BAB V PENUTUP 5.1.
KESIMPULAN Industri Manufaktur menjadi kontributor utama dalam pembentukan PDB
Indonesia. Kinerja dari Industri Manufaktur tidak terlepas dari produktivitas tenaga kerja dan ketersedian infrastruktur baik secara kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: 1. Dalam jangka pendek, infrastruktur ICT memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dan output Industri Manufaktur. Infrastruktur transportasi dan listrik memberikan pengaruh negatif terhadap produktivitas tenaga kerja dan output Industri Manufaktur, tetapi secara statistik tidak signifikan. Variabel kontrol dalam penelitian yaitu ukuran perusahaan, memberikan pengaruh positif terhadap output, tetapi tidak signifikan. 2. Dalam jangka panjang, infrastruktur transportasi, listrik, dan ICT memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dan output Industri Manufaktur. Variabel kontrol dalam penelitian yaitu ukuran perusahaan, memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap output Industri Manufaktur. 3. Ketersedian sarana infrastruktur yang kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas menyebabkan rendahnya kontribusi infrastruktur terhadap output dan produktivitas tenaga kerja Industri Manufaktur. Hal ini terlihat dari besarnya nilai koefisien jangka panjang dalam hasil penelitian. 4. Kendati elastisitas infrastruktur terhadap output dan produktivitas tenaga kerja berbeda-beda, terdapat hubungan positif dan signifikan dalam jangka panjang. Hal ini membuktikan dua hal: pertama, pembangunan kapasitas pembangkit listrik PLN, transportasi dan ICT tidak dapat dilihat pengaruh positifnya dalam jangka pendek, dibutuhkan kurang lebih satu tahun untuk melihat dampak positif dari pembangunan infrastruktur. Kedua, Infrasrtuktur merupakan salah satu input penting dalam proses produksi Industri Manufaktur.
60
5.2
IMPLIKASI KEBIJAKAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dipaparkan sebelumnya
bahwa secara umum output dan produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh peranan faktor infrastruktur secara langsung, maka kebijakan yang disarankan adalah: 1. Proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang telah direncanakan oleh pemerintah jokowi-JK perlu dilakukan dengan konsisten, terorganisir, efektif, dan efisien. Mengingat peran infrastruktur sangat erat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya melalui sektor Industri Manufaktur. 2. Pembangunan infrastruktur ICT akan memberikan pengaruh lebih besar terhadap produktivitas tenaga kerja Industri Manufaktur diiringi dengan kualitas SDM. Sehingga, pembelajaran TIK harus menjadi standar dalam penerapan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia. 5.3
SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA Sehubungan dengan beberapa hal yang dirasa kurang dalam penelitian ini,
maka untuk penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Perlu adanya variabel kontrol dalam melihat pengaruh infrastruktur terhadap produktivitas tenaga kerja, seperti human capital. Variabel kontrol ini dapat diinteraksikan dengan variabel infrastruktur ICT
2.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini hanya dilakukan pada Industri Manufaktur secara agregat dan wilayah Indonesia. Alangkah lebih baik dapat dianalisis pada tingkat subsektor dan provinsi. Hal ini didasari bahwa ketersediaan infrastruktur yang berbeda tiap wilayah dan kebutuhan infrastruktur yang berbeda untuk masing-masing subsektor.
3.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini hanya terfokus pada output dan produktivitas tenaga kerja Industri Manufaktur. Alangkah lebih baik dapat dianalisis pengaruh infrastruktur terhadap efisiensi, biaya, dan total faktor produktivitas (TFP). Mengingat infrastruktur berpengaruh juga terhadap
pengurangan
biaya
dan
inefisiensi,
serta
peningkatan
produktivitas kapital. 4.
Variabel infrastruktur listrik, transportasi, dan ICT dalam penelitian ini yaitu data kapasitias pembangkit tenaga listrik PLN, panjang jalan aspal, container port traffic, fixed-broadband subscriptions, mobile-broadband subscriptions, dan fixed-telephone subscriptions. Alangkah lebih baik
61
dalam penelitian selanjutnya menambah penggunaan data seperti supply listrik terhadap Industri Manufaktur, panjang jalan tol, bongkar muat barang di pelabuhan, panjang jaringan fiber optic, dan BTS, serta tidak hanya infrastruktur fisik. 5.
Jika akan menggunakan metode ekonometrika seperti pada penelitian ini yaitu Pooled Mean Group (PMG). Alangkah lebih baik perlu adanya pengujian endogeneitas dan heterogeneitas dalam model, serta melakukan uji Mean Group (MG) untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan membandingkan hasil PMG dan MG.
6.
Terakhir, penelitian ini hanya menggunakan data time series selama 15 tahun dan 12 cross-section. Alangkah lebih baik adanya penambahan periode tahun dan jumlah cross-section untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, dan penggunaan lag time yang lebih dari satu.
