BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis selama melaksanakan magang di Proyek Condominium The Accent Bintaro Tangerang Selatan dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. Metode yang dipakai dalam pengerjaan kolom pada bagian unit hunian seperti yang diambil adalah lantai 8 menggunakan Metode konvensional dan Metode Standing. Data durasi yang diperoleh kolom konvensional didapat melalui data pengamatan kolom konvensional lantai 7 yang sudah dikonversikan dengan variabel sehingga menghasilkan standart time dan dapat digunakan sebagai data akurat kolom konvensional lantai 8. Metode Standing digunakan untuk menghemat efisiensi waktu dan biaya jika dipakai lebih dari 1 kali siklus pekerjaan pelaksanaan kolom. Sebaliknya, hanya efisien di waktu namun , tidak pada biaya jika dipakai dalam 1 kali pekerjaan. 2. Urutan pengerjaan kolom beton bertulang dengan Metode Standing adalah sebagai berikut : a) Marking as-as Kolom b) Pabrikasi tulangan kolom c) Pembuatan stek/adjustable support d) Pemasangan tulangan kolom e) Pemasangan sepatu kolom f) Pemasangan beton decking g) Pemasangan busa kolom h) Pengangkatan bekisting kolom i) Pemasangan bekisting dengan table form (table form sudah ada saat pabrikasi bekisting) j) Pemberian oli pada bekisting kolom k) Vertikallity l) Pengecoran Kolom m) Pembongkaran kolom tidak sepenuhnya hanya pelonggaran n) Pengangkatan bekisting dengan Tc 154
o) Perawatan Beton 3. Urutan pengerjaan kolom beton bertulang dengan Metode Konvensional adalah sebagai berikut : a) Marking As-As Kolom b) Pabrikasi Tulangan Kolom c) Pembuatan Stek/adjustable support d) Pemasangan tulangan kolom e) Pemasangan sepatu kolom f) Pemasangan beton decking g) Pemasangan busa kolom h) Pemasangan bekisting i) Pemberian oli pada bekisting kolom j) Vertikallity k) Pengecoran Kolom l) Pembongkaran Kolom Sepenuhnya m) Perawatan Beton 4. Setiap aktivitas pengerjaaan pelaksanaan kolom membutuhkan durasi atau lama pekerjaan. Durasi dibutuhkan akan menjadi pembanding efisiensi waktu antara pengerjaan kolom dengan Metode Standing dan Metode Konvensional pada pengerjaan kolom. Durasi yang rendah adalah durasi yang menjelaskan bahwa waktu pengerjaan lebih efisien dan Metode Standing dapat dikatakan lebih efisien. Dibawah ini terdapat tabel yang menjelaskan tentang total durasi pengerjaan kolom secara keseluruhan dengan Metode Konvensional dan Standing.
155
Tabel 5.1.Durasi Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Metode Konvensional dan Standing Total durasi Pelaksanaan Pengerjaan Kolom Keseluruhan
Tipe Kolom
Durasi Pekerjaan (jam)
K3 Konvensional K4 Konvensional K5 Konvensional K3 Standing K4 Standing K5 Standing
193 195 193 146 148 145
Tabel 5.2.Durasi Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Keseluruhan Kolom Metode Konvensional dan Standing Total durasi Pelaksanaan Pengerjaan Bekisting Kolom Tipe Kolom
Durasi Pekerjaan (jam)
K3KO K4KO K5KO K3ST K4ST K5ST
95 96 95 49 51 49
Tabel diatas menjelaskan total durasi pengerjaan bekisting kolom konvensional dan standing yang dimulai dari pabrikasi bekisting sampai dengan pembongkaran bekisting. Tabel 5.3.Durasi Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Tanpa Pabrikasi Bekisting Kolom Metode Konvensional dan Standing Total durasi Pelaksanaan Pengerjaan Bekisting Kolom (-) Tipe Durasi Pekerjaan (Jam) Kolom K3KO 3 K4KO 4 K5KO 4 K3ST 1 K4ST 1 K5ST 1
156
