DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
38
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur A. Visi Visi merupakan suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang diinginkan, berisikan semangat (inspiring) cita-cita (aspiring) dan motivasi (motiving) yang ingin diwujudkan. Visi adalah suatu harapan sekaligus tujuan yang ketercapaiannya memerlukan waktu yang panjang, karena visi tersebut akan selalu berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan strategis pembangunan peternakan dan arah pembangunan baik daerah maupun nasional. Visi memberikan arah yang jelas tentang kondisi pembangunan peternakan di masa depan yang ingin dicapai melalui tugas pokok dan fungsi yang disertai penjelasan yang lebih operasional sehingga mudah dijadikan acuan bagi perumusan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan peternakan. Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebagai organisasi yang berada dalam jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur perlu secara terus menerus mengembangkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan dalam rangka menangkap peluang dan menghadapi ancaman dengan membuat terobosanterobosan baru, sesuai hasil analisis SWOT yang dijabarkan pada bab terdahulu. Sehubungan dengan itu Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Timur harus mempunyai visi sebagai cara pandang jauh kedepan dengan arah dan saran dan tujuan yang akan dicapai agar tetap eksis, antisipatif dan inovatif. Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, maka Visi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur adalah : “Terwujudnya Agribisnis Peternakan yang Berdaya Saing Menuju Dua Juta Ekor Sapi” Visi tersebut mengandung 2 (dua) kata kunci yang merupakan pernyataan keinginan yang mencerminkan mimpi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. Kedua kata kunci tersebut yakni: (1) agribisnis peternakan; dan (2) berdaya saing. Agribisnis Peternakan, berarti kegiatan usaha yang terkait subsektor peternakan mulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi (budidaya), penanganan pasca panen, pengolahan sampai pemasaran produk ke konsumen. Daya saing, berarti mampu menghasilkan keluaran berkualitas unggul secara kompetitif dan komparatif.
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
39
B. Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Sebagaimana untuk mewujudkan visi tersebut dan sejalan dengan Misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 2013 – 2018 terkait dengan pembangunan peternakan adalah Misi ke 2, yaitu “Mewujudkan daya saing ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber daya alam dan energi terbaharukan”; maka dipandang perlu untuk menjabarkan misi tersebut ke dalam misi yang harus dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur, yaitu: 1. Meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat. 2. Meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah lingkungan 3. Meningkatkan usaha pengolahan hasil peternakan dalam rangka penyediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) Misi 1 bahwa meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi masyarakat adalah merupakan upaya pemenuhan akan kebutuhan masyarakat terhadap produk asal peternakan seperti daging, telur dan susu. Daging dapat berasal dari daging sapi, daging ayam, daging kambing serta aneka ternak lainnya, sedangkan susu merupakan susu sapi. Untuk telur dapat dipenuhi dari telur ayam ras, ayam kampung maupun itik. Misi 2 bahwa meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah lingkungan adalah penerapan teknologi pada proses budidaya (on farm) seperti inseminasi buatan (IB), intensifikasi kawin alam (INKA), rekayasa genetika serta teknologi lainnya. Misi 3 bahwa meningkatkan usaha pengolahan hasil peternakan dalam rangka penyediaan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal merupakan upaya penerapan penanganan pasca panen seperti penyembelihan ternak, pengolahan hasil ternak serta pemasaran hasil. 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur A. Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam pelaksanaan misi. Dalam periode 2013 – 2018 yang akan datang akan diarahkan pada pencapaian tujuan sebagai berikut : 1. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal ternak (daging dan telur); 2. Meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan; 3. Meningkatkan jaminan keamanan pangan produk peternakan.
