99
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan dan teknik wawancara sejarah lisan adalah salah satu kegiatan di Arsip Nasional Republik Indonesia yang dilaksanakan oleh Sub Direktorat Sejarah Lisan, Direktorat Akuisisi, Deputi Bidang Konservasi Arsip, ANRI. Kegiatan ini menjadi sangat penting karena dapat mengisi kekosongan yang ada dalam informasi yang telah terekam di media kertas atau tekstual. Kegiatan pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan selain mengolah arsip lisan juga mengolah berbagai bentuk arsip yang berhubungan dengan arsip lisan seperti arsip gambar, arsip video dan arsip tulisan yang ketiga bentuk arsip tersebut saling melengkapi untuk dapat dimanfaatkan informasinya bagi pengguna. Sistem pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan sudah di atur dalam prosedur tetap (PROTAP) yang didalamnya terdapat tata cara kegiatan pelaksanaan wawancara hingga ke pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan. Kerangka kerja tersebut berupa sistem yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Sistem tersebut menjadi acuan untuk melakukan kegiatan sejarah lisan. Sub Direktorat Sejarah Lisan menerapkan cara-cara pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan yang dimulai dari persiapan wawancara, pelaksanaan wawancara, evaluasi hasil wawancara, pembuatan sinopsis, pembuatan transkripsi dan pembuatan indeks.
100
Kondisi arsip pada Subdit Sejarah Lisan tergantung kepada kegiatan wawancara sejarah lisan, namun jika dilihat dari jumlah arsip yang sedang diolah dari tahun ke tahun, arsip sejarah lisan yang didalamnya terdapat arsip hasil wawancara sejarah lisan seperti transkripsi, pelabelan kaset, pembuatan indeks, sinopsis dan daftar arsip selama setahun serta laporan kegiatan wawancara tersebut banyak yang belum dikelola, oleh karena itu kondisi arsip sejarah lisan perlu diolah dengan membutuhkan tenaga pengolah yang nantinya dapat diestimasikan sesuai rencana dan waktu kegiatan pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan. Kondisi arsip hasil wawancara sejarah lisan yang belum diolah selain terkendala tenaga pengelola juga terkendala dengan pemanfaatan sarana dan prasarana yang tidak dimanfaatkan secara optimal sehingga sarana dan prasarana tersebut terbengkalai tidak digunakan yang akhirnya sarana dan prasarana tersebut mengalami penyusutan pemakaian lalu berakibat kerusakan. Sarana dan prasarana yang rusak berakibat kepada terkendalanya pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan. Metode pelaksanaan kegiatan wawancara sejarah lisan dengan para pelaku sejarah sudah mengalami peningkatan ke angka kemajuan, peningkatan ini dilihat dari setiap tahunnya dengan diadakannya rapat evalusi kerja mengenai metode pelaksanaan kegiatan wawancara sejarah lisan yang meliputi teknik wawancara, teknik menghubungi pengkisah, teknik mendapatkan informasi yang sebanyakbanyaknya dan teknik lainnya yang mendukung kegiatan wawancara sejarah lisan. Perlu diingat bahwa metode wawancara sejarah lisan tidak sama dengan wawancara jurnalistik atau wawancara wartawan karena dalam wawancara sejarah
101
lisan yang dicari adalah kebenaran informasi dan sesuai dengan hal-hal yang di alami oleh pengkisah secara nyata serta arsip hasil wawancara sejarah lisan berguna untuk melengkapi informasi bangsa dan negara. Oleh karena itu pewawancara harus sudah memiliki pengalaman dalam kegiatan wawancara terlebih jika sedang mewawancarai orang-orang penting dan berpengaruh kepada bangsa Indonesia. Setelah mengetahui mengenai metode pelaksanaan kegiatan wawancara sejarah lisan perlu diketahui juga mengenai sinopsis, indeks dan transkripsi yang digunakan untuk mengolah arsip hasil wawancara sejarah lisan. Sinopsis yang berarti catatan singkat mengenai pengkisah. Sinopsis ini digunakan agar pewawancara mengetahui mengenai latar belakang pengkisah sedangkan indeks digunakan sebagai