BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan
1. Penggunaan elemen pembayang berpengaruh terhadap semakin menurunnya jumlah perolehan panas eksternal melalui selubung bangunan (OTTV). Besarnya penurunan OTTV yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh besarnya sudut VSA (untuk overhang) dan sudut HSA (untuk side fin). Semakin kecil sudut bayangan yang terbentuk, maka jumlah perolehan radiasi panas melalui bidang kaca akan semakin kecil atau dengan kata lain efek pembayangan yang diberikan semakin baik dalam hal perolehan panas. Bagi pembayang overhang perbedaan nilai WWR akan berpengaruh langsung terhadap besarnya persentase penurunan OTTV yang akan diperoleh. Pada WWR yang lebih kecil, persentase penurunan
OTTV yang diperoleh
pembayang overhang yang sama akan lebih tinggi, karena sudut VSA yang terbentuk menjadi lebih kecil. Sebagai gambaran, pada WWR 45% rentang persentase penurunan OTTV yang diperoleh pembayang overhang dengan lebar perisai 30cm – 90cm yaitu sebesar 13.23% hingga 33.63%. Sementara ketika diaplikasikan pada nilai WWR yang lebih besar seperti WWR 65%, rentang persentase penurunan nilai OTTV yang diperoleh menjadi lebih rendah yaitu menjadi sebesar 9.52% hingga 26.22%. Sementara itu pada sudut VSA yang sama, persentase penurunan OTTV yang diperoleh akan relatif sama pada keenam varian WWR. Sebagai gambaran, karena membentuk sudut VSA yang relatif sama yaitu sebesar 680, pembayang overhang 60cm pada WWR 35% memperoleh persentase penurunan OTTV
104
yang relatif sama pula dengan yang diperoleh pembayang overhang 75cm pada WWR 45%, yaitu secara berurutan sebesar 29.16% dan 29.58%. Berdasarkan pada kondisi ini, maka dari hasil yang telah didapatkan pada keenam varian WWR diketahui bahwa dengan rentang sudut VSA sebesar 840 hingga 350, pembayang overhang akan memperoleh rentang persentase penurunan OTTV sebesar 9.52% hingga 48.36%. Sama halnya dengan pembayang overhang, semakin kecil sudut HSA yang dibentuk pembayang side fin maka jumlah radiasi panas yang terhalau akan semakin besar. Meskipun tidak berpengaruh terhadap sudut HSA, perbedaan nilai WWR tetap berpengaruh terhadap nilai persentase penurunan OTTV yang diperoleh. Pada WWR yang lebih kecil, persentase penurunan OTTV yang diperoleh pembayang side fin akan menjadi lebih kecil. Sebagai gambaran pada WWR 65% konfigurasi pembayang Side fin -jarak interval 75cm memperoleh rentang persentase penurunan OTTV sebesar 19.32% hingga 35.66%, sementara ketika diaplikasikan pada WWR 45% dan 55% rentang persentase penurunan OTTV yang diperoleh menjadi lebih kecil yaitu sebesar 18.78% hingga 34.10% dan 18.21% hingga 32.38%. Sementara itu pada kondisi WWR dan sudut HSA yang sama, pembayang side fin dengan jarak interval perisai lebih rapat akan memperoleh persentase penurunan OTTV yang lebih tinggi. Dengan sudut HSA yang sama lama waktu pemanasan bidang kaca oleh penyinaran matahari langsung memang akan relatif sama, namun dalam hal kemampuan untuk menghalau pengaruh radiasi
105
panas tak langsung pembayang side fin dengan jarak interval lebih rapat memiliki efektifitas lebih baik. Informasi detail mengenai perolehan nilai OTTV dan persentase penurunan dari kelima varian lebar perisai pembayang Overhang dan Side fin pada keenam varian WWR dapat dilihat pada lampiran Tabel A1 hingga A10 2. Konfigurasi pembayang dengan SHGC yang lebih rendah pada nilai WWR yang lebih kecil akan memperoleh nilai OTTV yang lebih kecil pula. Hal ini karena penurunan nilai WWR dan SHGC berarti menurunkan jumlah radiasi panas yang masuk ke dalam bangunan. Dalam penelitian ini, nilai OTTV terendah akan diperoleh oleh konfigurasi antara pembayang dengan lebar perisai 90cm dengan SHGC 0.2 pada WWR 15%. Bila dikaitkan dengan ketentuan nilai OTTV
maksimal sebesar 35Wm2, kebutuhan penggunaan
elemen pembayang pada masing-masing varian WWR akan dimulai pada kondisi SHGC yang berbeda. Semakin besar nilai WWR, kebutuhan penggunaan elemen pembayang akan dimulai pada kondisi SHGC yang semakin rendah. Adapun konfigurasi minimal antara lebar perisai dan nilai SHGC
yang
dibutuhkan
pada
masing-masing
varian
WWR
ketika
menggunakan pembayang Overhang dan Side fin dapat dilihat pada lampiran Tabel B1 hingga B4. 3. Penggunaan orientasi 450 ternyata memberikan pengaruh yang berbeda pada kedua tipe pembayang yaitu overhang dan side fin. Ketika menggunakan orientasi 450 nilai OTTV yang diperoleh konfigurasi pembayang overhang pada keenam varian WWR menjadi lebih tinggi. sementara yang diperoleh konfigurasi pembayang side fin menjadi lebih rendah.