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
40
Masing-masing tujuan tersebut, dapat dijabarkan ke dalam beberapa indikator tujuan adalah sebagai berikut : Tujuan 1. Meningkatkan Populasi dan Produktivitas Ternak Indikator : 1. Populasi Ternak Produksi daging dipengaruhi oleh jumlah pemotongan ternak dan jumlah pemasukan daging dari luar daerah. Jumlah pemotongan ternak lokal dipengaruhi oleh populasi ternak dimana hanya 10 % dari populasi dapat dipotong. Di samping itu produksi daging juga dipengaruhi oleh produktivitas ternak seperti angka kelahiran, calving interval, bobot lahir, bobot potong dan kasus kejadian penyakit hewan. Pertumbuhan populasi ternak sangat dipengaruhi oleh angka kelahiran, angka kematian, pemotongan, pemasukan dan pengeluaran ternak, jika pemotongan ternak tidak terkendali maka populasi akan terkuras habis. Pertumbuhan populasi ternak secara alami rata-rata dapat mencapai 2,00% namun demikian dengan upaya yang dilakukan seperti penanganan penyakit hewan, pengembangan pakan ternak, pengelolaan bibit ternak yang berkualitas, pengendalian pemotongan betina produktif, penerapan teknologi tepat guna, pemasukan ternak bibit dan operasional teknis dan kesehatan hewan lainnya maka pertumbuhan populasi ternak diharapkan dapat mencapai sebagai berikut : Tabel. IV.4.2.A.1 Target Perkembangan Populasi Ternak di Kalimantan Timur Tahun 2014 - 2018 (dalam ekor) Uraian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kambing Domba Babi Kuda Ay.Buras Ay.Petelur Ay.Pedaging Itik
2014
2015
2016
2017
2018
178.580 40 4.090 53.726 497 61.496 77 5.284.075 1.617.145 38.650.275 153.186
590.448 41 4.172 54.801 502 62.726 77 5.389.757 1.649.488 39.423.281 154.718
1.002.702 41 4.255 55.897 507 63.980 78 5.497.552 1.682.477 40.211.746 156.265
1.414.956 42 4.341 57.015 512 65.260 79 5.607.503 1.716.127 41.015.981 157.828
1.827.210 43 4.427 58.155 517 66.565 80 5.719.653 1.750.449 41.836.301 159.406
Target dalam tabel tersebut tidak termasuk wilayah Kaltara.
a. Komoditas Strategis Nasional Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang pengembangan kawasan maka komoditas strategis nasional terdiri atas sapi potong, sapi perah, dan kerbau. Komoditas Sapi Potong Pada tahun 2013 populasi sapi potong mencapai 95.085 ekor dan konsumsi daging sapi 61.338,7 ton. Pada tahun 2018 diperkirakan
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
r (%/Th) 78,86 2.00 2.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
41
populasi mencapai 1.827.516 ekor (meningkat 78,86 %) dan konsumsi daging sapi sebesar 70.968,8 ton (meningkat 3,98 %). Pertumbuhan ternak sapi potong ditargetkan rata-rata 78,86% sangat tinggi. Hal ini disebabkan rencana pemasukkan ternak adalah betina bunting.Secara nasional target pertumbuhan/perkembangan sapi hanya ±19%/tahun Permintaan yang begitu tinggi namun kemampuan pasokan dalam daerah rendah mengakibatkan ketergantungan terhadap pemasukan dari luar provinsi, kondisi ini jika tidak ada kebijakan terobosan maka ketergantungan tersebut akan semakin besar. Pada tahun 2013 diharapkan pasokan dalam daerah akan mencapai peningkatan sehingga menjadi 31,45% (terjadi peningkatan 19%). Untuk mencapai sasaran tersebut berbagai kebijakan program perlu dilakukan antara lain, pemasukan ternak bibit sebesar rata-rata 7.500 ekor per tahun, peningkatan akseptor inseminasi buatan sebanyak 5.000 ekor, sehingga terdapat kenaikan populasi 35.561 ekor selama kurun waktu 4 tahun sampai tahun 2018. Target penambahan populasi yang dicanangkan oleh Gubernur Kalimantan Timur pada acara Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2013 adalah sebesar 2 juta ekor, sehingga pada tahun 2018 mencapai 1.827.156 ekor untuk Provinsi Kalimantan Timur, selebihnya untuk mencapai 2 juta ekor sapi tersebut peran masingmasing adalah sebagai berikut : 1. Anggaran yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi selama 5 tahun sebanyak 75 000 ekor. 2. Anggaran yang bersumber dari Kabupaten/Kota se Kaltim dan Kaltara sebanyak 150.000 ekor sapi. 3. Kredit ternak