BAB V DISKUSI DAN SIMPULAN 5.1 Ringkasan Perusahaan industri didukung oleh sumber daya manusia dan sumber daya non manusia dalam mencapai tujuannya. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang berada dalam keadaan sehat untuk menjalankan proses produksi. Karena itu masalah karyawan khususnya kesehatan karyawan harus selalu dijaga dan dipantau oleh perusahaan. Disease management merupakan bentuk praktik kesehatan untuk merawat pasien berisiko dan berbiaya tinggi dimana terdapat banyak variasi dalam pengobatannya. Program ini merupakan strategi pengobatan dan cara untuk memelihara kesehatan pasien penyakit kronis agar tidak bertambah parah. Program disease management pada PT. PMI menangani tiga penyakit yaitu: diabetes, hipertensi, dan TBC. Solusi teknologi informasi yang dihasilkan adalah membuat sistem registry yang terdiri dari Electronic Health Record (EHR), Alert Management System, dan Self Monitoring System. Sistem ini dirancang sebagai hasil dari membandingkan Disease management yang telah dilaksanakan sebagai standar dunia dengan Disease management yang dilakukan di PMI. Kemudian mengusulkan sistem informasi yang dapat dilakukan di PMI yang dapat mendukung dan mengoptimalkan Disease management bagi karyawan penderita penyakit kronis sehingga menghasilkan pencapaian hasil kesehatan (outcome)
1
2
yang baik. Hal ini dapat tercapai jika ada kerjasama yang baik antara staf Disman dan karyawan penderita penyakit kronis. EHR diharapkan mampu mendukung evaluasi perawatan pasien. Dengan demikian dapat membantu merumuskan rencana manajemen perawatan medis selanjutnya dan sebagai dasar perawatan selanjutnya. Alert Management System diadakan untuk membantu mengingatkan pasien dalam menjalankan perawatan yaitu mengingatkan pasien untuk konsultasi dengan dokter K2, mengikuti edukasi Disman, mengikuti aktivitas olahraga, melakukan pemeriksaan gula darah (SMBG), melakukan pemeriksaan tekanan darah (SMBP), meminum obat sesuai dengan jadwal yang diberikan per pasiennya. Self Monitoring System dilakukan oleh pasien didukung oleh Alert Management System. Self – monitoring of blood glucose (SMBG) untuk penderita diabetes. SMBG membantu mengendalikan diabetes dengan memberikan informasi perkembangan gula darah setiap pasiennya. Dengan pemantauan gula darah yang ada, dapat memberikan pilihan bagi penderita diabetes dan keluarganya untuk mengkonsumsi makanan tertentu dan melakukan aktivitas fisik tertentu. SMBG juga memberikan informasi hipoglikemia atau hiperglikemia berat dan meningkatkan edukasi pasien dan upaya pasien tentang efek dari gaya hidup dan intervensi farmasi pada kontrol glikemik. Self – monitoring of blood pressure (SMBP) untuk penderita hipertensi. Informasi mengenai nilai tekanan darah (BP) sesuai jadwal yang ditentukan membantu pihak Disman untuk memantau pasien dan secara tidak langsung dapat mengetahui bagaimana respon pasien terhadap rencana kesehatan yang telah
3
dibuatkan untuk pasien, menilai kepatuhan pasien terhadap rekomendasirekomendasi yang telah diberikan oleh dokter K2. Self Monitoring System dapat membantu staf Disman dalam membuat rencana perawatan selanjutnya. Dengan pemantauan gula darah (penderita diabetes), tekanan darah (penderita hipertensi), atau obat (penderita TBC), staf Disman dapat melihat apakah rencana perawatan yang sedang dijalankan atau telah dijalankan sudah mencapai target atau tidak. Dan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat rencana perawatan selanjutnya. Adanya Alert Management System dan Self Monitoring System dapat meningkatkan kesadaran pasien untuk peduli pada kesehatan dan pencapaian target kesehatannya sesuai dengan rencana perawatan yang diberikan. Dengan sistem registry yang dirancang, bukan hanya staf Disman, pasien juga dapat melihat hasil pemantauan gula darah, tekanan darah, atau kepatuhan dalam mengkonsumsi obat sehingga dapat meningkatkan kepedulian pasien dalam menjalankan rekomendasi-rekomendasi pola hidup mencangkup aktifitas fisik, makanan, dan obat-obatan yang diberikan. Dengan demikian, staf Disman dan pasien dapat saling membantu dan memperoleh informasi yang mendukung dalam pencapaian target sesuai rencana perawatan kesehatan yang telah ditentukan sebelumnya.
