BAB V PENUTUP Setelah melalui tahap pembahasan dan analisis, maka selanjutnya
pada
bab
ini
akan
dipaparkan
mengenai
kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu pada bab ini juga akan diberikan implikasi teoritis maupun implikasi manejerial dari pokok penelitian yang telah dilakukan serta keterbatasan dalam penelitian ini.
1.1. Kesimpulan Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini. 1. Kinerja Pendeta a. Kinerja pendeta A : Persepsi warga jemaat terhadap kinerja pendeta A dinilai tinggi karena, memiliki gaya kepemimpinan terhadap
yang
panggilan
baik,
bertanggung
pelayanan,
dan
jawab mampu
menjalani kerjasama serta hubungan baik antara rekan
sepelayanan
dalam
melakukan
tugas
pelayanan. b. Kinerja Pendeta B : Persepsi warga jemaat terhadap Kinerja pendeta B dinilai rendah karena pelayanan pastoralnya
sangat
minim,
sering
menyerahkan
tanggungjawab pelayanan kepada majelis jemaat,
pelayanan
yang
kurang
maximal,
maka
terjadi
kerenggangan antara pendeta dengan warga jemaat. 2. Karakter Pendeta a. Karakter Pendeta A : sebagian besar jemaat dan majelis jemaat menilai karakter pendeta A cenderung setia dalam pelayanan kepada
jemaat, santai,
tenang, sabar, komunikasi yang baik, serta peduli dalam menghadapi segala persoalan jemaat dan selalu menjaga hubungan baik dengan warga jemaat. b. Karakter Pendeta B : sebagian besar jemaat dan majelis jemaat menilai karakter pendeta B cenderung terlalu cuek, mengaggap segala persoalan jemaat sebagai hal biasa atau dengan kata lain tidak terlalu peduli dengan pesoalan jemaat, terkesan sombong dan terkadang membeda-bedakan jemaat yang ingin dilayani, hal ini mengakibatkan kerenggangan antara pendeta dengan warga jemaat. 3. Hubungan Karakter dan Kinerja Pendeta Berdasarkan
penilaian
warga
jemaat
dan
majelis
jemaat terhadap karakter dan kinerka pendeta A dan B, terlihat pola yang menggambarkan hubungan antara karakter dan kinerja pendeta. Dimana, pendeta yang memiliki karakter baik kinerja
baik.
Sebaliknya,
cenderung memiliki
pendeta
yang
memiliki
karakter kurang baik cenderung memiliki kinerja yang kurang maksimal.
5.2. Implikasi Teoritis Kinerja secara teori sebagaimana dikemukakan oleh Benardin dan Russel (1993) mendefinisikan kinerja adalah catatan hasil yang dihasilkan dari fungsi pekerjaan atau suatu kegiatan tertentu selama suatu periode waktu tertentu. Hasibuan (2001) mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang di bebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan pengalaman dan kesungguhan serta waktu.Kinerja juga merupakan salah satu ukuran dari perilaku yang aktual di tempat kerja yang bersifat multidimensional, dalam hal ini meliputi kualitas kerja, kuantitas kerja, waktu kerja dan kerja sama dengan rekan kerja (Mathis dan Jackson, 2002). Hal ini telah
diterapkan
pada
organisasi-organisasi
profit
dan
organisasi non profit yang bersifat sekuler, juga organisasi gereja terhadap kinerja pendeta dalam melakukan tugas tanggungjawab pelayanan yang telah di berikan oleh lembaga gereja
dengan
kesadaran
penuh
bahwa
tanggungjawab,
pekerjaan/tugas
kesetiaan
tersebut
dalam
merupakan
pekerjaan Tuhan. Pendeta terpanggil untuk menjalankan pekerjaan pelayanan di dalam gereja atau suatu jemaat tertentu. Pekerjaan pelayanan itu antara lain; memberitakan Firman Tuhan, melayani sakramen yang diakui oleh gereja dan tugas-tugas pastoral atau
penggembalaan
lainnya.
Selain
itu
pendeta
juga
merupakan pemimpin dalam jemaat yang bertanggung jawab
melihat permasalahan dalam jemaat. bukan hanya itu tetapi karakter seorang pendeta juga menjadi hal yang penting dalam pelayanan. Klann mendefinisikan karakter sebagai kualitas yang secara internal dipahatkan dalam diri individu menjadi sebuah bagian integral (terpadu) dalam diri mereka. dalam Semua kualitas ini kemudian direflesikan dalam pola perilaku seseorang. Dengan demikian, perilaku pemimpin merefleksikan apa yang menjadi sudut pendirian mereka dan sifat alami/sifat dasar yang mereka miliki Hal ini juga dilihat dari karakter seorang pendeta yang menjadi persepsi dari warga jemaat ada yang positif dan ada yang negatif. karakter dan kinerja seorang pendeta dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda dari warga jemaat. ketika kinerja seorang pendeta dipersepsikan kurang baik maka timbulnya kerenggangan antara pendeta dan warga jemaat dan juga sebaliknya terhadap karakter pendeta. Ada hubungan
antara
karakter
dan
kinerja.