Tabel diatas menjelaskan total durasi pengerjaan bekisting kolom konvensional dan standing yang dimulai dari erection bekisting sampai dengan pembongkaran bekisting tanpa adanya pabrikasi bekisting kolom. 5. Pelaksanaan pengerjaan kolom menggunakan analisis biaya yang disajikan dalam bentuk AHS pada pengerjaan kolom K3. Analisis hanya terdapat pada material berupa bahan, alat dan pekerja. Analisis biaya dibutuhkan untuk dapat mengetahui efisiensi biaya yang terdapat pada pengerjaan kolom dengan Metode Standing dan Konvensional. Kesimpulanya dapat memilih metode pengerjaan yang lebih efisien dalam biaya. Hasilnya adalah efisiensi biaya diperoleh pada pelaksanaan pengerjaan kolom dengan metode konvensional( jika digunakan pemakaian hanyak 1 siklus pekerjaan)( Dapat dilihat pada tabel 4.11 dan 4.12 di bab IV serta dengan lampiran 5 terkait kurva S). 6. Produktivitas diperoleh dari pembagian antara volume dengan durasi suatu item dalam pelaksanaan pengerjaan kolom dengan Metode Standing dan Konvensional. Produktivitas dipengaruhi oleh volume, waktu, jumlah tenaga kerja dan material/alat yang digunakan. Volume yang sama pada setiap kolom dengan Metode Konvensional dan Standing akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar pada kolom dengan Metode Standing dikarenakan waktu pengerjaan lebih cepat sehingga lebih efisien dalam waktu. Produktivitas pada pengerjaan perkuatan/vertikallity, pabrikasi bekisting kolom dan pembongkaran dan lainnya pada Metode Standing menghasilkan produktivitas lebih besar dibandingkan Metode Konvensional dikarenakan waktu pengerjaan yang lebih cepat. Hal tersebut menyimpulkan bahwa kolom dengan Metode Standing lebih efisien dalam segi waktu. Perbandingan produktivitas antara kolom dengan Metode Konvensional dan Standing adalah seperti tabel dibawah ini :
157
Tabel 5.4.Produktivitas Pekerjaan Kolom Metode Konvensional dan Standing
Perbandingan Produktivitas Pekerjaan Kolom metode kovensional dan standing Tipe Kolom K3KO K4KO K5KO K3ST K4ST K5ST
Erection Kolom
Erection Pemasangan Pabrikasi Bekisting Perkuatan,pengikatan Bekisting bekisting Kolom atau Vertikality Kolom kolom
32.151 35.62 30.598 53.8 35.800 38.4
0.12743 0.14687 0.12031 0.24021 0.27020 0.22717
115.900 134.200 91.500 231.800 161.040 131.76
11.59 6.71 10.98 57.95 44.7333 54.90
5.795 6.71 5.49 57.95 44.7333 36.6
Cor 12.32061069 13.317 10.886 16.14 16.523 13.9636
Bongkar Bekisting
Curing
24.6159292 25.742 22.515 68.17647059 41.938 36.6
7. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada kolom dapat dilihat pada Bab IV. 8. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengerjaan kolom standing dan konvensional adalah sebagai berikut : a) Material b) Lingkungan c) Manajemen d) Kualitas dan kuantitas e) Metode pelaksanaan f) Pekerja
158
23.779 31.646 22.630 53.800 71.600 51.2
9. Kelemahan dan kelebihan yang terdapat pada kolom dengan metode standing dan konvensional adalah sebagai berikut : Tabel 5.5.Kelemahan dan Kelebihan Kolom Beton Bertulang Dengan Sistem Konvensional No
Kelemahan
1
Waktu
yang
Kelebihan digunakan
dalam
pelaksanaan Hasil pengerjaan kolom beton
pengerjaan khususnya pada saat pelaksanaan terlihat lebih mulus dan rapi pemasangan bekisting kolom lebih lama. 2
Harus menunggu pengerjaan pengecoran plat Tidak
terlalu
memusatkan
lantai, balok dan lainnya sehingga tidak efisien kosentrasi yang berlebihan saat dalam siklus waktu pengerjaan.Selain itu juga pemasangan bekisting, marking harus menggunakan bekisting dan menunggu dan pabrikasi besi pemakaian secara bergantian. 3
Efisien dalam segi biaya.
Tidak menggunakan pheonolic yang kelas atas sehingga bekisting tidak terlalu kuat.
Tabel 5.6.Kelemahan dan Kelebihan Kolom Beton Bertulang Dengan Sistem Standing No
Kelemahan
Kelebihan
1
Hasil pengerjaan kolom khususnya pada saat Waktu
yang
digunakan
dalam
pengecoran dan pekerjaan bekisting yang tidak pelaksanaan pengerjaan kolom lebih rapi
menyebabkan
terdapatnya
sambungan cepat dan efisien.
bekisting yang terlihat tidak rapi. 2
Hasil
pengerjaan
kolom
yang
tidak
rapi Mutu dari pheonolic nya kelas atas
menyebabkan terdapat bekas cor dan plin dan sehingga bekisting lebih kuat. tidak efisien dalam segi biaya jika dipakai 1 kali siklus pekerjaan.
