanjian Lama. Jika kita memperhatikan Wahyu 11:6, di sana dikatakan, “Mereka mempunyai kuasa menutup langit supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka setiap kali mereka menghendakinya.” Dari dua kemampuan di atas, kita bisa menebak mereka mempunyai kuasa yang mirip dengan nabi Elia (meminta hujan turun, atau tidak turun), dan nabi Musa (mengubah air menjadi darah, dan menurunkan tulah-tulah kepada Mesir). Tetapi, apakah kedua orang saksi itu adalah Elia dan Musa yang akan hidup kembali? Kita tidak bisa memastikannya. Allah tidak hanya memberikan tugas kepada dua orang saksi ini saja. Setiap orang Kristen telah Tuhan panggil untuk menjadi saksi-saksi-Nya di tengah-tengah dunia ini. Kita mungkin tidak mempunyai kuasa untuk melakukan mukjizat, menyembuhkan orang sakit, ataupun membangkitkan orang mati. Tetapi, tanpa semua itupun kita tetap diutus Tuhan untuk menjadi saksi-Nya. Kita diutus Tuhan untuk menjadi saksi-saksi dalam memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang belum percaya. Kita diutus untuk menjadi saksi akan cinta kasih Tuhan dalam hidup kita pribadi, kepada mereka yang belum mengenal Tuhan, dan lain sebagainya. Pertanyaan untuk kita renungkan adalah, apakah kita mau menjadi saksi Tuhan, bahkan di tengah-tengah penderitaan dan penganiayaan yang mungkin terjadi? STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana Tuhan memperlengkapi dan memberikan kuasa kepada orang-orang yang diutus-Nya? (2) Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini? Berdoa bagi para misionaris yang melayani di berbagai daerah sulit dalam memberitakan Injil Tuhan agar mereka disertai Tuhan dan diperlengkapi dengan kuasa dari Tuhan.
RABU
21
DESEMBER 2016
“Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, …” (Wahyu 12:10)
Bacaan hari ini: Wahyu 12:10-12 Bacaan setahun: Wahyu 12
PUJIAN KEMENANGAN
Y
ohanes berkata bahwa ia mendengar suara yang nyaring di sorga (ay. 10). Suara itu adalah suara nyanyian kemenangan dari sekelompok penyanyi di sorga. Siapakah mereka? Kemungkinan, mereka ini adalah orang-orang kudus yang ada di sorga (bdk. ps. 11:15). Mereka menyanyikan suatu nyanyian pujian kemenangan. Nyanyian pujian kemenangan ini berbicara tentang nasib akhir dari Iblis (ps. 20:10) yang selalu mendakwa umat Tuhan. Siang malam ia datang ke takhta Tuhan untuk mendakwa umat Tuhan (bdk. Ayb. 1-2; Za. 3). Saat Tuhan Yesus naik ke atas takhta dengan kuasa penuh untuk memerintah, Iblis dilemparkan keluar dari sorga. Setelah dilemparkan ke bumi, Iblis tidak lagi bisa mendakwa orang-orang beriman di hadapan takhta Allah, tetapi ia tidak mau menerima kekalahan ini dan berhenti dari segala pekerjaannya yang jahat. Iblis melancarkan serangan siang malam, dengan tiada hentihentinya mendakwa para pengikut Kristus dan menganiaya hati nurani mereka. Iblis melakukan hal ini dengan cara menggoda seseorang hingga jatuh dalam dosa, dan jika berhasil, maka ia akan mulai menuduh. Namun ia gagal dalam usahanya karena anugerah pengampunan Allah melalui darah Kristus telah dicurahkan (bdk. Ibr. 9:22). Pujian ini menghormati Allah dan mengaitkannya dengan keselamatan umat Allah di dalam Kristus, kuasa yang Yesus terima untuk mengalahkan Iblis, dan kerajaan yang Tuhan serahkan kepada-Nya (1Kor. 15:24-28). Allah memegang kuasa tertinggi dalam kerajaan-Nya. Meski Tuhan Yesus telah diberi otoritas penuh, Allah-lah yang memerintah kerajaan-Nya melalui Putera-Nya (ps. 11:15). Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan si bumi” (bdk. Mat.28:18). Orang-orang beriman, yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus Kristus, tanpa takut dan ragu-ragu menjadi saksi-saksi-Nya (ps. 6:9). Mereka yang telah ditebus tidak takut kehilangan nyawa demi Injil; mereka rela berkorban demi Kristus. Bagimana dengan kita? STUDI PRIBADI: (1) Siapa yang dapat mengalahkan para pendakwa kita? (2) Bagaimana kita bisa menjadi umat pemenang? Berdoalah agar jemaat Tuhan yang telah mengalami kemenangan bersama Kristus mau menjadi saksi-saksi-Nya dan hidup setia kepada-Nya, menjadi teladan dan khususnya berkat bagi yang belum percaya kepada-Nya.