4
5.2 Diskusi PT. PMI telah memiliki program dismen (disease management) sebelumnya,
namun
belum
menggunakan
teknologi
informasi
dalam
penerapannya. Program dismen yang paling umum di PT. PMI adalah loket rendah garam untuk penderita hipertensi dan olahraga. Staff dismen dapat mengetahui karyawan mana yang mengikuti program dismen pada saat konsultasi. Jika pada saat konsultasi (dalam kasus ini penderita hipertensi) kondisi pasien lebih buruk dari sebelumnya maka akan dicek dari laporan di loket olahraga dan absensi olahraga. Dalam studi ini sistem registri yang dirancang memungkinkan baik staf DisMan maupun pasien untuk memantau kondisi diri pasien dengan memperoleh informasi yang dibutuhkan. Self monitoring system dibantu dengan alert management system dapat membantu staf DisMan dalam mengetahui kepatuhan pasien terhadap rencana perawatan kesehatan yang telah disepakati bersama untuk dijalani dan secara tidak langsung dapat membantu meningkatkan kesadaran pasien dalam mengontrol pola hidupnya. Data hasil self monitoring pasien akan menjadi informasi bagi staf DisMan dan kemudian dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun rencana perawatan berikutnya. Dengan demikian Disease management system dapat dioptimalkan karena adanya informasi pemantauan keadaan pasien sehingga diharapkan hasil (outcome) yang dicapai sesuai dengan target.
5
•
Pentingnya informasi sebagai kebutuhan dalam menentukan tindakan lanjutan yang akan dilakukan. Sistem pemantauan manajemen penyakit juga diusulkan oleh
Pomazan, Petcu, Sintea, Ciorap (2009). Sistem yang mereka bangun dapat merespon kebutuhan perawatan, analisis dan prognosis dalam situasi medis khusus, pengawasan berkelanjutan, kepastian perolehan data. Analisis statistik mengenai data dapat dilakukan dan divisualisasikan oleh dokter sehingga informasi mengenai pasien (informasi sejarah pasien) yg dibutuhkan dapat dibangun, dipastikan dan digunakan untuk tindakan berikutnya. Seperti sistem berbasis web yang dikembangkan oleh Dai, Gui, dan Zhu (2008) yang digunakan untuk manajemen penyakit hipertensi juga bertujuan untuk
mengumpulkan
informasi,
memverifikasi
informasi
kemudian
dipertimbangkan dengan rekam medik , pengobatan yang telah dijalani, rencana perawatan kesehatan yang telah disimpan dalam database telehealth pasien kemudian dikirimkan ke dokter untuk ditinjau dan dikonfirmasi. Sistem Registri yang kami rancang diperuntukan bagi pasien penderita diabetes, hipertensi dan TBC memungkinkan ketersediaan data yang lebih baik dengan adanya alert management system. Sehingga pasien diingatkan untuk melakukan self monitoring sesuai jadwalnya masing-masing.
6
•
Jarak sebagai kendala dalam memperoleh data pasien dan adanya sistem pakar untuk membantu dokter dalam menganalisa keadaan pasien. Sistem yang diusulkan oleh Dai, Gui, dan Zhu (2008) ini dibangun
dengan menggunakan kios yang terkoneksi internet dan juga sudah dilengkapi dengan sistem pakar untuk melakukan diagnosa. Pasien diminta untuk memasukan gejala-gejala yang terjadi dan sistem akan memberikan tes berupa pertanyaan-pertanyaan kuisioner. Sistem ini menguntungkan karena adanya masalah jarak antara pasien dengan penyedia layanan kesehatan. Demikian pula dengan sistem yang dirancang oleh David A. Tong (2006) untuk memantau tekanan darah dengan membangun beberapa stasiun pengukuran tekanan darah dan sebuah server data repositori yang terhubung dengan jaringan data SwRI. Setiap stasiun terdiri atas sebuah komputer kendali dan monitor tekanan darah Kentaro. Pasien diminta untuk mendatangi stasiun pengukuran. Dalam sistem registri yang penulis rancang, pasien tidak perlu mendatangi tempat tertentu untuk melakukan pengukuran gula darah, tekanan darah atau mengakses keterangan kondisi kesehatannya, tetapi dapat dilakukan di mana saja dengan menggunakan alat pengukur yang disediakan dan handphone pasien atau mengakses web dengan akun pasien dimana saja. Namun sistem kami belum dilengkapi oleh sistem pakar untuk melakukan diagnosa ataupun untuk menentukan rencana perawatan kesehatan selanjutnya. Berbeda dengan sistem tele-management multi komponen berbasis web yang diusulkan oleh Finkelstein, Joshi, dan Arora (2004) yang dapat