159
3
Tidak
akuratnya
marking
menyebabkan Mengurangi
produktivitas
pekerja
penulangan miring atau bekisting yang tidak dalam segi tenaga. proporsional. 4
Menggunakan waktu yang lebih lama saat Tidak terlalu menggunakan waktu marking, pabrikasi besi dan pemasangan bekisting lama saat vertikallity dikarenakan kolom.
waktu yang lama dipakai saat marking sehingga
effisien
dalam
waktu
vertikallity.
10. Efisien biaya dapat diperoleh dengan menggunakan kolom dengan Metode Standing jika pemakaian bekistingnya 6-8 kali siklus kerja. 11. Solusi –Solusi yang dapat diberikan terkait permasalahan yang terdapat pada kolom adalah sebagai berikut : a) Patching (penambalan) Dilakukan pada area beton yang bermasalah pada selimut beton. Penambalan (patching) menggunakan sika atau bahan dasar polymer/ bahan campuran semen dan air atau dapat dikatakan melapisi permukaan beton yang terkelupas dengan bounding agent /sika grouting dan melapisinya dengan sika grouting. Solusi ini dapat berlaku pada beton yang keropos. Sebelum pelaksanaan harus ada pembersihan/ pengeringan terlebih dahulu. b) Grouting Grouting adalah solusi yang berperan dalam membongkar retakan hingga dasar retakan atau perapian dari beton yang tidak rapi/tidak lurus lalu menuang bounding agent/sika grouting/ material perbaikan yang nanti hasilnya akan merapatnya beton yang lama dan material perbaikan struktur tersebut. Solusi ini dipakai untuk beton yang retak. Sebelum pelaksanaan harus ada pembersihan/ pengeringan terlebih dahulu. c) Pressure Grouting/ Injeksi(Suntikan) Injeksi dilakukan dengan membuat lubang di sepanjang retakan yang jarak dari 1 lubang ke lubang lain adalah 25 cm lalu tutup dengan selang karet. Setelah itu, material perbaikan struktur/ exopy/ bounding agent/ sika grouting dapat dimasukkan ke dalam lubang karet tersebut. Jika material itu keluar pada salah
160
satu selang karet, maka segera tutup selang lubang tersebut. Sebelum pelaksanaan, harus ada pembersihan/pengeringan terlebih dahulu. 5.2 Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil pengamatan, pembahasan dan kesimpulan adalah sebagai berkut : 1. Pembersihan lahan proyek baik management area/ site harus lebih diperhatikan agar tertata rapi dan mobilisasi dapat menghasilkan efisiensi waktu pengerjaan khususnya pada kolom. Contohnya : Lokasi/ area pabrikasi besi seperti pemotongan, penyimpanan dan pembengkokan , pabrikasi bekisting, area/ site pengangkatan besi kolom dan lainnya. 2. Pekerjaan pemasangan sepatu kolom sering terlupakan oleh para pekerja. Sebaiknya setiap mandor dan bagian pengawas selalu mengingatkan untuk diadakannya pemasangan sepatu kolom dikarenakan hal tersebut sangat penting pada saat pemasangan bekisting guna menjaga kerekatan bekisting pada tulangan kolom. 3. Adanya penambahan alat pengecoran kolom yang tidak terlalu mahal dengan kapasitas mampu mengecor kolom yang memiliki tinggi lebih dari 3 meter seperti spider concrete pump sehingga dapat menghasilkan effisiensi waktu. 4. Sebaiknya para pekerja/ tukang-tukang di lapangan selalu diingatkan untuk melakukan pengecoran kolom dengan jarak yang kurang lebih 1-1.5 meter di atas tulangan besi kolom agar tidak terjadi segregasi selain itu, agar selalu melakukan pembersihan atau pengeringan pada kolom saat di grouting apabila kolom tersebut keropos. 5. Pada saat melakukan pemasangan bekisting diupayakan setiap sisi harus rapat agar tidak terjadi plin. 6. Pada saat pembongkaran bekisting harus benar-benar dibongkar saat umurnya memenuhi standart untuk dibongkar. Waktu untuk hal tersebut dapat diketahui melalui test silinder beton. 7. Penggunaan lampu atau genset seharusnya dipantau agar pengecoran di malam hari atau kondisi gelap dapat terlaksana dengan baik. 8. Penggunaan minyak solar yang merugikan seharusnya dipantau dan diberhentikan pada saat pengerjaan bekisting agar tidak merugikan hasil pengecoran kolom. 9. Faktor-faktor seperti peralatan dan tenaga kerja yang dapat mempengaruhi durasi dan
161
produktivitas harus diperhatikan agar waktu pelaksanaan menjadi lebih efektif dan efisien serta produktivitas dapat meningkat. Bila perlu, kontraktor dapat melakukan penambahan tenaga kerja pelaksana atau membuat jadwal shift kerja.
162