BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Kawasan Pantai Utara Surabaya merupakan wilayah pesisir yang memiliki karakteristik topografi rendah sehingga berpotensi terhadap bencana banjir rob. Banjir rob ini menyebabkan terendamnya kawasan permukiman, tambak, industri dan pelabuhan. Upaya adaptasi eksisting telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat namun kurang efektif karena ketinggian banjir rob selalu meningkat setiap tahun. Fenomena bencana banjir rob beserta dampak negative yang mengindikasikan kurangnya upaya pencegahan dan kesiapan dalam menghadapi bencana banjir rob. Dalam penelitian ini telah menghasilkan arahan adaptasi dalam mengurangi resiko bencana banjir rob yaitu : 1. Adaptasi pada fase mitigasi a. Pembangunan tanggul Pembangunan tanggul penahan rob di tepi pantai, dimana difokuskan pada wilayah permukiman yang memiliki ketinggian dibawah permukaan laut Pembangunan tanggul dengan material beton maupun batu kali Pembangunan tanggul dapat dilengkapi dengan trotoar sehingga dapat berfungsi ganda sebagai tempat rekreasi b. Pembangunan pintu air pada setiap muara sungai yang berhadapan langsung dengan laut c. Pembangunan rumah pompa Pembangunan rumah pompa pada setiap muara sungai yang berhadapan langsung dengan laut Pembangunan rumah pompa disertai dengan pembangunan kolam tampungan yang berfungsi
325
326 sebagai tampungan sementara ketika volume sungai mengalami peningkatan d. Pembangunan sistem polder yang terdiri dari tanggul, waduk, pintu air dan rumah pompa e. Pembangunan rumah panggung Melakukan penyesuaian bangunan dengan struktur rumah panggung dimana masyarakat dianjurkan merenovasi rumah dengan konsep rumah panggung
Pembangunan rumah panggung difokuskan di wilayah yang sering terdampak banjir rob seperti berada di dekat pesisir, sungai dan rawa f. Pembatasan pembangunan di pesisir pantai, sungai dan rawa Mekanisme insentif dan disentif, insentif diberikan apabila bangunan memenuhi persyaratan yang dianjurkan, disentif diberikan sebaliknya apabila bangunan menyalahi aturan yang ditentukan Memperketat ijin mendirikan bangunan di kawasan resapan air Pengendalian pembangunan bangunan melalui peraturan zonasi terkait penggunaan lahan di kawasan tersebut g. Relokasi permukiman dan infrastruktur yang terkena banjir rob ke wilayah yang lebih tinggi h. Perencanaan dan pengembangan tata ruang wilayah pesisir berbasis adaptasi perubahan iklim Melakukan perbaikan penataan ruang yang mengatur pembangunan infrastruktur dan tata bangunan Penyusunan master plan terkait zonasi dan peruntukan penggunaan lahan di wilayah penelitian
327 Penyusunan master plan terkait fasilitas perlindungan di wilayah penelitian yang meliputi jalur evakuasi dan tempat perlindungan masyarakat dari bencana i. Pembentukan komunitas masyarakat yang siaga bencana Pembentukan komunitas masyarakat siaga bencana dapat melalui mekanisme karang taruna dan PKK Pembentukan komunitas masyarakat ini diutamakan pada setiap kelurahan yang masuk dalam kawasan rawan bencana Komunitas masyarakat ini berfungsi merencanakan tindakan tanggap darurat bencana dengan bimbingan dari pemerintah j. Pembentukan kelompok kerja yang beranggotakan dinas dan instansi terkait untuk merencanakan upaya penanggulangan bencana banjir rob. Kelompok kerja ini beranggotakan SKPD dan dinas – dinas yang berkaitan dengan penanggulangan bencana seperti Dinas PU Pematusan, Dinas Sosial, Dinas Kelautan, Dinas Kesehatan dengan BPBD. Masing – masing SKPD dan dinas saling berkoordinasi satu k. Melakukan pemetaan terhadap kawasan rawan banjir rob Identifikasi wilayah yang terdampak banjir rob meliputi : luasan wilayah yang tergenang, masyarakat yang terdampak dan kerugian yang ditimbulkan Hasil dari pemetaan dapat digunakan sebagai input data terkait kebutuhan logistic apabila sewaktu – waktu terdapat bencana l. Penyediaan peta daerah rawan banjir rob