7
mendukung dokter dan pasien dalam mengimplementasi pengobatan hipertensi. Platform dasar yang digunakan adalah (Home Automated Telemanagement) HAT yang dapat menyediakan edukasi berkelanjutan bagi pasien tentang penyakit mereka, membantu pasien dalam mengikuti rencana perawatan, membantu perawat dalam memonitor pasien. •
Pengukuran secara otomatis untuk mengurangi kesalahan data. Untuk meningkatkan bantuan perawatan di rumah (tele-home
monitoring), Karma2 oleh Tura, Quareni, Longo, Condoluci, van Rijn dan Albertini (2005) mengembangkan platform berbasis internet untuk manajemen peningkatan kegiatan perawatan kesehatan pada anak-anak penderita cedera otak. Projek ini dilakukan dengan mengembangkan perangkat medis yang dirancang menjadi portabel, sehingga memungkinkan pasien untuk bergerak bebas sewaktu pengukuran sedang berlangsung. Pada interval waktu yang telah ditentukan data yang diukur secara otomatis dikirim ke tablet PC melalui bluetooth. Dari tablet PC, data ditransmisikan jarak jauh ke Pusat Layanan (via ASDL atau GPRS) dan akan tersedia untuk keperluan konsultasi oleh para medis melalui web portal. Dalam web portal, fungsi-fungsi dapat dimanfaatkan baik untuk pasien, keluarga dan para medis (agenda perencanaan mingguan, akses ke sumber informasi yang relevan, alat komunikasi). Dalam Sistem Registri yang kami rancang, tidak mengembangkan perancangan perangkat medis menjadi portabel yang ditempel pada bagian tubuh pasien tertentu dan tidak data pengukuran tidak ditangkap secara otomatis dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan. Alert management system membantu
8
mengingatkan pasien untuk melakukan pengukuran kemudian pasien tetap melakukan pengukuran dengan alat yang disediakan. Untuk mengurangi kesalahan, data dari pengukur dikirim ke handphone pasien dengan bluetooth kemudian dari handphone akan dikirim ke database pusat layanan kesehatan. Setelah dirancang solusi teknologi informasi berbasis web, staff dismen (disease management) PT. PMI disediakan fasilitas untuk melihat jadwal konsultasi, mengkonfirmasi permintaan konsultasi, melihat EHR, memeriksa status pasien, memeriksa track food, memeriksa absensi olahraga, memeriksa keikutsertaan program dismen, melihat laporan, dan membuat laporan. Kemudian disediakan fungsi tambahan untuk mengatur pengobatan pasien, mengatur jadwal konsultasi, memberikan e-guidelines, dan mengatur jadwal alert. Pasien akan diingatkan dengan adanya alert yang berupa sms dan email untuk memasukkan hasil pengukuran terbaru mereka. Dan mereka tidak perlu untuk menunggu selama sebulan untuk mengetahui hasil pengukuran mereka di klinik. Sehingga mereka juga semakin perduli dengan kesehatan mereka, karena mereka akan memasukkan hasil pengukuran mereka secara rutin.
Perbandingan Sistem Registri yang dirancang oleh penulis dengan sistem-sistem yang telah ada untuk kriteria ketersediaan data, jarak dalam pengukuran, pengukuran otomatis, dan sistem pakar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.1 Perbedaan Sistem Registri dengan sistem-sistem sebelumnya Kriteria
DisMan pada PT. PMI
Ketersediaan a. Staf data DisMan dan dokter K2 kesulitan dalam memperoleh data pasien karena data tidak teratur dan tidak terintegrasi sehingga menyita waktu untuk mengetahui informasi pasien.
Pomazan, Petcu, Sintea, Ciorap (2009)
Dai, Gui, dan Zhu (2008)
David A. Tong (2006)
Paganelli dan Giuli (2007)
Adanya kepastian perolehan data. Sistem dapat merespon kebutuhan perawatan, analisis dan prognosis dan pengawasan berkelanjutan.
Informasi dapat dikumpulkan, diverifikasi kemudian dipertimbangkan dengan rekam medik, data pengobatan yang telah dijalani, rencana perawatan sebelumnya untuk pengambilan tindakan oleh dokter.