catatan singkat mengenai hasil wawancara yang dibuat berdasarkan pembagian waktu atau pokok-pokok penting wawancara. Transkripsi digunakan untuk mengalihmediakan wawancara ke dalam bentuk tulisan. Perbedaan ketiganya adalah sinopsis digunakan sebelum wawancara sedangkan indeks dibuat setelah wawawancara dan transkripsi adalah hasil wawancara dalam bentuk tulisan yang diperuntukkan untuk dibaca pengguna. Namun untuk sinopsis bisa dibuat ketika wawancara atau setelah wawancara dengan mencatat hal-hal terpenting dari pengkisah. Kendala-kendala dari pengolahan arsip hasil wawancara sejara lisan sudah dibahas pada bab III dengan subbab tersendiri. Kesimpulan bagian tersebut adalah kendala-kendala dijelaskan dalam enam bagian terpenting dalam unsur-unsur manajemen, yaitu men, money, methode, matterial machine, dan market. Unsur
102
matterial atau bahan dasar merupakan unsur dengan sedikit masalah yang terjadi dan mengalami peningkatan ke arah positif dari tahun ke tahun. Unsur kelima bagian berikutnya mempunyai masalah-masalah masing-masing dan harus diselesaikan dengan strategi pemecahan masalah yang dapat dilakukan bersamasama dalam satu unit Direktorat Akuisisi bahkan untuk lebih baiknya diselesaikan dalam ruang lingkup instansi ANRI. Pokok bahasan sarana dan prasarana yang menjadi salah satu bagian pembahasan dalam laporan ini. Bagian tersebut menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di unit kerja Subdit Sejarah Lisan sudah baik dan lengkap, namun ada beberapa alat-alat vital yang sering digunakan dalam wawancara sudah melampui batas penggunaannya dan sudah rusak, alat tersebut adalah tape recorder. Alat berikutnya yang perlu diupgrade ke spesifikasi lebih tinggi adalah komputer untuk pengolah karena komputer ini berfungsi secara langsung dalam pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan. Kesimpulan dilihat dari cara penggunaannya perlu diberikan pelatihan kepada pegawai mengenai pemakaian alat seperti alat pengolahan audio dan alat pengolahan gambar karena agar dalam kegiatan ini selalu berhubungan dengan perekaman baik itu tulisan, suara dan gambar. Alat-alat tersebut tidak digunakan karena pegawai yang biasa menggunakan alat tersebut sudah mutasi ke unit kerja lain, oleh karena itu pegawai-pegawai di unit ini harus bisa mengoperasikan secara keseluruhan tersebut terutama alat-alat yang berhubungan dengan kegiatan wawancara sejarah lisan.
103
B. SARAN Kegiatan pengolahan arsip hasil wawancara sejarah lisan dan teknik wawancara sejarah lisan mempunyai beberapa permasalahan yang terjadi. Adapun cara untuk mengatasi permasalahan yang ada, disarankan kepada Sub Direktorat Sejarah Lisan untuk mengevaluasi beberapa masalah yang sudah dijelaskan. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara-cara berikut ini: 1. Masalah sumber daya manusia menjadi masalah utama karena sumber daya manusia ini adalah penggerak dari kegiatan wawancara sejarah lisan. Sumber daya manusia yang handal, berpengalaman di bidang wawancara sejarah lisan dan mempunyai kemauan keras untuk menyelesaikan kegiatan tepat waktu menjadi pokok utama dalam hal syarat sumber daya manusia. Untuk masalah perpindahan pegawai yang secara periodik, seharusnya ada seorang pegawai yang tetap karena sebagai cara menurunkan praktik dan teori yang dimiliki. Saran berikutnya adalah pimpinan memberikan pelatihan khusus dan intensif mengenai teknik, cara pengolahan arsip dan penggunaan alat yang digunakan sesuai dengan prosedur tetap yang dimiliki oleh Sub Direktorat Sejarah Lisan. 2. Masalah penggunaan sarana dan prasarana, ada beberapa sarana dan prasarana
yang dimiliki
tidak digunakan
karena
pegawai
yang
mengoperasikannya mutasi ke bagian lain. Oleh karena itu sarana dan prasarana ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan dipelihara agar dapat dipergunakan kembali untuk menunjang kegiatan unit Sub Direktorat Sejarah Lisan, ANRI.