KAMIS
22
DESEMBER 2016
“… Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.” (Wahyu 13:10)
Bacaan hari ini: Wahyu 13:1-18 Bacaan setahun: Wahyu 13
KETABAHAN ORANG KUDUS
A
. W. Tozer berkata: “Saya tidak takut akan iblis. Iblis bisa menghadapi saya,—ia lihat permainan judo yang tidak saya kenal. Namun, iblis tidak dapat menghadapi Dia yang dengan-Nya saya bergabung; ia tidak dapat menghadapi Dia yang dengan-Nya saya dipersatukan; ia tidak dapat menghadapi Dia yang kodrat-Nya berdiam di dalam kodrat saya.” Kehidupan Kristen merupakan sebuah peperangan. Dalam Wahyu 13, dikatakan bahwa pada zaman akhir ini, orang-orang percaya harus menghadapi dua bahaya besar, yakni penganiayaan dan penyesatan. Dalam ayat 1 disebutkan tentang binatang yang keluar dari dalam laut. Ini merupakan simbol antikristus yang berperang melawan orang-orang kudus dan berusaha mengalahkan mereka. Ia berusaha menganiaya orangorang kudus sehingga membuat mereka meninggalkan iman mereka dan berbalik menyembah kepada iblis. Pada saat ini, di negara kita ini, kebebasan beragama masih terjamin. Pemerintah masih melindungi kebebasan kita beribadah. Tetapi janganlah kita lengah. Ada hal-hal lain yang seringkali menjadi “antikristus” yang berusaha menjauhkan kita dari Tuhan. Bahkan membuat kita berbalik dan meninggalkan Tuhan. Misal: pekerjaan, teman hidup, dan lain sebagainya. Bukankah banyak orang yang hari ini demi supaya karirnya dapat berkembang cepat dan berhasil, rela meninggalkan imannya dan berbalik menyembah kepada ilah lainnya? Bukankah sudah menjadi rahasia umum, demi seseorang yang dicintai, orang rela meninggalkan Tuhan dan berbalik kepada agama lain? Karena itu, dalam akhir bagian pertama ini dikatakan, “Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.” Bagaimanakah kita bisa tabah dan tetap memiliki iman yang kuat di dalam Tuhan? Tidak lain dan tidak bukan adalah kita harus memiliki pengenalan yang mendalam akan Tuhan. Relasi yang intim dengan Tuhan setiap hari agar hati kita bisa tetap terpaut kepada-Nya. Bagimana dengan kita hari ini? Tekunlah dalam Tuhan dan hiduplah dalam hikmat Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimanakah caranya kita bisa menjadi seorang Kristen yang kuat dalam iman? (2) Bagaimana kita dapat menjadi seorang Kristen yang berhikmat? Doakanlah agar kita diberikan kerinduan untuk terus belajar firman Tuhan. Doakan pula agar orang-orang Kristen yang dianiaya, boleh dikuatkan dan diteguhkan oleh Tuhan sampai akhir.