Membangun database repository untuk data; antar muka berbasis web untuk menampilkan data ke pengguna.
Antar penyedia layanan kesehatan, pasien, dan keluarga pasien dapat mengetahui status kesehatan pasien. Didukung dengan adanya Alarm management sehingga membantu
LeRouge, Gaynor, Li, Ma (2010)
Tura, Quareni, Longo, Condoluci, van Rijn & Albertini (2005) Menyediakan Data diperoleh komunikasi dari yang baik pengukuran antar pasien dan penyedia pasien secara otomatis dan layanan sesuai jadwal dengan yang layanan ditentukan. kesehatan berbasis internet : email, private chats, atau melalui suara.
Sistem Registri yang dirancang oleh penulis
Adanya database system. Dengan Alert Management System dan Self Monitoring System mendukung dalam menyimpan data harian karyawan peserta DisMan.
9
Jarak dalam pengukuran
b. Data mengenai pasien tentang keseharian pasien (pola hidup) diketahui pada saat konsultasi dan diperoleh dengan bertanya kepada pasien. Pengukuran dilaksanakan pada saat konsultasi.
pihak kesehatan untuk mengambil tindakan lanjutan dalam perencanaan kesehatan. Penyedia layanan kesehatan dapat berbagi akses data pasien.
data disimpan Analisis dalam database statistik telehealth. mengenai data dapat dilakukan dan divisualisasikan oleh dokter sehingga informasi mengenai sejarah pasien dapat diperoleh untuk tindakan berikutnya.
Pasien datang pada kios yang terdapat pada beberapa tempat. Tidak perlu datang pada penyedia
Pasien mengunjungi stasiunstasiun yang telah disediakan untuk
Mendukung Home Health Monitoring, dengan memanfaatkan monitoring devices
Web portal dimanfaatkan oleh pasien, keluarga, para medis untuk memperoleh informasi.
Mendukung Home Health Monitoring, dengan smart device : smart phone yang
Merupakan aplikasi web sehingga dapat diakses kapan saja dan dimana saja sesuai kebutuhan.
Memanfaatkan handphone pasien dihubungkan dengan alat pengukuran melalui
10
layanan kesehatan karena masalah jarak.
Pengukuran otomatis
Pengukuran dilaksanakan pada saat konsultasi.
melakukan pengukuran tanpa harus mengunjungi penyedia layanan kesehatan.
Komputer dihubungkan dengan pengukur tekanan darah (Kentaro) via port serial dan paralel. Kemudian dikontrol dengan program LabVIEW lalu secara otomatis data tekanan darah yang dikumpulkan diteruskan ke databaser
(biomedical & environmental sensors); emergency & ordinary call buttons; serta PDA atau PC untuk mengakses data. Memanfaatkan monitoring devices (biomedical & environmental sensors)
bluetooth sehingga dapat dilakukan dirumah pasien.
digunakan sebagai input device (data diet, aktifitas, komplain pengobatan)
Smart phone dihubungkan melalui wireless interface (Bluetooth atau Wifi) dengan perangkat medis dan sensor (timbangan, pulse oximeters, pemantau gula darah)
Merancang perangkat medis portabel sehingga pengukuran dapat berlangsung bahkan ketika pasien sedang bergerak bebas. Data dikirim otomatis ke tablet PC melalui bluetooth kemudian ke Pusat layanan
Untuk mengurangi kesalahan, data dari alat pengukur langsung dikirim ke handphone pasien melalui bluetooth.
11
repository via HTTP.
Sistem pakar
Belum ada sistem pakar dalam pelaksanaan DisMan.
Tidak menggantikan tugas dokter dalam menentukan tindakan selanjutnya.
Sistem pakar untuk melakukan diagnosa. Pasien diminta untuk memasukan gejala-gejala yang terjadi. Sistem memberikan tes berupa kuisioner.
kesehatan.
Untuk melakukan diagnosa dan menentukan tindakan pada perawatan selanjutnya tetap dilakukan oleh dokter.
