BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada dasarnya, penelitian ini berusaha mengusut tanda-tanda yang tercantum dalam iklan yang mampu membangun suatu pesan persuasif. Suatu pesan di dalam iklan dikemas sedemikian rupa agar mampu memenuhi fungsi iklan, yaitu memberikan
informasi,
menghibur,
membujuk,
mengingatkan,
meyakinkan,
membantu aktivitas pemasaran lain, dan menambah nilai produk (De Lozier 1976:164). Sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik bila antara pengiklan yang memberi pesan dengan khalayak sasaran memiliki field of reference dan field of experience yang sama. Dengan demikian, pesan akan lebih mudah dipahami oleh khalayak sasaran. Di dalam penelitian ini, pesan dari keenam seri webisodes merupakan suatu upaya untuk menyampaikan ajakan untuk bergabung sebagai Go-jek Driver. Ajakan disampaikan melalui penuturan cerita pengalaman dari 5 orang yang telah bergabung sebagai Go-jek Driver, 5 seri menyampaikan tentang perubahan kehidupan yang didapat berkat bergabung dengan Go-jek Driver, dan 1 seri menceritakan keuntungan menggunakan Go-jek. Ajakan dalam webisodes tidak pernah memuat kata-kata
Khalayak disuguhi sebuah desain pesan iklan yang mampu mendorong untuk bergabung sebagai Go-jek Driver yang tanpa mereka sadari merupakan sebuah iklan berisikan sebuah ajakan. Format keseluruhan webisodes berupa testimonial, model utama dari webisodes adalah Go-jek Driver, mereka lah yang berperan menuturkan pengalamannya ketika telah bergabung sebagai Go-jek Driver. Mereka merupakan orang-orang yang puas terhadap keputusannya bergabung menjadi Go-jek Driver. Mereka merupakan spokesperson dari webisodes yang menceritakan pengalamannya untuk menunjukkan kepuasan mereka. Penelitian ini dilakukan dengan membedah setiap seri webisodes menjadi beberapa scene. Setiap scene akan dianalisis menggunakan unit analisis visual image, 136
sumber suara, dan tekstual. Diantara satu scene satu dengan yang lain memuat informasi yang saling berkaitan yang membangun kesatuan makna yang utuh. Analisis representasi isi dilakukan tanpa meninggalkan unit analisis yang telah ditetapkan, yaitu aspek visual, sumber suara, dan tekstual. Seluruh pesan persuasif yang dikemas dalam webisodes berusaha mengajak khalayak sasaran untuk bergabung sebagai Go-jek dengan cara memperlihatkan sejumlah contoh kehidupan para Go-jek Driver dengan beragam tema. Kesimpulan yang didapat dari analisis representasi isi dan komparasi penyajian pesan persuasif bahwa ketiga unsur dalam unit analisis berupa visual image, sumber suara, dan tekstual di setiap scene merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi sehingga pada akhirnya mampu membentuk suatu makna pesan persuasif yang utuh dalam suatu seri. Secara keseluruhan dari tiap webisodes Pesan persuasif disajikan dengan cara membandingkan Go-jek Driver dengan ojek tradisional dan pekerjaan yang bukan bidang transportasi dengan Go-jek Driver, membandingkan kehidupan sebelum dan sesudah bergabung dengan Go-jek Driver, dan membandingkan keseharian tukang ojek tradisional dengan Go-jek Driver. Berdasarkan perbandingan tersebut, Go-jek Driver menjadi suatu objek yang diunggulkan, dan keuntungan menjadi Go-jek Driver dieksploasi lebih jauh. Setiap webisodes memiliki plot cerita yang berbeda-beda, namun secara keseluruhan keenam seri webisodes hanya menggunakan 2 pendekatan untuk menyampaikan tema kepada konsumen, yaitu cognitive strategies dan affective strategies. Cognitive strategies menyajikan tema pesan perbandingan antara ojek tradisional dengan Go-jek Driver dapat ditemukan di seri Pak Kalori versi I, Pak affective strategies menyajikan tema pesan resonance dan emotional. Tema pesan emotional dapat ditemukan di seri Ibu Marselina dan Pak Rochim yang menceritakan tentang problem yang dihadapi keluarga mereka. Seri Bapak Memora mengombinasikan antara cognitive dan affective strategies.