62
DAFTAR PUSTAKA Abdi, H. ́., & Williams, L. J. (2010). Principal Component Analysis. WIREs Computational Statistics, 2(1), 434. Agénor, P. R.-D. (2006). Public infrastructure and Growth: New Channels and Policy Implications. (Policy Research Working Paper 4064). Washington, DC: World Bank. Ariwanto, D. A. (2012). Infrastructure Role on Productivity in Manufacturing Sector in Indonesia (Doctoral dissertation) . Erasmus University, Netherlands. Aschauer, D. A. (1989). Is Public Expenditure Productive?. Journal of Monetary Economics, 23(2), 177-200. Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2013). Komunikasi dan Informatika Indonesia Buku Putih 2013. Jakarta: Kominfo. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2003). Infrastruktur Indonesia. Jakarta: Bappenas. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2014). Rencana Pitalebar Indonesia (Indonesia Broadband Plan) 2014 - 2019. Jakarta: BAPPENAS. Badan Pusat Statistik. (2015). Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2014. Jakarta: BPS. Bangake, C., & Eggoh, J. C. (2012). Pooled Mean Group Estimation on International Capital Mobility in African Countries. Research in Economics, 66(1), 10. Brooks, C. (2008). Introductory Econometrics for Finance (2 ed.). New York: Cambridge University Press. Brox, J. A. (2008). Infrastructure Investment: The Foundation of Canadian Competitiveness . Institute for Research in Public Policy (IRPP) Policy Matters, 9(2), 1-48. Bulohlabna, C. (2010). Analisis Peranan Infrastruktur Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri di Indonesia (Unpublished doctoral dessertation). Sekolah Pascasarjana Institusi Pertanian Bogor, Bogor Delorme, C., Thompson, H., & Warren, R. (1999). Public Infrastructure and Private Productivity: A Stochastic Frontier Approach. Journal of Macroeconomics, 21(3), 563-576. Deno, K. (1988). The Effect of Public Capital on US Manufacturing Activity: 1970 to 1978. Southern Economic Journal, 55(2), 400-411.
63
Departemen Perindustrian Indonesia. (2008). Potret Tiga Setengah Tahun Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2005-2009. Jakarta: Depperin. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM. (2009). Statistik Ketenagalistrikan dan Eneri Tahun 2008. Jakarta: Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM. (2007). Statistik Ketenagalistrikan dan Energi Tahun 2006. Jakarta: Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM. (2016). Statistik Ketenagalistrikan dan Energi Tahun 2015. Jakarta: Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Erwansyah, T., Awang, A. H., & Jusoh, H. (2009). Prosiding dari Persidangan Kebangsaan Ekonomi Malaysia IV: Pembangunan Sosioekonomi Pasca Tsunami: Peranan NGO Asing. 617-638. Fedderke, J. W., & Bogetic, Z. (2009). Infrastructure and Growth in South Africa: Direct and Indirect Productivity Impacts of 19 Infrastructure Measures. World Development. 37(9). 1522-1539. Frank, R. H. (2000). Microeconomics And Behaviour (empat ed.). United States: Gary Burke. Gujarati, D. (2004). Basic Econometrics (4th Edition ed.). Boston: The McGraw-Hill Companies. Hirschman, A. O. (1958). The Strategy of Economic Development. New Haven: CT: Yale University Press. Inardi. (1991). Ekonomi Mikro Aspek-Aspek: Pengusaha Badan Usaha Perusahaan. Mandar Maju. International Telecommunication Union . (2009). MANUAL for Measuring ICT Access and Use by Households and Individuals. Geneva: ITU. International Telecommunication Union. (2017). Statistics Country ICT Data (Until 2015).
Retrieved
from
Committed
to
connecting
the
world:
http://www.itu.int/en/ITU-D/Statistics/Pages/stat/default.aspx
64
Ismoyo, A. (2008). Analisis Dan Perencanaan Titik Labuh Jaringan Palapa Ring Dan Jaringan Ekstensi Untuk Pulau Papua (Skripsi). Universitas Indonesia, Jakarta Jhingan, M. (1983). The Economics of Development and Planning (16 ed.). New Delhi: Vicas Publishing House Ltd. Jolliffe. (2002). Principal Component Analysis. (2 ed.). New York: Springer-Verlag. Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan. (2012). Kajian Evaluasi Pembangunan Bidang Transportasi di Indonesia. Jakarta: Bappenas. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2011). PLBG Talang Duku dan PLTMG Sei Gelam Beroperasi, Listrik di Sumbagsel Kian Tangguh. Retrieved Mei 20, 2017, from Listrik: http://www3.esdm.go.id/berita/listrik/39listrik/5040-plbg-talang-duku-dan-pltmg-sei-gelam-beroperasi-listrik-disumbagsel-kian-tangguh.html?tmpl=component&print=1&page= Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Seketariat Jenderal Pusat Data dan Teknologi Informasi. (2015). Informasi Statistik Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta: Kementerian PUPR. Kim, S., Koo, J., & Lee, Y. H. (1999, Juli). Infrastructure and production efficiency: An analysis on the Korean manufacturing industry . Contemporary Economic Policy, 17(3), 390-400. Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas. (2016). Framework Pembangunan Infrastruktur Indonesia. Jakarta: KPPIP. Kompas. (2017). PT Pos Indonesia Nikmati E-Dagang. Jakarta: Kompas. Luger, M., Butler, J., & Winch, G. (2013). Infrastructure and manufacturing: their evolving relationship . Future of Manufacturing Project: Evidence Paper 20. Mahyideen, J. M., Ismail, N. W., & Hook, L. S. (2012). A Pooled Mean Group Estimation on ICT Infrastructure and Economic Growth in ASEAN-5 Countries. International Journal of Economics and Management, 6(2), 360378. Mamatzkis, E. C. (2002). Public Infrastructure and Private Output: An Application to Greece. Journal of Economic Development, 27(2). 143-160. Marsaulina, F. (2005). Pengaruh Infrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Daerah di Indonesia (1983-2002) (Unpublished doctoral dessertation). Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Maryaningsih, N. H. (2014). Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 17(1), 63.