JUMAT
23
“‘Berbahagialah orang yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.’ ‘Sungguh,’ kata Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih llah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.’” (Wahyu 14:13) DESEMBER 2016
Bacaan hari ini: Wahyu 14:6-13 Bacaan setahun: Wahyu 14
SUARA DARI SORGA
B
anyak orang Kristen masa kini yang telah meninggalkan Alkitab; di dalam keputusan-keputusan yang diambilnya tidak lagi dipengaruhi olehnya atau kehendak Tuhan. Akibatnya, manusia sudah tidak lagi hidup takut akan Allah, tidak lagi memuliakan nama-Nya, dan tidak lagi menyembah Dia. Mereka sudah tidak peduli akan Allah, firman-Nya, dan kesaksian-Nya, serta tidak menghormati-Nya. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak mau bertobat, sehingga kejatuhan mereka tidaklah terelakkan lagi, dan hukuman telah siap sedia, menanti. Semua ini mau menyatakan betapa kuat pengaruh dari si-Jahat. Malaikat Tuhan mengingatkan mereka yang menolak Allah, yaitu hukuman dan kebinasaan kekal. Allah sedang menantikan semua orang yang tidak menyembah Dia; dan hukuman ini tak terhindarkan, atau pasti digenapi. Murka Allah akan datang dengan kekuatan penuh, seperti yang Allah firmankan dalam Kitab Yeremia 25:15, “Ambillah dari tangan-Ku piala berisi anggur kehangatan amarah ini dan minumkanlah isinya kepada segala bangsa yang kepadanya Aku mengutus engkau”. Demikian pula dalam Wahyu 14:10b ada tertulis: ”Dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.” Siksaan ini bertujuan untuk memperingatkan orang yang tidak percaya kepada Allah. Mereka yang hidup menolak Allah, Tuhan kita, Yesus Kristus. Bagaimana dengan setiap orang yang mati dalam Tuhan Yesus Kristus? Setiap orang yang mati dalam Tuhan Yesus Kristus akan memasuki tempat peristirahatan kekal dalam hadirat Tuhan. Roh Kudus menegaskan bahwa mereka akan beristirahat dari jerih lelah mereka di bumi. Tuhan tidak akan melupakan anak-anak-Nya. Tuhan akan memahkotai anak-anaknya dengan berkat, kasih karunia dan kemuliaan (bdk. Why. 6: 11), tidak akan kehilangan pahala mereka (bdk. 1Kor. 9:25 ; 2Tim. 4: 8); Ia akan memberi nama baru yang turun dari sorga (Why. 3:12). Pada kedatangan-Nya yang ke dua kali nanti, Ia akan memberi setiap orang sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya ( Why. 22:12). STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana perilaku hidup orang yang tidak mengenal kebenaran Allah dalam diri Yesus Kristus? (2) Apa yang pada akhirnya diberikan kepada orang percaya? Berdoalah bagi setiap orang percaya agar mereka hidup memuliakan Allah dan setia dalam melayani Tuhan melalui keseharian kehidupan mereka maupun dalam bergereja.
SABTU
24
DESEMBER 2016
“Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!” (Wahyu 15:3)
Bacaan hari ini: Wahyu 15 Bacaan setahun: Wahyu 15
NYANYIAN KEMENANGAN-(1) LAI memberikan judul “Nyanyian Mereka yang Menang” pada pasal 15 ini; sehingga mata kita langsung tertuju pada ayat 3-4. Di sana dikatakan nyanyian Musa, hamba Allah dan nyanyian Anak Domba. Nyanyian Musa mengingatkan kita pada peristiwa bangsa Israel yang dibawa Musa keluar dari perbudakan di Mesir, dengan pertolongan tangan Tuhan yang kuat. Ada sebuah nyanyian yang tercatat pada Keluaran 15, yang dinyanyikan Musa pada waktu Tuhan mengalahkan bangsa Mesir dengan 10 tulah, dan pada waktu Raja Firaun menerima kekalahannya dan berusaha melakukan serangan terakhir untuk memusnahkan bangsa Israel. Di tengah-tengah kepanikan bangsa Israel yang tidak berdaya, Tuhan menunjukkan kuasa yang luar biasa dengan membuka jalan untuk mereka di tengah Laut Merah, bahkan kemudian Laut Merah menenggelamkan segenap pasukan Firaun. Menurut catatan sejarah, Firaun sendiri mati dalam penyerangan tersebut. Akhirnya Tuhan tampil sebagai Penyelamat yang bukan saja menyelamatkan bangsa Israel, tetapi juga membinasakan bangsa Mesir, sehingga Musa beserta segenap bangsa Israel menyanyikan lagu pujian untuk memuji Tuhan. Dalam PB, ada tertulis: Tuhan Yesus bersama-sama murid-murid-Nya menyanyikan pujian, setelah Perjamuan Terakhir (Mat. 26:30). Mereka berjalan menuju taman Getsemani. Sekalipun tidak disebutkan nyanyian apa yang Tuhan pujikan bersama para murid, itu juga merupakan nyanyian kemenangan; karena Ia akan berperang melawan dosa, maut dan Iblis, dan Ia menang! Kemenangan Tuhan Yesus bersifat final, mengalahkan dosa, maut dan Iblis untuk selama-lamanya, serta memberikan pengharapan, dan keyakinan kemenangan kepada umat-Nya yang percaya. Bagian Wahyu ini, adalah puncak kemenangan Allah berserta umatNya yang setia memberitakan Amanat Agung, di mana Injil diberitakan ke seluruh bumi, dan segala suku bangsa berkumpul menyembah Allah, Iblis dikalahkan. Bagaimana respons kita? Sudahkah hidup kita menunjukkan bahwa kita adalah umat yang menang? STUDI PRIBADI: (1) Jika Tuhan adalah jaminan kemenangan bagi umat-Nya, bagaimanakah respons hidup kita bagi Allah? (2) Apa yang Anda akan lakukan bagi Allah? Marilah kita berdoa untuk umat Kristen di dunia, mereka sadar bahwa Tuhan sudah dekat, kita perlu untuk terus berjaga-jaga dengan waspada dan terus hidup dalam kemenangan.
