119 BAB V KESIMPULAN 5.1 Konsep Desain Konsep desain untuk perancangan kursi penumpang baru kereta api K1 antara lain modern, comfort, dan new imageunique. Konsep modern yang dimaksud adalah gaya yang dipakai dalam desain ini adalah gaya modern seperti penggunaan karakter pengembangan bentuk geometris yang fungsional. Karakter tipis yang diaplikasikan di dalam desain ini menjadi penguat kesan modern. Tidak hanya konsep modern, juga ditambahkan kesan unik dengan aksentuasi batik sebagai penguat identitas bahwa kursi tersebut adalah buatan Indonesia. Pengaplikasian batik disini tetap tidak mengurangi kesan modern yang dibangun. Sedangkan konsep comfort disini maksudnya adalah bentuk yang diciptakan adalah melalui perhitungan dan pertimbangan secara ergonomis-antropometris yang bertujuan untuk membuat user menjadi nyaman jika menggunakan kursi ini selama kurang lebih 9 jam perjalanan. Nyaman disini berarti kursi ini mampu mengakomodasi keperluan penumpang dalam postur duduk terutama dalam keadaan tidur. Unsur - unsur dalam desain seperti tarikan garis, bentuk, warna hingga finishing dan atmosfer yang muncul sesuai dengan tiga perwakilan gambar di bawah ini.
Gambar 5.1 Konsep desain
120 Metode penyelesaian masalah ditekankan pada studi kebutuhan penggunaan kursi serta struktur dan mekanisasi. Hasil dari proses desain ini adalah kursi penumpang untuk kereta api K1 dengan kemampuan mampu menjaga postur tidur duduk penumpang agar tetap sehat dan ideal, memiliki tampilan baru yang lebih modern serta meminimalisir penggunaan berbagai macam bahan material yang berbeda. Dari keseluruhan hasil yang dicapai diharapkan memberi nilai lebih untuk mendukung kereta api sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas kereta api di dalam persaingan bisnis transportasi di Indonesia. Hal yang menjadi perhatian utama dalam perancangan kursi ini adalah faktor kenyamanan. Hal tersebut dicapai melalui pertimbangan main model yang diikuti oleh perhitungan antropometris yang diperlukan sehingga tercipta bentuk yang tergambar dalam final desain di bawah ini. Penggunaan material baik itu untuk rangka hingga casing dipilih sesuai dengan konsep yang relah diputuskan sebelumnya yaitu modern. Untuk dapat mendukung konsep tersebut maka dipilihlah material yang secara produksi mampu diproduksi secara massal , cepat dan modern seperti misalnya penggunaan die cast alluminium alloy untuk main frame dan HDPC untuk casing yang dimaksudkan agar mengurangi time maupun cost production jika diproduksi massal lebih dari 1000 unit. Selain faktor produksi, penggunaan material-material tersebut mampu memungkinkan perealisasian gaya modern. Walaupun konsep yang diusung adalah modern, namun unutuk sistem mekanis reclining (pengatur kemiringan sandaran) tetap mennggunakan sistem yang lama (sistem yang dipakai pada kursi penumpang kelas 1 eksisting miling Argo Anggrek) dengan tujuan agar mampu mencapai low cost production dan low cost maintenance.
121 5.2 Final Desain
Gambar 5.2 Desain final tampak perspektif
122 •
Usage Kursi saat diduduki oleh penumpang tidak akan membuat penumpang duduk dengan melorot karena sudut derajat kemiringan rangka dudukan / seat dibuat miring 10º dari garis horizontal kedalaman kursi. - Area tulang leher dan kepala tersupport dengan tepat dengan adanya lengkungan C pada area head rest.
-
Gambar 5.3 Tampak samping seat & backrest -
-
10o
Untuk makin mendukung area lumbar penumpang tetap tersupport walaupun saat backrest berada dalam kemiringan 40º , maka pusat poros reclining berada 70 mm diatas alas dudukan (seat). Posisi dan postur kepala penumpang saat tertidur dalam keadaan duduk dapat tetap terjaga sudut kemiringan sampingnya melebihi 30º tekukan lateral karena pada backrest ketinggian 585 mm dari poros reclining terdapat bantalan samping kepala yang dapat diatur kemiringannya sesuai kebutuhan.
Gambar 5.4 Sandaran kepala samping
123 -
Untuk memudahkan penggunaan reclining, sandaran samping kepala dan foot rest, maka terdapat semacam signing untuk menginformasikan penggunaan reclining yang terletak di dekat tombol pengatur reclining pada arm rest, sandaran samping kepala pada sisi belakang back rest dan foot rest yang terletak sama dengan signing pengatur reclining.
Gambar 5.5 Petunjuk penggunaan fasilitas reclining & sandaran samping • -
Teknologi. Meja lipat (tablet) yang terdapat pada kursi penumpang hanya menggunakan 2 arah radial engsel dan meja tersimpan di bawah arm rest untuk tetap memungkinkan keleuasaan penggunaan saat kursi depan dan belakang berada dalam posisi berhadap-hadapan.
1 2 3 5 Gambar 5.6 Tablet (meja lipat)
4
124
Gambar 5.7 Tempat tablet di bawah arm rest • -
Maintenance Untuk mengatasi kesulitan dalam pembersihan meja lipat , maka permukaan meja lipat dibuat langsung terlihat dari luar sehingga pembersihan langsung dapat dilakukan tanpa harus meja dikeluarkan terlebih dahulu.
Permukaan meja Gambar 5.7 Tempat tablet di bawah arm rest
125 -
Untuk permukaan meja yang menghadap ke sisi dinding interior gerbong tetap dapat dijangkau oleh tangan karena terdapat space yang cukup untuk dimasuki telapak tangan ( 75 mm).
Dinding interior Space untuk dimasuki tangan saat membersihkan permukaan meja
Gambar 5.8 Space untuk memudahkan pembersihan tablet Citra Karena jalur utama kereta Argo Anggrek melintasi pantai utara pulau Jawa, maka untuk menciptakan sebuah citra yang khas dan unik tentang Indonesia, diaplikasikanlah aksen motif batik menurut kawasan yang dilewati jalur kereta tersebut. Sebagai contoh motif batik Mega Mendung dari Cirebon. •
Gambar 5.9 Aksen batik yang diaplikasikan pada cover jok
126
Gambar 5.10 Aksen batik yang diaplikasikan pada cover jok
127 5.3 Saran Dalam sebuah hasil perancangan atau desain tentu saja tidak luput dari kekurangan. Pada desain kursi penumpang kereta api kelas satu ini juga terdapat kekurangan yaitu sistem mekanis untuk tablet (meja lipat) tetap menggunakan sistem yang dipakai pada kursi eksisting milik kereta Argobromo Anggrek. Pada sistem tersebut terdapat dua jenis engsel dengan arah yang berbeda. Sistem mekanis seperti ini pada rumusan masalah diawal dianggap sebagai sistem mekanis yang membuat 4 dari 10 penumpang yang telah diinterview selama perjalanan merasa kesulitan atau kurang tahu dalam pengopersionalan. Namun alasan tetap menggunakan sistem ini adalah agar penggunaan meja tetap fleksibel dalam berbagai postur kursi maupun posisinya. Untuk kedepan, sistem mekanis untuk diterapkan pada tablet akan akan dikembangkan sehingga selain fleksibilitas penggunaan kursi dapat maksimal juga dapat dengan mudah dapat langsung diketahui oleh user bagaimana cara pengoperasionalannya.