65
Meade, J. E. (1952). External Economies and Diseconomies in a Competitive Situation. Economic Journal, 62(254), 54-67. Mitra, A. Sharma, C. Veganzones, Marie-Ange. (2011). Total Factor Productivity and Technical Efficiency of Indian Manufacturing: The Role of Infrastructure and Information & Communication Technology. Etudes et Doccuments, 15(1), 232. Nicholson, W., & Snyder, C. (2010). Intermediate Microeconomics And Its Aplication (8 ed.). United State: Melissa Acuna. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2015. (n.d.). Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Iinfrastruktur. Prihadi, S. D. (2015, Maret 26). Riset: Internet Indonesia Makin Lelet. Retrieved from CNN Indonesia: http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150326040628185-41959/riset-internet-indonesia-makin-lelet/ Pusat Data dan Sarana Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika . (2011). Hasil Survei Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di Sektor Bisnis 2011. Kominfo. Sanjoyo.
(2006).
Panel
Unit
Root
Test.
Retrieved
from
Wordpress:
https://sanjoyo55.files.wordpress.com/2008/11/panel-unit-root-test1.pdf Sargent, T. C., & Rodriguez, E. R. (2000). Labour or Total Factor Productivity: Do We Need to Choose? Economic Studies and Policy Analysis Division Departmen of Finance, 6(1), 1-13. Sharma, C., & Mishra, R. K. (2009). Infrastructure and Labour Productivity: Panel Co-integration and DOLS Evidence from The Indian Manufacturing Sector. The Indian Journal of Labour Economics, 52(2), 316-326. Sharma, C., & Sehgal, S. (2010). Impact of infrastructure on output, productivity and efficiency. Indian Growth and Development Review, 3(2), 101-121. Simões, M. C. (2011). Education Composition and Growth: A Pooled Mean Group Analysis of OECD Countries. PANOECONOMICUS, 4(1), 455-471. Surya, T. A., & Adam, L. (2012). Masalah Infrastruktur Dalam Mengembangkan Industri Manufaktur. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 3(2). 1-15. The Centre for Spatial Economics. (2015). The Economic Benefits of Public Infrastructure Spending in Canada. Canada: Institut Broadbent Institute. Thomas, R. L. (1997). Modern econometrics: an introduction. England: AddisonWesley.
66
Tong, T. (2012, Agustus). Evaluating the Contribution of Infrastructure to U.S. Agri−Food Sector Output (Unpublised doctoral dessertation). University of Tennessee, Knoxvile. Torrisi, G. (2009, Januari). Public infrastructure: definition, classification and measurement issues (MPRA Paper No. 25860). Italy, CT: MPRA U.S. Bureau of Labor Statistics . (2014). Multifactor Productivity. Retrieved Maret 27, 2017, from Bereau Labor of Statistic: https://www.bls.gov/mfp/ Verbeek, M. (2012). A Guide to Modern Econometrics (Fourth Edition ed.). United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Wirabrata, A. (2013). Peningkatan Logistic Peformance Index (LPI) dan Rendahnya Infrastruktur Pendukung. Ekonomi dan Kebijakan Publik, 5(9), 13-16. Wooldridge, J. M. (2002). Econometric Analysis of Cross Section and Panel Data. London: The MIT Press. World Economic Forum. (2013). The Global Competitiveness Report 2012-2013. Switzerland: WEF. World Economic Forum. (2014). The Global Competitiveness Report 2013-2014. Switzerland: WEF. World Economic Forum. (2015). The Global Competitiveness Report 2014-2015. Switzerland: WEF. World Economic Forum. (2016). The Global Competitiveness Report 2015-2016. Switzerland: WEF. Worldbank. (1994). World Development Report: Infrastructure for Development. New York: Oxford University Press. Worldbank. (2017). DataBank-World Development Indicator. Retrieved from The World
Bank:
http://databank.worldbank.org/data/reports.aspx?source=2&series=BX.KLT. DINV.CD.WD&country=# Yeoh, M., & Stansel, D. (2013). Is Public Expenditure Productive? Evidence from the Manufacturing Sector in U.S. Cities, 1880–1920. Cato Journal, 23(1), 1-28.
67