106
Dilihat secara parsial, masing-masing arah orientasi bidang dinding akan memperoleh nilai OTTV parsial yang berbeda. Nilai OTTV parsial tertinggi diperoleh sisi barat, sedangkan yang terendah diperoleh sisi selatan. Perbedaan nilai OTTV parsial menunjukkan bahwa tiap orientasi memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap perolehan nilai OTTV. Berdasarkan sensitivitasnya terhadap perolehan nilai OTTV, ada empat arah orientasi yang perlu diperhatikan yaitu arah barat, timur, barat laut dan timur laut. Ini berarti, upaya pembayangan pada arah-arah tersebut haruslah lebih maksimal dibandingkan pada arah orientasi lainnya. Bila nilai OTTV parsial harus dikunci pada angka 35 W/m2, maka kebutuhan konfigurasi pembayang untuk masing-masing arah orientasi bidang dinding akan berbeda-beda. Sisi barat yang memperoleh nilai OTTV parsial tertinggi akan membutuhkan lebar perisai pembayang yang paling panjang, sedangkan sisi selatan membutuhkan perisai pembayang yang paling pendek. Info mengenai perolehan nilai OTTV parsial dari konfigurasi pembayang overhang dan side fin dengan tujuh varian SHGC pada keenam varian WWR dapat dilihat pada lampiran Tabel C1A hingga C4B. Dilihat dari persentase penurunan OTTV parsialnya, pembayang overhang secara konsisten memperoleh persentase penurunan tertinggi pada arah utara, sedangkan yang terendah diperoleh pada arah berbeda tergantung pada nilai WWR yang digunakan. Persentase penurunan terendah pada WWR yang relatif kecil diperoleh pada arah selatan, sementara pada WWR yang relatif besar diperoleh pada arah barat. Untuk pembayang side fin,
107
persentase penurunan OTTV tertinggi diperoleh pada arah utara, sedangkan yang terendah diperoleh pada arah timur dan barat. Penentuan bentuk pembayang pada keempat arah orientasi utama akan dipengaruhi oleh kondisi WWR yang digunakan. Pada arah utara, ketika menggunakan WWR 15% - 55% penggunaan pembayang overhang mampu memberikan persentase penurunan yang lebih tinggi dibanding pembayang side fin. Sementara ketika menggunakan WWR 65% persentse penurunan yang diperoleh menjadi lebih rendah dibanding pembayang side fin dengan jarak interval 75cm. Pada arah selatan, pembayang overhang mampu memperoleh persentase penurunan yang lebih tinggi hanya sampai dengan WWR 25%. Sementara ketika diaplikasikan pada WWR yang lebih besar, pembayang side fin dengan jarak interval 75cm lah yang mampu memperoleh persentase penurunan nilai OTTV yang lebih tinggi. Pada arah timur dan barat, ketika diaplikasikan pada WWR yang masih relatif kecil, pembayang overhang mampu memperoleh persentase penurunan yang lebih tinggi, sedangkan ketika diaplikasikan pada WWR yang sudah relatif besar seperti 55% dan 65%, terjadi kondisi sebaliknya yakni pembayang side fin dengan jarak interval 75cm lah yang memperoleh persentase penurunan nilai OTTV yang lebih tinggi. 4. Pemberian kemiringan 150, 300, 450 pada pembayang Overhang dan side fin berpengaruh pada semakin menurunnya nilai OTTV yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena pemberian kemiringan pada perisai pembayang Overhang akan berdampak langsung pada semakin kecilnya sudut bayangan yang terbentuk, dan sekaligus mengubah bentuk pembayang menjadi semakin