sejahtera dari Bank Kaltim sebanyak 250.000 ekor, BRI (KKPE) sebanyak 150.000 ekor sapi. 4. Perusahaan Tambang Batubara sebanyak 250.000 ekor sapi. 5. Perkebunan Kelapa Sawit sebanyak 1.125.000 ekor sapi. Komoditas Sapi Perah Komoditas sapi perah di Kalimantan Timur sudah mulai di galakan sehingga pada tahun 2013 populasi sapi perah mencapai 48 ekor, dengan jumlah yang sangat kecil ini diharapkan dapat memacu perkembangan sapi perah. Kebutuhan konsumsi susu setiap tahunnya cukup tinggi diperkirakan sebanyak 19.514.14 ton pada tahun 2013. Untuk memenuhi permintaan susu ini sepenuhnya dipasok dari luar provinsi Kalimatan Timur berupa susu bubuk dan susu cair. Pengembangan sapi perah saat ini ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Timur, dan Tarakan, namun permasalahan yang dihadapi adalah konsumen belum terbiasa dengan susu segar dan biaya produksi yang besar. Khusus pengembangan sapi perah di Kutai Timur sudah melakukan pengolahan hasil susu menjadi dan tahu susu dan keripik susu, sehingga tidak bermasalah didalam pemasaran. Untuk mendukung program ini diperlukan pemasukan ternak sapi perah setiap tahunnya sebanyak 50 ekor, yang ditunjang dengan pelatihan/magang peternak maupun petugas.
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
42
Komoditas Kerbau Potensi pengembangan kerbau saat ini ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Nunukan, Paser, Penajam Paser Utara. Komoditas kerbau Kalang telah ditetapkan sebagai satwa asli Kalimantan Timur yang banyak dikembangkan di Kutai Kartanegara, oleh karena itu akan ditetapkan sebagai pilot project pembibitan kerbau Kalang di Kutai Kartanegara. Pada tahun 2013 populasi kerbau mencapai 5.513 ekor atau meningkat 2,00 % dan diproyeksikan pada tahun 2018 menjadi 6.087 ekor. b. Komoditas Unggulan Nasional Kambing, domba, itik, ayam buras, dan babi merupakan komoditas unggulan nasional, dimana pengembangan kambing domba di Paser dan Balikpapan sedangkan ayam buras di Penajam Paser Utara (PPU) dan Bontang. Untuk pengembangan babi di Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Hulu. Komoditas ternak kambing saat ini berkembang cukup bagus dengan populasi tahun 2013 sebesar 50.072 ekor atau meningkat 2,00 %. Sedangkan populasi domba diperkirakan sebanyak 229 ekor pada tahun 2013 atau meningkat 1,00 % pada tahun 2018 diproyeksikan menjadi kambing 55.284 ekor dan domba 241 ekor Populasi babi diperkirakan sebanyak 61.478 ekor pada tahun 2013 atau terjadi peningkatan 2,0 % pada tahun 2018 menjadi 67.877 ekor. Pada umumnya pengembangan ayam buras terdapat di seluruh Kalimantan Timur, populasi ayam buras diperkirakan sebesar 5.616.679 ekor pada tahun 2013 atau meningkat 10,59%. Konsumsi daging ayam buras memberikan kontribusi sebesar 2,5% terhadap konsumsi daging, diperkirakan tahun 2013 konsumsi daging ayam buras sebanyak 5.514,5 ton atau 11,93 % kontribusi ayam buras terhadap konsumsi daging di Kalimantan Timur. Pada tahun 2018 populasi ayam buras ditargetkan mencapai 6.201.267 ekor. c. Komoditas lainnya Komoditas ternak lainya termasuk didalamnya adalah ayam ras, kuda dan aneka ternak seperti kelinci dan rusa.Sentra-sentra usaha ayam ras petelur berada di Kota Samarinda, Balikpapan serta Kutai Kartanegara. Pada tahun 2013 populasi ayam ras petelur diperkirakan berjumlah 1.195.743 ekor atau menurun 23,07%. Namun daging ayam ras petelur setiap tahunnya menyumbang sekitar 1,43% terhadap total konsumsi daging yang afkir. Pada tahun 2018 ditargetkan mencapai peningkatan rata-rata 2,0% pertahun. Sebagaimana ayam ras petelur, sentra usaha ayam ras pedaging berada di Samarinda, Balikpapan, serta Kutai Kartanegara. Usaha ini berkembang sangat pesat dengan adanya perusahaan pembibitan (Breeding Farm) ayam ras pedaging sebanyak 4 buah, dengan rata-rata produksi 50 juta ekor anak ayam umur sehari atau day old chick. Pada tahun 2013 populasi mencapai 43.802.742 ekor atau meningkat 117,91%. Produksi daging ayam dapat menyumbang sekitar 64,79% merupakan angka terbesar terhadap konsumsi daging keseluruhan.