Gibson
(1999)
mengemukakan bahwa,kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh
karakteristik
kepribadian
yang
dimiliki
karyawan
tersebut.
5.3.Implikasi Terapan Temuan hasil penelitian ini menyumbangkan beberapa implikasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan selanjutnya dapat diterapkan, yaitu :
1. Bagi
Gereja
Protestan
Maluku,
hendaknya
tetap
memperhatikan Kinerja pendeta dengan berlandaskan pedoman penilaiain kinerja yang sudah diterapkan dan juga memperhatikan sikap dan karakterseorang pendeta sebagai Hamba Tuhan. Sehingga proses pelayanan dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak yang positif bagi jemaatnya, dan lebih khusus majelis jemaat (penatua dan diaken) sebgai patner kerja dalam proses pelayanan. 2. Pendeta harus bisa menjalankan tugas tanggungjawab pelayanan dengan baik. Serta menjadi contoh dan teladan
bagi
pelayanannya
jemaat. lebih
Danpendeta
ditujukan
dalam
kepada
orientasi
kepentingan
jemaatnya. Karena orentasi utama dalam pelayanan adalah
mau
melayani
anggota
anggota
jemaatnya
dengan pola kepemimpinan yang berlandaskan ajaranajaran
gereja.
Namun
yang
menjadi
salah
satu
kekhasan dari pelayanan adalah dengan Kasih. Dengan demikian pendeta akan membangun kerjasama yang baik dengan majelis jemaat juga jemaat. 3. Bagi calon-calon Fikariat yang nantinya akan menjadi pendeta dan melayani di jemaat untuk lebih memahami pedoman penilaian kinerja pendeta yang telah dibuat oleh Gereja Protestan Maluku, untuk mencapai hasil kinerja yang baik di jemaat. juga mendekatkan diri dengan jemaat dan membangun kerjasama yang baik dengan majelis jemaat yang adalah rekan sepelayanan, serta
harus
memiliki
karakter
yang
siap
untuk
melayani. Seperti yang dihasilkan dalam penelitian ini bahwa
kinerja
dibutuhkan
dan
dalam
karakter
yang
pelayanan
agar
baik
sangat
tidak
ada
kerenggangan antara pendeta dengan jemaat.
5.4 Keterbatasan Penelitian Walaupun penelitian ini telah dilakukan dengan baik, namun beberapa keterbatasaan tidak dapat dihindari. Berikut ini beberpa keterbatasan yang kemungkinan menggannggu hasil penelitian ini : 1. Penelitian ini menggunakan metode pertanyaan lisan atau wawancara tanpa dilengkapi dengan menggunakan pernyataan tertulis atau kuesioner. sebaiknya data bisa juga diperoleh dengan membagikan kusioner. 2. Responden yang dipilih untuk penelitian ini adalah majelis
jemaat(penatua
dan
diaken)
dan
jemaat.
Hasilnya mungkin akan berbeda jika menggunakan responden yang berasal pendeta yang bekerja di kantor sinode yang menilai langsung kinerja pendeta melalui pedoman penilaian kinerja yang sudah dibuat.
5.5 Agenda Penelitian Mendatang Terkait dengan keterbatasan penelitian di atas maka terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan agenda penelitian selanjutnya, yaitu :
1. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan memperluas wilayah penelitian dengan mengambil beberapa tempat pelayanan yang diketahui adanya kerenggangan antara pendeta dengan warga jemaat tersebut. 2. Data yang dikumpulkan bisa melalui wawancara dan kusioner yang dibagikan kepada jemaat dan majelis jemaat untuk memeproleh persepsi warga jemaat dan majelis jemaat. 3. Untuk mengukur variable kinerja dan karakter pendeta, ada baiknya responden yang dipakai bukan saja majelis jemaat dan jemaat tetapi responden juga bisa berasal dari pendeta yang bekerja di kantor sinode yang menilai kinerja pendeta. Agar proses penilaian tidak hanya sepihak dari majelis jemaat dan jemaat saja, tetapi juga pendeta yang bekerja di kantor sinode gereja yang menilai kinerja pendeta tersebut.