108
menutup, sehingga waktu pemanasan bidang kaca oleh penyinaran matahari langsung menjadi lebih singkat. Bila dikaitkan dengan ketentuan nilai OTTV, pemberian kemiringan 00, 150, 300 dan 450 membuka peluang untuk menggunakan lebar pembayang yang lebih pendek atau SHGC yang lebih tinggi dari sebelum mendapat kemiringan. Sebagai gambaran, konfigurasi pembayang Overhang 75cm dengan kemiringan 300 pada WWR 45% - SHGC 0.4
sudah mampu
memenuhi ketentuan nilai OTTV maksimal, padahal sebelumnya ketika belum mendapatkan kemiringan, hingga lebar perisai 90cm konfigurasi pembayang Overhang dengan SHGC 0.4 pada WWR 45% belum bisa memenuhi ketentuan nilai OTTV maksimal. Pemberian kemiringan pada pembayang Overhang dan Side fin akan memberi efek terbesar pada arah timur dan barat, sedangka pada arah utara dan selatan pengaruhnya kurang signifikan. Pembayang overhang dengan kemiringan tertentu akan selalu memperoleh persentase penurunan yang lebih tinggi dibanding pembayangan yang sama namun tidak mendapat kemiringan meskipun keduanya membentuk sudut bayangan yang sama Sementara pada pembayang side fin, kondisi demikian hanya terjadi pada arah timur dan barat. Pada pembayang side fin, arah kemiringan menjadi salah satu faktor berpengaruh terhadap besarnya peningkatan persentase penurunan OTTV yang diperoleh. Pada arah utara dan selatan kemiringan sebaiknya ke arah timur, sedangkan pada arah timur dan barat sebaiknya ke arah selatan.
109
Sementara itu, kombinasi pembayang Overhang dan Side fin (Eggcrate) memberikan persentase penurunan yang jauh lebih tinggi dibandingkan yang diperoleh pembayang Overhang dan Side fin pada WWR yang sama. Penggunaan bentuk pembayang overhang dan side fin secara bersamaa yaitu pembayang horisontal dan vertikal, mampu menutupi kelemahan masingmasing dalam menghalau penyinaran dengan sudut datang yang berubah pada periode tertentu. Dengan besar sudut bayangan yang sama (VSA dan HSA), persentase penurunan yang diperoleh pembayang Eggcrate akan relatif sama pada WWR yang berbeda. Hal ini karena dengan sudut bayangan yang sama berarti bidang kaca akan mengalami pembayangan maksimal pada waktu yang relatif sama, atau dengan kata lain lama waktu pemanasan bidang kaca oleh penyinaran matahari langsung relatif sama.
5.2
Saran
Pembahasan variabel elemen pembayang, Window to Wall Ratio dan Solar Heat Gain Coefficient terbatas pada persoalan termalnya saja, dan belum membahasa mengenai pengaruh konfigurasi ketiga variabel tersebut terhadap pencahayaan alami. Hal ini karena penggunaan elemen pembayang eksternal pada bidang kaca akan menghalangi sebagian penetrasi cahaya alami ke dalam bangunan yang menyebabkan kebutuhan akan pencahayaan buatan menjadi meningkat. Hal ini menjadi perlu untuk dicermatai karena peningkatan jumlah penggunaan lampu tidak hanya bepengaruh terhadap peningkatan nilai konsumsi energi pencahayaan buatan saja, melainkan juga pada beban panas internal yang menjadi beban pendinginan sistem HVAC. Untuk penelitian selanjutnya
110
disarankan untuk melihat lebih jauh mengenai kaitan antara upaya pencapaian batas maksimum nilai OTTV melalui elemen pembayang dengan nilai konsumsi energi total yang diperoleh.
111