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
43
Sentra usaha pengembangan itik berada di Samarinda, Berau, Kutai Kartanegara dan Paser. Pada tahun 2013 populasi itik mencapai 153.107 ekor atau menigkat 2,00%. Pada tahun 2018 ditargetkan mencapai 160.917 ekor. Tujuan 2. Meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan Indikator : 1. Jumlah kawasan mandiri energi yang berbahan dasar kotoran ternak Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah. Dan reaktor biogas dapat juga dibuat dari sumur tembok dan dengan drum, fiber glass serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Manfaat energi biogas adalah menghasilkan gas metan sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dapat dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian. Dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui. Pola pengembangan biogas di Kalimantan Timur dengan penetapan kawasan mandiri energi. Selama 5 tahun mendatang diharapkan pengembangan kawasan mandiri energi menjadi 10 kawasan di Wilayah Kalimantan Timur.
2. Jumlah Kelahiran Hasil IB Pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta dapat meningkatkan pendapatan para peternak. Pelaksanaan IB pada pelayanan pembibitan diarahkan untuk tujuan peningkatan produktivitas melalui permurnian dan persilangan dalam rangka pembentukan breed baru. Keberhasilan kebuntingan dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya faktor yang dominan adalah posisi deposisi semen dalam saluran
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
44
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
reproduksi ternak betina. Sedangkan keberhasilan program IB itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : ternak betina itu sendiri, keterampilan inseminator dalam mendeposisikan semen, ketepatan waktu IB, deteksi birahi, handling semen dan kualitas semen. Jumlah kelahiran hasil IB pada tahun 2013 sebanyak 2.246 ekor. Ditargetkan pada tahun 2014 sebanyak 2.300 ekor, tahun 2015 sebanyak 2.450 ekor, tahun 2016 sebanyak 2.600 ekor, tahun 2017 sebanyak 2.750 ekor dan tahun 2018 sebanyak 2.850 ekor. Diharapkan pada akhir periode Renstra jumlah kelahiran hasil IB sebanyak 15.196 ekor. 3.
Daya Tampung Ternak Salah satu faktor yang menentukan baik buruknya perkembangan ternak ruminansia adalah pakan. Pakan mempunyai peranan penting dalam usaha peternakan khususnya dalam peningkatan produksi dan produktivitas ternak. Dari aspek ekonomi biaya pakan mempunyai kontribusi hingga 70% dari seluruh biaya produksi, sedangkan dari aspek teknis, kualitas pakan akan sangat berpengaruh kepada tingkat produksi ternak (daging, telur, susu) dan produktivitas ternak. Pakan juga mempunyai fungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan ternak sehingga ternak tumbuh sehat dan kuat. Daya tampung padang penggembalaan atau kebun rumput erat hubungannya dengan jenis ternak, produksi hijauan rumput, musim dan luas padang penggembalaan atau kebun rumput. Oleh karena itu, daya tampung bisa bermacam-macam dan tergantung pada pengukuran produksi hijauan rumput. Produksi pakan hijauan pada tahun 2013 sebesar 34.920 ton, sehingga kapasitas tampung pakan ternak pada tahun 2013 sebesar 10.630 ST. Ditargetkan pada tahun 2014 sebesar 11.239 ST, tahun 2015 sebesar 11.848 ST, tahun 2016 sebesar 12.457 ST,tahun 2017 sebesar 13.065 ST dan tahun 2018 sebesar 13.674 ST. Diharapkan pada akhir periode Renstra 2013-2018 kapasitas tampung pakan ternak sebesar 72.913 ST
Tujuan 3. Meningkatkan jaminan keamanan pangan produk peternakan Indikator : Jumlah usaha Veteriner/NKV
yang