MINGGU
25
DESEMBER 2016
“Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.” (Wahyu 15:4)
Bacaan hari ini: Wahyu 16 Bacaan setahun: Wahyu 16
NYANYIAN KEMENANGAN-(2)
J
emaat mula-mula berada dalam penganiayaan yang hebat, termasuk Rasul Yohanes pada waktu ia menulis kitab Wahyu ini. Karenanya, pengharapan yang paling besar bagi mereka adalah bahwa Tuhan Yesus segera datang kembali, menyelamatkan mereka dari penganiayaan, dan kemenangan iman mereka. Namun Tuhan berulang kali menyatakan bahwa kedatangan-Nya tidak ada yang tahu, hanya Bapa, bahkan bersifat misterius seperti pencuri (Why. 16:15; Mat. 24:43). Ia datang pada saat yang tidak terduga oleh manusia siapa pun. Apa ini berarti Ia suka bermain teka-teki, atau punya suatu yang rahasia, yang sengaja disimpan dan tidak mau memberitahukan kepada manusia? Pasti bukan demikian, karena Ia menyebut kita sebagai sahabat, dan rela memberikan nyawa-Nya bagi kita. Semua tentang diri-Nya dan tentang kita telah dinyatakan-Nya kepada kita. Hanya kita sebagai manusia ciptaan dan masih dalam kelemahan, kita yang tidak sanggup memahami maksudNya, bahkan kedatangan-Nya yang kedua tidak diberitahukan kepada kita, adalah untuk kebaikan kita juga. Tuhan menghendaki, jemaat mula-mula yang dalam penderitaan, setia bersaksi bagi Dia, bagaikan mengharapkan Dia akan segera datang. Dari wahyu 16 ini: (1) Tuhan menyatakan janji kemenangan. Nyanyian dalam wahyu ini menyatakan bahwa Tuhan besar dan ajaib pekerjaan-Nya. Bagi jemaat mula-mula mereka hanya melihat dunia sebesar Palestina, Asia Kecil dan sebagian Eropa dan Afrika. Itu sudah seluruh dunia bagi mereka. Namun hari ini, mata kita menjadi terbuka, ada begitu banyak (besar) suka bangsa di muka bumi ini yang membutuhkan keselamatanNya. Maka kita harus sabar dan tekun (Why. 14:12), karena Tuhan besar dan ajaib. (2) Adil dan benar jalan Tuhan. Dunia boleh semakin maju dalam banyak hal, namun tetap tidak ada keadilan, kebenaran dikaburkan, dan bahkan pelbagai macam kejahatan meningkat. Namun demikian, satu hal yang pasti, Tuhan menyatakan keadilan dan kebenaran-Nya, dan manusia tidak dapat berdalih (Wahyu 16:5-7). STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan tidak memberitahukan kepastian kedatangan-Nya? (2) Apa yang kita perlu perbuat dalam menanti kedatangan Tuhan kedua kali? Berdoalah agar umat Kristen dapat bertekun dalam kebenaran, sekalipun mereka berada dalam penderitaan karena Injil Tuhan, sebab Tuhan itu maha besar, ajaib, adil dan benar.