Perbedaan plot cerita dalam setiap webisodes tetap sejalan
dengan tujuan webisodes yakni untuk mengajak bergabung sebagai Go-jek Driver. 137
Keenam seri webisodes memiliki struktur persuasif berupa urutan penyampaian pesan, dan keberpihakan pesan yang sama. Keenam seri webisodes menempatkan argumen terpenting dibagian akhir sehingga menimbulkan recency effect. Peletakan argumen terpenting dibelakang adalah suatu cara untuk menstimuli khalayak sasaran untuk menyimak tampilan iklan secara keseluruhan yang menampilkan pengalaman positif dari spokesperson agar khalayak terbujuk untuk bermitra sebagai Go-jek Driver. Argumen tentang keuntungan maupun keunggulan Go-jek Driver selalu ditempatkan dibelakang. Seluruh webisodes menampilkan sisi positif dari pekerjaan Go-jek Driver. Penarikan kesimpulan pesan webisodes tentang dampak bergabung sebagai Go-jek Driver yang disampaikan secara eksplisit dapat ditemukan di seri Bapak Memora, Ibu Marselina, Pak Kalori versi I, Pak Kalori versi
implisit yaitu seri Pak Rochim. Visual image berupa kemunculan atribut Go-jek Driver dapat ditemukan di semua seri webisodes. Namun, tidak semua seri webisodes menampilkan atribut Gojek Driver dalam proporsi yang sama. Seri Bapak Memora dan Pak Kalori versi I menampilkan atribut Go-jek Driver dari awal tayangan hingga akhir. Seri Pak Kalori -jek Driver setelah visual warna hitam yang menjadi sebuah transisi antara cerita kilas balik dengan masa sekarang. Seri Ibu Marselina dan Pak Rochim menampilkan atribut Go-jek Driver paling sedikit hanya dengan memperlihatkan jaket Go-jek yang tergantung dan ketika sedang bertugas sebagai Go-jek Driver dengan mengendarai motor. Atribut Go-jek yang tampil dalam webisodes menjadi suatu tanda bahwa model utama kini bekerja sebagai Go-jek Driver, atribut tersebut merupakan identitas diri sebagai seorang Go-jek Driver. 5 seri webisodes terdapat image berwarna hitam yang menjadi sebuah simbol transisi antara cerita kilas balik masa lalu dengan cerita sekarang. 5 seri tersebut adalah seri Bapak Memora, Ibu Marselina, Pak Rochim, Pak Kalori versi II, dan Pak webisodes terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
138
bagian awal merupakan kilas balik masa lalu, muncul visual hitam sebagai transisi, bagian akhir adalah cerita masa sekarang. Sumber suara berupa inner monologue digunakan di semua seri kecuali seri Pak Kalori versi I yang menggunakan monolog dari model utama yang sebuah menjawab suatu pertanyaan yang ditampilkan dalam bentuk tekstual. Unsur tekstual berupa logo dan tagline di semua seri webisodes terletak di akhir dan semuanya memiliki format yang sama. Baris pertama adalah logo Go-jek dengan warna merah di atas dan putih di bawah, baris kedua adalah tagline penegasan bahwa go-jek merupakan sebuah produk dalam negeri, baris ketiga adalah informasi tempat mengunduh aplikasi Go-jek. Unsur tekstual berupa subtitle Bahasa Indonesia hanya ada di 2 seri webisodes Unsur tekstual subtitle digunakan untuk memperjelas penuturan cerita dari model utama. Webisodes dengan format testimoni ini didominasi oleh unsur visual dan verbal yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain. Tampilan dalam webisodes dibuat senatural mungkin agar tampak lebih meyakinkan dan memberikan kesan serealistis mungkin. Dengan demikian, khalayak sasaran akan mempercayai cerita pengalaman yang disampaikan oleh para Go-jek Driver, serta terbujuk untuk bergabung. Pesan persuasif ajakan bergabung sebagai Go-jek Driver dikemas secara tersirat di dalam cerita kehidupan pra dan pasca bergabung sebagai Go-jek Driver. Cerita pengalaman hidup para Go-jek Driver dalam webisodes digunakan untuk menstimulus para khalayak sasaran untuk memilih bergabung sebagai Go-jek Driver dibanding bertahan menjadi tukang ojek tradisional. Selain itu, webisodes berformat testimonial ini ingin menunjukkan bahwa bekerja sebagai Go-jek Driver merupakan solusi untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
B. Orientasi Penelitian ke Depan Penelitian analisis isi kualitatif ini terbatas pada webisodes Go-jek Driver yang berjumlah 6 seri yang telah diunggah di media internet, Youtube. Peneliti hanya 139
melakukan penelitian terhadap merek Go-jek karena Go-jek merupakan satu-satunya perusahaan di bidang aplikasi jasa transportasi yang menggunakan webisodes sebagai suatu alat komunikasi pemasaran. Peneliti mengharapkan kedepannya penelitian analisis isi tentang iklan akan lebih variatif tidak hanya terbatas pada satu merek. Orientasi penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan data iklan berseri dari beberapa merek dengan produk sejenis. Sehingga akan memperoleh hasil yang lebih beragam dan kompleks.
140