memperoleh
sertifikat
Nomor
Kontrol
Dalam rangka menjamin produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya melaksanakan pengawasan, pemeriksaan, pengujian, standarisasi, sertifikasi dan registrasi produk hewan. Standardisasi, sertifikasi dan registrasi produk hewan dilakukan tehadap produk hewan yang diproduksi dan diedarkan. Setiap unit usaha produk hewan wajib mengajukan permohonan untuk memperoleh Nomor Kontrol Veteriner (NKV) kepada Pemerintah Daerah Provinsi. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan pembinaan unit usaha yang memproduksi
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
45
dan/atau mengedarkan produk hewan yang dihasilkan oleh unit usaha skala rumah tangga yang belum memenuhi persyaratan Nomor Kontrol Veteriner. Awal tahun 2014 sudah ditertibkan 10 buah usaha yang bersertifikat Nomor Kontrol Veteriner/NKV, hingga pada akhir tahun 2018 diharapkan menjadi menjadi 68 buah usaha yang bersertifikat Nomor Kontrol Veteriner/NKV di seluruh wilayah Kalimantan Timur selama 5 tahun. Pembinaan NKV berlaku untuk jangka waktu 2 tahun. B. Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategik yang berfokus pada tindakan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan atau aktivitas. Sasaran bersifat spesifik, terukur baik kualitatif maupun kuantitatif, sehingga dapat diukur secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sasaran Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Timur dalam rangka peningkatan produksi pangan asal hewan khususnya daging maka sasaran tahun 2013 – 2018 adalah (1) Meningkatnya populasi ternak, produktivitas ternak dan menurunnya kasus penyakit hewan; (2) Meningkatnya penerapan teknologi peternakan tepat guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam terbarukan; (3) Meningkatnya jumlah usaha pengolahan hasil peternakan dan menurunnya tingkat keresahan masyarakat terhadap pemalsuan daging. Masing-masing sasaran tersebut, dapat dijabarkan ke dalam beberapa indikator sasaran adalah sebagai berikut : Sasaran 1. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal ternak (daging dan telur) Indikator : 1. Persentase Ketersediaan Lokal Daging dan Telur Pada tahun 2013 produksi daging Kaltim saja sebesar 58.496,9 ton dan tahun 2018 akan mencapai sebesar 67.435,6 ton. Produksi tersebut meliputi Sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, Kuda, Ayam Buras, Ayam petelur, Ayam Broiler dan Itik. Produksi daging merupakan hasil penghitungan jumlah pemotongan ternak di RPH dan luar RPH, sedangkan konsumsi merupakan jumlah produksi daging ditambah dengan jumlah pemasukan daging Konsumsi daging meningkat sangat tajam, hal ini disebabkan karena peningkatan pendapatan, pertambahan penduduk, kesadaran gizi masyarakat dan pola hidup sehat. Konsumsi pangan asal ternak mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun untuk daging 1,5% (daging 56.061,8 ton) dan telur 1,94% (15.063,5 ton). Khusus untuk konsumsi daging pada tahun 2013 sudah dipenuhi oleh produksi lokal sekitar 70,91%, sedangkan konsumsi daging sapi pada tahun 2013 baru sekitar 25,82% dapat dipenuhi dari produksi lokal.
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
46
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
Tabel. IV.4.2.B.1. Target Produksi Hasil Ternak Daging dan Telur di Kalimantan Timur Tahun 2014 - 2018 (dalam ton) KOMODITAS A. Daging B. Telur
2014 52.820,6 13.950,2
2015 53.630,9 14.220,5
2016 54.441,2 14.496
2017
2018
55.251,5 14.777
r (%/Th)
56.061,8 15.063,5
1,50 1,94
Target dalam tabel tersebut tidak termasuk wilayah Kaltara.