SENIN
26
DESEMBER 2016
“Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja.” (Wahyu 17:14)
Bacaan hari ini: Wahyu 17 Bacaan setahun: Wahyu 17
AWAS AKAN PENYESATAN DAN TETAPLAH SETIA
W
ahyu 16:19 dan 14:8 telah menubuatkan mengenai kejatuhan Babel. Pada perenungan hari ini (Why. 17) dan besok (Why. 18), Alkitab menjelaskan kejatuhan Babel secara mendetail. Babel melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Babel adalah pusat kejahatan hawa nafsu, dan keserakahan. Babel diasosiasikan dengan penyembahan berhala dan penganiayaan kepada orang percaya. Di ayat 1 mengatakan, sudah ada putusan/penghakiman bagi pelacur besar (Babel). Babel memiliki andil yang besar dengan banyak penguasa di bumi (Why. 17:2; bdk. 17:15). Hal ini tentu saja berdampak kepada situasi sosial dan falsafah yang dipegang oleh tiap rakyatnya. Wahyu 17:3-6 adalah penggambaran detail mengenai pelacur besar ini. Yohanes dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk mendapat penglihatan mengenai penghakiman bagi Babel. Pelacur ini menunggangi binatang yang juga terlihat dalam Wahyu 13:1. Binatang ini adalah antikristus, yang secara politik menopang keberadaan pelacur besar ini. Ketika kita berbicara mengenai Babel, tidak harus ditafsirkan secara literal sebagai Babel, namun juga bisa merepresentasikan adanya penyembahan berhala, ketidaksetiaan kepada Allah yang terjadi dari masa ke masa, baik dalam bentuk keagamaan ataupun kepercayaan-kepercayaan yang membentuk sistem pola masyarakat. Antikristus dan antek-anteknya berdaya-upaya luar biasa untuk dapat menyesatkan sebanyak-banyaknya orang. Meskipun demikian, Tuhan Yesus akan datang dan mengalahkan mereka. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan tetap setia kepada-Nya di tengah apapun yang terjadi, mereka pun juga akan menang bersama Tuhan (bdk. Why. 17:14). Marilah kita menguatkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dan berhatihati agar kita tidak disesatkan oleh dunia. Marilah kita tetap setia sampai akhir hidup kita, meskipun banyak tantangan akan merintangi kehidupan spiritual kita. Tuhan Yesuslah yang berkuasa atas segalanya. Kiranya Ia yang menguatkan hati setiap kita dalam segala hal. Amin. STUDI PRIBADI: (1) Apa pergumulan iman yang pernah kita alami? (2) Bagaimanakah kita merespons pergumulan kita untuk tetap setia kepada Allah? Doakanlah untuk pertumbuhan kerohanian Anda secara pribadi, supaya semakin hari Anda semakin bertumbuh di dalam kebenaran Allah dan tidak mundur dari iman kepada Yesus Kristus.
SELASA
27
DESEMBER 2016
“Pergilah kamu, hai umat-Ku … jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” (Wahyu 18:4)
Bacaan hari ini: Wahyu 18:1-24 Bacaan setahun: Wahyu 18
JERAT KEKAYAAN DAN KENIKMATAN DUNIA
B
abel digambarkan sebagai sebuah kota yang maju secara ekonomi. Berbeda dengan perenungan kita kemarin, hari ini Babel digambarkan sebagai kota perdagangan, kota perdagangan yang dipenuhi dengan keserakahan dan semangat mencari keuntungan pribadi (bdk. Why. 18:11-13). Babel di pasal ini menggambarkan kombinasi sistem agama, pemerintahan, dan perdagangan yang tidak lagi sesuai dengan kebenaran Tuhan. Dengan kata lain, Babel di sini memiliki maksud yang sama dengan dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini. Di ayat 1 dikatakan, malaikat turun dari sorga berarti malaikat ini baru saja berada dalam hadirat Allah, dan karena ia datang, bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Malaikat ini datang dan menyampaikan penghakiman Babel, “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel...” (ay. 2). Babel yang merupakan tempat kediaman roh-roh jahat, di mana kenajisan berdiam, menerima hukuman Allah. Dosa Babel di pasal ini ditekankan karena keserakahan, kesombongan, keegoisan dan kelimpahan hawa nafsunya. Babel diruntuhkan dan tidak akan bangkit lagi; penghakiman final telah Tuhan jatuhkan kepada Babel. “Demikianlah Babel, kota besar itu akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi” (ay. 21b). Penghukuman Tuhan kepada Babel sungguh tidak main-main dan berat. Mereka yang berani melawan Tuhan akan menerima akibatnya pada akhirnya. Mereka yang melawan Allah dan umat-Nya akan mendapat pembalasan (bdk. Why. 18:24). Why. 18:4 menunjukkan bahwa ada kemungkinan umat Allah pun bisa saja menjadi bagian dari Babel. Allah mengingatkan umat-Nya bahwa mereka harus tetap waspada dengan jerat kekayaan dunia. Allah terus memperingatkan umat-Nya supaya tidak turut tertimpa malapetaka yang menjadi bagian Babel. Kita sebagai umat Allah perlu menjaga diri agar kita tidak terjerat oleh iming-iming dunia, termasuk kenikmatan dunia, mengejar hal-hal yang fana dan sia-sia. Tuhan memberi kita berkat, tetapi janganlah kita membuat berkat itu menjadi Tuhan atas kita. STUDI PRIBADI: (1) Mungkinkah kita hidup terperangkap dalam jerat mengejar kekayaan dunia? (2) Bagaimana kita menjaga kita untuk tidak mencintai kenikmatan dunia ini? Doakan pertumbuhan kerohanian secara pribadi, agar dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, kita tidak mengejar hal yang sia-sia (kekayaan), namun mengejar pengenalan yang lebih dalam kepada Tuhan.