328
Penyediaan peta daerah rawan disertai dengan plotting rute pengungsian, lokasi posko dan pos pengamat ketinggian muka air laut
Penempatan peta daerah rawan banjir dapat diletakkan di tempat – tempat strategis seperti kantor kelurahan setempat m. Konservasi hutan mangrove di kawasan rawan banjir rob Mempertahankan mangrove yang ada di wilayah penelitian Pembuatan breakwater jenis offshore breakwater di depan hutan mangrove Perbaikan pola penanaman mangrove sesuai dengan ketahanan jenis habitat pesisir. Pada bagian yang berbatasan langsung dengan laut sebaiknya ditanam dengan jenis – jenis Avicennia sp dan Sonneratia sp, kemudian di bagian belakangnya dengan Rhizopora sp dan Bruguier asp n. Menguatkan penetapan dan pelaksanaan kebijakan mengenai perlindungan lingkungan laut 2. Adaptasi pada fase kesiapsiagaan a. Melaksanakan pelatihan evakuasi kepada masyarakat terkait peralatan evakuasi dan tempat pengungsian sementara b. Melakukan pendidikan dan pendampingan kepada masyarakat terkait ancaman banjir rob Memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait tindakan pencegahan yang dapat memicu terjadinya banjir melalui seminaris dan pelatihan edukasi Dilakukan melalui mekanisme pendampingan dan bimbingan kepada masyarakat
329 Materi yang diberikan terkait kebersihan lingkungan yang meliputi : menjaga fungsi saluran drainase, menjaga kebersihan sungai, konservasi hutan mangrove dan menjaga kapasitas DAS c. Perencanaan SOP untuk kegiatan tanggap darurat. Perencanaan SOP tanggap darurat ini disepakati oleh komunitas masyarakat dan pemerintah disesuaikan dengan karakteristik wilayah masing - masing 3. Adaptasi pada fase respon a. Pengerahan tim reaksi cepat Melakukan pengkajian secara cepat dan tepat Melakukan pemetaan lokasi bencana dan tempat pengungsian Memberikan dukungan dan pendampingan dalam kegiatan tanggap darurat b. Penyediaan layanan air bersih, jamban dan sanitasi Pemenuhan kebutuhan air bersih melalui tandon dan truk tangki air Pemenuhan kebutuhan sanitasi dan jamban melalui MCK darurat c. Pemberian layanan kesehatan, perawatan dan rujukan Pemenuhan layanan kesehatan melalui puskesmas darurat Layanan kesehatan itu mencakup adanya tenaga kesehatan, pengungsian, ketersediaan obat – obatan dan peralatan medis d. Melaksanakan perencanaan logistic dan penyediaan dana, peralatan material yang diperlukan untuk kegiatan tanggap darurat Persediaan layanan air bersih Peralatan penanggulangan (misalnya moveable pump, dump truck dan lain – lain)
330
Material penanggulangan (misalnya kantong pasir, bambu dan sand bag dan lain – lain)
Peralatan penyelamatan (misalnya perahu karet, pelampung dan lain – lain) 4. Adaptasi pada fase pemulihan a. Pembersihan lingkungan b. Pendataan kerusakan sarana dan prasarana umum. c. Perbaikan sarana dan prasarana umum yang rusak d. Peninggian jalan e. Memperbaiki sistem drainase melalui normalisasi dan revitalisasi sungai Kegiatan normalisasi sungai berupa membersihkan sungai dari endapan lumpur dan memperdalamnya Kegiatan pengerukan dilakukan pada titik – titik rawan kemacetan air f. Meningkatkan kapasitas saluran drainase untuk menambah daya tampung air g. Menambah area penyimpanan air dengan memberdayakan tambak dan lahan kosong h. Melakukan penelitian dan pengkajian tentang kejadian banjir rob i. Melakukan kajian dampak bencana banjir rob 5.2
Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yaitu : 1. Perlu adanya delineasi atau zonasi setiap kawasan di wilayah penelitian. Sehingga akan dihasilkan arahan yang disesuaikan dengan masing – masing karakteristik kawasan di wilayah penelitian 2. Perlu adanya arahan lebih detail berdasarkan masing – masing fase disaster risk management dan faktor kerentanan