Berdasarkan data produksi daging di atas maka pada tahun 2013 sebesar 70,91 % kebutuhan daging dapat dipenuhi dari lokal, sedangkan 29,09 % masih harus didatangkan dari luar Kaltim. Untuk mencapai swasembada daging di Kaltim dipersyaratkan maksimal 10% saja dari luar Provinsi, sehingga harus menurunkan pasokan dari luar provinsi atau meningkatkan produksi daging sebesar 18,32%. Perkembangan konsumsi hasil ternak terdapat pada Tabel. IV.4.2.B.2. Tabel. IV.4.2.B.2. Target Konsumsi Hasil Ternak di Kalimantan Timur Tahun 2014-2018 (dalam ton) URAIAN 1. Daging 2. Telur
2014 63.103,8 18.758,5
2015 64.944,7 19.133,7
2016 66.865,9 19.516,4
2017
2018
68.872,1 19.906,7
70.968,8 20.304,8
r (%/ Th) 3,98 2,00
Tabel.IV.4.2.B.3. Target Ketersediaan Komoditas Hasil Ternak di Kalimantan Timur Tahun 2014 - 2018 (dalam Persen)
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
47
Sasaran 2. Meningkatnya penerapan teknologi peternakan tepat guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam terbarukan Indikator : 1. Jumlah masyarakat yang memanfaatkan biogas (KK) Penerapan teknologi peternakan tepat guna melalui tersedianya energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan merupakan upaya-upaya di subsektor peternakan dalam meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan. Teknologi pengolahan biogas dengan digester cocok diterapkan untuk masyarakat kecil mengingat murahnya biaya instalasi serta kemudahan dalam pengoperasian serta perawatannya, sehingga masyarakat sekitar mampu menghasilkan biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak sapi yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat untuk memasak dan penerangan. Pada tahun 2013 terdapat 115 unit biogas yang dimanfaatkan oleh 115 Kk di Kaltim. Ditargetkan tahun 2014 masyarakat yang memanfaatkan biogas ada 111 KK, tahun 2015 ada 135 KK, tahun 2016 ada 135 KK, tahun 2017 ada 140 KK dan tahun 2018 ada 145 KK. Diharapkan pada akhir periode Renstra ada 787 KK yang memanfaatkan penerapan teknologi biogas. 2. Jumlah Kebuntingan Hasil IB Pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta dapat meningkatkan pendapatan para peternak. Pelaksanaan IB pada pelayanan pembibitan diarahkan untuk tujuan peningkatan produktivitas melalui permurnian dan persilangan dalam rangka pembentukan breed baru. Keberhasilan kebuntingan dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya faktor yang dominan adalah posisi deposisi semen dalam saluran reproduksi ternak betina. Sedangkan keberhasilan program IB itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : ternak betina itu sendiri, keterampilan inseminator dalam mendeposisikan semen, ketepatan waktu IB, deteksi birahi, handling semen dan kualitas semen. Pelaksanaan IB di Kalimantan Timur dengan jumlah akseptor pada tahun 2013 adalah 4.127 ekor. Sedangkan jumlah kebuntingan hasil IB sebanyak 2.358 ekor. Ditargetkan pada tahun 2014 sebanyak 2.415 ekor, tahun 2015 sebanyak 2.573 ekor, tahun 2016 sebanyak 2.730 ekor, tahun 2017 sebanyak 2.888 ekor dan tahun 2018 sebanyak 2.993 ekor. Diharapkan pada akhir periode Renstra jumlah kebuntingan hail IB ada 15.957 ekor. 3. Jumlah peternak yang memanfaatkan teknologi pakan Secara umum dalam penerapan teknologi, tak terkecuali teknologi pakan harus dipandang sebagai mekanisme perubahan sosial di masyarakat. penerapan teknologi mendorong terjadinya perubahan-perubahan dengan inovasi teknologi berarti masyarakat dihadapkan dengan sejumlah alternatif dan jika memilih alternatif baru maka dimulailah suatu perubahan di berbagai bidang. Melalui inovasi teknologi pakan, RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
48
khususnya limbah pertanian dan industri dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak yang potensial berbasis bahan baku lokal. Dengan memanfaatkan teknologi pakan ternak maka akan sangat membantu peternak dalam penyimpanan pakan ternak pada musim kemarau saat pakan ternak sulit didapat dikarenakan pakan ternak lebih tahan daripada hijauan pakan ternak, sehingga penerapan teknologi pengolahan pakan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan pakan khususnya ternak ruminansia. Pada tahun 2013 terdapat 3 unit bangunan pemanfaatan teknologi pakan berupa 2 Unit UPP Unggas dan 1 unit LP Unggas, sehingga peternak yang memanfaatkan teknologi pakan sebanyak 45 KK karena 1 unit dimanfaatkan oleh 10-15 KK maka jika ada 3 unit akan dimanfaatkan 45 KK. Ditargetkan pada tahun 2014 sebesar 40 KK, tahun 2015 ada 60 KK, tahun 2016 ada 60 KK, tahun 2017 ada 60 KK dn tahun 2018 da 75 KK. Diharapkan selama 5 tahun ada 340 KK yang memanfaatkan teknologi pengolahan pakan. Sasaran 3. Menurunnya tingkat keresahan masyarakat terhadap pemalsuan daging Indikator : 1.