RABU
28
“Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: ‘Yang Setia dan Yang Benar,’ Ia menghakimi dan berperang dengan adil.” (Wahyu 19:11) DESEMBER 2016 Bacaan hari ini: Wahyu 19 Bacaan setahun: Wahyu 19
RAJA PEMENANG
S
ejak pasal 12 dipaparkan kekalahan si Naga yang telah terjadi sejak karya Mesianik di kayu salib dan kubur yang kosong. Namun mereka terus berupaya agar dunia ini bisa tunduk di bawah kendali mereka. Babel, si pelacur besar adalah alat yang mereka pakai untuk memastikan hal tersebut. Namun pada pasal 17-18, Babel pun akan diruntuhkan. Keruntuhan mereka merupakan kepastian karena kemenangan yang telah terjadi 2000 tahun lampau! Kemenangan yang akan segera dituntaskan melalui kedatangan kembali Sang Mesias, sekaligus memulai yang baru. Nyanyian surgawi pun (ay. 6-8) mengiringi kedatangan Sang Raja Mesias yang digambarkan sebagai pengantin pria yang datang menjemput sang pengantin wanita. Para undangan-Nya merupakan umat yang setia dalam kesalehan dan yang tidak kompromi dengan dosa (ay. 9). Sosok yang datang menunggang kuda putih dengan berbagai atributnya sudah pasti merupakan gambaran akan kedatangan Kristus yang kedua. Sang Firman (ay. 13) datang sebagai Raja (ay. 16) yang menang perang atas semua musuh-Nya. Kemenangan itulah yang dirayakan dalam perikop sebelumnya dengan perjamuan perkawinan anak domba (ay.6-10). Mesias datang pertama kali sebagai Juruselamat. Kedatangan-Nya kembali ialah sebagai Raja dan Hakim. Ia akan menuntaskan masalah dosa, kejahatan, dan penderitaan. Umat-Nya yang bertahan dan setia akan menikmati perjamuan bersama Anak Domba untuk menikmati kekekalan. Menurut seorang penafsir, Prof. W. Hardon, nyanyian-nyanyian pujian dalam kitab Wahyu ini bukan hanya merupakan “hiasan” tetapi harus dianggap sebagai titik-titik puncak dari kitab Wahyu. Nyanyian-nyanyian itu di satu sisi memuji Allah, tetapi di sisi lain juga merupakan “penghiburan” bagi orang-orang percaya (Gereja) pada masa itu yang sedang berjuang atas berbagai penindasan. Ada harapan dan kemenangan di masa yang akan datang, karena Yesus Kristus yang telah datang (Natal), menderita, bangkit dan akan datang kembali, adalah jaminan akan keselamatan dan kemenangan kita. STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang menjadi wujud pekerjaan Iblis yang hari ini terjadi dalam dunia ini? (2) Mengapa orang-orang di dunia hari ini semakin jahat dan tidak bermoral? Berdoalah bagi tiap umat Tuhan yang hidup dalam penderitaan dan aniaya karena iman mereka, kiranya Tuhan menguatkan, menghibur dan memberi damai sejahtera sehingga mereka tetap setia dalam iman kepada-Nya.