12
Sedangkan di sisi kesehatan perbedaan antara sistem DisMan sebelumnya dengan Sistem Registri yang dirancang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.2 Perbedaan sistem DisMan pada PT. PMI dengan Sistem Registri Kriteria Self Monitoring
Pengukuran A1C
Medical Nutrition Therapy
Edukasi
Aktifitas Fisik
DisMan pada PT. PMI
Sistem Registri oleh penulis Dengan adanya Alert Pendekatan ini belum Management System dan dilakukan. Semua pemeriksaan dilakukan saat Self-Monitoring System dapat memantau konsultasi dengan dokter keseharian pasien (gula K2 dan ketika pasien darah, tekanan darah, datang ke klinik. pemantauan obat) Pendekatan ini telah Data pengukuran A1C dilakukan sesuai dengan disimpan dalam database kondisi dan anjuran dokter sehingga dapat dilihat K2. kembali dengan cepat. Data yang diperoleh dari Dokter K2 memantau Self-Monitoring System dengan memperoleh informasi ketika konsultasi setiap pasien setiap harinya dengan pasien dan melihat dapat dipantau sehingga lebih mudah untuk kondisi pasien ketika memantau makanan apa diperiksa. saja dan kapan pasien menyimpang dari target. Dibantu dengan Alert, CH memberikan edukasi pasien diingatkan tentang untuk karyawan peserta jadwal edukasi. Adanya DisMan. Namun sulit dalam mengetahui edukasi absensi pasien sehingga dapat diketahui informasi apa saja yang telah diikuti pasien karena ketersediaan kehadiran pasien. Eguidelines yang dapat data yang tidak baik. diakses melalui web membantu pasien meningkatkan pengetahuan terhadap penyakitnya. CH mewajibkan karyawan Dibantu dengan Alert, pasien diingatkan tentang peserta DisMan untuk jadwal olahraga. Adanya mengikuti olahraga yang telah dijadwalkan. Namun absensi pasien sehingga sulit dalam pemantauannya dapat diketahui informasi kehadiran pasien. dan terkadang karyawan lupa atau malas untuk mengikuti olahraga.
13
5.3 Kesimpulan Hasil dari studi ini adalah Sistem Registri yang berfungsi sebagai Sistem Informasi untuk mendukung pelaksanaan disease management pada PT. PMI. Sistem ini dapat membantu: 1.
Memantau kondisi pasien setiap hari. Staf DisMan dapat mengetahui kapan keadaan pasien menyimpang dari target yang telah direncanakan dan dapat segera ditindaklanjuti. Hasil pemantauan kondisi terkini pasien tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan untuk merencanakan kembali rencana perawatan kesehatan.
2.
Meningkatkan kesadaran pasien untuk patuh terhadap rekomendasi yang diberikan oleh staf DisMan. Pasien akan diingatkan oleh Alert Management System untuk melakukan pengukuran berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Pasien juga dapat melihat hasil pengukuran yang dilakukan oleh Self-Monitoring System dan membandingkannya dengan target yang harus dicapai.
5.4 Limitasi Studi ini tidak membahas hasil evaluasi disease management yang telah dilakukan pada PT. PMI. Tetapi hanya merancang solusi sistem informasi pada disease management yang disesuaikan dengan kebutuhan PT. PMI. Studi ini berfokus pada ketiga penyakit yaitu diabetes, hipertensi, dan TBC. Dimana tidak membahas adanya indikator untuk terkena penyakit lainnya seperti penyakit komplikasi.
14
Alert management system untuk mengingatkan pasien mengenai jadwal-jadwal penting yang harus diketahui pasien seperti jadwal konsultasi, olahraga, pengambilan gula darah, tekanan darah, dan jadwal minum obat. Self monitoring system untuk memperoleh informasi terkini pasien sehingga memudahkan pemantauan keadaan pasien oleh staf Disman dan pasien. Informasi ini kemudian digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis staf Disman dalam penentuan rencana perawatan kesehatan selanjutnya. Analisis rencana kesehatan selanjutnya dilakukan oleh staf Disman. Sistem ini hanya membantu dalam penyediaan data sebagai informasi bagi staf Disman dalam pemantauan keadaan pasien.
5.5 Saran untuk Studi Selanjutnya Studi ini bisa dikembangkan lagi dengan menambahkan penyakit lain untuk diikutsertakan dalam sistem disease management. Studi ini juga bisa dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk melihat sejauh mana dismen PT. PMI dapat menekan biaya pengobatan karyawannya. Untuk memudahkan staf Dismen dalam menentukan rencana perawatan kesehatan selanjutnya untuk setiap pasiennya, sistem dapat dilengkapi dengan expert sistem sehingga dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi rencana perawatan kesehatan bagi staf Dismen sesuai dengan pengalaman atau kejadian sebelumnya.
15