Kasus Pemalsuan Daging Daging sapi merupakan bahan pangan asal ternak yang memiliki peran ganda, baik dari segi ketahanan pangan maupun perekonomian. Dari sisi ketahanan pangan, daging sapi mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk pertumbuhan dan kesehatan, sehingga ketersediaan daging ini memiliki arti yang sangat penting dalam ketahanan pangan. Dari sisi perekonomian, pemenuhan kebutuhan daging sapi secara nasional berhubungan dengan indikator-indikator penting dalam perekonomian, karena daging sapi termasuk dalam 9 komoditas penyumbang utama laju inflasi di Indonesia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daging sapi merupakan komoditas penting yang ketersediaannya patut mendapatkan perhatian oleh semua pihak. Walaupun daging sapi termasuk dalam komoditas penting, permasalahan pemalsuan daging sapi dengan babi belum mendapatkan perhatian yang memadai, baik oleh pemerintah, produsen, pedagang, maupun konsumen. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran para pihak terhadap pentingnya memperhatikan keamanan daging yang beredar pada masyarakat, diantaranya disebabkan oleh masih minimnya informasi mengenai rendahnya tingkat keamanan daging yang dikonsumsi oleh masyarakat. Pada tahun 2013 terdapat 18 kasus pemalsuan daging. Diperkirakan tahun 2014 kasus pemalsuan daging sebanyak 27 kasus, tahun 2015 sebanyak 22 kasus, tahun 2016 sebanyak 16 kasus, tahun 2017 sebanyak 9 kasus dan tahun 2018 tidak ada kasus pemalsuan daging. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin keamanan pangan asal hewan diharapkan dapat menekan kasus pemalsuan daging setiap tahunnya, sehingga kasus pemalsuan daging sapi dengan babi tidak terjadi di Prov.Kaltim.
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
49
Semua target indikator kinerja utama pembangunan provinsi kalimantan timur tersebut telah dirinci pada setiap kabupaten/kota sebagaimana pada lampiran 2-6 dengan memperhatikan potensi wilayah 4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur A. Strategi Strategi adalah cara dan teknik mencapai tujuan yang akan digunakan sebagai acuan dalam penetapan kebijakan, program dan kegiatan. Untuk meraih visi dan melaksanakan misi tersebut sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Kalimantan Timur, maka strategi Dinas Peternakan Kalimantan Timur dalam membangun peternakan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan produktivitas ternak 2. Pengembangan peternakan dengan pendekatan kawasan dan komoditas unggulan, melalui Pemanfaatan lahan secara optimal dengan pola simbiosis mutualisme antara ternak dengan tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan dan eks tambang. 3. Peningkatan pengamatan, penyidikan, pencegahan dan pengendalian penyakit hewan menular strategis. 4. Peningkatan peran swasta dalam usaha pembibitan ternak khususnya sapi dan kambing. 5. Penerapan teknologi peternakan tepat guna yang ramah lingkungan. 6. Peningkatan Sumber Daya Manusia peternak dan pelaku usaha untuk menghasilkan produk peternakan yang berdaya saing.