KAMIS
29
DESEMBER 2016
“Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.” (Wahyu 20:15)
Bacaan hari ini: Wahyu 20 Bacaan setahun: Wahyu 20
TAKHTA PENGADILAN TERAKHIR
P
ada akhir zaman akan terdapat dua macam pengadilan. Pengadilan pertama (Why. 20:11-15) ialah menentukan apakah seseorang akan masuk ke surga atau menerima hukuman di neraka. Pengadilan kedua, menentukan upah yang akan diterima oleh orang percaya. Walaupun kedua macam pengadilan itu didasarkan pada perbuatan, tetapi keputusan pengadilan pertama ditentukan oleh iman, sedangkan keputusan pengadilan kedua ditentukan oleh pelayanan yang dilakukan orang percaya. Apabila keputusan pengadilan hanya ditentukan oleh perbuatan, maka tidak ada seorang pun yang akan lolos dari hukuman Allah (Rm. 3:23; 6:23). Akan tetapi, karena Kristus sudah menanggung hukuman Allah itu di kayu salib, setiap orang yang beriman kepada Kristus tidak akan mendapat hukuman (Rm. 8:1), tapi bagi mereka yang tidak percaya kepada Kristus, akan menerima hukuman. Pengadilan kedua khusus ditujukan bagi orang yang beriman kepada Kristus. Dalam pengadilan kedua ini, perbuatan (pelayanan) setiap orang beriman akan diuji menurut standar kekekalan, apakah pelayanan tersebut bernilai kekal atau tidak (catatan: perkataan “baik ataupun jahat” di dalam 2Kor. 5:10 lebih tepat diterjemahkan sebagai “bernilai atau tidak bernilai”). Bila pelayanan kita memiliki nilai kekekalan, kita akan mendapat upah. Bila pelayanan kita tidak bernilai, kita tetap akan memperoleh keselamatan, tetapi kita tidak akan mendapat upah (1Kor. 3:12-15). Adapun penentuan akhir perjalanan hidup manusia adalah penghakiman di hadapan Tuhan kelak. Di hari penghakiman nanti penilaian Tuhan bukanlah ditentukan karena orang itu kaya, miskin, terkenal, tampan atau cantik, masuk rekor MURI dan rekor lainnya. Maaf, Tuhan tidak punya buku untuk mencatat hal-hal demikian. Yang tercatat dalam buku Tuhan adalah perbuatan-perbuatan kita selama hidup (1Ptr. 1:17; Ibr. 4:13). Dan buku itu disebut dengan Kitab Kehidupan. Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini? Apakah kita sudah memakai waktu yang masih ada ini untuk melayani Tuhan sebaik-baiknya? STUDI PRIBADI: (1) Menurut Anda, apakah itu Kitab Kehidupan? (2) Bagaimana Anda yakin bahwa nama Anda sudah tercatat dalam buku Kitab Kehidupan? Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka hidup dalam kasih Tuhan dan mengerjakan yang terbaik sehingga menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan Allah.
JUMAT
30
“… Aku adalah Alfa dan Omega … orang yang haus akan Kuberi minum dengan Cuma-Cuma dari mata air kehidupan. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini ...” (Wahyu 21:6-7) DESEMBER 2016 Bacaan hari ini: Wahyu 21:1-8 Bacaan setahun: Wahyu 21
LANGIT DAN BUMI BARU
K
itab Wahyu selalu menyatakan bahwa nubuat Perjanjian Lama tidak pernah kehilangan daya-kekuatannya, sebab dipenuhi Allah. Dalam Yesaya 65:17-18, tertulis: “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit dan bumi yang baru; dan sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan.” Dalam Teologi Dogmatika pada umumnya diterima bahwa bumi yang telah ada akan tetap ada, tetapi diperbaharui. Apa yang dinubuatkan Yesaya, dilihat oleh Yohanes dalam suatu penglihatan di depan matanya (sesudah penglihatan tentang pengadilan terakhir); ia melihat langit yang baru dan bumi yang baru, dan Yesusalem yang baru. Apa yang harus kita lakukan untuk merespons janji Tuhan tersebut? Pertama, harus tetap bertahan dalam iman kepada Yesus Kristus. Ayat 7 mengatakan bahwa Allah memberi suatu janji kepada dia yang menang, yaitu dia yang tidak memberi dirinya menyimpang dari jalan yang benar oleh karena penggodaan dan penganiayaan, tetapi tetap beriman dan percaya kepada Kristus. Kita akan memperoleh “semuanya ini”, yaitu dunia yang baru. Bagi kita yang menang, janji-janji