B. Kebijakan Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan. Untuk meraih visi dan melaksanakan misi tersebut sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Kalimantan Timur, maka arah kebijakan Dinas Peternakan Peternakan Kalimantan Timur dalam membangun peternakan adalah sebagai berikut: 1. 2.
Penurunan resiko inbreeding melalui Intensifikasi Kawin Alam (INKA). Peningkatan angka kelahiran, memperpendek jarak kelahiran (calving interval) dan peningkatan bobot lahir. 3. Pengembangan komponen agribisnis peternakan. 4. Pengembangan pola integrasi sapi dengan tanaman. 5. Pengembangan kawasan peternakan. 6. Penguatan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan hewan (Puskeswan dan Check Point) 7. Peningkatan pelayanan kesehatan hewan melalui pengobatan, depopulasi, biosecurity dan vaksinasi 8. Akreditasi laboratorium terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan. 9. Peningkatan investasi, industrialisasi peternakan dan peran swasta melalui pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR), Kredit Ternak Sejahtera (KTS) dan sumber pembiayaan lainnya. 10. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan baku biogas melalui pengembangan desa mandiri energi 11. Pemanfaatan pupuk organik yang ramah lingkungan
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
50
12. Pengembangan teknologi pakan ternak dan pengawasan mutu pakan ternak. 13. Perbaikan mutu genetik sumber daya genetik ternak asli Kalimantan Timur (Rusa Sambar, Kerbau Kalimantan Timur dan Ayam Nunukan). 14. Peningkatan kualitas bibit ternak melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB). 15. Penguatan prasarana dan sarana Inseminasi Buatan (IB). 16. Peningkatan penerapan teknik budidaya ternak yang baik (Good Farming Practice). 17. Peningkatan kualitas sumber daya manusia peternak dan pelaku usaha peternakan 18. Perbaikan standarisasi produk peternakan dan sistem pendukung peternakan. 19. Peningkatan prasarana dan sarana peternakan, baik sarana produksi, pengolahan, dan pemasaran sehingga dapat memenuhi kebutuhan lokal. 20. Akreditasi laboraturium terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat veteriner. 21. Peningkatan penerapan Public Awareness (kesejahteraan hewan) melalui sosialisasi kepada konsumen, peternak dan pelaku usaha. Keterkaitan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada tabel IV.4.3.B.1 berikut.
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
51
Tabel. IV.4.3.B.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
52
Adapun visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada lampiran 1 dan Keterkaitan (interelasi) visi, misi, tujuan dan sasaran Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur juga dapat dilihat pada lampiran 2. Untuk mencapai sasaran point (1) sampai dengan point (3), maka diperlukan program dan kegiatan yang mendukung yaitu : 1. Sasaran 1 : Meningkatnya populasi dan produktivitas ternak, adalah : a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, meliputi kegiatan : (1). Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak. (2). Pelayanan laboratorium keswan dan kesmavet. b Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, meliputi kegiatan : (1). Pengembangan agribisnis peternakan. (2). Pengembangan perbibitan dan budidaya. (3). Pembibitan dan perawatan ternak c. Program Pengembangan Kawasan Peternakan, meliputi kegiatan : (1). Pengembangan kawasan dan usaha peternakan. d. Program Penanggulangan Kemiskinan Bidang Peternakan : (1). Pelatihan keterampilan pengembangan budidaya Ternak
2. Sasaran 2 : Meningkatnya penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam terbarukan, adalah: Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, meliputi kegiatan (1). Pengembangan teknologi peternakan tepat guna
3. Sasaran 3 meningkatnya usaha pengolahan hasil peternakan dalam rangka menjamin keamanan produk peternakan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) adalah : Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan, meliputi kegiatan (1). Pengembangan Pemasaran hasil produksi peternakan
Keterkaitan visi,misi, tujuan dan sasaran serta indikator dan target kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada tabel. IV.4.3.B.2. berikut.
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018
DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM
53
Tabel. IV.4.3.B.2. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran serta Indikator dan Target Kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018
RENSTRA DISNAK TH.2013-2018