dalam Perjanjian Lama akan terwujud. Allah akan menjadi Allah kita, dan kita menjadi anak Allah. Kedua, hidup di dalam kebenaran dan meninggalkan Dosa. Setiap orang yang melakukan dosa (ay. 8), tidaklah akan dapat luput dari hukuman Allah. Dosa besar yang pertama, yang disebutkan dalam ayat 8 ini adalah “ketakutan,” yaitu menyangkal Kristus oleh karena takut dianiaya. Salah satu maksud utama dari pesan ini kepada jemaat Tuhan adalah, membangkitkan mereka untuk menjadi setia dan hidup dalam kebenaran kepada Kristus di tengah-tengah penganiayaan. Karena itu dalam keadaan apapun, kita harus tetap percaya dan hidup di dalam kebenaran serta tidak melakukan dosa walaupun kita mengalami penderitaan, masalah dan penganiayaan, karena Allah menjanjikan menjadikan dunia yang baru bagi setiap kita yang bertahan sampai pada akhirnya. Bagaimana dengan Anda hari ini? Jangan menyerah! STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang dimaksud dengan langit yang baru dan bumi yang baru? (2) Apakah yang harus kita lakukan dalam menantikan janji Allah tersebut? Berdoalah untuk setiap jemaat agar mereka tetap kuat dalam iman kepada Kristus walaupun banyak tekanan, masalah, penderitaan dan penganiayaan yang dialami selama mengikut Tuhan Yesus.
SABTU
31
DESEMBER 2016
“Ya, Aku datang segera! Amin, datanglah, Tuhan Yesus! Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian.” (Wahyu 22:20-21)
Bacaan hari ini: Wahyu 22:18-21 Bacaan setahun: Wahyu 22
YA, AKU SEGERA DATANG
D
i zaman Yohanes, dalam bagian penutup sesuatu kitab, seringkali diminta dengan sangat supaya penyalin-penyalin, yang membuat salinan-salinan baru, jangan mengubah sesuatu apapun. Yohanes sedemikian yakin, bahwa ia telah menulis hal-hal yang tepat, bahwa ia berani mengambil alih perkataan-perkataan dari Ulangan 4:2 dan 12:32, yang berbunyi: “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya.” Karena isi nubuat-nubuat Yohanes adalah ilahi dan kudus, maka hukuman Allah diancamkan kepada manusia, yang mengubah nubuat-nubuat ini. Demikian juga mengenai kedatangan Yesus Kristus, ini merupakan nubuat yang harus diterima dan diyakini karena tertulis di dalam kitab Suci. “Ya” yang berarti “sesungguhnya” mengantar kepada janji suci Kristus, “yang menyaksikan semuanya itu” (yang artinya: dari pada-Nyalah berasal seluruh isi Kitab Wahyu) berjanji sekali lagi: “Sesungguhnya, Aku datang segera!” atasnya jemaat menjawab dengan “Amin”, yang berarti: “Benar, kami percaya janji itu.” Kemudian jemaat meminta kepada Yesus untuk menepati janji-Nya dengan perkataan: “Datanglah, Tuhan Yesus.” Dalam menanti kedatangan Tuhan Yesus, kita haruslah tetap berdoa. Doa tentang “Datanglah, Tuhan Yesus” haruslah kita buat menjadi doa kita sehari-hari. Apabila kita mengingat Kitab Wahyu, haruslah memang kita merasa malu bahwa dalam kebaktian dan persekutuan, agak sedikit didoakan memohon kedatangan Kristus dan dinyatakannya sepenuhnya Kerajaan-Nya di dunia. Perkataan di ayat 20 “Datanglah, Tuhan Yesus” dimaksudkan sebagai terjemahan Yunani untuk kata Aram “Maranatha.” Pada ayat 21, Yohanes menutup suratnya dengan perkataan yang hampir sama dengan perkataan yang dipakai Paulus untuk menutup suratsuratnya, yakni “Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian.” Yang berarti bahwa kasih Kristus dinyatakan kepada setiap orang yang beriman kepada-Nya. Bagaimana dengan Anda hari ini? Bagaimana Anda menyambut kedatangan-Nya? STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang akan terjadi ketika kita mengubah setiap tulisan firman Allah? (2) Apakah yang harus kita lakukan dalam menantikan kedatangan Kristus? Berdoalah untuk diri kita dan juga untuk setiap jemaat kita supaya tetap setia membaca Firman Allah yang hidup dan penuh kuasa, dan juga rindu berdoa sampai kedatangan Kristus kali kedua.
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6)